PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEKTIVITAS PEMAPARAN INVOLUNTARY ATTENTION TERHADAP TINGKAT ATENSI PADA MAHASISWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Lindi Oktavia Dewi NIM: 129114121 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO “For I know the plans I have for you, declares the Lord, plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future” Jeremiah 29:11 iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini ku persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus Alam Semesta Papa Didik, Mama Enny, Dikky Saudara, Sahabat dan untuk para Guru yang telah mengenalkanku pada Ilmu Pengetahuan v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEKTIVITAS PEMAPARAN INVOLUNTARY ATTENTION TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT ATENSI MAHASISWA Lindi Oktavia Dewi ABSTRAK Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemaparan involuntary attention terhadap tingkat atensi pada mahasiswa. Peneliti memiliki hipotesis bahwa pemaparan involuntary attention berupa video lanskap vegetasi dapat membantu peningkatan direct attention pada mahasiswa dibandingkan video lanskap urban. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 63 mahasiswa kategori dewasa awal. Eksperimen kuasi dengan tipe eksperimen laboratorium ini menggunakan desain within subject dengan dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi pemaparan berupa video lanskap vegetasi dan video lanskap urban. Data dianalisis menggunakan uji beda Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan penurunan milisekon pada fungsi atensi executive control (p = 0,006) dengan demikian hipotesis diterima. Sedangkan pada kelompok video lanskap urban tidak terdapat berbedaan yang signifikan (p = 0,675). Kata Kunci : involuntary attention, atensi, eksperimen vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFFECTIVENESS OF EXPOSURE INVOLUNTARY ATTENTION TO UNIVERSITY STUDENT’S ATTENTION LEVEL Lindi Oktavia Dewi ABSTRACK This experimental study aim to determine the effectiveness of exposure involuntary attention to university student’s attention level. Researchers have hypothesized that the exposure of involuntary attention in the form of vegetation video landscape can help to increase direct attention to the students rather than urban landscape video. The subjects in this study were sixty-three early-adultstudents. This quasi experiment with type of experiment laboratory used the design from within subject, with two experimental groups and one control group. The experimental group was given a presentation in the form of vegetation video landscape and urban video landscape. The data were analyzed using the differential test of Wilcoxon which indicate differences in declining milliseconds within the attention function of executive control (p = 0,006) so that the hypothesis is accepted. In the group of urban video landscape, there is no significant difference (p = 0,675). Keywords : involuntary attention, attention, experiment viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan tuntunanNya saya dapat melalui proses penulisan skripsi hingga akhir dan dapat terselesaikan dengan baik. Atas bimbinganNya melalui perantara Dosen pembimbing dan orang-orang yang telah membantu bertukar pikiran, saya dapat menemukan jalan keluar atas segala permasalahan yang saya hadapi selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih atas waktu dan bimbingan Bapak saat penulis mengalami kesulitan saat proses penulisan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Bapak TM. Raditya Hernawa, M. Psi., Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang mau mendengarkan dan meluangkan waktunya untuk membimbing saya meskipun di luar jadwal yang seharusnya dan Bapak belum resmi menjadi dosen pembimbing saya. Terima kasih atas motivasi, kepercayaan, dan saran. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terima kasih Bapak bersedia bertukar pikiran saat saya menemui kendala dan masalah. Terima kasih juga sudah membantu mencari subjek penelitian. 5. Bapak Dr. Yohannes Babtista Cahya Widiyanto M. Si., selaku Dosen mata kuliah seminar, terima kasih Bapak sudah tertarik dengan judul saya sehingga saya merasa percaya diri untuk melanjutkan rancangan penelitian saat seminar hingga menjadi judul skripsi. 6. Ibu Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati M. Si., Psi., terima kasih Ibu mau membantu saya mendapatkan jurnal utama yang sangat saya butuhkan. 7. Dr. A. Priyono Marwan, S.J., yang telah membantu saya telah meluangkan waktu untuk bertukar pikiran terkait penulisan skripsi saya. 8. Segenap Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan pengetahuan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 9. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Pak Gi, Mas Muji, Mas Gandung, dan Bu Nanik dengan ramah membantu saya selama perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi ini. 10. Dr. Terry Hartig selaku pembuat Perceived Restorativeness Scale (PRS) versi asli dan telah memberikan ijin untuk menggunakan PRS untuk keperluan skripsi saya. Selain itu, juga memberikan jurnal pendukung skripsi saya. 11. William, selaku native speaker yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengoreksi bahasa dari skala PRS asli dan skala PRS adaptasi. Abraham Muria S. Ked., yang terlebih dahulu menggunakan Attention Network Test (ANT) sebagai alat pengambilan data. Terima kasih atas informasinya. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Bapak Susilo dan mas Chandra selaku Kepala Lab. Komputer Dasar dan asisten Lab. Komputer Dasar yang mau bekerja sama dan mendukung penelitian saya dengan memberikan ijin untuk menggunakan Lab. Komputer Dasar dengan segala fasilitas di dalamnya. 13. Kedua Orang Tua dan Adikku yang menjadi sumber semangat dan selalu menemaniku disaat aku menghadapi masalah, tempatku bercerita tentang permasalahan dan keceriaan yang sedang ku alami selama proses penulisan skripsi ini. 14. Gabriel Gradi yang telah memberikan ide skripsi yang sedikit gila namun akhirnya menjadi kenyataan. 15. Rekan saya selama penulisan skripsi Regina Giovanny Sujadiyanto. Terima kasih atas dukungan, kegilaannya, keluh kesah, deg-degannya, kepanikannya, keceriaannya. Terima kasih sudah mau menjadi pelanggan perpus bersamaku. Terima kasih tidak bosan mendengar kata-kata “Pie ki Ge”, “Pusing aku” dll. 16. Sahabat ku Sesilia Pradita yang selalu memberiku semangat dan tidak pernah meninggalkan ku dalam keadaan suka maupun duka. Sisilia Paulina yang selalu mengingatkanku untuk membuka laptop dan memberiku semangat saat mengerjakan skripsi. 17. Teman-teman yang mendukung berjalannya eksperimen ini, terimakasih Maria Vita yang menjadi teman berbagi dan bersedia menjadi asisten dalam penelitian ini dan juga Ratna Indraswari, Ari, Shella, Jessica Dhoria, Clara, dan Maria Karina. Tanpa kalian penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik. xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACK .................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xxi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxiii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10 D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 10 1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 10 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Manfaat Praktis ................................................................................... 11 BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 12 A. Atensi ........................................................................................................ 12 1. Definisi Atensi .................................................................................... 12 2. Fungsi Atensi ...................................................................................... 13 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Atensi .......................................... 15 B. Attention Restoration Theory (ART) ........................................................ 17 1. Definisi Attention Restoration Theory (ART) .................................... 17 2. Jenis Atensi dalam Attention Restoration Theory (ART) ................... 19 3. Directed Attention Fatigue (DAF) ...................................................... 20 4. Komponen Lingkungan yang Berdampak Memulihkan Directed Attention Fatigue (DAF) ..................................................................... 22 5. Video Lanskap Vegetasi dan Video Lanskap Urban .......................... 24 C. Micro-break ............................................................................................... 29 1. Definisi Micro-Break .......................................................................... 29 2. Tipe Micro-Break ................................................................................ 30 D. Mahasiswa dalam Tahap Perkembangan Kognitif.................................... 31 E. Dinamika Penelitian .................................................................................. 33 F. Skema Penelitian ....................................................................................... 38 G. Hipotesis.................................................................................................... 38 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 39 A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39 B. Desain Penelitian ....................................................................................... 39 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Variabel Penelitian .................................................................................... 40 1. Variabel Bebas .................................................................................... 40 2. Variabel Terikat .................................................................................. 41 3. Upaya Kontrol ..................................................................................... 41 D. Definisi Operasional.................................................................................. 43 1. Atensi .................................................................................................. 43 2. Involuntary Attention .......................................................................... 43 E. Subjek Penelitian....................................................................................... 44 F. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44 1. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 44 2. Prosedur Persiapan Penelitian ............................................................. 44 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 46 4. Tim Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 46 G. Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 47 1. Perceived Restorativeness Scale (PRS) .............................................. 48 2. Attention Network Test (ANT) ............................................................ 49 H. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ......................................................... 52 1. Validitas .............................................................................................. 52 2. Reliabilitas .......................................................................................... 56 I. Metode Analisis Data ................................................................................ 60 1. Uji Asumsi .......................................................................................... 60 2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 61 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 63 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Persiapan Penelitian .................................................................................. 63 1. Persiapan Alat Penelitian .................................................................... 63 2. Persiapan Teknis Penelitian ................................................................ 66 B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 67 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 67 2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 68 3. Observasi Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 69 C. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 70 D. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 71 E. Hasil Analisis Data .................................................................................... 71 1. Uji Normalitas ..................................................................................... 71 2. Uji Homogenitas ................................................................................. 73 3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 73 4. Analisis Tambahan .............................................................................. 77 F. Pembahasan ............................................................................................... 79 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 86 A. Kesimpulan ............................................................................................... 86 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 86 C. Saran .......................................................................................................... 87 1. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................ 87 2. Bagi Mahasiswa .................................................................................. 88 3. Bagi Pemerintah .................................................................................. 88 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN .................................................................................................... 94 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Desain Eksperimen Efektivitas Pemaparan Involuntary Attention terhadap Tingkat Atensi pada Mahasiswa........................................ 40 Tabel 2. Blue print Skala Perceived Restorativeness Scale (PRS) ................ 49 Tabel 3. Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) versi adaptasi .................................................................................... 57 Tabel 4. Uji Normalitas Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi .................................................................................. 59 Tabel 5. Hasil Korelasi Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi ................................................................................. 59 Tabel 6. Seleksi Video menggunakan Perceived Restorativeness Scale (PRS) ..................................................................................... 65 Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 68 Tabel 8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ................................ 70 Tabel 9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 71 Tabel 10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Program Studi ................................................................................................ 71 Tabel 11. Uji Normalitas masing-masing Kelompok Penelitian Berdasarkan Fungsi Atensi ............................................................. 72 Tabel 12. Uji Homogenitas............................................................................. 73 Tabel 13. Deskripsi Statistik masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test ......................... 74 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 14. Uji Beda Wilcoxon masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test ............................................ 75 Tabel 15. Uji One Way Anova pada Tiga Kelompok Penelitian ................... 76 Tabel 16. Rata-rata Keakuratan (%) Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test .................................................................................... 77 xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR SKEMA Skema 1. Efek Pemulihan dalam Attention Restoration Theory (ART) ........ … 18 Skema 2. Skema Penelitian tentang Efektivitas Pemaparan Video Lanskap Vegetasi sebagai stimulus Involuntary Attention dan video lanskap urban terhadap peningkatan Direct Attention pada Mahasiswa ..... 38 xxi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Area Otak yang berkaitan dengan jaringan tiga fungsi Atensi .... 15 Gambar 2. Proses Eksperimen dalam Attention Network Test (ANT) .......... 49 Gambar 3. Dasar perhitungan dari tiga fungsi atensi dalam Attention Network Test (ANT)................................................................... 50 xxii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Hasil Uji One Way Anova (seleksi video), Uji Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan Attention Network Test (ANT) ............................................................................... . 94 LAMPIRAN 2. Hasil Analisis Attention Network Test (ANT) Pre-test dan Post-test ............................................................................. 99 LAMPIRAN 3. Hasil Uji Analisis Tambahan ................................................... 106 LAMPIRAN 4. Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) versi 1.3.0 ............................................... 108 LAMPIRAN 5. Hasil Direct-Translation Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) .......................... 112 LAMPIRAN 6. Hasil Back-Translation Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) .......................... 115 LAMPIRAN 7. Hasil Pemeriksaan Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) ........................... 117 LAMPIRAN 8. Skala Adaptasi PRS dan instruksi Attention Network Test (ANT) dan tabel hasil ANT ................................................................. 123 LAMPIRAN 9. Lembar Informed Consent........................................................ 130 LAMPIRAN 10. Deskripsi Data penelitian ...................................................... 131 LAMPIRAN 11. Daftar Alamat Video yang diunduh melalui Youtube ........... 136 xxiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpindahan penduduk dari desa ke kota atau akrab disebut urbanisasi, mengalami peningkatan yang pesat diseluruh dunia. Lebih dari setengah umat manusia kini tinggal di daerah perkotaan. Pada tahun 2050 proporsi ini diperkirakan akan melebihi 70% (Heilig dalam Bratman, Daily, Levy, & Gross, 2015). Menurut catatan Divisi Populasi PBB, hampir dua pertiga dari populasi dunia akan tinggal di daerah perkotaan dalam 30 tahun ke depan (Vlahov & Galea dalam Maas, Verheij, Groenewegen, Vries, & Spreeuwenberg, 2006) sehingga membuat lingkungan tempat tinggal semakin padat dengan berbagai aktivitas dan permasalahan di dalamnya. Negara berkembang yang mulai mengalami dampak dari urbanisasi adalah Indonesia. Salah satu ciri dari urbanisasi adalah tingginya aktivitas yang menuntut mobilitas yang tinggi sehingga kebutuhan akan sarana transpotasi menjadi penting (Iskandar, 2013). Kepadatan penduduk di Indonesia terlihat dari meningkatnya pemenuhan sarana transportasi yang ditunjukkan dari data perkembangan jumlah kendaraan bermotor oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2013 yang mencapai 104.118.969 buah (http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413). Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sejumlah 94.373.324 buah. Tingginya 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 jumlah kendaraan, membuat tingkat kemacetan dan kepadatan lingkungan semakin bertambah. Dampak urbanisasi mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang (Lee, Williams, Sargent, Williams, & Johnson, 2015). Menurut World Health Organization tahun 1948, definisi kesehatan adalah seseorang yang memiliki keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang baik bukan hanya diakibatkan oleh penyakit atau gangguan tertentu (Steg, Van Den Berg, & De Groot, 2013). Kepadatan penduduk dengan banyaknya aktivitas di lingkungan perkotaan, membuat keadaan lingkungan tempat tinggal dan tempat bekerja dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Lingkungan yang “sakit” dapat mengancam kesehatan secara fisiologis maupun psikologis (Largo-Wight, Chen, Dodd, & Weiler, 2011). Dampak fisiologis yang ditimbulkan adalah polusi udara dalam ruangan dan racun yang dapat menyebabkan penyakit seperti Sick Building Syndrome (Samet & Spengler dalam Largo-Wight dkk., 2011). Kemudian, dampak psikologis akibat lingkungan yang tidak sehat, misalnya lingkungan yang padat dan berisik. Lingkungan yang padat dan berisik dapat mengakibatkan kelelahan mental dan stres kronis (Brennan, Chugh, & Kline; Raffaello & Maass dalam Largo-Wight dkk., 2011). Kelelahan mental yang dialami oleh seseorang yang tinggal di daerah perkotaan dapat menurunkan fungsi kognitif seseorang sedangkan stres kronis dapat menjadi stresor yang mengakibatkan kecemasan, frustasi, kepenatan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 ketegangan, kemarahan, kebingungan, dan perubahan perilaku (Liu, Mattson, & Kim, 2004). Penelitian terbaru mengatakan bahwa seseorang yang tinggal di daerah perkotaan dengan segala aktivitas dan permasalahan di dalamnya, membuat pengolahan sistem informasi yang diterima terlalu banyak (Lee dkk., 2015). Seseorang yang mengolah informasi terlalu banyak dapat berpotensi mengalami kelelahan mental sehingga membuat kontrol terhadap atensi menjadi berkurang (Kaplan, Bardwell, & Slakter, 1993). Fungsi kognitif khususnya atensi, berkaitan dengan otak sebagai bagian dari organ dalam tubuh manusia. Otak memiliki fungsi untuk mengontrol pikiran, emosi, dan motivasi seseorang (Gloor; Rockland; Shephred dalam Sternberg, 2008). Selain itu, otak memiliki sistem saraf yang digunakan sebagai dasar kemampuan seseorang untuk memahami, beradaptasi, dan berinteraksi dengan dunia sekitar (Gazzaniga; Gazzaniga, Ivry, & Mangun, dalam Sternberg, 2008). Sistem syaraf tersebut membuat seseorang dapat menerima, memproses, dan merespon informasi dari lingkungan sekitar (Pinker; Rugg dalam Sternberg, 2008). Peran atensi dapat dilihat berdasarkan sudut pandang fungsi atensi. Terdapat tiga fungsi atensi yang didasarkan pada fungsi anatomi otak yaitu Alerting, Orienting, dan Executive Control (Bratman dkk., 2015; MacLeod, McConnell, Lawrence, Eskes, Klein, & Shore, 2010; Berman, Jonides, & Kaplan, 2008; Fan, McCandliss, Sommer, Raz, & Posner, 2002; Emfield & Neider, 2014). Fungsi alerting berkaitan dengan kesiagaan seseorang dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 menanggapi rangsangan, kemudian fungsi orienting terkait penyeleksian stimulus dan mengalokasikan perhatian. Terakhir, fungsi executive control terkait penyelesaian konflik. Dari ketiga fungsi atensi tersebut, fungsi executive control merupakan fungsi yang paling banyak membutuhkan upaya mental dibandingkan ketiga fungsi lainnya (Bratman dkk, 2015; Berman dkk, 2008). Atensi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam proses kognitif dan fungsi emosi seseorang (Berman dkk., 2008). Peran atensi ini membantu seseorang dalam proses belajar di sekolah. Disisi lain, atensi juga berperan dalam proses penyimpanan memori jangka pendek (Jonides, Lewis, Nee, Lustig, Berman, & Moore dalam Berman dkk., 2008). Pada dasarnya atensi dapat mengalami penurunan akibat proses kognitif yang dilakukan secara terus menerus sehingga membuat seseorang dapat mengalami kelelahan mental atau biasa disebut dengan Directed Attention Fatigue (DAF) (Kaplan & Kaplan, 1989; Kaplan, 1995; Varkovetski, 2015). Kelelahan mental juga dapat terjadi karena terlalu banyak isyarat atau stimulus yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Penurunan atensi dapat terjadi akibat kapasitas neurologis seseorang terbatas untuk dapat mendeteksi jutaan stimulus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya seluruh jutaan stimulus tersebut dapat terdeteksi, otak tidak akan mampu memproses seluruh jutaan stimulus tersebut (Solso, Maclin, & Maclin, 2007). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Sejak jaman dahulu, unsur alam dipercaya dapat membantu memperbaiki kesehatan fisik maupun psikis seseorang yang tinggal didaerah perkotaan (Olmsted dalam Vivi, 2011). Seseorang rela mengeluarkan biaya yang mahal hanya untuk melihat lautan (Lange & Schaeffer dalam Vivi, 2011). Selain itu, unsur alam dapat membantu pemulihan pasien paska operasi (Ulrich dalam Kaplan & Kaplan, 1989). Pengalaman bersinggungan dengan lingkungan alam atau vegetasi terasa ketika, banyak orang mencari tempat untuk beristirahat dan berekreasi karena tekanan tugas, lingkungan yang gaduh, dan akibat stresor lainnya (Knopf; Schreyer dalam Hartig, Evans, Jamner, Davis, & Garling, 2003). Respon fisik dan psikis seseorang terhadap vegetasi tidak lepas dari pandangan estetika berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang (Ulrich, 1986). Pandangan estetika menitikberatkan pada beberapa pilihan atau perasaan suka atau tidak suka yang diasosiasikan dengan emosi dan keadaan neurofisiologis seseorang (Berlyn; Ulrich dalam Ulrich, 1986). Dari hasil penelitian berdasarkan pandangan estetika, pengalaman seseorang dengan unsur alam atau vegetasi membuat seseorang jauh lebih positif, baik secara emosi maupun fisik. Dampak negatif dari lingkungan perkotaan dapat membuat seseorang cenderung mengalami kelelahan mental. Hal tersebut mendorong para peneliti untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan kontak visual dengan lingkungan alam atau vegetasi sebagai stimulus untuk memulihkan atensi dari kelelahan mental dan stres yang dialami oleh seseorang (Bratman dkk., 2015; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Kaplan & Kaplan, 1989; Lee dkk., 2015; Lohr, Pearson-Mims, & Goodwin, 1996; Mancuso, Rizzitelli, & Azzarello, 2006; Pasini, Berto, Brondino, Hall, & Ortner, 2014; Steg dkk., 2013). Beberapa pendekatan teoritis terkait dengan psikologi lingkungan menjelaskan tentang manfaat lingkungan alam bagi kesehatan psikologis manusia, terlebih dalam memberikan efek pemulihan akibat kelelahan mental dan menurunkan tingkat stres seseorang (Steg dkk., 2013). Kaitan antara lingkungan alam atau vegetasi dengan proses kognitif manusia, dikonsepkan oleh Stephan Kaplan dan Rachel Kaplan dalam Attention Restorative Theory (ART). ART didasarkan pada terminologi dari William James (1892) membagi atensi menjadi dua yaitu voluntary attention dan involuntary attention (Kaplan & Kaplan, 1989). Proses efek pemulihan akibat kelelahan mental pada ART berfokus pada involuntary attention seseorang (Kaplan & Kaplan, 1989). Voluntary attention biasa disebut dengan direct attention. Direct attention memiliki peranan penting dalam proses kognitif dan fungsi emosi seseorang (Berman dkk., 2008; Varkovetski, 2015). Kemudian, involuntary attention adalah pemusatan perhatian seseorang terhadap suatu objek tanpa membutuhkan upaya mental. Objek dalam Attention Restorative Theory (ART) adalah lingkungan yang dapat memberikan efek pemulihan (Kaplan & Kaplan, 1989). Lingkungan yang dimaksud dalam ART adalah lingkungan dengan adanya unsur tanaman, lanskap alam terbuka, vegetasi atau yang sering disebut dengan hutan (Kaplan & Kaplan, 1989). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Jika involuntary attention berhubungan dengan objek yang menarik dan cenderung tidak membutuhkan upaya mental, maka voluntary attention atau direct attention memiliki potensi untuk mengalami kelelahan atau Directed Attention Fatigue (DAF) (Kaplan dkk., 1993; Varkovetski, 2015). Jika tidak disadari, DAF memiliki dampak serius pada kualitas hidup seseorang, misalnya mudah mengalihkan perhatian, kurang bersabar, mudah marah, dan cenderung mengambil resiko tanpa memikirkannya terlebih dahulu (Kaplan & Kaplan, 1989; Kaplan, 1995; Kaplan dkk., 1993). Dalam Attention Restoration Theory (ART) objek untuk memunculkan stimulus involuntary attention berupa lingkungan alam atau vegetasi (Kaplan & Kaplan, 1989). Untuk itu, ART mengkategorikan empat komponen lingkungan yang dapat memberikan efek memulihkan dari kelelahan mental. Empat komponen tersebut adalah pesona (fascination), menjauh (being away), kesesuaian (compatibility), dan luas (extent) (Kaplan & Kaplan, 1989; Kaplan 1995; Berman dkk., 2008; Kaplan dkk., 1993; Steg dkk., 2013). Fascination merupakan suatu lingkungan yang membuat seseorang terpesona atau kagum. Selain itu, fascination merupakan komponen utama dalam memunculkan involuntary attention seseorang. Kemudian being away merupakan gambaran suatu lingkungan yang berbeda dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, komponen extent yaitu lingkungan yang membuat seseorang dapat menghabiskan waktu dan bereksplorasi. Terakhir, compatibility yaitu adanya kesesuaian antara tujuan seseorang dengan manfaat yang diberikan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 lingkungan sehingga tidak memerlukan upaya mental yang berlebihan untuk memproses infomasi tentang suatu lingkungan (Steg dkk., 2013). Banyak penelitian yang memanfaatkan lingkungan alam atau vegetasi untuk memulihkan atensi. Penelitian sebelumnya menggunakan tanaman hidup, kumpulan foto, dan, video tentang lingkungan alam sebagai media memunculkan stimulus involuntary attention (Berto, 2014; Berman dkk., 2008). Seseorang yang melakukan kontak visual, seperti berjalan di taman dengan durasi 55 menit dan melihat gambar lingkungan vegetasi dengan durasi 10 menit secara signifikan dapat mengurangi kelelahan mental (Berman dkk., 2008). Penelitian terbaru mengatakan bahwa dengan melihat screensaver bergambar taman bunga di atap gedung selama 40 detik dapat meningkatkan atensi (Lee dkk., 2015). Selain berjalan di taman dan melihat gambar, menonton video juga dapat menjadi stimulus involuntary attention. Video dalam penelitian sebelumnya memiliki durasi 10 menit dengan kualitas rekaman yang kurang memadai, khusunya suara (Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997). Manfaat yang diberikan oleh lingkungan dengan unsur alam berbanding terbalik dengan dampak visual yang mengaitkan unsur bangunan. Dampak negatif dari lingkungan perkotaan ini muncul karena persepsi seseorang tentang aktivitas di lingkungan perkotaan yang ramai dan penuh dengan keributan (Magi, Rowntree, & Brush dalam Ulrich, 1986). Beberapa fitur buatan manusia, seperti tiang bangunan dan saluran listrik dapat mengurangi daya tarik seseorang (Brush & Palmer, Nasar dalam Ulrich, 1986). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 Manfaat bersinggungan dengan lingkungan alam atau vegetasi sebagai media pemulihan, dapat dirasakan tanpa membutuhkan biaya yang banyak (Berman dkk., 2008; Lee dkk., 2015) dan dapat dilakukan secara efektif. Berdasarkan sudut pandang ergonomi, beristirahat disela-sela waktu mengerjakan tugas merupakan aktivitas yang baik untuk dilakukan (Hedge, 2002). Aktivitas yang digunakan untuk beristirahat biasa disebut dengan micro-break. Micro-break merupakan salah satu jenis istirahat singkat yang dapat dilakukan oleh seseorang disela-sela waktu mengerjakan tugas (Kim, Park, & Niu, 2016). Jenis micro-break yang digunakan dalam penelitian ini adalah relaksasi, karena pada penelitian sebelumnya relaksasi merupakan salah satu jenis micro-break yang efektif untuk memulihkan diri dari tuntutan pekerjaan (Kim dkk., 2016). Penelitian ini akan memanfaatkan perangkat komputer sebagai media untuk memunculkan stimulus involuntary attention seseorang. Perangkat komputer dimanfaatkan sebagai media dalam memunculkan stimulus involuntary attention karena pada era globalisasi ini, aktivitas masyarakat di perkotaan pada umumnya menggunakan peralatan elektronik seperti komputer. Khususnya mahasiswa yang menggunakan komputer untuk mendukung kegiatan perkuliahan, misalnya untuk mengerjakan tugas. Selain itu, komputer juga digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di dalam perusahaan, sekolah, maupun instansi pemerintahan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 menunjukkan bahwa 92 % perusahaan di Indonesia telah menggunakan komputer sebagai pendukung kegiatan bisnisnya. Manfaat berinteraksi dengan lingkungan alam terhadap atensi seseorang, akan diukur oleh peneliti menggunakan Attention Network Test (ANT) versi 1.3.0 yang dibuat oleh Dr. Jin Fan dari Amerika Serikat pada tahun 2002. ANT digunakan untuk mengevaluasi tiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executive control berdasarkan anatomi dan fungsi bagian otak (Bratman dkk., 2015; MacLeod dkk., 2010; Berman dkk., 2008; Fan dkk., 2002; Emfield & Neider, 2014). B. Rumusan Masalah Apakah secara empiris pemaparan involuntary attention berupa video lanskap vegetasi dapat meningkatkan atensi mahasiswa ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemaparan involuntary attention terhadap tingkat atensi pada mahasiswa. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi kognitif, yaitu memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 pengetahuan mengenai efektivitas pemaparan involuntary attention dalam upaya meningkatkan atensi pada mahasiswa. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada pembaca, tentang keefektifan pemaparan involuntary attention terhadap tingkat atensi pada mahasiswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Atensi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai atensi sebagai bagian dari proses kognitif seseorang. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa atensi seseorang dapat mengalami penurunan akibat kelelahan mental. Namun, atensi dapat dipulihkan kembali dengan memanfaatkan lingkungan vegetasi alam. Sebelum kita mengetahui kaitan antara manfaat lingkungan alam dalam memulihkan penurunan atensi akibat kelelahan mental, berikut akan dijelaskan tentang definisi atensi, fungsi atensi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi atensi. 1. Definisi Atensi Atensi adalah fokus dan konsentrasi dari usaha mental yang biasanya menghasilkan kesadaran oleh rangsangan sensorik eksternal, yang ditangkap melalui panca indra atau pengalaman yang membutuhkan upaya mental (Hill dalam Brown, 2007). Atensi dapat dipahami sebagai sumber daya mental yang sangat terbatas (Anderson, 1980). Definisi lain juga mengatakan bahwa, atensi adalah sumber daya mental yang sangat terbatas dan hanya dapat dialokasikan paling banyak untuk proses kognitif dalam satu waktu tertentu (Anderson, 1980). Atensi adalah cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang ditangkap oleh panca 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain (De Weerd; Duncan; Motter; Posner & Fernandez-Duque; Rao dalam Steinberg, 2008). Atensi merupakan pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa yang membutuhkan upaya mental. (Schneider & Shiffrin dalam Steinberg, 2008). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa atensi adalah suatu cara yang dilakukan seseorang untuk memproses sejumlah informasi yang ditangkap oleh panca indra dan diproses dengan menggunakan sumber daya mental yang terbatas, kemudian diolah oleh proses-proses kognitif lainnya. 2. Fungsi Atensi Dalam beberapa tahun terakhir, tiga jaringan atensi dijelaskan dari segi anatomi dan fungsi bagian otak. Fungsi tersebut meliputi alerting, orienting, dan executive control (Fan dkk., 2002). Berikut akan dijelaskan mengenai ketiga jenis fungsi tersebut. a. Siaga (Alerting) Alerting adalah aktivitas yang melibatkan seseorang dalam menjaga sensitivitas untuk menanggapi rangsangan yang diberikan oleh lingkungan (Ishigami, 2011). Alerting juga diartikan sebagai fungsi untuk mencapai dan mempertahankan perhatian dan terkait dengan kesiagaan seseorang. Sistem alerting dikaitkan dengan frontal dan bagian parietal pada otak bagian kanan. Performa seseorang terus menerus mengaktifkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 berbagai tingkat kewaspadaan sehingga otak mengaktifkan frontal dan bagian parietal pada otak bagian kanan. Hal ini diduga juga disebabkan oleh distribusi kortikal sistem norepinefrin otak (NE) (Coull, Frith, Frackowiak, & Grasby; Marrocco, Witte, dan Davidson dalam Fan dkk., 2002). b. Orientasi (Orienting) Orienting melibatkan aktivitas dalam menyeleksi stimulus dan mengalokasikan perhatian terhadap rangsangan stimulus yang terjadi di lingkungan (Ishigami, 2011). Jaringan orienting bertanggung jawab untuk gerakan berdasarkan stimulus sensorik yang muncul (McLeod, 2009). Sistem orienting berkaitan dengan kinerja lobus parietal superior yang berhubungan erat dengan bagian intraparietal lateralis pada monyet, yaitu untuk menghasilkan gerakan mata (Anderson, Synder, Bradley, dan Xing dalam Fan dkk., 2002). Ketika atensi berpindah pada stimulus yang diperhatikan, maka aktivitas otak berpindah pada junction temporal-parietal (Corbetta dalam Fan dkk., 2002). c. Kontrol Eksekutif (Executive Control) Kontrol Eksekutif atau Conflict Effect adalah pemantauan suatu peristiwa atau kejadian dan meliputi penyelesaian konflik (Ishigami, 2011). Penyelesaian konflik meliputi berbagai jenis tugas dan aktivitas yang membutuhkan paling banyak usaha mental (Brush dalam Fan dkk., 2002; Berman dkk., 2008). Fungsi Executive Control termasuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 aktivitas pemantauan dan penyelesaian konflik antara ekspektasi, stimulus, dan respon (MacLeod dkk., 2010). Kontrol eksekutif mengaktifkan anterior cingulate dan korteks prefrontal (Bush, Luu, dan Posner; MacDonald, Cohen, Stenger, & Carter dalam Fan dkk., 2002). Gambar 1. Area Otak yang berkaitan dengan jaringan tiga fungsi Atensi diadaptasi dari Ishigami, Y. (2011). The Attention Network Test (ANT): Individual Differences Components Of Attention Across The Life Span. 2011. Thesis. Dalhousie University. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Atensi Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atensi seseorang, diantaranya faktor usia, lingkungan, dan gangguan pada otak. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi atensi. a. Usia Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi atensi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jennings, Dagenbach PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Engle dan Funke pada tahun 2007, terdapat perbedaan yang signifikan antara orang yang lebih tua dengan orang yang jauh lebih muda dalam hal kesiagaan untuk menanggapi stimulus. Orang yang lebih muda memiliki kesiagaan yang lebih baik dibandingkan pada orang yang lebih tua. Dalam penelitian tersebut kategori usia yang lebih tua adalah 61 sampai 87 tahun sedangkan usia yang lebih muda 18-21 tahun (Jennings, Dagenbach, Engle, Funke, 2007). b. Lingkungan Tingkat atensi juga tidak lepas dari faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lee, Williams, Sargent, dan Williams tahun 2015, lingkungan yang identik dengan suasana perkotaan yang padat bangunan dan aktivitas di dalamnya, dapat menurunkan tingkat atensi seseorang (Lee dkk., 2015). Lingkungan yang memiliki unsur vegetasi dapat meningkatkan atensi seseorang. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bratman, Daily, Levy, dan Gross pada tahun 2015, yang juga mengatakan bahwa tingkat atensi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (Bratman dkk., 2015). c. Gangguan pada Otak Otak adalah pusat fungsi atensi. Jika otak mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada fungsi atensi. Terdapat beberapa penelitian yang mengatakan bahwa individu gangguan atau kerusakan otak maka akan mengalami penurunan fungsi atensi yang diukur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 menggunakan Attention Network Test (ANT). Misalnya individu dengan gangguan klinis memiliki kecenderungan lemah pada fungsi yang lebih spesifik, misalnya lemahnya fungsi executive control terjadi pada individu yang memiliki gangguan Borderline Personality Disorder (Posner, Rothbart, Vizueta, Levy, Evans, Thomas, & Clarkin dalam MacLeod dkk., 2010) kemudian lemahnya fungsi orienting biasanya terjadi pada individu yang mengalami benturan atau gegar otak (Donkelaar, Langan, Rodriguez, Drew, Halterman, Osternig, & Chou dalam MacLeod dkk., 2010). B. Attention Restoration Theory (ART) Attention Restoration Theory (ART) merupakan salah satu teori tentang Psikologi Lingkungan. ART dikonsepkan menjadi sebuah teori oleh Rachel Kaplan dan Stephan Kaplan dalam bukunya yang berjudul The Experience of Nature yang terbit pada tahun 1989. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa lingkungan dapat berpengaruh terhadap sistem kognitif seseorang khususnya lingkungan dengan vegetasi. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi ART, jenis atensi dalam ART, Directed Attention Fatigue, dan komponen lingkungan yang memberikan efek memulihkan. 1. Definisi Attention Restoration Theory (ART) Attention Restoration Theory (ART) merupakan penjelasan tentang analisis dari berbagai macam lingkungan. Lingkungan dapat mengarahkan seseorang pada suatu pemulihan terhadap atensi yang membutuhkan upaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 mental (voluntary attention). Voluntary attention dalam ART biasa disebut dengan direct attention (Kaplan & Kaplan, 1989). ART mengidentifikasi bahwa atensi sebagai sumber daya mental yang terbatas sehingga dapat mengalami kelelahan mental. Sedangkan lingkungan alam khususnya vegetasi dapat menyediakan daya tarik yang lembut (involuntary attention) untuk memulihkan atensi seseorang dari kelelahan mental (Kaplan, 1995; Kaplan & Kaplan, 1989; Berman dkk., 2010). ART mengidentifikasi direct attention sebagai bagian dari mekanisme kognitif dan dapat dipulihkan oleh interaksi seseorang dengan lingkungan alam (Berman dkk., 2008). Berdasarkan beberapa definisi tentang Attention Restoration Theory (ART), dapat disimpulkan bahwa ART adalah proses atensi yang membutuhkan upaya mental dan memiliki kecenderungan mengalami kelelahan mental sedangkan stimulus involuntary attention berupa lingkungan alam dimanfaatkan untuk memulihkan diri dari kelelahan mental. Skema 1. Efek pemulihan dalam Attention Restoration Theory (ART) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 2. Jenis Atensi dalam Attention Restoration Theory (ART) ART didasarkan pada terminologi yang dijelaskan oleh William James tentang perbedaan atensi pada manusia (Berman dkk., 2008; Kaplan &Kaplan, 1989). James membagi atensi menjadi dua yaitu voluntary attention dan involuntary attention. Berikut penjelasan mengenai definisi voluntary attention, dan involuntary attention dalam ART. a. Voluntary Attention Voluntary attention atau direct attention adalah atensi yang diarahkan oleh kontrol proses kognitif. Direct attention memaksa seseorang untuk memperhatikan sesuatu yang tidak terlalu menarik dan memerlukan usaha yang baik dalam proses kognitif (Kaplan & Kaplan, 1989). Definisi lain mengatakan bahwa direct attention merupakan proses kognitif bottom-up yang meliputi penyelesaian masalah ketika seseorang berusaha menekan stimulus yang mengganggu (Berman dkk., 2008; Lee dkk., 2015). Direct attention merupakan salah satu pendukung terjadinya kelelahan mental. Hal ini dapat terjadi karena banyak kegiatan sehari-hari yang menuntut upaya mental (Hartig, Mang, & Evans, 1991). Dari beberapa definisi tentang voluntary attention di atas, dapat disimpulkan bahwa voluntary attention atau direct attention adalah atensi yang membutuhkan upaya mental berdasarkan proses kognitif bottom-up yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga berpotensi mengalami kelelahan mental. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 b. Involuntary Attention Involuntary attention merupakan atensi yang tidak membutuhkan upaya mental dan dipusatkan oleh sesuatu yang berhubungan erat dengan hal-hal yang menarik atau stimulus yang penting, misalnya sesuatu yang bergerak, kata-kata, sesuatu berbahan metal, hewan buas, dll (Kaplan & Kaplan, 1989). Definisi lain menjelaskan bahwa, involuntary attention merupakan stimulus yang ditangkap oleh atensi seseorang dan atensi tersebut berhubungan erat dengan sesuatu yang menarik atau penting (Berman dkk., 2008; Lee dkk., 2015). Selain itu, involuntary attention merupakan atensi yang terlibat ketika voluntary attention mengalami kelelahan mental. Involuntary attention juga merupakan aspek penting dalam upaya pemulihan dari kelelahan mental dengan memunculkan stimulus yang mempesona (fascination) (Hartig dkk., 1991). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa involuntary attention adalah stimulus yang mampu memunculkan atensi dimana atensi tersebut tidak membutuhkan upaya mental karena berhubungan erat dengan sesuatu yang menarik dan mempesona untuk memulihkan direct attention. 