tahun 2015

advertisement
TAHUN
2015
BE
NG
KA
LI
S
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ........................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
iv
BAB
PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................
2
1.2.1 Maksud ...................................................................................
2
1.2.2 Tujuan .....................................................................................
2
1.3 Dasar Hukum ...................................................................................
3
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH ...........................................
5
BAB
I
II
2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014
BAB
dan Target Ekonomi Makro Tahun 2015..........................................
6
2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi .........................................................
6
2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita ..........................
8
2.1.3 Inflasi .....................................................................................
8
2.1.4 Incremental Capital Output Ratio dan Investasi ....................
9
2.1.5 Tenaga Kerja dan Tingkat Pengangguran .............................
10
2.2 Perkembangan Ekonomi Menurut Sektor ........................................
11
2.2.1 Sektor Pertanian ...................................................................
11
2.2.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian..................................
13
2.2.3 Sektor Industri Pengolahan ...................................................
14
2.2.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih..........................................
15
2.2.5 Sektor Bangunan...................................................................
17
2.2.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.............................
17
2.2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................................
18
2.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...........
19
2.2.9 Sektor Jasa-jasa....................................................................
20
III ASUMSI-ASUMSI DASAR PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH ......................
21
3.1 Asumsi Dasar .................................................................................
21
3.2 Pertumbuhan PDRB .......................................................................
22
i
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Daftar Isi ---
3.3 Laju Inflasi........................................................................................
22
3.4 Lifting Minyak Bumi dan Penerimaan Bagi Hasil Kabupaten
BAB
BAB V
Bengkalis .........................................................................................
23
3.5 Lain-Lain Asumsi .............................................................................
24
IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
DAERAH .................................................................................................
34
4.1 Arah Kebijakan Pendapatan ...........................................................
34
4.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah ......................................................
36
4.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ..............................................
41
PENUTUP ...............................................................................................
43
ii
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Daftar Isi ---
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perkembangan dan Proyeksi Indikator Makro Kabupaten Bengkalis ....
6
Tabel 2.2. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita (Tanpa Migas)
Tabel 3.1
Kabupaten Bengkalis Tahun 2008-2013 (Rupiah) .................................
8
Sasaran Utama Ekonomi Makro Penyusunan APBN Tahun 2016 .........
21
Tabel 3.2. Realisasi Lifting Minyak Bumi dan Realisasi Penerimaan Bagi Hasil
Migas dari tahun 2011 - 2014 .................................................................
Tabel 4.1
24
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis
Tahun 2014 s/d 2016 ...........................................................................
35
Tabel 4.2
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ..............
40
Tabel 4.3
Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 .......
41
iii
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Daftar Isi ---
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2013 ......
7
Gambar 2.2 Perkembangan ICOR Kabupaten Bengkalis ........................................
10
Gambar 2.3 Komposisi Tenaga Kerja Tahun 2013 ..................................................
11
Gambar 2.4. Perkembangan Lifting Minyak Kabupaten Bengkalis Tahun 20112013 (Juta Barel).................................................................................
13
Gambar 2.5 Persentase Jumlah Pelanggan PDAM menurut Kantor Cabang di
Kabupaten Bengkalis ...........................................................................
16
Gambar 2.6 Presentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di
Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 .......................................................
Gambar 2.7 Jumlah
Simpanan
dan
Pinjaman
Perbankan
Masyarakat
17
di
Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 (dalam Milyar) ................................
19
Gambar 3.1 Perkembangan dan proyeksi Inflasi Kabupaten Bengkalis Tahun
2013-2016 ............................................................................................
23
iv
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Daftar Isi ---
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan pembangunan jangka pendek yang merupakan bagian dari
perencanaan pembangunan jangka menengah dan perencanaan pembangunan
jangka panjang terdiri atas formulasi kebijakan anggaran (budget policy
formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operation
planning). Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD termasuk
kategori formulasi kebijakan anggaran yang menjadi acuan dalam perencanaan
operasional anggaran. Formulasi kebijakan anggaran berkaitan dengan analisa
fiskal dan indikator makro ekonomi, sedangkan perencanaan operasional
anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya.
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Kabupaten Bengkalis Tahun
Anggaran 2016 memuat komponen anggaran yang mencerminkan program dan
kegiatan daerah sesuai prioritas pembangunan dalam rangka pencapaian visi,
misi dan grand strategy sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015.
KUA merupakan dokumen pendukung RKPD yang memberikan penjelasan
kondisi ekonomi makro daerah pada saat penyusunan, asumsi penyusunan
APBD, kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta strategi
pencapaiannya. Strategi pencapaian yang dimaksud adalah memuat langkahlangkah kongkrit dalam mencapai target program dan kegiatan yang akan
direncanakan.
Target pencapaian dan kualitas kinerja pelayanan yang diharapkan pada
tahun 2016 merupakan bagian dari tahapan RPJMD khususnya pada terkait
tahun
transisi
yang
disusun
berdasarkan
aspirasi
masyarakat
dengan
mempertimbangkan kondisi dan kemampuan keuangan daerah. Untuk itu dalam
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran ini akan diperhatikan perkembangan
perekonomian Kabupaten Bengkalis pada tahun sebelumnya dan asumsi dasar
terkait ketersediaan sumber daya dan sumber dana pada tahun 2016.
konsistensi pembangunan daerah sesuai dengan capaian tahun sebelumnya
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
1
Pemerintah Kabupaten Bengkalis memiliki komitmen untuk menjaga
serta mensinergikan dengan program pembangunan Provinsi Riau dan sasaran
prioritas pembangunan nasional. Kohesifitas terhadap perencanaan dan
penganggaran tersebut merupakan aspek yang menjadi pertimbangan dalam
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Untuk itu,
Kebijakan Umum Anggaran ini disusun sebagai pedoman dalam penyusunan
dan penetapan prioritas program dan kegiatan yang akan dijabarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis Tahun
Anggaran 2016.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Selain merupakan konsepsi dasar perencanan penganggaran,
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016
dimaksudkan sebagai kerangka yang memberikan arahan dasar bagi
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun
Anggaran 2016. Kerangka dasar ini diperlukan dengan pertimbangan
banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus diakomodir dengan
keterbatasan sumber dana yang dimiliki, sehingga diperlukan prioritas
kebijakan penggunaan anggaran untuk menjamin tetap terlaksananya
pembangunan yang berkualitas dan berkesinambungan.
1.2.2 Tujuan
Kebijakan Umum Anggaran Tahun Anggaran 2016 disusun
dengan tujuan :
1. Memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten
Bengkalis;
2. Memberikan penjelasan tentang asumsi penyusunan KUA Tahun
Anggaran 2016;
3. Menjelaskan
dan
memberikan
arahan
tentang
kebijakan
pendapatan, belanja dan kebijakan pembiayaan pada Tahun
Anggaran 2016;
4. Memberikan gambaran umum tentang tantangan yang dihadapi
oleh Kabupaten Bengkalis saat ini dengan melihat berbagai peluang
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
2
dan potensi yang dimiliki;
5. Menjadi
arahan
bagi
penyusunan
Prioritas
Plafon
Anggaran
Sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016.
1.3 Dasar Hukum
Peraturan perundangan-undangan yang dijadikan dasar dalam menyusun
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 adalah :
a.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
d.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
e.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
g.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah;
h.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
i.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
j.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
k.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016;
l.
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bengkalis
2005-2025;
3
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
m.
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 09 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bengkalis Tahun 2010 – 2015;
n.
Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran
2015.
4
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
BAB II
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
Secara internal kapasitas sumber daya daerah menjadi faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan indikator ekonomi makro daerah, baik sumber daya
manusia maupun sumber pembiayaan dalam rangka menstimulasi perekonomian
masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi
menggambarkan
stabilitas
perekonomian
masyarakat
dan
pemerataan
distribusi pendapatan serta menurunkan angka kemiskinan dan terbukanya lapangan
pekerjaan yang dapat mengurangi pengangguran.
Sementara lingkungan eksternal yang menjadi faktor defendensial ekonomi
Kabupaten Bengkalis adalah fluktuasi perkembangan ekonomi global dan kebijakan
ekonomi nasional yang secara tidak langsung berimbas pada perekonomian daerah.
Sebagai bagian dari kesatuan wilayah Indonesia, Kabupaten Bengkalis merupakan
daerah yang berada pada jalur perdagangan internasional Selat Melaka, transaksi
perekonomian masyarakat Kabupaten Bengkalis tidak hanya dalam negeri namun
juga ke luar negeri. Sementara di sisi lain, berbagai kebijakan ekonomi dan politik
nasional dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, pengendalian inflasi dan
kebijakan populis lainnya berpengaruh pada stabilitas harga barang pokok dan
kebutuhan masyarakat lainnya, hal ini sangat bepengaruh terhadap tingkat
penghasilan dan saving masyarakat.
Kerangka
pembiayaan
pembangunan
Kabupaten
Bengkalis
pada
tahun
anggaran 2016 sangat dipengaruhi oleh capaian dan evaluasi ekonomi makro
Kabupaten Bengkalis pada Tahun 2014 dan 2015. Melalui capaian indikator ekonomi
makro akan tergambarkan fluktuasi ekonomi masyarakat maupun perkembangan
sektoral, antara lain; PDRB dan Pendapatan Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Inflasi, Koefisien ICOR, Jumlah Penduduk Miskin,
Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran.
5
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun
2014 dan Target Ekonomi Makro Tahun 2015
Indikator ekonomi makro Kabupaten Bengkalis dapat dilihat dari
beberapa indikator yang terdiri dari; Pertumbuhan Ekonomi, PDRB, inflasi,
ICOR, Tingkat Pengangguran, Pendapatan Perkapita, Tingkat Kemiskinan dan
IPM. Perkembangan Indikator Makro Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1
Perkembangan dan Proyeksi Indikator Makro
Kabupaten Bengkalis
Realisasi
Proyeksi
NO.
Indikator Makro
Satuan
Tahun
2013
Tahun
2014
Tahun
2015
1
2
3
5
7
8
Tahun
2016
1.
Pertumbuhan Ekonomi
2.
PDRB dengan migas
3.
PDRB tanpa migas
Rp.
4.
Inflasi
%
8,72
7,75
7,85
7,46
5.
Besaran ICOR
Angka
5,03
4,73
4,60
4,55
6.
Tingkat Pengangguran
%
7,02
7,15
6,90
6,80
7.
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
Pendapatan per kapita
(harga konstan)
%
60,63
65,00
66,50
68,00
7.361.883 7.578.658
,88
,22
7.714.13
3,00
7.820.224
,00
8.
9.
Tingkat Kemiskinan
10.
IPM
%
Rp.
Rp.
7,26
7,34
7,11
7,56
28.038.00 30.025.16 31.229.342
7,93
8,22
,13
4.251.226 4.283.020 4.227.11
,22
,16
1,24
32.065.88
5,00
4.458.650
,00
%
7,57
7,30
7,46
6,98
Angka
76,12
75,86
76,35
76,88
Sumber: data diolah
2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan ekonomi Kabupaten Bengkalis tidak terlepas dari
perkembangan ekonomi nasional dan regional, sebagai bagian dari kesatuan
wilayah dan sistem perekonomian yang terbuka sehingga dampak kebijakan
nasional secara tidak langsung juga berimbas kepada daerah-daerah di
Indonesia
seperti
Kabupaten
Bengkalis.
Kinerja
perekonomian
daerah
6
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
dicerminkan dari pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi
daerah, inflasi, investasi serta PDRB dan pendapatan perkapita.
Berdasarkan perkembangan indikator makro Kabupaten Bengkalis,
pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 7,26 persen sedikit menurun
dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 7,65 persen. Kondisi ini menunjukkan
tidak terjadinya perubahan signifikan terhadap perekonomian Kabupaten
Bengkalis secara umum, namun situasi sosial Kabupaten Bengkalis cukup stabil.
Proyeksi sementara hingga desember 2014 pertumbuhan ekonomi sedikit
meningkat mencapai 7,34 persen, selanjutnya pada akhir 2015 diperkirakan
tumbuh sebesar 7,56 persen dan pada akhir periode tahun 2016 diproyeksikan
terus meningkat menjadi 7,88 persen. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya
ditentukan oleh berbagai faktor yaitu faktor produksi (sektor riil), kebijakan
moneter serta situasi dan kondisi umum. Berbagai upaya untuk mendorong
investasi dan sektor non-migas serta menumbuhkembangkan sektor riil guna
meningkatkan peranan masyarakat dalam pembangunan ekonomi telah
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Adapun laju pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Bengkalis dapat
dilihat dari gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2013
Sumber : Kabupaten Bengkalis Dalam Angka, 2014
2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita
PDRB menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan
output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Sementara itu, Laju
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
7
pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan agregat pendapatan
(PDRB) dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya (perkembangan
berantai tiap tahun). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga merupakan salah
satu sasaran utama yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan.
