Ringkasan Publik PT WKS Rev.06122013

advertisement
PUBLIC SUMMARY
(Ringkasan Publik)
SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN LESTARI (PHTL)
PT. WIRAKARYA SAKTI
PROVINSI JAMBI
Oleh
Lembaga Sertifikasi PT. TUV RHEINLAND INDONESIA
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Profil Perusahaan
A. Identitas Unit Manajemen
1.
Nama Unit Manajemen
PT Wirakarya Sakti
2.
Alamat
Kantor Jambi :
Jl. Ir. H. Juanda No.14 Kelurahan Mayang Mangurai
Kecamatan Kota Baru, Jambi 36145
Telp. (0741) 572471 – 572402. Fax (0741) 573483
Kantor Lapangan :
Desa Tebing Tinggi, Kec. Tebing Tinggi Kab.
Tanjung Jabung Barat - Jambi
Telp. 0742-51051, Fax 0742-551710
3.
Lokasi Unit Manajemen
4.
Luas Areal Hutan yang
Disertifikasi
5.
SK IUPHHK -HT
SK Menteri Kehutanan No. 346/Menhut-II/2004
(Add.III) tanggal 10 September 2004
6.
Susunan Komisaris dan
Pengurus Perusahaan
Berdasarkan Akta No. 08 tanggal 26 Maret 2013
notaris Heleni Ritliany, SH, susunan Komisaris dan
Pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:
7.
Pemilik Perusahaan/Saham
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Batang Hari,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
293.812 hektar (sesuai SK Menteri Kehutanan)
Komisaris Utama :
Ir. Subardjo
Komisaris
:
Sukirta Mangkudjaja
Direktur Utama
:
Arthur Tahya
Direktur
:
Didi Harsa
Direktur
:
Stanley Najoan
PT. Purinusa Eka Persada
PT. Pangkalan Usaha Maju PT. Publisita Perdana
8.
Penanggung Jawab Sertifikasi
Kris Budi Wahono (Environment Head PT WKS)
Hal 2 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
B. Sejarah Kegiatan Pengusahaan Hutan
Areal kerja PT Wirakarya Sakti (selanjutnya disebut dengan PT WKS) sesuai Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK Menteri Kehutanan No. 346/Menhut-II/2004 (Add.III) tanggal 10
September 2004 dengan luas 293.812 ha. Areal ini terletak di Provinsi Jambi yang termasuk
dalam 5 (lima) wilayah kabupaten dan 15 kecamatan, yaitu: Kabupaten Tanjung Barat
(Kecamatan: Tungkal Ulu, Betara, Merlung dan Pengabuan), Kabupaten Tanjung Jabung Timur
(Kecamatan: Mendahara, Dendang dan Rantau Rasau), Kabupaten Batanghari (Kecamatan :
Pemayung dan Mersam, Morosebo Ilir dan Merosebo Ulu), Kabupaten Muaro Jambi (Kecamatan :
Morosebo, Kumpeh, dan Sakernan) dan Kabupaten Tebo (Kecamatan : Tengah Ilir dan Tebo Ulir)
dengan fungsi hutan berupa Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK menurut Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi/RTRWP) atau Hutan Produksi tetap (HP menurut Tata Guna Hutan
Kesepakatan/TGHK).
Terdapat beberapa penerbitan Surat Keputusan Menteri Kehutanan sejak SK definitive pertama
diberikan hingga terakhir tahun 2004 yang merubah luas kawasan IUPHHK-HT PT. WKS seperti
ditunjukan Tabel III.1.
Tabel III.1. Perkembangan Areal Kerja PT WKS
Luas Areal
(ha)
No
Dasar Hukum
Tanggal Terbit
Perihal
1
SK Kakanwilhut Provinsi
Jambi
No.
165/HTI/
Wilhut/Iva/1989
15 Desember 1989
Ijin Penanaman
Percobaan Pertama
(IPP-i)
1.000
2
SK Menteri Kehutanan
No. 744/Kpts-II/1996
25 November 1996
SK IUPHHK-HT
Definitif
78.420
3
SK Menteri Kehutanan
No. 64/Kpts-II/2001
15 Maret 2001
SK IUPHHK-HT
Definitif (Addendum I)
191.130
4
SK Menteri Kehutanan
No. 228/Menhut-II/2004
9 Juli 2004
SK IUPHHK-HT
Definitif (Addendum II)
233.251
5
SK Menteri Kehutanan
No. 346/Menhut-II/2004
10 September 2004
SK IUPHHK-HT
Definitif (Addendum III)
293.812
Untuk proses penetapan kawasan, IUPHHK-HT PT WKS telah selesai melaksanakan kegiatan
pengukuran dan penataan batas kawasan di lapangan berdasarkan Pedoman Tata Batas
IUPHHK-HT PT WKS yang disahkan oleh Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan
Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan dengan surat nomor
18-4/WKS/V/2012 tanggal 15 Mei 2012 tentang Pelaksanaan Pengukuran dan Penataan Batas
Hal 3 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Sendiri dan Persekutuan Areal Kerja IUPHHK-HT PT. WKS dengan panjang trayek batas ±
987,218 km
C. Visi, Misi dan Komitmen Unit Manajemen
Sebagaimana dinyatakan dalam profil perusahaan (company profile) PT WKS memiliki Visi, Misi,
Komitmen Lingkungan, Komitemen Kelestarian Hasil, Komitmen Sosial dan Sumberdaya
Manusia, Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai berikut :
Visi
Menjadi Perusahaan Kehutanan kelas dunia, yang mempraktekkan pengelolaan hutan secara
lestari, dengan mengembangkan hubungan sosial yang harmonis, layak secara ekonomi dan
ramah lingkungan.
