3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG Menimbang Mengingat : a. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah; b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam pemungutan retribusi jasa umum, Peraturan Daerah yang mengatur Retribusi jasa umum di Kabupaten Magelang perlu disesuaikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); http://www.bphn.go.id/ 1 9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852); 11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058); 14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan Mungkid di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 36); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5145); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); http://www.bphn.go.id/ 2 23. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655) 30. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Nomor 7); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 7); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); 27. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 28. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 5 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Tahun 1988 Seri D Nomor 12); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 17 Seri E Nomor 9); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 21); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG dan BUPATI MAGELANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Magelang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Magelang. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah. http://www.bphn.go.id/ 3 5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. 6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 7. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. 8. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 9. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 10. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. 11. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan adalah Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan yang terdiri atas Pusat Kesehatan Masyarakat dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat. 12. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu. 13. Laboratorium Kesehatan Masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang fisika, kimia, mikrobiologi dan klinis yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat. 14. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang mempunyai fasilitas tempat perawatan. 15. Puskesmas Pembantu adalah Puskesmas dengan kegiatan fungsional yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang menyangkut bagian wilayah kerja Puskesmas dan merupakan bagian integral dari Puskesmas. 16. Puskesmas Keliling adalah Unit Pelayanan Kesehatan keliling yang dilengkapi dengan sarana kendaraan bermotor roda 4 (empat) dan peralatan kesehatan, serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas guna menunjang dan membantu pelaksanaan kegiatan Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. 17. Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk promotif, preventif kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dan jaringannya. 18. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang datang ke Puskesmas untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap. 19. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang dirawat tinggal di Puskesmas dan menempati tempat perawatan di Puskesmas untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya. 20. Pelayanan Rawat kunjungan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter, bidan, perawat, perawat gigi Puskesmas dengan cara mengunjungi seseorang/ kelompok orang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan pelayanan kesehatan lain. 21. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan yang bersifat gawat dan/atau darurat dan harus diberikan secepatnya untuk mencegah atau menanggulangi risiko kematian atau kecacatan. 22. Klinik konseling adalah pelayanan konsultasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dengan tujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan. 23. Tindakan medik adalah tindakan pembedahan atau pengobatan dengan menggunakan alat atau ketrampilan khusus dan tindakan diagnosis lainnya. http://www.bphn.go.id/ 4 24. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal atau tanpa pembiusan. 25. Tindakan Medik pembedahan. Non Operatif adalah tindakan tanpa 35. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. penunjang 36. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. 27. Visite Dokter adalah kunjungan dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien yang dirawat. 37. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara atau keadaan setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu atau tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan manaikkan dan atau menurunkan orang dan atau barang. 26. Pelayanan Penunjang adalah pelayanan penegakan diagnosis dan terapi. untuk 28. Visum Et Repertum adalah pemeriksaan oleh dokter dengan cara melihat dan mencatat untuk mendapatkan Surat Keterangan dari Dokter Pemerintah guna memenuhi permintaan penyidik tentang kematian, luka dan cacat terhadap pasien dalam proses penyidikan. 29. Pemulasaraan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah untuk kepentingan pelayanan kesehatan. 30. Jasa Sarana adalah pelayanan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dan jaringannya berupa penggunaan sarana/fasilitas dalam rangka observasi, diagnosa pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya. 31. Jasa Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan dan kemudahan yang diberikan kepada seseorang/badan dalam rangka observasi, diagnosa pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya. 32. Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah meliputi pengambilan, pengangkutan dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/ pemusnahan sampah rumah tangga, industri dan perdagangan dan lainnya. 33. Tempat Pengelolaan Sampah Akhir yang selanjutnya disingkat TPSA adalah tempat untuk menampung, mengolah dan memusnahkan sampah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. 34. Tempat Penampungan Sampah Sementara yang selanjutnya disingkat TPSS adalah tempat penampungan sampah yang berasal dari lingkungan di desa/kelurahan sebelum diangkut ke TPSA. 38. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas halaman/pelataran, bangunan berbentuk los dan/atau kios dan bentuk lainnya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. 39. Pedagang adalah orang atau badan yang menggunakan tempat atau fasilitas pasar untuk melakukan transaksi/jual beli barang dan/atau jasa. 40. Los adalah bangunan permanen beratap, tidak berdinding di dalam lingkungan pasar yang disediakan sebagai tempat transaksi/jual beli barang dan/atau jasa, setiap los terdiri dari beberapa petak dan masing-masing petak diberi tanda batas. 41. Kios adalah bangunan permanen beratap, berdinding di lingkungan pasar dan/atau di atas tanah milik Pemerintah Daerah yang disediakan sebagai tempat untuk menyimpan barang dan transaksi jual beli barang dan/atau jasa. 42. Halaman/pelataran pasar adalah bagian dari wilayah pasar yang dibuat dan disediakan oleh Pemerintah Daerah yang bersifat terbuka tanpa atap dan hanya dapat dipergunakan untuk memasarkan barang dagangan. 43. Fasilitas pasar adalah tempat-tempat maupun sarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan pasar. 44. Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis laik jalan. http://www.bphn.go.id/ 5 45. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. 46. Penguji adalah pegawai negeri sipil pada SKPD yang membidangi pengujian kendaraan bermotor yang ditunjuk sebagai tenaga penguji yang dinyatakan memiliki kualifikasi teknis tertentu dan diberikan sertifikat serta tanda kualifikasi teknis sesuai dengan jenjang kualifikasinya. 47. Jumlah berat yang diperbolehkan yang selanjutnya disingkat JBB adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangan. 48. