untuk Kesehatan, Kehidupan, Kebahagiaan dan Kesejahteraan 15 tahun terapi pete Bambang Subaktyo EDV.F.T. Versi 5, 30 Juli 2013 TAHTA saya tak punya HARTA hanya sekedarnya PUSAKA pun tak ada hanya CINTA KASIH SAYANG (CKS) yang bisa kuberikan dan ILMU PENGETAHUAN (IP) yang dapat kuwariskan untuk Zulvia, istri tercinta, Putri, Ratna dan Eko, anak-anak yang saya sayangi, dan teman-temannya generasi penerus bangsa. Buku ini adalah per-wujud-an dari CKS + IP Semoga buku terapi pete ini akan membawa kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan yang jauh lebih baik lagi di masa depan. Kata Pengantar Makan pete tidak bau! Pipis tidak bau pesing setelah makan pete!? Nonsens! Mustahil! Tidak mungkin! BOHONG! Mimpi kaleeeee! Orang bilang pete itu bau, makan pete itu bau! Pete disebut juga Stink bean! (stink, bahasa Inggris = bau). Malah ada yang bilang ‘evil-smelling bean’! Makan pete pasti bau, sangat tidak menyenangkan, pesing menyengat! Itu kan kata orang lain, buat kami sekeluarga, makan pete tidak bau. Sama sekali tidak bau pesing, pipis tidak berbau pesing (lagi!). Bayangkan! Makan pete, pipis sama sekali nggak bau!? Pipis tidak bau pesing, keringat juga tidak bau, malah terasa segar, badan terasa lebih sehat, tenaga seakan berlebih!? PIPIS TIDAK BAU PESING bukan mustahil, malah inilah mukzizat yang ada dalam buah pete (Parkia speciosa), buah yang sering dihindari karena bau, yang diremehkan dan dianggap kampungan itu, punya rahasia tersembunyi dibalik bau pesing yang dibenci banyak orang. Buah itu punya kemampuan untuk menjaga kesehatan dengan membersihkan darah/badan dari kotoran/racun/toxin dan segudang rahasia lainnya. i Saya tidak berbohong! Bahwa makan pete tidak bau pesing itu, saya tidak berbohong, bahkan ribuan orang peserta terapi sudah merasakan hal ini. Pipis mereka sudah tidak bau pesing lagi, … setelah ikut terapi pete! Apalagi kalau saya bilang, pete adalah 'slow-vixgrx'1) pasti saya akan disebut pembohong besar. Untuk yang ini, saya juga tidak berbohong! Slow-vixgrx, gantilah huruf 'x' dengan 'a', karena saya tidak mau disalahkan oleh pabrik pembuat obat penambah daya vixgrx itu 1) Setelah 15 tahun menjalani terapi pete dan mendapatkan 'sensasi' manfaat terapi itu secara langsung, saya ingin berbagi pengalaman dan berbagi kenikmatan terapi pete. Saya ingin orang mencoba terapi pete ini, karena jelas tidak akan membawa kerugian malah akan mendatangkan keuntungan langsung ataupun tidak langsung bagi setiap orang yang menjalankan terapi ini. Ada banyak komentar sinis yang diucapkan orang saat saya menawarkan terapi pete. Ada juga yang diam saja, tidak berkata sinis, tetapi roman muka dan gerak tubuhnya jelas terlihat kalau orang itu hanya menganggap tawaran saya itu sebagai sesuatu yang tidak mungkin mereka terima. Ada yang tertawa-tawa, ada yang tersenyum, ada yang 'cool' tapi memberikan kesan 'nggak penting ah', ada yang seakan-akan tertarik tetapi tetap tidak pernah mencoba, dlsb. Bahkan saat saya katakan ada efek 'Slow-vixgrx', mereka semakin tak percaya! Berdasarkan catatan saya, pengalaman para peserta terapi pete selama ini, yang sudah merasakan mendapatkan kesehatan, kesembuhan, kebahagiaan maka saya merasa terapi pete ini perlu disosialisasikan, tidak hanya di Indonesia tetapi ke mancanegara. Terapi pete menjawab banyak permasalahan kesehatan. ii Dengan buku 'TERAPI PETE' ini saya menawarkan sebuah solusi kesehatan yang relatif murah, mengajak masyarakat mencoba menjalankan terapi pete untuk mendapatkan kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan. Semakin banyak yang ikut serta menjalankan terapi dan berhasil menemukan rahasia dari si buah pete ini akan menghilangkan keragu-raguan akan kemampuan yang ada pada pete selama ini. Saat buku versi 1 ditulis, bulan Mei-Juni 2012, sudah ada sekitar 600 orang yang ikut menjalankan terapi pete. Kepada mereka: saudara, teman, ataupun orang yang baru saya kenal, yang telah menerima saran saya (langsung ataupun tak langsung) untuk menjalankan terapi pete, saya ucapkan banyak terima kasih, karena tanpa kesediaan mereka mencoba terapi pete, tidak akan terlihat kemampuan buah pete dalam menjaga kesehatan, merawat kesehatan ataupun menyembuhkan penyakit. Buku versi 4, 26 September 2012 Saya dan 2 teman pengobatan alternative (pak Agung dan pak Nasro) memperkirakan ada sekitar 2000 orang peserta terapi di bulan Agustus 2012. Selama 4 bulan terakhir sosialisasi terapi telah berjalan cukup cepat, saya menggunakan beberapa media: SMS, email, blog maupun facebook (internet) ataupun secara langsung, sementara pak Agung dan pak Nasro memberikan terapi kepada pasien yang membutuhkan pengobatan berbagai penyakit. Pak Agung memberikan terapi ini kepada hampir semua pasien yang datang ke tempat prakteknya, ada sekitar 30-50 pasien perhari sementara pak Nasro sampai September 2012 berhasil memberikan terapi kepada 100 orang saja. Buku versi 5, 30 Juli 2013 Saya, pak Agung, pak Nasro dan beberapa teman penyebar aktiv memperkirakan ada sekitar 10.000 orang peserta terapi di bulan Maret 2013 dan saat Versi 5 ini ditulis, tentu sudah lebih banyak lagi. di bulan Juni dan Juli memang cukup sulit untuk mengajak orang untuk ikut terapi karena buah pete sulit didapat, kalaupun ada, harganya bisa mencapai Rp.25.000,- per iii lanjar. Berdasarkan pemantauan selama ini, saya mencatat, TERAPI PETE ini memberikan hasil positive bagi pesertanya, banyak yang berhasil mendapatkan penyembuhan berbagai penyakit, mendapatkan kebahagiaan rumah tangga mereka berkat efek SLOW VIXGRX, mendapatkan perubahan dalam kehidupan mereka, penuh semangat, penuh keyakinan karena mereka yakin, untuk sehat tidak perlu biaya tinggi, mudah untuk mempertahankan kesehatan karena pete tersedia dan gampang didapatkan. Dibalik keberhasilan mengajak banyak orang ikut terapi, ada banyak orang yang tetap meragukan kebenaran terapi ini. Buat mereka, terapi ini seperti sebuah dongeng, bagaimana mungkin PETE yang bau itu (masih terus apriori) bisa membawakan kesehatan? Bisa menambah kebahagiaan?. Ada orang-orang yang begitu sulit untuk diyakinkan, ada yang perlu 2 bulan untuk meyakinkan orang itu ... sampai akhirnya dia mau mencoba ... dan apa yang kemudian terjadi!? Orang ini malah ketagihan, bahkan jadi merasa tergantung dengan pete. Setelah terapi 2 minggu terlewati, dia malah setiap hari makan pete. Terakhir saya bertemu dia, dia bilang ... dia menemukan kebahagiaan rumah tangga ... bagaimana bisa!? Pengalaman orang ini dapat dibaca di bagian pengalaman terapi pete. Dibalik sukses story banyak peserta terapi yang dapat saya pantau, saya juga menemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan terapi pete, yaitu faktor IMPROVISASI dalam pelaksanaan terapi. Ada yang berimprovisasi agar bisa terus menjalankan terapi ini meski harus pergi ke kantor, ada yang merubah resep/cara terapi yang kemudian menyebabkan orang itu sakit perut, sakit pinggang, sakit punggung dan terpaksa berobat ke institusi kesehatan, dll. Di buku TERAPI PETE versi 5 ini, saya menambahkan beberapa informasi yang perlu diketahui oleh mereka yang ingin menjalankan terapi pete. Informasi itu a.l.: - soal IMPROVISASI, - cara menyimpan pete, - penelitian lanjutan, dan halhal lain. iv Hal terakhir yang saya ingin sampaikan: buku TERAPI PETE versi 5 in tersedia dalam 2 type: PDF dan EPUB di blog Wordpress dan di Google-Play atau Google-Books. Di blog Wordpresss hanya ada buku type PDF yang gratis, tetapi yang di Google ada keduanya. Jakarta, 30 Juli 2013. v Daftar Isi i Kata Pengantar i ii - Makan Pete Tidak Bau! - Saya tidak berbohong! 6 - Pete Bau Pesing 1 6 6 7 8 9 10 11 12 14 15 15 16 16 21 23 24 25 28 29 30 31 32 32 33 34 34 Buku Terapi Pete Explorasi Terapi Buah Pete - Pete Nggak Berkelas, Kampungan, Ndeso !? - Kenapa Harus Bau Pesing!? - Makan Pete Tidak Menyebabkan Bau? - Awal Terapi Pete - Berbagi Pengalaman - Tak Kenal Maka Tak Sayang - Latar Belakang Penulisan Buku - Ucapan Terima Kasih Resep Terapi Pete - Manfaat Buah Pete - Resep/Cara Penggunaan Pete - A. Terapi Utama - B. Terapi Kulit Buah Pete - C. Refilling Pete - Hati-Hati Dalam Menkonsumsi Pete - Harapan Saya Pengalaman Terapi Pete - Tanaman/Buah Yang Ssudah Saya Coba - Kelinci Percobaan - Daun Jambu Biji Obat DBD - Lobak Putih + Daun Seledri - Pete sebagai obat diare - Pete Melawan Diaree dan Keracunan Makanan - Rebusan Kulit Buah Manggis - Rebusan Kulit Buah Pete vi 36 37 - Jus Pete Mentah - Terong Ungu Menambah Gairah 53 57 62 72 Biography / Discography Pesan Penutup Daftar Bacaan Catatan Tambahan 38 45 46 46 50 51 52 72 72 73 74 74 75 75 76 - Beberapa Cerita Seputar 'Pasien' Terapi Pete - Multi Level Menyehatkan (MLM) - Multi Level Menyehatkan (MLM) - Resume Pengalaman Terapi Pete - Pengalaman Improvisasi Terapi Pete - Improvisasi Berakibat Fatal - Memulai Terapi Pete - Skin Regenerative - Obsesi, Ketagihan dan Ketergantungan Pete!? - Logika Pete, Kekuatan Pete - Warning!!! - Kenapa Terapi Pete Harus 2 Minggu - Cara Penyimpanan Pete Agar Tahan Lama - Penelitian Buah Pete (Parkia speciosa) - Penelitian Lebih Lanjut vii Buku Terapi Pete PETE tidak selalu menyebabkan bau Sampai saat saya menulis buku versi 5 ini di bulan Juli 2013, hampir semua tulisan mengenai pete, baik di berbagai blog internet ataupun banyak penelitian di mancanegara masih menyebut pete sebagai 'STINK-BEAN' atau malah menyebutnya sebagai 'EVIL-SMELLING BEAN'. Saya yakin, mereka belum menemukan rahasia pete yang paling utama, lagipula mereka menggunakan tikus atau experiment di laboratorium untuk menguji kemampuan pete, sementara saya mencoba secara langsung! Jadi mereka masih belum menemukan bahwa setelah makan pete beberapa hari berturut maka pete tidak akan menyebabkan bau lagi. Bau yang tidak menyenangkan itu hanya ada pada 4 hari pertama terapi, setelah hari ke-5 itu, urine tidak akan bau pesing, keringat tidak bau, malah saat berkeringat akan terasa beda, terasa segar.. Kenapa begitu? Kok bisa? Pete, kata Prof. Hembing, adalah pembersih darah. Saya coba sendiri, makan pete selama beberapa hari berturut. Ternyata, hari ke-5 OUTPUT tidak bau. 15 tahun saya mencoba sendiri berbagai kemungkinan makan pete, sambil mencatat apa saja yang terjadi. Hasil penelitian saya: saat kita makan pete, pete akan bekerja membersihkan darah/badan/organ tubuh manusia, pete akan meluruhkan kotoran/racun/toxin yang ada, dan dikeluarkan dari tubuh melalui urine, keringat, BAB. Jadi, kalau makan pete sesekali, maka pipis (urine) akan berbau sangat pesing, itulah ulah sang super-pete. Hari berikutnya, kotoran/racun/toxin akan kembali menumpuk. Tetapi kalau kita jalankan terapi ini selama paling tidak 5 hari berturut, badan (darah, organ tubuh, dll) akan dibersihkan secara terus menerus, maka pada hari ke-5 urine atau OUTPUT yang lain tidak berbau lagi! Inilah rahasia kekuatan pete. 1 Setelah 15 tahun saya uji-coba sendiri, saya hanya memberikan resep terapi pete kepada kalangan terbatas, hanya kepada istri, anak-anak, pembantu, dan teman dekat saja. Saya batasi kepada kalangan terbatas, agar saya bisa mengamati reaksi pete. Setelah yakin akan kemampuan pete, maka sejak tahun 2010 – 2011 saya tawarkan kepada kalangan yang lebih luas, kepada teman-teman secara lebih luas, saudara yang cukup jauh, kemudian saya tulis di facebook, saya sebarkan ke banyak teman menggunakan SMS, dan bila ada kesempatan, saya ceritakan kepada setiap orang yang saya temui. Mereka yang ikut terapi itu, setelah merasakan perubahan dalam kehidupan/kesehatan mereka, menjadi corong penerus terapi pete, di antara mereka ada 2 ahli pengobatan alternatif, sejak 2010/2011 ikut terapi pete dan ikut menyebar-luaskan terapi ini, yang satu berhasil mengobati lebih dari seratus pasien dengan terapi ini dan yang lain berhasil memberikan terapi ini kepada ribuan orang pasien. Sementara para peserta terapi yang lain menularkan terapi ini kepada teman, keluarga mereka, ada yang berhasil mengajak 3 orang, 5 orang, juga ada yang berhasil menularkan ke 20 orang, dll. Kata orang Jawa: getok-tular, yang satu menularkan kepada yang lain, menjadi semacam MLM (multi level menyebarkan). Berdasarkan hal itu, di bulan Maret 2013, diperkirakan ada 10.000 orang yang ikut terapi pete sejak 2010/2011. Perkiraan saya bahwa buah pete mampu membantu menyembuhkan 'banyak' penyakit telah dibuktikan oleh mereka yang ikut terapi pete, secara umum mereka telah mengalami perubahan kesehatan. Berdasarkan hasil pengamatan selama ini, saya semakin yakin akan kemampuan pete. SosialisasiI Terapi Pete Melihat kemampuan buah pete, maka cara pemanfaatan buah pete ini perlu disebar-luaskan, disosialisasikan, agar diketahui oleh masyarakat luas, bukan hanya di Indonesia tetapi juga ke mancanegara. Yang perlu dilakukan adalah menghilangkan pandangan negativ terhadap buah pete. Karena setiap hal 2 yang ada di bumi ini, yang ada dalam kehidupan kita pasti ada manfaatnya. Kita cuma perlu mencari dimana manfaat 'sesuatu' itu berada. Dalam hal pete yang dianggap remeh, malah terdapat manfaat yang sangat LUAR BIASA! Sehat itu pasti, membawa kebahagiaan juga bisa, meski relative berbeda bagi setiap orang. Ada yang bilang, makan pete dalam jumlah cukup akan menjauhkan kita dari institusi kesehatan, akan menjauhkan kita dari ruang praktek profesional kesehatan. Jadi jelas dana untuk perawatan kesehatan bisa kita hemat, disimpan untuk keperluan yang lain. Berdasarkan hasil pengamatan saya selama 15 tahun itulah, saya berani menulis buku terapi pete ini, agar pete dapat lebih dikenal, agar pete tidak diremehkan. dan agar pete dapat dipergunakan oleh masyarakat banyak untuk mendapatkan kesehatan, kehidupan yang lebih baik, kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Buku Terapi PETE ini terdiri dari 5 bagian: - bagian pertama: 'Explorasi Terapi Buah Pete' - bagian ke-2: 'Resep Terapi Pete' - bagian ke-3: 'Pengalaman Terapi Pete' - bagian ke-4: 'Biography / Discography' - bagian ke-5: 'PesanPenutup' - bagian ke-6: 'Daftar Bacaan' Di bagian pertama: 'ExplorasiI Terapi Buah Pete' akan diceritakan hal-hal yang menjadi halangan bagi banyak orang untuk menkonsumsi pete. BAU PESING itu merupakan unjuk kemampuan sang pete dalam membersihkan darah/badan manusia. Kalau kita makan pete dan urine berbau pesing berarti masih ada kotoran/racun dalam tubuh, dan kalau sudah tidak berbau lagi berarti badan sudah mulai bersih. Kemudian, bagaimana saya mulai 'bertemu' pete, kenapa saya berbagi pengalaman, apa tujuan saya meng-explor pete, apa saja kemampuan pete yang saya temukan ... dst. Yang paling mutakhir, kemampuan terapi ini melawan Diabetes Mellitus cs. 3 Di bagian ke-2: 'Resep Terapi Pete', berisi resep/cara mengkonsumsi pete, dan manfaat pete untuk menjaga/merawat kesehatan. Di bagian ke-3: 'Pengalaman Terapi Pete', berisi berbagai cerita pengalaman pemanfaatan buah pete, mulai dari uji-coba sendiri, memberikan terapi pete kepada isteri, kepada beberapa pembantu, kepada teman-teman, orang-orang yang saya kenal, kepada orang-orang yang kebetulan ngobrol di berbagai tempat dan kemungkinan. Juga diceritakan bagaimana sulitnya meyakinkan seseorang, bahkan saudara dekat sekalipun, bahwa buah pete akan membantu memperbaiki kesehatan dirinya. Tidak mudah untuk mengajak ikut serta mencoba terapi pete bahkan dengan iming-iming 'SLOWVIXGRX' sekalipun ... mungkin orang itu sudah tidak punya harapan lagi??? Atau sudah pasrah dengan keadaan, atau mungkin mereka tidak percaya kepada saya ... dokter? - bukan!, dukun? - bukan! Tidak selalu usaha saya menyebarkan manfaat pete itu menyenangkan, ada juga beberapa pengalaman yang menyebalkan terkait terapi pete! Di akhir tulisan ada satu resume manfaat terapi pete. Di bagian ke-4: 'Biography atau Discography', berisi ringkasan perjalanan hidup saya, mengenang kembali masa yang telah lewat, dengan berbagai warna => Discography, pernah dulu saat SMP saya berkeinginan buka peternakan ayam telur, saat awal kuliah, saya dan teman-teman ingin membangun bengkel karoserie, mendaftar kuliah Arsitektur di 2 universitas, kuliah di Psikology UI, disuruh 'minggat' belajar ke Jerman, di Stuttgart kuliah jurusan teknik mesin, kemudian pindah ke Verfahrenstechnik, kemudian pindah ke Controll Data Instituts mengambil program keahlian komputer, ikut menjadi asisten dosen dan bekerja sebagai pengawas laboratorium, belajar beberapa bahasa computer, dari Assembler, Basic, Cobol, Fortran, sampai PL/1, pulang kembali ke Indonesia... dst. Sebuah Discography! Di bagian ke-5: 'Pesan Penutup', saya tuliskan pesan-pesan dalam penggunaan terapi pete ini, dan hal-hal terkait dengan pete. 4 Di bagian ke-6: 'Daftar Bacaan', berisi beberapa alamat penelitian pete dan cuplikan penelitian mereka atau apa yang mereka katakan tentang pete, juga kemungkinan kebenaran pernyataan itu bila dikaitkan dengan pengamatan dan pengalaman saya selama 15 tahun (lebih) menjalankan terapi pete dan berbagi terapi pete ini. Kalau pembaca yakin akan terapi pete ini, dan ingin segera mencoba, silahkan langsung ke 'Resep Terapi Pete'. Tapi, kalau belum yakin akan kemampuan pete, Anda bisa membaca 'Explorasi TerapiI Buah Pete', kemudian 'Pengalaman Terapi Pete', disitu dituliskan penyakit apa saja yang sudah pernah diuji-coba dirawat dengan terapi pete. Pesan saya: Hati-hati terhadap kekuatan PETE! Jangan nekat makan mentah 1 lanjar (papan), bisa sakit pinggang/punggung apalagi kalau nekat melakukan ini selama beberapa hari. Untuk aman, gunakan resep yang sudah saya uji coba selama belasan tahun. Kenapa pete berbahaya, lihat di 'Pengalaman Terapi Pete'. Selamat mencoba terapi pete, selamat datang ke hidup yang lebih sehat … yang lebih HIDUP, yang lebih bahagia dan semoga sejahtera adanya. 5 Explorasi Terapi Buah Pete Pete, petai, peteh, Parkia speciosa Setiap kali saya cerita bahwa terapi pete bagus untuk kesehatan, kehidupan, membawa kebahagiaan dan bisa membawa kesejahteraan orang banyak, orang pasti ragu / tidak percaya. “Bagaimana mungkin buah pete yang disebut 'STINK BEAN' atau 'EVIL SMELLING BEAN', bisa memberikan manfaat untuk kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan orang banyak?” Mustahil! Nonsens! Mana mungkin! Ada-ada saja, terapi pete!? Bayangkan, pete, yang menyebabkan bau tidak enak itu dikatakan bisa membawa kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan? Mimpi kali!? (Hal ini akan dijawab nanti.) Pete Bau Pesing "BAU PESING, PETE BAU" adalah pernyataan yang paling sering diucapkan oleh orang-orang yang saya tawarkan terapi pete. Pernyataan pete itu bau, tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi juga berlaku di mancanegara yang mengenal pete. Itulah kenapa pete di dalam bahasa Inggris disebut 'Stink bean' atau 'Evil smelling bean', dan di banyak daerah/negara yang mengenal pete, dimana pete tumbuh ataupun dimana pete dikonsumsi, mungkin ada bermacam nama lain untuk 'pete yang bau' itu dalam berbagai bahasa daerah/negara. Pete Nggak Berkelas, Kampungan, Ndeso !? Jadi, nggak aneh kalau mereka menolak tawaran terapi pete, dengan jawaban: 'Bau ah!'