2014 LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 ================================= PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG Jalan Ngurah Rai Nomor 1 Singaraja, Telepon (0362) 29554, Fax. (0362) 22923 KATA PENGANTAR Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa,KarenaAtasberkatdanrahmat-Nya pelaksanaan serta Laporan Tahunan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) BidangLingkungan HidupTahun Anggaran 2014 dapat dilaksanakan dan disusun dengan baik. Sesuaiamanat Perundang-undangan tentang Standar Pelayanan Mininal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Kabupaten Buleleng wajib melaksanakan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )tersebut dengan harapan dapat mengetahui sejauhmana kinerja Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2014. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi amanah PerMen LH No 19 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Harapan kami, semoga laporan ini dapat menjadi bahan pembinaan dan pengawasan serta acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintah Daerah Khususnya Bidang Lingkungan Hidup . Singaraja, Juni 2015 Kepala Badan LingkunganHidup KabupatenBuleleng drh. Nyoman Surya Temaja, M.P Pembina Tk.I NIP. 19591207199003 1 001 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN A. Latar Belakang …..……………………………………………………. 1 B. Kebijakan Umum ……………………………………………………… 2 C. Visi Dan Misi ..………………………………………………………. 3 D. Isu – Isu Lingkungan Hidup …………………………………………. 3 E. Arah Kebijakan ………………………………………………………. 4 PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LH 1. Jenis Pelayanan Dasar ..………………………………………………. 5 2. Target Pencapaian SPM dan Realisasinya ……………………………. 5 3. Alokasi Anggaran ……………………………………………………. 6 4. Dukungan Personalia ………………………………………………… 6 5. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) …………………….. 8 6. Permasalahan dan Solusi …………………………………………….. 24 7. Sinkronisasi Pelaksanaan SPM ………………………………………. 24 CAPAIAN PROGRAM / KEGIATAN 1. Program / Kegiatan …………………………………………………… 25 2. Keterkaitan Dengan Renstra dan RPJMD Kabupaten ………………... 26 3. Target Capaian Kinerja Kegiatan LH ………………………………… 27 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 29 B. Saran ………………………………………………………………….. 29 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara yuridis Kabupaten Buleleng dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor : 122 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ). Secara Administratif Kabupaten Buleleng merupakan salah satu dari 9 (Sembilan) kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Bali. Secara geografis terletak pada posisi 6003’40’’ 8023’00’’ LS dan 114025’55’’ - 115027’28’’ BT, berada di belahan Utara Pulau Bali memanjang dari Barat ke Timur, dengan batas-batas wilayah administrasi adalah sebagai berikut : Sebelah Barat : Kabupaten Jembrana Sebelah Utara : Laut Bali Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem Sebelah Selatan : Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli Wilayah Kabupaten Buleleng mencakup 9 (Sembilan) kecamatan, 129 desa, 29 kelurahan, dan 166 Desa Pakraman (Desa Adat), dengan total luas wilayah 1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas Propinsi Bali. Sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit dan bergunung yang membentang di bagian selatan. Gambar I.1. Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Buleleng Jumlah penduduk 690.409 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kab. Buleleng 2013). Kecamatan Buleleng, tempat dimana ibu kota Kabupaten Buleleng (Singaraja) berada dan merupakan pusat pemerintahan, pelayanan pendidikan, kesehatan dan perekonomian memiliki kepadatan penduduk paling tinggi. Kabupaten Buleleng memiliki pantai sepanjang ± 157,05 Km membentang dari Barat ke Timur mulai dari Desa Sumberkelampok di Kecamatan Gerokgak sampai Desa Tembok di Kecamatan Tejakula. Luas perairan laut sejauh 4 mil laut sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencapai 2.168 Km2 dengan potensi lestari sumberdaya perikanan tangkap sebesar 12.358 ton/tahun. Hampir semua kecamatan memiliki pantai, kecuali Kecamatan Busungbiu dan Sukasada. Selain memiliki pantai yang cukup panjang, di Kabupaten Buleleng juga terdapat 17 tanjung dan 20 teluk. Gerokgak merupakan wilayah kecamatan yang mempunyai tanjung maupun teluk paling banyak, yaitu 10 tanjung dan 14 teluk. Jumlah tanjung dan teluk terbanyak kedua terdapat di Kecamatan Seririt, yakni 2 tanjung dan 3 teluk. Kabupaten Buleleng juga mempunyai banyak sungai. Tercatat sebanyak 88 sungai yang mengalir di daerah ini dengan panjang bervariasi. Sebagian sungai-sungai tersebut merupakan sungai tadah hujan. Tukad Saba merupakan sungai terpanjang, yakni 28.700 m, sedangkan Tukad Semah merupakan sungai terpendek, hanya 2.300 m. Dua buah danau terdapat di daerah ini. Kedua danau tersebut secara geografis letaknya berdampingan, namun secara administratif berada pada wilayah kecamatan yang berbeda. Danau Tamblingan (110 Ha) berada di wilayah Kecamatan Banjar, sedangkan Danau Buyan (360 Ha) terletak di Kecamatan Sukasada. Mengingat keterbatasan anggaran dan sumber daya untuk melaksanakan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup maka tidak semua ketentuan dalam Standar Pelayanan Minimal untuk pelaksanaan di tingkat kabupaten dapat dipenuhi termasuk belum dibentuknya SK Tim Pelaksana SPM. B. KEBIJAKAN UMUM Penyusunan Kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang mungkin timbul. Oleh karena itu kebijakan umum disusun atas dasar kebutuhan nyata daerah seperti pengentasan kemiskinan, pemantapan swasembada pangan, peningkatan produksi ekspor nonmigas, peningkatan penanaman modal, peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan prasaran dasar, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta pelestarian lingkungan hidup dengan tetap mengedepankan aspirasi masyarakat yang selalau berkembang sehingga mampu menjawab semua persoalan yang dihadapi. Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan daerah, maka dalam penyusunan kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning, sehingga program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau system dapat terakomodasi, sehingga dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan kepentingannya. Dengan demikian pembangunan daerah dapat berjalan lancer dan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan. Dalam rangka pencapaian visi –misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Buleleng 2012-2017 yang merupakan penjabaran visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Kabuipaten Buleleng 2012-2017 perlu disusun kebijakan umum pembangunan daerah yang berkaitan dengan program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng sebagai arahan dalam merumuskan kebijakan setiap SKPD maupun yang bersifat lintas SKPD guna mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk itu, Kabupaten Buleleng berkomitmen mengelola dinamika kependudukan dan kelestarian lingkungan dengan sebaik-baiknya, Pembangunan Kabupaten Buleleng pada kurun waktu 2012-2017 ditujukan untuk mewujudkan “BULELENG SMILE”, yaitu Masyarakat Buleleng yang sejahtera, Mandiri, Terintegrasi dan Lestari. Upaya mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui implementasi12 Prioritas Agenda Strategis (12 PAS), yaitu (1) Penataan Birokrasi dan Kemandirian Aparatur Pemerintah, (2) Penanggulangan Kemiskinan, (3) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan, (4) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Kesehatan , (5) Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Perluasan Lapangan Kerja, (6) Pembangunan Ekonomi, (7) Pembangunan Infrastruktur, (8) Perbaikan Iklim Investasi, (9) Penegakan Hukum, Ketentraman dan Ketertiban, (10) Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan, (11) Peningkatan Kualitas Penanganan Bencana, dan (12) Peningkatan Kualitas dan Pelestarian Fungsi Lingkungan. C. VISI DAN MISI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP VISI : “TERCIPTANYA LINGKUNGAN HIDUP YANG LESTARI’ MISI : 1. Meningkatkan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. 2.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mejaga kelestarian lingkungan hidup. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana Pengelolaan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan dampak lingkungan. D. ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP D.1. Isu-Isu Lingkungan Hidup Tingkat Global 1. Pemanasan global merupakan permasalahan internasional yang perlu penanganan terpadu pada tingkat lokal (kabupaten), regional (provinsi), nasional maupun internasional. 2. Degradasi lahan merupakan masalah utama lingkungan dan isu penting dalam Konvensi PBB untuk Desertifikasi, Konvensi Biodiversity dan Protokol Kyoto. 3. Permasalahan keamanan di wilayah Asia Fasifik. 4. Krisis ekonomi global. 5. Terorisme D.2. Isu-Isu Lingkungan Hidup Tingkat Nasional 1. Otonomi daerah/otonomi khusus dan implikasinya 2. Pengembangan kemaritiman/sumber daya kelautan 3. Pengembangan kawasan tertinggal untuk pengentasan kemiskinan dan krisis ekonomi 4. Penanganan lahan kritis dan kebakaran hutan 5. Daur ulang hidrologi 6. Ketidakpastian iklim dan pemanasan global. 7. Bencana alam 8. Transportasi 9. Sampah 10. Permasalahan tata guna lahan dan ruang 11. Pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, air bersih dan energi masyarakat 12. Kependudukan (populasi besar, distribusi penduduk belum merata, urbanisasi, dll.) 13. Terorisme. 14. Lemahnya koordinasi kebijakan, Penaatan Hukum Lingkungan, dan Good Governance. D.3. Isu-isu Lingkungan Hidup Lokal 1. Rawan bencana alam dan kemiskinan E. ARAH KEBIJAKAN Dari Isu-isu Lingkungan Hidup diatas maka dapat diagenda pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng Ditujukan Untuk : 1. Menurunkan tingkat pencemaran air, udara dan tanah; 2. Tertanganinya daerah abrasi pantai, lahan kritis, kerusakan hutan, terumbu karang, dan keanekaragaman hayati; 3. Kembalinya kondisi lingkungan di kawasan danau, daerah rawan banjir dan longsor; 4. Terwujudnya peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) yang tertata pada kawasan strategis dan kawasan bersejarah; 5. Tertanganinya masalah sampah; 6. Terwujudnya perilaku masyarakat untuk hidup sehat; 7. Tertanganinya masalah pengaduan lingkungan. BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. JENIS PELAYANAN DASAR Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan Pemerintahan di bidang lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan wajib pemerintahan daerah yang penyelenggaraannya berpedoman pada standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarkan urusan pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut maka Kementerian Lingkungan Hidup telah menindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Mendasarkan ketentuan dalam kedua Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten mempunyai empat jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup yaitu : 1. Pelayanan pencegahan pencemaran air. 2. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak. 3. Pelayanan penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa. 4. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. 2. TARGET PENCAPAIAN SPM DAN REALISASINYA Target minimal pencapaian SPM bidang lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng belum mencapai target nasional yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 dan 20 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal. Hal tersebut belum adanya perencanaan dan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan Peraturan Bupati dan SK Bupati untuk memperkuat tugas pelaksanaan SPM tersebut.Namun di tahun 2014 ini, Kantor Lingkungan Hidup berupaya melaksanakan SPM dengan segala keterbatasan yang ada. Tabel 1. Target dan Realisasi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tahun 2014 No Jenis Pelayanan 1 2 Pencegahan Pencemaran Air Pencegahan Pencemaran udara sumber tidak bergerak Penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasa 3 4 3. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup Target Nasional 100 % 100 % Target Daerah 100 % - 100 % - - 100 % 100 % 100 % Realisasi 100 % 100 % Keterangan Belum ada penganggaran Belum ada peraturan penetapan status kerusakan lahan ALOKASI ANGGARAN Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak langsung yangditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup oleh Pemerintah Daerah dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 2. Alokasi Anggaran Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tahun 2014 No Jenis Pelayanan APBD (Rp.) 1 Pencegahan Pencemaran Air : 75.000.000, Diambilkan dari pos kegiatan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan 2 Pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak 3 Penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasa 4 Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat 63.000.000,adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup Diambilkan dari pos kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA 4. DUKUNGAN PERSONALIA Jumlah personil/pegawai pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng adalah 60 orang, terdiri dari 26orang PNS , 1 orang tenaga honor dan 33 orang Pegawai Tidak Tetap ( tenaga kontrak ).Pejabat struktural 5 orang . Menurut jenjang pendidikan dapat dibagi sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. Pasca Sarjana (S.2) Sarjana (S.1) Diploma (D.III) SLTA SMP SD : 2 orang : 12 orang : 6 orang : 38 orang : 1 Orang : 1 Orang Jumlah Tenaga PNS menurut golongan dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. b. c. d. Pegawai golongan IV Pegawai golongan III Pegawai golongan II Pegawai golongan I : 2 Orang : 11 Orang : 12 Orang : 1 Orang Tabel 3. Komposisi Pegawai Pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng berdasarkan Tingkat Pendidikan, Diklat/Keahlian, dan Golongan Tahun 2014 1 1 23 - 5 - - - - - - 1 7 6 - 15 8 - - 4 2 2 - - - - - - - 1 1 - 6 7 - - 4 1 1 1 1 - - 1 - - 1 1 1 4 8 - - 7 1 1 - 1 - - - - - 3 1 5 - - 4 - 2 - - - - 2 - - - 2 - 4 60 1 1 42 4 11 1 2 - - 3 - 1 12 11 2 34 18,3 1,6 3,2 1,6 20 18,3 3,2 56,7 Prosentase (%) 4,8 31 6,6 1 70 1 IV NON PNS III I II Golongan PPNS PPLH AMDA AMDA AMDA S.2 S.1 D1/D3 SLTA SMP SD 1 Diklat/Keahlian 1,6 1. Kepala Kantor Lingkungan Hidup 2. Kasubag Tata Usaha 3. Kasi Kajian dan Pembinaan Teknis ANDAL 4. Kasi Pengawasan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan 5. Kasi Pemantauan dan Pemulihan Lingkungan Penempatan di Laboratorium Jumlah Tingkat Pendidikan 1,6 Kepala/Kasubag/K asi Jumla h (orang ) 5 Berdasarkan data dari table tersebut di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pegawai KLH Kabupaten Buleleng dodominasi oleh tingkat SLTA (70 %) kemudian tingkat S1 sebanyak 18,3 %. Dan yang pernah ikut diklat PPLHD sebanyak 3 orang atau 4,8 % dan tidak memiliki PPNS. 5. PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ( SPM ) 5.1 PELAYANAN PENCEGAHAN PENCEMARAN AIR A. Gambaran Umum Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, bahwa pengendalian pencemaran air didefinisikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air aga sesuai dengan ketentuan baku mutu. Dari definisi diatas, salah satu upaya pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan . Pencegahan pencemaran air dapat di lakukan dengan cara membatasi jumlah air limbah yang dibuang dari sumber pencemaran. Secara administratif , pembatasan air limbah yang dibuang dilakukan dengan cara menetapkan baku mutu air limbah dari masing-masing jenis sumber pencemaran. Setelah baku mutu air limbah ditetapkan pencegahan dilakukan melalui kegiatan pengawasan untuk melihat tingkat penaatan penanggung jawab usaha kegiatan terhadap peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran air . ( Peraturan Gubernur Provinsi Bali No.8 Tahun 2007 , Tentang : Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup ) B. Pengertian 1. Pencegahan adalah suatu tindakan secara manajemen / administratif dan secara teknik yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha/kegiatan dalam rangka mencegah terjadinya pencemaran. 2. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. 3. Pencegahan pencemaran air adalah tindakan secara manajemen/administratif dan secara teknik yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha/kegiatan dalam rangka mencegah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan manusia. 4. Usaha/kegiatan adalah setiap jenis usaha / kegiatan yang berpotensi menghasilkan air limbah yang dapat mencemari air. C. Hasil Pemantauan Dan Pengujian Kualitas Air Tahun 2014 Yang Kegiatannya dilaksanakan oleh UPT Laboratorium Lingkungan Kualitas Air Sungai Kabupaten : Buleleng Tahun Data : 2014 No Nama LokasI . (1) 1. 2. 3. 4. (2) Tukad Bungkulan Hulu Tukad Bungkulan Tengah Tukad Bungkulan Hilir Tukad Penarukan Hulu 5. Tukad Penarukan Tengah 6. Tukad Penarukan Hilr 7. Tukad Mendaum Hulu 8. Tukad Mendaum Tengah 9. Tukad Mendaum Hilr Nama Lokasi (1) 1. 2. 3. 4. (2) Tukad Bungkulan Hulu Tukad Bungkulan Tengah Tukad Bungkulan Hilir Tukad Penarukan Hulu 5. Tukad Penarukan Tengah 6. Tukad Penarukan Hilr 7. Tukad Mendaum Hulu 8. Tukad Mendaum Tengah 9. Tukad Mendaum Hilr Derajat Lintang Menit Lintang (3) 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 (4) 09 08 10 09 09 05 05 05 05 12 12 12 12 10 10 pH (18) 8.14 7.91 8.98 8.73 7.33 7.39 7.33 7.80 8.06 7.61 7.37 7.59 7.54 Detik Lintang COD (mg/L) (19) <low <low <low <low <low <low <low - (5) 30 40 59 29 29 49 49 00 00 49 49 00 00 59 59 Amonia (mg/L) (20) <0.06 0.06 <0.06 0.08 <0.06 0.06 0.21 <0.06 0.09 <0.06 0.16 <0.06 0.07 Derajat Bujur Timur (6) 115 115 115 115 115 115 115 115 115 114 114 114 114 114 114 Menit Bujur Timur (7) 12 11 09 10 10 06 06 06 06 57 57 57 57 57 57 Detik Bujur Timur (8) 33 30 37 11 11 57 57 58 58 15 15 39 39 34 34 NO2 Nitrit (mg/L) NO3 Nitrat (mg/L) Phosphat (mg/L) (22) 2.345 2.355 3.835 2.710 2.485 2.485 1.573 0.946 2.166 3.830 2.042 > 10 2.410 (23) 1.85 >10 1.80 0.65 1.20 1.60 - (21) 0.010 0.006 0.003 0.013 <0.05 0.003 0.059 0.010 0.023 0.039 0.036 0.053 0.063 Waktu Sampling (tgl/bln/th) (9) 18-11-14 18-11-14 18-11-14 01-07-14 19-11-14 01-07-14 19-11-14 01-07-14 19-11-14 01-07-14 04-12-14 01-07-14 04-12-14 01-07-14 04-12-14 Sulfat (mg/L) (24) 2.0 4.0 2.0 89.0 5.0 7.0 5.0 Tempe ratur (oC) (10) 28.7 30.9 21.9 25.9 27.0 27.5 35.4 25.4 28.7 27.1 30.2 27.4 30.2 Besi (mg/L) (25) <0.06 <0.05 0.05 0.05 0.30 0.15 - TSS (mg/L) (11) 0.20 0.40 0.82 0.40 0.40 1.22 0.60 0.10 1.02 0.82 0.82 0.40 0.20 (12) 0.09 0.12 0.08 0.16 0.19 0.08 1.20 0.20 0.21 0.31 0.30 0.02 0.20 Mangan (mg/L) (26) 0.05 0.1 0.09 1.06 0.15 0.24 0.42 Turbidi meter (ntu) (13) 2.0 4.0 0.44 6.00 0.08 7.47 6.00 3.54 10.2 5.14 8.20 2.77 2.00 DHL (mS) DO (14) 5.3 4.0 5.8 5.9 3.9 3.9 4.2 5.6 5.0 4.2 3.5 4.0 2.7 Minyak Dalam Air (mg/L) (27) 19.4 30.6 20 20.3 26.8 24.1 43.2 15.4 27.3 24.1 19.7 26.2 29.9 MLSS (mg/L) (15) 20 40 80 40 40 120 60 60 100 100 80 40 20 sludge density (mg/L) (16) 0.06 0.10 0.12 0.10 0.10 0.80 0.12 0.04 0.16 0.16 0.14 0.10 0.08 Salinitas (o/oo) (17) 0.03 0.04 0.02 0.02 0.03 0.45 0.62 0.01 0.05 0.08 0.08 0.12 0.12 Kualitas Air Limbah Hotel Kabupaten : Buleleng Tahun Data : 2014 No (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama LokasI . (2) Hotel Alamanda Hotel Spa Village Hotel Mimpi Resort Hotel Matahari Hotel Damai (Loundry) Hotel Damai (Kithcen) Hotel Menjangan Jungle Hotel Sunari Nama Lokasi (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. (2) Hotel Alamanda Hotel Spa Village Hotel Mimpi Resort Hotel Matahari Hotel