Makan pete tidak bau!

advertisement
untuk
Kesehatan, Kehidupan,
Kebahagiaan
dan Kesejahteraan
15 tahun terapi pete
Bambang Subaktyo EDV.F.T.
Versi 5, 30 Juli 2013
TAHTA saya tak punya
HARTA hanya sekedarnya
PUSAKA pun tak ada
hanya CINTA KASIH SAYANG (CKS) yang bisa kuberikan
dan ILMU PENGETAHUAN (IP) yang dapat kuwariskan
untuk
Zulvia, istri tercinta,
Putri, Ratna dan Eko,
anak-anak yang saya sayangi,
dan teman-temannya
generasi penerus bangsa.
Buku ini adalah per-wujud-an dari CKS + IP
Semoga buku terapi pete ini akan membawa
kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan
yang jauh lebih baik lagi di masa depan.
Kata Pengantar
Makan pete tidak bau!
Pipis tidak bau pesing setelah makan pete!?
Nonsens!
Mustahil!
Tidak mungkin!
BOHONG!
Mimpi kaleeeee!
Orang bilang pete itu bau, makan pete itu bau!
Pete disebut juga Stink bean! (stink, bahasa Inggris = bau).
Malah ada yang bilang ‘evil-smelling bean’!
Makan pete pasti bau, sangat tidak menyenangkan, pesing menyengat!
Itu kan kata orang lain, buat kami sekeluarga, makan
pete tidak bau. Sama sekali tidak bau pesing, pipis
tidak berbau pesing (lagi!).
Bayangkan! Makan pete, pipis sama sekali nggak bau!?
Pipis tidak bau pesing, keringat juga tidak bau, malah terasa segar, badan
terasa lebih sehat, tenaga seakan berlebih!?
PIPIS TIDAK BAU PESING bukan mustahil, malah inilah mukzizat yang ada
dalam buah pete (Parkia speciosa), buah yang sering dihindari karena bau,
yang diremehkan dan dianggap kampungan itu, punya rahasia tersembunyi
dibalik bau pesing yang dibenci banyak orang. Buah itu punya kemampuan
untuk menjaga kesehatan dengan membersihkan darah/badan dari
kotoran/racun/toxin dan segudang rahasia lainnya.
i
Saya tidak berbohong!
Bahwa makan pete tidak bau pesing itu, saya tidak berbohong,
bahkan ribuan orang peserta terapi sudah merasakan hal ini. Pipis mereka
sudah tidak bau pesing lagi, … setelah ikut terapi pete!
Apalagi kalau saya bilang, pete adalah 'slow-vixgrx'1) pasti saya akan disebut
pembohong besar. Untuk yang ini, saya juga tidak berbohong!
Slow-vixgrx, gantilah huruf 'x' dengan 'a', karena saya tidak mau disalahkan
oleh pabrik pembuat obat penambah daya vixgrx itu
1)
Setelah 15 tahun menjalani terapi pete dan mendapatkan 'sensasi' manfaat
terapi itu secara langsung, saya ingin berbagi pengalaman dan berbagi
kenikmatan terapi pete. Saya ingin orang mencoba terapi pete ini, karena
jelas tidak akan membawa kerugian malah akan mendatangkan keuntungan
langsung ataupun tidak langsung bagi setiap orang yang menjalankan terapi
ini.
Ada banyak komentar sinis yang diucapkan orang saat saya menawarkan
terapi pete. Ada juga yang diam saja, tidak berkata sinis, tetapi roman muka
dan gerak tubuhnya jelas terlihat kalau orang itu hanya menganggap tawaran
saya itu sebagai sesuatu yang tidak mungkin mereka terima. Ada yang
tertawa-tawa, ada yang tersenyum, ada yang 'cool' tapi memberikan kesan
'nggak penting ah', ada yang seakan-akan tertarik tetapi tetap tidak pernah
mencoba, dlsb. Bahkan saat saya katakan ada efek 'Slow-vixgrx', mereka
semakin tak percaya!
Berdasarkan catatan saya, pengalaman para peserta terapi pete selama ini,
yang sudah merasakan mendapatkan kesehatan, kesembuhan, kebahagiaan
maka saya merasa terapi pete ini perlu disosialisasikan, tidak hanya di
Indonesia tetapi ke mancanegara. Terapi pete menjawab banyak
permasalahan kesehatan.
ii
Dengan buku 'TERAPI PETE' ini saya menawarkan sebuah solusi kesehatan
yang relatif murah, mengajak masyarakat mencoba menjalankan terapi pete
untuk mendapatkan kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan.
Semakin banyak yang ikut serta menjalankan terapi dan berhasil menemukan
rahasia dari si buah pete ini akan menghilangkan keragu-raguan akan
kemampuan yang ada pada pete selama ini.
Saat buku versi 1 ditulis, bulan Mei-Juni 2012, sudah ada
sekitar 600 orang yang ikut menjalankan terapi pete. Kepada mereka:
saudara, teman, ataupun orang yang baru saya kenal, yang telah menerima
saran saya (langsung ataupun tak langsung) untuk menjalankan terapi pete,
saya ucapkan banyak terima kasih, karena tanpa kesediaan mereka mencoba
terapi pete, tidak akan terlihat kemampuan buah pete dalam menjaga
kesehatan, merawat kesehatan ataupun menyembuhkan penyakit.
Buku versi 4, 26 September 2012
Saya dan 2 teman pengobatan alternative (pak Agung dan pak Nasro)
memperkirakan ada sekitar 2000 orang peserta terapi di bulan Agustus 2012.
Selama 4 bulan terakhir sosialisasi terapi telah berjalan cukup cepat, saya
menggunakan beberapa media: SMS, email, blog maupun facebook (internet)
ataupun secara langsung, sementara pak Agung dan pak Nasro memberikan
terapi kepada pasien yang membutuhkan pengobatan berbagai penyakit. Pak
Agung memberikan terapi ini kepada hampir semua pasien yang datang ke
tempat prakteknya, ada sekitar 30-50 pasien perhari sementara pak Nasro
sampai September 2012 berhasil memberikan terapi kepada 100 orang saja.
Buku versi 5, 30 Juli 2013
Saya, pak Agung, pak Nasro dan beberapa teman penyebar aktiv
memperkirakan ada sekitar 10.000 orang peserta terapi di bulan Maret 2013
dan saat Versi 5 ini ditulis, tentu sudah lebih banyak lagi. di bulan Juni dan Juli
memang cukup sulit untuk mengajak orang untuk ikut terapi karena buah
pete sulit didapat, kalaupun ada, harganya bisa mencapai Rp.25.000,- per
iii
lanjar.
Berdasarkan pemantauan selama ini, saya mencatat, TERAPI PETE ini
memberikan hasil positive bagi pesertanya, banyak yang berhasil
mendapatkan penyembuhan berbagai penyakit, mendapatkan kebahagiaan
rumah tangga mereka berkat efek SLOW VIXGRX, mendapatkan perubahan
dalam kehidupan mereka, penuh semangat, penuh keyakinan karena mereka
yakin, untuk sehat tidak perlu biaya tinggi, mudah untuk mempertahankan
kesehatan karena pete tersedia dan gampang didapatkan. Dibalik
keberhasilan mengajak banyak orang ikut terapi, ada banyak orang yang tetap
meragukan kebenaran terapi ini. Buat mereka, terapi ini seperti sebuah
dongeng, bagaimana mungkin PETE yang bau itu (masih terus apriori) bisa
membawakan kesehatan? Bisa menambah kebahagiaan?.
Ada orang-orang yang begitu sulit untuk diyakinkan, ada yang perlu 2 bulan
untuk meyakinkan orang itu ... sampai akhirnya dia mau mencoba ... dan apa
yang kemudian terjadi!? Orang ini malah ketagihan, bahkan jadi merasa
tergantung dengan pete. Setelah terapi 2 minggu terlewati, dia malah setiap
hari makan pete. Terakhir saya bertemu dia, dia bilang ... dia menemukan
kebahagiaan rumah tangga ... bagaimana bisa!? Pengalaman orang ini dapat
dibaca di bagian pengalaman terapi pete.
Dibalik sukses story banyak peserta terapi yang dapat saya pantau, saya juga
menemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan terapi pete, yaitu faktor
IMPROVISASI dalam pelaksanaan terapi. Ada yang berimprovisasi agar bisa
terus menjalankan terapi ini meski harus pergi ke kantor, ada yang merubah
resep/cara terapi yang kemudian menyebabkan orang itu sakit perut, sakit
pinggang, sakit punggung dan terpaksa berobat ke institusi kesehatan, dll.
Di buku TERAPI PETE versi 5 ini, saya menambahkan beberapa informasi yang
perlu diketahui oleh mereka yang ingin menjalankan terapi pete. Informasi itu
a.l.: - soal IMPROVISASI, - cara menyimpan pete, - penelitian lanjutan, dan halhal lain.
iv
Hal terakhir yang saya ingin sampaikan: buku TERAPI PETE versi 5 in tersedia
dalam 2 type: PDF dan EPUB di blog Wordpress dan di Google-Play atau
Google-Books. Di blog Wordpresss hanya ada buku type PDF yang gratis, tetapi
yang di Google ada keduanya.
Jakarta, 30 Juli 2013.
v
Daftar Isi
i
Kata Pengantar
i
ii
- Makan Pete Tidak Bau!
- Saya tidak berbohong!
6
- Pete Bau Pesing
1
6
6
7
8
9
10
11
12
14
15
15
16
16
21
23
24
25
28
29
30
31
32
32
33
34
34
Buku Terapi Pete
Explorasi Terapi Buah Pete
- Pete Nggak Berkelas, Kampungan, Ndeso !?
- Kenapa Harus Bau Pesing!?
- Makan Pete Tidak Menyebabkan Bau?
- Awal Terapi Pete
- Berbagi Pengalaman
- Tak Kenal Maka Tak Sayang
- Latar Belakang Penulisan Buku
- Ucapan Terima Kasih
Resep Terapi Pete
- Manfaat Buah Pete
- Resep/Cara Penggunaan Pete
- A. Terapi Utama
- B. Terapi Kulit Buah Pete
- C. Refilling Pete
- Hati-Hati Dalam Menkonsumsi Pete
- Harapan Saya
Pengalaman Terapi Pete
- Tanaman/Buah Yang Ssudah Saya Coba
- Kelinci Percobaan
- Daun Jambu Biji Obat DBD
- Lobak Putih + Daun Seledri
- Pete sebagai obat diare
- Pete Melawan Diaree dan Keracunan Makanan
- Rebusan Kulit Buah Manggis
- Rebusan Kulit Buah Pete
vi
36
37
- Jus Pete Mentah
- Terong Ungu Menambah Gairah
53
57
62
72
Biography / Discography
Pesan Penutup
Daftar Bacaan
Catatan Tambahan
38
45
46
46
50
51
52
72
72
73
74
74
75
75
76
- Beberapa Cerita Seputar 'Pasien' Terapi Pete
- Multi Level Menyehatkan (MLM)
- Multi Level Menyehatkan (MLM)
- Resume Pengalaman Terapi Pete
- Pengalaman Improvisasi Terapi Pete
- Improvisasi Berakibat Fatal
- Memulai Terapi Pete
- Skin Regenerative
- Obsesi, Ketagihan dan Ketergantungan Pete!?
- Logika Pete, Kekuatan Pete
- Warning!!!
- Kenapa Terapi Pete Harus 2 Minggu
- Cara Penyimpanan Pete Agar Tahan Lama
- Penelitian Buah Pete (Parkia speciosa)
- Penelitian Lebih Lanjut
vii
Buku Terapi Pete
PETE tidak selalu menyebabkan bau
Sampai saat saya menulis buku versi 5 ini di bulan Juli 2013, hampir semua
tulisan mengenai pete, baik di berbagai blog internet ataupun banyak
penelitian di mancanegara masih menyebut pete sebagai 'STINK-BEAN' atau
malah menyebutnya sebagai 'EVIL-SMELLING BEAN'. Saya yakin, mereka
belum menemukan rahasia pete yang paling utama, lagipula mereka
menggunakan tikus atau experiment di laboratorium untuk menguji
kemampuan pete, sementara saya mencoba secara langsung! Jadi mereka
masih belum menemukan bahwa setelah makan pete beberapa hari berturut
maka pete tidak akan menyebabkan bau lagi.
Bau yang tidak menyenangkan itu hanya ada pada 4 hari pertama terapi,
setelah hari ke-5 itu, urine tidak akan bau pesing, keringat tidak bau, malah
saat berkeringat akan terasa beda, terasa segar..
Kenapa begitu? Kok bisa?
Pete, kata Prof. Hembing, adalah pembersih darah. Saya coba sendiri, makan
pete selama beberapa hari berturut. Ternyata, hari ke-5 OUTPUT tidak bau. 15
tahun saya mencoba sendiri berbagai kemungkinan makan pete, sambil
mencatat apa saja yang terjadi. Hasil penelitian saya: saat kita makan pete,
pete akan bekerja membersihkan darah/badan/organ tubuh manusia, pete
akan meluruhkan kotoran/racun/toxin yang ada, dan dikeluarkan dari tubuh
melalui urine, keringat, BAB. Jadi, kalau makan pete sesekali, maka pipis
(urine) akan berbau sangat pesing, itulah ulah sang super-pete. Hari
berikutnya, kotoran/racun/toxin akan kembali menumpuk. Tetapi kalau kita
jalankan terapi ini selama paling tidak 5 hari berturut, badan (darah, organ
tubuh, dll) akan dibersihkan secara terus menerus, maka pada hari ke-5 urine
atau OUTPUT yang lain tidak berbau lagi! Inilah rahasia kekuatan pete.
1
Setelah 15 tahun saya uji-coba sendiri, saya hanya memberikan resep terapi
pete kepada kalangan terbatas, hanya kepada istri, anak-anak, pembantu,
dan teman dekat saja. Saya batasi kepada kalangan terbatas, agar saya bisa
mengamati reaksi pete. Setelah yakin akan kemampuan pete, maka sejak
tahun 2010 – 2011 saya tawarkan kepada kalangan yang lebih luas, kepada
teman-teman secara lebih luas, saudara yang cukup jauh, kemudian saya tulis
di facebook, saya sebarkan ke banyak teman menggunakan SMS, dan bila
ada kesempatan, saya ceritakan kepada setiap orang yang saya temui.
Mereka yang ikut terapi itu, setelah merasakan perubahan dalam
kehidupan/kesehatan mereka, menjadi corong penerus terapi pete, di antara
mereka ada 2 ahli pengobatan alternatif, sejak 2010/2011 ikut terapi pete
dan ikut menyebar-luaskan terapi ini, yang satu berhasil mengobati lebih dari
seratus pasien dengan terapi ini dan yang lain berhasil memberikan terapi ini
kepada ribuan orang pasien. Sementara para peserta terapi yang lain
menularkan terapi ini kepada teman, keluarga mereka, ada yang berhasil
mengajak 3 orang, 5 orang, juga ada yang berhasil menularkan ke 20 orang,
dll. Kata orang Jawa: getok-tular, yang satu menularkan kepada yang lain,
menjadi semacam MLM (multi level menyebarkan). Berdasarkan hal itu, di
bulan Maret 2013, diperkirakan ada 10.000 orang yang ikut terapi pete sejak
2010/2011.
Perkiraan saya bahwa buah pete mampu membantu menyembuhkan 'banyak'
penyakit telah dibuktikan oleh mereka yang ikut terapi pete, secara umum
mereka telah mengalami perubahan kesehatan. Berdasarkan hasil
pengamatan selama ini, saya semakin yakin akan kemampuan pete.
SosialisasiI Terapi Pete
Melihat kemampuan buah pete, maka cara pemanfaatan buah pete ini perlu
disebar-luaskan, disosialisasikan, agar diketahui oleh masyarakat luas, bukan
hanya di Indonesia tetapi juga ke mancanegara. Yang perlu dilakukan adalah
menghilangkan pandangan negativ terhadap buah pete. Karena setiap hal
2
yang ada di bumi ini, yang ada dalam kehidupan kita pasti ada manfaatnya.
Kita cuma perlu mencari dimana manfaat 'sesuatu' itu berada. Dalam hal pete
yang dianggap remeh, malah terdapat manfaat yang sangat LUAR BIASA!
Sehat itu pasti, membawa kebahagiaan juga bisa, meski relative berbeda bagi
setiap orang. Ada yang bilang, makan pete dalam jumlah cukup akan
menjauhkan kita dari institusi kesehatan, akan menjauhkan kita dari ruang
praktek profesional kesehatan. Jadi jelas dana untuk perawatan kesehatan
bisa kita hemat, disimpan untuk keperluan yang lain.
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama 15 tahun itulah, saya berani
menulis buku terapi pete ini, agar pete dapat lebih dikenal, agar pete tidak
diremehkan. dan agar pete dapat dipergunakan oleh masyarakat banyak
untuk mendapatkan kesehatan, kehidupan yang lebih baik, kebahagiaan dan
kesejahteraan bersama.
Buku Terapi PETE ini terdiri dari 5 bagian:
- bagian pertama: 'Explorasi Terapi Buah Pete'
- bagian ke-2: 'Resep Terapi Pete'
- bagian ke-3: 'Pengalaman Terapi Pete'
- bagian ke-4: 'Biography / Discography'
- bagian ke-5: 'PesanPenutup'
- bagian ke-6: 'Daftar Bacaan'
Di bagian pertama: 'ExplorasiI Terapi Buah Pete' akan diceritakan hal-hal
yang menjadi halangan bagi banyak orang untuk menkonsumsi pete. BAU
PESING itu merupakan unjuk kemampuan sang pete dalam membersihkan
darah/badan manusia. Kalau kita makan pete dan urine berbau pesing berarti
masih ada kotoran/racun dalam tubuh, dan kalau sudah tidak berbau lagi
berarti badan sudah mulai bersih. Kemudian, bagaimana saya mulai 'bertemu'
pete, kenapa saya berbagi pengalaman, apa tujuan saya meng-explor pete,
apa saja kemampuan pete yang saya temukan ... dst. Yang paling mutakhir,
kemampuan terapi ini melawan Diabetes Mellitus cs.
3
Di bagian ke-2: 'Resep Terapi Pete', berisi resep/cara mengkonsumsi pete,
dan manfaat pete untuk menjaga/merawat kesehatan.
Di bagian ke-3: 'Pengalaman Terapi Pete', berisi berbagai cerita
pengalaman pemanfaatan buah pete, mulai dari uji-coba sendiri, memberikan
terapi pete kepada isteri, kepada beberapa pembantu, kepada teman-teman,
orang-orang yang saya kenal, kepada orang-orang yang kebetulan ngobrol di
berbagai tempat dan kemungkinan. Juga diceritakan bagaimana sulitnya
meyakinkan seseorang, bahkan saudara dekat sekalipun, bahwa buah pete
akan membantu memperbaiki kesehatan dirinya. Tidak mudah untuk
mengajak ikut serta mencoba terapi pete bahkan dengan iming-iming 'SLOWVIXGRX' sekalipun ... mungkin orang itu sudah tidak punya harapan lagi???
Atau sudah pasrah dengan keadaan, atau mungkin mereka tidak percaya
kepada saya ... dokter? - bukan!, dukun? - bukan! Tidak selalu usaha saya
menyebarkan manfaat pete itu menyenangkan, ada juga beberapa
pengalaman yang menyebalkan terkait terapi pete! Di akhir tulisan ada satu
resume manfaat terapi pete.
Di bagian ke-4: 'Biography atau Discography', berisi ringkasan perjalanan
hidup saya, mengenang kembali masa yang telah lewat, dengan berbagai
warna => Discography, pernah dulu saat SMP saya berkeinginan buka
peternakan ayam telur, saat awal kuliah, saya dan teman-teman ingin
membangun bengkel karoserie, mendaftar kuliah Arsitektur di 2 universitas,
kuliah di Psikology UI, disuruh 'minggat' belajar ke Jerman, di Stuttgart kuliah
jurusan teknik mesin, kemudian pindah ke Verfahrenstechnik, kemudian
pindah ke Controll Data Instituts mengambil program keahlian komputer, ikut
menjadi asisten dosen dan bekerja sebagai pengawas laboratorium, belajar
beberapa bahasa computer, dari Assembler, Basic, Cobol, Fortran, sampai
PL/1, pulang kembali ke Indonesia... dst. Sebuah Discography!
Di bagian ke-5: 'Pesan Penutup', saya tuliskan pesan-pesan dalam
penggunaan terapi pete ini, dan hal-hal terkait dengan pete.
4
Di bagian ke-6: 'Daftar Bacaan', berisi beberapa alamat penelitian pete dan
cuplikan penelitian mereka atau apa yang mereka katakan tentang pete, juga
kemungkinan kebenaran pernyataan itu bila dikaitkan dengan pengamatan
dan pengalaman saya selama 15 tahun (lebih) menjalankan terapi pete dan
berbagi terapi pete ini.
Kalau pembaca yakin akan terapi pete ini, dan ingin segera mencoba,
silahkan langsung ke 'Resep Terapi Pete'. Tapi, kalau belum yakin akan
kemampuan pete, Anda bisa membaca 'Explorasi TerapiI Buah Pete',
kemudian 'Pengalaman Terapi Pete', disitu dituliskan penyakit apa saja
yang sudah pernah diuji-coba dirawat dengan terapi pete.
Pesan saya: Hati-hati terhadap kekuatan PETE! Jangan nekat makan mentah 1
lanjar (papan), bisa sakit pinggang/punggung apalagi kalau nekat melakukan
ini selama beberapa hari. Untuk aman, gunakan resep yang sudah saya uji
coba selama belasan tahun. Kenapa pete berbahaya, lihat di 'Pengalaman
Terapi Pete'.
Selamat mencoba terapi pete, selamat datang ke hidup yang lebih sehat …
yang lebih HIDUP, yang lebih bahagia dan semoga sejahtera adanya.