. Mungkin ada rasa malu dalam diri mereka, makan pete, 6 sumber bau, kampungan, ndeso, nggak mutu, murahan, nggak berkelas, dlsb. Kesan 'PETE adalah BAU PESING', menjadi halangan utama untuk percaya akan manfaat pete. Kalau ada yang mengatakan: 'nggak berkelas, kampungan, ndeso' ... pasti orang ini yang tidak 'update' deh. Karena buah pete (Parkia speciosa) masih terus diteliti di mancanegara, ada 44.100 pages (halaman, website) di internet yang berisi bermacam tulisan tentang pete, penelitian tentang pete, penggunaan pete untuk berbagai kegiatan terkait kesehatan .. dlsb. Memang di negara kita sendiri saja yang agak lelet soal penelitian, apalagi tentang pete! Jadi di mancanegara, begitu banyak peneliti ingin tahu akan khasiat pete ... sementara kita? Biasalah ... cuek-bebek! Kenapa Harus Bau Pesing!? Memang itulah kehebatan PETE, kalau dimakan sekali-sekali, jarang-jarang, pasti menghasilkan 'BAU PESING' saat buang air kecil. Saat seseorang makan pete dalam jumlah sedikit dan sesekali, zat-zat yang ada di dalam pete itu akan menghancurkan kotoran/racun (toxin) yang ada di dalam badan, di dalam darah dan pembuluh darah. Kotoran/racun itu dihancurkan dan dikeluarkan melalui urine (pipis, air kencing) menjadi bau pesing itu, juga melalui keringat. Kalau cuma sekali-sekali makan pete dengan jeda waktu yang cukup panjang, maka setiap kali seseorang makan pete akan terus bau pesing. BAU PESING itu karena pete telah meluruh (melumat, menghancurkan) kotoran/racun/toxin yang ada di dalam badan. Kotoran/racun/toxin yang ada di dalam badan, di darah, di pembuluh darah akan dihancurkan dan dikeluarkan melalui urine, keringat ataupun output yang lain. Kotoran/racun/toxin itu terbentuk dari gaya hidup, dari makanan, minuman, obat-obat-an, dlsb yang kita konsumsi selama ini. Bertahuntahun, puluhan tahun, hari demi hari, kotoran/racun itu menumpuk, menjadi beban bagi berbagai organ tubuh, bagi jantung, hati, ginjal, otak, saraf ... dll. Akhirnya menjadi penyakit, menyebabkan organ tubuh 7 mengalami kerusakan, gagal fungsi, sakit, asam urat, gejala rematik, sakit jantung, stroke, dlsb. Nah pete meluruhkan, menghancurkan semua kotoran/racun itu, dikeluarkan melalui urine, BAB, dan juga keringat, dikeluarkan dengan bau menyengat tidak menyenangkan. Makan Pete Tidak Menyebabkan Bau? Jadi kalau makan pete sesekali, pete akan menyebabkan bau yang tidak menyenangkan, tetapi kalau seseorang ikut terapi pete, 2 minggu (untuk yang sehat) atau lebih (tergantung usia dan kondisi fisik, tidak sehat atau mengidap penyakit), maka pete bisa menghancurkan kotoran/racun yang selama ini mengendap di dalam berbagai organ tubuh itu. Cobalah ikut terapi pete, selama 2 minggu makan 2 lanjar (papan) pete sehari, siang 1 lanjar, malam 1 lanjar (lihat di RESEP TERAPI PETE). Berdasarkan hasil pemantauan saya selama ini, juga pengalaman mereka yang ikut terapi pete: pada 3 - 4 hari pertama urine memang 'BAU PESING', setelah hari ke-4 atau ke-5 tidak akan BAU lagi, dan seterusnya tidak berbau lagi meski jeda waktu antara makan pete itu cukup lama, urine tidak akan berbau pesing lagi! Nah saat seseorang ikut terapi pete, dalam jangka waktu yang cukup lama (minimal 5 hari berturut, sebaiknya sih: 2 minggu!), maka badan, darah, pembuluh darah akan dibersihkan oleh pete secara (hampir) menyeluruh sampai akhirnya bau pesing itu hilang, berganti dengan rasa segar saat kita berolah-fisik, keringatpun lancar dan segar. Setelah menyelesaikan terapi, kalaupun si 'pasien' itu makan pete 2 minggu atau 1 bulan kemudian, urine tetap tidak bau pesing. Soal apa yang terjadi dalam tubuh manusia, saat seseorang makan pete berturut-turut (beberapa hari), sampai urine tidak berbau, tidak bisa saya uraikan disini, karena saya tidak punya kemampuan untuk itu. Silahkan hal ini diteliti lebih lanjut oleh lembaga-lembaga riset manapun juga. Saya tahu dan dapat menceritakan hal ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman menjalankan terapi pete selama ini, juga berdasarkan pengumpulan data dari 8 para peserta terapi pete selama ini. COBALAH ... dan rasakan sendiri manfaat buah pete. Awal Terapi Pete Dulu, saya tidak begitu suka dengan buah pete, saya tidak pernah khusus mencari pete apalagi makan pete mentah, kecuali kalau pete dihidangkan dalam makanan seperti 'sambal goreng hati', saya mengambil sedikit saja, tetapi tidak pernah extra memisahkan pete yang ada dalam makanan itu. Sekitar lebih dari 18 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1995-an, saya membaca sebuah artikel dari Prof. Hembing yang mengatakan: pete mampu membersihkan darah. Saya tertarik dan ingin mencoba makan pete. Sejak itu saya melakukan uji-coba makan pete selama beberapa hari. Badan terasa lebih fit, segar, terasa beda. Dari awal saya mulai dengan pete yang direbus 23 menit, karena saya tidak suka pete mentah. Kemudian saya anjurkan istri saya yang waktu itu sudah kena penyakit asam urat, untuk ikut terapi pete, dan ternyata berangsur sembuh, akhirnya sembuh dan sampai sekarang terbebas dari asam urat, bebas makan apa saja, tidak ada pantangan lagi. Sebelumnya dia harus menjauhi bermacam bahan makanan tertentu, semacam pantangan, diet. Beberapa tahun setelah itu, saya membaca di media / internet ada percobaan di Amerika, pemberian pete (entah dalam bentuk kapsul atau pil) kepada anak-anak sekolah. Mereka menyiapkan 2 kelompok anak-anak sekolah, satu kelompok diberi kapsul/pil pete, kelompok yang lain diberi kapsul/pil placebo (cuma vitamin biasa). Ternyata kelompok anak-anak yang diberi pete mengalami kemajuan jauh lebih baik daripada yang diberi pil placebo. Daya tangkap anak-anak yang diberi pete jauh lebih baik daripada yang tidak diberi pete. Boleh dikatakan, anak-anak itu ber-otak lebih encer, lebih mudah mencerna pelajaran yang diberikan. Sayang sekali saya tidak sempat merekam, atau mengcopy artikel itu. 9 Kemudian, resep terapi pete itu saya berikan kepada teman-teman dekat, dan keluarga, baik yang sedang sakit maupun yang sehat. Ada yang ikut anjuran dan mendapatkan manfaat dari buah pete, mereka menjadi lebih sehat, lebih bertenaga, lebih fit dari sebelum terapi pete. Tetapi ada banyak juga yang tidak percaya akan anjuran saya. Selain karena bau, mungkin ada banyak alasan lain untuk tidak percaya akan manfaat pete. Beberapa orang tidak percaya kalau pete itu berkhasiat, atau mungkin tidak percaya kepada saya, seseorang yang tidak pernah menjalani pendidikan keilmuan kesehatan. Bukan dokter, juga bukan dukun! Berbagi Pengalaman Kenapa saya berani mencoba terapi pete, dan berani menganjurkan kepada orang lain? Sudah lama, saya yakin, kalau setiap penyakit di muka bumi ini pasti ada obat penyembuhnya, terutama yang alami, semacam tanaman herbal. Saya yakin Yang Maha Kuasa telah menyediakan tanaman/obat herbal itu. Jadi saya berusaha mengumpulkan buku-buku lama tentang tanaman obat, kalau sedang jalan-jalan ke pasar loak, pasar buku tua, dulu di jalan Kramat Raya (sekarang sudah tidak ada), atau ke 'Black Bridge' (Jembatan Item, Jatinegara), saya akan beli buku-buku itu. Tetapi belakangan, sudah sangat jarang buku-buku tua tentang tanaman herbal itu muncul, mungkin sudah habis dimakan rayap, atau karena hal lain. Selama ini, saya melihat ada begitu banyak orang mengalami kesulitan dalam hal kesehatan mereka. Untuk bisa hidup saja sudah sulit apalagi untuk membayar ongkos perawatan kesehatan. Bermacam kesulitan itu dapat dilihat langsung, ada yang sulit bergerak, atau sering terdengar bagaimana mereka sulit 'HIDUP', harus menjalani pantangan/diet tertentu, dslb. Dan tentu kita tahu, bagaimana beratnya membayar ongkos perawatan kesehatan, harga obat yang begitu mahal, sampai ada orang sakit (bahkan bayi) yang disandera oleh institusi terkait karena si pasien/keluarganya tidak mampu membayar ongkos perawatan. Di lain sisi, kita bisa melihat fenomena batu 10 ajaib (Ponari) atau hal gaib lainnya yang diserbu masyarakat untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit mereka. Lihat juga di televisi, begitu banyak penawaran pengobatan alternativ atau alat bantu yang menjanjikan kesehatan. Jadi kalau mencari dari institusi kesehatan resmi itu susah dan mahal, maka masyarakat menengah-bawah mencoba mencari pengobatan gaib-gaib itu, barangkali saja mereka bisa mendapatkan kesembuhan dengan lebih murah. Berdasarkan pengalaman saya menjalankan terapi pete beberapa tahun itu, dan dengan keyakinan akan kemampuan sang super-pete, saya memberanikan diri menyebarkan resep terapi pete dengan menuliskan terapi ini dalam bentuk buku, agar terapi ini bisa menjangkau lebih banyak orang lagi, dapat menyebar lebih luas lagi. Kalau untuk sehat bisa dibikin murah dan gampang, tentu akan bermanfaat buat orang banyak, tidak usah memilih yang mahal dan susah! Tak Kenal Maka Tak Sayang Saya yakin benar, kalau Yang Maha Kuasa pasti menyediakan obat untuk berbagai penyakit, obat dari alam sekitar kita, bisa berupa tanaman (daun, buah, batang, umbi, dll) atau dalam bentuk lain. Pasti ada obatnya, tinggal bagaimana kita mencoba menggali dan melakukan uji-coba. Nah, salah satu yang paling mujarab, inilah si buah pete, buah yang dianggap kampungan, ndeso, stink beans, evil-smelling bean, dlsb. Dengan buku ini saya ingin memperkenalkan kemampuan si super-pete agar masyarakat tidak segan mengkonsumsi pete untuk mendapatkan manfaat yang terkandung dalam buah pete. => Agar lebih dikenal, agar lebih disayang! Semoga! Melihat kemampuan si buah pete, bahkan saya berani menyebut si buah pete itu sebagai 'buah kehidupan', sebagai 'buah kebahagiaan'. Kenapa disebut 'buah kehidupan' atau 'buah kebahagiaan', silahkan baca di tulisan 'PENGALAMAN TERAPI PETE'. 11 Latar Belakang Penulisan Buku Kembali ke artikel yang ditulis Prof. Hembing. Sang profesor mengatakan pete mampu membersihkan darah, tapi tidak mengatakan bagaimana caranya, begitu pula banyak blog / web-site yang menulis tentang khasiat buah pete, mereka hanya menulis tentang bermacam khasiat dan kandungan yang ada dalam buah bete, tetapi juga tidak mengatakan bagaimana menggunakan si pete itu dengan benar. Yang ada malah mereka terus menyebut pete sebagai buah berbau tidak enak, 'Stink bean' atau 'Evil smelling bean'. Nah saya sudah mencoba sendiri, bagaimana buah pete itu telah memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan dan satu hal yang pasti, saya tahu bahwa dengan terapi pete, maka makan pete tidak akan menyebabkan bau pesing lagi. No more Stink bean atau Evil smelling bean, kecuali pada 3-4 hari pertama terapi. Saya yakin benar, pengalaman uji-coba buah pete saya sudah jauh lebih 'di depan' daripada para peneliti/penelitian yang lain bahkan dari mancanegara. Dengan posisi itu, saya terpicu untuk menuliskan buku TERAPI PETE ini. Kembali ke logika dasar: segala penyakit di bumi ini pasti ada obatnya, dan hal itu sudah tersedia di alam ini, hanya perlu mencari dan melakukan penelitian tentang kandungan yang ada dalam berbagai macam tanaman, buah atau yang lainnya, dan menjalankan uji-coba penggunaannya. Nah, apakah kita hanya mau menunggu 'para ahli' itu mencari obat apa untuk penyakit apa, atau hanya pasrah menerima resep yang ditulis oleh para profesional kesehatan itu, yang belum tentu dengan niat tulus akan memberikan kesembuhan. Kenyataan yang ada saat ini, saya belum melihat atau membaca sebuah artikel-pun tentang pete yang ditulis oleh lembaga riset negeri ini. Kalau memang ada, mungkin tidak terbaca … maaf ya! Maaf, saya melihat usaha R&D (riset dan pengembangan) soal obat herbal hanya sedikit, saya tidak melihat ada usaha meringankan beban rakyat dari ongkos kesehatan yang selangit itu. Jadi, daripada menunggu, saya ambil inisiatif untuk mencoba sendiri beberapa tanaman sebagai obat herbal, seperti daun sirih, buah jambu biji merah, daun jambu biji, jus lobak + seledri, kulit buah manggis, pete, kulit buah pete … dll. 12 Dari buku-buku tanaman/obat herbal memang ada banyak sekali pilihan tanaman/obat herbal, tetapi tidak mudah untuk memperoleh tanaman itu, karena saya hidup di kota Jakarta. Kalaupun tahu nama dan khasiat/manfaatnya, belum tentu pernah melihat tanaman itu selama hidup saya. Jadi, saya coba saja dengan herbal yang mudah didapatkan di pasar kota besar, seperti sirih, buah manggis, lobak, seledri, pete dll. Selanjutnya saya uji sendiri, dengan diri saya sendiri sebagai kelinci percobaan pertama, kemudian istri, pembantu di rumah, anak-anak, saudara yang mau, teman-teman yang bersedia, terus berlanjut ke orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya. Hasilnya jelas dapat dirasakan langsung, dapat diamati, dapat dicatat, sesekali saya tanyakan kepada mereka yang ikut terapi, apa yang sudah mereka rasakan, bagaimana kesehatan mereka, perubahan … dst. Selama 15 tahun, saya mencoba berbagai kejadian (keadaan) dimana saya selama beberapa bulan tidak makan pete, saya merasakan penurunan daya tahan, daya 'HIDUP', rasa capek/pegal, dlsb ... kemudian saya jalankan terapi lagi .. dst (lihat di pengalaman 'Pengalaman Terapi Pete'), saya coba langsung! Sementara para ahli kimia, ahli kesehatan di lembaga riset mancanegara melakukan uji coba pada tikus, binatang lain sebagai kelinci percobaan atau cara lain, saya langsung uji-coba secara pribadi, saya analisa dengan rasionallogis dan uji-coba kepada isteri, anak-anak, pembantu, saudara, teman-teman dan banyak orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya, ada sekitar 600 orang (posisi di tahun 2012). Hasilnya jelas, manfaat pete langsung dirasakan oleh para peserta terapi pete. Secara rasional-logis buah pete tidak membawa dampak negativ yang berlebihan, kecuali bila dikonsumsi terlalu banyak dalam keadaan MENTAH! Sebetulnya, masih ada banyak pertimbangan lain yang memperkuat rasa untuk menulis buku ini, tetapi dengan melihat hal-hal yang diuraikan di atas, saya rasa, sudah cukup, sudah jelas, saya harus menulis buku Terapi Pete ini, 13 untuk menyebar-luas-kan kemampuan si super-pete. ­­­*­­­ Ucapan Terima Kasih Buat para pembaca buku ini ataupun masyarakat, perlu kiranya ikut berterima kasih kepada mereka yang telah menjadi pionir-pionir pengobatan dengan terapi pete yang saya uraikan di buku ini. Terima kasih kepada para 'pasien' yang telah bersedia menjadi semacam 'kelinci percobaan'. Juga mohon maaf, karena saya tidak pernah mengatakan tentang 'kelinci percobaan' itu. Terima kasih … terima kasih, Anda telah membantu membuktikan bahwa terapi pete ini bermanfaat. Terima kasih saya ucapkan kepada M Nasro SH dan pak Agung yang telah membantu menyebarkan terapi pete ini, karena kedua orang ini telah berhasil menularkan kepada @ 100 dan 300 (posisi di tahun 2012, saat penulisan buku Terapi Pete V1) orang lebih dari antara pasienpasien mereka. 14 Resep Terapi Pete Buah Pete untuk kesehatan Pete, petai, peteh, Parkia speciosa Gambar 1 Buah Pete Manfaat Buah Pete Beberapa hari sebelum penulisan buku TERAPI PETE V1, yaitu di awal Mei 2012, ada banyak berita muncul di internet tentang pete, yang menggambarkan pete sebagai buah yang begitu bermanfaat untuk kesehatan. Berita itu beredar melalui SMS, BBM dan media lain. Saya tergugah untuk melakukan penelusuran (searching, googling) di internet. Waktu itu, saya menemukan 4.680 sites (blogs, pages) terkait kata kunci "buah pete", 25.000 sites terkait kata kunci "Parkia speciosa". Ada yang menulis tentang penelitian di lembaga penelitian/universitas luar negeri, ada yang menulis tentang kandungan yang ada dalam buah pete, ada yang menulis bagaimana pete telah dipakai di berbagai negara, ada yang menulis tentang tanaman pete, tentang cara bercocok tanam, dlsb. Tapi, dari sekian banyak artikel, tulisan, thesis, dll itu, tidak/belum menceritakan bagaimana menkonsumsi pete (cara/resep) sebagai obat/pengobatan/penyembuhan. Data terakhir (Juli 2013) saat googling: 17.200 sites (blogs, pages) terkait "buah pete", 44.100 sites terkait "Parkia speciosa". Saya sudah menjalankan terapi pete sejak sekitar tahun 1995. Saya tertarik dengan obat herbal, dan saya hanya tahu tentang pete dari sebuah artikel yang ditulis Prof. Hembing yang menyatakan pete bagus untuk membersihkan darah, itu saja. Saya mencoba langsung, dan mencari secara intuitif bagaimana pete itu bekerja. Rasa ingin tahu itulah yang membawa saya ke uji-coba dengan saya sendiri sebagai kelinci percobaan pertama. Sejak itu, sudah banyak orang yang berhasil saya ajak untuk ikut terapi pete. Ada banyak pengalaman yang saya dengar dari 'pasien' yang ikut menjalankan terapi pete. Para peserta itu bervariasi, dari usia belasan tahun 15 sampai yang berumur 90 tahun. Rata-rata mereka mendapatkan hasil yang positive, berangsur sehat dari berbagai penyakit kronis, ada yang mengidap beberapa penyakit yang sebelumnya begitu susah disembuhkan, harus sering berkunjung ke perawatan kesehatan, membeli obat-obat-an yang mahal, menjaga jatah makanan, menghindari berbagai jenis makanan (pantangan, diet), mereka sehat dan bugar kembali setelah ikut terapi pete. Ada beberapa kasus, terapi ini berhasil mengembalikan kesehatan peserta yang sebelumnya sudah mengidap Diabetes Mellitus parah, sudah tidak bisa bangun, tidak bisa jalan dan satu orang sudah mulai kehilangan penglihatan. Mereka kembali bisa beraktivitas kembali, bisa melihat ... Untuk mengetahui bagaimana hasil terapi pete ini, bisa membaca bagian ketiga berisi: 'PENGALAMAN TERAPI PETE'. Resep/Cara Penggunaan Pete Ada 3 resep/cara penggunaan pete: A. Terapi Utama B. Terapi Kulit Buah Pete C. Refilling Pete. A. Terapi Utama Tujuan: membersihkan badan, darah, organ tubuh secara berkelanjutan, membuang, membersihkan, meluruh, menghancurkan kotoran/racun/toxin yang ditumpuk secara sengaja atau tidak sengaja selama bertahun-tahun atau bahkan selama berpuluh tahun. Lama terapi: 2 minggu untuk mereka yang sehat, atau berumur s/d 45 tahun. Buat mereka yang memiliki penyakit atau bahkan sudah kena beberapa penyakit sekaligus akan butuh waktu lebih panjang, bisa sebulan atau beberapa bulan. Jumlah pete yang dibutuhkan: sehari 2 lanjar (papan), siang 1 lanjar, malam 1 16 Gambar 2 Mug besi (diameter 8 cm) dan tutupnya. Agar uap tidak keluar saat merebus pete, mug itu ditutup Maaf, tutup mug itu tidak ikut difoto. Air 200 ml Gambar 3 & 4 Bila Anda memasak menggunakan mug bertutup, cukup gunakan air sebanyak 2/3 gelas (gambar 3) atau 200 ml di gelas takar (gambar 4), tetapi bila Anda hanya punya panci tak bertutup, gunakan air secukupnya, agar pete itu berada di dalam air. saat direbus lanjar. Kenapa harus di makan siang, bukan saat makan pagi? Karena orang biasa makan pagi sedikit, sementara makan siang biasanya lengkap dan banyak. Kalau makan malam dipilih untuk memberikan kesempatan pete bekerja saat tidur malam hari. 17 Gambar 5 ... saat air dituang kedalam mug besi. Gambar 6 Ambil/gunting 1 lanjar/papan. Hidupkan kompor, masaklah air itu sampai mendidih. Sementara itu, siapkan pete. Gambar 7 Guntinglah pinggiran kulit pete sekitar 1-2 mm. Ini dimaksudkan agar getah yang ada di kulit pete akan dapat keluar saat pete dan kulitnya direbus. 