pemanfaatan kulit ikan kakap untuk desain tas - Repository

advertisement
Tugas Akhir Desain Produk - (RD 141530)
PEMANFAATAN KULIT IKAN KAKAP UNTUK DESAIN TAS WANITA
HANING HANGGERJATI
NRP. 3410100127
Dosen Koordinator :
Primaditya, S. Des., M. Ds.
NIP. 197205 151998 021001
Dosen Pembimbing :
Primaditya, S. Des., M. Ds.
NIP. 197205 151998 021001
JURUSAN DESAIN PRODUK NDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
Final Project of Product Design - (RD 141530)
THE USAGE OF SNAPPER FISH SKIN FOR LADIES HANDBAG DESIGN
HANING HANGGERJATI
NRP. 3410100127
Coordinator Lecturer :
Primaditya, S.Sn., M.Ds.
NIP. 197205 151998 021001
Conselor Lecturer :
Primaditya, S.Sn., M.Ds.
NIP. 197205 151998 021001
DEPARTMENT OF INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN
FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING
TENTH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY
SURABAYA
2017
viii
viii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya adalah mahasiswa jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh November, dengan identitas :
Nama : Haning Hanggerjati
NRP : 3410100127
Dengan ini menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang saya buat dengan judul
PEMANFAATAN KULIT IKAN KAKAP UNTUK DESAIN TAS WANITA adalah:

Orisinil dan bukan merupakan duplikasi karya tulis maupun karya gambar atau sketsa
yang pernah dibuat atau dipublikasikan atau pernah dipakai unutk mendapatkan gelar
kesarjanaan atau tugas – tugas kuliah lain baik dilingkungan ITS, Universitas lain
ataupun lembaga – lembaga lain, kecuali pada bagian sumber – sumber informasi yang
dicantumkan sebagai kutipan atau refrensi atau acuan dengan cara yang semestinya.