Misi
Misi PT WKS mengelola dan mengembangkan Sumberdaya Hutan secara profesional guna
meningkatkan manfaat bagi pemangku-kepentingan, dengan cara :
1. Mengembangkan hutan tanaman industri yang lestari dan berkualitas tinggi sebagai sumber
bahan baku pulp, dengan harga terbaik dan rendah resiko.
2. Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat dan industri terkait,
yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
3. Melindungi areal hutan yang mempunyai nilai konservasi dan meningkatkan kelestarian
lingkungan hutan.
4. Menghasilkan keuntungan yang memadai, untuk ikut berkontribusi dalam penerimaan pajak
oleh Negara.
Komitmen Lingkungan
1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang relevan di tingkat lokal
dan nasional, termasuk berbagai konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
2. Meningkatkan mutu lingkungan hidup secara berkesinambungan melalui pengelolaan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya berdasarkan standar ISO 14001:2004.
3. Memelihara dan meningkatkan nilai konservasi pada kawasan yang teridentifikasi sebagai
kawasan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value) sesuai prinsip kehati-hatian.
4. Mempertahankan ekosistem gambut termasuk penerapan pengelolaan tata air yang tepat.
5. Menerapkan system silvikultur yang sesuai termasuk pengendalian dampak fisik, biologi dan
kimia.
Hal 4 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
6. Berkontribusi terhadap upaya-upaya nasional dan global dalam menurunkan emisi karbon yang
berasal dari degradasi dan deforestasi hutan.
7. Melakukan perbaikan secara terus menerus melalui evaluasi, penelitian dan kerjasama dengan
para pihak.
Komitmen Kelestarian Hasil
1. Mematuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang relevan di tingkat
lokal dan nasional, termasuk berbagai konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
2. Membangun kemantapan kawasan yang didasarkan pada sistem zonasi yang menjamin
keberlangsungan fungsi produksi, lingkungan dan sosial.
3. Membangun hutan tanaman industri yang didukung oleh sistem silvikultur yang tepat dan
perlindungan hutan yang efektif untuk mencapai produktifitas lahan.
4. Pengaturan hasil didasarkan pada daur produktif dan etat (luas dan volume).
5. Menerapkan sistem pemanenan yang ramah lingkungan dan prinsip keterlacakan bahan baku
kayu.
Komitmen Sosial dan Sumberdaya Manusia
1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang relevan di tingkat lokal
dan nasional, termasuk berbagai konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
2. Mengakui dan menghormati hak-hak masyarakat lokal dan masyarakat adat (Indigenous
People) di dalam dan sekitar wilayah konsesi, dengan menerapkan azas keterbukaan,
kesetaraan, dan keadilan dalam proses pengambil keputusan.
3. Melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat baik masyarakat adat maupun
masyarakat lokal yang didesain secara terbuka dan partisipatif bersama para pihak penerima
manfaat (beneficiaries groups).
4. Mengakui, menghormati dan merealisasikan hak-hak pekerja, termasuk memberikan
kebebasan
berserikat, tidak mempekerjakan pekerja dibawah umur serta tidak ada
diskriminasi dalam semua lingkup pekerjaan.
5. Mengambil langkah-langkah strategis dalam memberdayakan tenaga tenaga kerja lokal.
6. Menerapkan sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mencapai zero accident.
7. Menyelesaikan konflik dan keluhan secara bertanggungjawab dan tanpa kekerasan.
8. Bekerjasama secara aktif dan konstruktif dengan semua pemangku kepentingan di tingkat
lokal, nasional dan internasional yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
Hal 5 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Mengutamakan Sumber Daya Manusia :
PT Wirakarya Sakti adalah perusahaan yang memproduksi
kayu hutan tanaman,
mengutamakan nilai-nilai dengan perhatian kepada manusia dan memotivasi karyawan untuk
meraih kesuksesan.
Tanggung Jawab Pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
Kita mendorong kesadaran setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk bekerja dengan
aman didalam lingkungan yang sehat dan aman.
Kita mengikuti peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain secara Nasional dan
Internasional dari pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Perbaikan Berkelanjutan :
Kita bersungguh-sungguh untuk memperbaiki kinerja pengelolaan dan budaya keselamatan
dan kesehatan kerja secara berkelanjutan.
Keterlibatan Pihak Terkait dan Informasi yang Transparan:
Kita melibatkan supplier, kontraktor, pelanggan dan masyarakat di lingkungan kerja
perusahaan dalam pengendalian resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
Kita menginformasikan kebijakan, aspek-aspek dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Informasi akan didapatkan diseluruh area unit kerja PT Wirakarya Sakti
D. Aspek Sumberdaya Hutan
Secara geografis areal PT. WKS terletak antara 0°45’00” - 01°36’00” LS dan 102°46’00” 103°49’00” BT. Secara administrasi pemerintahan, areal PT. WKS terletak di Provinsi Jambi,
tercakup dalam 5 (lima) Kabupaten yaitu :
Kabupaten Tanjung Barat, mencakup Kecamatan Tungkal Ulu, Betara, Merlung dan
Pengabuan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, mencakup Kecamatan Mendahara, Dendang dan Rantau
Rasau
Kabupaten Batanghari, mencakup kecamatan Pemayung dan Mersam, Morosebo Ilir,
Merosebo Ulu.