5
Explorasi Terapi Buah Pete
Pete, petai, peteh, Parkia speciosa
Setiap kali saya cerita bahwa terapi pete bagus untuk kesehatan, kehidupan,
membawa kebahagiaan dan bisa membawa kesejahteraan orang banyak,
orang pasti ragu / tidak percaya.
“Bagaimana mungkin buah pete yang disebut 'STINK BEAN' atau
'EVIL SMELLING BEAN', bisa memberikan manfaat untuk
kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan orang
banyak?”
Mustahil!
Nonsens!
Mana mungkin!
Ada-ada saja, terapi pete!?
Bayangkan, pete, yang menyebabkan bau tidak enak itu dikatakan bisa
membawa kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan? Mimpi
kali!? (Hal ini akan dijawab nanti.)
Pete Bau Pesing
"BAU PESING, PETE BAU" adalah pernyataan yang paling sering diucapkan
oleh orang-orang yang saya tawarkan terapi pete. Pernyataan pete itu bau,
tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi juga berlaku di mancanegara
yang mengenal pete. Itulah kenapa pete di dalam bahasa Inggris disebut
'Stink bean' atau 'Evil smelling bean', dan di banyak daerah/negara yang
mengenal pete, dimana pete tumbuh ataupun dimana pete dikonsumsi,
mungkin ada bermacam nama lain untuk 'pete yang bau' itu dalam berbagai
bahasa daerah/negara.
Pete Nggak Berkelas, Kampungan, Ndeso !?
Jadi, nggak aneh kalau mereka menolak tawaran terapi pete, dengan
jawaban: 'Bau ah!'. Mungkin ada rasa malu dalam diri mereka, makan pete,
6
sumber bau, kampungan, ndeso, nggak mutu, murahan, nggak berkelas, dlsb.
Kesan 'PETE adalah BAU PESING', menjadi halangan utama untuk percaya
akan manfaat pete. Kalau ada yang mengatakan: 'nggak berkelas,
kampungan, ndeso' ... pasti orang ini yang tidak 'update' deh. Karena buah
pete (Parkia speciosa) masih terus diteliti di mancanegara, ada 44.100 pages
(halaman, website) di internet yang berisi bermacam tulisan tentang pete,
penelitian tentang pete, penggunaan pete untuk berbagai kegiatan terkait
kesehatan .. dlsb. Memang di negara kita sendiri saja yang agak lelet soal
penelitian, apalagi tentang pete! Jadi di mancanegara, begitu banyak peneliti
ingin tahu akan khasiat pete ... sementara kita? Biasalah ... cuek-bebek!
Kenapa Harus Bau Pesing!?
Memang itulah kehebatan PETE, kalau dimakan sekali-sekali, jarang-jarang,
pasti menghasilkan 'BAU PESING' saat buang air kecil. Saat seseorang makan
pete dalam jumlah sedikit dan sesekali, zat-zat yang ada di dalam pete itu
akan menghancurkan kotoran/racun (toxin) yang ada di dalam badan, di
dalam darah dan pembuluh darah. Kotoran/racun itu dihancurkan dan
dikeluarkan melalui urine (pipis, air kencing) menjadi bau pesing itu, juga
melalui keringat. Kalau cuma sekali-sekali makan pete dengan jeda waktu
yang cukup panjang, maka setiap kali seseorang makan pete akan terus bau
pesing.
BAU PESING itu karena pete telah meluruh (melumat, menghancurkan)
kotoran/racun/toxin yang ada di dalam badan. Kotoran/racun/toxin
yang ada di dalam badan, di darah, di pembuluh darah akan
dihancurkan dan dikeluarkan melalui urine, keringat ataupun output
yang lain.
Kotoran/racun/toxin itu terbentuk dari gaya hidup, dari makanan,
minuman, obat-obat-an, dlsb yang kita konsumsi selama ini. Bertahuntahun, puluhan tahun, hari demi hari, kotoran/racun itu menumpuk,
menjadi beban bagi berbagai organ tubuh, bagi jantung, hati, ginjal,
otak, saraf ... dll. Akhirnya menjadi penyakit, menyebabkan organ tubuh
7
mengalami kerusakan, gagal fungsi, sakit, asam urat, gejala rematik,
sakit jantung, stroke, dlsb. Nah pete meluruhkan, menghancurkan
semua kotoran/racun itu, dikeluarkan melalui urine, BAB, dan juga
keringat, dikeluarkan dengan bau menyengat tidak menyenangkan.
Makan Pete Tidak Menyebabkan Bau?
Jadi kalau makan pete sesekali, pete akan menyebabkan bau yang tidak
menyenangkan, tetapi kalau seseorang ikut terapi pete, 2 minggu (untuk yang
sehat) atau lebih (tergantung usia dan kondisi fisik, tidak sehat atau mengidap
penyakit), maka pete bisa menghancurkan kotoran/racun yang selama ini
mengendap di dalam berbagai organ tubuh itu.
Cobalah ikut terapi pete, selama 2 minggu makan 2 lanjar (papan) pete
sehari, siang 1 lanjar, malam 1 lanjar (lihat di RESEP TERAPI PETE).
Berdasarkan hasil pemantauan saya selama ini, juga pengalaman mereka
yang ikut terapi pete: pada 3 - 4 hari pertama urine memang 'BAU PESING',
setelah hari ke-4 atau ke-5 tidak akan BAU lagi, dan seterusnya tidak berbau
lagi meski jeda waktu antara makan pete itu cukup lama, urine tidak akan
berbau pesing lagi! Nah saat seseorang ikut terapi pete, dalam jangka waktu
yang cukup lama (minimal 5 hari berturut, sebaiknya sih: 2 minggu!), maka
badan, darah, pembuluh darah akan dibersihkan oleh pete secara (hampir)
menyeluruh sampai akhirnya bau pesing itu hilang, berganti dengan rasa
segar saat kita berolah-fisik, keringatpun lancar dan segar.
Setelah menyelesaikan terapi, kalaupun si 'pasien' itu makan pete 2 minggu
atau 1 bulan kemudian, urine tetap tidak bau pesing.
Soal apa yang terjadi dalam tubuh manusia, saat seseorang makan pete
berturut-turut (beberapa hari), sampai urine tidak berbau, tidak bisa saya
uraikan disini, karena saya tidak punya kemampuan untuk itu. Silahkan hal ini
diteliti lebih lanjut oleh lembaga-lembaga riset manapun juga. Saya tahu dan
dapat menceritakan hal ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman
menjalankan terapi pete selama ini, juga berdasarkan pengumpulan data dari
8
para peserta terapi pete selama ini.
COBALAH ... dan rasakan sendiri manfaat buah pete.
Awal Terapi Pete
Dulu, saya tidak begitu suka dengan buah pete, saya tidak pernah khusus
mencari pete apalagi makan pete mentah, kecuali kalau pete dihidangkan
dalam makanan seperti 'sambal goreng hati', saya mengambil sedikit saja,
tetapi tidak pernah extra memisahkan pete yang ada dalam makanan itu.
Sekitar lebih dari 18 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1995-an, saya
membaca sebuah artikel dari Prof. Hembing yang mengatakan: pete mampu
membersihkan darah. Saya tertarik dan ingin mencoba makan pete. Sejak itu
saya melakukan uji-coba makan pete selama beberapa hari. Badan terasa
lebih fit, segar, terasa beda. Dari awal saya mulai dengan pete yang direbus 23 menit, karena saya tidak suka pete mentah. Kemudian saya anjurkan istri
saya yang waktu itu sudah kena penyakit asam urat, untuk ikut terapi pete,
dan ternyata berangsur sembuh, akhirnya sembuh dan sampai sekarang
terbebas dari asam urat, bebas makan apa saja, tidak ada pantangan lagi.
Sebelumnya dia harus menjauhi bermacam bahan makanan tertentu,
semacam pantangan, diet.
Beberapa tahun setelah itu, saya membaca di media / internet ada percobaan
di Amerika, pemberian pete (entah dalam bentuk kapsul atau pil) kepada
anak-anak sekolah. Mereka menyiapkan 2 kelompok anak-anak sekolah, satu
kelompok diberi kapsul/pil pete, kelompok yang lain diberi kapsul/pil placebo
(cuma vitamin biasa). Ternyata kelompok anak-anak yang diberi pete
mengalami kemajuan jauh lebih baik daripada yang diberi pil placebo. Daya
tangkap anak-anak yang diberi pete jauh lebih baik daripada yang tidak diberi
pete. Boleh dikatakan, anak-anak itu ber-otak lebih encer, lebih mudah
mencerna pelajaran yang diberikan. Sayang sekali saya tidak sempat
merekam, atau mengcopy artikel itu.
9
Kemudian, resep terapi pete itu saya berikan kepada teman-teman dekat, dan
keluarga, baik yang sedang sakit maupun yang sehat. Ada yang ikut anjuran
dan mendapatkan manfaat dari buah pete, mereka menjadi lebih sehat, lebih
bertenaga, lebih fit dari sebelum terapi pete. Tetapi ada banyak juga yang
tidak percaya akan anjuran saya. Selain karena bau, mungkin ada banyak
alasan lain untuk tidak percaya akan manfaat pete. Beberapa orang tidak
percaya kalau pete itu berkhasiat, atau mungkin tidak percaya kepada saya,
seseorang yang tidak pernah menjalani pendidikan keilmuan kesehatan.
Bukan dokter, juga bukan dukun!
Berbagi Pengalaman
Kenapa saya berani mencoba terapi pete, dan berani menganjurkan kepada
orang lain?
Sudah lama, saya yakin, kalau setiap penyakit di muka bumi ini pasti ada obat
penyembuhnya, terutama yang alami, semacam tanaman herbal. Saya yakin
Yang Maha Kuasa telah menyediakan tanaman/obat herbal itu. Jadi saya
berusaha mengumpulkan buku-buku lama tentang tanaman obat, kalau
sedang jalan-jalan ke pasar loak, pasar buku tua, dulu di jalan Kramat Raya
(sekarang sudah tidak ada), atau ke 'Black Bridge' (Jembatan Item,
Jatinegara), saya akan beli buku-buku itu. Tetapi belakangan, sudah sangat
jarang buku-buku tua tentang tanaman herbal itu muncul, mungkin sudah
habis dimakan rayap, atau karena hal lain.
Selama ini, saya melihat ada begitu banyak orang mengalami kesulitan dalam
hal kesehatan mereka. Untuk bisa hidup saja sudah sulit apalagi untuk
membayar ongkos perawatan kesehatan. Bermacam kesulitan itu dapat
dilihat langsung, ada yang sulit bergerak, atau sering terdengar bagaimana
mereka sulit 'HIDUP', harus menjalani pantangan/diet tertentu, dslb. Dan
tentu kita tahu, bagaimana beratnya membayar ongkos perawatan kesehatan,
harga obat yang begitu mahal, sampai ada orang sakit (bahkan bayi) yang
disandera oleh institusi terkait karena si pasien/keluarganya tidak mampu
membayar ongkos perawatan. Di lain sisi, kita bisa melihat fenomena batu
10
ajaib (Ponari) atau hal gaib lainnya yang diserbu masyarakat untuk
mendapatkan kesembuhan dari penyakit mereka. Lihat juga di televisi, begitu
banyak penawaran pengobatan alternativ atau alat bantu yang menjanjikan
kesehatan. Jadi kalau mencari dari institusi kesehatan resmi itu susah dan
mahal, maka masyarakat menengah-bawah mencoba mencari pengobatan
gaib-gaib itu, barangkali saja mereka bisa mendapatkan kesembuhan dengan
lebih murah.
Berdasarkan pengalaman saya menjalankan terapi pete beberapa tahun itu,
dan dengan keyakinan akan kemampuan sang super-pete, saya
memberanikan diri menyebarkan resep terapi pete dengan menuliskan terapi
ini dalam bentuk buku, agar terapi ini bisa menjangkau lebih banyak orang
lagi, dapat menyebar lebih luas lagi. Kalau untuk sehat bisa dibikin murah dan
gampang, tentu akan bermanfaat buat orang banyak, tidak usah memilih
yang mahal dan susah!
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Saya yakin benar, kalau Yang Maha Kuasa pasti menyediakan obat untuk
berbagai penyakit, obat dari alam sekitar kita, bisa berupa tanaman (daun,
buah, batang, umbi, dll) atau dalam bentuk lain. Pasti ada obatnya, tinggal
bagaimana kita mencoba menggali dan melakukan uji-coba. Nah, salah satu
yang paling mujarab, inilah si buah pete, buah yang dianggap kampungan,
ndeso, stink beans, evil-smelling bean, dlsb. Dengan buku ini saya ingin
memperkenalkan kemampuan si super-pete agar masyarakat tidak segan
mengkonsumsi pete untuk mendapatkan manfaat yang terkandung dalam
buah pete. => Agar lebih dikenal, agar lebih disayang! Semoga!
Melihat kemampuan si buah pete, bahkan saya berani menyebut si buah pete
itu sebagai 'buah kehidupan', sebagai 'buah kebahagiaan'. Kenapa disebut
'buah kehidupan' atau 'buah kebahagiaan', silahkan baca di tulisan
'PENGALAMAN TERAPI PETE'.
11
Latar Belakang Penulisan Buku
Kembali ke artikel yang ditulis Prof. Hembing. Sang profesor mengatakan pete
mampu membersihkan darah, tapi tidak mengatakan bagaimana caranya,
begitu pula banyak blog / web-site yang menulis tentang khasiat buah pete,
mereka hanya menulis tentang bermacam khasiat dan kandungan yang ada
dalam buah bete, tetapi juga tidak mengatakan bagaimana menggunakan si
pete itu dengan benar. Yang ada malah mereka terus menyebut pete sebagai
buah berbau tidak enak, 'Stink bean' atau 'Evil smelling bean'. Nah saya sudah
mencoba sendiri, bagaimana buah pete itu telah memberikan manfaat yang
besar bagi kesehatan dan satu hal yang pasti, saya tahu bahwa dengan terapi
pete, maka makan pete tidak akan menyebabkan bau pesing lagi. No more
Stink bean atau Evil smelling bean, kecuali pada 3-4 hari pertama terapi. Saya
yakin benar, pengalaman uji-coba buah pete saya sudah jauh lebih 'di depan'
daripada para peneliti/penelitian yang lain bahkan dari mancanegara. Dengan
posisi itu, saya terpicu untuk menuliskan buku TERAPI PETE ini.
Kembali ke logika dasar: segala penyakit di bumi ini pasti ada obatnya, dan
hal itu sudah tersedia di alam ini, hanya perlu mencari dan melakukan
penelitian tentang kandungan yang ada dalam berbagai macam tanaman,
buah atau yang lainnya, dan menjalankan uji-coba penggunaannya. Nah,
apakah kita hanya mau menunggu 'para ahli' itu mencari obat apa untuk
penyakit apa, atau hanya pasrah menerima resep yang ditulis oleh para
profesional kesehatan itu, yang belum tentu dengan niat tulus akan
memberikan kesembuhan. Kenyataan yang ada saat ini, saya belum melihat
atau membaca sebuah artikel-pun tentang pete yang ditulis oleh lembaga
riset negeri ini. Kalau memang ada, mungkin tidak terbaca … maaf ya!
Maaf, saya melihat usaha R&D (riset dan pengembangan) soal obat herbal
hanya sedikit, saya tidak melihat ada usaha meringankan beban rakyat dari
ongkos kesehatan yang selangit itu. Jadi, daripada menunggu, saya ambil
inisiatif untuk mencoba sendiri beberapa tanaman sebagai obat herbal,
seperti daun sirih, buah jambu biji merah, daun jambu biji, jus lobak + seledri,
kulit buah manggis, pete, kulit buah pete … dll.
12
Dari buku-buku tanaman/obat herbal memang ada banyak sekali pilihan
tanaman/obat herbal, tetapi tidak mudah untuk memperoleh tanaman itu,
karena saya hidup di kota Jakarta. Kalaupun tahu nama dan
khasiat/manfaatnya, belum tentu pernah melihat tanaman itu selama hidup
saya. Jadi, saya coba saja dengan herbal yang mudah didapatkan di pasar
kota besar, seperti sirih, buah manggis, lobak, seledri, pete dll.
Selanjutnya saya uji sendiri, dengan diri saya sendiri sebagai kelinci percobaan
pertama, kemudian istri, pembantu di rumah, anak-anak, saudara yang mau,
teman-teman yang bersedia, terus berlanjut ke orang-orang yang tidak saya
kenal sebelumnya. Hasilnya jelas dapat dirasakan langsung, dapat diamati,
dapat dicatat, sesekali saya tanyakan kepada mereka yang ikut terapi, apa
yang sudah mereka rasakan, bagaimana kesehatan mereka, perubahan … dst.
Selama 15 tahun, saya mencoba berbagai kejadian (keadaan) dimana saya
selama beberapa bulan tidak makan pete, saya merasakan penurunan daya
tahan, daya 'HIDUP', rasa capek/pegal, dlsb ... kemudian saya jalankan terapi
lagi .. dst (lihat di pengalaman 'Pengalaman Terapi Pete'), saya coba
langsung!
Sementara para ahli kimia, ahli kesehatan di lembaga riset mancanegara
melakukan uji coba pada tikus, binatang lain sebagai kelinci percobaan atau
cara lain, saya langsung uji-coba secara pribadi, saya analisa dengan rasionallogis dan uji-coba kepada isteri, anak-anak, pembantu, saudara, teman-teman
dan banyak orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya, ada sekitar 600
orang (posisi di tahun 2012). Hasilnya jelas, manfaat pete langsung dirasakan
oleh para peserta terapi pete. Secara rasional-logis buah pete tidak membawa
dampak negativ yang berlebihan, kecuali bila dikonsumsi terlalu banyak
dalam keadaan MENTAH!
Sebetulnya, masih ada banyak pertimbangan lain yang memperkuat rasa
untuk menulis buku ini, tetapi dengan melihat hal-hal yang diuraikan di atas,
saya rasa, sudah cukup, sudah jelas, saya harus menulis buku Terapi Pete ini,
13
untuk menyebar-luas-kan kemampuan si super-pete.
­­­*­­­
Ucapan Terima Kasih
Buat para pembaca buku ini ataupun masyarakat, perlu kiranya ikut berterima
kasih kepada mereka yang telah menjadi pionir-pionir pengobatan dengan
terapi pete yang saya uraikan di buku ini. Terima kasih kepada para 'pasien'
yang telah bersedia menjadi semacam 'kelinci percobaan'. Juga mohon maaf,
karena saya tidak pernah mengatakan tentang 'kelinci percobaan' itu. Terima
kasih … terima kasih, Anda telah membantu membuktikan bahwa terapi pete
ini bermanfaat. Terima kasih saya ucapkan kepada M Nasro SH dan pak
Agung yang telah membantu menyebarkan terapi pete ini, karena kedua
orang ini telah berhasil menularkan kepada @ 100 dan 300 (posisi di tahun
2012, saat penulisan buku Terapi Pete V1) orang lebih dari antara pasienpasien mereka.
14
Resep Terapi Pete
Buah Pete untuk kesehatan
Pete, petai, peteh, Parkia speciosa
Gambar 1
Buah Pete
Manfaat Buah Pete
Beberapa hari sebelum penulisan buku TERAPI
PETE V1, yaitu di awal Mei 2012, ada banyak berita muncul di internet tentang
pete, yang menggambarkan pete sebagai buah yang begitu bermanfaat untuk
kesehatan. Berita itu beredar melalui SMS, BBM dan media lain. Saya
tergugah untuk melakukan penelusuran (searching, googling) di internet.
Waktu itu, saya menemukan 4.680 sites (blogs, pages) terkait kata kunci
"buah pete", 25.000 sites terkait kata kunci "Parkia speciosa". Ada yang
menulis tentang penelitian di lembaga penelitian/universitas luar negeri, ada
yang menulis tentang kandungan yang ada dalam buah pete, ada yang
menulis bagaimana pete telah dipakai di berbagai negara, ada yang menulis
tentang tanaman pete, tentang cara bercocok tanam, dlsb. Tapi, dari sekian
banyak artikel, tulisan, thesis, dll itu, tidak/belum menceritakan bagaimana
menkonsumsi pete (cara/resep) sebagai obat/pengobatan/penyembuhan.
Data terakhir (Juli 2013) saat googling: 17.200 sites (blogs, pages) terkait
"buah pete", 44.100 sites terkait "Parkia speciosa".
Saya sudah menjalankan terapi pete sejak sekitar tahun 1995. Saya tertarik
dengan obat herbal, dan saya hanya tahu tentang pete dari sebuah artikel
yang ditulis Prof. Hembing yang menyatakan pete bagus untuk membersihkan
darah, itu saja. Saya mencoba langsung, dan mencari secara intuitif
bagaimana pete itu bekerja. Rasa ingin tahu itulah yang membawa saya ke
uji-coba dengan saya sendiri sebagai kelinci percobaan pertama.
Sejak itu, sudah banyak orang yang berhasil saya ajak untuk ikut terapi pete.
Ada banyak pengalaman yang saya dengar dari 'pasien' yang ikut
menjalankan terapi pete. Para peserta itu bervariasi, dari usia belasan tahun
15
sampai yang berumur 90 tahun. Rata-rata mereka mendapatkan hasil yang
positive, berangsur sehat dari berbagai penyakit kronis, ada yang mengidap
beberapa penyakit yang sebelumnya begitu susah disembuhkan, harus sering
berkunjung ke perawatan kesehatan, membeli obat-obat-an yang mahal,
menjaga jatah makanan, menghindari berbagai jenis makanan (pantangan,
diet), mereka sehat dan bugar kembali setelah ikut terapi pete. Ada beberapa
kasus, terapi ini berhasil mengembalikan kesehatan peserta yang sebelumnya
sudah mengidap Diabetes Mellitus parah, sudah tidak bisa bangun, tidak bisa
jalan dan satu orang sudah mulai kehilangan penglihatan. Mereka kembali
bisa beraktivitas kembali, bisa melihat ...