Secara
umum
pendapatan
setiap
penduduk
daerah
dicerminkan
oleh
pendapatan per kapita. Tetapi ukuran ini tidak dapat digunakan secara langsung
dalam pengukuran pemerataan pendapatan.
PDRB tanpa migas pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.251.226,22 dengan
33,58 persen berasal dari sektor industri pengolahan. Pada tahun 2014 sebesar
Rp. 4.283.020,16, dan diproyeksikan pada tahun 2015 sedikit menurun menjadi
Rp. 4.227.111,24 dan kembali naik pada tahun 2016 menjadi Rp. 4.458.650,00.
Sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas yang pada tahun
2013
sebesar
Rp.28.038.007,93
kita
harapkan
akan
tumbuh
menjadi
Rp.30.025.168,22 pada tahun 2014 dan terus meningkat pada tahun 2015
menjadi
Rp.31.229.342,13
dan
pada
akhir
tahun
2016
menjadi
Rp.32.065.885,00.
Tabel 2.2.
PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita (Tanpa Migas)
Kabupaten Bengkalis Tahun 2008-2013 (Rupiah)
Rincian
Harga Berlaku
Harga Konstan 2000
23.449.656,07
26.714.529,57
30.746.985,49
36.479.944,94
41.370.623,79
46.662.643,21
6.303.057,28
6.567.047,07
6.830.699,01
7.310.972,69
7.631.001,83
8.052.815,44
21.437.675,58
24.422.422,93
28.108.894,14
33.349.965,66
37.821.024,26
42.658.988,42
5.762.254,97
6.003.594,43
6.244.625,03
6.683.691,23
6.976.261,87
7.361.883,88
1. PDRB Per Kapita
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2. Pendapatan Per Kapita
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Bengkalis 2014
2.1.3 Inflasi
Inflasi memberikan gambaran sejauhmana kenaikan harga sejumlah
barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi oleh rumah tangga, sehingga
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
8
tergambarkan kecenderungan perubahan harga berdasarkan pengeluaran
barang dan jasa yang dikonsumsi setahun penuh. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bengkalis yang positif juga seiring dengan stabilitas inflasi, inflasi
Kabupaten Bengkalis pada tahun 2013 sebesar 8,72 persen dan pada tahun
2014 turun menjadi 7,75 persen dan ditargetkan pada tahun 2015 dan 2016
maasing-masing menjadi 7,85 persen dan 7,46 persen.
Target ini merupakan target rasional dengan pertimbangan stabilitas
ekonomi yang fluktuatif dengan berbagai rencana kebijakan ekonomi nasional
sesuai RPJMN Tahun 2014 – 2019.
2.1.4 Incremental Capital Output Ratio dan Investasi
Incremental Capital Output Ratio (ICOR) adalah suatu besaran yang
menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan
untuk menaikkan /menambah satu unit output. Artinya ICOR sangat erat
hubungannya dengan investasi baik Pemerintah Maupun Swasta. Investasi
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan perekonomian
masyarakt. Untuk meningkatkan investasi Pemerintah Kabupaten Bengkalis
menetapkan beberapa kebijakan dalam kemudahan dan keringanan serta
keuntungan untuk melakukan kegiatan usaha dan investasi di wilayah
Kabupaten Bengkalis , seperti Kemudahan Pengurusan Izin, biaya investasi yang
kompetitif, prosedur yang fleksibel, adanya insentif investasi, lingkungan yang
baik dan komitmen dari Pemerintah Daerah.
Koefisien ICOR adalah suatu besaran yang menunjukan besaran
tambahan kapital baru yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu
unit output. Dalam pembahasan ini tambahan kapital baru adalah PMTB
(pembentukan
modal
tetap
bruto).
Besaran
ICOR
diperoleh
dengan
membandingkan besarnya PMTB dengan tambahan output. Pada tahun 2013
nilai ICOR Kabupaten Bengkalis (lag 0) sebesar 5,03 persen, naik dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar 4,73 persen.
9
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
Gambar 2.2
Perkembangan ICOR Kabupaten Bengkalis
2.1.5 Tenaga Kerja dan Tingkat Pengangguran
Dari segi tenaga kerja di Kabupaten Bengkalis masih terfokuskan pada
daerah perkotaan khususnya pada kota Duri dan Bengkalis. Para pencari kerja
pada umumnya didominasi dari tenaga kerja dari luar daerah, dimana dari segi
produktivitas dan keahlian tenaga luar jauh lebih produktif dan ahli dari pada
tenaga kerja tempatan dan ini semua akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan serta daya saing daerah tersebut.
Dari data tenaga kerja tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja di
Kabupaten Bengkalis sebanyak 236.912 jiwa atau 67,11 persen dan sisanya
32,89 persen atau 116.106 jiwa bukan merupakan angkatan kerja. Sementara
tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 mencapai 5,74 persen ini
artinya jika ada 100 orang jumlah angkatan kerja maka 6 orang diantaranya
merupakan pengangguran. Pekerja di sektor pertanian sebesar 35 persen,
pertambangan/penggalian 6,13 persen, industri pengolahan 9,68 persen, listrik,
gas dan air 0,18 persen, konstruksi 8,28 persen, perdagangan 19 persen, jasa
angkutan dan komunikasi 3,78 persen, lembaga keuangan 5,47 persen dan
sektor jasa sebesar 15 persen.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa dibandingkan dengan
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
10
penduduk usia muda (anak-anak) dan usia produktif, persentase penduduk usia
tua jauh lebih kecil. Keadaan ini bersifat alami yaitu karena adanya kematian
sebagai faktor yang dominan mempengaruhi jumlah penduduk usia tua ini. Jika
persentase pada usia tua semakin meningkat, maka dapat digunakan sebagai
indikasi dini ada adanya kenaikan tingkat kesehatan penduduk dengan
meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Hal demikian secara tidak
langsung juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
semakin membaik.
Gambar 2.3
Komposisi Tenaga Kerja Tahun 2013
Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 sebesar 7,02 persen
dengan partisipasi angkatan kerja sebesar 60,63 persen, dan diproyeksikan
pada tahun 2014 pengangguran sebesar 7,15 persen dan akan sedikit turun
kembali pada tahun 2015 menjadi 6,90 persen.
2.2. Perkembangan Ekonomi Menurut Sektor
2.2.1 Sektor Pertanian
Pada tahun 2013 sektor pertanian menyumbangkan pertumbuhan
sebesar 1,14 persen dari total pertumbuhan 7,65 persen.
Sumber pertumbuhan ini lebih rendah dibanding tahun
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
11
sebelumnya yang sebesar 1,23 persen. Menurunnya angka
sumber pertumbuhan ini disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan pada
sektor ini dari 5,03 persen pada tahun 2012 menjadi 4,78 persen pada tahun
2013.
Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya mengalami pertumbuhan
tertinggi yaitu 6,8 persen atau hampir dua kali lipat
pertumbuhan pada tahun 2012 yang sebesar 3,43
persen . Kemudian pertumbuhan terendah pada
tahun 2013 tercatat pada subsektor tabama yang
menagalami
penurunan
pertumbuhan
dari
3,14
persen pada tahun 2012 menjadi 2,19 pada tahun
2013. Rendahnya nilai pertumbuhan pada sektor tabama dari tahun ketahun
terjadi karena Kabupaten Bengkalis bukan merupakan daerah potensi tanaman
bahan makanan seperti padi sayuran maupun buah-buahan. Hal ini juga dapat
dijelaskan dari menurunnya luas panen komoditas utama tabama yaitu padi
sawah. Dimana luas panen pada sawah berkurang dari 6.570 ha pada tahun
2012 menjadi 6.283 ha di tahun 2013.
Sementara itu pertumbuhan sektor perkebunan merupakan yang
tertinggi kedua setelah sektor peternakan. Sektor ini
pada tanu 2013 tumbuh sebesar 6,77 persen atau
meningkat dibanding tahun 2012 yang sebesar 5,36
persen. Meningkatnya pertumbuhan disektor perkebunan
ini
diharapkan
akan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat mengingat Kabupaten Bengkalis masyarakat yang berusaha di
subsektor ini sangat besar.
Pada
periode
ini
subsektor
perikanan
mengalami penurunan pertumbuhan. Tahun 2013
subsektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,16
persen menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar
6,81 persen. Hal ini terkonfirmasi dari menurunnya
produksi perikanan tangkap pada tahun 2013 ini. Jika pada tahun 2012 produksi
ikan laut tercatat sebesar 8.735 ton, maka pada tahun 2013 menurun cukup
besar ke angka 8.225 ton.
12
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
2.2.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Bengkalis sejak lama menjadi daerah terbesar penghasil
minyak di Provinsi Riau. Kabupaten-kabupaten lain di propinsi ini yang juga
menghasilkan migas adalah Kabupaten Siak, Kabupaten Rohil, dan Kabupaten
Kepulauan Meranti. Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten
Rokan Hulu dan Kabupaten Pelalawan.
Sejak terbentuk Kabupaten Kepulauan Meranti,
sampai saat ini ladang-ladang minyak bumi di Kabupaten
Bengkalis terdapat di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu.
Berdasarkan SK menteri ESDM pengelolaan minyak di
kabupaten Bengkalis dilakukan perusahaan minyak PT.
Chevron pasific Indonesia dan BOBP Bumi Siak Pusako dengan wilayah operasi
di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu.
Sejalan dengan tahun 2012, pada tahun 2013 ini sektor pertambangan
dengan penggalian mengalami kontraksi sebesar 8,35 persen atau mengalami
pertumbuhan negative. Kondisi ini terutama disebabkan oleh menurunnya
pertumbuhan subsektor minyak dan gas bumi sebesar 8,36 persen. Meskipun
subsektor penggalian mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 1,78
persen menjadi sebesar 8,43 persen pada tahun 2013, namun besarnya
kontraksi yang terjadi pada subsektor minyak dan gas bumi, tidak mampu
menghalangi perlambatan yang terjadi pada sektor ini.
Gambar 2.4
Perkembangan Lifting Minyak Kabupaten Bengkalis Tahun 2011-2013
(Juta barrel)
13
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
Pertumbuhan ekonomi subsektor minyak dan gas bumi yang menurun
terlihat dari penurunan yang relative tajam pada lifting minyak. Kabupaten
Bengkalis tahun 2012 dan tahun 2013. Jika pada tahun 2011 volume listing
mencapai 76,77 juta barel maka tahun 2012 turun sebesar 5,88 persen menjadi
72,26 juta barel, dan pada tahun 2013 volume listing kembali turun lebih besar
dibandingkan penurunan tahun 2012 sebesar 8,93 persen menjadi hanya 65,81
juta barel. Volume lifting minyak pada tahun 2013 ini juga 93,28 persen dari
prognosa yang telah ditargetkan.
Menurunnya pertumbuhan volume lifting minya pada dua tahun terakhir
ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama dan yang utama adalah disebabkan
adanya penurunan kinerja akibat sumur yang sudah tua dan kedua adalah
minimnya penerapan teknologi yang semakin modern untuk meningkatkan
volume lifting minyak.
Share subsektor migas pada tahun 2013 ini masih sangat besar
mencapai 78,16 persen dari total PDRB. Dengan demikian peranan dari semua
subsektor lainnya dalam pembentukan ekonomi Kabupaten Bengkalis hanya
berkisar 21,84 persen saja. Dari sisi anggaran pemerintaha daerah, komponen
APBD juga sangat didominasi oleh sektor migas yang digambarkan dengan
besaran bagi hasil sumber daya alam bukan pajak. Pada tahun 2013 besaran
nilai realisasi bagi hasil bukan pajak mencapai 2,4 triliun rupiah atau 77,34
persen dari struktur APBD Kabupaten Bengkalis.
2.2.3 Sektor Industri Pengolahan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sektor industry dalam
perekonomian Kabupaten Bengkalis menjadi salah satu leading sektor yang
terus harus mendapat perhatian selain sektor PHR dan sektor pertanian. Sektor
industry pengolahan terdiri dari subsektor industri dengan migas dan industry
tanpa migas. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Bengkalis dengan
migas pada tahun 2013 cukup besar mencapai 10,81 persen. Sedangkan jika
migas dikeluarkan maka peranan ini terhadap pembentukan PDRB bisa
mencapai 33,58 persen.