Laporan yang berisi karya tulis dan karya gambar atau sketsa yang dibuat dan
diselesaikan sendiri dengan menggunakan data hasil pelaksanaan riset.
Demikian pernyataan ini saya buat dan jika terbukti tidak memenuhi persyaratan yang telah
saya nyatakan diatas, maka saya bersedia apabila Laporan Tugas Akhir Desain Produk ini di
batalkan.
Surabaya, 30 Januari 2017,
Haning Hanggerjati
ix
PEMANFAATAN KULIT IKAN KAKAP PADA DESAIN TAS WANITA
Nama Mahasiswa
: Haning Hanggerjati
NRP
: 3410100127
Jurusan
: Desain Produk Industri
Fakultas
: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Dosen Pembimbing
: Primaditya, S.Sn ., M.Ds
ABSTRAK
Indonesia sebagai Negara maritim memiliki hasil laut yang melimpah khususnya hasil
ikannya, namun saat ini pemanfaatannya hanya terbatas pada konsumsi dagingnya saja.
Menurut survey tahun 2012, di Bali menghasilkan 690 – 920 lembar limbah kulit ikan perhari
dari 23 pabrik pengolahan ikan. Sedangkan itu, 1986 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
(BBKKP) Yogjakarta telah melakukan eksperimen awal penyamakan kulit ikan. Dari
eksperimen tersebut dihasilkan kulit ikan kakap tersamak yang memenuhi standar dengan
karakteristik tahan lama dan tidak berbau amis. Sehingga kulit ikan kakap berpotensi untuk
diolah menjadi produk kerajinan kulit.
Namun hingga sekarang penggunaan kulit ikan kakap pada produk kerajinan kulit belum
popular bagi masyarakat Indonesia. Sehingg hal tersebut menjadi salah satu peluang usaha
dimana kulit ikan kakap akan menjadi karakter khas dari produk luarannya. Diharapkan produk
tersebut dapat bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya di pasar lokal. Untuk
mewujudkannya maka diperlukan analisa proses produksi hingga tercipta produk yang
memiliki desain menarik dan mengikuti trend. Adapun analisa yang dilakukan meliputi analisa
karakter material, analisa teknik pengaplikasian kulit ikan kakap dan analisa trend. Selain itu
juga dilakukan pendekatan terhadap konsumen dan stake holder untuk menentukan konsep
perancangan.
Hasil luaran dari Tugas Akhir ini berupa satu set tas wanita yang terdiri dari dompet,
mini bag dan tote bag. Berdasarkan hasil studi dan analisa yang telah dilakukan kulit ikan kakap
akan digunakan sebagai aksesories dari produk luaran tersebut. Hal itu dilakukan sebagai upaya
untuk menunjukkan karakter asli dari kulit ikan kakap. Sedangkan untuk material dasar yang
digunakan adalah kulit sapi pull up, Karena memiliki tampilan kulit yang natural dan kuat.
Kata kunci : kulit ikan kakap, produk kulit, tas wanita
viii
THE USAGE OF SNAPPER FISH SKIN FOR LADIES HANDBAG
DESIGN
Name
: Haning Hanggerjati
NRP
: 3410100127
Department
: Desain Produk Industri
Faculty
: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Conselor Lecturer
: Primaditya, S.Sn ., M.Ds
ABSTRACT
Indonesia as a maritime country has abundant marine products, especially the results of
the fish, but nowadays, their usage is limited on meat consumption only. According to the
survey in 2012, in Bali produces 690-920 pieces of fish skin waste per day from 23 fish
processing plants. While the 1986 Great Hall of Leather, Rubber and Plastics (BBKKP)
Yogjakarta has conducted initial experiments tannery fish. From these experiments produced
snapper tanned leather that meets the standard with durable characteristics and does not smell
fishy. So, skin snapper has the potential to be processed into leather products.
But until now, the usage of skin snapper on leather products have not been popular for
the people of Indonesia. So that, it becomes a business opportunity in which the skin snapper
will be the distinctive character of the product output. The product is expected to compete with
other similar products on the local market. To make it happen, it is necessary to create a
production process analysis products have attractive designs and follow the trend. The analysis
was conducted on the material character analysis, technical analysis application of skin snapper
and trend analysis. It also made approach to customers and stakeholders to determine the design
concept.
Outcome of this final assignment in the form of a set consisting of a bag lady wallet,
mini bag and a tote bag. Based on study results and analysis that have been carried out, skin
snapper will be used as accessories of the output product. This was done in an effort to show
the original character of the skin snapper. As for the basic material used is cowhide pull up,
because it has a natural skin appearance and strong one.
Keywords: skin snapper, leather products, ladies handbag.
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan hikmat, kesehatan dan kelancaran dalam menyelesaikan laporan tugas akhir desain
produk industri ini. Terimakasih juga kepada orang tua yang selalu memberi do'a serta
dukungan baik secara spiritual maupun secara moril.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Primaditya S.Sn, M.Ds. selaku
dosen pembimbing, serta semua dosen yang telah memberikan arahan dan masukan serta
ilmunya dalam merancang laporan ini hingga selesai. Tak lupa juga untuk teman – teman
seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam proses pengerjaan tugas
akhir. Selanjutnya terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat dinanti untuk
memperbaiki dan melaksanakan studi jangka panjang selanjutnya.
Penulis
Surabaya, 30 Januari 2017
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Tersusunnya laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu penulis ucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Ellya Zulaikha, ST, MS.n, PhD selaku Ketua jurusan desain produk industri
2. Bapak Primaditya S. Sn, MD. S selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
koordinator tugas akhir yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam proses
menuntaskan tugas akhir ini.
3. Semua dosen dan karyawan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis selama menempuh perkuliahan di DESPRO ITS.
4. Ibu dan bapak yang tak henti memberikan doa, dukungan dan semangat sehingga
penulis dapat segera menuntaskan perkuliahan penulis.
5. Mas Danang yang rela pinjam laptop kantor dan rmengirimkan laptopnya miliknya
dari Bekasi demi memudahkan penulis untuk menyusun laporan.
6. Diana, Mahdi, Firda dan teman - teman peserta mata kuliah tugas akhir yang selalu
memberikan semangat dan dukungan untuk menjadi salah satu anggota wisudawan
115 ITS.
7. Teman-teman despro angkatan 2010 yang telah memberi dukungan berupa kritikan
masukan bagi penulis dalam memecahkan masalah-masalah yang dialami penulis
selama mengikuti kuliah tugas akhir.
Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena telah
membantu penulis selama proses penyelesaian tugas akhir.
viii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
ix
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 1
1.1.1. Potensi Pemanfaatan Kulit Ikan Sebagai Bahan Baku Produk Fashion Item........... 1
1.1.2. Pemanfaatan Kulit Ikan yang Dilakukan Sebelumnya ............................................. 2
1.1.3. Trend Fashion Kulit Eksotis. .................................................................................... 3
1.1.4. Menghadapi Pasar Bebas Asean ............................................................................... 5
1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 6
1.3. BATASAN MASALAH .................................................................................................... 6
1.4. TUJUAN ........................................................................................................................... 6
1.5. METODE .......................................................................................................................... 7
1.6. HASIL ............................................................................................................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
EKSISTING PRODUK FASHION ITEM DENGAN MATERIAL KULIT EKSOTIS .. 9
2.1.1. Lumica Excotic Leather ........................................................................................... 9
2.1.2. Sang A ...................................................................................................................... 9
2.1.3. Londine ................................................................................................................... 10
2.2.
RISET PRODUK TERDAHULU .................................................................................. 11
2.2.1.
Penggunaan Material Tyvek Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tas Wanita ......... 11
2.3. PROSES PENYAMAKAN KULIT IKAN KAKAP ....................................................... 12
2.4. ACUAN TEKNIK EKSPERIMEN ................................................................................. 18
2.4.1. Patchwork .............................................................................................................. 18
2.4.2. Quilts ..................................................................................................................... 18
2.4.3. Cutting laser .......................................................................................................... 19
2.4.4. Applique ................................................................................................................ 19
2.4.5. Laminasi ................................................................................................................ 20
2.5. MATERIAL KOMBINASI ............................................................................................. 21
2.5.1
Premium ................................................................................................................ 21
2.5.2
Medium ................................................................................................................. 22
2.6. JENIS TAS TANGAN WANITA .................................................................................... 23
2.7. JENIS DOMPET WANITA .............................................................................................. 27
2.8. TEMA FASHION ............................................................................................................. 27
2.9. TREND WARNA AKSESORIES FASHION WANITA 2016-2017 ................................ 31
x
BAB III
METODOLOGI DESAIN ........................................................................................................36
3.1. SKEMA ALUR PENELITIAN ..........................................................................................36
3.2 METODELOGI PENELITIAN ........................................................................................37
BAB IV
STUDI DAN ANALISA
4.1. STUDI DAN ANALISA MATERIAL .............................................................................40
4.1.1. Analisa Sifat Fisik Material ...................................................................................40
4.2. ANALISA USER .............................................................................................................41
4.2.1. Demografi ..............................................................................................................42
4.2.2. Psikografi ...............................................................................................................42
4.2.5. Muses .....................................................................................................................43
4.3. ANALISA PRODUK......................................................................................................45
4.3.1. Analisa Produk Line - Up ....................................................................................45
4.3.2. Analisa Penyusun Tas Tangan Wanita ...................................................................45
4.3.3. Analisa Aksesories Tas Tangan Wanita ..................................................................48
4.4
4.5
EKSPERIMEN MATERIAL ...........................................................................................50
4.4.1.
Eksperimen Produk1 ............................................................................................ 50
4.5.2.
Eksperimen 2 ....................................................................................................... 71
4.5.3.
Eksperimen 3 ....................................................................................................... 83
ANALISA KONSEP DESAIN ........................................................................................91
BAB V
KONSEP DESAIN
5.1. KONSEP PRODUK .........................................................................................................93
5.2. KONSEP BAHAN ...........................................................................................................93
5.3. KONSEP TEMA ..............................................................................................................94
5.4. FINAL DESAIN ..............................................................................................................96
5.5
KONSEP RANCANGAN BISNIS ................................................................................102
5.5.1 Konsep Branding ................................................................................................102
5.5.2 Stakeholder .........................................................................................................104
5.5.3 Alur Produksi ......................................................................................................105
BAB VI
6.1
Kesimpulan ....................................................................................................................109
6.2
Saran..............................................................................................................................110
xi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 111
LAMPIRAN............................................................................................................................113
BIODATA PENULIS...............................................................................................................
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 kulit ikan kakap yang telah disamak ...................................................................... 2
Gambar 1. 2 Kulit ikan kakap yang telah disamak ..................................................................... 3
Gambar 1. 3 Tas Hermer bermaterial kulit buaya....................................................................... 3
Gambar 1. 4 Tas kulit ular Gucci ................................................................................................ 4
Gambar 1. 5 Timeline AFTA ...................................................................................................... 5
Gambar 2. 1 Produk tas tangan Lumica Excotic Leather ........................................................... 9
Gambar 2. 2 Produk tas bermaterial kulit ikan karya Sang A .................................................. 10
Gambar 2. 3 Produk tas bermaterial kulit piton karya Sang A ................................................ 10
Gambar 2. 4 Produk tas Londine bermaterial kulit ikan........................................................... 11
Gambar 2. 5 Gambar proses produksi dan prototype produk ................................................... 12
Gambar 2. 6 Proses pengulitan ikan ........................................................................................ 12
Gambar 2. 7 Pembersihan kulit ikan dari sisa daging .............................................................. 13
Gambar 2. 8 Proses pencucian dan perendaman larutan garam ............................................... 13
Gambar 2. 9 Proses penimbangan kapur .................................................................................. 14
Gambar 2. 10 Proses pembuatan larutan batting ...................................................................... 14
Gambar 2. 11 Pembuatan larutan pickling ............................................................................... 15
Gambar 2. 12 Pencampuran zat penyamak .............................................................................. 16
Gambar 2. 13 Proses penetralan .............................................................................................. 16
Gambar 2. 14 Pencampuran zat penyamak ke 2 ....................................................................... 17
Gambar 2. 15 Proses pengecatan dasar .................................................................................... 17
Gambar 2. 16 Proses pengecatan dasar .................................................................................... 18
Gambar 2. 17 Apikasi teknik patchwork .................................................................................. 18
Gambar 2. 18 Hasil quilting ..................................................................................................... 19
Gambar 2. 19 Desain tas dengan teknik cutting laset ............................................................... 19
Gambar 2. 20 Desain tas dengan teknik applique .................................................................... 20
Gambar 2. 21 Layering material laminasi ................................................................................ 21
Gambar 2. 22 Moodboard trend Soft Pop ................................................................................ 28
Gambar 2. 23 Moodboard trend Deep Summer ....................................................................... 28
Gambar 2. 24 Moodboard trend Eco Active ............................................................................. 29
Gambar 2. 25 Moodboard trend Past Modern .......................................................................... 29
Gambar 2. 26 Moodboard trend Digital Wave ......................................................................... 30
xiv
Gambar 2. 27 Moodboard trende Edgelands ........................................................................... 30
Gambar 2. 28 Moodboard trend Encounter Culture ................................................................ 31
Gambar 2. 29 Moodboard trend Pause..................................................................................... 31
Gambar 2. 30 Contoh warna glaucous, butter .......................................................................... 32
Gambar 2. 31 Contoh warna garnet, pine, eegplant ................................................................. 32
Gambar 2. 32 Contoh warna coffee ......................................................................................... 33
Gambar 2. 33 Contoh warna blue hydrangea, rose champagne, bone ..................................... 33
Gambar 2. 34 Contoh warna lemon ciffon ............................................................................... 34
Gambar 2. 35 Contoh warna daffodil ....................................................................................... 34
Gambar 2. 36 Contoh warna perrsimon, dark roast, moss ....................................................... 35
