TAHUN 2015 BE NG KA LI S DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................................... i DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv BAB PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................ 2 1.2.1 Maksud ................................................................................... 2 1.2.2 Tujuan ..................................................................................... 2 1.3 Dasar Hukum ................................................................................... 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH ........................................... 5 BAB I II 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014 BAB dan Target Ekonomi Makro Tahun 2015.......................................... 6 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 6 2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita .......................... 8 2.1.3 Inflasi ..................................................................................... 8 2.1.4 Incremental Capital Output Ratio dan Investasi .................... 9 2.1.5 Tenaga Kerja dan Tingkat Pengangguran ............................. 10 2.2 Perkembangan Ekonomi Menurut Sektor ........................................ 11 2.2.1 Sektor Pertanian ................................................................... 11 2.2.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian.................................. 13 2.2.3 Sektor Industri Pengolahan ................................................... 14 2.2.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.......................................... 15 2.2.5 Sektor Bangunan................................................................... 17 2.2.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran............................. 17 2.2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................................. 18 2.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ........... 19 2.2.9 Sektor Jasa-jasa.................................................................... 20 III ASUMSI-ASUMSI DASAR PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH ...................... 21 3.1 Asumsi Dasar ................................................................................. 21 3.2 Pertumbuhan PDRB ....................................................................... 22 i KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Daftar Isi --- 3.3 Laju Inflasi........................................................................................ 22 3.4 Lifting Minyak Bumi dan Penerimaan Bagi Hasil Kabupaten BAB BAB V Bengkalis ......................................................................................... 23 3.5 Lain-Lain Asumsi ............................................................................. 24 IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ................................................................................................. 34 4.1 Arah Kebijakan Pendapatan ........................................................... 34 4.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah ...................................................... 36 4.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah .............................................. 41 PENUTUP ............................................................................................... 43 ii KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Daftar Isi --- DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Perkembangan dan Proyeksi Indikator Makro Kabupaten Bengkalis .... 6 Tabel 2.2. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita (Tanpa Migas) Tabel 3.1 Kabupaten Bengkalis Tahun 2008-2013 (Rupiah) ................................. 8 Sasaran Utama Ekonomi Makro Penyusunan APBN Tahun 2016 ......... 21 Tabel 3.2. Realisasi Lifting Minyak Bumi dan Realisasi Penerimaan Bagi Hasil Migas dari tahun 2011 - 2014 ................................................................. Tabel 4.1 24 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2014 s/d 2016 ........................................................................... 35 Tabel 4.2 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 s/d 2016 .............. 40 Tabel 4.3 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ....... 41 iii KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Daftar Isi --- DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2013 ...... 7 Gambar 2.2 Perkembangan ICOR Kabupaten Bengkalis ........................................ 10 Gambar 2.3 Komposisi Tenaga Kerja Tahun 2013 .................................................. 11 Gambar 2.4. Perkembangan Lifting Minyak Kabupaten Bengkalis Tahun 20112013 (Juta Barel)................................................................................. 13 Gambar 2.5 Persentase Jumlah Pelanggan PDAM menurut Kantor Cabang di Kabupaten Bengkalis ........................................................................... 16 Gambar 2.6 Presentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 ....................................................... Gambar 2.7 Jumlah Simpanan dan Pinjaman Perbankan Masyarakat 17 di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 (dalam Milyar) ................................ 19 Gambar 3.1 Perkembangan dan proyeksi Inflasi Kabupaten Bengkalis Tahun 2013-2016 ............................................................................................ 23 iv KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Daftar Isi --- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan jangka pendek yang merupakan bagian dari perencanaan pembangunan jangka menengah dan perencanaan pembangunan jangka panjang terdiri atas formulasi kebijakan anggaran (budget policy formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operation planning). Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD termasuk kategori formulasi kebijakan anggaran yang menjadi acuan dalam perencanaan operasional anggaran. Formulasi kebijakan anggaran berkaitan dengan analisa fiskal dan indikator makro ekonomi, sedangkan perencanaan operasional anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya. Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 memuat komponen anggaran yang mencerminkan program dan kegiatan daerah sesuai prioritas pembangunan dalam rangka pencapaian visi, misi dan grand strategy sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015. KUA merupakan dokumen pendukung RKPD yang memberikan penjelasan kondisi ekonomi makro daerah pada saat penyusunan, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta strategi pencapaiannya. Strategi pencapaian yang dimaksud adalah memuat langkahlangkah kongkrit dalam mencapai target program dan kegiatan yang akan direncanakan. Target pencapaian dan kualitas kinerja pelayanan yang diharapkan pada tahun 2016 merupakan bagian dari tahapan RPJMD khususnya pada terkait tahun transisi yang disusun berdasarkan aspirasi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan keuangan daerah. Untuk itu dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran ini akan diperhatikan perkembangan perekonomian Kabupaten Bengkalis pada tahun sebelumnya dan asumsi dasar terkait ketersediaan sumber daya dan sumber dana pada tahun 2016. konsistensi pembangunan daerah sesuai dengan capaian tahun sebelumnya KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- 1 Pemerintah Kabupaten Bengkalis memiliki komitmen untuk menjaga serta mensinergikan dengan program pembangunan Provinsi Riau dan sasaran prioritas pembangunan nasional. Kohesifitas terhadap perencanaan dan penganggaran tersebut merupakan aspek yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Untuk itu, Kebijakan Umum Anggaran ini disusun sebagai pedoman dalam penyusunan dan penetapan prioritas program dan kegiatan yang akan dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Selain merupakan konsepsi dasar perencanan penganggaran, Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 dimaksudkan sebagai kerangka yang memberikan arahan dasar bagi penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016. Kerangka dasar ini diperlukan dengan pertimbangan banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus diakomodir dengan keterbatasan sumber dana yang dimiliki, sehingga diperlukan prioritas kebijakan penggunaan anggaran untuk menjamin tetap terlaksananya pembangunan yang berkualitas dan berkesinambungan. 1.2.2 Tujuan Kebijakan Umum Anggaran Tahun Anggaran 2016 disusun dengan tujuan : 1. Memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Bengkalis; 2. Memberikan penjelasan tentang asumsi penyusunan KUA Tahun Anggaran 2016; 3. Menjelaskan dan memberikan arahan tentang kebijakan pendapatan, belanja dan kebijakan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2016; 4. Memberikan gambaran umum tentang tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Bengkalis saat ini dengan melihat berbagai peluang KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- 2 dan potensi yang dimiliki; 5. Menjadi arahan bagi penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016. 1.3 Dasar Hukum Peraturan perundangan-undangan yang dijadikan dasar dalam menyusun Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 adalah : a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; c. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016; l. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bengkalis 2005-2025; 3 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- m. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015; n. Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2015. 4 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Secara internal kapasitas sumber daya daerah menjadi faktor utama yang mempengaruhi perkembangan indikator ekonomi makro daerah, baik sumber daya manusia maupun sumber pembiayaan dalam rangka menstimulasi perekonomian masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menggambarkan stabilitas perekonomian masyarakat dan pemerataan distribusi pendapatan serta menurunkan angka kemiskinan dan terbukanya lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi pengangguran. Sementara lingkungan eksternal yang menjadi faktor defendensial ekonomi Kabupaten Bengkalis adalah fluktuasi perkembangan ekonomi global dan kebijakan ekonomi nasional yang secara tidak langsung berimbas pada perekonomian daerah. Sebagai bagian dari kesatuan wilayah Indonesia, Kabupaten Bengkalis merupakan daerah yang berada pada jalur perdagangan internasional Selat Melaka, transaksi perekonomian masyarakat Kabupaten Bengkalis tidak hanya dalam negeri namun juga ke luar negeri. Sementara di sisi lain, berbagai kebijakan ekonomi dan politik nasional dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, pengendalian inflasi dan kebijakan populis lainnya berpengaruh pada stabilitas harga barang pokok dan kebutuhan masyarakat lainnya, hal ini sangat bepengaruh terhadap tingkat penghasilan dan saving masyarakat. Kerangka pembiayaan pembangunan Kabupaten Bengkalis pada tahun anggaran 2016 sangat dipengaruhi oleh capaian dan evaluasi ekonomi makro Kabupaten Bengkalis pada Tahun 2014 dan 2015. Melalui capaian indikator ekonomi makro akan tergambarkan fluktuasi ekonomi masyarakat maupun perkembangan sektoral, antara lain; PDRB dan Pendapatan Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Inflasi, Koefisien ICOR, Jumlah Penduduk Miskin, Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran. 5 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014 dan Target Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator ekonomi makro Kabupaten Bengkalis dapat dilihat dari beberapa indikator yang terdiri dari; Pertumbuhan Ekonomi, PDRB, inflasi, ICOR, Tingkat Pengangguran, Pendapatan Perkapita, Tingkat Kemiskinan dan IPM. Perkembangan Indikator Makro Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Perkembangan dan Proyeksi Indikator Makro Kabupaten Bengkalis Realisasi Proyeksi NO. Indikator Makro Satuan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 1 2 3 5 7 8 Tahun 2016 1. Pertumbuhan Ekonomi 2. PDRB dengan migas 3. PDRB tanpa migas Rp. 4. Inflasi % 8,72 7,75 7,85 7,46 5. Besaran ICOR Angka 5,03 4,73 4,60 4,55 6. Tingkat Pengangguran % 7,02 7,15 6,90 6,80 7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pendapatan per kapita (harga konstan) % 60,63 65,00 66,50 68,00 7.361.883 7.578.658 ,88 ,22 7.714.13 3,00 7.820.224 ,00 8. 