Thariq Yahya 1 PANDUAN DAKWAH SEKOLAH: KERJA BESAR, untuk PERUBAHAN BESAR DILENGKAPI OLEH: TIPS PRAKTIS ILUSTRASI TUGAS DISKUSI WEBSITES ROHIS-ROHIS GALERI FOTO PANDUAN BAGI: Aktifis Rohis SLTP & SLTA Murobbi & Mentor Alumni Pengelola LSM & Ormas Islam Guru Pembina Masyarakat Luas Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 2 Daftar Isi Kata Pengantar Satu. PEMUDA DAN PERUBAHAN……… Pemuda Taruhan Bangsa-bangsa……… Poros Perubahan……………….. Dua. POTRET PEMUDA KITA…………. Inilah Faktanya…………………… Mereka Tanggung Jawab Kita….. Tiga. MENGAPA DAKWAH SEKOLAH?.. Prinsip Pendinian Tarbiyah….. Urgensi Dakwah Sekolah…………. Kerja Besar untuk Perubahan Besar.. Empat. TUJUAN DAN SASARAN…. Tujuan….. Sasaran…………. Lima. RAMBU-RAMBU UMUM Enam. OBYEK DAKWAH SEKOLAH (ODS)…. Tujuh. AKTIFIS DAKWAH SEKOLAH (ADS)…. Delapan. PROGRAM KADERISASI…. Kaderisasi Sunnah Perjuangan Para Nabi Kriteria Peserta Perangkat-perangkat Pengkaderan Kurikulum Profil Kader Muslim Kuesioner Kader Sembilan. DAKWAH ‘AMMAH Mengapa Dakwah Ammah? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 3 Program-program Dakwah Ammah Sepuluh. MODEL PENGORGANISASIAN ROHIS Barisan yang Kokoh Model Pengorganisasian Sebelas. TAHAPAN, PARAMETER DAN STRATEGI Tahapan Dakwah Sekolah Parameter Utama Strategi Umum Duabelas. PERNIK-PERNIK Sulitnya Mencari Murobbi Alumni yang Selalu Pergi Bila Dakwah Dicurigai Bila Diterima di Perguruan Tinggi Keterbatasan Sumber Daya Ada Apa dengan Cinta Guru Agama Mitra Kita Harakah dalam Dakwah Sekolah Demam Inqilab Tigabelas. DAKWAH SEKOLAH IN ACTION Antara Idealisme dan Realitas Gita Dakwah dari SMA Kenyataan yang Dapat Diwujudkan Empatbelas. MEMBENINGKAN HATI, MEMBANGUN GENERASI Membeningkan Hati Katakan dengan Cinta Membangun Generasi DAFTAR PUSTAKA ALAMAT-ALAMAT WEBSITE GALERI FOTO Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 4 Satu PEMUDA DAN PERUBAHAN “Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.” (Hasan al-Banna) PEMUDA TARUHAN BANGSA-BANGSA Tidak dapat disangkal lagi, kualitas generasi muda kita merupakan cerminan masa depan bangsa. Suatu bangsa yang gagal membina generasi muda – moralitas dan kapabilitas- akan menjadi bangsa pecundang dikemudian hari. Negara-negara maju di dunia sangat khawatir dengan kelanjutan masa depan negara mereka. Apalah artinya kemajuan ekonomi, kecanggihan teknologi dan militer, kepemimpinan atas dunia, sementara generasi mudanya sedemikian rusak moralnya, bodoh dan tidak dapat Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 5 diharapkan di masa depan. Bayang-bayang kemunduran atau bahkan kepunahan sebagai bangsa tampak begitu mencekam menakutkan. John Kennedy, negarawan Amerika, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kerusakan moral generasi muda Amerika, ”Andai mereka disuruh berperang, hanya ada 1 dari 7 pemuda yang berani menghadapi musuh.” Maka, generasi muda Islam pun harus mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi sekaligus mengambil peranan yang lebih besar. Berbagai elemen bangsa Indonesia yang mayoritas muslim harus bangkit dan saling bahu-membahu untuk mengembangkan berbagai program pembinaan generasi muda yang bermuara pada pencapaian kualitas iman dan takwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni. Pembinaan moralitas generasi muda semakin penting apabila melihat fenomena bangsa Indonesia yang semakin terpuruk dalam krisis ekonomi yang parah dan bermuara pada rusaknya moral secara massal. Ya, sesungguhnya kita memiliki banyak sekali orang pandai di berbagai bidang. Baik karena upaya otodidak maupun strata pendidikan yang tinggi hingga bergelar doktor dan profesor. Indonesia juga memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia yang luar biasa besar. Namun, semuanya tidak berdaya mengangkat derajat bangsa karena rusaknya moral yang membuat putaran roda pembangunan tidak bertenaga. KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme) yang merajalela, main mata penguasa dan pengusaha, kemaksiatan yang merata dan intervensi asing yang leluasa, telah menegasikan keadilan dan melumpuhkan sendi-sendi perekonomian Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 6 bangsa. Saat ini seakan kita menemui kebuntuan dalam menemukan solusi yang terang. Kebuntuan ini bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Ada kerja besar yang harus dilakukan untuk sebuah perubahan besar di masa depan. Lahirkan generasi baru yang sama sekali berbeda. Tanamkan keimanan dalam lubuk hati mereka yang paling dalam. Cengkramkan ilmu pengetahuan di sel-sel otak mereka yang cerdas dan gemilang. Arahkan potensi mereka agar terarah dan berkembang. Kerja besar membangun peradaban sedang dimulai… POROS PERUBAHAN BESAR Maka perubahan itu menyangkut 2 poros utama: (1) perubahan pada individu tokoh muda; bagaimana ia mengalami prosesi perjalanan tarbiyah, dakwah, pengalaman hidup dan ketokohan menuju ledakan kepahlawanannya, (2) perubahan orang-orang muda yang mengiringi dan menyokong perjuangan tokoh muda tadi. 1. Poros Pertama : Perubahan Tokoh Muda Nabi Muhammad Saw telah memerankan diri sebagai agen perubahan dan rujuan masyarakat sejak usia yang sangat belia hingga di penghujung usianya. Karya besar beliau adalah mengubah peradaban rendah penduduk Mekkah dan bangsa-bangsa Arab jahiliyah dalam waktu singkat menjadi bangsa muslim yang bermoral tinggi, dan mulai menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang menjadi mainstream baru peradaban dunia yang telah lama ternista dengan eksploitasi hawa nafsu dan keserakahan jiwa manusia. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 7 Perubahan ini dimulai dari poros pertama: perubahan yang dialami oleh Rasulullah Saw sejak lahir hingga dewasa, menyangkut berbagai peristiwa.1: Usia 0 – 4 tahun; sudah menjadi yatim, hidup di padang pasir bersama Bani Sa’ad dan selama itu mendapatkan ASI dari Halimah As-Sa’diyah. Hidup di padang pasir yang luas dan terbuka membuat hati dan fikiran menjadi lapang, serta memberikan mekanisme pertahanan diri yang kuat di masa itu. ASI adalah nutrisi terbaik seorang bayi yang berfungsi menumbuhkembangkan kecerdasan dan fisiknya secara maksimal. Maka, Rasulullah Saw sejak bayi secara psikologis dan fisik telah distruktur dengan baik. Usia 4 – 6 tahun; terjadi pembelahan dada oleh malaikat untuk dibersihkan jiwanya di usia 4 tahun, dan kembali kepada ibunya selama 2 tahun. Peristiwa ini memberikan kematangan spiritual dan kasih sayang yang cukup dari ibunya. Usia 6 – 8 tahun; tinggal bersama kakeknya Abdul Mutholib yang merupakan tokoh masyarakat yang sangat berwibawa dan mendapatkan pengalaman politik yang intensif. Saking sering diajak dalam rapat-rapat politik oleh kakeknya sejak usia 6 tahun, orang-orang Quraisy mengkritik untuk tidak melibatkan Muhammad. Namun ditolak oleh Abdul Muthalib, “Tinggalkan dan biarkan ia terlibat, karena kelak ia akan menjadi orang besar di kemudian hari.” Usia 8 tahun; mulai bekerja menggembala kambing ketika tinggal bersama pamannya Abu Thalib. Usia 12 tahun; mulai perjalanan bisnis internasional ke Syiria bersama pamannya. 1 Model Manusia Muslim, Anis Matta, 2002. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 8 Usia 15 tahun; mengalami pengalaman militer dalam peristiwa perang Fijar antara kaum Quraisy dengan kaum lainnya selama 4 – 5 tahun. Usia 20 tahun pengalaman diplomatik pertama sebagai juru damai antara kaum Quraisy dan kabilah lainnya pada usia 20 tahun, sekaligus mengokohkan kredibilitas sosialnya ditengah masyarakat. setelah itu bekerja pada Siti Khadijah dan kembali melakukan perjalanan bisnis ekspor/impor ke Yaman/Syiria. Usia 25 tahun; menikah dengan Siti Khadijah dan memulai pengalaman sebagai kepala keluarga. Usia 25 – 35 tahun; telah memiliki pengalaman sebagai kepala keluarga, pedagang, orang kaya, pemuka masyarakat, dan berbagai aktifitas sosial. Menjelang kenabiannya, Muhammad telah memiliki kematangan yang lengkap: fisik, psikologi, spiritual, bisnis, perang, perjalanan internasional, kepala keluarga dan pemuka masyarakat. Keseluruhan proses ini telah menempa Rasulullah Saw sebagai sosok yang sangat matang dan memadai untuk mengemban risalah kenabian dan melakukan kerja besar membangun peradaban Islam. 