18 Gambar 8 Saat air mendidih, segera masukkan pete, dengan cara dipotong/digunting 2/3 mata Gambar 10 Setelah direbus 2 menit Pete diambil dari dalam mug Gambar 9 Direbus 2 menit Gambar 11 Direndam di mangkuk berisi air dingin 19 Gambar 13 Buah pete sudah dikeluarkan. Tapi masih terbungkus kulit ari, kulit ari ini boleh saja dibuang. Gambar 12 Buah pete dipisahkan dari kulitnya. Alat yang dibutuhkan: mug besi (stainless steel, aluminium, lihat gambar 2) diameter 8 cm dengan tutupnya atau panci kecil, gunting/pisau dan mangkuk. Caranya: masak air sekitar 200 ml (gambar 5) di dalam mug, sambil menunggu air mendidih, bersihkan (cuci) pete (masih dengan kulit/pod, gambar 6 & 7), pete itu digunting/dipotong selebar 2 / 3 mata (gambar 8). Ketika air mendidih, masukkan potongan pete ke dalam mug, rebuslah (dimasak) sekitar 2 menit saja. Setelah 2 menit (2-3 menit!), keluarkan potongan pete itu (gambar 10), dinginkan/rendam di mangkuk berisi air dingin (gambar 11). Keluarkan biji/buah pete dari kulitnya (gambar 12). Biji/buah pete siap dikonsumsi, bisa dimakan begitu saja atau dimakan bersama nasi + lauk pauk makan siang (/malam). Air rebusan pete yang 2 menit itu bisa diminum juga, rasanya biasabiasa saja (hambar, tidak pahit), guna yang bisa saya pantau adalah sebagai pencahar cacing. Kulit ari yang membungkus buah pete (gambar 13) itu boleh dimakan, tetapi boleh saja dibuang. 20 3 / 4 hari pertama, saat buang air kecil, urine (pipis, air kencing) memang berbau pesing, mungkin keringat akan sedikit berbau tidak enak. TETAPI, masuk hari ke-4 atau ke-5, urine tidak akan berbau lagi! AJAIB kan!? Hari ke-6 dan selanjutnya urine tidak berbau pesing lagi! Badan akan terasa segar, keringat juga dan kekuatan tubuh akan bertambah, lebih baik daripada sebelum terapi. Air rebusan buah./kulit pete yang 2 menit itu bisa langsung diminum, atau digunakan untuk REBUSAN KULIT PETE 11 MENIT. Silahkan, ditentukan sendiri. Kalau ada asam urat & gejala rheumatik sebaiknya air rebusan 2 menit digunakan untuk tahapan yang 11 menit. B. Terapi Kulit Buah Pete Tujuan: memanfaatkan getah kulit pete, membantu Terapi Utama Alat yang dibutuhkan: sama seperti di TERAPI UTAMA, gunting/pisau, mug besi. Lama proses: 1) 2 menit, 2) 11 menit dan 3) 20 menit. 3 cara penggunaan (merebus) kulit buah pete (pod): B.1. Rebusan kulit pete (dan buah pete) selama 2 menit di TERAPI UTAMA bisa langsung diminum sebagai obat pencahar cacing. Buah pete dimakan, air rebusan diminum membantu proses pembersihan badan/darah. B.2. Rebusan kulit pete 11 menit: setelah buah pete di TERAPI UTAMA dikeluarkan (lihat gambar 12), kulitnya jangan dibuang, kulit pete dipotong/dirajang dengan pisau (atau digunting) menjadi irisan-irisan kecil, masukkan irisan itu ke air rebusan yang 2 menit tadi (gambar 14). Rebus lagi kulit pete itu selama 11 menit. Kemudian, irisan kulit pete itu boleh dibuang, kalau mau dimakan juga boleh sih. Setelah air rebusan kulit pete itu dingin, boleh diminum dicampur madu, gula atau teh. Berdasarkan uji-coba pribadi, 4 X minum rebusan (2+11 menit) kulit pete ini menyembuhkan asam urat, 21 Gambar 14-16 Kulit pete digunting/dipotong menjadi irisan kecil-kecil. Selanjutnya irisan kulit pete ini direbus selama 11 menit. Setelah itu, dinginkan air rebusan itu. Air rebusan 2+11 menit itu rasanya pahit, dapat diminum langsung atau dicampur dengan madu secukupnya. gejala rematik yang saya rasakan selama ini sebelumnya. Beberapa orang yang ikut minum air rebusan kulit pete, menyatakan hal yang sama. Rasa linu/pegal saat menggerakkan persendian itu menghilang. B3. Biasanya saat memasak makanan dengan bahan buah pete seperti sambal goreng hati, kulit pete (pod) itu tidak digunakan. Rebus saja kulit pete itu, minum sebagai obat asam urat/rematik. Buat mereka yang tidak suka 22 pete tetapi punya asam urat, gejala rematik, Diabetes mellitus (DM) atau penyakit pengiring DM, inilah obatnya, hanya rebusan kulit pete saja, tanpa perlu makan buah petenya. Kulit pete langsung dipotong/dirajang dengan pisau (atau digunting) ... dimasak selama 20 menit. Setelah dingin, bisa diminum ... sebaiknya diminum setelah makan. Ada 1 kasus, seorang teman punya 'darah rendah', dia minum air rebusan kulit pete yang 2+11 menit, langsung berkeringat, berdebar-debar dan tidak bisa tidur. Jadi saya anjurkan untuk menggunakan rebusan 20 menit dan air rebusan itu dibagi 2, untuk 2X minum. Berhasil. C. Refilling Pete Tujuan: membersihkan darah/badan di antara Terapi Utama Setelah menjalankan terapi utama yang 2 minggu itu, kita bisa menjalankan REFILLING atau TERAPI PENDEK setiap bulan cukup 2 atau 3 hari X 2 lanjar pete (siang 1 lanjar, malam 1 lanjar), direbus 2 menit juga. Kalau satu saat mulai tercium bau pesing lagi, atau merasakan penurunan kekuatan badan, jalankan kembali TERAPI UTAMA yang 2 minggu tersebut di atas. Penurunan kekuatan itu bisa terjadi setelah 1-2 tahun sejak TERAPI UTAMA, hal ini terjadi karena tidak disiplin menjalankan REFILLING. Lebih baik disiplin menjalankan REFILLING setiap bulan dan setiap setahun sekali lakukan TERAPI UTAMA. Setelah 3 tahun sosialisasi, banyak peserta yang tidak mau ikut REFILLING yang saya anjurkan, beberapa oramg malah makan pete setiap hari 1 lanjar, ada juga yang 3X sehari @ 10 butir ... mereka ketagihan! Lebih baik MENCEGAH daripada MENGOBATI Penyakit Jadi! Lebih baik ... Sedia payung sebelum hujan. Ikut terapi pete agar terus sehat. Relatif Murah Menjalankan terapi pete, saat ini masih murah (disaat penulisan V1, tahun 2012!), karena harga relativ masih murah, belum menjadi komoditas high 23 demand. Kita butuh pete untuk 2 minggu, 2 lanjar per hari = (2 X 7 hari) X 2 lanjar X Rp. 2000 = Rp. 56.000,- (lima puluh enam ribu rupiah) untuk menjaga kesehatan pada terapi pete yang utama. Sudah cukup untuk menjauhkan diri kita dari bermacam penyakit, kita bisa berhemat biaya perawatan kesehatan di institusi kesehatan / menghemat biaya profesional kesehatan yang nilainya bisa berkali lipat, berpuluh kali lipat atau mungkin lebih lagi. Di akhir bulan Mei, awal Juni 2012, harga pete di pasar Mester, Jatinegara sudah mulai tinggi mencapai Rp. 3000 - Rp. 4000, sedangkan menurut seorang teman yang punya 150 pohon pete di Pandeglang, harga pete di tingkat petani sudah mencapai harga Rp. 200.000 per ikat 100 lanjar (papan), alias mencapai Rp 2000 per lanjar. Di akhir Juni 2013, seorang peserta baru yang menderita Diabetes Mellitus (DM) merasakan perubahan dalam 4 hari terapi, dia kehabisan pete, di pasar dekat rumah tidak ada, dia mencari pete dan mendapatkan pete dengan harga Rp.25.000,- ... tetap dia beli karena dia tahu ada perubahan yang sebelumnya tidak pernah didapatkan dengan pengobatan yang lain. Harga itupun masih relativ lebih murah daripada biaya suntikan obat khusus bagi penderita DM. Buat mereka yang sudah terkena penyakit kronis atau sudah berusia lanjut, mereka butuh waktu terapi yang lebih panjang, harus terus menjalankan terapi sampai sembuh, bisa sebulan sampai 3 bulan, dan setelah sembuh, juga hanya perlu sebulan sekali menjalankan 'refilling' yang sama seperti diatas. Meski harus terapi selama sebulan atau lebih, biaya terapi ini relatif masih lebih murah daripada biaya perawatan dengan obat-obat kimia. Hati-Hati Dalam Menkonsumsi Pete Jadi, saat kita makan pete, urine akan berbau pesing, itu karena pete melakukan pembersihan badan, darah, pembuluh darah, dst. Pete dalam keadaan mentah memiliki kekuatan 'penghancur' yang kuat, lebih kuat dari daun pepaya yang sering dipakai membungkus daging untuk melunakkan daging. Daging sebelum dimasak, dijadikan sate atau masakan lain, 24 dibungkus dulu dengan daun pepaya atau ditaburi dengan bubuk daun pepaya. Daging kerbau yang liat (keras) akan melunak setelah dibungkus daun pepaya. PETE memiliki kekuatan yang lebih dari daun pepaya. Inilah sebabnya pete direbus 2 menit itu, dan juga dikonsumsi di siang hari saat makan cukup banyak. Jadi jangan makan pete mentah dalam jumlah yang banyak, apalagi terus menerus. Kenapa saya melarang makan mentah, lihat di 'PENGALAMAN TERAPI PETE'. Harapan Saya Meski sudah ribuan orang ikut terapi pete, saya tetap berharap akan ada lebih banyak lagi yang mau ikut terapi pete untuk mengatasi bermacam penyakit yang ada. Setiap keberhasilan yang dialami seorang peserta akan menjadi promosi kepada yang lain. Sudah banyak yang berhasil! Tetapi kalau masih saja ada yang menganggap pete nggak berkelas, kampungan, ndeso atau hinaan yang lain. Tolong sadarlah! Pete sudah diuji-coba di mancanegara dalam banyak kegiatan terkait kesehatan. Pete sudah go internasional! Hanya kita-lah yang terlambat. Jadi nggak perlu menunggu tindakan instansi pemerintah terkait kesehatan itu bergerak, baru kita ikutan terapi pete. Mereka jelas tidak berpihak kepada rakyat! Buat mereka yang berhasil marilah berbagi cerita dengan saya, dengan setiap orang, kita akan membangun satu sistem percobaan penggunaan pete untuk perawatan kesehatan rakyat Indonesia. Dari hasil penelusuran (searching, googling, surfing) di internet dengan kata kunci "buah pete" atau "Parkia speciosa". didapatkan banyak blog/pages dalam beberapa bahasa dari banyak negara. Ada blog-blog yang menyatakan ada banyak manfaat buah pete, mulai dari penyembuhan/perawatan diabetes sampai perawatan/perawatan kanker. Sementara, apa yang bisa saya ujicoba memang hanya terbatas beberapa (gejala) penyakit yang mudah diamati atau yang bisa saya rasakan sendiri secara langsung, seperti asam urat, gejala rheumatik, karena saya (alhamdulilah) sehat walafiat selama ini, dan tidak pernah terpaksa berkunjung ke insitusi profesional kesehatan. Jelas tidak 25 mungkin saya bisa melakukan uji-coba di badan sendiri dengan suatu penyakit yang tidak saya miliki secara alami. Sementara dari banyak 'pasien' itu saya dapat mengamati proses perawatan kesehatan yang mudah dilihat/dianalisa berdasarkan laporan mereka, ada diabetes, jantung, lemah potensi, darah tinggi, darah rendah, migren, impotensi, dll. Saya masih butuh lebih banyak kasus-kasus yang diuji-coba oleh banyak peserta terapi. Saya berharap akan ada lebih banyak lagi orang yang mau ikut melakukan uji-coba untuk terus menggali kemampuan buah pete ini, apalagi mereka yang memiliki penyakit akut atau kompilasi (kumpulan, komplikasi) penyakit. Dengan semakin banyak peserta terapi pete, semakin banyak jenis penyakit yang diusahakan penyembuhan / perawatan dengan pete, maka kemampuan pete akan semakin ter-UJI kebenarannya. Inilah harapan saya. Kalau benar pete sangat manjur untuk berbagai penyakit (!?), maka kita para peserta uji-coba terapi pete menjadi PIONIR-PIONIR dalam pencapaian perawatan kesehatan masyarakat yang murah dan efektiv, bukan hanya untuk rakyat Indonesia saja, tetapi untuk warga dunia. Ada satu hal yang tidak kita inginkan bersama, jangan sampai terapi pete ini diakui oleh negara tetangga sebagai milik mereka. Mereka memang sudah begitu gigih melakukan banyak penelitian terkait pete, ada yang saya lihat dibiayai pemerintah mereka bahkan ada yang dibiayai pemerintah Arab Saudi ... TETAPI ... mereka belum sampai pada fase "makan pete tidak menyebabkan bau pesing lagi!". Mereka baru mendapatkan beberapa manfaat pete, tetapi belum sampai kepada bagaimana menggunakan buah pete, belum sampai kepada cara/resep pete, sementara saya sudah melakukan hal ini belasan tahun lamanya! INGAT ... pengalaman kita dengan BATIK, tari Pendet, kesenian Reog dan tari Tor-Tor yang mereka nyatakan sebagai budaya milik mereka. Maka dari itulah saya harus sesegera mungkin menulis RESEP ini dalam bentuk buku dan menerbitkannya. Tambahan ebook Versi 4 dan Versi 5: 26 Buah pete setelah direbus 2 menit, boleh dimakan bersama makan siang, juga boleh dimakan begitu saja (di-gado, makan buah pete itu langsung, tidak bersama makanan lain, sebagai cemilan, lalapan), tetapi perut harus sudah diisi dulu, alias sudah makan siang/malam lebih dulu. - Air rebusan 2 menit bisa diminum semuanya (+/- 200 ml) atau sebagian diminum dan sebagian lagi digunakan untuk merebus kulit pete yang 11 menit. air rebusan 2 menit itu untuk membantu pembersihan darah/badan dan sebagai obat cacing. - Air rebusan 2 menit itu boleh saja seluruhnya digunakan untuk merebus kulit pete yang 11 menit, digunakan untuk obat asam urat dan gejala rhematik ... buat mereka yang tidak suka pete (makan pete) tetapi ingin menyembuhkan asam urat/gejala rhematik, bisa minum air rebusan kulit pete (2 + 11 menit) saja, tanpa perlu memakan buah petenya. Tetapi dengan cara ini, proses penyembuhan akan memakan waktu lebih panjang, 2 minggu atau lebih. Tentu berbeda buat mereka yang menjalankan terapi penuh, buahnya dimakan, air rebusan 2 menit dan 11 menit diminum ... proses penyembuhan akan lebih cepat, bisa dalam 4 hari sudah terasa sangat jauh berbeda, apa yang bertahun-tahun dirasakan menghambat gerak tubuh segera terbebaskan. - Rebusan 20 menit memerlukan air sekitar 400ml, setelah mendidih, kecilkan apinya, jangan sampai hangus karena seluruh air menguap saat dimasak. 27 Pengalaman Terapi Pete Disini, saya tuliskan pengalaman saya berexperimen dengan buah pete, menceritakan pengalaman beberapa peserta terapi pete yang positiv maupun kesalah-pahaman resep terapi yang berakibat buruk. Selain pete, ada juga pengalaman saya mencoba obat herbal yang lain, seperti daun jambu biji, pucuk daun jambu biji, lobak putih + daun seledri, kulit buah manggis dan yang terakhir di tahun 2013 mencoba terong ungu. Percayalah! Kekuatan alam = Kekuatan Yang Maha Kuasa Saya percaya, ada banyak tanaman/buah/umbi-umbi-an yang bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Saya percaya, kalau Yang Maha Kuasa telah menyediakan berbagai obat untuk berbagai penyakit yang ada. Tentu saja sangat jarang ada tanaman/buah/umbi yang bisa digunakan sebagai obat untuk banyak macam penyakit secara umum. Sementara ini yang saya tahu, baru buah pete-lah yang bisa digunakan untuk 'menyembuhkan' banyak macam penyakit. Memang, untuk bisa sembuh, tidak semudah membalik telapak tangan, juga tidak ada jaminan bahwa seseorang ikut terapi pete akan langsung sembuh. Akan butuh waktu yang panjang untuk bisa menyehatkan seseorang yang mengidap suatu penyakit tertentu, apalagi kalau sudah komplikasi, ada jantung, diabetes, asam urat atau yang lain, sekaligus bercokol dalam tubuh. Tetapi rasanya, kalau memang diijinkan oleh Yang Kuasa di atas sana, dengan usaha yang maximal, mau terus terapi pete, bisa berangsur sehat kembali. ORA ET LABORA, berdoa dan berusaha ... jangan sampai ORA USAHA (tidak berusaha) tapi ingin sembuh! (bahasa Jawa: ORA = tidak). Ada banyak pengalaman yang menyenangkan, tapi tidak sedikit juga yang tidak menyenangkan. Menyenangkan kalau orang yang saya tawarkan terapi ini langsung percaya, serius mau mencoba, dan setelah beberapa hari terapi orang itu langsung merasakan perubahan yang terjadi, dan dia mau 28 melanjutkan terapi sampai selesai. Apalagi saat orang itu berhasil mendapatkan kesembuhan, ada rasa senang karena usaha saya tidak percuma. Seperti saat saya menghadiri pernikahan seorang kerabat, di Jogjakarta, bulan November tahun 2011. Ada sepasang suami-istri, masih adik sepupu, tapi umurnya lebih tua dari saya, mereka sudah berhasil sembuh dari asam urat, kesehatan mereka sudah berubah, lebih sehat dari sebelum ikut terapi. Juga ada seorang keponakan, yang sudah ikut terapi dan benarbenar percaya akan kemanjuran terapi pete. Ketiga orang inilah yang bercerita kepada para kerabat yang hadir saat itu, kalau mereka sudah sehat berkat terapi pete. Semua yang hadir begitu bersemangat bertanya dan bertanya, mereka ingin tahu dan ingin ikut terapi. Dalam satu kali pertemuan itu, ada sekitar 20 orang ingin ikut menjalankan terapi. Wow ... ! Tanaman/Buah Yang Sudah Saya Coba Berikut adalah tanaman/buah herbal yang saya uji-coba: * Terapi pete saya uji coba sejak tahun 1995 * Daun jambu biji sebagai obat DBD sejak 2005 * Lobak putih + daun seledri sejak sekitar 2006 * PETE sebagai obat diare saya uji coba di bulan Mei 2011 * Rebusan kulit buah manggis saya coba di tahun 2011 * Rebusan kulit buah pete (11 menit) saya coba di awal tahun 2012 * Terong ungu saya coba di semester 1 tahun 2013. Selain itu, ada beberapa herbal lain yang pernah saya konsumsi, seperti daun pucuk jambu biji yang masih muda digunakan untuk sakit perut, diare; bubuk jahe merah dan bubuk kunyit putih yang bisa langsung diseduh dan diminum. Dulu waktu kecil saya sering diberi minuman air brotowali yang pahit itu, atau air beras kencur. Pernah juga mencoba terapi cabe (rawit), beli bakwan udang 3 buah dimakan bersama cabe rawit sekitar 8 - 10 buah. Terapi cabe ini saya baca di buku herbal modern, yang pernah diuji-coba oleh seorang professor di Amerika untuk memperpanjang umur penderita HIV-Aids, cabe (dikatakan cabe dari Thailand/Vietnam) dijus dan diberikan kepada penderita HIV-Aids. 29 Ada juga buah srikaya, kebetulan ada satu pohon di halaman, sering berbuah, rasa buahnya manis dan memberikan perubahan kesehatan, tetapi saya tidak bisa melakukan uji-coba intensif dengan buah ini, karena pohon yang ada hanya berbuah sedikit dan saya lebih sering kalah rebutan buah masak dengan kelelawar yang datang mencuri