Sektor industry pengolahan pada tahun 2013 mengalami peningkatan
pertumbuhan sebesar 0,3 persen. Kondisi ini terutama disebabkan karena
tahun 2012 menjadi 8,05 persen pada tahun 2013. Meskipun nilai tambah
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
14
peningkatan pertumbuhan subsektor industry non migas dari 7,56 persen pada
subsektor industry migas yang menurun sejalan dengan penurunan pada
produktifitas sektor pertambangan migas, namun peningkatan pada subsektor
industry
non
migas
mampu
mendorong
pertumbuhan
sektor
industry
pengolahan kearah yang positif.
Sementara itu, pada pertumbuhan PDRB non migas, subsektor industry
pengolahan masih konsisten tumbuh pada kisaran tujuh sampai delapan persen.
Bahkan pada tahun ini subsektor ini tumbuh sebesar 8,05 persen atau
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,56 persen.
Percepatan pertumbuhan yang terjadi pada sektor industry pengolahan sejalan
dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan industry dari awalnya sejumlah
4.725 pada tahun 2012 menjadi 4.871 pada tahun 2013 juga disinyalir ikut
mendorong semakin membaiknya kondisi perindustrian di Kabupaten Bengkalis.
2.2.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor LGA dalam tiga tahun terakhir terus mengalami perlambatan,
dimana pada tahun 2010 sektor ini sempat tumbuh sangat signifikan sebesar
16,26 persen, melambat pada tahun 2011 sebesar 10,45 persen, dan pada
tahun 2012 kembali melambat menjadi 5,59 persen, pada tahun 2013 ini sektor
LGA kembali tumbuh hamper dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar
11,10 persen. Pertumbuhan ini disumbangkan oleh peningkatan yang terjadi
baik pada subsektor listrik maupun air bersih. Kedua subsektor ini pada tahun
2013 mengalami pertumbuhan yang meningkat masing masing sebesar 11,29
persen dan 10,09 persen.
Kontribusi sektor ini pada tahun 2013 terhadap PDRB Kabupaten
Bengkalis dengan migas adalah sebesar 0,15 persen. Pada sektor ini share
terbesar
disumbangkan oleh subsektor listrik, sehingga meningkatnya
pertumbuhan pada sektor LGA ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan pada
subsektor listriknya. Subsektor listrik pada tahun 2013 memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan Kabupaten Bengkalis sebesar 0,12 persen, maka dapat
dikatakan bahwa 84,43 persen pertumbuhan sektor LGA didominasi oleh
pertumbuhan di subsektor listrik.
Sejalan dengan subsektor listrik, subsektor air bersih pada tahun 2013
juga mengalami peningkatan. Setelah pada tahun 2012 subsektor ini melambat
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
15
hingga 0,79 persen, tahun 2013 subsektor ini tumbuh positif sebesar 10,09
persen. Peningkatan ini ditunjukan oleh semakin meningkatnya pasokan air
baku PDAM terutama dicabang Sungai Pakning dan Bengkalis.
Pada tahun 2013 jumlah pelanggan PDAM tercatat mengalami
pertambahan pada cabang Sungai Pakning dan Bengkalis. Pertambahan jumlah
pelanggan ini sejalan dengan peningkatan produksi air baku pada masing
masing cabang.PDAM Sungai Pakning tercatat memproduksi 295.390 M3
meningkat 44,24 persen dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 204.785 M3,
sementara itu cabang PDAM Bengkalis juga mencatat peningkatan produksi
sebesar 5,35 persen dari 892.285 M3 pada tahun 2012 menjadi 940.059 M3
pada tahun 2013.
Gambar 2.5
Persentase Jumlah Pelanggan PDAM menurut Kantor Cabang di
Kabupaten Bengkalis Tahun 2013
Sumber : PDAM Bengkalis diolah
Dari hasil Survey Sosial Ekonomi pada tahun 2013 diketahui bahwa
mayoritas rumah tangga di Kabupaten Bengkalis sudah beralih menggunakan air
isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari terutama daerah perkotaan
(33,67%). Jika pada tahun 2012 jumlah rumah tangga yang menggunakan
sumber air minum air isi ulang mencapai 42,47 persen, maka pada tahun 2013
meningkat hingga mencapai 44,61 persen.
Sementara itu penduduk yang menggunakan air hujan selama dua
tahun terakhir menunjukkan penurunan persentase dari 26,72 persen pada
minum yang berasal dari sumur tak terlindung menjadi sumber air minum ketiga
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
16
tahun 2012 menjadi 24,14 persen pada tahun 2013. Selanjutnya sumber air
terbesar penduduk Kabupaten Bengkalis dengan persentase sebesar 12,71
persen.
Gambar 2.6
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten
Bengkalis Tahun 2013
Sumber: BPS
2.2.5 Sektor Bangunan
Sektor Bangunan pada tahun 2013 meningkat sebanyak 9,02 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 7,62 persen. Dari
indicator retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Bengkalis ikut mengkonfirmasi
sedikit percepatan pertumbuhan disektor bangunan ini. Berdasarkan data dari
Dispenda Kabupaten Bengkalis tercatat retribusi IMB pada tahun 2013 mencapai
1,61 milyar rupiah lebih besar dari tahun sebelumnya sebesar 1,41 milyar
rupiah. Dalam struktur PDRB sendiri sektor bangunan selama ini memberikan
share yang relative masih kecil yaitu hanya sekitar 1 persen.
Pertumbuhan sektor bangunan juga sangat dipengaruhi oleh belanja
modal dari Pemerintah. Komponen pengeluaran pemerintah khususnya disektor
konstruksi terutama ada pada dua belanja modal yaitu belanja gedung
bangunan serta belanja jalan, irigasi dan jaringan. Tercatat kedua pengeluaran
belanja ini pada tahun 2013 mencapai 1,074 trilliun rupiah atau meningkat
tajam 79 persen dari tahun sebelumnya.
2.2.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pada
tahun
2013
sektor
PHR
mengalami
perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan dengan
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
17
tahun 2012. Tahun 2013 ini pertumbuhan sektor PHR
tercatat sebesar 8,85 persen. Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan,
sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran) masih menjadi contributor
terbesar yang paling mempengaruhi pertumbuhan pada tahun 2013 yaitu
dengan sumber pertumbuhan sebesar 2,9 persen. Perlambatan ini terutama
dipengaruhi oleh subsektor perdagangan yang melambat 8,84 persen.
Selanjutnya perlambatan ini juga dipicu oleh subsektor hotel dan restoran yang
masing-masing melambat sebesar 8,74 persen dan 9,83 persen.
Perlambatan terjadi pada sektor PHR sebenarnya masih menunjukkan
pertumbuhan yang cukup baik, namun adanya pertumbuhan yang sangat
signifikan pada tahun 2012 yang dipicu oleh adanya perhelatan PON, secara
langsung berakibat pada perlambatan pertumbuhan, besaran penerimaan pajak
dan retribusi hotel dan restoran di Kabupaten Bengkalis tercatat justru
mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 penerimaan pajak hotel mencapai
3,19 miliyar rupiah meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 1,96
milyar rupiah. Demikian juga pada sektor restoran dimana penerimaan pajak
meningkat dari 5,25 milyar rupiah pada tahun 2012, menjadi sebesar 6,75
milyar rupiah pada tahun 2013. Peningkatan pada retribusi ini bisa jadi dipicu
oleh adanya kenaikan harga pada subsektor tersebut.
2.2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Selama beberapa tiga tahun terakhir pertumbuhan sektor pengangkutan
dan komunikasi tumbuh selalu diatas sepuluh persen. Seperti pada tahun 2013
sektor ini kembali tumbuh mengesankan sebesar 10, 22 persen. Pengaruh
terbesar pertumbuhan sektor ini terutama disebabkan karena subsektor
pengangkutan. Sumber pertumbuhan subsektor ini mencapai 0,25 persen dari
0,43 persen pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi. Artinya 57,37
persen pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi dipengaruhi oleh
pertumbuhan pada subsektor pengangkutan, khususnya pengangkutan darat.
Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan share terhadap
PDRB non migas pada tahun 2013 sebesar 1,79 persen atau relative konstan
dengan beberapa tahun sebelumnya. Sementara
itu
subsektor
pos
dan
telekomunikasi
juga
mengalami pertumbuhan yang relative konstan.
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
18
Selama beberapa kurun waktu subsektor ini terus
saja menunjukan pertumbuhan yang progresif dua digit. Terakhir pada tahun
2013 subsektor komunikasi tumbuh 20,02 persen. Pertumbuhan subsektor
komunikasi yang masih menunjukkan kinerja yang tinggi kemungkinan didorong
oleh semakin besarnya kebutuhan masyarakat Bengkalis akan komunikasi yang
terus mengalami perkembangan teknologi.
2.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Pada tahun 2013 sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
mencapai
pertumbuhan
sebesar
10,87
persen,
sedikit
meningkat
pertumbuhannya dari tahun sebelumnya yang sebesar 10,25 persen. Meskipun
secara keseluruhan sektor ini mengalami percepatan pertumbuhan, namun
kenyataannya perlambatan pertumbuhan terjadi pada masing-masing subsektor.
Pada subsektor perbankan pertumbuhan sedikit melambat dari 23,94 persen
pada tahun 2012 menjadi 23,85 persen pada tahun 2013 ini. Hal yang sama
juga terjadi pada subsektor lembaga keuangan bukan bank yang sedikit
melambat menjadi 5,69 persen dari 5,72 persen pada tahun 2012. Dan pada
subsektor real estate dan jasa perusahaan, tahun ini keduanya melambat
menjadi masing –masing 4,15 persen dan 12,65 persen.
Selama kurang lebih lima tahun terakhir terlihat bahwa subsektor
perbankan masih menjadi penggerak pertumbuhan di sektor ini. Pertumbuhan
sub sektor perbankan yang selalu positif dapat menunjukkan peran intermediasi
perbankan yang makin baik sejalan dengan meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga ini, baik dari sisi kepercayaan untuk menyimpan
dana maupun pemanfaatan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan.
Gambar 2.7
Jumlah Simpanan dan Pinjaman Perbankan Masyarakat di Kabupaten
Bengkalis Tahun 2013 (dalam Milyar)
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
19
Sumber: BI Pekanbaru
2.2.9 Sektor Jasa-jasa
Sempat mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan pada
tahun 2011 yaitu sebesar 12,96 persen, sektor jasa-jasa terus mengalami
perlambatan pada dua tahun terakhir. Pada tahun 2012 kinerja sektor jasa-jasa
Kabupaten Bengkalis mengalami perlambatan menjadi 4,77 persen dan kembali
mengalami sedikit perlambatan pada tahun 2013 pada angka 4,6 persen.
Keadaan ini seiring dengan melambatnya pertumbuhan pada subsektor jasa
pemerintahan umum. Setelah pada tahun 2011 jasa pemerintahan umum
tumbuh sebesar 14,16 persen pada tahun 2012 melambat mencapai 4,00
persen, dan semakin melambat 3,78 persen pada tahun 2013. Dengan sumber
pertumbuhan sebesar 0,46 persen (dari total sumber pertumbuhan sektor jasajasa tanpa migas yang besarnya 0,70 persen), subsektor pemerintah umum
sangat mempengaruhi kinerja sektor ini secara umum.
Selain jasa pemerintahan, sub sektor jasa swasta pun rata-rata
mengalami perlambatan pertumbuhan. Sub sektor ini pada tahun 2013 tumbuh
sebesar 7,92 persen sedikit melambat dari tahun 2012 yang tumbuh sebesar
7,95 persen. Tetapi dilihat dari besarnya sumber pertumbuhannya, selama
beberapa tahun terakhir sumber pertumbuhan dari subsektor jasa swasta ini
relatif konstan yaitu sekitar 0,24 persen. Kondisi ini didorong oleh pertumbuhan
yang relative linier terutama pada subsektor jasa perorangan dan rumah tangga
dimana sumber pertumbuhan pada subsektor ini relative konstan pada angka
0,21 persen.
20
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kerangka Ekonomi Makro Daerah ---
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
3.1 Asumsi Dasar
Sebagai bagian dari kesatuan wilayah nasional, perkembangan asumsi
ekonomi makro Kabupaten Bengkalis harus disesuaikan dengan perkiraan
asumsi ekonomi makro untuk APBN Tahun 2016 dan asumsi makro APBD
Provinsi Riau Tahun 2016. Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016,
Pemerintah
telah
menetapkan
tema pembangunan yaitu “Mempercepat
Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang
Berkualitas”, dengan sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2016 antara
lain; pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 – 6,2 persen, laju inflasi antara 3,0 5,0 persen, pengangguran terbuka ditargetkan sebesar 5,2 – 5,5 persen dan
tingkat kemiskinan ditargetkan 9 – 10 persen.
Tabel 3.1.
Sasaran Utama Ekonomi Makro Penyusunan APBN Tahun 2016
No
1.
Indikator Ekonomi Makro
Pertumbuhan Ekonomi
2.
Laju Inflasi
3.
