SISTEM INFORMASI PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP Buku

advertisement
SISTEM INFORMASI PENILAIAN
TINGKAT MATURITAS SPIP
Buku Desain
versi 2.1
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
2017
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
KATA PENGANTAR DIREKTUR
Proses Penilaian Tingkat Maturitas SPIP cukup kompleks dan bila digabung dengan
jumlah responden dan sampel unit yang cukup banyak maka proses penilaian tersebut
menjadi semakin kompleks. Untuk itulah diperlukan suatu usaha untuk mempercepat dan
mempermudah proses penilain tingkat maturitas SPIP. Oleh karena itulah Direktorat
Pengawasan Produksi dan Sumber Daya Alam mengembangkan sistem informasi
penilaian maturitas SPIP (SINIMA SPIP) pada lingkup Direktorat Pengawasan Produksi
dan Sumber Daya Alam.
Sistem Penilaian maturitas SPIP ini sudah dibangun dengan diskusi yang cukup
komprehensif dengan pengguna, dan sudah diterapkan pada beberapa kementerian, dan
juga sudah di buat pelatihan untuk beberapa kelas diklat.
Pengembangan kedepan, sistem diharapkan meliputi seluruh proses penilaian, termasuk
QA, bisa dilakukan secara stand alone tanpa koneksi internet, dan inisiatif lainnya.
Pengembangan kedepan ini dibutuhkan seiring dengan perluasan penggunaan sistem ini
yaitu tidak hanya untuk lingkup Direktorat tetapi juga untuk lingkup semua
Kementerian\Lembaga\Pemda yang menjadi Mitra BPKP.
Jakarta, 17 Mei 2017
Direktur
Salamat Simanullang
NIP 19640101 198503 1 001
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
i
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
KATA PENGANTAR PENGEMBANG
Dalam pengembangan aplikasi Penilaian Tingkat Maturitas SPIP hal yang perlu
dipertimbangkan ialah agar aplikasi tersebut dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi para pemakainya.
Oleh karena itu ketika mendesain aplikasi ini, kami menggunakan kerangka inovasi
proses daripada kerangka proses pengembangan software pada umumnya. Kerangka
inovasi ini kemudian dipadukan dengan framework TOGAF versi 9.1 dari Open Group
Standard untuk mendesain arsitekturnya terutama dalam Architecture Development
Method.
Dengan pengembangan aplikasi dengan menggunakan pendekatan kerangka inovasi
proses dan TOGAF ketika aplikasi diterapkan pada beberapa Kementerian dan Pemda
terbukti aplikasi tersebut dapat mempermudah proses penilaian maturitas SPIP.
Aplikasi yang saat ini dikembangkan sudah selesai sampai dengan penentuan nilai akhir
tingkat maturitas SPIP sesuai Pedoman Penilaian Maturitas SPIP. Masih banyak peluang
penyempurnaan aplikasi terutama untuk proses setelah penentuan skor akhir.
Akhir kata, semoga aplikasi ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi para pemakainya.
Jakarta, 17 Mei 2017
Yoyok Suyoko, Ak, MBA, MCSE, MCDBA, CMA, CA
Strategist & IT Architect
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
ii
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ………………………………………………………………......
i
Daftar Isi …………………………………………………………………………
ii
Bab I
Pendahuluan…………………………………...
1
A. Latar Belakang ……………………………………...
1
B. Tujuan Pengembangan...............
3
C. Lingkup Pengembangan.............
3
D. Metodologi Pengembangan.............
3
E. Strategi Pengembangan.............
5
F. Tahapan Pengembangan..................
6
8
:
Bab II
:
Identifikasi Proses untuk Inovasi..............................................
Bab III
:
Teknologi Enabler..... .....................................................
11
Bab IV
:
Visi Proses..... .....................................................
13
Bab V
:
Pemahaman Proses Yang Ada..... .....................................................
14
A. Pemahaman Proses Survai Persepsi......................
14
B. Pemahaman Proses Pengujian Bukti........................
15
C. Persyaratan Khusus Penilaian Maturitas SPIP........
17
Bab VI
:
Desain Sistem Umum...................................................
18
Bab VII
:
Implementasi Desain Sistem.................................
21
A. Kerja Cepat, Hemat, dan Mudah........................................
21
1. Simplified Process........................................
21
2. Responsive Web Design...........................................
22
3. Bulk Import/Impor-Ekspor dengan Excel...............................
23
B. Kerja Tepat, Akurat dan Bermanfaat........................................
24
1. Best of Both World.......................................
24
2. Workflow Based Design ........................................
25
3. Project Based Design........................................
26
4. Precision ........................................
27
5. Sesuai Pedoman........................................
27
6. Privacy ........................................
28
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
iii
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Bab VIII
:
7.Fleksibilitas Populasi dan Sampel .............................
29
8. Relevance/Proportional.....................................
30
9. Identity.....................................
31
10. Collaboration........................................................
31
Pengembangan Sistem...................................
33
A. Desain Peran dalam Aplikasi....................................
33
B. Desain Menu dalam Aplikasi.............................
36
C. Desain Interface Default Aplikasi.............................
40
D. Tampilan Masuk Ke Sistem (Login) Untuk Semua Peran.....
47
E. Menu Peran Responden Survai Persepsi.........
48
F. Menu Seting Peran Admin.....................................................
50
1. Tampilan Awal menu Admin..................................................
50
2. Menu Seting Admin QA............................................................
51
3. Menu Seting Penilaian(Admin Asesor).....................................
36
G. Pelaksanaan Penilaian.................................................................
54
1. Menu persiapan, survai persepsi, dan pengujian bukti.
55
2. Tampilan menu persiapan..........................................................
56
3. Tampilan menu survai persepsi................................................
59
4. Tampilan menu Pengujian Bukti..............................................
63
Bab IX
:
Implementasi Sistem.........................................................................
76
Bab X
:
Pengembangan Lebih Lanjut.............................................................
78
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
iv
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
bab i
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP merupakan upaya
pemerintah memenuhi pasal 58 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendahaan Negara yaitu menyelenggarakan sistem pengendalian intern di
lingkungan pemerintah secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi, dan akuntabilitas. Dengan demikian Deputi Pengawasan Instansi
Pemerintah bidang Perekonomian dan Kemaritiman, dan khususnya Direktorat
Pengawasan Produksi dan Sumber Daya Alam (Ditwas PSDA) mempunyai
kewajiban untuk menyelenggarakan SPIP yang efektif dilingkungannya.
Dalam rangka memenuhi tahap-tahap proses governance dalam menyelenggarakan
SPIP, BPKP telah menyusun Pedoman Penilaian Tingkat Maturitas SPIP. Pedoman
tersebut sangat berguna bagi penyelenggaraan SPIP terutama dalam rangka menilai
tingkat maturitas Ditwas PSDA dan untuk menentukan rekomendasi untuk
peningkatan level maturitas SPIP ditwas PSDA.
Dalam penilaian tingkat maturitas SPIP pada Ditwas PSDA, Direktur menginginkan
bahwa semua pegawai terutama para PFA harus berkontribusi dalam penilaian tingkat
maturitas SPIP tersebut. Untuk melaksanakan perintah Direktur tersebut maka ada
beberapa kendala yang harus diatasi, yaitu jumlah pegawai direktorat yang berjumlah
60 orang tersebar dalam beberapa lokasi yang berlainan yaitu di lantai 6 Gedung
Kantor Pusat BPKP (dalam 2 ruang yang berbeda yang bersebelahan) dan di Lantai 4
Gedung Perwakilan BPKP. Kendala yang perlu diatasi lainnya yaitu dengan beban
pekerjaan yang banyak maka sebagian pegawai sedang tugas keluar kota sehingga
menyulitkan partisipasi dalam pengisian kuesioner penilaian tingkat maturitas SPIP.
Jumlah pegawai yang banyak juga menimbulkan biaya foto copy yang besar dalam
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
1
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
penyalinan kuesioner penilaian, juga membutuhkan waktu dan usaha yang banyak
dalam memproses hasil survei.
Kendala yang lain ialah yang melekat pada proses penilaian maturitas SPIP itu
sendiri. Penilaian maturitas SPIP meliputi 4 unsur yang terdiri dari 25 subunsur dan
tiap subunsur mempunyai 5 pertanyaan sehingga tiap kuesioner mempunyai 125
pertanyaan yang harus diinput dan dianalisa. Penginputan dan analisis semakin rumit
bila pegawai yang berpartisipasi dalam penilaian maturitas SPIP semakin banyak.
Kendala lain terkait proses penilaian maturitas SPIP ialah proses analisis untuk
mendapatkan nilai maturitas baik nilai maturitas awal maupun nilai maturitas akhir.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan suatu alat yang
memudahkan dan dapat mengatasi kendala dalam proses penilaian maturitas SPIP
tersebut, pilihan yang dipilih oleh tim penilai maturitas SPIP pada Ditwas PSDA ialah
dengan mengembangkan sistem informasi penilaian maturitas SPIP (SINIMA SPIP)
yang dapat diakses secara online baik lewat komputer maupun lewat Smartphone.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
2
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
B. TUJUAN PENGEMBANGAN SINIMA SPIP
Tujuan pengembangan SINIMA SPIP ini adalah untuk mempermudah, dan
mempercepat penilaian maturitas SPIP pada Direktorat Pengawasan Produksi dan
Sumber Daya Alam.
