PENERAPAN MODEL HIRARKI KEBUTUHAN

advertisement
PENERAPAN MODEL HIRARKI KEBUTUHAN
MASLOW PADA PERILAKU KONSUMSI
(Studi pada Mahasiswa Migran dari Jakarta di
Universitas Brawijaya)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Adam Apriliyadi
115020107111053
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
Penerapan Model Hirarki Kebutuhan Maslow pada Perilaku Konsumsi
(Studi pada Mahasiswa Migran dari Jakarta di Universitas Brawijaya
Adam Apriliyadi
Dr. Asfi Manzilati, SE., ME.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Migrasi merupakan suatu komponen perubahan populasi. Migrasi yang dilakukan
oleh pelajar-pelajar diseluruh Indonesia ke Kota Malang adalah akibat dari faktor daya tarik
yang terdapat di Kota Malang. Faktor daya tarik dari Kota Malang salah satunya adalah
pendidikan. Migrasi yang dilakukan pelajar-pelajar ke Kota Malang dapat berdampak pada
perekonomian lewat bertambahnya jumlah konsumsi agregat masyarakat di Kota Malang.
Salah satu kelompok masyarakat yang turut mempengaruhi populasi Kota Malang adalah
mahasiswa migran dari Jakarta. Perilaku konsumsi mahasiswa migran yang berasal dari
Jakarta dipengaruhi oleh Kebutuhan. Menurut Maslow terdapat 5 kebutuhan didalam setiap
individu, yaitu fisiologis, rasa amal, rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model hirarki kebutuhan Maslow pada
perilaku konsumsi mahasiswa migran dari Jakarta di Universitas Brawijaya.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi dengan
indikatornya adalah kebutuhan menurut Maslow. Metode Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Dengan data primer
yang diperoleh dengan cara Kuesioner dengan jenis skala pengukurannya adalah skala Likert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari
Jakarta, seluruh kebutuhan yang terdapat dalam hirarki Maslow harus dipenuhi, dan terdapat
perbedaan keutamaan dalam pemenuhan kebutuhan bagi mahasiswa migran yang berasal dari
Jakarta dengan kebutuhan menurut Maslow. Hal tersebut dapat terlihat dari proporsi respon
setuju yang lebih banyak jumlahnya dari pada respon tidak setuju.
Kata kunci: Maslow, Kebutuhan, Konsumsi, Migran
A. PENDAHULUAN
Migrasi merupakan salah satu komponen perubahan populasi. Migrasi adalah suatu
pergerakan geografis dari manusia yang melintasi perbatasan dengan tujuan untuk dijadikan
tempat tinggal baik itu secara permanen ataupun semi permanen. Migrasi dapat terjadi di dalam
sebuah Negara (Internal migration) atau antar negara (International migration) (Kane, 1998).
Individu yang melakukan migrasi (migran) tidak berpindah secara acak, tetapi mereka
melakukan migrasi karena mereka tertarik untuk berpindah ke tempat tersebut. Faktor daya
tarik dari suatu daerah merupakan faktor yang terpenting dari pada faktor pendorong individu
melakukan migrasi (Ravenstein dalam Weeks, 2012).
Pada saat ini Kota yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai menjadi daya
tarik bagi pelajar-pelajar diseluruh Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap pendidikan.
Faktor yang mempengaruhi pelajar melakukan migrasi pendidikan adalah kualitas pendidikan,
lokasi universitas, perkembangan karir ke depannya, dan sebagainya (Semiv, 2010).
Kota Malang merupakan Kota yang ideal sebagai tempat belajar bagi para mahasiswa.
Dengan fasilitas pendidikan yang memadai, menjadikan Kota Malang sangat cocok untuk
menempuh pendidikan. Dibuktikan dengan adanya 31 perguruan tinggi di Kota Malang, yang
salah satunya adalah Universitas Brawijaya (http://www.malangkota.go.id/, diakses 11
November 2014 pukul 17.28).
Universitas Brawijaya merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi negeri di
Indonesia. Dengan akreditasi A yang diperoleh dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) melalui keputusan dalam Nomer SK 367//BAN-PT/Ak-SURV/PT/IX/2014
menjadikan Universitas Brawijaya menjadi salah satu dari dua perguruan tinggi negeri di Jawa
Timur yang memiliki akreditasi A (http://www.infomalangraya.net/, diakses 29 Oktober 2014
pukul 13.27). Hal ini menjadikan Universitas Brawijaya sebagai faktor daya tarik bagi pelajar
di Indonesia untuk melakukan migrasi ke Kota Malang.
Setiap individu yang melakukan migrasi merupakan bagian dari populasi, dan populasi
merupakan faktor yang dapat berdampak pada berbagai macam aspek kehidupan (Kane, 1998).