Untuk mengetahui bagaimana hasil terapi pete ini, bisa membaca bagian
ketiga berisi: 'PENGALAMAN TERAPI PETE'.
Resep/Cara Penggunaan Pete
Ada 3 resep/cara penggunaan pete:
A. Terapi Utama
B. Terapi Kulit Buah Pete
C. Refilling Pete.
A. Terapi Utama
Tujuan: membersihkan badan, darah, organ tubuh secara berkelanjutan,
membuang, membersihkan, meluruh, menghancurkan kotoran/racun/toxin
yang ditumpuk secara sengaja atau tidak sengaja selama bertahun-tahun
atau bahkan selama berpuluh tahun.
Lama terapi: 2 minggu untuk mereka yang sehat, atau berumur s/d 45 tahun.
Buat mereka yang memiliki penyakit atau bahkan sudah kena beberapa
penyakit sekaligus akan butuh waktu lebih panjang, bisa sebulan atau
beberapa bulan.
Jumlah pete yang dibutuhkan: sehari 2 lanjar (papan), siang 1 lanjar, malam 1
16
Gambar 2
Mug besi (diameter 8 cm) dan tutupnya.
Agar uap tidak keluar saat merebus pete,
mug itu ditutup
Maaf, tutup mug itu tidak ikut difoto.
Air 200 ml
Gambar 3 & 4
Bila Anda memasak menggunakan mug bertutup, cukup gunakan air
sebanyak 2/3 gelas (gambar 3) atau 200 ml di gelas takar (gambar 4), tetapi
bila Anda hanya punya panci tak bertutup, gunakan air secukupnya, agar pete
itu berada di dalam air. saat direbus
lanjar. Kenapa harus di makan siang, bukan saat makan pagi? Karena orang
biasa makan pagi sedikit, sementara makan siang biasanya lengkap dan
banyak. Kalau makan malam dipilih untuk memberikan kesempatan pete
bekerja saat tidur malam hari.
17
Gambar 5
... saat air dituang kedalam mug besi.
Gambar 6
Ambil/gunting 1 lanjar/papan.
Hidupkan kompor, masaklah air
itu sampai mendidih. Sementara
itu, siapkan pete.
Gambar 7
Guntinglah pinggiran kulit pete
sekitar 1-2 mm. Ini dimaksudkan
agar getah yang ada di kulit pete
akan dapat keluar saat pete dan
kulitnya direbus.
18
Gambar 8
Saat air mendidih, segera masukkan
pete, dengan cara dipotong/digunting
2/3 mata
Gambar 10
Setelah direbus 2 menit
Pete diambil dari dalam mug
Gambar 9
Direbus 2 menit
Gambar 11
Direndam di mangkuk berisi air
dingin
19
Gambar 13
Buah pete sudah dikeluarkan. Tapi
masih terbungkus kulit ari, kulit ari
ini boleh saja dibuang.
Gambar 12
Buah pete dipisahkan dari kulitnya.
Alat yang dibutuhkan: mug besi (stainless steel, aluminium, lihat gambar 2)
diameter 8 cm dengan tutupnya atau panci kecil, gunting/pisau dan mangkuk.
Caranya: masak air sekitar 200 ml (gambar 5) di dalam mug, sambil
menunggu air mendidih, bersihkan (cuci) pete (masih dengan kulit/pod,
gambar 6 & 7), pete itu digunting/dipotong selebar 2 / 3 mata (gambar 8).
Ketika air mendidih, masukkan potongan pete ke dalam mug, rebuslah
(dimasak) sekitar 2 menit saja.
Setelah 2 menit (2-3 menit!), keluarkan potongan pete itu (gambar 10),
dinginkan/rendam di mangkuk berisi air dingin (gambar 11). Keluarkan
biji/buah pete dari kulitnya (gambar 12). Biji/buah pete siap dikonsumsi, bisa
dimakan begitu saja atau dimakan bersama nasi + lauk pauk makan siang
(/malam). Air rebusan pete yang 2 menit itu bisa diminum juga, rasanya biasabiasa saja (hambar, tidak pahit), guna yang bisa saya pantau adalah sebagai
pencahar cacing.
Kulit ari yang membungkus buah pete (gambar 13) itu boleh dimakan, tetapi
boleh saja dibuang.
20
3 / 4 hari pertama, saat buang air kecil, urine (pipis, air kencing) memang
berbau pesing, mungkin keringat akan sedikit berbau tidak enak. TETAPI,
masuk hari ke-4 atau ke-5, urine tidak akan berbau lagi! AJAIB kan!? Hari ke-6
dan selanjutnya urine tidak berbau pesing lagi! Badan akan terasa segar,
keringat juga dan kekuatan tubuh akan bertambah, lebih baik daripada
sebelum terapi.
Air rebusan buah./kulit pete yang 2 menit itu bisa langsung diminum, atau
digunakan untuk REBUSAN KULIT PETE 11 MENIT. Silahkan, ditentukan
sendiri. Kalau ada asam urat & gejala rheumatik sebaiknya air rebusan 2
menit digunakan untuk tahapan yang 11 menit.
B. Terapi Kulit Buah Pete
Tujuan: memanfaatkan getah kulit pete, membantu Terapi Utama
Alat yang dibutuhkan: sama seperti di TERAPI UTAMA, gunting/pisau, mug
besi.
Lama proses: 1) 2 menit, 2) 11 menit dan 3) 20 menit.
3 cara penggunaan (merebus) kulit buah pete (pod):
B.1. Rebusan kulit pete (dan buah pete) selama 2 menit di TERAPI UTAMA bisa
langsung diminum sebagai obat pencahar cacing. Buah pete dimakan, air
rebusan diminum membantu proses pembersihan badan/darah.
B.2. Rebusan kulit pete 11 menit: setelah buah pete di TERAPI UTAMA
dikeluarkan (lihat gambar 12), kulitnya jangan dibuang, kulit pete
dipotong/dirajang dengan pisau (atau digunting) menjadi irisan-irisan kecil,
masukkan irisan itu ke air rebusan yang 2 menit tadi (gambar 14). Rebus lagi
kulit pete itu selama 11 menit. Kemudian, irisan kulit pete itu boleh dibuang,
kalau mau dimakan juga boleh sih. Setelah air rebusan kulit pete itu dingin,
boleh diminum dicampur madu, gula atau teh. Berdasarkan uji-coba pribadi, 4
X minum rebusan (2+11 menit) kulit pete ini menyembuhkan asam urat,
21
Gambar 14-16
Kulit
pete
digunting/dipotong
menjadi
irisan
kecil-kecil.
Selanjutnya irisan kulit pete ini
direbus selama 11 menit. Setelah
itu, dinginkan air rebusan itu. Air
rebusan 2+11 menit itu rasanya
pahit, dapat diminum langsung atau
dicampur dengan madu secukupnya.
gejala rematik yang saya rasakan selama ini sebelumnya. Beberapa orang
yang ikut minum air rebusan kulit pete, menyatakan hal yang sama. Rasa
linu/pegal saat menggerakkan persendian itu menghilang.
B3. Biasanya saat memasak makanan dengan bahan buah pete seperti
sambal goreng hati, kulit pete (pod) itu tidak digunakan. Rebus saja kulit pete
itu, minum sebagai obat asam urat/rematik. Buat mereka yang tidak suka
22
pete tetapi punya asam urat, gejala rematik, Diabetes mellitus (DM) atau
penyakit pengiring DM, inilah obatnya, hanya rebusan kulit pete saja, tanpa
perlu makan buah petenya. Kulit pete langsung dipotong/dirajang dengan
pisau (atau digunting) ... dimasak selama 20 menit. Setelah dingin, bisa
diminum ... sebaiknya diminum setelah makan. Ada 1 kasus, seorang teman
punya 'darah rendah', dia minum air rebusan kulit pete yang 2+11 menit,
langsung berkeringat, berdebar-debar dan tidak bisa tidur. Jadi saya anjurkan
untuk menggunakan rebusan 20 menit dan air rebusan itu dibagi 2, untuk 2X
minum. Berhasil.
C. Refilling Pete
Tujuan: membersihkan darah/badan di antara Terapi Utama
Setelah menjalankan terapi utama yang 2 minggu itu, kita bisa menjalankan
REFILLING atau TERAPI PENDEK setiap bulan cukup 2 atau 3 hari X 2 lanjar
pete (siang 1 lanjar, malam 1 lanjar), direbus 2 menit juga. Kalau satu saat
mulai tercium bau pesing lagi, atau merasakan penurunan kekuatan badan,
jalankan kembali TERAPI UTAMA yang 2 minggu tersebut di atas. Penurunan
kekuatan itu bisa terjadi setelah 1-2 tahun sejak TERAPI UTAMA, hal ini terjadi
karena tidak disiplin menjalankan REFILLING. Lebih baik disiplin menjalankan
REFILLING setiap bulan dan setiap setahun sekali lakukan TERAPI UTAMA.
Setelah 3 tahun sosialisasi, banyak peserta yang tidak mau ikut REFILLING
yang saya anjurkan, beberapa oramg malah makan pete setiap hari 1 lanjar,
ada juga yang 3X sehari @ 10 butir ... mereka ketagihan!
Lebih baik MENCEGAH daripada MENGOBATI Penyakit
Jadi! Lebih baik ... Sedia payung sebelum hujan. Ikut terapi pete agar terus
sehat.
Relatif Murah
Menjalankan terapi pete, saat ini masih murah (disaat penulisan V1, tahun
2012!), karena harga relativ masih murah, belum menjadi komoditas high
23
demand. Kita butuh pete untuk 2 minggu, 2 lanjar per hari = (2 X 7 hari) X 2
lanjar X Rp. 2000 = Rp. 56.000,- (lima puluh enam ribu rupiah) untuk menjaga
kesehatan pada terapi pete yang utama. Sudah cukup untuk menjauhkan diri
kita dari bermacam penyakit, kita bisa berhemat biaya perawatan kesehatan
di institusi kesehatan / menghemat biaya profesional kesehatan yang nilainya
bisa berkali lipat, berpuluh kali lipat atau mungkin lebih lagi.
Di akhir bulan Mei, awal Juni 2012, harga pete di pasar Mester, Jatinegara
sudah mulai tinggi mencapai Rp. 3000 - Rp. 4000, sedangkan menurut
seorang teman yang punya 150 pohon pete di Pandeglang, harga pete di
tingkat petani sudah mencapai harga Rp. 200.000 per ikat 100 lanjar (papan),
alias mencapai Rp 2000 per lanjar. Di akhir Juni 2013, seorang peserta baru
yang menderita Diabetes Mellitus (DM) merasakan perubahan dalam 4 hari
terapi, dia kehabisan pete, di pasar dekat rumah tidak ada, dia mencari pete
dan mendapatkan pete dengan harga Rp.25.000,- ... tetap dia beli karena dia
tahu ada perubahan yang sebelumnya tidak pernah didapatkan dengan
pengobatan yang lain. Harga itupun masih relativ lebih murah daripada biaya
suntikan obat khusus bagi penderita DM.
Buat mereka yang sudah terkena penyakit kronis atau sudah berusia lanjut,
mereka butuh waktu terapi yang lebih panjang, harus terus menjalankan
terapi sampai sembuh, bisa sebulan sampai 3 bulan, dan setelah sembuh,
juga hanya perlu sebulan sekali menjalankan 'refilling' yang sama seperti
diatas. Meski harus terapi selama sebulan atau lebih, biaya terapi ini relatif
masih lebih murah daripada biaya perawatan dengan obat-obat kimia.
Hati-Hati Dalam Menkonsumsi Pete
Jadi, saat kita makan pete, urine akan berbau pesing, itu karena pete
melakukan pembersihan badan, darah, pembuluh darah, dst. Pete dalam
keadaan mentah memiliki kekuatan 'penghancur' yang kuat, lebih kuat dari
daun pepaya yang sering dipakai membungkus daging untuk melunakkan
daging. Daging sebelum dimasak, dijadikan sate atau masakan lain,
24
dibungkus dulu dengan daun pepaya atau ditaburi dengan bubuk daun
pepaya. Daging kerbau yang liat (keras) akan melunak setelah dibungkus
daun pepaya. PETE memiliki kekuatan yang lebih dari daun pepaya. Inilah
sebabnya pete direbus 2 menit itu, dan juga dikonsumsi di siang hari saat
makan cukup banyak. Jadi jangan makan pete mentah dalam jumlah yang
banyak, apalagi terus menerus. Kenapa saya melarang makan mentah, lihat
di 'PENGALAMAN TERAPI PETE'.
Harapan Saya
Meski sudah ribuan orang ikut terapi pete, saya tetap berharap akan ada lebih
banyak lagi yang mau ikut terapi pete untuk mengatasi bermacam penyakit
yang ada. Setiap keberhasilan yang dialami seorang peserta akan menjadi
promosi kepada yang lain. Sudah banyak yang berhasil! Tetapi kalau masih
saja ada yang menganggap pete nggak berkelas, kampungan, ndeso atau
hinaan yang lain. Tolong sadarlah! Pete sudah diuji-coba di mancanegara
dalam banyak kegiatan terkait kesehatan. Pete sudah go internasional! Hanya
kita-lah yang terlambat. Jadi nggak perlu menunggu tindakan instansi
pemerintah terkait kesehatan itu bergerak, baru kita ikutan terapi pete.
Mereka jelas tidak berpihak kepada rakyat! Buat mereka yang berhasil marilah berbagi cerita dengan saya, dengan setiap orang, kita akan
membangun satu sistem percobaan penggunaan pete untuk perawatan
kesehatan rakyat Indonesia.
Dari hasil penelusuran (searching, googling, surfing) di internet dengan kata
kunci "buah pete" atau "Parkia speciosa". didapatkan banyak blog/pages
dalam beberapa bahasa dari banyak negara. Ada blog-blog yang menyatakan
ada banyak manfaat buah pete, mulai dari penyembuhan/perawatan diabetes
sampai perawatan/perawatan kanker. Sementara, apa yang bisa saya ujicoba memang hanya terbatas beberapa (gejala) penyakit yang mudah diamati
atau yang bisa saya rasakan sendiri secara langsung, seperti asam urat, gejala
rheumatik, karena saya (alhamdulilah) sehat walafiat selama ini, dan tidak
pernah terpaksa berkunjung ke insitusi profesional kesehatan. Jelas tidak
25
mungkin saya bisa melakukan uji-coba di badan sendiri dengan suatu
penyakit yang tidak saya miliki secara alami. Sementara dari banyak 'pasien'
itu saya dapat mengamati proses perawatan kesehatan yang mudah
dilihat/dianalisa berdasarkan laporan mereka, ada diabetes, jantung, lemah
potensi, darah tinggi, darah rendah, migren, impotensi, dll.
Saya masih butuh lebih banyak kasus-kasus yang diuji-coba oleh banyak
peserta terapi. Saya berharap akan ada lebih banyak lagi orang yang mau ikut
melakukan uji-coba untuk terus menggali kemampuan buah pete ini, apalagi
mereka yang memiliki penyakit akut atau kompilasi (kumpulan, komplikasi)
penyakit. Dengan semakin banyak peserta terapi pete, semakin banyak jenis
penyakit yang diusahakan penyembuhan / perawatan dengan pete, maka
kemampuan pete akan semakin ter-UJI kebenarannya. Inilah harapan saya.
Kalau benar pete sangat manjur untuk berbagai penyakit (!?), maka kita para
peserta uji-coba terapi pete menjadi PIONIR-PIONIR dalam pencapaian
perawatan kesehatan masyarakat yang murah dan efektiv, bukan hanya untuk
rakyat Indonesia saja, tetapi untuk warga dunia.
Ada satu hal yang tidak kita inginkan bersama, jangan sampai terapi pete ini
diakui oleh negara tetangga sebagai milik mereka. Mereka memang sudah
begitu gigih melakukan banyak penelitian terkait pete, ada yang saya lihat
dibiayai pemerintah mereka bahkan ada yang dibiayai pemerintah Arab Saudi
... TETAPI ... mereka belum sampai pada fase "makan pete tidak
menyebabkan bau pesing lagi!". Mereka baru mendapatkan beberapa
manfaat pete, tetapi belum sampai kepada bagaimana menggunakan buah
pete, belum sampai kepada cara/resep pete, sementara saya sudah
melakukan hal ini belasan tahun lamanya! INGAT ... pengalaman kita dengan
BATIK, tari Pendet, kesenian Reog dan tari Tor-Tor yang mereka nyatakan
sebagai budaya milik mereka. Maka dari itulah saya harus sesegera mungkin
menulis RESEP ini dalam bentuk buku dan menerbitkannya.
Tambahan ebook Versi 4 dan Versi 5:
26
Buah pete setelah direbus 2 menit, boleh dimakan bersama makan siang,
juga boleh dimakan begitu saja (di-gado, makan buah pete itu langsung, tidak
bersama makanan lain, sebagai cemilan, lalapan), tetapi perut harus sudah
diisi dulu, alias sudah makan siang/malam lebih dulu.
- Air rebusan 2 menit bisa diminum semuanya (+/- 200 ml) atau sebagian
diminum dan sebagian lagi digunakan untuk merebus kulit pete yang 11
menit. air rebusan 2 menit itu untuk membantu pembersihan darah/badan
dan sebagai obat cacing.
- Air rebusan 2 menit itu boleh saja seluruhnya digunakan untuk merebus kulit
pete yang 11 menit, digunakan untuk obat asam urat dan gejala rhematik ...
buat mereka yang tidak suka pete (makan pete) tetapi ingin menyembuhkan
asam urat/gejala rhematik, bisa minum air rebusan kulit pete (2 + 11 menit)
saja, tanpa perlu memakan buah petenya. Tetapi dengan cara ini, proses
penyembuhan akan memakan waktu lebih panjang, 2 minggu atau lebih.
Tentu berbeda buat mereka yang menjalankan terapi penuh, buahnya
dimakan, air rebusan 2 menit dan 11 menit diminum ... proses penyembuhan
akan lebih cepat, bisa dalam 4 hari sudah terasa sangat jauh berbeda, apa
yang bertahun-tahun dirasakan menghambat gerak tubuh segera
terbebaskan.
- Rebusan 20 menit memerlukan air sekitar 400ml, setelah mendidih,
kecilkan apinya, jangan sampai hangus karena seluruh air menguap saat
dimasak.
27
Pengalaman Terapi Pete
Disini, saya tuliskan pengalaman saya berexperimen dengan buah pete,
menceritakan pengalaman beberapa peserta terapi pete yang positiv maupun
kesalah-pahaman resep terapi yang berakibat buruk. Selain pete, ada juga
pengalaman saya mencoba obat herbal yang lain, seperti daun jambu biji,
pucuk daun jambu biji, lobak putih + daun seledri, kulit buah manggis dan
yang terakhir di tahun 2013 mencoba terong ungu.
Percayalah!
Kekuatan alam = Kekuatan Yang Maha Kuasa
Saya percaya, ada banyak tanaman/buah/umbi-umbi-an yang bisa digunakan
sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Saya percaya, kalau Yang Maha
Kuasa telah menyediakan berbagai obat untuk berbagai penyakit yang ada.
Tentu saja sangat jarang ada tanaman/buah/umbi yang bisa digunakan
sebagai obat untuk banyak macam penyakit secara umum. Sementara ini
yang saya tahu, baru buah pete-lah yang bisa digunakan untuk
'menyembuhkan' banyak macam penyakit. Memang, untuk bisa sembuh, tidak
semudah membalik telapak tangan, juga tidak ada jaminan bahwa seseorang
ikut terapi pete akan langsung sembuh. Akan butuh waktu yang panjang untuk
bisa menyehatkan seseorang yang mengidap suatu penyakit tertentu, apalagi
kalau sudah komplikasi, ada jantung, diabetes, asam urat atau yang lain,
sekaligus bercokol dalam tubuh. Tetapi rasanya, kalau memang diijinkan oleh
Yang Kuasa di atas sana, dengan usaha yang maximal, mau terus terapi pete,
bisa berangsur sehat kembali. ORA ET LABORA, berdoa dan berusaha ...
jangan sampai ORA USAHA (tidak berusaha) tapi ingin sembuh! (bahasa Jawa:
ORA = tidak).
Ada banyak pengalaman yang menyenangkan, tapi tidak sedikit juga yang
tidak menyenangkan. Menyenangkan kalau orang yang saya tawarkan terapi
ini langsung percaya, serius mau mencoba, dan setelah beberapa hari terapi
orang itu langsung merasakan perubahan yang terjadi, dan dia mau
28
melanjutkan terapi sampai selesai. Apalagi saat orang itu berhasil
mendapatkan kesembuhan, ada rasa senang karena usaha saya tidak
percuma. Seperti saat saya menghadiri pernikahan seorang kerabat, di
Jogjakarta, bulan November tahun 2011. Ada sepasang suami-istri, masih
adik sepupu, tapi umurnya lebih tua dari saya, mereka sudah berhasil sembuh
dari asam urat, kesehatan mereka sudah berubah, lebih sehat dari sebelum
ikut terapi. Juga ada seorang keponakan, yang sudah ikut terapi dan benarbenar percaya akan kemanjuran terapi pete. Ketiga orang inilah yang bercerita
kepada para kerabat yang hadir saat itu, kalau mereka sudah sehat berkat
terapi pete. Semua yang hadir begitu bersemangat bertanya dan bertanya,
mereka ingin tahu dan ingin ikut terapi. Dalam satu kali pertemuan itu, ada
sekitar 20 orang ingin ikut menjalankan terapi. Wow ... !
Tanaman/Buah Yang Sudah Saya Coba
Berikut adalah tanaman/buah herbal yang saya uji-coba:
* Terapi pete saya uji coba sejak tahun 1995
* Daun jambu biji sebagai obat DBD sejak 2005
* Lobak putih + daun seledri sejak sekitar 2006
* PETE sebagai obat diare saya uji coba di bulan Mei 2011
* Rebusan kulit buah manggis saya coba di tahun 2011
* Rebusan kulit buah pete (11 menit) saya coba di awal tahun 2012
* Terong ungu saya coba di semester 1 tahun 2013.