buah itu di malam hari, sementara di pasar - buah ini jarang ada, kalaupun ada harganya sebuah bisa Rp. 10.000,-. Ada juga jus buah sirsak yang segar dan kata orang (buku herbal / penelitian) sangat bagus untuk kesehatan, tapi cuma bisa sesekali saja minum jus sirsak, karena merepotkan, harus membuang biji-biji yang tersembunyi di dalam daging buah sirsak itu. Kelinci Percobaan Sejak lama saya mencoba mengumpulkan buku-buku tentang tanaman obat. Sudah ada beberapa buku yang terkumpul ... tapi sulit juga untuk tahu jenis tanaman yang dituliskan didalam buku-buku tua itu, karena saya tinggal di kota besar yang jauh dari kemungkinan menemukan bermacam jenis tanaman itu. Kalaupun tahu tentang tanaman obat tertentu, belum tentu tahu bagaimana bentuk fisik tanaman itu. Jadi saya harus membatasi diri ke tanaman/buah/umbi obat yang mudah diperoleh di daerah perkotaan. Ada beberapa obat yang sering saya gunakan sendiri atau di keluarga saya, seperti pucuk daun jambu biji untuk sakit perut; 11 lembar daun jambu biji yang cukup tua ditumbuk (dihancurkan) dicampur air hangat, disaring, untuk penangkal demam berdarah dengue; jus lobak (putih) dicampur seledri untuk mengobati batuk yang lama meradang; dan yang paling utama ... terapi pete. Selain itu ada belimbing wuluh untuk darah tinggi, atau lidah buaya untuk panas dalam. Ada juga sirih untuk sariawan, hidung berdarah (mimisan) dan obat anti mistik (!? ... yang ini tidak akan dibahas di buku ini). Sejak lama, saya coba obat-obat herbal itu bila ada kesempatan. Kalau terserang suatu penyakit, baru ada kesempatan untuk mencoba obat herbal yang ada. Kalau sehat, jelas tidak terlihat manfaatnya kan!? 30 Setelah saya menjadi kelinci percobaan yang pertama, kemudian giliran isteri, anak-anak, keluarga dekat, orang-orang yang ada di rumah saya termasuk pembantu. Dari pengalaman menghadapi banyak penyakit, daun jambu biji itulah yang paling banyak menolong. Termasuk obat herbal yang sangat penting karena bisa membebaskan kami dari serangan demam berdarah dengue (DBD) ... dan hal ini di Philipina diakui sebagai obat DBD, cuma di negara sendiri malah tidak/belum diterima atau diakui. Entah kenapa? Daun Jambu Biji sebagai Obat Demam Berdarah Dengue Pertama-tama, kita harus tahu lebih dulu, gejala serangan demam berdarah dengue itu. Biasanya panas tinggi, kemudian terasa dingin menggigil, tulang punggung serasa berat sekali dan ngilu. Bila gejalanya begitu, segera ambil 11 lembar daun jambu biji yang cukup tua, tapi jangan terlalu tua. Cuci dengan air hangat. Tumbuk sampai hancur, beri air hangat, peras atau saring, ambil airnya, berikan kepada si sakit. Sebaiknya dicampur madu. Berikan obat penurun panas yang mengandung paracetamol, juga vitamin A dosis tinggi. Siapkan dan berikan jamu ini setiap 6 jam sesuai jangka waktu serangan demam. Biasanya, kalau pagi hari ini kena serangan, besok pagi sudah aman kembali, kalau kena di sore hari, besok sore sudah aman juga. Semua anggota keluarga termasuk saya sudah pernah kena serangan demam ini dan berhasil dengan aman dan mulus. Ada juga saudara yang sudah kena 3 X, juga selalu terbebas dengan jamu daun jambu biji. Soal pemberian vitamin A dosis tinggi itu, sesuai anjuran seorang professor ahli penyakit anak. Saat salah satu anak kena serangan demam itu, meski sudah diberi jamu daun jambu biji, tetap dibawa oleh ibunya ke dokter anak yang professor itu. Dia bilang ... ooo sudah benar itu, tapi tambahkan vitamin A dosis tinggi. Jadi sejak itu, saya selalu siapkan vitamin A dosis tinggi untuk berjaga-jaga. Juga menanam pohon jambu biji di halaman rumah. HARAP BERHATI-HATI dengan DBD (demam berdarah dengue), kalau sudah diberi obat herbal daun jambu biji seperti diuraikan diatas, dan demam tidak 31 turun (tetap ada) setelah 1 X 24 jam, segera hubungi dokter ya! Untuk anakanak, dosis daun jambu biji itu dikurangi, bisa dengan 7 - 9 lembar saja. Lobak Putih + Daun Seledri Sebagai Obat Batuk/Radang Tenggorokan Kalau anak-anak atau saya sendiri terserang batuk/pilek, biasanya masih mencoba minum obat batuk yang ada. Tetapi kalau batuk itu berkepanjangan, barulah diambil keputusan untuk membuat jus lobak putih dan seledri. Setelah seminggu tidak kunjung sembuh, barulah saya bertanya, apa mau dibikinkan jus lobak!? Biasanya mereka tidak akan menolak. Sehari bisa diberikan 1X atau 2X, selama 3 - 4 hari. Kenapa tidak langsung dari awal? Hehehe ... rasanya itu lho! Sangar! Coba saja sendiri. Resep/cara yang saya pakai: lobak putih diameter 5-7 cm, potong selebar (setebal) 3 cm, seledri 2 tangkai. Lobak dan seledri dipotong kecil-kecil, di jus (diblender). Disaring dulu sebelum diminum, tapi boleh juga tidak usah disaring, langsung diminum bersama ampasnya. Pete Sebagai Obat Diare dan Keracunan Makanan Kebetulan di bulan Mei 2011, saya harus mengantar ibu mertua ke Bali, dia kena sakit perut, sudah dirawat di Jakarta tetapi beberapa tidak juga sembuh. Di Denpasar ada ipar seorang dokter ahli yang mengusulkan membawa ibu mertua ke Bali untuk dirawat di rumah sakit mereka. Saya jemput ibu mertua di rumahnya, di Bintaro. Siang itu saya belum makan pagi juga makan siang, jadi saya beli saja indomie rebus di depan rumah. Ketika pesawat sudah di udara itulah saya merasakan perut saya berontak, saya segera ke toilet, begitu duduk di kloset itulah isi perut langsung meledak keluar. Ternyata perut saya kena diare juga, mungkin air tanah di daerah rumah mertua tidak cukup bagus. Lega juga sudah melepaskan tekanan perut tanpa insiden berarti. Sesampai di Denpasar, langsung di jemput dan diantar ke rumah sakit. Sambil menunggu ibu mertua diperiksa itu, saya beberapa kali ke WC, melepaskan tekanan perut, meski tidak cukup keras. Tengah malam di rumah ipar, sekali 32 lagi ledakan perut terjadi. Begitu juga pagi hari berikutnya. Saya berpikir bagaimana caranya agar tidak terlalu merepotkan, karena sore itu juga saya harus kembali ke Jakarta. Saya tidak mengatakan keadaan itu kepada siapapun, karena saya punya rencana khusus untuk diare ini. Jadi saya hanya membatasi makan, hanya makan sedikit dan cukup minum. Saya tidak minum obat diare sama sekali. Malam hari di Jakarta hanya perlu beberapa kali melepaskan tekanan perut, tapi tidak sekeras saat di pesawat menuju Bali. Pagi hari berikutnya, saya ambil 4 butir pete mentah, langsung saya makan sebelum sarapan pagi. Pete itu saya kunyah cukup lama, kemudian ditelan. Langsung ada sensasi (perasaan) saat pete itu masuk ke perut dan bekerja melawan diaree, pemberontakan di perut mulai mereda. Siang hari saya ulangi lagi dengan 4 butir pete mentah. Diaree teratasi. Berhasil! Setelah kejadian di bulan Mei 2011, ada 3 kesempatan lain mengatasi diare dengan pete mentah dan 1 kesempatan mengatasi gejala keracunan makanan. Kesempatan yang jarang ditemukan untuk bisa mencoba kemampuan pete sebagai obat diare. Saat itu saya ingat akan serangan bakteri e-koli di Jerman dan Eropa, saya sudah mengusulkan pete sebagai alternatif penanganan e-koli itu. Saya sudah mengirimkan email ke kedutaan Jerman melalui bagian penelitian mengenai penggunaan pete mentah untuk mengatasi diaree. Saya berharap ada pembaca yang kebetulan mendapatkan serangan diaree mau mencoba pete mentah untuk mengatasi serangan diare atau bahkan mengatasi serangan e-koli. Saya merasa pete pasti mampu melawan bakteri diare atau e-koli, karena tahu akan kemampuan pete melalui 'Jus Pete Mentah', lihat tulisan tentang hal ini. Pete untuk pengobatan diare atau untuk menahan serangan e-koli, perlu diteliti lebih lanjut. Semoga hal ini akan membangkitkan rasa penasaran para peneliti untuk mengetahui lebih lanjut kemampuan pete dalam hal diare dan e-koli. Pete Melawan Diaree dan Keracunan Makanan Caranya: ambil 4 butir buah pete, dikunyah cukup lama, sampai hancur dan 33 bercampur dengan air liur, langsung telan sekaligus. Rasakan pergolakan di dalam perut saat pete 'berperang' melawan bakteri atau virus. Setelah 3 jam, kalau perlu ulangi sekali lagi. Kemungkinan untuk anak-anak cukup menggunakan 3 butir buah pete atau 2 butir. Sebaiknya jangan di-jus apalagi dicampur air, tetapi dihancurkan dengan pisau cacah bawang/bumbu atau mungkin dicari cara lain yang lebih memudahkan untuk memasukkan buah pete itu kedalam perut si penderita Rebusan Kulit Buah Manggis Saya membaca artikel rebusan kulit buah manggis di majalah Trubus. Kebetulan sedang musim jadi buah manggis itu dijual di supermarket. Saya beli 2 kilogram, buahnya memang enak, manis. Kulitnya saya potong/iris kecil-kecil, kemudian direbus, air rebusan itu saya minum rasanya pahit. Saya coba beberapa hari, tetapi rasanya tidak ada perubahan yang berarti. Mungkin saya salah resep, merebusnya kurang lama atau mungkin terlalu lama, atau mungkin kurang banyak, entahlah. Jadi saya tidak terlalu terkesan dengan unjuk kemampuan si buah manggis itu. Lagipula tidak mudah mendapatkan buah manggis di pasar, kecuali pada saat musim buah, dan cara mempersiapkan seduhan kulit buah manggis itu tidak semudah mempersiapkan pete. Jadi saya tidak melanjutkan uji-coba rebusan kulit manggis. Rebusan Kulit Buah Pete Ada 2 macam rebusan kulit buah pete: 1) rebusan 2 menit; 2) rebusan 11 menit, dan rebusan 20 menit. 1) Rebusan kulit buah pete memang sejak awal uji-coba pete sudah ada, tapi pada awalnya tidak saya gunakan. Sejak awal, memang saya hanya membatasi merebus pete berikut kulitnya selama 2 menit, karena saya hanya ingin menurunkan kekuatan buah pete. Jadi selama 10 tahun lebih, hanya makan buah petenya, air rebusan kulit pete saya buang. Kemudian baru saya iseng mencoba minum air rebusan yang 2 menit itu. Memang terasa ada tambahan proses kerja si buah pete, dan yang jelas ada proses pencahar cacing. Proses merebus pete juga saya rubah sedikit. Pete tidak hanya 34 digunting/dipotong 2-3 mata, tetapi pinggiran kulit pete itu saya gunting dulu, diseset kata orang Sunda, agar getahnya lebih gampang keluar saat direbus. 2) Rebusan kulit pete 11 menit. Yang ini memang didapatkan dari coba-coba. Melihat kulit pete sisa rebusan 2 menit itu, rasanya sayang kalau tidak didayagunakan. Memang ada yang bilang, kulit pete bisa dimakan, dan pada penelusuran di Internet (bulan Mei 2012!), ada yang mengatakan justru kulit pete memiliki daya penyembuh lebih kuat daripada buah pete, bahkan ada yang menulis sebagai obat kanker. Saya coba secara intuitif saja, kulit pete sisa rebusan 2 menit (pada TERAPI UTAMA) dipotong kecil-kecil (diiris/digunting), kemudian direbus lagi menggunakan air yang sama pada rebusan 2 menit itu, selama 11 menit. Hasilnya air rebusan yang pahit. 4X minum air rebusan 2 menit + 11 menit itu menghilangkan gejala rheumatik yang selama ini ada di sendi lengan kiri saya. Sudah lama lengan kiri itu sulit untuk ditekuk di belakang punggung. Setelah 4X minum rebusan 13 menit itu, lengan itu bisa ditekuk di belakang punggung. Bukan main, penyakit yang menghadang bertahun-tahun ternyata hilang dalam hitungan hari. 3) Rebusan kulit pete 20 menit. Ide ini berdasarkan hasil penelitian yang saya baca di internet. Di dalam beberapa penelitian dikatakan, memanaskan (merebus) pete akan memunculkan antioxidan, dan semakin lama (panas) maka nilai antioxidan yang muncul semakin tinggi. Dan ternyata, air rebusan 20 menit itu malah tidak sepahit air rebusan 13 menit (2+11 menit). Jadi saya sampaikan hal ini kepada orang yang ingin ikut terapi pete tetapi tidak suka makan buah pete. Ada seorang peserta yang berhasil menerapkan terapi rebusan 20 menit ini untuk melawan Diabete mellitus dan berhasil. Seperti biasa, kalau saya berhasil mendapatkan satu resep, saya berikan kepada orang lain untuk diuji-coba, ada beberapa orang yang langsung merasakan perubahan. Ada seorang pemilik angkutan kota (angkot) teman dari Djajang (baca di BEBERAPA CERITA SEPUTAR PASIEN TERAPI PETE) yang sebelumnya sulit berjalan, sekarang sudah bisa berjalan dengan lebih mudah setelah beberapa kali minum rebusan 13 menit. Juga ada suami-istri pedagang loak di Manggarai Selatan yang sulit berjalan, ternyata hanya dalam 4 hari sudah bisa berjalan dengan leluasa. 35 Jus Pete Mentah Di tahun 2010 uji-coba ini lakukan, saya tidak ingat secara pasti. Karena ingin mempermudah menkonsumsi pete, saya mencoba membuat jus pete. Waktu itu, saya membuatkan jus lobak untuk anak yang sakit batuk. Setelah disaring, masih tersisa cukup banyak jus lobak dan ampas lobaknya. Jadi saya pikir, kenapa nggak mencoba membuat jus pete - lobak saja. Maka saya ambil 4 butir pete mentah, saya masukkan kedalam jus lobak itu, sekali lagi saya hidupkan mesin pembuat jus (blender) itu. Jus pete-lobak itu langsung saya minum, pelan-pelan, karena saya ingin mengenal rasa/sensasi jus pete-lobak itu. Dalam hitungan detik, saya merasakan seluruh bagian mulut, lidah dan gusi terasa tebal/baal, seakan gigi-gigi akan copot (lepas). Sensasi ini mirip seperti saat sebelum operasi cabut gigi geraham, saat setelah diberi suntikan anastesi untuk menghilangkan sakit. Saya segera minum banyak air, kumur-kumur agar bisa menghilangkan sensasi tebal/baal itu. Saya curiga hal itu bukan ulah lobak tetapi ulah pete!. Untuk meyakinkan, saya coba lagi seminggu kemudian, hanya 4 butir pete mentah dan sedikit air, di-jus dan diminum pelan pelan, ternyata sensasi tebal/baal seakan gigi-gigi akan copot itu kembali lagi. Masih belum yakin juga, seminggu kemudian saya ulangi lagi! Dan benar sensasi itu muncul kembali. Cukup 3X uji-coba jus pete mentah! Saya tahu kekuatan pete mentah, saya yakin pete bisa melunakkan daging (gusi), inilah kekuatan pete. Saya juga yakin kekuatan pete lebih dari daun pepaya yang biasa digunakan untuk melunakkan daging sebelum dimasak / dijadikan sate. Tapi saya tidak berani mencoba jus daun pepaya, rasanya pasti lebih tidak enak daripada jus pete. Pasti pahitnya! Dari pengalaman jus pete mentah inilah saya menjadi lebih yakin akan 36 kekuatan pete untuk membersihkan darah, membersihkan badan, menghancurkan granula dalam pembuluh darah, ataupun menghancurkan kolesterol yang ada dalam darah. Saya berfikir bagaimana merendahkan kekuatan si pete tetapi meng-optimal-kan/mengintensifkan kemampuannya: pete direbus 2 menit, tetapi volumenya diperbanyak dan frekuensinya diperbanyak, didapatkan: makan 1 lanjar siang, 1 lanjar malam, selama 2 minggu. Hasilnya: TERAPI PETE ini. Pesan saya, jangan makan pete mentah terlalu banyak apalagi selama beberapa hari berturut-turut. Kurangi kekuatannya, rebuslah 1 - 2 menit. Terong Ungu Menambah Gairah Terong ungu (latin: Solanum melongena) Efek Slow Vixgrx memang bisa diperoleh dari pete (terapi pete) dan efek ini dirasakan oleh para peserta pria tanpa batasan umur. Buat peserta muda, tenaga menjadi berlipat ganda, dan beberapa di antara mereka ada yang mengatakan menjadi 3 X lipat. Seorang pria berusia 67 tahun bercerita, setelah terapi hari ke-7 dia bangun pagi selalu berdua, suatu sensasi yang sudah lama tidak dia rasakan lagi. Jadi pete bagus untuk itu. Tapi bagi pria paruh baya, sekitar 50 tahun keatas, dimana produksi hormon testosteron sudah mulai menurun, gairah (libido) itu semakin melemah, disebut sebagai Andropause (buat wanita disebut Menopause!). Saya pun merasakan dan mengalami itu juga (bagaimana hal ini, tidak perlu dibeberkan disini). Saya mencari di internet, apa saja pendorong testosteron (testosteron booster), atau pengganti (supplement) testosteron. .Ada banyak penawaran dalam berbagai merek, tetapi ada risiko kesehatan dalam penggunaanya, harganya juga lumayan tinggi, ada yang 1 pil sekitar Rp.5000,dan sehari perlu 3 pil. Saya terus mencari obat herbal untuk itu. Suatu hari.saya makan balado terong, ternyata gairah itu muncul. Terong yang tidak dipotong, bulat - utuh ternyata memberikan efek gairah lebih baik daripada terong terpotong kemudian di-balado. Perkiraan saya, kalau terong itu utuh, cairan yang ada di dalam terong itu tidak menyebar keluar. Jadi saya mencoba membuat rebusan terong, menggunakan mug yang sama untuk 37 terapi pete. Air 200 ml direbus sampai mendidih, masukkan potongan terong, rebus selama 2-3 menit. Dinginkan, terong dimakan, air rebusan diminum. Ternyata berhasil: gairah telah muncul kembali. Jalankan selama 3-4 hari, kalau perlu 2 X sehari. Setelah itu, tidak perlu setiap hari menjalankan terapi terong ini. Beberapa Cerita Seputar 'Pasien' Terapi Pete Tidak banyak yang bisa saya ceritakan disini, hanya beberapa yang cukup mewakili dari sekian banyak peserta terapi pete. * Beberapa pembantu di rumah juga saya sarankan untuk ikut terapi pete, dan ada satu pengalaman lucu tapi juga menyebalkan: Nining seorang pembantu yang pernah bekerja sebagai TKW di luar negeri, diantar ke rumah oleh seorang penyalur pembantu, dikatakan dia baru pulang dari Malaysia. Setelah beberapa waktu, dia bercerita kalau berjalan kakinya sangat sakit, dan itulah yang menyebabkan dia disuruh pulang oleh sang majikan di Malaysia. Saat bangkit dari jongkok atau duduk di kursi dingklik (kursi pendek) perlu waktu cukup panjang untuk bisa berdiri dan bergerak ... apalagi saat berjalan untuk pergi ke pasar dan pulang membawa belanjaan, dia harus berjalan pelan-pelan sambil meringis menahan sakit. Jadi saya berikan dia terapi pete dan juga vitamin B (Neur...). Perlahan rasa sakitnya menghilang, dia bisa berjalan dengan lebih cepat, rasa sakit terus berangsur hilang, bergerak jadi lebih mudah dan semakin mudah, sudah menjelang sembuh meski belum sembuh total ... lalu apa yang terjadi!? Begitu dia tahu dia bisa sembuh dalam waktu beberapa hari lagi, si pembantu ini bilang kalau dia akan segera berangkat lagi bekerja jadi TKW di Malaysia, dia sudah menghubungi bekas majikannya dan akan berangkat dalam beberapa hari kedepan. Benar-benar menyebalkan... tapi lucu juga. * Asep, usia 58 tahun, seorang teman di Pandeglang, sekitar tahun 2002 merasa tidak enak badan berkepanjangan, saya sarankan terapi pete. Dia merasakan perubahan kesehatan. Dan satu saat dia memberitahu saya, kalau dia sudah menanam 150 pohon pete. Lumayan buat pensiun nanti, katanya. 