C. LINGKUP PENGEMBANGAN SINIMA SPIP
Lingkup Pengembangan SINIMA SPIP yaitu
1. Pengembangan sistem yang dapat diakses oleh seluruh pegawai Ditwas PSDA
baik lewat komputer di kantor maupun luar kantor dan juga dapat diakses lewat
smartphone.
2. Pengembangan sistem yang meliputi seluruh proses penilaian maturitas SPIP.
D. METODOLOGI PENGEMBANGAN SINIMA SPIP
Pengembangan
SINIMA
SPIP
dirancang
tidak
hanya
dalam
rangka
mengkomputerisasikan proses penilaian maturitas SPIP, tetapi merupakan suatu
proses inovasi proses (rekayasa ulang) dari proses penilaian maturitas SPIP. Proses
Inovasi ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan kerangka TOGAF ver 9.1.
Pendekatan inovasi proses sesuai dengan pendekatan dalam buku Inovasi Proses:
Rekayasa Ulang Pekerjaan Melalui Teknologi Informasi dengan penulis Thomas H
Davenport, yaitu mengikuti tahap sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Proses untuk Inovasi
2. Mengidentifikasi Pengungkit Perubahan
3. Mengembangkan Visi Proses
4. Memahami Proses-Proses Yang Ada
5. Merancang dan Membuat Prototipe Proses Baru
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
3
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Proses Inovasi Proses*
1. Mengidentifikasi Proses untuk Inovasi
2. Mengidentifikasi Pengungkit Perubahan
3. Mengembangkan Visi Proses
4. Memahami Proses-Proses Yang Ada
5. Merancang dan Membuat Prototipe Proses Baru
*) Sumber: Inovasi Proses: Rekayasa Ulang Pekerjaan Melalui Teknologi Informasi- Thomas H Davenport
Architecture Development Method dari Framework TOGAF ver 9.1 adalah sebagai
berikut:
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
4
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
E. STRATEGI PENGEMBANGAN SINIMA SPIP
Strategi Pengembangan SINIMA SPIP adalah sebagai berikut:
1. Strategi Bertumbuh (Grow Strategy): aplikasi dikembangkan tidak dengan serta
merta dari awal sudah didesain sempurna (Build Strategy), tetapi aplikasi
dikembangkan sesuai perkembangan kebutuhan pemakai.
2. Pendekatan
Praktisi:
Aplikasi
dikembangkan
dengan
mindset
pemakai
(praktisi/user oriented), dalam arti aplikasi dirancang untuk memudahkan
pemakai dalam melaksanakan penilaian maturitas SPIP.
3. Pendekatan Double Loop Learning: Selain aplikasi terus menerus berkembang
sesuai permintaan atau kebutuhan pemakai, maka ada suatu proses pembelajaran
agar metodologi dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini
dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi lain di masa depan.
Pendekatan pengembangan –
praktisi/double loop learning
Dokumentasi
Metodologi
Proses
Penalaran
Siklus
Pembelajaran
Komunikasi
Pengembangan
Aplikasi
Refleksi
Siklus
Pengembangan
Penerapan
di lapangan
Feedback
4. Pendekatan Think Globally, Act Locally: aplikasi akan dikembangkan pertama
kali untuk digunakan untuk internal Direktorat Pengawasan Produksi dan Sumber
Daya Alam dan Kementerian mitranya, tetapi dengan mindset besaran bahwa
aplikasi ini nanti akan digunakan untuk seluruh unit di BPKP dan K/L/P mitra
BPKP.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
5
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Mindset pengembangan:
Think globally, act locally
PemKab
PemProv
Perwakilan
BPKP
PemKot
Ditwas
Produksi
dan SDA
Kedeputian
Kementerian
Direktorat
Lembaga
F. TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SINIMA SPIP
Desain
Sistem
Monitoring
Online
ini
dilakukan
dalam
beberapa
tahap
pengembangan, tahap pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Identifikasi Proses untuk Inovasi
Dalam tahap ini ditentukan teknologi enabler yang akan digunakan dalam
pengembangan sistem secara keseluruhan.
2. Tahap desain teknologi enabler
Dalam tahap ini ditentukan teknologi enabler yang akan digunakan dalam
pengembangan sistem secara keseluruhan.
3. Tahap Pengembangan Visi proses
Dalam tahap ini ditentukan visi yang akan dicapai dari pembangunan sistem.
4. Tahap Pemahaman Proses-Proses Yang Ada
Dalam Tahap ini dipahami proses yang ada dan ditentukan persyaratan untuk
desain proses
5. Tahap desain pengembangan sistem
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
6
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Dalam tahap desain pengembangan sistem dilakukan dua tahap desain yaitu
a. Desain umum(broad design): dalam tahap ini mulai dirancang desain
sistem secara keseluruhan.
b. Desain detail (physical design): dalam tahap ini mulai dirancang desain
sistem secara detail, yaitu desain terkait teknologi yang akan digunakan.
6. Tahap pemrograman sistem
Dalam tahap pemrograman sistem dilakukan pembuatan program yang meliputi
client side maupun Server Side.
7. Tahap Uji coba sistem
Sistem yang sudah jadi diuji coba secara online oleh tim penilai maturitas SPIP
Ditwas PSDA.
8. Tahap penggunaan sistem
Sistem digunakan dalam penilaian maturitas SPIP Ditwas PSDA dan unit lain di
BPKP yang membutuhkan.
9. Tahap Pengembangan Lanjutan
Berdasarkan umpan balik penggunaan sistem maka biasanya diperlukan perbaikan
atau penyempurnaan sistem.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
7
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
bab iI
IDENTIFIKASI PROSES UNTUK INOVASI
Dalam mengembangkan sistem informasi yang perlu pertama kali ditetapkan ialah
identifikasi proses yang akan dilakukan inovasi proses. Proses yang dilakukan inovasi
proses dengan enable teknologi informasi adalah proses penilaian maturitas SPIP dari
awal sampai dengan akhir.
Penilaian maturitas SPIP secara sederhana terdiri dari 3 tahap yaitu Tahap Persiapan,
Tahap Pelaksanaan, dan Tahap Pelaporan. Tahap persiapan terkait persiapan penilaian
maturitas SPIP, Tahap Pelaksanaan meliputi proses penilaian maturitas SPIP yang terdiri
dari dua unsur utama yaitu survai persepsi dan pengujian bukti. Tahap Pelaporan meliputi
proses penentuan Area of Improvement (AOI), action plan, sampai dengan pembuatan
laporan penilaian maturitas SPIP.
Tahap pelaksanaan dan Pelaporan secara lebih detail bisa digambarkan dalam
diagram berikut:
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
8
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Pada tahap pelaksanaan terdapat dua proses utama yaitu survai persepsi dan
pengujian bukti. Survai persepsi digunakan untuk menentukan fokus penilaian unsur
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
9
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
yang akan dilakukan pada pengujian bukti. Pengujian bukti sendiri dibedakan
menjadi dua yaitu fokus penilaian umum dan fokus penilaian khusus.
Dalam proses survai persepsi dilakukan proses pengumpulan kuesioner dan validasi
kuesioner, dan berikutnya penentuan skor penilaian survai persepsi.
Dalam pengujian bukti ada beberapa macam bukti yang dikumpulkan yaitu bukti
dokumentasi, observasi, wawancara, dan kuesioner lanjutan. Wawancara dibagi
menjadi tiga yaitu wawancara kepada pimpinan, wawancara kepada pegawai, dan
wawancara kepada stakeholder.
Penilaian maturitas SPIP meliputi 4 unsur yang terdiri dari 25 subunsur dan tiap
subunsur mempunyai 5 pertanyaan sehingga tiap kuesioner mempunyai 125
pertanyaan yang harus diinput dan dianalisa. Penginputan dan analisis semakin rumit
bila pegawai yang berpartisipasi dalam penilaian maturitas SPIP semakin banyak.
Kompleksitas penilaian lebih lanjut terdapat pada pengujian bukti dimana ke 125
pertanyaan kuesioner tersebut lebih lanjut dibuktikan dengan bukti pengujian yang
bermacam-macam yaitu bukti dokumentasi, observasi, wawancara, dan kuesioner
lanjutan.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
10
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB III
TEKNOLOGI ENABLER
Dalam mengembangkan SINIMA SPIP perlu diketahui teknologi utama yang akan
digunakan sebagai pengungkit dalam membangun sistem. Dari spesifikasi sistem yang
telah diberikan dalam tahap sebelumnya dan berdasarkan perkembangan teknologi
terbaru maka teknologi enabler yang digunakan ialah Responsive Web Design
Spesifikasi sistem monitoring online mensyaratkan bahwa sistem ini dapat diakses baik
secara desktop, tablet, netbook maupun mobile/smartphone. Untuk menjawab spesifikasi
yang disyaratkan tersebut dan berdasarkan konsep teknologi terbaru saat ini maka
dijatuhkan pilihan untuk menggunakan konsep Responsive Web Design.
Definisi Responsive web design menurut www.wikipedia.org adalah sebuah desain
web/situs yang dibuat untuk memberikan pengalaman menjelajah web secara optimal,
mudah dibaca dan bernavigasi, dengan minimum resizing, panning, dan scrolling
diberbagai perangkat (desktop dan mobile).
Secara sederhana tehnik responsive web design adalah membuat website dapat dibuka
melalu media apa saja baik desktop maupun mobile tanpa kehilangan content atau isi dari
website tersebut dan tetap mudah dalam hal navigasi dan membaca isi dari web tersebut.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
11
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Responsive web design merupakan pilihan desain terbaik untuk saat ini. Dengan desain
tersebut otomatis tampilan konten akan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan berbagai
resolusi perangkat. Desain ini tidak dibuat hanya untuk resolusi tertentu melainkan desain
dapat menyesuaikan diri pada berbagai perangkat dan resolusi apa saja.
