1 lembaran daerah kabupaten magelang tahun 2012 nomor

advertisement
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2012 NOMOR : 3
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MAGELANG
Menimbang
Mengingat
: a. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang penting guna
membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah;
b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah untuk
memberikan
kepastian hukum bagi masyarakat dalam
pemungutan retribusi jasa umum, Peraturan
Daerah yang mengatur Retribusi jasa umum di
Kabupaten Magelang perlu disesuaikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah
tentang
Retribusi Jasa Umum;
: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
http://www.bphn.go.id/
1
9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan
Sampah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 70,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4852);
11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5025);
12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5049);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5058);
14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982
tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah
Tingkat II Magelang dari Wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan
Mungkid di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat
II Magelang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1982 Nomor 36);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 36,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 5145);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993
tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3527);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993
tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor
64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3530);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
http://www.bphn.go.id/
2
23. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655)
30. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembentukan
Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Nomor
7);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7
Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2008 Nomor 7);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010
tentang Tata cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif
Pemungutan
Pajak
Daerah
dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5161);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011
tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5221);
27. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007
tentang
Pengesahan
Pengundangan
dan
Penyebarluasan
Peraturan
Perundangundangan;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Magelang Nomor 5 Tahun 1988 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten
Daerah
Tingkat
II
Magelang
(Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Magelang Tahun 1988 Seri D Nomor 12);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor
10 Tahun 2004 tentang Mekanisme Konsultasi
Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2004 Nomor 17 Seri E Nomor 9);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor
21 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
yang
Menjadi
Kewenangan
Pemerintahan
Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 21);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG
dan
BUPATI MAGELANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Kabupaten Magelang.
2.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3.
Bupati adalah Bupati Magelang.
4.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Daerah.
http://www.bphn.go.id/
3
5.
Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang
Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
6.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
7.
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan.
8.
Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan
yang
menyebabkan
barang,
fasilitas,
atau
kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau Badan.
9.
Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
10. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
11. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan adalah Unit Pelaksana
Teknis pada Dinas Kesehatan yang terdiri atas Pusat Kesehatan
Masyarakat dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat.
12. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerja tertentu.
13. Laboratorium Kesehatan Masyarakat adalah Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan yang melaksanakan
pelayanan
pemeriksaan di bidang fisika, kimia, mikrobiologi dan klinis
yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan untuk menunjang upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat.
14. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang mempunyai
fasilitas tempat perawatan.
15. Puskesmas Pembantu adalah Puskesmas dengan kegiatan
fungsional yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
menyangkut bagian wilayah kerja Puskesmas dan merupakan
bagian integral dari Puskesmas.
16. Puskesmas Keliling adalah Unit Pelayanan Kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan sarana kendaraan bermotor roda 4
(empat) dan peralatan kesehatan, serta sejumlah tenaga yang
berasal dari Puskesmas guna menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan Puskesmas yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan.
17. Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dalam
bentuk promotif, preventif kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dan
jaringannya.
18. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang
datang ke Puskesmas untuk keperluan observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap.
19. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang
dirawat tinggal di Puskesmas dan menempati tempat perawatan
di
Puskesmas
untuk
keperluan
observasi,
diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan
lainnya.
20. Pelayanan Rawat kunjungan adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter, bidan, perawat, perawat gigi Puskesmas
dengan cara mengunjungi seseorang/ kelompok orang dalam
rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan pelayanan
kesehatan lain.
21. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan yang bersifat gawat
dan/atau darurat dan harus diberikan secepatnya untuk
mencegah atau menanggulangi risiko kematian atau kecacatan.
22. Klinik konseling adalah pelayanan konsultasi yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dengan tujuan untuk menunjang
pelayanan kesehatan.
23. Tindakan medik adalah tindakan pembedahan atau pengobatan
dengan menggunakan alat atau ketrampilan khusus dan
tindakan diagnosis lainnya.
http://www.bphn.go.id/
4
24. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan yang
menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal atau tanpa
pembiusan.
25. Tindakan Medik
pembedahan.
Non
Operatif
adalah
tindakan
tanpa
35. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.
penunjang
36. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas
umum.
27. Visite Dokter adalah kunjungan dokter untuk mengetahui
perkembangan kesehatan pasien yang dirawat.
37. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang
tidak bersifat sementara atau keadaan setiap kendaraan yang
berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan
dengan rambu atau tidak, serta tidak semata-mata untuk
kepentingan manaikkan dan atau menurunkan orang dan atau
barang.
26. Pelayanan Penunjang adalah pelayanan
penegakan diagnosis dan terapi.
untuk
28. Visum Et Repertum adalah pemeriksaan oleh dokter dengan
cara melihat dan mencatat untuk mendapatkan Surat
Keterangan dari Dokter Pemerintah guna memenuhi permintaan
penyidik tentang kematian, luka dan cacat terhadap pasien
dalam proses penyidikan.
29. Pemulasaraan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi
perawatan jenazah untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
30. Jasa Sarana adalah pelayanan yang diberikan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dan jaringannya berupa
penggunaan sarana/fasilitas dalam rangka observasi, diagnosa
pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya.
31. Jasa Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan dan kemudahan
yang diberikan kepada seseorang/badan dalam rangka
observasi, diagnosa pengobatan atau pelayanan kesehatan
lainnya.
32. Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
adalah
meliputi
pengambilan, pengangkutan dan pembuangan serta penyediaan
lokasi pembuangan/ pemusnahan sampah rumah tangga,
industri dan perdagangan dan lainnya.
33. Tempat Pengelolaan Sampah Akhir yang selanjutnya disingkat
TPSA adalah tempat untuk menampung, mengolah dan
memusnahkan sampah yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah.
34. Tempat Penampungan Sampah Sementara yang selanjutnya
disingkat TPSS adalah tempat penampungan sampah yang
berasal dari lingkungan di desa/kelurahan sebelum diangkut ke
TPSA.
38. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas
halaman/pelataran, bangunan berbentuk los dan/atau kios dan
bentuk lainnya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan
khusus disediakan untuk pedagang.
39. Pedagang adalah orang atau badan yang menggunakan tempat
atau fasilitas pasar untuk melakukan transaksi/jual beli barang
dan/atau jasa.
40. Los adalah bangunan permanen beratap, tidak berdinding di
dalam lingkungan pasar yang disediakan sebagai tempat
transaksi/jual beli barang dan/atau jasa, setiap los terdiri dari
beberapa petak dan masing-masing petak diberi tanda batas.
41. Kios adalah bangunan permanen beratap, berdinding di
lingkungan pasar dan/atau di atas tanah milik Pemerintah
Daerah yang disediakan sebagai tempat untuk menyimpan
barang dan transaksi jual beli barang dan/atau jasa.
42. Halaman/pelataran pasar adalah bagian dari wilayah pasar
yang dibuat dan disediakan oleh Pemerintah Daerah yang
bersifat terbuka tanpa atap dan hanya dapat dipergunakan
untuk memasarkan barang dagangan.
43. Fasilitas pasar adalah tempat-tempat maupun sarana yang
mendukung pelaksanaan kegiatan pasar.
44. Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan
menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan
bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan
khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis
laik jalan.
http://www.bphn.go.id/
5
45. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan
oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang
berjalan di atas rel.
46. Penguji adalah pegawai negeri sipil pada SKPD yang
membidangi pengujian kendaraan bermotor yang ditunjuk
sebagai tenaga penguji yang dinyatakan memiliki kualifikasi
teknis tertentu dan diberikan sertifikat serta tanda kualifikasi
teknis sesuai dengan jenjang kualifikasinya.
47. Jumlah berat yang diperbolehkan yang selanjutnya disingkat
JBB adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut
muatannya yang diperbolehkan menurut rancangan.
48. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut
peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong Retribusi tertentu.
49. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang
merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk
memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah
Daerah yang bersangkutan.
50. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpunan data objek dan subjek Retribusi, penentuan
besarnya Retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan
Retribusi
kepada
Wajib
Retribusi
serta
pengawasan
penyetorannya.
51. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKRD, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan
besarnya jumlah pokok Retribusi yang terutang.
52. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi
dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
54. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan
secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan
dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
dan jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut.
55. Penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang
terjadi serta menemukan tersangkanya.
56. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.
57. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS
adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan
Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran
Peraturan Daerah.
BAB II
JENIS RETRIBUSI
Pasal 2
Jenis Retribusi Jasa Umum dalam Peraturan Daerah ini terdiri atas:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
d. Retribusi Pelayanan Pasar; dan
e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
53. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
Retribusi Daerah.
http://www.bphn.go.id/
6
BAB III
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
b.
pelayanan kesehatan pada Laboratorium
Masyarakat, meliputi:
1. pemeriksaan klinis;
2. pemeriksaan mikrobiologis; dan
3. pemeriksaan fisika kimia.
Kesehatan
Pasal 3
Pasal 5
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan dipungut Retribusi sebagai pembayaran
atas pelayanan kesehatan di Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan.
Subyek Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan.
Pasal 4
(1) Obyek Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan adalah Pelayanan kesehatan pada Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kecuali pelayanan
pendaftaran.
(2) Pelayanan Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan kesehatan pada Puskesmas, Puskesmas rawat
inap dan Puskesmas Pembantu meliputi:
1. pelayanan rawat jalan;
2. pelayanan rawat inap;
3. pelayanan rawat kunjungan rumah;
4. tindakan medik, meliputi:
a) tindakan medik operatif; dan
b) tindakan medik non operatif.
5. pelayanan penunjang, meliputi:
a) pelayanan laboratorium;
b) pelayanan darah;
c) pelayanan radiologi;
d) pelayanan rehabilitasi medik;
e) pelayanan pemeriksaan ECG dan USG;
f)
pelayanan penggunaan peralatan pada bagian
penyakit anak; dan
g) pelayanan oksigen.