Gambar 2. 37 Contoh warna burgundy dan dark teal .............................................................. 35
Gambar 3. 1 Skema alur perancangan ..................................................................................... 36
Gambar 4. 1 Penampang kulit ikan kakap ............................................................................... 40
Gambar 4. 2 Ilustrasi gaya hidup persona ................................................................................ 42
Gambar 4. 3 : Muses ................................................................................................................ 44
Gambar 4. 4 Brand tas favorit Muses ...................................................................................... 44
Gambar 4. 5 Positioning aktifitas konsumen ........................................................................... 45
Gambar 4. 6 Objek analisa part penyusun tas .......................................................................... 46
Gambar 4. 7 Part mulut tas....................................................................................................... 46
Gambar 4. 8 Part badan tas ...................................................................................................... 47
Gambar 4. 9 Part dasar tas ...................................................................................................... 47
Gambar 4. 10 Skema mindmapping konsep ............................................................................ 51
Gambar 4. 11 Contoh biomimicri pada gedung one ocean di Yeosu, Korea dengan
mengadaptasi bentuk dan sistem gerak insang sebagai ventilasi ruangan. .............................. 51
Gambar 4. 12 Prose respirasi ikan ........................................................................................... 53
Gambar 4. 13 Tampilan fisiologi insang ikan .......................................................................... 53
Gambar 4. 14 Gambar bentuk ekor sederhana ......................................................................... 55
Gambar 4. 15 Gerak renang ikan ............................................................................................. 55
Gambar 4. 16 Eksperimen beberapa macam metode sambungan ............................................ 56
Gambar 4. 17 Pola potongan dan sambungan kulit ikan kakap ............................................... 58
Gambar 4. 18 Pola potongan dan sambungan kulit ikan kakap ............................................... 59
xv
Gambar 4. 19 Moodboard serial desai fusiform diwakili oleh karakterikan tuna .................... 60
Gambar 4. 20 Moodboard serial compressed diwakili oleh karakter ikan morish ................... 61
Gambar 4. 21 Moodboard serial depressed diwakili oleh karakter ikan pari ........................... 62
Gambar 4. 22 Moodboard serial aquilliform diwakili oleh karakter belut pita ........................ 63
Gambar 4. 23 Moodboard serial globeform diwakili oleh karakter ikan buntalc..................... 64
Gambar 4. 24 Rancangan desain serial fusiform ...................................................................... 65
Gambar 4. 25 Rancangan desain serial compressed ................................................................. 66
Gambar 4. 26 Rancangan desain serial despressed .................................................................. 67
Gambar 4. 27 Rancangan desain serial aqulliform ................................................................... 68
Gambar 4. 28 Rancangan desain serial globiform .................................................................... 69
Gambar 4. 29 Proses pembuatan prototype .............................................................................. 71
Gambar 4. 30 Prototype eksperimen pertama .......................................................................... 71
Gambar 4. 31 Skema mainmapping tema ................................................................................. 72
Gambar 4. 32 Moodboard serial koral laut ............................................................................... 78
Gambar 4. 33 Rancangan desain serial koral daun ................................................................... 79
Gambar 4. 34 Rancangan desain serial koral polip 1 ............................................................... 79
Gambar 4. 35 Rancangan desain serial koral polip 2 ............................................................... 80
Gambar 4. 36 Rancangan desain serial koral bintang bundar .................................................. 80
Gambar 4. 37 Rancangan desain serial koral tanduk rusa ........................................................ 81
Gambar 4. 38 Proses pembuatan prototype .............................................................................. 82
Gambar 4. 39 Prototype eksperimen kedua .............................................................................. 83
Gambar 4. 40 Moodboard trend Digital Wave ......................................................................... 84
Gambar 4. 41 Rancangan serial desain ..................................................................................... 89
Gambar 4. 42 Proses pembuatan prootype ............................................................................... 90
Gambar 4. 43 Prototype eksperimen 3 ..................................................................................... 91
Gambar 5. 1 Mindmapping trend ............................................................................................. 93
Gambar 5. 2 Moodboard bahan ................................................................................................ 94
Gambar 5. 3 Skema mindmapping trend .................................................................................. 95
Gambar 5. 4 Gambar mindmapping serial desain .................................................................... 95
Gambar 5. 5 Gaya fashion edgy chic ........................................................................................ 96
Gambar 5. 6 Serial desain koral daun ....................................................................................... 97
Gambar 5. 7 : Serial desain koral polip 1 ................................................................................. 98
Gambar 5. 8 Serial desain koral polip 2 ................................................................................... 99
xvi
Gambar 5. 9 Serial desain koral bintang bundar .................................................................... 100
Gambar 5. 10 Serial desain koral tanduk rusa ....................................................................... 101
Gambar 5. 11 Logo IWEI...................................................................................................... 102
Gambar 5. 12 Konsep visual hang tag ................................................................................... 103
Gambar 5. 13 Produk luaran tilea fish skin ............................................................................ 104
Gambar 5. 14 Produk luaran radja leather ............................................................................. 105
Gambar 5. 15 Ilustrasi peranan stakeholder ........................................................................... 105
Gambar 5. 16 positioning produk .......................................................................................... 107
Gambar 6. 1 Evaluasi produk ..................................................................................................110
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Hasil budidaya perikanan 2013 ................................................................................. 1
Tabel 2. 1 Jenis dan karakter kulit ............................................................................................ 22
Tabel 2. 2 Jenis dan karakter kain............................................................................................. 23
Tabel 2. 3 Jenis dompet wanita ................................................................................................. 27
Tabel 4. 1 Karakter kulit ikan kakap......................................................................................... 41
Tabel 4. 2 Aksesories tas........................................................................................................... 50
Tabel 4. 3 Pengelompokan bagian tuguh ikan .......................................................................... 52
Tabel 4. 4 Perbedaan bentuk tubuh ikan ................................................................................... 54
Tabel 4. 5 Analisa eksperimen teknik teksturing surface ......................................................... 57
Tabel 4. 6 Jenis koral laut ......................................................................................................... 74
Tabel 4. 7 Potongan modul kulit berdasarkan jenis koral laut .................................................. 77
Tabel 4. 8 Karakter kulit ikan kakap......................................................................................... 85
Tabel 4. 9 Evaluasi hasil eksperimen laminasi pertama ........................................................... 85
Tabel 4. 10 Karakter kulit ikan kakap...................................................................................... 86
Tabel 4. 11 Evaluasi hasil eksperimen laminasi kedua ............................................................. 87
Tabel 4. 12 Analisa eksperimen ................................................................................................ 92
xviii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
1.1.1. Potensi Pemanfaatan Kulit Ikan Sebagai Bahan Baku Produk Fashion Item
Dewasa ini industri penyamakan kulit di Indonesia hanya menggunakan
kulit hewan ternak seperti sapi, kerbau atau kambing. Sedangkan Indonesia
dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang cukup
luas. Dengan hasil laut yang melimpah dapat memberi potensi pengembangan
produk kulit hewan perairan khususnya ikan. Kulit ikan sebagaian besar masih
dianggap sebagai limbah oleh masyarakat, sehingga kurang mendapatkan
perhatian dalam pemanfaatannya khususnya dibidang industri kreatif.
Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang memiki hasil ikan perairan
payau yang cukup melimpah dengan bandeng sebagai hasil utamanya. Tambak
yang dimiliki oleh poropinsi Jawa Timur merupakan tambak dengan wilayah
terluas. Tahun 2000 tambak di Jawa Timur tercatat seluas 53.423 ha, atau 15 %
dari luas tambak di Indonesia (BPS 2002). Sementara itu pusat tambak di Jawa
Timur terletak di Kab. Gresik dan Sidoarjo dengan luas tambak masing-masing
38,44% dan 32,17% dari luas tambak Jawa Timur (Dinas Statistik Jawa Timur
2003).
Selain bandeng Jawa Timur juga memiliki beberapa jenis ikan yang menjadi
komiditi hasil unggualan dari beberapa kota lainnya. Menuruk data Kementrian
Kelautan dan Perikanan Jawa Timur juga menghasilkan jenis ikan Nila, Mas,
Kakap, Patin, Lele dan gurame. Berikut ini merupakan tabel hasil budidaya ikan
Jawa Timur dalam satuan ton (Direktori Jendral Perikanan Budidaya).
2
Nila
Mas
Bandeng
Kakap
Patin
Lele
Gurami
Lainnya
50.959
4.999
138.626
133
3.625
79.927
17.979
64.494
Tabel 1. 1 Hasil budidaya perikanan 2013
Sumber : http://www.djpb.kkp.go.id/download/PRODUKSI%20PB%202013.pdf
Bahan baku yang berupa kulit ikan mentah dapat diperoleh dengan mudah
dari industri fillet ikan maupun industri makanan olahan ikan lainnya. Menurut
hasil survei yang ada sebelumnya, Bali memiliki 23 industri fillet ikan di Kawasan
Benoa. Setiap industri rata-rata menghasilkan sekitar 15–20 kg limbah kulit ikan
setiap harinya, sehingga setiap hari akan terdapat 345 kg atau setara dengan 690 –
920 lembar limbah kulit ikan yang dapat diolah dalam produksi penyamakan
(Prasetia, 2012).
1.1.2. Pemanfaatan Kulit Ikan yang Dilakukan Sebelumnya
Riset dan penyamakan kulit ikan telah dikembangkan oleh Balai Besar Riset
Pengolahan Produk dan Bioteknologi, Badan Riset Kelautan dan Perikanan
(BBRPPB-BRKP) Slipi, Jakarta sejak tahun 1980-an. Upaya percobaan
penyamakan kulit ikan telah dilakukan pada ikan kerapu, patin, tuna, nila, pari
hingga kodok yang hasilnya dapat dimanfaat untuk produk kerajinan. Bahkan
pada tahun 1986, Ibu Tien Soeharto (alm), Ibu Negara waktu itu, telah
menggunakan sepatu kulit ikan cucut dan tas dari ikan hiu ketika hendak
melakukan kunjungannya ke Eropa.
Gambar 1. 1 kulit ikan kakap yang telah disamak
Sumber gambar: http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/14/08/21/nankch-kulit-ikankakap-pun-bisa-jadi-aksesoris
Riset serupa juga telah dilakukan oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
(BBKKP) yang terletak di Yogyakarta. BBKKP aktif memperkenalkan
penyamakan kulit ikan dengan memberikan pelatihan pada masyarakat. Upaya
3
yang dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan di kantor BBKKP yang
diagendakan setiap tahunnya yang dapat diikuti oleh masyarakat dari berbagai
wilayah. Selain itu BBKKP juga bekerjasama dengan instansi pemerintahan
daerah sehingga dapat melaksanakan pelatihan “on the spot”. Salah satu pelatihan
“on the spot” diselenggarakan di Kabupaten Sragen
Gambar 1. 2 Kulit ikan kakap yang telah disamak
Sumber gambar: http://news.detik.com/read/2009/10/02/091038/1213454/686/bergaya-denganaksesoris-dari-kulit-ikan-pari-dan-kangguru?nd771104bcj
1.1.3.
Trend Fashion Kulit Eksotis.
Tas wanita banyak diproduksi menggunakan kulit ular, buaya maupun kulit
reptil lainnya. Hal tersebut menyebabkan sebagian kalangan menggemari
produk kulit eksotis. Material kulit eksotis selalu menjadi salah satu bagian dari
trend mode di setiap musim pagelaran busana. Tas dengan material kulit ini
banyak diproduksi oleh brand ternama seperti Hermes, Gucci dan beberapa
brand dunia lainnya.
Gambar 1. 3 Tas Hermer bermaterial kulit buaya
Sumber gambar : http://lifestyle.liputan6.com/read/2111657/tas-hermes-dari-kulit-buaya-putihlaku-dilelang-rp-2-miliar
4
Gambar 1. 4 Tas kulit ular Gucci
http://organdii.com/how-to-buy-and-take-care-of-good-quality-leather-guide/
Tidak hanya terpaku pada kulit hewan reptil jenis kulitnya kini kian
beragam. Hal tersebut ditandai dengan mulai populernya material kulit ikan pari.
Nilai eksotis muncul melalui tampilan tekstur kulit yang seperti mutiara. Namun
pada kenyataannya populasi hewan yang digunakan tidaklah banyak. Selain itu
juga memiliki daur reproduksi yang cukup lama. sehingga mengancam jumlah
hewan yang digunakan.
Kulit ikan kakap yang digunakan pada perancangan ini dapat menjadi solusi
dari masalah tersebut. Dimana ikan kakap banyak dibudidayakan di perairan
tawar dan cepat bereproduksi, sehingga material melimpah. Selain itu
penggunaan kulit ikan kakap juga mengatasi permasalahan limbah pengolahan
ikan filet.
5
1.1.4.
Menghadapi Pasar Bebas Asean
Untuk
mensukseskan
AFTA
maka
negara
anggota
ASEAN
menyelenggarakan serangkaian konverensi salah satunya menghasilkan
pembentukan kawasan ekonomi terintegrasi yang disebut sebagai ASEAN
Economic Community (AEC) yang tertuang dalam Bali Concord II dan
disepakati dalam KTT ASEAN ke-9 di Bali pada tahun 2003 dimana AEC ini
akan menjadi lapangan usaha bersama masyarakat ASEAN. Kemudian pada
KTT ASEAN ke-13 di Singapura, 2007 silam Cetak Biru AEC yang disetujui
dimana pelaksanaan AEC dipercepat menjadi pada tahun 2015, tepatnya pada
tanggal 31 Desember.
Gambar 1. 5 Timeline AFTA
Sumber gambar:
http://terasolo.com/liputan-khusus/afta-mengukur-kemampuan-meraba-peluang.html
Dalam kesepakatannya, ada lima pilar yang akan diliberalisasikan dalam
pasar tunggal ASEAN itu. Aliran bebas barang, aliran bebas investasi, aliran
bebas jasa, aliran modal, dan aliran bebas tenaga kerja. Dengan adanya aliran
bebas barang antar negara anggota ASEAN tentunya akan mempermudah
ekspor-impor dimana dihapuskannya bea masuk impor barang dimulai dari bea
masuk impor barang bagi Brunei Darussalam pada 2010 disusul dengan negara
lainnya pada 2015. Oleh arena itu persaingan produk lokal dengan produk
anggota AFTA lain akan semakin ketat. Hal tersebut perlu diantisipasi dimana
jangan sampai Indonesia hanya menjadi ladang pemasaran produk anggota lain.
Khususnya dengan membina UKM atau pengrajin home industri agar mampu
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga mampu bersaing pada
6
perdagangan bebas.
Dengan populasi sekitar 40% dari seluruh penduduk kawasan asia tenggara,
tercatat tahun 2014 sebanyak 251 juta jiwa. Indonesia adalah incara empuk pasar
bebas ASEAN. Hal tersebut dikarenakan dengan gaya hidup masyarakat yang lebih
mementingkan kemewahan dimana masyarakat lebih tertarik untuk membeli
produk impor dari luar negeri daripada menggunakan produk dalam negeri
meskipun sebenarnya memiliki kualitas yang sama. Pola pikir seperti itu perlu
dirubah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN dimana perlu diterapkannya "cinta
produk Indonesia" bagi masyarakat Indonesia.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan masalah yang dapat disimpulkan :
1.
Kurang dieksploarasinya material kulit ikan sehingga belum memiliki nilai
ekonomi bagi masyarakat.
2.
Kulit ikan memiliki luas penampang yang relatif kecil.
3.
Menentukan modul potongan kulit ikan kakap dan teknik penyambungannya
sehingga dapat diaplikasikan pada produk.
4.
Menemukan metode eksplorasi kulit ikan kakap agar memiliki tampilan yang
menarik
5.
Menentukan konsep desain yang sesuai dengan karakter kulit dan trend tas wanita
terbaru.
6.
1.3.
Menentukan jenis produk apa yang akan dibuat.
BATASAN MASALAH
Berikut adalah batasan masalah dari penentuan konsep:
1.4.
1.
Produk diperuntukkan bagi wanita dengan range usia 25 – 35 tahun
2.
Produk diperuntukan bagi warga perkotaan dengan pendidikan terakhir sarjana.
3.
Material kulit yang digunakan adalah kulit ikan kakap.
4.
Diproduksi oleh Lumica Eksotis Leather atau UKM yang setara.
5.
Produk diperutukan pada pangsa pasar Indonesia.
TUJUAN
1.
Mempopulerkan material kulit ikan kakap sebagai material terbarukan yang ramah
lingkungan dan bernilai jual tinggi.
2.
Mememukan teknik pemanfaaan kulit ikan kakap yang tepat guna sehingga
menjadi produk yang menarik.
7
3.
Menemukan jenis produk wanita yang sesuai dengan karakter kulit ikan kakap.
4.
Menciptakan peluang usaha yang mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya
dipasaran.
1.5.
METODE
Data-data yang dibutuhkan meliputi data dan informasi yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam mengidentifikasi kondisi lingkup makro yang mempengaruhi
obyek riset maupun data-data teknis serta data penunjang yang dimanfaatkan sebagai
acuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada lingkup obyek riset
itu sendiri. Data-data tersebut dapat diperoleh studi literatur maupun studi analisa.
1.6.
HASIL
Hasil yang diharapkan dari perancangan :
1.
Menghasilkan serial desain produk tas wanita dengan pengaplikasian kulit ikan
kakap.
8
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. EKSISTING PRODUK FASHION ITEM DENGAN MATERIAL
KULIT EKSOTIS
Pendefinisian eksisting produk digunakan sebagai acuan dasar dalam proses
