Media Rist Akuntansi - E-Journal Universitas Bakrie

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERDAGANGAN SAHAM
SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2007-2011)
Dhani Arinta Ahlul Janah
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan harga saham, volume
perdagangan saham, dan frekuensi perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2007-2011, dengan jumlah pengamatan sebanyak 36 sampel yang diperoleh
dengan metode purposive sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon Signed-Rank Test. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga saham dan volume
perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split yang signifikan. Terdapat penurunan
rata-rata harga saham dari 7.573 menjadi 1.432 dan peningkatan rata-rata volume
perdagangan saham dari 9.106.462 lembar saham menjadi 20.983.526 lembar saham.
Sementara hasil dalam penelitian ini tidak berhasil menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Rata-rata frekuensi
perdagangan saham sebelum stock split adalah 546 kali menjadi 746 kali sesudah stock
split.
Kata kunci: stock split, harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan
saham
Abstract
The objective of this research is to examine the differences in stock price, volume of stock
trading, and frequency of stock trading before and after stock split. The population of this
research includes companies listed on the Indonesia Stock Exchange on 2007-2011 which
samples amounted to 36 obtained by purposive sampling method.
The data is analyzed using Wilcoxon Signed-Rank Test. The results of this research show
that there are differences in the stock price and volume of stock trading before and after
the stock split, and the differences are significant. There is a decrease in the average of
stock price of 7.573 to 1.432 and an increase in the average of volume of stock trading of
9.106.462 shares to 20.983.526 shares. While there is no difference in frequency of stock
trading before and after the stock split.The average of frequency of stock trading before
stock split is 746 times to 546 times after stock split.
Keywords: stock split, stock price, volume of stock trading, frequency of stock trading
66
PENDAHULUAN
pihak yang mempunyai kelebihan
Pendanaan suatu perusahaan
dana atau investor dengan pihak
dapat dilakukan dengan dua cara,
yang membutuhkan dana, atau dalam
yaitu pendanaan secara internal dan
hal ini adalah perusahaan publik.
eksternal.
Banyak informasi yang tersedia
Pendanaan secara internal dengan
bagi investor di pasar modal. Salah
memanfaatkan laba ditahan (retained
satu informasi tersebut adalah stock
earnings)
split yang dilakukan oleh perusahaan
pendanaan
kepada
secara
yang
para
sedangkan
tidak
dibagikan
pemegang
pendanaan
saham,
eksternal
dengan cara melakukan pinjaman
dari pihak lain (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) ataupun
dari hasil penjualan saham kepada
masyarakat. Penjualan saham atau
bagian kepemilikan atas perusahaan
yang merupakan sarana pendanaan
jangka
panjang
modal. Stock split adalah perubahan
nilai nominal per lembar saham dan
perubahan
beredar
jumlah
sesuai
saham
dengan
yang
faktor
pemecahan (split factor) (Ika &
Purwaningsih, 2008). Ada dua jenis
stock split, yaitu split up dan reverse
split/split down. Split up adalah
peningkatan jumlah lembar saham
dilakukan
yang beredar dengan cara memecah
modal.
satu lembar saham menjadi n lembar
harus
saham, sedangkan split down/reverse
merupakan perusahaan publik atau
split adalah kebalikan dari split up,
perusahaan
yaitu peningkatan nilai nominal per
dengan
dapat
yang sahamnya terdaftar di pasar
bantuan
Perusahaan
pasar
tersebut
terbuka
memperdagangkan
agar
dapat
di
lembar saham dengan mengurangi
pasar modal. Menurut Daryanti dan
jumlah saham yang beredar.Hanya
Dewi (2010), pasar modal berperan
perusahaan yang memiliki kinerja
sebagai media yang sangat efektif
yang baik yang dapat melakukan
untuk
stock split, karena untuk melakukan
dapat
sahamnya
menyalurkan
menginvestasikan
berdampak
dan
dana
yang
produktif
dan
menguntungkan
bagi
stock
split,
menanggung
perusahaan
semua
biaya
harus
yang
investor.