Migrasi yang dilakukan mahasiswa migran ke Kota Malang dengan tujuan untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi turut berdampak pada perkembangan perekonomian Kota Malang.
Migrasi yang dilakukan mahasiswa migran dapat mengakibatkan meningkatnya
populasi masyarakat di Kota Malang. Meningkatnya jumlah populasi masyarakat di Kota
Malang mengakibatkan meningkatnya pengeluaran konsumsi masyarakat di Kota Malang, dan
dapat mendorong perkembangan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat di Kota Malang. Hal ini artinya migrasi yang dilakukan oleh mahasiswa
migran ke Kota Malang membuka peluang berkembangnya perekonomian Kota Malang lewat
konsumsi yang dilakukan migran.
Saat ini, berkembangnya perekonomian Kota Malang akibat dari adanya migrasi dapat
dilihat salah satunya dari banyaknya restoran, kafe, dan pusat perbelanjaan yang terus
bertambah setiap tahunnya. Setidaknya pada tahun 2014 terdapat 104 restoran, 14 pusat
perbelanjaan, dan 28 café (http://www.malangkota.go.id/, diakses pada tanggal 12 November
2014 pukul 10.00). Menurut Kepala Bagian Perekonomian Kota Malang, sektor tersebut turut
menopang pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Hal tersebut seiring dengan peningkatan
konsumsi masyarakat Kota Malang yang relatif tinggi (http://www.malang-post.com/, diakses
pada tanggal 12 November 2014 pukul 09.20).
Salah satu kelompok masyarakat yang turut berkontribusi pada perekonomian Kota
Malang adalah mahasiswa migran dari Jakarta. Meningkatnya mahasiswa migran dari Jakarta
dapat dilihat dari jumlah mahasiswa migran dari Jakarta pada tahun 2012 sebanyak 1.204
orang, lalu meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar 1.831 orang, dan pada tahun 2014
mencapai sebanyak 2.283 orang (Pusat Informasi, Dokumentasi, dan Keluhan Universitas
Brawijaya, 2014).
Gambar 1. Jumlah Mahasiswa Migran dari Jakarta tahun 2012, 2013, dan 2014
Sumber: Alfan (2014)
Perilaku konsumsi setiap individu dibentuk oleh adanya kebutuhan (Engel et al.,
1994). Hal inilah yang menjadi dasar peneliti menyimpulkan bahwa perilaku mahasiswa migran
dari Jakarta dibentuk oleh adanya kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya, mahasiswa
migran dari Jakarta melakukan konsumsi. Menurut Don Slater dalam Damsar (2011), konsumsi
adalah bagaimana manusia dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu
(dalam hal ini material, simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka.
Kepuasan dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti menikmati, membeli,
memakai, membuang, menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan
lainnya (Damsar, 2011). Lebih lanjutnya, berdasarkan pengertian tersebut Perilaku konsumsi
mahasiswa yang berasal dari Jakarta dapat digambarkan dengan konsumsi yang dilakukan
seperti membeli makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, membayar sewa untuk tempat
tinggal karena berpindahnya tempat tinggal, bergaul dengan lingkungan yang baru, membeli
pakaian, berdandan, mengikuti kegiatan seminar, berwisata, menonton film di Bioskop, dan
sebagainya.
Pertimbangan dalam mengkonsumsi yang dilakukan mahasiswa migran dari Jakarta
bergantung pada kebutuhan mahasiswa tersebut. Menurut model hirarki kebutuhan dari
Abraham Maslow dalam Kinicki (2008), setiap individu memiliki kebutuhan diantaranya
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan
akan harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Pertimbangan dalam
mengkonsumsi adalah berdasarkan kebutuhan yang paling dasar terlebih dahulu, ketika
kebutuhan yang paling dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan yang memiliki tingkatan yang
lebih tinggi akan muncul (Maslow dalam Kinicki, 2008).
Dengan penjelasan yang dijabarkan di atas, maka pokok masalah yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
Berdasarkan kesenjangan tersebut maka ditetapkanlah rumusan masalah yaitu, bagaimanakah
penerapan model hirarki kebutuhan Maslow pada perilaku konsumsi mahasiswa migran yang
berasal dari Jakarta di Universitas Brawijaya?
B. TINJAUAN TEORI
Konsumsi dan Preferensi
Dalam pengertian yang paling umum, konsumsi artinya adalah pemuasan kebutuhan
(Firat, 2013). Menurut Don Slater dalam Damsar (2009) Konsumsi adalah bagaimana manusia
dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam hal ini material,
simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka. Individu dapat memperoleh
kepuasan mereka dengan berbagai macam cara, seperti menikmati, menonton, melihat,
menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Jadi, pengertian konsumsi dari Slater
tersebut sesuai dengan istilah mengkonsumsi seperti yang dikutip Featherstone (2001) dari
Raymon Williams, sebagai merusak, memakai, membuang, menghabiskan (Damsar, 2009).