pembuatan konsep desain. Dari pendefinisian tersebut diperoleh beberapa data mengenai
teknik produksi atau sekmentasi pasar produk.
2.1.1.
Lumica Excotic Leather
Merupakan produsen tas tangan wanita lokal yang terletak di Jogjakarta.
Menggunakan material kulit alternatif pada desain produknya khususnya yang
memiliki motif unik dan beberapa masih kurang populer sebagai material tas
wanita seperti kulit ular, katak, tokek, ikan dsb. Lumica memiliki ciri khas
produk menggunakan warna-warna mencolok dan memadukan beberapa jenis
kulit dalam satu desain. Treatmen material yang baik dan desain yang unik
menjadi kelebihan dari produk buatan Lumica sehingga banyak dicari karena
cukup sedikit produk sejenis di pasaran.
Gambar 2. 1 Produk tas tangan Lumica Excotic Leather
Sumber gambar : https://instagram.com/lumicaleather/
2.1.2.
Sang A
Brand tas wanita yang banyak mengeksplorasi material kulit berkarakter
eksotis, lembut serta beragam jenis kain yang kurang digunakan desainer lain.
Desain Sang A banyak mengeksplorasi teksture dan bentuk dengan konsep
10
Street-ready. Desain tasnya sendiri dibuat oleh Sang A, wanita yang berasal
dari Korea Selatan yang telah menjadi member dari The Council of Fashion
Designer of America (CFDA) sejak juni 2010.
Gambar 2. 2 Produk tas bermaterial kulit ikan karya Sang A
http://fashionlover.com/3640/sang-a-spring-2011-fish-leather-exotic-skins/
Gambar-gambar berikut merupakan karya Sang A pada musim springsummer 2011 yang dipamerkana diacara CFDA fashion. Desain tas yang dibuat
memiliki karakter elegan dimana Sang A hanya menggunakan satu material
utama tanpa adanya perpaduan warna. Warna yang dipilihpun merupakan
warna yang menimbulkan kesan ekslusif seperti gold, merah, hitam dan coklat.
Gambar 2. 3 Produk tas bermaterial kulit piton karya Sang A
http://fashionlover.com/3640/sang-a-spring-2011-fish-leather-exotic-skins/
2.1.3.
Londine
Merupakan salah satu brand aksesories dari kulit yang cukup terkenal di
Jerman. Produk Londine banyak digunakan oleh public figure Jerman dalam
berbagai kegiatan dan banyak diulas di majalah fashion local Jerman. Pada
desainnya Londine memunculkan kesan eksklusif dengan mengekplorasi
tekstur yang dimiliki oleh kulit ikan. Hal tersebut menyebabkan desainnya
meminimalisir aksesories berbahan logam dan justru menggunakan kulit ikan
sebagai aksesories pemanis tas flapnya yang bahan dasar utamanya adalah kulit
11
polos. Jika mengamati desain Londine secara seksama dapat disimpulkan
bahwa semakin kecil dimensi penggunaan material kulit ikan maka seseorang
akan tertarik untuk mengamati lebih dalam desain tersebut saat pandangan
pertama.
Gambar 2. 4 Produk tas Londine bermaterial kulit ikan.
Sumber gambar : http://www.departures-international.com/home/style/womens-fashion/fishyfashion-accessories.html, http://www.londineonline.com/index.html
2.2. RISET PRODUK TERDAHULU
Riset desain terdahuu merupakan produk sejenis yang telah didesain lebih dulu
dimana produk tersebut dapat dijadikan acuan dalam mendesain produk.
2.2.1.
Penggunaan Material Tyvek Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tas Wanita
Tyvek merupakan material lembaran yang menyerupai kertas dengan
karakteristik ringan, tidak mudah sobek, kedap air namun memiliki sirkulasi
udara yang baik. Tyvek memiliki kelemahan mudah kusut dan meninggalkan
bekas. Untuk mengatasi permasalahan itu peneliti menggunakan teknik
quiltigami.
Quiltigami adalah istilah seni melipat dan menjahit kain dengan teknik
origami, kemudian kain yang telah dilipat dan dijahit tersebut digabungkan
menjadi lembaran yang lebih besar. Tyvek dipotong dengan modul tertentu
kemudian dianyam hingga terbentuk lembaran yang lebar. Agar sambungan
anyaman antar modul permanen peneliti menggunakan teknik jahit. Dengan
menggunakan teknik anyam-modul jahitan antar modul permukaan tyvek
menjadi lebih tebal dan kuat sehingga tidak mudah kusut.
12
Gambar 2. 5 Gambar proses produksi dan prototype produk
Sumber : http ://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/461/435
2.3. PROSES PENYAMAKAN KULIT IKAN KAKAP
Penyamakan kulit ikan merupakan salah satu program kerja BBKKP Jogjakarta.
Dan untuk mengenalkan penyamakan kulit ikan pada masyarakat BBKKP bekerjasama
dengan instansi pemerintah daerah. Salah satu pelatihan yang diselenggarakan
dilakukan di Kabupaten Sragen. Berikut ini adalah data pelatihan yang berisi mtentang
langkah-langkah penyamakan kulit ikan kakap :
I. PENGAWETAN
1. Penyortiran ikan & pemisahan kulit dari daging ikan
Pada proses awal ikan disortir berdasakan beratnya. Untuk memperoleh permukaan
kulit yang cukup lebar dipilih ikan dengan berat kurang lebih 0.5-1 kg. Kemudian
dilanjutkan dengan proses pengulitan ikan, dimana kulit ikan dipisahkan dari
daging
Gambar 2. 6 Proses pengulitan ikan
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
2. Pembuangan daging sisa yang masih menempel pada kulit
Sisa kulit ikan yang masih menempel pada kulit ikan dibersihkan kembali hingga
benar-benar bersih untuk menghindari pembusukan selama proses penyamakan.
13
Gambar 2. 7 Pembersihan kulit ikan dari sisa daging
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
3. Perendaman larutan garam
Proses penggaraman dengan pencucian untuk membersihkan kulit ikan dari
sisa daging dan darah yang masih menempel. Kemudian dilanjutkan dengan
penggaraman kulit, dimana kulit direndam (posisi dibentangkan) pada bak
berisi larutan garam jenuh (konsentrasi 24 Be) selama 1-2 hari. Setelah proses
penggaraman selesai kulit diangin-anginkan dengan cara digantung untuk
mengurangi kadar air.
Gambar 2. 8 Proses pencucian dan perendaman larutan garam
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
4. Penggaraman
Kulit yang telah ditiriskan dibentangkan pada permukaan datar dengan
bagian sisik dibagian bawah. Lembaran kulit disusun keatas dengan lapisan
ditaburi garam dapur, kemudian didiamkan semalam atau hingga 4 minggu.
14
II. PENYAMAKAN
5.
Pengapuran (liming)
Sebelum proses pengapuran kulit ikan dibersihkan dari garam dan dicuci
dengan larutan anti septic dan soda abu. Larutan diaduk selama 10 menit. Baru
kemudian dimulai proses pengapuran menggunakan larutan kapur dengan
perbandingan 300% : 4%. Kemudian larutan diaduk selama kurang lebih 30
menit. Proses ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan cairan yang berbeda
(diganti). Pengdukan dengan larutan kapur bertujuan untuk menghilangkan
lapisan epidermis kulit sehingga zat penyamak dapat masuk pada lapisan kulit.
Gambar 2. 9 Proses penimbangan kapur
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
6. Pembuangan kapur (deliming)
Pembuangan kapur dilakukan dengan cara pengadukan kulit pada larutan
ZA dengan perbandingan 300% : 1%. Kemudian diaduk selama 20 menit.
Proses pembuangan kapur ini bertujuan untuk menghilangkan kapur yang
menempel pada kulit, dimana kapur tersebut dapat menimbulkan noda yang
terjadi karena adanya pengendapan krom hidroksida.
7. Pengikisan protein (batting)
Pengikisan protein dilakukan dengan menambahkan oropron sebanyak 1%
kedalam cairan deliming yang kemudian diaduk kembali selama 30 menit.
Pengikisan protein bertujuan agar zat penyamak dapat diikan dengan sempurna
oleh protein.
Gambar 2. 10 Proses pembuatan larutan batting
15
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
8. Pengikisan lemak (degreasing)
Pengikisan lemak dilakukan dengan menambahkan 1% tepol pada larutan
batting yang kemudian diaduk selama 30 menit. Pada umumnya proses batting
dan degreasing dilakukan secara bersamaan karena antar zat kimia tidak saling
mempengaruhi, dengan demikian lebih menghemat waktu dan tenaga.
Pengikisan lemak memiliki tujuan untuk menghilangkan lemak sehingga tidak
mengganggu reaksi zat kimia yang diperlukan pada proses penyamakan.
9. Pengasaman (pickling)
Pengasaman dilakukan dengan mencampurkan larutan garam (7 Be), 1%
asam semut dan 2% asam sulfat ke dalam air 200 %. Pastikan larutan memiliki
pH 3,5 yang kemudian diaduk selama kurang lebih 2 jam dan didiamkan
semalam. Aduk kembali larutan sebelum melalui proses penyamakan.
Pengasaman dilakukan agar kulit lebih awet.
Gambar 2. 11 Pembuatan larutan pickling
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
10. Penyamakan (tanning)
Proses penyamakan yaitu untuk mengubah sifat fisik kulit mentah yang
labil (mudah rusak) menjadi kulit tersamak yang stabil. Penyamakan dilakukan
sebanyak dua kali, pada penyamakan pertama bahan yang digunakan adalah
6% cromosal, 1.5% soda kue yang dicampurkan pada air 200% pastikan larutan
memiliki pH 4%, rendam selama semalam lalu pada keesokan harinya diaduk
selama 30 menit kemudian dicuci bersih.
16
Gambar 2. 12 Pencampuran zat penyamak
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
11. Penetralan (Neutralizing)
Karena pada proses sebelumnya menghasilkan kadar asam yang tinggi pada
kulit maka diperluka proses penetralan sehingga tidak mengganggu proses
selanjutnya. Zat yang diperlukan pada proses penetralan adalah 200% air
dengan suhu 40 derajat celcius yang dicampur dengan soda kue 1.5 %. Aduk
30 menit dan cek pH kurang lebih 6
Gambar 2. 13 Proses penetralan
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
12. Penyamakan ulang (Retanning)
Penyamakan ulang dilakukan menggunakan larutan campura 200% air 50
derajat celcius, 10% Syntan da 10% formalin yang kemudian diaduk 30 menit.
Setelah itu dicuci dengan air bersih.
17
Gambar 2. 14 Pencampuran zat penyamak ke 2
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
III. FINISHING
13. Peminyakan
Peminyakan dilakukan menggunakan minyak sulfonat atau minyak kelapa.
Tahap ini bertujuan untuk melicinkan serat-serat kulit sehingga memiliki
ketahanan fisik yang baik, menjaga agar serat kulit tidak lengket satu sama lain
dan menutup pori-pori kulit dimana dengan ditutupnya pori-pori kulit maka
akan mencegah zat penyamak keluar dari lapisan kulit dan membuat kulit tahan
air.
14. Pengecatan dasar
Pada umumnya proses peminyakan dan pengecatan dasar dilakukan secara
bersamaan dengan menggunakan teknik air brush dimana cairan yang
digunakan berupa larutan bahan cat dasar yang terdiri dari 150% air dengan
suhu 60 derajat celcius, 1% amoniak, 1% cat dasar dan 1% anti jamur yang
ditambahkan dengan 3% minyak sulfonat. Setelah dicat kulit dikeringkan.
Gambar 2. 15 Proses pengecatan dasar
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
15. Pengecatan ulang
Pengecatan ulang dilakukan untuk memperoleh hasil permukaan yang
mengkilat untuk itu dibutuhkan super thinner dan lack netral.
18
Gambar 2. 16 Proses pengecatan dasar
Sumber gambar : Dokumentasi BBKKP
2.4. ACUAN TEKNIK EKSPERIMEN
2.4.1. Patchwork
Patchwork merupakan teknik menjahit potongan-potongan kecil kain agar
menjadi lembaran kain yang lebih besar. Disusun dari kain dengan beraneka
ragam motif dan warna
yang dipasang berdasarkan
pola yang berulang.
Kerajinan patchwork muncul di Amerika pada abad ke delapan belas, bermula dari
upaya membuat selimut dari kain perca yang dilakukan oleh penduduk pindahan
dari eropa. Selimut tersebut ditempelkan di dinding dan berfungsi untuk
menghangatkan ruangan.
Gambar 2. 17 Apikasi teknik patchwork
Sumber : http://daisyjanie.typepad.com/daisyjanie/2012/07/cool-patchwork-piecing-usingfusible-interfacing.html
2.4.2. Quilts
Quilt Merupakan teknik jahit tindas yang digunakan untuk mengaplikasikan
patchwork. Jahitan dilakukan setelah menyisipkan dakron atau busa yang umum
disebut batting diantara lembaran kain yang memiliki ukuran yang sama.
Perbedaan hasil quilt jika dibandingkan dengan patchwork adalah tempelan pola
menghasilkan sebuah gambar atau motif baru.
19
Gambar 2. 18 Hasil quilting
Sumber gambar : http://www.hgtv.com/design/topics/quilting
2.4.3. Cutting laser
Laser cutting adalah sebuah teknologi yang menggunakan laser untuk
memotong material dan biasanya diaplikasikan pada industri manufaktur. Laser
cutting bekerja dengan cara mengarahkan laser berkekuatan tinggi untuk
memotong material dengan bantuan komputer untuk mengatur pergeseran output
laser pada bahan. Bahan akan mencair, terbakar, menguap atau tertiup oleh jet gas
sehingga menghasilkan tepi dengan finishing permukaan yang berkualitas tinggi.
Gambar 2. 19 Desain tas dengan teknik cutting laset
Sumber gambar : http://world.coach.com/en/shop/women-handbags-satchels
2.4.4. Applique
Applique adalah teknik penempelan satu atau lebih potongan potongan kain
ke latar belakang berupa kain yang lebih besar. Berbeda dengan teknik - teknik
sebelumnya applique tidak memiliki peranan selain sebagai ornamen.
20
Gambar 2. 20 Desain tas dengan teknik applique
Sumber gambar :
http://www.polyvore.com/fendi_handbags/shop?brand=Fendi&category_id=318 dan
http://world.coach.com/en/shop/women-handbags-satchels
2.4.5. Laminasi
Laminasi adalah teknik layering material yang bertujuan untuk mencapai
peningkatan kekuatan, stabilitas, tampilan atau property lainnya dari penggunaan
material yang berbeda. Sebuah laminasi biasanya dirakit secara permanen oleh
panas, tekananan dan perekat. Pada penelitian ini teknik laminasi yang digunakan
sebagai acuan adalah teknik laminasi lantai kayu.
Lantai kayu pada umumnya menggunakan material dasar berupa serbuk kayu
yang dipadatkan sehingga membentuk papan lebar yang sering disebut dengan
hdf. papan serbuk kayu dipilih sebagai material lantai kayu karena harganya yang
lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kayu asli. Namun papan kayu
tersebut memiliki kekurangan tampilan yang tidak menarik. Maka untuk
mengatasi hal tersebut dilakukan proses laminasi pada papan tersebut. Dengan
adanya laminasi tersebut maka lantai kayu dipasaran tersedia dengan banyak
pilihan corak dan warna kayu. Selain memberikan tampilan yang beragam
laminasi lantai kayu juga bermanfaat untuk melindungi papan hdf agar tidak
mudah rusak. Berikut ini merupakan gambar susunan layer pada laminasi lantai
kayu.
21
Gambar 2. 21 Layering material laminasi
Sumber gambar : http://www.greenappleflooring.co.uk/advice-centre/laminate-flooradvice/what-is-laminate-flooring.htm
2.5. MATERIAL KOMBINASI
2.5.1 Premium
Tas dengan kualitas premium pada umumnya terbuat dari material kulit asli.
Tas kulit asli memiliki kontruksi yang sangat kuat sehingga memiliki usia yang
panjang. Selain ditunjang dengan harganya yang cukup mahal dalam proses
produksi material kulit diperlakukan khusus yaitu dengan proses produksi yang
seratur persen handmade.
No
Jenis
Keterangan
1.
FULL GRAIN
Bahan kulit diolah secara utuh
tanpa merubah dan memodofikasi
struktur permukaan kulit asli.
Sehingga
pori-pori
dipermukaannya masih terlihat
alami
dan
tekstur
kulit
binatangnya masih terlihat jelas.
2.
PULL UP
Merupakan proses lanjutan olahan
dari jenis full grain. Pada jenis pull
up kulit yang telah menjadi full
22
grain
ditarik
melar
sehingga
diperoleh kulit yang lebih tipis.
Karena proses penarikan tersebut
kulit ini memiliki warna yang
lebih pudar.
3.
SUEDE
Merupakan bahan kulit
yang
disamak terbalik. Jenis kulit ini
memiliki
karakter
kulit
yang
lembut namun mudah kotor dan
berubah warna jika terkena air.
Selain itu jahitan pada kulit ini
mudah tertarik.
4.
BRUSH OFF
Merupakan bahan kulit
dipoles
misalnyta
oleh
bahan
acrylic.
yang
protectif
Sehingga
menghasilkan kulit yang berwarna
terang, licin dan mengkilap. Kulit
ini mudah dibersihkan namun
karakter kulit aslinya hilang.
5.
NAPPA
Merupakan bahan kulit
yang
terbuat dari kulit anak domba atau
kerbau
sehingga
memiliki
permukaan yang lembut. Kulit ini
mudah retak dan pecah namun
memiliki permukaan yang lebih
mengkilap dibandingkan kulit full
grain.
Tabel 2. 1 Jenis dan karakter kulit
Sumber : http://www.sepatukulitmagetan.net/news/detail/mengenal-jenis-kulit-untuk-bahan-sepatukulit#.Ve-ldFWqqko
2.5.2 Medium
Material grade kedua adalah kain denga kontruksi yang kuat sehingga mampu
menopang beban berat. Kain ini memiliki karakter yang tebal dengan serat kain
yang cukup besar. Memiliki ikatan serat yang rapat sehingga tidak mudah sobek.
23
NO
JENIS
KETERANGAN
1.
KAIN KANVAS
Jenis kain yang bersera tebal dan
kuat. Pada mulanya kain kanvas
digunakan sebagai media lukis,
namun karena kekuatannya maka
banyak pula digunakan sebagai
material tas.
2.
KAIN DENIM
Material kain yang sangat kuat
terbuat
dari
katun
twill.
Strukturnya menyeruapai karpet
namun lebih tipis dan lebih halus.
Tabel 2. 2 Jenis dan karakter kain
Sumber : diedit dari berbagai sumber
2.6.
JENIS TAS TANGAN WANITA
NO
1.
JENIS
TOTE BAG
KETERANGAN
'Tote' pada kata tote bag memiliki arti
membawa, kata tersebut merujuk pada
makna membawa berbagai benda di
dalam tas. Oleh karena itu tas jenis ini
memiliki ukuran yang relatif besar.
24
2.
HOBO BAG
Hobo
merupakan
tas
berbentuk
kantung yang menyerupai bulan sabit.
Pada umumnya tas ini berukuran
cukup besar dan dibawa di bahu
dengan desain yang nyaman.
3.
CLUCTH
Clucth
dalam
bahasa
indonesia
memiliki makna 'genggaman'. Makna
tersebut merujuk pada cara membawa
jenis tas ini yaitu dengan cara
digenggam. Oleh karena itu tas ini
memiliki ukuran yang kecil dan
berfungsi sebagai dompet. Tas tangan
ini kebanyakan digunakan untuk
menghadiri pesta.
4.
FRAME PURSE
Frame purse adalah tas tangan yang
dilengkapi dengan frame dari logam
pada bagian bukaan tas. Frame ini
mengunci tas dengan sistem kait
sehingga tidak menggunakan resleting
seperti kebanyakan tas tangan lainnya.
5.
BAUGETTE
Tas tangan jenis ini berasal dari
perancis dimana bentuknya memiliki
kemiripan dengan roti baguette yaitu
memanjang. Tas tangan ini berfungsi
sebagai dompet, hampir sama dengan
Sumber : Diedit dari berbTabel 2.3 : Tabel jenis tas wanita
25
clutch.
6.
DUFFEL BAG
Duffel bag atau lebih dikenal dengan
travel bag, adalah tas yang biasa
digunakan
para
perlengkapannya.
atlet
membawa
Karena
sangat
memudahkan saat bepergian maka
duffel bag ini pun pada akhirnya
digunakan oleh awam sebagai tas
untuk bepergian.
7.
SATCHEL
Tas
ini
sekilas
messenger
bag,
serupa
tetapi
dengan
memiliki
pegangan kecil di bagian atas dan
bisa Anda jinjing untuk kenyamanan
dan kepraktisan.
8.
FLAP
Tas jenis ini memiliki kemiripan
bentuk dengan satchel dimana juga
memiliki tutup pada bagian atas
menutupi resleting dan ukurannya
relatif
kecil.
Perbedaan
yang
mencolok antara keduanya adalah tali
panjang yang dimiliki oleh flap, pada
umumnya talinya berupa rantai kecil.
Sumber : Diedit dari berbagai sumber
26
27
2.7. JENIS DOMPET WANITA
Berdasarkan fungsinya dompet wanita dibedakan menjadi dua jenis.
NO
JENIS
KETERANGAN
1.
DOMPET DENGAN ORGANIZER
Dompet dengan organizer pada
umumnya berbentuk memanjang
disesuaikan dengan panjang uang
kertas. Dilengkapi dengan card
organizer,
kantong
koin
atau
kantong untuk menyimpan smart
phone
2.
DOMPET KOIN
Dompet koin pada umumnya
berupa
kantong
utama
tanpa
pembatas yang berfungsi untuk
menyimpan uang koin atau kunci.
Tabel 2. 3 Jenis dompet wanita
Sumber : Diedit dari berbagai sumber
2.8. TEMA FASHION
2.8.1 Tema Fashion 2016
Trans merupakan tema utama dari trend fashion summer spring 2016. Trans
memiliki kecenderungan melampaui batasan-batasan yang telah ditentukan seperti
mengesampingkan kelas, ras dan gender. Definisi budaya dan geografis mulai
kabur sehingga desain lebih bersifat universal. Trans dibagi menjadi empat macro
desain yang lebih spesifik sebagaimana penjelasan dibawah.