2. Poros Kedua : Perubahan Komunitas Pemuda Selanjutnya, proses perubahan tokoh tersebut diikuti dengan perubahan poros kedua: proses perubahan komunitas pemuda. Karena pemuda-lah yang pertama kali menyambut seruan dakwah Islam dengan baik dan tangan terbuka. Rasulullah Saw bersabda, “Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan agama yang bijaksana ini, Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 9 maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambut saya, sedang kaum tua menentangnya.” Inilah kuncinya. Pembinaan yang dilakukan Rasulullah saw. terhadap para sahabat yang masih sangat muda ini pun bagian dari rekayasa perubahan besar itu. Ali bin Abi Thalib dibina sejak usia 8 tahun. Zubair bin Awwam 8 tahun. Arqam bin Abi Arqam 16 tahun Ja’far bin Abi Thalib 8 tahun Shahih Ar Rumy 19 tahun Zaid bin Haritsah 20 tahun Saad bin Abi Waqqash 17 tahun Utsman bin Affan 17 tahun Usamah bin Zaid masih berusia 18 Selanjutnya, para pemuda generasi pertama hasil binaan Rasulullah Saw tersebut di atas mencapai hasil gemilang dengan menaklukkan 2 negara adidaya waktu itu: Romawi dan Persia, dan meluaskan wilayah kekuasan Islam hingga kerajaan-kerajaan Syam (Syiria), Mesir, Irak, Afrika Utara , dalam waktu 35 tahun, selama era Khulafaur Rasyidin. Kejayaan Islam yang didorong oleh para pemuda ini berlanjut hingga ke masa pemerintahan Bani Umayah dan Bani Abbasiyah. Pada masa ini, Islam berekspansi hingga ke wilayah yang amat luas: membentang ke negeri India dan perbatasan negeri Cina, sedangkan ke arah barat mencapai Andalusia (Spanyol). Di antaranya adalah kisah pemuda Shalahuddin al Ayyubi. Dengan ketokohan dan kewibawaannya, beliau mempersatukan kembali seluruh negeri Islam yang tercerai berai mulai dari sungai Eufrat sampai sungai Nil dan Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 10 mengalahkan kekuatan salib di Hathin pada tahun 1187 M, disusul setahun kemudian menaklukkan Yerusalem. Selanjutnya adalah kisah kepahlawanan pemuda belia Muhammad Al Fatih yang dalam usia 24 tahun memimpin pasukannya menaklukan Konstantinopel pada bulan Mei 1453 M. Suatu penaklukan yang gemilang dan sangat dirindukan setelah gagalnya 6 kali penyerangan sebelumnya selama 800 tahun! Keperkasaan pemuda Islam terus berlanjut hingga jaman modern ini. Dalam sejarah berikutnya pun kita dapat melihat sosok-sosok yang tidak kalah hebat. Pada tahun 1928, Asy-Syahid Hasan Al-Banna dengan kematangan pribadinya telah menjadi penggerak kebangkitan Islam dengan pendirian gerakan Islam terbesar di dunia, “AlIkhwan al-Muslimun” pada usia yang masih sangat muda, yaitu 22 tahun, dimana kini dakwah dan pengaruhnya telah menyebar ke lebih dari 70 negara. Asy-Syahid Abdullah Azzam telah terjun ke medan jihad Afghanistan sejak usia belia. Beliau juga telah ikut serta membina dan menyatukan para mujahiddin di sana. Dan tentu saja, tidak terhitung pemuda-pemuda dan bocah-bocah intifadhah Palestina yang hingga detik ini tengah bertarung dan berjihad melawan pusat kekuatan kufur dunia : Yahudi Israel. Itulah mengapa penjajah Israel pun konon dengan sengaja memandulkan banyak laki-laki Palestina yang tertangkap agar generasi cilik mujahidin tidak pernah lahir kembali untuk memerangi mereka. Sama paranoidnya dengan raja Fir’aun di zaman nabi Musa as yang men’sweeping’ setiap bayi laki-laki yang lahir untuk dibunuh, khawatir laki-laki tersebut menjadi dewasa dan perkasa, kemudian siap meruntuhkan kekuasaannya. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 11 Oleh karena itu, Al Qur’an sesungguhnya telah menentukan bahwa sosok pemuda layak diberikan kepemimpinan dan pelopor perubahan karena potensi alaminya. Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS. Al Kahfi: 13). “Nabi mereka berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan ia tidak memiliki kekayaan yang cukup banyak.” Nabi (mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilih mereka menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” (QS Al Baqarah 247). Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 12 Gambar 1. Poros Perubahan Tugas: 1. Sebutkan 2 poros utama perubahan! 2. Apakah anak-anak Rohis di sekolah kamu telah menjadi teladan dan memiliki pengaruh yang cukup besar? 3. Bagaimanakah kiat-kiat menjadi teladan dan menjadi siswa yang berpengaruh? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 13 Dua POTRET PEMUDA KITA “Maka datanglah setelah mereka generasi yang lemah; yang meninggalkan sholat dan mengikuti syahwat, maka mereka akan menemukan jalan kesesatan.” (QS. 19: 59) Membangun kepeloporan pemuda tentu tidak dapat dilakukan dengan sekejap mata. Apalagi ketika mereka sedang mengalami sakit yang semakin parah karena tidak kunjung diobati. Pada bab ini, kita berbicara tentang potret remaja kita saat ini. Dari sinilah kita akan mendapatkan data tingkat kerusakan yang terjadi, lalu menentukan resep pengobatan yang tepat. Hal ini tentu saja tidak menafikan adanya arus lain yakni komunitas remaja yang tidak terjangkiti penyakit ini, bahkan memiliki keunggulan moral, akhlak dan kepeloporan akademis, walaupun belum menjadi mainstream yang kuat. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 14 Bagaikan virus SARS, penyebaran virus-virus demoralisasi yang mematikan hati, fisik dan akal ini amat mudah menyebar di mana-mana. INILAH FAKTANYA Valentine’s Day. Setiap tanggal 14 Februari ada hirukpikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine's Day. Hiruk-pikuk itu kini tidak lagi menjadi milik bangsa ataupun pemeluk agama tertentu namun telah menjadi gawe semua lapisan remaja di manapun dan dengan agama apapun. Tak peduli itu di kalangan Kristen Barat, Hindu India ataupun Muslim Indonesia.Valentine's Day menjadi milik bersama dan setiap orang seakan wajib untuk merayakannya. Pada saat itu adalah semacam “hari pacaran sedunia”. Para kekasih menyatakan ulang cintanya. Tidak jarang momen ini dilanjutkan dengan bercinta betulan… Meledaknya film “Ada Apa Dengan Cinta” (AADC) yang dibintangi oleh bintang film muda Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo yang mulai ditayangkan bulan Februari 2002 kemarin seakan memberikan justifikasi merebaknya tradisi Valentine di kalangan generasi muda kita. Belum genap sebulan diputar di bioskop jaringan 21, film tersebut telah menyedot sekitar 810 ribu penonton. Belum termasuk pemutaran di sejumlah bioskop lain di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, bandung dan Jogja yang juga amat membludak –sebuah rekor yang fantastis dalam sejarah perfilman nasional selama ini.2 Musik. Dari sebuah harian ibukota melaporkan bahwa program televisi MTV (Music Television) telah mengalahkan 2 Republika, 28 Februari 2002 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 15 popularitas soft drink Coca Cola di mata remaja. Siaran televisi musik global yang membidik segmen remaja ini telah memiliki kawasan-kawasan yang lebih spesifik seperti MTV Amerika Latin, MTV Eropa, MTV Asia Tenggara, bahkan MTV Indonesia. Dari syair lagu-lagunya, tampilan penyanyi dan penari latarnya yang erotis, sampai dengan iklan-iklannya, program musik ini menawarkan nilai-nilai destruktif kepada remaja. Program ini mencari celah melalui selera remaja yang pada dasarnya suka hura-hura, mengikuti trend, seks, kebebasan, simbol status, dan konsumtif. Hal itulah agaknya yang melatarbelakangi meluapnya para penonton, yang pada umumnya remaja, pada setiap pertunjukan artis musik yang tengah naik daun dan dianggap trend oleh remaja. Histeria para remaja terjadi di kalangan mereka saat berjumpa dengan para artis idola. Ironisnya, karena artis idola ini mereka tidak segan-segan mempertaruhkan nyawanya. November 2000 silam pertunjukan Sheila On 7 di Lampung merenggut lima nyawa remaja putri. Dan pada 18 Maret 2001 jumpa penggemar a1 di gerai Disk Tarra, Mal Taman Anggrek Jakarta Barat merenggut nyawa 4 remaja putri yang berusia 13, 15, 17, dan 20 tahun. Terakhir adalah fenomena grup musik heboh F4 dan – tentu saja- Inul sang ratu ngebor. Virus inul yang gemar memutar pinggulnya dengan amat sensual kontan menjadi icon baru dunia musik dangdut kita. Tiba-tiba saja banyak penyanyi dangdut lainnya berlomba-lomba bergoyang seerotis mungkin di televisi hingga panggung gembira di kampung-kampung. Masya Allah.. Narkoba. Selain musik, narkoba juga menjadi penyakit remaja yang merusak secara dahsyat. Pada tahun 2000 lalu sekitar 70% dari 4 juta pecandu narkoba (narkotik Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 16 dan obat-obatan berbahaya) tercatat sebagai anak usia sekolah, antara 14-20 tahun.3 Sementara itu Direktur RS Marzuki Mahdi. dr Amir Hussein Anwar, ada 500 ribu pengguna narkoba jarum suntik di Indonesia terkena HIV positif. Dalam 4 hingga 5 tahun mendatang mereka bakal mengidap pengidap AIDS baru.4 DAYA RUSAK NARKOBA (http://www.narkoba-metro.org) Gambar 1. Pengaruh Ekstasi 3 4 National Drug Abuse Prevention Center (NDPC), Depdiknas Republika, 23 Maret 2002 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 17 Gambar 2. Pengaruh Sabu-Sabu Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 18 Gambar 3. Pengaruh Kokain Gambar 4. Pengaruh Cimeng Seks Bebas. Seks pun menjadi lahan empuk untuk menggiurkan remaja. Melalui berbagai media, seks diekspos sebagai daya tarik utama. Media cetak, baik yang memproklamirkan dirinya sebagai majalah seks maupun majalah biasa saja, memampang gambar-gambar dan bahasan-bahasan seks bebas yang bisa menggoda para remaja. Seks pun bukan Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 19 menjadi benda mahal karena ia bisa dinikmati di setiap tempat, bahkan di jalan-jalan di warung penjaja majalah jalanan. Tercatat belasan tabloid bernuansa seks yang amat vulgar seperti TOP, WOW, LIPSTIK, HOT, MAP, BOS juga majalah bernuansa seks yang lebih “soft” seperti POPULAR, LAJANG, KOSMOPOLITAN, A+, HER WORLD, ME, dan sebagainya. Belum lagi VCD, Internet dan buku porno yang sangat mudah didapat dan telah menjadi industri tersendiri dengan omset yang sangat besar. Data penelitian pun berbicara tentang hal ini. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Wonosobo melaporkan 1/3 remaja putri telah hamil di luar nikah.5 Sementara itu, PKBI cabang Jogjakarta melaporkan setiap bulan ada 30 anak kos yang hamil di luar nikah.6 Dari hasil survei yang dilakukan Chandi Salmon Conrad di Rumah Gaul binaan Yayasan Pelita Ilmu ditemukan 42% remaja menyatakan pernah berhubungan seks dan 52% di antaranya masih aktif menjalaninya. Survei yang dilakukan di Rumah Gaul Blok M ini melibatkan 117 remaja berusia sekitar 13-20 tahun.7 Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat dari 1.058 kasus yang masuk ke Konseling Kesehatan Remaja, tercatat 22,7 persen atau sekitar 240 remaja melakukan hubungan seks pranikah. Sementara itu di Palembang, sebagaimana penelitian PBKI, terdapat 20 % mahasiswa melakukan hubungan seks pranikah.8 5 Republika 16 September 2000 Kompas 3 Juli 2000 7 Kompas 9 Maret 2000 8 Republika 23 Maret 2002 6 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 20 Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim di Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (MNPP) ketika itu Dra Hj Khofifah Indar Parawansa menyatakan angka aborsi saat ini mencapai 2,3 juta dan setiap tahun ada trend meningkat. Tetapi peningkatannya bukan karena pemerkosaan melainkan karena suka sama suka atau free sex. Bahkan, di Surabaya ada sekitar 6 dari 10 gadis yang sudah tak perawan lagi," katanya.9 Dalam kesempatan lain, seorang pakar seksologi kondang, Dr. Boyke Dian Nugraha memperkirakan sekitar 20% - 25% remaja Indonesia pernah melakukan hubungan seks pranikah. Bahkan berdasarkan data BKKBN, 1,6 juta aborsi di Indonesia, 10%-15% dilakukan oleh kalangan remaja.10 Sementara itu, dari laporan UNICEF tentang situasi anak dunia tahun 2000 diketahui bahwa setiap menit ada 6 remaja tertular HIV/AIDS di dunia.11 Cerita tentang Seks Bebas Bacalah majalah HAI edisi 4-10 Maret 2002 yang lalu yang sempat bikin geger. Majalah berpengaruh di kalangan remaja kota-kota besar ini membuat laporan utama soal seks di luar nikah. Alih-alih mendorong remaja untuk menjauhi seks bebas, majalah ini justru membangun citra bahwa aktivitas seks di luar nikah adalah bagian yang sah, exciting, dan normal. Sebagai contoh, HAI menulis, ''Premarital seks sebaiknya jangan dilakuin. Bukan apa-apa, risikonya berat. Tapi, kalau udah nggak tahan lagi dan nekat, ya terserah.'' Semangat serupa juga tecermin dalam salah satu artikel 9 indokini.com, 9 Mei 2000 Sabili, No. 24 TH. VIII 23 Mei 2001 11 Kompas Cyber Media 13 Juli 2000 10 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 21 berisikan pengakuan tiga artis muda Jakarta. Pengantarnya begini, ”Making love bagi sebagian orang memang menjadi bumbu penyedap dalam pacaran. Meski begitu, nggak berarti jadi keharusan. Lebih bagus kalo kita melakukannya saat benar-benar sudah siap dan berani bertanggung jawab. Artinya, tau apa akibat yang akan ditimbulkan. Dan terutama, do it safely.'' Kelihatan sekali artikel menganggap sah hubungan seks di luar pernikahan. Ketiga artis yang diwawancara --Shirley Margareta, Mario Lawalata, dan Tomas ''Gigi''-- jelas lebih menekankan aspek kehatihatian seks. Berzinah bolehlah, yang penting hati-hati. HAI juga menunjukkan betapa “normalnya” perilaku seksual bebas di kalangan remaja. HAI menurunkan hasil wawancara dengan delapan remaja usia 16-20 tahun. Hampir semua mengaku senang berhubungan seks, yang mereka gambarkan sebagai kegiatan yang ''menyenangkan, membuat ketagihan, dilakukan suka-sama-suka''. Dalam artikel lain, Artis muda Audy bercerita bahwa ia mengizinkan pacarnya menciumnya dan memegang-megang dadanya. Lembu Wiwirojati, penyiar MTV OnSky, bahkan berkisah dalam berhubungan seks ia selalu memperhatikan ''cemilan, menu utama, dan afterplay''. Begitu juga artis muda Edi Brokoli berkomentar, ''Pertama kali ngerasain enak banget. Rasanya amazing.'' HAI juga menurunkan kuis. Salah satu pertanyaannya adalah ''apa yang akan kamu lakukan bila cewek kamu bilang pengen nyobain intercourse''. Alternatif jawabannya adalah (a) mau ngasih, tapi bilang dulu, risikonya kamu yang tanggung ya; (b) Wuih mau mau, tapi nanti kalau kenapa-kenapa gimana?; dan (c) Nasehatin dia kalau itu berbahaya. Tapi, kalau dia maksa juga, ya hayo. Ketiga pilihan jawaban mengiyakan hubungan seks di luar nikah. Lebih hebat lagi, jawaban yang dianggap HAI paling mencerminkan sikap bertanggung jawab adalah pilihan ketiga. Jadi begitulah, saat ini remaja terus dibombardir dengan rangsangan seks yang disertai pembenaran bahwa seks di masa remaja di luar nikah adalah ''asyik, mengikuti zaman, normal, serta dilakukan banyak artis dan anak muda kota''. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 22 Tawuran. Selain seks, tawuran juga menjadi bagian problematika remaja kita. Dengan alasan yang sepele mereka mudah meluapkan amarah dan emosi. Kejantanan mereka uji di tengah medan tawuran. Senjata tajam dan makian pun menjadi bagian dari kehidupan remaja ini. Frekuensi tawuran di DKI Jakarta tidak pernah turun. Dalam sehari terjadi berbagai peristiwa tawuran di Jakarta dengan senjata tajam dengan korban tewas dan luka-luka berat. Sedikitnya 5 pelajar tewas dalam tawuran selama tiga minggu pertama tahun ajran 1999/2000. Pada penelitian Dr. Winarini Wildan Mansoer, dosen Fakultas Psikologi UI pada tahun 1997 tawuran melibatkan 137 sekolah (10% SLTP), 247 titik rawan di jalanan, dan 11 titik rawan di terminal.12 Demikianlah persoalan besar yang sedang dihadapi generasi muda kita. Masa depan kita sebagai bangsa sangat terancam oleh kualitas dan moralitas generasi muda yang sangat mengkhawatirkan. Dan ini tentu saja menjadi tanggung jawab kita semua. Para ulama, tokoh masyarakat, sesama pelajar, alumni, guru, kepala sekolah, dan tentu saja, Pemerintah. Kualitas SDM yang rendah. Selain wabah demoralisasi di atas, remaja kita juga menghadapi persoalan rendahnya kualitas pendidikan yang mereka terima. 12 Kompas 11 Oktober 2000 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 23 Dalam konteks persaingan SDM (Sumber Daya Manusia), bangsa kita tampaknya harus bekerja lebih keras meningkatkan kualitas pendidikan yang jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia. Survei internasional di 16 negara menunjukkan Indonesia termasuk peringkat paling akhir dalam hal mutu pendidikannya. Misalnya, apabila dibandingkan anak SD/SMP di Filipina, Malaysia, Singapura dan Vietnam, maka anak Indonesia paling bodoh. Sedangkan dari HDI (Human Development Index), Indonesia mendapat peringkat 106.13 Survey The Third International Mathematics and Science Study-Repeat (TIMSS-R) yang diselenggarakan oleh lembaga internasional The International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA) pada tahun 1999 yang lalu, kemampuan matematika dan IPA siswa Indonesia –usia 13 tahun- nyaris berada di posisi terbawah dari kemampuan rata-rata anak didik di 38 negara yaitu peringkat 34 untuk bidang matematika dan 32 untuk IPA. Kemampuan anakanak kita hanya sedikit diatas kemampuan rata-rata siswa di negara-negara urutan terbawah: Turki, Tunisia, Cile, Filipina, Maroko dan Afrika Selatan. Survey ini melibatkan sample sebanyak 18.567 siswa dari 150 sekolah SLTP negeri dan swasta dari seluruh Indonesia. Dalam lingkup ASEAN, kemampuan matematika dan IPA siswa kita juga nyaris terburuk: hanya berada setingkat diatas posisi buncit Filipina dan kalah jauh dibandingkan Singapura, disusul Malaysia dan Thailand. Di tingkat dunia, lima negara terbaik kemampuan para siswanya pada bidang matematika diraih Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Jepang dan Belgia. Sedangkan untuk 13 Republika, 28 Maret 2002 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 24 pelajar IPA, lima negara terbaik diduduki Taiwan, Singapura, Hungaria, Jepang dan Korea Selatan14. Asia Week 2000 melaporkan bahwa perguruan tinggi (PT) terbaik di Indonesia: Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 61 dari 77 universitas di Asia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menempati urutan 21 dari 39 Institut teknologi di Asia. Rendahnya kualitas pendidikan kita dari gambaran di atas ternyata juga berbanding lurus dengan rendahnya anggaran pendidikan nasional yang jauh tertinggal dibandingkan sebagian besar negara-negara di dunia. MEREKA TANGGUNG JAWAB KITA Rusaknya generasi muda adalah pangkal hancurnya masa depan bangsa. Kerusakan moral ini harus segera di obati, dicegah penularannya dan harus dinyatakan sebagai epidemi yang layak dihancurkan secara terkoordinasi. Ketidakpedulian kita dengan permasalahan ini adalah langkah bunuh diri yang ampuh. Cepat atau lambat, barangkali anak-anak kita telah menjadi korban virus demoralisasi diatas. Ada yang masih ringan, ada pula yang sudah stadium lanjut dan parah. Pada saat rusaknya moral yang massal, Allah SWT akan "mencicipkan" azabnya di muka bumi berupa berbagai musibah sebelum azab yang sesungguhnya di neraka kelak. "Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka (orang-orang fasiq itu) sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (As Sajdah:21). 