Dengan definisi seperti yang dikemukakan Slater tersebut maka konsumsi menurut
Chaney dalam Damsar (2009) adalah segala sesuatu yang mengacu kepada seluruh aktifitas
sosial yang individu lakukan. Dengan demikian, tindakan konsumsi tidak hanya dipahami
sebagai makan, minum, sandang, dan papan saja tetapi juga harus dipahami dalam berbagai
fenomena dan kenyataan berikut: menggunakan waktu luang, mendengar radio, menonton
televisi, bersolek atau berdandan, berwisata, menonton konser, melihat pertandingan olahraga,
menonton randai, membeli komputer untuk mencari informasi, mengendarai kendaraan,
membangun rumah untuk tempat tinggal, dan lain sebagainya (Damsar, 2009).
Dalam mengkonsumsi tidak semua keinginan individu dapat dipenuhi, maka mereka
harus membuat pilihan-pilihan. Pada setiap kegiatannya mereka harus menentukan pilihan
terbaik dari beberapa alternative yang telah dibuat. Tujuannya adalah agar sumber daya yang
tersedia dapat digunakan secara maksimal dan mendapatkan kepuasan yang maksimum, karena
pada dasarnya individu akan berusaha memaksimumkan kepuasaannya (Sukirno, 2006).
Preferensi berbicara tentang hal-hal yang disukai konsumen maupun yang tidak
disukai konsumen (Bernheim & Whinston, 2008). Sifat dasar konsumen dalam menentukan
preferensi menurut Nicholson (1995) dibagi menjadi 3 sifat dasar:
1. Kelengkapan (completeness), jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka setiap
orang selalu harus bisa menspesifikan apakah
1.
A lebih disukai daripada B;
2.
B lebih disukai daripada A;
3.
A dan B sama-sama disukai.
2. Transitivitas, jika seseorang lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C,
maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian dapat dikatakan orang tersebut
lebih menyukai A daripada C.
3. Kontinuitas, jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, itu artinya segala
kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B.
Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan demikian tiap
orang selalu dapat membuat atau menyusun urutan dari semua situasi dan kondisi mulai dari
yang paling disenangi hingga yang paling tidak disenangi dari berbagai macam barang dan jasa
yang tersedia. Seseorang yang rasional akan memilih barang yang paling disenanginya. Dengan
kata lain dari sejumlah alternative yang ada, orang tersebut lebih cenderung memilih sesuatu
yang dapat memaksimalkan kepuasaannya (http://www.idtesis.com/, diakses pada tanggal 17
November 2014 pukul 10.06)
Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat dilihat dari dua segi yaitu segi
penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki dan dari segi mengkonsumsi barangbarang yang dihasilkan (Persaulian, 2013). Setiap individu harus memikirkan cara terbaik
dalam menggunakan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Selanjutnya, dengan
penggunaan sumber-sumber daya yang dimilikinya, setiap individu akan menentukan
kebutuhan-kebutuhan apa yang harus dipenuhi. Dengan sumber daya yang dimiliki oleh
individu, setiap individu tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu,
individu harus membuat pilihan dimana persoalan yang harus mereka selesaikan adalah:
dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki, individu diharuskan untuk
menentukan akan memenuhi kebutuhan yang mana, agar dapat memberikan kepuasan yang
maksimum (Sukirno, 2006).
Model Hirarki Kebutuhan menurut Abraham Maslow
Kebutuhan merupakan dasar terbentuknya perilaku konsumen. Kebutuhan
didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual
yang memadai untuk mengaktifkan proses keputusan dalam mengkonsumsi (Engel, Blackwell,
Miniard, 1994). Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak
ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan actual (yaitu, konsumen sekarang) dan keadaan
yang diinginkan (yaitu, situasi yang konsumen inginkan) (Engel, Blackwell, Miniard, 1994).
Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, ia akan menunjukkan perilaku kecewa.
Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang
gembira sebagai manifestasi rasa puasnya (Mangkunegara, 2002:5).
Pokok yang dibahas dalam kebutuhan adalah melihat pengaruhnya terhadap kebiasaan
atau tradisi dalam perilaku mereka. Perbedaan budaya, bahkan budaya yang sama dengan
individu yang berbeda, mungkin menunjukkan perilaku yang berbeda. Akan tetapi, dalam
menanggapi keinginan akan kebutuhan dasar terdapat kesamaan (Seeley, 1988).
Menurut Abraham Maslow dalam Kinicki (2008), kebutuhan terdiri dari 5 komponen:
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan
akan harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan fisiologis
menunjukkan kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhannya adalah
mengenai kelangsungan hidup manusia secara fisik. Contohnya adalah kebutuhan akan
oksigen, kebutuhan akan makan, air, dan tidur. Adapun kebutuhan lainnya yang menghasilkan
kepuasaan seperti rasa, bau, dan sentuhan juga termasuk dalam kategori kebutuhan fisiologis
(Maslow dalam Seeley, 1988).