Kelebihan Responsive Web Design ialah
1. Sangat baik, dikarenakan dengan desain web tersedia untuk semua perangkat dan
resolusi
2. Pengelolaan web akan sangat mudah baik dalam hal desain dan juga maintenance
website
Kekurangan Responsive Web Design ialah
1. Membutuhkan perencanaan dan persiapan yang lebih matang pada tahap desain
2. Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatannya
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
12
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB IV
VISI PROSES
Dalam mendesain proses baru maka yang perlu ditentukan ialah visi dari proses baru.
Terkait dengan visi proses baru penilaian maturitas SPIP maka diharapkan bahwa proses
baru dapat mencapai target dari pelaksanaan penilaian maturitas SPIP yaitu terkait
cakupan (scope), waktu (schedule), dan biaya (cost). Dengan demikian visi dari proses
baru ialah penilaian maturitas SPIP yang on time, on budget, on scope (OTOBOS).
Secara lebih detail maka sasaran visi ialah
1. Fast: Kerja Cepat
2. Good: Kerja Tepat, Akurat, dan Bermanfaat
3. Cheap: Kerja Hemat dan Mudah
On Time, On Budget, On Scope (OTOBOS)
Kerja Bermanfaat
Scope
Kerja Tepat
Kerja Akurat
Kerja Cepat
Quality
Schedule
Cost
Kerja Hemat/Mudah
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
13
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB V
PEMAHAMAN PROSES YANG ADA
Dalam menentukan desain proses baru yang lebih efisien dan efektif diperlukan
pemahaman kinerja proses yang sekarang. Dari pemahaman proses yang ada maka akan
dapat ditentukan persyaratan yang harus tentukan solusinya dalam desain proses yang
baru.
A.
PEMAHAMAN PROSES SURVAI PERSEPSI
Dalam proses penilaian melibatkan banyak biaya baik biaya uang maupun tenaga.
Dalam proses survai persepsi secara manual maka diperlukan penyalinan dan
penyebaran kuesioner survai persepsi ke masing-masing responden, pengambilan
hasil jawaban kuesioner masing-masing responden, penginputan kuesioner, validasi
kueesioner, dan pembuatan skor survai persepsi.
Biaya fotokopi kuesioner menjadi semakin tidak layak untuk jumlah responden yang
semakin besar. Misal dalam konteks Kementerian besar dengan responden hanya
kantor pusat diambil sekitar 4000 orang, maka bila biaya fotokopi per kuesioner yang
terdiri dari dari 125 pertanyaan dalam 10 lembar dengan asumsi biaya fotokopi per
lembar ialah Rp 100,- maka bisa dihitung bahwa biaya fotokopi untuk survai persepsi
tersebut dibutuhkan biaya foto kopi sekitar Rp 4.000.000,Biaya diatas belum termasuk biaya penyebaran kuesioner ke masing-masing
responden, semakin tersebar lokasi kerja kementerian tersebut maka dibutuhkan biaya
transportasi yang tidak sedikit. Belum risiko kuesioner hilang atau kemungkinan
kuesioner tidak sampai kepada responden karena responden sedang tidak ada di
kantor.
Biaya berikutnya ialah biaya untuk mengumpulkan hasil jawaban kuesioner. Penilai
maturitas SPIP harus mengumpulkan dari semua responden yang tersebar tersebut,
hal ini menyangkut biaya transportasi dan juga tenaga penilai untuk mengingatkan
responden yang belum menjawab kuesioner.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
14
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Kuesioner yang terkumpul harus dimasukkan kedalam tabulasi, dengan 125
pertanyaan per kuesioner dan bila jumlah responden semakin banyak, misal 4000
orang maka bisa dibayangkan kelelahan energi penilai dalam menginput dalam
tabulasi yaitu menginput 125 pertanyaan X 4000 kuesioner, sehingga mungkin
mengakibatkan ketidakakurasian dalam penginputan hasil kuesioner.
Setelah kuesioner diinput maka perlu dilakukan validasi kuesioner, validasi ini
menyulitkan untuk responden yang besar, misal dengan kuesioner 4000 responden
maka pertanyaan yang perlu divalidasi ialah 125 pertanyaan X 4000 kuesioner,
sehingga mungkin mengakibatkan ketidakakurasian dalam validasi hasil kuesioner.
Dalam proses penghitungan skor, dengan jumlah responden yang semakin besar maka
ketidakakurasian penilaian semakin tinggi sehingga hasil penghitungan skor bisa
menjadi tidak akurat.
Dengan kondisi seperti diatas maka dalam survai persepsi kebutuhan yang
disyaratkan untuk pengembangan sistem ialah
1. Mengurangi atau menghilangkan biaya yang timbul dari proses survai persepsi
baik biaya fotokopi, biaya penyebaran, biaya pengambilan kuesioner, biaya
pentabulasian kuesioner, biaya validasi kuesioner, dan biaya penghitungan skor
survai persepsi.
2. Menjaga keakuratan dan kecepatan survai persepsi baik dalam pentabulasian,
validasi maupun penilaian skor persepsi.
3. Melakukan monitoring terhadap responden dalam tahapan survai persepsi terkait
penyebaran, jawaban, dan penerimaan kuesioner responden.
B.
PEMAHAMAN PROSES PENGUJIAN BUKTI
Dari hasil survai persepsi maka dilanjutkan dengan proses pengujian bukti, proses
pengujian bukti diawali dengan proses penentuan fokus pengujian.
Dalam penentuan fokus pengujian yang perlu diketahui ialah nilai survai persepsi per
sub unsur, inkonsistensi jawaban kuesioner per subunsur, dan ke-ekstrim-an hasil
jawaban kuesioner per subunsur. Pada proses penentuan fokus pengujian manual hal
yang paling sulit dihitung ialah inkonsistensi jawaban kuesioner per subunsur. Hal ini
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
15
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
karena terkait validasi jawaban kuesioner, yang dalam proses manual lebih mungkin
tidak akurat dengan semakin banyaknya responden. Aspek penting proses penentuan
fokus pengujian manual ialah logika dari keputusan apakah unsur tersebut perlu
divalidasi atau tidak, dan bila divalidasi sampai pertanyaan keberapakah masingmasing subunsur akan divalidasi. Logika ini tidak secara penuh eksplisit ditentukan
dalam pedoman, misal bagaimana bila suatu subunsur mempunyai nilai ekstrim 0
(nol) maka berapakah tingkat pertanyaan subunsur yang akan divalidasi.
Dari hasil penentuan fokus pengujian maka perlu
dilanjutkan dengan proses
pengujian bukti yang sebenarnya. Yang cukup sulit dilakukan dalam proses manual
ialah bagaimana menentukan bukti yang perlu dikumpulkan agar sesuai dengan fokus
pengujian yang telah ditentukan, hal ini karena dalam pedoman hanya dicantumkan
daftar bukti yang harus dikumpulkan belum mengkait langsung dengan subunsur
yang menjadi fokus pengujian.
Bila telah dibuat suatu daftar bukti yang perlu diuji sesuai fokus pengujian, maka
tantangan terberat berikutnya ialah pengumpulan bukti itu sendiri. Pengumpulan bukti
yang bermacam-macam dan tersebar dalam beberapa satuan kerja menyulitkan dalam
proses pengumpulan bukti. Hal yang paling sulit ialah menentukan siapa pihak yang
mengetahui keberadaan bukti tersebut dan siapa yang menyimpan bukti tersebut.
Setelah bukti dikumpulkan, maka bukti tersebut perlu diuji apakah bukti tersebut
dapat digunakan sebagai bukti yang memenuhi syarat dari tiap kebutuhan bukti
masing-masing subunsur dan tingkatan SPIP. Hasil penilaian ini kemudian
dikumpulkan, diringkas,
dan disajikan dalam suatu
tabulasi pengujian untuk
menghitung skor pengujian bukti. Proses penilaian dan peringkasan dalam suatu
tabulasi dalam suatu proses penilaian manual adalah cukup sulit, hal ini karena
banyaknya bukti yang dikumpulkan.
Dengan kondisi seperti diatas maka dalam pengujian bukti maka kebutuhan yang
disyaratkan untuk pengembangan sistem ialah
1. Membantu dalam proses penentuan fokus pengujian dalam menentukan apakah
subunsur perlu divalidasi atau tidak, dan bila perlu divalidasi sampai tingkat
berapakah validasinya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
16
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
2. Membantu dalam proses pembuatan template pengujian bukti sesuai fokus
pengujian.
3. Membantu dalam proses pengumpulan bukti pengujian.
4. Membantu dalam proses penghitungan skor pengujian bukti.
C.
PERSYARATAN KHUSUS PENILAIAN MATURITAS SPIP
Sejalan dengan proses penilaian maka ada beberapa hal yang diyaratkan dalam
pengembangan sistem, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam suatu tahun dimungkinkan lebih dari satu kali penilaian, dan penilaian
tersebut mungkin melibatkan tidak hanya pada level kementerian/lembaga/pemda
tetapi juga penilaian tingkat yang lebih kecil misalnya tingkat direktorat.
2. Inspektorat sebagai penilai maturitas SPIP terdiri dari beberapa unit yang tiap unit
memangku satuan kerja tersendiri, dengan demikian diharapkan tiap unit
inspektorat hanya bisa mengisi satker yang diampunya dan tidak bisa mengedit
satker yang tidak diampunya. Begitu juga dengan unit counter part hanya bisa
mengisi satker counter part yang bersangkutan.