Selain itu, ada beberapa herbal lain yang pernah saya konsumsi, seperti daun
pucuk jambu biji yang masih muda digunakan untuk sakit perut, diare; bubuk
jahe merah dan bubuk kunyit putih yang bisa langsung diseduh dan diminum.
Dulu waktu kecil saya sering diberi minuman air brotowali yang pahit itu, atau
air beras kencur. Pernah juga mencoba terapi cabe (rawit), beli bakwan udang
3 buah dimakan bersama cabe rawit sekitar 8 - 10 buah. Terapi cabe ini saya
baca di buku herbal modern, yang pernah diuji-coba oleh seorang professor di
Amerika untuk memperpanjang umur penderita HIV-Aids, cabe (dikatakan
cabe dari Thailand/Vietnam) dijus dan diberikan kepada penderita HIV-Aids.
29
Ada juga buah srikaya, kebetulan ada satu pohon di halaman, sering berbuah,
rasa buahnya manis dan memberikan perubahan kesehatan, tetapi saya tidak
bisa melakukan uji-coba intensif dengan buah ini, karena pohon yang ada
hanya berbuah sedikit dan saya lebih sering kalah rebutan buah masak
dengan kelelawar yang datang mencuri buah itu di malam hari, sementara di
pasar - buah ini jarang ada, kalaupun ada harganya sebuah bisa Rp. 10.000,-.
Ada juga jus buah sirsak yang segar dan kata orang (buku herbal / penelitian)
sangat bagus untuk kesehatan, tapi cuma bisa sesekali saja minum jus sirsak,
karena merepotkan, harus membuang biji-biji yang tersembunyi di dalam
daging buah sirsak itu.
Kelinci Percobaan
Sejak lama saya mencoba mengumpulkan buku-buku tentang tanaman obat.
Sudah ada beberapa buku yang terkumpul ... tapi sulit juga untuk tahu jenis
tanaman yang dituliskan didalam buku-buku tua itu, karena saya tinggal di
kota besar yang jauh dari kemungkinan menemukan bermacam jenis
tanaman itu. Kalaupun tahu tentang tanaman obat tertentu, belum tentu tahu
bagaimana bentuk fisik tanaman itu. Jadi saya harus membatasi diri ke
tanaman/buah/umbi obat yang mudah diperoleh di daerah perkotaan. Ada
beberapa obat yang sering saya gunakan sendiri atau di keluarga saya, seperti
pucuk daun jambu biji untuk sakit perut; 11 lembar daun jambu biji yang
cukup tua ditumbuk (dihancurkan) dicampur air hangat, disaring, untuk
penangkal demam berdarah dengue; jus lobak (putih) dicampur seledri untuk
mengobati batuk yang lama meradang; dan yang paling utama ... terapi pete.
Selain itu ada belimbing wuluh untuk darah tinggi, atau lidah buaya untuk
panas dalam. Ada juga sirih untuk sariawan, hidung berdarah (mimisan) dan
obat anti mistik (!? ... yang ini tidak akan dibahas di buku ini).
Sejak lama, saya coba obat-obat herbal itu bila ada kesempatan. Kalau
terserang suatu penyakit, baru ada kesempatan untuk mencoba obat herbal
yang ada. Kalau sehat, jelas tidak terlihat manfaatnya kan!?
30
Setelah saya menjadi kelinci percobaan yang pertama, kemudian giliran isteri,
anak-anak, keluarga dekat, orang-orang yang ada di rumah saya termasuk
pembantu. Dari pengalaman menghadapi banyak penyakit, daun jambu biji
itulah yang paling banyak menolong. Termasuk obat herbal yang sangat
penting karena bisa membebaskan kami dari serangan demam berdarah
dengue (DBD) ... dan hal ini di Philipina diakui sebagai obat DBD, cuma di
negara sendiri malah tidak/belum diterima atau diakui. Entah kenapa?
Daun Jambu Biji sebagai Obat Demam Berdarah
Dengue
Pertama-tama, kita harus tahu lebih dulu, gejala serangan demam berdarah
dengue itu. Biasanya panas tinggi, kemudian terasa dingin menggigil, tulang
punggung serasa berat sekali dan ngilu. Bila gejalanya begitu, segera ambil
11 lembar daun jambu biji yang cukup tua, tapi jangan terlalu tua. Cuci
dengan air hangat. Tumbuk sampai hancur, beri air hangat, peras atau saring,
ambil airnya, berikan kepada si sakit. Sebaiknya dicampur madu. Berikan obat
penurun panas yang mengandung paracetamol, juga vitamin A dosis tinggi.
Siapkan dan berikan jamu ini setiap 6 jam sesuai jangka waktu serangan
demam. Biasanya, kalau pagi hari ini kena serangan, besok pagi sudah aman
kembali, kalau kena di sore hari, besok sore sudah aman juga. Semua
anggota keluarga termasuk saya sudah pernah kena serangan demam ini dan
berhasil dengan aman dan mulus. Ada juga saudara yang sudah kena 3 X,
juga selalu terbebas dengan jamu daun jambu biji.
Soal pemberian vitamin A dosis tinggi itu, sesuai anjuran seorang professor
ahli penyakit anak. Saat salah satu anak kena serangan demam itu, meski
sudah diberi jamu daun jambu biji, tetap dibawa oleh ibunya ke dokter anak
yang professor itu. Dia bilang ... ooo sudah benar itu, tapi tambahkan vitamin
A dosis tinggi. Jadi sejak itu, saya selalu siapkan vitamin A dosis tinggi untuk
berjaga-jaga. Juga menanam pohon jambu biji di halaman rumah.
HARAP BERHATI-HATI dengan DBD (demam berdarah dengue), kalau sudah
diberi obat herbal daun jambu biji seperti diuraikan diatas, dan demam tidak
31
turun (tetap ada) setelah 1 X 24 jam, segera hubungi dokter ya! Untuk anakanak, dosis daun jambu biji itu dikurangi, bisa dengan 7 - 9 lembar saja.
Lobak Putih + Daun Seledri Sebagai Obat
Batuk/Radang Tenggorokan
Kalau anak-anak atau saya sendiri terserang batuk/pilek, biasanya masih
mencoba minum obat batuk yang ada. Tetapi kalau batuk itu berkepanjangan,
barulah diambil keputusan untuk membuat jus lobak putih dan seledri.
Setelah seminggu tidak kunjung sembuh, barulah saya bertanya, apa mau
dibikinkan jus lobak!? Biasanya mereka tidak akan menolak. Sehari bisa
diberikan 1X atau 2X, selama 3 - 4 hari.
Kenapa tidak langsung dari awal? Hehehe ... rasanya itu lho! Sangar! Coba
saja sendiri.
Resep/cara yang saya pakai: lobak putih diameter 5-7 cm, potong selebar
(setebal) 3 cm, seledri 2 tangkai. Lobak dan seledri dipotong kecil-kecil, di jus
(diblender). Disaring dulu sebelum diminum, tapi boleh juga tidak usah
disaring, langsung diminum bersama ampasnya.
Pete Sebagai Obat Diare dan Keracunan Makanan
Kebetulan di bulan Mei 2011, saya harus mengantar ibu mertua ke Bali, dia
kena sakit perut, sudah dirawat di Jakarta tetapi beberapa tidak juga sembuh.
Di Denpasar ada ipar seorang dokter ahli yang mengusulkan membawa ibu
mertua ke Bali untuk dirawat di rumah sakit mereka. Saya jemput ibu mertua
di rumahnya, di Bintaro. Siang itu saya belum makan pagi juga makan siang,
jadi saya beli saja indomie rebus di depan rumah. Ketika pesawat sudah di
udara itulah saya merasakan perut saya berontak, saya segera ke toilet, begitu
duduk di kloset itulah isi perut langsung meledak keluar. Ternyata perut saya
kena diare juga, mungkin air tanah di daerah rumah mertua tidak cukup
bagus. Lega juga sudah melepaskan tekanan perut tanpa insiden berarti.
Sesampai di Denpasar, langsung di jemput dan diantar ke rumah sakit. Sambil
menunggu ibu mertua diperiksa itu, saya beberapa kali ke WC, melepaskan
tekanan perut, meski tidak cukup keras. Tengah malam di rumah ipar, sekali
32
lagi ledakan perut terjadi. Begitu juga pagi hari berikutnya. Saya berpikir
bagaimana caranya agar tidak terlalu merepotkan, karena sore itu juga saya
harus kembali ke Jakarta. Saya tidak mengatakan keadaan itu kepada
siapapun, karena saya punya rencana khusus untuk diare ini. Jadi saya hanya
membatasi makan, hanya makan sedikit dan cukup minum. Saya tidak
minum obat diare sama sekali. Malam hari di Jakarta hanya perlu beberapa
kali melepaskan tekanan perut, tapi tidak sekeras saat di pesawat menuju
Bali.
Pagi hari berikutnya, saya ambil 4 butir pete mentah, langsung saya makan
sebelum sarapan pagi. Pete itu saya kunyah cukup lama, kemudian ditelan.
Langsung ada sensasi (perasaan) saat pete itu masuk ke perut dan bekerja
melawan diaree, pemberontakan di perut mulai mereda. Siang hari saya
ulangi lagi dengan 4 butir pete mentah. Diaree teratasi. Berhasil!
Setelah kejadian di bulan Mei 2011, ada 3 kesempatan lain mengatasi diare
dengan pete mentah dan 1 kesempatan mengatasi gejala keracunan
makanan. Kesempatan yang jarang ditemukan untuk bisa mencoba
kemampuan pete sebagai obat diare. Saat itu saya ingat akan serangan
bakteri e-koli di Jerman dan Eropa, saya sudah mengusulkan pete sebagai
alternatif penanganan e-koli itu. Saya sudah mengirimkan email ke kedutaan
Jerman melalui bagian penelitian mengenai penggunaan pete mentah untuk
mengatasi diaree. Saya berharap ada pembaca yang kebetulan mendapatkan
serangan diaree mau mencoba pete mentah untuk mengatasi serangan diare
atau bahkan mengatasi serangan e-koli. Saya merasa pete pasti mampu
melawan bakteri diare atau e-koli, karena tahu akan kemampuan pete
melalui 'Jus Pete Mentah', lihat tulisan tentang hal ini. Pete untuk pengobatan
diare atau untuk menahan serangan e-koli, perlu diteliti lebih lanjut. Semoga
hal ini akan membangkitkan rasa penasaran para peneliti untuk mengetahui
lebih lanjut kemampuan pete dalam hal diare dan e-koli.
Pete Melawan Diaree dan Keracunan Makanan
Caranya: ambil 4 butir buah pete, dikunyah cukup lama, sampai hancur dan
33
bercampur dengan air liur, langsung telan sekaligus. Rasakan pergolakan di
dalam perut saat pete 'berperang' melawan bakteri atau virus. Setelah 3 jam,
kalau perlu ulangi sekali lagi. Kemungkinan untuk anak-anak cukup
menggunakan 3 butir buah pete atau 2 butir. Sebaiknya jangan di-jus apalagi
dicampur air, tetapi dihancurkan dengan pisau cacah bawang/bumbu atau
mungkin dicari cara lain yang lebih memudahkan untuk memasukkan buah
pete itu kedalam perut si penderita
Rebusan Kulit Buah Manggis
Saya membaca artikel rebusan kulit buah manggis di majalah Trubus.
Kebetulan sedang musim jadi buah manggis itu dijual di supermarket. Saya
beli 2 kilogram, buahnya memang enak, manis. Kulitnya saya potong/iris
kecil-kecil, kemudian direbus, air rebusan itu saya minum rasanya pahit. Saya
coba beberapa hari, tetapi rasanya tidak ada perubahan yang berarti. Mungkin
saya salah resep, merebusnya kurang lama atau mungkin terlalu lama, atau
mungkin kurang banyak, entahlah. Jadi saya tidak terlalu terkesan dengan
unjuk kemampuan si buah manggis itu. Lagipula tidak mudah mendapatkan
buah manggis di pasar, kecuali pada saat musim buah, dan cara
mempersiapkan seduhan kulit buah manggis itu tidak semudah
mempersiapkan pete. Jadi saya tidak melanjutkan uji-coba rebusan kulit
manggis.
Rebusan Kulit Buah Pete
Ada 2 macam rebusan kulit buah pete: 1) rebusan 2 menit; 2) rebusan 11
menit, dan rebusan 20 menit.
1) Rebusan kulit buah pete memang sejak awal uji-coba pete sudah ada, tapi
pada awalnya tidak saya gunakan. Sejak awal, memang saya hanya
membatasi merebus pete berikut kulitnya selama 2 menit, karena saya hanya
ingin menurunkan kekuatan buah pete. Jadi selama 10 tahun lebih, hanya
makan buah petenya, air rebusan kulit pete saya buang. Kemudian baru saya
iseng mencoba minum air rebusan yang 2 menit itu. Memang terasa ada
tambahan proses kerja si buah pete, dan yang jelas ada proses pencahar
cacing. Proses merebus pete juga saya rubah sedikit. Pete tidak hanya
34
digunting/dipotong 2-3 mata, tetapi pinggiran kulit pete itu saya gunting dulu,
diseset kata orang Sunda, agar getahnya lebih gampang keluar saat direbus.
2) Rebusan kulit pete 11 menit. Yang ini memang didapatkan dari coba-coba.
Melihat kulit pete sisa rebusan 2 menit itu, rasanya sayang kalau tidak
didayagunakan. Memang ada yang bilang, kulit pete bisa dimakan, dan pada
penelusuran di Internet (bulan Mei 2012!), ada yang mengatakan justru kulit
pete memiliki daya penyembuh lebih kuat daripada buah pete, bahkan ada
yang menulis sebagai obat kanker. Saya coba secara intuitif saja, kulit pete
sisa rebusan 2 menit (pada TERAPI UTAMA) dipotong kecil-kecil
(diiris/digunting), kemudian direbus lagi menggunakan air yang sama pada
rebusan 2 menit itu, selama 11 menit. Hasilnya air rebusan yang pahit. 4X
minum air rebusan 2 menit + 11 menit itu menghilangkan gejala rheumatik
yang selama ini ada di sendi lengan kiri saya. Sudah lama lengan kiri itu sulit
untuk ditekuk di belakang punggung. Setelah 4X minum rebusan 13 menit itu,
lengan itu bisa ditekuk di belakang punggung. Bukan main, penyakit yang
menghadang bertahun-tahun ternyata hilang dalam hitungan hari.
3) Rebusan kulit pete 20 menit. Ide ini berdasarkan hasil penelitian yang saya
baca di internet. Di dalam beberapa penelitian dikatakan, memanaskan
(merebus) pete akan memunculkan antioxidan, dan semakin lama (panas)
maka nilai antioxidan yang muncul semakin tinggi. Dan ternyata, air rebusan
20 menit itu malah tidak sepahit air rebusan 13 menit (2+11 menit). Jadi saya
sampaikan hal ini kepada orang yang ingin ikut terapi pete tetapi tidak suka
makan buah pete. Ada seorang peserta yang berhasil menerapkan terapi
rebusan 20 menit ini untuk melawan Diabete mellitus dan berhasil.
Seperti biasa, kalau saya berhasil mendapatkan satu resep, saya berikan
kepada orang lain untuk diuji-coba, ada beberapa orang yang langsung
merasakan perubahan. Ada seorang pemilik angkutan kota (angkot) teman
dari Djajang (baca di BEBERAPA CERITA SEPUTAR PASIEN TERAPI PETE) yang
sebelumnya sulit berjalan, sekarang sudah bisa berjalan dengan lebih mudah
setelah beberapa kali minum rebusan 13 menit. Juga ada suami-istri
pedagang loak di Manggarai Selatan yang sulit berjalan, ternyata hanya dalam
4 hari sudah bisa berjalan dengan leluasa.
35
Jus Pete Mentah
Di tahun 2010 uji-coba ini lakukan, saya tidak ingat secara pasti. Karena ingin
mempermudah menkonsumsi pete, saya mencoba membuat jus pete. Waktu
itu, saya membuatkan jus lobak untuk anak yang sakit batuk. Setelah
disaring, masih tersisa cukup banyak jus lobak dan ampas lobaknya. Jadi saya
pikir, kenapa nggak mencoba membuat jus pete - lobak saja. Maka saya ambil
4 butir pete mentah, saya masukkan kedalam jus lobak itu, sekali lagi saya
hidupkan mesin pembuat jus (blender) itu.
Jus pete-lobak itu langsung saya minum, pelan-pelan, karena saya ingin
mengenal rasa/sensasi jus pete-lobak itu. Dalam hitungan detik, saya
merasakan seluruh bagian mulut, lidah dan gusi terasa tebal/baal, seakan
gigi-gigi akan copot (lepas). Sensasi ini mirip seperti saat sebelum operasi
cabut gigi geraham, saat setelah diberi suntikan anastesi untuk
menghilangkan sakit. Saya segera minum banyak air, kumur-kumur agar bisa
menghilangkan sensasi tebal/baal itu. Saya curiga hal itu bukan ulah lobak
tetapi ulah pete!.
Untuk meyakinkan, saya coba lagi seminggu kemudian, hanya 4 butir pete
mentah dan sedikit air, di-jus dan diminum pelan pelan, ternyata sensasi
tebal/baal seakan gigi-gigi akan copot itu kembali lagi. Masih belum yakin
juga, seminggu kemudian saya ulangi lagi! Dan benar sensasi itu muncul
kembali.
Cukup 3X uji-coba jus pete mentah! Saya tahu kekuatan pete mentah, saya
yakin pete bisa melunakkan daging (gusi), inilah kekuatan pete. Saya juga
yakin kekuatan pete lebih dari daun pepaya yang biasa digunakan untuk
melunakkan daging sebelum dimasak / dijadikan sate. Tapi saya tidak berani
mencoba jus daun pepaya, rasanya pasti lebih tidak enak daripada jus pete.
Pasti pahitnya!
Dari pengalaman jus pete mentah inilah saya menjadi lebih yakin akan
36
kekuatan pete untuk membersihkan darah, membersihkan badan,
menghancurkan granula dalam pembuluh darah, ataupun menghancurkan
kolesterol yang ada dalam darah. Saya berfikir bagaimana merendahkan
kekuatan si pete tetapi meng-optimal-kan/mengintensifkan kemampuannya:
pete direbus 2 menit, tetapi volumenya diperbanyak dan frekuensinya
diperbanyak, didapatkan: makan 1 lanjar siang, 1 lanjar malam, selama 2
minggu. Hasilnya: TERAPI PETE ini.
Pesan saya, jangan makan pete mentah terlalu banyak apalagi selama
beberapa hari berturut-turut. Kurangi kekuatannya, rebuslah 1 - 2 menit.
Terong Ungu Menambah Gairah
Terong ungu (latin: Solanum melongena)
Efek Slow Vixgrx memang bisa diperoleh dari pete (terapi pete) dan efek ini
dirasakan oleh para peserta pria tanpa batasan umur. Buat peserta muda,
tenaga menjadi berlipat ganda, dan beberapa di antara mereka ada yang
mengatakan menjadi 3 X lipat. Seorang pria berusia 67 tahun bercerita,
setelah terapi hari ke-7 dia bangun pagi selalu berdua, suatu sensasi yang
sudah lama tidak dia rasakan lagi. Jadi pete bagus untuk itu. Tapi bagi pria
paruh baya, sekitar 50 tahun keatas, dimana produksi hormon testosteron
sudah mulai menurun, gairah (libido) itu semakin melemah, disebut sebagai
Andropause (buat wanita disebut Menopause!).
Saya pun merasakan dan mengalami itu juga (bagaimana hal ini, tidak perlu
dibeberkan disini). Saya mencari di internet, apa saja pendorong testosteron
(testosteron booster), atau pengganti (supplement) testosteron. .Ada banyak
penawaran dalam berbagai merek, tetapi ada risiko kesehatan dalam
penggunaanya, harganya juga lumayan tinggi, ada yang 1 pil sekitar Rp.5000,dan sehari perlu 3 pil. Saya terus mencari obat herbal untuk itu.
Suatu hari.saya makan balado terong, ternyata gairah itu muncul. Terong
yang tidak dipotong, bulat - utuh ternyata memberikan efek gairah lebih baik
daripada terong terpotong kemudian di-balado. Perkiraan saya, kalau terong
itu utuh, cairan yang ada di dalam terong itu tidak menyebar keluar. Jadi saya
mencoba membuat rebusan terong, menggunakan mug yang sama untuk
37
terapi pete. Air 200 ml direbus sampai mendidih, masukkan potongan terong,
rebus selama 2-3 menit. Dinginkan, terong dimakan, air rebusan diminum.
Ternyata berhasil: gairah telah muncul kembali. Jalankan selama 3-4 hari,
kalau perlu 2 X sehari. Setelah itu, tidak perlu setiap hari menjalankan terapi
terong ini.
Beberapa Cerita Seputar 'Pasien' Terapi Pete
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan disini, hanya beberapa yang cukup
mewakili dari sekian banyak peserta terapi pete.
* Beberapa pembantu di rumah juga saya sarankan untuk ikut terapi pete,
dan ada satu pengalaman lucu tapi juga menyebalkan: Nining seorang
pembantu yang pernah bekerja sebagai TKW di luar negeri, diantar ke rumah
oleh seorang penyalur pembantu, dikatakan dia baru pulang dari Malaysia.