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan akan bebasnya individu dari hal yang
membahayakan fisik dan psikologis individu tersebut (Maslow dalam Oleson, 1999). Terkait
dengan kebutuhan akan rasa aman, contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal,
kebutuhan akan sumberdaya, dan kebutuhan akan pekerjaan (Maslow dalam Seeley, 1988).
Kebutuhan untuk merasa memiliki menunjukkan kebutuhan akan kedekatan dengan
orang lain, memiliki pertemanan, kasih sayang baik itu dengan orang tua, anak, atau pasangan,
menjadi bagian dalam grup tertentu. Kebutuhan akan harga diri menunjukkan adanya
keinginan individu untuk sebuah perasaaan percaya diri. Kebutuhan ini menggambarkan
keinginan dari dalam diri seseorang yaitu kekuatan, perstasi, independen, ataupun keinginan
eksternal seperti reputasi, gengsi, pengakuan, perhatian, dan lain-lain (Maslow dalam Seeley,
1988). Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah keinginan untuk berkembang, untuk mencari
kebaikan, keindahan, kesempurnaan, kekayaan, merupakan kategori tujuan dari perilaku
aktualisasi diri (Maslow dalam Seeley, 1988).
Maslow menyebutkan ketika satu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan yang
lain akan aktif. Proses ini akan membawa individu hingga mencapai puncak hirarki, yaitu
kebutuhan akan aktualisasi diri (Kinicki, 2008).
Dalam memenuhi kebutuhan perlu diperhatikan situasi sebagai berikut:
1.
Lingkungan dapat berpengaruh dalam menentukan perilaku
2.
Dorongan internal seperti keinginan, perasaan, emosi, insting, dorongan,
permintaan, maksud, aspirasi, rencana, kebutuhan, motif, dan lain lain. Hal
tersebut dapat membangkitkan tindakan.
3.
Insentif, tujuan, nilai objek, dapat menarik atau menolak konsumen.
(Mangkunegara, 2002:12).
Keterkaitan Teori Konsumsi dan Teori Kebutuhan menurut Abraham Maslow
Perilaku konsumsi individu dalam mengkonsumsi dibentuk oleh adanya kebutuhan
individu tersebut (Engel, Blackwell, & Miniard, 1994). Konsumsi menurut Don Slater (1997)
adalah bagaimana manusia dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu
(dalam hal ini material, simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka.
Kepuasan dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti menikmati, membeli, memakai,
membuang, menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya
(Damsar, 2009).
Tujuan dari konsumsi yang dilakukan oleh individu adalah untuk memenuhi
kebutuhannya. Dalam mengkonsumsi tidak semua kebutuhan individu dapat dipenuhi, maka
mereka harus membuat pilihan-pilihan kebutuhan mana yang harus dipenuhi lewat konsumsi
yang dilakukan individu. Pada setiap kegiatannya mereka harus menentukan pilihan terbaik dari
beberapa alternatif yang telah dibuat. Tujuannya adalah agar sumber daya yang tersedia dapat
digunakan secara maksimal dan mendapatkan kepuasan yang maksimum, karena pada dasarnya
individu akan berusaha memaksimumkan kepuasaannya (Sukirno, 2006).
Migrasi & Populasi
Ada dua macam perpindahan yang berlangsung di dalam masyarakat, yang sering
disebut dengan istilah mobilitas, yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Apabila ada
orang pindah golongan atau pindah status, misalnya dari kelas rendah ke kelas menengah, dari
pangkat rendah ke pangkat yang lebih tinggi atau sebaliknya, maka mutasi ini disebut mobilitas
vertikal. Adapun mobilitas horizontal ialah perpindahan secara ruang atau secara geografi, dari
suatu tempat ke tempat lain, ini lah yang disebut migrasi, meskipun tidak setiap gerak
horizontal adalah migrasi. Migrasi merupakan gejala gerak horizontal untuk pindah tempat
tinggal, dan pindahnya tidak terlalu dekat, misalnya ke rumah tetangganya, melainkan melintasi
batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, kelurahan, kabupaten, kota, atau Negara
(Prawiro, 1979).
Individu yang melakukan migrasi (migran) tidak berpindah secara acak, tetapi mereka
melakukan migrasi karena mereka tertarik untuk berpindah ke tempat tersebut. Faktor daya
tarik dari suatu daerah merupakan faktor yang terpenting dari pada faktor pendorong kenapa
individu melakukan migrasi (Ravenstein dalam Weeks, 2012). Setiap individu yang melakukan
migrasi merupakan bagian dari populasi, dan populasi merupakan faktor yang dapat berdampak
pada berbagai macam aspek kehidupan (Kane, 1998).