3. Dalam pengisian responden sebaiknya anonymous artinya responden dalam
menjawab survai persepsi dirahasiakan identitasnya untuk menjaga privasi
jawaban.
4. Dalam pembuatan sistem, semua persyaratan dokumen yang tertera dalam
dokumen pedoman penilaian maturitas SPIP harus bisa juga dihasilkan oleh
sistem.
5. Sistem sebaiknya bisa diakses dalam berbagai alat (Handphone, web, tablet, dlsb).
Sehingga memudahkan dalam akses sistem.
6. Sistem harus memperkuat peran SPIP dalam organisasi yang bersangkutan.
7. Sedapat mungkin mengurangi proses penginputan yang besar, misal penginputan
data pegawai bisa dilakukan melalui excel.
8. Sistem membantu pengguna dalam melaksanakan semua persyaratan tahap
penilaian maturitas SPIP yang harus diikuti.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
17
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB Vi
DESAIN SISTEM UMUM
Berdasarkan spesifikasi sistem dan teknologi enabler maka dapat ditentukan desain
sistem. Desain sistem menentukan desain secara umum pengembangan sistem, yang akan
ditindak lanjuti dengan desain sistem secara lebih detail.
Berdasarkan spesifikasi sistem yang telah disyaratkan dalam pemahaman proses yang ada
dan teknologi enabler yang dipilih maka dapat digambarkan konsep solusi pengembangan
sistem penilaian maturitas SPIP (SINIMA SPIP) sebagai berikut:
No
Persyaratan
Desain
A. Persyaratan Proses Survai Persepsi
1
Mengurangi atau menghilangkan biaya yang Sistem online yang dapat diakses
berbagai gadget yang ada
timbul dari proses survai persepsi baik biaya
fotokopi,
biaya
penyebaran,
biaya
pengambilan kuesioner, biaya pentabulasian
kuesioner, biaya validasi kuesioner, dan biaya
penghitungan skor survai persepsi.
2
Menjaga keakuratan dan kecepatan survai Sistem online yang dapat diakses
berbagai gadget yang ada
persepsi baik dalam pentabulasian, validasi
maupun penilaian skor persepsi.
3
Melakukan monitoring terhadap responden Menu monitoring responden
dalam
tahapan
penyebaran,
survai
jawaban,
persepsi
dan
terkait
penerimaan
kuesioner responden.
B. Persyaratan Proses Pengujian Bukti
1
Membantu dalam proses penentuan fokus Menu penentuan fokus pengujian
yang memberikan saran fokus
pengujian dalam menentukan apakah pengujian
subunsur perlu divalidasi atau tidak, dan bila
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
18
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
perlu divalidasi sampai tingkat berapakah
validasinya.
2
Membantu dalam proses pembuatan template Menu pembuatan template
pengujian bukti
pengujian bukti sesuai fokus pengujian.
3
Membantu dalam proses pengumpulan bukti Pengenalan peran counter part yang
bisa mengisi langsung ke sistem
pengujian.
4
Membantu dalam proses penghitungan skor Menu tabulasi penilaian
pengujian bukti.
C. Persyaran Khusus
1
Dalam suatu tahun dimungkinkan lebih dari Sistem didesain dalam bentuk
Project based
satu kali penilaian, dan penilaian tersebut
mungkin melibatkan tidak hanya pada level
kementerian/lembaga/pemda
tetapi
juga
penilaian tingkat yang lebih kecil misalnya
tingkat direktorat.
2
Inspektorat sebagai penilai maturitas SPIP Sistem didesain user tertentu hanya
bisa mengakses menu tertentu
terdiri dari beberapa unit yang tiap unit
memangku satuan kerja tersendiri, dengan
demikian diharapkan tiap unit inspektorat
hanya bisa mengisi satker yang diampunya
dan tidak bisa mengedit satker yang tidak
diampunya. Begitu juga dengan unit counter
part hanya bisa mengisi satker counter part
yang bersangkutan.
3
Dalam
pengisian
anonymous
menjawab
artinya
survai
responden
sebaiknya Anonymous jawaban kuesioner
responden
persepsi
dalam
dirahasiakan
identitasnya untuk menjaga privasi jawaban.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
19
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
4
Dalam pembuatan sistem, semua persyaratan Sistem dapat menghasilkan tabulasi
yang disyaratkan pedoman
dokumen yang tertera dalam dokumen
pedoman penilaian maturitas SPIP harus bisa
juga dihasilkan oleh sistem.
5
Sistem sebaiknya bisa diakses dalam berbagai Responsive web design
alat (Handphone, web, tablet, dlsb). Sehingga
memudahkan dalam akses sistem.
6
7
Sistem harus memperkuat peran SPIP dalam Sistem bisa menghasilkan nilai
penilaian masing-masing satker,
organisasi yang bersangkutan.
dan melibatkan masing-masing
satker dalam proses penilaian
melalui counter part.
Sedapat mungkin mengurangi proses Bulk import dari excel ke sistem
penginputan yang besar, misal penginputan
data pegawai bisa dilakukan melalui excel.
8
Sistem
membantu
melaksanakan
semua
pengguna
dalam Workflow Based Design
persyaratan
tahap
penilaian maturitas SPIP yang harus diikuti.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
20
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB Vii
IMPLEMENTASI DESAIN SISTEM
Berdasarkan desain yang telah ditentukan maka dibuat rancangan konsep desain yang
akan diimplementasikan oleh sistem. Berikut rincian implemenetasi desain dari sistem
yang akan dibuat.
A. KERJA CEPAT, HEMAT, DAN MUDAH
Sistem dirancang untuk mengefisienkan proses penilaian maturitas SPIP dengan
demikian penilaian maturitas SPIP dapat dilakukan dengan cepat, hemat dan mudah.
1. SIMPLIFIED PROCESS
Sistem dirancang untuk mengefisienkan proses penilaian maturitas SPIP, yang
tadinya 10 proses bisa disingkat menjadi setidaknya dua tahap utama. Proses yang
bisa diefisienkan dengan teknologi enabler adalah proses yang terkait dengan
tabulasi, kompilasi, dan distribusi informasi. Proses yang masih diharuskan
melibatkan masukan manusia maka proses tersebut hanya difasilitasi.
Dalam tahap survai persepsi ialah proses yang diefisienkan ialah dalam penyebaran
dan pengisian kuesioner (online), monitoring pengisian kuesioner, tabulasi, validasi
dan penghitungan skor survai persepsi, sehingga menyisakan hanya satu proses non
otomasi yaitu pengisian kuesioner yang memang harus dilakukan oleh responden.
Dalam tahap pengujian bukti, proses otomasi dilakukan mulai dari penentuan fokus
pengujian bukti dalam bentuk saran fokus pengujian, penentuan template pengujian
bukti, tabulasi dan monitoring pengisian pengujian bukti, dan penghitungan skor
akhir, sehingga menyisakan satu proses non otomasi yaitu pengisian pengujian bukti
itu sendiri yang memang harus dilakukan oleh asesor dan counter part. Proses non
otomasi lainnya ialah proses yang melibatkan judgement asesor yaitu penentuan
fokus pengujian dan penentuan nilai maturitas per sub unsur SPIP, walaupun
demikian dalam dua proses tersebut proses sudah dibantu dengan diotomasi dengan
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
21
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
membuat saran fokus pengujian oleh sistem, dan tabulasi untuk melakukan penilaian
nilai maturitas.
Manual Process
Persiapa
n
Logistik
•Pengga
ndaan
Survei
Persepsi
Validasi
Survei
Persepsi
•Tempat
•Tabulasi
Penghit
ungan
Nilai
Maturit
as Awal
Identifik
asi
Fokus
Pengujia
n
Identifik
Pengola
4
asi
han
Langkah Langkah
hasil
Pengujia Pengujian Pengujia
n
n
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Penghit
ungan
Nilai
Maturit
as Akhir
Identifik
asi AOI
•Tabulasi
•Waktu = Proses klerikal Pelaksanaan Kegiatan
•Waktu
•Akurasi
•Akurasi
Simplifikasi
Computerized Process
4
Survei
Persepsi
•Kecepatan
Langkah
Pengujian
Lanjutan
•Akurasi
•Ekonomis
•Efektif
•Sederhana
•Database
2. RESPONSIVE WEB DESIGN
Sistem dirancang agar dapat digunakan untuk berbagai macam gadget atau alat baik
itu komputer PC, notebook, netbook, tablet, ataupun smartphone. Dengan demikian
tidak ada alasan lagi terlambat mengisi kuesioner hanya karena tidak membawa
komputer atau sedang keluar kantor, karena pengisian kuesioner dapat dilakukan
melalui smartphone atau tablet komputer. Demikian juga bila dibutuhkan untuk
memonitor kegiatan penilaian maka dapat dilakukan juga melalui smartphone dan
tablet komputer, dimanapun asesor berada, tidak perlu harus membawa komputer atau
harus ke kantor.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
22
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Responsive Web Design
3. BULK IMPORT/IMPOR-EKSPOR DENGAN EXCEL
Sistem dirancang agar penginputan data pegawai dapat dilakukan dengan melalui
impor dari excel.