14 Tabloid Berita Mingguan ADIL, No. 12 Tahun ke-69, 21 Desember 2000 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 25 Oleh karena itu kita patut patut peduli dan mengambil tanggung jawab secara kolektif tanpa terkecuali. Para guru, pembina agama, pemerintah, alumni, orang tua, sesama siswa dan masyarakat luas harus bahu-membahu memberikan kontribusi pembinaan remaja. Kewajiban kita melaksanakan dakwah kepada mereka adalah tanggung jawab yang kelak akan Allah tanyakan langsung di akhirat. “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?’ Mereka menjawab,’Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabb-mu, dan supaya mereka bertaqwa.” (Al A’raf:164). Sementara itu, kelalaian kita dengan tugas dakwah bahkan dapat menjadi penyebab datangnya azab Allah SWT yang merata. Rosulullah SAW bersabda, ”Jika manusia (sungguh) melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan semua manusia akan terkena siksa Allah lantarannya.” (HR. Ibnu Majah). Tugas: POTRET SEKOLAH KAMI 1. Buatlah potret demoralisasi di sekolah kamu. Lebih bagus kalau menggunakan metode survey/penelitian sederhana. 2. Komunikasikanlah hasil pemetaan tersebut dengan pengurus Rohis, guru, pembina agama, dan kepala sekolah. Mintalah masukan-masukan dan dukungan mereka. 3. Diskusikan langkah-langkah penanggulangannya secara terpadu. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 26 Tiga MENGAPA DAKWAH SEKOLAH? “Pengalaman dakwah di berbagai negara: kesuksesan pembinaan generasi muda banyak dimulai dari : dakwah sekolah.” PRINSIP PENDINIAN TARBIYAH Selanjutnya kita mulai memasuki pembahasan bagaimana mulai membangun kepribadian generasi muda kita. Sebenarnya, Islam telah mengajarkan bahwa menanam bibit generasi yang sholeh harus dilakukan sedini mungkin. Seorang bayi sunnah diazankan dan diiqomatkan ketika baru lahir15 adalah bagian dari pendinian proses tarbiyah itu; agar kalimat pertama yang didengarnya adalah 15 Hadits Hasan Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 27 kalimat tauhid dan kebaikan semata, dan agar syaitan menjauhinya dari menyesatkannya. Bahkan jauh sebelumnya, seorang pemuda yang siap menikah hendaknya memilih calon isteri yang memiliki 'dzatud dien', memiliki penghayatan dan pengamalan agama yang baik, agar kelak berpotensi melahirkan bibit generasi yang shalih. Nasihat Luqman kepada anaknya yang diabadikan oleh Allah SWT dalam surah Luqman ayat 12-19, menginspirasikan kita bahwa pembinaan anak-anak adalah sangat efektif untuk mencetak kepribadian dan karakter yang kuat sejak dini hingga mewujudkan kader-kader belia yang akan berjuang di tengah masyarakat dengan sabar dan siap menghadapi ujian-ujian kehidupan dan perjuangan. Banyak riset pendidikan modern saat ini menyimpulkan bahwa proses pendinian kematangan kepribadian seseorang dapat segera dilakukan. Apalagi ada indikasi bahwa kematangan biologis seorang remaja mengalami percepatan dalam beberapa tahun terakhir karena gizi yang meningkat dan arus informasi yang amat pesat. Adalah bahaya besar, apabila kematangan ini tidak diimbangi dengan kematangan kepribadian dan bahkan kemandirian, karena akan terjadi penyimpangan-penyimpangan pergaulan yang tidak bertanggung jawab. Tetapi Islam ternyata lebih dahulu percaya bahwa pendinian itu adalah sangat mungkin dilakukan, dan bahkan dapat memberikan hasil yang mengejutkan. Kematangan dini itu amat tampak misalnya pada kisah seorang sahabat Rasulullah Saw yang fenomenal: Usamah yang pada usia 18 thn memimpin pasukan Islam pertama ekspansi keluar Jazirah Arab. Kemudian Imam ath Thobari, seorang ahli tafsir besar telah hafal Al Qur’an pada usia 7 th dan menjadi Imam pada usia 8 tahun. Imam Ibnu Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 28 Taimiyah telah memberikan fatwa pada usia 15 tahun. Muhammad al-Fatih Murad membebaskan Konstantinopel pada usia 24 tahun, yang telah menjadi mimpi 8 abad umat Islam. Kematangan dini itu pun juga tampak pada episode kehidupan yang lebih pribadi : pernikahan dini! Ya, Amru bin Ash, pahlawan Islam yang membebaskan Mesir menikah pada usia 12 tahun. Muhamad Abdul Wahab sang pembaharu Islam menikah pada usia 12 tahun, Ali bin Abi Thalib ra menikah pada usia 16 tahun, dan nama-nama besar lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Pernikahan dini tersebut tentu saja telah diimbangi dengan kemandirian dini secara finansial pula. Kematangan-kematangan diatas Allah puji sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Sesungguhnya, Allah mencintai pemuda yang tidak mempunyai sifat kekanak-kanakan.” Umumnya kematangan dini di atas diproses oleh institusi yang inti : keluarga. Dan sebagian besar keluargakeluarga di Indonesia ini, telah melewati masa-masa emas pendinian pembinaan anak dengan gagal. Itulah saat ini yang menjadi permasalahan dan pembahasan kita yang utama : produk remaja-remaja yang lemah moralitasnya dan rentan dengan air bah demoralisasi. Pada buku ini, kita akan membahas pembinaan dan dakwah yang harus dilakukan di lokasi eksternal tempat sebagian besar komunitas remaja itu berada : SEKOLAH. Inilah medan dakwah yang sangat strategis dan telah menjadi tanggung jawab publik secara luas untuk menggarapnya. URGENSI DAKWAH SEKOLAH Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 29 Ada 3 alasan utama yang menjelaskan urgensi dakwah sekolah yakni: (a) efektif, (b) masif, (c) strategis. Alasanalasan ini sangat khas dan membedakannya dengan segmen dakwah yang lain. a. Efektif Tidak diragukan lagi bahwa menanamkan aqidah dan moralitas kepada remaja dan pemuda adalah jauh lebih efektif daripada berdakwah kepada golongan tua yang telah sarat dengan kontaminasi kepentingan pragmatis dan ideologis. Usia muda adalah periode emas untuk belajar, menanamkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Sebuah pepatah Arab mengatakan “belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagaikan menulis di atas air”. Pengalaman gerakan dakwah di berbagai negara menunjukkan bukti yang sama. Di Indonesia, peluang dakwah dan proses tarbiyah yang efektif banyak berawal dari dakwah sekolah, baik di SLTA maupun SLTP. Penggerak dakwah kampus di berbagai perguruan tinggi besar seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan sebagainya sebagian besar berasal dari aktifis dakwah sekolah. b. Masif Disebut “masif” atau massal adalah karena jumlah populasi pelajar sangat banyak dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Populasi pelajar ini juga jauh melebihi populasi mahasiswa yang hanya berada di kota-kota besar. Dari 74 juta populasi pemuda Indonesia berusia 15 – 35 tahun di tahun 2000, 24,5% tamat SLTP, dan 23,02% tamat Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 30 SLTA. Bandingkan dengan 3,86 % yang berhasil menamatkan pendidikan sarjana muda dan sarjananya.16 Obyek dakwah yang massif tentu saja sangat vital. Bila pengaruh dakwah sedemikian besar kepada segmen pelajar, maka perbaikan moralitas dan fikroh masyarakat akan tumbuh secara massif pula. c. Strategis Disebut strategis karena dakwah sekolah dalam jangka panjang akan mensuplai SDM shalih di berbagai lapisan masyarakat sekaligus, baik buruh dan pekerja, wiraswastawan dan kaum profesional, serta calon pemimpin di masa depan. Mengingat perannya yang amat strategis ini, maka tidak heran lahan dakwah sekolah ini menjadi rebutan berbagai ideologi. Maka bayangkanlah apa yang terjadi apabila dakwah sekolah kita maju dan berkembang. Tatkala ia berhasil menumbuhsuburkan kader-kader muslim yang banyak dan berkualitas juga simpatisan-simpatisan dakwah yang massal. Mereka akan mengisi dan mewarnai lembaga-lembaga profesi di masa depan: perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah, birokrasi, perguruan tinggi, LSM, wiraswasta, dan tentu saja di masyarakatnya sendiri, baik sebagai pemimpin-pemimpin hingga level grass root (basis massa). Mereka akan menjadi agen-agen perubahan skala sistem; membersihkan seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dari kuman-kuman korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah akut. Mereka adalah darah baru yang akan membawa bangsa dan ummat Islam kepada zaman baru; era baru yang 16 Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2000 Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 31 lebih cemerlang, maju, adil, sejahtera dan –tentu sajaberakhlak. KERJA BESAR UNTUK PERUBAHAN BESAR Maka, tidak berlebihan kalau kita katakan dakwah sekolah memiliki pengaruh amat besar bagi perubahan besar di negeri ini. Ini adalah kerja besar yang harus didukung seluruh pihak, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Para pelajar aktifis Rohis tentu menjadi garda terdepan proyek besar ini. Alumni memberikan pembinaan, transfer pengalaman dan bahkan dana. Guru-guru memberikan suri tauladan dan dukungan. Kepala sekolah menggunakan otoritasnya mempermudah kegiatan-kegiatan keislaman. Orang tua siswa memberikan dorongan, bantuan dana dan fasilitas lainnya bila memungkinkan. Para ulama dan asatidz berbobot meluangkan waktunya untuk turut memberikan pengajaran dan bimbingannya yang dibutuhkan pelajar. Bahkan, pejabat pemerintah dan anggota legislatif di DPRD tingkat I, II maupun Pusat menggunakan otoritasnya untuk membuat program, produk perundang-undangan dan menganggarkan dana yang besar untuk pembinaan moral generasi muda. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 32 Gambar 1. Urgensi Dakwah Sekolah Tugas: 1. Sebutkan 3 kata kunci urgensi dakwah sekolah. 2. Apakah urgensi dakwah sekolah ini sudah tersosialisasi ke rekan-rekan anda sesama aktifis dakwah sekolah? 3. Apakah pelaksanaan dakwah di sekolah anda sudah mencerminkan urgensi besar di atas? apa parameternya? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 33 Empat TUJUAN DAN SASARAN “Kegagalan pertama suatu pekerjaan : Menetapkan tujuan.” Sekarang, marilah kita mulai dari tujuan. Sebagaimana lazimnya suatu kerja besar, maka dakwah sekolah juga memiliki tujuan yang menjadi muara pencapaian segenap program-programnya. Seringkali, program dakwah berjalan tanpa arah yang tegas, tidak fokus dan bahkan cenderung sporadis. Tetapi pemahaman yang jelas tentang tujuan, membuat kita kreatif dalam membuat program yang efektif, walaupun ditengah banyak keterbatasan dana, sarana dan sumber daya manusia. TUJUAN Tujuan dakwah sekolah dapat didefinisikan sebagai berikut: “Terwujudnya barisan remaja-pelajar yang mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran, mampu menghadapi tantangan masa depan dan menjadi batu bata yang baik dalam bangunan masyarakat Islami.” Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 34 Ada 5 kata penting dalam definisi di atas yang mencerminkan kriteria output dakwah sekolah, yakni: - “barisan”; menunjukkan (a) sejumlah banyak orang, (b) memiliki kesamaan visi dan idealisme, (c) soliditas yang tinggi. Artinya, dakwah sekolah harus menghasilkan output sejumlah besar pelajar yang memiliki visi & idealisme yang tinggi, dan siap menjadi arus baru perubahan. - “mendukung”; menunjukkan partisipasi pasif yang dapat diberikan bagi dakwah, baik dukungan dalam moral maupun material (simpatisan). - “mempelopori”; menunjukkan partisipasi aktif membela kebenaran (kader). - “mampu menghadapi tantangan masa depan ; adalah dasar-dasar kemampuan akademis, ketrampilan dan kemampuan profesi yang kompetitif di era globalisasi. - “batu bata yang baik” ; potensi dan kompetensinya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat luas. SASARAN DAKWAH SEKOLAH Sasaran dakwah sekolah merupakan perincian dari tujuan dakwah sekolah di atas, sebagai berikut: 1. Tumbuh Suburnya Kader Pembentukan kader aktifis dakwah sekolah (ADS) adalah target yang paling khas, sebagai sasaran pertama dakwah pada umumnya. Para kader ini adalah penggerak utama dakwah di sekolah. Merekalah yang akan merencanakan dan menjalankan program dakwah sekolah, Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 35 baik secara kolektif, terorganisir maupun secara individual (fardiyah). Demikianlah Rasulullah SAW membentuk kaderkader dakwah terlebih dahulu, sebagai generasi yang kelak menjadi pendukung utama dakwah beliau, menyebarkan dakwah dan meluaskan seruannya ke negeri-negeri. Maka Rasulullah SAW mulai berdakwah kepada istrinya Khadijah r.a, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Ja’far bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, hingga sekitar 60 sahabat generasi pertama berasal dari semua lapisan masyarakat Mekkah. Pola program yang sangat khas dalam pembentukan kader ini adalah dakwah khashshah, yakni program tarbiyah Islamiyah atau mentoring agama Islam, pengkaderan dan pengajaran Islam dalam jumlah yang lebih terbatas (limited group). Jumlah kelompok mentoring yang terbatas ini lebih mengefektifkan proses tarbiyah, pengawasan dan penglibatan yang spesifik. Demikianlah Rasulullah SAW mentarbiyah para sahabat di rumah Arqam bin Abil Arqam di Mekah yang banyak menekankan masalah aqidah dan pembangunan ruhiyah yang tinggi. 2. Tumbuh Suburnya Simpatisan Dakwah sekolah juga berorientasi pada terbentuknya simpatisan dan pendukung nilai-nilai kebenaran dalam jumlah yang banyak; dari kalangan siswa, guru, kepala sekolah, dsb. Merekalah yang akan menjadi pembela-pembela dakwah ketika ditekan dan dihalangi, dan pendukungpendukung utama program kebaikan. Dakwah menyentuh mereka dengan berbagai program dakwah ‘ammah/syi’ar yang lebih umum, terbuka dan massal, Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 36 mendorong mereka kepada keimanan, kebaikan dan keutamaan-keutamaan. Berbagai program dakwah ‘ammah yang khas adalah seperti tabligh, ceramah umum, pengajian guru, pengajian kelas, bulletin dakwah, majalah dinding, penyebaran majalah dan buku-buku Islam, kaset-kaset ceramah, bazaar buku, pameran, VCD Islami, dakwah fardiyah, perpustakaan, khutbah Jum’at, dll. Program lain yang tidak kalah penting adalah dakwah fardiyah dan pesona akhlak. Banyak tokoh-tokoh kafir Mekkah yang masuk Islam karena dakwah fardiyah dan pesona akhlak Rasulullah Saw. Simpatisan ini pun bisa terbentuk dari kalangan nonmuslim. Kisah yang paling fenomenal adalah pembelaan Abu Thalib terhadap dakwah keponakannya Muhammad Saw. Selama bertahun-tahun, Abu Thalib, yang juga tokoh yang sangat dihormati- menjadi pembela setia Nabi Muhammad Saw karena beliau tahu betul ketinggian akhlak dan kejujuran Muhammad Saw sejak kecil. Walaupun, ia sendiri tetap dalam kekafiran hingga wafatnya. Hingga suatu ketika, Abu Thalib semakin kewalahan menahan kecaman dan tekanan kaum kafir Quraisy untuk segera melepaskan jaminan perlindungannya dan menyerahkan Rosulullah Saw untuk dibunuh/diusir. Namun Rasulullah Saw meyakinkan, “Wahai Paman, demi Allah, seandainya mereka itu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku menghentikan urusan ini (dakwah), aku tidak akan berhenti sebelum Allah memenangkan agama-Nya atau aku binasa karenanya.” Contoh lain adalah kisah Abu Bakar ra yang diberi diberi perlindungan oleh Ibnu Daghnah –seorang pemuka kaum kafir yang lain-. Apa komentar Ibnu Daghnah ketika membela Abu Bakar ra padahal ia orang kafir? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 37 “Sesungguhnya orang seperti Abu Bakar tidak pantas kalian keluarkan dan tidak pantas pula kalian usir (dari Mekkah). Sesungguhnya kamu adalah orang yang suka mengusahakan yang tiada, menolong orang yang sengsara, menghormati tamu dan membela orang yang berdiri di atas kebenaran.” 3. Tumbuh Suburnya Potensi Kepemimpinan Dakwah sekolah juga menjadi ajang yang efektif untuk menumbuhkan bakat kepemimpinan sejak dini. Potensi kepemimpinan yang tumbuh dan berkembang sejak dini adalah berbanding lurus dengan kematangan pemahamannya tentang Islam dan tanggung jawab dakwah. Mulai dari berlatih pidato atau berbicara di depan umum (public speaking), menjadi pembawa acara, memimpin kegiatan dan organisasi, dsb. Di sinilah mereka belajar menjadi pemimpin yang memiliki leadership skill (keahlian memimpin) dan managerial skill (keahlian mengorganisasi). Dua kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Melalui berbagai sarana dan aktivitas dakwahnya, mereka menemukan wahana yang tepat untuk mengasah potensinya itu. Demikianlah masyarakat dakwah pada zaman Nabi Muhammad Saw. Dari masyarakat yang tidak terstruktur itu lahirlah pemimpin-pemimpin besar: pemimpin negara seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib; atau pemimpin militer seperti Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin Al Jarrah, Al Mutsanna bin Haritsah, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan lainnya. 3. Tumbuh Suburnya Kualitas Ilmiah dan Ketrampilan Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 38 Dakwah sekolah juga berkepentingan untuk memadukan antara imtak dan iptek, berilmu dan mengasah ketrampilan dengan bingkai akhlak yang Islami. Para pelajar didorong untuk giat belajar, memiliki berbagai ketrampilan yang diperlukan seperti kemampuan bahasa asing Inggris & bahasa Arab, komputer, keorganisasian, kepemimpinan, manajemen, dan berbagai ketrampilan lainnya. Dengan bekal-bekal ini mereka diharapkan memiliki dasar-dasar kemampuan berdaya saing global. Allah swt. berfirman, “Katakanlah (hai Muhammad), samakah kedudukan orang yang berpengetahuan dengan orang yang tidak berpengetahuan?” (QS. Az Zumar: 9). Sebagaimana sukses dakwah Nabi Saw yang telah mendorong berbagai potensi para sahabatnya. Dari masyarakat yang buta aksara, lahirlah pemikir dan ilmuwan besar seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab. Bahkan menurut catatan Ibnul Qayyim, jumlah ulama yang ditinggalkan oleh Rasulullah Saw saat wafatnya adalah berkisar antara 100 – 110 orang. Juga munculnya kelompok pengusaha ulung seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dll. Bahkan 9 dari 10 sahabat yang dijamin masuk syurga adalah pedagang. Muncul pula kelompok professional dalam berbagai bidang seperti hukum (Ali bin Abi Thalib dan Syuraih), administrasi (Abu Ubaidah), intelijen (Hudzaifah dan Al Abbas), bahasa (Zaid bin Tsabit), dll. 5. Terwujudnya