Soft Pop
Dekorasi renda dan warna yang berkesan feminim banyak digunakan
sebagai “soft power”. Hal ini didorong oleh pendekatan untuk menimbulkan
identitas dan rebranding feminisme. Sehingga pandangan dunia tidak lagi
dibatasi oleh gender, seksualitas atau etnis.
28
Gambar 2. 22 Moodboard trend Soft Pop
Sumber gambar : http://www.growemiliacastus.com/ss16-trend-boards/

Deep Summer
Keindahan bawah laut ditampilkan dalam bentuk desain salah satunya
dengan mengeksplorasi karakter makhluk hidup di dalam laut. Selain itu juga
mengeksplorasi karakter air laut seperti warna, transparan dan refleksi.
Gambar 2. 23 Moodboard trend Deep Summer
Sumber gambar : www.growemiliacastus.com/spring-summer-16-trend-boards/

Eco Active
Memiliki pendekatan desain terhadap alam dengan menggunakan material
dari tumbuhan dan terispirasi dari bentuk alat tradisional sederhana yang
dipadukan teknologi modern
29
Gambar 2. 24 Moodboard trend Eco Active
Sumber gambar : www.growemiliacastus.com/spring-summer-16-trend-boards/

Past Modern
Peleburan karakter desain masa lalu dan sekarang misalnya dengan
mencampurkan karakter desain abad pertengahan dan periode victoria.
Sehingga tercipta interpretasi baru mengenai romance dan kemewahan.
Gambar 2. 25 Moodboard trend Past Modern
Sumber gambar : www.growemiliacastus.com/spring-summer-16-trend-boards/
2.8.1 Tema Fashion 2017
 Digital Wave
Tema ini bercirikan memiliki bentukan – bentukan geometris yang
mengintepresentasikan teknologi analog. Karena hal tersebut ditiap desainnya
didominasi warna hitam, putih dan warna - warna elektrik.
30
Gambar 2. 26 Moodboard trend Digital Wave
Sumber gambar : http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/

Edgelands
Tema ini mengeksplorasi gaya hidup di batas perkotaan yang mulai
berkembang di era megacity khususnya dibenua eropa timur.
Gambar 2. 27 Moodboard trende Edgelands
Sumber gambar : http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/

Encounter Culture
Tema encounter culture memiliki karakter eksotisme negara-negara tropis
dengan mengekspos bunga hutan hujan tropis dan dedaunannya. Selain itu
juga mengeksplorasi karakter suku astec dan suku maya yang mendiami
wilayah tropis amerika.
31
Gambar 2. 28 Moodboard trend Encounter Culture
Sumber gambar : http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/

Pause
Tema ini mengangkat karakter fminimisme dengan aplikasi desain yang
simple dan penggunakan teknologi pengolahan tekstil terbaru. Hal tersebut
ditujuakan untuk menciptakan tampilan mewah yang modern.
Gambar 2. 29 Moodboard trend Pause
Sumber gambar : http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/
2.9. TREND WARNA AKSESORIES FASHION WANITA 2016-2017
1. Gletcier Spa
Gletser merupakan clue yang digunakan untuk memperkirakan trend fall/winter
2015-2016. Wilayah kutub didominasi oleh warna-warna soft pastel. Beberapa
32
warna pastel sebelumnya telah popular pada musim summer 2015 yaitu Dusty Rose,
Lilac, Ice Blue and Butter. Pada musim ini tone warna beralih pada warna keabuabuan tepatnya seperti Glaucous, Taupe and Oyster Grey. Warna-warna hangat
seperti Ivory, Buff and Salmon banyak digunakan sebagai warna kombinasi
Gambar 2. 30 Contoh warna glaucous, butter
Sumber gambar:
http://fashionvignette.blogspot.com/2014/06/trends-fashion-snoops-fw-2015-16womens.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed:+Fashio
nVignette+(FASHION+VIGNETTE)
2.
Royal
Pine, Garnet, Eggplant and Navy merupakan warna-warna yang mendominasi
tipe warna royal. Selain itu beberapa warna netral juga banyak muncul seperti
charcoal, black, duck green and coffee.
Gambar 2. 31 Contoh warna garnet, pine, eegplant
Sumber gambar:
http://fashionvignette.blogspot.com/2014/06/trends-fashion-snoops-fw-2015-16womens.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed:+Fashio
nVignette+(FASHION+VIGNETTE)
33
Gambar 2. 32 Contoh warna coffee
Sumber gambar:
http://fashionvignette.blogspot.com/2014/06/trends-fashion-snoops-fw-2015-16womens.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed:+FashionVignett
e+(FASHION+VIGNETTE)
3.
Soft Nostalgia
Soft nostalgia merupakan kumpulan beberapa warna pastel. Salah satu
diantaranya yang paling poluler adalah blue hydrangea dan pink. Warna pink yang
dimaksud disini merujuk pada warna peach dan whitened Ice Pink. Selain itu
beberapa warna seperti lavender mist, Lemon Chiffon, Sea Glass dan natural bone
juga termasuk bagian pada tipe warna ini.
Gambar 2. 33 Contoh warna blue hydrangea, rose champagne, bone
Sumber gambar: https://www.weconnectfashion.com/articles/women-s-accessories-s-s2016-color-trend-report
34
Gambar 2. 34 Contoh warna lemon ciffon
Sumber gambar: https://www.weconnectfashion.com/articles/women-s-accessories-s-s-2016-colortrend-report
4.
Backyard
Merupakan tipe warna cerah memberi efek bahagia yang terdiri dari warna
hangat dan dingin. Warna merah memiliki perananan yang penting, warna yang
banyak digunakan pada umumnya vermilion dan candy apple. Warna pilihan lainnya
adalah warna kuning yang diwakili oleh canary dan biru yang diwakili oleh electric
blue.
Gambar 2. 35 Contoh warna daffodil
Sumber gambar: https://www.weconnectfashion.com/articles/women-s-accessories-s-s2016-color-trend-report
35
5.
Desert Bloom
Gambar 2. 36 Contoh warna perrsimon, dark roast, moss
Sumber gambar: https://www.weconnectfashion.com/articles/women-s-accessories-s-s-2016-colortrend-report
6.
Heirloom
Gambar 2. 37 Contoh warna burgundy dan dark teal
Sumber gambar: https://www.weconnectfashion.com/articles/women-s-accessories-s-s2016-color-trend-report
36
BAB III
METODOLOGI DESAIN
3.1. SKEMA ALUR PENELITIAN
Gambar 3. 1 Skema alur perancangan
Sumber : penulis
37
3.2 METODELOGI PENELITIAN
3.2.1 Metode Pengumpulan Data
Sebagai dasar dari suatu perencanaan desain diperlukan data untuk menjadi dasar
pemecahan masalah. Metode pokok yang digunakan adalah metode kulitatif dengan
mengambil data yang diperlukan untuk dianalisis dan diolah untuk dicari kesimpulan
akhir terhadap pemacahan masalah yang sudah ada.
Adapun data yang akan dipergunakan terbagi atas dua kelompok
1. Data primer yaitu data – data yang diperoleh dari hasil riset secara langsung.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh bersumber dari pustaka baik berasal
dari internet, majalah, buku, maupun jurna ilmiah.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam perancangan
1. Data primer dilakukan dengan metode penelitian lapangan. Penelitian lapangan
yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Adapun
cara yang dilakukan adalah:
a) Observasi lapangan
Observasi lapangan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk
meneliti ketersediaan material dan sumberdaya manusia yang nantinya akan
memproduksi desain yang telah dibuat. Observasi lapangan dapat dilakukan
dengan cara pengamatan maupun wawancara.
b) Eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian percobaan yang dilakukan pada material
yang akan digunakan untuk mengenal karakter dan mengeksplorasi material
tersebut dengan tujuan menemukan metode baru untuk mengekpos material
yang akan digunakan
2. Data sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian perpustakaan, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan mencari dan mengumpukan data dari berbagai
media baik dari buku, majalah, jurnal, internet, surat kabar dsb.
a) Persona
Metode dimana penulis mencitrakan target market yang merupakan
konsumen utama produk. Dari metoda ini maka dapat diamati gaya hidup
konsumen.
b) Image board
Merupakan sekumpulan gambar produk sejenis maupun produk lain dalam
satu tema yang dapat memudahkan penulis untuk menentukan impresi yang
38
akan ditampilkan pada produk luaran nantinya.
39
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
40
BAB IV
STUDI DAN ANALISA
4.1.
STUDI DAN ANALISA MATERIAL
Analisa Sifat Fisik Material
4.1.1.
Analisa material dilakukan untuk memahami
karakter material yang
digunakan dengan lebih dekat sehingga dapat diidentivikasi kelebihan dan
kekurangan dari material. Selain itu juga memudahkan proses eksplorasi
material pada proses eksperimen.
Gambar 4. 1 Penampang kulit ikan kakap
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
Untuk mengidentifikasi karekter kulit ikan kakap perlu dilakukan
pengamatan mendalam. Pada fase awal dilakukan pengamatan berdasarkan
karakter dan visual, kemudian dilakukan serangkaian percobaan untuk
mengeksplorasi material. Hasil pengamatan karakter dan visual yang dilakukan
dicatat dan diklasifikasikan dalam bentuk table sebagai berikut.
NO
1.
INDENTIFIKASI
INDENTIFIKASI
KARAKTER FISIK
MASALAH
Berupa
lembaran Luas
penampang
yang
memiliki sempit, diperlukan
luasan yang berbeda perlakuan
antara ujung satu dan agar
khusus
dapat
ujung lainnya. Rata- digunakan sebagai
rata panjang 22cm & bahan tas
lebar 9 cm.
ILUSTRASI
41
2.
Ketebalan
kulit
mm.
2 Menentukan
jenis
produk apa yang
akan dibuat.
3.
Sedikit
kaku Menemukan
sehingga kulit sulit eksplorasi kulit agar
membentuk
sudut tidak
ekstrim.
memiliki
tampilan lembaran
yang monoton.
4.
Rapuh dan gampang Menentukan
rusak jika diseset.
metode sambungan
antar potongan mal
pada sudut tas.
Tabel 4. 1 Karakter kulit ikan kakap
Sumber data : Dokumentasi pribadi
Dari identifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang harus
dipecahkan sebagai dasar menentukan eksperimen yang akan dilakukan:
1. Menentukan metode pengaplikasian material kulit ikan kakap yang tepat
pada desain tas wanita.
2. Menemukan metode bentukan potongan pola kulit ikan kakap.
3. Menentukan metode penyambungan potongan pola kulit ikan kakap.
4.2.
ANALISA USER
Analisa user digunakan untuk mengetahui karakteristik pengguna, sehingga
didapatkan acuan atau dasar untuk menentukan impresi yang ingin ditampilkan pada
desain tas tangan yang akan dibuat.
42
4.2.1. Demografi
Data demografi merupakan data yang menggambarkan latar belakang user
berhubungan dengan biodata diri. Dari data demografi maka dapat disimpulkan
kemampuan daya beli user terhadap sebuah produk.
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 25 – 35 tahun
Pendidikan Terakhir
: Sarjana
Minat
:
Aktif di sosial media seperti instagram atau
path.
Tempat tinggal
:
Kota-kota besar, (Surabaya, Jakarta,
Bandung,dll)
Pendapatan perbulan
: 5 – 10 juta
Dari data tersebut disimpulkan bahwa user merupakan new comer di dunia
pekerjaan dengan kelompok ekonomi menengah atas.
4.2.2. Psikografi
Pada umumnya wanita dengan rentang usia 25-35 tahun telah memiliki
kemandirian secara ekonomi. Hal tersebut menyebabkan kecenderungan ingin
berpenampilan independent. Independent yang dimaksud dapat dideskripsikan
dengan penampilan yang tidak meniru orang lain atau tidak mengikuti trend
mode.
Sehinggga
cenderung
banyak
melakukan
eksperimen
dalam
berpenampilan. Misalnya dengan mengganti warna rambut atau memadukan
warna kontras dalam berpakaian.
Meskipun banyak melakuakan eksperimen dalam berpenampilan,
kenyamanan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Karena dengan
kenyaman maka akan tercapai penampilan yang terkesan percaya diri dan smart.
Hal tersebut sangat diperlukan untuk menunjukkan profesionalitas diri dan latar
belakang pendidikan yang tinggi.
42
4.2.3 Persona
Gambar 4. 2 Ilustrasi gaya hidup persona
Sumber data : deep interview
43
Berdasarkan deep interview dengan diketahui bahwa responden biasa
membeli tas dengan intensitas dua kali pertahun dengan range harga 800.000
hingga 5.000.000 rupiah. Untuk memperoleh tas brand favorit responden
memesan pada teman yang akan pergi ke Amerika. Hal tersebut dilakukan
karena harga tas tersebut di Amerika lebih murah jika dibandingkan dengan
harga jual di Indonesi, Malaysia atau Singapura.
Jenis tas yang dimiliki adalah tote bag dan sling bag. Jenis tas tote bag
digunakan untuk aktifitas formal misalnya bekerja karena memiliki volume yang
besar. Sedangkan untuk kegiatan non formal cenderung menggunakan tas sing
bag karena lebih nyaman dan aman, khususnya bagi kegiatan yang bersifat out
door.
4.2.5. Muses
Analisa muses dilakukan dengan dipilihnya publik figur untuk
mencerminkan karakter persona yang ingin ditonjolkan. Dengan adanya muses
maka karakter yang akan diimplementasikan pada produk dapat mudah dipami.
BIODATA