Tren bahwa pegawai yang menjadi responden survai persepsi adalah populasi
pegawai membuat penginputan secara manual menjadi tidak efisien, lebih efisien bila
daftar pegawai dibuat melalui aplikasi Excel atau diimpor dari SIM Kepegawaian
K/L/P yang bersangkutan ke dalam file excel, baru kemudian file excel kepegawaian
tersebut diimpor ke sistem penilaian maturitas SPIP.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
23
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Export/Import Excel <-> Database
• Bisa impor data pegawai dari Excel
• Bisa ekspor data ke Excel
B. KERJA TEPAT, AKURAT DAN BERMANFAAT
Sistem dirancang untuk mengefektifkan proses penilaian maturitas SPIP dengan
demikian penilaian maturitas SPIP dapat dilakukan dengan tepat, akurat dan bermanfaat.
1. BEST OF BOTH WORLD
Sistem dirancang untuk 'memanusiakan manusia', yaitu proses yang lebih tepat
dikerjakan komputer seperti tabulasi, kompilasi, validasi maka akan dikerjakan
komputer, hanya proses yang perlu judgement dan penanganan manusia yang
dikerjakan oleh manusia.
Aplikasi juga membantu dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran
ideal misalnya dalam penentuan fokus penilaian.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
24
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Best of both world
Human
Nalar/Judgement
Computer
Komputasi
Aplikasi dibuat dengan mindset untuk ‘memanusiakan manusia’ dalam proses
penilaian maturitas SPIP
2. WORKFLOW BASED DESIGN
Sistem dirancang step by step mengikuti proses penilaian maturitas SPIP ideal.
dengan mengikuti setiap langkah atau menu dalam sistem, user akan secara otomatis
memenuhi persyaratan langkah dari proses penilaian SPIP Ideal.
Bagi pemakai yang masih awam maka tahapan pengerjaan penilaian maturitas SPIP
bisa diikuti dengan mudah yaitu hanya dengan mengikuti menu aplikasi yaitu
mengikuti menu dari kiri ke kanan, dan kemudian mengikuti menu dari atas ke
bawah.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
25
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Workflow Based Design
Persiapa
n
Logistik
Survei
Persepsi
Input &
Validasi
Survei
Persepsi
Penghit
ungan
Nilai
Maturit
as Awal
Identifik
asi
Fokus
Pengujia
n
Identifik
Pengola
4
asi
han
Langkah Langkah
hasil
Pengujia Pengujian Pengujia
n
n
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Penghit
ungan
Nilai
Maturit
as Akhir
Identifik
asi AOI
Menu dibuat dengan pendekatan “proses” untuk memudahkan pemahaman
pengguna (terutama Tim assessor).
Pengguna hanya perlu mengikuti menu dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan, maka
‘due dilligence’ proses penilaian yang ditentukan akan otomatis diikuti.
3. PROJECT BASED DESIGN
Setiap kegiatan penilaian maturitas SPIP diperlakukan sebagai suatu proyek
tersendiri, dengan demikian dalam suatu organisasi dapat dibuat berbagai macam
kegiatan penilaian SPIP untuk bermacam eselon unit organisasi.
Project-Based Design
Setiap Kegiatan Penilaian (K/L/P) diperlakukan sebagai satu proyek tunggal....data
historis terpelihara (Tidak Override)
Asesor bisa menilai berbagai macam eselon dan beberapa kali per tahun
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
26
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
4. PRECISION
Kelebihan dari sistem komputerisasi ialah presisi dalam pentabulasian atau
pengkompilasian. Sistem juga menghilangkan kode yang tidak presisi misal
menghilangkan kode yang ganda, ataupun membuat kode baru yang diperlukan.
Precision
Wawancara
Pimpinan
Pengujian
Dokumen
Pengujian
Observasi
Kuesioner
Lanjutan
Wawancara
Pegawai
Wawancara
Stakeholder
Wawancara
Aplikasi mentabulasi dan mengkompilasi kode secara presisi.
Kesalahan kode/kode ganda/kode hilang dalam pedoman penilaian maturitas SPIP
sudah disempurnakan aplikasi.
5. SESUAI PEDOMAN
Sistem dirancang agar setiap dokumen yang disyaratkan dalam pedoman penilaian
maturitas SPIP dapat dihasilkan dalam sistem. Form tabulasi excel semacam Form 2
dan Form 8 dapat dihasilkan dengan mudah dengan aplikasi menggunakan rumus
excel sesuai template dari pedoman.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
27
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Sesuai Pedoman
• Aplikasi bisa menghasilkan dokumen seperti
disyaratkan oleh pedoman*
6. PRIVACY
Dalam suatu organisasi biasanya ada beberapa tipe orang yaitu tipe orang rata-rata
yang kebanyakan pegawai (tipe normal), dan ada dua tipe orang yang ekstrim yaitu
tipikal orang skeptis yang bertindak negatif dalam organisasi dan tipikal orang
optimis (yes man) yang selalu memuji organisasi. Orang skeptis biasanya kalau
ditanya tentang persepsinya terkait kinerja organisasi maka lebih sering menjawab
tidak berkinerja, hal ini kebalikan dengan tipikal yes man yang selalu memuji kinerja
organisasi.
Sistem dirancang agar setiap responden terjaga privasinya dalam menjawab
kuesioner, dengan demikian responden tidak perlu takut menjawab kuesioner sesuai
dengan persepsinya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
28
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Privacy
Orang rata-rata (normal)
Orang skeptis
Yes Man
Terkait tipikal karakter pegawai yang berlainan, maka kerahasiaan Pengisian
Kuesioner Persepsi dijamin sehingga pegawai bebas menyatakan persepsinya.
7. FLEKSIBILITAS POPULASI DAN SAMPEL
Sistem dirancang untuk dapat memfasilitasi penilaian baik secara populasi maupun
secara sampel.
Karena
kemudahan
penilaian
SPIP
dengan
menggunakan
aplikasi
maka
Kementerian/Lembaga/Pemda cenderung mengambil populasi dari satker yang ada,
walaupun demikian Tim BPKP yang melakukan Bimtek penilaian SPIP hanya
mempunyai waktu terbatas hingga mensyaratkan hanya sampel satker yang dinilai,
untuk memfasilitasi perbedaan keinginan tersebut maka aplikasi mengakomodasi
penilaian dilakukan secara sampel lebih dahulu sesuai dateline BPKP, bila dateline
sudah selesai maka satker non sampel dilanjutkan penilaiannya secara mandiri oleh
K/L/P yang bersangkutan.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
29
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Populasi dan Sampel
• Menyelesaikan konflik
kepentingan:
– BPKP: penilaian hanya
pada sampel tertentu
karena keterbatasan
waktu penugasan
– K/L/P: Penilaian untuk
populasi satker
• Bisa buat skor untuk
populasi ataupun
sampel
8. RELEVANCE/PROPORTIONAL
Sistem dirancang hanya pihak tertentu dapat mengakses tampilan dan data tertentu.
Counter part yang berasal dari unit tertentu hanya bisa mengedit unit tertentu tersebut,
dan asesor yang menjadi pengampu unit tertentu hanya bisa mengedit data unit yang
diampunya.
Relevance
•
Counter part hanya bisa mengisi dan mengedit bukti pengujian pada
satker yang menjadi bagiannya.
•
Inspektorat hanya bisa mengisi dan mengedit bukti pengujian pada satker
yang menjadi ampuannya.
– Satker yang bukan bagiannya hanya bisa dilihat (read only)
– Satker yang bukan bagian pengampuannya hanya bisa dilihat (read only)
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
30
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
9. IDENTITY
Sistem dirancang bahwa ketika seseorang menggunakan sistem maka pemakai dapat
memastikan bahwa dirinya sedang menggunakan website penilaian maturitas SPIP
dari K/L/P terkait dan mengisi untuk pemakai yang bersangkutan.
Identitas
Pastikan bahwa nama aplikasi sesuai nama KL/Pemda, dan nama user adalah nama
user ybs.
10. COLLABORATION
Sistem dirancang untuk digunakan oleh banyak peran yang saling bekerja sama dalam
proses penilaian (berkolaborasi). Prinsip yang digunakan ialah prinsip the right man,
on the right place, on the right time.
Dalam proses monitoring responden survai persepsi dan pengisian bukti dokumentasi
akan lebih mudah bila dilakukan counter part, dengan demikian untuk kedua tahap
tersebut maka counter part sangat berperan penting.
Dalam proses asesmen maka pihak inspektorat berperan penting. Dengan kemudahan
penggunaan aplikasi maka peran BPKP lebih berperan sebagai quality assurance.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
31
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Collaboration
BPKP
Database
Admin QA
QA
K/L/P
Satker
Counter Part
Internet
K/L/P
Itjen
Power
Asesor
Admin Asesor
Responden
Asesor
The Right Man, on the right place, on the right time
Level K/L/P
Admin QA
Level
Kegiatan
Desain Peran dalam Sistem
QA
Admin Asesor
Power
Asesor
Asesor
Counter Part
Responden
11. EMPOWERMENT
Dengan semakin mudahnya proses penilaian dengan aplikasi dimungkinkannya kerja
berkolaborasi maka proses penilaianpun mulai berkembang. Ada empat tahap
perkembangan proses penilaian:
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
32
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
1. Asesmen oleh BPKP: BPKP melakukan proses asesmen dengan dibantu
pengumpulan data asesmen oleh Inspektorat.
2. Asesmen oleh Inspektorat dengan bimbingan BPKP: Inspektorat melakukan
asesmen dengan dibimbing BPKP.
3. Self-Asesmen oleh Inspektorat, BPKP sebagai QA: Inspektorat melakukan
asesmen mandiri, BPKP kemudian melakukan QA.