Kabupaten Muaro Jambi, mencakup Kecamatan Morosebo, Kumpeh, dan Sakernan
Kabupaten Tebo mencakup Kecamatan Tengah Ilir dan Tebo Ilir.
Letak dan luas serta posisi geografis areal kerja PT WKS seluruh Distrik I – Distrik VIII disajikan
pada Tabel III.2.
Hal 6 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Tabel III.2. Letak dan Luas Areal Kerja PT WKS serta Kelompok Hutannya
Distrik
Luas
(ha)
Distrik I
46.445
Distrik II
39.982
Distrik III
47.313
Distrik IV
33.498
Distrik V
33.425
Distrik VI
Distrik VII
Distrik VIII
21.826
23.993
47.330
Letak Geografis
Letak
Administrasi
Pemerintahan
01º00’15” – 01º16’20” LS
Kab. Tanjab Barat
103º07’00” – 103º25’25” BT
Kab. Muaro Jambi
00º58”24 – 01º15’00” LS
Kab. Tanjab Barat
& Kab. Tanjab
Timur
DAS Pkl. Duri, DAS
Betara,
DAS
Mendahara (S. Putat)
Kab. Batanghari
Kab. Muaro Jambi
dan Kab. Tanjab
Barat
DAS Batanghari (S.
Danau
Bangko,
S.
Singoan, S. Air Hitam)
Kab. Batanghari
dan Kab. Tanjab
Barat
DAS Batanghari (S. Dn
Bangko, S. Singoan, S.
Sengkati, S. Rengas),
DAS Pengabuan (S.
Benanak, S. Rotan, S.
Belimbing)
Kab. Tanjab Barat
DAS Pengabuan
Lumahan)
Kab. Tanjab Barat
DAS Pengabuan (S.
Simpang Kadam, S.
Bram Hitam Kanan, S.
Baung)
Kab. Tanjab Timur
& Kab. Muaro
Jambi
DAS Batanghari (S.
Gerang, S. Dn Alay),
DAS Mendahara, DAS
Lagan,
Kab. Batanghari,
Kab. Tanjab Barat
dan Kab. Tebo
DAS Batanghari (S.
Landai, S. Sengkati, S.
Rengas, S. Bengkal, S.
Kilis), S. Ibul
103º23’37” – 103º41’45” BT
01º20’25” – 01º34’42” LS
103º05’10” – 103º24’47” BT
01º20’22” – 01º32’40” LS
102º54’05” – 103º05’17” BT
00º45’30” – 01º05’47” LS
102º47’30 – 103º03’40” BT
00º52’00” – 01º00’00” LS
103º03’15” – 103º19’35” BT
01º14’10” – 01º29’05” LS
103º34’00” – 103º55’10” BT
01º15’50” – 01º30’30” LS
102º37’10” – 102º56’40” BT
Hal 7 dari 21
Letak Kelompok
Hutan
DAS Betara (S. Tapah),
DAS Pengabuan (S.
Bram Hitam, S. Simp
Kadam, S. Dasal)
(S.
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
PROSES SERTIFIKASI
Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) merupakan perwujudan dari konsep pembangunan
bidang kehutanan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam proses pencapaiannya diperlukan
suatu sistem yang menjamin keseimbangan kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial.
Sebagai instrumen yang menjembatani kesenjangan antara kondisi riil dengan standar kinerja
yang harus dicapai dalam PHTL, maka diperlukan sistem sertifikasi sebagai proses yang
berkesinambungan.
PT. Wirakarya Sakti (PT. WKS) mempunyai komitmen yang cukup tinggi dalam mewujudkan
PHTL. Hal ini dibuktikan dengan mengajukan aplikasi untuk sertifikasi PHTL dengan standar
Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) kepada Lembaga Sertifikasi PT. TUV Rheinland Indonesia.
A. Tahapan Proses Sertifikasi
Dalam proses resertifikasi ini, pada tahap awal diadakan pertemuan antara Panel Pakar I dengan
tim penilai lapangan yang akan melaksanakan penilaian lapangan di PT. WKS.
Pertemuan
dimaksudkan untuk merangkum rekomendasi dari PP I yang menjadi fokus perhatian dalam
kegiatan penilaian di lapangan.
Penilaian Lapangan (full assessment) Resertifikasi PHTL LEI PT. WKS (Distrik I s/d Distrik VIII)
dilaksanakan pada tanggal 15-20 Juli 2013. Konsultasi Publik dengan Stakeholder utama, yaitu
Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2013 di Jambi, sedangkan
rencana konsultasi dengan FKD tidak dapat terealisasi karena kepadatan kegiatan anggota FKD
tersebut. Untuk konsultasi publik dengan masyarakat (desa) dilakukan sekaligus bersamaan
dengan pengumpulan data lapang pada Aspek Sosial.
Penilaian Lapangan (Full Assessment) dilaksanakan pada tanggal 15-20 Juli 2013
Proses penilaian lapangan untuk unit manajemen PT. WKS dilakukan oleh tim penilai lapangan
Lembaga Sertifikasi PT. TUV Rheinland Indonesia yang menggunakan standar LEI 5000-2
sebagai acuan penilaian. Kegiatan penilaian lapangan dilakukan pada tanggal 15-20 Juli 2013.