6. pelayanan Visum Et Repertum;
7. pelayanan pemulasaraan jenazah;
8. pelayanan mobil ambulance;
9. pelayanan kesehatan lain-lain.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan didasarkan pada jenis pelayanan
kesehatan yang diberikan.
Bagian Ketiga
Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan
Struktur dan Besarnya Tarif
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif struktur dan
besarnya tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan ditetapkan dengan
memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas
pengendalian atas pelayanan kesehatan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.
http://www.bphn.go.id/
7
Bagian Keempat
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Paragraf 1
Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas
Pasal 8
(1) Komponen tarif retribusi pelayanan rawat jalan meliputi:
a. biaya pemeriksaan dan pemberian obat;
b. biaya pelayanan rujukan ke klinik konseling;
c. biaya pelayanan tumbuh kembang berupa akupuntur
dengan laser puncher, pemijatan (massage) atau penyinaran
dengan infra merah;
d. biaya pelayanan konsultasi dokter spesialis;
e. biaya pelayanan rekam medik;
f. biaya pelayanan tindakan medik; dan
g. biaya pelayanan penunjang.
(2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a tercantum dalam lampiran I Romawi I
huruf A angka 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(3) Biaya pelayanan rujukan ke klinik konseling sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 huruf b ditetapkan sebesar Rp 1.500,(seribu lima ratus rupiah).
(4) Biaya pelayanan tumbuh kembang berupa akupuntur dengan
laser puncher, pemijatan (massage) atau penyinaran dengan
infra merah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
(8) Dalam hal pendaftaran pasien dilakukan setelah loket
pendaftaran ditutup, biaya pemeriksaan dan pemberian obat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sama dengan
biaya pemeriksaan dan pemberian obat pada pelayanan gawat
darurat.
(9) Tarif pelayanan rawat jalan pada puskesmas keliling ditetapkan
sebesar Rp 7.500,- ( tujuh ribu lima ratus rupiah).
Pasal 9
(1) Komponen tarif retribusi pelayanan rawat inap meliputi:
a. biaya pelayanan pengganti dokumen rekam medik;
b. biaya obat dan bahan habis pakai;
c. biaya akomodasi;
d. jasa visite dokter;
e. jasa asuhan keperawatan;
f. jasa asuhan gizi;
g. jasa asuhan farmasi;
h. biaya cucian;
i.
biaya bagi penunggu pasien;
j.
biaya pelayanan tindakan medik; dan
k. biaya pelayanan penunjang.
(2) Biaya pelayanan pengganti dokumen rekam medik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sebesar Rp 10.000,(sepuluh ribu rupiah).
(3) Biaya obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b ditetapkan sesuai dengan jenis dan harga yang
berlaku.
(6) Biaya pelayanan rekam medik sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 huruf f tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf A
angka 2
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(4) Besaran biaya akomodasi, jasa visite dokter,
jasa asuhan
keperawatan, jasa asuhan gizi, jasa asuhan farmasi, biaya
cucian dan biaya bagi penunggu pasien sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf
h, dan huruf I tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf B
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(7) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan
penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan
huruf f tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan
huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(5) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan
penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dan
huruf k tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan
huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(5) Biaya pelayanan konsultasi dokter spesialis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan sebesar Rp 7.500,- (
tujuh ribu lima ratus rupiah).
http://www.bphn.go.id/
8
Pasal 10
(1) Komponen tarif retribusi pelayanan rawat kunjungan meliputi:
a. biaya pemeriksaan dan pemberian obat;
b. biaya transportasi;
c. biaya pelayanan tindakan medik; dan
d. biaya pelayanan penunjang.
(2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 huruf a ditetapkan sebesar Rp 6.000,- (enam ribu
rupiah).
(3) Biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b ditetapkan sebesar Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah).
(4) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan
penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan
huruf d tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan
huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 11
(1) Komponen tarif retribusi pelayanan gawat darurat meliputi:
a. biaya pemeriksaan dan pemberian obat;
b. biaya pelayanan tindakan medik; dan
c. biaya pelayanan penunjang.
(2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a tercantum dalam lampiran I Romawi I
huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(3) Biaya pelayanan tindakan medik dan biaya pelayanan
penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan
huruf c tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf D dan
huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 12
(1) Jenis pelayanan tindakan medik terdiri atas tindakan medik
non operatif dan tindakan medik operatif.
(2) Komponen
tarif
retribusi
pelayanan
tindakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. jasa pelayanan tindakan medik; dan
b. jasa sarana.
medik
(3) Jasa pelayanan tindakan medik dan jasa sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c tercantum dalam
lampiran I Romawi I huruf D yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 13
(1) Jenis pelayanan penunjang terdiri atas:
a. pelayanan laboratorium
b. pelayanan darah;
c. pelayanan radiologi;
d. pelayanan rehabilitasi medik;
e. pelayanan pemeriksaan ECG dan USG;
f. pelayanan penggunaan peralatan pada bagian penyakit
anak; dan
g. pelayanan oksigen.
(2) Komponen tarif retribusi pelayanan laboratorium sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. reagen;
b. jasa sarana; dan
c. jasa pelayanan laboratorium.
(3) Komponen tarif retribusi pelayanan darah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. reagen;
b. jasa konsultasi dokter;
c. jasa pelayanan; dan
d. jasa sarana.
(4) Komponen tarif retribusi pelayanan radiologi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. biaya film/kontras;
b. jasa sarana;
c. jasa pelayanan; dan
d. jasa konsultasi dokter.
(5) Komponen tarif retribusi pelayanan rehabilitasi medik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. jasa sarana; dan
b. jasa pelayanan.
http://www.bphn.go.id/
9
(6) Komponen tarif retribusi pelayanan pemeriksaan ECG dan USG
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas:
a. bahan habis pakai;
b. jasa sarana;
c. jasa pelayanan; dan
d. jasa konsultasi dokter.
(5) Jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
ditetapkan sebesar Rp 21.000,- (dua puluh satu ribu rupiah).
(7) Komponen tarif retribusi pelayanan penggunaan peralatan pada
bagian penyakit anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f terdiri atas:
a. bahan habis pakai;
b. jasa sarana; dan
c. jasa pelayanan.
Pasal 15
(8) Komponen tarif retribusi pelayanan oksigen
dimaksud pada ayat (1) huruf g terdiri atas :
a. bahan habis pakai; dan
b. jasa pelayanan.
sebagaimana
(9) Tarif reagen, jasa pelayanan, jasa konsultasi dokter, jasa
sarana, bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7) dan ayat (8)
tercantum dalam lampiran I Romawi I huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(10) Biaya film/kontras sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
ditetapkan sesuai dengan jenis dan harga yang berlaku.
Pasal 14
(1) Pelayanan Visum Et Repertum dapat diberikan atas permintaan
tertulis dari pihak yang berwenang dan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Komponen biaya pelayanan Visum Et Repertum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. jasa pelayanan;
b. bahan habis pakai;
c. jasa sarana.
(3) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
ditetapkan sebesar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah).
(4) Bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
ditetapkan sebesar Rp 9.000,- (sembilan ribu rupiah).
(6) Dalam hal pelayanan Visum Et Repertum dilakukan di luar
Puskesmas dikenakan biaya transportasi sebesar Rp 15.000,(lima belas ribu rupiah).
(1) Tarif retribusi pelayanan pemulasaraan jenazah terdiri atas:
a. jasa pelayanan;
b. bahan habis pakai; dan
c. jasa sarana.
(2) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditetapkan sebesar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah).
(3) Bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
(4) Jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Pasal 16
(1) Tarif pemakaian mobil ambulance/mobil puskesmas keliling
dihitung berdasarkan jumlah jarak kilometer pulang pergi (PP).
(2) Tarif pemakaian mobil ambulance/mobil puskesmas keliling
ditetapkan sebagai berikut
a. untuk 5 (lima) kilometer pertama:
1. siang hari (jam 06.00-18.00 WIB) dikenakan biaya
pembelian BBM sebesar 7,5 (tujuh setengah) liter; dan
2. malam hari (jam 18.00-06.00 WIB) dikenakan biaya
pembelian BBM sebesar 10 liter.
b. untuk kelebihan jarak berikutnya diperhitungkan menurut
jarak pulang pergi dibagi 2 (dua), dikalikan per liter bahan
bakar.
(3) Selain dikenakan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
setiap pemakaian mobil ambulance/mobil puskesmas keliling
dikenakan biaya jasa pengemudi sebesar 15 % (lima belas
persen) dari biaya yang harus dibayarkan.
http://www.bphn.go.id/
10
Pasal 17
(1) Pelayanan kesehatan lain-lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf a angka 9 terdiri atas:
a. pemeriksaan calon pengantin;
b. pemeriksaan calon haji tahap pertama;
c. kir dokter umum;
d. kir kesehatan untuk anak sekolah
e. pemeriksaan kesehatan tenaga kerja; dan
f. identifikasi gigi.
(2) Tarif retribusi pelayanan kesehatan lain-lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran I Romawi I
huruf F yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Paragraf 2
Pelayanan Kesehatan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Pasal 18
(1) Tarif retribusi pelayanan kesehatan pada Laboratorium
Kesehatan Masyarakat tercantum dalam lampiran I Romawi II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(2) Jika dalam pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pengambilan sample atau specimen ke
lapangan, maka selain dikenakan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenakan tambahan biaya sebesar
Rp.15.000,- (lima belas ribu rupiah) per sample/specimen.