4. Self-Asesmen oleh satker ybs, di koordinasi oleh Inspektorat, BPKP sebagai QA:
Inspektorat mengkoordinasi proses asesmen yang dilakukan secara mandiri (bukti
dokumen) oleh para satker (diperankan oleh counter part), BPKP kemudian
melakukan QA setelah proses asesmen selesai.
Memberdayakan Unit Organisasi
Tahapan Perkembangan proses asesmen:
QA
1.
Asesmen oleh BPKP
2.
Asesmen oleh Inspektorat dengan bimbingan BPKP
3.
Self-Asesmen oleh Inspektorat, BPKP sebagai QA
4.
Self-Asesmen oleh satker ybs, di koordinasi oleh
Inspektorat, BPKP sebagai QA
Assesment
Self Assesment
✓
✓
✓
Self Asesment dokumen oleh satker ybs,
inspektorat sebagai koordinator asesor, BPKP
sebagai QA
Tiap satker punya skor maturitas sendiri
Seluruh pegawai tanggung jawab implementasi
SPIP
Satker
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
33
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB Viii
PENGEMBANGAN SISTEM
Berdasarkan desain yang telah ditentukan maka dibuat implementasi programnya. berikut
menu dan tampilan program dengan petunjuk sebagai berikut:
•
Program dan diletakkan di suatu cloud VPS internet
•
Domain sistem adalah spip.inostra.com
•
Database yang digunakan adalah mySQL
•
Aplikasi yang digunakan HTML5, PHP, CSS, JavaScript/JQuery
•
Framework yang dipakai ialah Bootstrap 3
A. DESAIN PERAN DALAM APLIKASI
Dalam pemakaian sistem ini maka beberapa pihak saling berkolaborasi dalam bekerja
secara simultan.
Collaboration
BPKP
Database
Admin QA
QA
K/L/P
Satker
Internet
Counter Part
K/L/P
Itjen
Admin Asesor
Power
Asesor
Responden
Asesor
The Right Man, on the right place, on the right time
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
34
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
User yang terlibat ialah sesuai peran yang ditetapkan sebagai berikut:
Level K/L/P
Admin QA
Level
Kegiatan
Desain Peran dalam Sistem
QA
Admin Asesor
Power
Asesor
Asesor
Counter Part
Responden
Secara umum ada dua level peran yaitu
1. Peran dalam level unit kerja (K/L/P): Peran dalam level unit kerja adalah admin unit
kerja yang bersangkutan. Admin dibedakan dua tergantung unit organisasinya yaitu:
a. Admin QA: Admin yang mengelola data unit kerja BPKP keseluruhan, dan
menentukan tim QA untuk kegiatan penilaian yang ditentukan.
b. Admin Asesor: Admin yang mengelola data umum unit kerja asesor, dan
mensetup awal data persiapan pelaksanaan kegiatan
2. Peran dalam level kegiatan: Peran dalam level kegiatan berperan dalam tahap
penilaian yaitu proses survai persepsi dan pengujian bukti. peran dibagi sebagai
berikut:
a. Asesor: tim yang bertugas dalam melaksanakan penilaian maturitas SPIP, tim
asesor biasanya berasal dari inspektorat.
b. Power Asesor: Tim asesor khusus (biasanya pejabat dalam tim inspektorat)
selain bertugas seperti asesor umumnya, juga bertugas melakukan keputusan
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
35
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
penting penilaian maturitas SPIP seperti penutupan survai persepsi/pengujian
bukti, dan penentuan nilai maturitas SPIP.
c. Counter part: Tim yang bertugas dalam penentuan dan monitoring responden
serta pengumpulan bukti dokumen untuk unit kerja yang bersangkutan.
Counter part biasanya berasal dari unit yang menjadi sampel penilaian, dan
mewakili unit yang bersangkutan
d. Responden Survai Persepsi: adalah orang yang ditunjuk untuk mengisi
kuesioner survai persepsi.
Adapun rincian operasi yang dapat dilakukan oleh masing-masing peran adalah sebagai
berikut:
1. RO - Read Only: peran hanya dapat melihat data
2. RW - Read Write: peran dapat mengedit (tambah/hapus/edit) semua data
3. RWS - Read Write Selected: peran dapat mengedit (tambah/hapus/edit) hanya data
yang terkait dengan peran (hanya unit organisasi untuk peran counter part, hanya
satker yang diampu tim asesor untuk asesor)
B. DESAIN MENU DALAM APLIKASI
Menu aplikasi didesain sesuai workflow penilaian maturitas SPIP, secara umum terdiri
dari:
1) Menu Seting: digunakan oleh admin untuk menseting data awal/data master. terdiri
dari dua seting yaitu:
a) Seting QA: pengaturan terkait QA. Pengaturan ini dilakukan hanya oleh admin
QA
b) Seting Penilaian: pengaturan terkait proses penilaian. pengaturan ini dilakukan
hanya oleh Admin QA dan Admin Asesor
2) Menu Asesmen: menu terkait proses penilaian, yang terdiri dari tiga proses yaitu:
a) Persiapan: pengaturan untuk persiapan penilaian. Pengaturan persiapan dilakukan
hanya oleh Admin Asesor kecuali untuk Penentuan Tim Quality Assurance yang
dilakukan oleh Admin QA
b) Survei Persepsi: menu terkait proses survei persepsi
c) Pengujian Bukti: menu terkait proses pengujian bukti.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
36
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Desain Menu dan akses peran ke menu
Ket: RO: Read Only, RW: Read write, RWS: Read Write Selected
No
1
2
Menu aplikasi
Kuesioner Survai Persepsi
Penilaian Maturitas SPIP
A. Seting
A.1. Seting QA
- Unit Organisasi QA
- Struktur Organisasi QA
- Daftar Pegawai Quality Assurance
- Daftar Admin Quality Assurance
A.2 Seting Penilaian
- Unit Organisasi
- Struktur Organisasi
- Daftar Pegawai
- Daftar Admin Asesor
B. Asesmen
B.1. Persiapan
- Penetapan Kegiatan Maturitas
- Penentuan Sampel Satuan Kerja
- Penentuan Tim Asesor
-> Penentuan Tim
-> Penentuan Anggota Tim
- Penentuan Tim Counter Part
- Penentuan Tim Quality Assurance
- Penetapan Rencana Tindak
B.2. Survei Persepsi
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
QA
Admin
QA
QA
Admin
Asesor
Asesor
Power
Asesor
Asesor
Counter Responden
Part
Survai
RW
RO
RW
RW
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RO
RO
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RO
RWS
RWS
RWS
RO
RWS
RO
RO
RO
RWS
RO
RO
RO
RO
RWS
RO
RO
RO
RO
RWS
RO
RO
RO
RO
RWS
RO
37
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
- Penyusunan Kuesioner
- Penentuan Responden
- Monitoring Pengisian Kuesioner
- Hasil Pengisian Kuesioner
- Validasi Hasil Pengisian Kuesioner
- Penutupan Proses Survai Persepsi
- Penghitungan Skor Survei Persepsi
B.3. Pengujian Bukti
- Penentuan Fokus Pengujian
- Penentuan Bukti Pengujian
- Pembuatan Template Bukti Pengujian
-> Template Bukti Dokumen
-> Template Bukti Observasi
-> Template Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Template Bukti Wawancara untuk Pegawai
-> Template Bukti Wawancara untuk Stakeholder
-> Template Bukti Kuesioner Lanjutan
- Pengumpulan Bukti Pengujian
-> Bukti Dokumen
-> Bukti Observasi
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Wawancara untuk Pegawai
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Wawancara untuk Stakeholder
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Kuesioner Lanjutan
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RW
RW
RO
RO
RO
RW
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RW
RO
RW
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RWS
RWS
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RWS
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RWS
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RWS
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RWS
RWS
RO
38
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
- Monitoring Bukti Pengujian
-> Bukti Dokumen
-> Bukti Observasi
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Bukti Wawancara untuk Pegawai
-> Bukti Wawancara untuk Stakeholder
-> Bukti Kuesioner Lanjutan
- Penghitungan Tingkat Maturitas
- Skor Akhir Keseluruhan
- Penutupan Proses Pengujian Bukti
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
RO
RO
RO
RWS
RWS
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RW
RO
RW
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RW
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
RO
39
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
C.
DESAIN INTERFACE DEFAULT APLIKASI
Untuk memberikan tampilan yang konsisten maka digunakan menu yang konsisten untuk
tiap tampilan menu. Tiap tampilan mempunyai menu standar ini kecuali bagi peran yang
tidak mempunyai hak dalam operasi dalam tampilan tersebut maka tampilan tersebut
akan dihilangkan dan operasi hanya bisa lihat (read only).
Untuk penjelasan singkat fungsi masing-masing menu, letakkan pointer mouse pada
menu terkait maka akan ditampilkan popup windows fungsi dari menu tersebut.
Tampilan Default
1. Menu Seleksi Pilihan: untuk melihat data satker tertentu maka pilihlah satker tersebut
dengan menggunakan menu seleksi pilihan tersebut. Begitu juga dengan menu seleksi
pilihan terkait template pengujian, pilih jenis template pengujian yang diinginkan.
Pemilihan satker
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
40
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Pemilihan Jenis Bukti
2. Menu Seleksi Halaman: pilih menu jumlah record yang akan ditampilkan dan pilih
halaman berapa yang akan ditampilkan dengan mengklik menu jumlah record dan
menu nomor halaman.