Pemenuhan Kebutuhan Migran
Individu yang melakukan migrasi disebut migran (Ravenstein dalam Weeks, 2012).
Didalam kehidupannya setiap individu termasuk migran memiliki banyak sekali kebutuhan dan
keinginan yang kesemuanya itu menghendaki pemenuhan. Maslow menjelaskan bahwa
kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan
diri (Maslow dalam Kinicki, 2008).
Hasil dari Survei US Bureau of Labor Statistics pada tahun 2000-2001 mengenai
pengeluaran konsumen menunjukkan pengeluaran laki-laki lebih banyak dihabiskan untuk
aktivitas-aktivitas yang menyenangkan, untuk mengkonsumsi fast food, Restoran, makanan
ringan/jajanan, rokok, dan juga minuman yang mendandung alkohol. Pengeluaran pada
perempuan lebih banyak dihabiskan untuk pakaian, untuk mempercantik diri, dan hewan
peliharaannya (U.S. Departmen of Labor dalam Schriller, 2005). Dalam survey tersebut juga
dijelaskan rata-rata konsumen dalam menentukan pengeluarannya 36.4% dari pendapatannya
digunakan untuk tempat tinggal, 21.3% untuk transportasi, 14,9% untuk makanan, 4% untuk
pakaian, 6.1% untuk jaminan kesehatan, 5,4% untuk entertainment, dan 11% untuk barang &
jasa lainnya (U.S Departmen of Labor dalam Schriller, 2005).
Gambar 2. Rata-rata Pengeluaran Konsumen dilihat dari Pendapatannnya
Barang & Jasa
lainnya, 11%
Entertainmen
t, 5.40%
Jaminan
Kesehatan,
6.10%
Pakaian, 4%
Makanan,
14.40%
Tempat
Tinggal,
36.40%
Transportasi,
21,30%
Sumber: Survei U.S Departmen of Labor dalam Schriller (2005)
Individu memuaskan kebutuhan fisiologisnya (makanan dan tempat tinggal) dan
kebutuhan akan rasa amannya dengan mengkonsumsi barang dan jasa. Akan tetapi, didalam
setiap masyarakat terdapat pula beberapa individu yang menyukai pola konsumsi yang
tujuannya adalah untuk mengesankan orang lain dengan cara mengeluarkan banyak uang.
Terkadang pengeluaran yang banyak tersebut lebih penting dari pada pemenuhan kebutuhan
fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Pola konsumsi yang seperti ini disebut pola
conspicuous consumption (Firat et. al., 2014).
Day & Icduygu dalam Davis et.al (2010) menjelaskan bahwa migran lebih banyak
mengkonsumsi barang dan jasa dengan pola conspicuous consumption. Hal yang paling penting
dalam konsep conspicuous consumption adalah konsumsi yang dilakukan adalah untuk
menunjukkan kekuatan finansial dari individu, status, dan tingkatan dalam masyarakat. Dalam
masyarakat yang modern, tujuan dari pola conspicuous consumption adalah untuk menentukan
status dan menaikkan reputasi. (Firat et. al., 2013).
C. METODE PENELITIAN
Populasi Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa migran dari Jakarta di
Universitas Brawijaya. Dengan teknik pemilihan sampel menggunakan teknik aksidential
sampling dengan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan skala Likert yang
disebarkan baik secara daring (online) maupun cetak.
Metode Analisis
Analisis dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif yang digunakan sebagai alat
yang digunakan untuk melihat karateristik dari sebuah data yang diperoleh dari sampel dan
dapat digambarkan lewat tabel dan gambar sehingga dapat memberikan informasi yang baik
yang pada akhirnya dapat bermanfaat, tetapi sebelum melakukan analisis data digunakan uji
reliabilitas dan validitas untuk melihat kualitas data.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Seperti yang tidak dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini menggunakan statistif deskriptif
guna mendeskripsikan karakteristik dari data yang telah terkumpul. Berikut ini akan dijelaskan
gambaran umum masing masing kebutuhan:
Deskripsi Kebutuhan Fisiologis
Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 3, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran
yang berasal dari Jakarta, kebutuhan fisiologis harus dipenuhi terlihat dari proporsi respon
setuju yang lebih banyak dari tidak setuju.
Gambar 3. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan Fisiologis
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap
item pernyataan kebutuhan fisiologis yang ditunjukkan dalam bentuk skala.
Tabel 1. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan Fisiologis
Pernyataan
Skala
Saya memiliki tempat tinggal untuk pulang setiap malamnya
4
Saya dapat melakukan aktivitas keseharian saya dengan istirahat yang cukup di
3
malam hari
Saya meluangkan waktu untuk tidur demi menjaga kondisi fisik saya
3
Saya mengkonsumsi makanan yang cukup setiap harinya untuk memenuhi
kebutuhan fisik
Sumber: Data primer diolah (2015)
3
Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 1, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih
mengutamakan kebutuhannya akan tempat tinggal.