Kebutuhan Investasi
4.
Pengangguran Terbuka
5.
Tingkat Kemiskinan
6.
Nilai Tukar
7.
Produksi minyak/lifting
Tahun 2016
5,8 - 6,2 %
3,0 - 5,0 %
Rp. 4.411 – 4.431 Triliun
5,2 – 5,5 %
9,0 – 10,0 %
Rp. 12.800 – 13.200 /US Dolar
830.000 barel/hari
Sumber : RKP Tahun 2016
Sedangkan, perkembangan dan target indikator makro Provinsi Riau
berdasarkan RKPD Provinsi Riau Tahun 2016 bahwa pertumbuhan ekonomi
Provinsi Riau tanpa migas tahun 2013 adalah sebesar 5,48% dan pada tahun
2015 naik menjadi 5,90%, pada tahun 2015 dan 2016 diproyeksikan masingmasing 6,31% dan 6,83%. Sementara tingkat kemiskinan pada tahun 2013
pada tahun 2016 menurun 6,86%. Tingkat pengangguran Provinsi Riau pada
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
21
sebesar 8,42% turun pada tahun 2013 menjadi 7,99% jiwa dan diproyeksikan
tahun 2013 sebesar 5,48% naik pada tahun 2014 menjadi 6,56% dan
ditargetkan pada tahun 2016 turun menjadi 4,50.
3.2 Pertumbuhan PDRB
Perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang
dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menjelaskan kinerja suatu wilayah selama
periode waktu tertentu. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan dari unit usaha (sektor-sektor ekonomi) dalam suatu wilayah
tertentu, artinya melalui PDRB dapat dinilai keberhasilan pembangunan suatu
daerah karena pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tergambar melalui
besaran pertumbuhan PDRB.
Berdasarkan perkembangan indikator makro Kabupaten Bengkalis,
PDRB tanpa migas pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.251.226,22 dengan 33,58
persen berasal dari sektor industri pengolahan. Pada tahun 2014 sebesar Rp.
4.283.020,16, dan diproyeksikan pada tahun 2015 sedikit menurun menjadi Rp.
4.227.111,24 dan kembali naik pada tahun 2016 menjadi Rp. 4.458.650,00.
Sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas yang pada tahun
2013
sebesar
Rp.28.038.007,93
kita
harapkan
akan
tumbuh
menjadi
Rp.30.025.168,22 pada tahun 2014 dan terus meningkat pada tahun 2015
menjadi
Rp.31.229.342,13
dan
pada
akhir
tahun
2016
menjadi
Rp.32.065.885,00.
3.3 Laju Inflasi
Inflasi merupakan indikator penting dalam pengendalian ekonomi makro
karena bisa berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi, Inflasi adalah
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus, dengan
kata lain dalam inflasi terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinyu. Pada dasarnya inflasi berkaitan dengan interaksi antar sisi permintaan
dan sisi penawaran. Namum pada kenyataannya inflasi tidak hanya dalam arus
lalu lintas barang dan jasa tapi juga terkait prilaku sektor keuangan bahkan
lebih luas lagi inflasi terkait dengan kebijakan pemerintah.
inflasi Kabupaten Bengkalis pada tahun 2013 sebesar 8,72 persen dan
pada tahun 2014 turun menjadi 7,75 persen dan ditargetkan pada tahun 2015
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
22
dan 2016 maasing-masing menjadi 7,85 persen dan 7,46 persen. Proyeksi ini
seiring dengan optimisme atas terlaksananya agenda nawacita di daerahdaerah.
Gambar 3.1
Perkembangan dan proyeksi Inflasi Kabupaten Bengkalis
Tahun 2013 - 2016
*sementara
**Proyeksi
Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis
3.4 Lifting Minyak Bumi dan Penerimaan Bagi Hasil Kabupaten
Bengkalis
Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah penghasil minyak
bumi di Provinsi Riau. Oleh karena itu sebagai daerah penghasil, Kabupaten
Bengkalis mendapat dana bagi hasil migas yang cukup besar dibandingkan
daerah lain di Provinsi Riau. Perkembangan realisasi Lifting Minyak Bumi dan
realisasi penerimaan bagi hasil migas Kabupaten Bengkalis menunjukan
fluktuasi berdasarkan perkembangan harga proyeksi APBN per barrel dan kurs
rupiah yang digunakan. Berdasarkan target lifting APBN 2016 produksi minyak
turun dibandingkan tahun sebelumnya dan rupiah lebih lemah dibandingkan
tahun 2014 maka lifting minyak bumi Kabupaten Bengkalis juga ditargetkan
turun.
Realisasi lifting minyak bumi Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014
sebesar 69.201.650 barrel menurun dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
72.264.950 barrel. Sedangkan realisasi penerimaan bagi hasil minyak bumi
tahun 2014 sebesar Rp.2.636.646.998.048,00 naik dibandingkan tahun 2014
yang sebesdar Rp.2.560.500.000.000,00. secara jelas perkembangan tersebut
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
23
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2.
Realisasi Lifting Minyak Bumi dan Realiasi Penerimaan Bagi Hasil
Migas dari Tahun 2011 – 2014
Realisasi
No
1.
Uraian
Tahun
2011
Tahun
2013
Tahun
2014
Lifting Minyak
64.358.720
Bumi (Barrel)
2.
Tahun
2012
70.774.960
72.264.950
69.201.650
Bagi Hasil
Migas (Rp)
2.613.321.969.745 2.721.277.849.605 2.560.500.000.000 2.636.646.998.048,00
Sumber : Dispenda Kabupaten Bengkalis
Namun berdasarkan perkembangan ekonomi nasional khususnya sektor
pertambangan di wilayah Kabupaten Bengkalis, dana bagi hasil Kabupaten
Bengkalis tahun 2016 diprediksi akan mengalami penurunan sekitar 20 persen
dibandingkan tahun 2015 ini. Hal ini tentu berdampak pada kemampuan belanja
daerah dan prioritas belanja Kabupaten Bengkalis 2016.
3.5 Lain-lain Asumsi
Dalam RKP 2016 Pemerintah menetapkan tema pembangunan, yakni
“Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur
untuk
Meletakkan
Fondasi
Pembangunan yang Berkualitas”, Makna dari tema RKP tersebut adalah:
1.
Penghambat percepatan realisasi investasi saat ini adalah adanya
keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
2.
Pemenuhan
ketersediaan
infrastruktur
merupakan
salah
satu
prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang
berkualitas.
3.
Pembangunan berkualitas adalah:

Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan
berbasis luas, dan tidak boleh memperlebar ketimpangan antar
golongan dan antar wilayah.

Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya
dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan
pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
24
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
4.
Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas
kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata
dan industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran
wilayah yang memperhatikan pemerataan.
Sesuai RPJMN 2014 – 2019 bahwa Pembangunan Nasional mengacu
kepada 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita), yakni:
1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberi rasa aman pada seluruh WN
2.
Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan
desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4.
Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa
9.
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Sesuai arahan dari Menteri Dalam Negeri RI melalui Surat Nomor
050/1854/SJ tanggal 14 April 2015 bahwa Skala Prioritas Penyusunan RKPD
Tahun 2016 diselaraskan untuk mendukung Pencapaian 9 agenda di atas
berdasarkan 3 (tiga) dimensi pembangunan nasional dengan skala prioritas
sebagai berikut:
1.
Tercapainya peningkatan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,
tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah
dan jaminan sosial, serta pembentukan mental/karakter bangsa, budi
pekerti, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air serta semangat bela
negara;
Mendukung terwujudnya stabilitas dan
kedaulatan pangan
melalui
reformasi agraria, untuk pengendalian pemanfaatan lahan pertanian,
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
25
2.
pendistribusian
bibit
dan
pupuk,
peningkatan
biaya
operasi
dan
pemeliharaan irigasi dalam upaya peningkatan produktifitas pertanian dan
nilai tambah petani untuk hidup layak dan lebih sejahtera;
3.
Terciptanya pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, antar
wilayah, antar desa dan pinggiran serta antar kawasan. Hal tersebut
bertujuan agar tercapai pemerataan pembangunan antar wilayah yang
seimbang, yang dapat mengurangi kesenjangan pembangunan di masingmasing wilayah;
4.
Terpelihara dan terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan baik di
bidang maritim, energi, pariwisata, maupun stabilitas dan kedaulatan
pangan. Hal tersebut bertujuan agar tersedia jaringan infrastruktur
perhubungan dengan berbagai moda transportasi yang mengedepankan
pelayanan cepat, tepat, murah dan aman, sehingga akan mendorong
efisiensi dan efektifitas kelancaran arus orang dan distribusi barang serta
jasa yang dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan menekan angka
inflasi;
5.
Penguatan dan peningkatan kapasitas aparatur daerah antara lain melalui
pendidikan, pelatihan, pendampingan dan sosialisasi regulasi dalam upaya
peningkatan kinerja sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masingmasing.
Sedangkan, Provinsi Riau menetapkan tema pembangunan tahun 2016
“Pemantapan Ekonomi dan Budaya melalui Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia, Aparatur serta Pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan”,
dengan 6 (enam) prioritas daerah tahun 2016 sebagai berikut:
1.
Penguatan dan Pembangunan Jaringan Infrastruktur;
2.
Pengembangan Budaya, Olahraga, Seni dan Kemasyarakatan;
3.
Peningkatan Sarana Prasraana, Pemantapan Aparatur dan Birokrasi
Pemerintahan;
4.
Peningkatan dan Pemantapan Pembangunan Ekonomi Berdaya Saing;
5.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia;
6.
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat.
26
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
Berdasarkan Prioritas Nasional dan Provinsi Riau tersebut di atas, maka
Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menetapkan tema pembangunan 2016
yakni
“Penguatan
Pembangunan
Infrastruktur
Daerah
dan
Peningkatan
Perekonomian Masyarakat yang Merata dan Berkeadilan” dengan 7 (tujuh)
prioritas daerah sebagai berikut:
1.
Peningkatan dan perluasan akses infrastruktur. Fokus penyelesaian
infrastruktur terutama jalan, jembatan, listrik, air minum dan sarana
perhubungan.
2.
Pengembangan dan penataan infrastruktur Perkotaan. Fokus pada
pengembangan Ibu Kota Kecamatan.
3.
Pemberdayaan masyarakat dan ekonomi pedesaan. Fokus pada pemberian
akses modal bagi masyarakat desa dan percepatan infrastruktur pedesan.
4.
Pengelolaan Sumber Daya alam dan lingkungan hidup. Fokus pada sektor
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan dengan
tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
5.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Fokus pada upaya-upaya
peningkatan
akses
pendidikan
maupun
akses
kesehatan,
program
peningkatan seni dan budaya serta olahraga.
6.
Peningkatan kapasitas aparatur dan tata kelola pemerintahan. Fokus pada
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur melalui diklat yang selektif
sesuai kebutuhan, pemberian reward and punishment dengan formulasi
yang adil dan berimbang, peningkatan kinerja melalui kajian dan
pentahapan tunjangan berdasarkan kinerja.
7.
Pengembangan budaya dan agama. Fokus pada peningkatan pemahaman
nilai-nilai agama dan budaya dimasyarakat khususnya budaya melayu.
Prioritas daerah tersebut dalam rangka melaksanakan visi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis tahun
2010 – 2015, “Tercapainya Masyarakat Yang Unggul, Sejahtera, Mandiri Dan
Bertaqwa Dengan Mewujudkan Kabupaten Bengkalis Sebagai Salah Satu Daerah
Otonom Terbaik Di Indonesia Tahun 2015”
27
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
Kemudian sebagai upaya mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten
Bengkalis tersebut telah ditetapkan lima misi, yaitu :
1.
Meningkatkan kualitas SDM terutama pembangunan sektor pendidikan,
kesehatan, kebudayaan, kependudukan dan ketenagakerjaan.
2.
Menanggulangi kemiskinan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan,
perekonomian perdesaan serta kelompok masyarakat minoritas dan
terpinggirkan.
3.
Mengembangkan
perekonomian
daerah
dan
masyarakat
serta
meningkatkan investasi dan UMKM dengan memanfaatkan kekayaan
sumber daya alam yang terbarukan.
4.
Meningkatkan Infrastruktur daerah antara lain peningkatan prasarana
jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber daya air,
pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan perumahan.
5.
Mengimplementasikan desentralisasi politik, keuangan dan administrasi
dalam sistem pemerintahan daerah serta melaksanakan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).
Guna mendukung pencapaian kelima misi di atas disiapkan grand
strategy pengembangan empat kawasan dan grand strategy enam jaminan
kepada masyarakat, adapun empat kawasan dimaksud terdiri dari :
1.
Kawasan Pusat Pendidikan dan Agrobisnis di Pulau Bengkalis;
2.