3. Menu Seleksi Jamak/Non Seleksi Jamak
: Gunakan menu Seleksi Jamak
untuk memilih semua item dalam tampilan, dan gunakan menu non seleksi
jamak
untuk menonaktifkan pemilihan.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
41
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
4. Menu Tambah/Edit: Bila menu tambah atau edit di klik maka akan ditampilkan dialog
Tambah atau Edit Item sesuai konteks menu. Contoh berikut menu untuk tambah
Pegawai QA. Klik Confirm untuk menyetujui perubahan atau Cancel untuk
membatalkan perubahan.
5. Menu Hapus: Untuk menu hapus maka bila tombol hapus diklik akan ditampilkan
menu konfirmasi penghapusan. Klik tombol Delete untuk menghapus pilihan, atau
klik Cancel untuk membatalkan penghapusan.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
42
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
6. Menu Import dari Excel: Untuk import data dari Excel maka akan diperlihatkan
wizard yang memandu step by step proses impor data.
a) Wizard1: dalam wizard 1 anda diminta memilih nama satker dan sumber file yang
akan dipuload.
b) Wizard2: dalam wizard 2 anda diminta memilih sheet yang akan menjadi sumber
data, juga untuk menentukan opsi import apakah hapus dulu semua data baru
impor, ataukah impor dengan menimpa data yang sama dan menambah data bila
data sebelumnya belum ada.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
43
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
c) Wizard3: dalam wizard 3 akan ditampilkan validasi data yang akan diimpor. Data
yang kurang tepat/salah untuk diimpor akan diperlihatkan kepada anda.
Berikutnya da opsi untuk impor data yang tingkat salah kecil (misal email), tetapi
bila ada data kunci yang salah (misal terkait NIP atau nama) maka data tidak akan
diimpor.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
44
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
7. Menu Export to Excel/Export All to Excel: Untuk Export data ke excel maka akan
ditampilkan tampilan apakah data mau dibuka saja atau disimpan. pada waktu
pembukaan data mungkin belum terupdate, klik tombol enable editing untuk
merefresh tampilan. Bila Tombol Enable Editing tidak tampil maka default operasi
pembukaan file adalah file dapat diedit.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
45
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
8. Menu Pencarian: memudahkan pencarian suatu item maka gunakanlah menu
pencarian. Ketik item yang akan dicari, kemudian klik tombol cari. Gunakan tombol
batal pencarian untuk membatalkan pencarian atau menghapus pencarian.
Untuk pencarian dalam menu tambah maka pengetikan pada menu pencarian akan
langsung berefek kepada filter item yang dicari.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
46
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
D.
TAMPILAN MASUK KE SISTEM (LOGIN) UNTUK SEMUA PERAN
1. Login sistem
2. Bila pasword masih kosong maka akan ditampilkan menu pembuatan pasword. ingatingat pasword anda.
3. Setelah menu pasword terisi maka Pilih Peran dalam sistem. Pilih K/L/P yang akan
dinilai, dan kemudian tentukan kegiatan yang akan diikuti, dan kemudian tentukan
peran yang akan digunakan dalam penilaian tersebut.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
47
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
E.
MENU PERAN RESPONDEN SURVAI PERSEPSI
Responden Survai Persepsi merupakan responden yang mengisi kuesioner survai
persepsi. Menu yang dapat diakses yaitu langsung ke tampilan kuesioner.
1. Isi kuesioner dengan menjawab Ya atau Tidak. Kosong berarti belum menjawab.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
48
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
2. Simpan Jawaban anda walaupun belum semua pertanyaan dijawab, anda bisa
melanjutkan pengisian jawaban dilain waktu.
3. Bila semua pertanyaan belum dijawab maka setelah jawaban disimpan akan
ditampilkan menu edit data. Anda bisa melakukan pengisian data lagi atau logout
keluar aplikasi.
4. Bila pertanyaan sudah lengkap dijawab maka akan ditampilkan menu posting. Klik
tombol Posting untuk memfinalkan jawaban anda, dan data sudah tidak bisa diubah
lagi.
5. Selain menu fungsional diatas ada menu pribadi yang terkait password dan logout.
Klik pada tanda panah disamping nama anda untuk menampilkan menu pribadi.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
49
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
6. Ubah password anda demi keamanan data anda
7. Klik Menu logout untuk keluar aplikasi ini.
8.
F.
MENU SETING PERAN ADMIN (Admin QA dan Admin Asesor)
Admin bertugas untuk menyelesaikan seting awal aplikasi, diantaranya penentuan
struktur organisasi, kepegawaian, dan penentuan anggota admin itu sendiri. Admin
dibedakan dua yaitu admin QA yang terkait seting konfigurasi QA, dan admin asesor
yang terkait seting awal penilaian maturitas SPIP.
1. Tampilan awal menu admin
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
50
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
2. Menu Seting Admin QA
•
Tampilan data unit organsisasi QA
•
Tampilan Unit Organisasi QA
•
Tampilan Daftar Pegawai QA
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
51
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Penentuan Administrator QA. Menu tambah/Hapus akan tampil/tidak
tampil sesuai hak Admin QA. Admin QA hanya berhak mengubah
(tambah/hapus) Admin QA yang masih dalam lingkup satkernya.
3. Menu Seting Penilaian (Admin QA/Admin Asesor)
•
Tampilan Data Unit Organisasi Yang dinilai
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
52
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Admin QA dapat melihat proses penilaian untuk seluruh K/L/P (read only). Untuk
memilih organisasi yang dinilai atau yang akan dilihat nilainya maka tekan menu
tindakan dan pilih aktifkan, maka posisi data sekarang adalah K/L/P yang
diaktifkan.
•
Organisasi yang diaktifkan akan tertulis aktif, dan identitas SPIP berubah sesuai
K/L/P yang dipilih.
•
Tampilan data unit organisasi asesor
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
53
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Pegawai Unit Asesor. Admin dapat mengimpor data pegawai tersebut
dari file excel. Lihat cara impor dari excel di petunjuk pemakaian menu
sebelumnya.
•
G.
Tampilan daftar admin asesor
PELAKSANAAN PENILAIAN
Kegiatan penilaian dibedakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
dan tahap pelaporan (dibuat dalam menu terpisah).
Tahap persiapan diseting oleh Admin Asesor.
Dalam tahap pelaksanaan ada dua proses yaitu survai persepsi dan pengujian bukti. hak
Admin asesor dalam kedua tahap ini hanyalah read only, karena yang bekerja ialah asesor
dan power asesor.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
54
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
1. Menu persiapan, survai persepsi, dan pengujian bukti.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
55
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
2. Tampilan menu persiapan
Menu persiapan diseting oleh admin QA dan Admin Asesor. Tugas Admin QA dalam
tahap persiapan ini adalah penentuan tim Quality Assurance. Seting persiapan lainnya
dilakukan oleh Admin Asesor.
•
Tampilan Penetapan Kegiatan Maturitas. Bila ada beberapa penugasan maka bisa
dipilih penugasan yang akan dibuka dengan klik menu Tindakan pada baris
kegiatan tersebut dan pilih aktifkan.
•
Tampilan Penentuan Sampel Satuan Kerja
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
56
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Penentuan Tim Asesor. Digunakan sesuai unit organisasi inspektorat
misal inspektorat 1 bermitra dengan setjen, inspektorat 2 bermitra dengan unit
lainnya.
•
Tampilan Penentuan Asesor. Asesor dibuat dan kemudian di assign ke tim yang
terkait. Jangan lupa untuk menentukan asesor yang akan bertugas sebagai Power
Asesor. Power Asesor bertugas untuk menutup proses survai persepsi dan
pengujian bukti, dan mennetukan fokus pengujian, template bukti, dan melakukan
penilaian maturitas.
•
Tampilan Penentuan Counter Part
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
57
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Penentuan QA. Tampilan ini hanya bisa diisi oleh admin QA.
•
Tampilan Rencana Tindak
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
58
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
3. Tampilan menu survai persepsi
•
Tampilan Penyusunan Kuesioner Survai Persepsi. Klik edit untuk mengedit
kuesioner, dan klik simpan untuk menyimpan atau batal untuk membatalkan
perubahan. Klik tombol reset untuk mengembalikan kuesioner ke kuesioner
default sesuai pedoman.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
59
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Penentuan Responden Survai Persepsi
•
Tampilan Monitoring Responden Survai Persepsi Awal. Hanya kuesioner yang
pada posisi selesai diinput atau posting yang dianggap sebagai kuesioner yang
valid. Kuesioner yang belum selesai diisi semuanya maka datanya akan diabaikan.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
60
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Data Hasil Survai Persepsi Awal. nama R1 dan seterusnya pada kolom
responden
menunjukkan
nama
responden
(anonim).
Kolom
berikutnya
menunjukkan kode pertanyaan, misal P1-1 berarti pertanyaan subunsur 1
pertanyaan 1.
•
Nilai 1 berarti kuesioner dijawab Ya, nilai 0 berarti kuesioner dijawab Tidak, nilai
kosong berarti kuesioner tidak dijawab.
•
Tampilan Data Validasi Hasil Survai Persepsi Awal. Nilai 1 berarti jawaban
kuesioner Ya, nilai 0 berarti jawaban kuesioner Tidak, tanda merah pada jawaban
berarti data tersebut sebelumnya tidak konsisten sebelum divalidasi.
•
Tampilan Penutupan Proses Survai Persepsi. Penutupan hanya bisa dilakukan oleh
Power Asesor.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
61
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Penghitungan Skor Survai Persepsi. Pilih satker yang akan dilihat skor
maturitasnya.