ditimbulkan oleh stock split tersebut
Sehingga
terjadi
suatu
efisiensi
(Kurniawati, 2003). Oleh sebab itu,
ekonomi
dalam
menghubungkan
ada kandungan suatu informasi yang
hendak
disampaikan
perusahaan
67
dengan melakukan stock split. Jika
yang baik di masa datang.
perusahaan mempunyai informasi
Menurut
Widoatmodjo
mengenai prospek masa depan yang
(2004) dalam Silvia dan Imelda
bagus, investor akan tertarik untuk
(2009),
memiliki saham perusahaan tersebut.
Menurut Conroy dan Harris
stock
split
dimaksudkan
untuk memenuhi prinsip go public
yang sukses, yaitu menjual saham
(1999) dalam Kurniawati (2003),
sebanyak
para manajer perusahaan mendesain
investor,
sedangkan
stock
Copeland
(1979),
split
agar
harga
saham
perusahaan dapat mencapai level
harga yang dapat diterima oleh para
investor. Harga saham adalah harga
di
bursa
kekuatan
tergantung
yang
ditentukan
oleh
pasar,
dalam
artian
kekuatan
permintaan
(penawaran beli) dan penawaran
(penawaran jual) (Widoatmojo, 2004
dalam Shinta & Setijaningsih, 2010).
Harga saham mencerminkan nilai
suatu perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan yang menerbitkan saham
sangat memerhatikan harga pasar
sahamnya. Harga saham yang terlalu
rendah bisa diartikan bahwa kinerja
perusahaan kurang baik, tetapi jika
mungkin
kepada
para
menurut
stock
split
dimaksudkan
untuk
menciptakan
pasar
lebih
luas,
yang
meningkatkan
saham
jumlah
karena
satu
pemegang
pemegang
saham
individu
yang
individu/investor
memiliki
yaitu
round
lot
dan
cenderung menjual saham tersebut
kepada satu investor sebelum stock
split, kemungkinan akan menjual
round lot kepada dua atau lebih
investor sesudah stock split. Jika
jumlah
pemegang
saham/investor
meningkat sesudah stock split, maka
volume
perdagangan
akan
meningkat.
Volume perdagangan saham
harga saham terlalu tinggi juga
menimbulkan dampak kurang baik
adalah keseluruhan nilai transaksi
(Tjun & Nurfitri, 2009). Harga
pembelian maupun penjualan saham
saham suatu perusahaan pada tingkat
oleh investor dalam mata uang atau
tertentu dapat menjadi sangat tinggi,
lembar saham atau jumlah satuan
hal
unit saham yang diperjual belikan
ini
disebabkan
adanya
kecenderungan bahwa perusahaan
dalam
yang bersangkutan memiliki prospek
biasanya
suatu
harian
periode
tertentu,
(Sutrisno,
2000
68
dalam Shinta & Setijaningsih, 2010).
split). Split up adalah penurunan nilai
Volume
saham
nominal per lembar saham dan
merupakan salah satu parameter
peningkatan jumlah saham yang
aktivitas jual beli saham di bursa,
beredar. Split up dengan faktor
semakin meningkat jual beli saham
pemecahan
maka aktivitas perdagangan saham di
bahwa setiap pemegang saham akan
bursa juga akan semakin meningkat
menerima tiga lembar saham untuk
(Wijanarko & Prasetiono, 2012).
setiap satu lembar saham yang
Berdasarkan
fenomen
dimiliki sebelumnya. Nilai nominal
tersebut, penelitian ini bertujuan
saham baru adalah sepertiga dari
unutuk
empiris
nilai nominal saham sebelumnya
apakah terdapat perbedaan harga
(Hikmah & Satoto, 2010). Split
saham sebelum dan sesudah stock
down/reverse
split, perbedaan volume perdagangan
peningkatan nilai nominal per lembar
saham sebelum dan sesudah stock
saham dan penurunan jumlah saham
split. dan/atau perbedaan frekuensi
yang beredar. Split down/reverse
volume perdagangan saham sebelum
split dengan faktor pemecahan one-
dan sesudah stock split.