Kebangkitan Islam Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 39 Sebagai hasil lebih lanjut dari tumbuh suburnya kader dan simpatisan dakwah di atas dari berbagai kalangan, maka otomatis suasana kebangkitan Islam akan terasa di sekolah. Berdesak-desakannya pelajar menonton konser musik artis-artis jahiliyah di stadion atau gelanggang remaja akan berubah dengan membanjiri konser-konser berbagai kelompok nasyid semisal Raihan. Berlomba-lombanya para pelajar putri mengenakan pakaian seragam yang ketat, rok pendek, yang menonjolkan auratnya, akan berganti dengan maraknya jilbab atau pakaian yang sopan. Ucapan salam bertebaran di mana-mana setiap kali bertemu dan berkenalan. Shalat dhuha menjadi aktifitas favorit penghuni sekolah di pagi hari pada saat istirahat pelajaran. Kegiatan hura-hura berganti menjadi kegiatan belajar kelompok dan kursus ketrampilan. Wisata pelajar lebih bernuansa tafakkur alam ketimbang ngelaba pacaran.. Sekolah menjadi bersih tidak ada sampah terbuang sembarangan. Para pelajar menjadi santun dan rajin belajar menyongsong masa depan. Tidak ada lagi perkelahian pelajar di jalanan. Siswa, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, satpam hingga petugas kantin menghormati dan melaksanakan akhlak dan prinsip-prinsip Islam dalam hidup keseharian, secara alami penuh kesadaran dan tanpa sedikitpun ada tekanan.. Sungguh indah hidup di bawah naungan AlQur’an..Subhanallah.. “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombongan-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (Az Zumar:73). Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 40 Tugas: 1. Apa tujuan dakwah sekolah? jelaskan! 2. Sebutkan sasaran dakwah sekolah secara singkat. 3. Sebutkan program-program dakwah sekolah yang relevan dengan sasaran-sasaran dakwah sekolah tersebut di atas. 4. Apakah kegiatan dakwah sekolah kamu saat ini sudah mencerminkan pencapaian sasaran-sasaran di atas? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 41 Lima RAMBU-RAMBU UMUM “Kiat tersesat di jalan : Abaikan rambu-rambu jalan.” Rambu-rambu umum adalah acuan umum yang harus ditaati agar tidak tersesat jalan. Suatu perjalanan panjang mutlak memerlukan rambu-rambu. Apalagi perjalanan itu terjal, berliku dan banyak tipuan-tipuan yang menyesatkan. 1. Sumber Referensi : Al Qur’an Dan Sunnah. Dakwah kita hanya bersumberkan Al Qur’an dan Sunnah yang suci. Allah Swt berfirman, “Dan inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah jalan ini. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain karena kalian akan tercerai berai dari jalan-Nya.Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al An’am : 153). Bahkan seorang Umar ra. pernah ditegur Rosulullah Saw ketika kedapatan sedang membaca lembaran Taurat, Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 42 seraya berkata, ”Seandainya Musa hidup di antara kalian sekarang ini niscara tidak boleh baginya kecuali mengikuti aku.” (HR. Abu Ya’la dari Hammad dari Sya’bi dari Jabir). Dengan demikian dakwah kita haruslah menyeru kepada Islam yang sempurna dan menyeluruh (kaffah) dengan sumbernya yang murni Al Qur’an dan As Sunnah. Hasan al Banna mengatakan: Islam adalah sistem menyeluruh yang mencakup seluruh segi kehidupan. Maka ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undangundang, ilmu pengetahuan dan hukum, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana juga ia adalah akidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih. “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya Setan itu musuh yang nyata bagimu.”(Al Baqarah: 108). Tips: Pastikan bahwa setiap aktifis dakwah sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang “Syumuliyatul Islam”. Perkuat pemahaman aqidah melalui bedah buku bertemakan “Syumuliyatul Islam” misalnya : Serial Al-Islam (Said Hawa), Petunjuk Jalan (Sayyid Qutub), Risalah Pergerakan (Hasan al Banna), hingga Fiqih Kontemporer (Dr. Yusuf Qardhawi). Dekatkan interaksi dengan Al-Qur’an dan Hadits. Bacalah Al-Qur’an setiap hari dan kajilah Al Hadits seperti Riyadhus Sholihin dan Arba’in. Buatlah kajian tafsir Al-Qur’an dan Hadits secara tematik dan populer. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 43 2. Siroh Rasulullah dan Sahabat Sebagai Rujukan Metode Dakwah Siroh Rasulullah saw. dan sahabatnya merupakan petunjuk abadi bagi manhaj (metode) dakwah yang asasi di berbagai kondisi dan zaman. Keberhasilan dakwah Rasulullah dan para sahabat bukanlah suatu kebetulan; melainkan penuh dengan rambu-rambu petunjuk Ilahi. “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan peraturan (syir’ah) dan jalan (manhaj) yang terang…” (AlMaidah:48). “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah) bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebut nama Allah.” (Al Ahzab:21) Berbagai peristiwa-peristiwa, keputusan-keputusan yang diambil, serta tahapan dakwah yang dilalui Rasulullah dan para sahabat menjadi catatan penting yang menyejarah, yang akan menjadi rujukan bagi pelaksanaan dakwah pada masa berikutnya. Pun dalam aktifitas dakwah sekolah. Prinsip-prinsip Umum Dakwah Sekolah dalam Bab ini sedikit banyak menggambarkan manhaj dakwah yang disesuaikan dengan medannya. Tips: Kajilah buku Siroh seperti Manhaj Haraki (Syaikh Munir Al-Ghadban) dan Sirah Nabawiyah (Said Ramadhan AlButhi). Temukan butir-butir ibroh yang luar biasa dalam setiap kejadian dakwah Rosulullah Saw. Adakanlah diskusi-diskusi terbatas membahas problematika dakwah sekolah dan pencarian solusinya dikaitkan dengan siroh nabawiyah. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 44 Asahlah kemampuan anda dalam memecahkan masalah dakwah dengan mengacu pada petunjuk siroh nabawiyah yang relevan. 3. Menekankan Pengkaderan & Pembinaan Aqidah Pengkaderan menjadi prioritas dalam dakwah sekolah karena mereka akan menjadi penggerak roda-roda kegiatan dakwah. Demikianlah Rosulullah Saw mengkader para sahabat-sahabatnya dalam tarbiyah Islamiyah yang kontinyu di markas pengkaderan yakni rumah Arqam bin Abil Arqam di ketinggian bukit Shafa untuk disiapkan menjadi pejuangpejuang risalah-Nya. Kader-kader yang dibina oleh Rasulullah adalah kader yang kuat, terbukti tidak ada satu pun yang murtad pada waktu terjadi tribulasi dan cobaan dakwah yang berat. Bahkan 10 sahabat yang dijamin Rosulullah masuk surga berasal dari kelompok ini. Proses tarbiyah yang dilakukan Rosululah Saw banyak menekankan pada pembinaan aqidah. Itulah mengapa ayatayat makkiyah –yang turun di Mekkah- berisikan ayat-ayat seputar masalah aqidah/keimanan: hakikat penciptaan manusia dan alam semesta, kematian dan kehidupan, surga dan neraka, dan sebagainya. Aqidah yang benar akan mampu memancarkan ibadah dan perilaku yang benar. Ketika aqidah telah sedemikian kuat menghujam dalam jiwa, maka perintah Allah seperti apa pun akan mudah dilaksanakan. Tips: Utamakanlah kelancaran dan efektifitas Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar program Thariq Yahya 45 kaderisasi, bagaimanapun sulitnya kondisi yang dihadapi. Periksalah kuantitas dan kualitas kader dakwah sekolah yang mengikuti halaqoh tarbiyah atau program mentoring, baik di kelas I, II dan III. Segera ambil tindakan yang diperlukan bila tidak berkembang sesuai yang diharapkan. Pantaulah para kader yang potensial dan berkualitas. Berikan perhatian dan tanggung jawab yang lebih besar. Lakukan regenerasi terus menerus dan pelatihanpelatihan murobbi atau tenaga mentor yang berkualitas dan bermotivasi tinggi. 4. Prioritas Objek Dakwah yang Tepat Proses perekrutan dan pengkaderan dalam dakwah sekolah memiliki prioritas pemilihan objek dakwah. Prioritas itu berurut: (a) objek dakwah yang paling siap menerima dan menyambut seruan dakwah, baru kemudian diberikan kepada (b) objek yang potensial bagi dakwah. Rasulullah saw. pernah ditegur dalam surat ‘Abasa, yaitu ketika beliau lebih memprioritaskan objek yang lebih potensial karena kedudukannya di mata manusia dibandingkan dengan seorang buta yang kurang potensial – Abdullah bin Umi Maktum- padahal ia lebih memiliki kesiapan penuh untuk menerima dakwah. Namun demikian, apa yang dilakukan Rasulullah saw. tersebut tidaklah bertentangan dengan pemilihan objek berdasarkan kedudukan strategisnya di masyarakat, selama mereka juga memiliki kesiapan penuh untuk menerima dakwah. Prioritas dakwah kepada objek yang memiliki Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 46 kedudukan strategis ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat perkembangan dakwah. Abu Bakar ra. -salah seorang sahabat yang pertama direkrut oleh Rasulullah saw. untuk masuk Islam- adalah orang yang sangat potensial dan berpengaruh di masyarakatnya waktu itu. Dilihat dari akhlaqnya, Abu Bakar adalah seorang lelaki yang dicintai dan disayangi karena ia akrab dengan kaumnya. Ia juga seorang Quraisy yang paling mengerti dan tahu tentang nasab (keturunan) suku Quraisy serta masalah kebaikan atau keburukan yang ada pada suku itu. Dari sisi pekerjaan dan status sosialnya pun ia dikenal sebagai seorang pedagang besar yang memiliki akhlaq mulia dan sering didatangi oleh tokoh-tokoh kaumnya untuk dimintai pendapat mengenai banyak hal. Rasulullah Saw juga pernah berdo’a dan sangat berharap agar salah satu dari pemimpin Quraisy masuk Islam dan menjadi pejuangnya: “Ya Allah! Kuatkanlah Islam dengan seseorang yang lebih engkau cintai dari dua lelaki ini: Abu Jahal (‘AmruIbn Hakam) atau Umar bin Khattab.” (HR. Ahmad bin Hanbal dan Tirmizi). Maka Allah mengabulkan Umar bin Khattab masuk Islam dan menjadi pejuang dakwah yang legendaris. Kecerdasan Rosulullah juga terlihat dari kecermatan mengambil dari setiap segmen kabilah yang ada di Mekkah. Pada fase awal dakwah, Rasulullah berhasil merekrut kurang lebih 60 orang kader inti yang berasal dari semua lapisan masyarakat pada saat itu: orang-orang merdeka, kaum budak, lelaki, wanita, pemuda, orang-orang tua. Bahkan hampir tidak ada keluarga di Makkah yang berasal dari segenap suku bangsa Quraisy, kecuali satu atau dua orang anggotanya yang ikut masuk Islam. Mereka berasal dari Banu Hasyim, Banu Umaiyah, Banu Makhzum, Banu Ta’im, Banu ‘Ady, Banu Zuhrah, Banu Sahm, Banu Jameh, Banu Asad, dll. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 47 Dengan demikian, perkembangan Islam menjadi sangat cepat dan menyeluruh, sehingga hampir tidak ada sudut-sudut kota Mekkah kecuali tersentuh oleh dakwah ini. Tips: Datalah orang-orang yang hanif dari kalangan yang potensial: para juara kelas, kepala sekolah, guru-guru, aktifis OSIS, ekstrakurikuler, dsb. Datalah orang-orang yang hanif untuk didakwahi dari setiap segmen dakwah sekolah: pelajar kelas 1, 2 dan 3, guru, karyawan sekolah, satpam hingga tukang jualan. Lakukan pendekatan fardiyah atau pun secara formal kepada mereka untuk mengikuti berbagai kegiatankegiatan keislaman dan menumbuhkan minat lebih lanjut. Berikanlah majalah-majalah Islam, kaset, buku bacaan, dsb. Segera lakukan pembinaan dan tarbiyah Islamiyah yang lebih rutin bagi yang memiliki minat dan semangat yang tinggi. Segera berdayakan kader-kader yang telah terbentuk dari setiap perwakilan segmen di atas untuk berdakwah di “kaum”nya masing-masing. Insya Allah perkembangan dakwah akan cepat menyebar dan menyeluruh di setiap lapisan sivitas sekolah. 5. Membina Kekuatan Ruhani Allah Swt berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, karena sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Baqoroh:153). Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 48 Kata sabar banyak diulang penyebutannya dalam Al Qur’an, karena Allah mengetahui betapa berat usaha yang diperlukan untuk tetap istiqomah dengan nilai-nilai Islam dan perjuangannya; di tengah berbagai kecenderungan dan godaan wanita, harta, jabatan bahkan tekanan, siksaan, pengusiran, pembunuhan dari musuh-musuh dakwah. Maka dalam ayat di atas, kata “sabar” digandengkan dengan “shalat”; karena shalat akan mensuplai kekuatan kesabaran yang tiada habis-habisnya untuk mewujudkan kemenangan. Manusia yang fana, lemah dan terbatas ini harus menyambungkan diri dengan kekuatan yang Maha Besar yang akan memberinya pertolongan di saat tuntutan perjuangan melampaui batas segenap kemampuannya. Disinilah tampak nilai shalat. Ia adalah hubungan langsung antara manusia yang fana dan Kekuatan yang abadi. Ia adalah pertemuan setetes air yang terputus dengan sumber yang tidak pernah kering. Ia adalah sentuhan lembut pada hati yang letih dan payah. Oleh karena itu, bila dalam keadaan berat, Rosulullah Saw bersabda, “Istirahatkanlah kami dengan shalat wahai Bilal.”(Shahih, HR. Abu Dawud, Ahmad, Al-Baghawi dan Thabrani.). Rosulullah Saw memperbanyak shalat apabila menghadapi perkara yang memberatkan, agar sering berjumpa Allah. Bahkan, shalat tahajjud pada awalnya diwajibkan selama setahun. Agar para kader-kader dakwah ketika itu betul-betul tertempa ruhaninya untuk mengemban risalah dakwah yang berat ini. Imam Ahmad meriwayatkan perkataan Aisyah ra., “Sesungguhnya Allah mewajibkan qiyamullail pada awal surat (Al Muzammil) ini. Kemudian Rasulullah saw. dan para sahabatnya melaksanakannya selama satu tahun sampai kaki-kaki mereka bengkak. Allah menahan penutup surat ini di langit selama dua Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 49 belas bulan kemudian Allah menurunkan keringanan di akhir surat ini sehingga qiyamullail menjadi sunat setelah diwajibkan.” Demikian pula dzikirullah adalah bekal asasi nabi Musa as dan saudaranya Harun as ketika harus berhadapan dengan simbol raja sang angkara murka nan lalim: Fir’aun. Karena senantiasa mengingat Allah akan menguatkan jiwa, menyirnakan kepengecutan dan menimbulkan keberanian menghadapi siapa pun dan apa pun rintangan yang menghadang. “Pergilah kamu (Musa) beserta saudaramu (Harun) dengan membawa Ayat-ayat-Ku dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku. Pergilah kamu berdua kepada Fir’au, sesungguhnya dia telah melampaui batas.” (Thaha:42,43). Para aktifis dakwah sekolah tentu saja harus mencontoh perilaku ini. Perhatian dengan masalah ruhani para aktifis harus menjadi prioritas program. Hal ini akan menjadi bekal yang hebat dalam menghadapi perjalanan panjang dakwah yang penuh rintangan. Juga jangan sampai kegiatan dakwah kita terjebak pada rutinitas kegiatan an sich, tanpa ruh. Karena bagaimana mungkin kita dapat mengajak manusia kepada Allah sementara kita sendiri jauh dari Allah. Selain itu, tarbiyah ruhiyah –terutama qiyam lail- akan menyehatkan ruhani kita dan menghindarkannya dari berbagai penyakit hati: riya’, ujub, dengki, takabur, dan sebagainya. Sebagaimana seseorang yang jarang berolah raga, maka fisiknya akan lemah dan mudah terserang penyakit, maka jiwa kita pun juga akan mudah terserang penyakit hati bila jarang “berolah raga” ruhani. “Olah raga” ruhani yang lainnya adalah puasa sunnah, shalat sunnah rawatib, shalat berjama’ah, dzikir rutin, dan sebagainya. Tips: Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 50 Berikan perhatian lebih kepada ibadah harian para aktifis meliputi : shalat jama’ah, tilawah Qur’an, shalat sunnah, dsb. Seorang yang memiliki ruhiyah baik akan tampak pada kualitas amal-amal tersebut. Adakanlah acara mabit (menginap) bersama secara berkala di masjid sekolah atau sekitarnya khususnya untuk para aktifis. Adakan program-program terkait keruhanian seperti: shalat tahajud, ceramah ruhani, dzikir, muhasabah, dsb. Biasakanlah sholat dhuha dikala istirahat pelajaran sekolah atau tilawah Al Qur’an disaat senggang. Jadikan Al-Qur’an perlengkapan wajib yang selalu dibawa kemanapun kita pergi. 6. Memiliki Keunggulan Kepemimpinan Akhlak, Akademis & Aktifis dakwah sekolah yang berakhlak, berprestasi belajar yang tinggi dan menonjol sifat kepemimpinannya adalah idaman kita semua. Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Sesama Siswa akan menaruh hormat, simpati dan akan menyambut baik seruan dakwah kita. Bahkan lebih jauh lagi, berilah kesan bahwa dakwah sekolah yang kita kembangkan akan memberi nilai tambah prestasi akademik yang meningkat bagi sekolah, selain meningkatnya moralitas pelajar. Sehingga mereka merindukan kehadiran dakwah kita, karena memberikan nilai tambah bagi sekolah. Tips: Kajilah ayat-ayat atau hadits-hadits tentang keutamaan Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 51 akhlak mulia. Pelajari pula secara khusus akhlak Rosulullah dalam hidup sehari-hari. Pastikan setiap aktifis dakwah berupaya untuk mencontoh akhlak beliau. Lakukan pemantauan terhadap kualitas akademis para aktifis. Berikan penghargaan bagi yang berprestasi tinggi, dan dorongan bagi yang kurang. Kaitkan dengan manajemen sumber daya manusia dalam organisasi dakwah, agar sedapat mungkin distribusi pekerjaan berjalan dengan baik dan merata. Pertahankan image bahwa aktifis dakwah sekolah adalah mereka yang berakhlak mulia, berprestasi tinggi dan layak memimpin. 7. Profesional & Kreatif Sesungguhnya Islam mewajibkan berbuat profesional (ihsan) dalam segala aktifitas. Apabila memotong hewan kurban saja harus ihsan apalagi dalam berdakwah. “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh dalam peperangan, maka lakukanlah dengan sebaik-baiknya; dan apabila kamu menyembelih kurban, lakukanlah dengan cara terbaik. Dan setiap kamu wajib menajamkan pisaunya dan biarkanlah hewan kurbanmu mati dengan mudah.” (Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmizi, ad-Darimi, Ibn Majah, dan an Nasa-i) Ihsan dalam dakwah adalah mencari segenap sarana dan program yang paling mungkin namun efektif mencapai tujuan, selama tidak bertentangan dengan kaidah syar’i. Ihsan juga berarti diperlukan berbagai sarana dan program yang kreatif, fleksibel, dan realistis dengan memperhatikan bahasa medan remaja dan sumber daya dakwah. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 52 Tips: Datalah sumber daya fisik, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang memungkinkan untuk digunakan untuk kegiatan dakwah: ruang kelas, masjid, peralatan olah raga, lapangan, sound system, LCD proyektor, OHP, karpet/tikar, dsb. Datalah sumber daya yang dimiliki oleh rekan-rekan pelajar yang simpati dengan dakwah: villa/rumah peristirahatan, mobil pribadi, laptop, komputer, printer, LCD proyektor, OHP, motor, dsb. Datalah potensi sumber daya manusia dari kalangan siswa maupun alumni untuk memberikan pelatihan atau kontribusi sesuai kapasitasnya. Berdayakan seluruh potensi-potensi tersebut diatas untuk berbagai program dakwah yang kreatif. 