Deskripsi Kebutuhan akan Rasa Aman
Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 4, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran
yang berasal dari Jakarta, kebutuhan akan rasa amannya harus dipenuhi terlihat dari proporsi
respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju.
Gambar 4. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan akan Rasa Aman
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap
item pernyataan kebutuhan akan rasa aman yang ditunjukkan dalam bentuk skala.
Tabel 2. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan akan Rasa Aman
Pernyataan
Saya memiliki tempat tinggal di Kota Malang sebagai tempat perlindungan diri
dari bahaya
Saya merasa aman saat berada di Lingkungan saya
Kehidupan di Tempat tinggal saya tentram dan membuat saya nyaman
Saya makan tiga kali sehari untuk menjaga kesehatan
Saya sering mengeluarkan uang saat saya sedih
Saya mengelola keuangan saya dengan baik
Sumber: Data primer diolah (2015)
Skala
4
3
3
2
2
2
Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 2, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih
mengutamakan kebutuhannya akan tempat tinggal sebagai tempat perlindungan diri dari
bahaya.
Deskripsi Kebutuhan untuk Merasa Memiliki
Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 5, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran
yang berasal dari Jakarta, kebutuhan untuk merasa memiliki harus dipenuhi terlihat dari
proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju.
Gambar 5. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan untuk Merasa Memiliki
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap
item pernyataan kebutuhan untuk merasa memiliki yang ditunjukkan dalam bentuk skala.
Tabel 3. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan untuk Merasa
Memiliki
Pernyataan
Skala
Saya melakukan kegiatan bersama dengan teman karena saya merasa senang
4
ketika berada disekitar mereka
Saya memiliki teman khusus (sahabat atau pacar)
4
Saya sering bepergian bersama dengan teman saya
3
Saya pernah atau sedang mengikuti komunitas tertentu
3
Saya setiap minggu melakukan kegiatan bersama keluarga ataupun teman dekat
3
saya
Sumber: Data primer diolah (2015)
Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 3, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih
mengutamakan melakukan kegiatan bersama dengan teman dan memiliki teman khusus.
Deskripsi Kebutuhan akan Harga Diri
Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 6, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran
yang berasal dari Jakarta, kebutuhan akan harga dirinya harus dipenuhi terlihat dari proporsi
respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju.
Gambar 6. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan akan Harga Diri
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap
item pernyataan kebutuhan akan harga diri yang ditunjukkan dalam bentuk skala.
Tabel 4. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan akan Harga Diri
Pernyataan
Saya membeli pakaian untuk meningkatkan percaya diri
Saya yakin akan kemampuan dan diri saya
Saya merasa berhasil dalam kehidupan dan ataupun studi saya
Saya mengkonsumsi sesuatu untuk menarik perhatian orang lain
Saya merasa hebat ketika saya mengkonsumsi barang dan jasa yang harganya
lebih mahal dari teman saya
Sumber: Data primer diolah (2015)
Skala
3
3
3
2
2
Pada hasil yang ditunjukan dalam tabel 4 diduga bahwa mahasiswa migran yang berasal dari
Jakarta dalam memenuhi kebutuhan akan harga dirinya mengutamakan untuk membeli pakaian
untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, merasa yakin akan kemampuan dan diri, serta merasa
berhasil dalam kehidupan dan ataupun studi.
Deskripsi Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri
Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 7, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran
yang berasal dari Jakarta, kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya harus dipenuhi terlihat
dari proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju.
Gambar 7. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan
Diri
Sumber: Data primer diolah (2015)
Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap
item pernyataan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yang ditunjukkan dalam bentuk
skala.
Tabel 5. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan untuk
Mengaktualisasikan Diri
Pernyataan
Skala
Saya sering berkontribusi pada kegiatan amal
3
Saya telah melakukan apapun yang dapat saya lakukan untuk menjadi orang yang
berhasil dalam hal apapun
Saya membeli buku untuk mengembangkan pribadi saya
3
2
Sumber: Data primer diolah (2015)
Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 5, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih
mengutamakan untuk memenuhinya dengan berkontribusi pada kegiatan amal dan melakukan
apapun yang dapat membuat dirinya menjadi orang yang berhasil dalam hal apapun.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan pembahasan adalah:
1. Bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta seluruh kebutuhan yang terdapat dalam
model hirarki kebutuhan Maslow sudah dipenuhi. Hal tersebut dapat terlihat dari masingmasing proporsi respon setuju yang lebih banyak dibandingkan respon tidak setuju dalam
setiap kebutuhan.
2. Dengan melihat hasil dari temuan penelitian ini, terdapat perbedaan keutamaan dalam model
hirarki kebutuhan menurut Maslow pada Mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta. Bagi
mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi dengan proporsi 80,04% resonden memberikan respon setuju dan
19,96% tidak setuju. Ketika kebutuhan yang paling dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan
yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi akan muncul yaitu kebutuhan untuk merasa
memiliki dengan proporsi 78,59% memberikan respon setuju dan 21,41% tidak setuju,
kebutuhan dengan tingkatan yang lebih tinggi selanjutnya adalah kebutuhan akan rasa aman
dengan proporsi 68,23% memberikan respon setuju dan 31,76% tidak setuju, kebutuhan
dengan tingkatan yang lebih tinggi selanjutnya adalah kebutuhan akan aktualisasi diri
dengan proporsi 61,18% memberikan respon setuju dan 38,82% tidak setuju, dan kebutuhan
dengan tingkatan yang paling tinggi adalah kebutuhan akan harga diri dengan proporsi
50,23% memberikan respon setuju dan 49,77% tidak setuju. Sehingga menghasilkan hirarki
dengan tingkatan yang berbeda sebagai berikut:
Gambar 8 Model Hirarki Kebutuhan Maslow pada Perilaku Konsumsi Mahasiswa
Migran yang Berasal dari Jakarta di Universitas Brawijaya
Sumber: Data primer diolah (2015)
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran kepada pembaca yang
membutuhkan penelitian ini sebagai kajian. Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.
2.
3.
4.
Pada penelitian ini peneliti melihat bahwa, terdapat beberapa tingkatan kebutuhan yang
dimiliki oleh setiap individu. Berdasarkan tingkatan tersebut, peneliti dapat memberikan
saran kepada produsen untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam diri
setiap individu. Dengan begitu, produsen dapat mempertimbangkan untuk memproduksi
komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Misalnya adalah tempat tinggal,
bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta tempat tinggal merupakan hal yang
penting, untuk itu produsen dapat mempertimbangkan untuk menyediakan tempat tinggal
baik itu secara sewa ataupun tidak secara sewa.
Peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sampel
setidaknya dengan minimum sampel yang telah ditentukan. Dengan begitu, diharapkan
peneliti selanjutnya dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perilaku
konsumsi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta.
Peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan variabelvariabel yang terdapat dalam penelitian ini, guna untuk penelitian lebih lanjut mengenai
perilaku konsumsi.
Peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk melihat perilaku konsumsi
berdasarkan klasifikasi jumlah uang saku pada individu.
DAFTAR PUSTAKA
Alfan. 2014. Jumlah Mahasiswa JABODETABEK. Universitas Brawijaya: Pusat Informasi,
Dokumentasi, dan Keluhan (PIDK)
Bernheim, B Douglas & Whinston, Michael D. 2008. Micro Economics. USA: The Mac GrawHill
Chalid, Nursiah. 2010. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi
Vol. 18. Pekanbaru: FE Universitas Riau
Creswell, John W. 2005. Educational Research. 2nd Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
Danielle, Kristin Marvin-Human. 2008. Relationship between Motivation, Maslow’s Hierarchy
of Needs, Time, and Craving Levels in the Mandated Substance Abuse Treatment
Population. Disertasi. United States: California School of Professional Psychology
Davis, Jason & Lopez-Carr, David. 2010. The Effects of Migrant Remittances on Populationenvironment dynamics in migrant origin areas: international migration, fertility, and
consumption in highland Guatemala. Springerlink
Engel, James. F, Roger. D Blackwell, Paul. W Miniard. 1994. Consumer Behavior.
Philadelphia: The Dryden Press Harcourt Brace College Pub
Firat, Aytekin, et.al. 2013. Consumption, Consumer Culture and Consumer Society. Journal of
Community Positive Practixe, XIII (1).
Gravetter, Frederick J & Forzano, Lori-Ann B. 2009. Research Methods for the Behavioral
Sciences. USA: Wadsworth
Jerome, Nyameh. 2013. Application of the Maslow’s Hierarchy of Need Theory; Impacts and
Implicaitons on Organizational Culture, Human Resource and Employee’s
Performance. International Journal of Business and Management Invention. Nigeria:
University Jaling
Julianita, Winda & Sarjono, Haryadi. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi
untuk riset. Jakarta: Salemba Empat
Kane, Thomas T & Arthur, Haupt. 1998. Population handbook. Washington DC: Population
Reference Bureau
Kinicki, Angelo & Robert, Kreitner. 2008. Organizational Behavior. USA: McGraw-Hill Irwin
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Lemma, Seblewngel, et al. 2012. Sleep Quality and Its Psychological Correlates among
University Students in Ethiopia. Research Article. BioMed Central Ltd
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama
Mankiw, Gregory. 2010. Makroekonomi. 6th Ed. Diterjemahkan oleh: Fitria Liza. Jakarta:
Erlangga
Mitchell, Mark L & Jolley, Janina M. 2013. Research Design Explained. 8th Ed. USA:
Wadsworth
Nicholson, Walter. 1995. Microeconomic Theory Basic Principles and Extensions. 6th Ed.
USA: The Dryden Press
Oleson, Mark D. 1999. Using Maslow’s Needs Model to Assess Individuals Attitudes toward
Money. Disertasi. Utah: Utah State University
Persaulian, Baginda, et.al. 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia. Jurnal Kajian
Eonomi Vol.1 No.02.
Pelosi, Marilyn K & Sandifer, Theresa M. 2003. Elementary Statistics. USA: John Wiles &
Sons
Prawiro, Ruslan H. 1979. Kependudukan: teori, fakta, dan masalah. Bandung: IKAPI
Pujoharso, Cahyo. 2013. Aplikasi Teori Konsumsi Keynes Terhadap Pola Konsumsi Makanan
Masyarakat Indonesia. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Brawijaya. Malang
Sarjono, Haryadi & Julianita, Winda. 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset. Jakarta: Salemba Empat
Schriller, Bradley R. 2005. Essentials of Economics. USA: Mc Graw-Hill
Seeley, Erick Steven. 1988. The Implications of Maslow’s Theory of Motivation for Consumer
Behavior: And Hierarchical Consumption Theory. Dissertation. New York: New York
University
Semiv, Liubov & Semiv, Roman. 2010. Regional Peculiarities of Educational Migration in
Ukraine. Interdisciplinary Approach to Economics and Sociology
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 5th Ed. Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sudarno. 2006. Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Weeks, John R. 2012. An Introduction to Population. Canada: Nelson Education, Ltd.
White, Theresa L & McBurney, Donald H. 2013. Research Methods. 9th. USA: Wadsworth
Williams, Terrell G. 1982. Consumer Behavior: fundamentals & strategies. St.Paul: West
Publishing Co
Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: A
Anonim. 2014. Universitas Brawijaya. http://infomalangraya.net/universitas-brawijaya-ub/
diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 13.27
Anonim. 2014. Ranking Web of Universities.
http://www.webometrics. info/en/Asia/
Indonesia%20 diakses pada tanggal 29 Oktober pukul 13.31
Anonim. 2014. Daftar Perguruan Tinggi di Malang. http://www.malangkota.
go.id/mlg_detail.php?own=fasdidik&id=25 diakses pada tanggal 11 November 2014
pukul 17.28
Anonim.
2014.
Fasilitas
Kota
Malang.
http://malangkota.go.id/mlg
_detail.php?own=resto&kat=cafe&id=33 diakses pada tanggal 12 November 2014
pukul 10.00
Anonim. 2013. Pengertian Preferensi Konsumen. http://www.idtesis.com/ preferensikonsumen-pengertian-dan/ diakses pada tanggal 17 November 2014 pukul 10.06
Anonim. 2014. Rata-Rata Hitung (Mean). http://www.rumusstatistik.com/ 2013/07/rata-ratamean-atau-rataan.html diakes pada tanggal 21 November 2014 pukul 15.35
Anonim. 2014. Modus Data Berkelompok. http://www.rumusstatistik.com/ 2013/08/ modusdata-berkelompok.html diakses pada tanggal 22 November 2014 pukul 11.19
Anonim. 2014. Manfaat olahraga bagi kesehatan mental. http://www.smallcrab.
com/kesehatan/605-manfaat-olahraga-bagi-kesehatan-mental diakses pada tanggal 28
November 2014 pukul 09.57
Anonim. 2014. Rumah. http://www.rumahnyata.com/info/view/3 diakses pada tanggal 28
November 2014 pukul 09.57
Anonim. 2014. Types of intimacy. http://www.counseling.ufl.edu/cwc/types-of-intimacy.aspx
diakses pada tanggal 28 November 2014 pukul 09.57
Anonim.
2014.
How
to
make
friends
and
get
social
life.
http://www.succeedsocially.com/sociallife diakses pada tanggal 28 November 2014
pukul 09.57
Anonim. 2007. Build Self Confidence. http://www.pickthebrain.com/blog/10-ways-to-instantlybuild-self-confidence/ diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 09.57
Chua,
Selestine.
2014.
42
Practical
Ways
to
Improve
Yourself.
http://www.lifehack.org/articles/lifestyle/42-practical-ways-to-improve-yourself.html
diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 06.52
Nuraini, Niken Anggun. 2013. Manfaat Sehat Makan Tiga Kali Sehari.
http://lifestyle.okezone.com/read/2013/04/26/486/798075/manfaat-sehat-makan-tigakali-sehari diakses pada tanggal 27 November 2014 pukul 13.36
Shelly,
Titania
N.
2014.
Berapa
Jam
Tidur
yang
Sehat?.
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/topik-utama/berapa-jam-tidur-yang-sehat
diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 16.18
Download