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu. 49. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 50. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek Retribusi, penentuan besarnya Retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan Retribusi kepada Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya. 51. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok Retribusi yang terutang. 52. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. 54. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang dan jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut. 55. Penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 56. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 57. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah. BAB II JENIS RETRIBUSI Pasal 2 Jenis Retribusi Jasa Umum dalam Peraturan Daerah ini terdiri atas: a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; c. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; d. Retribusi Pelayanan Pasar; dan e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. 53. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah. http://www.bphn.go.id/ 6 BAB III RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi b. pelayanan kesehatan pada Laboratorium Masyarakat, meliputi: 1. pemeriksaan klinis; 2. pemeriksaan mikrobiologis; dan 3. pemeriksaan fisika kimia. Kesehatan Pasal 3 Pasal 5 Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Subyek Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Pasal 4 (1) Obyek Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan adalah Pelayanan kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kecuali pelayanan pendaftaran. (2) Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pelayanan kesehatan pada Puskesmas, Puskesmas rawat inap dan Puskesmas Pembantu meliputi: 1. pelayanan rawat jalan; 2. pelayanan rawat inap; 3. pelayanan rawat kunjungan rumah; 4. tindakan medik, meliputi: a) tindakan medik operatif; dan b) tindakan medik non operatif. 5. pelayanan penunjang, meliputi: a) pelayanan laboratorium; b) pelayanan darah; c) pelayanan radiologi; d) pelayanan rehabilitasi medik; e) pelayanan pemeriksaan ECG dan USG; f) pelayanan penggunaan peralatan pada bagian penyakit anak; dan g) pelayanan oksigen. 6. pelayanan Visum Et Repertum; 7. pelayanan pemulasaraan jenazah; 8. pelayanan mobil ambulance; 9. pelayanan kesehatan lain-lain. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan didasarkan pada jenis pelayanan kesehatan yang diberikan. Bagian Ketiga Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan kesehatan tersebut. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal. http://www.bphn.go.id/ 7 Bagian Keempat Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Paragraf 1 Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas Pasal 8 (1) Komponen tarif retribusi pelayanan rawat jalan meliputi: a. biaya pemeriksaan dan pemberian obat; b. biaya pelayanan rujukan ke klinik konseling; c. biaya pelayanan tumbuh kembang berupa akupuntur dengan laser puncher, pemijatan (massage) atau penyinaran dengan infra merah; d. biaya pelayanan konsultasi dokter spesialis; e. biaya pelayanan rekam medik; f. biaya pelayanan tindakan medik; dan g. biaya pelayanan penunjang. (2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf A angka 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (3) Biaya pelayanan rujukan ke klinik konseling sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b ditetapkan sebesar Rp 1.500,(seribu lima ratus rupiah). (4) Biaya pelayanan tumbuh kembang berupa akupuntur dengan laser puncher, pemijatan (massage) atau penyinaran dengan infra merah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah). (8) Dalam hal pendaftaran pasien dilakukan setelah loket pendaftaran ditutup, biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sama dengan biaya pemeriksaan dan pemberian obat pada pelayanan gawat darurat. (9) Tarif pelayanan rawat jalan pada puskesmas keliling ditetapkan sebesar Rp 7.500,- ( tujuh ribu lima ratus rupiah). Pasal 9 (1) Komponen tarif retribusi pelayanan rawat inap meliputi: a. biaya pelayanan pengganti dokumen rekam medik; b. biaya obat dan bahan habis pakai; c. biaya akomodasi; d. jasa visite dokter; e. jasa asuhan keperawatan; f. jasa asuhan gizi; g. jasa asuhan farmasi; h. biaya cucian; i. biaya bagi penunggu pasien; j. biaya pelayanan tindakan medik; dan k. biaya pelayanan penunjang. (2) Biaya pelayanan pengganti dokumen rekam medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sebesar Rp 10.000,(sepuluh ribu rupiah). (3) Biaya obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan sesuai dengan jenis dan harga yang berlaku. (6) Biaya pelayanan rekam medik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf f tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf A angka 2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (4) Besaran biaya akomodasi, jasa visite dokter, jasa asuhan keperawatan, jasa asuhan gizi, jasa asuhan farmasi, biaya cucian dan biaya bagi penunggu pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf I tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (7) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf f tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (5) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dan huruf k tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (5) Biaya pelayanan konsultasi dokter spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan sebesar Rp 7.500,- ( tujuh ribu lima ratus rupiah). http://www.bphn.go.id/ 8 Pasal 10 (1) Komponen tarif retribusi pelayanan rawat kunjungan meliputi: a. biaya pemeriksaan dan pemberian obat; b. biaya transportasi; c. biaya pelayanan tindakan medik; dan d. biaya pelayanan penunjang. (2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a ditetapkan sebesar Rp 6.000,- (enam ribu rupiah). (3) Biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan sebesar Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah). (4) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 11 (1) Komponen tarif retribusi pelayanan gawat darurat meliputi: a. biaya pemeriksaan dan pemberian obat; b. biaya pelayanan tindakan medik; dan c. biaya pelayanan penunjang. (2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (3) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 12 (1) Jenis pelayanan tindakan medik terdiri atas tindakan medik non operatif dan tindakan medik operatif. (2) Komponen tarif retribusi pelayanan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. jasa pelayanan tindakan medik; dan b. jasa sarana. medik (3) Jasa pelayanan tindakan medik dan jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 13 (1) Jenis pelayanan penunjang terdiri atas: a. pelayanan laboratorium b. pelayanan darah; c. pelayanan radiologi; d. pelayanan rehabilitasi medik; e. pelayanan pemeriksaan ECG dan USG; f. pelayanan penggunaan peralatan pada bagian penyakit anak; dan g. pelayanan oksigen. (2) Komponen tarif retribusi pelayanan laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: a. reagen; b. jasa sarana; dan c. jasa pelayanan laboratorium. (3) Komponen tarif retribusi pelayanan darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. reagen; b. jasa konsultasi dokter; c. jasa pelayanan; dan d. jasa sarana. (4) Komponen tarif retribusi pelayanan radiologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas: a. biaya film/kontras; b. jasa sarana; c. jasa pelayanan; dan d. jasa konsultasi dokter. (5) Komponen tarif retribusi pelayanan rehabilitasi medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas: a. jasa sarana; dan b. jasa pelayanan. http://www.bphn.go.id/ 9 (6) Komponen tarif retribusi pelayanan pemeriksaan ECG dan USG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas: a. bahan habis pakai; b. jasa sarana; c. jasa pelayanan; dan d. jasa konsultasi dokter. (5) Jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c ditetapkan sebesar Rp 21.000,- (dua puluh satu ribu rupiah). (7) Komponen tarif retribusi pelayanan penggunaan peralatan pada bagian penyakit anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri atas: a. bahan habis pakai; b. jasa sarana; dan c. jasa pelayanan. Pasal 15 (8) Komponen tarif retribusi pelayanan oksigen dimaksud pada ayat (1) huruf g terdiri atas : a. bahan habis pakai; dan b. jasa pelayanan. sebagaimana (9) Tarif reagen, jasa pelayanan, jasa konsultasi dokter, jasa sarana, bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7) dan ayat (8) tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (10) Biaya film/kontras sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a ditetapkan sesuai dengan jenis dan harga yang berlaku. Pasal 14 (1) Pelayanan Visum Et Repertum dapat diberikan atas permintaan tertulis dari pihak yang berwenang dan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Komponen biaya pelayanan Visum Et Repertum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. jasa pelayanan; b. bahan habis pakai; c. jasa sarana. (3) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan sebesar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). (4) Bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan sebesar Rp 9.000,- (sembilan ribu rupiah). (6) Dalam hal pelayanan Visum Et Repertum dilakukan di luar Puskesmas dikenakan biaya transportasi sebesar Rp 15.000,(lima belas ribu rupiah). (1) Tarif retribusi pelayanan pemulasaraan jenazah terdiri atas: a. jasa pelayanan; b. bahan habis pakai; dan c. jasa sarana. (2) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sebesar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). (3) Bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah). (4) Jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah). Pasal 16 (1) Tarif pemakaian mobil ambulance/mobil puskesmas keliling dihitung berdasarkan jumlah jarak kilometer pulang pergi (PP). (2) Tarif pemakaian mobil ambulance/mobil puskesmas keliling ditetapkan sebagai berikut a. untuk 5 (lima) kilometer pertama: 1. siang hari (jam 06.00-18.00 WIB) dikenakan biaya pembelian BBM sebesar 7,5 (tujuh setengah) liter; dan 2. malam hari (jam 18.00-06.00 WIB) dikenakan biaya pembelian BBM sebesar 10 liter. b. untuk kelebihan jarak berikutnya diperhitungkan menurut jarak pulang pergi dibagi 2 (dua), dikalikan per liter bahan bakar. (3) Selain dikenakan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setiap pemakaian mobil ambulance/mobil puskesmas keliling dikenakan biaya jasa pengemudi sebesar 15 % (lima belas persen) dari biaya yang harus dibayarkan. http://www.bphn.go.id/ 10 Pasal 17 (1) Pelayanan kesehatan lain-lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a angka 9 terdiri atas: a. pemeriksaan calon pengantin; b. pemeriksaan calon haji tahap pertama; c. kir dokter umum; d. kir kesehatan untuk anak sekolah e. pemeriksaan kesehatan tenaga kerja; dan f. identifikasi gigi. (2) Tarif retribusi pelayanan kesehatan lain-lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf F yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Paragraf 2 Pelayanan Kesehatan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pasal 18 (1) Tarif retribusi pelayanan kesehatan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat tercantum dalam lampiran I Romawi II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (2) Jika dalam pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengambilan sample atau specimen ke lapangan, maka selain dikenakan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan tambahan biaya sebesar Rp.15.000,- (lima belas ribu rupiah) per sample/specimen. Bagian Kelima Pemanfaatan Penerimaan Retribusi Pasal 19 (1) Penerimaan Retribusi Pelayanan kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan disetor ke Kas Umum Daerah. (3) Ketentuan penggunaan pengembalian penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB IV RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 20 Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut Retribusi atas pelayanan pengelolaan persampahan dan kebersihan di Daerah. Pasal 21 (1) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan pengelolaan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi: a. pengambilan/pengumpulan sampah di TPSS; b. pengangkutan sampah dari TPSS ke TPSA; dan c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah. (2) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya. Pasal 22 Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh pelayanan dan atau menggunakan fasilitas persampahan/kebersihan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. (2) Sebagian penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembalikan ke Puskesmas dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat sebesar 85% (delapan puluh lima persen). http://www.bphn.go.id/ 11 Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa BAB V RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM Pasal 23 Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi (1) Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan diukur berdasarkan volume sampah yang dihasilkan. (2) Dalam hal volume sampah sulit diukur, tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan diukur berdasarkan luas lantai bangunan rumah tangga dan jenis tempat penghasil sampah. Bagian Ketiga Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 24 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan persampahan/kebersihan tersebut. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal. Bagian Keempat Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 25 Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 26 Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut Retribusi atas penggunaan/pemanfaatan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 27 Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 28 Subjek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan parkir di tepi jalan umum. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 29 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum diukur berdasarkan jenis kendaraan. Bagian Ketiga Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 30 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan parkir di tepi jalan tersebut. http://www.bphn.go.id/ 12 (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Bagian Keempat Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 35 Pasal 31 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Pasar diukur berdasarkan jenis pelayanan, jenis dan luas tempat dasaran, dan kelas pasar. Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi BAB VI RETRIBUSI PELAYANAN PASAR Pasal 36 Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 32 Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut Retribusi atas pelayanan/penggunaan fasilitas pasar yang dikelola Pemerintah Daerah. Pasal 33 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Pasar ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan pasar tersebut. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal. Bagian Keempat Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 37 Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios dan sarana/prasarana pasar yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini Pasal 34 BAB VII RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Subjek Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati fasilitas pasar yang dikelola Pemerintah Daerah. Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 38 Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut Retribusi atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. http://www.bphn.go.id/ 13 Pasal 39 (1) Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. (2) adalah dengan yang (2) Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. mobil penumpang umum; b. mobil bus; c. mobil barang; d. kereta gandengan; dan e. kereta tempelan. Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal Bagian Keempat Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 43 Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 40 Subjek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pengujian kendaraan bermotor. Pasal 44 Retribusi Jasa Umum dipungut di Daerah. BAB IX PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 45 Pasal 41 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor diukur berdasarkan atas : a. jenis pelayanan; b. JBB; c. jenis kendaraan; dan d. waktu pengujian kendaraan. Bagian Ketiga Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 42 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor tersebut. (1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali. (2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. (3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB X PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN Pasal 46 (1) Retribusi Jasa Umum dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. http://www.bphn.go.id/ 14 (2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan. Pasal 47 (1) Pembayaran Retribusi daerah dilakukan di kas umum daerah atau tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan. (2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil retribusi daerah harus disetor ke kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja berikutnya. Pasal 48 (1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai. (2) Bupati dapat mengizinkan wajib Retribusi untuk menunda pembayaran Retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dan/atau mengangsur pembayaran Retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Tata cara pemberian penundaan dan angsuran pembayaraan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XI SANKSI ADMINISTRASI (2) Dalam jangka waktu dikeluarkannya STRD, Retribusi yang terutang. (3) STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk. BAB XIII PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA Pasal 51 (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi. (2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika: a. diterbitkan surat teguran; atau b. ada pengakuan utang Retribusi dari wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung. (3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut. (4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah. (5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib Retribusi. Pasal 49 Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang, yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. Pasal 52 BAB XII PENAGIHAN Pasal 50 (1) Penagihan Retribusi dapat dilaksanakan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran dengan mengeluarkan STRD sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi. 7 (tujuh) hari setelah tanggal wajib Retribusi harus melunasi (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan. http://www.bphn.go.id/ 15 (2) Keputusan penghapusan piutang Retribusi yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati. BAB XIV PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN, DAN PEMBEBASAN DALAM HAL-HAL TERTENTU ATAS POKOK RETRIBUSI DAN/ ATAU SANKSINYA (2) (3) Pasal 53 (1) permohonan dapat memberikan Bupati berdasarkan keringanan, pengurangan, atau pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok Retribusi dan/atau sanksinya. (2) Tata cara pemberian keringanan, pengurangan atau pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok Retribusi dan/atau sanksinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XV INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 54 (1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu. (2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Tata cara pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XVI PENYIDIKAN Pasal 55 (1) PPNS di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. http://www.bphn.go.id/ 16 BAB XVII KETENTUAN PIDANA d. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Di Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 12); e. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Retribusi Pasar (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009 Nomor 3); Pasal 56 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan negara. BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 58 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang. Pasal 57 Ditetapkan di Kota Mungkid pada tanggal 14 Februari 2012 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku: a. b. c. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2001 Nomor 55 Seri D Nomor 54) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 16 Seri C Nomor 3); Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2006 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 14 Seri C Nomor 1); BUPATI MAGELANG, ttd SINGGIH SANYOTO Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2012 Nomor 3 Tanggal 3 Januari 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAGELANG, ttd UTOYO Pembina Utama Muda NIP. 19560712.198303.1.012 Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 20 Seri C Nomor 5); http://www.bphn.go.id/ 17 b. c. d. e. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM I. UMUM Pemerintah Daerah sebagai daerah otonom mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tersebut daerah memerlukan pemasukan yang dipungut dari masyarakat baik orang pribadi maupun yang berupa badan guna membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Retribusi merupakan jenis pungutan dari masyarakat dan merupakan wujud partisipasi masyarakat secara langsung dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Hasil penerimaan retribusi selama ini belum cukup menopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah karena lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu penerimaan dari sektor retribusi perlu ditingkatkan tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat dan investasi daerah. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka semua peraturan daerah yang mengatur retribusi jasa umum perlu disesuaikan. Penyesuaian ini dimaksudkan agar Pemerintah Daerah dapat menggali potensi penerimaan dari sektor retribusi jasa umum yang selama ini belum dipungut. Dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan pemungutan Retribusi atas pelayanan jasa umum, maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum. Adapun jenis Retribusi Jasa Umum yang diatur dalam Peraturan Daerah ini terdiri atas : a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; II. Retribusi Retribusi Retribusi Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; Pelayanan Pasar; dan Pengujian Kendaraan Bermotor. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Ayat (1) Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas http://www.bphn.go.id/ 18 Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 10 Ayat (1) Ayat (5) Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan. Cukup Jelas Ayat (6) Ayat (2) Cukup Jelas Cukup Jelas Ayat (7) Ayat (3) Cukup Jelas Cukup Jelas Ayat (8) Ayat (4) Cukup Jelas Loket pendaftaran ditutup pada jam 11.00 WIB. Ayat (9) Cukup Jelas Pasal 11 Ayat (1) Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan Ayat (10) Cukup Jelas Ayat (2) Pasal 9 Cukup Jelas Ayat (1) Ayat (3) Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan. Yang dimaksud dengan “biaya akomodasi” adalah biaya untuk pemakaian fasilitas ruang rawat inap dan biaya makan pasien. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 12 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Cukup Jelas http://www.bphn.go.id/ 19 Ayat (3) Pasal 13 Untuk perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), biaya jasa pengemudi yang harus dibayarkan adalah sebagai berikut: Cukup Jelas Pasal 14 a. Untuk pemakaian siang hari = = b. Untuk pemakaian malam hari = = Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas 15% x Rp 67.500,Rp 10.125,15% x Rp 78.750,Rp 11.812,50 Pasal 17 Pasal 16 Cukup Jelas Ayat (1) Pasal 18 Cukup Jelas Cukup Jelas Ayat (2) tarif pemakaian mobil Contoh perhitungan ambulance/mobil puskesmas keliling dengan jarak puskesmas ke tempat tujuan 10 km adalah sebagai berikut: a. Untuk pemakaian siang hari tarif yang harus dibayar dihitung sebagai berikut: Tarif 5 km pertama Kelebihan jarak Tarif kelebihan jarak Tarif yang harus dibayar = = = = = = = = = 7,5 km x Rp 4.500,Rp 33.750,(10 km x 2) – 5 km 15 km (15 km/2) x Rp 4.500,7,5 km x Rp. 4.500,Rp 33.750,Rp33.750,- + Rp33.750,Rp 67.500,- Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 Cukup Jelas Pasal 21 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan “tempat umum lainnya” adalah tempat yang dapat digunakan oleh masyarakat umum dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. b. Untuk pemakaian malam hari tarif yang harus dibayar dihitung sebagai berikut: Tarif 5 km pertama Kelebihan jarak Tarif kelebihan jarak Tarif yang harus dibayar = = = = = = = = = 10 km x Rp 4.500,Rp 45.000,(10 km x 2) – 5 km 15 km (15 km/2) x Rp 4.500,7,5 km x Rp. 4.500,Rp 33.750,Rp 45.000,- + Rp 33.750,Rp 78.750,- Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. http://www.bphn.go.id/ 20 Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 39 Ayat (1) Pasal 26 Cukup jelas. Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Pasal 27 Yang dimaksud “mobil penumpang umum” adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram. Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Huruf b Pasal 30 Yang dimaksud “mobil bus” adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram. Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Huruf c Pasal 32 Yang dimaksud “mobil barang” adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang Cukup jelas. Pasal 33 Huruf d Cukup jelas. Yang dimaksud dengan “kereta gandengan” adalah suatu alat yang dipergunakan untuk pengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. Huruf e Pasal 36 Yang dimaksud dengan “kereta tempelan” adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya. Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. http://www.bphn.go.id/ 21 Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas Pasal 56 Cukup jelas. Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup jelas. Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 46 Cukup jelas. Pasal 47 Cukup jelas. Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Cukup jelas. http://www.bphn.go.id/ 22 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM 2. Jasa Visite Dokter a. NO TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN I. Dokter Umum RUANGAN 1 Kelas III Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas 2 A. 3 Pelayanan Rawat Jalan 1. NO 2. ASAL PASIEN 1 Dalam daerah 2 Luar daerah 3. TARIF Rp 6,000 Setiap kunjungan 10,000 Setiap kunjungan Per visite Kelas II 10,000 Per visite Kelas I 12,500 Per visite Dokter Spesialis Rp. 15.000,- Per visite Jasa asuhan keperawatan NO TARIF JENIS PASIEN Rp 1 Pasien baru 1,000 2 Pasien lama yang tidak dapat menunjukkan kartu berobat 1,000 4. SATUAN Rp 7,500 SATUAN Biaya pelayanan rekam medik NO B. b. Biaya pemeriksaan dan pemberian obat TARIF RUANGAN TARIF Rp SATUAN 1 Kelas III 3,000 Per hari 2 Kelas II 4,000 Per hari 3 Kelas I 5,000 Per hari Jasa asuhan gizi NO RUANGAN TARIF Rp SATUAN 1 Kelas III 2,000 Per hari Pelayanan Rawat Inap 2 Kelas II 3,000 Per hari 1. 3 Kelas I 4,000 Per hari Biaya Akomodasi NO RUANGAN TARIF Rp SATUAN 5. Jasa asuhan farmasi NO RUANGAN TARIF SATUAN 1 Kelas III 15,000 Per hari 2 Kelas II 25,000 Per hari 1 Kelas III 2,000 Per hari 3 Kelas I 40,000 Per hari 2 Kelas II 3,000 Per hari 3 Kelas I 4,000 Per hari Rp http://www.bphn.go.id/ 23 6. Biaya cucian 5 Ganti balut luka bakar ringan 3,000 4,000 7,000 6 Ganti balut luka bakar sedang 3,000 4,000 7,000 7 Ganti balut wound toilet 3,000 4,000 7,000 8 Injeksi (suntik) 3,000 2,000 5,000 9 Rectal Toucher 3,000 4,000 7,000 10 Reposisi manual haemoroid, prolaps rekti 3,000 4,000 7,000 11 Businasi anus 3,000 4,000 7,000 12 Pemasangan bidai kayu 3,000 4,000 7,000 Pelayanan Gawat Darurat 13 Insisi abses superficial 3,000 8,000 11,000 Biaya pemeriksaan dan pemberian obat 14 Ekstractie benda asing ditelinga, hidung 3,000 4,000 7,000 15 Suntikan intra koloid 3,000 4,000 7,000 NO 7. Kelas III 2,000 Per hari 2 Kelas II 3,000 Per hari 3 Kelas I 5,000 Per hari Biaya bagi penunggu pasien NO D. TARIF RUANGAN SATUAN Rp 1 Kelas III 1,000 per hari 2 Kelas II 2,000 per hari 3 Kelas I 3,000 per hari ASAL PASIEN TARIF SATUAN Rp 1 Dalam daerah 10,000 Setiap kunjungan 16 Hecting Off 3,000 7,000 10,000 2 Luar daerah 15,000 Setiap kunjungan 17 Gips Off 3,000 15,000 18,000 Tindakan Medik 18 Sterilisasi instrument 3,000 7,000 10,000 1. 19 Perawatan instrument 3,000 4,000 7,000 20 Pengambilan sampel darah 2,000 4,000 6,000 NO A SATUAN Rp 1 NO C. TARIF RUANGAN Tindakan medik non operatif JENIS TINDAKAN JASA SARANA JASA PELAYANAN Rp Rp JUMLAH Rp Bedah 1 Pemasangan Infus 3,000 4,000 7,000 2 Pemasangan Pipa lambung mag spoeling 3,000 7,000 10,000 3 Pemasangan Kateter 3,000 6,000 9,000 4 Ganti balut 3,000 4,000 7,000 B Kebidanan dan Penyakit Kandungan 1 Persalinan Fisiologis 90,000 260,000 350,000 2 Persalinan Patologis 78,000 372,000 450,000 3 Hecting perineum 20,000 90,000 110,000 4 Digital atau eksplorasi 12,000 50,000 62,000 5 Pemasangan tampon vagina 5,500 10,000 15,500 http://www.bphn.go.id/ 24 C 6 Melepas tampon vagina 5,500 6,500 12,000 7 Rektal / vagina toecher 5,000 12,000 17,000 8 Pemasangan IUD 10,500 30,000 40,500 9 Pengambilan IUD 10,500 30,000 40,500 10 Pemasangan implant 14,000 60,000 74,000 11 Implant up 14,000 60,000 74,000 12 Pemeriksaan inspeculo 5,500 12,000 17,500 13 Reposisi prolaps 9,000 35,000 44,000 14 Pengangkatan jahitan abdomen/perineum 10,000 45,000 55,000 15 Pemasangan pesarium 10,000 45,000 16 Pengambilan benda asing di vagina 15,000 17 Vulva hygiene 18 Breast care 3 2 4 Rumple leed 2,000 4,000 6,000 Perawatan luka bakar a Ringan 3,000 6,500 9,500 b Sedang 3,500 8,000 11,500 8,000 40,000 48,000 Reposisi a Reposisi dan pasang spalk b Luksasio: 1) Kecil 6,000 25,000 31,000 2) Sedang 9,000 50,000 59,000 c Prolap recti 8,000 7,000 15,000 55,000 d Prolap Uteri 8,000 7,000 15,000 90,000 105,000 e Reposisi gips serkuler 23,000 6,500 29,500 3,000 15,000 18,000 f Reposisi gips spalk 23,000 52,000 75,000 3,000 15,000 18,000 g Pasang spalk 3,000 7,000 10,000 5 Kateter foley nelaton 3,000 6,500 9,500 6 Kateter metal 4,500 15,000 19,500 30,000 200,000 230,000 Instalasi Gawat darurat 1 d Perawatan luka baru a Perawatan permukaan/kulit 2,500 4,000 6,500 7 Vena seksi / umbilikal kateterisasi b Perawatan dalam jaringan ringan 3,500 6,500 10,000 8 Resusitasi 7,500 32,500 40,000 9 Tindakan isap lender 3,000 6,500 9,500 c Perawatan dalam jaringan sedang 5,000 7,000 12,000 10 Angkat corpus alineum hidung 3,000 6,500 9,500 d Perawatan dalam jaringan berat 9,500 8,500 18,000 11 Angkat corpus alineum telinga 3,000 6,500 9,500 12 Angkat cerumen 3,500 8,000 11,500 13 Tarnponade / ganti verban 3,000 6,500 9,500 14 Pemasangan NGT 6,000 500 6,500 15 Schoorten / lavement 6,000 4,000 10,000 Perawatan luka lama a Gangren 3,500 6,000 9,500 b Perawatan Infus 2,500 6,000 8,500 c Tindakan Suntikan 2,000 5,000 7,000 http://www.bphn.go.id/ 25 D 16 Pasang O2 2,000 4,000 6,000 17 Bilas lambung 6,000 27,000 33,000 18 Nebulizer 6,000 26,000 19 Sonde fooding 2,000 20 Pengambilan sampel laboratorium 21 Pemeriksaan glucostik 1 2 4,000 13,000 17,000 10 Insisi abses supervicial 7,500 30,000 37,500 32,000 11 Perawatan tali pusat 3,500 9,000 12,500 500 2,500 12 Perawatan caput 3,500 9,000 12,500 2,000 500 2,500 13 3,000 120,000 123,000 3,000 12,000 15,000 Bidan/perawat perinatologi menerima bayi baru lahir dengan Vacum ekstrasi 12,500 63,000 75,500 6,000 18,000 24,000 F Tindakan pada telinga a Extraksi benda asing / serumen 5,000 15,000 20,000 b Pembersihan secret 5,000 15,000 20,000 c Tampon telinga 5,000 15,000 20,000 Tindakan pada hidung a Extraksi benda asing 5,000 15,000 20,000 b Penanganan epistaksis anterior 5,000 15,000 20,000 Pembersihan secret 5,000 c E Toucher Rectum THT 15,000 Pemasangan maagslang 3,000 Resusitasi jantung paru 7,000 3 Scoorsteen 3,000 6,000 9,000 4 Pemasangan kateter 5,000 20,000 25,000 5 Sonde hidung 3,000 6,000 9,000 6 Tindakan suntik 3,000 6,000 9,000 7 Tindik 3,000 12,000 15,000 8 Rumple loede 3,000 6,000 9,000 2 6,000 32,500 G Penyakit Dalam 1 Pemeriksaan spirometri 2 Nebulizer Tindakan Medik Gigi 1 Premedikasi 2,000 3,000 5,000 2 Kontro l 2,000 3,000 5,000 3 Relokasi rahang 10,000 20,000 