Nama Lengkap
: Andini Aisyah Haryadi

Nama Panggung
: Andien

Tanggal lahir
: 25 Agustus 1985

Pekerjaan
: Penyanyi

Genre
: Jazz

Fashion muse
: Miroslava Duma

Karakter
: elegan, smart, ekspresif, fashionable, menyukai
produk fashion Indonesia.
Dalam berpenampilan Andien memiliki kecenderungan tidak mengikuti
trend dan berpakaian sesuai dengan usianya. Ia gemar bereksperimen dalam
memadupadankan fashion item sehingga selalu tampil berbeda ditiap
kesempatan. Blog fashion Luimi memuat gaya fashion Andien dan memberikan
predikat sebagai “a truly Indonesian fasionista”,
dikarenakan oleh
kegemarannya menggunakan produk Indonesia. Brand tas Indonesia kegemaran
Andien adalah Kealivelaughlove.
44
Gambar 4. 3 : Muses
Sumber gambar : http://www.luimi.co/2015/03/channeling-andien-aisyah.html
Kealivelaughlove memiliki karakter produk yang unik. Hal tersebut
tercipta melalui bentuk yang tidak biasa dan perpaduan warna yang grilly
sehingga menimbulkan kesan young (ekspresif, aktif) dan fresh bagi
penggunanya.
Gambar 4. 4 Brand tas favorit Muses
Sumber gambar : https://www.instagram.com/kealivelaughlove/
Berdasarkan beberapa clue yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan
bahwa produk luarannya nanti akan diperuntukkan bagi wanita yang menganut
gaya berpakaian edgy-chic yang memiliki tampilan casual, elegan dan smart.
4.3.
STUDI DAN ANALISA PRODUK
45
Studi dan analisa produk merupakan analisa yang berkaitan erat dengan teknis
produksi produk.
4.3.1. Analisa Produk Line - Up
Analisa produk line-up dilakukan untuk menentukan jenis produk apa
yang akan diproduksi. Untuk itu diperlukan analisa berdasarkan aktivitas
maupun gaya hidup konsumen yang diwakili oleh muse..
Gambar 4. 5 Positioning aktifitas konsumen
Sumber : diedit dari berbagai sumber
Berdasarkan ilustrasi aktifitas muse dapat dikelompokkan dalam dua
suasana yaitu suasana formal dan non formal. Suasana formal diwakili dengan
aktifitas diatas panggung dan suasana non formal diwakili dengan aktifitas
hiburan seperti hang out.
Berdasarkan karakter fisik material kulit ikan kakap yang mana memiliki
tampilan casual-classic dengan tekstur kulit yang unik maka dipilihlah aktifitas
semi formal sebagai landasan untuk menentukan produk yang akan dibuat.
Adapun produk yang akan dibuat sebagai berikut :
1.
Tote bag
2.
Mini bag
3.
Dompet
4.3.2. Analisa Penyusun Tas Tangan Wanita
Analisa part tas tangan wanita dilakukan dengan cara bedah produk hal
tersebut bertujuan untuk memudahkan mengidentifikasi material apa saja yang
46
memungkinkan untuk digunakan pada desain tas yang akan dibuat. Gambar
dibawah ini merupakan model tas yang telah penulis bedah sebagai objek
analisa. Untuk mempermudah proses analisa maka secara umum susunan tas
penulis bagi menjadi tiga bagian.
1. Mulut tas
2 Badan tas
3 Dasar tas
Gambar 4. 6 Objek analisa part penyusun tas
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
1. Mulut tas
Mulut tas merupakan lubang
tas yang terdiri atas kuncian dan
handle tas.
Part A
Komponen aksesories
a : head zipper
b : rantai tas
c : mata sapi
d : zipper
Part B
Komponen penyusun
e : karton 2 mm
f
Gambar 4. 7 Part mulut tas
2. Badan tas
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
: kulit sintetis
47
Badan tas merupakan bagian
pembentuk tas. Terbentuka dari
lapisan luar dan lapisan dalam yang
disisipi batting berupa spons atau
cotton 180 gram setebal 2 mm.
Ketiga
lapisan
dijahit
dengan
teknik jahit tusuk jejak arah
diagonal yang membentuk wajik.
a : kulit sintetis
b : kain satin
c : aksesories
Gambar 4. 8 Part badan tas
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
4. Dasar tas
Dasar tas merupakan lapisan yang
berfungsi untuk menopang beban tas pada
bagian bawah. Terbentuka dari lapisan
luar dan lapisan dalam yang disisipi karet
eva 3 mm pada bagian dalamnya.
a : kulit sintetis
b : kain satin
c : aksesories berupa kabel yang dililit
Gambar 4. 9 Part dasar tas
kulit sintetis.
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa pola yang dibuat dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu mulut tas, badan tas dan dasar tas.
Satu pola digunakan untuk memotong dua lapisan bahan yaitu lapisan luar
(outher) yang berupa kulit dan lapisan dalam (inner) yang berupa kain satin.
Selain itu untuk mempertahankan bentuk tas diperlukan lapisan tambahan berupa
kain keras yang disisipkan diantara outer dan inner.
48
4.3.3. Analisa Aksesories Tas Tangan Wanita
Untuk mengenali beragam jenis aksesoris tas yang terdapat dipasaran maka
diperlukan analisa mengenai aksesories tersebut. Analisa ini bertujuan untuk
mengidentifikasi fungsi aksesories tas yang ada dipasaran sesuai dengan
beberapa produk eksisting yang ditemukan
No
Jenis
1
Ring
Gambar tipe ring
(searah jarum jam)
Ring O, ring kotak,
ring D, ring oval
2.
Hook
pengaplikasian
Keterangan
 Berfungsi sebagai penghubung
antara
handle
tas
yang
berdiameter dengan kesatuan
badan tas karena handle
berdiameter sulit jika langsung
dijahit pada badan tas
 Tipe ring D dan ring kotak
banyak digunakan untung sling
bag. Pada umumnya sling bag
diaplikasikan dalam bentuk
bongkar pasang sehingga pada
praktiknya penggunaan ring
pada sling tas disertai dengan
penggunaan hook.
 Digunakan pada ujung strap bag
agar dapat dibongkar pasang
sesuai kebutuhan.
3.
Gesper geser
 Digunakan pada strap bag untuk
mengatur panjang sling yang
dibutuhkan dengan cara digeser.
 Umumnya
digunakan
massanger bag.
pada
49
4.
Gesper tusuk
 Berfungsi
untuk
mengatur
panjang pendeknya strap bag
dengan menggunakan lobang
sebagai indikator sehingga tidak
mengalami pergeseran.
 Umumnya
digunakan
pada
hobo bag.
5.
Mata sapi
 Digunakan
melingkar
untuk
potongan
(plongan)
pada
bagian tas agar tidak mudah
rusak saat terkena gesekan.
 Umumnya
digunakan
pada
bucked bag dan hobo bag.
6.
Kunci magnet
 Dari segi keamanan kuncian
tipe ini kurang aman namun
lebih
praktis,
tidak
perlu
perhatian khusus saat mengunci
tas
karena
disertai
dengan
magnet.
 Umumnya
digunakan
pada
jenisa tas clutch, satchel, flap
dan messenger.
7.
Behel
 Digunakan
yang
sebagai
sekaligus
kuncian
berfungsi
sebagai kerangka mulut tas.
 Umumnya
digunakan
frame purse dan bauggete.
pada
50
8.
Zipper
 Digunakan sebagai kuncian.
 Dibedakan menjadi beragam
jenis berdasarkan giginya yaitu
metal, coil, derlin.
 Memiliki warna yang beragam.
9.
Zipper head
 Dekoratif
elemen
yang
dipasang pada bagian kepala
zipper yang menjuntai agar
mudah
diraih
saat
ingin
membuka zipper.
Tabel 4. 2 Aksesories tas
Sumber gambar : berbagai sumber
Berdasarkan analisa part tas pada point 4.4.2 dan analisa fungsi yang telah
dilakukan diatas disimpulkan bahwa jenis aksesories yang akan digunakan
adalah ring kotak ukuran 2 cm, hook, gesper gesek ukuran 2 cm, kunci maghnet,
zipper dan zipper head dari metal.
4.4
EKSPERIMEN MATERIAL
Eksperimen material dilakukan untuk mencari pemecahan masalah dari sifat fisik
material. Selain itu juga bertujuan untuk menemukan metode baru dalam eksplorasi
material sehingga ditemukan tampilan yang baru dan menarik.
4.4.1.
Eksperimen Produk1
Eksperimen pertama beracuan pada teknik patchwork yang bertujuan
untuk menyusun potongan kulit ikan menjadi lembaran yang luas sehingga
dapat diaplikasikan sebagai bahan dasar tas.
a.
Analisa konsep desain
Berdasarkan trend desain 2016 pada eksperimen produk 1 dipilihlah
konsep adaptasi bentuk tubuh ikan sebagai dasar differensiasi serial desain.
Sehingga untuk
memudahkan proses pengembangan desain perlu
dilakukan analisa mengenai karakteristik ikan.
51
Gambar 4. 10 Skema mindmapping konsep
Sumber gambar : Penulis
Analisa morfologi dilakukan karena dalam mendesain visual tas
wanita yang akan dibuat penulis menggunakan teknik biomimicri.
Biomimicri adalah teknik dimana dalam mendesain sebuah produk
perancang memasukkan karakter makhluk hidup kedalam desainnya.
Pencapaian karakter tersebut dapat berupa kemiripan secara visual, meniru
sistem kerja atau menggunakan material dari makhluk hidup itu sendiri.
Gambar 4. 11 Contoh biomimicri pada gedung one ocean di Yeosu, Korea dengan
mengadaptasi bentuk dan sistem gerak insang sebagai ventilasi ruangan.
Analisa morfologi dilakukan untuk memahami karakter ikan sebagai
konsep desain yang dipilih. Analisa yang dilakukan pada poin ini terfokus
pada memahami anatomi ikan. Sehingga dapat diputuskan karakter apasaja
dari ikan yang akan diimplementasikan kedalam visual tas wanita yang
akan dibuat.
1.
Bagian Tubuh Ikan
Pada umumnya tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian yang
52
dapat dilihat pada gambar berikut.
No
Bagian
Keterangan
1
Kepala
Mulai dari ujung moncong terdepan
hingga ujung tutup insang paling belakang
2
Badan
Mulai ujung tutup insang paling belakang
hingga permulaan sirip dubur.
3
Ekor
Mulai permulaan sirip dubur hingga ujung
sirip ekor paling belakang.
Tabel 4. 3 Pengelompokan bagian tuguh ikan
Sumber gambar : Dioleh oleh penulis dari berbagai sumber

Kepala ikan
Kepala ikan merupakan tempat organ pernafasan ikan
berada. Beberapa organ yang berperan dalam proses pernafasan
adalah mulut, kerangka kepala, dan insang ikan sebagaimana
dijelaskan oleh gambar berikut ini.
53
Gambar 4. 12 Prose respirasi ikan
Sumber gambar : http://biobook.nerinxhs.org/bb/systems/gas_exchange.htm
Insang merupakan organ yang memiliki peranan sebagai
tempat pertukaran O2 dan CO2. Insang memiliki perubahan
warna yang pada umumnya digunakan sebagai indikator
banyaknya microorganism saat ikan tersebut mati. Perubahan
warna yang dialami adalah gradasi warna mulai dari merah
hingga kecoklatan. Karakter fisiologi dari insang ikan dapat
dipahami melalui gambar dibawah ini.
Gambar 4. 13 Tampilan fisiologi insang ikan
Sumber gambar : Diolah penilis dari berbagai sumber
54

Badan ikan
Secara garis besar badan ikan dapat dikelompokkan menjadi
lima kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya.
Tabel 4. 4 Perbedaan bentuk tubuh ikan
Sumber gambar : Diolah penulis dari berbagai sumber

Ekor ikan
Ekor ikan merupakan salah satu dari organ gerak ikan yang
mana memiliki peranan membantu ikan untuk berenang dan
melakukan manuver di dalam air. Pada setiap jenis ikan memiliki
ekor yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan gambar beberapa
jenis ekor ikan yang dibedakan berdasarkan bentuknya.
55
Gambar 4. 14 Gambar bentuk ekor sederhana
Sumber gambar : http://www.psychologymania.com/2013/05/bentuk-siripikan.html
2.
Gerak Renang Ikan
Sirip dan ekor merupakan organ gerak pada ikan. Untuk berenang
ikan menghentakkan ekornya kekanan dan kekiri sehinnga
membentuk garis khayal. Garis khayal ini berupa kurva yang sambung
menyambung menyerupai pergerakan gelombang suara.
Gambar 4. 15 Gerak renang ikan
Sumber gambar : http://biobook.nerinxhs.org/bb/systems/gas_exchange.htm
b. Analisa treatmen material
Analisa treatmen material yang dilakukan pada ekspererimen pertama
meliputi analisa metode sambungan pola, analisa metode teksturing
surface dan analisa pola potongan kulit ikan kakap. Hal tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk menyusun potongan kulit ikan kakap menjadi
lembaran yang lebih besar.
56

Analisa metode sambungan pola
Gambar 4. 16 Eksperimen beberapa macam metode sambungan
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
57
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan maka dipilihlah
teknik lem untuk menyambung potongan kulit ikan. kesimpulan
tersebut diambil berdasarkan pertimbangan hasil yang rapi dengan
waktu pengerjaan yang relatif singkat.

Analisa metode teksturing surface
Analisa teksturing surface dilakukan untuk mementukan untuk
menemukan pengembangan desain yang memungkinkan untuk
dilakukan dalam konteks tampilan permukaan bahan. Diharapkan
dengan dilakukannya analisa ini maka desain tidak memikili tampilan
yang monoton berupa lembaran datar.
er
Tabel 4. 5 Analisa eksperimen teknik teksturing surface
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
58
Dari serangkaian eksperimen yang tercantum pada tabel diatas
disimpulkan bahwa eksperimen yang akan diaplikasikan kedalam
desain adalah eksperimen nomor empat. Kesimpulan tersebut diambil
berdasarkan tampilannya yang mamiliki kemiripan dengan tampilan
insang. Berdasarkan kemiripan tersebut maka pada poin selanjutnya
penulis menyebut eksperimen nomer empat dengan nama aksen
insang.