3. Directed Attention Fatigue (DAF) Directed Attention Fatigue atau biasa disingkat dengan DAF berkaitan dengan penggunaan direct attention untuk mendukung kegiatan seharihari. Penggunaan direct attention secara berlebihan dapat berdampak bagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 seseorang. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi DAF dan dampak yang ditimbulkan oleh DAF. a. Definisi Directed Attention Fatigue (DAF) Directed Attention Fatigue (DAF) merupakan gejala neurologis atau biasa disebut dengan kelelahan mental yang menyerang sistem otak central executive (Steg dkk, 2013). Definisi lain mengatakan bahwa DAF adalah kelelahan mental yang dialami oleh seseorang akibat penggunaan upaya mental yang terjadi secara berkepanjangan. Intensitas mengerjakan tugas atau bekerja yang tinggi merupakan penyebab dari kelelahan mental (Kaplan dkk., 1993). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kelelahan mental atau DAF merupakan gejala neurologis yang menyerang sistem otak central executive karena disebabkan oleh intensitas bekerja yang tinggi dan berkepanjangan. b. Dampak Directed Attention Fatigue (DAF) Directed Attention Fatigue (DAF) memiliki dampak serius pada kualitas hidup seseorang jika tidak disadari. Gejala yang terlihat adalah mudah mengalihkan perhatian, kurang memiliki kesabaran, mudah marah dan cenderung mengambil resiko tanpa memikirkannya terlebih dahulu (Kaplan dkk., 1993). Seseorang yang mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian adalah karakteristik dari kelelahan mental. Kelelahan mental pada seseorang merupakan sesuatu yang dapat memberatkan serta dapat menurunkan performa seseorang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Dampak lain yang ditimbulkan adalah prestasi yang memburuk, mudah marah, berperilaku kasar, dan menurunnya tingkat konsentrasi (Ojobo, Mohamad, & Said, 2014). Dari beberapa penjelasan tentang dampak DAF di atas, dapat disimpulkan bahwa DAF memiliki dampak yang serius bagi kualitas hidup seseorang karena jika seseorang mengalami DAF. DAF dapat menurunkan performa dan konsentrasi seseorang. Selain itu, DAF membuat seseorang kurang memiliki kesabaran, mudah mengambil keputusan tanpa memikirkan resikonya, berperilaku kasar, dan mudah marah. 4. Komponen Lingkungan yang Berdampak Memulihkan Directed Attention Fatigue (DAF) Setiap orang berpotensi mengalami DAF. Seseorang yang memiliki tugas dan pekerjaan yang berlebihan membuat seseorang ingin beristirahat (Kaplan & Kaplan, 1989). ART merumuskan empat komponen lingkungan sebagai stimulus involuntary attention yang dapat memberikan dampak memulihkan bagi direct attention seseorang. Keempat komponen tersebut adalah Being Away, Extent, Fascination, Compatibility. Berikut penjelasan mengenai keempat komponen tersebut. a. Menjauh (Being Away) Istilah “melarikan diri” sering digunakan pada orang-orang yang ingin beristirahat dari tugas dan pekerjaannya. Misalnya ketika seseorang merasakan kesesakan, kegaduhan, atau kebosanan ketika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 melakukan rutinitas sehari-hari. Seseorang berupaya untuk berisitirahat dari kelelahan mental yang dialami akibat proses kognitif saat bekerja. Maka lingkungan yang diciptakan adalah lingkungan yang jauh dari rutinitas sehari-hari. b. Luas (Extent) Lingkungan yang memberikan efek memulihkan adalah lingkungan yang melibatkan bentuk dari sesuatu yang sifatya luas, baik dalam hal waktu dan tempat. Hal ini dapat dipersepsikan bahwa seseorang dapat menghabiskan waktu dan dapat berkeliling dan menjelajahi tempat tersebut. Extent atau luas tidak hanya diartikan sebagai suatu hal yang bersifat geografis, namun juga interaksi sosial yang terjadi di lingkungan (Miligram & Jodelet; Stokols & Shumaker dalam Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997). c. Mempesona (Fascination) Komponen fascination merupakan komponen yang penting dan utama dalam menciptakan lingkungan yang memberikan dampak memulihkan. Lingkungan yang dapat memberikan dampak memulihkan adalah lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dari sesuatu yang menyenangkan, memikat, dan menawan. Lingkungan yang memberikan efek memulihkan, dikatakan sebagai daya tarik “lembut”. Misalnya sinar matahari, awan, butiran salju, dan gerakan dauh yang tertiup angin. Dalam ART konsep daya tarik “lembut” ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 merupakan komponen utama untuk mengistirahatkan direct attention akibat kelelahan mental. d. Kesesuaian (Compatibility) Pengalaman seseorang bersinggungan dengan lingkungan alam akan memunculkan efek memulihkan jika terjadi kesesuaian antara tujuan yang dimiliki oleh seseorang dan manfaat lingkungan alam yang dapat diberikan. Kesesuaian ini tidak membutuhkan usaha yang besar dalam hal kognitif dan dapat membantu dalam memberikan efek yang memulihkan. Adanya kesesuaian juga membuat seseorang tidak memerlukan usaha dalam memproses informasi sehingga mampu memberikan efek yang dapat memulihkan. Dari keempat komponen tersebut, lingkungan alam seperti vegetasi merupakan lingkungan yang dapat menjadi stimulus involuntary attention seseorang. Unsur tumbuhan yang ada dalam sebuah vegetasi merupakan unsur yang penting untuk mempersepsikan lingkungan alam (Kaplan & Kaplan, 1989). 5. Definisi Video Lanskap Vegetasi dan Video Lanskap Urban Lingkungan yang dapat memberikan efek memulihkan dalam upaya menciptakan involuntary Attention pada seseorang, akan dihadirkan dalam bentuk video pada perangkat komputer. Berikut penjelasan mengenai definisi video lanskap vegetasi, dan video lanskap urban. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 a. Definisi Video dan Definisi Lanskap Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi. Video juga dapat didefinisikan sebagai susunan dari serangkaian gambar-gambar yang ditampilkan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga gambar pada layar terlihat hidup (Arsyad, 2014). Dari kedua definisi video di atas, dapat disimpulkan bahwa video merupakan bagian yang dapat memunculkan serangkaian gambargambar yang ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar pada layar terlihat hidup. Definisi selanjutnya mengenai lanskap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lanskap adalah tata ruang di luar gedung. Definisi lain menjelaskan bahwa lanskap adalah daerah yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai hasil dari interaksi dari faktor alam dan atau manusia (Steg dkk., 2013) dan persepsi merupakan bagian utama dari definisi lanskap. Lanskap merupakan bagian penting dari kehidupan seseorang. Lanskap merupakan bentuk yang melatar belakangi aktivitas seseorang dengan lingkungan alam dan kegiatan manusia (Antrop; Council of Europe dalam Steg dkk., 2013). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lanskap adalah tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai hasil interaksi antara faktor alam atau manusia dan melatar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 belakangi ekspresi yang dinamis dari seseorang dengan lingkungan alam dan kegiatan manusia. b. Definisi Video Lanskap Vegetasi Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah (Sastroutomo, 1990). Vegetasi merupakan suatu kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis tumbuhan yang hidup bersama-sama pada suatu tempat (Arief, 1994). Tipe vegetasi suatu hutan diperlukan adanya pengetahuan tentang satuan formasi. Satuan formasi didasarkan pada kenampakan (fisiognomi) dan komposisi floristiknya (Arief, 1994). Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa video lanskap vegetasi merupakan serangkaian gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai kumpulan beberapa jenis tumbuhan yang memiliki ciri khas tertentu sesuai dengan komposisi floristiknya. yang ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar pada layar seakan-akan terlihat hidup. c. Definisi Video Laskap Urban Urban menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kota. Kota merupakan suatu ruang yang berisikan pemukiman dan dihuni sejumlah besar manusia. Aktivitas yang terjadi di dalam kota terkait fungsi ekonomi, fungsi kesehatan, fungsi kemasyarakatan, fungsi pendidikan, fungsi bekerja, dll. Dalam memenuhi fungsi-fungsi tersebut dibutuhkan mobilitas yang dilakukan oleh orang-orang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 tinggal di dalam kota (Iskandar, 2013). Kota pada umumnya adalah pusat kekuasaan dimana kota menjadi pusat industri, perdagangan, dan kebudayaan (Sarwono, 1992). Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa urban atau kota merupakan ruang yang berisikan sejumlah besar manusia dimana kota sebagai pusat industri, perdagangan, dan kebudayaan sehingga dibutuhkan mobiltas dalam memenuhi fungsi-fungsi yang berkaitan dengan aktivitas di dalamnya. Stres terhadap lingkungan dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari, terutama jika mereka tinggal di kota besar. Terdapat lima stresor lingkungan urban secara umum (Steg dkk., 2013) yaitu kebisingan, kesesakan, kualitas pemukiman yang buruk, kualitas lingkungan yang buruk, dan kemacetan. Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan dan memiliki karakteristik berdasarkan intensitas (decibel), frekuensi (nada), berkelanjutan dan durasi (akut atau kronis). Intensitas kebisingan yang tinggi dapat menimbulkan afek yang negatif seperti kejengkelan (Steg dkk., 2013). Kesesakan adalah keadaan psikologis yang terjadi ketika kebutuhan akan ruang melebihi dari ruang yang telah disediakan. Ketika seseorang merasakan kesesakan, mereka akan menunjukkan afek negatif, ketegangan, kecemasan, dan tanda-tanda nonverbal seperti gelisah (Evans & Cohen dalam Steg dkk., 2013). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Penelitian menunjukkan korelasi kualitas pemukiman yang buruk dengan permasalahan kesehatan mental seperti gejala kecemasan (Hiscock, Macintyr, Kearns, & Ellaway dalam Steg dkk., 2013) dan depresi (Shenassa, Daskalakis, Liebhaber, Braubach, & Brown dalam Steg dkk., 2013). Karakteristik fisik dari lingkungan yang dapat mengasilkan stress kronis adalah kualitas layanan, rekreasi, lalu lintas, akses transportasi, pemeliharaan sarana dan prasarana yang buruk, kualitas pendidikan, dan kesehatan, kebisingan, kesesakan, dan polusi (Steg dkk., 2013). Tingginya angka kemacetan dapat menyebabkan stes dan memunculkan afek negatif (Kozlowsky, Kluger, & Reich dalam Steg dkk., 2013). Sebuah Penelitian menunjukkan tingkat kemacetan berhubungan dengan stres, afek negatif, dan gangguan motivasi (Novaco, Kliewer, Broquet, 1991 dalam Steg dkk., 2013). Dari beberapa sumber stres lingkungan urban terdapat kesamaan bahwa lingkungan urban dapat mengancam kesejahteraan seseorang. Lingkungan urban juga berpotensi memunculkan afek negatif dan sumber stres bagi seseorang sehingga dapat mengancam kesehatan fisik maupun psikologis. Dari beberapa penjelasan di atas, video lanskap urban merupakan serangkaian gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai hasil interaksi antara faktor alam atau manusia dan melatar belakangi aktivitas dari seseorang dengan lingkungan alam dan kegiatan manusia. Tata ruang tersebut berisi sejumlah besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 manusia dengan aktivitas yang membutuhkan mobilitas sehingga berpotensi memunculkan stres dan afek negatif bagi seseorang. Gambar tersebut ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar pada layar terlihat seakan-akan hidup. C. Micro-break Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak lepas dari tuntutan tugas dan pekerjaan. Terkadang, seseorang tidak sempat untuk beristirahat hingga membuat mereka mengalami kelelahan mental. Penelitian ini ingin memanfaatkan micro-break untuk memunculkan stimulus involuntary attention dalam bentuk video. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi micro-break dan tipe micro-break. 1. Definisi Micro-break Micro-break adalah istirahat pendek untuk melakukan gerakan, misalnya berdiri, melakukan peregangan, atau melakukan tugas yang berbeda. Istirahat singkat yang dapat dilakukan disela-sela waktu bekerja (Hedge, 2002). Aktivitas micro-break diartikan sebagai aktivitas istirahat pendek yang dilakukan secara sukarela atas dasar kebutuhan untuk beristirahat diantara waktu mengerjakan serangkaian tugas yang dilakukan kurang lebih lima menit (Kim dkk., 2016). Berdasarkan kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa microbreak adalah aktivitas untuk beristirahat dengan waktu yang relatif singkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 yaitu kurang lebih lima menit dan dilakukan diantara waktu mengerjakan serangkaian tugas. 2. Tipe Micro-break Micro-break memiliki beberapa tipe yang didasarkan dari berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk melakukan micro-break ini. Terdapat empat tipe memanfaatkan micro-break (Kim dkk., 2016). Berikut akan dijelaskan keempat tipe tersebut. a. Relaksasi Relaksasi meliputi kegiatan fisik dan psikologis yang dapat menenangkan pikiran dan tubuh seperti peregangan, berjalan-jalan singkat, mendengarkan musik, dan memandang jendela ruangan. b. Aktivitas Mengkonsumsi Asupan Gizi Aktivitas mengkonsumsi asupan gizi adalah aktivitas Mengkonsumsi makanan ringan dan minuman atas dasar kebutuhan fisiologis misalnya, kebutuhan untuk memenuhi rasa lapar atau haus. c. Aktivitas Sosial Aktivitas sosial adalah aktivitas yang melibatkan seseorang untuk bersosialisasi dengan teman atau rekan kerja melalui berbagai interaksi tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan misalnya, percakapan face to face, berinteraksi melalui telepon, atau jejaring sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 d. Aktivitas Kognitif Aktivitas kognitif adalah waktu istirahat pendek yang memerlukan proses kognitif dan usaha mental tetapi tidak melibatkan tututan pekerjaan di dalamnya misalnya seperti membaca Koran, membuat rencana pribadi, atau googling. Dari beberapa tipe micro-break, penelitian ini akan menggunakan tipe relaksasi dalam upaya memunculkan stimulus involuntary attention dengan media video. Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, relaksasi meliputi kegiatan fisik sekaligus psikologis yang digunakan untuk menenangkan pikiran. Hal ini sesuai dengan tujuan dari munculnya stimulus involuntary attention sebagai unsur yang memberikan efek pemulihan dari kelelahan mental. D. Mahasiswa dalam Tahap Perkembangan Kognitif Penelitian ini akan menggunakan mahasiswa sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati bahwa kebanyakan mahasiswa mengerjakan tugas menggunakan media elektronik komputer atau laptop. Selain itu, aktivitas mengerjakan tugas menggunakan komputer atau laptop memiliki proporsi yang cukup tinggi. Hal tersebut yang mendasari peneliti memilih mahasiswa sebagai subjek penelitian. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi mahasiswa yang termasuk dalam kategori perkembangan dewasa awal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Seseorang yang dikatakan memasuki tahap dewasa awal adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan dalam waktu yang penuh atau kurang lebih tetap. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang menyelesaikan sekolah menengah atas untuk sebagian orang, dan untuk sebagian yang lain melanjutkan jenjang pendidikan di Universitas atau sekolah pasca sarjana (Santrock, 1995). Selain itu, dewasa awal dapat diartikan sebagai periode transisional yang baru diajukan antara masa dewasa, biasanya rentang waktu antara masa remaja akhir, hingga usia pertengahan dua puluh (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Berdasarkan model rentang kehidupan perkembangan kognitif milik K. Warner Schaei (Schaei & Willis dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2008) dewasa awal adalah seseorang yang berada pada tahap pencapaian (achieving stage). Seseorang tidak lagi mendapatkan informasi bagi kepentingan mereka sendiri melainkan untuk mengejar target seperti karir dan keluarga. Kemudian ditinjau dari perkembangan kognitif, seseorang yang berada pada tahap dewasa awal adalah seseorang yang memiliki pikiran yang semakin rumit serta dapat membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan perkembangan neurologis seseorang yang berada pada tahap dewasa awal adalah mulai terbentuknya hubungan neuron, sinaps, dan dendrite baru (Papalia dkk., 2009). Dari beberapa definsi di atas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal adalah seseorang yang berada pada tahap transisional antara masa remaja akhir hingga pertengahan usia dua puluhan dan mulai terbentuknya hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 neuron, sinapsis, dan dendrite baru. Selain itu, seseorang pada tahap dewasa awal adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk membuat pilihan atas pendidikan dan karirnya untuk mengejar target seperti karir dan keluarga. E. Dinamika Penelitian Penelitian ini didasarkan pada proses pemulihan atau restorasi akibat kelelahan mental yang dijabarkan dalam Attention Restoration Theory (ART). ART berpusat pada proses direct attention pada seseorang yang memiliki sumber daya mental terbatas sedangkan lingkungan alam atau vegetasi menyediakan daya tarik atau atensi yang tidak membutuhkan upaya mental, sehingga direct attention dapat dipulihkan kembali. Berdasarkan terminologi yang dijelaskan oleh William James (1892), atensi memiliki dua jenis yaitu voluntary attention dan involuntary attention (Kaplan & Kaplan, 1989). Voluntary attention atau direct attention adalah atensi yang membutuhkan upaya mental berdasarkan proses kognitif top-down yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga berpotensi mengalami kelelahan mental. Kelelahan mental atau Direct Attention Fatigue (DAF) merupakan gejala neurologis atau kelelahan mental yang menyerang sistem otak eksekutif sentral dan disebabkan oleh intensitas bekerja yang tinggi dan berkepanjangan. DAF memiliki dampak yang serius bagi kualitas hidup seseorang karena jika seseorang mengalami DAF, hal tersebut dapat menurunkan performa, konsentrasi, kurang memiliki kesabaran, mudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 mengambil keputusan tanpa memikirkan resiko, berperilaku kasar, dan mudah marah. Menurut definisinya, dewasa awal adalah seseorang yang berada pada tahap transisional antara masa remaja akhir hingga pertengahan usia dua puluhan dan mulai terbentuknya hubungan neuron, sinapsis, dan dendrite baru. Selain itu, seseorang pada tahap dewasa awal adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk membuat pilihan atas pendidikan dan karirnya untuk mengejar target seperti karir dan keluarganya. Kemampuan seseorang yang berada pada tahap dewasa awal dilihat dari perkembangan otak yang optimal dan kemampuan kognitif seperti kemampuan dalam membuat pilihan dan memiliki target dalam kehidupannya, membuat seseorang dapat memiliki performa yang baik dalam mengerjakan tugas atau bekerja. Namun, kemampuan tersebut juga dibarengi dengan tuntutan target dan tugas yang cukup tinggi membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami DAF. Rachel Kaplan dan Stephan Kaplan memanfaatkan lingkungan alam sebagai stimulus untuk memunculkan involuntary attention seseorang yang dapat memberikan efek pemulihan dari kelelahan mental atau DAF. Involuntary attention adalah stimulus yang mampu memunculkan atensi dan digunakan sebagai media untuk pemulihan dari kelelahan mental karena involuntary attention tidak membutuhkan upaya mental serta berhubungan erat dengan sesuatu yang menarik dan mempesona (fascination). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Attention Restoration Theory (ART) membuat empat komponen tentang gambaran suatu lingkungan yang dapat memberikan efek pemulihan Direct Attention Fatigue (DAF). Empat komponen itu adalah menjauh (being away), Luas (extent), Mempesona (fascination), Kesesuaian (compatibility). Being away sering dikaitkan dengan istilah “melarikan diri”. Lingkungan yang memulihkan adalah lingkungan yang sering digunakan pada orang-orang yang ingin beristirahat dari tugas dan pekerjaannya. Pada komponen extent Lingkungan yang memberikan efek memulihkan adalah lingkungan yang melibatkan bentuk dari sesuatu yang sifatya luas dalam baik dalam hal waktu dan tempat misalnya, seseorang dapat menghabiskan waktu dan dapat menjelajahi tempat tersebut. Extent juga diartikan sebagai suatu hal yang bersifat geografis namun, juga interaksi sosial yang terjadi di lingkungan tersebut. Komponen fascination merupakan komponen utama untuk mengistirahatkan direct attention akibat kelelahan mental. Dalam menciptakan lingkungan yang memberikan efek melegakan, dikatakan sebagai daya tarik “lembut”. Misalnya sinar matahari, awan, butiran salju, dan gerakan daun yang tertiup angin. Compatibility adalah kesesuaian tujuan seseorang dengan manfaat yang diberikan oleh lingkungan alam. Adanya kesesuaian membuat seseorang tidak memerlukan usaha dalam memproses informasi sehingga mampu memberikan efek yang dapat memulihkan. Dari keempat komponen tersebut, lingkungan alam seperti vegetasi merupakan lingkungan yang dapat menjadi stimulus involuntary attention seseorang. Unsur tumbuhan yang ada dalam sebuah vegetasi merupakan unsur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 yang penting untuk mempersepsikan lingkungan alam atau vegetasi (Kaplan & Kaplan, 1989). Stimulus involuntary attention pada penelitian ini akan menggunakan video lanskap vegetasi, sedangkan video lanskap urban sebagai pembanding. Berdasarkan definisinya video lanskap vegetasi merupakan serangkaian gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai kumpulan beberapa jenis tumbuhan yang memiliki ciri khas tertentu sesuai dengan komposisi floristiknya dan ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar pada layar seakan-akan terlihat hidup. Media video lanskap vegetasi ini akan memunculkan involuntary attention seseorang yang dapat memulihkan diri dari DAF sehingga direct attention meningkat. Video lanskap urban memiliki perbedaan dalam definisi maupun pengaruhnya terhadap direct attention seseorang. Definisi video lanskap urban adalah serangkaian gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai hasil interaksi antara faktor alam atau manusia dan melatar belakangi aktivitas seseorang dengan lingkungan alam dan kegiatan manusia. Tata ruang tersebut berisi sejumlah besar manusia dengan aktivitas yang membutuhkan mobilitas sehingga berpotensi memunculkan stres dan afek negatif bagi seseorang. Gambar tersebut ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar terlihat seakan-akan hidup. Media video lanskap urban ini kurang memiliki pengaruh terhadap munculnya involuntary attention seseorang. Hal tersebut disebabkan oleh tidak terpenuhinya keempat komponen lingkungan yang memberikan efek melegakan sehingga membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 seseorang yang berpotensi mengalami kelelahan mental atau DAF akan semakin mengalami penurunan performa direct attention. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati bahwa kebanyakan mahasiswa mengerjakan tugas menggunakan media elektronik komputer atau laptop. Selain itu, aktivitas mengerjakan tugas menggunakan komputer atau laptop memiliki proporsi yang cukup tinggi. Berdasarkan usia mahasiswa masuk ke dalam kategori dewasa awal. Maka penggunaan video lanskap vegetasi mampu membantu mahasiswa untuk memulihkan direct attention akibat memiliki kecenderungan mengalami DAF saat melakukan kegiatan dengan proses kognitif yang membutuhkan upaya mental. Video lanskap vegetasi dan video lanskap urban akan diputar saat microbreak. Hal ini didasarkan atas pemanfaatan waktu istirahat yang singkat kurang lebih lima menit selama mengerjakan serangkaian tugas. Dari beberapa tipe micro-break, penelitian ini akan menggunakan tipe relaksasi dalam upaya memunculkan stimulus involuntary attention dengan media video. Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, relaksasi meliputi kegiatan fisik sekaligus psikologis yang digunakan untuk menenangkan pikiran. Hal ini sesuai dengan tujuan dari munculnya stimulus involuntary attention sebagai unsur yang memberikan efek pemulihan dari kelelahan mental. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 F. Skema Penelitian Direct Attention (Voluntary Attention ) pada Mahasiswa Kecenderungan mengalami Kelelahan mental (Directed Attention Fatigue) pada Mahasiswa Involuntary Attention dengan 4 komponen lingkungan dalam ART Saat microbreak Penurunan sumber daya mental mental Video Lanskap Urban Direct Attention menurun Video Lanskap Vegetasi Direct Attention meningkat Skema 2. Skema penelitian tentang Efektivitas pemaparan Video Lanskap Vegetasi sebagai stimulus Involuntary Attention dan video lanskap urban terhadap tingkat Direct Attention pada Mahasiswa. G. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah video lanskap vegetasi dapat membantu peningkatan direct attention pada mahasiswa dibandingkan dengan video lanskap urban. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Penelitian eksperimen meneliti hubungan kausal atau hubungan sebab-akibat antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat (Seniati, Yulianto & Setiadi, 2005). Tipe eksperimen ini menggunakan tipe eksperimen laboratorium yaitu dengan cara mengasingkan penelitian dari kehidupan sehari-hari dengan memanipulasi satu atau lebih perlakuan terhadap variabel bebas dan dalam kondisi yang sudah ditetapkan (Kerlinger, 2006). B. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah whithin-subject design atau whithin-participant. Penelitian ini menggunakan desain antar kelompok karena adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, pengaruh ini dapat diketahui dari perbedaan skor variabel tergantung antar kelompok subjek yang diberikan perlakuan berbeda serta memperhatikan adanya perubahan setelah melakukan manipulasi (Seniati dkk., 2005). Teknik kontrol terhadap variabel dalam penelitian ini adalah random assignment. Teknik random assignment ini digunakan untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test control group 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 design. Desain ini akan membantu penelitian ini untuk melihat pengaruh sebelum ada manipulasi dan setelah ada manipulasi. Manipulasi yang diberikan akan berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 1. Desain Eksperimen Efektifitas Pemaparan Involuntary Attention terhadap Tingkat Atensi pada Mahasiswa Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Pre-test Perlakuan Skor Attention Network Test (ANT) Tanpa Video Skor Attention Network Test (ANT) Video Lanskap Urban Skor Attention Network Test (ANT) Video Lanskap Vegetasi Post-test Skor Attention Network Test (ANT) Skor Attention Network Test (ANT) Skor Attention Network Test (ANT) Perceived Restorativeness Scale (PRS) C. Variabel Penelitian Penelitian eksperimen ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian eksperimen berkaitan dengan variasi dan manipulasi yang akan mengakibatkan perbedaan pada variabel terikat. Penelitian eksperimen ini juga mengupayakan kontrol. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel bebas, variabel terikat, dan upaya kontrol yang dilakukan dalam penelitian eksperimen ini. 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Maka variabel bebas sering juga disebut sebagai antecedent atau penyebab sehingga variabel bebas dapat dimanipulasi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 memiliki variasi dalam penelitian eksperimen (Seniati dkk., 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah involuntary attention berupa video lanskap vegetasi. Manipulasi dalam penelitian ini menggunakan manipulasi kondisi. Subjek akan diberikan variasi yang berbeda pada variabel bebas (Seniati dkk., 2005). Manipulasi yang akan dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok video lanskap urban. Pada kelompok kontrol tidak diberikan manipulasi. 2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan respon subjek yang diukur sebagai suatu akibat yang timbul dari manipulasi variabel bebas (Seniati dkk., 2005). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah atensi yang akan diukur menggunkan Attention Network Test (ANT). 3. Upaya Kontrol Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti melakukan upaya kontrol untuk memperjelas hubungan sebab akibat dari varibel bebas dan variabel terikat. Selain menggunakan teknik kontrol random assignment, peneliti juga menggunakan teknik konstansi. Teknik konstansi juga disebut sebagai teknik balancing (McGuigan dalam Seniati dkk., 2005). Teknik konstansi dilakukan untuk menyetarakan kondisi penelitian dan konstansi terhadap karakteristik subjek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Peneliti mengatur suhu ruangan, cahaya dan tingkat kebisingan pada laboratorium yang akan digunakan. Selain itu, peneliti mengatur tingkat kecerahan dan intensitas warna pada komputer yang hendak digunakan. Tingkat kecerahan dan intensitas warna diatur pada angka 50 % atau dalam keadaan standar. Upaya kontrol terhadap kondisi ruangan dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa atensi seseorang dapat memproses sejumlah informasi yang ditangkap oleh panca indra. Video juga diputar dengan menggunakan aplikasi pemutar video yang sama, yaitu MPC-HC. Maka peneliti mengupayakan kondisi ruangan yang digunakan relatif sama. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mewujudkan kondisi penelitian yang konstan. Upaya kontrol lain yang dilakukan oleh peneliti adalah terkait karakteristik subjek. Dalam penelitian ini, karakter subjek adalah faktorfaktor yang dapat mempengaruhi atensi, diantaranya usia, lingkungan, dan gangguan pada otak. Pada penelitian ini, peneliti mengontrol usia subjek penelitian yaitu pada usia 18-25 tahun. Kemudian lingkungan yang terdiri dari dua jenis lingkungan yaitu, lingkungan alam dan perkotaan. Terakhir adalah gangguan pada otak. Dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek penelitian dengan kategori normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 D. Definisi Operasional 1. Atensi Atensi merupakan kemampuan mahasiswa dalam mengelola sumber daya mental yang terbatas untuk memproses sejumlah informasi yang ditangkap oleh panca indra dan diolah oleh proses-proses kognitif lainnya. Atensi akan diukur menggunakan alat ukur Attention Network Test (ANT) yang mengukur alerting, orienting, dan executive control atau conflict effect. Ketiga fungsi yang diukur menghasilkan data berupa waktu reaksi atau time reaction dalam satuan milidetik. 2. Involuntary Attention Involuntary Attention merupakan kemampuan mahasiswa dalam merespon stimulus yang dapat memunculkan atensi dimana atensi tersebut tidak membutuhkan upaya mental dan stimulusnya berhubungan erat dengan sesuatu yang menarik dan mempesona. Stimulus involuntary attention dalam penelitian ini berupa video lanskap vegetasi, yang ditinjau dari empat komponen yang memberikan efek memulihkan yaitu being away, fascination, coherence (extent), dan compatibility. Selain itu, peneliti juga menyiapkan video lanskap urban sebagai pembanding. Video lanskap vegetasi akan diperoleh melalui media sosial Youtube (terlampir) sedangkan video lanskap urban, peneliti akan merekam kawasan kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masing-masing video memiliki durasi selama lima menit dan memiliki kualitas High Definition (HD). Video akan diputar pada masing-masing komputer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 menggunakan aplikasi MPC-HC. Terdapat masing-masing tiga video lanskap vegetasi dan tiga video lanskap urban yang akan diseleksi menggunakan Perceived Restoraviness Scale (PRS). Dari enam video tersebut akan dipilih satu video lanskap vegetasi dan satu video lanskap urban yang akan digunakan sebagai manipulasi dalam penelitian eksperimen ini. Seleksi tersebut berdasarkan skor PRS paling tinggi dan skor PRS paling rendah (Pasini dkk., 2014). E. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sampel yang dianggap dapat mewakili bagian dari suatu populasi (Kerlinger, 2006). Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang tergolong dalam kategori dewasa awal, yaitu berusia 18-25 tahun. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dipilih dan dibagi secara acak menjadi tiga kelompok, yaitu dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Jenis sampel dalam penelitian ini adalah sampel probabilitas. Sampel probabilitas menggunakan sampling acak (Kerlinger, 2006). Sampling acak adalah metode penarikan sebagian atau seluruh dari sebuah populasi sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih (Kerlinger, 2006). F. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini bekerja sama dengan pihak Laboratorium Fakultas Teknik Informatika sebagai tempat dilaksanakannya penelitian eksperimen. Subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 penelitian merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang sedang mengikuti perkulihan semester satu, tiga, lima, atau tujuh. Oleh karena itu, peneliti akan menyesuaikan antara waktu perkuliahan dengan waktu dilaksanakannya eksperimen. 1. Alat dan Bahan Penelitian a. Informed consent b. Komputer c. Speaker d. Video Lanksap Vegetasi dan Video Lanskap Urban e. Skala PRS f. Ballpoint g. Kertas HVS ukuran A4 yang berisi instruksi dan tabel isian skor ANT h. Skala Perceived Restorativeness Scale (PRS) i. Daftar hadir 2. Prosedur Persiapan Penelitian a. Peneliti memilih subjek penelitian dengan cara random sampling. b. Peneliti mempersiapkan alat ukur Attention Network Test (ANT) pada komputer yang hendak digunakan. c. Peneliti membagikan video lanskap vegetasi dan video lanskap urban yang telah diseleksi menggunakan Perceived Restorativeness Scale (PRS) pada komputer yang telah ditentukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian a. Subjek mengisi daftar hadir dan mengambil nomor undian yang telah disediakan sebelum memasuki ruangan. b. Peneliti membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara random. Pada setiap komputer akan ditempel sebuah nomor yang menandakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. c. Peneliti memberikan instruksi untuk mengisi inform consent kepada subjek setelah ia berada ditempat duduk sesuai dengan nomor undian. d. Sebelum melakukan eksperimen, peneliti melakukan rapport kepada subjek kemudian memberikan instruksi pengerjaan ANT. Peneliti tidak memberitahu tujuan penelitian diawal penelitian kepada subjek, agar subjek tidak memberikan respon yang dibuat-buat saat manipulasi dilakukan. e. Attention Network Test (ANT) akan dilaksanakan selama kurang lebih 20 menit tahap pre-test dan post-test. Kemudian subjek diberikan waktu beristirahat selama satu menit. Setelah satu menit berlalu, peneliti memberikan instruksi untuk memutar video yang telah disiapkan selama lima menit dan kembali memberikan instruksi untuk mengerjakan ANT. Pada kelompok kontrol saat jeda mengerjakan ANT, peneliti memberikan instruksi untuk beristirahat selama lima menit namun tetap di dalam ruangan dan tidak melakukan aktivitasapapun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 f. Setelah subjek selesai mengerjakan ANT, subjek diberikan instruksi untuk mengisi tabel hasil ANT yang sudah didapatkan. Proses yang sama akan dilakukan pada saat post-test dilakukan. g. Pada akhir eksperimen, kelompok eksperimen diminta untuk mengisi Perceived Restorativeness Scale (PRS). h. Pada akhir penelitian, peneliti akan memberitahu tujuan penelitian dan memberikan ucapan terima kasih atas partisipasi dari subjek. i. Pelaksanaan penelitian akan berjalan dengan waktu yang bersamaan dengan suhu yang sama. 4. Tim Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan didukung oleh tim penelitian agar dapat berjalan dengan baik. Tim penelitian ini terdiri dari satu orang peneliti dan dua orang asisten peneliti. Peneliti akan memberikan rapport, instruksi, dan menutup aktivitas penelitian. Kemudian dua orang asisten bertugas untuk mengawasi dan mengobservasi selama kegiatan penelitian berlangsung. Dua orang asisten peneliti terdiri dari satu mahasiswa Fakultas Teknik Informatika dan satu orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. G. Alat Pengumpulan Data Penelitian ini akan menggunakan dua alat ukur untuk pengambilan data. Alat ukur yang pertama adalah Perceived Restorativeness Scale (PRS) yang akan digunakan untuk yang akan digunakan untuk mengukur persepsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 seseorang terhadap suatu lingkungan. Alat ukur yang kedua adalah Attention Network Test (ANT) yang akan digunakan untuk mengukur tingkat atensi mahasiswa. Berikut penjelasan mengenai PRS dan ANT. 1. Perceived Restorativeness Scale (PRS) PRS pertama kali diaplikasikan tahun 1996 oleh Terry Hartig (Rennit & Maikov, 2015) yang bertujuan untuk mengukur persepsi seseorang terhadap suatu lingkungan. Skala PRS dibuat berdasarkan teori ART tentang empat komponen lingkungan yang memberikan efek memulihkan. Empat komponen tersebut adalah being away, extent, fascination, dan compatibility. Keempat komponen tersebut dibuat menjadi 17 item (Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997). Pada skala ini subjek diminta untuk menilai suatu lingkungan berdasarkan keempat komponen tersebut. PRS menyediakan lima pilihan jawaban yaitu “Sangat Setuju” hingga “Sangat Tidak Setuju” dengan menyertakan pilihan jawaban “netral”. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat pilihan jawaban yaitu “Sangat Tidak Setuju” akan diberi nilai 1,”Agak Setuju” akan diberi nilai 2,”Agak Tidak Setuju” akan diberi nilai 3, dan ”Sangat Setuju” akan diberi nilai 4. PRS dalam penelitian ini tidak menyediakan jawaban netral untuk menghindari penilaian terhadap gejala utama yang dapat mempengaruhi tingkat validitas. Berikut ini merupakan blue print skala Perceived Restorativeness Scale (PRS). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Tabel 2. Blue print Skala Perceived Restorativeness Scale (PRS) Komponen Being Away Fascination Coherence (Extent) Compatibility Item 1,2 3,4,5,6,7,8 9,10,11,12 13,14,15,16,17 Total Proporsi 11,8 % 35,3% 23,6% 29,4% Jumlah 2 6 4 5 100% 17 2. Attention Network Test (ANT) Penelitian menggunakan metode pengambilan data berupa tes atensi yaitu dengan menggunakan Attention Network Test (ANT) version 1.3.0. Attention Network Test dibuat oleh J. Fan, B. D. McCandilss, T. Sommer, A. Raz, & M. I. Posner yang berasal dari Amerika Serikat. ANT dibuat pada tahun 2002. ANT dapat diprogram pada komputer yang sudah diinstal aplikasi Java Environment 1.2 sehingga ANT dapat dijalankan. ANT mengukur tiga fungsi atensi yaitu fungsi alerting, orienting, dan executive control. Berdasarkan definisinya tes adalah salah satu dari jenis asesmen yang menggunakan serangkaian prosedur yang terstandar untuk memperoleh informasi dan mengubah informasi tersebut dalam serangkaian skor (Supratiknya, 2014). Banyak penelitian tentang atensi atau gangguan psikologi yang menggunakan ANT sebagai alat untuk mengukur atensi. ANT dapat diakses melalui situs (http://www.sacklerinstitute.org/users/jin.fan/). Attention Network Test merupakan kombinasi antara flanker task atau tugas yang melibatkan anak panah ke kanan dan ke kiri (Eriksen & Eriksen dalam MacLeod dkk., 2010; Fan dkk., 2002) dengan cued reaction PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 time task (Posner dalam MacLeod dkk., 2010; Fan dkk., 2002). Beberapa peneliti tertarik untuk menggunakan Attention Network Test untuk memeriksa perbedaan jaringan dalam otak berdasarkan masing-masing fungsi atensi (MacLeod dkk., 2010). Gambar 2. Proses Eksperimen dalam Attention Network Test (ANT). Pada kolom sebelah kanan merupakan jenis cue atau tanda dan jenis target yang akan muncul dalam satu kali percobaan. Pada kolom sebelah kiri merupakan rentang waktu antara fiksasi atau keadaan tanpa cue dan target hingga muncul target dalam satuan milidetik. Diadaptasi dari MacLeod dkk, 2010. Appraising the ANT : Psychometric and Theoretical Consideration of the Attention Network Test. Neuropsychology 24 (5). 637-651. Masing-masing fungsi atensi memiliki perhitungan yang berbeda-beda. Hasil perhitungan dalam ANT berupa milidetik. Perhitungan dilakukan secara otomatis oleh program ANT. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Gambar 3. Dasar perhitungan dari tiga fungsi Atensi dalam Attention Network Test (ANT). Diadaptasi dari Fan, J., McCandliss, B. D., Fossella, J., Flombaum, J. I., & Posner, M. I. (2005). The activation of attentional networks. NeuroImage 26. 471-479. Program Attention Network Test (ANT) digunakan karena memiliki efisiensi waktu dan cukup mudah dilakukan karena memanfaatkan sistem komputer. ANT telah diprogam sebagai alat tes dengan kelengkapan seperti mengisi identitas, adanya instruksi secera keseluruhan tentang isi tes, dan instruksi saat pergantian blok. Namun, karena instruksi berbahasa inggris, peneliti mengubah instruksi tersebut dalam Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk membantu subjek memahami isi tes sehingga dapat mendukung nilai validitas dalam penelitian ini. ANT memiliki empat blok. Satu blok untuk tahap percobaan dan tiga blok lainnya adalah blok eksperimen. Pada blok percobaan subjek dapat mengetahui apakah ia merespon dengan benar (correct), salah (incorrect), atau tidak merespon (no response) sehingga subjek dapat memahami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 instruksi tes. Untuk tiga blok lainnya subjek tidak dapat mengetahui apakah ia dapat menjawab dengan benar atau salah atau tidak merespon. Tes ini dilakukan selama 30 menit dengan total 288 percobaan dalam sekali pengetesan. 288 percobaan ini terdiri dari 96 target congruent, 96 target incongruent, 72 spatial cue, 72 center cue, 72 no cue, 72 double cue, dan 96 netral (Beman dkk., 2008). H. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Instrumen yang mampu menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya, diperlukan suatu proses pengujian validitas (Azwar, 2012). Kesesuaian tujuan pengukuran instrumen dengan dasar konstruk teoritik merupakan upaya terbentuknya suatu instrumen yang valid (Azwar, 2012). Pada penelitian ini peneliti akan menguji validitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) yang diadaptasi dengan tujuan untuk melihat sejauh mana kesesuaian skala PRS dalam mengukur persepsi seseorang terhadap suatu lingkungan. Uji validitas juga akan dilakukan pada Attention Network Test (ANT) dengan tujuan melihat kesesuaian isi dari alat tes atensi dalam mengukur tingkat atensi seseorang. a. Validitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) Metode penerjemahan skala dalam penelitian ini adalah backtranslation. Back-translation merupakan pengambilan tata cara dalam bahasa tertentu, kemudian diterjemahkan dalam bahasa lain dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 meminta orang lain untuk menerjemahkan ke dalam bahasa yang asli (Masumoto & Juang, 2008). Metode ini digunakan untuk menekan adanya bias akibat perbedaan budaya (Matsumoto & Juang, 2008). Tahap pertama skala PRS dalam Bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Proses penerjemahan bahasa dilakukan dengan menggunakan jasa penerjemah dari Lembaga Bahasa LIA. Tahap kedua, peneliti menerjemahkan kembali (back-translation) skala PRS versi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Backtranslation juga menggunakan jasa penerjemah yang sama yaitu Lembaga Bahasa LIA. Tahap ketiga adalah membandingkan skala PRS yang asli dalam Bahasa Inggris dengan skala PRS setelah melalui tahap back-translation dalam Bahasa Inggris juga. Proses ini dilakukan dengan menggunakan jasa seorang native speaker untuk melihat generalisasi konsep dan bahasa dari kedua budaya (decentring) (Matsumoto & Juang, 2008). Native Speaker dalam penelitian ini adalah William seorang mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis dari Groningen University, Belanda Setelah ketiga tahap tersebut dilakukan, peneliti melakukan validasi oleh dosen pembimbing. Setelah melakukan validasi tersebut, peneliti akan melakukan uji coba skala pada kriteria subjek yang telah ditentukan yaitu mahasiswa yang memasuki usia 18-25 tahun atau golongan dewasa awal. Uji coba skala dilakukan untuk melihat pemahaman dan kesesuaian kalimat pada item yang digunakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 skala PRS. Evaluasi hasil uji coba skala akan diperbaiki. Kemudian skala yang telah memasuki tahap akhir akan digunakan sebagai alat untuk mengambil data. b. Validitas Attention Network Test (ANT) Pada alat ukur ANT, peneliti juga menggunakan metode backtranslation. Metode back translation digunakan untuk menerjemahkan instruksi pada alat ukur ANT yang menggunakan Bahasa Inggris. Setelah melewati ketiga tahap tersebut, peneliti melakukan validasi terhadap instruksi dengan dosen pembimbing. Tahap yang terakhir peneliti melakukan uji coba instruksi dengan melakukan pengetesan ANT pada kriteria subjek yang telah ditentukan, yaitu mahasiswa yang berusia 18-25 tahun. Selain validitas isi, peneliti juga melakukan validitas tampang terhadap ANT seperti yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Validitas tampang pada alat ukur ANT dapat dikatakan baik, karena adanya gabungan antara flanker task atau berbagai jenis anak panah yang muncul (Eriksen & Eriksen, 1974 dalam MacLeod dkk, 2010) dan waktu reaksi dari tanda bintang atau cue (Posner, 1980). Keduanya merupakan kombinasi yang sesuai untuk memeriksa sistem atensi. Performa saat mengerjakan tugas menggambarkan pergerakan dari tiga sistem syaraf pada otak juga terlihat melalui Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI) (Fan, McCandilss, Fossella, Flombaum & Posner, 2005). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Attention Network Test (ANT) digunakan untuk mengukur atensi seseorang berdasarkan tiga fungsi atensi, yaitu alerting, orienting, dan executive control. Fungsi alerting berkaitan dengan kesiagaan seseorang. Pada penelitian sebelumnya, seseorang yang jauh lebih muda (18-21 tahun) memiliki fungsi alerting yang lebih baik dibandingkan seseorang yang lebih tua (61-87 tahun) (Jennings dkk., 2007). Dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek dengan usia 18-25 tahun sehingga cenderung memiliki kesiagaan yang baik. Jenis tugas dalam ANT yang berkaitan dengan fungsi alerting adalah kecepatan seseorang dalam merespon panah atau di atas atau di bawah tanda (+) tanpa adanya tanda petunjuk atau (*). Fungsi orienting lebih kepada kemampuan seseorang dalam mengalokasikan perhatian terhadap rangsangan stimulus yang ada di lingkungan. Kemampuan ini membuat seseorang menghasilkan gerakan mata. Aktivitas pada fungsi orienting digunakan dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Dalam ANT, fungsi orienting meliputi kemampuan seseorang dalam memilih anak panah atau di atas atau di bawah yang sebelumnya muncul petunjuk tanda bintang di tengah tanda plus (+*). Terakhir fungsi executive control, fungsi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu konflik. Fungsi executive control membutuhkan paling banyak usaha menta. Fungsi execituve control digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika sedang mengahadapi konflik. Fungsi executive control dalam ANT meliputi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 seseorang dalam memilih satu anak panah yang sejajar dengan tanda plus (+) baik yang sebelumnya didahului oleh tanda bintang (*) atau tidak. 2. Reliabilitas Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang bersifat reliabel, yaitu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran kecil (Azwar, 2012). Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi atau kestabilan dari hasil pengukuran ketika dilakukan pengetesan berulang (Reksoatmodjo, 2009). Pendekatan tes ulang (tes-retest) merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengukur reliabilitas (Azwar, 2012). Metode ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen dan responden yang sama untuk beberapa kali dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2008) atau mencari nilai Chronbach’s Alpha (α). Berikut akan dijelaskan reliabilitas dari Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan Attention Network Test (ANT). a. Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) Penelitian ini akan menggunakan teknik Chronbach’s Alpha untuk melihat konsistensi antar item. Koefisien nilai reliabilitas berada pada rentang 0 hingga 1,00. Jika nilai koefisien Chronbach’s Alpha (α) mendekati nilai satu maka skala tersebut memiliki nilai reliabilitas yang sangat baik (Riadi, 2015). Pada penelitian sebelumnya, didapatkan Chronbach’s Alpha (α) sebesar 0,75 (Hartig dkk., 1997). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Hasil tersebut mengindikasikan bahwa item-item dalam PRS memiliki nilai reliabilitas yang baik. Meskipun dalam penelitian sebelumnya diketahui memiliki nilai reliabilitas yang baik, peneliti melakukan pengujian kembali untuk mencari nilai reliabilitas dalam PRS dengan mencari Chronbach’s Alpha (α). Dari hasil pengujian nilai reliabilitas Chronbach’s Alpha (α) menggunakan SPSS for window version 16.0 oleh peneliti, didapatkan nilai reliabilitas skala PRS sebesar 0,895. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala PRS yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang baik. Tabel 3. Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) versi adaptasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0.895 17 b. Reliabilitas Attention Network Test (ANT) Pada penelitian sebelumnnya, Attention Network Test memiliki nilai reliabilitas yang baik pada tiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executive control dengan jumlah subjek 40 yang dilakukan pada dua sesi atau metode test-retest sebesar 0,87. Pada penjabarannya, fungsi alerting memiliki nilai reliabilitas paling rendah yaitu 0,52 kemudian fungsi orienting memiliki nilai reliabilitas 0,61 dan fungsi executive control memiliki nilai reliabilitas yang paling tinggi yaitu 0,77 (Fan dkk., 2002). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Penelitian selanjutnya mengatakan bahwa dengan jumlah subjek 1.129 dengan metode split-half fungsi alerting tetap memiliki reliabilitas yang paling rendah yaitu 0,38 kemudian fungsi orienting sebesar 0,55 dan executive control memiliki reliabilitas paling tinggi yaitu 0,81. Peneliti tidak dapat memastikan rendahnya pengukuran reliabilitas pada fungsi orienting dan fungsi alerting sebagai kelemahan alat ukur ANT atau justru benar-benar menginterpretasikan kondisi atau permasalahan jaringan pada otak sehingga perbedaan setiap individu dapat terlihat melalui tiga fungsi atensi tersebut (MacLeod dkk, 2010). Meskipun pada penelitian sebelumnya telah diketahui nilai reliabilitas tergolong baik, peneliti akan melihat nilai reliabilitas ANT dalam penelitian ini. Dalam upaya memenuhi nilai reliabilitas Attention Network Test, peneliti melakukan pengujian test-retest untuk melihat korelasi hasil pre-test dan post-test seperti yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya (Fan dkk, 2002). Nilai reliabilitas menggunakan teknik test-retest akan diuji menggunakan SPSS for window version 16.0 dengan 40 subjek. Tahap pertama yang dilakukan adalah uji normalitas yaitu melihat data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk karena data yang digunakan kurang dari 50 (Riadi, 2015). Cara membaca tabel normalitas adalah jika nilai signifikasi atau p > 0,05 maka data dapat dikatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 terdistribusi secara normal sedangkan p < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal (Riadi, 2015). Uji normalitas menentukan pengujian selanjutnya menggunakan analisis statistik parametrik atau nonparametrik (Riadi, 2015). Tabel 4. Uji Normalitas Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi Tests of Normality Shapiro-Wilk Statistic df Alerting Pre-test 0.955 40 Orienting Pre-test 0.91 40 Conflict Pre-test 0.968 40 Alerting Post-test 0.979 40 Orienting Post-test 0.82 40 Conflict Post-test 0.883 40 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Sig. 0.116 0.004 0.317 0.669 0 0.001 Berdasarkan tabel 4, Terdapat tiga fungsi yang memiliki data tidak normal atau p < 0,05. Maka analisis test-retest dilakukan dengan menggunakan analisis nonparametrik. Tabel 5. Hasil Korelasi Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi Spearman's Alerting Prerho test Correlations Alerting Posttest Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Orienting Orienting Correlation Pre-test Post-test Coefficient Sig. (2-tailed) N Conflict Pre- Conflict Post- Correlation test test Coefficient Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). .332* 0.036 40 0.161 0.321 40 .520** 0.001 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat ketiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executive control atau conflict effect memiliki korelasi yang baik dengan koefisien korelasi > 0,05 (Riadi, 2015). Walaupun fungsi orienting memiliki nilai koefisien korelasi paling rendah yaitu 0,161 kemudian fungsi alerting memiliki nilai koefisien korelasi 0,332 dan fungsi executive control memiliki nilai koefisien korelasi 0,520. I. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk menentukan data dapat diolah berdasarkan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Jika suatu varibel tidak memenuhi syarat analisis parametrik yaitu data tidak terdistribusi secara normal dan homogen maka data dapat diolah menggunakan statistik non parametrik (Riadi, 2015). Berikut penjelasan mengenai uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Pengujian normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shaphiro-Wilk Test karena jumlah data yang didapatkan kurang dari 50. Data dapat terdistribusi secara normal jika nilai sig. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 atau nilai p > 0,05. Sebaliknya data tidak terdistribusi secara normal jika nilai sig. atau nilai p < 0,05. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data varians dalam sebuah kelompok relatif homogen. Data dapat dikatakan homogen jika nilai signifikan atau nilai p > 0,05. Sebaliknya data dapat dikatakan tidak homogen jika nilai signifikan atau nilai p < 0,05 (Riadi, 2015). 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini mengggunakan Paired Sample Test. Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji rata-rata sampel yang berpasangan yaitu pre-test dan post-test. Jika nilai p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan nilai post-test sebaliknya jika nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test (Riadi, 2015). Jika pada tahap uji normalitas, data tidak terdistribusi secara normal, maka uji hipotesis menggunakan analisis statistik nonparametrik yaitu uji beda Wilcoxon (Riadi, 2015). Selain menggunakan uji beda Wilcoxon untuk tahap pre-test dan posttest, peneliti juga melakukan uji hipotesis menggunakan One Way Anova, guna melihat kemampuan variabel bebas merubah variabel terikat yang dilihat dari perbedaan rata-rata setiap kelompok penelitian. Jika nilai p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 sebaliknya jika nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian (Riadi, 2015). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan penelitian, diantaranya alat penelitian yang akan digunakan dalam proses pengambilan data dan teknis selama penelitian berlangsung. Berikut akan dijelaskan proses persiapan alat penelitian dan teknis penelitian. 1. Persiapan Alat Penelitian Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Attention Network Test (ANT) dan Perceived Restorativeness Scale (PRS). ANT dapat diproses secara offline atau tanpa menggunakan internet. Program ANT tersebut diperbanyak pada setiap komputer yang berada di Laboratorium Komputer Dasar. Proses skoring dilakukan secara otomatis oleh program ANT. Laboratorium Komputer Dasar memiliki empat ruangan yang dapat digunakan. Empat ruangan tersebut terdiri dari Lab. Komputer Dasar A, B, C, dan LGM. Lab Komputer Dasar A, B, dan C memiliki 30 perangkat komputer, sedangkan ruang LGM terdapat 20 perangkat komputer. Masing-masing terdiri dari layar monitor, CPU, mouse, dan keyboard. Selain itu, setiap ruangan tersebut memiliki satu komputer induk yang memiliki speaker, papan tulis, proyektor dan Air Conditioner (AC). 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Dalam program ANT, terdapat instruksi pengerjaan yang sudah tersedia pada layar komputer. Pada lembar instruksi juga disertakan tabel ANT sehingga subjek dapat langsung mengisi hasil yang sudah didapatkan ke dalam tabel tersebut. Lembar instruksi dan tabel hasil ANT memiliki empat rangkap untuk kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok video lanskap urban. Empat rangkap tersebut terdiri dari lembar Informend Consent, lembar instruksi dan tabel hasil Attention Network Test (ANT) tahap pre-test, post-test, dan skala Perceived Restorativeness Scale (PRS). Kemudian untuk kelompok kontrol hanya terdapat lembar informend consent dan lembar instruksi dan tabel hasil Attention Network Test (ANT) tahap pretest dan post-test. Untuk membedakan tahap pre-test, post-test dan ketiga kelompok penelitian, peneliti membuat kode yang diletakkan di pojok kiri atas. kode V-e untuk vegetasi pre-test, V-o untuk vegetasi post-test, U-e untuk urban pre-test, U-o untuk urban post-test, N-e untuk netral pre-test, dan N-o untuk netral post-test. Lembar instruksi dan tabel ANT dicetak kurang lebih 70 paket untuk mengantisipasi kurangnya lembar tersebut. Selain itu, peneliti juga menyediakan ballpoint yang dibutuhkan agar dapat digunakan untuk mengisi identitas, hasil ANT dan skala PRS. Lembar instruksi dicetak menggunakan kertas A4 70 gramm. Selain mempersiapkan ANT, peneliti juga telah mempersiapkan video lanskap vegetasi dan video lanskap urban sebagai manipulasi. Sebelum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 pengambilan data, Peneliti menyeleksi enam video yang telah disiapkan sebelumnya yaitu tiga video lanskap vegetasi dan tiga video lanskap urban. Peneliti membagi subjek penelitian berdasarkan enam kelompok video secara acak atau diundi. Selain proses seleksi yang dilakukan dengan memberikan Perceived Restorativeness Scale (PRS), peneliti juga mengukur nilai reliabilitas dan validitas dari PRS. Proses seleksi video melibatkan 54 subjek yang terdiri dari 39 perempuan dan 15 laki-laki dengan rentang usia 18 sampai 23 tahun. Proses seleksi dilakukan di Ruang Observasi I pada tanggal 14 dan 17 Oktober 2016. Video yang memiliki nilai rata-rata PRS tertinggi dan terendah akan dijadikan sebagai manipulasi dalam penelitian ini. Dari keenam video yaitu video lanksap vegetasi 1, 2, 3 dan video lanskap urban 1, 2, 3, video lanskap vegetasi 3 memiliki nilai rata-rata PRS tertinggi yaitu 51,44 dengan durasi 5 menit 10 detik dan video lanskap urban 3 memiliki nilai rata-rata PRS terendah 37,22 dengan durasi 5 menit. Tabel 6. Seleksi Video menggunakan Perceived Restorativeness Scale (PRS) Descriptive Statistics Video Laskap Vegetasi 1 Video Lanskap Vegetasi 2 Video Lanskap Vegetasi 3 Video Lanskap Urban 1 Video Lanksap Urban 2 Video Lanskap Urban 3 Valid N (listwise) N 9 9 9 9 9 9 9 Mean 50.89 48.67 51.44 37.22 40 37.22 Peneliti juga melakukan uji beda menggunakan uji One Way Anova untuk melihat perbedaan rata-rata antar video sehingga peneliti dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 mengetahui apakah antar video memiliki perbedaan atau tidak. Setelah dilakukan uji One Way Anova didapatkan hasil nilai p > 0,05 dengan p = 0,999. Karena nilai 0,999 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata keenam video tidak memiliki perbedaan nilai rata-rata (tabel terlampir). Maka, keenam video dapat digunakan sebagai stimulus. Namun, peneliti menentukan video yang memiliki rata-rata terendah dan tertinggi untuk dijadikan stimulus involuntary attention saat pengambilan data. 2. Persiapan Teknis Penelitian a. Role play Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan beberapa rekan untuk melakukan uji coba terhadap rancangan tata cara dan kesesuaian peraturan yang telah dibuat oleh peneliti. Dari hasil percobaan tersebut didapatkan estimasi waktu eksperimen yaitu kurang lebih selama satu jam dan adanya kesesuaian antara peraturan dan proses eksperimen. b. Penataan Ruangan dan Persiapan Alat Penelitian Penataan ruangan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan penelitian. Namun, ruangan tidak mengalami banyak perubahan karena sudah diatur sedemikian rupa oleh pengelola Lab. Komputer Dasar. Peneliti hanya mengatur kecerahan dan intensitas warna pada komputer yang akan digunakan sehingga setiap komputer memiliki tingkat kecerahan dan intensitas warna yang sama yaitu 50%. Selain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 itu, peneliti juga mengatur program untuk memutar video sehingga video yang diputar memiliki proses pemutaran yang sama. Persiapan juga dilakukan satu jam sebelum pelaksanaan penelitian. Persiapan yang dilakukan diantaranya menyiapkan daftar hadir, undian tempat duduk untuk subjek penelitian dan memberikan petunjuk pengisian identitas program Attention Network Test (ANT) di papan tulis. c. Pembagian Kelompok Penelitian Sebelum penelitian berlangsung, peneliti mencari subjek penelitian melalui media sosial dan berkeliling Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kemudian subjek menentukan hari dan jam serta mengambil undian untuk menentukan kelompok. Namun subjek yang tidak sempat mengambil undian dapat disediakan saat penelitian berlangsung. B. Pelaksanaan Penelitian Peneliti menjabarkan tiga hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan observasi pelaksanaan penelitian. Berikut penjelasan menganai ketiga hal tersebut. 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu minggu, yaitu hari Senin tanggal 24 Oktober 2016 sampai hari Jumat tanggal 28 Oktober 2016 dilanjutkan hari Senin tanggal 1 November 2016. Waktu pelaksanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 penelitian dan tempat penelitian mengikuti jadwal pemakaian Lab. Komputer Dasar. Peneliti dapat menggunakan Lab. Komputer Dasar pada pagi, siang, atau sore hari. Namun, peneliti memilih pelaksanaan penelitian pada sore hari, setelah jam perkuliahan selesai dengan harapan situasi dan kondisi subjek dalam keadaan yang sama. Berikut tabel jadwal pelaksanaan eksperimen. Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian HARI Senin, 24 Oktober 2016 JAM 16.30-17.30 Selasa, 25 Oktober 2016 16.30-17.30 Rabu, 26 Oktober 2016 16.30-17.30 Kamis, 27 Oktober 2016 15.30-16.30 Jumat, 28 Oktober 2016 15.30-16.30 Senin, 8 November 2016 16.30-17.30 RUANG LDK A LDK B LDK C LDK C LGM LDK C LGM LDK A LDK B LDK C LDK C LGM LDK C LGM KELOMPOK Urban Vegetasi Kontrol Kontrol Vegetasi Kontrol Vegetasi Urban Vegetasi Kontrol Urban Vegetasi Kontrol Vegetasi 2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian a. Sebelum penelitian dimulai, peneliti dan asisten peneliti terlebih dahulu mempersiapkan ruangan misalnya, mengatur cahaya dan suhu ruangan. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan komputer yang akan digunakan. Peneliti dan asisten peneliti telah menyiapkan tabel isian identitas pada program Attention Network Test (ANT) dan video lanskap vegetasi dan urban sehingga subjek dapat langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 mengoperasikan program ANT dan memutar video sesuai dengan instruksi yang diberikan. b. Peneliti memberikan instruksi untuk mengisi daftar hadir. Kemudian Subjek mengambil undian tempat duduk sesuai dengan ruangan yang akan digunakan. Setiap ruangan terdapat satu orang yang memberikan instruksi dan satu orang sebagai asisten. Sebelum penelitian berlangsung peneliti tidak memberikan informasi tentang tema ataupun tujuan dari penelitian. c. Peneliti membacakan instruksi secara bergantian. Namun, peraturan dan teknis pelaksanaan ANT, peneliti dibantu oleh asisten peneliti. Misalnya dalam membagi lembar instruksi dan tabel ANT, saat mengoperasikan Attention Network Test dan pemutaran video. 3. Observasi Pelaksanaan Penelitian Ruang yang digunakan untuk penelitian memiliki pencahayaan yang baik, artinya kondisi ruangan tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang sehingga dapat membantu subjek melihat layar komputer dengan cukup baik. Selama proses eksperimen terdapat beberapa subjek yang mengalami kendala pada program ANT. Misalnya saat tahap percobaan, keyboard tidak berfungsi. Maka subjek harus pindah ke komputer lain dan mengulang dari awal. Hal tersebut membuat subjek lain mengalihkan pandangan pada subjek yang komputernya mengalami kerusakan. Saat hari pertama pelaksanaan penelitian, tidak kondusif karena sedang dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 pembersihan Air Conditioner (AC) sehingga suara bising cukup mengganggu proses eksperimen. Selama mengerjakan ANT, subjek terlihat tegang dan suasana ruangan hening. Subjek fokus selama ANT berlangsung. Ketika ada instruksi jeda saat perpindahan blok subjek menggoyangkan kepala dan melakukan peregangan sejenak. Rata-rata dari subjek mengeluh ketika harus mengulang proses ANT untuk post-test. C. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang berada pada rentang usia 18 sampai 25 tahun. Jumlah keseluruhan subjek adalah 67 yang terdiri dari 16 laki-laki dan 51 perempuan. Namun empat subjek tidak digunakan karena mendapatkan nilai negatif pada hasil Attention Network Test yang didapatkan. Maka total subjek yang digunakan adalah 63 Berikut tabel distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Program Studi. Tabel 8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia USIA/Kelompok Urban Vegetasi Kontrol Total 18 tahun 5 2 5 12 19 tahun 2 4 1 7 20 tahun 4 4 2 10 21 tahun 3 2 4 9 22 tahun 6 5 8 19 23 tahun 0 4 1 5 24 tahun 1 0 0 1 21 21 21 63 Total PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Tabel 9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Jenis Kelamin Kelompok Urban 3 Vegetasi 5 Kontrol 6 total Perempuan 14 Urban 18 Vegetasi 16 Kontrol 15 total 49 Tabel 10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Program Studi Program Studi Psikologi Farmasi Teknik Informatika Teknik Elektro Akuntansi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia jumlah 48 3 2 1 7 2 63 D. Deskripsi Data Penelitian (Terlampir) E. Hasil Analisis Data Hasil eksperimen yang telah didapatkan akan uji dengan beberapa tahap sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak, sehingga analisis selanjutnya dapat ditentukan menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik (Riadi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 2015). Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk karena jumlah data kurang dari 50 (Riadi, 2015). Data dapat dikatakan normal jika p > 0,05, sebaliknya data dikatakan tidak normal jika p < 0,05 (Priyatno, 2010). Data diolah menggunakan SPSS for Windows version 16.0. Tabel 11. Uji Normalitas masing-masing Kelompok Penelitian Berdasarkan Fungsi Atensi Tests of Normality Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Alerting Vegetasi Pre-test Orienting Vegetasi Pre-test Conflict Vegetasi Pre-test Alerting Vegetasi Post-test Orienting Vegetasi Post-test Conflict Vegetasi Post-test 0.967 0.978 0.895 0.965 0.961 0.945 21 21 21 21 21 21 0.667 0.897 0.028 0.631 0.527 0.27 Alerting Urban Orienting Urban Conflict Urban Alerting Urban Orienting Urban Conflict Urban Pre-test Pre-test Pre-test Post-test Post-test Post-test 0.928 0.963 0.833 0.921 0.866 0.897 21 21 21 21 21 21 0.128 0.586 0.002 0.091 0.008 0.03 Alerting Kontrol Orienting Kontrol Conflict Kontrol Alerting Kontrol Orienting Kontrol Conflict Kontrol Pre-test Pre-test Pre-test Post-test Post-test Post-test 0.969 0.949 0.925 0.95 0.936 0.931 21 21 21 21 21 21 0.711 0.32 0.109 0.347 0.185 0.147 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan Tabel 11 beberapa kelompok penelitian berdasarkan tiga fungsi atensi tahap pre-test dan post-test. dari 18 kelompok, terdapat 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 kelompok penelitian yang memiliki p > 0,05 maka data pada 14 kelompok penelitian terdistribusi secara normal. 4 kelompok penelitian yang memiliki nilai p < 0,05 maka 4 kelompok penelitian tersebut memiliki data yang tidak terdistribusi secara normal. Karena beberapa data tidak terdistribusi secara normal, maka peneliti penggunakan analisis nonparametrik, yaitu uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan mean dari tahap pre-test dan post-test (Riadi, 2015). 2. Uji Homogenitas Uji asumsi yang kedua adalah uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah data memiliki variansi kelompok yang homogen. Data dapat dikatakan homogen jika nilai p > 0,05, sedangkan data dapat dikatakan tidak homogen jika p < 0,05 (Riadi, 2015). Tabel 12. Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Pre-test Post-test 2.82 2.842 8 8 180 180 Sig. 0.006 0.005 Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat uji Levene menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu p = 0,006 pada kelompok pre-test dan p = 0,005 pada kelompok pre-test. berdasarkan nilai p dari kedua kelompok tersebut tidak memiliki variansi data yang homogen. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda Wilcoxon karena data tidak terdistribusi secara normal. Uji beda Wilcoxon memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 fungsi yang sama dengan uji Paired Sample Test yaitu untuk menguji data yang saling berhubungan (Riadi, 2015) dalam penelitian ini adalah data pre-test dan post-test setiap kelompok penelitian. Jika nilai p < 0,05 maka terdapat perbedaan signifikan. Sebalikanya jika p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan (Riadi, 2015). Uji beda dalam penelitian ini dianalisis menggunakan SPSS for windows version 16.0. Tabel 13. Deskripsi Statistik masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test Descriptive Statistics N Alerting Vegetasi Alerting Vegetasi Orienting Vegetasi Orienting Vegetasi Conflict Vegetasi Conflict Vegetasi Alerting Urban Alerting Urban Orienting Urban Orienting Urban Conflict Urban Conflict Urban Alerting Kontrol Alerting Kontrol Orienting Kontrol Orienting Kontrol Conflict Kontrol Conflict Kontrol Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test Pre-test Post-test 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 Mean 51.29 36.38 48.71 42.48 119.57 106.14 44.57 49.38 42.00 43.76 114.43 112 50.29 49.86 47.19 47.33 111.43 102.67 Std. Deviation Min Max 24.175 21.465 23.641 19.284 23.838 23.374 24.724 19.482 23.660 17.609 39.343 38.449 19.126 20.328 14.038 16.662 24.328 32.747 13 1 2 3 64 64 11 10 2 26 71 64 12 21 12 18 80 56 109 79 100 73 153 142 111 75 94 86 194 228 80 94 74 75 160 193 Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui mean tiga fungsi atensi pada setiap kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test. Data mean dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 membantu peneliti untuk melihat jika ada perbedaan yang signifikan maka dapat diketahui perbedaan mean yang didapatkan. Tabel 14. Uji Beda Wilcoxon masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test Test Statistics(b) Nama Kelompok Z Alerting Vegetasi Post-test – Alerting Vegetasi Pre-test Orienting Vegetasi Post-test – Orienting Vegetasi Pre-test Conflict Vegetasi Post-test – Conflict Vegetasi Pre-test Alerting Urban Post-test – Alerting Urban Pre-test Orienting Urban Post-test – Orienting Urban Pre-test Conflict Urban Post-test – Conflict Urban Pre-test Alerting Kontrol Post-test – Alerting Kontrol Pre-test Orienting Kontrol Post-test – Orienting Kontrol Pre-test Conflict Kontrol Post-test – Conflict Kontrol Pre-test -2.486a -1.006a -2.764a -.870a -.678a -.299a -.101a -.104a -.104a Asymp. Sig. (2tailed) 0.013 0.314 0.006 0.385 0.497 0.765 0.92 0.917 0.073 Berdasarkan tabel 14 terdapat perbedaan yang signifikan pada dua fungsi atensi kelompok vegetasi yaitu fungsi alerting dan conflict effect, dimana nilai p < 0,05. Pada fungsi orienting kelompok vegetasi dan tiga fungsi lainnya pada kelompok urban dan kelompok kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan yaitu p > 0,05. Kelompok vegetasi pada fungsi alerting tahap pre-test dan post-test memperoleh nilai p = 0,013. Pada tabel 13 menunjukkan mean fungsi alerting kelompok video lanskap vegetasi tahap post-test lebih kecil 36,38 sedangkan tahap pre-test yaitu 51,29. Kemudian kelompok vegetasi pada fungsi conflict effect tahap pretest dan post-test juga memiliki perbedaan dengan p = 0,006. Dapat dilihat pada tabel 13 mean fungsi conflict Effect kelompok video lanskap vegetasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 tahap post-test sebesar 106,14 lebih kecil dari tahap pre-test dengan mean 119,57. Tabel 15. Uji One Way Anova pada Tiga Kelompok Penelitian ANOVA Sum of Squares Pretest alerting Posttest alerting Pretest orienting Posttest orienting Pretest conflict Posttest conflict Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total df Mean Square 551.143 2 31.229.714 31.780.857 60 62 520.495 2.455.841 2 1.227.921 25.070.476 27.526.317 60 62 417.841 520.413 2 26.315.524 26.835.937 60 62 266.000 2 19.191.714 19.457.714 60 62 712.286 2 54.159.429 54.871.714 60 62 934.508 2 61.939.238 62.873.746 60 62 F 275.571 .529 Sig. .592 2.939 .061 260.206 .593 .556 438.592 133.000 .416 .662 319.862 356.143 .395 .676 902.657 467.254 .453 .638 1.032.321 Berdasarkan tabel 15 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil uji beda antar fungsi atensi dari tiga kelompok penelitian yaitu kelompok vegetasi, urban, dan kontrol dengan p > 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 4. Analisis Tambahan Analisis tambahan dilakukan untuk melengkapi hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis tambahan berisi hasil analisis Ratarata Keakuratan, dan analisis data Perceived Restorativeness Scale (PRS) kelompok eksperimen yang terdiri dari kelompok urban dan vegetasi. a. Rata-rata Keakuratan (Mean Accuracy) Attention Network Test (ANT) tidak hanya mengukur tiga fungsi atensi namun juga rata-rata keakuratan (%) dari ketiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executife control atau conflict effect. Berikut rata-rata keakuratan setiap kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test. Jika rata-rata keakuratan mencapai angka 100 % maka subjek dapat merespon semua stimulus dengan tepat. Tabel 16. Rata-rata Keakuratan (%) Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test Descriptive Statistics Kontrol mean accuracy Kontrol mean accuracy Vegetasi mean accuracy Vegetasi mean accuracy Urban mean accuracy Urban mean accuracy Valid N (listwise) pretest posttest pretest posttest pretest posttest N 21 21 21 21 21 21 21 Mean 97.76 98.52 98.00 98.38 97.19 98.71 Berdasarkan tabel 15 rata-rata keakuratan lebih dari 97 % dan kurang dari 99 % untuk ketiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test. Pada tahap post-test rata-rata subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 merespon stimulus dengan tepat untuk tiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian rata-rata berada pada angka 98 %. b. Analisis hasil Perceived Restorativeness Scale (PRS) Setelah melakukan analisis terhadap data mean reaction time for correct trials, peneliti melanjutkan analisis terhadap Perceived Restorativeness Scale (PRS). Peneliti melakukan tahap-tahap analisis mulai dari uji normalitas dan uji beda. Seluruh tahap analisis statistik diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0. i. Uji Normalitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) Setelah menguji data pada ketiga fungsi atensi, peneliti melakukan uji normalitas kembali untuk data yang telah didapat dari Perceived Restorativeness Scale (PRS). Karena PRS hanya dibagi pada kelompok eksperimen dengan tujuan melihat persepsi subjek terhadap manipulasi video yang diberikan, maka hanya ada 40 data yang didapatkan yaitu 20 untuk kelompok video lanskap vegetasi dan 20 untuk kelompok video lanskap urban. Oleh karena itu, peneliti menggunakan Shapiro-Wilk dengan dasar pengambilan keputusan sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada penelitian PRS memiliki data yang tidak terdistribusi secara normal yaitu p < 0,05 pada kelompok video lanskap urban dengan p = 0,038. Pada kelompok video lanskap vegetasi memiliki distribusi secara normal dengan p > 0,05 yaitu p = 0,123 (tabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 telampir). Maka analisis selanjutnya peneliti menggunakan analisis nonparametrik (Riadi, 2015). ii. Uji Mann Whitneyy Perceived Restorativeness scale (PRS) Uji Mann Whitney memiliki fungsi yang sama dengan Independent Sample Test yaitu untuk menguji dua data yang tidak berhubungan. Uji Mann Whitney digunakan ketika data dapat terdistribusi secara normal (Riadi, 2015). Dasar pengambilan keputusan adalah jika p > 0,05 maka tidak ada perbedaan antara dua data tersebut sebaliknya jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan dari dua data tersebut. Berdasarkan hasil analisis terhadap data PRS terdapat perbedaan antara kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok video laskap urban yaitu p < 0,05 dengan p = 0,000 (tabel terlampir). Bila dilihat berdasarkan mean rank, kelompok vegetasi memiliki mean rank yang lebih tinggi yaitu 28,81 dari pada kelompok video lanskap urban dengan mean rank 14,19 (tabel terlampir). Maka video lanskap vegetasi memiliki nilai Perceived Restirativeness Scale (PRS) lebih tinggi dibandingkan kelompok video lanskap urban. F. Pembahasan Atensi merupakan kemampuan mahasiswa dalam mengelola sumber daya mental yang terbatas untuk memproses sejumlah informasi yang ditangkap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 oleh panca indra dan diolah oleh proses-proses kognitif lainnya. Atensi dapat diukur dengan menggunakan Attention Network Test (ANT). ANT mengukur atensi berdasarkan tiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executive control atau conflict effect. Namun, pada dasarnya atensi seseorang dapat mengalami penurunan dan memiliki kecenderungan mengalami Directed Attention Fatigue (DAF). Penelitian terbaru mengatakan seseorang yang bertempat tinggal di daerah perkotaan semakin berpotensi mengalami DAF. Dalam upaya untuk mengatasi masalah DAF, Attention Restoration Theory (ART) salah satu teori tentang Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa melalui lingkungan dengan unsur vegetasi dapat memulihkan direct attention dari DAF, maka penelitian ini memiliki hipotesis bahwa video lanskap vegetasi dapat membantu peningkatan direct attention pada mahasiswa dibandingkan dengan video lanskap urban. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, peneliti melakukan beberapa uji statistik untuk menentukan hipotesis diterima atau tidak. Hipotesis diuji menggunakan uji Wilcoxon karena data tidak terdistribusi secara normal dan tidak homogen. Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan pada tiga fungsi atensi kelompok urban, vegetasi, dan kontrol tahap pre-test dan post-test pada mahasiswa. Terdapat peningkatan direct attention yang diukur melalui fungsi conflict effect pada kelompok yang diberi manipulasi video lanskap vegetasi dibandingkan kelompok yang diberi manipulasi video lanskap urban dan kelompok kontrol. Namun dengan catatan, data dalam penelitian ini tidak memiliki sebaran data yang homogen pada tiga kelompok penelitian. Uji beda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Wilcoxon dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada fungsi conflict effect pada kelompok video lanskap vegetasi tahap pre-test dan post-test dengan p < 0,05 yaitu p = 0,006 dengan rata-rata keakuratan dalam merespon stimulus sebesar 98 %. Selain melakukan uji beda Wilcoxon, peneliti juga melakukan uji beda One Way Anova dengan tujuan melihat kemampuan dari manipulasi yang diberikan. Dari ketiga kelompok penelitian (Vegetasi, Urban, Kontrol) tidak ada perbedaan yang signifikan pada tahap pre-test dan post-test dengan p > 0,05. Artinya, ketiga kelompok penelitian pada masing-masing fungsi sebelum diberi manipulasi memiliki kondisi yang relatif sama. Namun, setelah diberi manipulasi data rerata masing-masing kelompok penelitian juga tidak memiliki perbedaaan yang signifikan atau relatif sama. Perfoma direct attention dilihat melalui fungsi executive control atau conflict effect dapat dikatakan mengalami peningkatan jika memiliki milidetik lebih rendah pada tahap post-test daripada tahap pre-test (Emfield & Neider, 2014; Berman dkk., 2008). Pada penelitian ini mean rank fungsi conflict effect kelompok vegetasi tahap post-test yang mengalami penurunan dengan dibandingkan pada tahap pre-test yaitu 106,14 < 119,57. Maka dapat dikatakan performa direct attention pada kelompok video lanskap vegetasi dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Selain itu, dalam penelitian ini fungsi alerting kelompok vegetasi juga terdapat perbedaan yang signifikan p < 0,05 yaitu p = 0,013, dengan mean rank pada tahap post-test lebih rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 daripada tahap pre-test 36,38 < 51,29. Sedangkan kelompok urban dan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa direct attention yang membutuhkan upaya mental dan Attention Restorative Theory (ART) mengindentifikasi bahwa direct attention sebagai bagian dari fungsi kognitif dapat dipulihkan melalui interaksi dengan alam dibandingkan urban (Berman dkk., 2008; Emfield & Neider, 2014). Pengalaman bersentuhan dengan alam walaupun hanya melalui gambar berdurasi 10 menit dapat meningkatkan atensi dilihat dari berkurangnya milidetik atau lebih cepat pada tahap post-test pada kelompok vegetasi pada fungsi conflict effect dibandingkan kelompok urban (Berman dkk, 2008). Fungsi conflict effect merupakan fungsi atensi yang lebih banyak membutuhkan upaya mental dibandingkan dua fungsi alerting dan orienting (Jin Fan dkk., 2002; Berman dkk., 2008). Pada penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa direct attention melibatkan penyelesaian konflik ketika seseorang berusaha menekan stimulus yang mengganggu (Berman dkk, 2008) dan Attention Network Test (ANT) merupakan salah satu alat ukur yang mampu mengukur direct attention seseorang yang dilihat dari hasil fungsi conflict effect. Fungsi conflict effect atau fungi executive dalam ANT merupakan kemampuan seseorang dalam memilih satu anak panah yang searah dengan tanda plus (+) dari lima arah anak panah yang muncul kemudian dihitung rata-rata waktu reaksi dalam milidetik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Perceived Restorativeness Scale (PRS) mengukur persepsi seseorang terhadap lingkungan berdasarkan empat komponen dalam Attention Restorative Theory. Hasil yang didapatkan dari data Perceived Restorativeness Scale (PRS) mendukung bahwa video lanskap vegetasi dipersepsikan sebagai lingkungan yang memberikan efek pemulihan dari atensi yang membutuhkan upaya mental. Dari data PRS dapat terlihat dari perbedaan antara kelompok dengan manipulasi video lanskap vegetasi dan video lanskap urban. Video lanskap vegetasi memiliki nilai mean PRS lebih tinggi dibandingkan dengan video lanskap urban, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa pengalaman berinteraksi dengan alam memiliki nilai PRS tinggi dibandingkan dengan suasana industri dan perkotaan (Pasini dkk., 2014). Hasil data PRS ini juga mendukung adanya kesesuaian antara proses seleksi video yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Video lanskap vegetasi sebagai stimulus involuntary attention dengan memanfaatkan micro-break pada penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang memanfaatkan waktu micro-break dengan berinteraksi dengan lingkungan alam atau vegetasi untuk memulihkan fungsi kognitif seseorang (Lee dkk., 2015). Walaupun micro-break pada penelitian ini dilakukan dengan durasi lima menit sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan selama 40 detik dengan media gambar. Namun, penelitian ini memiliki durasi lebih cepat dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Berman, Jonides, dan Kaplan yaitu dengan durasi 10 menit (Berman dkk., PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 2008). Namun, durasi lima menit merupakan durasi yang standar untuk melakukan micro-break (Kim dkk., 2016). Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atensi, peneliti mengupayakan kontrol terhadap usia dari subjek penelitian, yaitu mahasiswa yang termasuk kategori dewasa awal dengan usia 18-25 tahun. Dimana berdasarkan penelitian sebelumnya, usia dapat mempengaruhi fungsi atensi seseorang (Jennings dkk, 2007). Selain itu, pada usia dewasa awal mulai terbentuknya hubungan neuron, sinapsis, dan dendrite baru pada otak yang dapat mendukung kinerja otak. Selain itu, penelitian ini juga memilih subjek penelitian yang sehat secara fisik dan psikologis. Namun, dalam penelitian ini tidak menggali informasi tentang riwayat gangguan kesehatan khususnya yang berkaitan dengan otak. Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan pada fungsi atensi khusunya fungsi conflict effect ataupun fungsi alerting dan orienting pada kelompok urban pada tahap pre-test dan post-test. Peneliti menemukan kecenderungan adanya ketidaksesuaian subjek penelitian, pada penelitian sebelumnya mengatakan bahwa seseorang yang tinggal dan beraktivitas dilingkungan yang padat dan terlalu banyak aktifitas, dapat membuat pengolahan informasi semakin banyak dan membuat kelelahan mental (Lee dkk., 2015). Pada penelitian ini sebagian besar subjek penelitian merupakan mahasiswa Psikologi, Farmasi, Teknik Informatika, dan Teknik elektro dengan jumlah total 54 mahasiswa yang sebagian besar beraktivitas seperti mengikuti perkuliahan dan kegiatan mahasiswa di Kampus III Universitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Sanata Dharma. Secara demografis, lingkungan kampus III Universitas Sanata Dharma tidak berada ditengah kota yang penuh dengan aktivitas dan permasalahan tentang lingkungan. Maka video lanskap urban tidak terlalu memberikan dampak bagi perubahan fungsi atensi subjek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas pemaparan involuntary attention berupa video lanskap vegetasi terhadap perbedaan tingkat atensi yang dapat dilihat melalui uji beda Wilcoxon. Pada kelompok eksperimen dengan manipulasi video lanskap vegetasi terdapat penurunan mean dalam milidetik antara tahap pre-test dengan post-test pada fungsi atensi alerting dan executive control dengan p = 0,013 < 0,05 dan p = 0,006 < 0,05. Efektivitas pemaparan involuntary attention didukung oleh hasil Perceived Restorativeness Scale (PRS) dengan uji beda Mann Whitney yang menyatakan bahwa video lanskap vegetasi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap video lanskap urban. Perolehan rata-rata PRS pada video lanskap vegetasi jauh lebih tinggi dibandingkan video lanskap urban. Hal ini berarti video lanskap vegetasi dalam penelitian ini dapat menjadi stimulus involuntary attention yang memenuhi empat komponen lingkungan yang memberikan efek memulihkan direct attention seseorang. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, pemilihan subjek penelitian yang kurang spesifik dalam hal demografi, khususnya lingkungan 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 tempat tinggal. Seseorang yang memiliki aktivitas di lingkungan perkotaan dapat mempengaruhi tingkat atensi seseorang. Kedua, peneliti tidak melakukan pilot study dan hanya mengandalkan percobaan alat ukur Attention Network Test saat test-retest dan percobaan video saat proses seleksi dengan menggunakan Perceived Restorativeness Scale. Hal tersebut membuat peneliti kurang mendapat gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan sehingga kurang mendapat evaluasi sebelum pengambilan data yang sesungguhnya. Selain keterbatasan yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diperhatikan pula bahwa data pada penelitian ini tidak homogen, artinya kondisi data pada ketiga kelompok penelitian dari tiga fungsi atensi sebelum manipulasi tidak berada pada keadaan yang sama. Peneliti juga kurang maksimal dalam melakukan upaya kontrol tehadap salah satu faktor yang mempengaruhi atensi yaitu gangguan pada otak. C. Saran 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya untuk menentukan subjek penelitian dengan tepat khususnya mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal atau tempat beraktivitas sehari-hari dari subjek penelitian. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk melakukan pilot study dengan tujuan mendapat gambaran hasil dan membuat evaluasi sebelum pengambilan data eksperimen. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 menyetarakan faktor atensi khususnya gangguan pada otak dengan cara melakukan asesmen yang dapat diketahui dengan cara melakukan pemeriksaan pada otak atau menggali informasi pada subjek penelitian terkait riwayat sakit yang pernah atau sedang dialami, khususnya terkait pada kelainan pada otak. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mengembangkan bentuk stimulus involuntary attention yang lebih inovatif. 