Kawasan Pusat Industri, Pelabuhan dan Agroindustri di Kecamatan Bukit
Batu dan Kecamatan Siak Kecil;
3.
Kawasan Pariwisata dan Agrobisnis di Pulau Rupat;
4.
Kawasan Kota Transit dan Petropolitan di Kecamatan Mandau dan
Kecamatan Pinggir;
Sedangkan enam jaminan kepada masyarakat terdiri dari :
Jaminan berusaha masyarakat dan pengentasan kemiskinan;
2.
Jaminan pendidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru;
3.
Jaminan kesehatan dan keluarga sejahtera;
4.
Jaminan akses infrastruktur dasar;
5.
Jaminan pelayanan publik, pembinaan birokrasi dan kelembagaan daerah;
6.
Jaminan pemerataan dan percepatan pembangunan daerah;
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
28
1.
Prioritas tahun 2016 tersebut didasarkan pada pertimbangan beberapa
sektor yang menjadi tantangan sekaligus menjadi fokus utama pembangunan
2016. Sektor-sektor tersebut antara lain:
1.
Akses infrastruktur
Akses infrastruktur masih merupakan masalah yang perlu mendapat
perhatian utama di Kabupaten Bengkalis terutama mengingat luas dan
besarnya magnitude skala infrastruktur yang kita butuhkan dibandingkan
dengan kemampuan penyediaan anggaran yang terbatas. Infrastruktur
dimaksud terutama jalan, jembatan, listrik, air minum dan sarana
perhubungan. Dalam hal ini, kita juga mendukung upaya upaya
meningkatkan konektifitas regional yang lebih baik di kawasan ini, antara
lain dengan program merangkai pulau. Karena itu kita mengucapkan
terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Riau yang telah menindaklanjuti
program ini dengan pembangunan dermaga dermaga untuk RoRo yang
akan menghubungkan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Meranti dan
Kabupaten Siak. Kami berharap kiranya program ini ditindaklanjuti lagi
dengan menjadikan ruas ruas jalan penghubung antar ketiga kabupaten
tersebut menjadi ruas jalan provinsi. Kami sangat yakin bahwa dengan
semakin lancarnya mobilitas orang, barang dan jasa di kawasan regional
ini, pada gilirannya akan semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan ekonomi
kawasan, yang tentunya akan memberikan kontribusi yang positif pula
bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
Dalam
konteks
peningkatan
akses
infrastruktur,
kita
tetap
akan
memaksimalkan apa yang telah kita laksanakan sebelumnya baik
pembangunan infrastruktur melalui SKPD Kabupaten maupun secara mikro
melalui Inbup PPIP yang dilaksanakan sendiri oleh Desa dan Inbup
Kecamatan. Hal ini kita lakukan untuk menjaga spektrum pembangunan
agar menyentuh seluruh wilayah Kabupaten Bengkalis dan sesuai dengan
paradigma pembangunan inklusif.
2.
Infrastruktur Perkotaan
lebih terstruktur terhadap penanganan Infrastruktur perkotaan. Bila
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
29
Tahun 2016 secara khusus kita akan mulai memberikan perhatian yang
selama ini kita telah memberikan perhatian yang sama untuk seluruh
kawasan, maka dimulai pada tahun 2016 ini penataan infrastruktur
perkotaan akan dikelola secara lebih fokus sehingga dampak penumpukan
jumlah penduduk yang lebih
besar di kawasan perkotaan yang dapat
menimbulkan ekses-ekses ketidakteraturan dan kesemrawutan dalam
pemanfaatan ruang dapat diminimalisir. Kota kota yang dimaksud adalah
seluruh kota kecamatan di Kabupaten Bengkalis. Tujuannya agar seluruh
Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Bengkalis tertata secara baik sehingga
dapat berfungsi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi setiap kecamatan.
Upaya-upaya mempercantik kota perlu kita mulai fokuskan antara lain
melalui: pembangunan pedestrian, penataan taman, listrik perkotaan,
saluran drainase dan limbah perkotaan, penataan bangunan, penguatan
izin
mendirikan
bangunan,
pengendalian
dan
pemanfaatan
ruang,
pembangunan ringroad kota kecamatan dan penataan zona inti kota-kota
kecamatan. Sudah saatnya kita mulai bicara tentang konsep-konsep city
beautyfication dan konsep kota kecil indah (small is beautifull).
3.
Ekonomi Pedesaan
Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
maka secara otomatis desa menjadi entitas pemerintahan sendiri, memiliki
aparatur sendiri, APBDes sendiri, merencanakan sendiri, melaksanakan
sendiri dan mempertanggungjawabkan secara baik sesuai ketentuan.
Untuk itu, perhatian kepada desa menjadi keharusan agar filosofi
pemberdayaan
yang
diharapkan
oleh
undang-undang
desa
dapat
terlaksana.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam konteks pemberdayaan ekonomi
desa Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah meletakkan dasar yang cukup
kuat dengan membentuk desa desa berkapital yang dapat menjadi
terobosan dalam menangani lemahnya akses permodalan ke perbankan.
Lebih kurang 70 % desa telah memiliki kapital sebesar masing masing Rp
5 milyar
melalui program UED/K-SP. Kebijakan ini diyakini telah
meningkatkan
geliat
dan
perkembangan
perekonomian
di
desa.
untuk secara bertahap membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
30
Selanjutnya perlu segera merealisasikan arahan undang-undang desa
Kebijakan sektor ini antara lain; melanjutkan program UED-SP 1 Milyar 1
per Desa untuk desa yang belum mencapai 5 Milyar sejak sejak program
ini digulirkan, sedangkan desa yang telah mencapai 5 milyar maka tahapan
berikutnya adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan
program tersebut. Kemudian, peningkatan kapasitas aparatur desa
terutama berkaitan dengan tugas-tugas pemerintah desa dan pengelolaan
keuangan desa, pendampingan dan penguatan sarjana pendamping desa,
pelaksanaan Inbup PPIP 1 milyar 1 desa, pemberdayaan koperasi dan
UMKM, Industri kecil dan pelaku usaha lainnya, mempermudah perizinan
usaha, memaksimalkan Balai latihan kerja serta meningkatkan sinergi
pemerintah dan dunia usaha.
4.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kabupaten Bengkalis memiliki kekayaan alam yang luar biasa, baik sektor
pertambangan maupun non pertambangan. Dalam konteks pembangunan
masyarakat, pengelolaan sumber daya alam yang lebih terkait dengan
masyarakat adalah sektor non pertambangan, yaitu sektor pertanian dalam
arti luas. Pengelolaan sektor pertanian haruslah dimaksudkan untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
pada
berbagai
sektor
perekonomian. Hal ini menjadi sangat penting, karena sebagian besar
masyarakat Kabupaten Bengkalis masih hidup dari mengelola sumber daya
alam terutama sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan
kehutanan. Karena itu Sumber daya alam perlu dikelola secara baik
dengan tetap menjamin terjaganya kelestarian lingkungan hidup serta
menjaga agar terhindar dari bencana seperti kebakaran hutan dan lahan.
Berkenaan
dengan
pembangunan
lingkungan
hidup,
Pemerintah
Kabupaten Bengkalis akan selalu berkomitmen untuk melakukan langkahlangkah dalam rangka pencegahan kerusakan lingkungan hidup dengan
berbagai langkah preventif maupun dengan langkah-langkah korektif,
berupa perbaikan-perbaikan dari kerusakan yang terjadi seperti kebakaran
hutan, abrasi pantai, pencemaran udara, maupun pencemaran air dan
tanah. Selain itu dalam rangka menghadapi bencana, perlu disiapkan
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
31
langkah-langkah mitigasi bencana.
5.
Kualitas Sumber Daya Manusia
Sebagai subyek maupun obyek pembangunan,
peningkatan kualitas
sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk dikelola
dengan baik karena menyangkut dengan salah satu tujuan paling
mendasar dari pelaksanaan pembangunan. Kebijakan ini terutama fokus
pada upaya-upaya peningkatan akses pendidikan maupun
akses
kesehatan, program peningkatan seni dan budaya serta olahraga.
Upaya peningkatan akses pendidikan dilaksanakan dengan pemerataan
pembangunan sarana prasarana pendidikan, peningkatan kompetensi dan
kesejahteraan guru, peningkatan mutu pendidikan, pengembangan dan
optimalisasi SMK unggulan, pemberian beasiswa bagi anak keluarga
kurang mampu, Komunitas Adat Terpencil, Beasiswa Berprestasi,
serta
pengembangan dan optimalisasi politeknik kesehatan, politeknik maritim
dalam rangka mewujudkan Bengkalis sebagai Kota Pendidikan.
Adapun upaya peningkatan akses kesehatan dilaksanakan dengan program
ambulan desa dalam rangka mendorong terlaksananya Desa Siaga,
ketersediaan obat bagi masyarakat desa, peningkatan kompetensi dan
kesejahteraan
tenaga
kesehatan,
peningkatan
sarana
prasarana
kesehatan, serta pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat
Bengkalis.
6.
Tata Kelola Pemerintahan
Pemerintah secara nasional telah mencanangkan reformasi birokrasi untuk
menciptakan aparatur yang handal, jujur dan berwibawa.
Hal ini tentu
dimaksud agar tugas-tugas pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur
dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.
Kebijakan ini antara lain melalui: peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur melalui diklat yang selektif sesuai kebutuhan, pemberian reward
and punishment dengan formulasi yang adil dan berimbang, peningkatan
kinerja melalui kajian dan pentahapan tunjangan berdasarkan kinerja.
32
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
7.
Pengembangan budaya dan agama
Budaya dan agama merupakan identitas sekaligus kekayaan utama
masyarakat Kabupaten Bengkalis. Sadar atau tidak bahwa hari ini telah
terjadi penurunan kadar pemahaman nilai-nilai agama dan budaya
dimasyarakat akibat pengaruh budaya luar yang masuk dalam berbagai
bentuk.
Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan pembangunan melalui: Optimalisasi
Maghrib Mengaji, Pengembangan pendidikan agama, Tempat Pengajian
Alquran, peningkatan fasilitas peribadatan, pelaksanaan kegiatan hari
besar keagamaan, perhelatan kegiatan kebudayaan serta pelestarian nilainilai adat.
33
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD ---
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN
PEMBIAYAAN DAERAH
4.1. Arah Kebijakan Pendapatan
Arah kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Bengkalis pada Tahun
2016 diarahkan kepada pengembangan, peningkatan dan pencapaian target
pendapatan asli daerah dengan melakukan beberapa kebijakan dan program
antara lain :
ï‚·
Melalui penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 02
Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) otomatis pungutan yang sebelumnya menjadi kewenangan
pemerintah
pusat
tersebut
menjadi
kewenangan
Kabupaten/Kota.
Kemudian penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 03
Tahun 2011 tentang air tanah yang sebelumnya menjadi kewenangan
provinsi menjadi kewenangan Kabupaten/Kota sehingga diharapkan
dengan kedua perda tersebut dapat menambah sumber pendapatan
sekaligus meningkatkan target pendapatan tahun 2016.
ï‚·
Tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan
masyarakat.
ï‚·
Pemanfaatan Asset yang idle (Deposito dan Giro yang Bersaing).
ï‚·
Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah yang prospek.
ï‚·
Perencanaan dan penentuan target Pendapatan Asli Daerah didasarkan
potensi dengan memperhitungkan kemampuan sarana, prasarana dan
SDM aparatur pengelola dan tidak semata-mata didasarkan dari capaian
tahun sebelumnya.
ï‚·
Pemungutan Retribusi Daerah yang potensial perlu dilakukan secara lebih
baik melalui sistem yang lebih baik.
ï‚·
Pengembangan sistem self-assesment bagi wajib pajak daerah guna
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemungutan.
ï‚·
Penerapan sanksi dan penghargaan secara tegas, adil dan proporsional
kepada semua wajib pajak daerah dan retribusi daerah.
34
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2015
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
ï‚·
Peningkatan pelayanan melalui penyederhanaan sistem, prosedur dan
administrasi pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan pendapatan
lain-lain.
ï‚·
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui optimalisasi laba perusahaan
daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah terutama melalui pemanfaatan aset daerah dan
pengelolaan jasa giro termasuk rabat.
Target Pendapatan Daerah
Total
Pendapatan
Tahun
2016
di
proyeksikan
sebesar
Rp.3.204.419.398.684,53 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp.323.000.667.284,53, Dana Perimbangan Sebesar Rp.2.568.530.990.400,00
dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp.312.887.741.000,00.