9. Tingkat Kemiskinan 10. IPM % Rp. Rp. 7,26 7,34 7,11 7,56 28.038.00 30.025.16 31.229.342 7,93 8,22 ,13 4.251.226 4.283.020 4.227.11 ,22 ,16 1,24 32.065.88 5,00 4.458.650 ,00 % 7,57 7,30 7,46 6,98 Angka 76,12 75,86 76,35 76,88 Sumber: data diolah 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan ekonomi Kabupaten Bengkalis tidak terlepas dari perkembangan ekonomi nasional dan regional, sebagai bagian dari kesatuan wilayah dan sistem perekonomian yang terbuka sehingga dampak kebijakan nasional secara tidak langsung juga berimbas kepada daerah-daerah di Indonesia seperti Kabupaten Bengkalis. Kinerja perekonomian daerah 6 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- dicerminkan dari pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi daerah, inflasi, investasi serta PDRB dan pendapatan perkapita. Berdasarkan perkembangan indikator makro Kabupaten Bengkalis, pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 7,26 persen sedikit menurun dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 7,65 persen. Kondisi ini menunjukkan tidak terjadinya perubahan signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Bengkalis secara umum, namun situasi sosial Kabupaten Bengkalis cukup stabil. Proyeksi sementara hingga desember 2014 pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat mencapai 7,34 persen, selanjutnya pada akhir 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 7,56 persen dan pada akhir periode tahun 2016 diproyeksikan terus meningkat menjadi 7,88 persen. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya ditentukan oleh berbagai faktor yaitu faktor produksi (sektor riil), kebijakan moneter serta situasi dan kondisi umum. Berbagai upaya untuk mendorong investasi dan sektor non-migas serta menumbuhkembangkan sektor riil guna meningkatkan peranan masyarakat dalam pembangunan ekonomi telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Adapun laju pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Bengkalis dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2013 Sumber : Kabupaten Bengkalis Dalam Angka, 2014 2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita PDRB menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Sementara itu, Laju KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 7 pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan agregat pendapatan (PDRB) dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya (perkembangan berantai tiap tahun). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga merupakan salah satu sasaran utama yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Secara umum pendapatan setiap penduduk daerah dicerminkan oleh pendapatan per kapita. Tetapi ukuran ini tidak dapat digunakan secara langsung dalam pengukuran pemerataan pendapatan. PDRB tanpa migas pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.251.226,22 dengan 33,58 persen berasal dari sektor industri pengolahan. Pada tahun 2014 sebesar Rp. 4.283.020,16, dan diproyeksikan pada tahun 2015 sedikit menurun menjadi Rp. 4.227.111,24 dan kembali naik pada tahun 2016 menjadi Rp. 4.458.650,00. Sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas yang pada tahun 2013 sebesar Rp.28.038.007,93 kita harapkan akan tumbuh menjadi Rp.30.025.168,22 pada tahun 2014 dan terus meningkat pada tahun 2015 menjadi Rp.31.229.342,13 dan pada akhir tahun 2016 menjadi Rp.32.065.885,00. Tabel 2.2. PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita (Tanpa Migas) Kabupaten Bengkalis Tahun 2008-2013 (Rupiah) Rincian Harga Berlaku Harga Konstan 2000 23.449.656,07 26.714.529,57 30.746.985,49 36.479.944,94 41.370.623,79 46.662.643,21 6.303.057,28 6.567.047,07 6.830.699,01 7.310.972,69 7.631.001,83 8.052.815,44 21.437.675,58 24.422.422,93 28.108.894,14 33.349.965,66 37.821.024,26 42.658.988,42 5.762.254,97 6.003.594,43 6.244.625,03 6.683.691,23 6.976.261,87 7.361.883,88 1. PDRB Per Kapita 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2. Pendapatan Per Kapita 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : Buku PDRB Kabupaten Bengkalis 2014 2.1.3 Inflasi Inflasi memberikan gambaran sejauhmana kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi oleh rumah tangga, sehingga KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 8 tergambarkan kecenderungan perubahan harga berdasarkan pengeluaran barang dan jasa yang dikonsumsi setahun penuh. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkalis yang positif juga seiring dengan stabilitas inflasi, inflasi Kabupaten Bengkalis pada tahun 2013 sebesar 8,72 persen dan pada tahun 2014 turun menjadi 7,75 persen dan ditargetkan pada tahun 2015 dan 2016 maasing-masing menjadi 7,85 persen dan 7,46 persen. Target ini merupakan target rasional dengan pertimbangan stabilitas ekonomi yang fluktuatif dengan berbagai rencana kebijakan ekonomi nasional sesuai RPJMN Tahun 2014 – 2019. 2.1.4 Incremental Capital Output Ratio dan Investasi Incremental Capital Output Ratio (ICOR) adalah suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan /menambah satu unit output. Artinya ICOR sangat erat hubungannya dengan investasi baik Pemerintah Maupun Swasta. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakt. Untuk meningkatkan investasi Pemerintah Kabupaten Bengkalis menetapkan beberapa kebijakan dalam kemudahan dan keringanan serta keuntungan untuk melakukan kegiatan usaha dan investasi di wilayah Kabupaten Bengkalis , seperti Kemudahan Pengurusan Izin, biaya investasi yang kompetitif, prosedur yang fleksibel, adanya insentif investasi, lingkungan yang baik dan komitmen dari Pemerintah Daerah. Koefisien ICOR adalah suatu besaran yang menunjukan besaran tambahan kapital baru yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output. Dalam pembahasan ini tambahan kapital baru adalah PMTB (pembentukan modal tetap bruto). Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya PMTB dengan tambahan output. Pada tahun 2013 nilai ICOR Kabupaten Bengkalis (lag 0) sebesar 5,03 persen, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,73 persen. 9 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- Gambar 2.2 Perkembangan ICOR Kabupaten Bengkalis 2.1.5 Tenaga Kerja dan Tingkat Pengangguran Dari segi tenaga kerja di Kabupaten Bengkalis masih terfokuskan pada daerah perkotaan khususnya pada kota Duri dan Bengkalis. Para pencari kerja pada umumnya didominasi dari tenaga kerja dari luar daerah, dimana dari segi produktivitas dan keahlian tenaga luar jauh lebih produktif dan ahli dari pada tenaga kerja tempatan dan ini semua akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan serta daya saing daerah tersebut. Dari data tenaga kerja tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Bengkalis sebanyak 236.912 jiwa atau 67,11 persen dan sisanya 32,89 persen atau 116.106 jiwa bukan merupakan angkatan kerja. Sementara tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 mencapai 5,74 persen ini artinya jika ada 100 orang jumlah angkatan kerja maka 6 orang diantaranya merupakan pengangguran. Pekerja di sektor pertanian sebesar 35 persen, pertambangan/penggalian 6,13 persen, industri pengolahan 9,68 persen, listrik, gas dan air 0,18 persen, konstruksi 8,28 persen, perdagangan 19 persen, jasa angkutan dan komunikasi 3,78 persen, lembaga keuangan 5,47 persen dan sektor jasa sebesar 15 persen. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa dibandingkan dengan KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 10 penduduk usia muda (anak-anak) dan usia produktif, persentase penduduk usia tua jauh lebih kecil. Keadaan ini bersifat alami yaitu karena adanya kematian sebagai faktor yang dominan mempengaruhi jumlah penduduk usia tua ini. Jika persentase pada usia tua semakin meningkat, maka dapat digunakan sebagai indikasi dini ada adanya kenaikan tingkat kesehatan penduduk dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Hal demikian secara tidak langsung juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin membaik. Gambar 2.3 Komposisi Tenaga Kerja Tahun 2013 Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 sebesar 7,02 persen dengan partisipasi angkatan kerja sebesar 60,63 persen, dan diproyeksikan pada tahun 2014 pengangguran sebesar 7,15 persen dan akan sedikit turun kembali pada tahun 2015 menjadi 6,90 persen. 2.2. Perkembangan Ekonomi Menurut Sektor 2.2.1 Sektor Pertanian Pada tahun 2013 sektor pertanian menyumbangkan pertumbuhan sebesar 1,14 persen dari total pertumbuhan 7,65 persen. Sumber pertumbuhan ini lebih rendah dibanding tahun KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 11 sebelumnya yang sebesar 1,23 persen. Menurunnya angka sumber pertumbuhan ini disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan pada sektor ini dari 5,03 persen pada tahun 2012 menjadi 4,78 persen pada tahun 2013. Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 6,8 persen atau hampir dua kali lipat pertumbuhan pada tahun 2012 yang sebesar 3,43 persen . Kemudian pertumbuhan terendah pada tahun 2013 tercatat pada subsektor tabama yang menagalami penurunan pertumbuhan dari 3,14 persen pada tahun 2012 menjadi 2,19 pada tahun 2013. Rendahnya nilai pertumbuhan pada sektor tabama dari tahun ketahun terjadi karena Kabupaten Bengkalis bukan merupakan daerah potensi tanaman bahan makanan seperti padi sayuran maupun buah-buahan. Hal ini juga dapat dijelaskan dari menurunnya luas panen komoditas utama tabama yaitu padi sawah. Dimana luas panen pada sawah berkurang dari 6.570 ha pada tahun 2012 menjadi 6.283 ha di tahun 2013. Sementara itu pertumbuhan sektor perkebunan merupakan yang tertinggi kedua setelah sektor peternakan. Sektor ini pada tanu 2013 tumbuh sebesar 6,77 persen atau meningkat dibanding tahun 2012 yang sebesar 5,36 persen. Meningkatnya pertumbuhan disektor perkebunan ini diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengingat Kabupaten Bengkalis masyarakat yang berusaha di subsektor ini sangat besar. Pada periode ini subsektor perikanan mengalami penurunan pertumbuhan. Tahun 2013 subsektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 6,81 persen. Hal ini terkonfirmasi dari menurunnya produksi perikanan tangkap pada tahun 2013 ini. Jika pada tahun 2012 produksi ikan laut tercatat sebesar 8.735 ton, maka pada tahun 2013 menurun cukup besar ke angka 8.225 ton. 12 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 2.2.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bengkalis sejak lama menjadi daerah terbesar penghasil minyak di Provinsi Riau. Kabupaten-kabupaten lain di propinsi ini yang juga menghasilkan migas adalah Kabupaten Siak, Kabupaten Rohil, dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Pelalawan. Sejak terbentuk Kabupaten Kepulauan Meranti, sampai saat ini ladang-ladang minyak bumi di Kabupaten Bengkalis terdapat di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu. Berdasarkan SK menteri ESDM pengelolaan minyak di kabupaten Bengkalis dilakukan perusahaan minyak PT. Chevron pasific Indonesia dan BOBP Bumi Siak Pusako dengan wilayah operasi di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu. Sejalan dengan tahun 2012, pada tahun 2013 ini sektor pertambangan dengan penggalian mengalami kontraksi sebesar 8,35 persen atau mengalami pertumbuhan negative. Kondisi ini terutama disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan subsektor minyak dan gas bumi sebesar 8,36 persen. Meskipun subsektor penggalian mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 1,78 persen menjadi sebesar 8,43 persen pada tahun 2013, namun besarnya kontraksi yang terjadi pada subsektor minyak dan gas bumi, tidak mampu menghalangi perlambatan yang terjadi pada sektor ini. Gambar 2.4 Perkembangan Lifting Minyak Kabupaten Bengkalis Tahun 2011-2013 (Juta barrel) 13 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- Pertumbuhan ekonomi subsektor minyak dan gas bumi yang menurun terlihat dari penurunan yang relative tajam pada lifting minyak. Kabupaten Bengkalis tahun 2012 dan tahun 2013. Jika pada tahun 2011 volume listing mencapai 76,77 juta barel maka tahun 2012 turun sebesar 5,88 persen menjadi 72,26 juta barel, dan pada tahun 2013 volume listing kembali turun lebih besar dibandingkan penurunan tahun 2012 sebesar 8,93 persen menjadi hanya 65,81 juta barel. Volume lifting minyak pada tahun 2013 ini juga 93,28 persen dari prognosa yang telah ditargetkan. Menurunnya pertumbuhan volume lifting minya pada dua tahun terakhir ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama dan yang utama adalah disebabkan adanya penurunan kinerja akibat sumur yang sudah tua dan kedua adalah minimnya penerapan teknologi yang semakin modern untuk meningkatkan volume lifting minyak. Share subsektor migas pada tahun 2013 ini masih sangat besar mencapai 78,16 persen dari total PDRB. Dengan demikian peranan dari semua subsektor lainnya dalam pembentukan ekonomi Kabupaten Bengkalis hanya berkisar 21,84 persen saja. Dari sisi anggaran pemerintaha daerah, komponen APBD juga sangat didominasi oleh sektor migas yang digambarkan dengan besaran bagi hasil sumber daya alam bukan pajak. Pada tahun 2013 besaran nilai realisasi bagi hasil bukan pajak mencapai 2,4 triliun rupiah atau 77,34 persen dari struktur APBD Kabupaten Bengkalis. 