Bagian Kelima
Pemanfaatan Penerimaan Retribusi
Pasal 19
(1) Penerimaan Retribusi Pelayanan kesehatan pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan disetor ke Kas Umum Daerah.
(3) Ketentuan penggunaan pengembalian penerimaan retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB IV
RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 20
Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
dipungut Retribusi atas pelayanan pengelolaan persampahan dan
kebersihan di Daerah.
Pasal 21
(1) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah
pelayanan
pengelolaan
persampahan/kebersihan
yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi:
a. pengambilan/pengumpulan sampah di TPSS;
b. pengangkutan sampah dari TPSS ke TPSA; dan
c. penyediaan
lokasi
pembuangan/pemusnahan
akhir
sampah.
(2) Dikecualikan
dari
objek
Retribusi
Pelayanan
Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat
ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.
Pasal 22
Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang
pribadi atau Badan yang memperoleh pelayanan dan atau
menggunakan fasilitas persampahan/kebersihan yang disediakan
oleh Pemerintah Daerah.
(2) Sebagian penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembalikan ke Puskesmas dan Laboratorium
Kesehatan Masyarakat sebesar 85% (delapan puluh lima
persen).
http://www.bphn.go.id/
11
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
BAB V
RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
Pasal 23
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
(1) Tingkat
penggunaan
jasa
Retribusi
Pelayanan
Persampahan/Kebersihan diukur berdasarkan volume sampah
yang dihasilkan.
(2) Dalam hal volume sampah sulit diukur, tingkat penggunaan
jasa Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan diukur
berdasarkan luas lantai bangunan rumah tangga dan jenis
tempat penghasil sampah.
Bagian Ketiga
Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 24
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya
tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan ditetapkan
dengan
memperhatikan
biaya
penyediaan
jasa
yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan
efektivitas
pengendalian
atas
pelayanan
persampahan/kebersihan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.
Bagian Keempat
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 25
Struktur
dan
besarnya
tarif
Retribusi
Pelayanan
Persampahan/Kebersihan tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 26
Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
dipungut Retribusi atas penggunaan/pemanfaatan pelayanan parkir
di tepi jalan umum yang disediakan oleh Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 27
Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah
penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28
Subjek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang
pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan parkir
di tepi jalan umum.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 29
Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
Umum diukur berdasarkan jenis kendaraan.
Bagian Ketiga
Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 30
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya
tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum ditetapkan
dengan
memperhatikan
biaya
penyediaan
jasa
yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan
efektivitas pengendalian atas pelayanan parkir di tepi jalan
tersebut.
http://www.bphn.go.id/
12
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Bagian Keempat
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 35
Pasal 31
Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Pasar diukur
berdasarkan jenis pelayanan, jenis dan luas tempat dasaran, dan
kelas pasar.
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
Umum tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
BAB VI
RETRIBUSI PELAYANAN PASAR
Pasal 36
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 32
Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut Retribusi atas
pelayanan/penggunaan fasilitas pasar yang dikelola Pemerintah
Daerah.
Pasal 33
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya
tarif
Retribusi
Pelayanan
Pasar
ditetapkan
dengan
memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas
pengendalian atas pelayanan pasar tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal.
Bagian Keempat
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 37
Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar
tradisional/sederhana,
berupa
pelataran,
los,
kios
dan
sarana/prasarana pasar yang dikelola Pemerintah Daerah dan
khusus disediakan untuk pedagang.
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini
Pasal 34
BAB VII
RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
Subjek Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau Badan
yang menggunakan/menikmati fasilitas pasar yang dikelola
Pemerintah Daerah.
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 38
Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut
Retribusi atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
http://www.bphn.go.id/
13
Pasal 39
(1) Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(2)
adalah
dengan
yang
(2) Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. mobil penumpang umum;
b. mobil bus;
c. mobil barang;
d. kereta gandengan; dan
e. kereta tempelan.
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal
Bagian Keempat
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 43
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pengujian Kendaraan
Bermotor tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 40
Subjek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah orang
pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan
pengujian kendaraan bermotor.
Pasal 44
Retribusi Jasa Umum dipungut di Daerah.
BAB IX
PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 45
Pasal 41
Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
diukur berdasarkan atas :
a. jenis pelayanan;
b. JBB;
c. jenis kendaraan; dan
d. waktu pengujian kendaraan.
Bagian Ketiga
Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 42
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya
tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ditetapkan
dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan
efektivitas pengendalian atas pelayanan pengujian kendaraan
bermotor tersebut.
(1)
Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun
sekali.
(2)
Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3)
Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB X
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN,
DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 46
(1)
Retribusi Jasa Umum dipungut dengan menggunakan SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
http://www.bphn.go.id/
14
(2)
Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan kartu
langganan.
Pasal 47
(1)
Pembayaran Retribusi daerah dilakukan di kas umum daerah
atau tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan.
(2)
Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang
ditunjuk, hasil retribusi daerah harus disetor ke kas umum
daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja berikutnya.
Pasal 48
(1)
Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai.
(2)
Bupati dapat mengizinkan wajib Retribusi untuk menunda
pembayaran Retribusi sampai batas waktu yang ditentukan
dan/atau mengangsur pembayaran Retribusi terutang dalam
jangka
waktu
tertentu
dengan
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
(3)
Tata cara pemberian penundaan dan angsuran pembayaraan
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI
(2)
Dalam jangka waktu
dikeluarkannya STRD,
Retribusi yang terutang.
(3)
STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh
pejabat yang ditunjuk.
BAB XIII
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 51
(1)
Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi
kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung
sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika wajib Retribusi
melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2)
Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tertangguh jika:
a. diterbitkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari wajib Retribusi, baik
langsung maupun tidak langsung.
(3)
Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal diterimanya surat teguran tersebut.
(4)
Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib Retribusi dengan
kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi
dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5)
Pengakuan
utang
Retribusi
secara
tidak
langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui
dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib Retribusi.
Pasal 49
Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang
terutang, yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD.
Pasal 52
BAB XII
PENAGIHAN
Pasal 50
(1)
Penagihan Retribusi dapat dilaksanakan setelah 7 (tujuh) hari
sejak jatuh tempo pembayaran dengan mengeluarkan STRD
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi.
7 (tujuh) hari setelah tanggal
wajib Retribusi harus melunasi
(1)
Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak
untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat
dihapuskan.
http://www.bphn.go.id/
15
(2)
Keputusan penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Bupati.
BAB XIV
PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN, DAN PEMBEBASAN
DALAM HAL-HAL TERTENTU ATAS POKOK RETRIBUSI
DAN/ ATAU SANKSINYA
(2)
(3)
Pasal 53
(1)
permohonan
dapat
memberikan
Bupati
berdasarkan
keringanan, pengurangan, atau pembebasan dalam hal-hal
tertentu atas pokok Retribusi dan/atau sanksinya.
(2)
Tata cara pemberian keringanan, pengurangan atau
pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok Retribusi
dan/atau sanksinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 54
(1)
Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat
diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2)
Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3)
Tata cara pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XVI
PENYIDIKAN
Pasal 55
(1)
PPNS di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang
khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
(4)
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana Retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi
atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
Retribusi;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan
bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f.
meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan
ruangan
atau
tempat
pada
saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas
orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
Retribusi;
i.
memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j.
menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyidik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan
hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik
pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
http://www.bphn.go.id/
16
BAB XVII
KETENTUAN PIDANA
d.
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Di Kabupaten
Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008
Nomor 12);
e.
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Retribusi Pasar
(Lembaran Daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009 Nomor 3);
Pasal 56
(1)
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling
banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau
kurang dibayar.
(2)
Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
(3)
Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 58
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Magelang.
Pasal 57
Ditetapkan di Kota Mungkid
pada tanggal 14 Februari 2012
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a.
b.
c.
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2001
Nomor 55 Seri D Nomor 54) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
Nomor 7 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Magelang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006
Nomor 16 Seri C Nomor 3);
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2006
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan
dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006
Nomor 14 Seri C Nomor 1);
BUPATI MAGELANG,
ttd
SINGGIH SANYOTO
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2012 Nomor 3
Tanggal 3 Januari 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAGELANG,
ttd
UTOYO
Pembina Utama Muda
NIP. 19560712.198303.1.012
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 11 Tahun 2006
tentang
Retribusi
Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
(Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 20
Seri C Nomor 5);
http://www.bphn.go.id/
17
b.
c.
d.
e.
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
I.
UMUM
Pemerintah Daerah sebagai daerah otonom mempunyai
hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pelayanan
kepada
masyarakat. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat tersebut daerah memerlukan
pemasukan yang dipungut dari masyarakat baik orang pribadi
maupun yang berupa badan guna membiayai kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Retribusi merupakan jenis pungutan dari masyarakat dan
merupakan wujud partisipasi masyarakat secara langsung
dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah. Hasil penerimaan retribusi selama ini belum cukup
menopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah karena
lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan dari pemerintah
pusat. Oleh karena itu penerimaan dari sektor retribusi perlu
ditingkatkan tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat dan
investasi daerah.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka semua
peraturan daerah yang mengatur retribusi jasa umum perlu
disesuaikan. Penyesuaian ini dimaksudkan agar Pemerintah
Daerah dapat menggali potensi penerimaan dari sektor retribusi
jasa umum yang selama ini belum dipungut. Dalam rangka
memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah Daerah untuk
melakukan pemungutan Retribusi atas pelayanan jasa umum,
maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa
Umum. Adapun jenis Retribusi Jasa Umum yang diatur dalam
Peraturan Daerah ini terdiri atas :
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
II.