for-three berarti bahwa tiga lembar
perdagangan
analisis
menguji
secara
three-for-one
berarti
split
adalah
saham yang sebelumnya dimiliki
TINJAUAN PUSTAKA DAN
oleh pemegang saham akan menjadi
HIPOTESIS
satu
Pemecahan Saham (Stock Split)
nominal saham baru adalah tiga kali
Pemecahan
saham
(stock
lembar
saham
baru.
Nilai
dari nominal saham sebelumnya.
Tindakan
split) adalah perubahan nilai nominal
stock
split
per lembar saham dan perubahan
mengandung suatu informasi (Pilotte
jumlah saham yang beredar sesuai
& Manuel, 1996). Informasi tersebut
dengan
berupa
faktor
pemecahan
(split
informasi
fundamental
factor) (Ika & Purwaningsih, 2008).
perusahaan
yang
hendak
Ada dua jenis stock split yang dapat
disampaikan
oleh
manajer
dilakukan oleh perusahaan, yaitu
perusahaan
kepada
investor
pemecahan naik (split up) dan
mengenai
pemecahan turun (split down/reverse
bagus dan profitabilitas perusahaan
adanya
prospek
yang
69
di masa depan. Oleh karena itu,
melakukan
pasar
perusahaan yang mempunyai kondisi
akan
bahwa
mengintrepretasikan
stock
split
merupakan
stock
split
adalah
kinerja yang baik. Trading range
informasi bagus (Kalay & Kronlund,
theory
menyatakan
bahwa
2009). Sehingga diharapkan investor
manajemen perusahaan melakukan
semakin aktif dalam perdagangan
stock split didorong oleh perilaku
karena adanya sinyal positif atas
praktisi pasar yang konsisten dengan
perusahaan.
anggapan bahwa dengan melakukan
Latar belakang keputusan
stock split dapat menjaga harga
split
dapat
saham tidak terlalu tinggi, dimana
dijelaskan dengan signaling theory
saham dipecah karena ada batas
dan trading range theory. Signaling
harga yang optimal untuk saham dan
dan trading range tidak berdiri
untuk
sendiri (not mutually exclusive),
investor,
artinya keputusan stock split akan
orang
diambil
memperjualbelikannya
stock
perusahaan
oleh
perusahaan
antara
meningkatkan
sehingga
daya
tetap
mau
yang
akhirnya
akan
perusahaan
likuiditas
perdagangan
antara menjual saham dalam range
(Rohana,
tertentu (trading range) atau stock
2003).
mana
menguntungkan
yang
bagi
banyak
yang
lebih
berdasarkan
Jeannet
beli
pada
meningkatkan
&
saham
Mukhlasin,
split diputuskan berdasarkan kinerja
perusahaan (signaling) (Ikenberry &
Rankine,
1996
dalam
Stock Split dan Harga Saham
Penelitian
Tanjung,
mengenai
2007). Signalling theory menyatakan
perbedaan harga saham dan volume
bahwa stock split memberikan sinyal
perdagangan saham sebelum dan
yang
manajer
sesudah stock split juga dilakukan
perusahaan akan menginformasikan
oleh Hendrawijaya (2009). Penelitian
prospek masa depan yang baik dari
yang
perusahaan
yang
windows 11 hari, yaitu 5 hari
belum mengetahuinya. Alasan sinyal
sebelum stock split dan 5 hari
ini
sesudah
positif
karena
kepada
didukung
publik
dengan
adanya
kenyataan bahwa perusahaan yang
dilakukan
stock
menggunakan
split.