Setelah beberapa waktu, dia bercerita kalau berjalan kakinya sangat sakit,
dan itulah yang menyebabkan dia disuruh pulang oleh sang majikan di
Malaysia. Saat bangkit dari jongkok atau duduk di kursi dingklik (kursi
pendek) perlu waktu cukup panjang untuk bisa berdiri dan bergerak ... apalagi
saat berjalan untuk pergi ke pasar dan pulang membawa belanjaan, dia harus
berjalan pelan-pelan sambil meringis menahan sakit. Jadi saya berikan dia
terapi pete dan juga vitamin B (Neur...). Perlahan rasa sakitnya menghilang,
dia bisa berjalan dengan lebih cepat, rasa sakit terus berangsur hilang,
bergerak jadi lebih mudah dan semakin mudah, sudah menjelang sembuh
meski belum sembuh total ... lalu apa yang terjadi!? Begitu dia tahu dia bisa
sembuh dalam waktu beberapa hari lagi, si pembantu ini bilang kalau dia
akan segera berangkat lagi bekerja jadi TKW di Malaysia, dia sudah
menghubungi bekas majikannya dan akan berangkat dalam beberapa hari
kedepan. Benar-benar menyebalkan... tapi lucu juga.
* Asep, usia 58 tahun, seorang teman di Pandeglang, sekitar tahun 2002
merasa tidak enak badan berkepanjangan, saya sarankan terapi pete. Dia
merasakan perubahan kesehatan. Dan satu saat dia memberitahu saya, kalau
dia sudah menanam 150 pohon pete. Lumayan buat pensiun nanti, katanya.
38
* Djajang, usia 38 tahun, tukang kue ranggi, cerita lucu tentang perubahan
'gaya hidup' dari tukang kue ranggi, juga cerita serupa yang dialami temannya
seorang PKL penjual jam, Suatu hari, saya sedang 'mengurus' tanaman di
halaman rumah, lewatlah penjual kue ranggi. Saya panggil dia. Saat
menunggu kue dimasak, kami ngobrol. Djajang ingin tahu apa yang sedang
saya lakukan, saya katakan sedang membenahi pohon-pohon yang ada, lalu
saya ceritakan tentang pohon jambu biji untuk obat DBD, ada belimbing yang
bagus untuk darah tinggi, sampai akhirnya saya cerita soal terapi pete. Sejak
itu dia ikut terapi pete, tetapi cuma bisa makan 1/2 lanjar siang dan 1/2
lanjar malam. Setelah 2 minggu lewat, saya tanyakan bagaimana rasanya, dia
bilang badan enak, segar, tidak cepat capek. Setelah 3 minggu saya tanya
lagi, bagaimana dengan yang satu itu, 'slow Vixgrx', sudah dicoba belum? Dia
bilang belum. Lho kok belum dicoba dengan istri? Barulah dia menjawab,
kalau istrinya di kampung .... oooo! Suatu hari dia menghilang, seminggu
lamanya. Saat kembali, saya panggil dia. Dia langsung bilang: 'kok bisa ... kok
bisa begitu ya!?', dia cerita, istrinya curiga kenapa tenaganya bisa jauh lebih
dari biasanya. Terapi pete, dikasih si om di Jakarta!, begitu jawab si Djajang.
Begitu juga seorang teman Djajang, seorang penjual jam kaki lima. Biasanya
cuma pulang sebulan sekali untuk kirim uang, paling sehari-dua hari di
kampung. Tetapi setelah 3 minggu ikut terapi dia pulang kampung, 2 minggu
tidak kembali ke Jakarta. Semenjak itu dia bilang mending jualan di kampung
saja deh. Setelah merasa lebih HIDUP, si tukang jam itu ketagihan!
Djajang hanya berhasil mengajak 3 orang teman yang lain untuk ikut terapi
pete, dan dia sudah menanam 3 pohon pete di kampungnya, Jampang Kulon,
Sukabumi. Dia bilang hanya punya lahan kecil, jadi cuma tanam 3 pohon. Dia
juga memberikan resep rebusan kulit pete kepada seorang pemilik angkutan
kota yang sudah lama mengalami kesulitan berjalan, setelah beberapa hari
minum rebusan kulit pete, orang itu sudah berhasil sehat. Si pemilik angkutan
itu tidak suka makan pete, tetapi masih menerima usulan minum air rebusan
kulit pete, dan ternyata berhasil, dan dia sudah bisa kembali 'narik' lagi.
* Pak Priyo, usia 76 tahun, seorang tetangga di komplex yg memiliki beberapa
39
penyakit menahun, jantung, asam urat, sendi ngilu, alhamdulilah, sekarang
dia sehat dan kembali gagah ... sudah 2 tahun ikut terapi pete. Terakhir
periksa kesehatan, kolesterol aman, gula aman, asam urat rendah. Dia
berusaha untuk tiap hari makan pete, padahal pada waktu awalnya, susah
sekali untuk meyakinkan dia ikut terapi pete. Sayang sekali, dia sudah
meninggal di akhir tahun 2012.
* Pak Edi, usia 60 tahun, sudah lama ikut terapi, dia menulis sms: yang
penting istri saya tambah bahagia. Dia sudah menawarkan kepada beberapa
rekan/teman, dan bersama seorang teman sedang mencari kemungkinan
untuk membuat perkebunan pete.
* Udin, tukang sayur keliling di komplex, sudah ikut terapi sekitar 1 - 2 tahun
yang lalu, dia langsung merasakan manfaat pete, ada perbedaan dalam
hidupnya, ada tambahan tenaga, lebih sehat, dia sudah memberikan resep
terapi pete kepada 5 orang teman di kampung dan di Jakarta, dia juga ikut
menyebarkan resep ini kepada beberapa pelanggan, tetangga saya di
komplex. Ternyata otak bisnisnya ikut bicara, dia ikut menanam 30 pohon
pete di kampungnya, Cicadas, Ciampea Bogor.
* Aib, seorang penjual kue keliling, seorang duda ditinggal mati istri, ikut
terapi pete sekitar 4 bulan lamanya (meski tidak disiplin 2 lanjar sehari), dia
menikah di akhir bulan April 2012 yang lalu, 2 minggu kemudian saya
bertemu dia dan bertanya, tentang keadaan serta acara pernikahan, diapun
bercerita tentang pengalamannya sambil mengacungkan jempol ibu jari ...
'top!', katanya, kemudian saya tanya, apa perbedaan kekuatan sebelum dan
setelah terapi pete ... wah jadi tiga kali lipat! Dia juga ikut menanam pete di
kampungnya, Pangandaran sebanyak 6 pohon.
* Pak Agung, umur sekitar 50 tahun, seorang paranormal, ahli pengobatan
alternatif dengan pasien yang cukup banyak, praktek di jalan Pemuda Jakarta. Kami berteman baik sejak sekitar tahun 1998. Sekitar akhir tahun
2010, beliau terlihat beberapa hari (kali) tidak sehat, jadi saya sarankan untuk
40
menjalankan terapi pete. Setelah sehat, sekali lagi saya sarankan untuk
memberikan terapi pete kepada setiap pasiennya. Sejak itu dia menyarankan
ke banyak pasiennya untuk ikut terapi pete. Sudah lebih dari 300 orang pasien
yang sudah diberi terapi pete (itu hasil pembicaraan per 23 Mei 2012). Dari
300 orang itu, 100 orang di antaranya sudah merasakan perubahan
kesehatan, dan sekitar belasan pasien berumur sekitar 50 tahun merasakan
perubahan kehidupan. Sejak itu dia memberikan terapi ini kepada hampir
setiap pasien yang data, sekitar 30-50 orang per hari. Belakangan dia makan
pete setiap hari 3X @ 10 butir, dia bilang itu karena jantungnya terasa
nyaman.
* M. Nasro SH, umur sekitar 40 tahun, pengacara, bekerja di LBH dan tinggal
di Kendal, Jawa Tengah, punya kemampuan paranormal, juga memberikan
pengobatan alternatif. Setelah saya berikan gambaran tentang pete, saya
sarankan dia untuk ikut terapi pete, dan saya minta dia memberikan terapi ini
kepada mereka yang datang berobat. Pada awalnya, atas dasar gambaran
tentang kemampuan pete membersihkan darah itu, Nasro membatasi
pemberian terapi pete kepada pasien dengan gejala darah tinggi saja. Banyak
pasien itu berangsur sehat, tetapi dia belum berani memberikan terapi ini
kepada mereka yang masuk kelompok dengan gejala darah rendah.
Logikanya sederhana: kalau yang punya darah tinggi, bisa berangsur normal
(alias turun), bagaimana yang rendah? Kalau turun lagi alias makin rendah
kan berbahaya! Pada pertemuan di Yogyakarta bulan November 2011, saya
pastikan kalau pete bisa diberikan untuk menghadapi berbagai penyakit.
Tanggal 23 Mei 2012 yang lalu saya bicara dengan Nasro pertelpon mengenai
kondisi pengobatan dengan terapi pete. Nasro mengatakan, memberikan
resep kepada sekitar 100 orang, sekitar 25 diantara mereka itu telah yakin
benar akan khasiat terapi pete. Bersama dengan 20 orang dari 25 orang
itulah, Nasro membentuk kelompok kerja bersama menanam pete, dimana
setiap anggota kelompok menanam sekitar 100 pohon pete. Selain itu, Nasro
membentuk kelompok kerja tingkat kabupaten di beberapa kabupaten sekitar
Kendal, untuk bergabung dalam penanaman pete. Mungkin sudah ribuan
pohon pete yang mereka tanam. Terakhir ada anggota kelompok yang ingin
41
menjual 6000 batang pohon sengon dan akan menanam pete sebagai
gantinya. Di bulan Juli, dia memberi kabar, ada teman yang menanam 12.000
pohon pete di lahan 13-14 ha.
Terkait dengan gejala darah rendah, peserta terapi yang memiliki darah
rendah harus berhati-hati saat menjalankan terapi utama, terutama di hari ke3 atau ke-4, dia akan merasa pusing karena tekanan darah yang drop (turun,
jatuh). Hal ini terjadi karena darah akan dibersihkan, pembuluh darah akan
dibersihkan, tekanan darah akan turun pelan tapi pasti ... solusinya: saat
terapi, makanlah yang cukup bergizi, atau makanlah cemilan di antara waktu
makan, seperti buah pisang.
* Wiwoho, seorang teman lama, umur 57 tahun, tinggal di Jatiwarna Bekasi,
juga ikut terapi pete sejak mid 2011. Dia juga langsung merasakan manfaat
pete dalam waktu relatif cepat. Memang sulit untuk ikut terapi seperti yang
saya anjurkan, dia rubah sedikit: makan pagi setengah lanjar mentah, siang
setengah lanjar mentah dan malam baru 1 lanjar direbus 2 menit ... saat
ditanya bagaimana pengalaman pribadinya, dia bilang, istrinya heran dan
bertanya apakah sang suami minum obat khusus, karena daya tahannya
berubah ... dia bilang tentang terapi pete dari saya. Sejak itu sang istri ikutan
terapi. Mereka sudah yakin akan kekuatan pete, dan suami-istri itu sudah
sepakat tanah sawah milik sang istri di selatan Bandung akan ditanami pete
di beberapa titik. Dia tidak hanya ikut terapi pete, tetapi juga ikut terapi terong
dan sudah belasan orang sekaligus yang dia beritahu soal ini.
* Gordon, seorang penjaga stand majalah di Sarinah Manggarai, umur 35
tahun, diawal tahun 2011 ikut terapi pete. Cukup cepat merasakan kekuatan
pete, pada hari ke-4 sudah merasakan perbedaan daya tahan tubuh (stamina)
saat bersama isteri. Sang isteri pun bertanya, apakah sang suami minum obat
kuat? Dia yakin akan terapi pete ini, dan sudah memberikan terapi ini kepada
seorang paman di Sumatra Barat, dan dia bilang, sang paman sudah sehat,
telah bebas dari asam urat. Mid Juli, saat belanja disana, dia cerita, berhasil
mengajak 5 teman yang se-umur untuk ikut terapi, dan mereka itu mau ikut
42
untuk mendapatkan efek Slow vixgrx itu dan memang benar berhasil, mereka
bilang: kalau begini nggak perlu obat khusus itu.
* Suatu hari, sekitar tahun 2010, saya kedatangan tamu, adik sepupu dari
Malang bernama Edi S, umur 60 tahun dan anaknya Z. Alex. Saat ngobrol,
mereka bertanya, bagaimana bisa saya sehat dan terlihat awet muda, masih
tampak seperti dulu (relatif ya) dan terlihat kekar. Saya cerita kalau saya
menjalankan terapi pete sejak 15 tahun yang lalu. Mereka antusias dan sejak
itu ikut terapi pete. Saat ada acara pernikahan keluarga di Jogjakarta,
November 2011, mereka inilah yang bercerita kepada kerabat yang hadir,
bagaimana mereka telah ikut terapi, dan mendapatkan kesehatan. Hari itu,
terapi pete diterima secara aklamasi ... ada lebih dari 20 orang kerabat yang
bertanya tentang terapi pete, semua ingin ikutan. Selain itu Z. Alex juga
memberikan resep terapi pete ini kepada 2 orang teman dari Kalimantan,
yang satu seorang anggota DPRD sudah berumur 50 tahun dan akan segera
menikah dengan calon istri yang 20 tahun lebih muda. Menurut berita terakhir
dia ikut terapi dan sudah menikah.
* Anak saya, Eko, 15 tahun, suka olahraga, bola, badminton dan tenis.
Kegiatan lain, les drum, les gitar, latihan band, les bahasa Inggris, dll yang
cukup melelahkan. Dia dalam masa pancaroba (pubertas), mukanya
berjerawat, jadi saya sarankan terapi pete. Setelah terapi, dia bilang, saat
latihan tenis yang biasanya sekitar 2 jam, tenaga terasa tidak habis, berbeda
dari sebelum ikut terapi. Jerawatnya juga sudah berkurang.
* Sutrisno T, usia sekitar 52 tahun, di Tegal, seorang teman alumni Jerman dia
datang sekitar September/Oktober 2011, bersama seorang pamannya.
Sutrisno sendiri memang getol makan pete mentah berikut kulitnya sekalian,
sekali makan bisa 2 lanjar, pinggang jadi terasa sakit , tapi dia bilang, kalau
bangun pagi hari harus segera ke 'belakang' ... prosesi ke belakang itu selalu
mudah bahkan terkesan seperti memaksa, 'harus segera ke belakang', tidak
boleh ditunda.
43
* Suatu hari, di acara ulang tahun Andra, teman dari anak saya, saya ngobrol
soal pete dengan bapaknya Andra, pegawai swasta, tinggal di Bekasi, sejak itu
si bapak itu ikut terapi sampai sekarang, cuma belum dapat konfirmasi lebih
lengkap tentang hasil yang dia dapatkan, hanya informasi kalau mereka terus
menkonsumsi pete setiap hari!
* Troy, usia sekitar 44 tahun, sudah kena penyakit gula, dia baru dapat terapi
4 hari di bulan Mei 2012. Saya ceritakan hasil percobaan di lembaga riset LN,
bagaimana gula darah tikus bisa berangsur turun, begitu juga pengalaman
banyak peserta terapi, banyak yang merasakan sensasi beda dengan
kesehatan dan kehidupan mereka. Troy bilang memang sudah terasa beda.
Saat main golf, 18 holes, siang hari, tidak terasa berat, beda dengan sebelum
terapi pete, meski baru 4 hari menjalankan terapi pete. Satu hari dia bilang,
sekarang dia makan pete setiap hari 1 lanjar, kadar gula sudah stabil, kalau
luka - darah bisa cepat mengering. Selain itu dia berhasil memberikan terapi
ini kepada seorang anak buahnya yang punya 3 pohon pete, tinggal di Parung.
Saya sebut saja si X. X punya ibu yang sudah mengidap kencing manis parah,
si ibu sudah tidak bisa bangun atau jalan, mata sudah mulai kehilangan
kemampuan penglihatan. X memberikan resep terapi ini kepada si ibu, Dalam
6 bulan, si ibu sudah bisa berjalan, bisa pergi belanja, mata kembali bisa
melihat dengan terang, bisa masak ... hidup terasa kembali. Sayang sekali
saya belum sempat mengambil dokumentasi secara langsung.
* Hasan, 58 tahun, teman dari Jerman. November 2012 di pernikahan anak
seorang teman alumni Jerman, saya bertemu Hasan dan beberapa teman
yang lain. Ada yang bertanya, kok bisa awet muda, bagaimana caranya? Saya
ceritakan tentang terapi pete, bagaimana pete bekerja, apa saja yang
dirasakan ... termasuk tenaga tambahan. Lama tidak ada kabar dari mereka
yang ada waktu itu. Awal Mei 2012, Hasan tiba-tiba nelpon, dia katakan
isterinya mendapat berita dari teman tentang kemampuan pete yang begitu
canggih. Si isteri ingat akan cerita saya tentang terapi pete, dan mengingatkan
Hasan untuk menghubungi saya. Jadi, resep terapi itu segera saya kirim per
sms. Sehari kemudian Hasan mulai menjalankan terapi. 26 Mei 2012, saya
44
kirim sms ke Hasan, bertanya tentang perubahan yang ada. Dia bilang: ada
perubahan, saat kencing sebelum terapi selalu ada sisa, sekarang tidak lagi ...
tapi dia ingin melihat lagi, apakah itu pasti karena pete.
* Soleh, 67 tahun, seorang penjual obat herbal, parfum dan perlengkapan
sholat di sebuah toko serba-ada 'SUPERIxxxO' di Tebet. Bulan Juni 2012 saat
belanja disana, saya mencari majalah/tabloid di stand majalah disamping
stand obat herbal itulah saya bertemu dengan bapak X. Saya bilang banyak
obat-obat herbal itu bisa digantikan terapi pete. Dia tertarik dan minta resep
terapi pete. 2/3 minggu kemudian baru saya mampir dan membawakan
lembaran resep terapi pete. Minggu pertama Juli saya belanja disana, dan
bertemu dengan bapak X, wajahnya segar dan terlihat sehat, dan gembira
bertemu saya. Kami ngobrol tentang hasil terapi itu, dia bilang: hebat, walau
baru seminggu ikut terapi, tetapi sudah benar-benar berbeda, rasa pegal-pegal
hilang, badan sehat, segar bertenaga dan setiap pagi selalu bangun berdua
dengan si OTONG, malah 'dia' bangun duluan, padahal sudah lama hal itu
tidak terjadi! Pak Soleh punya kakak perempuan berumur 76 tahun mengidap
kencing manis yang sudah 2 tahun lamanya tidak bisa bangun dari tempat
tidur. Sudah mencoba berbagai pengobatan tetapi tidak berhasil. Pak Soleh
memberikan air rebusan kulit pete 20 menit (si ibu itu mungkin sudah tidak
bisa mengunyah, sudah lemah). Air rebusan diberikan 3X sehari, dan di hari
ke-7 si ibu sudah bisa bangun, dan setelah 2 minggu bisa bangun kembali,
bisa jalan, bisa pergi ke pasar, bisa jalan-jalan mengantar cucu ke sekolah.
* Dua PKL (pedagang kaki lima): seorang pria pedagang gorengan di depan
BRI jalan Jatinegara Timur dan seorang ibu pedagang loak di jalan Manggarai
Selatan punya keluhan serupa, susah dan sakit saat berjalan. Di bulan Juni
2012 itu memang harga pete sedang mahal, jadi mereka tidak mudah
mendapatkan pete di pasar dekat tempat tinggal mereka. Saya katakan, coba
cari di pasar Mester, pasti ada. Hanya dalam 4 hari terapi, mereka sudah
merasakan perbedaan, mereka bisa berjalan dengan mudah. Setelah
seminggu mereka sudah bebas merdeka dari asam urat dan gejala rhematik
yang mereka derita selama bertahun-tahun sebelumnya.
45
* Masih banyak lagi pengalaman keberhasilan peserta terapi pete. Tapi ada
satu kasus yang tidak menyenangkan: seorang pedagang minuman di
Manggarai tidak mengikuti saran saya. Lihat di Pengalaman Improvisasi
Terapi Pete.
Multi Level Menyehatkan (MLM)
Memang tidak mudah menawarkan terapi pete kepada orang lain, bahkan
kepada seorang saudara dekat sekalipun. Ada banyak alasan untuk menolak
tawaran itu. Setiap saat ada kesempatan bertemu seseorang, saya anjurkan
untuk terapi pete. Hanya sedikit yang mau ikutan. Bila seseorang pernah
merasakan manfaat terapi pete, secara tidak langsung mereka akan menjadi
juru penerus yang menyebarkan khasiat (manfaat) buah pete. Ada yang
berhasil mengajak 5 orang, ada yang puluhan, dan ada juga seorang ahli
pengobatan alternatif yang sudah ikut terapi pete dan selanjutnya
memberikan resep terapi pete kepada 300 orang pasiennya.
Resume Pengalaman Terapi Pete
Brainstorming terapi pete, secara umum, atas dasar pengalaman saya dan
banyak peserta terapi pete:
- tanaman herbal, secara rasional-logis tidak membawa efek samping, apabila
dimakan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan
- pete mampu menghancurkan kotoran/racun/toxin dalam badan, dalam
darah, dalam pembuluh darah
- nah beberapa saat (waktu) setelah mengkonsumsi pete, akan tercium bau
sangat tidak menyenangkan saat seseorang buang air kecil (pipis / kencing) ...
itulah kotoran yang dikeluarkan oleh sistem pembersihan dalam badan
manusia yang telah dibantu oleh si buah pete
- bila kita menjalankan terapi dengan benar, selama 2 minggu, 2 lanjar sehari,
siang 1 lanjar, malam 1 lanjar, direbus 1-2 menit, pete akan meLURUHkan
kotoran dalam badan, yang akan keluar bersama urine, keringat .... TETAPI
46
setelah hari ke-4, alias mulai hari ke-5, urine tidak berbau pesing lagi ...
kotoran sudah dikeluarkan, badan sudah mulai bersih, maka bau pesing itu
hilang
- setelah menjalankan terapi, jeda seminggu kemudian atau jeda 2 minggu
kemudian kita makan pete, tidak berbau pesing lagi ... inilah miracle
(keajaiban) yang bisa kita rasakan langsung
- sudah banyak yang merasakan perginya si asam urat dan gejala rematik dari
kehidupan mereka
- gula darah juga perlahan stabil dan rendah setelah ikut terapi pete
- sebagai obat cacing: rebusan kulit pete yang 2 menit pertama itu bagus
untuk obat cacing
- saya juga pernah mencoba pete untuk mengobati diare, 4 butir buah pete
mentah dimakan saat terkena diare, langsung bisa dirasakan bagaimana
buah pete itu berreaksi mengalahkan kuman diare, beberapa jam kemudian
saya ulangi lagi makan 4 butir buah pete mentah ... berhasil! Pete
mengalahkan diare!