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Pelayanan Pasar; dan
Pengujian Kendaraan Bermotor.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
http://www.bphn.go.id/
18
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Ayat (5)
Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
Cukup Jelas
Ayat (6)
Ayat (2)
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Ayat (7)
Ayat (3)
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Ayat (8)
Ayat (4)
Cukup Jelas
Loket pendaftaran ditutup pada jam 11.00 WIB.
Ayat (9)
Cukup Jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan
Ayat (10)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Pasal 9
Cukup Jelas
Ayat (1)
Ayat (3)
Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
Yang dimaksud dengan “biaya akomodasi” adalah
biaya untuk pemakaian fasilitas ruang rawat inap dan
biaya makan pasien.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Retribusi dipungut berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Cukup Jelas
http://www.bphn.go.id/
19
Ayat (3)
Pasal 13
Untuk perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), biaya jasa pengemudi yang harus dibayarkan
adalah sebagai berikut:
Cukup Jelas
Pasal 14
a. Untuk pemakaian siang hari
=
=
b. Untuk pemakaian malam hari =
=
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
15% x Rp 67.500,Rp 10.125,15% x Rp 78.750,Rp 11.812,50
Pasal 17
Pasal 16
Cukup Jelas
Ayat (1)
Pasal 18
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Ayat (2)
tarif
pemakaian
mobil
Contoh
perhitungan
ambulance/mobil puskesmas keliling dengan jarak
puskesmas ke tempat tujuan 10 km adalah sebagai
berikut:
a. Untuk pemakaian siang hari tarif yang harus
dibayar dihitung sebagai berikut:
Tarif 5 km pertama
Kelebihan jarak
Tarif kelebihan jarak
Tarif yang harus dibayar
=
=
=
=
=
=
=
=
=
7,5 km x Rp 4.500,Rp 33.750,(10 km x 2) – 5 km
15 km
(15 km/2) x Rp 4.500,7,5 km x Rp. 4.500,Rp 33.750,Rp33.750,- + Rp33.750,Rp 67.500,-
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “tempat umum lainnya”
adalah tempat yang dapat digunakan oleh
masyarakat umum dan dikelola oleh Pemerintah
Daerah.
b. Untuk pemakaian malam hari tarif yang harus
dibayar dihitung sebagai berikut:
Tarif 5 km pertama
Kelebihan jarak
Tarif kelebihan jarak
Tarif yang harus dibayar
=
=
=
=
=
=
=
=
=
10 km x Rp 4.500,Rp 45.000,(10 km x 2) – 5 km
15 km
(15 km/2) x Rp 4.500,7,5 km x Rp. 4.500,Rp 33.750,Rp 45.000,- + Rp 33.750,Rp 78.750,-
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
http://www.bphn.go.id/
20
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Pasal 26
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Pasal 27
Yang dimaksud “mobil penumpang umum”
adalah kendaraan bermotor angkutan orang
yang memiliki tempat duduk maksimal 8
(delapan) orang termasuk untuk pengemudi
atau yang beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga
ribu lima ratus) kilogram.
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Huruf b
Pasal 30
Yang dimaksud “mobil bus” adalah kendaraan
bermotor angkutan orang yang memiliki tempat
duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk
untuk pengemudi atau yang beratnya lebih dari
3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Huruf c
Pasal 32
Yang
dimaksud
“mobil
barang”
adalah
kendaraan bermotor yang digunakan untuk
angkutan barang
Cukup jelas.
Pasal 33
Huruf d
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan “kereta gandengan”
adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
pengangkut barang yang seluruh bebannya
ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang
untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Huruf e
Pasal 36
Yang
dimaksud
dengan “kereta
tempelan”
adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang yang dirancang untuk
ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh
kendaraan bermotor penariknya.
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
http://www.bphn.go.id/
21
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
http://www.bphn.go.id/
22
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH
KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
2.
Jasa Visite Dokter
a.
NO
TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
I.
Dokter Umum
RUANGAN
1
Kelas III
Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas
2
A.
3
Pelayanan Rawat Jalan
1.
NO
2.
ASAL PASIEN
1
Dalam daerah
2
Luar daerah
3.
TARIF
Rp
6,000
Setiap kunjungan
10,000
Setiap kunjungan
Per visite
Kelas II
10,000
Per visite
Kelas I
12,500
Per visite
Dokter Spesialis Rp. 15.000,- Per visite
Jasa asuhan keperawatan
NO
TARIF
JENIS PASIEN
Rp
1
Pasien baru
1,000
2
Pasien lama yang tidak dapat
menunjukkan kartu berobat
1,000
4.
SATUAN
Rp
7,500
SATUAN
Biaya pelayanan rekam medik
NO
B.
b.
Biaya pemeriksaan dan pemberian obat
TARIF
RUANGAN
TARIF
Rp
SATUAN
1
Kelas III
3,000
Per hari
2
Kelas II
4,000
Per hari
3
Kelas I
5,000
Per hari
Jasa asuhan gizi
NO
RUANGAN
TARIF
Rp
SATUAN
1
Kelas III
2,000
Per hari
Pelayanan Rawat Inap
2
Kelas II
3,000
Per hari
1.
3
Kelas I
4,000
Per hari
Biaya Akomodasi
NO
RUANGAN
TARIF
Rp
SATUAN
5.
Jasa asuhan farmasi
NO
RUANGAN
TARIF
SATUAN
1
Kelas III
15,000
Per hari
2
Kelas II
25,000
Per hari
1
Kelas III
2,000
Per hari
3
Kelas I
40,000
Per hari
2
Kelas II
3,000
Per hari
3
Kelas I
4,000
Per hari
Rp
http://www.bphn.go.id/
23
6.
Biaya cucian
5
Ganti balut luka bakar
ringan
3,000
4,000
7,000
6
Ganti balut luka bakar
sedang
3,000
4,000
7,000
7
Ganti balut wound
toilet
3,000
4,000
7,000
8
Injeksi (suntik)
3,000
2,000
5,000
9
Rectal Toucher
3,000
4,000
7,000
10
Reposisi manual
haemoroid, prolaps
rekti
3,000
4,000
7,000
11
Businasi anus
3,000
4,000
7,000
12
Pemasangan bidai
kayu
3,000
4,000
7,000
Pelayanan Gawat Darurat
13
Insisi abses superficial
3,000
8,000
11,000
Biaya pemeriksaan dan pemberian obat
14
Ekstractie benda asing
ditelinga, hidung
3,000
4,000
7,000
15
Suntikan intra koloid
3,000
4,000
7,000
NO
7.
Kelas III
2,000
Per hari
2
Kelas II
3,000
Per hari
3
Kelas I
5,000
Per hari
Biaya bagi penunggu pasien
NO
D.
TARIF
RUANGAN
SATUAN
Rp
1
Kelas III
1,000
per hari
2
Kelas II
2,000
per hari
3
Kelas I
3,000
per hari
ASAL PASIEN
TARIF
SATUAN
Rp
1
Dalam daerah
10,000
Setiap kunjungan
16
Hecting Off
3,000
7,000
10,000
2
Luar daerah
15,000
Setiap kunjungan
17
Gips Off
3,000
15,000
18,000
Tindakan Medik
18
Sterilisasi instrument
3,000
7,000
10,000
1.
19
Perawatan instrument
3,000
4,000
7,000
20
Pengambilan sampel
darah
2,000
4,000
6,000
NO
A
SATUAN
Rp
1
NO
C.