2.2.3 Sektor Industri Pengolahan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sektor industry dalam perekonomian Kabupaten Bengkalis menjadi salah satu leading sektor yang terus harus mendapat perhatian selain sektor PHR dan sektor pertanian. Sektor industry pengolahan terdiri dari subsektor industri dengan migas dan industry tanpa migas. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Bengkalis dengan migas pada tahun 2013 cukup besar mencapai 10,81 persen. Sedangkan jika migas dikeluarkan maka peranan ini terhadap pembentukan PDRB bisa mencapai 33,58 persen. Sektor industry pengolahan pada tahun 2013 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 0,3 persen. Kondisi ini terutama disebabkan karena tahun 2012 menjadi 8,05 persen pada tahun 2013. Meskipun nilai tambah KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 14 peningkatan pertumbuhan subsektor industry non migas dari 7,56 persen pada subsektor industry migas yang menurun sejalan dengan penurunan pada produktifitas sektor pertambangan migas, namun peningkatan pada subsektor industry non migas mampu mendorong pertumbuhan sektor industry pengolahan kearah yang positif. Sementara itu, pada pertumbuhan PDRB non migas, subsektor industry pengolahan masih konsisten tumbuh pada kisaran tujuh sampai delapan persen. Bahkan pada tahun ini subsektor ini tumbuh sebesar 8,05 persen atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,56 persen. Percepatan pertumbuhan yang terjadi pada sektor industry pengolahan sejalan dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan industry dari awalnya sejumlah 4.725 pada tahun 2012 menjadi 4.871 pada tahun 2013 juga disinyalir ikut mendorong semakin membaiknya kondisi perindustrian di Kabupaten Bengkalis. 2.2.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor LGA dalam tiga tahun terakhir terus mengalami perlambatan, dimana pada tahun 2010 sektor ini sempat tumbuh sangat signifikan sebesar 16,26 persen, melambat pada tahun 2011 sebesar 10,45 persen, dan pada tahun 2012 kembali melambat menjadi 5,59 persen, pada tahun 2013 ini sektor LGA kembali tumbuh hamper dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 11,10 persen. Pertumbuhan ini disumbangkan oleh peningkatan yang terjadi baik pada subsektor listrik maupun air bersih. Kedua subsektor ini pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan yang meningkat masing masing sebesar 11,29 persen dan 10,09 persen. Kontribusi sektor ini pada tahun 2013 terhadap PDRB Kabupaten Bengkalis dengan migas adalah sebesar 0,15 persen. Pada sektor ini share terbesar disumbangkan oleh subsektor listrik, sehingga meningkatnya pertumbuhan pada sektor LGA ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan pada subsektor listriknya. Subsektor listrik pada tahun 2013 memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Kabupaten Bengkalis sebesar 0,12 persen, maka dapat dikatakan bahwa 84,43 persen pertumbuhan sektor LGA didominasi oleh pertumbuhan di subsektor listrik. Sejalan dengan subsektor listrik, subsektor air bersih pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan. Setelah pada tahun 2012 subsektor ini melambat KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 15 hingga 0,79 persen, tahun 2013 subsektor ini tumbuh positif sebesar 10,09 persen. Peningkatan ini ditunjukan oleh semakin meningkatnya pasokan air baku PDAM terutama dicabang Sungai Pakning dan Bengkalis. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan PDAM tercatat mengalami pertambahan pada cabang Sungai Pakning dan Bengkalis. Pertambahan jumlah pelanggan ini sejalan dengan peningkatan produksi air baku pada masing masing cabang.PDAM Sungai Pakning tercatat memproduksi 295.390 M3 meningkat 44,24 persen dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 204.785 M3, sementara itu cabang PDAM Bengkalis juga mencatat peningkatan produksi sebesar 5,35 persen dari 892.285 M3 pada tahun 2012 menjadi 940.059 M3 pada tahun 2013. Gambar 2.5 Persentase Jumlah Pelanggan PDAM menurut Kantor Cabang di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 Sumber : PDAM Bengkalis diolah Dari hasil Survey Sosial Ekonomi pada tahun 2013 diketahui bahwa mayoritas rumah tangga di Kabupaten Bengkalis sudah beralih menggunakan air isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari terutama daerah perkotaan (33,67%). Jika pada tahun 2012 jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber air minum air isi ulang mencapai 42,47 persen, maka pada tahun 2013 meningkat hingga mencapai 44,61 persen. Sementara itu penduduk yang menggunakan air hujan selama dua tahun terakhir menunjukkan penurunan persentase dari 26,72 persen pada minum yang berasal dari sumur tak terlindung menjadi sumber air minum ketiga KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 16 tahun 2012 menjadi 24,14 persen pada tahun 2013. Selanjutnya sumber air terbesar penduduk Kabupaten Bengkalis dengan persentase sebesar 12,71 persen. Gambar 2.6 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 Sumber: BPS 2.2.5 Sektor Bangunan Sektor Bangunan pada tahun 2013 meningkat sebanyak 9,02 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 7,62 persen. Dari indicator retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Bengkalis ikut mengkonfirmasi sedikit percepatan pertumbuhan disektor bangunan ini. Berdasarkan data dari Dispenda Kabupaten Bengkalis tercatat retribusi IMB pada tahun 2013 mencapai 1,61 milyar rupiah lebih besar dari tahun sebelumnya sebesar 1,41 milyar rupiah. Dalam struktur PDRB sendiri sektor bangunan selama ini memberikan share yang relative masih kecil yaitu hanya sekitar 1 persen. Pertumbuhan sektor bangunan juga sangat dipengaruhi oleh belanja modal dari Pemerintah. Komponen pengeluaran pemerintah khususnya disektor konstruksi terutama ada pada dua belanja modal yaitu belanja gedung bangunan serta belanja jalan, irigasi dan jaringan. Tercatat kedua pengeluaran belanja ini pada tahun 2013 mencapai 1,074 trilliun rupiah atau meningkat tajam 79 persen dari tahun sebelumnya. 2.2.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Pada tahun 2013 sektor PHR mengalami perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan dengan KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 17 tahun 2012. Tahun 2013 ini pertumbuhan sektor PHR tercatat sebesar 8,85 persen. Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan, sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran) masih menjadi contributor terbesar yang paling mempengaruhi pertumbuhan pada tahun 2013 yaitu dengan sumber pertumbuhan sebesar 2,9 persen. Perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh subsektor perdagangan yang melambat 8,84 persen. Selanjutnya perlambatan ini juga dipicu oleh subsektor hotel dan restoran yang masing-masing melambat sebesar 8,74 persen dan 9,83 persen. Perlambatan terjadi pada sektor PHR sebenarnya masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, namun adanya pertumbuhan yang sangat signifikan pada tahun 2012 yang dipicu oleh adanya perhelatan PON, secara langsung berakibat pada perlambatan pertumbuhan, besaran penerimaan pajak dan retribusi hotel dan restoran di Kabupaten Bengkalis tercatat justru mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 penerimaan pajak hotel mencapai 3,19 miliyar rupiah meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 1,96 milyar rupiah. Demikian juga pada sektor restoran dimana penerimaan pajak meningkat dari 5,25 milyar rupiah pada tahun 2012, menjadi sebesar 6,75 milyar rupiah pada tahun 2013. Peningkatan pada retribusi ini bisa jadi dipicu oleh adanya kenaikan harga pada subsektor tersebut. 2.2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Selama beberapa tiga tahun terakhir pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh selalu diatas sepuluh persen. Seperti pada tahun 2013 sektor ini kembali tumbuh mengesankan sebesar 10, 22 persen. Pengaruh terbesar pertumbuhan sektor ini terutama disebabkan karena subsektor pengangkutan. Sumber pertumbuhan subsektor ini mencapai 0,25 persen dari 0,43 persen pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi. Artinya 57,37 persen pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi dipengaruhi oleh pertumbuhan pada subsektor pengangkutan, khususnya pengangkutan darat. Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan share terhadap PDRB non migas pada tahun 2013 sebesar 1,79 persen atau relative konstan dengan beberapa tahun sebelumnya. Sementara itu subsektor pos dan telekomunikasi juga mengalami pertumbuhan yang relative konstan. KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 18 Selama beberapa kurun waktu subsektor ini terus saja menunjukan pertumbuhan yang progresif dua digit. Terakhir pada tahun 2013 subsektor komunikasi tumbuh 20,02 persen. Pertumbuhan subsektor komunikasi yang masih menunjukkan kinerja yang tinggi kemungkinan didorong oleh semakin besarnya kebutuhan masyarakat Bengkalis akan komunikasi yang terus mengalami perkembangan teknologi. 2.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pada tahun 2013 sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan mencapai pertumbuhan sebesar 10,87 persen, sedikit meningkat pertumbuhannya dari tahun sebelumnya yang sebesar 10,25 persen. Meskipun secara keseluruhan sektor ini mengalami percepatan pertumbuhan, namun kenyataannya perlambatan pertumbuhan terjadi pada masing-masing subsektor. Pada subsektor perbankan pertumbuhan sedikit melambat dari 23,94 persen pada tahun 2012 menjadi 23,85 persen pada tahun 2013 ini. Hal yang sama juga terjadi pada subsektor lembaga keuangan bukan bank yang sedikit melambat menjadi 5,69 persen dari 5,72 persen pada tahun 2012. Dan pada subsektor real estate dan jasa perusahaan, tahun ini keduanya melambat menjadi masing –masing 4,15 persen dan 12,65 persen. Selama kurang lebih lima tahun terakhir terlihat bahwa subsektor perbankan masih menjadi penggerak pertumbuhan di sektor ini. Pertumbuhan sub sektor perbankan yang selalu positif dapat menunjukkan peran intermediasi perbankan yang makin baik sejalan dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini, baik dari sisi kepercayaan untuk menyimpan dana maupun pemanfaatan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan. Gambar 2.7 Jumlah Simpanan dan Pinjaman Perbankan Masyarakat di Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 (dalam Milyar) KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- 19 Sumber: BI Pekanbaru 2.2.9 Sektor Jasa-jasa Sempat mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan pada tahun 2011 yaitu sebesar 12,96 persen, sektor jasa-jasa terus mengalami perlambatan pada dua tahun terakhir. Pada tahun 2012 kinerja sektor jasa-jasa Kabupaten Bengkalis mengalami perlambatan menjadi 4,77 persen dan kembali mengalami sedikit perlambatan pada tahun 2013 pada angka 4,6 persen. Keadaan ini seiring dengan melambatnya pertumbuhan pada subsektor jasa pemerintahan umum. Setelah pada tahun 2011 jasa pemerintahan umum tumbuh sebesar 14,16 persen pada tahun 2012 melambat mencapai 4,00 persen, dan semakin melambat 3,78 persen pada tahun 2013. Dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,46 persen (dari total sumber pertumbuhan sektor jasajasa tanpa migas yang besarnya 0,70 persen), subsektor pemerintah umum sangat mempengaruhi kinerja sektor ini secara umum. Selain jasa pemerintahan, sub sektor jasa swasta pun rata-rata mengalami perlambatan pertumbuhan. Sub sektor ini pada tahun 2013 tumbuh sebesar 7,92 persen sedikit melambat dari tahun 2012 yang tumbuh sebesar 7,95 persen. Tetapi dilihat dari besarnya sumber pertumbuhannya, selama beberapa tahun terakhir sumber pertumbuhan dari subsektor jasa swasta ini relatif konstan yaitu sekitar 0,24 persen. Kondisi ini didorong oleh pertumbuhan yang relative linier terutama pada subsektor jasa perorangan dan rumah tangga dimana sumber pertumbuhan pada subsektor ini relative konstan pada angka 0,21 persen. 