Analisa Pola Potongan Kulit Ikan.
Seperti yang telah identifikasi debelumnya kulit ikan yang
digunakan memiliki bentuk yang tidak beraturan. Maka untuk
membentuknya menjadi lembaran yang lebar diperlukan analisa pola
potongan kulit ikan. Analisa tersebut dilakukan berdasarkan aksen
yang telah dipilih sebelumnya.
Gambar 4. 17 Pola potongan dan sambungan kulit ikan kakap
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa aksen
insang memiliki konfigurasi bentuk membentuk garis vertical dan
horizontal dan
memiliki kecenderungan bertambah panjang.
Sehingga potongan pola yang sesuai dengan treatmen tersebut adalah
potongan vertikal memanjang mengikuti bentuk kulit ikan.
59
Gambar 4. 18 Pola potongan dan sambungan kulit ikan kakap
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
d. Analisa Serial desain
Bersadarkan hasil analisa konsep desain yang telah dilakukan
sebelumnya maka diputuskan bahwa tipe bentuk tubuh ikan digunakan
sebagai acuan differensiasi serial desain. Perbedaan tipe bentuk tubuh
ikan diaplikasikan pada lidah tas sehingga tiap serialnya dapat dibedakan
dengan mudah. Berdasarkan hal tersebut diperolehlah lima serial desain
berbeda sebagai berikut.
60
Gambar 4. 19 Moodboard serial desai fusiform diwakili oleh karakterikan tuna
Sumber : diedit dari berbagai sumber
61
Gambar 4. 20 Moodboard serial compressed diwakili oleh karakter ikan morish
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
62
Gambar 4. 21 Moodboard serial depressed diwakili oleh karakter ikan pari
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
63
Gambar 4. 22 Moodboard serial aquilliform diwakili oleh karakter belut pita
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
64
Gambar 4. 23 Moodboard serial globeform diwakili oleh karakter ikan buntalc
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumb
65
Rancangan Desain
Serial Desain Fusiform
Gambar 4. 24 Rancangan desain serial fusiform
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
66
Serial Desain Compressed
Gambar 4. 25 Rancangan desain serial compressed
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
67
Serial Desain Depressed
Gambar 4. 26 Rancangan desain serial despressed
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
68
Serial Desain Aquilli
Gambar 4. 27 Rancangan desain serial aqulliform
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
69
Serial desain globiform
Gambar 4. 28 Rancangan desain serial globiform
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
70
f.
Proses pembuatan prototype
Dalam pengaplikasiannya material kulit ikan kakap berperan sebagai
material utama yang dikombinasikan dengan material kulit sapi. Kulit yang
digunakan berperan sebagai tepi jahitan untuk menghindari melipat kulit
ikan kakap. Karena jika tanpa adanya kulit sapi lipatan jahitan akan
renggang dan kurang rapi.
Proses Pembuatan Prototype
71
Gambar 4. 29 Proses pembuatan prototype
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
Prototype
Gambar 4. 30 Prototype eksperimen pertama
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
4.5.2.
Eksperimen 2
Eksperimen kedua beracuan pada teknik appliqué yang bertujuan untuk
mengaplikasikan kulit ikan kakap sebagai aksesories tas. Eksperimen tersebut
dilakukan dengan cara mengidenditifikasi karakter di dalam laut yang memiliki
pengulangan bentuk yang kemudian dianalisa bentuk modul dan cara
pengaplikasiannya dalam wujud potongan kulit.
72
a.
Analisa konsep desain
Koral laut merupakan karakter di dalam laut yang memiliki
pengulangan bentuk sesuai dengan batasan yang telah disebutkan di atas.
Gambar 4. 31 Skema mainmapping tema
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
Untuk mengaplikasikan karakter koral pada wujud potongan kulit maka
perlu dilakukan identifikasi jenis koral laut. Berdasarkan karakter bentuk
dan susunannya maka secara umum karang laut dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis sebagai berikut :
No.
JENIS
1.
KORAL DAUN
KETERANGAN
Koral
daun
memiliki
karakter berupa lembaran
tipis dan ringan sehingga
mudah bergerak mengikuti
arus air. Lembaran koral ini
tersusun memusat secara
melingkar.
2.
KORAL POLIP
73
Koral polip memiliki bentuk
menyerupaitentakel.
Koral
polip memiliki rongga pada
tubuhnya sehingga ringan
dan mudah mengikuti arus
air.
3.
KORAL TANDUK RUSA
Koral tanduk rusa memiliki
karakter
bentuk
yang
bercabang
dan
keras
menyerupai
tanduk
rusa.
Dominasi warna koral tanduk
rusa adalah gradasi warna
dari putih ke coklat.
4.
KORAL BINTANG
Koral
bintang
memiliki
bentuk menyerupai bintang
5.
KORAL BINTANG BUNDAR
Koral
memiliki
lingkaran
bintang
karakter
yang
bundar
bentuk
memiliki
cabang bulat di ujungnya.
74
6.
KORAL OTAK
Koral otak memiliki karakter
padat
dan
keras.
Pada
permukaannya
terdapat
rongga-rongga
yang
menyerupai
rongga-rongga
yang terdapat
pada
otak
manusia.
7.
KORAL JAMUR
Koral
jamur
berbentuk
piringan menyerupai jamur
tiram. Koral jenis disebut
juga dengan koral renda
karena tersusun bertumpuktumpuk menyerupai renda.
Tabel 4. 6 Jenis koral laut
Sumber data : diedit dari berbagai sumber
b.
Analisa treatmen material
Analisa treatmen material
yang dilakukan
bertujuan untuk
menemukan bentuk pola potongan kulit ikan kakap yang memiliki
karaketer visual menyerupai karakter visual koral laut. Hasil analisa
tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan serial
desain. Pada proses analisa ini material kulit ikan kakap disubsitusi dengan
material sejenis yang memiliki karakter yang sama yaitu kulit tiruan.
75
 Analisa modul potongan kulit ikan kakap
Koral Daun
Koral Daun 1
Koral bintang
Koral bintang
Koral Daun 2
76
Koral polip
Koral polip 1
Koral otak
Koral otak
Koral polip 2
77
Koral Bintang Bundar
Koral bintang bundar
Koral tanduk rusa
Koral tanduk rusa
Tabel 4. 7 Potongan modul kulit berdasarkan jenis koral laut
Sumber gambar : diedit dari berbagai sumber
78
c. Analisa serial desain
Untuk menentukan serial desain dibuatlah moodboard yang memuat
hasil eksperimen serta gambar karakter koral laut. Berdasarkan gambar
koral laut yang ada maka dipilihlah beberapa hasil eksperimen yang
memiliki kemiripan yang mendekati gambar tersebut. Sehingga
diperolehlah lima serial desain sebagai berikut.
Gambar 4. 32 Moodboard serial koral laut
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
Adapun rancangan serial desain yang diperoleh dari moodboard diatas
adalah sebagai berikut :
79
1.
Serial koral daun
Gambar 4. 33 Rancangan desain serial koral daun
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
2.
Serial koral polip 1
Gambar 4. 34 Rancangan desain serial koral polip 1
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
80
3.
Serial koral polip 2
Gambar 4. 35 Rancangan desain serial koral polip 2
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
4.
Serial koral bintang bundar
Gambar 4. 36 Rancangan desain serial koral bintang bundar
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
81
5.
Serial koral tanduk rusa
Gambar 4. 37 Rancangan desain serial koral tanduk rusa
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
d. Proses pembuatan prototype
Dalam pengaplikasiannya material kulit ikan kakap berperan sebagai
material sampingan dan berfungsi sebagai aksesories. Penggunaan
material kulit ikan kakap sebagai aksesories bertujuan untuk tidak
memanipulasi dimensi kulit ikan kakap tersebut. Sedangkan material
utama yang digunakan adalah kulit sapi pull up karena memniliki tampilan
yang natural dan kuat.
Pembuatan Prototype
82
Gambar 4. 38 Proses pembuatan prototype
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
83
Prototype
Gambar 4. 39 Prototype eksperimen kedua
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
4.5.3.
Eksperimen 3
Eksperimen ketiga beracuan pada teknik laminasi lantai kayu yang
dilakukan dengan cara mensubsitusi jenis material yang digunakan.
Eksperimen laminasi yang dilakukan bertujuan untuk melapisi permukaan kulit
ikan kakap yang memiliki karakter yang tidak rata dan cenderung berserabut.
a.
Analisa konsep desain
Pada eksperimen ketiga ini trend desain yang digunakan adalah trend
desain digital wave yang merupakan salah satu macro desain 2017. Tema
desain tersebut dipilih karena kulit ikan kakap diaplikasikan pada desain
dalam bentuk potongan geometri.
84
Gambar 4. 40 Moodboard trend Digital Wave
Sumber gambar : http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/
b.
Analisa treatmen material
Treatmen material yang dilakukan adalah melakukan laminasi kulit
ikan kakap dengan tujuan untuk membuat kulit ikan kakap memiliki
tampilan permukaan yang tidak berserabut. Dalam pengaplikasiannya
material kulit ikan kakap berperan sebagai material sampingan dan
berfungsi sebagai aksesories.

Eksperimen laminasi pertama
1. Lapisan luar kulit ikan kakap 2. Kulit ikan kakap disusun
dilapisi dengan plastik untuk
pada media acrylic yang
menghindari
sebelumnya telah dilapisi
cairan
resin
meresap pada pori-pori kulit
pva.
Kemudian
resin
ikan kakap
dituangkan di atas kulit ikan
85
kakap.
3. Resin yang telah dituangkan 4. Hasil luaran kulit ikan kakap
diratakan pada permukaan
berubah menjadi kepingan
kulit ikan kakap dan ditunggu
dengan ketebalan 2 mm.
hingga kering.
Tabel 4. 8 Karakter kulit ikan kakap
Sumber data : dokumentasi pribadi
Evaluasi Hasil Eksperimen
Hasil
eksperimen
mengelupas
karena
laminasi Cairan
laminasi
menyerap
material pada lembaran kulit ikan
laminasi dan kulit ikan kakap kakap karena kulit ikan kakap
memiliki
berbeda.
kelenturan
yang tersebut titak tahan terhadap
cairan.
Tabel 4. 9 Evaluasi hasil eksperimen laminasi pertama
86
Sumber data : dokumentasi pribadi

Eksperimen laminasi kedua
1. Permukaan luar kulit ikan 2. Kulit ikan kakap disusun
kakap dilapisi dengan lem
diatas potongan acrylic 2
kayu
mm.
sebagai
pengganti
plastik.
Kemudian
dituangkan
resin
secara
bertahap. Langkah pertama
resin
dituangkan
permukaan
kulit
pada
ikan
kakap dan ditunggu hingga
kering.
3. Kemudian resin dituangkan 4. Hasil luaran susunan kulit
pada permukaan celah antara
ikan kakap berubah menjadi
kulit
kepingan dengan ketebalan
ikan
diratakan.
kakap
dan
5 mm.
Tabel 4. 10 Karakter kulit ikan kakap
Sumber data : dokumentasi pribadi
87
Evaluasi Hasil Eksperimen
Hasil eksperimen laminasi memiliki
kontruksi yang kuat resiko cairan
menyerap pada kulit lebih kecil.
Tabel 4. 11 Evaluasi hasil eksperimen laminasi kedua
Sumber data :dokumentasi pribadi
Berdasarkan hasil evaluasi dari kedua eksperimen laminasi yang
telah dilakukan diatas, maka dipilihlah teknik laminasi kedua sebagai
metode laminasi yang akan diaplikasikan pada desain yang nantinya akan
dibuat.
c.
Analisa serial desain
Berdasarkan pengamatan gambar pada tabel 4.6 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengaplikasian pola potongan kulit ikan kakap pada
proses laminasi dapat diganti variasinya berdasarkan bentuk, ukuran,
jumlah dan warnamya. Hal tersebut kemudian penulis jadikan landasan
dalam menentukan differensiasi serial desain. Serial desain tersebut
diilustrasikan pada gambar berikut.
88
Rancangan Desain
89
Gambar 4. 41 Rancangan serial desain
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
90
d. Proses pembuatan prototype
Luaran dari proses laminasi kedua karakter kulit ikan kakap berubah
menjadi kepingan dengan celah transparan diantara potongan kulit ikan
kakap. Hal tersebut menimbulkan tampilan klasik pada material kulit
ikan kakap hilang dan muncul tampilan baru yang dinamis dan modern.
Maka untuk menyesuaikan dengan tampilan tersebut dipilihlah material
kain denim.
Proses Pembuatan Prototype
Gambar 4. 42 Proses pembuatan prootype
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
91
Prototype
Gambar 4. 43 Prototype eksperimen 3
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
4.5
ANALISA KONSEP DESAIN
Berdasarkan beberapa eksperimen yang telah dilakukan maka dipilihlah
eksperimen kedua sebagai acuan konsep pengaplikasian kulit ikan kakap pada produk
tas wanita. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada
ketiga protoye yang dibuat. Adapun hasil analisa tersebut diuraikan pada tabel berikut
ini.
92
No
1.
Eksperimen
Analisa

Permukaan kulit ikan kakap tidak rata, cenderung
berserabut saat disentuh.

Tampilan kulit ikan kakap dimanipulasi seolah – olah
memiliki dimensi yang luas.

Penggunaan kulit sapi dan detail jahitan pada lipatan
sudut tas menimbulkan point of interest terletak pada
kulit sapi.
2.

Permukaan kulit ikan kakap tidak rata, cenderung
berserabut saat disentuh.

Tampilan dimensi kulit ikan kakap tidak dimanipulasi.