30,000 4 Fissure Sealant 10,000 10,000 20,000 5 Pembersihan karang gigi lengkap per kwadran 3,000 10,000 13,000 6 Pencabutan per 1 gigi 20,000 Penyakit Anak 1 9 9,000 a Gigi decidui 2,000 3,000 5,000 b Gigi decidui dengan penyulit 2,000 8,000 10,000 c Gigi permanen 5,000 10,000 15,000 d Gigi permanent dengan penyulit 5,000 15,000 20,000 e Gigi tertanam/ 10,000 40,000 50,000 39,500 impacted 7 Insisi abses gigi 2,000 8,000 10,000 8 Tumpatan sementara 3,000 7,000 10,000 http://www.bphn.go.id/ 26 9 Tumpatan permanent a b c Tumpatan dengan amalgam 3,000 10,000 13,000 Tumpatan dengan Ketac Molar/ glassionomer 8,000 10,000 18,000 Light curring (tambal) 10,000 15,000 25,000 21 c Papper point 6,000 1,000 7,000 d Gutta Percha 3,000 3,000 6,000 e NaOCl 3,000 2,000 5,000 f H2O2 3,000 2,000 5,000 g Arsen 1,500 2,000 3,500 h ChKm 1,000 1,000 2,000 Ligh curing 10 Perawatan Saraf per kunjungan 2,000 8,000 10,000 11 Perawatan gingivitis (curettage) per regio 5,000 7,500 12,500 12 Alveolectomi tiap gigi 5,000 15,000 20,000 a 13 Operculectomy 5,000 15,000 20,000 b 14 Perawatan Dry Socket 5,000 10,000 15,000 15 Finishing/polish gigi lengkap per kwadran 5,000 5,000 10,000 16 Pencabutan 17 a Topical gel 2,000 1,000 3,000 b Xylestesin / anasthesi dg cito jet 7,000 1,000 8,000 19 20 5,000 5,000 10,000 Tumpatan sementara Caviton Komposit 10,000 5,000 15,000 b XP Bonding 10,000 5,000 15,000 Kawat 5,000 20,000 25,000 Komposit 5,000 10,000 15,000 Splinting gigi 2. Tindakan medik operatif a. Bagian Bedah JENIS TINDAKAN 3,000 2,000 5,000 Tumpatan permanent a SIK (Fuji IX) 5,000 3,000 8,000 b Bur 1,000 - 1,000 JASA SARANA Rp Tindakan medik operatif bagian bedah meliputi: Insisi abses gigi Bisturi 18 22 a a Eksterpasi tumor dangkal b Insisi abses dalam c Venaseksi, eksraksi kuku d Reposisi e pemasangan gips anggota gerak 45,000 JASA PELAYA NAN Rp 100,000 JUMLAH Rp 145,000 Perawatan Saraf a Trimix 4,000 1,000 5,000 b Caviton 3,000 1,000 4,000 http://www.bphn.go.id/ 27 b. Bagian Kebidanan dan Kandungan JASA PELAYANAN NO KELAS DOKTER ASISTEN JASA SARANA Rp Rp Rp JUMLAH Rp 5 Circumsisi 6 Cross incision d. Tindakan medic Abortus NO 25,000 140,000 165,000 5,000 20,000 25,000 JASA SARANA JASA PELAYANAN JUMLAH Rp Rp Rp Rawat Jalan Bagian Mata JENIS TINDAKAN a Tindakan digital/manual 45,000 7,500 10,000 62,500 b Tindakan eksplorasi 45,000 7,500 10,000 62,500 1 Ekstraksi korpus alienum pada konjungtiva 3,000 c Tindakan Curetage 150,000 30,000 20,000 200,000 2 Ekstraksi korpus alienum kornea c. NO 1 JENIS TINDAKAN JASA PELAYANAN JUMLAH Rp Rp Rp NO 11,000 12,000 60,000 72,000 JASA SARANA JASA PELAYANAN Pelayanan Penunjang 1. JASA SARANA Jahitan: Pelayanan Laboratorium PARAMETER PEMERIKSAAN REAGEN JUMLAH 1 Darah Rutin 22,000 5,000 10,000 37,000 a Kulit 1-5 5,000 14,000 19,000 2 Haemoglobin 5,000 2,000 2,000 9,000 b Kulit 6 -10 8,000 33,000 41,000 3 Hitung Lekosit 5,000 2,000 2,000 9,000 c Kulit 11-15 8,000 34,000 42,000 4 5,000 2,000 2,000 9,000 d Kulit lebih 15 14,000 74,000 88,000 Hitung Trombosit e Jahitan luka sampai otot/subcutan/facia termasuk kulit 10,000 49,000 59,000 5 Hitung Eritrosit 5,000 2,000 2,000 9,000 6 Cloting Time 5,000 2,000 2,000 9,000 Jahitan luka sampai tendo termasuk otot 10,000 49,000 59,000 7 Blooding Time 5,000 2,000 2,000 9,000 10,000 49,000 59,000 8 Golongan Darah 5,000 2,000 2,000 9,000 9 Hemogram 5,000 2,000 2,000 9,000 10 LED 5,000 2,000 2,000 9,000 11 Hematrokit 5,000 2,000 2,000 9,000 12 Morfologi Darah Tepi 10,000 8,000 7,000 25,000 f 2 Insisi abses superfisial 3 Exterpasi: 4 E. Instalasi Gawat Darurat 8,000 a Corpus aleneum di jaringan 8,000 32,000 40,000 b Kuku 8,000 32,000 40,000 12,000 6,000 18,000 Amputasi digiti http://www.bphn.go.id/ 28 13 PTT 35,000 4,000 5,000 44,000 40 Asam Urat 13,000 3,000 3,000 19,000 14 APTT 35,000 2,000 5,000 42,000 41 HDL 13,000 3,000 3,000 19,000 15 Malaria 5,000 2,000 2,000 9,000 42 CKMB 45,000 4,000 5,000 54,000 16 Widal 20,000 4,000 4,000 28,000 43 CK-NAC 45,000 4,000 5,000 54,000 17 Bakteri Tahan Asam 7,000 2,000 3,000 12,000 44 Elektrolit 70,000 10,000 10,000 90,000 45 Pleura 20,000 10,000 10,000 40,000 18 Pengecatan Gram 7,000 2,000 3,000 12,000 46 LCS 30,000 10,000 10,000 50,000 19 PP tes 10,000 2,000 2,000 14,000 47 T3 60,000 10,000 10,000 80,000 20 Urin Rutin 7,000 5,000 7,000 19,000 48 T4 60,000 10,000 10,000 80,000 21 Protein Urin 7,000 2,000 2,000 11,000 49 TSH 95,000 7,500 7,500 110,000 22 Reduksi Urin 7,000 2,000 2,000 11,000 50 FT4 95,000 7,500 7,500 110,000 23 Bilirubin Urin 7,000 2,000 2,000 11,000 51 HIV Rapid tes 40,000 7,500 7,500 55,000 24 Urobilin Urin 7,000 2,000 2,000 11,000 52 Dengue Test 110,000 7,500 7,500 125,000 25 Sediment urin 7,000 2,000 2,000 11,000 26 Narkoba test 22,000 2,500 2,500 27,000 27 Faeces Lengkap 5,000 2,000 2,000 9,000 28 Benzidin test 5,000 2,000 2,000 9,000 29 Gula Darah 7,000 5,000 5,000 17,000 30 Cholesterol 13,000 2,500 2,500 18,000 31 Ureum 10,000 4,000 4,000 18,000 32 Creatinin 13,000 2,500 2,500 18,000 33 Bilirubin Total 8,000 3,000 3,000 14,000 34 Bilirubin Direk 10,000 2,500 2,500 15,000 35 Protein Total 6,000 4,000 4,000 14,000 36 Albumin 8,000 4,000 4,000 16,000 37 SGOT 10,000 3,000 3,000 16,000 38 SGPT 9,000 3,500 3,500 16,000 39 Trigliserid 13,000 3,000 3,000 19,000 2. NO Pelayanan Darah JENIS KEGIATAN 1 Golongan Darah 2 Whole Blood 3. JASA KOSUL TASI JASA PELAYAN AN JASA SARANA JUMLAH Rp Rp Rp Rp Rp 8,000 2,000 2,000 2,000 14,000 223,500 Pelayanan Radiologi a. NO REAGEN Pemeriksaan radiologi tanpa kontras JENIS PEMERIKSAAN JASA SARANA JASA PELAYANAN JASA KONSULTASI JUMLAH Rp Rp Rp Rp 1 thx / extrems / bno 16,000 6,500 7,500 30,000 2 vertebrae / cranium 16,000 8,000 8,000 32,000 http://www.bphn.go.id/ 29 3 cranium 3 posisi 16,000 9,000 9,000 34,000 4 abdomen 3 posisi 16,000 9,000 9,000 34,000 b. NO JASA SARANA JASA PELAYANAN JASA KONSULTASI JUMLAH Rp Rp Rp Rp 1 IVP 13,000 10,000 12,000 35,000 2 HSG 13,000 10,000 12,000 35,000 3 OMD 12,000 10,000 9,000 31,000 4 colon in loop 11,000 15,000 15,000 41,000 5 urethro-cystografi 10,000 10,000 10,000 30,000 6 Urethrografi 20,000 10,000 14,000 44,000 7 Cystografi 20,000 10,000 9,000 39,000 NO NO Pelayanan pemeriksaan ECG dan USG PELAYAN AN JASA SARANA DOKTER Rp Rp Rp TINDAKAN JASA PELAYANAN JUMLAH Rp Rp Rp 1 Infra Red 4,000 4,000 8,000 2 Fibrator 4,000 4,000 8,000 3 Tens 4,000 4,000 8,000 4 Elektrik stimulans 4,000 4,000 8,000 5 Ultra Sonic 4,000 4,000 8,000 6 Diathermi 4,000 4,000 8,000 JUMLAH OPERA TOR Rp Rp 1 ECG 4,000 8,000 7,500 3,000 22,500 2 USG 20,000 12,500 25,000 - 57,500 6. Pelayanan penggunaan peralatan pada bagian penyakit anak PELAYAN AN NO 1 Incubator/ Incubator transport 2 Infant Warmer 3 Resusitator Elektrik Pelayanan rehabilitasi medik JASA SARANA JASA PELAYANAN BAHAN HABIS PAKAI Pemeriksaan radiologi dengan Kontras JENIS PEMERIKSAAN 4. 5. 7. NO JASA PELAYANAN BAHAN HABIS PAKAI JASA SARANA DOKTER Rp Rp Rp 10,000 10,000 5,000 32,000 - 10,000 10,000 5,000 25,000 3,000 10,000 25,000 12,000 50,000 Pelayanan oksigen TINDAKAN JASA PELAYANAN Pelayanan oksigen F. NO Rp 3,000 Rp 1 JUMLA H OPERA TOR Rp 2.500 OXYGEN PER LITER/JAM Rp 2.500 Pelayanan Kesehatan Lain – Lain JENIS PELAYANAN JUMLAH Rp 1 Pemeriksaan calon pengantin 15,000 2 Pemeriksaan calon haji tahap Pertama 20,000 3 Keur Dokter Umum 7,500 http://www.bphn.go.id/ 30 4 Keur kesehatan untuk anak sekolah 5,000 5 Pemeriksaan Dokter Spesialis 7,500 6 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja 7,500 7 Identifikasi gigi II. 2 Gula darah sewaktu 10,000 4,000 4,000 18,000 Pemeriksaan Imunologi a Tes kehamilan 10,000 2,000 2,000 14,000 Pelayanan Kesehatan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat b Hepatitis B 10,000 2,000 2,000 14,000 A. c VDRL 10,000 2,000 2,000 14,000 d Widal 22,000 4,000 4,000 30,000 e HIV 35,000 10,000 10,000 55,000 2,500 2,500 27,000 20,000 Pemeriksaan Klinis JENIS PEMERIKSAAN NO 1 o REAGEN JASA SARANA JASA PEMERIK SAAN JUMLAH BIAYA Rp Rp Rp Rp 3 Pemeriksaan Toksikologi a Pemeriksaan Kimia Darah a Bilirubin Total 10,000 5,000 5,000 20,000 b Bilirubin Direk 10,000 5,000 5,000 20,000 c Kolesterol HDL 10,000 4,000 4,000 