20 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kerangka Ekonomi Makro Daerah --- BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 3.1 Asumsi Dasar Sebagai bagian dari kesatuan wilayah nasional, perkembangan asumsi ekonomi makro Kabupaten Bengkalis harus disesuaikan dengan perkiraan asumsi ekonomi makro untuk APBN Tahun 2016 dan asumsi makro APBD Provinsi Riau Tahun 2016. Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016, Pemerintah telah menetapkan tema pembangunan yaitu “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”, dengan sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2016 antara lain; pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 – 6,2 persen, laju inflasi antara 3,0 5,0 persen, pengangguran terbuka ditargetkan sebesar 5,2 – 5,5 persen dan tingkat kemiskinan ditargetkan 9 – 10 persen. Tabel 3.1. Sasaran Utama Ekonomi Makro Penyusunan APBN Tahun 2016 No 1. Indikator Ekonomi Makro Pertumbuhan Ekonomi 2. Laju Inflasi 3. Kebutuhan Investasi 4. Pengangguran Terbuka 5. Tingkat Kemiskinan 6. Nilai Tukar 7. Produksi minyak/lifting Tahun 2016 5,8 - 6,2 % 3,0 - 5,0 % Rp. 4.411 – 4.431 Triliun 5,2 – 5,5 % 9,0 – 10,0 % Rp. 12.800 – 13.200 /US Dolar 830.000 barel/hari Sumber : RKP Tahun 2016 Sedangkan, perkembangan dan target indikator makro Provinsi Riau berdasarkan RKPD Provinsi Riau Tahun 2016 bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tanpa migas tahun 2013 adalah sebesar 5,48% dan pada tahun 2015 naik menjadi 5,90%, pada tahun 2015 dan 2016 diproyeksikan masingmasing 6,31% dan 6,83%. Sementara tingkat kemiskinan pada tahun 2013 pada tahun 2016 menurun 6,86%. Tingkat pengangguran Provinsi Riau pada KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 21 sebesar 8,42% turun pada tahun 2013 menjadi 7,99% jiwa dan diproyeksikan tahun 2013 sebesar 5,48% naik pada tahun 2014 menjadi 6,56% dan ditargetkan pada tahun 2016 turun menjadi 4,50. 3.2 Pertumbuhan PDRB Perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menjelaskan kinerja suatu wilayah selama periode waktu tertentu. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan dari unit usaha (sektor-sektor ekonomi) dalam suatu wilayah tertentu, artinya melalui PDRB dapat dinilai keberhasilan pembangunan suatu daerah karena pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tergambar melalui besaran pertumbuhan PDRB. Berdasarkan perkembangan indikator makro Kabupaten Bengkalis, PDRB tanpa migas pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.251.226,22 dengan 33,58 persen berasal dari sektor industri pengolahan. Pada tahun 2014 sebesar Rp. 4.283.020,16, dan diproyeksikan pada tahun 2015 sedikit menurun menjadi Rp. 4.227.111,24 dan kembali naik pada tahun 2016 menjadi Rp. 4.458.650,00. Sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas yang pada tahun 2013 sebesar Rp.28.038.007,93 kita harapkan akan tumbuh menjadi Rp.30.025.168,22 pada tahun 2014 dan terus meningkat pada tahun 2015 menjadi Rp.31.229.342,13 dan pada akhir tahun 2016 menjadi Rp.32.065.885,00. 3.3 Laju Inflasi Inflasi merupakan indikator penting dalam pengendalian ekonomi makro karena bisa berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi, Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus, dengan kata lain dalam inflasi terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Pada dasarnya inflasi berkaitan dengan interaksi antar sisi permintaan dan sisi penawaran. Namum pada kenyataannya inflasi tidak hanya dalam arus lalu lintas barang dan jasa tapi juga terkait prilaku sektor keuangan bahkan lebih luas lagi inflasi terkait dengan kebijakan pemerintah. inflasi Kabupaten Bengkalis pada tahun 2013 sebesar 8,72 persen dan pada tahun 2014 turun menjadi 7,75 persen dan ditargetkan pada tahun 2015 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 22 dan 2016 maasing-masing menjadi 7,85 persen dan 7,46 persen. Proyeksi ini seiring dengan optimisme atas terlaksananya agenda nawacita di daerahdaerah. Gambar 3.1 Perkembangan dan proyeksi Inflasi Kabupaten Bengkalis Tahun 2013 - 2016 *sementara **Proyeksi Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis 3.4 Lifting Minyak Bumi dan Penerimaan Bagi Hasil Kabupaten Bengkalis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi di Provinsi Riau. Oleh karena itu sebagai daerah penghasil, Kabupaten Bengkalis mendapat dana bagi hasil migas yang cukup besar dibandingkan daerah lain di Provinsi Riau. Perkembangan realisasi Lifting Minyak Bumi dan realisasi penerimaan bagi hasil migas Kabupaten Bengkalis menunjukan fluktuasi berdasarkan perkembangan harga proyeksi APBN per barrel dan kurs rupiah yang digunakan. Berdasarkan target lifting APBN 2016 produksi minyak turun dibandingkan tahun sebelumnya dan rupiah lebih lemah dibandingkan tahun 2014 maka lifting minyak bumi Kabupaten Bengkalis juga ditargetkan turun. Realisasi lifting minyak bumi Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014 sebesar 69.201.650 barrel menurun dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 72.264.950 barrel. Sedangkan realisasi penerimaan bagi hasil minyak bumi tahun 2014 sebesar Rp.2.636.646.998.048,00 naik dibandingkan tahun 2014 yang sebesdar Rp.2.560.500.000.000,00. secara jelas perkembangan tersebut KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 23 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2. Realisasi Lifting Minyak Bumi dan Realiasi Penerimaan Bagi Hasil Migas dari Tahun 2011 – 2014 Realisasi No 1. Uraian Tahun 2011 Tahun 2013 Tahun 2014 Lifting Minyak 64.358.720 Bumi (Barrel) 2. Tahun 2012 70.774.960 72.264.950 69.201.650 Bagi Hasil Migas (Rp) 2.613.321.969.745 2.721.277.849.605 2.560.500.000.000 2.636.646.998.048,00 Sumber : Dispenda Kabupaten Bengkalis Namun berdasarkan perkembangan ekonomi nasional khususnya sektor pertambangan di wilayah Kabupaten Bengkalis, dana bagi hasil Kabupaten Bengkalis tahun 2016 diprediksi akan mengalami penurunan sekitar 20 persen dibandingkan tahun 2015 ini. Hal ini tentu berdampak pada kemampuan belanja daerah dan prioritas belanja Kabupaten Bengkalis 2016. 3.5 Lain-lain Asumsi Dalam RKP 2016 Pemerintah menetapkan tema pembangunan, yakni “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”, Makna dari tema RKP tersebut adalah: 1. Penghambat percepatan realisasi investasi saat ini adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik. 2. Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas. 3. Pembangunan berkualitas adalah:  Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan tidak boleh memperlebar ketimpangan antar golongan dan antar wilayah.  Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. 24 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 4. Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang memperhatikan pemerataan. Sesuai RPJMN 2014 – 2019 bahwa Pembangunan Nasional mengacu kepada 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita), yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN 2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Sesuai arahan dari Menteri Dalam Negeri RI melalui Surat Nomor 050/1854/SJ tanggal 14 April 2015 bahwa Skala Prioritas Penyusunan RKPD Tahun 2016 diselaraskan untuk mendukung Pencapaian 9 agenda di atas berdasarkan 3 (tiga) dimensi pembangunan nasional dengan skala prioritas sebagai berikut: 1. Tercapainya peningkatan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan jaminan sosial, serta pembentukan mental/karakter bangsa, budi pekerti, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air serta semangat bela negara; Mendukung terwujudnya stabilitas dan kedaulatan pangan melalui reformasi agraria, untuk pengendalian pemanfaatan lahan pertanian, KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 25 2. pendistribusian bibit dan pupuk, peningkatan biaya operasi dan pemeliharaan irigasi dalam upaya peningkatan produktifitas pertanian dan nilai tambah petani untuk hidup layak dan lebih sejahtera; 3. Terciptanya pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, antar wilayah, antar desa dan pinggiran serta antar kawasan. Hal tersebut bertujuan agar tercapai pemerataan pembangunan antar wilayah yang seimbang, yang dapat mengurangi kesenjangan pembangunan di masingmasing wilayah; 4. Terpelihara dan terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan baik di bidang maritim, energi, pariwisata, maupun stabilitas dan kedaulatan pangan. Hal tersebut bertujuan agar tersedia jaringan infrastruktur perhubungan dengan berbagai moda transportasi yang mengedepankan pelayanan cepat, tepat, murah dan aman, sehingga akan mendorong efisiensi dan efektifitas kelancaran arus orang dan distribusi barang serta jasa yang dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan menekan angka inflasi; 5. Penguatan dan peningkatan kapasitas aparatur daerah antara lain melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan dan sosialisasi regulasi dalam upaya peningkatan kinerja sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masingmasing. Sedangkan, Provinsi Riau menetapkan tema pembangunan tahun 2016 “Pemantapan Ekonomi dan Budaya melalui Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Aparatur serta Pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan”, dengan 6 (enam) prioritas daerah tahun 2016 sebagai berikut: 1. Penguatan dan Pembangunan Jaringan Infrastruktur; 2. Pengembangan Budaya, Olahraga, Seni dan Kemasyarakatan; 3. Peningkatan Sarana Prasraana, Pemantapan Aparatur dan Birokrasi Pemerintahan; 4. Peningkatan dan Pemantapan Pembangunan Ekonomi Berdaya Saing; 5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia; 6. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. 26 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- Berdasarkan Prioritas Nasional dan Provinsi Riau tersebut di atas, maka Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menetapkan tema pembangunan 2016 yakni “Penguatan Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Peningkatan Perekonomian Masyarakat yang Merata dan Berkeadilan” dengan 7 (tujuh) prioritas daerah sebagai berikut: 1. Peningkatan dan perluasan akses infrastruktur. Fokus penyelesaian infrastruktur terutama jalan, jembatan, listrik, air minum dan sarana perhubungan. 2. Pengembangan dan penataan infrastruktur Perkotaan. Fokus pada pengembangan Ibu Kota Kecamatan. 3. Pemberdayaan masyarakat dan ekonomi pedesaan. Fokus pada pemberian akses modal bagi masyarakat desa dan percepatan infrastruktur pedesan. 4. Pengelolaan Sumber Daya alam dan lingkungan hidup. Fokus pada sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup. 5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Fokus pada upaya-upaya peningkatan akses pendidikan maupun akses kesehatan, program peningkatan seni dan budaya serta olahraga. 6. Peningkatan kapasitas aparatur dan tata kelola pemerintahan. Fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya aparatur melalui diklat yang selektif sesuai kebutuhan, pemberian reward and punishment dengan formulasi yang adil dan berimbang, peningkatan kinerja melalui kajian dan pentahapan tunjangan berdasarkan kinerja. 7. Pengembangan budaya dan agama. Fokus pada peningkatan pemahaman nilai-nilai agama dan budaya dimasyarakat khususnya budaya melayu. Prioritas daerah tersebut dalam rangka melaksanakan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis tahun 2010 – 2015, “Tercapainya Masyarakat Yang Unggul, Sejahtera, Mandiri Dan Bertaqwa Dengan Mewujudkan Kabupaten Bengkalis Sebagai Salah Satu Daerah Otonom Terbaik Di Indonesia Tahun 2015” 27 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- Kemudian sebagai upaya mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Bengkalis tersebut telah ditetapkan lima misi, yaitu : 1. Meningkatkan kualitas SDM terutama pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kependudukan dan ketenagakerjaan. 2. Menanggulangi kemiskinan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan, perekonomian perdesaan serta kelompok masyarakat minoritas dan terpinggirkan. 