Pengaplikasian kulit ikan kakap menimbulkan kesan
meruang sehingga menjadi point of interest.
Tabel 4. 12 Analisa eksperimen
Sumber data : pengamatan pribadi
93
BAB V
KONSEP DESAIN
5.1.
KONSEP PRODUK
Berdasarkan analisa aktifitas target konsumen yang telah dilakukan pada muse
diperoleh kesimpulan bahwa jenis aktifitas yang akan ditunjang adalah aktifitas formal
dengan luaran produk berupa tas beserta set penunjangnya yang terdiri dari :
Gambar 5. 1 Mindmapping trend
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
5.2.
KONSEP BAHAN
Berdasarkan hasil analisa konsep desain yang telah dilakukan sebelumnya
diperoleh kesimpulan bahwa konsep produk yang akan digunakan dalam perancangan
ini adalah sebagai berikut:
1.
Penggunaan material kulit ikan kakap berperan sebagai aksesories dengan tanpa
merubah karakter aslinya.
2.
Sebagai produk yang berbasik kulit maka material kombinasi yang digunakan
adalah material kulit asli.
94
3.
Jenis kulit kombinasi yang digunakan adalah kuli sapi pull up karena memiliki
karakter kulit yang kuat dan natural.
4.
Sebagai produk premium maka proses produksi dilakukan dengan cara 100 %
handmade.
Gambar 5. 2 Moodboard bahan
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
5.3.
KONSEP TEMA
5.3.1 Trend desain
Berdasarkan macro trend fashion 2016 konsep desain yang dipilih adalah
deep ocean. Kemudian konsep desain tersebut dibreakdown menjadi micro
theme melalui proses mind mapping, sehinnga terpilihlah koral laut sebagai
konsep tema desain yang akan digunakan.
95
Gambar 5. 3 Skema mindmapping trend
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
5.3.2
Serial Desain
Pengembangan serial desain dilakukan dengan menggunakan teknik
biomimicri. Berdasarkan tema desain yang telah dilakukan diatas maka serial
desain yang dipilih ditentukan berdasarkan jenis koral. Adapun serial desain
yang dimaksud dapat dipahami dengan ilustrasi dibawah ini.
Gambar 5. 4 Gambar mindmapping serial desain
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber.
5.3.3
Style Fashion
Berdasarkan analisa muse yang telah dilakukan pada bab tiga maka
disimpulkan bahwa produk luaran diperuntukkan bagi wanita yang menganut
gaya berpakaian edgy-chic. Secara umum gaya berpakaian edgy-chic memiliki
tampilan yang casual, elegan dan smart. Gaya berpakaian tersebut dapat
dipahami melalui moodboard dibawah ini.
96
Gambar 5. 5 Gaya fashion edgy chic
Sumber gambar : Diedit dari berbagai sumber
5.4.
FINAL DESAIN
Dari hasil eksperimen kedua yang telah dilakukan pada bab tiga diperoleh lima
treatmen material yang dapat diaplikasikan pada desain. Kelima treatman material
tersebut diaplikasikan pada bentukan tas yang sama sehingga differensiasi antar serial
dapat diamati dari jenis eksperimen yang diaplikasikan. Berikut ini adalah ilustrasi dari
kelima serial desain tersebut.
97
1. Serial Desain Koral Daun
Gambar 5. 6 Serial desain koral daun
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
98
2. Serial Desain Koral Polip 1
Gambar 5. 7 : Serial desain koral polip 1
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
99
3. Serial Desain Koral Polip 2
Gambar 5. 8 Serial desain koral polip 2
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
100
4. Serial Desain Koral Bintang Bundar
Gambar 5. 9 Serial desain koral bintang bundar
5. Serial Desain Koral Tanduk Rusa
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
101
Gambar 5. 10 Serial desain koral tanduk rusa
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
102
5.5 KONSEP RANCANGAN BISNIS
5.5.1 Konsep Branding
Keberadaan branding bagi sebuah produk sangatlah penting. Dengan adanya
branding maka diharapkan produk luaran mudah dikenali oleh calon konsumen.
Karena bersifat sebagai pembeda dengan produk luaran lain maka branding yang
dibuat secara umum harus mencirikan karakter produsen dan secara khusus
mencirikan produk luarannya.
1.
Nama brand dan logo
Produk luaran yang dibuat memiliki keunggulan memanfaatkan kulit
ikan kakap yang minim kompetitor. Oleh karena itu maka penulis
menggunakan nama brand IWEI. Nama iwei diadaptasi dari kata iwak yang
berasal dari bahasa jawa yang memiliki arti ikan. Ikan merupakan kata yang
merujuk pada objek hewan yang memiliki sirip, insang dan ekor untuk hidup
di dalam air. Kata ikan dipilih karena selain terbuat dari kulit ikan
desainnyapun mengadaptasi bentuk ikan.
Logo yang digunakan merupakan siluet dari ikan tipe fusiform yang
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk huruf W yang merupakan satu
satunya huruf konsonan yang berada pada kata iwei. Warna yang digunakan
adalah putih dan biru untuk melambangkan lautan.
Gambar 5. 11 Logo IWEI
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
103
2 Pengaplikasian logo pada atribut produk
Atribut tas merupakan elemen-elemen tanbahan pada tas yang memuat
pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen meliputi identitas maupun
cara perawatan produk. Informasi tersebut dikelompokkan menjadi beberapa
komonen atribut produk sebagai berikut :
a. Packaging
Packaging produk terdiri dari dari dua bagian yaitu berupa
 Pouch
:
kantong yang terbuat dari kain lembut yang
berfungsi untuk melindungi tas dari goresan
dan debu.
 Paper bag
:
Tas jinjing untuk memuat pouch berisikan
produk Iwei.
b. Hang tag
Kartu yang digantungkan pada tas, berfungsi untuk memuat informasi
harga tas tersebut.
Gambar 5. 12 Konsep visual hang tag
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
104
5.5.2 Stakeholder
Dalam proses perancangan peran stake holder sangatlah penting. Stake holder
dapat sebagai pemasok bahan maupun tenaga terampil yang nantinya akan
mengolah bahan menjadi produk jadi. Berikut ini adalah beberapa stake holder dan
peranannya dalam proses perancangan ini.
1. Tilea Fish Skin
Merupakan perusahaan pengolah kulit ikan kakap menjadi kulit samak
yang siap dimanfaatkan sebagai produk fashion. Perusahaan tersebut memiliki
akses bahan baku sebanyak 100.000 lembar perhari yang diperoleh dari hasil
perikanan wilayah Jawa dan Sumatera Utara. Kulit yang digunakan diperoleh
dari penghasil ikan kakap yang nantinya daging ikan tersebut akan dikirim ke
pabrik pengolahan ikan. Tilea memiliki dua tipe produk kulit yaitu tipe suede
dan glosi yang diproduksi dalam berbagai macam warna.
Gambar 5. 13 Produk luaran tilea fish skin
Sumber gambar : Dokumentasi perusahaan
2. Radja Leather Art
Merupakan anak perusahaan Revolt industry yang merupakan salah satu
lokal brand di Surabaya yang mengolah produk kulit sapi. Berbeda dengan
Revolt Indusrty yang fokus untuk memproduksi produk bagi brandnya sendiri,
Radja Leather melayani pesanan custom desain dengan kebebasan memasang
brand sendiri pada produk tersebut. Salah satu brand yang telah bekerjasama
dengan Radja Leather adalah Rovegift yang memiliki target market untuk
105
memenuhi kebutuhan akan souvenir wedding.
Gambar 5. 14 Produk luaran radja leather
Sumber gambar : https://www.instagram.com/radjaleather/
5.5.3 Alur Produksi
Kedua stakeholder tersebut memiliki peranan yang berbeda satu sama lain.
Tilea fish skin yang basic perusahaannya sebagai penyamak kulit ikan kakap
berperan sebagai suplay material. Sedangkan Radja Leather berperan sebagai
produsen. Kedua perusahaan ini memiliki lokasi yang terpisah. Maka untuk proses
produksi bahan akan dipesan dan dikirim melalui paket dari Tilea Fish Skin
kepada Iwei, baru kemudian diserahkan kepada Radja Leather beserta rancangan
desainnya. Berikut ini adalah ilustrasi dari proses yang dimaksud.
Ga
Gambar 5. 15 Ilustrasi peranan stakeholder
Sumber gambar : dokumentasi pribadi
106
Pada gambar tersebut terdapat dua garis yang berbeda yaitu garis putus-putus
dan garis kontinyu. Garis putus-putus merupakan peranan yang dijalankan oleh
stakeholder dengan pengawasan dari Iwei. Sedangkan garis kontinyu merupakan
peranan yang dijalankan oleh Iwei.
5.5.4
Rancangan anggaran dana
Biaya produksi dompet
Biaya produksi
Kulit ikan kakap
1.100.000
Rp 30.000 x 8 lembar
Aksesories & packaging
240.000
20.000
Jumlah
1.360.000
Keuntungan = Jumlah x 15 %
= 1.360.000 x 15%
= Rp. 204.000,00
Harga jual
= 1.360.000 + 240.000
= Rp. 1.564.000,00
Biaya produksi mini bag
Biaya produksi
Kulit ikan kakap
1.400.000
Rp 30.000 x 12 lembar
Aksesories & packaging
360.000
20.000
Jumlah
1.780.000
Keuntungan = Jumlah x 15 %
= 1.780.000 x 15%
= Rp. 267.000,00
Harga jual
= 1.780.000 + 267.000
= Rp. 2.047.000,00
Biaya produksi mini bag
Biaya produksi
Kulit ikan kakap
1.700.000
Rp 30.000 x 15 lembar
Aksesories & packaging
Jumlah
Keuntungan = Jumlah x 15 %
450.000
20.000
2.170.000
107
= 2.170.000 x 15%
= Rp. 325.500,00
Harga jual
= 2.170.000 + 325.500
= Rp. 2.495.500,00
5.5.5 Positioning produk
Untuk memahami posisi produk dipasaran maka penulis membandingkan
hasil luaran produk Iwei dengan beberapa kompetitor. Kompetitor yang penulis
pilih merupakan brand tas wanita bermaterialkan kulit yang memiliki target
market wanita usia 25-35 tahun, sesuai dengan analisa persona yang telah
dilakukan pada bab tiga.
Gambar 5. 16 positioning produk
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
108
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
109
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
a. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan kulit ikan kakap pada desain tas wanita lebih efektif jika diaplikasikan
sebagai aksesories. Hal tersebut berkaitan dengan dimensi kulit ikan kakap yang
cukup kecil.
b. Salah satu metode pengapikasian aksesories kulit ikan kakap adalah dengan cara
menentukan bentukan modul tertentu yang memiliki kesatuan bentuk.
c. Upaya pengembangan produk yang dapat dilakukan adalah dengan mengaplikasikan
kulit ikan kakap pada produk berdimensi kecil misalnya pada card holder, name tag,
gantungan kunci atau sebagai strap jam tangan.
d. Sebagai produk kriya yang berbasik material kulit maka material dasar yang sesuai
untuk digunakan adalah kulit sapi atau kambing.
e. Penggunaan kulit sebagai material produk kriya pada umumnya mengekspos karakter
asli dari kulit itu sendiri. Sehingga teknik laminasi yang merubah karakter kulit ikan
kakap tidak digunakan pada desain yang dirancang.
f. Berdasarkan eksperimen laminasi diketahui bahwa material kulit ikan kakap tidak
tahan terhadap cairan. Cairan akan menyerap pada pori-pori kulit ikan kakap dan
meninggalkan bercak yang tidak dapat dihilangkan. Oleh karena itu penggunaan
produk ini terbatas hanya pada aktifitas indoor.
g. Perlu perlakuan khusus agar tas tidak mudah terkena noda cairan dengan
menyimpannya ditempat yang kering dan tidak membersihkan produk dengan
menggunakan lap basah.
110
6.2 SARAN
Gambar 6. 1 Evaluasi produk
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
a.
Terkait dengan pengaplikasian kulit ikan kakap pada desain produk yang dibuat
perlu ditambahkan kompisisi penggunaanya.
b.
Penambahan komposisi penggunaan kulit ikan kakap dapat dilakukan dengan
membahkan diameter aksen koral daun, handel tas seperti yang telah diilustrasikan
pada gambar 6.1 dan sebagai tussel bag.
c.
Terkait dengan karakter kulit ikan kakap yang tidak rata dan cenderung berserabut
maka tidak dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk lipatan.
d.
Perlu dilakukan pengembangan riset produksi material kulit ikan kakap agar
memiliki sifat anti terhadap cairan, sehingga perawatannya lebih mudah.
111
DAFTAR PUSTAKA
LINARDI, MARCELLA (2013) Penggunaan Material Tyvek Sebagai Bahan Baku
Pembuatan
Tas
Wanita,
diunduh
melalui
http ://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/461/435. Diunduh
pada tanggal 22 April 2015
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/researchcorner/9731376299841.pdf,
diunduh tanggal 15 Mei 2015
http://www.bbkkp.go.id/, diakses tanggal 12 April 2015
http://terasolo.com/liputan-khusus/afta-mengukur-kemampuan-meraba-peluang.html, diakses
tanggal 15 April
http://www.sepatukulitmagetan.net/news/detail/mengenal-jenis-kulit-untuk-bahan-sepatukulit#.Ve-ldFWqqko diakses pada tanggal 20 maret 2015
http://www.departures-international.com/home/style/womens-fashion/fishy-fashionaccessories.html, diakses tanggal 29 April 2015
https://blog.tokopedia.com/2014/12/yuk-kenali-jenis-casing-yang-cocok-untuk-smartphonekamu/, diakses tanggal 19 Mei 2015
http://www.fashionisers.com/trends/spring-summer-2015-handbag-trends/, diakses tanggal 23
Mei 2015
http://fashionvignette.blogspot.com/2014/06/trends-fashion-snoops-fw-2015-16womens.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Fe
ed:+FashionVignette+(FASHION+VIGNETTE), diakses tanggal 29 Mei 2015
http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-16-trend-boards/, diakses tanggal 20 Juli
2015
http://daisyjanie.typepad.com/daisyjanie/2012/07/cool-patchwork-piecing-using-fusibleinterfacing.html, diakses pada tanggal 5 Februari 2016
http://www.fashionisers.com/trends/fall-winter-2016-2017-handbag-trends/ diakses pada
tanggal 9 Februari 2016
http://biobook.nerinxhs.org/bb/systems/gas_exchange.htm, diakses pada tanggal 6 Maret
2016
http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/, diakses tanggal 20 Mei
2016
http://www.growemiliacastus.com/spring-summer-17-trend-boards/, diakses tanggal 3 Juni
112
2016
http://www.greenappleflooring.co.uk/advice-centre/laminate-floor-advice/what-is-laminateflooring.htmdiakses pada tanggal 18 Januari 2017
http://www.polyvore.com/fendi_handbags/shop?brand=Fendi&category_id=318, diakses
tanggal 22 Januari 2017
http://picmia.com/119435-asymmetry-in-fashion-mustard-tailored-trousers-with-floralapplique-along-one-leg-interesting-garment-details-chloe, diakses tanggal 22
Januari 2017
http://dreaminginstyle.com/en/edgelands-ss17-trend-wgsn/, diakses tanggal 22 Januari 2017
120
LAMPIRAN
120
120
121
120
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Kabupaten Ngawi, pada tanggal 5
Desember 1991 dari pasangan Bapak Drs. Mudji Utomo dan
Ibu Dra. Daminingsih dan merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal
dimulai dari TK Trisula Perwari III, Ngawi; SDN Pelem 2,
Ngawi ditempuh selama dua tahun kemudian dilanjutkan di
SDN Kampung baru III, Nganjuk. Pendidikan menengah
pertama dan akhir ditempuh di Kota Kediri tepatnya di SMPN
3 Kediri dan SMAN 7 Kediri.
Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa
program Sarjana (S-1) Jurusan Desain Produk Industri ITS,
program studi desain produk industri dengan NRP 3410100127. Penulis aktif dalam kegiatan
organisasi mahasiswa jurusan sebagai kepala departemen rohani periode 2012 – 2013. Penulis
pernah berpartisipasi sebagai peserta dan alumni training support ESQ leadership bagi
mahasiswa baru. Selain itu penulis juga berpartisipasi sebagai peserta dan panitia kegiatan
pelatihan Gerigi, LKMM Pra – TD dan LKMM TD. Kini penulis telah menyelesaikan tugas
akhirnya dengan judul PEMANFAATAN KULIT IKAN KAKAP UNTUK DESAIN TAS
WANITA.
Download