18,000 d Kolesterol LDL 25,000 4,000 4,000 33,000 e Protein Total 6,000 4,000 4,000 14,000 f Albumin 6,000 4,000 4,000 14,000 g Kreatinin 10,000 4,000 4,000 h Kolesterol Total 10,000 4,000 i SGOT 7,000 j SGPT k 4 Narkoba 22,000 Pemeriksaan Hematologi a Hitung Leukosit 5,000 2,000 2,000 9,000 b Hitung Eritrosit 5,000 2,000 2,000 9,000 c Hitung Trombosit 5,000 2,000 2,000 9,000 d Hematokrit 5,000 2,000 2,000 9,000 e Hitung Jenis leukosit 5,000 2,000 2,000 9,000 18,000 f LED 5,000 2,000 2,000 9,000 4,000 18,000 g Hemoglobin 5,000 2,000 2,000 9,000 h 2,000 2,000 9,000 4,000 15,000 Golongan Darah 5,000 4,000 7,000 4,000 4,000 15,000 i Kolinesterase 10,000 5,000 5,000 20,000 Asam Urat 10,000 4,000 4,000 18,000 j 20,000 7,500 10,000 37,500 l Trigliserid 10,000 4,000 4,000 18,000 Darah rutin lengkap m Gula darah puasa 10,000 4,000 4,000 18,000 8,000 6,000 7,000 21,000 Gula darah 2 jam PP 10,000 3,000 3,000 6,000 n 4,000 4,000 5 Pemeriksaan Urinalisa a Urin Lengkap b Pemeriksaan fisik 18,000 http://www.bphn.go.id/ 31 6 c pH 2,000 2,000 2,000 6,000 14 Enterobacter spp 12,000 8,000 8,000 28,000 d Berat Jenis - 3,000 3,000 6,000 15 Enterococcus 12,000 8,000 8,000 28,000 e Protein 5,000 3,000 3,000 11,000 16 E.Coli 27,000 8,000 8,000 43,000 f Benda keton 5,000 3,000 3,000 11,000 17 Salmonella spp 14,000 8,000 8,000 30,000 g Bilirubin urin 5,000 3,000 3,000 11,000 18 Shigella spp 14,000 8,000 8,000 30,000 19 Neisseria Gonorrhoea 7,000 5,000 5,000 17,000 h Urobilin urin 5,000 3,000 3,000 11,000 20 Neisseria Meningtis 30,000 8,000 8,000 46,000 i Sediment urin 5,000 3,000 3,000 11,000 21 Vibrio Cholera 22,000 8,000 8,000 38,000 j Glukosa 5,000 3,000 3,000 11,000 22 Clostridium spp 27,000 8,000 8,000 43,000 5,000 2,000 2,000 9,000 23 Pseudomonas spp 20,000 8,000 8,000 36,000 24 BTA 7,000 2,000 3,000 12,000 25 Pewarnaan Gram 7,000 2,000 3,000 12,000 JASA SARANA Rp JASA PEMERI KSAAN Rp Pemeriksaan faeses lengkap B. NO Pemeriksaan Mikrobiologi JENIS PEMERIKSAAN JASA SARAN A Rp JASA PEMERI KSAAN Rp 12,000 10,000 8,000 30,000 REAGE N Rp C. JUMLAH BIAYA Rp 1 Pasarit / jamur / kapang secara kuantitatif 2 Telur cacing 5,000 5,000 5,000 15,000 3 Chorinebacterium Dipteri 5,000 4,000 5,000 14,000 4 Micobacterium Leprae 5,000 5,000 5,000 15,000 5 Microbacterium Tuberculosis 12,500 10,000 10,000 32,500 6 Plasmodium / malaria 6,000 2,000 2,000 10,000 7 Bacillus Antraksis 20,000 8,000 8,000 36,000 8 Neisseria Gonorrhoea 22,500 8,000 8,000 38,500 9 Streptococcus spp 12,000 8,000 8,000 28,000 10 Staphylococcus spp 12,000 8,000 8,000 28,000 11 Angka kuman 20,000 8,000 8,000 36,000 12 Koliform total 16,500 8,000 8,000 32,500 13 Bacillus spp 15,000 8,000 8,000 31,000 NO 1 Pemeriksaan Fisika Kimia JENIS PEMERIKSAAN REAGEN Rp JUMLAH BIAYA Rp Pemeriksaan Air Bersih, Air Minum, dan Air LImbah a Bau - 1,500 1,000 2,500 b Rasa - 1,500 1,000 2,500 c Warna - 2,000 2,000 4,000 d Suhu - 2,000 1,500 3,500 e Daya Hantar Listrik - 1,000 2,000 3,000 f Kekeruhan - 2,000 2,000 4,000 g Lapisan minyak - 1,500 1,000 2,500 h pH 5,000 2,000 1,500 8,500 i Zat terendap/TDS 2,000 3,000 2,000 7,000 j Sisa klor 6,000 2,000 1,500 9,500 k Klorida 8,000 3,000 4,000 15,000 http://www.bphn.go.id/ 32 l Kesadahan 15,000 3,000 4,000 22,000 oo Kromium total 17,000 4,000 4,000 25,000 m DO 8,000 3,000 4,000 15,000 pp Fluorida 25,100 4,000 4,000 33,100 n BOD 20,000 5,000 6,000 31,000 qq Barium 13,000 3,000 4,000 20,000 o COD 50,000 8,000 6,000 64,000 rrr Natrium 13,000 3,000 4,000 20,000 p Zat organic 13,000 3,000 4,000 20,000 ss Perak 13,000 3,000 4,000 20,000 q Kalsium 13,000 3,000 4,000 20,000 tt Selenium 13,000 3,000 4,000 20,000 r Magnesium 13,000 3,000 4,000 20,000 uu Kalium 13,000 3,000 4,000 20,000 s Minyak dan lemak 29,000 3,000 4,000 36,000 vv Silika 13,000 3,000 4,000 20,000 t TSS 1,000 3,000 2,000 6,000 ww CO2 Agresif 12,000 4,000 4,000 20,000 u TDS 1,000 3,000 2,000 6,000 xx Pestisida 90,000 20,000 10,000 120,000 v Aluminium 10,000 3,000 4,000 17,000 w Besi 7,000 4,000 4,000 15,000 a Borax 5,000 6,000 4,000 15,000 x Mangaan 7,500 4,000 4,000 15,500 b Nitrit 32,000 4,000 4,000 40,000 y Nitrit 7,000 4,000 4,000 15,000 c Logam berat 40,000 6,000 4,000 50,000 z Nitrat 7,000 4,000 4,000 15,000 d Formalin 32,000 4,000 4,000 40,000 aa Sulfat 7,000 3,000 4,000 14,000 e 4,000 4,000 30,000 Arsen 200,000 10,000 10,000 220,000 diastase madu 22,000 bb Enzim dalam cc Kromium valensi 6 18,000 3,000 4,000 25,000 f Oxymetil furfural dalam madu 22,000 4,000 4,000 30,000 dd Sianida 22,500 4,000 4,000 30,500 g Protein kualitatif 22,000 4,000 4,000 30,000 ee Timbal 49,500 4,000 4,000 57,500 h Protein kuantitatif 22,000 4,000 4,000 30,000 ff Tembaga 13,000 3,000 4,000 20,000 i Lemak kualitatif 22,000 4,000 4,000 30,000 gg Sulfida 13,000 3,000 4,000 20,000 j Lemak kuantitatif 22,000 4,000 4,000 30,000 hh Seng 58,000 3,000 4,000 65,000 k Benzoat kualitatif 22,000 4,000 4,000 30,000 ii Kadmium 63,000 4,000 4,000 71,000 l Salisilat kualitatif 22,000 4,000 4,000 30,000 jj Merkuri 233,500 10,000 10,000 253,500 m Sakarin 18,500 8,000 6,000 32,500 kk Phospat 99,000 4,000 4,000 107,000 n Siklamat 18,500 8,000 6,000 32,500 ll Detergent 137,500 4,000 4,000 145,500 o Pewarna 18,500 8,000 6,000 32,500 mm Minyak tanah 63,000 4,000 4,000 71,000 p Gula reduksi 16,000 8,000 6,000 30,000 nn Ammoniak 102,500 4,000 4,000 110,500 2 Pemeriksaan makanan dan minuman http://www.bphn.go.id/ 33 3 q Angka asam dalam lemak 7,000 4,000 4,000 15,000 r Angka penyabunan 7,000 4,000 4,000 15,000 s Angka peroksida / ketengikan 7,000 4,000 4,000 15,000 t Iodium 7,000 4,000 4,000 15,000 u Kadar air - 5,000 5,000 10,000 v Garam NaCl 7,000 4,000 4,000 15,000 w TFM dalam sabun 7,000 4,000 4,000 15,000 x Alkali bebas dalam sabun 7,000 4,000 4,000 15,000 y Garam beryodium 8,000 3,000 4,000 15,000 z Kadar abu 5,500 8,000 4,000 17,500 4 Pemeriksaan Kosmetik dan Alat Kesehatan a Rodamin dalam kosmetik 18,500 8,000 6,000 32,500 b ZnSO4 dalam kosmetik 18,500 8,000 6,000 32,500 c Asam salisilat dalam kosmetik 18,500 8,000 6,000 32,500 d TGA 35,000 7,500 7,500 50,000 e Nipagin dalam kosmetik 35,000 7,500 7,500 50,000 f Nipasol dalam kosmetik 35,000 7,500 7,500 50,000 g Hidrokinon dalam kosmetik 35,000 7,500 7,500 50,000 h H2O2 35,000 7,500 7,500 50,000 i ZnSO4 kuantitatif 35,000 7,500 7,500 50,000 j Asam salisilat kuantitatif 35,000 7,500 7,500 50,000 k H2O2 kuantitatif 35,000 7,500 7,500 l Klorida kuantitatif 8,000 3,000 4,000 5 m TGA kuantitatif 35,000 7,500 7,500 50,000 n Detergen anionic 137,500 4,000 4,000 145,500 o CaSO4.H2O dalam gips 35,000 7,500 7,500 50,000 p ZnO dalam plester 35,000 7,500 7,500 50,000 q Uji daya serap air dalam Kapas 35,000 7,500 7,500 50,000 r Dextrin dan pati dalam kasa 35,000 7,500 7,500 50,000 Pemeriksaan obat, Narkoba dan Minuman keras a Obat dalam bentuk serbuk 35,000 7,500 7,500 50,000 b Obat dalam bentuk tablet 35,000 7,500 7,500 50,000 c Obat dalam bentuk salep 35,000 7,500 7,500 50,000 d Obat dalam bentuk kapsul 35,000 7,500 7,500 50,000 e Infus dan larutan 35,000 7,500 7,500 50,000 f Narkoba 35,000 7,500 7,500 50,000 g Minuman beralkohol 35,000 7,500 7,500 50,000 Pemeriksaan obat tradisional a Alkaloid 35,000 7,500 7,500 50,000 b Glikosida 35,000 7,500 7,500 50,000 c Tanin 35,000 7,500 7,500 50,000 d Asam sorbat 35,000 7,500 7,500 50,000 e Asam mafenamat 35,000 7,500 7,500 50,000 f Teofilin 35,000 7,500 7,500 50,000 g Dexamatthason 35,000 7,500 7,500 50,000 50,000 h Antalgin 35,000 7,500 7,500 50,000 15,000 i Paracetamol 35,000 7,500 7,500 50,000 http://www.bphn.go.id/ 34 6 j Diazepam 35,000 7,500 7,500 50,000 k CTM 35,000 7,500 7,500 50,000 l Piperazin citrate 35,000 7,500 7,500 50,000 m Vitamin K 35,000 7,500 7,500 50,000 LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN Pemeriksaan pencemaran udara a Sulfur dioksida 73,000 15,000 10,000 98,000 NO JENIS TEMPAT PENGHASIL SAMPAH TARIF KETERANGAN b Carbon monoksida 73,000 15,000 10,000 98,000 1 2 3 4 c Nitrogen dioksida 73,000 15,000 10,000 98,000 1 d Ozon 73,000 15,000 10,000 98,000 a Kecil (Luas Bangunan s/d 36 m²) 2,500 Per bulan e Partikel < 10 mm 73,000 15,000 10,000 98,000 b 