3. Mengembangkan perekonomian daerah dan masyarakat serta meningkatkan investasi dan UMKM dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang terbarukan. 4. Meningkatkan Infrastruktur daerah antara lain peningkatan prasarana jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan perumahan. 5. Mengimplementasikan desentralisasi politik, keuangan dan administrasi dalam sistem pemerintahan daerah serta melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Guna mendukung pencapaian kelima misi di atas disiapkan grand strategy pengembangan empat kawasan dan grand strategy enam jaminan kepada masyarakat, adapun empat kawasan dimaksud terdiri dari : 1. Kawasan Pusat Pendidikan dan Agrobisnis di Pulau Bengkalis; 2. Kawasan Pusat Industri, Pelabuhan dan Agroindustri di Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Siak Kecil; 3. Kawasan Pariwisata dan Agrobisnis di Pulau Rupat; 4. Kawasan Kota Transit dan Petropolitan di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir; Sedangkan enam jaminan kepada masyarakat terdiri dari : Jaminan berusaha masyarakat dan pengentasan kemiskinan; 2. Jaminan pendidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru; 3. Jaminan kesehatan dan keluarga sejahtera; 4. Jaminan akses infrastruktur dasar; 5. Jaminan pelayanan publik, pembinaan birokrasi dan kelembagaan daerah; 6. Jaminan pemerataan dan percepatan pembangunan daerah; KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 28 1. Prioritas tahun 2016 tersebut didasarkan pada pertimbangan beberapa sektor yang menjadi tantangan sekaligus menjadi fokus utama pembangunan 2016. Sektor-sektor tersebut antara lain: 1. Akses infrastruktur Akses infrastruktur masih merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian utama di Kabupaten Bengkalis terutama mengingat luas dan besarnya magnitude skala infrastruktur yang kita butuhkan dibandingkan dengan kemampuan penyediaan anggaran yang terbatas. Infrastruktur dimaksud terutama jalan, jembatan, listrik, air minum dan sarana perhubungan. Dalam hal ini, kita juga mendukung upaya upaya meningkatkan konektifitas regional yang lebih baik di kawasan ini, antara lain dengan program merangkai pulau. Karena itu kita mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Riau yang telah menindaklanjuti program ini dengan pembangunan dermaga dermaga untuk RoRo yang akan menghubungkan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Meranti dan Kabupaten Siak. Kami berharap kiranya program ini ditindaklanjuti lagi dengan menjadikan ruas ruas jalan penghubung antar ketiga kabupaten tersebut menjadi ruas jalan provinsi. Kami sangat yakin bahwa dengan semakin lancarnya mobilitas orang, barang dan jasa di kawasan regional ini, pada gilirannya akan semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan ekonomi kawasan, yang tentunya akan memberikan kontribusi yang positif pula bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. Dalam konteks peningkatan akses infrastruktur, kita tetap akan memaksimalkan apa yang telah kita laksanakan sebelumnya baik pembangunan infrastruktur melalui SKPD Kabupaten maupun secara mikro melalui Inbup PPIP yang dilaksanakan sendiri oleh Desa dan Inbup Kecamatan. Hal ini kita lakukan untuk menjaga spektrum pembangunan agar menyentuh seluruh wilayah Kabupaten Bengkalis dan sesuai dengan paradigma pembangunan inklusif. 2. Infrastruktur Perkotaan lebih terstruktur terhadap penanganan Infrastruktur perkotaan. Bila KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 29 Tahun 2016 secara khusus kita akan mulai memberikan perhatian yang selama ini kita telah memberikan perhatian yang sama untuk seluruh kawasan, maka dimulai pada tahun 2016 ini penataan infrastruktur perkotaan akan dikelola secara lebih fokus sehingga dampak penumpukan jumlah penduduk yang lebih besar di kawasan perkotaan yang dapat menimbulkan ekses-ekses ketidakteraturan dan kesemrawutan dalam pemanfaatan ruang dapat diminimalisir. Kota kota yang dimaksud adalah seluruh kota kecamatan di Kabupaten Bengkalis. Tujuannya agar seluruh Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Bengkalis tertata secara baik sehingga dapat berfungsi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi setiap kecamatan. Upaya-upaya mempercantik kota perlu kita mulai fokuskan antara lain melalui: pembangunan pedestrian, penataan taman, listrik perkotaan, saluran drainase dan limbah perkotaan, penataan bangunan, penguatan izin mendirikan bangunan, pengendalian dan pemanfaatan ruang, pembangunan ringroad kota kecamatan dan penataan zona inti kota-kota kecamatan. Sudah saatnya kita mulai bicara tentang konsep-konsep city beautyfication dan konsep kota kecil indah (small is beautifull). 3. Ekonomi Pedesaan Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, maka secara otomatis desa menjadi entitas pemerintahan sendiri, memiliki aparatur sendiri, APBDes sendiri, merencanakan sendiri, melaksanakan sendiri dan mempertanggungjawabkan secara baik sesuai ketentuan. Untuk itu, perhatian kepada desa menjadi keharusan agar filosofi pemberdayaan yang diharapkan oleh undang-undang desa dapat terlaksana. Sehubungan dengan hal tersebut dalam konteks pemberdayaan ekonomi desa Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah meletakkan dasar yang cukup kuat dengan membentuk desa desa berkapital yang dapat menjadi terobosan dalam menangani lemahnya akses permodalan ke perbankan. Lebih kurang 70 % desa telah memiliki kapital sebesar masing masing Rp 5 milyar melalui program UED/K-SP. Kebijakan ini diyakini telah meningkatkan geliat dan perkembangan perekonomian di desa. untuk secara bertahap membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 30 Selanjutnya perlu segera merealisasikan arahan undang-undang desa Kebijakan sektor ini antara lain; melanjutkan program UED-SP 1 Milyar 1 per Desa untuk desa yang belum mencapai 5 Milyar sejak sejak program ini digulirkan, sedangkan desa yang telah mencapai 5 milyar maka tahapan berikutnya adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program tersebut. Kemudian, peningkatan kapasitas aparatur desa terutama berkaitan dengan tugas-tugas pemerintah desa dan pengelolaan keuangan desa, pendampingan dan penguatan sarjana pendamping desa, pelaksanaan Inbup PPIP 1 milyar 1 desa, pemberdayaan koperasi dan UMKM, Industri kecil dan pelaku usaha lainnya, mempermudah perizinan usaha, memaksimalkan Balai latihan kerja serta meningkatkan sinergi pemerintah dan dunia usaha. 4. Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis memiliki kekayaan alam yang luar biasa, baik sektor pertambangan maupun non pertambangan. Dalam konteks pembangunan masyarakat, pengelolaan sumber daya alam yang lebih terkait dengan masyarakat adalah sektor non pertambangan, yaitu sektor pertanian dalam arti luas. Pengelolaan sektor pertanian haruslah dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada berbagai sektor perekonomian. Hal ini menjadi sangat penting, karena sebagian besar masyarakat Kabupaten Bengkalis masih hidup dari mengelola sumber daya alam terutama sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Karena itu Sumber daya alam perlu dikelola secara baik dengan tetap menjamin terjaganya kelestarian lingkungan hidup serta menjaga agar terhindar dari bencana seperti kebakaran hutan dan lahan. Berkenaan dengan pembangunan lingkungan hidup, Pemerintah Kabupaten Bengkalis akan selalu berkomitmen untuk melakukan langkahlangkah dalam rangka pencegahan kerusakan lingkungan hidup dengan berbagai langkah preventif maupun dengan langkah-langkah korektif, berupa perbaikan-perbaikan dari kerusakan yang terjadi seperti kebakaran hutan, abrasi pantai, pencemaran udara, maupun pencemaran air dan tanah. Selain itu dalam rangka menghadapi bencana, perlu disiapkan KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 31 langkah-langkah mitigasi bencana. 5. Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai subyek maupun obyek pembangunan, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk dikelola dengan baik karena menyangkut dengan salah satu tujuan paling mendasar dari pelaksanaan pembangunan. Kebijakan ini terutama fokus pada upaya-upaya peningkatan akses pendidikan maupun akses kesehatan, program peningkatan seni dan budaya serta olahraga. Upaya peningkatan akses pendidikan dilaksanakan dengan pemerataan pembangunan sarana prasarana pendidikan, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, peningkatan mutu pendidikan, pengembangan dan optimalisasi SMK unggulan, pemberian beasiswa bagi anak keluarga kurang mampu, Komunitas Adat Terpencil, Beasiswa Berprestasi, serta pengembangan dan optimalisasi politeknik kesehatan, politeknik maritim dalam rangka mewujudkan Bengkalis sebagai Kota Pendidikan. Adapun upaya peningkatan akses kesehatan dilaksanakan dengan program ambulan desa dalam rangka mendorong terlaksananya Desa Siaga, ketersediaan obat bagi masyarakat desa, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga kesehatan, peningkatan sarana prasarana kesehatan, serta pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat Bengkalis. 6. Tata Kelola Pemerintahan Pemerintah secara nasional telah mencanangkan reformasi birokrasi untuk menciptakan aparatur yang handal, jujur dan berwibawa. Hal ini tentu dimaksud agar tugas-tugas pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur dapat berjalan dengan baik dan memuaskan. Kebijakan ini antara lain melalui: peningkatan kapasitas sumber daya aparatur melalui diklat yang selektif sesuai kebutuhan, pemberian reward and punishment dengan formulasi yang adil dan berimbang, peningkatan kinerja melalui kajian dan pentahapan tunjangan berdasarkan kinerja. 32 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- 7. Pengembangan budaya dan agama Budaya dan agama merupakan identitas sekaligus kekayaan utama masyarakat Kabupaten Bengkalis. Sadar atau tidak bahwa hari ini telah terjadi penurunan kadar pemahaman nilai-nilai agama dan budaya dimasyarakat akibat pengaruh budaya luar yang masuk dalam berbagai bentuk. Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan pembangunan melalui: Optimalisasi Maghrib Mengaji, Pengembangan pendidikan agama, Tempat Pengajian Alquran, peningkatan fasilitas peribadatan, pelaksanaan kegiatan hari besar keagamaan, perhelatan kegiatan kebudayaan serta pelestarian nilainilai adat. 33 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Asumsi Dasar Penyusunan RAPBD --- BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.1. Arah Kebijakan Pendapatan Arah kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Bengkalis pada Tahun 2016 diarahkan kepada pengembangan, peningkatan dan pencapaian target pendapatan asli daerah dengan melakukan beberapa kebijakan dan program antara lain : ï‚· Melalui penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 02 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) otomatis pungutan yang sebelumnya menjadi kewenangan pemerintah pusat tersebut menjadi kewenangan Kabupaten/Kota. Kemudian penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2011 tentang air tanah yang sebelumnya menjadi kewenangan provinsi menjadi kewenangan Kabupaten/Kota sehingga diharapkan dengan kedua perda tersebut dapat menambah sumber pendapatan sekaligus meningkatkan target pendapatan tahun 2016. ï‚· Tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. ï‚· Pemanfaatan Asset yang idle (Deposito dan Giro yang Bersaing). ï‚· Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah yang prospek. ï‚· Perencanaan dan penentuan target Pendapatan Asli Daerah didasarkan potensi dengan memperhitungkan kemampuan sarana, prasarana dan SDM aparatur pengelola dan tidak semata-mata didasarkan dari capaian tahun sebelumnya. ï‚· Pemungutan Retribusi Daerah yang potensial perlu dilakukan secara lebih baik melalui sistem yang lebih baik. ï‚· Pengembangan sistem self-assesment bagi wajib pajak daerah guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemungutan. ï‚· Penerapan sanksi dan penghargaan secara tegas, adil dan proporsional kepada semua wajib pajak daerah dan retribusi daerah. 