- berdasarkan beberapa artikel di internet, buah pete itu sendiri memiliki
kadar energi yang besar, bagus untuk para atlet, pekerja fisik (tukang, buruh,
kuli) yang bekerja dengan tenaga.
- tenaga (fisik) lebih tahan lama, tidak mudah lelah karena oxygen, energi
dapat disalurkan dengan lebih baik
- hidup lebih sehat, dan yang sehat akan lebih hidup, slow vixgrx, membuat si
'OTONG' tahan hidup lebih lama, membawa kebahagiaan rumah tangga
- beberapa kasus, dimana istri 'pasien' terapi pete merasa heran, kenapa 'daya
tahan' hubungan suami-istri bisa lebih lama??? Beberapa orang merasakan
'kehidupan' di ranjang menjadi lebih membahagiakan, hingga istri mereka
bertanya kalau sang suami menggunakan obat kuat atau sejenisnya ... yang
ternyata karena terapi pete. Mengherankan buat banyak orang, buah ini bisa
menghasilkan kekuatan lebih!? 'KOK BISA ya?', kata mereka. Maka dari itu,
saya sebut PETE sebagai buah kehidupan, buah kebahagiaan
- pete memiliki kekuatan 'penghancur' yang lebih kuat daripada daun pepaya
yang biasa digunakan untuk meLUNAKkan daging
- batasi konsumsi pete, bila mentah jangan banyak-banyak, akan
47
mempengaruhi organ tubuh bagian dalam, rasa pegal di pinggang
- pete menghancurkan granula, kolesterol dalam darah/pembuluh darah
- dengan kemampuan membersihkan darah, pembuluh darah, pete bisa
mencegah serangan jantung / stroke
- membantu ginjal dalam membersihkan/menghancurkan kotoran/racun
dalam darah, tapi jangan gunakan pete mentah!
- dengan membersihkan saluran darah sampai ke otak, menjadikan 'encer
otak' -> mudah menerima pelajaran
- dengan ikut terapi pete berarti menjauhkan diri dari penyakit dan dari
institusi perawatan kesehatan
- berarti kita bisa menghemat biaya/ongkos untuk perawatan kesehatan di
institusi kesehatan ataupun untuk membayar profesional kesehatan yang
belakangan ini begitu mahal, bisa berpuluh bahkan ber-ratus kali dari biaya
terapi pete!
- buah pete saat ini mudah didapatkan, dan masih murah ... kecuali, nanti bila
sudah menjadi 'high demand'
- bila Anda punya lahan cukup luas, dan didaerah yang tepat untuk tanaman
pete ... segeralah menanam pete, karena saya yakin satu saat buah pete
dapat go internasional karena kemampuannya sebagai obat herbal yang
tangguh, pete menjadi buah yang menjanjikan perbaikan perekonomian
rakyat, juga bisa mendatangkan devisa untuk negara
- secara politis, sosial, ekonomis dan strategis, PETE bisa memberi bantuan
dalam kehidupan berbangsa-bernegara, dan bila sudah go international, bisa
mendatangkan devisa
- banyak orang tidak percaya kepada satu nasihat pengobatan, perawatan
kesehatan yang gratis, mereka lebih percaya kepada rujukan profesional
kesehatan yang bernilai tinggi dengan resep obat dan biaya perawatan yang
selangit daripada nasihat dari seseorang yang tidak mengharapkan imbalan,
cuma rasa penuh cinta-kasih-sayang terhadap umatNYA Allah. Mereka tidak
mau percaya, mereka menyampaikan berbagai alasan yang reasonable
ataupun yang non-reasonable. Pokoknya tidak mau sama yang gratisan.
- sudah biasa dengan segala sesuatu yang bernilai mahal, susah diperoleh,
dipajang di supermall mewah, hanya diperoleh secara exclusive, hanya
48
berdasarkan keanggotaan tertentu akan meningkatkan nilai kepercayaan
seseorang terhadap 'SESUATU' itu, bukan kepada PETE yang cuma 2 ribu
rupiah per lanjar, yang bau, murahan, kampungan, ndeso
- banyak orang lebih percaya kepada sistem kesehatan yang disediakan
negara, padahal menteri kesehatan dan sang presidennya sendiri juga tidak
percaya kepada sistem kesehatan mereka sendiri, beberapa presiden selalu
membawa mobil ambulance, membawa dokter-dokter pribadi, perawatperawat, obat-obatan, peralatan gawat darurat, saat melakukan perjalanan
kemanapun bahkan di dalam ibukota negaranya, sementara sang menteri
kesehatan malah pergi berobat ke luar negeri - mereka tidak percaya dengan
sistem kesehatan bentukannya sendiri - seorang ibu negara malah mencari
perawatan kesehatan ke negeri paman Sam
- pete untuk menghalau mahluk gaib yang jahat ... seorang tokoh agama yang
menyatakan hal ini
- pete, seperti juga buah srikaya dan buah naga, digunakan untuk
persembahan upacara agama 'tertentu' ... masih perlu konfirmasi lagi
- berdasarkan hasil penelusuran di internet, pete memiliki lebih banyak
kemampuan daripada yang berhasil saya ungkapkan dalam uji-coba selama
15 tahun, tetapi apa yang saya dapatkan, bahwa 'PETE TIDAK MENYEBABKAN
BAU' tidak/belum diperoleh oleh para peneliti/penelitian dari berbagai
institusi mancanegara, karena mereka melakukan uji-coba menggunakan
tikus atau percobaan di laboratorium sementara saya melakukan uji-coba
langsung, selain itu mereka belum mendapatkan resep terapi pete, mereka
masih
mencari
bagaimana
merubah
bentuk
pete
menjadi
extract/essence/kapsul/pil
- pendapat saya, pete tidak perlu dibuat menjadi extract/kapsul/pil tetapi
dikonsumsi langsung dalam bentuk natura, direbus buah dan kulitnya,
buahnya dimakan, air rebusannya diminum
- pete punya potensi menjadi komoditas export ke luar negeri, so pesan saya ...
segera tanam pete!
- jadi pete untuk kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan bisa
tercapai!
49
Peserta terapi pete per akhir Mei 2012 ada sekitar 600 orang yang langsung
ditularkan oleh saya, M Nasro SH dan pak Agung. Di bulan Juni saja saya
berhasil mengajak 30 orang dalam beberapa pertemuan, sementara Nasro
mendapat tambahan 50 orang baru, dan pak Agung mungkin berhasil
menambah 100 orang baru. Mereka yang sudah merasakan kehebatan pete
juga melakukan penyebaran/penularan terapi pete kepada teman, saudara
dan kerabat mereka secara getok-tular. Jumlah yang pasti tentu saja tidak
bisa diperkirakan lagi, mungkin sudah menjadi 2 kali lipat dari 600 orang (Mei
2012) atau mungkin lebih besar lagi.
Yang ikut menanam pohon pete juga terus bertambah, saya tidak bisa
memperkirakan berapa banyak, tetapi sekitar seribuan pohon sudah di tanam
oleh kelompok M Nasro SH di Kendal dan sekitarnya, yang lain ada yang
menanam 3 pohon, 5 pohon, 30 pohon. Saya sendiri sudah mempersiapkan 6
pohon pete yang akan saya tanam di sekitar komplek tempat tinggal saya.
Pengalaman Improvisasi Terapi Pete
Seorang peserta terapi, BR, dia makan pete dan minum air rebusan kulit buah
pete (2 + 11 menit) di pagi hari sebelum makan pagi. Dia berargumen kalau
hal itu dia anggap sama seperti orang minum jamu di pagi hari, minum jamu
sebelum sarapan. Cara ini sekali lagi saya harap jangan dilakukan, karena air
rebusan pete yang 13 menit itu sangat pahit dan bisa menyebabkan
keasaman perut yang cukup tinggi, bisa menyebabkan sakit maag akut.
Ternyata BR ber-improvisasi lebih jauh, dia makan pete 3 X sehari. Pagi 1
lanjar sebelum sarapan, siang 1 lanjar dan malam 1 lanjar. Dodol juga
perutnya. Kemudian saat saya bertemu dia, dia mengatakan kalau saya
memberikan resep 3 X makan: pagi - siang - malam. Tentu saja saya
menyanggah pernyataan itu, saya tidak pernah memberikan resep makan
pete 3 X sehari apalagi sampai makan pete di pagi hari dan waktu menuliskan
resep di secarik kertas, saya extra membacakan resep itu di depan dia ...
ternyata improvisasi dia begitu jauh dan masih juga dia bersikeras bahwa itu
sesuai resep yang saya berikan. Saya minta dia melihat lagi catatan/resep
50
yang saya pernah berikan.
M Rodja, juga seorang tokoh perburuhan yang ikut terapi pete, dia
mempersiapkan pete itu di pagi hari, direbus 2 menit, kemudian kulitnya
direbus 11 menit. Pete yang sudah direbus dan air rebusan pete itu dia bawa
ke kantor dan di-konsumsi saat makan siang. Yang ini jelas aman dan benar.
Improvisasi Berakibat Fatal
Ada improvisasi lain yang berakibat fatal, mas Min, seorang pedagang
minuman. Pagi-pagi dia sudah harus membeli bahan-bahan dagangan
sekalian membeli pete kalaupun ada. Untuk merebus pete di pagi hari sudah
tidak sempat lagi, dia ingin makan mentah dan untuk tidak merepotkan dia
ingin memakannya di pagi hari. Untuk itu dia pernah bertanya apakah bisa dia
makan saja pete mentah itu di pagi hari. Tentu saja bisa asalkan jumlahnya
dibatasi, paling banyak 1/2 lanjar saja. Saya jelaskan kalau pete mentah itu
BERBAHAYA! jadi hanya boleh sedikit saja di pagi hari. Di malam hari,
seharusnya dia punya waktu lebih panjang daripada di siang hari, seharusnya
dia sempatkan waktu untuk merebus dulu pete itu. Mungkin karena malas dia
tidak merebus pete itu. Improvisasi terus berlanjut. Kalau di Jakarta, dia cuma
sanggup makan pete mentah 1/2 lanjar siang, 1/2 lanjar malam, karena
faktor waktu dan kesempatan yang ada. Nah saat dia liburan pulang kampung
ke Solo, disana ada banyak pete dan murah (atau tinggal ambil di pohon!?) ...
saat itu, dia bertekad menlanjutkan terapi pete (versi improvisasi) ... dia
makan pagi 1 lanjar MENTAH, siang 1 lanjar MENTAH, dan malam 1 lanjar
juga MENTAH! Akhirnya, bisa diperkirakan, perutnya kalah. Dia harus dirawat
selama 2 minggu! Saya dengar hal ini dari temannya sesama pedagang ...
saya katakan, saya tidak pernah memberikan resep makan PETE MENTAH
apalagi sampai 3 X sehari ... saya yakin sekali, karena saya tahu benar
kekuatan pete. Sekali lagi IMPROVISASI yang salah bisa berakibat buruk.
Harap jalankan terapi pete sesuai yang sudah saya tuliskan di buku ini
ataupun di surat (email/SMS) yang saya kirimkan.
Sekali lagi saya katakan, jangan makan pete mentah dalam jumlah banyak
51
dan selama beberapa hari. Perut Anda bisa kalah. Pinggang akan terasa sakit,
punggung terasa pegal ... asam urat akan menyerang! Ikuti resep yang sudah
saya uji coba selama 15 tahun ini.
IMPROVISASI yang lucu tapi juga keterlaluan. Kepada seorang teman lama
saya kirimkan link (alamat page di internet) tentang terapi pete, juga saya
kirimkan ebook 'PETE4imPOTENSI' per email, agar dia tertarik menjalankan
terapi pete. 2 minggu kemudian khusus saya call dia, menanyakan apakah dia
sudah berhasil mendapatkan efek 'SLOW VIXGRX' itu. Dia bilang dia belum
menjalankan terapi itu, karena repot mencari pete ... kan harus 2 lanjar siang,
2 lanjar malam!??? Sekali lagi IMPROVISASI yang salah telah digunakan. Saya
katakan: baca resepnya dengan benar! Hanya 1 lanjar siang dan 1 lanjar
malam. Kemudian saya beri dia penjelasan lebih lanjut, kalau dia siang hari
bisa lakukan persiapan pete itu di kantor, tidak repot kok. Saya tahu
dikantornya ada dapur kecil.
Memulai Terapi Pete
Banyak orang, terutama para pekerja kantor takut memulai terapi pete karena
pipis yang bau pesing itu bisa diprotes orang sekantor. Jadi buat mereka yang
pegawai/pekerja kantoran itu, sebaiknya memulai terapi di hari Jumat, bisa
mulai di siang hari di kantor dan/atau malam hari di rumah, di hari Sabtu bisa
makan pete siang dan malam, hari Minggu juga siang dan malam ... nah di
hari Senin itu kan sudah jadi hari ke-4 terapi, bau pesing dari pipis yang
dikeluarkan sudah tidak sekuat hari pertama-kedua, sudah hampir hilang bau
pesingnya. Hari Selasa kemungkinan besar sudah tidak bau sama sekali ...
kecuali (ada pengecualian juga) buat mereka yang sebelum ikut terapi sudah
punya kompilasi penyakit (komplikasi!?) dan harus minum obat 'segenggam'
banyaknya, jelas akan butuh waktu lebih panjang untuk bisa membersihkan
TOXIN yang sudah ditumpuk selama bertahun-tahun, ber-genggam-genggam
banyaknya itu. Dari satu kasus yang demikian, pipis orang itu sampai hari ke-6
masih berbau pesing, dan hari ke-7 barulah tidak bau sama sekali.
52
Biography / Discography
Sewaktu balita, dulu, saat naik kereta mudik ke Jawa, ada seorang tua yang
berkata kepada bapak saya: 'anak ini akan jadi orang pintar' sambil menunjuk
ke saya. Hehehe … itu cerita almarhum bapak saya lho. Itupun, dia tidak
pernah bercerita langsung kepada saya, tetapi lewat isteri saya.
Sedari kecil saya suka sekali mengutak-ngatik segala hal, bongkar pasang
apapun yang ada, tetap bisa bongkar dan juga bisa pasang. Karena ada
banyak orang punya motto, sedia membongkar tak sedia (bisa) memasang
kembali, alias cuma bisa merusak. Dulu saya ingin mendalami dunia permesin-an, juga suka menggambar, jadi saya ingin kuliah arsitektur dulu baru
nanti kuliah teknik mesin. Saya ingin sekali bisa membuat perahu fiberglass
untuk menjawab keperluan Indonesia sebagai negeri bahari (lautan),
membuat pesawat yang bisa landing atau take-off di permukaan laut atau
danau, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, atau membuat
hoovercraft yang dapat melayang di daratan, di permukaan danau dan
permukaan laut. Ide-ide itu mungkin terbentuk karena saya sejak SMP getol
membaca majalah Popular Mechanic dan Popular Sciences.
Kelas 2 SMP (sekolah menengah pertama), kelas 2, berdasarkan gambaran
kasar, Jakarta butuh 1 juta telur, waktu itu masih tergantung supply dari
berbagai kota lain di Jawa atau dari luar pulau Jawa. Saya usulkan kepada
bapak untuk membangun peternakan ayam petelur di rumah/tanah kami di
Cicadas – Ciampea dekat Bogor. Almarhum bapak saya cuma menjawab:
'siapa yang menjaga?'. End of discussion!
Setelah tamat SMA, saya diterima di Arsitektur UNPAR-Bandung dan UI, dan
teknik mesin Trisakti. Saya memilih UNPAR, tetapi ibu saya memilih UI. Saya
sudah mendaftar di UNPAR, tapi akhirnya saya mengalah, saya mendaftar
kuliah di UI. Waktu saya lebih banyak dihabiskan di perpustakaan British
Council di jalan Imam Bonjol, melahap berbagai buku yang ada, dari teknik
53
sampai sosial/budaya. Kemudian lewat SKALU mendaftar di fakultas Psikologi
UI, diterima, saya pun kuliah di Psikologi UI. Saya waktu itu bersama temanteman membuat rencana mendirikan bengkel karoseri yang memang masih
sedikit ada di Indonesia. Kami mengatur rencana dan strategi, teman-teman
dari STM akan menjadi teknisi, teman dari SMEA menjalankan tugas
administrasi, seorang teman anak Betawi akan mencarikan lahan, dan saya
didaulat jadi pimpinan, sementara seorang senior, abang ipar dari seorang
teman, manager di sebuah pabrikan mobil Jeep waktu itu akan menyiapkan
peralatan dan mencarikan jobs. Saya ajukan hal ini kepada orang tua, bapak
hanya mengatakan: 'selama saya bisa membayar uang kuliah, kamu tetap
kuliah!'. Tahun 1977/1978 oleh bapak, saya disuruh berangkat ke Jerman,
belajar di Jerman, saya segera belajar bahasa Jerman dan berangkat ke
Jerman, masuk Studienkollege di Karlruhe, persiapan masuk universitas,
kemudian mengambil jurusan teknik mesin di Stuttgart.
Di Jerman, saya selalu berusaha membaca/membeli 3 buku atau lebih per
minggu, bermacam genre, dari teknik sampai filsafat. Saat pulang kembali ke
Indonesia, saya membawa buku-buku seberat 600 kilogram. Sebagian besar
buku itu hancur diserbu banjir. Kembali ke masa kuliah jurusan teknik, dengan
pertimbangan masa depan teknik yang tidak jelas, bahkan sampai saat ini
Indonesia baru mencapai mobil EsEmKa!, saya pindah jalur, mengambil
keahlian komputer di Controll Data Instituts (CDI), yang masih merupakan
ilmu baru. Nilai ujian saya selalu pada peringkat atas, maka saya diangkat
menjadi asiten dosen, memberikan asistensi kepada mahasiswa yunior
maupun mahasiswa satu tingkatan. Saya lulus dengan diploma EDV.F.T.
Elektronische Daten Verarbeitung Fachmann Technik, setingkat master di
bidang IT. 1986 saya pulang kembali ke Indonesia, meski seorang teman di
CDI menawarkan kesempatan menjadi mitra kerja di cabang Microsoft yang
baru dibangun di Jerman waktu itu.
Di Jakarta, saya bekerja sebagai pengajar di LPKIA, memberikan In House
Training di berbagai perusahaan, dalam masalah management, programming
juga pelatihan penggunaan CAD (computer aided design). Saya memberikan
54
training CAD a.l. di Koja Bahari (perkapalan, pembuatan kapal, perbaikan
kapal), Perencana Djaya (arsitekur) dan Perum Angkasa Pura Kemayoran yang
dibiayai ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) untuk pelatihan
penggambaran ulang seluruh landasan udara se Indonesia. Kemudian
berwiraswasta sebagai Freelance Konsultant bidang IT, pernah dalam setahun
saya harus menangani sampai 15 perusahaan, untuk perancangan
program/sistem program ataupun training, salah satu pelanggan saya adalah
PT. Exspan (Medco Energi), perusahaan minyak nasional milik Arifin Panigoro.
Secara umum saya lebih banyak belajar secara autodikdak, saya banyak
belajar dari buku-buku, dari teknik ke seni/budaya, dari management ke
filsafat, dari akuntansi sampai politik. Saya biasa dan bisa menangani
permasalahan suatu perusahaan secara menyeluruh. Penghalang utama
dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan itu bukan karena faktor sulitnya
suatu sistem dibuat, tetapi lebih banyak tergantung pada masalah diluar
sistem seperti peraturan yang tidak pernah bisa bertahan lama, berubah
setiap waktu, atau sifat manusia yang ingin bebas tanpa kendali alias ingin
menggunakan kesempatan untuk mengambil keuntungan pribadi dan hal ini
terlihat dari tingkat bawah sampai tingkat managemen atas. Sungguh sulit
merubah budaya 'semau-gue' yang sudah tertanam puluhan tahun, apa yang
bisa dibikin susah dan mahal - kenapa harus dibikin gampang dan murah.
Saya menulis beberapa buku, al.: 'Pengantar Ilmu Komputer' yang saya
gunakan di beberapa kursus, pelatihan dan In House Training; 'Sistem
Informasi Akuntansi Perusahaan' saya hanya mencetak sendiri beberapa
puluh exemplar yang dijual di toko buku terkemuka di Jakarta, bukunya habis
terjual, tidak saya lanjutkan karena kesibukan pekerjaan; 'Belajar Mengetik
Sistem 10 Jari' (BMS10J), sebuah buku + program belajar mengetik, saya
cetak sendiri beberapa ratus exemplar yang dijual di toko buku yang sama,
dijual ke sekolah-sekolah, akademi dan beberapa universitas terkemuka di
Jakarta; 'Logik Thinking & Programming' yang saya gunakan di beberapa
tempat kursus dan In House Training, belum dicetak banyak, mungkin satu
saat nanti; 'Reformasi Total dari A sampai Z' masalah politik, sosial dan
55
budaya, dengan kata pengantar dari Sri Sultan HB X dan 2 tokoh lainnya,
belum sempat diterbitkan tapi sempat dicetak hampir seratus exemplar yang
saya sampaikan ke banyak tokoh nasional, bahkan saya kirimkan kepada
presiden-presiden Indonesia; buku 'Cinta Kasih Sayang, untuk perubahan' yang
masih dalam proses; dan yang terakhir buku ini 'TERAPI PETE'.