TARIF
RUANGAN
Tindakan medik non operatif
JENIS TINDAKAN
JASA
SARANA
JASA
PELAYANAN
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Bedah
1
Pemasangan Infus
3,000
4,000
7,000
2
Pemasangan Pipa
lambung mag spoeling
3,000
7,000
10,000
3
Pemasangan Kateter
3,000
6,000
9,000
4
Ganti balut
3,000
4,000
7,000
B
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
1
Persalinan Fisiologis
90,000
260,000
350,000
2
Persalinan Patologis
78,000
372,000
450,000
3
Hecting perineum
20,000
90,000
110,000
4
Digital atau eksplorasi
12,000
50,000
62,000
5
Pemasangan tampon
vagina
5,500
10,000
15,500
http://www.bphn.go.id/
24
C
6
Melepas tampon
vagina
5,500
6,500
12,000
7
Rektal / vagina
toecher
5,000
12,000
17,000
8
Pemasangan IUD
10,500
30,000
40,500
9
Pengambilan IUD
10,500
30,000
40,500
10
Pemasangan implant
14,000
60,000
74,000
11
Implant up
14,000
60,000
74,000
12
Pemeriksaan inspeculo
5,500
12,000
17,500
13
Reposisi prolaps
9,000
35,000
44,000
14
Pengangkatan jahitan
abdomen/perineum
10,000
45,000
55,000
15
Pemasangan pesarium
10,000
45,000
16
Pengambilan benda
asing di vagina
15,000
17
Vulva hygiene
18
Breast care
3
2
4
Rumple leed
2,000
4,000
6,000
Perawatan luka bakar
a
Ringan
3,000
6,500
9,500
b
Sedang
3,500
8,000
11,500
8,000
40,000
48,000
Reposisi
a
Reposisi dan
pasang spalk
b
Luksasio:
1)
Kecil
6,000
25,000
31,000
2)
Sedang
9,000
50,000
59,000
c
Prolap recti
8,000
7,000
15,000
55,000
d
Prolap Uteri
8,000
7,000
15,000
90,000
105,000
e
Reposisi gips
serkuler
23,000
6,500
29,500
3,000
15,000
18,000
f
Reposisi gips spalk
23,000
52,000
75,000
3,000
15,000
18,000
g
Pasang spalk
3,000
7,000
10,000
5
Kateter foley nelaton
3,000
6,500
9,500
6
Kateter metal
4,500
15,000
19,500
30,000
200,000
230,000
Instalasi Gawat darurat
1
d
Perawatan luka baru
a
Perawatan
permukaan/kulit
2,500
4,000
6,500
7
Vena seksi / umbilikal
kateterisasi
b
Perawatan dalam
jaringan ringan
3,500
6,500
10,000
8
Resusitasi
7,500
32,500
40,000
9
Tindakan isap lender
3,000
6,500
9,500
c
Perawatan dalam
jaringan sedang
5,000
7,000
12,000
10
Angkat corpus
alineum hidung
3,000
6,500
9,500
d
Perawatan dalam
jaringan berat
9,500
8,500
18,000
11
Angkat corpus
alineum telinga
3,000
6,500
9,500
12
Angkat cerumen
3,500
8,000
11,500
13
Tarnponade / ganti
verban
3,000
6,500
9,500
14
Pemasangan NGT
6,000
500
6,500
15
Schoorten / lavement
6,000
4,000
10,000
Perawatan luka lama
a
Gangren
3,500
6,000
9,500
b
Perawatan Infus
2,500
6,000
8,500
c
Tindakan
Suntikan
2,000
5,000
7,000
http://www.bphn.go.id/
25
D
16
Pasang O2
2,000
4,000
6,000
17
Bilas lambung
6,000
27,000
33,000
18
Nebulizer
6,000
26,000
19
Sonde fooding
2,000
20
Pengambilan sampel
laboratorium
21
Pemeriksaan glucostik
1
2
4,000
13,000
17,000
10
Insisi abses supervicial
7,500
30,000
37,500
32,000
11
Perawatan tali pusat
3,500
9,000
12,500
500
2,500
12
Perawatan caput
3,500
9,000
12,500
2,000
500
2,500
13
3,000
120,000
123,000
3,000
12,000
15,000
Bidan/perawat
perinatologi menerima
bayi baru lahir dengan
Vacum ekstrasi
12,500
63,000
75,500
6,000
18,000
24,000
F
Tindakan pada telinga
a
Extraksi benda
asing / serumen
5,000
15,000
20,000
b
Pembersihan
secret
5,000
15,000
20,000
c
Tampon telinga
5,000
15,000
20,000
Tindakan pada hidung
a
Extraksi benda
asing
5,000
15,000
20,000
b
Penanganan
epistaksis anterior
5,000
15,000
20,000
Pembersihan
secret
5,000
c
E
Toucher Rectum
THT
15,000
Pemasangan
maagslang
3,000
Resusitasi jantung
paru
7,000
3
Scoorsteen
3,000
6,000
9,000
4
Pemasangan kateter
5,000
20,000
25,000
5
Sonde hidung
3,000
6,000
9,000
6
Tindakan suntik
3,000
6,000
9,000
7
Tindik
3,000
12,000
15,000
8
Rumple loede
3,000
6,000
9,000
2
6,000
32,500
G
Penyakit Dalam
1
Pemeriksaan
spirometri
2
Nebulizer
Tindakan Medik Gigi
1
Premedikasi
2,000
3,000
5,000
2
Kontro
l
2,000
3,000
5,000
3
Relokasi rahang
10,000
20,000
30,000
4
Fissure Sealant
10,000
10,000
20,000
5
Pembersihan karang
gigi lengkap per
kwadran
3,000
10,000
13,000
6
Pencabutan per 1 gigi
20,000
Penyakit Anak
1
9
9,000
a
Gigi decidui
2,000
3,000
5,000
b
Gigi decidui
dengan penyulit
2,000
8,000
10,000
c
Gigi permanen
5,000
10,000
15,000
d
Gigi permanent
dengan penyulit
5,000
15,000
20,000
e
Gigi tertanam/
10,000
40,000
50,000
39,500
impacted
7
Insisi abses gigi
2,000
8,000
10,000
8
Tumpatan sementara
3,000
7,000
10,000
http://www.bphn.go.id/
26
9
Tumpatan permanent
a
b
c
Tumpatan dengan
amalgam
3,000
10,000
13,000
Tumpatan dengan
Ketac Molar/
glassionomer
8,000
10,000
18,000
Light curring
(tambal)
10,000
15,000
25,000
21
c
Papper point
6,000
1,000
7,000
d
Gutta Percha
3,000
3,000
6,000
e
NaOCl
3,000
2,000
5,000
f
H2O2
3,000
2,000
5,000
g
Arsen
1,500
2,000
3,500
h
ChKm
1,000
1,000
2,000
Ligh curing
10
Perawatan Saraf per
kunjungan
2,000
8,000
10,000
11
Perawatan gingivitis
(curettage) per regio
5,000
7,500
12,500
12
Alveolectomi tiap gigi
5,000
15,000
20,000
a
13
Operculectomy
5,000
15,000
20,000
b
14
Perawatan Dry Socket
5,000
10,000
15,000
15
Finishing/polish gigi
lengkap per kwadran
5,000
5,000
10,000
16
Pencabutan
17
a
Topical gel
2,000
1,000
3,000
b
Xylestesin /
anasthesi dg cito
jet
7,000
1,000
8,000
19
20
5,000
5,000
10,000
Tumpatan sementara
Caviton
Komposit
10,000
5,000
15,000
b
XP Bonding
10,000
5,000
15,000
Kawat
5,000
20,000
25,000
Komposit
5,000
10,000
15,000
Splinting gigi
2.
Tindakan medik operatif
a.
Bagian Bedah
JENIS TINDAKAN
3,000
2,000
5,000
Tumpatan permanent
a
SIK (Fuji IX)
5,000
3,000
8,000
b
Bur
1,000
-
1,000
JASA
SARANA
Rp
Tindakan medik operatif bagian
bedah meliputi:
Insisi abses gigi
Bisturi
18
22
a
a
Eksterpasi tumor dangkal
b
Insisi abses dalam
c
Venaseksi, eksraksi kuku
d
Reposisi
e
pemasangan gips anggota gerak
45,000
JASA
PELAYA
NAN
Rp
100,000
JUMLAH
Rp
145,000
Perawatan Saraf
a
Trimix
4,000
1,000
5,000
b
Caviton
3,000
1,000
4,000
http://www.bphn.go.id/
27
b.
Bagian Kebidanan dan Kandungan
JASA PELAYANAN
NO
KELAS
DOKTER
ASISTEN
JASA
SARANA
Rp
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
5
Circumsisi
6
Cross
incision
d.
Tindakan
medic Abortus
NO
25,000
140,000
165,000
5,000
20,000
25,000
JASA
SARANA
JASA
PELAYANAN
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rawat Jalan Bagian Mata
JENIS TINDAKAN
a
Tindakan
digital/manual
45,000
7,500
10,000
62,500
b
Tindakan
eksplorasi
45,000
7,500
10,000
62,500
1
Ekstraksi korpus alienum
pada konjungtiva
3,000
c
Tindakan
Curetage
150,000
30,000
20,000
200,000
2
Ekstraksi korpus alienum
kornea
c.
NO
1
JENIS TINDAKAN
JASA
PELAYANAN
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
NO
11,000
12,000
60,000
72,000
JASA
SARANA
JASA
PELAYANAN
Pelayanan Penunjang
1.
JASA
SARANA
Jahitan:
Pelayanan Laboratorium
PARAMETER
PEMERIKSAAN
REAGEN
JUMLAH
1
Darah Rutin
22,000
5,000
10,000
37,000
a
Kulit 1-5
5,000
14,000
19,000
2
Haemoglobin
5,000
2,000
2,000
9,000
b
Kulit 6 -10
8,000
33,000
41,000
3
Hitung Lekosit
5,000
2,000
2,000
9,000
c
Kulit 11-15
8,000
34,000
42,000
4
5,000
2,000
2,000
9,000
d
Kulit lebih 15
14,000
74,000
88,000
Hitung
Trombosit
e
Jahitan luka sampai
otot/subcutan/facia
termasuk kulit
10,000
49,000
59,000
5
Hitung
Eritrosit
5,000
2,000
2,000
9,000
6
Cloting Time
5,000
2,000
2,000
9,000
Jahitan luka sampai
tendo termasuk otot
10,000
49,000
59,000
7
Blooding Time
5,000
2,000
2,000
9,000
10,000
49,000
59,000
8
Golongan
Darah
5,000
2,000
2,000
9,000
9
Hemogram
5,000
2,000
2,000
9,000
10
LED
5,000
2,000
2,000
9,000
11
Hematrokit
5,000
2,000
2,000
9,000
12
Morfologi
Darah Tepi
10,000
8,000
7,000
25,000
f
2
Insisi abses superfisial
3
Exterpasi:
4
E.