38 * Djajang, usia 38 tahun, tukang kue ranggi, cerita lucu tentang perubahan 'gaya hidup' dari tukang kue ranggi, juga cerita serupa yang dialami temannya seorang PKL penjual jam, Suatu hari, saya sedang 'mengurus' tanaman di halaman rumah, lewatlah penjual kue ranggi. Saya panggil dia. Saat menunggu kue dimasak, kami ngobrol. Djajang ingin tahu apa yang sedang saya lakukan, saya katakan sedang membenahi pohon-pohon yang ada, lalu saya ceritakan tentang pohon jambu biji untuk obat DBD, ada belimbing yang bagus untuk darah tinggi, sampai akhirnya saya cerita soal terapi pete. Sejak itu dia ikut terapi pete, tetapi cuma bisa makan 1/2 lanjar siang dan 1/2 lanjar malam. Setelah 2 minggu lewat, saya tanyakan bagaimana rasanya, dia bilang badan enak, segar, tidak cepat capek. Setelah 3 minggu saya tanya lagi, bagaimana dengan yang satu itu, 'slow Vixgrx', sudah dicoba belum? Dia bilang belum. Lho kok belum dicoba dengan istri? Barulah dia menjawab, kalau istrinya di kampung .... oooo! Suatu hari dia menghilang, seminggu lamanya. Saat kembali, saya panggil dia. Dia langsung bilang: 'kok bisa ... kok bisa begitu ya!?', dia cerita, istrinya curiga kenapa tenaganya bisa jauh lebih dari biasanya. Terapi pete, dikasih si om di Jakarta!, begitu jawab si Djajang. Begitu juga seorang teman Djajang, seorang penjual jam kaki lima. Biasanya cuma pulang sebulan sekali untuk kirim uang, paling sehari-dua hari di kampung. Tetapi setelah 3 minggu ikut terapi dia pulang kampung, 2 minggu tidak kembali ke Jakarta. Semenjak itu dia bilang mending jualan di kampung saja deh. Setelah merasa lebih HIDUP, si tukang jam itu ketagihan! Djajang hanya berhasil mengajak 3 orang teman yang lain untuk ikut terapi pete, dan dia sudah menanam 3 pohon pete di kampungnya, Jampang Kulon, Sukabumi. Dia bilang hanya punya lahan kecil, jadi cuma tanam 3 pohon. Dia juga memberikan resep rebusan kulit pete kepada seorang pemilik angkutan kota yang sudah lama mengalami kesulitan berjalan, setelah beberapa hari minum rebusan kulit pete, orang itu sudah berhasil sehat. Si pemilik angkutan itu tidak suka makan pete, tetapi masih menerima usulan minum air rebusan kulit pete, dan ternyata berhasil, dan dia sudah bisa kembali 'narik' lagi. * Pak Priyo, usia 76 tahun, seorang tetangga di komplex yg memiliki beberapa 39 penyakit menahun, jantung, asam urat, sendi ngilu, alhamdulilah, sekarang dia sehat dan kembali gagah ... sudah 2 tahun ikut terapi pete. Terakhir periksa kesehatan, kolesterol aman, gula aman, asam urat rendah. Dia berusaha untuk tiap hari makan pete, padahal pada waktu awalnya, susah sekali untuk meyakinkan dia ikut terapi pete. Sayang sekali, dia sudah meninggal di akhir tahun 2012. * Pak Edi, usia 60 tahun, sudah lama ikut terapi, dia menulis sms: yang penting istri saya tambah bahagia. Dia sudah menawarkan kepada beberapa rekan/teman, dan bersama seorang teman sedang mencari kemungkinan untuk membuat perkebunan pete. * Udin, tukang sayur keliling di komplex, sudah ikut terapi sekitar 1 - 2 tahun yang lalu, dia langsung merasakan manfaat pete, ada perbedaan dalam hidupnya, ada tambahan tenaga, lebih sehat, dia sudah memberikan resep terapi pete kepada 5 orang teman di kampung dan di Jakarta, dia juga ikut menyebarkan resep ini kepada beberapa pelanggan, tetangga saya di komplex. Ternyata otak bisnisnya ikut bicara, dia ikut menanam 30 pohon pete di kampungnya, Cicadas, Ciampea Bogor. * Aib, seorang penjual kue keliling, seorang duda ditinggal mati istri, ikut terapi pete sekitar 4 bulan lamanya (meski tidak disiplin 2 lanjar sehari), dia menikah di akhir bulan April 2012 yang lalu, 2 minggu kemudian saya bertemu dia dan bertanya, tentang keadaan serta acara pernikahan, diapun bercerita tentang pengalamannya sambil mengacungkan jempol ibu jari ... 'top!', katanya, kemudian saya tanya, apa perbedaan kekuatan sebelum dan setelah terapi pete ... wah jadi tiga kali lipat! Dia juga ikut menanam pete di kampungnya, Pangandaran sebanyak 6 pohon. * Pak Agung, umur sekitar 50 tahun, seorang paranormal, ahli pengobatan alternatif dengan pasien yang cukup banyak, praktek di jalan Pemuda Jakarta. Kami berteman baik sejak sekitar tahun 1998. Sekitar akhir tahun 2010, beliau terlihat beberapa hari (kali) tidak sehat, jadi saya sarankan untuk 40 menjalankan terapi pete. Setelah sehat, sekali lagi saya sarankan untuk memberikan terapi pete kepada setiap pasiennya. Sejak itu dia menyarankan ke banyak pasiennya untuk ikut terapi pete. Sudah lebih dari 300 orang pasien yang sudah diberi terapi pete (itu hasil pembicaraan per 23 Mei 2012). Dari 300 orang itu, 100 orang di antaranya sudah merasakan perubahan kesehatan, dan sekitar belasan pasien berumur sekitar 50 tahun merasakan perubahan kehidupan. Sejak itu dia memberikan terapi ini kepada hampir setiap pasien yang data, sekitar 30-50 orang per hari. Belakangan dia makan pete setiap hari 3X @ 10 butir, dia bilang itu karena jantungnya terasa nyaman. * M. Nasro SH, umur sekitar 40 tahun, pengacara, bekerja di LBH dan tinggal di Kendal, Jawa Tengah, punya kemampuan paranormal, juga memberikan pengobatan alternatif. Setelah saya berikan gambaran tentang pete, saya sarankan dia untuk ikut terapi pete, dan saya minta dia memberikan terapi ini kepada mereka yang datang berobat. Pada awalnya, atas dasar gambaran tentang kemampuan pete membersihkan darah itu, Nasro membatasi pemberian terapi pete kepada pasien dengan gejala darah tinggi saja. Banyak pasien itu berangsur sehat, tetapi dia belum berani memberikan terapi ini kepada mereka yang masuk kelompok dengan gejala darah rendah. Logikanya sederhana: kalau yang punya darah tinggi, bisa berangsur normal (alias turun), bagaimana yang rendah? Kalau turun lagi alias makin rendah kan berbahaya! Pada pertemuan di Yogyakarta bulan November 2011, saya pastikan kalau pete bisa diberikan untuk menghadapi berbagai penyakit. Tanggal 23 Mei 2012 yang lalu saya bicara dengan Nasro pertelpon mengenai kondisi pengobatan dengan terapi pete. Nasro mengatakan, memberikan resep kepada sekitar 100 orang, sekitar 25 diantara mereka itu telah yakin benar akan khasiat terapi pete. Bersama dengan 20 orang dari 25 orang itulah, Nasro membentuk kelompok kerja bersama menanam pete, dimana setiap anggota kelompok menanam sekitar 100 pohon pete. Selain itu, Nasro membentuk kelompok kerja tingkat kabupaten di beberapa kabupaten sekitar Kendal, untuk bergabung dalam penanaman pete. Mungkin sudah ribuan pohon pete yang mereka tanam. Terakhir ada anggota kelompok yang ingin 41 menjual 6000 batang pohon sengon dan akan menanam pete sebagai gantinya. Di bulan Juli, dia memberi kabar, ada teman yang menanam 12.000 pohon pete di lahan 13-14 ha. Terkait dengan gejala darah rendah, peserta terapi yang memiliki darah rendah harus berhati-hati saat menjalankan terapi utama, terutama di hari ke3 atau ke-4, dia akan merasa pusing karena tekanan darah yang drop (turun, jatuh). Hal ini terjadi karena darah akan dibersihkan, pembuluh darah akan dibersihkan, tekanan darah akan turun pelan tapi pasti ... solusinya: saat terapi, makanlah yang cukup bergizi, atau makanlah cemilan di antara waktu makan, seperti buah pisang. * Wiwoho, seorang teman lama, umur 57 tahun, tinggal di Jatiwarna Bekasi, juga ikut terapi pete sejak mid 2011. Dia juga langsung merasakan manfaat pete dalam waktu relatif cepat. Memang sulit untuk ikut terapi seperti yang saya anjurkan, dia rubah sedikit: makan pagi setengah lanjar mentah, siang setengah lanjar mentah dan malam baru 1 lanjar direbus 2 menit ... saat ditanya bagaimana pengalaman pribadinya, dia bilang, istrinya heran dan bertanya apakah sang suami minum obat khusus, karena daya tahannya berubah ... dia bilang tentang terapi pete dari saya. Sejak itu sang istri ikutan terapi. Mereka sudah yakin akan kekuatan pete, dan suami-istri itu sudah sepakat tanah sawah milik sang istri di selatan Bandung akan ditanami pete di beberapa titik. Dia tidak hanya ikut terapi pete, tetapi juga ikut terapi terong dan sudah belasan orang sekaligus yang dia beritahu soal ini. * Gordon, seorang penjaga stand majalah di Sarinah Manggarai, umur 35 tahun, diawal tahun 2011 ikut terapi pete. Cukup cepat merasakan kekuatan pete, pada hari ke-4 sudah merasakan perbedaan daya tahan tubuh (stamina) saat bersama isteri. Sang isteri pun bertanya, apakah sang suami minum obat kuat? Dia yakin akan terapi pete ini, dan sudah memberikan terapi ini kepada seorang paman di Sumatra Barat, dan dia bilang, sang paman sudah sehat, telah bebas dari asam urat. Mid Juli, saat belanja disana, dia cerita, berhasil mengajak 5 teman yang se-umur untuk ikut terapi, dan mereka itu mau ikut 42 untuk mendapatkan efek Slow vixgrx itu dan memang benar berhasil, mereka bilang: kalau begini nggak perlu obat khusus itu. * Suatu hari, sekitar tahun 2010, saya kedatangan tamu, adik sepupu dari Malang bernama Edi S, umur 60 tahun dan anaknya Z. Alex. Saat ngobrol, mereka bertanya, bagaimana bisa saya sehat dan terlihat awet muda, masih tampak seperti dulu (relatif ya) dan terlihat kekar. Saya cerita kalau saya menjalankan terapi pete sejak 15 tahun yang lalu. Mereka antusias dan sejak itu ikut terapi pete. Saat ada acara pernikahan keluarga di Jogjakarta, November 2011, mereka inilah yang bercerita kepada kerabat yang hadir, bagaimana mereka telah ikut terapi, dan mendapatkan kesehatan. Hari itu, terapi pete diterima secara aklamasi ... ada lebih dari 20 orang kerabat yang bertanya tentang terapi pete, semua ingin ikutan. Selain itu Z. Alex juga memberikan resep terapi pete ini kepada 2 orang teman dari Kalimantan, yang satu seorang anggota DPRD sudah berumur 50 tahun dan akan segera menikah dengan calon istri yang 20 tahun lebih muda. Menurut berita terakhir dia ikut terapi dan sudah menikah. * Anak saya, Eko, 15 tahun, suka olahraga, bola, badminton dan tenis. Kegiatan lain, les drum, les gitar, latihan band, les bahasa Inggris, dll yang cukup melelahkan. Dia dalam masa pancaroba (pubertas), mukanya berjerawat, jadi saya sarankan terapi pete. Setelah terapi, dia bilang, saat latihan tenis yang biasanya sekitar 2 jam, tenaga terasa tidak habis, berbeda dari sebelum ikut terapi. Jerawatnya juga sudah berkurang. * Sutrisno T, usia sekitar 52 tahun, di Tegal, seorang teman alumni Jerman dia datang sekitar September/Oktober 2011, bersama seorang pamannya. Sutrisno sendiri memang getol makan pete mentah berikut kulitnya sekalian, sekali makan bisa 2 lanjar, pinggang jadi terasa sakit , tapi dia bilang, kalau bangun pagi hari harus segera ke 'belakang' ... prosesi ke belakang itu selalu mudah bahkan terkesan seperti memaksa, 'harus segera ke belakang', tidak boleh ditunda. 43 * Suatu hari, di acara ulang tahun Andra, teman dari anak saya, saya ngobrol soal pete dengan bapaknya Andra, pegawai swasta, tinggal di Bekasi, sejak itu si bapak itu ikut terapi sampai sekarang, cuma belum dapat konfirmasi lebih lengkap tentang hasil yang dia dapatkan, hanya informasi kalau mereka terus menkonsumsi pete setiap hari! * Troy, usia sekitar 44 tahun, sudah kena penyakit gula, dia baru dapat terapi 4 hari di bulan Mei 2012. Saya ceritakan hasil percobaan di lembaga riset LN, bagaimana gula darah tikus bisa berangsur turun, begitu juga pengalaman banyak peserta terapi, banyak yang merasakan sensasi beda dengan kesehatan dan kehidupan mereka. Troy bilang memang sudah terasa beda. Saat main golf, 18 holes, siang hari, tidak terasa berat, beda dengan sebelum terapi pete, meski baru 4 hari menjalankan terapi pete. Satu hari dia bilang, sekarang dia makan pete setiap hari 1 lanjar, kadar gula sudah stabil, kalau luka - darah bisa cepat mengering. Selain itu dia berhasil memberikan terapi ini kepada seorang anak buahnya yang punya 3 pohon pete, tinggal di Parung. Saya sebut saja si X. X punya ibu yang sudah mengidap kencing manis parah, si ibu sudah tidak bisa bangun atau jalan, mata sudah mulai kehilangan kemampuan penglihatan. X memberikan resep terapi ini kepada si ibu, Dalam 6 bulan, si ibu sudah bisa berjalan, bisa pergi belanja, mata kembali bisa melihat dengan terang, bisa masak ... hidup terasa kembali. Sayang sekali saya belum sempat mengambil dokumentasi secara langsung. * Hasan, 58 tahun, teman dari Jerman. November 2012 di pernikahan anak seorang teman alumni Jerman, saya bertemu Hasan dan beberapa teman yang lain. Ada yang bertanya, kok bisa awet muda, bagaimana caranya? Saya ceritakan tentang terapi pete, bagaimana pete bekerja, apa saja yang dirasakan ... termasuk tenaga tambahan. Lama tidak ada kabar dari mereka yang ada waktu itu. Awal Mei 2012, Hasan tiba-tiba nelpon, dia katakan isterinya mendapat berita dari teman tentang kemampuan pete yang begitu canggih. Si isteri ingat akan cerita saya tentang terapi pete, dan mengingatkan Hasan untuk menghubungi saya. Jadi, resep terapi itu segera saya kirim per sms. Sehari kemudian Hasan mulai menjalankan terapi. 26 Mei 2012, saya 44 kirim sms ke Hasan, bertanya tentang perubahan yang ada. Dia bilang: ada perubahan, saat kencing sebelum terapi selalu ada sisa, sekarang tidak lagi ... tapi dia ingin melihat lagi, apakah itu pasti karena pete. * Soleh, 67 tahun, seorang penjual obat herbal, parfum dan perlengkapan sholat di sebuah toko serba-ada 'SUPERIxxxO' di Tebet. Bulan Juni 2012 saat belanja disana, saya mencari majalah/tabloid di stand majalah disamping stand obat herbal itulah saya bertemu dengan bapak X. Saya bilang banyak obat-obat herbal itu bisa digantikan terapi pete. Dia tertarik dan minta resep terapi pete. 2/3 minggu kemudian baru saya mampir dan membawakan lembaran resep terapi pete. Minggu pertama Juli saya belanja disana, dan bertemu dengan bapak X, wajahnya segar dan terlihat sehat, dan gembira bertemu saya. Kami ngobrol tentang hasil terapi itu, dia bilang: hebat, walau baru seminggu ikut terapi, tetapi sudah benar-benar berbeda, rasa pegal-pegal hilang, badan sehat, segar bertenaga dan setiap pagi selalu bangun berdua dengan si OTONG, malah 'dia' bangun duluan, padahal sudah lama hal itu tidak terjadi! Pak Soleh punya kakak perempuan berumur 76 tahun mengidap kencing manis yang sudah 2 tahun lamanya tidak bisa bangun dari tempat tidur. Sudah mencoba berbagai pengobatan tetapi tidak berhasil. Pak Soleh memberikan air rebusan kulit pete 20 menit (si ibu itu mungkin sudah tidak bisa mengunyah, sudah lemah). Air rebusan diberikan 3X sehari, dan di hari ke-7 si ibu sudah bisa bangun, dan setelah 2 minggu bisa bangun kembali, bisa jalan, bisa pergi ke pasar, bisa jalan-jalan mengantar cucu ke sekolah. * Dua PKL (pedagang kaki lima): seorang pria pedagang gorengan di depan BRI jalan Jatinegara Timur dan seorang ibu pedagang loak di jalan Manggarai Selatan punya keluhan serupa, susah dan sakit saat berjalan. Di bulan Juni 2012 itu memang harga pete sedang mahal, jadi mereka tidak mudah mendapatkan pete di pasar dekat tempat tinggal mereka. Saya katakan, coba cari di pasar Mester, pasti ada. Hanya dalam 4 hari terapi, mereka sudah merasakan perbedaan, mereka bisa berjalan dengan mudah. Setelah seminggu mereka sudah bebas merdeka dari asam urat dan gejala rhematik yang mereka derita selama bertahun-tahun sebelumnya. 45 * Masih banyak lagi pengalaman keberhasilan peserta terapi pete. Tapi ada satu kasus yang tidak menyenangkan: seorang pedagang minuman di Manggarai tidak mengikuti saran saya. Lihat di Pengalaman Improvisasi Terapi Pete. Multi Level Menyehatkan (MLM) Memang tidak mudah menawarkan terapi pete kepada orang lain, bahkan kepada seorang saudara dekat sekalipun. Ada banyak alasan untuk menolak tawaran itu. Setiap saat ada kesempatan bertemu seseorang, saya anjurkan untuk terapi pete. Hanya sedikit yang mau ikutan. Bila seseorang pernah merasakan manfaat terapi pete, secara tidak langsung mereka akan menjadi juru penerus yang menyebarkan khasiat (manfaat) buah pete. Ada yang berhasil mengajak 5 orang, ada yang puluhan, dan ada juga seorang ahli pengobatan alternatif yang sudah ikut terapi pete dan selanjutnya memberikan resep terapi pete kepada 300 orang pasiennya. Resume Pengalaman Terapi Pete Brainstorming terapi pete, secara umum, atas dasar pengalaman saya dan banyak peserta terapi pete: - tanaman herbal, secara rasional-logis tidak membawa efek samping, apabila dimakan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan - pete mampu menghancurkan kotoran/racun/toxin dalam badan, dalam darah, dalam pembuluh darah - nah beberapa saat (waktu) setelah mengkonsumsi pete, akan tercium bau sangat tidak menyenangkan saat seseorang buang air kecil (pipis / kencing) ... itulah kotoran yang dikeluarkan oleh sistem pembersihan dalam badan manusia yang telah dibantu oleh si buah pete - bila kita menjalankan terapi dengan benar, selama 2 minggu, 2 lanjar sehari, siang 1 lanjar, malam 1 lanjar, direbus 1-2 menit, pete akan meLURUHkan kotoran dalam badan, yang akan keluar bersama urine, keringat .... TETAPI 46 setelah hari ke-4, alias mulai hari ke-5, urine tidak berbau pesing lagi ... kotoran sudah dikeluarkan, badan sudah mulai bersih, maka bau pesing itu hilang - setelah menjalankan terapi, jeda seminggu kemudian atau jeda 2 minggu kemudian kita makan pete, tidak berbau pesing lagi ... inilah miracle (keajaiban) yang bisa kita rasakan langsung - sudah banyak yang merasakan perginya si asam urat dan gejala rematik dari kehidupan mereka - gula darah juga perlahan stabil dan rendah setelah ikut terapi pete - sebagai obat cacing: rebusan kulit pete yang 2 menit pertama itu bagus untuk obat cacing - saya juga pernah mencoba pete untuk mengobati diare, 4 butir buah pete mentah dimakan saat terkena diare, langsung bisa dirasakan bagaimana buah pete itu berreaksi mengalahkan kuman diare, beberapa jam kemudian saya ulangi lagi makan 4 butir buah pete mentah ... berhasil! Pete mengalahkan diare! - berdasarkan beberapa artikel di internet, buah pete itu sendiri memiliki kadar energi yang besar, bagus untuk para atlet, pekerja fisik (tukang, buruh, kuli) yang bekerja dengan tenaga. - tenaga (fisik) lebih tahan lama, tidak mudah lelah karena oxygen, energi dapat disalurkan dengan lebih baik - hidup lebih sehat, dan yang sehat akan lebih hidup, slow vixgrx, membuat si 'OTONG' tahan hidup lebih lama, membawa kebahagiaan rumah tangga - beberapa kasus, dimana istri 'pasien' terapi pete merasa heran, kenapa 'daya tahan' hubungan suami-istri bisa lebih lama??? Beberapa orang merasakan 'kehidupan' di ranjang menjadi lebih membahagiakan, hingga istri mereka bertanya kalau sang suami menggunakan obat kuat atau sejenisnya ... yang ternyata karena terapi pete. Mengherankan buat banyak orang, buah ini bisa menghasilkan kekuatan lebih!? 