34 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2015 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- ï‚· Peningkatan pelayanan melalui penyederhanaan sistem, prosedur dan administrasi pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan pendapatan lain-lain. ï‚· Peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui optimalisasi laba perusahaan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terutama melalui pemanfaatan aset daerah dan pengelolaan jasa giro termasuk rabat. Target Pendapatan Daerah Total Pendapatan Tahun 2016 di proyeksikan sebesar Rp.3.204.419.398.684,53 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.323.000.667.284,53, Dana Perimbangan Sebesar Rp.2.568.530.990.400,00 dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp.312.887.741.000,00. Secara lebih rinci Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2014 s/d 2016 NO Uraian (1) (2) Jumlah Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) Proyeksi Tahun 2016 (3) (4) (5) 281.446.579.400,00 337.287.017.893,16 323.000.667.284,53 Pajak daerah 46.260.555.400,00 48.825.970.000,00 54.580.000.000,00 1.1.2 Retribusi daerah 45.002.924.000,00 51.255.524.000,00 15.416.500.000,00 1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 30.800.000.000,00 36.498.000.000,00 40.000.000.000,00 1.1.4 Lain-lain pendapatan Asli daerah yang sah 159.383.100.000,00 200.707.523.893,16 213.004.167.284,53 1.2 Dana perimbangan 3.055.900.091.819,00 3.108.683.559.359,00 2.568.530.990.400,00 1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 2.959.384.033.819,00 3.108.683.559.359,00 2.468.561.320.400,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 60.777.928.000,00 - - 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 35.738.130.000,00 - 99.969.670.000,00 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 194.898.711.000,00 237.705.323.000,00 312.887.741.000,00 1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya 50.000.000.000,00 50.000.000.000,00 100.300.000.000,00 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 137.764.711.000,00 180.571.323.000,00 199.323.741.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 7.134.000.000,00 7.134.000.000,00 13.264.000.000,00 1.1 Pendapatan Asli Daerah 1.1.1 3.532.245.382.219,00 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- 3.683.675.900.252,16 3.204.419.398.684,53 35 JLH PENDAPATAN DAERAH (1.1+1.2+1.3) 4.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, Belanja digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang konkuren yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri dari urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan Belanja daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga satuan regional. Masing – masing jenis belanja terbagi atas objek dan rincian objek belanja sesuai nomenklatur yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 jo, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Jo. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja yang dilakukan harus efektif dan efisien untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan tujuan, sasaran, hasil dan manfaat serta indikator kinerja yang dingin dicapai. Selain itu juga memperhatikan prioritas kegiatan dengan memperhitungkan beban kerja dan juga penetapan harga satuan yang rasional. Kebijakan yang terkait dengan pengelolaan belanja dapat diklasifikasikan menurut kelompok belanja sebagai berikut : A. Belanja Tidak Langsung Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai a) Untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas. b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- 36 Calon PNSD sesuai rencana formasi pegawai tahun 2016. c) Untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima per seratus) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan. d) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. e) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, yang kriterianya akan ditetapkan melalui Peraturan Bupati Bengkalis. f) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. g) Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2016 melalui dana transfer ke daerah dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan 2) Belanja Subsidi Diberikan kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bengkalis yang besarannya telah ditetapkan sesuai hasil audit, subsidi dimaksud agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas sehingga akan memperluas cakupan layanan air bersih di Kabupaten Bengkalis. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial, kebijakan diarahkan untuk : KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- 37 3) a) Menganggarkan pemberian hibah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya dan diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas serta ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. b) Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 40 Tahun 2015 yang telah disesuaikan dengan Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan social. 4) Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, pemerintah kabupaten bengkalis menganggarkan belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada pemerintah desa. 5) Belanja bantuan keuangan tahun 2016 dilihat dari beberapa ketentuan, antara lain; a) Bantuan kepada Partai Politik di Kabupaten Bengkalis dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Politik. KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- 38 Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai b) Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa dalam bentuk ADD, minimal 10% dari dana perimbangan yang akan diterima oleh Kabupaten Bengkalis pada tahun 2016 setelah dikurangi DAK dengan pembagian secara proporsional per desa dengan Keputusan Kepala Daerah sesuai Undang-undangan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. c) Selain ADD Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga menganggarkan Bantuan Keuangan Kepada Desa dalam Bentuk UED/K-SP, Inbup PPIP, Bantuan penyelenggaraan Pilkades dan Pembangunan Kantor Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 98 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. 6) Belanja tidak terduga, mempertimbangkan ditetapkan Realisasi secara Tahun rasional Anggaran dengan 2015 dan kemungkinan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh Pemerintah Daerah, khususnya untuk tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan Tahun Anggaran 2016. B. Belanja Langsung Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan, yang terdiri dari; belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal, yang mengutamakan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. 1) Belanja modal diprioritaskan untuk pencapaian sasaran pembangunan daerah sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015. Pengadaan kebutuhan barang milik daerah menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 17 tahun 2007. Belanja Pegawai dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, pada belanja pegawai (belanja langsung) penganggaran KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- 39 2) honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan. 3) Belanja Barang dan Jasa; a) Untuk pemberian jasa narasumber / tenaga ahli; b) Penganggaran uang untuk pihak ketiga/masyarakat berupa hadiah, penghargaan atau suatu prestasi. c) Penganggaran Belanja Perjalanan dinas. d) Penganggaran bimbingan untuk teknis mengikuti dan pendidikan sejenisnya yang dan terkait pelatihan, dengan pengembangan kapasitas sumber daya apartur. Target Belanja Daerah Rincian realisasi dan proyeksi Belanja daerah dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 s/d 2016 Jumlah NO Uraian (1) 2.1 2.1.1 2.1.3 2.1.4 2.1.5 (2) Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Belanja subsidi Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten /kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik Belanja tidak terduga Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal JUMLAH BELANJA DAERAH (2.1 + 2.2) 2.1.7 2.1.8 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3 Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) (3) 1.469.989.606.320,22 944.154.682.190,00 11.426.180.000,00 108.506.174.600,00 5.446.338.000,00 (4) 1.993.473.860.537,79 1.203.814.113.468,21 11.652.340.735,00 170.308.535.400,00 8.280.100.000,00 395.419.379.000,00 584.983.743.000,00 5.036.852.530,22 3.207.255.775.898,78 174.160.604.979,00 878.971.461.912,76 2.154.123.379.000,00 4.426.878.534,58 2.989.373.384.229,20 172.331.649.062,00 893.783.632.559,20 1.923.258.102.608,00 4.677.245.382.219,00 4.982.847.244.766,99 Proyeksi Tahun 2016 (5) 1.849.197.426.482,40 2.892.461.393.541,81 4.741.658.820.024,21 40 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- 4.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran yang akan datang. Kebijakan pembiayaan dilakukan atas pemanfaatan surplus anggaran atau kebijakan untuk menutupi defisit anggaran dengan memperhatikan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu. Penerimaan pembiayaan Daerah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) dianggarkan berdasarkan perkiraan yang rasional dengan mempertimbangkan realisasi anggaran yang tercantum dalam APBD Tahun Anggaran 2015. Sedangkan penerimaan pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada PT. Bumi Laksamana Jaya dan PDAM Kabupaten Bengkalis. Tabel 4.3 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 Jumlah NO Uraian (1) (2) Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) Proyeksi Tahun 2016 (3) (4) (6) 1.150.000.000.000,00 1.299.171.344.514,83 1.256.505.967.893,91 3.1 Penerimaan pembiayaan 3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA) 650.000.000.000,00 885.808.033.708,83 1.256.505.967.893,91 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 500.000.000.000,00 413.363.310.806,00 - 3.2 Pengeluaran pembiayaan 5.000.000.000,00 - 9.373.413.642,00 3.2.1 Pembentukan dana cadangan - - - 3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah 5.000.000.000,00 - 9.373.413.642,00 3.2.3 Pembayaran Utang Kepada Pihak Ketiga - - - JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (3.1 - 3.2) 1.145.000.000.000,00 1.299.171.344.514,83 1.247.132.554.251,91 41 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan --- BAB V PENUTUP Demikianlah Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 ini disusun untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2016, untuk selanjutnya dibahas dan disepakati dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis. Dalam hal Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 yang ditetapkan berbeda dari hasil pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis, maka Pemerintah Kabupaten Bengkalis akan menggunakan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 hasil pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis. Bengkalis, 4 Desember 2015 Pj. BUPATI BENGKALIS H. AHMAD SYAH HARROFIE 42 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Penutup --- TAHUN 2015 BE NG KA LI S DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................................ i DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii BAB PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................. 2 1.3. Dasar Hukum ........................................................................... 2 BAB I II RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH .................................................................. 4 6 BAB III RENCANA PRIORITAS BELANJA DAERAH ................................... BAB IV RANCANGAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN ............................... 15 BAB V RENCANA PEMBIAYAAN ................................................................ 16 BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 17 i PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Daftar Isi --- DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkalis Tahun 2014 s/d 2016.................................................................................................... 4 Tabel 2.2 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ......... 5 Tabel 3.1 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ................ 6 Tabel 3.2 Matrik Pengembangan Empat Kawasan dan Hubungan Prioritas Pembangunan serta Program menurut SKPD Penanggung Jawab ........ 9 Tabel 3.3 Matrik Enam Jaminan dan Hubungan Prioritas Pembangunan serta Program menurut SKPD Penanggung jawab .......................................... 12 Tabel 5.1 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 ........ 