Saya menulis beberapa artikel mengulas masalah politik dan sosial di blog
pribadi di Wordpress, membuat rekaman berbagai peristiwa, kejadian, yang
menggambarkan situasi, keadaan dan kehidupan masyarakat dalam bentuk
gambar-gambar yang saya pasang di FLICKR, semacam dokumenter
kehidupan sehari-hari. Selain itu, saya sempat menulis 2 artikel masalah gaib:
'Rahasia Kemis-Kemis, Tragedi kemanusiaan' saya kirim ke majalah Misteri
dan tabloid Tokoh; dan 'Keris peninggalan Majapahit, Ki Songsong', sebuah
perjalanan ke Kudus yang penuh misteri dalam rangka mengantarkan sebuah
keris yang merupakan titipan BK untuk anaknya MSP.
Itulah sedikit DISCOGRAPHY kehidupan saya, dari seseorang yang berkutat di
bidang teknik kemudian masuk ke sosial dan politik juga terlibat masalah
gaib dan pengobatan herbal. Saya hanya mengikuti air mengalir. Jalani saja.
56
Pesan Penutup
Apa yang dilakukan dengan hidup saya, dengan kesehatan saya atau keluarga
saya, jelas merupakan tanggung jawab saya pribadi sepenuhnya. Begitu juga
yang terjadi dengan setiap orang lain, atau keluarga-keluarga lain dimanapun
di dunia, dalam kehidupan di bumi ini, terutama saat kita menjadi warga
sebuah negara seperti Indonesia ini. Dimana biaya hidup harus ditanggung
sendiri, karena kita tidak bisa berharap kepada 'SYSTEM' yang berlaku disini,
jelas sekali terlihat dengan mata kepala sendiri, karena sampai saat ini sistem
jaminan sosial itu belum berjalan sepenuhnya! Anda bekerja atau jadi
pengganggur, hidup Anda sepenuhnya Anda tanggung sendiri. Begitu juga
biaya sekolah, biaya pembelian buku cetak pelajaran sekolah yang setiap
tahun memboroskan 15T (trilliun, 30 juta anak sekolah X 500ribu
rupiah/anak/tahun)! yang seharusnya bisa dihemat tetapi malah dibebankan
kepada setiap orang tua. Jadi, jelas sekali, hidup saya, hidup Anda, hidup
keluarga saya dan keluarga Anda sekalian merupakan tanggung jawab pribadi
sendiri-sendiri.
Biaya untuk menjaga keHIDUPan sudah mahal, apalagi biaya untuk tetap bisa
hidup sehat saat seseorang itu terserang penyakit parah dan harus menjalani
rawat inap. Biasanya sih, sebelum diterima, sebelum dirawat, maka si orang
sakit (atau keluarganya) harus membayar uang muka perawatan lebih dulu,
dan nilainya tentu cukup tinggi, memberatkan bagi orang kebanyakan (orang
biasa, menengah – kebawah). Apalagi kalau terserang cancer yang parah dan
harus menjalani chemotherapy (kemoterapi). Bisa kanker beneran, kantong
kering! Nah, soal kemoterapi itu, bukan hanya soal ongkos yang selangit,
risikonya juga lumayan, bisa merusak organ tubuh, sampai kehilangan rambut
alias jadi gundul!
Soal ongkos dan risiko sistem kesehatan itu tidak hanya menjadi momok bagi
rakyat biasa yang terserang penyakit! Bahkan KUALITAS perawatan kesehatan
yang ada di negeri ini, juga diragukan oleh para petinggi negara ini! Lihat saja,
berapa banyak di antara para petinggi negara ini yang pergi mencari
57
perawatan kesehatan pribadinya ke LN (luar negeri), termasuk sang mantan
MENKES yang sudah almarhum itu, ataupun si ibu negara yang belakangan ini
mencari perawatan kesehatan ke LN. Para petinggi itu berobat ke LN, meski
toh bukan jaminan buat mereka untuk tetap bisa hidup sehat, karena ada
banyak yang 'mati' dalam usaha mereka mencari kesembuhan di LN. Begitu
juga dengan sang mantan MENKES yang almarhum itu, setelah beberapa
bulan pulang dari berobat ke China, toh tidak bisa sembuh juga. hasil akhirnya
bisa kita ketahui, dia telah pergi ke San Diego Memorial Park untuk
selamanya.
Yang jelas, bukan hanya petinggi biasa-biasa saja yang tidak percaya dengan
sistem kesehatan negara ini! Bahkan beberapa presiden Indonesia juga tidak
percaya dengan sistem kesehatannya sendiri. KOK BISA!?
Kalau saja Anda mau sedikit memperhatikan, bagaimana presiden-presiden
itu selalu membawa mobil ambulans berisi dokter ahli, perawat, obat-obat-an
dan peralatan gawat darurat lengkap, kemanapun si presiden bergerak.
Padahal seharusnya, sebagai presiden, kalau saja terserang penyakit apapun,
bisa masuk ke rumah sakit manapun yang terdekat … tetapi kenapa malah
membawa ambulans sendiri … berarti sang presiden itupun tak percaya
kepada sistem kesehatannya sendiri!!! Bagaimana dengan rakyat kecil!?
Usaha saya mencari obat herbal, merupakan usaha saya sendiri, berdasarkan
kepercayaan saya akan ridho Yang Maha Kuasa, dan kepercayaan saya akan
adanya obat-obat-an herbal yang disediakan Yang Maha Kuasa untuk penyakit
yang saya hadapi. Apa yang saya ceritakan disini adalah pengalaman saya
sendiri dan juga merupakan kumpulan pengalaman dari orang-orang yang
telah ikut terapi pete selama ini. TETAPI, kesembuhan atau tidaknya
seseorang dari penyakit tidak terlepas dari izin Yang Maha Kuasa. JADI, barang
siapa ingin mencoba terapi ini, silahkan saja, asalkan jangan
menggantungkan kesembuhan itu hanya pada terapi ini, ataupun bila tidak
kunjung sembuh jangan pula menyalahkan saya, karena bisa saja ridho itu
tidak diberikan. Dan yang pasti, buku ini bukan sebagai suatu jaminan akan
58
kesembuhan terhadap berbagai penyakit. Jangan pula menuntut saya atau
menyalahkan terapi pete sebagai biang permasalahan tidak sembuhnya
seseorang dari suatu penyakit.
Pelu diingat, para petinggi negara ini yang berobat ke LN, meski sudah
membayar ongkos yang begitu tinggi, tidak selalu berhasil sembuh dari
penyakit yang mereka derita, beberapa malah tewas di LN, atau beberapa
bulan setelah pulang perawatan. Atau seseorang perokok berat bisa saja tetap
sehat sampai tua, atau bisa saja seseorang yang bukan perokok, mati muda
karena berada di lintasan kereta dan mati tertabrak kereta yang lewat.
Bahkan, karena nonton bola pun Anda bisa tewas seperti yang terjadi
belakangan ini. So … soal hidup dan mati itu merupakan keputusan Yang
Maha Kuasa! Yang penting kita selalu berusaha dan berikhtiar dalam mencari
penyembuhan atas penyakit yang kita derita.
Saat saya mengatakan (menceritakan) bahwa terapi pete itu baik untuk
kesehatan, seseorang bisa menolak usulan saya, bisa mengacuhkan tawaran
saya, bahkan bisa mentertawakan atau merendahkan diri saya. Jadi apa yang
saya tulis di buku ini, juga akan berlaku sama. Apa yang seseorang lakukan
terhadap hidupnya, merupakan tanggung jawab pribadinya, jangan
menyalahkan orang lain apabila tidak mendapatkan kesembuhan, karena itu
merupakan pilihannya sendiri.
Apabila Anda mau mencoba terapi pete, itu juga pilihan Anda sendiri, saya
tidak mengatakan terapi ini jalan keluar paling jitu terhadap berbagai
penyakit. Sama seperti mereka yang memilih pergi berobat ke LN, membayar
ongkos yang mahal … toh tidak sembuh bahkan langsung berpulang. Ingat …
bila Anda mau membayar ongkos mahal, atau mau menggunakan terapi pete
merupakan tanggung jawab pribadi Anda sendiri. Kalau Anda sembuh, sehat,
hidup bahagia, atau sejahtera, adalah merupakan pilihan Anda sendiri,
berterima kasihlah kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberi ridho, izin
untuk itu semua. Kalau Anda sehat, paling-paling saya hanya mendapat
pahala, tidak ada keuntungan materi. Yang akan mendapatkan keuntungan
59
malah mereka yang sudah ikutan menanam pohon pete. Berbagi ilmu
pengetahuan adalah tujuan saya.
Warga di negara-negara di Eropa sudah lama mengganti obat-obat kimia
dengan obat herbal atau menggunakan perawatan/penyembuhan a'la oriental
seperti shiatsu, akupunktur, akupressur, massage, terapi minyak, terapi panas
dingin, terapi getaran (resonansi) dlsb. Sementara kita terus dibanjiri obatobat kimia yang ditemukan oleh para ahli di negara-negara di Eropa itu,
padahal bahan-bahan obat herbal itu, tanaman/buah/umbi dll ada di negara
kita! Kenapa kita tidak menggunakannya sendiri. Beberapa tahun yang lalu
penggantian obat-obat kimia dengan obat herbal di Eropa itu sudah lebih dari
50%, saya lupa dimana menyimpan artikel tentang hal ini.
Kata orang pintar: "Nobody's Perfect!". Saya percaya, tidak ada yang
sempurna, tidak mungkin semua permasalahan bisa ditangani sendirian,
tidak mungkin semua penyakit bisa disembuhkan hanya dengan satu obat!
Dengan begitu, yakinlah saya, kalau pete bukan segalanya. Pete bukan
penangkal segala penyakit, tapi bukan berarti kita tidak boleh mencoba
menggunakan pete untuk mengobati suatu penyakit yang menyerang kita.
Kita harus mencoba, berusaha dan jangan lupa untuk berdoa kepada YMK
agar mendapatkan kesembuhan. Yang jelas, marilah kita mencoba terapi ini,
kita buktikan sampai kemana keampuhan si buah pete.
Kepada para profesional kesehatan, saya tidak bermaksud mengambil alih
bisnis mereka: merawat orang sakit ... terapi ini hanya akan mengambil
sedikit porsi pasien mereka, karena mereka yang masuk katagori warga
mampulah yang menjadi pelanggan para profesional itu, sedangkan terapi
pete ini ditujukan pada dasarnya kepada para warga kurang mampu, atau
mereka yang memang suka akan obat herbal. Mereka yang sudah ketagihan
dengan obat mahal atau ongkos yang tinggi akan tetap menjadi pelanggan
para profesional kesehatan itu, akan tetap mencari kesembuhan sampai ke
negeri China, ke Eropa, ke negeri paman Sam. Sementara yang tidak punya
60
biaya kan jelas bukan pelanggan mereka, hanya inilah target terapi ini. Kalau
kemudian ada dari kalangan mampu juga ikut mencoba terapi ini dan
mendapatkan kesehatan mereka. Please, don't blame me yaaa! Blame them
lhooo!
Buat mereka yang sudah yakin akan kemampuan buah pete, jangan lupa
untuk menanam pohon pete, buah yang menjanjikan di masa datang. Selain
buahnya untuk obat, penanaman pohon pete menjadi bagian penghijauan
bumi. Pohon pete bisa dijadikan pohon pelindung untuk tanaman komersil
lainnya, karena daunnya tidak memonopoli sinar matahari, jadi selama
menunggu si pete tumbuh besar dan berbuah, tetap bisa mengusahakan
lahan di antara pohon-pohon pete itu.
Buat mereka yang belum tahu atau tidak yakin, lebih baik mencoba dan
merasakan sendiri ulah si pete yang nantinya tidak akan membuat bau pesing
lagi. Rasakan sensasinya!
Sekian dan terima kasih.
Bila ada yang ingin menghubungi saya, silahkan lewat email:
[email protected]
61
Daftar Bacaan
Bagian ini saya beri judul 'DAFTAR BACAAN' bukan daftar referensi, karena
saya memulai uji-coba terapi ini di tahun 1995 tanpa satu referensi kecuali
berdasarkan satu artikel dari Prof. Hembing yang menyatakan bahwa 'Pete
dapat digunakan untuk mencuci darah', untuk membersihkan darah. Itu saja.
Selama limabelas tahun uji-coba itu saya tidak menemukan atau tidak
bertemu dengan artikel/penelitian tentang pete. Baru di bulan Mei 2012
itulah saya mulai mencari informasi tentang pete atau 'Parkia speciosa' di
internet.
Di bulan Mei 2012, setelah mendapat masukan dari Hasan, seorang teman
alumni Jerman, saya coba cari soal 'buah pete' dan 'Parkia speciosa' di
internet. Saat googling (surfing/searching) dengan kata kunci 'buah pete',
Google atau mesin pencari (search engine) lain menampilkan banyak
halaman (pages) yang terkait dengan 'buah pete', ada ribuan pages. Banyak
pages yang menceritakan manfaat buah pete, mulai dari kandungan vitamin
sampai kemampuan super melawan kanker. Tetapi mereka tidak menuliskan
bagaimana menggunakan si super-pete itu. Selanjutnya dengan kata kunci
'Parkia speciosa', nama latin dari pete, ada ribuan pages (di akhir Juli 2013
ada 44.100 pages), artikel, website, blog berkaitan dengan pete. Ada banyak
tulisan, artikel yang lebih lengkap dan lebih serius. Ada banyak penelitian
tentang Parkia speciosa di banyak universitas/institusi riset mancanegara.
Sebagian dari halaman-halaman (pages) itulah yang saya tampilkan disini.
Maaf, data-data yang ditampilkan berdasarkan surfing di tahun 2012, jadi bisa
saja ada alamat web yang tidak berhasil ditampilkan, karena mungkin sudah
pindah atau karena hal lain.
Dari banyak halaman (pages) di internet itu, didapatkan banyak informasi
mengenai manfaat pete, kemungkinan-kemungkinan penggunaan pete untuk
pengobatan. Ada banyak blog yang sebagian besar terlihat seperti copy-paste
dari blog lain atau terjemahan dari blog berbahasa Inggris. Hasil uji-coba
terapi pete yang saya lakukan memang hanya mem'benar'kan sebagian kecil
62
dari begitu banyak manfaat pete, karena memang uji-coba yang saya lakukan
masih terbatas dari segi jumlah peserta (subjek/objek) dan tentu saja
keterbatasan waktu dan kesempatan untuk bisa melakukan interaksi dengan
para peserta itu yang tersebar di banyak kota sampai ke luar pulau Jawa.
Tentu saja saya tidak bisa memasukkan semua pages/web-sites/blogs yang
terkait pete, karana ada ribuan pages terkait pete dan 'Parkia speciosa'. Saya
hanya menampilkan sebagian saja. Pembaca bisa mencari sendiri, melihat
dan membacanya lasngsung di internet menggunakan kata kunci 'buah pete'
dan 'Parkia speciosa'.
Beberapa alamat blog hasil pencarian 'buah pete'
1) http://www.thecrowdvoice.com/post/khasiat-pete-2695041.html
2) http://www.febrinastevani.com/2012/05/buah-petai-10000-kalo-lebihkuat-dari.html
3) http://chatterlight.blogspot.com/2012/05/pete-dapat-membunuh-selkanker.html
4) http://bakulatz.wordpress.com/2011/12/28/manfaat-buah-pete-petai/
5) http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9402
6) http://bismillahku.blogspot.com/2011/07/manfaat-buah-buah-jengkoldan-pete-bagi.html
7) http://obatkuno.com/petai-cina-untuk-obat-kencing-manis.htm
8) http://zuneiging.blogspot.com/2012/03/19-khasiat-dahsyat-buahpete.html
9) http://sinokwibowo.blogspot.com/?zx=3015c31b44459251
10) http://www.ciebal.web.id/2009/01/keajaiban-buah-pete.html#more-273
11) http://anaksolsel.blogspot.com/2009/07/khasiat-pete-petai.html
12) http://salamsalim.com/blogs/6/3985/manfaat-buah-pete-bagipenyembuh
13) http://askep-askeb.blogspot.com/2010/02/manfaat-pete.html
Laboratorium / LITBANG Cahaya Nusantara Yogya Karta
Isi salah satu blog menuliskan 'Pete dan Manfaatnya!', dari
63
http://doktersehat.com/pete-dan-manfaatnya/
Selain berbau, pete ternyata banyak gunanya lebih dari yang kita bayangkan!
Berikut adalah kegunaan pete
Depresi
Menurut survei yang dilakukan oleh MIND diantara pasien penderita depresi, banyak
orang merasa lebih baik setelah makan pete. Hal ini terjadi karena pete mengandung
tryptophan, sejenis protein yang diubah tubuh menjadi serotonin. Inilah yang akan
membuat relax, memperbaiki mood dan secara umum membuat seseorang lebih
bahagia.
PMS (premenstrual syndrome)
Jika mengalami PMS saat ‘tamu‘ datang, kamu ga perlu minum pil ini ataupun itu,
cukup atasi dengan makan pete. Vitamin B6 yang dikandung pete mengatur kadar gula
darah, yang dapat membantu mood.
Anemia
Dengan kandungan zat besi yang tinggi, pete dapat menstimulasi produksi sel darah
merah dan membantu apabila terjadi anemia.
Tekanan darah tinggi
Buah tropis unik ini sangat tinggi kalium, tetapi rendah garam, sehingga sangat
sempurna untuk memerangi tekanan darah. Begitu tingginya, sehingga FDA Amerika
mengizinkan perkebunan pete untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan
buah ini untuk menurunkan resiko tekanan darah dan stroke.
Kemampuan otak
200 siswa di Twickenham (Middlesex) tertolong dengan mudah melalui ujian pada
tahun ini karena memakan pete pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Riset
telah membuktikan bahwa buah dengan kandungan kalium tinggi dapat membantu
belajar dengan membantu siswa semakin waspada.
Sembelit
Karena kandungan serat yang tinggi, maka pete akan mempermudah, menormalkan
kembali aksi pencernaan, membantu mengatasi permasalahan ini tanpa harus kembali
ke laksativ.
Obat mabuk
Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan “penyakit” mabuk adalah
milkshake pete, yang dimaniskan dengan madu. Pete akan membantu menenangkan
64
perut dan dengan bantuan madu akan meningkatkan kadar gula darah yang jatuh,
sedangkan susu akan menenangkan dan kembali memperbaiki kadar cairan dalam
tubuh. Selain tentu saja karena baunya yang membangunkan dari mabuk icon biggrin
Kekenyangan
Pete memiliki efek antasid pada tubuh, sehingga bila dada anda terasa panas akibat
kebanyakan makan, cobalah makan pete untuk mengurangi sakitnya.
Mual di pagi hari
Makan pete diantara jam makan akan menolong mempertahankan kadar gula dan
menghindari muntah.
Gigitan nyamuk
Sebelum anda meraih krim gigitan nyamuk, coba untuk menggosok daerah yang
terkena gigitan dengan bagian dalam kulit pete. Banyak orang berhasil mengatasi rasa
gatal dan bengkak dengan cara ini.
Untuk saraf
Pete mengandung vitamin B dalam jumlah besar, sehingga akan membantu
menenangkan sistem saraf.
Kegemukan
Penelitian di Institute of Psychology Austria menemukan bahwa tekanan pada saat
kerja menyebabkan orang sering meraih makanan yang menenangkan seperti coklat
dan keripik. Dengan melihat kepada 5.000 pasien di rumah sakit, peneliti menemukan
bahwa kebanyakan orang mejadi gemuk karena tekanan kerja yang tinggi.
Laporan menyimpulkan bahwa, untuk menghindari nafsu memakan makanan karena
panik, kita butuh mengendalikan kadar gula dalam darah dengan ngemil makanan
tinggi karbohidrat setiap dua jam untuk mempertahankan kadarnya tetap.
Luka lambung
Pete digunakan sebagai makanan untuk merawat pencernaan karena texturnya yang
lembut dan halus. Buah ini adalah satu-satunya buah mentah yang dapat dimakan
tanpa menyebabkan stress dalam beberapa kasus yang parah. Buah ini juga mampu
menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam
lambung.
Mengatur suhu tubuh
Banyak budaya lain yang melihat pete sebagai buah ‘dingin‘ yang mampu menurunkan
suhu tubuh dan emosi ibu yang menanti kelahiran anaknya. Di Belanda misalnya, ibu
65
hamil akan makan pete untuk meyakinkan agar si bayi lahir dengan suhu tidak tinggi.
Pete mengandung 3 macam gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang
dikombinasikan dengan serat. Nah..kombinasi ini, ternyata bikin kita jadi sangat
bertenaga! Riset membuktikan dua porsi pete aja..mampu memberikan tenaga yang
cukup untuk melakukan aktivitas berat selama 90 menit.
Makanya, tau ga sih kalo makanan ini tu kesukaannya para atlet top!
Selain itu, pete juga banyak gunanya. Bisa juga ngebantu ngobatin beberapa penyakit.
Check this out! (dari berbagai sumber).
Seasonal Affective Disorder (SAD) (penyakit emosional yang kacau)
Pete dapat membantu penderitas SAD kerena mengandung pendorong mood alami,
tryptophan.
Merokok
Pete dapat menolong orang yang ingin berhenti merokok. Vitamin B6 dan B12 yang
dikandungnya, bersama dengan kalium dan magnesium, membantu tubuh cepat
sembuh dari efek penghentian nikotin
Stress
Kalium adalah mineral penting, yang membantu untuk menormalkan detak jantung,
mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika kita
stress, kecepatan metabolisme kita akan meningkat, sehingga akan mengurangi kadar
kalium dalam tubuh. Hal ini dapat diseimbangkan lagi dengan bantuan makan petai
yang tinggi kalium.
Stroke
Menurut riset dalam “The New England Journal of Medicine”, makan pete sebagai
bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke
sampai 40%.
Caplak
Mereka yang suka berpaling pada pengobatan alami akan berani bersumpah, jika
kamu ingin mematikan caplak, maka ambil sepotong pete, dan letakkan di caplak itu.