'KOK BISA ya?', kata mereka. Maka dari itu, saya sebut PETE sebagai buah kehidupan, buah kebahagiaan - pete memiliki kekuatan 'penghancur' yang lebih kuat daripada daun pepaya yang biasa digunakan untuk meLUNAKkan daging - batasi konsumsi pete, bila mentah jangan banyak-banyak, akan 47 mempengaruhi organ tubuh bagian dalam, rasa pegal di pinggang - pete menghancurkan granula, kolesterol dalam darah/pembuluh darah - dengan kemampuan membersihkan darah, pembuluh darah, pete bisa mencegah serangan jantung / stroke - membantu ginjal dalam membersihkan/menghancurkan kotoran/racun dalam darah, tapi jangan gunakan pete mentah! - dengan membersihkan saluran darah sampai ke otak, menjadikan 'encer otak' -> mudah menerima pelajaran - dengan ikut terapi pete berarti menjauhkan diri dari penyakit dan dari institusi perawatan kesehatan - berarti kita bisa menghemat biaya/ongkos untuk perawatan kesehatan di institusi kesehatan ataupun untuk membayar profesional kesehatan yang belakangan ini begitu mahal, bisa berpuluh bahkan ber-ratus kali dari biaya terapi pete! - buah pete saat ini mudah didapatkan, dan masih murah ... kecuali, nanti bila sudah menjadi 'high demand' - bila Anda punya lahan cukup luas, dan didaerah yang tepat untuk tanaman pete ... segeralah menanam pete, karena saya yakin satu saat buah pete dapat go internasional karena kemampuannya sebagai obat herbal yang tangguh, pete menjadi buah yang menjanjikan perbaikan perekonomian rakyat, juga bisa mendatangkan devisa untuk negara - secara politis, sosial, ekonomis dan strategis, PETE bisa memberi bantuan dalam kehidupan berbangsa-bernegara, dan bila sudah go international, bisa mendatangkan devisa - banyak orang tidak percaya kepada satu nasihat pengobatan, perawatan kesehatan yang gratis, mereka lebih percaya kepada rujukan profesional kesehatan yang bernilai tinggi dengan resep obat dan biaya perawatan yang selangit daripada nasihat dari seseorang yang tidak mengharapkan imbalan, cuma rasa penuh cinta-kasih-sayang terhadap umatNYA Allah. Mereka tidak mau percaya, mereka menyampaikan berbagai alasan yang reasonable ataupun yang non-reasonable. Pokoknya tidak mau sama yang gratisan. - sudah biasa dengan segala sesuatu yang bernilai mahal, susah diperoleh, dipajang di supermall mewah, hanya diperoleh secara exclusive, hanya 48 berdasarkan keanggotaan tertentu akan meningkatkan nilai kepercayaan seseorang terhadap 'SESUATU' itu, bukan kepada PETE yang cuma 2 ribu rupiah per lanjar, yang bau, murahan, kampungan, ndeso - banyak orang lebih percaya kepada sistem kesehatan yang disediakan negara, padahal menteri kesehatan dan sang presidennya sendiri juga tidak percaya kepada sistem kesehatan mereka sendiri, beberapa presiden selalu membawa mobil ambulance, membawa dokter-dokter pribadi, perawatperawat, obat-obatan, peralatan gawat darurat, saat melakukan perjalanan kemanapun bahkan di dalam ibukota negaranya, sementara sang menteri kesehatan malah pergi berobat ke luar negeri - mereka tidak percaya dengan sistem kesehatan bentukannya sendiri - seorang ibu negara malah mencari perawatan kesehatan ke negeri paman Sam - pete untuk menghalau mahluk gaib yang jahat ... seorang tokoh agama yang menyatakan hal ini - pete, seperti juga buah srikaya dan buah naga, digunakan untuk persembahan upacara agama 'tertentu' ... masih perlu konfirmasi lagi - berdasarkan hasil penelusuran di internet, pete memiliki lebih banyak kemampuan daripada yang berhasil saya ungkapkan dalam uji-coba selama 15 tahun, tetapi apa yang saya dapatkan, bahwa 'PETE TIDAK MENYEBABKAN BAU' tidak/belum diperoleh oleh para peneliti/penelitian dari berbagai institusi mancanegara, karena mereka melakukan uji-coba menggunakan tikus atau percobaan di laboratorium sementara saya melakukan uji-coba langsung, selain itu mereka belum mendapatkan resep terapi pete, mereka masih mencari bagaimana merubah bentuk pete menjadi extract/essence/kapsul/pil - pendapat saya, pete tidak perlu dibuat menjadi extract/kapsul/pil tetapi dikonsumsi langsung dalam bentuk natura, direbus buah dan kulitnya, buahnya dimakan, air rebusannya diminum - pete punya potensi menjadi komoditas export ke luar negeri, so pesan saya ... segera tanam pete! - jadi pete untuk kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan bisa tercapai! 49 Peserta terapi pete per akhir Mei 2012 ada sekitar 600 orang yang langsung ditularkan oleh saya, M Nasro SH dan pak Agung. Di bulan Juni saja saya berhasil mengajak 30 orang dalam beberapa pertemuan, sementara Nasro mendapat tambahan 50 orang baru, dan pak Agung mungkin berhasil menambah 100 orang baru. Mereka yang sudah merasakan kehebatan pete juga melakukan penyebaran/penularan terapi pete kepada teman, saudara dan kerabat mereka secara getok-tular. Jumlah yang pasti tentu saja tidak bisa diperkirakan lagi, mungkin sudah menjadi 2 kali lipat dari 600 orang (Mei 2012) atau mungkin lebih besar lagi. Yang ikut menanam pohon pete juga terus bertambah, saya tidak bisa memperkirakan berapa banyak, tetapi sekitar seribuan pohon sudah di tanam oleh kelompok M Nasro SH di Kendal dan sekitarnya, yang lain ada yang menanam 3 pohon, 5 pohon, 30 pohon. Saya sendiri sudah mempersiapkan 6 pohon pete yang akan saya tanam di sekitar komplek tempat tinggal saya. Pengalaman Improvisasi Terapi Pete Seorang peserta terapi, BR, dia makan pete dan minum air rebusan kulit buah pete (2 + 11 menit) di pagi hari sebelum makan pagi. Dia berargumen kalau hal itu dia anggap sama seperti orang minum jamu di pagi hari, minum jamu sebelum sarapan. Cara ini sekali lagi saya harap jangan dilakukan, karena air rebusan pete yang 13 menit itu sangat pahit dan bisa menyebabkan keasaman perut yang cukup tinggi, bisa menyebabkan sakit maag akut. Ternyata BR ber-improvisasi lebih jauh, dia makan pete 3 X sehari. Pagi 1 lanjar sebelum sarapan, siang 1 lanjar dan malam 1 lanjar. Dodol juga perutnya. Kemudian saat saya bertemu dia, dia mengatakan kalau saya memberikan resep 3 X makan: pagi - siang - malam. Tentu saja saya menyanggah pernyataan itu, saya tidak pernah memberikan resep makan pete 3 X sehari apalagi sampai makan pete di pagi hari dan waktu menuliskan resep di secarik kertas, saya extra membacakan resep itu di depan dia ... ternyata improvisasi dia begitu jauh dan masih juga dia bersikeras bahwa itu sesuai resep yang saya berikan. Saya minta dia melihat lagi catatan/resep 50 yang saya pernah berikan. M Rodja, juga seorang tokoh perburuhan yang ikut terapi pete, dia mempersiapkan pete itu di pagi hari, direbus 2 menit, kemudian kulitnya direbus 11 menit. Pete yang sudah direbus dan air rebusan pete itu dia bawa ke kantor dan di-konsumsi saat makan siang. Yang ini jelas aman dan benar. Improvisasi Berakibat Fatal Ada improvisasi lain yang berakibat fatal, mas Min, seorang pedagang minuman. Pagi-pagi dia sudah harus membeli bahan-bahan dagangan sekalian membeli pete kalaupun ada. Untuk merebus pete di pagi hari sudah tidak sempat lagi, dia ingin makan mentah dan untuk tidak merepotkan dia ingin memakannya di pagi hari. Untuk itu dia pernah bertanya apakah bisa dia makan saja pete mentah itu di pagi hari. Tentu saja bisa asalkan jumlahnya dibatasi, paling banyak 1/2 lanjar saja. Saya jelaskan kalau pete mentah itu BERBAHAYA! jadi hanya boleh sedikit saja di pagi hari. Di malam hari, seharusnya dia punya waktu lebih panjang daripada di siang hari, seharusnya dia sempatkan waktu untuk merebus dulu pete itu. Mungkin karena malas dia tidak merebus pete itu. Improvisasi terus berlanjut. Kalau di Jakarta, dia cuma sanggup makan pete mentah 1/2 lanjar siang, 1/2 lanjar malam, karena faktor waktu dan kesempatan yang ada. Nah saat dia liburan pulang kampung ke Solo, disana ada banyak pete dan murah (atau tinggal ambil di pohon!?) ... saat itu, dia bertekad menlanjutkan terapi pete (versi improvisasi) ... dia makan pagi 1 lanjar MENTAH, siang 1 lanjar MENTAH, dan malam 1 lanjar juga MENTAH! Akhirnya, bisa diperkirakan, perutnya kalah. Dia harus dirawat selama 2 minggu! Saya dengar hal ini dari temannya sesama pedagang ... saya katakan, saya tidak pernah memberikan resep makan PETE MENTAH apalagi sampai 3 X sehari ... saya yakin sekali, karena saya tahu benar kekuatan pete. Sekali lagi IMPROVISASI yang salah bisa berakibat buruk. Harap jalankan terapi pete sesuai yang sudah saya tuliskan di buku ini ataupun di surat (email/SMS) yang saya kirimkan. Sekali lagi saya katakan, jangan makan pete mentah dalam jumlah banyak 51 dan selama beberapa hari. Perut Anda bisa kalah. Pinggang akan terasa sakit, punggung terasa pegal ... asam urat akan menyerang! Ikuti resep yang sudah saya uji coba selama 15 tahun ini. IMPROVISASI yang lucu tapi juga keterlaluan. Kepada seorang teman lama saya kirimkan link (alamat page di internet) tentang terapi pete, juga saya kirimkan ebook 'PETE4imPOTENSI' per email, agar dia tertarik menjalankan terapi pete. 2 minggu kemudian khusus saya call dia, menanyakan apakah dia sudah berhasil mendapatkan efek 'SLOW VIXGRX' itu. Dia bilang dia belum menjalankan terapi itu, karena repot mencari pete ... kan harus 2 lanjar siang, 2 lanjar malam!??? Sekali lagi IMPROVISASI yang salah telah digunakan. Saya katakan: baca resepnya dengan benar! Hanya 1 lanjar siang dan 1 lanjar malam. Kemudian saya beri dia penjelasan lebih lanjut, kalau dia siang hari bisa lakukan persiapan pete itu di kantor, tidak repot kok. Saya tahu dikantornya ada dapur kecil. Memulai Terapi Pete Banyak orang, terutama para pekerja kantor takut memulai terapi pete karena pipis yang bau pesing itu bisa diprotes orang sekantor. Jadi buat mereka yang pegawai/pekerja kantoran itu, sebaiknya memulai terapi di hari Jumat, bisa mulai di siang hari di kantor dan/atau malam hari di rumah, di hari Sabtu bisa makan pete siang dan malam, hari Minggu juga siang dan malam ... nah di hari Senin itu kan sudah jadi hari ke-4 terapi, bau pesing dari pipis yang dikeluarkan sudah tidak sekuat hari pertama-kedua, sudah hampir hilang bau pesingnya. Hari Selasa kemungkinan besar sudah tidak bau sama sekali ... kecuali (ada pengecualian juga) buat mereka yang sebelum ikut terapi sudah punya kompilasi penyakit (komplikasi!?) dan harus minum obat 'segenggam' banyaknya, jelas akan butuh waktu lebih panjang untuk bisa membersihkan TOXIN yang sudah ditumpuk selama bertahun-tahun, ber-genggam-genggam banyaknya itu. Dari satu kasus yang demikian, pipis orang itu sampai hari ke-6 masih berbau pesing, dan hari ke-7 barulah tidak bau sama sekali. 52 Biography / Discography Sewaktu balita, dulu, saat naik kereta mudik ke Jawa, ada seorang tua yang berkata kepada bapak saya: 'anak ini akan jadi orang pintar' sambil menunjuk ke saya. Hehehe … itu cerita almarhum bapak saya lho. Itupun, dia tidak pernah bercerita langsung kepada saya, tetapi lewat isteri saya. Sedari kecil saya suka sekali mengutak-ngatik segala hal, bongkar pasang apapun yang ada, tetap bisa bongkar dan juga bisa pasang. Karena ada banyak orang punya motto, sedia membongkar tak sedia (bisa) memasang kembali, alias cuma bisa merusak. Dulu saya ingin mendalami dunia permesin-an, juga suka menggambar, jadi saya ingin kuliah arsitektur dulu baru nanti kuliah teknik mesin. Saya ingin sekali bisa membuat perahu fiberglass untuk menjawab keperluan Indonesia sebagai negeri bahari (lautan), membuat pesawat yang bisa landing atau take-off di permukaan laut atau danau, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, atau membuat hoovercraft yang dapat melayang di daratan, di permukaan danau dan permukaan laut. Ide-ide itu mungkin terbentuk karena saya sejak SMP getol membaca majalah Popular Mechanic dan Popular Sciences. Kelas 2 SMP (sekolah menengah pertama), kelas 2, berdasarkan gambaran kasar, Jakarta butuh 1 juta telur, waktu itu masih tergantung supply dari berbagai kota lain di Jawa atau dari luar pulau Jawa. Saya usulkan kepada bapak untuk membangun peternakan ayam petelur di rumah/tanah kami di Cicadas – Ciampea dekat Bogor. Almarhum bapak saya cuma menjawab: 'siapa yang menjaga?'. End of discussion! Setelah tamat SMA, saya diterima di Arsitektur UNPAR-Bandung dan UI, dan teknik mesin Trisakti. Saya memilih UNPAR, tetapi ibu saya memilih UI. Saya sudah mendaftar di UNPAR, tapi akhirnya saya mengalah, saya mendaftar kuliah di UI. Waktu saya lebih banyak dihabiskan di perpustakaan British Council di jalan Imam Bonjol, melahap berbagai buku yang ada, dari teknik 53 sampai sosial/budaya. Kemudian lewat SKALU mendaftar di fakultas Psikologi UI, diterima, saya pun kuliah di Psikologi UI. Saya waktu itu bersama temanteman membuat rencana mendirikan bengkel karoseri yang memang masih sedikit ada di Indonesia. Kami mengatur rencana dan strategi, teman-teman dari STM akan menjadi teknisi, teman dari SMEA menjalankan tugas administrasi, seorang teman anak Betawi akan mencarikan lahan, dan saya didaulat jadi pimpinan, sementara seorang senior, abang ipar dari seorang teman, manager di sebuah pabrikan mobil Jeep waktu itu akan menyiapkan peralatan dan mencarikan jobs. Saya ajukan hal ini kepada orang tua, bapak hanya mengatakan: 'selama saya bisa membayar uang kuliah, kamu tetap kuliah!'. Tahun 1977/1978 oleh bapak, saya disuruh berangkat ke Jerman, belajar di Jerman, saya segera belajar bahasa Jerman dan berangkat ke Jerman, masuk Studienkollege di Karlruhe, persiapan masuk universitas, kemudian mengambil jurusan teknik mesin di Stuttgart. Di Jerman, saya selalu berusaha membaca/membeli 3 buku atau lebih per minggu, bermacam genre, dari teknik sampai filsafat. Saat pulang kembali ke Indonesia, saya membawa buku-buku seberat 600 kilogram. Sebagian besar buku itu hancur diserbu banjir. Kembali ke masa kuliah jurusan teknik, dengan pertimbangan masa depan teknik yang tidak jelas, bahkan sampai saat ini Indonesia baru mencapai mobil EsEmKa!, saya pindah jalur, mengambil keahlian komputer di Controll Data Instituts (CDI), yang masih merupakan ilmu baru. Nilai ujian saya selalu pada peringkat atas, maka saya diangkat menjadi asiten dosen, memberikan asistensi kepada mahasiswa yunior maupun mahasiswa satu tingkatan. Saya lulus dengan diploma EDV.F.T. Elektronische Daten Verarbeitung Fachmann Technik, setingkat master di bidang IT. 1986 saya pulang kembali ke Indonesia, meski seorang teman di CDI menawarkan kesempatan menjadi mitra kerja di cabang Microsoft yang baru dibangun di Jerman waktu itu. Di Jakarta, saya bekerja sebagai pengajar di LPKIA, memberikan In House Training di berbagai perusahaan, dalam masalah management, programming juga pelatihan penggunaan CAD (computer aided design). Saya memberikan 54 training CAD a.l. di Koja Bahari (perkapalan, pembuatan kapal, perbaikan kapal), Perencana Djaya (arsitekur) dan Perum Angkasa Pura Kemayoran yang dibiayai ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) untuk pelatihan penggambaran ulang seluruh landasan udara se Indonesia. Kemudian berwiraswasta sebagai Freelance Konsultant bidang IT, pernah dalam setahun saya harus menangani sampai 15 perusahaan, untuk perancangan program/sistem program ataupun training, salah satu pelanggan saya adalah PT. Exspan (Medco Energi), perusahaan minyak nasional milik Arifin Panigoro. Secara umum saya lebih banyak belajar secara autodikdak, saya banyak belajar dari buku-buku, dari teknik ke seni/budaya, dari management ke filsafat, dari akuntansi sampai politik. Saya biasa dan bisa menangani permasalahan suatu perusahaan secara menyeluruh. Penghalang utama dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan itu bukan karena faktor sulitnya suatu sistem dibuat, tetapi lebih banyak tergantung pada masalah diluar sistem seperti peraturan yang tidak pernah bisa bertahan lama, berubah setiap waktu, atau sifat manusia yang ingin bebas tanpa kendali alias ingin menggunakan kesempatan untuk mengambil keuntungan pribadi dan hal ini terlihat dari tingkat bawah sampai tingkat managemen atas. Sungguh sulit merubah budaya 'semau-gue' yang sudah tertanam puluhan tahun, apa yang bisa dibikin susah dan mahal - kenapa harus dibikin gampang dan murah. Saya menulis beberapa buku, al.: 'Pengantar Ilmu Komputer' yang saya gunakan di beberapa kursus, pelatihan dan In House Training; 'Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan' saya hanya mencetak sendiri beberapa puluh exemplar yang dijual di toko buku terkemuka di Jakarta, bukunya habis terjual, tidak saya lanjutkan karena kesibukan pekerjaan; 'Belajar Mengetik Sistem 10 Jari' (BMS10J), sebuah buku + program belajar mengetik, saya cetak sendiri beberapa ratus exemplar yang dijual di toko buku yang sama, dijual ke sekolah-sekolah, akademi dan beberapa universitas terkemuka di Jakarta; 'Logik Thinking & Programming' yang saya gunakan di beberapa tempat kursus dan In House Training, belum dicetak banyak, mungkin satu saat nanti; 'Reformasi Total dari A sampai Z' masalah politik, sosial dan 55 budaya, dengan kata pengantar dari Sri Sultan HB X dan 2 tokoh lainnya, belum sempat diterbitkan tapi sempat dicetak hampir seratus exemplar yang saya sampaikan ke banyak tokoh nasional, bahkan saya kirimkan kepada presiden-presiden Indonesia; buku 'Cinta Kasih Sayang, untuk perubahan' yang masih dalam proses; dan yang terakhir buku ini 'TERAPI PETE'. Saya menulis beberapa artikel mengulas masalah politik dan sosial di blog pribadi di Wordpress, membuat rekaman berbagai peristiwa, kejadian, yang menggambarkan situasi, keadaan dan kehidupan masyarakat dalam bentuk gambar-gambar yang saya pasang di FLICKR, semacam dokumenter kehidupan sehari-hari. Selain itu, saya sempat menulis 2 artikel masalah gaib: 'Rahasia Kemis-Kemis, Tragedi kemanusiaan' saya kirim ke majalah Misteri dan tabloid Tokoh; dan 'Keris peninggalan Majapahit, Ki Songsong', sebuah perjalanan ke Kudus yang penuh misteri dalam rangka mengantarkan sebuah keris yang merupakan titipan BK untuk anaknya MSP. Itulah sedikit DISCOGRAPHY kehidupan saya, dari seseorang yang berkutat di bidang teknik kemudian masuk ke sosial dan politik juga terlibat masalah gaib dan pengobatan herbal. Saya hanya mengikuti air mengalir. Jalani saja. 56 Pesan Penutup Apa yang dilakukan dengan hidup saya, dengan kesehatan saya atau keluarga saya, jelas merupakan tanggung jawab saya pribadi sepenuhnya. Begitu juga yang terjadi dengan setiap orang lain, atau keluarga-keluarga lain dimanapun di dunia, dalam kehidupan di bumi ini, terutama saat kita menjadi warga sebuah negara seperti Indonesia ini. Dimana biaya hidup harus ditanggung sendiri, karena kita tidak bisa berharap kepada 'SYSTEM' yang berlaku disini, jelas sekali terlihat dengan mata kepala sendiri, karena sampai saat ini sistem