Tim penilai lapangan terdiri dari :
1. Heni Handayani, S. Hut (Aspek Produksi)
2. Ir. Lukman Mulyanto, M.Si (Aspek Produksi)
3. Ibrohim Prayetno, S.Hut (Aspek Ekologi)
4. Niechi Valentino, S.Hut (Co-Aspek Ekologi)
5. Drs. Fadli (Aspek Sosial)
6. Anggiana Ginanjar, S.Hut (Co-Aspek Sosial)
Hal 8 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Penilaian lapangan yang dilakukan oleh tim penilai lapangan PT TUV mengacu pada standar LEI
5000-2 tentang Sistem Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL), Pedoman LEI 99-31 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penilaian lapangan Sertifikasi PHTL dan Pedoman LEI 99-32 sebagai
acuan dalam penyusunan laporan hasil penilaian lapangan sertifikasi PHTL.
Evaluasi kinerja dan pengambilan keputusan oleh Panel Pakar II dilaksanakan pada tanggal
24-26 September 2013
Tahap selanjutnya dari proses sertifikasi ini adalah tahap evaluasi kinerja dan pengambilan
keputusan sertifikasi. Tahap ini dilakukan oleh tim Panel Pakar II, yang beranggotakan 6 orang,
terdiri dari tim Panel Pakar I (3 orang) yang telah memberikan pengarahan dan rekomendasi
kepada penilai lapangan dan Panel Pakar dari daerah (3 orang) yang merupakan pakar pada
aspek produksi, ekologi dan social, dimana pakar dari daerah ini merupakan utusan daerah
dimana Unit Manajemen berada. Susunan Panel Pakar II terdiri dari :
a. Ir. Ahmad Hadjib, MS (Aspek Produksi)
b. Dr. Ir. Hamzah, M.Si (Aspek Produksi)
c. Dr. Ir. Machmud Thohari, DEA (Aspek Ekologi)
d. Ir. Fazriyas, M.Si (Aspek Ekologi)
e. Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si (Aspek Sosial)
f. Ir. Elwamendri, M.Si (Aspek Sosial)
Panel Pakar II bekerja setelah menelaah laporan hasil penilaian lapangan dan presentasi dari tim
penilai lapangan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 24-26 September 2013 berlokasi di Hotel
Santika Bogor.
Berdasarkan hasil evaluasi Panel Pakar II tersebut, PT. Wirakarya Sakti, Provinsi Jambi dengan
luas 293.812 hektar dinyatakan LULUS Sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari
berdasarkan Standar LEI 5000-2 dengan peringkat Perak.
Panel Pakar II mengeluarkan beberapa rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh unit
manajemen PT. WKS sebagai berikut :
Hal 9 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
B. Rekomendasi
Rekomendasi Aspek Produksi
No
1
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
Terwujudnya
kepastian
status
areal
unit
manajemen yang
diakui
oleh
stakeholders
Pemantapan status
kawasan
areal
hutan pada areal
sengketa oleh para
pihak
dengan
melibatkan stakeholders masyarakat,
pemerintah daerah,
Kementerian
Kehutanan & forum
komunikasi daerah)
1. Koordinasi penyelesaian
batas kawasan hutan
konsesi PT. WKS dengan
parapihak.
2. Resolusi konflik terhadap
areal/lahan yang diklaim,
diokupasi
berdasarkan
hasil pemetaan konflik.
3. Penataan
batas
luar
kawasan
dengan
melibatkan
parapihak
secara partisipatif.
4. Sosialisasi
hasil
pengukuhan / penetapan
& tata batas dengan
menggunakan
konsep
FPIC (Free Prior and
Informed Consent) atau
PADIATAPA (Persetujuan
Atas Dasar Informasi
Awal Tanpa Paksaan).
2
3
Terwujudnya
pengaturan hasil
yag sesuai dengan
potensi
dan
kemampuan lahan
demi
menjamin
kelestarian
produksi
Peningkatan
kesesuaian pengaturan
hasil
untuk
menjamin kelestarian daur berikutnya
Tersedianya
sistem manajemen
kebakaran hutan
dan lahan yang
efektif dan efisien
Peningkatan
kemampuan
organisasi, sistem,
dan
peralatan
dalam pencegahan
dan pengendalian
kebakaran
hutan
dan lahan
1. Kajian penataan unit-unit
kelestarian hutan
2. Kajian rencana jangka
benah menuju struktur
hutan normal
3. Kajian
produksi
hasil
hutan
tahunan
yang
optimal
berdasarkan
analisis data PSP, MAI,
dan IHMB.
Keterangan
Prioritas II
Indikator
sasar:
yang
di
- P1.1.
kepastian
lahan
sebagai
areal
hutan
tanaman
- P1.8.
pemasyarakatan
hak-hak atas areal
- P.2.1.
besarnya
gangguan hutan
Pemantapan
kawasan
meliputi
aspek :
Legalitas kawasan
Legitimasi kawasan
Prioritas II
Indikator
sasar :
yang
di
- P3.1. pengorganisasian
areal
produksi
- P3.7.peningkatan
aset
tegakan
hutan
• Identifikasi dan analisis Prioritas II
data hotspot.
Indikator yang di
• Pengecekan
informasi sasar :
hotspot secara berkala.
- P1.2.