Penelitian
dilakukan pada perusahaan yang
70
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Bursa
(BEI) yang melakukan stock split
melakukan stock split periode Juni
periode 2005-2008 dan sampel yang
1994-Juni
1997.
digunakan adalah sebanyak 28. Hasil
penelitian
tersebut
dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan volume
bahwa tidak terdapat perbedaan rata-
perdagangan saham sebelum dan
rata harga saham dan TVA yang
sesudah stock split tetapi tidak
signifikan sebelum dan sesudah stock
signifikan. Penelitian yang dilakukan
split.
hendrawijaya (2009) menunjukkan
Hipotesis
dapat
diajukan
Efek
Jakarta
(BEJ)
Hasil
dan
dalam
menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan TVA
sebagai berikut:
(Trading Volume Activity) yang
Ha1 = Terdapat perbedaan harga
signifikan. Hipotesis dapat diajukan
saham sebelum dan sesudah stock
sebagai berikut:
split
Ha2 = Terdapat perbedaan volume
Stock
Split
dan
Volume
perdagangan saham sebelum dan
sesudah stock split
Perdagangan Saham
Wijanarko dan Prasetiono
(2012) melakukan penelitian pada
Stock
perusahaan yang terdaftar di Bursa
Perdagangan Saham
Efek Indonesia yang melakukan
stock
split
Penelitian
periode
2007-2011.
menggunakan
Split
dan
Penelitian
Frekuensi
yang
dilakukan
Dennis (2003) menguji frekuensi
periode
perdagangan saham, share volume,
observasi 5 hari sebelum dan 5 hari
volume turnover, dan dollar volume
sesudah stock split untuk mengetahui
periode
perbedaan volume perdagangan yang
melakukan
diukur
dengan
activity
(TVA).
penelitiannya
perbedaan
sesudah
stock
stock
perusahaan
split.
trading
volume
penelitiannya,
stock
Hasil
dalam
menimbulkan
interpretasi
adalah
TVA
sesudah
terdapat
sebelum
split.
dan
Kurniawati
Dalam
split
akan
publik
mengenai adanya sinyal yang bagus
yang
disampaikan
perusahaan,
oleh
manajer
sehingga
akan
(2003) juga melakukan penelitian
meningkatkan aktivitas perdagangan
pada perusahaan yang terdaftar di
investor. Stock split yang dilakukan
71
oleh perusahaan akan memecah satu
(BEI) yang mengeluarkan kebijakan
lembar
lembar
stock split pada periode 2007-2011.
beberapa lembar saham dengan nilai
Penentuan sampel dilakukan secara
per lembar saham yang turun sesuai
purposive sampling, dimana sampel
faktor pemecahannya, sehingga akan
dipilih
saham
menjadi
kriteria
sebagai
menambah jumlah pemegang saham
berikut:
dan
1. Perusahaan-perusahaan
yang
menambah
perdagangan
frekuensi
saham
tersebut.
Penelitian tersebut dilakukan pada
perusahaan yang melakukan stock
split dengan faktor pemecahan twofor-one
pada
Nasdaq-100
Index
dengan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2007-2011.
2. Perusahaan
tersebut
hanya
melakukan stock split.
3. Perusahaan
tersebut
tidak
Tracking Stock. Hasil penelitiannya
melakukan corporate action lain,
pada volume turnover, frekuensi
seperti right issue, pembagian
perdagangan, share volume, dollar
dividen saham, dan pembagian
volume sebagai ukuran likuiditas
saham bonus.
menunjukkan
bahwa
terdapat
4. Data perusahaan tersedia secara
peningkatan frekuensi perdagangan,
lengkap
share volume dan dollar volume
pengumuman stock split dan
sesudah stock split, tetapi tidak
periode 5 hari sebelum dan
terdapat perubahan volume turnover
sesudah stock split tersebut.
untuk
tanggal
sesudah stock split.
Ha3 = Terdapat perbedaan frekuensi
perdagangan saham sebelum
dan sesudah stock split
dalam
penelitian
perusahaan-
perusahaan
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
yang
melakukan stock split dan terdaftar di
digunakan
ini
dan
perusahaan-perusahaan
Populasi dan Sampel
yang
Data
penelitian ini adalah data sekunder
METODE PENELITIAN
Populasi
Sumber
adalah
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2007-2011. Pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa riset arsip
(atchival
research).