Damai (Loundry) Hotel Damai (Kithcen) Hotel Menjangan Jungle Hotel Sunari Derajat Lintang Menit Lintang (3) 08 08 08 - (4) 08 08 08 - pH (18) 6.21 7.66 7.5 6.41 8.15 6.94 7.8 6.85 Detik Lintang COD (mg/L) (19) <5 209 4.49 <5 <5 <5 - (5) 50 12 45 - Amonia (mg/L) (20) 10.6 15 7.17 0.17 0.8 6.9 0.15 12.6 Derajat Bujur Timur (6) 115 114 114 - Menit Bujur Timur (7) 24 34 39 - Detik Bujur Timur (8) 34 15 49 - NO2 Nitrit (mg/L) NO3 Nitrat (mg/L) Phosphat (mg/L) (22) 7.220 1.914 0.177 >5 2.495 4.470 2.314 2.555 (23) 16 >5 0.04 <0.01 0.16 2.90 0.42 3.70 (21) 0.69 0.375 0.063 0.313 0.125 0.795 0.214 0.475 Waktu Sampling (tgl/bln/th) (9) 03-09-14 30-04-14 03-12-14 03-12-14 27-02-14 27-02-14 25-04-14 16-04-14 Besi (mg/L) (25) 7.0 3.10 0.30 0.05 0.10 3.70 0.15 1.95 Tempe ratur (oC) (10) 29.1 30.0 26.6 29.2 25.6 27.2 30.1 30.7 Mangan (mg/L) (26) 0.48 - TSS (mg/L) (11) 9.18 11.02 0.82 1.62 0.20 11.84 8.00 11.02 DHL (mS) (12) 0.40 0.08 0.8 0.16 0.08 0.19 1.00 0.37 Turbidi meter (ntu) (13) 93.8 50.6 297 103 66.1 59.7 Minyak Dalam Air (mg/L) (27) 188.2 220.0 132.5 78.2 49.0 148.5 86.0 520.9 DO (14) 1.9 0.04 1.2 2.7 4.9 3.7 8.2 1.4 MLSS (mg/L) (15) 940 1100 100 160 20 1160 800 1100 sludge density (mg/L) (16) 0.94 1.04 0.16 0.20 0.08 1.10 0.80 1.06 Salinitas (o/oo) (17) 0.17 0.20 036 0.73 0.10 0.15 0.47 0.11 Kualitas Air Limbah Industri dan Rumah Sakit Kabupaten : Buleleng Tahun Data : 2014 No (1) 1. 2. 3. 4. Nama LokasI . (2) PLTGU KFC RSU Parama Sidhi RSU Kerta Usada Nama Lokasi (1) 1. 2. 3. 4. (2) PLTGU KFC RSU Parama Sidhi RSU Kerta Usada Derajat Lintang Menit Lintang (3) - (4) - pH (18) 7.46 4.31 7.92 7.74 COD (mg/L) (19) 0.91 Derajat Bujur Timur (6) Detik Lintang (5) - Amonia (mg/L) (20) <0.5 >5 33.3 3.3 - NO2 Nitrit (mg/L) (21) 0.003 >5 >5 - Menit Bujur Timur (7) - Detik Bujur Timur (8) - NO3 Nitrat (mg/L) Phosphat (mg/L) (22) 1.763 3.060 4.470 >5 (23) 1.20 >5 >5 >5 Waktu Sampling (tgl/bln/th) (9) 17-04-14 16-04-14 26-05-14 26-05-14 Besi (mg/L) (25) 0.05 3.50 0.65 0.15 Tempe ratur (oC) (10) 28.1 29.2 30.7 30.5 TSS (mg/L) (11) 0.20 0.20 0.27 0.40 Minyak Dalam Air (mg/L) (27) 25.5 285.9 131.5 127.9 DHL (mS) (12) 0.26 0.61 0.50 0.30 Turbidi meter (ntu) (13) 1.34 315 0.22 1.50 DO (14) 5.6 3.2 2.8 3.4 MLSS (mg/L) (15) 20 5500 20 20 sludge density (mg/L) (16) 0.08 4.88 0.22 0.10 Salinitas (o/oo) (17) 0.1 0.18 0.27 0.17 Kualitas Air Limbah IPLT dan TPA Bengkala Kabupaten : Buleleng Tahun Data : 2014 No Nama . LokasI (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. (2) IPLT IPLT TPA (IPAL BLOK III dan IV) INLET TPA (IPAL BLOK III dan IV) OUTLET TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) IN TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) OU Nama Lokasi (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. (2) IPLT IPLT TPA (IPAL BLOK III dan IV) INLET TPA (IPAL BLOK III dan IV) OUTLET TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) IN TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) OU Derajat Lintang Menit Lintang (3) 08 08 08 - (4) 05 05 05 - pH (18) 7.72 9.02 6.24 8.94 8.21 8.95 Detik Lintang COD (mg/L) (19) <5 10.9 16.8 6.9 12.9 (5) 18 17 26 - Amonia (mg/L) (20) 1.0 1.8 - Derajat Bujur Timur (6) 115 115 115 - NO2 Nitrit (mg/L) (21) 0.026 0.10 14.30 >16 4.50 11.70 Menit Bujur Timur (7) 10 10 10 - Detik Bujur Timur (8) 08 06 04 - NO3 Nitrat (mg/L) (22) 2.275 2.220 >20 >20 12.40 >20 Waktu Sampling (tgl/bln/th) (9) 28-02-14 03-09-14 24-11-14 24-11-14 24-11-14 24-11-14 Phosphat (mg/L) (23) 1.15 2.4 - Tempe ratur (oC) (10) 26.4 27.1 44.2 57.0 36.4 27.2 Besi (mg/L) (25) 0.20 1.50 - TSS (mg/L) DHL (mS) (11) 1.02 4.90 11.84 (12) 0.13 0.27 16.4 23.5 15.1 0.19 Turbidi meter (ntu) (13) 1.92 51.0 103 Mangan (mg/L) Minyak Dalam Air (mg/L) (26) >50 >50 29.5 >50 112.4 371.5 - (27) DO MLSS (mg/L) (14) 3.8 5.8 0.5 0.3 0.3 3.7 (15) 80 500 1160 sludge density (mg/L) (16) 0.16 0.52 1.10 Salinitas (o/oo) (17) 0.04 0.06 3.0 5.2 6.3 0.15 D. PENJELASAN ATAS HASIL PEMANTAUAN DAN PENGUJIAN KUALITAS AIR BERDASARKAN TABEL DIATAS: Kualitas air sungai ( Tukad Bungkulan, Tukad Penarukan, Tukad Mandaum) Tukad Bungkulan Tukad bungkulan bagian hulu dan tengah berdasarkan kemampuan parameter , kualitas air di bagian ini tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I dimana parameter yang telah melampaui baku mutu air yaitu : - Nilai DO ( Dissolved Oxygen ) di tukad bungkulan bagian hulu sebesar 5,3 mg/L, dibawah angka batas minimum baku mutu air kelas I dipersyaratkan 6 mg/L - Nilai DO ( Dissolved Oxygen ) di tukad bungkulan bagian tengah sebesar 4 mg/L, dibawah angka batas minimum baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan 6 mg/L Untuk kriteria mutu air kelas II ( sarana rekreasi , pembudidayaan air ikan air tawar , peternakan , mengairi pertanaman ) air sungai tukad bungkulan bagian hulu memenuhi persyaratkan ditinjau dari kandungan DO sebesar 5,3 mg/L, pH 8,14 , COD yang nilainya sangat kecil, Nitrit 0,01 mg/L, Nitrat 2,345 mg/L, Sulfat 2,0 mg/L dan mangan 0,05 mg/L. Di bagian tengah ditinjau dari kandungan DO sebesar 4 mg/L, pH 0.006 mg/L, Nitrat 2,355 mg/L, Sulfat 4,0 mg/L dan mangan 0,1 mg/L Tukad Penarukan Kualitas air dibagian ini tidak sesuai dengan peruntukan air kelas I karena nilai beberapa parameternya telah melampaui baku mutu yaitu : - Nilai DO dibagian hulu, tengah dan hilir sebesar 5,8 mg/L dan 5,9 mg/L, 3,9 mg/L, 3,9 mg/L dibawah angka batas minimum dari baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan yaitu minimal 6 mg/L Tukad Penarukan bagian hulu masuk di kriteria kelas II sedangkan dibagian tengah dan hilir masuk kelas III. Terjadinya pelimpahan air limbah domistik dari kegiatan rumah tangga maupun limbah peternakan turut menurunkan tingkat kualitas air sungai. - Tukad Mendaum Kualitas air dibagian tidak sesuai dengan peruntukan air kelas I karena nilai beberapa parameternya telah melampaui baku mutu yaitu : - Nilai DO sebesar 5,6 mg/L dan 5,0 mg/L dibagian hulu, 4,2 mg/L dan 3,5 mg/L dibagian tengah dan 4,0 mg/L dan 2,7 mg/L dibagian hilir . Nilai tersebut dibawah angka batas minimum dari baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan yaitu minimal 6 mg/L. Kualitas air tukada mandaum dibagian hulu sesuai peruntukannya yaitu mutu air kategori kelas II, sedangkan dibagian tengah dan hilir pada kondisi tertentu masuk kelas II dan juga bisa masuk kelas III , hal tersebut tampak pada nilai pengujian DO pada bulan Juli dibagian tengah 4,2 mg/L sedangkan pengujian bulan desember menurun menjadi 3,5 mg/L. Perubahan nilai DO mencerminkan terjadinya aktivitas masyarakat membuang