Sistem
• Penyediaan Peta Tingkat
manajemen
Kerawanan
Kebakaran
kebakaran hutan
Hutan dan Lahan.
- P1.6.
produksi
• Pembentukan KMPA bagi
tahunan
sesuai
desa yang belum ada
dengan
KMPA
produktivitas
hutan,
Hal 10 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
kemampuan
penanaman
&
daya
dukung
lahannya
- P.2.1.
besarnya
gangguan hutan
- P3.7. peningkatan
aset
tegakan
hutan.
4
Diminimalkannya
dampak
negatif
pemungutan hasil
hutan
Penerapan
pemungutan hasil
hutan pada semua
skema pembukaan
wilayah
hutan
secara benar
1. Penyediaan peta indikator
dampak penting dalam
setiap
langkah/proses
pemanenan hasil hutan di
lapangan.
Prioritas II
Indikator
sasar:
yang
di
- P2.5. penerapan
sistem pemanenan hasil hutan
ramah lingkungan
- P.1.7.
kualitas
pembukaan
wilayah
hutan
(PWH)
- P3.2.
efisiensi
pemanenan dan
pemanfaatan hasil
hutan tanaman.
5
Tercapainya
rentabilitas usaha
diatas
MARR
(minimum attractive
rate of return)
Peningkatan
nilai
likuiditas,
nilai
rentabilitas
dan
solvabilitas
diatas
nilai suku bunga
1. Kajian
perkiraan
kesehatan
perusahaan
melalui analisis likuiditas,
rentabilitas,
dan
solvabilitas untuk 5 tahun
ke depan.
Prioritas II
Indikator
sasar:
yang
di
- P3.4. kesesuaian
luas areal produksi
efektif
dengan
perkiraan
rentabilitas
usaha/
kesehatan
perusahaan
- P1.6.
produksi
tahunan
sesuai
dengan
produktivitas hutan, kemampuan
penanaman & daya
dukung lahannya
- P2.3. kemampuan
penanaman
dan
kualitas hasilnya
- P2.4. kemampuan
pemeliharaan serta
Hal 11 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
kualitas hasilnya.
6
Tercapainya upaya
peningkatan aset
tegakan hutan
Stabilisasi produksi
pd tingkat produksi
lestari & kapitalisasi
dan reinvestasi ke
dalam pengusahaan
hutan
sehingga
modal
tegakan
hutan
selalu
meningkat
1. Penyusunan
rencana
jangka benah menuju
struktur hutan normal.
2. Penyusunan
rencana
peningkatan kemampuan
penanaman
sehingga
mencapai 100% sesuai
target.
3. Kajian perkiraan modal
tegakan hutan pada daur
berikutnya
berdasarkan
hasil pendapatan dan
pengeluaran (cost) dalam
kegiatan
pengusahaan
hutan saat ini (daur
sekarang).
Prioritas II
Indikator
sasar:
di
- P3.7. Peningkatan
aset tegakan hutan
- P3.4. kesesuaian
luas areal produksi
efektif
dengan
perkiraan rentabilitas
usaha
/
kesehatan
perusahaan
Keterangan :
Prioritas II adalah rekomendasi yang disarankan untuk peningkatan kinerja unit manajemen
Hal 12 dari 21
yang
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Rekomendasi Aspek Ekologi
Rekomendasi
No
1
2
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
Terwujudnya
pengakuan
dan
perlindungan
kawasan
Lindung
olehmasyarakat
sekitar PT. WKS
• Pengelolaan
kawasan Lindung
PT. WKS berbasis
multi-stakeholder
• Sosialisasi & Penyamaan
Persepsi
keberadaan
kawasan lindung PT. WKS
melalui keterlibatan multistakeholder.
Terkait dengan
indikator
E1.1,
E1.2, E2.1, E2.4
Terbentuknya
lembaga/unit
pengelolaan
kawasan
lindung
yang terpadu dan
partisipatif
• Peningkatan kapasitas kelembagaan
pengelolaan
kawasan lindung
terpadu
dan
partisipatif
• Menyusun
kesepakatan
bersama multi-stakeholder
dalam
perlindungan
kawasan lindung PT. WKS
• Penambahan
jumlah
personalia dan sarana
prasarana
pengelolaan
kawasan lindung pada
masing-masing kawasan
lindung KPPN, KPSL, KSS,
Gambut, Koridor satwa,
Bufferzone
HLG,TNBT,
Kawasan rawan erosi,
kawasan lereng
pada
setiap blok dalam setiap
distrik yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan.
Terkait dengan
indikator
E1.1,
E1.2, E2.1, E2.4
• Meningkatkan peran serta
masyarakat sekitar UM PT.
WKS dalam pengelolaan
kawasan lindung secara
musyawarah dan mufakat
(berkolaborasi).
• Penyusunan SOP pengelolaan kawasan lindung
secara partisipatif dengan
pelibatan aktif masyarakat
desa sekitar PT. WKS
3
Bertambahnya luas
kawasan
Lindung
Gambut ( >3 m)
pada distrik II, V, VI,
VII secara bertahap
dan
pasti
baik
jangka
menengah
dan panjang.
• Rekontruksi
pengembangan
kawasan lindung
gambut dalam PT.
WKS
• Pemetaan secara detail
wilayah gambut dalam
terutama pada wilayah
peat dome.
• Pengkayaan
kembali
secara bertahap wilayah
gambut dalam (terutama
peat
dome)
dengan
vegetasi alami melalui
penyesuaian
sistem
sivikultur.
