BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki arti penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara, dengan menjalankan dua fungsi. Fungsi yang pertama yaitu pasar modal memfasilitasi para emiten untuk mendapatkan tambahan dana melalui transaksi jual beli instrument keuangan. Fungsi yang kedua yaitu pasar modal menjadi perantara antara yang kelebihan dana untuk dapat berinvestasi pada instrument keuangan. Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga halnya dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Salah satu instrument keuangan yang paling diminati oleh para investor yaitu instrument saham karena dapat memberikan keuntungan yang menarik. Minat investor untuk menanamkan investasi di Indonesia dapat diukur atau dilihat dari indikator angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada tabel dibawah ini dapat di lihat pertumbuhan IHSG dari tahun 2008-2012. No Tabel 1. 1 Pertumbuhan IHSG BEI Tahun IHSG (Rp) Pertumbuhan IHSG 1 2008 1.355,41 -50,64 % 2 2009 2.534,36 86,98% 3 2010 3.703,51 46,13% 4 2011 3.821,99 3,20% Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 5 2012 4.276,14 11,88% Sumber : www. Bapepam.co.id Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan IHSG di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 mengalami perubahan negatif dikarenakan adanya krisis global yang mengakibatkan penurunan IHSG menurun drastis. Pada dua tahun berikutnya yaitu tahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan kembali, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali hal ini sesuai dengan yang ditulis dalam website http: Bisnis. News.viva.co.id yang diaskes pada 19 Juni 2014 menyebutkan bahwa “tahun 2011 terlihat IHSG kembali menurun dikarenakan adanya krisis Yunani sehingga bursa regional Asia mengalami penurunan.” Perusahaan yang go public (emiten) yang diperjual belikan di Bursa Efek Indonesia terbagi kedalam beberapa sektor. Terdapat sepuluh sektor yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, properti, insfatruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, serta manufaktur. Berikut ini pergerakan harga saham tiap sektor tahun 2008-2012 Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Sumber data : IDX statistics 2008-2012/www.idx.co.id (data diolah) Gambar 1. 1 IHSG Sektoral BEI Dapat dilihat dari grafik 1. 1 Penurunan dan kenaikan Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS) dari tahun 2008-2012. Terlihat sektor infrastructure memiliki IHSS yang lebih fruktuatif dibandingkan dengan sektor lainnya tahun 2008-2012. Sektor Basic industry, Micelaneous, Consumer goods, property and real estate, Finance, Trade and service, Manufacturing mengalami peningkatan sepanjang tahun 2008-2012. Sektor Agriculturale dan mining mengalami penurunan IHSS pada tahun 2011-2012. Pada tahun 2010 sektor mining menempati IHSS tertinggi dibandingkan sembilan sektor lainnya dan sektor agricultural menjadi urutan kedua setelah mining. Berikut ini pertumbuhan ataupun penurunan IHSS sepanjang tahun 2008-2012 Tabel 1. 2 Pertumbuhan IHSS tahun 2008-2012 NO INDUSTRI 1 Agricurturale 2008 -66.65% 2009 90.81% TAHUN 2010 30.30% 2011 -6.05% 2012 -3.87% Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mining Basic Industry Micelaneous Costumer Goods Property and Real Estate Infastrukture Finance Trade and Service Manufacturing -73.16% -43.30% -99.95% -25.04% 151.06% 102.93% 178.84% 105.39% 48.59% 41.37% 60.78% 63.06% -22.66% 5.43% 35.59% 20.22% -26.41% 28.97% 1.93% 18.99% -58.90% -43.90% -32.33% -62.18% -41.31% 41.85% 48.57% 70.94% 85.91% 123.65% 38.35% 12.45% 54.82% 71.92% 55.60% 12.88% -14.62% 5.38% 22.80% 20.57% 42.44% 29.75% 11.86% 27.27% 15.66% Sumber: IDX Statistics tahun 2008-2012/www.idx.co.id Berdasarkan tabel 1.2 dapat terlihat jelas bahwa pada tahun 2011 tujuh sektor mengalami pertumbuhan yang positif namun tiga sektor lainnya yaitu sektor agricurturale, infastrukture, dan mining kembali mengalami penurunan. Pada tahun 2012 sektor infastrukture mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 29,75% sedangkan sektor argiculturale dan mining mengalami penurunan 3,87% dan 26,41%. Berdasarkan informasi tabel 1. 