2. Bagi Mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat efektivitas pemaparan involuntary attention dalam bentuk video lanskap vegetasi terhadap peningkatan direct attention dengan memanfaatkan waktu micro-break atau waktu istirahat sejenak. Mahasiswa dapat memanfaatkan video lanskap vegetasi disela-sela waktu mengerjakan tugas untuk memulihkan atensi dari kelelahan mental yang dialami saat mengerjakan tugas atau belajar. 3. Bagi Pemerintah Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah dalam membangun dan memelihara lingkungan hidup, khususnya dalam penambahan ruang terbuka hijau di lingkungan perkotaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Anderson, J. R. (1980). Cognitive Psychology and Its Implication. United State of America: The Maple-Vail Book Manufacturing Group. Arief, A. (1994). Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran ed. revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi ed .2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik. (2014). Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2013. Diunduh dari http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413 Berman, M. G., Jonides, J & Kaplan, S. (2008). The Cognitive Benefits of Interacting With Nature. Psychological Science 19 (12). 1207-1212. Berto, R. (2014). The Role of Nature in Coping with Psycho-Physiological Stress: A Literature Review on Restorativeness. Behavioral Science 4. 394-409. Bratman, G. N., Daily, G. C., Levy, B. J & Gross, J. J. (2015). The benefits of nature experience: Improved Affect and Cognition. Landscape and Urban Planning. 138 (2015), 41-50. Brown, C. (2007). Cognitive Psychology. New Delhi: C&M Digitals. Emfield, A. G., Neider, M. B. (2014). Evaluating Visual and Auditory Contribution to the Cognitive Restoration Effect. Frontiers in Psychology. Fan, J. (2002). Download ANT. http://www.sacklerinstitute.org/users/jin.fan/ Diunduh dari Fan, J., McCandliss, B., Sommer, T., Raz, A & Posner, M. I. (2002). Testing Efficiency and Independence of Attention Networks. Journal of Cognitive Neuroscience 14(3). 340-347. Fan, J., McCandliss, B. D., Fossella, J., Flombaum, J. I., Posner, M. I. (2005). The activation of attention networks. NeuroImage 26. 471-479. Hartig, T., Evans, G. W., Jamner, L. D., Davis, D. S & Garling, T. (2003). Tracking restoration in natural and urban field settings. Journal of Environmental Psychology 23. 109-123. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Hartig, T., Mang, M & Evans, G. W. (1991). Restorative Effect of Natural Environment Experiences. Environment and Behavior 23 (3). 3-26. Hartig, T., Korpela, K., Evans, G. W & Garling, T. (1997). A Measure of Retorative Quality in Environments. Scandinavian Housing & Planning Research 14. 175-194. Hedge, A. (2002). Ergonomics: Friend or Faux?. GPSolo 19 (8). 11, 16-17. Ishigami, Y. (2011). The Attention Network Test (ANT): Individual Differences Components Of Attention Across The Life Span. Thesis. Dalhousie University. Diunduh dari https://dalspace.library.dal.ca/bitstream/handle/10222/13307/Ishigami_Yo ko_PhD_Psych_March2011.pdf?sequence=3 Iskandar, Z. (2013). Psikologi Lingkungan. Bandung: Refika Aditama. Jennings, M. J., Dagenbach, D., Engle, C. M., Funke, L. J. (2007). Age-Related Changes and the Attention Network Task: An Examination of Alerting, Orienting, and Executive Function. Aging, Neuropsychology, and Cognitif 14. 353-369. Kaplan, S. (1995). The Restorative Benefits Of Nature: Toward An Integrative Framework. Journal of Environmental Psychology 15. 169-182. Kaplan, S., Bardwell, L. V & Slakter, D. B. (1993). The Restorative Experience as a Museum Benefit. The journal of Museum Education, 18 (3), 15-18. Kaplan, S & Kaplan, R. (1989). The Experience of Nature. United States of America: Cambridge University Press. Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2011). Hasil Survei Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di Sektor Bisnis Indonesia 2011. Diunduh dari https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Hasil%20Survei%20TIK%20 Sektor%20Bisnis%202011.pdf Kerlinger, F. N. (2006). Asas – Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kim, S., Park, Y & Niu, Q. (2016). Micro-break activities at work to recover from daily work demands. Journal of Organizational Behavior, J. Largo-Wight, E., Chen. W. W., Dodd, V & Weiler, R. (2011). Healthy Workplaces: The Effect of Nature contact at Work on Employee Stress and Health. Public Health Reports (1974-) 126. 124-130. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Laumann, K., Garling, T & Stormark, K. M. (2001). Rating Scale Measures Of Restorative Components Of Eenvironment. Journal of Environmental Psychology 21. 31-44. Lee, K. E., Williams, K. J. H., Sargent, L. D., Williams, N. S. G & Johnson, K. A. (2015). 40-second green roof views sustain attention: The role of microbreaks in attention restoration. Journal of Environmental Psychology, 42. 182-189. Liu, M., Mattson, R. H., Kim, E. (2004). Influence of lavender fragrance and cut flower arrangements on cognitive performance. The International Journal of Aromatherapy 14. 169-174. Lohr, V. I., Pearson-Mims, C. H & Goodwin, G. K. (1996). Interior Plants May Improve Worker Productivity and Reduce Stress in a Windowless Environment. Journal of Environmental Horticulture 14 (2). 97-100. Maas, J., Verheij, R. A., Groenewegen, P. P., Vries, S. D & Spreeuweberg. P. (2006). Green space, urbanity, and health: how strong is the relation ?. Journal of Epidemiology and Community Health (1979-) 60 (7). 587-592. McLeod, J. W. (2009). Psychometric Consideration of The Attention Network Test. Thesis. McMaster University. Diunduh dari https://macsphere.mcmaster.ca/bitstream/11375/9022/1/fulltext.pdf MacLeod. J. W., McConnell M. M., Lawrence, M. A., Eskes, G. A., Klein, R. M & Shore, D. I. (2010). Appraising the ANT: Psychometric and Theoritical Consideration of the Attention Network Test. Neuropsychology 24 (5). 637-651. Mancuso, S., Rizzitelli, S & Azzarello, E. (2006). Influence of green vegetation on children’s capacity of attention: a case study in Florence, Italy. Advances in Horticulture Science 20 (3). 220-223. Mastumoto, D & Juang, L. (2008). Culture & Psychology 4thed. Canada: Nelson Education, Ltd. Ojobo, H. I., Mohamad, S & Said, I. (2014). Validating the Measures of Perceived Restorativeness in Obudu Mountain Resort, Cross River State, Nigeria. Open Journal of Social Science 2. 1-6. Papalia, D, E., Old, S, W., & Feldman, R, D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan) ed. 9. Jakarta: Prenada Media Group. Papalia, D. E., Olds, S. W & Feldmen, R. D. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Pasini, M., Berto, R., Brondino, M., Hall, R & Ortner, C. (2014). How to Measurement The Restorative Quality of Environments: The PRS-11. Procedia – Social and Behavioral Science 159. 293-297. Posner, M., I. (1980). Orienting of Attention. The Quarterly Journal of Experimental Psychology 32. 3-25. Reksoatmodjo, T., N. (2007). Statistika - untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. Rennit, P & Maikov K. (2015). Perceived restoration scale method turned into (used as the) evaluation tool for parks and open green spaces, using Tartu city parks as an example. City, Territory and Achitecture. 2-11. Riadi, E. (2015). Statistika Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi. Santrock, J. W. (1995). Life-Span Development ed .5. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S,W. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo. Sastroutomo, S. S. (1990). Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Seniati, L., Yulianto, A & Setiadi, B. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks. Solso, R. L., Maclin, O. H & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga. Steinberg, R. J. (2008). Psikologi Kognitif ed. 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Steg, L., Van Den Berg, A. E & De Groot, J. I. M. (2013). Environmental Psychology. Oxford: BPS Blackwell. Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. Bandung: CVAlfabeta. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD. Ulrich, R. S. (1986). Human Response to Vegetation and Landscapes. Landscape and Urban Planning 13. 29-44. Varkovetski, M. (2015). The reduction of direct attention fatigue through exposure to visual nature stimuli. Studies by undergraduate researchers at Guelph. 5-13. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Vivi, A. L., (2011). When the going gets tough, will nature get you going ? the effect of water, natural and urban landscapes on cognitive control. Thesis. University Of Oslo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 LAMPIRAN 1 Hasil Uji One Way Anova (seleksi video), Uji Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan Attention Network Test (ANT) A. Uji One Way Anova untuk Seleksi Video Lanskap Vegetasi dan Video Lanskap Urban menggunakan Perceived Restorativeness Scale (PRS) Tabel 1.1. Uji beda One Way Anova Descriptives rataratavide o 95% Confidence Interval for Mean Std. N Mean Deviation Std. Error Lower Upper Bound Bound Minimum Maximum video1 2 44.0550 9.66615 6.83500 -42.7919 130.9019 37.22 50.89 video2 2 44.3350 6.13062 4.33500 -10.7464 99.4164 40.00 48.67 video3 2 44.3300 10.05506 7.11000 -46.0111 134.6711 37.22 51.44 Total 6 44.2400 6.81507 2.78224 37.0880 51.3920 37.22 51.44 Test of Homogeneity of Variances rataratavideo Levene Statistic 6.242E14 df1 df2 2 Sig. 3 .000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 ANOVA rataratavideo Sum of Squares Between Groups df Mean Square .103 2 .051 Within Groups 232.123 3 77.374 Total 232.226 5 F .001 B. Uji Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) Tabel 1.2. Cronbach’s Alpha PRS Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's Alpha Based on Alpha Standardized Items .895 N of Items .896 17 Item Statistics Mean Std. Deviation N ITEM1 2.70 .838 54 ITEM2 2.91 .917 54 ITEM3 2.59 .836 54 ITEM4 3.35 .781 54 ITEM5 2.67 .890 54 ITEM6 2.72 .920 54 ITEM7 2.74 .678 54 ITEM8 2.39 .998 54 ITEM9 2.48 .818 54 ITEM10 2.56 .816 54 ITEM11 2.46 .770 54 ITEM12 2.41 1.055 54 ITEM13 2.37 .996 54 ITEM14 2.44 1.058 54 ITEM15 2.20 .919 54 Sig. .999 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 ITEM16 2.37 .831 54 ITEM17 2.37 .896 54 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted Item Deleted Item Deleted ITEM1 41.04 74.036 .731 .667 .883 ITEM2 40.83 75.538 .559 .533 .889 ITEM3 41.15 78.204 .432 .324 .893 ITEM4 40.39 79.299 .387 .324 .894 ITEM5 41.07 75.164 .605 .601 .887 ITEM6 41.02 74.660 .616 .640 .887 ITEM7 41.00 79.472 .443 .478 .892 ITEM8 41.35 75.213 .524 .504 .890 ITEM9 41.26 78.686 .409 .473 .894 ITEM10 41.19 75.135 .670 .645 .885 ITEM11 41.28 77.186 .555 .462 .889 ITEM12 41.33 72.717 .637 .588 .886 ITEM13 41.37 72.464 .698 .629 .883 ITEM14 41.30 76.439 .418 .412 .895 ITEM15 41.54 77.536 .427 .488 .893 ITEM16 41.37 75.219 .651 .588 .886 ITEM17 41.37 75.823 .555 .494 .889 C. Uji Reliabilitas Attention Network Test (ANT) Tabel 1. 2. Uji Normalitas Attention Network Test (ANT) Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Shapiro-Wilk Sig. Statistic Df Sig. Pre-test .101 40 .200 * .955 40 .116 Orienting Pre-test .144 40 .037 .910 40 .004 Alerting PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Conflict Pre-test .106 40 .200 * .968 40 .317 Alerting Post-test .073 40 .200 * .979 40 .669 Orienting Post-test .169 40 .006 .820 40 .000 Conflict .156 40 .015 .883 40 .001 Post-test a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tabel 1.3. Test-retest Attention Network Test (ANT) Correlations Tim Time e for for corr corre ect Spearman Alertin Correlation 's rho g pre Coefficient Sig. (2tailed) N Orienti Correlation ng pre Coefficient Sig. (2tailed) N Conflic Correlation t pre Coefficient Sig. (2tailed) N Alertin Correlation g post Coefficient Sig. (2tailed) ct Alertin Orientin Conflict Alerting Orientin Conflic trial trial g pre post g pre pre post g post t post pre 1.000 -.085 .176 .332 * .155 .167 .131 .076 . .600 .277 .036 .338 .303 .419 .640 40 40 40 40 40 40 -.085 1.000 -.250 -.315 * .161 -.244 .600 . .120 .047 .321 40 40 40 40 40 .176 -.250 1.000 .046 .016 .277 .120 . .780 .924 40 40 40 40 40 40 * .046 1.000 .350 * .127 .780 . .027 .332 * .036 -.315 .047 40 .029 .129 .861 40 -.058 .724 40 40 40 ** .295 .290 .001 .065 .070 .520 40 .363 * .436 .021 40 .400 * .010 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 N Orienti Correlation ng post Coefficient Sig. (2tailed) N Conflic Correlation t post Coefficient Sig. (2tailed) N Time Correlation for Coefficient correct Sig. (2trial tailed) 40 40 40 40 40 .155 .161 .016 .350 * .338 .321 .924 40 40 .167 -.244 40 40 1.000 -.098 .205 .248 .027 . .549 .204 .122 40 40 40 ** .127 .303 .129 .001 .436 .549 40 40 40 40 40 40 .131 -.029 .295 .363 * .205 .267 .419 .861 .065 .021 .204 .096 . .000 40 40 40 40 40 40 40 40 .076 -.058 .290 .400 * .248 .245 ** 1.000 .640 .724 .070 .010 .122 .128 .000 . 40 40 40 40 40 .520 40 40 40 40 -.098 1.000 .267 .245 . .096 40 1.00 0 .128 40 .770 ** pre N Time Correlation for Coefficient correct trial Sig. (2tailed) .770 post N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 40 40 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 LAMPIRAN 2 Hasil Analisis Attention Network Test (ANT) Pre-test dan Post-test 1. Uji Normalitas Tabel 2.1. Uji Normalitas ANT Pre-test dan Post-test Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Alerting vegetasi pretest .095 Df Shapiro-Wilk Sig. 21 Statistic df Sig. .200 * .967 21 .667 * .978 21 .897 Orienting vegetasi pretest .089 21 .200 Conflict vegetasi pretest .208 21 .018 .895 21 .028 Alerting vegetasi posttest .127 21 .200 * .965 21 .631 Orienting vegetasi posttest .109 21 .200 * .961 21 .527 * .945 21 .270 Conflict vegetasi posttest .137 21 .200 Alerting urban pretest .160 21 .167 .928 21 .128 Orienting urban pretest .147 21 .200 * .963 21 .586 Conflict urban pretest .249 21 .001 .833 21 .002 * .921 21 .091 Alerting urban posttest .153 21 .200 Orienting urban posttest .181 21 .070 .866 21 .008 Conflict urban posttest .136 21 .200 * .897 21 .030 Alerting kontrol pretest .104 21 .200 * .969 21 .711 Orienting kontrol pretest .180 21 .072 .949 21 .320 Conflict kontrol pretest .159 21 .175 .925 21 .109 Alerting kontrol posttest .136 21 .200 * .950 21 .347 Orienting kontrol posttest .197 21 .033 .936 21 .185 21 * .931 21 .147 Conflict kontrol posttest .122 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. .200 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 2. Uji Homogenitas Tabel 2.2. Uji Homogenitas (Levene Test) ANT Pre-test dan Post-test Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. Pretest 2.820 8 180 .006 Posttest 2.842 8 180 .005 3. Uji Hipotesis Tabel 2.3. Deskripsi Statistik Uji Wilcoxon ANT Pre-test dan Post-test Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Alerting vegetasi pretest 21 51.29 24.175 13 109 Alerting vegetasi posttest 21 36.38 21.465 1 79 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Orienting vegetasi pretest 21 48.71 23.641 2 100 Orienting vegetasi posttest 21 42.48 19.284 3 73 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Conflict vegetasi pretest 21 119.57 23.838 64 153 Conflict vegetasi posttest 21 106.14 23.374 64 142 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Alerting urban pretest 21 44.57 24.724 11 111 Alerting urban posttest 21 49.38 19.482 10 75 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Orienting urban pretest 21 42.00 23.660 2 94 Orienting urban posttest 21 43.76 17.609 26 86 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Conflict urban pretest 21 114.43 39.343 71 194 Conflict urban posttest 21 112.00 38.449 64 228 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Alerting kontrol pretest 21 50.29 19.126 12 80 Alerting kontrol posttest 21 49.86 20.328 21 94 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Orienting kontrol pretest 21 47.19 14.038 12 74 Orienting kontrol posttest 21 47.33 16.662 18 75 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Conflict kontrol pretest 21 111.43 24.328 80 160 Conflict kontrol posttest 21 102.67 32.747 56 193 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Tabel 2.4. Uji Beda Wilcoxon ANT pre-test dan post-test b Test Statistics Alerting vegetasi posttest – alerting vegetasi pretest a Z -2.486 Asymp. Sig. (2-tailed) .013 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Orienting vegetasi posttest – orienting vegetasi pretest a Z -1.006 Asymp. Sig. (2-tailed) .314 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Conflict vegetasi posttest – conflict vegetasi pretest a Z -2.764 Asymp. Sig. (2-tailed) .006 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Alerting urban posttest – alerting urban pretest Z -.870 Asymp. Sig. (2-tailed) a .385 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Orienting urban posttest – orienting urban pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed) -.678 a .497 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Conflict urban posttest – conflict urban pretest Z -.299 Asymp. Sig. (2-tailed) a .765 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Alerting kontrol posttest – alerting kontrol pretest Z -.101 Asymp. Sig. (2-tailed) a .920 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Orienting kontrol posttest – orienting kontrol pretest Z -.104 Asymp. Sig. (2-tailed) a .917 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test b Test Statistics Conflict kontrol posttest – conflict kontrol pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test a -1.790 .073 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Tabel 2.5. Uji Beda One Way Anova Kelompok Vegetasi, Urban, dan Kontrol Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. pretestalerting .333 2 60 .718 posttestalerting .288 2 60 .751 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. pretestorienting 2.670 2 60 .077 posttestorienting .039 2 60 .962 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. pretestconflict 2.884 2 60 .064 posttestconflict 1.052 2 60 .356 ANOVA Sum of Squares pretestalerting Between Groups Mean df Square 551.143 2 275.571 Within Groups 31229.714 60 520.495 Total 31780.857 62 2455.841 2 Within Groups 25070.476 60 Total 27526.317 62 posttestalerting Between Groups F Sig. .529 .592 1227.921 2.939 .061 417.841 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 ANOVA Sum of Squares pretestorienting Between df Square 520.413 2 260.206 Within Groups 26315.524 60 438.592 Total 26835.937 62 266.000 2 133.000 Within Groups 19191.714 60 319.862 Total 19457.714 62 Groups posttestorienting Mean Between Groups F Sig. .593 .556 .416 .662 ANOVA Sum of Squares pretestconflict posttestconflict Between Groups Mean df Square 712.286 2 356.143 Within Groups 54159.429 60 902.657 Total 54871.714 62 934.508 2 467.254 Within Groups 61939.238 60 1032.321 Total 62873.746 62 Between Groups F Sig. .395 .676 .453 .638 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 LAMPIRAN 3 Hasil Uji Analisis Tambahan (Mean Accuracy dan Analisis hasil Perceived Restorativeness Scale) A. Mean Accuracy 1. Deskripsi Statistik Tabel 3.1. Deskripsi Statistik Mean Accuracy Descriptive Statistics N Mean Kontrol mean accuracy pre-test 21 97.76 21 98.52 21 98.00 21 98.38 Urban mean accuracy pre-test 21 97.19 Urban mean accuracy post-test 21 98.71 Valid N (listwise) 21 Kontrol mean accuracy post-test Vegetasi mean accuracy pre-test Vegetasi mean accuracy post-test B. Perceived Restorativeness Scale (PRS) 1. Uji Normalitas Tabel 3.2. Uji Normalitas (Shapiro-Wilk) PRS Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. Skor total Video Lanskap Vegetasi .169 21 .120 .928 21 .123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Skor total Video Lanskap Urban .226 21 .007 .902 21 .038 a. Lilliefors Significance Correction 2. Uji Hipotesis (Mann Whitney) Tabel 3.3. Ranks PRS Ranks Skor Total N Skor total Video Lanskap Vegetasi Vegetasi-Urban Mean Rank Sum of Ranks 21 28.81 605.00 Urban 21 14.19 298.00 Total 42 Tabel 3.4. Hasil Uji Mann Whitney PRS a Test Statistics Skor total Video Lanskap Vegetasi-Urban Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: SkorTotal 67.000 298.000 -3.870 .000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 LAMPIRAN 4 Perceived Restorativeness Scale (PRS) (Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997) dan instruksi Attention Network Test (ANT) versi 1.3.0 (Fan, McCandliss, Sommer, Raz, &Posner, 2002) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Keterangan Ijin penggunaan Perceived Restorativeness Scale (PRS) kepada Dr. Terry Hartig PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 A. Perceived Restorativeness Scale (PRS) Component Item Being Away It is an escape experience Spending time here gives me a good break from my day-to-day routine Fascination The setting has fascinating qualities My attention is drawn to many interesting things I would like to get to know this place better I want to explore the area There is much to explore and discover here I would like to spend more time looking at the surroundings Coherence (Extent) There is too much going on It is a confusing place There is a great deal of distraction It is chaotic here Compatibility I can do things I like here I have a sense that I belong here I have s sense oneness with this setting Being here suits my personality I could find ways to enjoy myself in a place like this Experiencing the given reactions and feeling at the moment using 5-point scales (1 = Not at all, 5 = Very much) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 B. Instruksi Attention Network Test (ANT) versi 1.3.0 Instruction This is an experiment investigating attention. You will be shown an arrow the screen pointing either to the left or to the right (for example or). Your task is to press the left or the right on your keyboard when the central arrow points left and the right arrow key when the central arrow points right. On some trials, the central arrow will be flanked by two arrows to the left and two arrows to the right, for example: OR Your task is to respond to the direction only of the CENTRAL arrow. Use your left index finger for the left arrow key and your right index finger for the right arrow key. Please make your response as quickly and accurately as possible. Your reaction time and accuracy will be recorded. There will be a cross (“+”) in the screen