Hal 13 dari 21
Terkait dengan
indikator
E1.2,
E2.1, E2.4
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
• Pembibitan vegetasi alami
untuk pengkayaan areal
gambut dalam.
• Pemantauan
dan
pemeliharaan pengkayaan
kembali wilayah gambut
dalam secara rutin dan
baik.
4
Penerapan
hasil
Penilaian NKT (Nilai
Konservasi Tinggi
• Pemetaan
dan
pemasangan tapal
batas
areal
spesifik NKT
• Penanaman jelutung, pulai
dan tanaman endemik lain
yang dapat memperkaya
habitat fauna
• Identifkasi, rehabilitasi, konservasi
dan restorasi NKT
• Penetapan status NKT
untuk
tipe
kawasan
lindung yang ada di Unit
Manajemen
terutama
lahan gambut
• Sosialisasi pelibatan
masyarakat
sekitar areal hutan
berperan
aktif
untuk pelestarian
NKT
• Kerjasama
dengan lembaga
terkait seperti :
lembaga
akademik,
penelitian, dll.
5
Meningkatkan
keanekargaman flora
pada
kawasan
lindung sempadan
sungai
• Biodervesity
Kawasan Lindung
Sempadan sungai
Terkait indikator
E1.1, E1.6, E1.8,
E.1.12,
E2.1,
E2.2, E2.3, E2.5,
E2.6, E.2.8.
• Pelestarian & pengkayaan
plasma nutfah (sebagai
sumber pangan karbohidrat,
sumber
pengembangan
ekonomi
masyarakat, dan jasa
ekosistem),
pertanian
ramah lingkungan dan
adaptasi perubahan iklim
untuk
tipe
kawasan
lindung
• Rehabilitasi
kawasan
Lindung Sempadan sungai
dengan jenis-jenis vegetasi
yang mendukung fungsi
sempadan sungai.
Terkait dengan
indikator
E1.1,
E1.2,
E1.8,
E1.12,
• Pengakayaan jenis pohon
lokal secara bertahap pada
kaw. lindung sempadan
sungai yang telah ditanami
tanaman pokok
6
Relokasi
satwa
kunci
(harimau
sumatera)
ke
wilayah
habitat
ekosistem
yang
lebih baik
• Pengamanan dan
perlindungan areal
yang
terdapat
harimau sumatera
di dalam wilayah
PT WKS
• Pembentukan tim terpadu
dalam menyusun rencana
kerja (PT. WKS, NGO,
BKSDA, Pemda dll)
• Perencanaan
relokasi
satwa
• Indentifikasi
rencana
wilayah ekosistem habitat
• Indentifikasi populasi dan
habitat satwa harimau
Hal 14 dari 21
Terkait
E.2.5
dengan
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
kunci
(harimau
sumatera)
di
habitat terisolasi di
wilayah PT. WKS
ke kaw. konservasi
lain
terdekat
(misalnya di TN
Bukit Tigapuluh)
7
Terwujudnya
tata
batas
kawasan
lindung dan areal
produksi
efektif
secara permanen
• Pemantapan tata
batas
kawasan
lindung dan areal
produksi efektif
Keterangan
baru harimau sumatera
• Relokasi
• Mensosialisasikan
tata
guna dan tata batas
kawasan PT. WKS kepada
masyarakat
terutama
fungsi kawasan tanaman
unggulan, kaw. tanaman
kehidupan, kaw. lindung
secara berkala.
Terkait
dengan
indikator
E1.2
dan E1.3. E1.4.
E.2.2
• Harus menjaring secara
partisipatif
kebutuhan
dasar masyarakat terkait
dengan
pengembangan
kaw. tanaman kehidupan
dan kawasan tanaman
unggulan.
• Harus memasangan tata
batas kawasan lindung
KPPN,
KPSL,
KSS,
Gambut, Koridor satwa,
Bufferzone HLG, TNBT,
Kawasan rawan erosi,
kawasan lereng dan areal
produksi harus memenuhi
standar yang berlaku.
• Pemeliharaan tata batas
secara rutin dan bersifat
partisipatif.
8
• Meningkatnya tk.
kesuburan
tanah
areal produksi
• Mewujudkan
sistem silvikukultur
yang
ramah
lingkungan
• Terwujudnya
pengelolaan limbah
yang sesuai dgn
standar
ramah
lingkungan
• Pengelolaan
sistem
silvikultur
yang
ramah
lingkungan.
• Harus
meminimalkan
penggunaan bahan-bahan
kimia
dalam
kegiatan
produksi /silvikultur HTI
• Pengelolaan
limbah
berbasis
lingkungan
• Harus
meningkatkan
pengembangan
sistem
biologi dalam pengendalian
gulma dan hama secara
terus
menerus
diareal
produksi.
• Pengelolaan
domestik
yang
Hal 15 dari 21
limbah
ramah
Terkait
dengan
indikator
E1.6,
E1.15 dan E1.11,
E1.13, E1.14
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
Keterangan
lingkungan terutama pada
kegiatann yang dilakukan
oleh Sub Kontraktor PT.
WKS.
• Harus membuat sumur
pantau
pada
lokasi
produksi
efektif
untuk
memantau
rawan
pencemaran limbah kimia
(pestisida, herbisida, dan
lainnya).
9
• Meningkatnya
indeks keanekaragaman flora dan
fauna
pada
kawasan
lindung
maupun
areal
produksi.