Data
yang
72
dikumpulkan
berkaitan
dengan
akan dihitung berdasarkan rata-rata
pencatatan daftar perusahaan yang
harga
mengeluarkan kebijakan stock split
sebelum dan sesudah stock split dan
periode 2007-2011 yang diperoleh
dari
dari
diukur
Indonesian
Capital
Market
Directory (ICMD) dan pencatatan
data-data
harga
saham,
saham
penutupan
perhitungan
perbedaan
5
tersebut,
hari
akan
sebelum
dan
sesudah stock split.
volume
perdagangan saham, dan frekuensi
Volume Perdagangan Saham
perdagangan saham harian di Bursa
Volume perdagangan saham
Efek Indonesia (BEI) dan data-data
adalah volume perdagangan saham
berkaitan
pengumpulan
harian perusahaan yang menjadi
informasi sebagai sumber literatur
objek penelitian yang tercatat di
dalam penelitian ini.
Bursa Efek Indonesia (Chandra,
dengan
2003). Volume perdagangan saham
Variabel Penelitian dan Definisi
akan dihitung berdasarkan rata-rata
Operasional
volume perdagangan saham 5 hari
Variabel operasional dalam
sebelum dan sesudah stock split dan
penelitian ini adalah harga saham,
dari
volume
diukur
perdagangan saham, dan
perhitungan
perbedaan
tersebut,
akan
sebelum
frekuensi perdagangan saham.
sesudah stock split.
Harga Saham
Frekuensi Perdagangan Saham
Menurut Rohana, Jeannet dan
Harga saham menunjukkan
kondisi
keseimbangan
mencerminkan
yang
posisi penawaran
dan
Mukhlasin
(1996),
frekuensi
perdagangan
saham adalah berapa
dan permintaan atas suatu saham
kali terjadinya transaksi jual beli
pada waktu tertentu. Harga saham
pada saham yang bersangkutan pada
yang digunakan dalam penelitian ini
waktu
diukur
penutupan
perdagangan saham yang digunakan
(closing price) harian pada periode
dalam penelitian ini akan dihitung
pengamatan 5 hari sebelum dan 5
berdasarkan
hari sesudah stock split. Harga saham
perdagangan saham 5 hari sebelum
dengan
harga
tertentu.
rata-rata
Frekuensi
volume
73
dan sesudah dari setiap sampel
Window
perusahaan 5 hari sebelum dan
penelitian ini adalah periode 5 hari
sesudah
dari
sebelum (t-1 sampai dengan t-5) dan
perhitungan tersebut, akan diukur
5 hari sesudah (t+1 sampai dengan
perbedaan
t+5) stock split.
stock
split
frekuensi
dan
perdagangan
yang
digunakan
dalam
saham sebelum dan sesudah stock
split.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan
Metode Analisis Data
Analisis
data
dalam
dengan
tujuan
memberi
penelitian ini menggunakan teknik
gambaran
analisis event study dengan uji beda
variabel-variabel
dua rata-rata (paired sample t-test).
Statistik deskriptif menyajikan data
Pengujian
jumlah sampel, nilai minimum, nilai
ini
dilakukan
untuk
atau
untuk
deskripsi
yang
diteliti.
mengukur ada tidaknya perbedaan
maksimum,
yang terjadi pada harga saham,
standar deviasi dari masing-masing
volume perdagangan saham, dan
variabel. Statistik deskriptif untuk
frekuensi
variabel
perdagangan
saham
sebelum dan sesudah stock split.
nilai
dari
dalam
rata-rata,
penelitian
dan
ini
disajikan dalam tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Harga Sebelum
Harga Sesudah
Volume Sebelum
Volume Sesudah
Frekuensi Sebelum
Frekuensi Sesudah
Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
34
34
34
34
34
34
34
306.00
134.00
400.00
500.00
.40
.60
97540.00
8980.00
1.12E8
1.00E8
3747.60
3104.40
7573.4118
1432.3000
9.1065E6
2.0984E7
545.7471
746.1941
Std.