Instalasi Gawat Darurat
8,000
a
Corpus aleneum di
jaringan
8,000
32,000
40,000
b
Kuku
8,000
32,000
40,000
12,000
6,000
18,000
Amputasi digiti
http://www.bphn.go.id/
28
13
PTT
35,000
4,000
5,000
44,000
40
Asam Urat
13,000
3,000
3,000
19,000
14
APTT
35,000
2,000
5,000
42,000
41
HDL
13,000
3,000
3,000
19,000
15
Malaria
5,000
2,000
2,000
9,000
42
CKMB
45,000
4,000
5,000
54,000
16
Widal
20,000
4,000
4,000
28,000
43
CK-NAC
45,000
4,000
5,000
54,000
17
Bakteri Tahan
Asam
7,000
2,000
3,000
12,000
44
Elektrolit
70,000
10,000
10,000
90,000
45
Pleura
20,000
10,000
10,000
40,000
18
Pengecatan
Gram
7,000
2,000
3,000
12,000
46
LCS
30,000
10,000
10,000
50,000
19
PP tes
10,000
2,000
2,000
14,000
47
T3
60,000
10,000
10,000
80,000
20
Urin Rutin
7,000
5,000
7,000
19,000
48
T4
60,000
10,000
10,000
80,000
21
Protein Urin
7,000
2,000
2,000
11,000
49
TSH
95,000
7,500
7,500
110,000
22
Reduksi Urin
7,000
2,000
2,000
11,000
50
FT4
95,000
7,500
7,500
110,000
23
Bilirubin Urin
7,000
2,000
2,000
11,000
51
HIV Rapid tes
40,000
7,500
7,500
55,000
24
Urobilin Urin
7,000
2,000
2,000
11,000
52
Dengue Test
110,000
7,500
7,500
125,000
25
Sediment urin
7,000
2,000
2,000
11,000
26
Narkoba test
22,000
2,500
2,500
27,000
27
Faeces
Lengkap
5,000
2,000
2,000
9,000
28
Benzidin test
5,000
2,000
2,000
9,000
29
Gula Darah
7,000
5,000
5,000
17,000
30
Cholesterol
13,000
2,500
2,500
18,000
31
Ureum
10,000
4,000
4,000
18,000
32
Creatinin
13,000
2,500
2,500
18,000
33
Bilirubin Total
8,000
3,000
3,000
14,000
34
Bilirubin Direk
10,000
2,500
2,500
15,000
35
Protein Total
6,000
4,000
4,000
14,000
36
Albumin
8,000
4,000
4,000
16,000
37
SGOT
10,000
3,000
3,000
16,000
38
SGPT
9,000
3,500
3,500
16,000
39
Trigliserid
13,000
3,000
3,000
19,000
2.
NO
Pelayanan Darah
JENIS
KEGIATAN
1
Golongan
Darah
2
Whole
Blood
3.
JASA
KOSUL
TASI
JASA
PELAYAN
AN
JASA
SARANA
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
8,000
2,000
2,000
2,000
14,000
223,500
Pelayanan Radiologi
a.
NO
REAGEN
Pemeriksaan radiologi tanpa kontras
JENIS
PEMERIKSAAN
JASA
SARANA
JASA
PELAYANAN
JASA
KONSULTASI
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
1
thx / extrems
/ bno
16,000
6,500
7,500
30,000
2
vertebrae /
cranium
16,000
8,000
8,000
32,000
http://www.bphn.go.id/
29
3
cranium 3
posisi
16,000
9,000
9,000
34,000
4
abdomen 3
posisi
16,000
9,000
9,000
34,000
b.
NO
JASA
SARANA
JASA
PELAYANAN
JASA
KONSULTASI
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
1
IVP
13,000
10,000
12,000
35,000
2
HSG
13,000
10,000
12,000
35,000
3
OMD
12,000
10,000
9,000
31,000
4
colon in loop
11,000
15,000
15,000
41,000
5
urethro-cystografi
10,000
10,000
10,000
30,000
6
Urethrografi
20,000
10,000
14,000
44,000
7
Cystografi
20,000
10,000
9,000
39,000
NO
NO
Pelayanan pemeriksaan ECG dan USG
PELAYAN
AN
JASA
SARANA
DOKTER
Rp
Rp
Rp
TINDAKAN
JASA
PELAYANAN
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
1
Infra Red
4,000
4,000
8,000
2
Fibrator
4,000
4,000
8,000
3
Tens
4,000
4,000
8,000
4
Elektrik stimulans
4,000
4,000
8,000
5
Ultra Sonic
4,000
4,000
8,000
6
Diathermi
4,000
4,000
8,000
JUMLAH
OPERA
TOR
Rp
Rp
1
ECG
4,000
8,000
7,500
3,000
22,500
2
USG
20,000
12,500
25,000
-
57,500
6.
Pelayanan penggunaan peralatan pada bagian penyakit anak
PELAYAN
AN
NO
1
Incubator/
Incubator
transport
2
Infant
Warmer
3
Resusitator
Elektrik
Pelayanan rehabilitasi medik
JASA
SARANA
JASA PELAYANAN
BAHAN
HABIS
PAKAI
Pemeriksaan radiologi dengan Kontras
JENIS
PEMERIKSAAN
4.
5.
7.
NO
JASA PELAYANAN
BAHAN
HABIS
PAKAI
JASA
SARANA
DOKTER
Rp
Rp
Rp
10,000
10,000
5,000
32,000
-
10,000
10,000
5,000
25,000
3,000
10,000
25,000
12,000
50,000
Pelayanan oksigen
TINDAKAN
JASA
PELAYANAN
Pelayanan oksigen
F.
NO
Rp
3,000
Rp
1
JUMLA
H
OPERA
TOR
Rp
2.500
OXYGEN
PER LITER/JAM
Rp
2.500
Pelayanan Kesehatan Lain – Lain
JENIS PELAYANAN
JUMLAH
Rp
1
Pemeriksaan calon pengantin
15,000
2
Pemeriksaan calon haji tahap Pertama
20,000
3
Keur Dokter Umum
7,500
http://www.bphn.go.id/
30
4
Keur kesehatan untuk anak sekolah
5,000
5
Pemeriksaan Dokter Spesialis
7,500
6
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
7,500
7
Identifikasi gigi
II.
2
Gula darah
sewaktu
10,000
4,000
4,000
18,000
Pemeriksaan Imunologi
a
Tes
kehamilan
10,000
2,000
2,000
14,000
Pelayanan Kesehatan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat
b
Hepatitis B
10,000
2,000
2,000
14,000
A.
c
VDRL
10,000
2,000
2,000
14,000
d
Widal
22,000
4,000
4,000
30,000
e
HIV
35,000
10,000
10,000
55,000
2,500
2,500
27,000
20,000
Pemeriksaan Klinis
JENIS
PEMERIKSAAN
NO
1
o
REAGEN
JASA
SARANA
JASA
PEMERIK
SAAN
JUMLAH
BIAYA
Rp
Rp
Rp
Rp
3
Pemeriksaan Toksikologi
a
Pemeriksaan Kimia Darah
a
Bilirubin
Total
10,000
5,000
5,000
20,000
b
Bilirubin
Direk
10,000
5,000
5,000
20,000
c
Kolesterol
HDL
10,000
4,000
4,000
18,000
d
Kolesterol
LDL
25,000
4,000
4,000
33,000
e
Protein Total
6,000
4,000
4,000
14,000
f
Albumin
6,000
4,000
4,000
14,000
g
Kreatinin
10,000
4,000
4,000
h
Kolesterol
Total
10,000
4,000
i
SGOT
7,000
j
SGPT
k
4
Narkoba
22,000
Pemeriksaan Hematologi
a
Hitung
Leukosit
5,000
2,000
2,000
9,000
b
Hitung
Eritrosit
5,000
2,000
2,000
9,000
c
Hitung
Trombosit
5,000
2,000
2,000
9,000
d
Hematokrit
5,000
2,000
2,000
9,000
e
Hitung Jenis
leukosit
5,000
2,000
2,000
9,000
18,000
f
LED
5,000
2,000
2,000
9,000
4,000
18,000
g
Hemoglobin
5,000
2,000
2,000
9,000
h
2,000
2,000
9,000
4,000
15,000
Golongan
Darah
5,000
4,000
7,000
4,000
4,000
15,000
i
Kolinesterase
10,000
5,000
5,000
20,000
Asam Urat
10,000
4,000
4,000
18,000
j
20,000
7,500
10,000
37,500
l
Trigliserid
10,000
4,000
4,000
18,000
Darah rutin
lengkap
m
Gula darah
puasa
10,000
4,000
4,000
18,000
8,000
6,000
7,000
21,000
Gula darah 2
jam PP
10,000
3,000
3,000
6,000
n
4,000
4,000
5
Pemeriksaan Urinalisa
a
Urin
Lengkap
b
Pemeriksaan
fisik
18,000
http://www.bphn.go.id/
31
6
c
pH
2,000
2,000
2,000
6,000
14
Enterobacter spp
12,000
8,000
8,000
28,000
d
Berat Jenis
-
3,000
3,000
6,000
15
Enterococcus
12,000
8,000
8,000
28,000
e
Protein
5,000
3,000
3,000
11,000
16
E.Coli
27,000
8,000
8,000
43,000
f
Benda keton
5,000
3,000
3,000
11,000
17
Salmonella spp
14,000
8,000
8,000
30,000
g
Bilirubin
urin
5,000
3,000
3,000
11,000
18
Shigella spp
14,000
8,000
8,000
30,000
19
Neisseria Gonorrhoea
7,000
5,000
5,000
17,000
h
Urobilin urin
5,000
3,000
3,000
11,000
20
Neisseria Meningtis
30,000
8,000
8,000
46,000
i
Sediment
urin
5,000
3,000
3,000
11,000
21
Vibrio Cholera
22,000
8,000
8,000
38,000
j
Glukosa
5,000
3,000
3,000
11,000
22
Clostridium spp
27,000
8,000
8,000
43,000
5,000
2,000
2,000
9,000
23
Pseudomonas spp
20,000
8,000
8,000
36,000
24
BTA
7,000
2,000
3,000
12,000
25
Pewarnaan Gram
7,000
2,000
3,000
12,000
JASA
SARANA
Rp
JASA
PEMERI
KSAAN
Rp
Pemeriksaan
faeses lengkap
B.
NO
Pemeriksaan Mikrobiologi
JENIS PEMERIKSAAN
JASA
SARAN
A
Rp
JASA
PEMERI
KSAAN
Rp
12,000
10,000
8,000
30,000
REAGE
N
Rp
C.