Secara lebih rinci Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis
Tahun 2014 s/d 2016
NO
Uraian
(1)
(2)
Jumlah
Tahun 2014
Tahun Berjalan (2015)
Proyeksi Tahun 2016
(3)
(4)
(5)
281.446.579.400,00
337.287.017.893,16
323.000.667.284,53
Pajak daerah
46.260.555.400,00
48.825.970.000,00
54.580.000.000,00
1.1.2
Retribusi daerah
45.002.924.000,00
51.255.524.000,00
15.416.500.000,00
1.1.3
Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
30.800.000.000,00
36.498.000.000,00
40.000.000.000,00
1.1.4
Lain-lain pendapatan Asli daerah
yang sah
159.383.100.000,00
200.707.523.893,16
213.004.167.284,53
1.2
Dana perimbangan
3.055.900.091.819,00
3.108.683.559.359,00
2.568.530.990.400,00
1.2.1
Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil
bukan pajak
2.959.384.033.819,00
3.108.683.559.359,00
2.468.561.320.400,00
1.2.2
Dana Alokasi Umum
60.777.928.000,00
-
-
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
35.738.130.000,00
-
99.969.670.000,00
1.3
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang sah
194.898.711.000,00
237.705.323.000,00
312.887.741.000,00
1.3.3
Bagi hasil pajak dari provinsi dan
dari pemerintah daerah lainnya
50.000.000.000,00
50.000.000.000,00
100.300.000.000,00
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
137.764.711.000,00
180.571.323.000,00
199.323.741.000,00
1.3.5
Bantuan Keuangan dari provinsi
dan pemerintah daerah lainnya
7.134.000.000,00
7.134.000.000,00
13.264.000.000,00
1.1
Pendapatan Asli Daerah
1.1.1
3.532.245.382.219,00
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
3.683.675.900.252,16
3.204.419.398.684,53
35
JLH PENDAPATAN DAERAH
(1.1+1.2+1.3)
4.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, Belanja digunakan
untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang konkuren yang menjadi
kewenangan Kabupaten yang terdiri dari urusan pemerintahan wajib dan urusan
pemerintahan pilihan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai
urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan
standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga
satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan Belanja daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait
dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada
analisis standar belanja dan standar harga satuan regional.
Masing – masing jenis belanja terbagi atas objek dan rincian objek
belanja sesuai nomenklatur yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 jo, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Jo.
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah. Belanja yang dilakukan harus efektif dan efisien untuk dimanfaatkan
seoptimal mungkin dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat dengan memperhatikan tujuan, sasaran, hasil dan manfaat serta
indikator kinerja yang dingin dicapai. Selain itu juga memperhatikan prioritas
kegiatan dengan memperhitungkan beban kerja dan juga penetapan harga
satuan yang rasional.
Kebijakan yang terkait dengan pengelolaan belanja dapat diklasifikasikan
menurut kelompok belanja sebagai berikut :
A.
Belanja Tidak Langsung
Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1)
Belanja Pegawai
a) Untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan
PNSD serta pemberian gaji ketiga belas.
b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
36
Calon PNSD sesuai rencana formasi pegawai tahun 2016.
c) Untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat,
tunjangan
keluarga
dan
mutasi
pegawai
dengan
memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% (dua
koma lima per seratus) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji
pokok dan tunjangan.
d) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota
DPRD serta PNSD dengan mempedomani Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
e) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD sesuai amanat Pasal
63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, yang
kriterianya akan ditetapkan melalui Peraturan Bupati Bengkalis.
f)
Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
g) Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan
guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2016
melalui dana transfer ke daerah dianggarkan dalam APBD pada
jenis belanja pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian
obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan
2)
Belanja Subsidi
Diberikan kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bengkalis
yang besarannya telah ditetapkan sesuai hasil audit, subsidi
dimaksud agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh
masyarakat yang daya belinya terbatas sehingga akan memperluas
cakupan layanan air bersih di Kabupaten Bengkalis.
Belanja Hibah dan Bantuan Sosial, kebijakan diarahkan untuk :
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
37
3)
a) Menganggarkan pemberian hibah kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukkannya
dan
diberikan
secara
selektif
dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas
serta ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
b) Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber
dari APBD mempedomani Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 40
Tahun 2015 yang telah disesuaikan dengan Pasal 298 ayat (4)
dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber
dari APBD, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber
dari APBD, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang
hibah dan bantuan social.
4)
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan
Pemerintahan Desa, sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, pemerintah
kabupaten bengkalis menganggarkan belanja Bagi Hasil Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah kepada pemerintah desa.
5)
Belanja bantuan keuangan tahun 2016 dilihat dari beberapa
ketentuan, antara lain;
a) Bantuan kepada Partai Politik di Kabupaten Bengkalis dengan
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun
2009 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan,
Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan
Politik.
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
38
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai
b) Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa dalam bentuk ADD,
minimal 10% dari dana perimbangan yang akan diterima oleh
Kabupaten Bengkalis pada tahun 2016 setelah dikurangi DAK
dengan
pembagian
secara proporsional
per
desa dengan
Keputusan Kepala Daerah sesuai Undang-undangan Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.
c) Selain
ADD
Pemerintah
Kabupaten
Bengkalis
juga
menganggarkan Bantuan Keuangan Kepada Desa dalam Bentuk
UED/K-SP, Inbup PPIP, Bantuan penyelenggaraan Pilkades dan
Pembangunan Kantor Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 72
ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal
98 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014.
6)
Belanja
tidak
terduga,
mempertimbangkan
ditetapkan
Realisasi
secara
Tahun
rasional
Anggaran
dengan
2015
dan
kemungkinan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi
sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh Pemerintah Daerah,
khususnya untuk tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana
alam dan bencana sosial yang tidak tertampung dalam bentuk
program dan kegiatan Tahun Anggaran 2016.
B.
Belanja Langsung
Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
program dan kegiatan, yang terdiri dari; belanja pegawai, belanja barang
dan jasa serta belanja modal, yang mengutamakan pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
1)
Belanja
modal
diprioritaskan
untuk
pencapaian
sasaran
pembangunan daerah sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis
Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015.
Pengadaan kebutuhan barang milik daerah menggunakan dasar
perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur
dalam Permendagri Nomor 17 tahun 2007.
Belanja Pegawai dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran
daerah, pada belanja pegawai (belanja langsung) penganggaran
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
39
2)
honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas
kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran
program dan kegiatan.
3)
Belanja Barang dan Jasa;
a) Untuk pemberian jasa narasumber / tenaga ahli;
b) Penganggaran uang untuk pihak ketiga/masyarakat berupa
hadiah, penghargaan atau suatu prestasi.
c) Penganggaran Belanja Perjalanan dinas.
d) Penganggaran
bimbingan
untuk
teknis
mengikuti
dan
pendidikan
sejenisnya
yang
dan
terkait
pelatihan,
dengan
pengembangan kapasitas sumber daya apartur.
Target Belanja Daerah
Rincian realisasi dan proyeksi Belanja daerah dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah
Tahun 2014 s/d 2016
Jumlah
NO
Uraian
(1)
2.1
2.1.1
2.1.3
2.1.4
2.1.5
(2)
Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten /kota
dan Pemerintahan Desa dan Partai
Politik
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
JUMLAH BELANJA DAERAH
(2.1 + 2.2)
2.1.7
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Tahun 2014
Tahun Berjalan (2015)
(3)
1.469.989.606.320,22
944.154.682.190,00
11.426.180.000,00
108.506.174.600,00
5.446.338.000,00
(4)
1.993.473.860.537,79
1.203.814.113.468,21
11.652.340.735,00
170.308.535.400,00
8.280.100.000,00
395.419.379.000,00
584.983.743.000,00
5.036.852.530,22
3.207.255.775.898,78
174.160.604.979,00
878.971.461.912,76
2.154.123.379.000,00
4.426.878.534,58
2.989.373.384.229,20
172.331.649.062,00
893.783.632.559,20
1.923.258.102.608,00
4.677.245.382.219,00
4.982.847.244.766,99
Proyeksi Tahun
2016
(5)
1.849.197.426.482,40
2.892.461.393.541,81
4.741.658.820.024,21
40
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
4.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran yang
akan datang.
Kebijakan pembiayaan dilakukan atas pemanfaatan surplus anggaran
atau kebijakan untuk menutupi defisit anggaran dengan memperhatikan sisa
lebih perhitungan anggaran tahun lalu. Penerimaan pembiayaan Daerah berasal
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)
dianggarkan berdasarkan perkiraan yang rasional dengan mempertimbangkan
realisasi anggaran yang tercantum dalam APBD Tahun Anggaran 2015.
Sedangkan penerimaan pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada
PT. Bumi Laksamana Jaya dan PDAM Kabupaten Bengkalis.
Tabel 4.3
Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Tahun 2014 s/d 2016
Jumlah
NO
Uraian
(1)
(2)
Tahun 2014
Tahun Berjalan
(2015)
Proyeksi Tahun
2016
(3)
(4)
(6)
1.150.000.000.000,00
1.299.171.344.514,83
1.256.505.967.893,91
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1
Sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya (SILPA)
650.000.000.000,00
885.808.033.708,83
1.256.505.967.893,91
3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
500.000.000.000,00
413.363.310.806,00
-
3.2
Pengeluaran pembiayaan
5.000.000.000,00
-
9.373.413.642,00
3.2.1
Pembentukan dana cadangan
-
-
-
3.2.2
Penyertaan modal (Investasi)
daerah
5.000.000.000,00
-
9.373.413.642,00
3.2.3
Pembayaran Utang Kepada Pihak
Ketiga
-
-
-
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
(3.1 - 3.2)
1.145.000.000.000,00
1.299.171.344.514,83
1.247.132.554.251,91
41
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ---
BAB V
PENUTUP
Demikianlah Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran
2016 ini disusun untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2016, untuk selanjutnya dibahas dan disepakati
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis. Dalam hal
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 yang ditetapkan
berbeda dari hasil pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Bengkalis, maka Pemerintah Kabupaten Bengkalis akan menggunakan
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 hasil
pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis.
Bengkalis, 4 Desember 2015
Pj. BUPATI BENGKALIS
H. AHMAD SYAH HARROFIE
42
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Penutup ---
TAHUN
2015
BE
NG
KA
LI
S
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................
i
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
ii
BAB
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1.
Latar Belakang .........................................................................
1
1.2.
Maksud dan Tujuan .................................................................
2
1.3.
Dasar Hukum ...........................................................................
2
BAB
I
II
RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH ..................................................................
4
6
BAB
III
RENCANA PRIORITAS BELANJA DAERAH ...................................
BAB
IV
RANCANGAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN ...............................
15
BAB
V
RENCANA PEMBIAYAAN ................................................................
16
BAB
VI
PENUTUP ..........................................................................................
17
i
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Daftar Isi ---
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkalis Tahun 2014
s/d 2016....................................................................................................
4
Tabel 2.2 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 .........
5
Tabel 3.1 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ................
6
Tabel 3.2 Matrik Pengembangan Empat Kawasan dan Hubungan Prioritas
Pembangunan serta Program menurut SKPD Penanggung Jawab ........
9
Tabel 3.3 Matrik Enam Jaminan dan Hubungan Prioritas Pembangunan serta
Program menurut SKPD Penanggung jawab ..........................................
12
Tabel 5.1 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ........
16
ii
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Daftar Isi ---
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menetapkan sejumlah agenda
penting sebagai prioritas pelaksanaan pembangunan dalam periode 2010 –
2015 yang tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Memang diakui berbagai persoalan selalu berjalan
seiring dengan besarnya potensi yang dimiliki, untuk itu dibutuhkan upayaupaya kongkrit dalam menetapkan strategi yang dituangkan ke dalam bentuk
program dan kegiatan yang memuat sejumlah target dengan disertai pagu
pendanaan. Akan tetapi perlu dimaklumi bahwa besarnya tuntutan masyarakat
akan pembangunan dan pelayanan yang berkualitas juga perlu diimbangi
dengan ketersediaan sumber dana bagi pembiayaan pembangunan.
Keterbatasan
sumber
pembiayaan
pembangunan
membutuhkan
kebijakan daerah dalam menyusun skala prioritas berdasarkan target
pencapaian visi dan misi daerah, untuk itu dibutuhkan formulasi kebijakan
anggaran (budget policy formulation) dan perencanaan operasional anggaran
(budget operation planning) secara cermat, efektif dan efisien. Atas dasar itu
maka disusunlah Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun
Anggaran 2016 sebagai kerangka operasional anggaran yang mengacu pada
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016 yang telah disusun.
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan salah satu
proses perencanaan yang mesti dilalui sebelum penyusunan RAPBD dimulai.
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan plafon yang diberikan
kepada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk
merealisasikan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, dimana plafon
anggaran masing-masing SKPD disesuaikan dengan program dan kegiatan
prioritas yang ada pada masing-masing SKPD tersebut.