Tetap pertahankan pete itu dengan menggunakan plester!
Tulisan diatas dari blog dokter sehat, http://doktersehat.com/pete-danmanfaatnya/#ixzz1u8azqxNa
66
Ada banyak blog menampilkan hal yang serupa, jadi terlihat seperti 'copypaste' satu sama lainnya. Soal kebenaran isi tulisan itu, bahwa pete memiliki
banyak manfaat, saya tidak bisa menjamin, tetapi berdasarkan uji-coba yang
saya lakukan selama ini, memang mengarah kepada manfaat pete yang
ditulis oleh banyak blogger itu. Jadi ... sekali lagi ... kalau mau membuktikan
kebenarannya, kenapa harus ragu-ragu ... langsung saja uji-coba terapi pete,
dan rasakan langsung manfaatnya ... rasakan sendiri kebenarannya.
Blog tentang HAMA PENGEREK BUAH PETAI
http://www.slidefinder.net/h/hama_pengerek_buah_pete_muscidia/3272887
6/p2
Beberapa web-sites/pages hasil pencarian 'Parkia speciosa'
From Wikipedia, the free encyclopedia
Parkia speciosa (bitter bean, twisted cluster bean, or stink bean) is a plant of
the genus Parkia in the family Fabaceae. It bears long, flat edible beans with
bright green seeds the size and shape of plump almonds which have a rather
peculiar smell, characterised by some as being similar to natural gas.
Uses: The beans or other Parkia species (Parkia javanica and Parkia singalaris
for example) are popular as culinary ingredient in Indonesia, Malaysia,
Singapore, Laos, southern Thailand, Burma, and northeastern India, and are
sold in bunches, still in the pod, or the seeds are sold in plastic bags. Pods are
gathered from the wild, or from cultivated trees: they are exported in jars or
cans, pickled in brine, or frozen.
Culinary use: It is known as petai, pete or peteh in Indonesia, Malaysia, and
Singapore. In marketplace, depending on the country of origin Parkia species
may be labelled peteh, petai, yongchaa, yongchaak, Zawng?ah (pronounced
Zongtrah). They are best when combined with other strongly flavoured foods
such as garlic, chili peppers, dried shrimp or shrimp paste, as in sambal petai.
When young the pods are flat because the seeds have not yet developed, and
67
they hang like a bunch of slightly twisted ribbons, pale green, almost
translucent. At this stage they may be eaten raw, fried or pickled. Young tender
pods with undeveloped beans can be used whole in stir-fried dishes.
Agroforestree Database: a tree reference and selection guide
Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009
(http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp)
Parkia speciosa, Fabaceae - Mimosoideae, Hassk.
LOCAL NAMES
Filipino
(u’pang);
Indonesian
(pete,
petai
papan,
peuteuy);
Javanese
(petai
gede,pete,segobang,petai pare); Malay (chou dou, petai, petah, patai, patag, nyiring,
cong dou); Thai (sator, sataw, sator dan, sator kow, to dan, to khao)
Essential oil: Seeds of P. speciosa contain cystine.
Medicine: The seeds are known to be hypoglycemic (reducing blood sugar level), and is
used traditionally for treating kidney pain, cancer, diabetes, hepatalgia, oedema,
nephritis, colic, cholera and as an anthelmintic; also applied externally to wounds and
ulcers. The seeds are also valued as a carminative.
Profile of Parkia speciosa Hassk Metabolites Extracted with SFE using FTIRPCA Method.
Rahman, N. N. N. Abd., Zhari, S., Sarker, Md. Z. I., Ferdosh, S., Yunus, M. A. C.
and Kadir, M. O. A. (2012), Jnl Chinese Chemical Soc, 59:_ 507–514. doi:_
10.1002/jccs.201100104
- Faculty of Chemical Engineering, Universiti Teknologi Malaysia, Skudai, Johor
Bharu, Malaysia
- School of Distant Education, Universiti Sains Malaysia, 11800 Minden,
Penang Malaysia
- Department of Pharmaceutical Technology, Faculty of Pharmacy,
International Islamic University Malaysia, Kuantan Campus, Badar Indera
Mahkota, 25200, Kuantan, Pahang D/M, Malaysia
- School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia, 11800 Minden,
68
Penang Malaysia
Hemagglutinating activity of proteins from Parkia speciosa seeds
http://healthyfood-list.blogspot.com/2012/02/parkia-speciosa-health-benefits.html
http://informahealthcare.com/doi/abs/10.3109/13880200903046195
January 2010, Vol. 48, No. 1 , Pages 81-88 (doi:10.3109/13880200903046195)
Kanokwan Chankhamjon, Amorn Petsom, Narumon Sawasdipuksa, Polkit Sangvanich
-
Research Center for Bioorganic Chemistry, Department of Chemistry, Faculty of
Science, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand
- The Institute of Biotechnology and Genetic Engineering, Chulalongkorn University,
Bangkok, Thailand
Mitogenic effect of Parkia speciosa seed lectin on human lymphocytes.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11199124
Suvachittanont W, Jaranchavanapet P.
- Faculty of Science, Prince of Songkla University, Hat Yai, Thailand.
Sebuah Patent yang diajukan ke PatentGenius.com
6004558 Methods for treating cancer with legume plant extracts
Date Issued: December 21, 1999
Application: 09/030,704
Filed: February 25, 1998
Inventors: Huang; Li Jiu (New South Wales, AU); Thurn; Michael Joseph (New South
Wales, AU)
Natural Cancer KILLER - 10,000 times stronger than Chemo and more.....
CANCER Natural Medicines & Humor Theraphy
MYSIG-BIOTECH · Malaysia SIG - Biotechnology
http://www.healthneasy.com/forum/viewthread.php?tid=360
69
http://www.learnabetterlife.com/id39.html
Penggunaan Sirsak (Durian Belanda), Pete (Parkia Speciosa), Spirulina, dan
NIGELLA SATIVA (HABBATUS SAUDA) menggantikan Chemo
Sebuah karya tulis mengenai tanaman/pohon pete (Parkia speciosa),
daerah/suhu yang cocok, dan hama yang mengganggu pohon pete.
Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree
Database: a tree reference and selection guide
(http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp)
Does Petai Really Help People Stop Smoking To Prevent Stroke?
http://www.memorylogix.com/does-petai-really-help-people-stop-smoking-toprevent-stroke.html
.... But the news emerged petai can help people quit smoking up to prevent a stroke.
Can petai really help people quit smoking and prevent a stroke?
... plants (peteh) are very popular in the region of Southeast Asia countries such as
Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Laos. The fruit is known by the scientific
name of Parkia speciosa (petai) has a biological chemicals that are beneficial to
humans more than expected so far.
It was said petai contain fiber, sucrose, fructose, glucose, tryptophan, a protein that is
converted into serotonin. Serotonin is a substance that relaxes a person and vitamin B6.
Vitamin B6 is what he said could help people quit smoking. But until now no one has
turned out to prove the link of vitamin B6 in the petai with quitting smoking. The claim
that Vitamin B6 and B12 they contain, along with potassium and magnesium help the
body to heal faster from the effects of nicotine has not been proven medically.
Although research has not found a valid prove, some people found the efficacy of eating
petai. Those benefits include:
1.Reduce depression
2.Streamlining the menstrual
3.Overcoming anemia
4.Reducing high blood pressure
70
5.Overcoming constipation
6.Controlling blood sugar levels
Journal of Chemical and Natural Resources Engineering, Special Edition:153163
© FKKKSA, Universiti Teknologi Malaysia
EXTRACTION AND IDENTIFICATION OF COMPOUNDS FROM Parkia Speciosa
SEEDS BY SUPERCRITICAL CARBON DIOXIDE
C.Y.MOHDAZIZI, SALMAN, N.A.NIK NORULAIN/ A.K. MOHDOMAR
Evaluation of antiangiogenic and antoxidant properties of Parkia speciosa
Hassk extracts
Abdalrahim FA Aisha, Khalid M Abu-Salah, Salman A Alrokayan, Zhari Ismail
and Amin Malik Shah Abdul Majid
- School of Pharmaceutical Sciences, University Science Malaysia (USM),
Minden 11800, Pulau Pinang, Malaysia
- The Chair of Cancer Targeting and Treatment, Biochemistry Department and
King Abdulla Institute for Nanotechnology,
- King Saud University, PO Box 2455, Riyadh, Kingdom of Saudi Arabia
71
Catatan Tambahan
Dengan berjalannya waktu, terdapat perkembangan baru, muncul berbagai
hal yang terkait dengan TERAPI PETE ini. Ada hal positiv dan ada juga hal
negativ yang saya temukan langsung maupun hasil masukan dari banyak
peserta terapi Sebagian informasi susulan itu sudah disisipkan ke dalam
beberapa bagian tulisan TERAPI PETE. Sebagian lagi berada di catatan
tambahan ini.
Skin Regenerative
Dari hasil surfing di internet, terdapat informasi mengenai kemampuan pete
melakukan cell-regenerative, memperbaharui sel mati dengan sel baru
dengan lebih cepat. Informasi lebih lanjut: Skin Regenerative, dan tidak
terlepas kemungkinan organ tubuh juga diperbaharui. Pada umumnya, setiap
cell tubuh akan mengalami penuaan, dan perlu pembaharuan (regenerative).
Terkait dengan usia seseorang, cell regenerative itu akan mengalami
penurunan kemampuan secara umum, seperti kulit yang terlihat menua,
keriput dan kehilangan kelenturan. Begitu juga kemampuan organ tubuh,
berkurangnya kemampuan itu berarti berkurangnya kemampuan organ
tertentu memproduksi hormon, atau penurunan kemampuan unjuk kerja
organ tertentu. Pete mampu mendorong kemampuan cell regenerative. Jadi
peserta terapi akan terlihat lebih segar, lebih sehat, lebih bertenaga dibanding
mereka yang tidak ikut terapi. Mengenai hal ini, saya mendapat masukan dari
beberapa peserta. Memang belum banyak masukan tentang kemampuan ini,
masih perlu pembuktian lebih lanjut.
Obsesi, Ketagihan dan Ketergantungan Pete!?
Berdasarkan pemantauan saya terhadap para peserta terapi, ada di antara
mereka yang terobsesi terapi ini, mereka tidak berhenti pada terapi 2 minggu
atau 1 bulan, tetapi malah seperti 'ketagihan' atau malah mereka sendiri
menyebutnya sebagai 'ketergantungan'. Mereka berusaha setiap hari makan
pete (sesuai resep), ada yang hanya setiap malam hari 1 lanjar, tetapi ada
juga yang setiap hari 2 - 3 lanjar. Mereka mengatakan, sejak ikut terapi pete,
72
kesehatan mereka terjaga, tenaga terus tersedia, rasa capek itu hilang sejak
ikut terapi bahkan ada yang bilang, kesehatan jantung-nya terus terjaga ...
terasa enak. Sebenarnya tidak perlu setiap hari makan pete. Selama ini saya
menjalankan REFILLING sebulan sekali juga bisa, tetapi kalau mereka ingin
makan pete setiap hari ... itu terserah mereka. Mungkin takut luntur kekuatan
Slow Vixgrx-nya.
Logika Pete, Kekuatan Pete
1) kata Prof. Hembing, pete adalah pencuci darah ... saya bilang tidak hanya
pencuci darah, tetapi juga membersihkan perut, juga membersihkan
pembuluh darah
2) sebelum/tanpa terapi, setiap kali seseorang makan pete maka OUTPUT
pasti bau pesing. Hari ini makan pete, beberapa jam kemudian (atau besok)
akan bau pesing, kemudian beberapa hari kemudian makan pete lagi maka
OUTPUT kembali bau pesing
3) saat ikut terapi, 4 hari: siang 1 lanjar, malam 1 lanjar, maka hari ke-5
OUTPUT itu tidak bau lagi, bahkan setelah terapi selesai, selang (jeda)
seminggu atau 2 minggu kemudian kita makan pete, OUTPUT tetap tidak bau
pesing.
KECUALI!
1) ada 2 peserta terapi, baru pada hari ke-7, OUTPUT tidak berbau pesing lagi,
karena sebelumnya dia memang harus minum obat 'segenggam' banyaknya,
sebab dia sudah punya KOMPILASI penyakit selama ini.
2) meski Anda sudah menjalankan terapi, saat ada jeda tidak makan pete
cukup lama, dan diwaktu jeda itu Anda gemar menabung racun/toxin/kotoran
dari berbagai macam makanan yang mengandung bermacam zat
sintetik/kimia berbahaya seperti: zat pengawet (borax, formalin), zat
penambah rasa (msg dsn sejenisnya), zat pewarna textil, zat pemanis buatan
(biang gula), bahan-bahan kadaluarsa, bahan-bahan rusak, busuk, dll. Maka
saat Anda makan pete lagi, OUTPUT itu akan bau pesing. Itulah maksud dari
REFILL TERAPI, dimana dalam sebulan harus diusahakan untuk 2 - 3 hari (kali)
makan pete.
73
Melihat LOGIKA PETE diatas, bisalah diambil kesimpulan, bahwa pete begitu
kuat dalam melakukan pembersihan darah/perut/badan ... dalam 4 hari pete
bisa menghilangkan toxin yang ditumpuk selama bertahun-tahun! Bau PESING
itu adalah proses kimiawi, proses pembersihan darah/perut/badan oleh pete
... jadi kalau bau pesing pasti ada kotoran, dan kalau setelah makan pete
OUTPUT tidak bau pesing lagi, maka itu berarti darah/perut/badan kita sudah
bersih.
WARNING!!!
1) Pete yang sudah direbus 2 menit masih punya kekuatan yang cukup besar!
Apalagi dalam keadaan mentah!
2) Begitu juga air rebusan kulit pete yang 2+11 menit itu atau yang 20 menit!
Air rebusan (13 atau 20 menit) ini cukup diminum sehari sekali saja,
sebaiknya siang hari setelah makan siang. Dan bagi mereka yang memiliki
gejala darah rendah perlu sedikit berhati-hati, jangan sampai drop terlalu
cepat. Bagi 2 air rebusan itu, diminum 2X dengan jeda 4 jam, juga perlu
tenaga tambahan (bisa) dengan makan pisang di antara waktu makan.
Kenapa Terapi Pete Harus 2 Minggu?
Bagi mereka yang hidup sehat selama ini, dalam 4 hari terapi bisa didapatkan
hasil yang cukup kentara, bisa dilihat, bisa dirasakan ... tentu berbeda bagi
kebanyakan orang yang setiap hari makan berbagai macam makanan yang
sudah dijejali dengan berbagai racun selama ini, bisa saja memerlukan waktu
yang lebih panjang untuk pembersihan secara tuntas ... itulah maksud kenapa
harus 2 minggu. Agar tuntas dan stabil. Sementara bagi mereka yang punya
KOMPILASI penyakit (kompilasi: semacam list lagu, yg ini penyakit!) ... tentu
memerlukan waktu terapi yang lebih panjang. Tapi biasanya, setelah
menjalani 2 minggu terapi, orang yang memiliki kompilasi penyakit itu akan
sukarela melanjutkan ritual makan pete, bahkan ada yang setiap hari harus
makan pete. Rasa enak dibadan menjadikan orang itu ketagihan. Terapi pete
mungkin jauh lebih murah daripada segenggam obat kan?
74
Cara Penyimpanan Pete Agar Tahan Lama
Pete biasanya tidak cepat rusak, tidak cepat busuk, tetapi kulit pete akan
berubah menjadi hitam dalam waktu seminggu bila dibiarkan di ruang
terbuka. Tetapi bila disimpan dengan benar, pete bisa bertahan sampai 2
minggu lebih. Kalau harga pete memang tidak mahal, dan tersedia di pasar
dekat rumah, kita bisa membeli setiap hari atau beberapa X dalam seminggu.
Tetapi kalau harga pete di pasar dekat rumah cukup mahal dan mungkin Anda
harus membeli di pasar yang lebih jauh dengan harga relative cukup murah
asalkan Anda membeli sekaligus banyak, maka pete itu harus disimpan agar
bisa bertahan selama seminggu - 2 minggu. Biasanya, pete itu saya bungkus
dalam plastik kresek 2-3 lapis, dibungkus sedemikian rupa agar kelembaban
itu bisa dipertahankan, kalau perlu diikat ... kemudian masukkan ke ruang
penyimpan sayuran di lemari pendingin (kulkas).
Penelitian Buah Pete (Parkia speciosa)
Penelitian tentang pete telah dilakukan oleh banyak lembaga peneliti di
mancanegara. Ada sekitar ribuan pages/web-sites penelitian pete di internet.
Para peneliti itu telah mengetahui bermacam zat yang terkandung didalam
buah pete. Zat apa yang ada didalam buah pete itu bisa dibaca didalam
berbagai tulisan/paper/report/thesis mereka; apakah zat yang ada itu
memiliki kemampuan tertentu juga sudah ada dalam berbagai tulisan itu;
bagaimana pemanasan buah pete akan memunculkan antioxidan dan
semakin lama waktu pemanasan akan meningkatkan antioxidan dari si buah
pete ... sampai kepada bagaimana menanam pohon pete, penyakit apa saja
yang menyerang pete, bagaimana membungkus (packaging) pete agar bisa
dikirim (transport) ke tempat jauh tetapi buah pete tidak rusak, tidak busuk
atau mengalami penurunan kualitas.
Berbagai zat yang ada didalam buah pete itu sudah diketahui,
pemanasan/perebusan buah pete memunculkan antioxidan ... TETAPI ...
KOMBINASI antara zat dan waktu proses pemanasan untuk memproduksi
suatu obat tidaklah mudah dilakukan, bagaimana buah pete itu diperlakukan
75
untuk dijadikan obat tertentu ... masih belum mereka dapatkan, atau belum
mereka sebutkan dalam tulisan-tulisan mereka, sementara uji-coba yang bisa
dibaca dari berbagai tulisan peneliti itu adalah uji-coba pete dengan tikus
percobaan atau uji laboratorium mengadu sel sakit dengan pete ... sementara
uji-coba yang saya lakukan adalah uji langsung kepada orang-orang yang
memiliki berbagai penyakit dengan resep perebusan/pemanasan kulit dan
buah pete seperti yang ada dalam RESEP TERAPI PETE. Kombinasi rebusan 2
menit, 11 menit dan 20 menit itu telah diujikan kepada ribuan orang dengan
berbagai hasil yang cukup menggembirakan sampai memberikan
kebahagiaan bagi sebagian orang.
Penelitian Lebih Lanjut
Saya akan sangat berterima kasih kepada siapapun (para peneliti) yang mau
melanjutkan penelitian manfaat pete berdasarkan RESEP TERAPI PETE ini.
Selama ini saya melakukan penelitian berdasarkan uji-coba langsung
mengkonsumsi pete secara coba-coba, dicoba dengan waktu perebusan pete
dan perebusan kulit pete (hassk), mengkonsumsi buah dan air rebusan itu
pada saat saya terkena sakit tertentu, merasakan efeknya, dari kesegaran di
badan, hilangnya gejala rhematik, perginya serangan diare, menghilangnya
asam urat, dll. Kemudian saya anjurkan kepada anggota keluarga saya
sendiri, kepada teman-teman dekat, saudara dekat dst. Ada kalanya saya
sengaja berhenti terapi pete beberapa bulan sampai mengalami penurunan
kesehatan, penurunan kemampuan, kehilangan gairah dlsb. Kemudian saya
jalankan terapi lagi, langsung terasa perubahan perbaikan kesehatan dan
kemampuan. Setelah 15 tahun (itulah kenapa saya menuliskan pengalaman
15 tahun di cover ebook TERAPI PETE ini) baru saya berani menyebarkan
(mensosialisasikan) terapi pete ini kepada lebih banyak orang lagi ... didalam
berbagai kesempatan saya tawarkan terapi ini kepada teman dekat, teman
jauh, saudara dekat, saudara jauh, kerabat sampai orang yang baru saya
temui ... asalkan mereka tertarik saya berikan informasi rinci tentang terapi
pete ini. Banyak yang ikut serta, sudah ribuan bahkan belasan ribu orang,
semakin jelas bahwa pete benar mampu menyehatkan. Yakinlah saya akan
kemampuan terapi pete ini.
76
Saya berharap peneliti Indonesia ada yang bersedia melanjutkan penelitian
saya ini dengan lebih scientific, dengan uji laboratorium, mencari kenapa dan
mengapa: - kenapa setelah 4 hari terapi pipis tidak bau lagi, - kenapa setelah
hari ke-7 bisa bangun berdua (si otong bangun duluan), - kenapa bisa
menurunkan kadar gula, membantu menyembuhkan diabetes (sakit gula), kenapa air rebusan kulit pete bisa menyembuhkan asam urat dan gejala
rhematik, - kenapa terapi ini bisa membantu meng-giat-kan pergantian sel
kulit (skin regenerative), mengembalikan otot/saraf yang selama ini sudah
mencapai tahap ke-TUA-an, fatigue kembali muda, kembali lentur, kembali
bisa digerakkan dengan mudah bebas dari gejala rhematik ... dan terakhir,
kenapa terapi pete bisa membantu jantung, memberikan rasa 'enak' di
jantung (saya ambil dari ucapan seorang peserta yang sebelumnya punya
penyakit jantung) ... kenapa pete memberikan kekuatan bagi pekerja fisik
(dengan tenaga) seakan tenaga itu tersedia lebih banyak, tidak mudah capek,
tidak mudah sakit karena cuaca ... dll.
Saya merencanakan akan mengirim ebook terapi pete ke lembaga-lembaga
peneliti manca-negara, agar penelitian ini bisa dilakukan lebih luas dan oleh
lebih banyak peneliti. Buat para peneliti di Indonesia, tentu akan
mendapatkan kesempatan lebih besar, karena saya tinggal di Jakarta, akan
mudah dihubungi dan saya bersedia untuk melakukan perjalanan ke lembaga
penelitian yang membutuhkan pertukaran informasi tentang terapi pete ini.
Semoga ada yang berminat ...
77
Download