5,000 Per bulan f Partikel < 2.5 mm 73,000 15,000 10,000 98,000 Menengah (Luas Bangunan 37 s/d 70 m²) g Timah hitam 73,000 15,000 10,000 98,000 c Besar (Luas Bangunan Lebih dari 71 m²) 7,500 Per bulan h Debu jatuh 73,000 15,000 10,000 98,000 i Total fluoride 73,000 15,000 10,000 98,000 a Kios 10,000 Per bulan b Toko / Ruko 15,000 Per bulan c Toko Serba Ada / Swalayan 40,000 Per bulan d Mall / Supermarket 50,000 Per bulan j Fluor index 73,000 15,000 10,000 98,000 k Klorin dan klorin dioksida 73,000 15,000 10,000 98,000 l Sulfat index 73,000 15,000 10,000 98,000 m Kelembaban 5,000 10,000 10,000 25,000 n Suhu 5,000 10,000 10,000 25,000 o Pencahayaan 5,000 10,000 10,000 25,000 p Getaran 5,000 10,000 10,000 25,000 q Kebisingan 5,000 10,000 10,000 25,000 r Partikel debu 73,000 15,000 10,000 98,000 2 3 4 BUPATI MAGELANG, ttd SINGGIH SANYOTO Rumah Tangga : Tempat Usaha : Hotel a Melati / Losmen 25,000 Per bulan b Bintang 1 30,000 Per bulan c Bintang 2 35,000 Per bulan d Bintang 3 70,000 Per bulan e Bintang 4 100,000 Per bulan f Bintang 5 130,000 Per bulan Rumah Makan : a Kelas I 40,000 Per bulan b Kelas II 25,000 Per bulan c Kelas III 15,000 Per bulan 6,000 Per bulan 35,000 Per bulan 5 Warung Makan 6 Perkantoran http://www.bphn.go.id/ 35 7 9 10 11 a Besar 30,000 Per bulan b Kecil 15,000 Per bulan 10,000 Per bulan Industri Rumah Tangga Perusahaan Industri : Kecil 25,000 Per bulan b Menengah 75,000 Per bulan c Besar 150,000 Per bulan Perusahaan Angkutan Orang / Barang : JENIS KENDARAAN TARIF KETERANGAN 1 2 3 4 1 Kendaraan Tidak Bermotor Jumlah kendaraan 1 s/d 5 30,000 Per bulan a Kendaraan roda 2 (dua) 200 sekali parkir b Jumlah kendaraan 6 s/d 10 buah 75,000 Per bulan b Kendaraan roda 3 (tiga) 300 sekali parkir c Jumlah kendaraan diatas 10 150,000 Per bulan c Kendaraan roda 4 (empat) 500 sekali parkir 75,000 Per bulan Pergudangan Tempat Hiburan : 16 NO a 13 15 TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM a 12 14 LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM Bengkel / Pencucian Mobil / Motor a Menetap 50,000 Per bulan b Insidentil 15,000 Per hari Pelayanan Kesehatan : a Balai Pengobatan 15,000 Per bulan b Poliklinik / RB / BKIA 20,000 Per bulan c Puskesmas 30,000 Per bulan d Rumah Sakit 50,000 Per bulan Pedagang Kaki Lima : a Menetap 5,000 Per bulan b Insidentil 1,000 Per hari 2 Kendaraan Bermotor a Kendaraan roda 2 (dua) 500 sekali parkir b Kendaraan roda 3 (tiga) 500 sekali parkir c Kendaraan roda 4 (empat) 1,000 sekali parkir d Kendaraan roda 6 (enam) 2,000 sekali parkir e Kendaraan roda lebih dari 6 (enam) 5,000 sekali parkir BUPATI MAGELANG, ttd SINGGIH SANYOTO Pembuangan Sampah ke TPSA : a Dari Dalam Daerah 10,000 Per kubik b Dari Luar Daerah 50,000 Per kubik BUPATI MAGELANG, ttd SINGGIH SANYOTO http://www.bphn.go.id/ 36 LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PASAR I. 2. 3. penerbitan Surat Keterangan Hak Pakai Tempat Dasaran untuk perpanjangan atau balik nama mutasi/pengalihan kios/los dikenakan retribusi sebesar Rp 215.000,- (dua ratus lima belas ribu rupiah); besarnya nilai jual kios/los sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditetapkan oleh Bupati. Pemakaian Tempat Dasaran NO KLASIFIKASI TEMPAT USAHA KELAS 1 2 3 1 Kios 3 II. Los Halaman Rp 4 BUPATI MAGELANG, SATUAN KETERANGAN 5 6 Klasifikasi kelas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati I 150 Per m² per hari II 125 Per m² per hari III 110 Per m² per hari IV 2 TARIF 50 Per m² per hari I 125 Per m² per hari II 110 Per m² per hari III 100 Per m² per hari IV 40 Per m² per hari I 250 Per m² per hari II 250 Per m² per hari III 250 Per m² per hari IV 150 Per m² per hari ttd SINGGIH SANYOTO Pemakaian tempat di pasar hewan dikenakan retribusi sebesar Rp 1000,- (seribu rupiah) per m² III. Penggunaan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dikenakan retribusi sebesar Rp 1000,- (seribu rupiah) untuk setiap pemakaian IV. Pemberian Surat Keterangan Hak Pakai Tempat Dasaran berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. penerbitan Surat Keterangan Hak Pakai Tempat Dasaran kios/los bagi penempat I (pertama) sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari nilai jual kios/los; http://www.bphn.go.id/ 37 LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM 5 TARIF RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR I. II. Pengujian Kendaraan Bermotor NO JENIS KENDARAAN 1 2 1 Mobil penumpang umum (JBB 0 s/d 2.000 Kg) 2 Mobil Bus 3 4 TARIF Rp 3 25,000 SATUAN 4 Per kendaraan a JBB 0 s/d 3.999 Kg 25,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 30,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 35,000 Per kendaraan d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg 40,000 Per kendaraan e JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 45,000 Per kendaraan f JBB 12.001 Kg keatas 50,000 Per kendaraan Kereta Gandeng/Tempel a JBB 0 s/d 9.000 Kg 45,000 Per kendaraan b JBB 9.001 s/d 10.000 Kg 50,000 Per kendaraan c JBB 10.001 s/d 12.000 Kg 55,000 Per kendaraan d JBB 12.000 Kg keatas 60,000 Per kendaraan Penggantian Barang kuasi/Buku Uji NO JENIS PELAYANAN 1 2 1 Penggantian barang kuasi berupa tanda uji/plat uji berkala, kawat, segel 2 Penggantian Buku Uji 3 III. TARIF Rp 3 SATUAN 4 7,500 Per kendaraan a Biaya penggantian buku uji 10,000 Per kendaraan b Biaya penggantian buku uji karena rusak 25,000 Per kendaraan c Biaya penggantian buku uji karena hilang 50,000 Per kendaraan 10,000 Per kendaraan Penggantian Tanda Samping Numpang Uji Mobil barang bersumbu II (dua) a JBB 0 s/d 3.999 Kg 25,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 30,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 35,000 d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg e f NO JENIS KENDARAAN Per kendaraan 1 2 40,000 Per kendaraan 1 JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 45,000 Per kendaraan Mobil penumpang umum (JBB 0 s/d 2.000 Kg) JBB 12.001 Kg keatas 50,000 Per kendaraan 2 Mobil Bus Mobil barang bersumbu III (tiga) TARIF Rp SATUAN 4 3 25,000 Per kendaraan a JBB 0 s/d 3.999 Kg 25,000 Per kendaraan a JBB 0 s/d 3.999 Kg 35,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 30,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 40,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 35,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 45,000 Per kendaraan d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg 40,000 Per kendaraan d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg 50,000 Per kendaraan e JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 45,000 Per kendaraan e JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 55,000 Per kendaraan f JBB 12.001 Kg keatas 50,000 Per kendaraan f JBB 12.001 Kg keatas 60,000 Per kendaraan http://www.bphn.go.id/ 38 3 4 5 6 Mobil barang bersumbu II (dua) a JBB 0 s/d 3.999 Kg 25,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 30,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 35,000 Per kendaraan d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg 40,000 Per kendaraan e JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 45,000 Per kendaraan f JBB 12.001 Kg keatas 50,000 Per kendaraan Mobil barang bersumbu III (tiga) a JBB 0 s/d 3.999 Kg 35,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 40,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 45,000 Per kendaraan d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg 50,000 Per kendaraan e JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 55,000 Per kendaraan f JBB 12.001 Kg keatas 60,000 Per kendaraan Kendaraan Khusus a JBB 0 s/d 3.999 Kg 25,000 Per kendaraan b JBB 4.000 s/d 5.000 Kg 30,000 Per kendaraan c JBB 5.001 s/d 7.200 Kg 35,000 Per kendaraan d JBB 7.201 s/d 9.000 Kg 40,000 Per kendaraan e JBB 9.001 s/d 12.000 Kg 45,000 Per kendaraan f JBB 12.001 Kg keatas 50,000 Per kendaraan Kereta Gandeng/Tempel a JBB 0 s/d 9.000 Kg 45,000 Per kendaraan b JBB 9.001 s/d 10.000 Kg 50,000 Per kendaraan c JBB 10.001 s/d 12.000 Kg 55,000 Per kendaraan d JBB 12.000 Kg keatas 60,000 Per kendaraan BUPATI MAGELANG, ttd SINGGIH SANYOTO http://www.bphn.go.id/ 39