Deviation
17063.76036
1771.37227
2.04340E7
2.56841E7
829.72781
867.08439
74
menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam
untuk mendeteksi normalitas data
penelitian ini menggunakan Paired
dari
Sample
T-Test.
variabel.
Asumsi
yang
Langkah yang digunakan dalam uji
harus
normalitas data dengan Kolmogorov-
Uji
Smirnov adalah dengan menentukan
digunakan
adalah
data
terdistribusi
secara
normal.
normalitas
masing-masing
data
dengan
hipotesis sebagai berikut:
Ho : Data terdistribusi secara normal
Ha : Data tidak terdistribusi secara
normal
Berdasarkan hasil olah data
stock split yang signifikan, sehingga
tersebut, disimpulkan bahwa data
hipotesis pertama dalam penelitian
harga saham, volume perdagangan
ini terbukti. Rata-rata harga saham
saham, dan frekuensi perdagangan
sebelum stock split adalah 7.573 dan
saham sebelum dan sesudah stock
rata-rata harga saham sesudah stock
split tidak terdistribusi secara normal
split
sehingga hipotesisnya diuji dengan
terdapat penurunan harga saham
menggunakan Wilcoxon Signed Rank
perusahaan-perusahaan
Test. Untuk mengetahui kebenaran
melakukan
hipotesis
dalam
keseluruhan. Hasil penelitian ini
penelitian ini, maka perlu dilakukan
sesuai dengan Sutrisno, Yuniartha,
pengujian
dan Susilowati (2000), Silvia dan
yang
diajukan
terhadap
hipotesis
tersebut.
adalah
1.432,
stock
ini
split
berarti
yang
secara
Imelda (2009), Daryanti dan Dewi
(2010), dan Tjun dan Nurfitri (2010).
Stock Split dan Harga Saham
Hipotesis
penelitian
ini
pertama
adalah
Menurut Conroy dan Harris (1999)
dalam
dalam
Kurniawati
(2003),
para
terdapat
manajer perusahaan mendesain stock
perbedaan harga saham sebelum dan
split agar harga saham perusahaan
sesudah stock split. Berdasarkan
dapat mencapai level harga yang
pengujian dengan Wilcoxon Signed
dapat diterima oleh para investor.
Rank Test, diperoleh hasil bahwa
Salah satu tujuan dilakukan stock
secara statistik terdapat perbedaan
split untuk menurunkan harga saham
harga saham sebelum dan sesudah
sehingga terjadi penurunan harga
75
saham yang cukup signifikan setelah
manajer
stock split (Silvia & Imelda, 2009).
menginformasikan
Harga
mengalami
depan yang baik dari perusahaan
penurunan sesuai dengan split factor
kepada publik sehingga diharapkan
yang digunakan oleh perusahaan.
terjadi
saham
akan
perusahaan
akan
prospek
peningkatan
masa
volume
perdagangan saham. Harga saham
Stock
Split
dan
Volume
rendah juga menjadikan motivasi
Perdagangan Saham
Hipotesis
kedua
penelitian
ini
perbedaan
volume
sesudah dilakukan stock split yang
adalah
dalam
investor untuk memperdagangkan
terdapat
saham dalam jumlah yang lebih
perdagangan
besar.
saham sebelum dan sesudah stock
split. Berdasarkan pengujian dengan
Stock
Wilcoxon
Perdagangan Saham
Signed
Rank
Test,
Split
dan
Hipotesis
diperoleh hasil bahwa secara statistik
Frekuensi
ketiga
dalam
volume
penelitian
ini
perdagangan saham sebelum dan
perbedaan
frekuensi
sesudah stock split yang signifikan,
saham sebelum dan sesudah stock
sehingga
split. Berdasarkan pengujian dengan
terdapat
perbedaan
hipotesis kedua
dalam
adalah
perdagangan
penelitian ini terbukti. Rata-rata
Wilcoxon
volume perdagangan saham sebelum
diperoleh hasil bahwa secara statistik
stock split adalah 9.106.462 lembar
tidak terdapat perbedaan frekuensi
saham menjadi 20.983.526 lembar
perdagangan saham sebelum dan
saham sesudah stock split. Ini berarti
sesudah
volume
saham
hipotesis ketiga dalam penelitian ini
Hasil
tidak terbukti. Rata-rata frekuensi
mengalami
perdagangan
peningkatan.