•
Tampilan Rekapitulasi skor tiap satker. klik Tab Rekapitulasi untuk menampilkan
data rekapitulasi tingkat maturitas.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
62
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
4. Tampilan menu Pengujian Bukti
•
Tampilan Penentuan Fokus Pengujian. Penentuan Fokus Pengujian hanya bisa
dilakukan oleh Power Asesor.
•
Tampilan Penentuan Bukti Pengujian
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
63
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Menu Pembuatan Template Bukti Pengujian (hanya bisa dilakukan oleh
Power Asesor)
•
Tampilan Template Bukti Validasi Dokumentasi
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
64
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Template Bukti Observasi
•
Tampilan Template Bukti Wawancara Pimpinan
•
Tampilan Template Bukti Wawancara Pegawai
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
65
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Template Bukti Wawancara Stakeholder
•
Tampilan Template Bukti Kuesioner Lanjutan
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
66
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Menu pengumpulan bukti pengujian
•
Tampilan Pengumpulan Bukti Dokumentasi. Kolom dokumen dan substansi bisa
diisi oleh counter part sesuai satkernya, dan asesor sesuai satker yang diampunya,
kolom Hasil (Y/T) hanya bisa diisi oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
67
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Pengumpulan Bukti Observasi. Hanya bisa diinput oleh asesor sesuai
satker yang diampunya.
•
Tampilan Penentuan Responden Wawancara Pimpinan. Hanya bisa diinput oleh
asesor sesuai satker yang diampunya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
68
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Pengumpulan Bukti wawancara Pimpinan. Pastikan anda sudah
memilih responden wawancara pimpinan pada menu sebelumnya. Menu ini hanya
bisa diinput oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
•
Tampilan Penentuan Responden Wawancara Pegawai. Menu ini hanya bisa
diinput oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
•
Tampilan Pengumpulan Bukti Wawancara Pegawai. Pastikan anda sudah memilih
responden wawancara pegawai pada menu sebelumnya. Menu ini hanya bisa
diinput oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
69
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Penentuan Responden Wawancara Stakeholder. Menu ini hanya bisa
diinput oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
•
Tampilan Pengumpulan Bukti Wawancara Stakeholder. Pastikan anda sudah
memilih responden wawancara Stakeholder pada menu sebelumnya. Menu ini
hanya bisa diinput oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
70
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Penentuan Responden Kuesioner Lanjutan. Menu ini hanya bisa diinput
oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
•
Tampilan Pengumpulan Bukti Kuesioner Lanjutan. Pastikan anda sudah memilih
responden Kuesioner Lanjutan pada menu sebelumnya. Menu ini hanya bisa
diinput oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
71
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Menu Monitoring Pengujian Bukti
•
Tampilan Monitoring Pengumpulan Bukti Dokumentasi. Data yang ditampilkan
adalah Hasil penilaian asesment asesor (Y=Ya/T=Tidak/kosong= tidak dinilai).
•
Tampilan Monitoring Pengumpulan Bukti Observasi. Data yang ditampilkan
adalah Hasil penilaian asesment asesor (Y=Ya/T=Tidak/kosong= tidak dinilai).
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
72
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Monitoring Pengumpulan Bukti Wawancara Pimpinan
•
Tampilan Monitoring Pengumpulan Bukti Wawancara Pegawai
•
Tampilan Monitoring Pengumpulan Bukti Wawancara Stakeholder
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
73
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Monitoring Pengumpulan Bukti Kuesioner Lanjutan
•
Tampilan Penghitungan Tingkat Maturitas (oleh Power Asesor).
Gunakan judgement anda dalam memberikan keputusan penilaian pakah Ya atau
Tidak. berikan alasan keputusan anda bila data validasi tidak konsisten (ada yang
Y dan ada yang T).
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
74
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
•
Tampilan Skor pengujian Bukti
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
75
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB ix
IMPLEMENTASI SISTEM
Sistem Penilaian Maturitas SPIP sudah diterapkan di beberapa K/L/P, dan telah
didiklatkan dalam beberapa kelas.
A. IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN MATURITAS SPIP
Sistem penilaian maturitas SPIP pada Direktorat Pengawasan Produksi dan Sumber Daya
Alam sudah diterapkan kepada beberapa kementerian/pemda sebagai berikut
1
2
Direktorat Pengawasan Produksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
dan Sumber Daya Alam
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Fiskal dan Investasi
Kementerian Keuangan
Kementerian Koordinator Perekonomian
3
BPKP
Perwakilan
Kalimantasn Kabupaten banjar
Selatan
B.
DIKLAT SISTEM PENILAIAN MATURITAS SPIP
Sistem ini sudah di diklatkan pada beberapa inspektorat dan perwakilan BPKP dalam 3
batch kelas, sebagai berikut:
1
Kelas 1: Inspektorat
28 Inspektorat Kab/Prov/KL
2
Kelas 2: Inspektorat Kementerian Inspektorat Kementerian tenaga Kerja
tenaga Kerja
3
Kelas 3: BPKP
Semua Perwakilan BPKP
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
76
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
C.
PROGRAM PELATIHAN MANDIRI
Sistem ini sudah dilakukan pelatihan mandiri (PPM) pada direktorat-direktorat pada dua
Deputi, sebagai berikut:
1
Deputi PIP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman
2
Deputi PIP Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
77
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
BAB x
pENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
Sistem Penilaian Maturitas SPIP sudah diterapkan di beberapa K/L/P, dan telah
didiklatkan dalam beberapa kelas. Walaupun demikian Sistem ini akan selalu
diperbaharui dengan teknologi dan fitur baru untuk memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan oleh pemakainya.
Dari masukan implementasi sistem maka ada rencana pengembangan kedepan yang dkan
diterapkan ke sistem agar lebih bermanfaat:
1. Perluasan bulk import dari excel untuk pengujian bukti
Dalam pengembangan ke depan, impor dari excel tidak ahanya dilakukan untuk
data pegawai tetapi juga pada proses lainnya yaitu proses pnegujian bukti. Dengan
demikian counter part dapat mengisi secara manual pengujian bukti lewat excel,
dan setelah selesai diisi tinggal diimport ke sistem.
Export/Import Excel <-> Database
• Bisa impor data pegawai dari Excel
• Bisa ekspor data ke Excel
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
78
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
2. Sistem QA
Dengan kemudahan sistem penilaian maka penilaian maturitas SPIP dilakukan
secara self-asesment oleh unit organisasi yang bersangkutan, dengan demikian
BPKP menjadi lebih berperan sebagai QA. Pengembangan kedepan akan
dibuatkan aplikasi untuk fasilitasi BPKP sebagai QA ini.
Memberdayakan Unit Organisasi
Tahapan Perkembangan proses asesmen:
QA
1.
Asesmen oleh BPKP
2.
Asesmen oleh Inspektorat dengan bimbingan BPKP
3.
Self-Asesmen oleh Inspektorat, BPKP sebagai QA
4.
Self-Asesmen oleh satker ybs, di koordinasi oleh
Inspektorat, BPKP sebagai QA
Assesment
Self Assesment
✓
✓
✓
Self Asesment dokumen oleh satker ybs,
inspektorat sebagai koordinator asesor, BPKP
sebagai QA
Tiap satker punya skor maturitas sendiri
Seluruh pegawai tanggung jawab implementasi
SPIP
Satker
3. Sistem Pelaporan & Dashboard
Sistem sekarang lebih fokus ke proses penilaian maturitas SPIP (operasional), ke
depan akan dibuatkan juga sistem informasi untuk keperluan manajemen yaitu
sistem pelaporan dan sistem informasi eksekutif dalam bentuk dashboard.
Data mining/reporting
Aplikasi ke depan mengolah data yang sudah ada
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
79
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
4. Sistem Stand alone
Sistem online banyak bermanfaat untuk proses terdistribusi, walaupun demikian
tidak semua daerah mempunya jaringan internet yang bagus, dengan demikian
akan dibuatkan sistem penilaian stand alone yang datanya dapat di transfer ke
sistem online bila ada koneksi internet yang memadai. Dengan demikian tersedia
beberapa macam mode pemakaian aplikasi dari mulai full internet connection
lewat web based application, dengan koneksi internet sesekali lewat bulk import
dari dan ke excel, dan berikutnya aplikasi yang digunakan bila tidak ada koneksi
internet sama sekali dengan menggunakan aplikasi stand alone.
Multi Mode
No Internet
Connection
Full Internet
Web Application
Excel
Import/Export
Exe Application
Aplikasi di desain untuk menangani beberapa kondisi yang mungkin
terjadi
5. Mendukung Continuous Improvement
Sistem akan dibangun dalam desain mengikuti suatu siklus perbaikan terus
menerus mulai dari identifikasi Area of Improvement (AOI), penentuan action
plan, implementasi perbaikan, dan penilaian kembali tingkat maturitas SPIP dan
untuk kemudian siklus berulang kembali dengan dilakukan identifikasi AOI dan
proses lainnya seterusnya.
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
80
Ditwas Produksi dan Sumber Daya Alam
Continuous Improvement
Aplikasi di desain untuk siklus ‘Continuous improvement’
6. Mendukung Continuous Monitoring
Sistem akan dibangun dalam desain untuk mampu memonitoring kegiatan
penilaian maturitas SPIP, memonitoring AOI , rencana tindak dan implementasi
rencana tindak yang dilakukan K/L/P yang menjadi mitra BPKP.
Continuous Monitoring
Aplikasi di desain untuk monitoring self asesment Penilaian maturitas SPIP
Sistem Informasi Manajemen Penilaian Maturitas SPIP
81
Download