• Peningkatan
keanekaragaman
hayati baik yang
dilindung maupun
yang tdk dilindungi
pada
kawasan
lindung & produksi.
• Terbangunnya
jaringan kerjasama
multipihak dalam
pengelolaan satwa
yang bernilai HCV
• Harus melakukan inventarisasi & dokumentasi
perubahan
indeks
keragaman
hayati
pada
masing-masing
setiap
lokasi kawasan lindung
KPPN,
KPSL,
KSS,
Gambut, Koridor satwa,
Bufferzone HLG, TNBT,
Kawasan rawan erosi,
kawasan lereng dan areal
produksi pada setiap blok
daalm distrik
Terkait
dengan
indikator
E1.8
dan E.12. E2.5
• Harus memasang papan
larangan berburu satwa
pada setiap lokasi kawasan
lindung di setiap blok
kawasan PT. WKS.
• Secara berkala
harus
melakukan
kegiatan
pengkayaan vegetasi pada
areal kawasan lindung
dengan jenis-jenis pohon
lokal.
• Peningkata jaringan kerjasama dengan BKSDA dan
LSM yang berkaitan keberadaan dan pengembangan
satwa
yang
dilindungi
(seperti harimau sumatera)
10
• Terwujudnya pola
pemanfaatan lahan
masyarakat
berbasis
ramah
lingkungan.
• Meningkatnya nilai
• Penguatan
kelembagaan melalui
peningkatan fungsi
tanaman kehidupan dan hasil hutan
non kayu.
• Identifikasi potensi sumberdaya hutan secara menyeluruh yang dapat dimanfaatkan
masyarakat
secara partisipatif.
• Harus mengimplementasi-
Hal 16 dari 21
Terkait
dengan
indikator E1.15,
E2.2, E2.3, E2.6,
E2.8.
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No
Rekomendasi
Sasaran
ekonomi
hasil
hutan non kayu
bagi kesejahteraan
masyarakat sekitar
PT. WKS.
• Terpenuhinya
kebutuhan
dasar
masyarakat melalui
pengembangan
pemanfaatan lahan
kehidupan
dan
hasil non kayu.
• Terbentuknya
kelembagaan
ekonomi produktif
kelompok
KTH
yang berkelanjutan.
• Terbangunnya
jaringan informasi
dan
komunikasi
ditingkat
masyarakat
maupun eksternal.
Program
Kegiatan
• Tata
hubungan
jaringan informasi
dan
komunikasi
pengelolaan
kawasan lindung.
kan segera perencanaan
pemberdayaan masyarakat
yang telah dibuat dalam
pengembangan tanaman
kehidupan dan hasil non
kayu
• Menginisiasi pembentukan
peratutan desa berkaiatan
pemanfaatan sumberdaya
hutan
• Harus membangun jarringan kerjasama dengan LSM
dan perguruan tinggi dalam
pengembangan
pemberdayaan masyarakat.
• Harus membangun jaringan
pemasaran
hasil
produksi
sumberdaya
hutan yang dihasilkan KTH.
• Harus melakukan pelathan
& penguatan kelembagaan
pemerintahan desa yang
berkaiatan
pengelolaan
kawasan lindung.
• Harus membuat model
jaringan komunikasi antara
kelompok
masyarakat
dengan PT. WKS.
• Harus membuat website
khusus kawasan lindung
PT. WKS.
• Harus membuat papan
informasi
sumberdaya
hutan pada semua blok
PT. WKS..
• Harus membuat leaflet
secara
rutin
berkaitan
informasi
sumberdaya
hutan.
Hal 17 dari 21
Keterangan
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
Rekomendasi Aspek Sosial
No.
1
2
Rekomendasi
Sasaran
Program
Terwujudnya
kemantapan
kawasan
areal
pemanfaatan hutan
terutama
pada
areal yang masih
dipersengketakan
Pemantapan
kawasan
areal
pemanfaatan hutan
pada areal sengketa
oleh
para
pihak
dengan
melibatkan
UM, masyarakat ,
pemerintah daerah, &
Forum
Komunikasi
Daerah (FKD)
Terjaminnya
kepastian
akses
pemanfaatan hutan
oleh
warga
komuniti
Kegiatan
Menjamin kepastian
akses pemanfaatan
hutan oleh warga
komuniti
•
Identifikasi areal klaim secara
bersama oleh para pihak
dengan
mengedepankan
dialog secara kontinyu
•
Pemetaan secara partisipatif
wilayah klaim masyarakat dan
mengembangkan
budidaya
pertanian bersama masy.
•
Penyelesaian konflik untuk
lahan konsesi yang masih
bermasalah
•
Pengukuhan dan penetapan
administratif kawasan konsesi
•
Membangun kemitraan dgn
para pihak dalam pemanfaatan lahan tanaman kehidupan.
• Fasilitasi pengembangan dan
peningkatan nilai tambah
potensi hasil hutan non kayu
(HHNK) antara lain madu,
ikan, rotan, bambu dan
jernang.
Keterangan
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S1.1)
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S1.2)
• Membuat aturan dan program
pemanfaatan hasil hutan non
kayu
dengan
melibatkan
masyarakat.
• Melakukan
program
pembinaan untuk ketahanan
pangan bagi Suku Anak
Dalam.
• Melakukan inventarisasi dan
monitoring hasil hutan non
kayu.