2 menerangkan bahwa sektor agricurturale dan mining mengalami IHSS terburuk tahun 2011-2012. Hal ini bertolak belakang dengan peranan sektor pertambangan yang diungkapkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada website http: //www.esdm.go.id/berita /umum /37-umum/601-peranan- sektor pertambangan -dalam- mendorong-perekonomian-nasional. html yang diaskes pada tanggal 19 Juli 2014 bahwa: “Sektor pertambangan sekarang ini tetap menjadi salah satu sektor utama yang menggerakan roda perekonomian Indonesia. Indikasi ini terlihat dari kontribusi penerimaan negara yang setiap tahunnya meningkat. Selain itu, sektor pertambangan juga memberikan efek pengganda 1,6–1,9 atau menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya serta menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar 34 ribu tenaga kerja langsung. “ Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Sektor pertambangan adalah sektor utama penggerak ekonomi negara, sektor pertambangan tentu membutuhkan banyak tambahan modal. Indeks sektor pertambangan yang melemah membuktikan bahwa semakin rendahnya ekspetasi investor terhadap kinerja manajemen perusahaan sektor tambang. Berkurangnya kepercayaan investor terhadap manajemen, memungkinkan investor akan menjual saham yang dimilikinya dan beralih pada investasi lain. Sesuai yang diungkapkan Van Horne dan Wazchowic (2000:5) bahwa “Management is under continous review stockholders who are dissatisfied with management performance may sell their stock and invest in other company. This action, if than by other dissatisfied stockholders will put downward pressured on marker per share” Artinya apabila investor merasa tidak puas dengan kinerja manajemen, kemungkinan investor akan memindahkan investasinya keperusahaan lain yang dinilai lebih menguntungkan. Jika hal ini terjadi akan berdampak pada penurunan harga saham dan sebaliknya. Selain investor yang diuntungkan dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang melakukan penawaran dipasar modal juga memperoleh manfaat melalui penawaran perdana (Initial Public Offering/IPO), perusahaan dapat memperoleh tambahan modal. Perusahaan go publik pada saat IPO diwajibkan menerbitkan prospektus mengenai kondisi perusahaan tersebut. Prospektus adalah suatu media bagi perusahaan untuk menginformasikan fakta suatu perusahaan kepada masyarakat, dengan tujuan menarik para investor. Perusahaan mendapat dana tambahan dari penjualan saham dan investor mendapat keuntungan dari pembelian saham perusahaan. Sehingga kedua belah pihak dapat diuntungkan. Interaksi antara emiten dan manajemen dapat dijelaskan dalam teori keagenan bahwa emiten disebut sebagai principal dan manajemen disebut sebagai agen. Baik principal ataupun agen memeiliki perhatian yang lebih Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 terhadap tingkat keuntungan yang akan didapatkan. Pihak perusahaan menginginkan mendapatkan laba maksimal dalam setiap periode, apabila laba yang didapatkan suatu perusahaan tinggi maka manajemen perusahaan tersebut tentu akan dinilai sangat baik dimata masyarakat. Pihak investor mengharapkan keuntungan yang besar melalui dividen yang akan investor terima. Sehingga informasi mengenai kinerja suatu perusahaan, laba perusahaan dan dividen yang akan didapatkan dinilai sangat penting bagi para investor untuk menentukan keputusan investasi. Akan tetapi antara principal dan agent dapat terjadi conflict of interest (konflik kepentingan) seperti dijelaskan oleh Halim , dkk ( 2005:119) bahwa : “Agency theory memiliki asumsi bahwa masingmasing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan kepentingan antara principal dan agent.” Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Masalah dengan keagenan muncul karena adanya perilaku oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Konflik kepentingan menimbulkan asumsi bahwa salah satu pihak dapat dirugikan. Pengungkapan informasi perusahaan yang menjadi kewenangan pihak manajemen dapat berpengaruh oleh adanya konflik kepentingan tersebut. Dimana manajer memiliki informasi yang lebih lengkap daripada para investor dan kondisi ini dikenal dengan asimetri informasi, maka agensi tersebut memanfaatkan kondisi ini untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Asimetri informasi adalah salah satu pihak yang terkait dalam perdagangan tetapi tidak memiliki informasi yang sama dengan pihak lain. Asnawi dan Wijaya (2006:171) dijelaskan mengenai pengertian asimetri informasi yaitu Terdapat perbedaan (kedalaman) pengetahuan berkenaan dengan informasi pada perusahaan. Salah satu pihak mengetahui lebih (biasanya pengelola/insider) dan pihak lain merupakan pihak yang rentan dirugikan (outside/investor). Perusahaan yang telah go public diharuskan mengungkapkan informasi mengenai kondisi perusahaannya. Apabila perusahaan menginginkan sahamnya dijual dengan harga yang wajar maka harusnya tidak terjadi asimetri informasi. Apabila terdapat informasi mengenai kondisi perusahaan yang tidak publikasikan maka investor dan pengguna laporan keuangan lainnya tidak dapat menilai perusahaan dengan wajar. Nilai perusahaan dapat diukur dengan melihat harga saham perusahaan, hal ini sesuai dengan pendapat Tandelilin (2001:36) “Perusahaan yang go publik bisa menentukan secara jelas seberapa besar nilai perusahaan dengan melihat besarnya harga saham perusahaan tersebut di pasar”. Oleh karena itu, perusahaan yang terdaftar di pasar modal memiliki tujuan untuk menaikan nilai perusahaannya agar dapat menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan. Perubahan Harga