and the arrows will be appear either above or bellow the cross. You should try to fixate on the cross throughout the experiment. Please do not move your eyes to the target. On some trials there will be asterisk cues indicating when or where the arrow will occur. If the cue is at the center or both above and bellow fixation it indicates only that the arrow will appear shortly. If the cue is only above or bellow fixation it indicates both that the trial will occur shortly and where it will occur. Try to maintain fixation at all the times. The experiment contains four blocks. The first block is for practice and takes about two minutes. The other three blocks are experimental blocks and each takes about five minutes. After each block there will be a message “take a break” and you may take a short rest. After it, you can press the space bar to begin the next block. The whole experiment takes about twenty minutes. If you have any question, please ask the experimenter. If you understand this instruction, you may start the practice session. Start practice PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 LAMPIRAN 5 Hasil Direct-Translation Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) A. Surat keterangan Translate PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 B. Perceived Restorativeness Scale (PRS) Komponen Item Bepergian Ini merupakan pengalaman tentang kebebasan Menghabiskan waktu ditempat ini, membuat saya sejenak berhenti dari kegiatan rutin sehari-hari Ketertarikan Penetaannya memiliki kualitas yang menarik Perhatian saya tertuju pada beberapa hal yang menarik Saya ingin lebih mengenal tempat ini Saya ingin menjelajahi tempat ini Ada banyak hal yang bisa dijelajahi dan ditemukan di sini Saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk memandangi sekeliling dari tempat ini Keterpaduan (luas) Terlalu banyak kegiatan yang terjadi di tempat ini Tempat ini membingungkan Ada banyak hal yang menggangu konsentrasi Di sini keadaanya kacau Kesesuaian Saya bisa melakukan banyak hal yang saya sukai di sini Saya merasa betah di sini Saya merasa menyatu dengan penataan ruang seperti ini Berada di sini cocok dengan kepribadian saya Saya bisa menemukan menikmati tempat ini. banyak cara untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 C. Instruksi Attention Network Test (ANT) INSTRUKSI Ini merupakan sebuah eksperimen untuk mempelajari perhatian. Anda akan ditunjukan sebuah tanda panah di layar komputer yang menunjukan ke kiri atau ke kanan (misalnya atau ). Tugas anda adalah menekan tombol panah kiri pada keyboard sewaktu panah di tengah menunjukan ke kiri dan menekan tombol panah kanan sewaktu panah di tengah menunjukan ke kanan. Pada beberapa uji coba, panah di tengah akan diapit oleh dua tanda panah di kiri dan dua tanda panah di kanan, contohnya : ATAU Tugas anda adalah merespon arah dari tanda panah di TENGAH saja. Pastikan respon anda secepat dan seakurat mungkin. Waktu reaksi dan akurasi anda akan dicatat. Akan ada tanda plus (“+”) pada layar dan tanda panah akan muncul entah di atas atau di bawah tanda plus tersebut. Anda harus berusaha memusatkan perhatian pada tanda plus. Jangan alihkan pandangan dari sasaran tersebut. Pada beberapa percobaan, akan ada petunjuk berupa tanda asterisk (*) yang menunjukan di mana tanda akan muncul. Jika petunjuk (*) berada di tengah atau di atas dan di bawah pusat perhatian, ini hanya menandakan bahwa tanda panah akan segera muncul. Jika petunjuk (*) hanya muncul di atas atau di bawah pusat perhatian, ini menandakan bahwa percobaan akan segera dimulai dan di mana tanda panah akan muncul. Pertahankan pandangan pada pusat perhatian setiap saat. Eksperimen ini terdiri dari empat blok. Blok pertama digunakan untuk latihan dan berlangsung sekitar dua menit. Ketiga blok lainnya adalah blok eksperimental dan masing-masing berlangsung selama lima menit. Setelah selesai masing-masing blok, akan ada pesan “rehat sejenak” dan anda bisa beristirahat selama satu menit. Setelah itu, anda bisa menekan tombol spasi pada keyboard untuk memulai blok selanjutnya. Keseluruhan eksperimen membutuhkan waktu dua puluh menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 LAMPIRAN 6 Hasil Back-Translation Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) A. Perceived Restorativeness Scale (PRS) Component Item Being Away This is a liberting experience Spending some time here gives me a distraction from my daily routines Fascination The setting has some interesting qualities My attention is drawn to several interesting things. I want to know more about this place I want to explore the area There are many things that can be explored and discovered around here I want to spend more time looking around the place Coherence (Extent) There are too many things going on This place is confusing There are many things that distract my attention It‟s a mess around here Compatibility I can do many things that I like here I feel at home here PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 I feel united with the current setting Being here matches with my personality I can find many things to enjoy being in this place B. Instruksi Attention Network Test (ANT) Instruction This is an experiment to study attention. You will be shown an arrow on the screen pointing to the left or the right (for example or ). Your task is to press the left arrow button on your keyboard when the arrow in the middle points to the left; and press the right arrow button when the arrow in the middle points to the right. On several trials, the arrow in the middle will be flanked by two arrows on the left and two arrows on the right, for example: OR Your task is to respond to the direction of only the MIDDLE arrow. Use your left index finger for the left arrow button and your right index finger for the right arrow button. Make sure that your response is as fast and accurate as possible. Your reaction and accuracy will be recorded. There will be a cross (“+”) shown on the screen, and the arrow will appear either above or under the cross. You must focus your attention on the cross. Do not look away from the target. On several trials, a prompt will be given in the form of an asterisk indicating where the mark will immediately appear. If the prompt appears in the middle or above and below the focus target, this only indicates that the arrow will appear shortly. If the prompt only appears above or below the focus target, this indicates that the experiment is about to begin and where the arrow will appear. Keep your attention on the focus target at all time. This experiment consists of four blocks. The first block is for practice and it takes two minutes. The other three blocks are the experimental blocks and each takes five minutes. After each block there will be a message “take a short break” and you can rest for a while. After that, you can press the space button to start the next block. The whole experiment takes twenty minutes to finish. If you have questions, ask the administrator. If you understand this instruction, you can begin with the practice session. Begin the practice. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 LAMPIRAN 7 Hasil Pemeriksaan Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT) A. Perceived Restorativenes Scale No Item 1 It is an escape experience Appropri ate This is a liberating experience Not appropri ate Information Liberating is more intense.. And more enduring! Which is good feeling. Escape is worrying , stressful, and exhausting! 2 Spending time here gives me a good break from my day-to-day routine Spending some time here gives me a distraction from my daily routines 3 The setting has fascinating qualities The setting has some interesting PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 qualities 4 My attention is drawn to many interesting things My attention is drawn several interesting things 5 to I would like to get to know this place better I want to know more about this place 6 I want to explore the area I want to explore the area 7 There is much to explore and discover here There are many things that can be explored and discovered around here 8 I would like to spend more time looking at the surroundings I want to spend more time looking around the place 9 There is too much going on There are too many things going on 10 It is a confusing place This place is confusing 11 There is a great deal of distraction PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 There are many things that distract my attention 12 It is chaotic here It‟s a mess around here 13 I can do things I like here I can do many things that I like here 14 I have a sense that I belong here I feel at home here 15 I have a sense of oneness with this setting I feel united with the current setting 16 Being here suits my personality Being here matches with my personality 17 I could find ways to enjoy myself in a place like this I can find many things to enjoy being in this place PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 B. Instruksi Attention Network Test (ANT) Approp riate Instruction This is an experiment investigating attention. You will be shown an arrow the screen pointing either to the left or to the right (for example or). Your task is to press the left or the right on your keyboard when the central arrow points left and the right arrow key when the central arrow points right. On some trials, the central arrow will be flanked by two arrows to the left and two arrows to the right, for example: OR Your task is to respond to the direction only of the CENTRAL arrow. Use your left index finger for the left arrow key and your right index finger for the right arrow key. Please make your response as quickly and accurately as possible. Your reaction time and accuracy will be recorded. There will be a cross (“+”) in the screen and the arrows will be appear either above or bellow the cross. You should try to fixate on the cross throughout the experiment. Please do not move your eyes to the target. On some trials there will be asterisk cues indicating when or where the arrow will occur. If the cue is at the center or both above and bellow fixation it indicates only that the arrow Not appropriat e information PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 will appear shortly. If the cue is only above or bellow fixation it indicates both that the trial will occur shortly and where it will occur. Try to maintain fixation at all the times. The experiment contains four blocks. The first block is for practice and takes about two minutes. The other three blocks are experimental blocks and each takes about five minutes. After each block there will be a message “take a break” and you may take a short rest. After it, you can press the space bar to begin the next block. The whole experiment takes about twenty minutes. If you have any question, please ask the experimenter. If you understand this instruction, you may start the practice session. Start practice Instruction This is an experiment to study attention. You will be shown an arrow on the screen pointing to the left or the right (for example or ). Your task is to press the left arrow button on your keyboard when the arrow in the middle points to the left; and press the right arrow button when the arrow in the middle points to the right. On several trials, the arrow in the middle will be flanked by two arrows on the left and two arrows on the right, for example: OR Your task is to respond to the direction of only the MIDDLE arrow. Use your left index finger for the left arrow PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 button and your right index finger for the right arrow button. Make sure that your response is as fast and accurate as possible. Your reaction and accuracy will be recorded. There will be a cross (“+”) shown on the screen, and the arrow will appear either above or under the cross. You must focus your attention on the cross. Do not look away from the target. On several trials, a prompt will be given in the form of an asterisk indicating where the mark will immediately appear. If the prompt appears in the middle or above and below the focus target, this only indicates that the arrow will appear shortly. If the prompt only appears above or below the focus target, this indicates that the experiment is about to begin and where the arrow will appear. Keep your attention on the focus target at all time. This experiment consists of four blocks. The first block is for practice and it takes two minutes. The other three blocks are the experimental blocks and each takes five minutes. After each block there will be a message “take a short break” and you can rest for a while. After that, you can press the space button to start the next block. The whole experiment takes twenty minutes to finish. If you have questions, ask the administrator. If you understand this instruction, you can begin with the practice session. Begin the practice. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 LAMPIRAN 8 Skala Adaptasi PRS dan instruksi Attention Network Test (ANT) dan tabel hasil ANT PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 SKALA PENELITIAN Disusun Oleh: Lindi Oktavia Dewi 129114121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 SKALA Jenis Video : (lingkari yang sesuai) VG1 / VG2 / VG3 / UB1 /UB2/ UB3 Nama : Umur : Prodi : Jenis Kelamin : (lingkari yang sesuai) P / L Petunjuk Pengisian Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan cermat dan beri tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan diri anda saat ini. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jika anda ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada jawaban tersebut dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri anda saat ini. Contoh: No. Pernyataan Sangat Setuju Tidak Setuju Sangat Setuju Tidak Setuju 1. Saya menyukai pemandangan X X alam Jawablah sesuai dengan diri anda sekarang dan jangan sampai ada yang terlewati. Terimakasih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 No. PERNYATAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Ini merupakan pengalaman lepas dari rutinitas. Menghabiskan waktu di tempat ini, membuat saya sejenak berhenti dari kegiatan rutin sehari-hari. Penataan ruangnya memiliki kualitas yang menarik. Perhatian saya tertuju pada beberapa hal yang menarik. Saya ingin lebih mengenal tempat ini. Saya ingin menjelajahi tempat ini. Ada banyak hal yang bisa dijelajahi dan ditemukan di tempat ini. Saya ingin menghabiskan waktu lebih lama untuk memandangi sekeliling dari tempat ini. Terlalu banyak kegiatan yang terjadi di tempat ini. Tempat ini membingungkan saya. Ada banyak hal yang mengganggu konsentrasi saya. 12. Di sini kacau. keadaannya 13. Saya bisa melakukan hal yang saya sukai di sini. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 14. Saya ingin lebih lama berada di sini. 15. Saya merasa nyaman dan menyatu dengan penataan tempat seperti ini. 16. Berada di sini cocok dengan kepribadian saya. 17. Saya bisa menemukan banyak cara untuk menikmati tempat ini. Terima kasih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 V-e Instruksi dan Tabel Hasil Attention Network Test (ANT) Nama Usia Jenis Kelamin Prodi : : : lingkari (P / L) : INSTRUKSI Ini merupakan sebuah eksperimen untuk mempelajari perhatian. Anda akan ditunjukan sebuah tanda panah di layar komputer yang menunjukan ke kiri atau ke kanan (misalnya atau ). Tugas anda adalah menekan tombol panah kiri pada keyboard sewaktu panah di tengah menunjukan ke kiri dan menekan tombol panah kanan sewaktu panah di tengah menunjukan ke kanan. Pada beberapa uji coba, panah di tengah akan diapit oleh dua tanda panah di kiri dan dua tanda panah di kanan, contohnya : ATAU Tugas anda adalah merespon arah dari tanda panah di TENGAH saja. Pastikan respon anda secepat dan seakurat mungkin. Waktu reaksi dan akurasi anda akan dicatat. Akan ada tanda plus (“+”) pada layar dan tanda panah akan muncul entah di atas atau di bawah tanda plus tersebut. Anda harus berusaha memusatkan perhatian pada tanda plus. Jangan alihkan pandangan dari sasaran tersebut. Pada beberapa percobaan, akan ada petunjuk berupa tanda asterisk (*) yang menunjukan di mana tanda akan muncul. Jika petunjuk (*) berada di tengah atau di atas dan di bawah pusat perhatian, ini hanya menandakan bahwa tanda panah akan segera muncul. Jika petunjuk (*) hanya muncul di atas atau di bawah pusat perhatian, ini menandakan bahwa percobaan akan segera dimulai dan di mana tanda panah akan muncul. Pertahankan pandangan pada pusat perhatian setiap saat. Eksperimen ini terdiri dari empat blok. Blok pertama digunakan untuk latihan dan berlangsung sekitar dua menit. Ketiga blok lainnya adalah blok eksperimental dan masing-masing berlangsung selama lima menit. Setelah selesai masing-masing blok, akan ada pesan “rehat sejenak” dan anda bisa beristirahat selama satu menit. Setelah itu, anda bisa menekan tombol spasi pada keyboard untuk memulai blok selanjutnya. Keseluruhan eksperimen membutuhkan waktu dua puluh menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 TABEL HASIL ANT ALERTING EFFECT (MS) ORIENTING EFFECT (MS) CONFLICT EFFECT (MS) MEAN RT FOR CORRECT TRIALS (MS) MEAN ACCURACY (%) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 LAMPIRAN 9 LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Lembar ini dibuat terkait dengan penelitian tentang tes mengenai atensi yang dilakukan oleh: Nama : Lindi Oktavia Dewi NIM : 129114121 Yang akan berperan dalam tindakan psikologis untuk pengumpulan data sehubungan dengan tes atensi yang akan dilakukan, Nama : Pekerjaan : Peneliti akan menjamin kerahasiaan semua data yang anda berikan selama tes berlangsung dan anda diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini. Berdasarkan penjelasan di atas, saya selaku subjek penelitian, BERSEDIA untuk berpartisipasi dalam melakukan tes dan mendapat perlakuan terkait eksperimen yang diberikan kepada saya. Yogyakarta, …………………………..2016 Menyetujui, (…………………….) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 LAMPIRAN 10 Deskripsi Data Penelitian VEGETASI Inisial Alerting Orienting PRE-TEST Mean RT for Conflict Correct Trial Mean Accuracy CY TE RI IN YU AM AG DO KE CL VA NP GA YA LI NI KA TH JO AN MA 42 57 28 13 69 109 65 50 26 34 57 78 60 18 23 57 47 39 50 62 93 36 44 47 32 42 100 25 54 48 36 2 64 63 70 57 37 61 21 93 22 69 133 139 131 117 123 146 132 132 136 153 103 103 69 125 64 106 137 104 131 137 90 577 593 484 592 592 585 601 556 641 581 608 520 583 454 562 482 487 573 540 594 521 99 93 97 99 97 99 100 98 99 98 98 98 97 99 97 97 98 99 100 98 98 ratarata 51.28571 48.71429 119.5714 558.381 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 VEGETASI POST-TEST Mean RT for Alerting Orienting Conflict Correct Trial 31 54 108 585 100 58 57 130 600 98 55 1 57 46 32 55 45 21 61 79 27 16 3 29 40 7 54 11 36 30 33 46 46 44 73 57 28 26 57 42 70 52 5 33 23 44 3 69 142 68 115 128 122 109 119 126 81 122 82 97 64 78 128 89 86 136 99 578 574 586 564 655 577 633 626 641 542 597 483 597 467 507 595 554 656 542 98 99 96 99 99 99 98 98 99 98 98 98 98 98 98 99 99 98 99 Skor Total PRS 54 51 47 45 57 43 45 56 54 53 47 58 46 44 51 43 51 44 53 52 52 36.38095 42.47619 106.1429 579 98.38095 49.8095 PRE-TEST Mean RT for Correct Conflict Trial Mean Accuracy Mean Accuracy URBAN Inisial Alerting Orienting ST YU ZE PU CH NP RI 51 40 27 54 33 39 42 37 37 7 53 26 94 23 160 78 101 96 182 116 175 547 561 524 576 557 614 641 97 100 99 98 100 96 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 RE YO BT MA DE IL RID EL AUR NE PRA NUG RYA NON 65 11 42 73 34 41 27 50 88 15 111 22 14 57 46 60 2 40 27 19 26 38 34 73 85 67 43 45 71 109 194 76 183 98 109 92 88 94 111 85 75 110 575 519 534 570 592 612 465 555 575 574 571 664 630 630 97 99 97 99 98 98 97 97 98 97 99 77 99 100 ratarata 44.57143 42 114.4286 575.5238 97.19048 URBAN POST-TEST Mean RT for Alerting Orienting Conflict Correct Trial 75 54 46 57 18 44 10 60 74 57 49 30 44 51 68 36 10 51 31 31 33 54 39 75 31 41 86 26 31 51 26 36 59 28 70 44 117 78 113 164 228 126 124 99 75 130 101 128 64 97 82 93 79 155 530 530 508 530 679 698 579 612 570 543 553 551 613 445 518 553 520 546 Mean Accuracy 99 100 100 98 100 100 99 99 99 98 99 100 98 96 98 99 99 98 Skor Total PRS 37 43 36 43 42 42 57 40 41 42 42 37 41 42 52 40 46 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 65 70 62 37 66 97 594 601 96 99 68 28 136 571 99 47 48 40 49.38095 43.7619 112 564 98.71429 43.1429 Inisial Alerting Orienting PRI YU LE ALD WDY MAR PRA ELA DS VIT INA YOK KA TA ST YO BY GA NP MO ERA ratarata KONTROL PRE-TEST Mean RT for Conflict Correct Trial 47 78 12 34 28 60 73 64 59 36 72 18 54 49 80 60 62 41 28 52 49 46 23 47 28 54 60 74 57 62 38 47 47 38 51 57 12 51 49 49 60 41 97 101 80 130 80 103 91 124 121 95 130 91 95 138 113 83 92 123 160 134 159 50.28571 47.19048 111.4286 Mean Accuracy 545 604 446 500 538 507 557 597 554 485 549 751 707 562 611 623 590 683 504 569 588 99 100 99 96 99 91 99 99 100 94 99 98 99 97 99 96 100 99 96 97 97 574.7619 97.7619 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 Alerting Orienting KONTROL POST-TEST Mean RT for Conflict Correct Trial 70 94 49 34 41 57 56 28 67 46 88 47 38 26 67 21 49 41 24 34 70 68 63 34 33 68 67 52 36 38 39 75 18 41 57 41 26 59 39 42 70 28 69 120 56 109 74 113 85 73 97 79 193 58 127 99 124 68 105 111 130 132 134 49.85714 47.33333 102.6667 Mean Accuracy 517 557 416 476 535 515 530 603 651 491 536 649 688 538 547 569 618 640 577 559 558 100 99 98 98 100 94 99 100 100 95 99 99 100 98 99 100 100 99 96 99 97 560.4762 98.52381 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 LAMPIRAN 11 Daftar Alamat Video yang diunduh melalui Youtube Beautiful Nature Video & Relaxing Music – Echoes of the Forest (HD) https://www.youtube.com/watch?v=mZb_gat5YCY “Timeline” Musical & Visual Nature Experience HD Relaxation Video 1080p https://www.youtube.com/watch?v=gpm7lJoiZr8&t=4s Beautiful Nature Video & Relaxing Music – Flower (HD) https://www.youtube.com/watch?v=3zDMsoEj_gU Skyline trail, Mt. Rainer 20140809 1080p HD https://www.youtube.com/watch?v=AhSSWZ0dKQc&t=8s From the album „A walk in the Rainforest‟ – Beautiful nature sounds https://www.youtube.com/watch?v=wlB-RsJoOkY&t=1s The sounds of spring – bird songs https://www.youtube.com/watch?v=NU9RO_v52e4