• Pengembangan
teknologi
pengolahan HHNK.
3
Terbukanya
peluang kerja bagi
seluruh
warga
komuniti
Meningkatkan
partisipasi
komunitas
dalam
tata kelola
hutan tanaman lestari
dengan cara memberikan kesempatan
kerja bagi
tenaga
kerja lokal
yang
berasal dari desa-
• Diseminasi informasi tentang
kebutuhan
kerja
bagi
komunitas
• Base Line status pendidilkan
penduduk usia sekolah yang
diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan
karyawan
perusahaan
Hal 18 dari 21
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S1.4)
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No.
4
Rekomendasi
Sasaran
Bertambahnya
ragam
sumber
ekonomi
warga
komuniti
Program
desa
di
sekitar
kawasan konsesi
Peningkatan
kesejahteraan komuniti
melalui penambahan
ragam
sumber
ekonomi
Kegiatan
Keterangan
• Pendidikan dan pelatihan
dalam bentuk pemberdayaan
masyarakat lokal misalnya
melalui pelatihan / kursus
keterampilan (sopir, montir,
komputer, pembibitan, penanaman,
pemanenan,
keuangan,
dll)
sesuai
kebutuhan pihak manajemen
dalam pengelolaan hutan
tanaman.
• Melakukan social mapping di
wilayah desa sekitar
• Melakukan kajian tentang
kontribusi sektor ekonomi di
komuniti dengan melakukan
perhitungan PDRB desa atau
kecamatan dan tenaga kerja
yang bekerja menurut sektor
sebagai dasar untuk pengembangan ragam sumber
ekonomi warga komuniti
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S2.3)
• Melakukan pelatihan berbasis
teknologi tepat guna dalam
pemanfaatan
sumberdaya
lokal dan pengembangan
ekonomi produktif
• Membangun jalur tata niaga
hasil produk sumber ekonomi
bersama masyarakat
• Monitoring
dan
evaluasi
program
pengembangan
ragam ekonomi.
5
Terlaksananya
mekanisme
pengelolaan konflik
secara adil dan
partisipatif
Mewujudkan
mekanisme
pengelolaan konflik
dgn mempertimbangkan rasa keadilan &
keseimbangan dalam
proses-proses alternative
dispute
resolution
(resolusi
konflik)
• Training resolusi konflik dan
FPIC
(Free
and
Prior
Informed Consent) bagi staf
unit manajemen dan pihak
terkait
• Pendidikan dan
resolusi konflik
diseminasi
• Konsultasi publik dan hearing
dengan pihak pemerintah
• Mendokumentasikan kasus
konflik yang terjadi secara
kronologis
• Monitoring dan mediasi oleh
Hal 19 dari 21
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S.2.7)
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
No.
Rekomendasi
Sasaran
Program
Kegiatan
pihak ketiga (FKD)
Keterangan
• Kemitraan dengan stakeholders antara lain FKD, PT
dan pemerintah daerah.
6
Terlindunginya
keselamatan
dan
kesehatan pekerja
Perlindungan untuk
keselamatan
dan
kesehatan pekerja
• Sosialisasi sistem jaminan
keselamatan dan kesehatan
kerja
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S3.1)
• Penyediaan
fasilitas
keselamatan dan kesehatan
kerja yang terstandarisasi
• Monitoring
dan
fasilitas kesehatan.
evaluasi
• Monitoring penggunaan alat
pelindung diri oleh karyawan
tetap dan kontraktor pada
saat berkerja.
• Monitoring
selamatan
pekerja
7
Terlaksananya
pendidikan
dan
keterampilan secara
berkala bagi seluruh
pekerja
Menjamin
peningkatan kapasitas
pekerja di seluruh
level melalui kegiatan
pendidikan
dan
pelatihan
terhadap
kedan kesehatan
• Mengkaji kebutuhan pendidikan dan keterampilan
berdasarkan bidang kerja
melalui need assessment
Prioritas II
(Terkait dengan
Indikator S3.6)
• Merancang kegiatan pelatihan
sesuai kebutuhan bidang
kerja
• Melatih tenaga CD untuk
meningkatkan
kapasitas
dalam melakukan kegiatan
pemberdayaan
kepada
masyarakat
• Menyiapkan sumber daya
pendukung untuk kegiatan
pelatihan yang diperlukan
• Mengevaluasi
penyelenggaraan pelatihan.
Keterangan :
Prioritas I adalah rekomedasi yang SANGAT disarankan untuk peningkatan kinerja unit manajemen
PT. WKS
Prioritas II adalah rekomendasi yang disarankan untuk peningkatan kinerja unit manajemen PT. WKS
Hal 20 dari 21
Ringkasan Publik
Resertifikasi PHTL LEI
PT Wirakarya Sakti
C. Penerbitan Sertifikat PHTL LEI
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan pengambilan keputusan Panel Pakar II, PT Wirakarya
Sakti (PT WKS) dengan luas 293.812 ha dinyatakan LULUS Sertifikasi Pengelolaan Hutan
Tanaman Lestari berdasarkan Standar LEI 5000-2 dengan peringkat Perak. Selanjutnya Lembaga
Sertifikasi PT TUV Rheinland Indonesia menerbitkan Sertifikat PHTL dengan masa berlaku 5
tahun terbit pada tanggal 26 September 2013 dan berakhir pada tanggal 25 September 2018.
Hal 21 dari 21
Download