saham juga merupakan hal yang paling pertama dilihat oleh para investor karena bila harga saham perusahaan tinggi berarti perusahaan dinilai sudah mampu menjalankan perusahaannya dengan baik serta saham perusahaan tersebut diminati banyak investor. Perubahan harga saham di pasar modal salah satunya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham perusahaan yang dilakukan broker (pialang). Broker memberi informasi atau pertimbangan-pertimbangan pada masyarakat calon pembeli atau penjual. Hal ini sesuai dengan yang Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 diungkapkan oleh Sartono (2001:70) bahwa “Perubahan harga saham diakibatkan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”. Faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan yang masuk pada faktor eksternal diantaranya suku bunga, tingkat inflasi. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dan dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang termasuk faktor internal diantaranya dapat dilihat`dari laporan keuangan. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham akan berfluktuasi. Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang dapat menjadi pilihan investasi di dalam pasar modal karena saham merupakan bagian kepemilikan dari suatu perusahaan. Masyarakat luas lebih mengenal salah satu bentuk investasi ini. Perusahaan yang akan menjual sahamnya di BEI juga harus mengungkapkan kondisi dari perusahaannya sehingga investor dapat mendapatkan gambaran mengenai keuntungan dan resiko yang akan diterimanya kelak sehingga para investor dapat membuat suatu keputusan yang tepat. Faktor yang sangat mempengaruhi harga suatu saham yang terdaftar di BEI salah satunya yaitu tentang informasi keadaaan suatu perusahaan yang terdapat di pasar modal. Teori sinyaling menjelaskan alasan perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi perusahaan pada pihak eksternal. Dorongan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak informasi daripada pihak luar atau investor. Teori sinyaling juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna informasi mengenai kondisi perusahaan. Sinyal yang diberikan berupa laporan keuangan, laporan kegiatan yang telah dilakukan manajemen untuk Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9 merealisasikan keinginan pemilik atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Salah satu informasi yang menjadi perhatian dari calon investor yaitu perolehan laba perusahaan karena melalui laba perusahaan investor dapat mendapatkan deviden. Informasi mengenai laba suatu perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut sehingga investor dapat memperkirakan keuntungan dan kerugian bila investor membeli saham perusahaan tersebut. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang berguna untuk pengambilan suatu keputusan. Keputusan dalam berinvestasi juga salah satunya dipengaruhi oleh laporan keuangan yang bersifat material. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan adalah kewenangan dari pihak manajemen. Dalam hal ini kondisi asimetri, apabila terjadi konflik kepentingan maka dapat mempengaruhi pengungkapan suatu informasi perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian fenomena, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya asimetri informasi terhadap perubahan harga saham. Maka dari itu peneliti mengambil judul “PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2012” B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran asimetri informasi pada perusahaan yang sektor pertambangan di BEI Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 2. Bagaimana gambaran perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertambangan di BEI 3. Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertambangan di BEI C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran mengenai asimetri informasi dan perubahan harga saham pada perusahaan yang termasuk pada sektor pertambangan. 2. Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui asimetri informasi pada perusahaan yang termasuk sektor pertambangan di BEI b. Untuk mengetahui gambaran perubahan harga saham pada perusahaan yang termasuk sektor pertambangan di BEI c. Untuk mengetahui pengaruh asimetri terhadap perubahan harga saham pada perusahaan yang termasuk sektor pertambangan D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Kegunaan Teoritis a. Penelitian mengenai asimetri informasi yang terjadi di BEI diharapkan menambah wawasan para pembaca umumnya dan penulis khususnya mengenai kajian bidang manajemen keuangan terkait dengan masalah perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh adanya ketidakseimbangan informasi. b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya. Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam keputusan investasi pada pasar modal. Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu