PENERAPAN MODEL HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW PADA PERILAKU KONSUMSI (Studi pada Mahasiswa Migran dari Jakarta di Universitas Brawijaya) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Adam Apriliyadi 115020107111053 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 Penerapan Model Hirarki Kebutuhan Maslow pada Perilaku Konsumsi (Studi pada Mahasiswa Migran dari Jakarta di Universitas Brawijaya Adam Apriliyadi Dr. Asfi Manzilati, SE., ME. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Email: [email protected] ABSTRAK Migrasi merupakan suatu komponen perubahan populasi. Migrasi yang dilakukan oleh pelajar-pelajar diseluruh Indonesia ke Kota Malang adalah akibat dari faktor daya tarik yang terdapat di Kota Malang. Faktor daya tarik dari Kota Malang salah satunya adalah pendidikan. Migrasi yang dilakukan pelajar-pelajar ke Kota Malang dapat berdampak pada perekonomian lewat bertambahnya jumlah konsumsi agregat masyarakat di Kota Malang. Salah satu kelompok masyarakat yang turut mempengaruhi populasi Kota Malang adalah mahasiswa migran dari Jakarta. Perilaku konsumsi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta dipengaruhi oleh Kebutuhan. Menurut Maslow terdapat 5 kebutuhan didalam setiap individu, yaitu fisiologis, rasa amal, rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model hirarki kebutuhan Maslow pada perilaku konsumsi mahasiswa migran dari Jakarta di Universitas Brawijaya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi dengan indikatornya adalah kebutuhan menurut Maslow. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Dengan data primer yang diperoleh dengan cara Kuesioner dengan jenis skala pengukurannya adalah skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta, seluruh kebutuhan yang terdapat dalam hirarki Maslow harus dipenuhi, dan terdapat perbedaan keutamaan dalam pemenuhan kebutuhan bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta dengan kebutuhan menurut Maslow. Hal tersebut dapat terlihat dari proporsi respon setuju yang lebih banyak jumlahnya dari pada respon tidak setuju. Kata kunci: Maslow, Kebutuhan, Konsumsi, Migran A. PENDAHULUAN Migrasi merupakan salah satu komponen perubahan populasi. Migrasi adalah suatu pergerakan geografis dari manusia yang melintasi perbatasan dengan tujuan untuk dijadikan tempat tinggal baik itu secara permanen ataupun semi permanen. Migrasi dapat terjadi di dalam sebuah Negara (Internal migration) atau antar negara (International migration) (Kane, 1998). Individu yang melakukan migrasi (migran) tidak berpindah secara acak, tetapi mereka melakukan migrasi karena mereka tertarik untuk berpindah ke tempat tersebut. Faktor daya tarik dari suatu daerah merupakan faktor yang terpenting dari pada faktor pendorong individu melakukan migrasi (Ravenstein dalam Weeks, 2012). Pada saat ini Kota yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai menjadi daya tarik bagi pelajar-pelajar diseluruh Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap pendidikan. Faktor yang mempengaruhi pelajar melakukan migrasi pendidikan adalah kualitas pendidikan, lokasi universitas, perkembangan karir ke depannya, dan sebagainya (Semiv, 2010). Kota Malang merupakan Kota yang ideal sebagai tempat belajar bagi para mahasiswa. Dengan fasilitas pendidikan yang memadai, menjadikan Kota Malang sangat cocok untuk menempuh pendidikan. Dibuktikan dengan adanya 31 perguruan tinggi di Kota Malang, yang salah satunya adalah Universitas Brawijaya (http://www.malangkota.go.id/, diakses 11 November 2014 pukul 17.28). Universitas Brawijaya merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi negeri di Indonesia. Dengan akreditasi A yang diperoleh dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melalui keputusan dalam Nomer SK 367//BAN-PT/Ak-SURV/PT/IX/2014 menjadikan Universitas Brawijaya menjadi salah satu dari dua perguruan tinggi negeri di Jawa Timur yang memiliki akreditasi A (http://www.infomalangraya.net/, diakses 29 Oktober 2014 pukul 13.27). Hal ini menjadikan Universitas Brawijaya sebagai faktor daya tarik bagi pelajar di Indonesia untuk melakukan migrasi ke Kota Malang. Setiap individu yang melakukan migrasi merupakan bagian dari populasi, dan populasi merupakan faktor yang dapat berdampak pada berbagai macam aspek kehidupan (Kane, 1998). Migrasi yang dilakukan mahasiswa migran ke Kota Malang dengan tujuan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi turut berdampak pada perkembangan perekonomian Kota Malang. Migrasi yang dilakukan mahasiswa migran dapat mengakibatkan meningkatnya populasi masyarakat di Kota Malang. Meningkatnya jumlah populasi masyarakat di Kota Malang mengakibatkan meningkatnya pengeluaran konsumsi masyarakat di Kota Malang, dan dapat mendorong perkembangan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Kota Malang. Hal ini artinya migrasi yang dilakukan oleh mahasiswa migran ke Kota Malang membuka peluang berkembangnya perekonomian Kota Malang lewat konsumsi yang dilakukan migran. Saat ini, berkembangnya perekonomian Kota Malang akibat dari adanya migrasi dapat dilihat salah satunya dari banyaknya restoran, kafe, dan pusat perbelanjaan yang terus bertambah setiap tahunnya. Setidaknya pada tahun 2014 terdapat 104 restoran, 14 pusat perbelanjaan, dan 28 café (http://www.malangkota.go.id/, diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 10.00). Menurut Kepala Bagian Perekonomian Kota Malang, sektor tersebut turut menopang pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Hal tersebut seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat Kota Malang yang relatif tinggi (http://www.malang-post.com/, diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 09.20). Salah satu kelompok masyarakat yang turut berkontribusi pada perekonomian Kota Malang adalah mahasiswa migran dari Jakarta. Meningkatnya mahasiswa migran dari Jakarta dapat dilihat dari jumlah mahasiswa migran dari Jakarta pada tahun 2012 sebanyak 1.204 orang, lalu meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar 1.831 orang, dan pada tahun 2014 mencapai sebanyak 2.283 orang (Pusat Informasi, Dokumentasi, dan Keluhan Universitas Brawijaya, 2014). Gambar 1. Jumlah Mahasiswa Migran dari Jakarta tahun 2012, 2013, dan 2014 Sumber: Alfan (2014) Perilaku konsumsi setiap individu dibentuk oleh adanya kebutuhan (Engel et al., 1994). Hal inilah yang menjadi dasar peneliti menyimpulkan bahwa perilaku mahasiswa migran dari Jakarta dibentuk oleh adanya kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya, mahasiswa migran dari Jakarta melakukan konsumsi. Menurut Don Slater dalam Damsar (2011), konsumsi adalah bagaimana manusia dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam hal ini material, simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka. Kepuasan dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti menikmati, membeli, memakai, membuang, menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya (Damsar, 2011). Lebih lanjutnya, berdasarkan pengertian tersebut Perilaku konsumsi mahasiswa yang berasal dari Jakarta dapat digambarkan dengan konsumsi yang dilakukan seperti membeli makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, membayar sewa untuk tempat tinggal karena berpindahnya tempat tinggal, bergaul dengan lingkungan yang baru, membeli pakaian, berdandan, mengikuti kegiatan seminar, berwisata, menonton film di Bioskop, dan sebagainya. Pertimbangan dalam mengkonsumsi yang dilakukan mahasiswa migran dari Jakarta bergantung pada kebutuhan mahasiswa tersebut. Menurut model hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dalam Kinicki (2008), setiap individu memiliki kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Pertimbangan dalam mengkonsumsi adalah berdasarkan kebutuhan yang paling dasar terlebih dahulu, ketika kebutuhan yang paling dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi akan muncul (Maslow dalam Kinicki, 2008). Dengan penjelasan yang dijabarkan di atas, maka pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Berdasarkan kesenjangan tersebut maka ditetapkanlah rumusan masalah yaitu, bagaimanakah penerapan model hirarki kebutuhan Maslow pada perilaku konsumsi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta di Universitas Brawijaya? B. TINJAUAN TEORI Konsumsi dan Preferensi Dalam pengertian yang paling umum, konsumsi artinya adalah pemuasan kebutuhan (Firat, 2013). Menurut Don Slater dalam Damsar (2009) Konsumsi adalah bagaimana manusia dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam hal ini material, simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka. Individu dapat memperoleh kepuasan mereka dengan berbagai macam cara, seperti menikmati, menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Jadi, pengertian konsumsi dari Slater tersebut sesuai dengan istilah mengkonsumsi seperti yang dikutip Featherstone (2001) dari Raymon Williams, sebagai merusak, memakai, membuang, menghabiskan (Damsar, 2009). Dengan definisi seperti yang dikemukakan Slater tersebut maka konsumsi menurut Chaney dalam Damsar (2009) adalah segala sesuatu yang mengacu kepada seluruh aktifitas sosial yang individu lakukan. Dengan demikian, tindakan konsumsi tidak hanya dipahami sebagai makan, minum, sandang, dan papan saja tetapi juga harus dipahami dalam berbagai fenomena dan kenyataan berikut: menggunakan waktu luang, mendengar radio, menonton televisi, bersolek atau berdandan, berwisata, menonton konser, melihat pertandingan olahraga, menonton randai, membeli komputer untuk mencari informasi, mengendarai kendaraan, membangun rumah untuk tempat tinggal, dan lain sebagainya (Damsar, 2009). Dalam mengkonsumsi tidak semua keinginan individu dapat dipenuhi, maka mereka harus membuat pilihan-pilihan. Pada setiap kegiatannya mereka harus menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternative yang telah dibuat. Tujuannya adalah agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara maksimal dan mendapatkan kepuasan yang maksimum, karena pada dasarnya individu akan berusaha memaksimumkan kepuasaannya (Sukirno, 2006). Preferensi berbicara tentang hal-hal yang disukai konsumen maupun yang tidak disukai konsumen (Bernheim & Whinston, 2008). Sifat dasar konsumen dalam menentukan preferensi menurut Nicholson (1995) dibagi menjadi 3 sifat dasar: 1. Kelengkapan (completeness), jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka setiap orang selalu harus bisa menspesifikan apakah 1. A lebih disukai daripada B; 2. B lebih disukai daripada A; 3. A dan B sama-sama disukai. 2. Transitivitas, jika seseorang lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian dapat dikatakan orang tersebut lebih menyukai A daripada C. 3. Kontinuitas, jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, itu artinya segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan demikian tiap orang selalu dapat membuat atau menyusun urutan dari semua situasi dan kondisi mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling tidak disenangi dari berbagai macam barang dan jasa yang tersedia. Seseorang yang rasional akan memilih barang yang paling disenanginya. Dengan kata lain dari sejumlah alternative yang ada, orang tersebut lebih cenderung memilih sesuatu yang dapat memaksimalkan kepuasaannya (http://www.idtesis.com/, diakses pada tanggal 17 November 2014 pukul 10.06) Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat dilihat dari dua segi yaitu segi penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki dan dari segi mengkonsumsi barangbarang yang dihasilkan (Persaulian, 2013). Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam menggunakan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Selanjutnya, dengan penggunaan sumber-sumber daya yang dimilikinya, setiap individu akan menentukan kebutuhan-kebutuhan apa yang harus dipenuhi. Dengan sumber daya yang dimiliki oleh individu, setiap individu tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu, individu harus membuat pilihan dimana persoalan yang harus mereka selesaikan adalah: dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki, individu diharuskan untuk menentukan akan memenuhi kebutuhan yang mana, agar dapat memberikan kepuasan yang maksimum (Sukirno, 2006). Model Hirarki Kebutuhan menurut Abraham Maslow Kebutuhan merupakan dasar terbentuknya perilaku konsumen. Kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk mengaktifkan proses keputusan dalam mengkonsumsi (Engel, Blackwell, Miniard, 1994). Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan actual (yaitu, konsumen sekarang) dan keadaan yang diinginkan (yaitu, situasi yang konsumen inginkan) (Engel, Blackwell, Miniard, 1994). Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, ia akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa puasnya (Mangkunegara, 2002:5). Pokok yang dibahas dalam kebutuhan adalah melihat pengaruhnya terhadap kebiasaan atau tradisi dalam perilaku mereka. Perbedaan budaya, bahkan budaya yang sama dengan individu yang berbeda, mungkin menunjukkan perilaku yang berbeda. Akan tetapi, dalam menanggapi keinginan akan kebutuhan dasar terdapat kesamaan (Seeley, 1988). Menurut Abraham Maslow dalam Kinicki (2008), kebutuhan terdiri dari 5 komponen: yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan fisiologis menunjukkan kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhannya adalah mengenai kelangsungan hidup manusia secara fisik. Contohnya adalah kebutuhan akan oksigen, kebutuhan akan makan, air, dan tidur. Adapun kebutuhan lainnya yang menghasilkan kepuasaan seperti rasa, bau, dan sentuhan juga termasuk dalam kategori kebutuhan fisiologis (Maslow dalam Seeley, 1988). Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan akan bebasnya individu dari hal yang membahayakan fisik dan psikologis individu tersebut (Maslow dalam Oleson, 1999). Terkait dengan kebutuhan akan rasa aman, contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal, kebutuhan akan sumberdaya, dan kebutuhan akan pekerjaan (Maslow dalam Seeley, 1988). Kebutuhan untuk merasa memiliki menunjukkan kebutuhan akan kedekatan dengan orang lain, memiliki pertemanan, kasih sayang baik itu dengan orang tua, anak, atau pasangan, menjadi bagian dalam grup tertentu. Kebutuhan akan harga diri menunjukkan adanya keinginan individu untuk sebuah perasaaan percaya diri. Kebutuhan ini menggambarkan keinginan dari dalam diri seseorang yaitu kekuatan, perstasi, independen, ataupun keinginan eksternal seperti reputasi, gengsi, pengakuan, perhatian, dan lain-lain (Maslow dalam Seeley, 1988). Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah keinginan untuk berkembang, untuk mencari kebaikan, keindahan, kesempurnaan, kekayaan, merupakan kategori tujuan dari perilaku aktualisasi diri (Maslow dalam Seeley, 1988). Maslow menyebutkan ketika satu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan yang lain akan aktif. Proses ini akan membawa individu hingga mencapai puncak hirarki, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri (Kinicki, 2008). Dalam memenuhi kebutuhan perlu diperhatikan situasi sebagai berikut: 1. Lingkungan dapat berpengaruh dalam menentukan perilaku 2. Dorongan internal seperti keinginan, perasaan, emosi, insting, dorongan, permintaan, maksud, aspirasi, rencana, kebutuhan, motif, dan lain lain. Hal tersebut dapat membangkitkan tindakan. 3. Insentif, tujuan, nilai objek, dapat menarik atau menolak konsumen. (Mangkunegara, 2002:12). Keterkaitan Teori Konsumsi dan Teori Kebutuhan menurut Abraham Maslow Perilaku konsumsi individu dalam mengkonsumsi dibentuk oleh adanya kebutuhan individu tersebut (Engel, Blackwell, & Miniard, 1994). Konsumsi menurut Don Slater (1997) adalah bagaimana manusia dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam hal ini material, simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka. Kepuasan dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti menikmati, membeli, memakai, membuang, menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya (Damsar, 2009). Tujuan dari konsumsi yang dilakukan oleh individu adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam mengkonsumsi tidak semua kebutuhan individu dapat dipenuhi, maka mereka harus membuat pilihan-pilihan kebutuhan mana yang harus dipenuhi lewat konsumsi yang dilakukan individu. Pada setiap kegiatannya mereka harus menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah dibuat. Tujuannya adalah agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara maksimal dan mendapatkan kepuasan yang maksimum, karena pada dasarnya individu akan berusaha memaksimumkan kepuasaannya (Sukirno, 2006). Migrasi & Populasi Ada dua macam perpindahan yang berlangsung di dalam masyarakat, yang sering disebut dengan istilah mobilitas, yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Apabila ada orang pindah golongan atau pindah status, misalnya dari kelas rendah ke kelas menengah, dari pangkat rendah ke pangkat yang lebih tinggi atau sebaliknya, maka mutasi ini disebut mobilitas vertikal. Adapun mobilitas horizontal ialah perpindahan secara ruang atau secara geografi, dari suatu tempat ke tempat lain, ini lah yang disebut migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal adalah migrasi. Migrasi merupakan gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal, dan pindahnya tidak terlalu dekat, misalnya ke rumah tetangganya, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, kelurahan, kabupaten, kota, atau Negara (Prawiro, 1979). Individu yang melakukan migrasi (migran) tidak berpindah secara acak, tetapi mereka melakukan migrasi karena mereka tertarik untuk berpindah ke tempat tersebut. Faktor daya tarik dari suatu daerah merupakan faktor yang terpenting dari pada faktor pendorong kenapa individu melakukan migrasi (Ravenstein dalam Weeks, 2012). Setiap individu yang melakukan migrasi merupakan bagian dari populasi, dan populasi merupakan faktor yang dapat berdampak pada berbagai macam aspek kehidupan (Kane, 1998). Pemenuhan Kebutuhan Migran Individu yang melakukan migrasi disebut migran (Ravenstein dalam Weeks, 2012). Didalam kehidupannya setiap individu termasuk migran memiliki banyak sekali kebutuhan dan keinginan yang kesemuanya itu menghendaki pemenuhan. Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Maslow dalam Kinicki, 2008). Hasil dari Survei US Bureau of Labor Statistics pada tahun 2000-2001 mengenai pengeluaran konsumen menunjukkan pengeluaran laki-laki lebih banyak dihabiskan untuk aktivitas-aktivitas yang menyenangkan, untuk mengkonsumsi fast food, Restoran, makanan ringan/jajanan, rokok, dan juga minuman yang mendandung alkohol. Pengeluaran pada perempuan lebih banyak dihabiskan untuk pakaian, untuk mempercantik diri, dan hewan peliharaannya (U.S. Departmen of Labor dalam Schriller, 2005). Dalam survey tersebut juga dijelaskan rata-rata konsumen dalam menentukan pengeluarannya 36.4% dari pendapatannya digunakan untuk tempat tinggal, 21.3% untuk transportasi, 14,9% untuk makanan, 4% untuk pakaian, 6.1% untuk jaminan kesehatan, 5,4% untuk entertainment, dan 11% untuk barang & jasa lainnya (U.S Departmen of Labor dalam Schriller, 2005). Gambar 2. Rata-rata Pengeluaran Konsumen dilihat dari Pendapatannnya Barang & Jasa lainnya, 11% Entertainmen t, 5.40% Jaminan Kesehatan, 6.10% Pakaian, 4% Makanan, 14.40% Tempat Tinggal, 36.40% Transportasi, 21,30% Sumber: Survei U.S Departmen of Labor dalam Schriller (2005) Individu memuaskan kebutuhan fisiologisnya (makanan dan tempat tinggal) dan kebutuhan akan rasa amannya dengan mengkonsumsi barang dan jasa. Akan tetapi, didalam setiap masyarakat terdapat pula beberapa individu yang menyukai pola konsumsi yang tujuannya adalah untuk mengesankan orang lain dengan cara mengeluarkan banyak uang. Terkadang pengeluaran yang banyak tersebut lebih penting dari pada pemenuhan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Pola konsumsi yang seperti ini disebut pola conspicuous consumption (Firat et. al., 2014). Day & Icduygu dalam Davis et.al (2010) menjelaskan bahwa migran lebih banyak mengkonsumsi barang dan jasa dengan pola conspicuous consumption. Hal yang paling penting dalam konsep conspicuous consumption adalah konsumsi yang dilakukan adalah untuk menunjukkan kekuatan finansial dari individu, status, dan tingkatan dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang modern, tujuan dari pola conspicuous consumption adalah untuk menentukan status dan menaikkan reputasi. (Firat et. al., 2013). C. METODE PENELITIAN Populasi Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa migran dari Jakarta di Universitas Brawijaya. Dengan teknik pemilihan sampel menggunakan teknik aksidential sampling dengan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan skala Likert yang disebarkan baik secara daring (online) maupun cetak. Metode Analisis Analisis dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif yang digunakan sebagai alat yang digunakan untuk melihat karateristik dari sebuah data yang diperoleh dari sampel dan dapat digambarkan lewat tabel dan gambar sehingga dapat memberikan informasi yang baik yang pada akhirnya dapat bermanfaat, tetapi sebelum melakukan analisis data digunakan uji reliabilitas dan validitas untuk melihat kualitas data. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang tidak dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini menggunakan statistif deskriptif guna mendeskripsikan karakteristik dari data yang telah terkumpul. Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum masing masing kebutuhan: Deskripsi Kebutuhan Fisiologis Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 3, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta, kebutuhan fisiologis harus dipenuhi terlihat dari proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju. Gambar 3. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan Fisiologis Sumber: Data primer diolah (2015) Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap item pernyataan kebutuhan fisiologis yang ditunjukkan dalam bentuk skala. Tabel 1. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan Fisiologis Pernyataan Skala Saya memiliki tempat tinggal untuk pulang setiap malamnya 4 Saya dapat melakukan aktivitas keseharian saya dengan istirahat yang cukup di 3 malam hari Saya meluangkan waktu untuk tidur demi menjaga kondisi fisik saya 3 Saya mengkonsumsi makanan yang cukup setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan fisik Sumber: Data primer diolah (2015) 3 Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 1, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih mengutamakan kebutuhannya akan tempat tinggal. Deskripsi Kebutuhan akan Rasa Aman Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 4, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta, kebutuhan akan rasa amannya harus dipenuhi terlihat dari proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju. Gambar 4. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan akan Rasa Aman Sumber: Data primer diolah (2015) Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap item pernyataan kebutuhan akan rasa aman yang ditunjukkan dalam bentuk skala. Tabel 2. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan akan Rasa Aman Pernyataan Saya memiliki tempat tinggal di Kota Malang sebagai tempat perlindungan diri dari bahaya Saya merasa aman saat berada di Lingkungan saya Kehidupan di Tempat tinggal saya tentram dan membuat saya nyaman Saya makan tiga kali sehari untuk menjaga kesehatan Saya sering mengeluarkan uang saat saya sedih Saya mengelola keuangan saya dengan baik Sumber: Data primer diolah (2015) Skala 4 3 3 2 2 2 Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 2, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih mengutamakan kebutuhannya akan tempat tinggal sebagai tempat perlindungan diri dari bahaya. Deskripsi Kebutuhan untuk Merasa Memiliki Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 5, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta, kebutuhan untuk merasa memiliki harus dipenuhi terlihat dari proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju. Gambar 5. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan untuk Merasa Memiliki Sumber: Data primer diolah (2015) Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap item pernyataan kebutuhan untuk merasa memiliki yang ditunjukkan dalam bentuk skala. Tabel 3. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan untuk Merasa Memiliki Pernyataan Skala Saya melakukan kegiatan bersama dengan teman karena saya merasa senang 4 ketika berada disekitar mereka Saya memiliki teman khusus (sahabat atau pacar) 4 Saya sering bepergian bersama dengan teman saya 3 Saya pernah atau sedang mengikuti komunitas tertentu 3 Saya setiap minggu melakukan kegiatan bersama keluarga ataupun teman dekat 3 saya Sumber: Data primer diolah (2015) Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 3, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih mengutamakan melakukan kegiatan bersama dengan teman dan memiliki teman khusus. Deskripsi Kebutuhan akan Harga Diri Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 6, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta, kebutuhan akan harga dirinya harus dipenuhi terlihat dari proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju. Gambar 6. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan akan Harga Diri Sumber: Data primer diolah (2015) Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap item pernyataan kebutuhan akan harga diri yang ditunjukkan dalam bentuk skala. Tabel 4. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan akan Harga Diri Pernyataan Saya membeli pakaian untuk meningkatkan percaya diri Saya yakin akan kemampuan dan diri saya Saya merasa berhasil dalam kehidupan dan ataupun studi saya Saya mengkonsumsi sesuatu untuk menarik perhatian orang lain Saya merasa hebat ketika saya mengkonsumsi barang dan jasa yang harganya lebih mahal dari teman saya Sumber: Data primer diolah (2015) Skala 3 3 3 2 2 Pada hasil yang ditunjukan dalam tabel 4 diduga bahwa mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta dalam memenuhi kebutuhan akan harga dirinya mengutamakan untuk membeli pakaian untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, merasa yakin akan kemampuan dan diri, serta merasa berhasil dalam kehidupan dan ataupun studi. Deskripsi Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri Dari hasil yang ditunjukkan dalam gambar 7, dapat diketahui bahwa bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta, kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya harus dipenuhi terlihat dari proporsi respon setuju yang lebih banyak dari tidak setuju. Gambar 7. Jumlah Respon pada Pernyataan dalam Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri Sumber: Data primer diolah (2015) Berikut merupakan respon dengan frekuensi terbanyak yang diberikan responden pada setiap item pernyataan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yang ditunjukkan dalam bentuk skala. Tabel 5. Modus pada Respon dalam setiap Item Pernyataan Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri Pernyataan Skala Saya sering berkontribusi pada kegiatan amal 3 Saya telah melakukan apapun yang dapat saya lakukan untuk menjadi orang yang berhasil dalam hal apapun Saya membeli buku untuk mengembangkan pribadi saya 3 2 Sumber: Data primer diolah (2015) Pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel 5, mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta lebih mengutamakan untuk memenuhinya dengan berkontribusi pada kegiatan amal dan melakukan apapun yang dapat membuat dirinya menjadi orang yang berhasil dalam hal apapun. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. Bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta seluruh kebutuhan yang terdapat dalam model hirarki kebutuhan Maslow sudah dipenuhi. Hal tersebut dapat terlihat dari masingmasing proporsi respon setuju yang lebih banyak dibandingkan respon tidak setuju dalam setiap kebutuhan. 2. Dengan melihat hasil dari temuan penelitian ini, terdapat perbedaan keutamaan dalam model hirarki kebutuhan menurut Maslow pada Mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta. Bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dengan proporsi 80,04% resonden memberikan respon setuju dan 19,96% tidak setuju. Ketika kebutuhan yang paling dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi akan muncul yaitu kebutuhan untuk merasa memiliki dengan proporsi 78,59% memberikan respon setuju dan 21,41% tidak setuju, kebutuhan dengan tingkatan yang lebih tinggi selanjutnya adalah kebutuhan akan rasa aman dengan proporsi 68,23% memberikan respon setuju dan 31,76% tidak setuju, kebutuhan dengan tingkatan yang lebih tinggi selanjutnya adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan proporsi 61,18% memberikan respon setuju dan 38,82% tidak setuju, dan kebutuhan dengan tingkatan yang paling tinggi adalah kebutuhan akan harga diri dengan proporsi 50,23% memberikan respon setuju dan 49,77% tidak setuju. Sehingga menghasilkan hirarki dengan tingkatan yang berbeda sebagai berikut: Gambar 8 Model Hirarki Kebutuhan Maslow pada Perilaku Konsumsi Mahasiswa Migran yang Berasal dari Jakarta di Universitas Brawijaya Sumber: Data primer diolah (2015) Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran kepada pembaca yang membutuhkan penelitian ini sebagai kajian. Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. Pada penelitian ini peneliti melihat bahwa, terdapat beberapa tingkatan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu. Berdasarkan tingkatan tersebut, peneliti dapat memberikan saran kepada produsen untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam diri setiap individu. Dengan begitu, produsen dapat mempertimbangkan untuk memproduksi komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Misalnya adalah tempat tinggal, bagi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta tempat tinggal merupakan hal yang penting, untuk itu produsen dapat mempertimbangkan untuk menyediakan tempat tinggal baik itu secara sewa ataupun tidak secara sewa. Peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sampel setidaknya dengan minimum sampel yang telah ditentukan. Dengan begitu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perilaku konsumsi mahasiswa migran yang berasal dari Jakarta. Peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan variabelvariabel yang terdapat dalam penelitian ini, guna untuk penelitian lebih lanjut mengenai perilaku konsumsi. Peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk melihat perilaku konsumsi berdasarkan klasifikasi jumlah uang saku pada individu. DAFTAR PUSTAKA Alfan. 2014. Jumlah Mahasiswa JABODETABEK. Universitas Brawijaya: Pusat Informasi, Dokumentasi, dan Keluhan (PIDK) Bernheim, B Douglas & Whinston, Michael D. 2008. Micro Economics. USA: The Mac GrawHill Chalid, Nursiah. 2010. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi Vol. 18. Pekanbaru: FE Universitas Riau Creswell, John W. 2005. Educational Research. 2nd Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Danielle, Kristin Marvin-Human. 2008. Relationship between Motivation, Maslow’s Hierarchy of Needs, Time, and Craving Levels in the Mandated Substance Abuse Treatment Population. Disertasi. United States: California School of Professional Psychology Davis, Jason & Lopez-Carr, David. 2010. The Effects of Migrant Remittances on Populationenvironment dynamics in migrant origin areas: international migration, fertility, and consumption in highland Guatemala. Springerlink Engel, James. F, Roger. D Blackwell, Paul. W Miniard. 1994. Consumer Behavior. Philadelphia: The Dryden Press Harcourt Brace College Pub Firat, Aytekin, et.al. 2013. Consumption, Consumer Culture and Consumer Society. Journal of Community Positive Practixe, XIII (1). Gravetter, Frederick J & Forzano, Lori-Ann B. 2009. Research Methods for the Behavioral Sciences. USA: Wadsworth Jerome, Nyameh. 2013. Application of the Maslow’s Hierarchy of Need Theory; Impacts and Implicaitons on Organizational Culture, Human Resource and Employee’s Performance. International Journal of Business and Management Invention. Nigeria: University Jaling Julianita, Winda & Sarjono, Haryadi. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk riset. Jakarta: Salemba Empat Kane, Thomas T & Arthur, Haupt. 1998. Population handbook. Washington DC: Population Reference Bureau Kinicki, Angelo & Robert, Kreitner. 2008. Organizational Behavior. USA: McGraw-Hill Irwin Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Lemma, Seblewngel, et al. 2012. Sleep Quality and Its Psychological Correlates among University Students in Ethiopia. Research Article. BioMed Central Ltd Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama Mankiw, Gregory. 2010. Makroekonomi. 6th Ed. Diterjemahkan oleh: Fitria Liza. Jakarta: Erlangga Mitchell, Mark L & Jolley, Janina M. 2013. Research Design Explained. 8th Ed. USA: Wadsworth Nicholson, Walter. 1995. Microeconomic Theory Basic Principles and Extensions. 6th Ed. USA: The Dryden Press Oleson, Mark D. 1999. Using Maslow’s Needs Model to Assess Individuals Attitudes toward Money. Disertasi. Utah: Utah State University Persaulian, Baginda, et.al. 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia. Jurnal Kajian Eonomi Vol.1 No.02. Pelosi, Marilyn K & Sandifer, Theresa M. 2003. Elementary Statistics. USA: John Wiles & Sons Prawiro, Ruslan H. 1979. Kependudukan: teori, fakta, dan masalah. Bandung: IKAPI Pujoharso, Cahyo. 2013. Aplikasi Teori Konsumsi Keynes Terhadap Pola Konsumsi Makanan Masyarakat Indonesia. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang Sarjono, Haryadi & Julianita, Winda. 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat Schriller, Bradley R. 2005. Essentials of Economics. USA: Mc Graw-Hill Seeley, Erick Steven. 1988. The Implications of Maslow’s Theory of Motivation for Consumer Behavior: And Hierarchical Consumption Theory. Dissertation. New York: New York University Semiv, Liubov & Semiv, Roman. 2010. Regional Peculiarities of Educational Migration in Ukraine. Interdisciplinary Approach to Economics and Sociology Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 5th Ed. Bandung: Alfabeta Sukirno, Sudarno. 2006. Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Weeks, John R. 2012. An Introduction to Population. Canada: Nelson Education, Ltd. White, Theresa L & McBurney, Donald H. 2013. Research Methods. 9th. USA: Wadsworth Williams, Terrell G. 1982. Consumer Behavior: fundamentals & strategies. St.Paul: West Publishing Co Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: A Anonim. 2014. Universitas Brawijaya. http://infomalangraya.net/universitas-brawijaya-ub/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 13.27 Anonim. 2014. Ranking Web of Universities. http://www.webometrics. info/en/Asia/ Indonesia%20 diakses pada tanggal 29 Oktober pukul 13.31 Anonim. 2014. Daftar Perguruan Tinggi di Malang. http://www.malangkota. go.id/mlg_detail.php?own=fasdidik&id=25 diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 17.28 Anonim. 2014. Fasilitas Kota Malang. http://malangkota.go.id/mlg _detail.php?own=resto&kat=cafe&id=33 diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 10.00 Anonim. 2013. Pengertian Preferensi Konsumen. http://www.idtesis.com/ preferensikonsumen-pengertian-dan/ diakses pada tanggal 17 November 2014 pukul 10.06 Anonim. 2014. Rata-Rata Hitung (Mean). http://www.rumusstatistik.com/ 2013/07/rata-ratamean-atau-rataan.html diakes pada tanggal 21 November 2014 pukul 15.35 Anonim. 2014. Modus Data Berkelompok. http://www.rumusstatistik.com/ 2013/08/ modusdata-berkelompok.html diakses pada tanggal 22 November 2014 pukul 11.19 Anonim. 2014. Manfaat olahraga bagi kesehatan mental. http://www.smallcrab. com/kesehatan/605-manfaat-olahraga-bagi-kesehatan-mental diakses pada tanggal 28 November 2014 pukul 09.57 Anonim. 2014. Rumah. http://www.rumahnyata.com/info/view/3 diakses pada tanggal 28 November 2014 pukul 09.57 Anonim. 2014. Types of intimacy. http://www.counseling.ufl.edu/cwc/types-of-intimacy.aspx diakses pada tanggal 28 November 2014 pukul 09.57 Anonim. 2014. How to make friends and get social life. http://www.succeedsocially.com/sociallife diakses pada tanggal 28 November 2014 pukul 09.57 Anonim. 2007. Build Self Confidence. http://www.pickthebrain.com/blog/10-ways-to-instantlybuild-self-confidence/ diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 09.57 Chua, Selestine. 2014. 42 Practical Ways to Improve Yourself. http://www.lifehack.org/articles/lifestyle/42-practical-ways-to-improve-yourself.html diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 06.52 Nuraini, Niken Anggun. 2013. Manfaat Sehat Makan Tiga Kali Sehari. http://lifestyle.okezone.com/read/2013/04/26/486/798075/manfaat-sehat-makan-tigakali-sehari diakses pada tanggal 27 November 2014 pukul 13.36 Shelly, Titania N. 2014. Berapa Jam Tidur yang Sehat?. http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/topik-utama/berapa-jam-tidur-yang-sehat diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 16.18