Signed
terdapat
stock
Rank
split
sehingga
penelitian ini sesuai dengan Sutrisno,
perdagangan
Yuniartha, dan Susilowati (2000),
dilakukan stock split adalah sebesar
Silvia dan Imelda (2009), Daryanti
546
dan Dewi (2010), dan Tjun dan
saham menjadi 746 kali sesudah
Nurfitri (2010). Peristiwa stock split
dilakukan
memberikan sinyal positif karena
penelitian ini tidak sesuai dengan
kali
saham
Test,
transaksi
stock
sebelum
perdagangan
split.
Hasil
76
hasil penelitian Rohana, Jeannet, dan
saham sebelum dan sesudah stock
Mukhlasin
Frekuensi
split yang signifikan. (2) Pengujian
yang
pada variabel volume perdagangan
menggambarkan berapa kali suatu
saham diperoleh hasil yaitu terdapat
saham diperdagangkan dalam suatu
perbedaan
periode, tidak memiliki perbedaan
saham sebelum dan sesudah stock
sebelum dan sesudah stock split. Hal
split yang signifikan. (3) Pengujian
ini tidak sesuai dengan trading range
pada variabel frekuensi perdagangan
theory, yang menyatakan bahwa
saham diperoleh hasil yaitu tidak
manajemen perusahaan melakukan
terdapat
stock split didorong oleh perilaku
perdagangan saham sebelum dan
praktisi pasar yang konsisten dengan
sesudah stock split.
perdagangan
(2003).
saham
volume
perdagangan
perbedaan
frekuensi
anggapan bahwa dengan melakukan
stock split dapat menjaga harga
Keterbatasan Penelitian
saham tidak terlalu tinggi, sehingga
tetap
banyak
orang
yang
mau
memperjualbelikan saham tersebut.
Keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah tidak terbukti
adanya
perbedaan
frekuensi
perdagangan saham sebelum dan
SIMPULAN, KETERBATASAN,
sesudah stock split. Ini berarti tidak
DAN SARAN
ada likuiditas perdagangan saham.
Simpulan
Penelitian ini terbatas dalam melihat
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
untuk
informasi stock split saja yang terjadi
mengetahui
pada 2007-2011, padahal pada 2008
perbedaan harga saham, volume
terjadi krisis ekonomi yang melanda
perdagangan saham, dan frekuensi
dunia,
perdagangan saham sebelum dan
memengaruhi perdagangan saham di
sesudah stock split pada perusahaan
bursa sehingga menyebabkan hasil
yang terdaftar di BEI pada 2007-
penelitian kurang akurat. Selain itu,
2011, kesimpulan yang diperoleh
adanya
informasi
yang
adalah sebagai berikut: (1) Pengujian
makro
dalam
negeri
pada variabel harga saham diperoleh
memengaruhi
hasil yaitu terdapat perbedaan harga
dalam perdagangan di bursa.
termasuk
Indonesia
aktivitas
dan
bersifat
juga
investor
77
sebelum
Saran
meneliti
suatu
kebijakan/informasi yang spesifik
Merujuk pada
keterbatasan
seperti stock split dalam perdagangan
dalam penelitian ini, saran yang
saham. Informasi bersifat makro juga
dapat diajukan adalah memerhatikan
perlu
dampak krisis terhadap aktivitas
penelitian lebih akurat.
diperhatikan
agar
hasil
perdagangan bursa terlebih dahulu
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, A. (2003). Pengaruh Harga
Saham, Volume Perdagangan
Saham, dan Volatilitas Harga
Saham terhadap Bid-Ask
Spread, [Tesis]. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Copeland, T. E. (1979). Liquidity
Changes Following Stock
Splits. Journal of Finance,
Vol. 34 No. 1, pp. 115-141
Daryanti, S. & Dewi, R. (2010).