16 ii PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Daftar Isi --- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menetapkan sejumlah agenda penting sebagai prioritas pelaksanaan pembangunan dalam periode 2010 – 2015 yang tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Memang diakui berbagai persoalan selalu berjalan seiring dengan besarnya potensi yang dimiliki, untuk itu dibutuhkan upayaupaya kongkrit dalam menetapkan strategi yang dituangkan ke dalam bentuk program dan kegiatan yang memuat sejumlah target dengan disertai pagu pendanaan. Akan tetapi perlu dimaklumi bahwa besarnya tuntutan masyarakat akan pembangunan dan pelayanan yang berkualitas juga perlu diimbangi dengan ketersediaan sumber dana bagi pembiayaan pembangunan. Keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan membutuhkan kebijakan daerah dalam menyusun skala prioritas berdasarkan target pencapaian visi dan misi daerah, untuk itu dibutuhkan formulasi kebijakan anggaran (budget policy formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operation planning) secara cermat, efektif dan efisien. Atas dasar itu maka disusunlah Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016 sebagai kerangka operasional anggaran yang mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016 yang telah disusun. Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan salah satu proses perencanaan yang mesti dilalui sebelum penyusunan RAPBD dimulai. Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan plafon yang diberikan kepada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk merealisasikan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, dimana plafon anggaran masing-masing SKPD disesuaikan dengan program dan kegiatan prioritas yang ada pada masing-masing SKPD tersebut. Strategi dan Prioritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 merupakan pendekatan yang dipandang sebagai cara atau pilihan yang efektif dalam upaya mencapai target pembangunan dan kinerja PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- 1 penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan dukungan sumber daya yang tersedia. PPAS disusun dengan memperhatikan target penerimaan pendapatan daerah Tahun 2016 yang diselaraskan dengan ketetapan kebijakan yang telah dituangkan di dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Tahun Anggaran 2016 dan dituangkan lagi ke dalam bentuk program dan kegiatan dalam Prioritas Plafon Anggaran sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016 disusun dengan maksud untuk menjaga konsistensi dan komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkalis terhadap perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan. PPAS juga dimaksud sebagai kerangka operasional anggaran dalam menetapkan prioritas pembangunan daerah yang akan dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkalis, sehingga proses perencanaan anggaran akan lebih adil, transparan dan akuntabel sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 1.2.2 Tujuan Tujuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016 adalah : 1). Menentukan prioritas program dan kegiatan untuk tiap-tiap urusan berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016. 2). Sebagai acuan dalam penyusunan dan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016. 1.3 Dasar Hukum Peraturan perundangan-undangan yang dijadikan dasar dalam menyusun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 adalah : Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- 2 a. b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; c. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016; l. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bengkalis 2005-2025; m. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015; n. Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2015. 3 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Pendahuluan --- BAB II RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Total Pendapatan Rp.3.204.419.398.684,53 yang Tahun terdiri 2016 dari di proyeksikan Pendapatan Asli sebesar Daerah sebesar Rp.323.000.667.284,53, Dana Perimbangan Sebesar Rp.2.568.530.990.400,00 dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp.312.887.741.000,00. Secara lebih rinci Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2014 s/d 2016 NO Uraian (1) (2) Jumlah Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) Proyeksi Tahun 2016 (3) (4) (5) 281.446.579.400,00 337.287.017.893,16 323.000.667.284,53 Pajak daerah 46.260.555.400,00 48.825.970.000,00 54.580.000.000,00 1.1.2 Retribusi daerah 45.002.924.000,00 51.255.524.000,00 15.416.500.000,00 1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 30.800.000.000,00 36.498.000.000,00 40.000.000.000,00 1.1.4 Lain-lain pendapatan Asli daerah yang sah 159.383.100.000,00 200.707.523.893,16 213.004.167.284,53 1.2 Dana perimbangan 3.055.900.091.819,00 3.108.683.559.359,00 2.568.530.990.400,00 1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 2.959.384.033.819,00 3.108.683.559.359,00 2.468.561.320.400,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 60.777.928.000,00 - - 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 35.738.130.000,00 - 99.969.670.000,00 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 194.898.711.000,00 237.705.323.000,00 312.887.741.000,00 1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya 50.000.000.000,00 50.000.000.000,00 100.300.000.000,00 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 137.764.711.000,00 180.571.323.000,00 199.323.741.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 7.134.000.000,00 7.134.000.000,00 13.264.000.000,00 1.1 Pendapatan Asli Daerah 1.1.1 JLH PENDAPATAN DAERAH (1.1+1.2+1.3) 3.532.245.382.219,00 3.683.675.900.252,16 3.204.419.398.684,53 Sedangkan realisasi dan proyeksi pembiayaan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. 4 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Rencana Pendapatan dan Penerimaan -- Tabel 2.2 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 Jumlah NO Uraian (1) Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) Proyeksi Tahun 2016 (3) (4) (6) 1.150.000.000.000,00 1.299.171.344.514,83 1.256.505.967.893,91 (2) 3.1 Penerimaan pembiayaan 3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA) 650.000.000.000,00 885.808.033.708,83 1.256.505.967.893,91 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 500.000.000.000,00 413.363.310.806,00 - 3.2 Pengeluaran pembiayaan 5.000.000.000,00 - 9.373.413.642,00 3.2.1 Pembentukan dana cadangan - - - 3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah 5.000.000.000,00 - 9.373.413.642,00 3.2.3 Pembayaran Utang Kepada Pihak Ketiga - - - JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (3.1 - 3.2) 1.145.000.000.000,00 1.299.171.344.514,83 1.247.132.554.251,91 5 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2015 Rencana Pendapatan dan Penerimaan -- BAB III RENCANA PRIORITAS BELANJA DAERAH Prioritas penggunaan pendapatan dan sumber pembiayaan daerah yang akan dituangkan dalam anggaran belanja daerah mengacu kepada kebijakan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bengkalis yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015 dan Prioritas Daerah sesuai RKPD Tahun 2016. Asumsi belanja pada tahun 2016 sebesar Rp.4.741.658.820.024,21 yang akan dipergunakan untuk belanja program dan kegiatan strategis, adapun komponen belanja tersebut meliputi : Belanja Tidak Langsung Rp. 1.849.197.426.482,40 Belanja Langsung Rp. 2.892.461.393.541,81 Tabel 3.1 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 s/d 2016 Jumlah NO Uraian (1) 2.1 2.1.1 2.1.3 2.1.4 2.1.5 (2) Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Belanja subsidi Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten /kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik Belanja tidak terduga Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal JUMLAH BELANJA DAERAH (2.1 + 2.2) 2.1.7 2.1.8 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3 Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) (3) 1.469.989.606.320,22 944.154.682.190,00 11.426.180.000,00 108.506.174.600,00 5.446.338.000,00 (4) 1.993.473.860.537,79 1.203.814.113.468,21 11.652.340.735,00 170.308.535.400,00 8.280.100.000,00 395.419.379.000,00 584.983.743.000,00 5.036.852.530,22 3.207.255.775.898,78 174.160.604.979,00 878.971.461.912,76 2.154.123.379.000,00 4.426.878.534,58 2.989.373.384.229,20 172.331.649.062,00 893.783.632.559,20 1.923.258.102.608,00 4.677.245.382.219,00 4.982.847.244.766,99 Proyeksi Tahun 2016 (5) 1.849.197.426.482,40 2.892.461.393.541,81 4.741.658.820.024,21 Jumlah belanja tersebut di atas diarahkan untuk pelaksanaan grand strategy PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- 6 pengembangan empat kawasan dan grand strategy enam jaminan kepada masyarakat dengan memuat sejumlah program dan kegiatan prioritas SKPD berdasarkan tema pembangunan “Penguatan Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Peningkatan Perekonomian Masyarakat yang Merata dan Berkeadilan” dengan prioritas daerah tahun 2016. Prioritas Belanja Tahun 2016 diarahkan untuk 7 (tujuh) prioritas utama, yakni: 1. Peningkatan dan perluasan akses infrastruktur. Dengan kebijakan yng mencakup pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur perhubungan, Infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan, listrik dan air bersih serta infrastruktur dasar di desa dan kelurahan. 2. Pengembangan dan penataan infrastruktur Perkotaan. Dengan kebijakan mengembangkan Ibu Kota Kecamatan yang mencakup pembangunan pedestrian, penataan taman, listrik perkotaan, saluran drainase dan limbah perkotaan, penataan bangunan, penguatan izin mendirikan bangunan, pengendalian dan pemanfaatan ruang, pembangunan ringroad kota kecamatan dan penataan zona inti kota-kota kecamatan. Sudah saatnya kita mulai bicara tentang konsep-konsep city beautyfication dan konsep kota kecil indah (small is beautifull). 3. Pemberdayaan masyarakat dan ekonomi pedesaan. Dengan kebijakan melanjutkan program UED-SP 1 Milyar 1 per Desa untuk desa yang belum mencapai 5 Milyar sejak sejak program ini digulirkan, sedangkan desa yang telah mencapai 5 milyar maka tahapan berikutnya adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program tersebut. Kemudian, peningkatan kapasitas aparatur desa terutama berkaitan dengan tugas-tugas pemerintah desa dan pengelolaan keuangan desa, pendampingan dan penguatan sarjana pendamping desa, pelaksanaan Inbup PPIP 1 milyar 1 desa, pemberdayaan koperasi dan UMKM, Industri kecil dan pelaku usaha lainnya, mempermudah perizinan usaha, memaksimalkan Balai latihan kerja serta meningkatkan sinergi pemerintah dan dunia usaha. 4. Pengelolaan Sumber Daya alam dan lingkungan hidup. Dengan kebijakan yang mencakup, mitigasi bencana, pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta optimalisasi Satuan Tugas Pelaksana Pencegahan PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- 7 Kebakaran Hutan dan Lahan (SATLAK KARHUTLA) dan memaksimalkan peran dan fungsi Masyarakat Peduli Api (API), pencegahan kerusakan lingkungan hidup dengan berbagai langkah preventif maupun dengan langkah-langkah korektif, berupa perbaikan-perbaikan dari kerusakan yang terjadi seperti kebakaran hutan, abrasi pantai, pencemaran udara, maupun pencemaran air dan tanah. Selain itu dalam rangka menghadapi bencana, perlu disiapkan langkah-langkah mitigasi bencana. 5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan kbijakan yang fokus pada upaya-upaya peningkatan akses pendidikan maupun akses kesehatan, program peningkatan seni dan budaya serta olahraga. 6. Peningkatan kapasitas aparatur dan tata kelola pemerintahan. Dengan kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur melalui diklat yang selektif sesuai kebutuhan, pemberian reward and punishment dengan formulasi yang adil dan berimbang, peningkatan kinerja melalui kajian dan pentahapan tunjangan berdasarkan kinerja. 7. Pengembangan budaya dan agama. Dengan kebijakan peningkatan pemahaman nilai-nilai agama dan budaya dimasyarakat khususnya budaya melayu, pelestarian cagar budaya, Pengembangan kawasan wisata budaya dan penyelenggaraan berbagai iven kebudayaan dan kesenian Secara spesifik Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menetapkan arah pembangunan secara spasial (keruangan) dan sektoral yang dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015 ke dalam bentuk Grand Strategy Pengembangan Empat Kawasan dan Grand Strategy Enam Jaminan kepada Masyarakat, yang digambarkan dalam matrik pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut. 8 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- Tabel 3.2 Matrik Pengembangan Empat Kawasan dan Hubungan Prioritas Pembangunan serta Program menurut SKPD Penanggung Jawab PRIORITAS PEMBANGUNAN / PROGRAM KEBIJAKAN I. Kawasan Pusat Pendidikan dan Agrobisnis di Pulau Bengkalis 1. Penyiapan kelengkapan 1. Program Penataan dokumen perencanaan dan Peraturan Perundangpayung hukum Pulau Bengkalis undangan. sebagai pusat pendidikan. 