JUMLAH
BIAYA
Rp
1
Pasarit / jamur / kapang
secara kuantitatif
2
Telur cacing
5,000
5,000
5,000
15,000
3
Chorinebacterium Dipteri
5,000
4,000
5,000
14,000
4
Micobacterium Leprae
5,000
5,000
5,000
15,000
5
Microbacterium
Tuberculosis
12,500
10,000
10,000
32,500
6
Plasmodium / malaria
6,000
2,000
2,000
10,000
7
Bacillus Antraksis
20,000
8,000
8,000
36,000
8
Neisseria Gonorrhoea
22,500
8,000
8,000
38,500
9
Streptococcus spp
12,000
8,000
8,000
28,000
10
Staphylococcus spp
12,000
8,000
8,000
28,000
11
Angka kuman
20,000
8,000
8,000
36,000
12
Koliform total
16,500
8,000
8,000
32,500
13
Bacillus spp
15,000
8,000
8,000
31,000
NO
1
Pemeriksaan Fisika Kimia
JENIS PEMERIKSAAN
REAGEN
Rp
JUMLAH
BIAYA
Rp
Pemeriksaan Air Bersih, Air Minum, dan Air LImbah
a
Bau
-
1,500
1,000
2,500
b
Rasa
-
1,500
1,000
2,500
c
Warna
-
2,000
2,000
4,000
d
Suhu
-
2,000
1,500
3,500
e
Daya Hantar
Listrik
-
1,000
2,000
3,000
f
Kekeruhan
-
2,000
2,000
4,000
g
Lapisan minyak
-
1,500
1,000
2,500
h
pH
5,000
2,000
1,500
8,500
i
Zat terendap/TDS
2,000
3,000
2,000
7,000
j
Sisa klor
6,000
2,000
1,500
9,500
k
Klorida
8,000
3,000
4,000
15,000
http://www.bphn.go.id/
32
l
Kesadahan
15,000
3,000
4,000
22,000
oo
Kromium total
17,000
4,000
4,000
25,000
m
DO
8,000
3,000
4,000
15,000
pp
Fluorida
25,100
4,000
4,000
33,100
n
BOD
20,000
5,000
6,000
31,000
qq
Barium
13,000
3,000
4,000
20,000
o
COD
50,000
8,000
6,000
64,000
rrr
Natrium
13,000
3,000
4,000
20,000
p
Zat organic
13,000
3,000
4,000
20,000
ss
Perak
13,000
3,000
4,000
20,000
q
Kalsium
13,000
3,000
4,000
20,000
tt
Selenium
13,000
3,000
4,000
20,000
r
Magnesium
13,000
3,000
4,000
20,000
uu
Kalium
13,000
3,000
4,000
20,000
s
Minyak dan lemak
29,000
3,000
4,000
36,000
vv
Silika
13,000
3,000
4,000
20,000
t
TSS
1,000
3,000
2,000
6,000
ww
CO2 Agresif
12,000
4,000
4,000
20,000
u
TDS
1,000
3,000
2,000
6,000
xx
Pestisida
90,000
20,000
10,000
120,000
v
Aluminium
10,000
3,000
4,000
17,000
w
Besi
7,000
4,000
4,000
15,000
a
Borax
5,000
6,000
4,000
15,000
x
Mangaan
7,500
4,000
4,000
15,500
b
Nitrit
32,000
4,000
4,000
40,000
y
Nitrit
7,000
4,000
4,000
15,000
c
Logam berat
40,000
6,000
4,000
50,000
z
Nitrat
7,000
4,000
4,000
15,000
d
Formalin
32,000
4,000
4,000
40,000
aa
Sulfat
7,000
3,000
4,000
14,000
e
4,000
4,000
30,000
Arsen
200,000
10,000
10,000
220,000
diastase
madu
22,000
bb
Enzim
dalam
cc
Kromium valensi 6
18,000
3,000
4,000
25,000
f
Oxymetil furfural
dalam madu
22,000
4,000
4,000
30,000
dd
Sianida
22,500
4,000
4,000
30,500
g
Protein kualitatif
22,000
4,000
4,000
30,000
ee
Timbal
49,500
4,000
4,000
57,500
h
Protein kuantitatif
22,000
4,000
4,000
30,000
ff
Tembaga
13,000
3,000
4,000
20,000
i
Lemak kualitatif
22,000
4,000
4,000
30,000
gg
Sulfida
13,000
3,000
4,000
20,000
j
Lemak kuantitatif
22,000
4,000
4,000
30,000
hh
Seng
58,000
3,000
4,000
65,000
k
Benzoat kualitatif
22,000
4,000
4,000
30,000
ii
Kadmium
63,000
4,000
4,000
71,000
l
Salisilat kualitatif
22,000
4,000
4,000
30,000
jj
Merkuri
233,500
10,000
10,000
253,500
m
Sakarin
18,500
8,000
6,000
32,500
kk
Phospat
99,000
4,000
4,000
107,000
n
Siklamat
18,500
8,000
6,000
32,500
ll
Detergent
137,500
4,000
4,000
145,500
o
Pewarna
18,500
8,000
6,000
32,500
mm
Minyak tanah
63,000
4,000
4,000
71,000
p
Gula reduksi
16,000
8,000
6,000
30,000
nn
Ammoniak
102,500
4,000
4,000
110,500
2
Pemeriksaan makanan dan minuman
http://www.bphn.go.id/
33
3
q
Angka asam dalam
lemak
7,000
4,000
4,000
15,000
r
Angka penyabunan
7,000
4,000
4,000
15,000
s
Angka peroksida /
ketengikan
7,000
4,000
4,000
15,000
t
Iodium
7,000
4,000
4,000
15,000
u
Kadar air
-
5,000
5,000
10,000
v
Garam NaCl
7,000
4,000
4,000
15,000
w
TFM dalam sabun
7,000
4,000
4,000
15,000
x
Alkali bebas dalam
sabun
7,000
4,000
4,000
15,000
y
Garam beryodium
8,000
3,000
4,000
15,000
z
Kadar abu
5,500
8,000
4,000
17,500
4
Pemeriksaan Kosmetik dan Alat Kesehatan
a
Rodamin dalam
kosmetik
18,500
8,000
6,000
32,500
b
ZnSO4 dalam
kosmetik
18,500
8,000
6,000
32,500
c
Asam salisilat
dalam kosmetik
18,500
8,000
6,000
32,500
d
TGA
35,000
7,500
7,500
50,000
e
Nipagin dalam
kosmetik
35,000
7,500
7,500
50,000
f
Nipasol dalam
kosmetik
35,000
7,500
7,500
50,000
g
Hidrokinon dalam
kosmetik
35,000
7,500
7,500
50,000
h
H2O2
35,000
7,500
7,500
50,000
i
ZnSO4 kuantitatif
35,000
7,500
7,500
50,000
j
Asam salisilat
kuantitatif
35,000
7,500
7,500
50,000
k
H2O2 kuantitatif
35,000
7,500
7,500
l
Klorida kuantitatif
8,000
3,000
4,000
5
m
TGA kuantitatif
35,000
7,500
7,500
50,000
n
Detergen anionic
137,500
4,000
4,000
145,500
o
CaSO4.H2O dalam
gips
35,000
7,500
7,500
50,000
p
ZnO dalam plester
35,000
7,500
7,500
50,000
q
Uji daya serap air
dalam Kapas
35,000
7,500
7,500
50,000
r
Dextrin dan pati
dalam kasa
35,000
7,500
7,500
50,000
Pemeriksaan obat, Narkoba dan Minuman keras
a
Obat dalam bentuk
serbuk
35,000
7,500
7,500
50,000
b
Obat dalam bentuk
tablet
35,000
7,500
7,500
50,000
c
Obat dalam bentuk
salep
35,000
7,500
7,500
50,000
d
Obat dalam bentuk
kapsul
35,000
7,500
7,500
50,000
e
Infus dan larutan
35,000
7,500
7,500
50,000
f
Narkoba
35,000
7,500
7,500
50,000
g
Minuman
beralkohol
35,000
7,500
7,500
50,000
Pemeriksaan obat tradisional
a
Alkaloid
35,000
7,500
7,500
50,000
b
Glikosida
35,000
7,500
7,500
50,000
c
Tanin
35,000
7,500
7,500
50,000
d
Asam sorbat
35,000
7,500
7,500
50,000
e
Asam mafenamat
35,000
7,500
7,500
50,000
f
Teofilin
35,000
7,500
7,500
50,000
g
Dexamatthason
35,000
7,500
7,500
50,000
50,000
h
Antalgin
35,000
7,500
7,500
50,000
15,000
i
Paracetamol
35,000
7,500
7,500
50,000
http://www.bphn.go.id/
34
6
j
Diazepam
35,000
7,500
7,500
50,000
k
CTM
35,000
7,500
7,500
50,000
l
Piperazin citrate
35,000
7,500
7,500
50,000
m
Vitamin K
35,000
7,500
7,500
50,000
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH
KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
Pemeriksaan pencemaran udara
a
Sulfur dioksida
73,000
15,000
10,000
98,000
NO
JENIS TEMPAT PENGHASIL SAMPAH
TARIF
KETERANGAN
b
Carbon monoksida
73,000
15,000
10,000
98,000
1
2
3
4
c
Nitrogen dioksida
73,000
15,000
10,000
98,000
1
d
Ozon
73,000
15,000
10,000
98,000
a
Kecil (Luas Bangunan s/d 36 m²)
2,500
Per bulan
e
Partikel < 10 mm
73,000
15,000
10,000
98,000
b
5,000
Per bulan
f
Partikel < 2.5 mm
73,000
15,000
10,000
98,000
Menengah (Luas Bangunan 37 s/d
70 m²)
g
Timah hitam
73,000
15,000
10,000
98,000
c
Besar (Luas Bangunan Lebih dari
71 m²)
7,500
Per bulan
h
Debu jatuh
73,000
15,000
10,000
98,000
i
Total fluoride
73,000
15,000
10,000
98,000
a
Kios
10,000
Per bulan
b
Toko / Ruko
15,000
Per bulan
c
Toko Serba Ada / Swalayan
40,000
Per bulan
d
Mall / Supermarket
50,000
Per bulan
j
Fluor index
73,000
15,000
10,000
98,000
k
Klorin dan klorin
dioksida
73,000
15,000
10,000
98,000
l
Sulfat index
73,000
15,000
10,000
98,000
m
Kelembaban
5,000
10,000
10,000
25,000
n
Suhu
5,000
10,000
10,000
25,000
o
Pencahayaan
5,000
10,000
10,000
25,000
p
Getaran
5,000
10,000
10,000
25,000
q
Kebisingan
5,000
10,000
10,000
25,000
r
Partikel debu
73,000
15,000
10,000
98,000
2
3
4
BUPATI MAGELANG,
ttd
SINGGIH SANYOTO
Rumah Tangga :
Tempat Usaha :
Hotel
a
Melati / Losmen
25,000
Per bulan
b
Bintang 1
30,000
Per bulan
c
Bintang 2
35,000
Per bulan
d
Bintang 3
70,000
Per bulan
e
Bintang 4
100,000
Per bulan
f
Bintang 5
130,000
Per bulan
Rumah Makan :
a
Kelas I
40,000
Per bulan
b
Kelas II
25,000
Per bulan
c
Kelas III
15,000
Per bulan