Analisis
Atas
Pengaruh
Terjadinya
Stock
Split
Terhadap Harga Saham,
Volume Perdagangan Saham
Dan Persentase Spread (Studi
Empiris di BEI). Jurnal
Akuntansi, Thn. 14 No. 1, pp.
62-74.
Dennis, P. (2003). Stock Splits and
Liquidity: The Case of the
Nasdaq-100 Index Tracking
Stock.
Working
Paper.
University of Virginia.
Hendrawijaya, M. (2009). Analisis
Perbandingan Harga Saham,
Volume Perdagangan Saham,
dan Abnormal Return Saham
Sebelum
dan
Sesudah
Pemecahan Saham, [Tesis].
Semarang:
Universitas
Diponegoro
Hikmah, K & Satoto, S. H. (2010).
Analisis Tingkat Kemahalan
Harga Saham dan Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Sebagai Faktor Pembeda
Keputusan
Pemecahan
Saham
(Stock
Split):
Pengujian Terhadap Trading
Range
Hypothesis
dan
Signaling Hypothesis. Buletin
Ekonomi, Vol 8, No. 1, pp. 170.
Ika, A. & Purwaningsih. (2008).
Reaksi
Pasar
Terhadap
Pengumuman Stock Split:
Studi
Empiris
pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Eefek
Jakarta. Telaah Manajemen,
Vol. 3, No. 1, pp. 11-23.
Kalay, A. & Kronlund. (2009). Stock
Splits – Information or
Liquidity. Working Paper,
University of Chicago.
Kurniawati, I. (2003). Analisis
Kandungan Informasi Stock
Split dan Likuiditas Saham:
Studi Empiris pada Nonsynchronous Trading. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia,
Vol. 6, No. 3, pp. 264-275.
Pilotte, E. & Manuel, T. (1996). The
Market’s
Response
to
78
Recurring Events The Case
of Stock Split. Journal of
Financial Economics, Vol.
41, pp. 111-127.
Rohana, Jeannet, & Mukhlasin.
(2003). Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Stock Split Dan Dampak
Yang
Ditimbulkannya.
Seminar Nasional Akuntansi
VI Surabaya.
Silvia & Imelda, E. (2009). Pengaruh
Perubahan Harga Saham,
Volume Perdagangan Saham,
Dan Return Saham Setelah
Pengumuman
Pemecahan
Harga Saham (Stock Split)
Terhadap Likuiditas Saham
Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI 20002006. Jurnal Akuntansi, Thn.
13, No. 2, pp. 174-186.
Sutrisno, W., Yuniartha, F. &
Susilowati,
S.
(2000).
Pengaruh
Stock
Split
Terhadap Likuiditas dan
Return Saham di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol. 2,
pp. 1-13.
Tanjung, A. H. (2007). Stock Split:
Pengujian
Terhadap
Signaling
Dan
Trading
Range Pada Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, Vol 4,
No. 1, pp. 115-136.
Tjun, L.T. & Nurfitri, D.J. (2009).
Pengaruh Kebijakan Stock
Split Terhadap Harga Saham
dan Volume Perdagangan
Saham Perusahaan Go Public
yang Terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia. Project
Report, Universitas Kristen
Maranatha.
Wijanarko, I. & Prasetiono. (2012).
Analisis
Pengaruh
Pemecahan Saham (Stock
Split) Terhadap Likuiditas
Saham Dan Return Saham
(Study
Kasus
Pada
Perusahaan Yang Terdaftar
BEI Periode 2007-2011).
Diponegoro
Journal
of
Management, Vol. 1, No. 2,
pp 189-199.
79
Download