Strategi dan Prioritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016 merupakan pendekatan yang dipandang sebagai cara atau
pilihan yang efektif dalam upaya mencapai target pembangunan dan kinerja
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
1
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan dukungan sumber daya yang
tersedia. PPAS disusun dengan memperhatikan target penerimaan pendapatan
daerah Tahun 2016 yang diselaraskan dengan ketetapan kebijakan yang telah
dituangkan di dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (KUA) Tahun Anggaran 2016 dan dituangkan lagi ke dalam
bentuk program dan kegiatan dalam Prioritas Plafon Anggaran sementara
(PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun
Anggaran 2016 disusun dengan maksud untuk menjaga konsistensi
dan komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkalis terhadap perencanaan
pembangunan yang telah ditetapkan. PPAS juga dimaksud sebagai
kerangka
operasional
anggaran
dalam
menetapkan
prioritas
pembangunan daerah yang akan dibahas bersama Dewan Perwakilan
Rakyat
Daerah
(DPRD)
Kabupaten
Bengkalis,
sehingga
proses
perencanaan anggaran akan lebih adil, transparan dan akuntabel
sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
1.2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) Tahun Anggaran 2016 adalah :
1). Menentukan prioritas program dan kegiatan untuk tiap-tiap urusan
berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran
2016.
2). Sebagai acuan dalam penyusunan dan pembahasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis Tahun
Anggaran 2016.
1.3 Dasar Hukum
Peraturan
perundangan-undangan
yang
dijadikan
dasar
dalam
menyusun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten
Bengkalis Tahun Anggaran 2016 adalah :
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
2
a.
b.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
d.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
e.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
f.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
g.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah;
h.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
i.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
j.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
k.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016;
l.
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bengkalis
2005-2025;
m.
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 09 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bengkalis Tahun 2010 – 2015;
n.
Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran
2015.
3
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Pendahuluan ---
BAB II
RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
Total
Pendapatan
Rp.3.204.419.398.684,53
yang
Tahun
terdiri
2016
dari
di
proyeksikan
Pendapatan
Asli
sebesar
Daerah
sebesar
Rp.323.000.667.284,53, Dana Perimbangan Sebesar Rp.2.568.530.990.400,00 dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp.312.887.741.000,00.
Secara lebih rinci Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis
Tahun 2014 s/d 2016
NO
Uraian
(1)
(2)
Jumlah
Tahun 2014
Tahun Berjalan (2015)
Proyeksi Tahun 2016
(3)
(4)
(5)
281.446.579.400,00
337.287.017.893,16
323.000.667.284,53
Pajak daerah
46.260.555.400,00
48.825.970.000,00
54.580.000.000,00
1.1.2
Retribusi daerah
45.002.924.000,00
51.255.524.000,00
15.416.500.000,00
1.1.3
Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
30.800.000.000,00
36.498.000.000,00
40.000.000.000,00
1.1.4
Lain-lain pendapatan Asli daerah
yang sah
159.383.100.000,00
200.707.523.893,16
213.004.167.284,53
1.2
Dana perimbangan
3.055.900.091.819,00
3.108.683.559.359,00
2.568.530.990.400,00
1.2.1
Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil
bukan pajak
2.959.384.033.819,00
3.108.683.559.359,00
2.468.561.320.400,00
1.2.2
Dana Alokasi Umum
60.777.928.000,00
-
-
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
35.738.130.000,00
-
99.969.670.000,00
1.3
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang sah
194.898.711.000,00
237.705.323.000,00
312.887.741.000,00
1.3.3
Bagi hasil pajak dari provinsi dan
dari pemerintah daerah lainnya
50.000.000.000,00
50.000.000.000,00
100.300.000.000,00
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
137.764.711.000,00
180.571.323.000,00
199.323.741.000,00
1.3.5
Bantuan Keuangan dari provinsi
dan pemerintah daerah lainnya
7.134.000.000,00
7.134.000.000,00
13.264.000.000,00
1.1
Pendapatan Asli Daerah
1.1.1
JLH PENDAPATAN DAERAH
(1.1+1.2+1.3)
3.532.245.382.219,00
3.683.675.900.252,16
3.204.419.398.684,53
Sedangkan realisasi dan proyeksi pembiayaan dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut.
4
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Rencana Pendapatan dan Penerimaan --
Tabel 2.2
Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Tahun 2014 s/d 2016
Jumlah
NO
Uraian
(1)
Tahun 2014
Tahun Berjalan
(2015)
Proyeksi Tahun
2016
(3)
(4)
(6)
1.150.000.000.000,00
1.299.171.344.514,83
1.256.505.967.893,91
(2)
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1
Sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya (SILPA)
650.000.000.000,00
885.808.033.708,83
1.256.505.967.893,91
3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
500.000.000.000,00
413.363.310.806,00
-
3.2
Pengeluaran pembiayaan
5.000.000.000,00
-
9.373.413.642,00
3.2.1
Pembentukan dana cadangan
-
-
-
3.2.2
Penyertaan modal (Investasi)
daerah
5.000.000.000,00
-
9.373.413.642,00
3.2.3
Pembayaran Utang Kepada Pihak
Ketiga
-
-
-
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
(3.1 - 3.2)
1.145.000.000.000,00
1.299.171.344.514,83
1.247.132.554.251,91
5
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2015
Rencana Pendapatan dan Penerimaan --
BAB III
RENCANA PRIORITAS BELANJA DAERAH
Prioritas penggunaan pendapatan dan sumber pembiayaan daerah yang akan
dituangkan
dalam
anggaran
belanja
daerah
mengacu
kepada
kebijakan
Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bengkalis yang telah ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis
Tahun 2010 – 2015 dan Prioritas Daerah sesuai RKPD Tahun 2016.
Asumsi belanja pada tahun 2016 sebesar Rp.4.741.658.820.024,21 yang
akan dipergunakan untuk belanja program dan kegiatan strategis, adapun komponen
belanja tersebut meliputi :
Belanja Tidak Langsung Rp. 1.849.197.426.482,40
Belanja Langsung Rp. 2.892.461.393.541,81
Tabel 3.1
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah
Tahun 2014 s/d 2016
Jumlah
NO
Uraian
(1)
2.1
2.1.1
2.1.3
2.1.4
2.1.5
(2)
Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten /kota
dan Pemerintahan Desa dan Partai
Politik
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
JUMLAH BELANJA DAERAH
(2.1 + 2.2)
2.1.7
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Tahun 2014
Tahun Berjalan (2015)
(3)
1.469.989.606.320,22
944.154.682.190,00
11.426.180.000,00
108.506.174.600,00
5.446.338.000,00
(4)
1.993.473.860.537,79
1.203.814.113.468,21
11.652.340.735,00
170.308.535.400,00
8.280.100.000,00
395.419.379.000,00
584.983.743.000,00
5.036.852.530,22
3.207.255.775.898,78
174.160.604.979,00
878.971.461.912,76
2.154.123.379.000,00
4.426.878.534,58
2.989.373.384.229,20
172.331.649.062,00
893.783.632.559,20
1.923.258.102.608,00
4.677.245.382.219,00
4.982.847.244.766,99
Proyeksi Tahun
2016
(5)
1.849.197.426.482,40
2.892.461.393.541,81
4.741.658.820.024,21
Jumlah belanja tersebut di atas diarahkan untuk pelaksanaan grand strategy
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
6
pengembangan empat kawasan dan grand strategy enam jaminan kepada
masyarakat dengan memuat sejumlah program dan kegiatan prioritas SKPD
berdasarkan tema pembangunan “Penguatan Pembangunan Infrastruktur Daerah dan
Peningkatan Perekonomian Masyarakat yang Merata dan Berkeadilan” dengan
prioritas daerah tahun 2016.
Prioritas Belanja Tahun 2016 diarahkan untuk 7 (tujuh) prioritas utama, yakni:
1.
Peningkatan dan perluasan akses infrastruktur.
Dengan kebijakan yng mencakup pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan, infrastruktur perhubungan, Infrastruktur pendidikan, infrastruktur
kesehatan, listrik dan air bersih serta infrastruktur dasar di desa dan
kelurahan.
2.
Pengembangan dan penataan infrastruktur Perkotaan.
Dengan kebijakan mengembangkan Ibu Kota Kecamatan yang mencakup
pembangunan pedestrian, penataan taman, listrik perkotaan, saluran drainase
dan limbah perkotaan, penataan bangunan, penguatan izin mendirikan
bangunan, pengendalian dan pemanfaatan ruang, pembangunan ringroad kota
kecamatan dan penataan zona inti kota-kota kecamatan. Sudah saatnya kita
mulai bicara tentang konsep-konsep city beautyfication dan konsep kota kecil
indah (small is beautifull).
3.
Pemberdayaan masyarakat dan ekonomi pedesaan.
Dengan kebijakan melanjutkan program UED-SP 1 Milyar 1 per Desa untuk
desa yang belum mencapai 5 Milyar sejak sejak program ini digulirkan,
sedangkan desa yang telah mencapai 5 milyar maka tahapan berikutnya
adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program
tersebut. Kemudian, peningkatan kapasitas aparatur desa terutama berkaitan
dengan tugas-tugas pemerintah desa dan pengelolaan keuangan desa,
pendampingan dan penguatan sarjana pendamping desa, pelaksanaan Inbup
PPIP 1 milyar 1 desa, pemberdayaan koperasi dan UMKM, Industri kecil dan
pelaku usaha lainnya, mempermudah perizinan usaha, memaksimalkan Balai
latihan kerja serta meningkatkan sinergi pemerintah dan dunia usaha.
4.
Pengelolaan Sumber Daya alam dan lingkungan hidup.
Dengan kebijakan yang mencakup, mitigasi bencana, pencegahan kebakaran
hutan dan lahan serta optimalisasi Satuan Tugas Pelaksana Pencegahan
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
7
Kebakaran Hutan dan Lahan (SATLAK KARHUTLA) dan memaksimalkan peran
dan fungsi Masyarakat Peduli Api (API), pencegahan kerusakan lingkungan hidup
dengan berbagai langkah preventif maupun dengan langkah-langkah korektif, berupa
perbaikan-perbaikan dari kerusakan yang terjadi seperti kebakaran hutan, abrasi
pantai, pencemaran udara, maupun pencemaran air dan tanah. Selain itu dalam
rangka menghadapi bencana, perlu disiapkan langkah-langkah mitigasi bencana.
5.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dengan kbijakan yang fokus pada upaya-upaya peningkatan akses pendidikan
maupun akses kesehatan, program peningkatan seni dan budaya serta
olahraga.
6.
Peningkatan kapasitas aparatur dan tata kelola pemerintahan.
Dengan kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur melalui diklat
yang selektif sesuai kebutuhan, pemberian reward and punishment dengan
formulasi yang adil dan berimbang, peningkatan kinerja melalui kajian dan
pentahapan tunjangan berdasarkan kinerja.
7.
Pengembangan budaya dan agama.
Dengan kebijakan peningkatan pemahaman nilai-nilai agama dan budaya
dimasyarakat
khususnya
budaya
melayu,
pelestarian
cagar
budaya,
Pengembangan kawasan wisata budaya dan penyelenggaraan berbagai iven
kebudayaan dan kesenian
Secara spesifik Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menetapkan arah
pembangunan secara spasial (keruangan) dan sektoral yang dituangkan dalam
RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015 ke dalam bentuk Grand Strategy
Pengembangan Empat Kawasan dan Grand Strategy Enam Jaminan kepada
Masyarakat, yang digambarkan dalam matrik pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut.
8
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
Tabel 3.2
Matrik Pengembangan Empat Kawasan dan
Hubungan Prioritas Pembangunan serta Program menurut
SKPD Penanggung Jawab
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
PROGRAM
KEBIJAKAN
I. Kawasan Pusat Pendidikan dan Agrobisnis di Pulau
Bengkalis
1. Penyiapan kelengkapan
1.
Program Penataan
dokumen perencanaan dan
Peraturan Perundangpayung hukum Pulau Bengkalis
undangan.
sebagai pusat pendidikan.
2.
Program perencanaan
sosial budaya
3.
4.
2.
Penyiapan Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Mendukung
Terwujudnya Pulau Bengkalis
Sebagai Kawasan Pusat
Pendidikan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
3.
Pengembangan kawasan
pertanian holtikultura
14.
15.
4.
Pengembangan usaha perikanan
SETDA
BAPPEDA
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam
BAPPEDA
Program penelitian dan
pengembangan *
BALITBANG
Program PAUD, Wajib
Belajar 9 Tahun dan
Pendidikan Menengah
Program pengeloaan
kekayaan budaya
DISDIK
Program pengembangan
komunikasi, informasi dan
media massa
Program manajemen
pelayanan pendidikan
Program Pengembangan
kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah.