6,000
Per bulan
35,000
Per bulan
5
Warung Makan
6
Perkantoran
http://www.bphn.go.id/
35
7
9
10
11
a
Besar
30,000
Per bulan
b
Kecil
15,000
Per bulan
10,000
Per bulan
Industri Rumah Tangga
Perusahaan Industri :
Kecil
25,000
Per bulan
b
Menengah
75,000
Per bulan
c
Besar
150,000
Per bulan
Perusahaan Angkutan Orang / Barang :
JENIS KENDARAAN
TARIF
KETERANGAN
1
2
3
4
1
Kendaraan Tidak Bermotor
Jumlah kendaraan 1 s/d 5
30,000
Per bulan
a
Kendaraan roda 2 (dua)
200
sekali parkir
b
Jumlah kendaraan 6 s/d 10 buah
75,000
Per bulan
b
Kendaraan roda 3 (tiga)
300
sekali parkir
c
Jumlah kendaraan diatas 10
150,000
Per bulan
c
Kendaraan roda 4 (empat)
500
sekali parkir
75,000
Per bulan
Pergudangan
Tempat Hiburan :
16
NO
a
13
15
TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
a
12
14
LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH
KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
Bengkel / Pencucian Mobil / Motor
a
Menetap
50,000
Per bulan
b
Insidentil
15,000
Per hari
Pelayanan Kesehatan :
a
Balai Pengobatan
15,000
Per bulan
b
Poliklinik / RB / BKIA
20,000
Per bulan
c
Puskesmas
30,000
Per bulan
d
Rumah Sakit
50,000
Per bulan
Pedagang Kaki Lima :
a
Menetap
5,000
Per bulan
b
Insidentil
1,000
Per hari
2
Kendaraan Bermotor
a
Kendaraan roda 2 (dua)
500
sekali parkir
b
Kendaraan roda 3 (tiga)
500
sekali parkir
c
Kendaraan roda 4 (empat)
1,000
sekali parkir
d
Kendaraan roda 6 (enam)
2,000
sekali parkir
e
Kendaraan roda lebih dari 6
(enam)
5,000
sekali parkir
BUPATI MAGELANG,
ttd
SINGGIH SANYOTO
Pembuangan Sampah ke TPSA :
a
Dari Dalam Daerah
10,000
Per kubik
b
Dari Luar Daerah
50,000
Per kubik
BUPATI MAGELANG,
ttd
SINGGIH SANYOTO
http://www.bphn.go.id/
36
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH
KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PASAR
I.
2.
3.
penerbitan Surat Keterangan Hak Pakai Tempat Dasaran
untuk perpanjangan atau balik nama mutasi/pengalihan
kios/los dikenakan retribusi sebesar Rp 215.000,- (dua
ratus lima belas ribu rupiah);
besarnya nilai jual kios/los sebagaimana dimaksud pada
angka 1 ditetapkan oleh Bupati.
Pemakaian Tempat Dasaran
NO
KLASIFIKASI
TEMPAT
USAHA
KELAS
1
2
3
1
Kios
3
II.
Los
Halaman
Rp
4
BUPATI MAGELANG,
SATUAN
KETERANGAN
5
6
Klasifikasi
kelas
diatur
lebih
lanjut
dengan
Peraturan
Bupati
I
150
Per m² per hari
II
125
Per m² per hari
III
110
Per m² per hari
IV
2
TARIF
50
Per m² per hari
I
125
Per m² per hari
II
110
Per m² per hari
III
100
Per m² per hari
IV
40
Per m² per hari
I
250
Per m² per hari
II
250
Per m² per hari
III
250
Per m² per hari
IV
150
Per m² per hari
ttd
SINGGIH SANYOTO
Pemakaian tempat di pasar hewan dikenakan retribusi sebesar
Rp 1000,- (seribu rupiah) per m²
III. Penggunaan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dikenakan
retribusi sebesar Rp 1000,- (seribu rupiah) untuk setiap
pemakaian
IV. Pemberian Surat Keterangan Hak Pakai Tempat Dasaran
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. penerbitan Surat Keterangan Hak Pakai Tempat Dasaran
kios/los bagi penempat I (pertama) sebesar 25 % (dua puluh
lima persen) dari nilai jual kios/los;
http://www.bphn.go.id/
37
LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH
KABUPATEN MAGELANG
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
5
TARIF RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
I.
II.
Pengujian Kendaraan Bermotor
NO
JENIS KENDARAAN
1
2
1
Mobil penumpang umum (JBB 0
s/d 2.000 Kg)
2
Mobil Bus
3
4
TARIF
Rp
3
25,000
SATUAN
4
Per kendaraan
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
25,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
30,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
35,000
Per kendaraan
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
40,000
Per kendaraan
e
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
45,000
Per kendaraan
f
JBB 12.001 Kg keatas
50,000
Per kendaraan
Kereta Gandeng/Tempel
a
JBB 0 s/d 9.000 Kg
45,000
Per kendaraan
b
JBB 9.001 s/d 10.000 Kg
50,000
Per kendaraan
c
JBB 10.001 s/d 12.000 Kg
55,000
Per kendaraan
d
JBB 12.000 Kg keatas
60,000
Per kendaraan
Penggantian Barang kuasi/Buku Uji
NO
JENIS PELAYANAN
1
2
1
Penggantian barang kuasi berupa
tanda uji/plat uji berkala, kawat, segel
2
Penggantian Buku Uji
3
III.
TARIF
Rp
3
SATUAN
4
7,500
Per kendaraan
a
Biaya penggantian buku uji
10,000
Per kendaraan
b
Biaya penggantian buku uji karena
rusak
25,000
Per kendaraan
c
Biaya penggantian buku uji karena
hilang
50,000
Per kendaraan
10,000
Per kendaraan
Penggantian Tanda Samping
Numpang Uji
Mobil barang bersumbu II (dua)
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
25,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
30,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
35,000
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
e
f
NO
JENIS KENDARAAN
Per kendaraan
1
2
40,000
Per kendaraan
1
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
45,000
Per kendaraan
Mobil penumpang umum (JBB 0 s/d
2.000 Kg)
JBB 12.001 Kg keatas
50,000
Per kendaraan
2
Mobil Bus
Mobil barang bersumbu III (tiga)
TARIF
Rp
SATUAN
4
3
25,000
Per kendaraan
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
25,000
Per kendaraan
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
35,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
30,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
40,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
35,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
45,000
Per kendaraan
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
40,000
Per kendaraan
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
50,000
Per kendaraan
e
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
45,000
Per kendaraan
e
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
55,000
Per kendaraan
f
JBB 12.001 Kg keatas
50,000
Per kendaraan
f
JBB 12.001 Kg keatas
60,000
Per kendaraan
http://www.bphn.go.id/
38
3
4
5
6
Mobil barang bersumbu II (dua)
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
25,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
30,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
35,000
Per kendaraan
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
40,000
Per kendaraan
e
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
45,000
Per kendaraan
f
JBB 12.001 Kg keatas
50,000
Per kendaraan
Mobil barang bersumbu III (tiga)
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
35,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
40,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
45,000
Per kendaraan
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
50,000
Per kendaraan
e
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
55,000
Per kendaraan
f
JBB 12.001 Kg keatas
60,000
Per kendaraan
Kendaraan Khusus
a
JBB 0 s/d 3.999 Kg
25,000
Per kendaraan
b
JBB 4.000 s/d 5.000 Kg
30,000
Per kendaraan
c
JBB 5.001 s/d 7.200 Kg
35,000
Per kendaraan
d
JBB 7.201 s/d 9.000 Kg
40,000
Per kendaraan
e
JBB 9.001 s/d 12.000 Kg
45,000
Per kendaraan
f
JBB 12.001 Kg keatas
50,000
Per kendaraan
Kereta Gandeng/Tempel
a
JBB 0 s/d 9.000 Kg
45,000
Per kendaraan
b
JBB 9.001 s/d 10.000 Kg
50,000
Per kendaraan
c
JBB 10.001 s/d 12.000 Kg
55,000
Per kendaraan
d
JBB 12.000 Kg keatas
60,000
Per kendaraan
BUPATI MAGELANG,
ttd
SINGGIH SANYOTO
http://www.bphn.go.id/
39
Download