2. Program perencanaan sosial budaya 3. 4. 2. Penyiapan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Mendukung Terwujudnya Pulau Bengkalis Sebagai Kawasan Pusat Pendidikan 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 3. Pengembangan kawasan pertanian holtikultura 14. 15. 4. Pengembangan usaha perikanan SETDA BAPPEDA Program perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam BAPPEDA Program penelitian dan pengembangan * BALITBANG Program PAUD, Wajib Belajar 9 Tahun dan Pendidikan Menengah Program pengeloaan kekayaan budaya DISDIK Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa Program manajemen pelayanan pendidikan Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Program pembangunan jalan dan jembatan Program pembagunan turap/talud/bronjong Program pembangunan prasarana dan sarana perhubungan PDE / DISHUBKOMINFO Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan DISTANAK Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi DISLUTKAN DISBUDPARPORA DISDIK PU DISTAMBEN PU PU DISHUBKOMINFO DISTANAK 9 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- 16. SKPD PRIORITAS PEMBANGUNAN / KEBIJAKAN PROGRAM 17. 5. II. 1. 2. Pengembangan akses permodalan 18. DISLUTKAN DISLUTKAN Kawasan Pusat Industri, Pelabuhan dan Agroindustri di Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Siak Kecil Penyiapan kelengkapan dokumen perencanaan dan payung hukum bagi Kecamatan Bukit Batu dan Siak Kecil sebagai kawasan industri dan pelabuhan. 1. Program Penataan Peraturan Perundangundangan. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam SETDA Penyiapan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Mendukung Terwujudnya Kawasan Industri dan Pelabuhan di Kecamatan Bukit Batu. 3. Program penataan penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah DISPERINDAG 4. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan PU Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah PU 6. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan DISTAMBEN 7. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan DISTANAK 8. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan DISBUNHUT 9. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam BLH 2. 5. 3. perikanan Program pengembangan budidaya perikanan Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir SKPD Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian untuk mendukung terwujudnya aktivitas agroindustri BAPPEDA, TATA KOTA, BLH III. Kawasan Pariwisata dan Agrobisnis di Pulau Rupat 1. PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- 1. 2. 3. Program Penataan Peraturan Perundangundangan. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam Program Pengembangan SETDA BAPPEDA DISBUDPARPORA 10 Penyiapan kelengkapan dokumen perencanaan dan payung hukum bagi Kecamatan Rupat dan Rupat Utara sebagai kawasan pariwisata dan agribisnis. PRIORITAS PEMBANGUNAN / KEBIJAKAN PROGRAM 4. 5. 6. 2. Penyiapan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Mendukung Terwujudnya Kawasan Pariwisata dan Agrisbisnis di Kecamatan Rupat dan Rupat Utara. 7. 8. 9. 10 11. IV. 1. 2. Destinasi Pariwisata Program Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Program Penelitian dan Pengembangan SKPD BLH BALITBANG Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan DISTAMBEN Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. BINAMARGA Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah BLH DISHUBKOMINFO DISTAMBEN PU Kawasan Kota Transit dan Petropolitan di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir; Penyiapan kelengkapan dokumen perencanaan dan payung hukum bagi Kecamatan Mandau dan Pinggir sebagai Kota Transit dan Petropolis. Penyiapan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Mendukung Terwujudnya Kota Transit dan Petropolis di Kecamatan Mandau dan Pinggir. Program Penataan Peraturan Perundangundangan. SETDA 2. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam BAPPEDA 3. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata DISBUDPARPORA 4. Program Perencanaan Sosial dan Budaya DISBUDPARPORA 5. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan PU 6. Program Pengendalian kebakaran hutan BLH 7. Program Pembangunan Infrastrukur Perdesaan Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan PU 8. PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- DISTAMBEN 11 1. PRIORITAS PEMBANGUNAN / KEBIJAKAN PROGRAM 9. 10. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Pengembangan Destinasi Pariwisata SKPD PU DISBUDPARPORA Tabel 3.3 Matrik Enam Jaminan dan Hubungan Prioritas Pembangunan serta Program menurut SKPD Penanggung Jawab PRIORITAS PEMBANGUNAN / PROGRAM KEBIJAKAN I. Jaminan Berusaha Masyarakat Dan Pengentasan Kemiskinan 1. Mengalokasikan Anggaran 1. Program Pengembangan Usaha Ekonomi Desa Lembaga Ekonomi Pedesaan 2. 2. 3. 4. 5. II. 1. 2. 3. 4. PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- BPMPD BPMPD BAG. PERTANAHAN SETDA BAG. PERTANAHAN SETDA BAG. EKONOMI SETDA, DINSOS PU DISDIK DISDIK DISDIK DISDIK 12 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Sertifikasi Lahan Usaha 3. Program Penataan Masyarakat Keluarga Miskin Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Redistribusi Asset Produktif 4. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Raskin Gratis bagi Keluarga 5. Program Pemberdayaan Miskin Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya Pembangunan Rumah 6. Program Pengembangan Sederhana Layak Huni Perumahan Jaminan Pendidikan, Kualitas Dan Kesejahteraan Guru Sukses Wajib Belajar 1. Program Wajib Belajar pendidikan dasar 12 tahun Pendidikan Dasar dan Menengah Dua Belas Tahun Menambah Muatan Lokal 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Budi Pekerti dan Pendidikan Dasar dan Akhlak Menengah Dua Belas Tahun Meningkatkan Manajemen 3. Program Manajemen Pendidikan baik Pendidikan Pelayanan Pendidikan Umum maupun Agama Meningkatkan prasarana dan 4. Program Wajib Belajar sarana mewujudkan “Sekolah Pendidikan Dasar dan Sehat” Menengah 12 Tahun SKPD PRIORITAS PEMBANGUNAN / KEBIJAKAN 5. Menjamin Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah dari Keluarga Miskin 5. 6. Pemberian Beasiswa berprestasi Perguruan Tinggi dan Beasiswa Khusus serta Bantuan Pendidikan. Mengembangkan Perpustakaan Kecamatan dan Desa Potensial 6. Mengembangkan kemampuan guru 8. 7. 8. PROGRAM 7. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar dan Menengah Dua Belas Tahun Melalui BTL DISDIK Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan DISDIK, BPUAD DISDIK/PPKD DISDIK DISDIK DISKES, RSUD DISKES DISKES DISKES DISKES PU 13 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 9. Memberikan insentif/tambah 9. Program Peningkatan penghasilan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan [*] (untuk Guru PNS di Belanja Tidak Langsung dan Guru Non PNS di Belanja Langsung) III. Jaminan Kesehatan Dan Keluarga Sejahtera 1. Membangun dan Meningkatkan 1. Program pengadaan, fasilitas dan Layanan peningkatan dan Kesehatan perbaikan sarana prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata 2. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya 2. Meningkatkan mutu dan 3. Tambahan penghasilan kesejahteraan tenaga medis (belanja tidak langsung) dan paramedis 3. Memberikan Jaminan 4. Program Upaya Pelayanan Kesehatan bagi Kesehatan Masyarakat Masyarakat 4. Mengadakan Ambulance/Mobil 5. Program pengadaan, Jenazah untuk setiap peningkatan dan desa/kelurahan yang tidak perbaikan sarana memiliki fasilitas Puskesmas prasarana rumah Rawat Inap sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata IV. Jaminan Akses Infrastruktur Dasar 1. Membangun dan Meningkatkan 1. Program Pembangunan Jalan Poros dan Jalan Lingkar Jalan dan Jembatan PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- SKPD PRIORITAS PEMBANGUNAN / KEBIJAKAN 2. Membangun Infrastruktur pendukung di empat Kawasan 3. PROGRAM SKPD 2. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan PU 3. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan DISTAMBEN Pembangunan Kawasan 4. Program perencanaan Bandara di pulau Bengkalis dan prasarana wilayah dan Rupat Utara sumberdaya alam Pembangunan Kawasan 5. Program perencanaan Pelabuhan Buruk Bakul sebagai pembangunan ekonomi pelabuhan peti kemas, kargo dan benda cair Jaminan Pelayanan Publik, Birokrasi Dan Kelembagaan Daerah Meningkatkan kualitas SDM 1. Program Peningkatan Aparatur dan pelayanan publik Kapasitas Sumberdaya yang bebas KKN Aparatur 2. Program Pendidikan Kedinasan BAPPEDA 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan desa BPMPD VI. Jaminan Pemerataan dan Percepatan Pembangunan Daerah Mengoptimalkan hasil 1. Program Peningkatan pelaksanaan musrenbang desa, Partisipasi Masyarakat kecamatan dan kabupaten Dalam Membangun Desa 4. V. 1. 1. 2. Menyiapkan dokumen perencanaan untuk semua kegiatan fisik dan kegiatan strategis lainnya 3. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa BAPPEDA SEMUA SKPD SEMUA SKPD BPMPD 2. Program Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA 3. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam 4. Program Penataan Peraturan Perundangundangan 5. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup BAPPEDA BAG. HUKUM (SETDA) BLH 3. Memperkuat kapasitas perencanaan, penganggaran dan pengeloaan keuangan daerah 6. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah SETDA 4. Mengoptimalkan pelaksanaan Otonomi Desa 7. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa SETDA, BPMPD 14 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Prioritas Belanja Daerah --- BAB IV RANCANGAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis pada tahun anggaran 2016 akan digunakan untuk mendanai program dan kegiatan strategis sesuai arahan visi dan misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 – 2015. Asumsi pendapatan dan penerimaan pembiayaan digunakan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp. 1.849.197.426.482,40 dan belanja langsung sebesar Rp. 2.892.461.393.541,81. Sedangkan Rincian plafon anggaran sementara berdasarkan program dan kegiatan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.1 yang terlampir dan menjadi satu kesatuan bersama Rancangan PPAS Tahun 2016 ini. 15 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Plafon Berdasarkan Program dan Kegiatan --- BAB V RENCANA PEMBIAYAAN Proyeksi pembiayaan daerah dalam Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 1.247.132.554.251,91 yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2015. Tabel 5.1 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 s/d 2016 Jumlah NO Uraian (1) Tahun 2014 Tahun Berjalan (2015) Proyeksi Tahun 2016 (3) (4) (6) 1.150.000.000.000,00 1.299.171.344.514,83 1.256.505.967.893,91 (2) 3.1 Penerimaan pembiayaan 3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA) 650.000.000.000,00 885.808.033.708,83 1.256.505.967.893,91 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 500.000.000.000,00 413.363.310.806,00 - 3.2 Pengeluaran pembiayaan 5.000.000.000,00 - 9.373.413.642,00 3.2.1 Pembentukan dana cadangan - - - 3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah 5.000.000.000,00 - 9.373.413.642,00 3.2.3 Pembayaran Utang Kepada Pihak Ketiga - - - JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (3.1 - 3.2) 1.145.000.000.000,00 1.299.171.344.514,83 1.247.132.554.251,91 16 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Rencana Pembiayaan --- BAB VI PENUTUP Demikianlah Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis dalam menyusun RAPBD Tahun Anggaran 2016. Dalam hal Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 yang ditetapkan berbeda dari hasil pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis, Maka Pemerintah Daerah akan menggunakan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2016 hasil pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis. Bengkalis, 4 Desember 2015 Pj. BUPATI BENGKALIS H. AHMAD SYAH HARROFIE 17 PPAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Penutup ---