Program pembinaan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
Program pembangunan
jalan dan jembatan
Program pembagunan
turap/talud/bronjong
Program pembangunan
prasarana dan sarana
perhubungan
PDE /
DISHUBKOMINFO
Program peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan
Program peningkatan
penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
DISTANAK
Program optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
DISLUTKAN
DISBUDPARPORA
DISDIK
PU
DISTAMBEN
PU
PU
DISHUBKOMINFO
DISTANAK
9
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
16.
SKPD
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
KEBIJAKAN
PROGRAM
17.
5.
II.
1.
2.
Pengembangan akses
permodalan
18.
DISLUTKAN
DISLUTKAN
Kawasan Pusat Industri, Pelabuhan dan Agroindustri di
Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Siak Kecil
Penyiapan kelengkapan
dokumen perencanaan dan
payung hukum bagi Kecamatan
Bukit Batu dan Siak Kecil
sebagai kawasan industri dan
pelabuhan.
1.
Program Penataan
Peraturan Perundangundangan.
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam
SETDA
Penyiapan Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Mendukung
Terwujudnya Kawasan Industri
dan Pelabuhan di Kecamatan
Bukit Batu.
3.
Program penataan
penguasaan pemilikan,
penggunaan dan
pemanfaatan tanah
DISPERINDAG
4.
Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan
PU
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan Air Limbah
PU
6.
Program pembinaan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
DISTAMBEN
7.
Program peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan
DISTANAK
8.
Program peningkatan
penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
DISBUNHUT
9.
Program Perlindungan
dan Konservasi Sumber
Daya Alam
BLH
2.
5.
3.
perikanan
Program pengembangan
budidaya perikanan
Program pemberdayaan
ekonomi masyarakat
pesisir
SKPD
Pengembangan Kawasan Sentra
Produksi Pertanian untuk
mendukung terwujudnya
aktivitas agroindustri
BAPPEDA, TATA
KOTA, BLH
III. Kawasan Pariwisata dan Agrobisnis di Pulau Rupat
1.
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
1.
2.
3.
Program Penataan
Peraturan Perundangundangan.
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam
Program Pengembangan
SETDA
BAPPEDA
DISBUDPARPORA
10
Penyiapan kelengkapan
dokumen perencanaan dan
payung hukum bagi Kecamatan
Rupat dan Rupat Utara sebagai
kawasan pariwisata dan
agribisnis.
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
KEBIJAKAN
PROGRAM
4.
5.
6.
2.
Penyiapan Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Mendukung
Terwujudnya Kawasan
Pariwisata dan Agrisbisnis di
Kecamatan Rupat dan Rupat
Utara.
7.
8.
9.
10
11.
IV.
1.
2.
Destinasi Pariwisata
Program Peningkatan
kualitas dan akses
informasi sumber daya
alam dan lingkungan
hidup
Program Penelitian dan
Pengembangan
SKPD
BLH
BALITBANG
Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
DISTAMBEN
Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan.
BINAMARGA
Program Perlindungan
dan Konservasi Sumber
Daya Alam
Program pembinaan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan Air Limbah
BLH
DISHUBKOMINFO
DISTAMBEN
PU
Kawasan Kota Transit dan Petropolitan di Kecamatan
Mandau dan Kecamatan Pinggir;
Penyiapan kelengkapan
dokumen perencanaan dan
payung hukum bagi Kecamatan
Mandau dan Pinggir sebagai
Kota Transit dan Petropolis.
Penyiapan Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Mendukung
Terwujudnya Kota Transit dan
Petropolis di Kecamatan Mandau
dan Pinggir.
Program Penataan
Peraturan Perundangundangan.
SETDA
2.
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam
BAPPEDA
3.
Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata
DISBUDPARPORA
4.
Program Perencanaan
Sosial dan Budaya
DISBUDPARPORA
5.
Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan
PU
6.
Program Pengendalian
kebakaran hutan
BLH
7.
Program Pembangunan
Infrastrukur Perdesaan
Program pembinaan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
PU
8.
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
DISTAMBEN
11
1.
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
KEBIJAKAN
PROGRAM
9.
10.
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan Air Limbah
Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata
SKPD
PU
DISBUDPARPORA
Tabel 3.3
Matrik Enam Jaminan dan
Hubungan Prioritas Pembangunan serta Program menurut
SKPD Penanggung Jawab
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
PROGRAM
KEBIJAKAN
I.
Jaminan Berusaha Masyarakat Dan Pengentasan
Kemiskinan
1.
Mengalokasikan Anggaran
1.
Program Pengembangan
Usaha Ekonomi Desa
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
2.
2.
3.
4.
5.
II.
1.
2.
3.
4.
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
BPMPD
BPMPD
BAG. PERTANAHAN
SETDA
BAG. PERTANAHAN
SETDA
BAG. EKONOMI
SETDA, DINSOS
PU
DISDIK
DISDIK
DISDIK
DISDIK
12
Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan
Sertifikasi Lahan Usaha
3.
Program Penataan
Masyarakat Keluarga Miskin
Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Redistribusi Asset Produktif
4.
Program Penataan
Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Raskin Gratis bagi Keluarga
5.
Program Pemberdayaan
Miskin
Fakir Miskin, KAT dan
PMKS lainnya
Pembangunan Rumah
6.
Program Pengembangan
Sederhana Layak Huni
Perumahan
Jaminan Pendidikan, Kualitas Dan Kesejahteraan Guru
Sukses Wajib Belajar
1.
Program Wajib Belajar
pendidikan dasar 12 tahun
Pendidikan Dasar dan
Menengah Dua Belas
Tahun
Menambah Muatan Lokal
2.
Program Wajib Belajar
Pendidikan Budi Pekerti dan
Pendidikan Dasar dan
Akhlak
Menengah Dua Belas
Tahun
Meningkatkan Manajemen
3.
Program Manajemen
Pendidikan baik Pendidikan
Pelayanan Pendidikan
Umum maupun Agama
Meningkatkan prasarana dan
4.
Program Wajib Belajar
sarana mewujudkan “Sekolah
Pendidikan Dasar dan
Sehat”
Menengah 12 Tahun
SKPD
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
KEBIJAKAN
5.
Menjamin Pendidikan bagi
Anak Usia Sekolah dari
Keluarga Miskin
5.
6.
Pemberian Beasiswa
berprestasi Perguruan Tinggi
dan Beasiswa Khusus serta
Bantuan Pendidikan.
Mengembangkan Perpustakaan
Kecamatan dan Desa Potensial
6.
Mengembangkan kemampuan
guru
8.
7.
8.
PROGRAM
7.
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar dan
Menengah Dua Belas
Tahun
Melalui BTL
DISDIK
Program Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan
DISDIK, BPUAD
DISDIK/PPKD
DISDIK
DISDIK
DISKES, RSUD
DISKES
DISKES
DISKES
DISKES
PU
13
Program Peningkatan
Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
9.
Memberikan insentif/tambah
9.
Program Peningkatan
penghasilan
Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan [*]
(untuk Guru PNS di
Belanja Tidak Langsung
dan Guru Non PNS di
Belanja Langsung)
III. Jaminan Kesehatan Dan Keluarga Sejahtera
1.
Membangun dan Meningkatkan 1.
Program pengadaan,
fasilitas dan Layanan
peningkatan dan
Kesehatan
perbaikan sarana
prasarana rumah
sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata
2.
Program pengadaan,
peningkatan dan
perbaikan sarana
prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu dan
jaringannya
2.
Meningkatkan mutu dan
3.
Tambahan penghasilan
kesejahteraan tenaga medis
(belanja tidak langsung)
dan paramedis
3.
Memberikan Jaminan
4.
Program Upaya
Pelayanan Kesehatan bagi
Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
4.
Mengadakan Ambulance/Mobil 5.
Program pengadaan,
Jenazah untuk setiap
peningkatan dan
desa/kelurahan yang tidak
perbaikan sarana
memiliki fasilitas Puskesmas
prasarana rumah
Rawat Inap
sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata
IV. Jaminan Akses Infrastruktur Dasar
1.
Membangun dan Meningkatkan 1.
Program Pembangunan
Jalan Poros dan Jalan Lingkar
Jalan dan Jembatan
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
SKPD
PRIORITAS PEMBANGUNAN /
KEBIJAKAN
2.
Membangun Infrastruktur
pendukung di empat Kawasan
3.
PROGRAM
SKPD
2.
Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan
PU
3.
Program pembinaan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
DISTAMBEN
Pembangunan Kawasan
4.
Program perencanaan
Bandara di pulau Bengkalis dan
prasarana wilayah dan
Rupat Utara
sumberdaya alam
Pembangunan Kawasan
5.
Program perencanaan
Pelabuhan Buruk Bakul sebagai
pembangunan ekonomi
pelabuhan peti kemas, kargo
dan benda cair
Jaminan Pelayanan Publik, Birokrasi Dan Kelembagaan
Daerah
Meningkatkan kualitas SDM
1.
Program Peningkatan
Aparatur dan pelayanan publik
Kapasitas Sumberdaya
yang bebas KKN
Aparatur
2.
Program Pendidikan
Kedinasan
BAPPEDA
2.
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan desa
BPMPD
VI.
Jaminan Pemerataan dan Percepatan Pembangunan
Daerah
Mengoptimalkan hasil
1. Program Peningkatan
pelaksanaan musrenbang desa,
Partisipasi Masyarakat
kecamatan dan kabupaten
Dalam Membangun Desa
4.
V.
1.
1.
2.
Menyiapkan dokumen
perencanaan untuk semua
kegiatan fisik dan kegiatan
strategis lainnya
3.
Program peningkatan
kapasitas aparatur
pemerintah desa
BAPPEDA
SEMUA SKPD
SEMUA SKPD
BPMPD
2. Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
BAPPEDA
3. Program Perencanaan
Prasarana Wilayah dan
Sumber Daya Alam
4. Program Penataan
Peraturan Perundangundangan
5. Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
BAPPEDA
BAG. HUKUM
(SETDA)
BLH
3.
Memperkuat kapasitas
perencanaan, penganggaran
dan pengeloaan keuangan
daerah
6. Program peningkatan dan
pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
SETDA
4.
Mengoptimalkan pelaksanaan
Otonomi Desa
7. Program Pembinaan dan
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
SETDA, BPMPD
14
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Prioritas Belanja Daerah ---
BAB IV
RANCANGAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Bengkalis pada tahun anggaran 2016 akan digunakan untuk mendanai program dan
kegiatan strategis sesuai arahan visi dan misi yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010
– 2015. Asumsi pendapatan dan penerimaan pembiayaan digunakan untuk belanja
tidak langsung sebesar Rp. 1.849.197.426.482,40 dan belanja langsung sebesar Rp.
2.892.461.393.541,81.
Sedangkan Rincian plafon anggaran sementara berdasarkan program dan
kegiatan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.1 yang terlampir dan menjadi satu
kesatuan bersama Rancangan PPAS Tahun 2016 ini.
15
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Plafon Berdasarkan Program dan Kegiatan ---
BAB V
RENCANA PEMBIAYAAN
Proyeksi pembiayaan daerah dalam Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 1.247.132.554.251,91 yang bersumber
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2015.
Tabel 5.1
Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Tahun 2014 s/d 2016
Jumlah
NO
Uraian
(1)
Tahun 2014
Tahun Berjalan
(2015)
Proyeksi Tahun
2016
(3)
(4)
(6)
1.150.000.000.000,00
1.299.171.344.514,83
1.256.505.967.893,91
(2)
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1
Sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya (SILPA)
650.000.000.000,00
885.808.033.708,83
1.256.505.967.893,91
3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
500.000.000.000,00
413.363.310.806,00
-
3.2
Pengeluaran pembiayaan
5.000.000.000,00
-
9.373.413.642,00
3.2.1
Pembentukan dana cadangan
-
-
-
3.2.2
Penyertaan modal (Investasi)
daerah
5.000.000.000,00
-
9.373.413.642,00
3.2.3
Pembayaran Utang Kepada Pihak
Ketiga
-
-
-
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
(3.1 - 3.2)
1.145.000.000.000,00
1.299.171.344.514,83
1.247.132.554.251,91
16
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Rencana Pembiayaan ---
BAB VI
PENUTUP
Demikianlah Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) ini dibuat untuk
menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis dalam menyusun RAPBD Tahun Anggaran 2016.
Dalam hal Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis
Tahun Anggaran 2016 yang ditetapkan berbeda dari hasil pembahasan dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis, Maka Pemerintah Daerah
akan menggunakan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten
Bengkalis Tahun Anggaran 2016 hasil pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Bengkalis.
Bengkalis, 4 Desember 2015
Pj. BUPATI BENGKALIS
H. AHMAD SYAH HARROFIE
17
PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016
Penutup ---
Download