jaminan sosial itu belum berjalan sepenuhnya! Anda bekerja atau jadi pengganggur, hidup Anda sepenuhnya Anda tanggung sendiri. Begitu juga biaya sekolah, biaya pembelian buku cetak pelajaran sekolah yang setiap tahun memboroskan 15T (trilliun, 30 juta anak sekolah X 500ribu rupiah/anak/tahun)! yang seharusnya bisa dihemat tetapi malah dibebankan kepada setiap orang tua. Jadi, jelas sekali, hidup saya, hidup Anda, hidup keluarga saya dan keluarga Anda sekalian merupakan tanggung jawab pribadi sendiri-sendiri. Biaya untuk menjaga keHIDUPan sudah mahal, apalagi biaya untuk tetap bisa hidup sehat saat seseorang itu terserang penyakit parah dan harus menjalani rawat inap. Biasanya sih, sebelum diterima, sebelum dirawat, maka si orang sakit (atau keluarganya) harus membayar uang muka perawatan lebih dulu, dan nilainya tentu cukup tinggi, memberatkan bagi orang kebanyakan (orang biasa, menengah – kebawah). Apalagi kalau terserang cancer yang parah dan harus menjalani chemotherapy (kemoterapi). Bisa kanker beneran, kantong kering! Nah, soal kemoterapi itu, bukan hanya soal ongkos yang selangit, risikonya juga lumayan, bisa merusak organ tubuh, sampai kehilangan rambut alias jadi gundul! Soal ongkos dan risiko sistem kesehatan itu tidak hanya menjadi momok bagi rakyat biasa yang terserang penyakit! Bahkan KUALITAS perawatan kesehatan yang ada di negeri ini, juga diragukan oleh para petinggi negara ini! Lihat saja, berapa banyak di antara para petinggi negara ini yang pergi mencari 57 perawatan kesehatan pribadinya ke LN (luar negeri), termasuk sang mantan MENKES yang sudah almarhum itu, ataupun si ibu negara yang belakangan ini mencari perawatan kesehatan ke LN. Para petinggi itu berobat ke LN, meski toh bukan jaminan buat mereka untuk tetap bisa hidup sehat, karena ada banyak yang 'mati' dalam usaha mereka mencari kesembuhan di LN. Begitu juga dengan sang mantan MENKES yang almarhum itu, setelah beberapa bulan pulang dari berobat ke China, toh tidak bisa sembuh juga. hasil akhirnya bisa kita ketahui, dia telah pergi ke San Diego Memorial Park untuk selamanya. Yang jelas, bukan hanya petinggi biasa-biasa saja yang tidak percaya dengan sistem kesehatan negara ini! Bahkan beberapa presiden Indonesia juga tidak percaya dengan sistem kesehatannya sendiri. KOK BISA!? Kalau saja Anda mau sedikit memperhatikan, bagaimana presiden-presiden itu selalu membawa mobil ambulans berisi dokter ahli, perawat, obat-obat-an dan peralatan gawat darurat lengkap, kemanapun si presiden bergerak. Padahal seharusnya, sebagai presiden, kalau saja terserang penyakit apapun, bisa masuk ke rumah sakit manapun yang terdekat … tetapi kenapa malah membawa ambulans sendiri … berarti sang presiden itupun tak percaya kepada sistem kesehatannya sendiri!!! Bagaimana dengan rakyat kecil!? Usaha saya mencari obat herbal, merupakan usaha saya sendiri, berdasarkan kepercayaan saya akan ridho Yang Maha Kuasa, dan kepercayaan saya akan adanya obat-obat-an herbal yang disediakan Yang Maha Kuasa untuk penyakit yang saya hadapi. Apa yang saya ceritakan disini adalah pengalaman saya sendiri dan juga merupakan kumpulan pengalaman dari orang-orang yang telah ikut terapi pete selama ini. TETAPI, kesembuhan atau tidaknya seseorang dari penyakit tidak terlepas dari izin Yang Maha Kuasa. JADI, barang siapa ingin mencoba terapi ini, silahkan saja, asalkan jangan menggantungkan kesembuhan itu hanya pada terapi ini, ataupun bila tidak kunjung sembuh jangan pula menyalahkan saya, karena bisa saja ridho itu tidak diberikan. Dan yang pasti, buku ini bukan sebagai suatu jaminan akan 58 kesembuhan terhadap berbagai penyakit. Jangan pula menuntut saya atau menyalahkan terapi pete sebagai biang permasalahan tidak sembuhnya seseorang dari suatu penyakit. Pelu diingat, para petinggi negara ini yang berobat ke LN, meski sudah membayar ongkos yang begitu tinggi, tidak selalu berhasil sembuh dari penyakit yang mereka derita, beberapa malah tewas di LN, atau beberapa bulan setelah pulang perawatan. Atau seseorang perokok berat bisa saja tetap sehat sampai tua, atau bisa saja seseorang yang bukan perokok, mati muda karena berada di lintasan kereta dan mati tertabrak kereta yang lewat. Bahkan, karena nonton bola pun Anda bisa tewas seperti yang terjadi belakangan ini. So … soal hidup dan mati itu merupakan keputusan Yang Maha Kuasa! Yang penting kita selalu berusaha dan berikhtiar dalam mencari penyembuhan atas penyakit yang kita derita. Saat saya mengatakan (menceritakan) bahwa terapi pete itu baik untuk kesehatan, seseorang bisa menolak usulan saya, bisa mengacuhkan tawaran saya, bahkan bisa mentertawakan atau merendahkan diri saya. Jadi apa yang saya tulis di buku ini, juga akan berlaku sama. Apa yang seseorang lakukan terhadap hidupnya, merupakan tanggung jawab pribadinya, jangan menyalahkan orang lain apabila tidak mendapatkan kesembuhan, karena itu merupakan pilihannya sendiri. Apabila Anda mau mencoba terapi pete, itu juga pilihan Anda sendiri, saya tidak mengatakan terapi ini jalan keluar paling jitu terhadap berbagai penyakit. Sama seperti mereka yang memilih pergi berobat ke LN, membayar ongkos yang mahal … toh tidak sembuh bahkan langsung berpulang. Ingat … bila Anda mau membayar ongkos mahal, atau mau menggunakan terapi pete merupakan tanggung jawab pribadi Anda sendiri. Kalau Anda sembuh, sehat, hidup bahagia, atau sejahtera, adalah merupakan pilihan Anda sendiri, berterima kasihlah kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberi ridho, izin untuk itu semua. Kalau Anda sehat, paling-paling saya hanya mendapat pahala, tidak ada keuntungan materi. Yang akan mendapatkan keuntungan 59 malah mereka yang sudah ikutan menanam pohon pete. Berbagi ilmu pengetahuan adalah tujuan saya. Warga di negara-negara di Eropa sudah lama mengganti obat-obat kimia dengan obat herbal atau menggunakan perawatan/penyembuhan a'la oriental seperti shiatsu, akupunktur, akupressur, massage, terapi minyak, terapi panas dingin, terapi getaran (resonansi) dlsb. Sementara kita terus dibanjiri obatobat kimia yang ditemukan oleh para ahli di negara-negara di Eropa itu, padahal bahan-bahan obat herbal itu, tanaman/buah/umbi dll ada di negara kita! Kenapa kita tidak menggunakannya sendiri. Beberapa tahun yang lalu penggantian obat-obat kimia dengan obat herbal di Eropa itu sudah lebih dari 50%, saya lupa dimana menyimpan artikel tentang hal ini. Kata orang pintar: "Nobody's Perfect!". Saya percaya, tidak ada yang sempurna, tidak mungkin semua permasalahan bisa ditangani sendirian, tidak mungkin semua penyakit bisa disembuhkan hanya dengan satu obat! Dengan begitu, yakinlah saya, kalau pete bukan segalanya. Pete bukan penangkal segala penyakit, tapi bukan berarti kita tidak boleh mencoba menggunakan pete untuk mengobati suatu penyakit yang menyerang kita. Kita harus mencoba, berusaha dan jangan lupa untuk berdoa kepada YMK agar mendapatkan kesembuhan. Yang jelas, marilah kita mencoba terapi ini, kita buktikan sampai kemana keampuhan si buah pete. Kepada para profesional kesehatan, saya tidak bermaksud mengambil alih bisnis mereka: merawat orang sakit ... terapi ini hanya akan mengambil sedikit porsi pasien mereka, karena mereka yang masuk katagori warga mampulah yang menjadi pelanggan para profesional itu, sedangkan terapi pete ini ditujukan pada dasarnya kepada para warga kurang mampu, atau mereka yang memang suka akan obat herbal. Mereka yang sudah ketagihan dengan obat mahal atau ongkos yang tinggi akan tetap menjadi pelanggan para profesional kesehatan itu, akan tetap mencari kesembuhan sampai ke negeri China, ke Eropa, ke negeri paman Sam. Sementara yang tidak punya 60 biaya kan jelas bukan pelanggan mereka, hanya inilah target terapi ini. Kalau kemudian ada dari kalangan mampu juga ikut mencoba terapi ini dan mendapatkan kesehatan mereka. Please, don't blame me yaaa! Blame them lhooo! Buat mereka yang sudah yakin akan kemampuan buah pete, jangan lupa untuk menanam pohon pete, buah yang menjanjikan di masa datang. Selain buahnya untuk obat, penanaman pohon pete menjadi bagian penghijauan bumi. Pohon pete bisa dijadikan pohon pelindung untuk tanaman komersil lainnya, karena daunnya tidak memonopoli sinar matahari, jadi selama menunggu si pete tumbuh besar dan berbuah, tetap bisa mengusahakan lahan di antara pohon-pohon pete itu. Buat mereka yang belum tahu atau tidak yakin, lebih baik mencoba dan merasakan sendiri ulah si pete yang nantinya tidak akan membuat bau pesing lagi. Rasakan sensasinya! Sekian dan terima kasih. Bila ada yang ingin menghubungi saya, silahkan lewat email: [email protected] 61 Daftar Bacaan Bagian ini saya beri judul 'DAFTAR BACAAN' bukan daftar referensi, karena saya memulai uji-coba terapi ini di tahun 1995 tanpa satu referensi kecuali berdasarkan satu artikel dari Prof. Hembing yang menyatakan bahwa 'Pete dapat digunakan untuk mencuci darah', untuk membersihkan darah. Itu saja. Selama limabelas tahun uji-coba itu saya tidak menemukan atau tidak bertemu dengan artikel/penelitian tentang pete. Baru di bulan Mei 2012 itulah saya mulai mencari informasi tentang pete atau 'Parkia speciosa' di internet. Di bulan Mei 2012, setelah mendapat masukan dari Hasan, seorang teman alumni Jerman, saya coba cari soal 'buah pete' dan 'Parkia speciosa' di internet. Saat googling (surfing/searching) dengan kata kunci 'buah pete', Google atau mesin pencari (search engine) lain menampilkan banyak halaman (pages) yang terkait dengan 'buah pete', ada ribuan pages. Banyak pages yang menceritakan manfaat buah pete, mulai dari kandungan vitamin sampai kemampuan super melawan kanker. Tetapi mereka tidak menuliskan bagaimana menggunakan si super-pete itu. Selanjutnya dengan kata kunci 'Parkia speciosa', nama latin dari pete, ada ribuan pages (di akhir Juli 2013 ada 44.100 pages), artikel, website, blog berkaitan dengan pete. Ada banyak tulisan, artikel yang lebih lengkap dan lebih serius. Ada banyak penelitian tentang Parkia speciosa di banyak universitas/institusi riset mancanegara. Sebagian dari halaman-halaman (pages) itulah yang saya tampilkan disini. Maaf, data-data yang ditampilkan berdasarkan surfing di tahun 2012, jadi bisa saja ada alamat web yang tidak berhasil ditampilkan, karena mungkin sudah pindah atau karena hal lain. Dari banyak halaman (pages) di internet itu, didapatkan banyak informasi mengenai manfaat pete, kemungkinan-kemungkinan penggunaan pete untuk pengobatan. Ada banyak blog yang sebagian besar terlihat seperti copy-paste dari blog lain atau terjemahan dari blog berbahasa Inggris. Hasil uji-coba terapi pete yang saya lakukan memang hanya mem'benar'kan sebagian kecil 62 dari begitu banyak manfaat pete, karena memang uji-coba yang saya lakukan masih terbatas dari segi jumlah peserta (subjek/objek) dan tentu saja keterbatasan waktu dan kesempatan untuk bisa melakukan interaksi dengan para peserta itu yang tersebar di banyak kota sampai ke luar pulau Jawa. Tentu saja saya tidak bisa memasukkan semua pages/web-sites/blogs yang terkait pete, karana ada ribuan pages terkait pete dan 'Parkia speciosa'. Saya hanya menampilkan sebagian saja. Pembaca bisa mencari sendiri, melihat dan membacanya lasngsung di internet menggunakan kata kunci 'buah pete' dan 'Parkia speciosa'. Beberapa alamat blog hasil pencarian 'buah pete' 1) http://www.thecrowdvoice.com/post/khasiat-pete-2695041.html 2) http://www.febrinastevani.com/2012/05/buah-petai-10000-kalo-lebihkuat-dari.html 3) http://chatterlight.blogspot.com/2012/05/pete-dapat-membunuh-selkanker.html 4) http://bakulatz.wordpress.com/2011/12/28/manfaat-buah-pete-petai/ 5) http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9402 6) http://bismillahku.blogspot.com/2011/07/manfaat-buah-buah-jengkoldan-pete-bagi.html 7) http://obatkuno.com/petai-cina-untuk-obat-kencing-manis.htm 8) http://zuneiging.blogspot.com/2012/03/19-khasiat-dahsyat-buahpete.html 9) http://sinokwibowo.blogspot.com/?zx=3015c31b44459251 10) http://www.ciebal.web.id/2009/01/keajaiban-buah-pete.html#more-273 11) http://anaksolsel.blogspot.com/2009/07/khasiat-pete-petai.html 12) http://salamsalim.com/blogs/6/3985/manfaat-buah-pete-bagipenyembuh 13) http://askep-askeb.blogspot.com/2010/02/manfaat-pete.html Laboratorium / LITBANG Cahaya Nusantara Yogya Karta Isi salah satu blog menuliskan 'Pete dan Manfaatnya!', dari 63 http://doktersehat.com/pete-dan-manfaatnya/ Selain berbau, pete ternyata banyak gunanya lebih dari yang kita bayangkan! Berikut adalah kegunaan pete Depresi Menurut survei yang dilakukan oleh MIND diantara pasien penderita depresi, banyak orang merasa lebih baik setelah makan pete. Hal ini terjadi karena pete mengandung tryptophan, sejenis protein yang diubah tubuh menjadi serotonin. Inilah yang akan membuat relax, memperbaiki mood dan secara umum membuat seseorang lebih bahagia. PMS (premenstrual syndrome) Jika mengalami PMS saat ‘tamu‘ datang, kamu ga perlu minum pil ini ataupun itu, cukup atasi dengan makan pete. Vitamin B6 yang dikandung pete mengatur kadar gula darah, yang dapat membantu mood. Anemia Dengan kandungan zat besi yang tinggi, pete dapat menstimulasi produksi sel darah merah dan membantu apabila terjadi anemia. Tekanan darah tinggi Buah tropis unik ini sangat tinggi kalium, tetapi rendah garam, sehingga sangat sempurna untuk memerangi tekanan darah. Begitu tingginya, sehingga FDA Amerika mengizinkan perkebunan pete untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan buah ini untuk menurunkan resiko tekanan darah dan stroke. Kemampuan otak 200 siswa di Twickenham (Middlesex) tertolong dengan mudah melalui ujian pada tahun ini karena memakan pete pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Riset telah membuktikan bahwa buah dengan kandungan kalium tinggi dapat membantu belajar dengan membantu siswa semakin waspada. Sembelit Karena kandungan serat yang tinggi, maka pete akan mempermudah, menormalkan kembali aksi pencernaan, membantu mengatasi permasalahan ini tanpa harus kembali ke laksativ. Obat mabuk Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan “penyakit” mabuk adalah milkshake pete, yang dimaniskan dengan madu. Pete akan membantu menenangkan 64 perut dan dengan bantuan madu akan meningkatkan kadar gula darah yang jatuh, sedangkan susu akan menenangkan dan kembali memperbaiki kadar cairan dalam tubuh. Selain tentu saja karena baunya yang membangunkan dari mabuk icon biggrin Kekenyangan Pete memiliki efek antasid pada tubuh, sehingga bila dada anda terasa panas akibat kebanyakan makan, cobalah makan pete untuk mengurangi sakitnya. Mual di pagi hari Makan pete diantara jam makan akan menolong mempertahankan kadar gula dan menghindari muntah. Gigitan nyamuk Sebelum anda meraih krim gigitan nyamuk, coba untuk menggosok daerah yang terkena gigitan dengan bagian dalam kulit pete. Banyak orang berhasil mengatasi rasa gatal dan bengkak dengan cara ini. Untuk saraf Pete mengandung vitamin B dalam jumlah besar, sehingga akan membantu menenangkan sistem saraf. Kegemukan Penelitian di Institute of Psychology Austria menemukan bahwa tekanan pada saat kerja menyebabkan orang sering meraih makanan yang menenangkan seperti coklat dan keripik. Dengan melihat kepada 5.000 pasien di rumah sakit, peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang mejadi gemuk karena tekanan kerja yang tinggi. Laporan menyimpulkan bahwa, untuk menghindari nafsu memakan makanan karena panik, kita butuh mengendalikan kadar gula dalam darah dengan ngemil makanan tinggi karbohidrat setiap dua jam untuk mempertahankan kadarnya tetap. Luka lambung Pete digunakan sebagai makanan untuk merawat pencernaan karena texturnya yang lembut dan halus. Buah ini adalah satu-satunya buah mentah yang dapat dimakan tanpa menyebabkan stress dalam beberapa kasus yang parah. Buah ini juga mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung. Mengatur suhu tubuh Banyak budaya lain yang melihat pete sebagai buah ‘dingin‘ yang mampu menurunkan suhu tubuh dan emosi ibu yang menanti kelahiran anaknya. Di Belanda misalnya, ibu 65 hamil akan makan pete untuk meyakinkan agar si bayi lahir dengan suhu tidak tinggi. Pete mengandung 3 macam gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Nah..kombinasi ini, ternyata bikin kita jadi sangat bertenaga! Riset membuktikan dua porsi pete aja..mampu memberikan tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas berat selama 90 menit. Makanya, tau ga sih kalo makanan ini tu kesukaannya para atlet top! Selain itu, pete juga banyak gunanya. Bisa juga ngebantu ngobatin beberapa penyakit. Check this out! (dari berbagai sumber). Seasonal Affective Disorder (SAD) (penyakit emosional yang kacau) Pete dapat membantu penderitas SAD kerena mengandung pendorong mood alami, tryptophan. Merokok Pete dapat menolong orang yang ingin berhenti merokok. Vitamin B6 dan B12 yang dikandungnya, bersama dengan kalium dan magnesium, membantu tubuh cepat sembuh dari efek penghentian nikotin Stress Kalium adalah mineral penting, yang membantu untuk menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika kita stress, kecepatan metabolisme kita akan meningkat, sehingga akan mengurangi kadar kalium dalam tubuh. Hal ini dapat diseimbangkan lagi dengan bantuan makan petai yang tinggi kalium. Stroke Menurut riset dalam “The New England Journal of Medicine”, makan pete sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke sampai 40%. Caplak Mereka yang suka berpaling pada pengobatan alami akan berani bersumpah, jika kamu ingin mematikan caplak, maka ambil sepotong pete, dan letakkan di caplak itu. Tetap pertahankan pete itu dengan menggunakan plester! Tulisan diatas dari blog dokter sehat, http://doktersehat.com/pete-danmanfaatnya/#ixzz1u8azqxNa 66 Ada banyak blog menampilkan hal yang serupa, jadi terlihat seperti 'copypaste' satu sama lainnya. Soal kebenaran isi tulisan itu, bahwa pete memiliki banyak manfaat, saya tidak bisa menjamin, tetapi berdasarkan uji-coba yang saya lakukan selama ini, memang mengarah kepada manfaat pete yang ditulis oleh banyak blogger itu. Jadi ... sekali lagi ... kalau mau membuktikan kebenarannya, kenapa harus ragu-ragu ... langsung saja uji-coba terapi pete, dan rasakan langsung manfaatnya ... rasakan sendiri kebenarannya. Blog tentang HAMA PENGEREK BUAH PETAI http://www.slidefinder.net/h/hama_pengerek_buah_pete_muscidia/3272887 6/p2 Beberapa web-sites/pages hasil pencarian 'Parkia speciosa' From Wikipedia, the free