air limbah domistik rumah tangga, termasuk sampah dan juga ada indikasi pembuangan limbah peternakan. Dibidang Perhotelan yang dipantau kualitas air limbahnya yaitu kegiatan perhotelan yang telah memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan terutama hotel berbintang.Berdasarkan hasil pemantauan tesebut bila dibandingkan dengan baku mutu limbah cair bagi kegiatan hotel (lampiran IX Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 ) menunjukkan bahwa : Untuk parameter TSS ( Total Suspended Solid )/ Zat Padat Tersuspensi semua IPAL hotel tersebut memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di bawah 50 mg/L Untuk parameter pH masih masuk dalam kisaran baku mutu yang ditetapkan yaitu antara 6 – 9 Untuk parameter COD hanya kegiatan Spa Village saja yang tidak melampaui baku mutu dengan nilai COD 209 mg/L, jauh diatas ketetapan baku mutu limbah cair hotel yaitu 50 mg/L . Untuk kandungan besi IPAL milik Hotel Alam Anda, Spa Village, Hotel Damai dan Sunari melebihi baku mutu Secara umum, kondisi pengolahan IPAL milik Hotel Matahari sudah memenuhi persyaratkan baku mutu dan IPAL Hotel Sunari, Spa Village, Damai, Sunari sangat perlu untuk ditingkatkan kapasitas dan optimalisasi dalam pengolahannya. IPAL Menjangan Jungle dan Mimpi Resort harus meningkatkan proses treatmennya. Dibidang Perindustrian dan Rumah Sakit pemantauan kualitas air limbah dilaksanakan di PLTGU Pemaron (perindustrian ), Rumah Sakit Umum, Kertha Usada dan RSU Paramasidhi ( rumah sakit ) serta penambahan pemantauan di pengolahan air limbah KFC. Hasilnya menunjukkan bahwa : PLTU Pemaron telah melakukan pemenuhan baku mutu dalam pengelolaan kualitas air limbah yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu air limbah untuk industri kegiatan termal. Kualitas air limbah di unit IPAL RSU Kertha Usada dan RSU Paramasidhi untuk parameter temperaturnya : TSS ( total suspende solid ) masih memenuhi baku mutu limbah cair bagi rumah sakit ( sesuai dengan lampiran VIII Peraturan Gubernur No 8 Tahun 2007 ) tetapi untuk nilai parameter ammonia dan phsophat kedua rumah sakit tersebut melampaui baku mutu. RSU Paramasidhi nilai ammonia 33,3 mg/L, phosphat > 5 mg/L. RSU Kertha Usada nilai ammonia 3,3 mg/L dan phosphat > 5 mg/L sedangkan kadar maximum menurut Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun 2007 adalah ammonia 0,1 mg/L dan phosphat 2 mg/L. Kualitas air limbah di KFC bila dibandingkan dengan baku mutu kualitas air limbah domestik sesuai dengan lampiran II Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun 2007, maka untuk parameter nitrit nilainya lebih besar dari 5 mg/L sehingga telah melampaui baku mutu yang ditetapkan yaitu 1 mg/L, disamping itu menunjukkan indikasi nilai rendah pada DO 3,2 mg/L. Adanya beberapa parameter air dari pengolahan limbah rumah sakit yang nilainya diatas baku mutu menunjukkan unit IPAL rumah sakit belum mampu mengolah air limbah secara optimal. Dibidang Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ( IPLT ) dan Tempat Pengolahan Air Limbah di TPA Bengkala Hasil pemantauan kualitas air limbah yang dihasilkan dari IPLT dan TPA Bengkala ( merujuk pada lampiran II tentang baku mutu kualitas air limbah domestik Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun 2007 ) menunjukkan bahwa : Outlet TPA Blok III dan IV nilai temperatur 57,0 oC, Nitrit > 16 mg/L, Nitrit > 20 mg/L, mangan > 50 mg/L dan DO 0,3 mg/L. Nilai tersebut melampaui baku mutu yang ditetapkan. Outlet TPA Blok II dan Existing nilai Nitrit 11,70 mg/L, Nitrat > 20 mg/L, mangan > 50 mg/L. Parameter tersebut diatas baku mutu air limbah domestik. IPLT untuk parameter ammonia yang melampaui baku mutu berdasarkan jumlah parameter yang diuji. Secara umum unit IPLT dan TPA di Bengkala perlu dioptimalkan dan dimaksimalkan dalam pengelolaan limbahnya. E. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 1. Pengendalian Pencemaran Air Sungai Sungari – sungai di Kabupaten Buleleng sangat rentan terhadap pencemaran , hal ini terbuktti sebagai besar air sungai sudah tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I, faktor penyebabkan antara lain : a. Daya tampung, karakteristik sungai di Kabupaten Buleleng yang merupakan sungai kecil dengan debit air yang kecil menyebabkan daya tampung beban pencemarannya juga rendah. b. Kondisi hulu sungai, exploitasi daerah hulu sungai oleh kegiatan pertanian sawah intensif, pembuangan limbah ternak, perumahan, aktivitas MCK c. Limbah cair domistik, belum adanya sistem pembuangan air limbah yang terpisah dari saluran air hujan dan belum efektifnya IPAL domistik terpadu. d. Limbah cair usaha/kegiatan, belum efektifnya pengelolaan limbah dari kegiatan usaha / kegiatan e. Sampah, rendahnhya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengurangi pencemaran air sungai antara lain : a. Menggerakkan program kali bersih b. Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat, guna mengubah perilaku masyarakat bahwa sungai bukan tempah pembuangan sampah atau air limbah, misalnya dengan mengadakan sosialisasi penerapan 3 R dll. 2. Pengendalian Pencemaran Air Limbah Usaha dan /atau Kegiatan Dalam upaya pengendalian pencemaran air limbah dari usaha/kegiatan, usaha-usaha yng perlu dilakukan adalah : a. Membuat sistem perancangan pengolahan air limbah yang benar-benar memenuhi baku mutu yang ditetapkan b. Melakukan pengecekan kualitas air limbah secara rutin minimal satu bulan sekali ke laboratorium rujukan/ terakreditasi c. Setiap usaha / kegaiatan seharusnya menempatkan sumber daya manusia (SDM) / staf ahli dalam kegiatan pengelolaan limbah usaha/kegiatan. 5.2.PELAYANAN PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA DARI SUMBER TIDAK BERGERAK - Belum ada pelaksanaan 5.3.PELAYANAN PENYEDIAAN INFORMASI STATUS KERUSAKAN LAHAN DAN/ATAU TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA - Belum ada Pelaksanaan 5.4.PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN / ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP A. Gambaran Umum Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tersebut di dorong oleh meningkatnya kesadaran untuk mendapatkan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat menyebabkan makin meningkatnya pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat yang masuk instansi pemerintah dalam hal ini Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Salah satu upaya pemerintah kabupaten untuk menyikapi kondisi tersebut dengan peningkatan efektifitas pengelolaan pengaduan masyarakat. Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pengaduan masyarakat Kantor Lingkungan Hidup telah membentuk pos pengaduan lingkungan . Pos pengaduan ini berfungsi sebagai unit kerja yang mengkoordinir pengelolaan pengaduan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.Pengadaun masyarakat tentang kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup meliputi : - Usaha/kegiatan yang berpotensi menyebabkan pencemaran/perusakan lingkungan hidup - Usaha/kegiatan yang telah melakukan pencemaran lingkungan melalui aktifitas kegiatan usahanya , dalam hal ini ada laporan dari masyarakat. B. Pengertian 1. Pengaduan adalah pemberitahuan secara tertulis dan/atau lisan mengenai dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup kepada instansi terkait dalam hal ini Kantor Lingkungan Hidup. 2. Pengelolaan pengaduan adalah upaya terpadu untuk menerima, menelaah, mengklasifikasi dan mengajukan usulan tindak lanjut hasil verifikasi serta menginformasikan proses dan hasil pengelolaan kepada pengadu. 3. Mengklasifikasi pengaduan adalah mengelompokkan pengaduan berdasarkan aspek pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup serta aspek kewenangannya. 4. Verifikasi pengaduan adalah kegiatan untuk memeriksa kebenaran pengaduan 5. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan / atau komponen lainnya ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu. Pencemaran lingkungan mencakup pencemaran air, laut, tanah dan udara. 6. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Perusakan lingkungan hidup mencakup perusakan tanah, lahan dan hutan C. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang Diterima Tahun 2014 Identitas Pengadu Idenditas penerima pengadua Sumber pencemara n (1) Waktu diterimany a pengaduan (2) (3) (4) (5) 1 20–2- 2014 Staf pengawasa n 2 13–3- 2014 Kelian dusun tambling an Gede Arsa Adi No 3 4 Media lingkunga n yang tercemar (6) Pokok aduan Aktifitas dari pembatatan hutan Suara mesin pembuatan batako Hutan Staf pengawasa n Air limbah aktivitas konstruski PLTU celukan bawang Ait laut Staf pengawasa n Limbah peternakan babi Selokan /sungai Ketut sri wiryama Staf pengawasa n Udara Erick Staf pengawasa n Asap dari rumah sakit kertha usada Bau amis dari aktivitas ikan bakar Aktivitas dari PLTU celukan bawang Air laut Pembabatan hutan di dusun tamblingan desa munduk Pencemaran udara, getaran ,kebisingan akibat beroperasinya kegiatan industri batako di banjar dinas tegalsari, dusun bubunan Dugaan pembuangan limbah padat akibat kegiatan konstruksi PLTU celukan bawang Pembuangan kotoran babi yang mengakibatka n bau busuk yang mengganggu masyarakat sekitar Polusi udara ( bau dan asap rumah sakit kertha usadha Polusi udara ( bau amis ) warung ikan bakar tanjung alam lovina Dugaan pembuangan pasir kelaut oleh PLTU celukan bawang 25-3-2014 15-4-2014 Lewat tlpon 5 6 7 16-4-2014 4-6-2014 24-6-2014 Lewat lelpon Staf pengawasa n Staf pengawasa n Udara (kebisingan ) Udara (7) Klasifikas i pengadua n (8) Lingkunga n Lingkunga n Lingkunga n Lingkunga n Lingkunga n Lingkunga n Lingkunga n 8 10-7-2014 Lewat telpon 9 10 11 12 13 2-9-2014 8-9-2014 8-9-201 9-9-2014 9-9-2014 Aktivitas dari pembakara n sampah Udara Putu edy Staf sukarya pengawas wan an Limbah Air sungai dari /selokan peternakan babi Wirasanj Staf aya pengawas an Limbah hotel Ketut mandiya sa Staf pengawas an Limbah Air sungai dari / selokan peternakan babi Putu edi sukaryw an Staf pengawas an Limbah Air sungai dari / selokan peternakan babi Made Staf pengawas an Limbah penyuling an cengkeh Limbah toko dana 14 Staf pengawasa n 15-10-2014 Ariani Staf pengawas an Air laut Air sungai Air selokan Polusi udara ( akibat pembakaran sampah lewat cerobong asap rumah bersalin pantisila sgr. Lingkunga Pencemaran lingkungan berupa limbah kotoran babi dan hewan lainnya Pencemaran sungai di pantai binaria Pencemaran udara ( bau) limbah kotoran babi di buang ke sungai Pencemaran udara (bau) dan limbah kotoran babi di buang kesungai Pencemaran limbah penyulingan cengkeh Pembuangan limbah ke selokan dari toko Lingkung n an Lingkung an Lingkung an Lingkung an Lingkung an Lingkung an D. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang Di Tindaklanjuti Tahun 2014 No (1) 1 Waktu diterimanya pengaduan (2) 20–2- 2014 Sumber pencemaran (3) Pokok aduan Aktifitas dari pembatatan hutan Pembabatan hutan di dusun tamblingan desa munduk (4) Hasil Verifikasi (5) Usulan tindak lanjut Terjadi pelanggaran dalam pengelolaan lingkungan hidup Pemberitahuan kepada masyarakat bahwa akan dampak dari pembabatan hutan dalam terjadinya perusakan ekosistem lingkungan (6) 2 13–3- 2014 Suara mesin pembuatan batako Pencemaran udara, getaran ,kebisingan akibat beroperasinya kegiatan industri batako di banjar dinas tegalsari, dusun bubunan Dugaan pembuangan limbah padat akibat kegiatan konstruksi PLTU celukan bawang Pembuangan kotoran babi yang mengakibatkan bau busuk yang mengganggu masyarakat sekitar Polusi udara ( bau dan asap rumah sakit kertha usadha 3 25-3-2014 Air limbah aktivitas konstruski PLTU celukan bawang 4 15-4-2014 Limbah peternakan babi 5 16-4-2014 Asap dari rumah sakit kertha usada 6 4-6-2014 Bau amis dari aktivitas ikan bakar Polusi udara ( bau amis ) warung ikan bakar tanjung alam lovina 7 24-6-2014 Aktivitas dari PLTU celukan bawang Dugaan pembuangan pasir kelaut oleh PLTU celukan bawang 8 10-7-2014 Aktivitas dari pembakaran sampah Polusi udara ( akibat pembakaran sampah lewat cerobong asap rumah bersalin pantisila sgr. Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Pemberitahuan kepada pihak perusahaan batako pres agar mengkaji tempat usahanya karena dekat dengan pemukiman penduduk Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Pemberitahuan kepada pihak pengelola agar mentaati aturan tentang undangudang pengelolaan lingkungan hidup Pemberitahuan kepada pihak pengelola usaha peternakan babi agar melengkapi usahanya dengan pengelolaan limbah ternak babi Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Pemberitahuan kepada pihak pengelola rumah sakit agar menghentikan aktivitas pembakaran sampah Pemberitahuan kepada pihak pengelola warung makan ikan bakar agar limbah ikannya dilengkapi dengan sistem pengelolaan limbah Pemberitahuan kepada pihak pengelolaa agar mentaati aturanaturan tentang pengelolaan lingkungan hidup Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Pemberitahuan kepada pihak pengelolan rumah bersalin agar menghentikan pembakaran sampah dan mengelola sampah dengan 3 R 9 2-9-2014 Limbah dari peternakan babi Pencemaran lingkungan berupa limbah kotoran babi dan hewan lainnya 10 8-9-2014 Limbah hotel Pencemaran sungai di pantai binaria 11 8-9-201 Limbah dari peternakan babi Pencemaran udara ( bau) limbah kotoran babi di buang ke sungai 12 9-9-2014 Limbah dari peternakan babi 13 9-9-2014 Limbah penyulingan cengkeh 14 15-10-2014 Limbah toko E. Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Terjadi pelanggaran dalam perlindungan dan pengelolaan LH Pencemaran Terjadi udara (bau) pelanggaran dan limbah dalam kotoran babi di perlindungan buang dan kesungai pengelolaan LH Pencemaran Terjadi limbah pelanggaran penyulingan dalam cengkeh perlindungan dan pengelolaan LH Pembuangan Terjadi limbah ke pelanggaran selokan dari dalam toko perlindungan dan pengelolaan LH Diberitahukan kepada pihak pengelola usaha babi agar melengkapi usahanya dengan sistem pengelolan limbah Diberitahukan kepada pihak pengelola hotel agar dalam pengelolaan limbahnya dilengkapi dengan sistem pengelolaan limbah jadi tidak langsung mencemari laut Diberitahukan kepada pihak pengelola usaha babi agar melengkapi usahanya dengan sistem pengelolan limbah Diberitahukan kepada pihak pengelola usaha babi agar melengkapi usahanya dengan sistem pengelolan limbah Diberitahukan kepada pihak pengelola usaha agar dilengkapi dengan sistem pengelolaan limbah Diberitahukan kepada pihak pengelola usaha agar dilengkapi dengan sistem pengelolaan limbah Pencapaian Target No Tahun Pelaksanaan (1) (2) Jumlah Jumlah Pengaduan Pengaduan Prosentase ( % Yang Diterima Yang Ditindak ) Lanjuti (3) (4) (5) F. 1. 2009 2 2 100 2. 2010 2 2 100 3. 2011 3 3 100 4. 2012 3 3 100 5. 2013 6 6 100 6. 2014 14 14 100 Jumlah PPNS DAN PPLH Personil PPNS : Personil PPLH : Di Tahun 2015 dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Buleleng Nomor : 660.1/96/HK/2015 , tentang Penetapan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) Daerah Kabupaten Buleleng ,tertanggal 11 Februari 2015 ( Surat Keputusan Terlampir ). Berdasarkan Surat Keputusan tersebut menetapkan 3 ( tiga ) orang Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) Daerah Kabupaten Buleleng yaitu : 1. Dra. Ketut Suseni Indrawati, MAP 2. Achmadi, ST 3. Luh Putu Desy Udayani, S.Si Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH ) Daerah Kabupaten Buleleng mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perudang-undangan ; 2. Melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggungjawab usaha/kegiatan sesuai kewenangan sebagai berikut : a. Melakukan pemantauan ; b. Meminta keterangan ; c. Membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan ; d. Memasuki tempat tertentu ; e. Memotret ; f. Membuat rekaman audio visual ; g. Mengambil sampel ; h. Memeriksa peralatan ; i. Memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi dan /atau ; j. Menghentikan pelanggaran tertentu. 6. Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Potensial Mencemari Air No Nama Usaha/Kegiatan Jenis Usaha Lokasi Desa Pemuteran, Kecamatan Gerogkak Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula Jln. Raya Lovina, Kalibukbuk Desa Tembok, Kecamatan Tejakula Desa Kayuputih, Kecamatan Sukasada Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt Jl. Cendrawasih No. 5, Singaraja Jl. Yudistira No. 7, Singaraja Jl. Ahmad YAni No. 171, Singaraja Jln. Ngurah Rai, Singaraja Jl. Ngurah Rai, Singaraja Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng Di dalam Kawasan TNBB, Kecamatan Gerokgak Desa Gerokgak 1 Matahari Beach Resort Jasa Akomodasi/Hotel 2 Mimpi Resort Menjangan Jasa Akomodasi/Hotel 3 PT. Bali Alam Anda Jasa Akomodasi/Hotel 4 Sunari Villas & Spa Resort Jasa Akomodasi/Hotel 5 Spa Village Jasa Akomodasi/Hotel 6 Hotel Damai Jasa Akomodasi/Hotel 7 Rumah Sakit Santi Graha Rumah Sakit 8 Rumah Sakit Kerta Usada Rumah Sakit 9 Rumah Sakit Karya Dharma Husada Rumah Sakit Paramasidhi Rumah Sakit Rumah Sakit 13 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng Rumah Sakit Umum TNIAD PLTGU Pemaron 14 PT. Wico Interna Wine 15 Melka Jasa Akomodasi/Hotel 16 Menjangan Jungle Jasa Akomodasi/Hotel 17 PLTU Celukang Bawang Pembangkit listrik 10 11 12 Rumah Sakit Rumah Sakit Pembangkit Listrik 7. Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Potensial Mencemari Udara No Nama Usaha/Kegiatan Jenis Usaha 1 PLTGU Pemaron Pembangkit Listrik 2 PT. Semen Tonasa Pengantongan Semen 3 PLTU Celukan Bawang Pembangkit Listrik Lokasi Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng Kawasan Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak Desa Gerokgak 8. Permasalahan dan Solusi Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan hidup antara lain : a. Tidak ada personil PPNS bidang lingkungan hidup dan belum belum optimalnya operasional UPTD Loboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Solusi Memberikan kesempatan kepada karyawan/karyawati Kantor Lingkungan Hidup untuk mengikuti pelatihan PPNS , mengoptimalkan kinerja Laboratorium lingkungan melalui kegiatan peningkatan kapasitas laboratorium lingkungan beserta anggaranya dan memberdayakan sumber daya manusia yang ada. b. Kurangnya sarana dan prasarana teknis pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup daerah. Solusi Mengajukan penambahan dana ke Pemerintah Daerah untuk meningkatkan anggaran dalam pengelolaan laboratorium dan peningkatan kapasitas SDM. c. Belum tersedianya kegiatan dan anggaran untuk melakukan pengujian kualitas udara dari sumber tak bergerak dan Penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasa. Solusi - Mengusulkan penyusunan peraturan daerah untuk pengujian kualitas udara sumber tak bergerak serta status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk biomasa. - Mengusulkan kegiatan dan anggaran melalui APBD Kabupaten Buleleng untuk kegiatan masing-masing SPM sehingga pelaksanaanya dapat terwujud, dan tidak diambilkan dari anggaran lain. 9. Sinkronisasi Pelaksanaan SPM Dalam rangka efisiensi dan efektifitas dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng terutama untuk tahun anggaran 2014, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng berupaya mensinkronisasi untuk jenis pelayanan pencegahan air, penanganan pengaduan dan pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak dengan melibatkan sektor industry/usaha dan kegiatan terkait yang berpotensi melakukan pencemaran. Pengawasan dan pemantauannya bekerjasama dengan PPE Bali Nusra (untuk kegiatan pengawasan) dan BLH Provinsi Bali melalui kegiatan penilaian peningkatan kinerja perusahaan (PROPER) dan PKPLP (Peringkat Kinerja Penataan Lingkungan Perusahaan) yang dilakukan minimal (satu) kali di Kabupaten Buleleng. BAB III CAPAIAN PROGRAM / KEGIATAN 1. PROGRAM / KEGIATAN Pada tahun 2014 Kantor Lingkungan Hidup di bidang teknis melaksanakan 3 ( tiga ) Program dengan 7 ( tujuh ) kegiatan yaitu : a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan , dengan kegiatan : 1.Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup , dengan kegiatan : 1. Pemantauan Kualitas Lingkungan 2. Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper) 3. Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup 5. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan kegiatan : 1. Pengendalian dan Pengawasan pemanfaatan SDA 2. KETERKAITAN DENGAN RENSTRA DAN RPJMD KABUPATEN A. Renstra KLH No (1) Program Prioritas Pembangunan (2) Indikator Kinerja Program (3) Kondisi Kinerja Awal Tahun Perencanaan Target Pencapaian Setiap Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kondis i Kinerja Pada Akhir Perenc anaan (10) 1 Program Perlindungan dan Konservasi SDA Meningkatnya 14 kasus penanganan pengaduan masyarakat 15 16 17 18 19 19 kasus kasus kasus kasus kasus kasus 2 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Terpenuhinya 9 desa capain kinerja pencemaran perusakan lingkungan 10 desa 11 desa 20 desa 20 desa 20 desa 20 desa B. RPJMD Kabupaten Buleleng No (1) 1 Bidang Usaha Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (2) (3) Program Perlindungan dan Konservsi SDA Kondisi Kinerja Awal Tahun Perencanaan 2013 2014 2015 2016 2017 (4) (5) (6) (7) (8) (9) Meningkatnya 14 kasus penanganan pengaduan masyarakat Capaian Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (10) 15 16 17 18 19 19 kasus kasus kasus kasus kasus kasus 3. Target Capaian Kinerja Kegiatan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2014 No Tujuan (Strategis/Utama) 1 Meningkatnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 2 Tertanganinya pencemaran dan perusakan lingkungan Kegiatan Program Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Uraian Penyediaan Prasarana dan sarana pengelolaan persampahan Pemantauan Kualitas Ling. Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper) Penyusunan kebij. peng. Pencemaran dan perusakan LH Peningkatan peran serta masy. dlm pengendalian LH Keuangan (Rp) Realisasi Anggaran 905,055,000 Fisik (output) (%) 900,056,000 99.45% Target 3 unit bangunan rumah atap pengolah sampah organik 55 buah gerobak sampah 150 buah tong sampah 3 unit mesin pencacah sampah organik 60 buah alat biopori Realisasi 3 unit bangunan rumah atap pengolah sampah organik 55 buah gerobak sampah 150 buah tong sampah 3 unit mesin pencacah sampah organik 60 buah alat biopori (%) 100% 100% 100% 100% 100% 55,000,000 54,040,800 98.26% 2 dokumen 2 dokumen 100% 51,700,000 50,551,700 97.78% 3 usaha/kegiatan 3 usaha/kegiatan 100% 68,000,000 65,713,900 96.64% 2 jenis dokumen 2 jenis dokumen 100% 506,847,000 495,902,600 97.84% 10 eksemplar profil indonesia hijau 25 eksemplar buku pedoman DSL 10 eksemplar profil indonesia hijau 25 eksemplar buku pedoman DSL 100% 100% No Tujuan (Strategis/Utama) Kegiatan Program Uraian Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan 3 Mewujudkan pengendalian dan pengawasan SDA Program Pengendalian Perlindungan dan Pengawasan dan Konservasi Pemanfaatan Sumber Daya SDA Alam JUMLAH Keuangan (Rp) Anggaran Realisasi 75,000,000 72,440,500 (%) 96.59% 63,000,000 62,967,182 99.95% 1,724,602,000 1,701,672,682 98.67% Fisik (output) Target Realisasi 5 eks.profil kalpataru 5 eks.profil kalpataru 10 desa lomba DSL 10 desa lomba DSL (desa sadar ling(desa sadar lingkungan kungan 1 paket pengadaan 1 paket pengadaan tanaman tanaman 20 unit sumur resapan 20 unit sumur resapan 1 unit embung 1 unit embung 1 paket pengadaan bahan kimia 1 paket pengadaan peralatan gelas 27 usaha/kegiatan 14 pengaduan / sengketa terkait LH 1 paket pengadaan bahan kimia 1 paket pengadaan peralatan gelas 27 usaha/kegiatan 14 pengaduan / sengketa terkait LH (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 dan 20 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota serta petunjuk teknisnya, diharapkan empat jenis pelayanan dan indikator yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan batas waktu pencapaiannya. Untuk penerapan dan pencapaian SPM ( Standar Pelayanan Minimal ) bidang Lingkungan Hidup Tahun 2014 hanya ada dua jenis pelayanan yang sudah dilakukan dan kesemuanya sesuai target yang telah ditetapkan yaitu pencegahan pencemaran air dan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup sedangkan jenis pelayanan yang belum dilaksanakan yaitu pelayanan pencegahan udara dari sumber tidak bergerak dan penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasa karena kegiatan tersebut belum dianggarkan pada tahun 2014. Untuk parameter Baku Mutu sesuai dengan peruntukan usaha untuk pelayanan pencegahan pencemaran air tidak semua dapat dipenuhi karena keterbatasan SDM, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Melalui standar pelayanan minimal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup baik air, udara dan lahan serta meningkatnya kualitas penanganan pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan hidup.Melalui upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, dimana kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng dapat ditingkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungannya, sehingga tujuan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. B. SARAN Agar keempat jenis pelayanan dan indikator yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan batas waktu pencapaiannya, maka Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup juga menuntut adanya perbaikan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan yang diberikan, sesuai dengan target-target kinerja yang telah ditetapkan hingga akhir tahun 2014 ini. Untuk mengetahui tingkat pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, pemerintah diharapkan dapat melakukan analisis perencanaan dan pembiayaan SPM yang bertujuan mengkaji kesenjangan dalam SPM, menganalisa kapasitas daerah, mengidentifikasi permasalahan dalam pencapaian SPM, menganalisa perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai SPM, merencanakan langkah-langkah pencapaian SPM dan menyediakan umpan balik bagi pemerintah. Akhirnya keempat jenis Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup daerah ini maupun target kinerja pelayanan yang ingin dicapai di dalamnya, kembali kepada kesungguhan pemerintah untuk dapat mengalokasikan sumber daya, pikiran dan komitmennya bagi terselenggaranya dan meningkatkan mutu pelayan yang ingin dicapai.