encyclopedia Parkia speciosa (bitter bean, twisted cluster bean, or stink bean) is a plant of the genus Parkia in the family Fabaceae. It bears long, flat edible beans with bright green seeds the size and shape of plump almonds which have a rather peculiar smell, characterised by some as being similar to natural gas. Uses: The beans or other Parkia species (Parkia javanica and Parkia singalaris for example) are popular as culinary ingredient in Indonesia, Malaysia, Singapore, Laos, southern Thailand, Burma, and northeastern India, and are sold in bunches, still in the pod, or the seeds are sold in plastic bags. Pods are gathered from the wild, or from cultivated trees: they are exported in jars or cans, pickled in brine, or frozen. Culinary use: It is known as petai, pete or peteh in Indonesia, Malaysia, and Singapore. In marketplace, depending on the country of origin Parkia species may be labelled peteh, petai, yongchaa, yongchaak, Zawng?ah (pronounced Zongtrah). They are best when combined with other strongly flavoured foods such as garlic, chili peppers, dried shrimp or shrimp paste, as in sambal petai. When young the pods are flat because the seeds have not yet developed, and 67 they hang like a bunch of slightly twisted ribbons, pale green, almost translucent. At this stage they may be eaten raw, fried or pickled. Young tender pods with undeveloped beans can be used whole in stir-fried dishes. Agroforestree Database: a tree reference and selection guide Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 (http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp) Parkia speciosa, Fabaceae - Mimosoideae, Hassk. LOCAL NAMES Filipino (u’pang); Indonesian (pete, petai papan, peuteuy); Javanese (petai gede,pete,segobang,petai pare); Malay (chou dou, petai, petah, patai, patag, nyiring, cong dou); Thai (sator, sataw, sator dan, sator kow, to dan, to khao) Essential oil: Seeds of P. speciosa contain cystine. Medicine: The seeds are known to be hypoglycemic (reducing blood sugar level), and is used traditionally for treating kidney pain, cancer, diabetes, hepatalgia, oedema, nephritis, colic, cholera and as an anthelmintic; also applied externally to wounds and ulcers. The seeds are also valued as a carminative. Profile of Parkia speciosa Hassk Metabolites Extracted with SFE using FTIRPCA Method. Rahman, N. N. N. Abd., Zhari, S., Sarker, Md. Z. I., Ferdosh, S., Yunus, M. A. C. and Kadir, M. O. A. (2012), Jnl Chinese Chemical Soc, 59:_ 507–514. doi:_ 10.1002/jccs.201100104 - Faculty of Chemical Engineering, Universiti Teknologi Malaysia, Skudai, Johor Bharu, Malaysia - School of Distant Education, Universiti Sains Malaysia, 11800 Minden, Penang Malaysia - Department of Pharmaceutical Technology, Faculty of Pharmacy, International Islamic University Malaysia, Kuantan Campus, Badar Indera Mahkota, 25200, Kuantan, Pahang D/M, Malaysia - School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia, 11800 Minden, 68 Penang Malaysia Hemagglutinating activity of proteins from Parkia speciosa seeds http://healthyfood-list.blogspot.com/2012/02/parkia-speciosa-health-benefits.html http://informahealthcare.com/doi/abs/10.3109/13880200903046195 January 2010, Vol. 48, No. 1 , Pages 81-88 (doi:10.3109/13880200903046195) Kanokwan Chankhamjon, Amorn Petsom, Narumon Sawasdipuksa, Polkit Sangvanich - Research Center for Bioorganic Chemistry, Department of Chemistry, Faculty of Science, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand - The Institute of Biotechnology and Genetic Engineering, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand Mitogenic effect of Parkia speciosa seed lectin on human lymphocytes. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11199124 Suvachittanont W, Jaranchavanapet P. - Faculty of Science, Prince of Songkla University, Hat Yai, Thailand. Sebuah Patent yang diajukan ke PatentGenius.com 6004558 Methods for treating cancer with legume plant extracts Date Issued: December 21, 1999 Application: 09/030,704 Filed: February 25, 1998 Inventors: Huang; Li Jiu (New South Wales, AU); Thurn; Michael Joseph (New South Wales, AU) Natural Cancer KILLER - 10,000 times stronger than Chemo and more..... CANCER Natural Medicines & Humor Theraphy MYSIG-BIOTECH · Malaysia SIG - Biotechnology http://www.healthneasy.com/forum/viewthread.php?tid=360 69 http://www.learnabetterlife.com/id39.html Penggunaan Sirsak (Durian Belanda), Pete (Parkia Speciosa), Spirulina, dan NIGELLA SATIVA (HABBATUS SAUDA) menggantikan Chemo Sebuah karya tulis mengenai tanaman/pohon pete (Parkia speciosa), daerah/suhu yang cocok, dan hama yang mengganggu pohon pete. Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree Database: a tree reference and selection guide (http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp) Does Petai Really Help People Stop Smoking To Prevent Stroke? http://www.memorylogix.com/does-petai-really-help-people-stop-smoking-toprevent-stroke.html .... But the news emerged petai can help people quit smoking up to prevent a stroke. Can petai really help people quit smoking and prevent a stroke? ... plants (peteh) are very popular in the region of Southeast Asia countries such as Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Laos. The fruit is known by the scientific name of Parkia speciosa (petai) has a biological chemicals that are beneficial to humans more than expected so far. It was said petai contain fiber, sucrose, fructose, glucose, tryptophan, a protein that is converted into serotonin. Serotonin is a substance that relaxes a person and vitamin B6. Vitamin B6 is what he said could help people quit smoking. But until now no one has turned out to prove the link of vitamin B6 in the petai with quitting smoking. The claim that Vitamin B6 and B12 they contain, along with potassium and magnesium help the body to heal faster from the effects of nicotine has not been proven medically. Although research has not found a valid prove, some people found the efficacy of eating petai. Those benefits include: 1.Reduce depression 2.Streamlining the menstrual 3.Overcoming anemia 4.Reducing high blood pressure 70 5.Overcoming constipation 6.Controlling blood sugar levels Journal of Chemical and Natural Resources Engineering, Special Edition:153163 © FKKKSA, Universiti Teknologi Malaysia EXTRACTION AND IDENTIFICATION OF COMPOUNDS FROM Parkia Speciosa SEEDS BY SUPERCRITICAL CARBON DIOXIDE C.Y.MOHDAZIZI, SALMAN, N.A.NIK NORULAIN/ A.K. MOHDOMAR Evaluation of antiangiogenic and antoxidant properties of Parkia speciosa Hassk extracts Abdalrahim FA Aisha, Khalid M Abu-Salah, Salman A Alrokayan, Zhari Ismail and Amin Malik Shah Abdul Majid - School of Pharmaceutical Sciences, University Science Malaysia (USM), Minden 11800, Pulau Pinang, Malaysia - The Chair of Cancer Targeting and Treatment, Biochemistry Department and King Abdulla Institute for Nanotechnology, - King Saud University, PO Box 2455, Riyadh, Kingdom of Saudi Arabia 71 Catatan Tambahan Dengan berjalannya waktu, terdapat perkembangan baru, muncul berbagai hal yang terkait dengan TERAPI PETE ini. Ada hal positiv dan ada juga hal negativ yang saya temukan langsung maupun hasil masukan dari banyak peserta terapi Sebagian informasi susulan itu sudah disisipkan ke dalam beberapa bagian tulisan TERAPI PETE. Sebagian lagi berada di catatan tambahan ini. Skin Regenerative Dari hasil surfing di internet, terdapat informasi mengenai kemampuan pete melakukan cell-regenerative, memperbaharui sel mati dengan sel baru dengan lebih cepat. Informasi lebih lanjut: Skin Regenerative, dan tidak terlepas kemungkinan organ tubuh juga diperbaharui. Pada umumnya, setiap cell tubuh akan mengalami penuaan, dan perlu pembaharuan (regenerative). Terkait dengan usia seseorang, cell regenerative itu akan mengalami penurunan kemampuan secara umum, seperti kulit yang terlihat menua, keriput dan kehilangan kelenturan. Begitu juga kemampuan organ tubuh, berkurangnya kemampuan itu berarti berkurangnya kemampuan organ tertentu memproduksi hormon, atau penurunan kemampuan unjuk kerja organ tertentu. Pete mampu mendorong kemampuan cell regenerative. Jadi peserta terapi akan terlihat lebih segar, lebih sehat, lebih bertenaga dibanding mereka yang tidak ikut terapi. Mengenai hal ini, saya mendapat masukan dari beberapa peserta. Memang belum banyak masukan tentang kemampuan ini, masih perlu pembuktian lebih lanjut. Obsesi, Ketagihan dan Ketergantungan Pete!? Berdasarkan pemantauan saya terhadap para peserta terapi, ada di antara mereka yang terobsesi terapi ini, mereka tidak berhenti pada terapi 2 minggu atau 1 bulan, tetapi malah seperti 'ketagihan' atau malah mereka sendiri menyebutnya sebagai 'ketergantungan'. Mereka berusaha setiap hari makan pete (sesuai resep), ada yang hanya setiap malam hari 1 lanjar, tetapi ada juga yang setiap hari 2 - 3 lanjar. Mereka mengatakan, sejak ikut terapi pete, 72 kesehatan mereka terjaga, tenaga terus tersedia, rasa capek itu hilang sejak ikut terapi bahkan ada yang bilang, kesehatan jantung-nya terus terjaga ... terasa enak. Sebenarnya tidak perlu setiap hari makan pete. Selama ini saya menjalankan REFILLING sebulan sekali juga bisa, tetapi kalau mereka ingin makan pete setiap hari ... itu terserah mereka. Mungkin takut luntur kekuatan Slow Vixgrx-nya. Logika Pete, Kekuatan Pete 1) kata Prof. Hembing, pete adalah pencuci darah ... saya bilang tidak hanya pencuci darah, tetapi juga membersihkan perut, juga membersihkan pembuluh darah 2) sebelum/tanpa terapi, setiap kali seseorang makan pete maka OUTPUT pasti bau pesing. Hari ini makan pete, beberapa jam kemudian (atau besok) akan bau pesing, kemudian beberapa hari kemudian makan pete lagi maka OUTPUT kembali bau pesing 3) saat ikut terapi, 4 hari: siang 1 lanjar, malam 1 lanjar, maka hari ke-5 OUTPUT itu tidak bau lagi, bahkan setelah terapi selesai, selang (jeda) seminggu atau 2 minggu kemudian kita makan pete, OUTPUT tetap tidak bau pesing. KECUALI! 1) ada 2 peserta terapi, baru pada hari ke-7, OUTPUT tidak berbau pesing lagi, karena sebelumnya dia memang harus minum obat 'segenggam' banyaknya, sebab dia sudah punya KOMPILASI penyakit selama ini. 2) meski Anda sudah menjalankan terapi, saat ada jeda tidak makan pete cukup lama, dan diwaktu jeda itu Anda gemar menabung racun/toxin/kotoran dari berbagai macam makanan yang mengandung bermacam zat sintetik/kimia berbahaya seperti: zat pengawet (borax, formalin), zat penambah rasa (msg dsn sejenisnya), zat pewarna textil, zat pemanis buatan (biang gula), bahan-bahan kadaluarsa, bahan-bahan rusak, busuk, dll. Maka saat Anda makan pete lagi, OUTPUT itu akan bau pesing. Itulah maksud dari REFILL TERAPI, dimana dalam sebulan harus diusahakan untuk 2 - 3 hari (kali) makan pete. 73 Melihat LOGIKA PETE diatas, bisalah diambil kesimpulan, bahwa pete begitu kuat dalam melakukan pembersihan darah/perut/badan ... dalam 4 hari pete bisa menghilangkan toxin yang ditumpuk selama bertahun-tahun! Bau PESING itu adalah proses kimiawi, proses pembersihan darah/perut/badan oleh pete ... jadi kalau bau pesing pasti ada kotoran, dan kalau setelah makan pete OUTPUT tidak bau pesing lagi, maka itu berarti darah/perut/badan kita sudah bersih. WARNING!!! 1) Pete yang sudah direbus 2 menit masih punya kekuatan yang cukup besar! Apalagi dalam keadaan mentah! 2) Begitu juga air rebusan kulit pete yang 2+11 menit itu atau yang 20 menit! Air rebusan (13 atau 20 menit) ini cukup diminum sehari sekali saja, sebaiknya siang hari setelah makan siang. Dan bagi mereka yang memiliki gejala darah rendah perlu sedikit berhati-hati, jangan sampai drop terlalu cepat. Bagi 2 air rebusan itu, diminum 2X dengan jeda 4 jam, juga perlu tenaga tambahan (bisa) dengan makan pisang di antara waktu makan. Kenapa Terapi Pete Harus 2 Minggu? Bagi mereka yang hidup sehat selama ini, dalam 4 hari terapi bisa didapatkan hasil yang cukup kentara, bisa dilihat, bisa dirasakan ... tentu berbeda bagi kebanyakan orang yang setiap hari makan berbagai macam makanan yang sudah dijejali dengan berbagai racun selama ini, bisa saja memerlukan waktu yang lebih panjang untuk pembersihan secara tuntas ... itulah maksud kenapa harus 2 minggu. Agar tuntas dan stabil. Sementara bagi mereka yang punya KOMPILASI penyakit (kompilasi: semacam list lagu, yg ini penyakit!) ... tentu memerlukan waktu terapi yang lebih panjang. Tapi biasanya, setelah menjalani 2 minggu terapi, orang yang memiliki kompilasi penyakit itu akan sukarela melanjutkan ritual makan pete, bahkan ada yang setiap hari harus makan pete. Rasa enak dibadan menjadikan orang itu ketagihan. Terapi pete mungkin jauh lebih murah daripada segenggam obat kan? 74 Cara Penyimpanan Pete Agar Tahan Lama Pete biasanya tidak cepat rusak, tidak cepat busuk, tetapi kulit pete akan berubah menjadi hitam dalam waktu seminggu bila dibiarkan di ruang terbuka. Tetapi bila disimpan dengan benar, pete bisa bertahan sampai 2 minggu lebih. Kalau harga pete memang tidak mahal, dan tersedia di pasar dekat rumah, kita bisa membeli setiap hari atau beberapa X dalam seminggu. Tetapi kalau harga pete di pasar dekat rumah cukup mahal dan mungkin Anda harus membeli di pasar yang lebih jauh dengan harga relative cukup murah asalkan Anda membeli sekaligus banyak, maka pete itu harus disimpan agar bisa bertahan selama seminggu - 2 minggu. Biasanya, pete itu saya bungkus dalam plastik kresek 2-3 lapis, dibungkus sedemikian rupa agar kelembaban itu bisa dipertahankan, kalau perlu diikat ... kemudian masukkan ke ruang penyimpan sayuran di lemari pendingin (kulkas). Penelitian Buah Pete (Parkia speciosa) Penelitian tentang pete telah dilakukan oleh banyak lembaga peneliti di mancanegara. Ada sekitar ribuan pages/web-sites penelitian pete di internet. Para peneliti itu telah mengetahui bermacam zat yang terkandung didalam buah pete. Zat apa yang ada didalam buah pete itu bisa dibaca didalam berbagai tulisan/paper/report/thesis mereka; apakah zat yang ada itu memiliki kemampuan tertentu juga sudah ada dalam berbagai tulisan itu; bagaimana pemanasan buah pete akan memunculkan antioxidan dan semakin lama waktu pemanasan akan meningkatkan antioxidan dari si buah pete ... sampai kepada bagaimana menanam pohon pete, penyakit apa saja yang menyerang pete, bagaimana membungkus (packaging) pete agar bisa dikirim (transport) ke tempat jauh tetapi buah pete tidak rusak, tidak busuk atau mengalami penurunan kualitas. Berbagai zat yang ada didalam buah pete itu sudah diketahui, pemanasan/perebusan buah pete memunculkan antioxidan ... TETAPI ... KOMBINASI antara zat dan waktu proses pemanasan untuk memproduksi suatu obat tidaklah mudah dilakukan, bagaimana buah pete itu diperlakukan 75 untuk dijadikan obat tertentu ... masih belum mereka dapatkan, atau belum mereka sebutkan dalam tulisan-tulisan mereka, sementara uji-coba yang bisa dibaca dari berbagai tulisan peneliti itu adalah uji-coba pete dengan tikus percobaan atau uji laboratorium mengadu sel sakit dengan pete ... sementara uji-coba yang saya lakukan adalah uji langsung kepada orang-orang yang memiliki berbagai penyakit dengan resep perebusan/pemanasan kulit dan buah pete seperti yang ada dalam RESEP TERAPI PETE. Kombinasi rebusan 2 menit, 11 menit dan 20 menit itu telah diujikan kepada ribuan orang dengan berbagai hasil yang cukup menggembirakan sampai memberikan kebahagiaan bagi sebagian orang. Penelitian Lebih Lanjut Saya akan sangat berterima kasih kepada siapapun (para peneliti) yang mau melanjutkan penelitian manfaat pete berdasarkan RESEP TERAPI PETE ini. Selama ini saya melakukan penelitian berdasarkan uji-coba langsung mengkonsumsi pete secara coba-coba, dicoba dengan waktu perebusan pete dan perebusan kulit pete (hassk), mengkonsumsi buah dan air rebusan itu pada saat saya terkena sakit tertentu, merasakan efeknya, dari kesegaran di badan, hilangnya gejala rhematik, perginya serangan diare, menghilangnya asam urat, dll. Kemudian saya anjurkan kepada anggota keluarga saya sendiri, kepada teman-teman dekat, saudara dekat dst. Ada kalanya saya sengaja berhenti terapi pete beberapa bulan sampai mengalami penurunan kesehatan, penurunan kemampuan, kehilangan gairah dlsb. Kemudian saya jalankan terapi lagi, langsung terasa perubahan perbaikan kesehatan dan kemampuan. Setelah 15 tahun (itulah kenapa saya menuliskan pengalaman 15 tahun di cover ebook TERAPI PETE ini) baru saya berani menyebarkan (mensosialisasikan) terapi pete ini kepada lebih banyak orang lagi ... didalam berbagai kesempatan saya tawarkan terapi ini kepada teman dekat, teman jauh, saudara dekat, saudara jauh, kerabat sampai orang yang baru saya temui ... asalkan mereka tertarik saya berikan informasi rinci tentang terapi pete ini. Banyak yang ikut serta, sudah ribuan bahkan belasan ribu orang, semakin jelas bahwa pete benar mampu menyehatkan. Yakinlah saya akan kemampuan terapi pete ini. 76 Saya berharap peneliti Indonesia ada yang bersedia melanjutkan penelitian saya ini dengan lebih scientific, dengan uji laboratorium, mencari kenapa dan mengapa: - kenapa setelah 4 hari terapi pipis tidak bau lagi, - kenapa setelah hari ke-7 bisa bangun berdua (si otong bangun duluan), - kenapa bisa menurunkan kadar gula, membantu menyembuhkan diabetes (sakit gula), kenapa air rebusan kulit pete bisa menyembuhkan asam urat dan gejala rhematik, - kenapa terapi ini bisa membantu meng-giat-kan pergantian sel kulit (skin regenerative), mengembalikan otot/saraf yang selama ini sudah mencapai tahap ke-TUA-an, fatigue kembali muda, kembali lentur, kembali bisa digerakkan dengan mudah bebas dari gejala rhematik ... dan terakhir, kenapa terapi pete bisa membantu jantung, memberikan rasa 'enak' di jantung (saya ambil dari ucapan seorang peserta yang sebelumnya punya penyakit jantung) ... kenapa pete memberikan kekuatan bagi pekerja fisik (dengan tenaga) seakan tenaga itu tersedia lebih banyak, tidak mudah capek, tidak mudah sakit karena cuaca ... dll. Saya merencanakan akan mengirim ebook terapi pete ke lembaga-lembaga peneliti manca-negara, agar penelitian ini bisa dilakukan lebih luas dan oleh lebih banyak peneliti. Buat para peneliti di Indonesia, tentu akan mendapatkan kesempatan lebih besar, karena saya tinggal di Jakarta, akan mudah dihubungi dan saya bersedia untuk melakukan perjalanan ke lembaga penelitian yang membutuhkan pertukaran informasi tentang terapi pete ini. Semoga ada yang berminat ... 77