8. Bertahap dalam Dakwah Pentahapan adalah sunnah ilahiyah bagi dakwah pada umumnya. Pentahapan ini memudahkan untuk bergerak dan berguna dalam menentukan prioritas-prioritas program untuk mencapai hasil yang optimal. Kisah Abdul Malik –putra Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang sering disebut juga sebagai Khalifah Ar-Rasyid kelima dan sebagai Umar kedua- dapat dijadikan teladan. Suatu hari ia bertanya kepada ayahnya, “Wahai Ayahanda, mengapa engkau tidak melaksanakan urusan-urusanmu? Demi Allah, aku tidak peduli seandainya periuk-periuk itu merebusku dan merebusmu dalam kebenaran!” Abdul Malik menginginkan ayahnya menumpas pelaku kezaliman, kejahatan, kerusakan, dan penyelewengan secara drastis bukan secara pelan-pelan dengan resiko apa Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 53 pun. Dengan bijak ayahnya menjawab, “Jangan tergesa-gesa, wahai anakku. Sesungguhnya Allah mencela khamr dalam Al Qur’an melalui dua tahapan, dan baru pada tahap ketiga khamr itu diharamkan. Jika aku memaksakan kebenaran kepada manusia dengan sekaligus, aku khawatir mereka akan menolaknya sekaligus juga, sehingga hal ini menjadi fitnah.” Apabila kita melihat sekolah kita masih sangat jauh dari nilai-nilai Islam, maka tetaplah tenang dan jangan gusar apalagi sembrono dalam memilih metode dakwah yang kasar dan tidak persuasif. Mulailah berdakwah kepada orang-orang yang paling hanif, memiliki potensi keagamaan yang baik, dan itu selalu ada dalam komunitas yang paling kafir sekalipun, sebagaimana As Sabiqunal Awwalun –para sahabat yang pertama-tama masuk Islam- di tengah kaum kafir Quraisy di Makkah, atau istri dan para tukang sihir Fir’aun yang tetap dalam keimanannya. Bukalah selebar-lebarnya kemungkinan obyek dakwah itu baik dari kalangan siswa, guru, pegawai sekolah bahkan kepala sekolah. Pembahasan lebih lengkap dapat dilihat pada Bab Tahapan, Parameter dan Strategi Dakwah Sekolah pada buku ini. Tips: Biasakan melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dalam memetakan perkembangan dakwah sekolah. Ambillah kebijakan yang tepat sesuai kemampuan dan tahapan. Sabar dan jangan tergesa-gesa untuk mendapatkan hasil tanpa perhitungan yang matang. Jangan takut untuk mundur kebelakang untuk melakukan Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 54 rekonsolidasi. Barangkali, fondasi dakwah yang selama ini dibangun harus dikonstruksi ulang agar bangunannya dapat menjadi kokoh. 9. Ajakan yang Simpatik, Lemah Lembut dan Memudahkan Berdakwah harus dilakukan dengan cara yang simpatik, lemah lembut dan memudahkan. Ajakan yang simpatik memunculkan citra yang positif. Aktifis dakwah tidak akan berhasil menyentuh hati objek dakwahnya jika ia selalu mengesankan sosoknya yang eksklusif, keras dan sulit bergaul dengan berbagai kalangan. Ia juga harus tampil rapi, bersih, ramah, bergaul secara wajar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Dakwah juga harus dilakukan dengan meringankan dan tidak memberatkan, memudahkan dan tidak mempersulit, memberi kabar gembira dan tidak menakutnakuti. Rasulullah saw. bersabda, “Permudahlah dan janganlah kamu sekalian mempersulit. Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat mereka menjadi lari.” (Muttafaq ‘Alaih) Mempermudah dan tidak mempersulit bukan berarti tidak memiliki target. Begitu juga menggembirakan dalam mensikapi objek dakwah. Rambu-rambu ini digunakan untuk memberi semangat kepada objek dakwah karena mereka gembira dengan Islamnya. Rasa gembira ini akan lebih memacunya menjadi lebih baik. Memberikan beban dengan penciptaan suasana yang tegang dan menakutkan hanya akan membuat objek dakwah lari. Oleh karena itu, sikap lemah lembut kepada objek dakwah wajib dimiliki setiap aktifis dakwah, selain juga Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 55 memperhatikan tahapan penerimaan objek dakwah tersebut sesuai dengan marhalahnya. Tanpa bekal ini seorang aktifis dakwah akan lebih sering memvonis objek dakwahnya sebagai orang yang tidak pernah memiliki kemajuan bahkan sesat. “Maka rahmat Allahlah yang telah menyebabkan kamu berlemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu..” (Ali Imran:159). “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari keturunanmu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang mukmin.” (At Taubah : 128). “Sesungguhnya agama itu mudah, dan seseorang tidak akan memberatkan diri karena agama kecuali ia akan dikalahkannya. Maka luruskanlah, saling mendekatlah, gembirakanlah dan gunakanlah pagi dan sore hari, serta sesaat pada akhir malam (sebelum fajar).” (HR Bukhari dan Nasa’i). Tips: Resapilah motto “kami adalah da’i bukan pemvonis.” Tugas kita adalah mengajak kepada kebaikan, bukan mencari-cari kesalahan. Pelajarilah Fiqih Dakwah dari berbagai sumber. Hindari sikap ujub dan sombong. Boleh jadi yang kita dakwahi memiliki banyak kelebihan lain dibandingkan kita. Bersikaplah simpatik, bersih dan sopan. Jangan bersikap ekslusif apalagi arogan. Perbanyaklah kawan dan dekati mereka secara perlahan. Ajaklah pada tema-tema yang paling mudah mereka terima. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 56 Sabar melihat kemajuan dakwah walaupun amat sedikit. 10. Regenerasi yang Mapan Masalah regenerasi pengelola dakwah sekolah harus mendapat penekanan yang sangat kuat, baik di kalangan aktifis dakwah siswa maupun aktifis dakwah alumni mengingat usia pengelolaan dakwah sekolah yang relatif terbatas. Regenerasi dalam sebuah aktifitas dakwah adalah satu hal yang niscaya, sebagaimana Rasulullah saw. dan para sahabat telah meninggalkan warisan dakwah ini kepada kita bahkan kepada para pewarisnya di masa mendatang. Regenerasi dakwah juga memperhatikan kualitas generasi yang ditinggalkan. Latihan dan pengawasan serta pembebanan secara bertahap dari generasi lama kepada generasi baru termasuk salah satu cara menjaga kualitas generasi itu. Dengan cara ini kesinambungan pewarisan visi dan misi dakwah serta kesinambungan langkah dan tahapan dakwahnya dapat terkomunikasikan dengan baik. Kesalahan dan kekeliruan dalam proses regenerasi adalah satu hal yang wajar. Yang salah dalam proses ini adalah kesalahan dan kekeliruan yang tidak terevaluasi sehingga ia tidak memiliki peluang menjadi lebih baik. Dalam regenerasi ini juga, generasi lama harus memberikan kesempatan kepada generasi yang dikadernya untuk berkreasi dalam pengemasan program dan strateginya. Generasi lama harus menyadari bahwa setiap generasi akan menemui pengalaman dan pelajaran baru di zaman yang dihadapinya yang berbeda dengan zaman pendahulunya. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 57 Tips: Buatlah aturan main regenerasi dakwah sekolah yang disepakati dan diperjuangkan bersama-sama. Misalnya, kelas I & II adalah pengurus formal dakwah sekolah, kelas III adalah penasehat dan mentor, mahasiswa tingkat 1 atau 2 adalah pelaksana atau penanggung jawab di tingkat alumni. Lakukan koordinasi dan kesepakatan bersama dengan pengelola dakwah kampus, terutama di kampus-kampus yang paling banyak menjadi tujuan kuliah ADS-nya. Misalnya, pengaturan tanggung jawab antara beban dakwah sekolah dan kampus. Berikan pelatihan dakwah sekolah secara integral, termasuk urgensi dan konsepsinya sejak mereka menjadi siswa kelas 1, 2 atau kelas 3. Dengan demikian, mereka telah memiliki emosional dan visi yang kuat dalam mengembangkan dakwah sekolah. Percepat kematangan kaderisasi di level siswa, sehingga di kelas 2 atau kelas 3 fikroh dan militansi mereka telah terbentuk sedemikian rupa sehingga dapat berdakwah secara mandiri dan penuh inisiatif. 11. Mengkader Guru Guru juga harus mendapat prioritas juga dalam pengkaderannya karena mereka selanjutnya akan menjadi aktifis dakwah sekolah yang permanen, tinggal selama belasan hingga puluhan tahun di sekolah yang sama. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 58 Tips: Datalah guru-guru yang hanif dan potensial menerima dakwah. Lakukan pendekatan secara fardiyah dan persuasif. Buatlah program pengajian guru secara berkala. Undanglah penceramah dari luar sekolah yang berkualitas baik dan dapat diterima oleh mereka. Pilihlah diantara guru yang sangat potensial untuk dikader lebih lanjut. Dekati secara intensif dengan bersilaturahmi, memberikan majalah dan bacaan Islami, dan ajaklah mengikuti kajian-kajian Islam yang lebih intensif. Libatkan dalam perencanaan dakwah di sekolah. Selalu libatkan guru-guru agama Islam dan pembina kerohanian Islam dalam merencanakan kegiatan dakwah sekolah. 12. Mengaktifkan Syuro yang Sehat Aktifis dakwah sekolah harus senantiasa mengaktifkan syuro (musyawarah) yang dibangun berlandaskan akhlaq, profesionalisme, dan ukhuwah islamiyah. Syuro menjadi sarana untuk melakukan koordinasi dakwah. Sebuah gerakan perubahan hanya akan terbangun dengan adanya koordinasi yang rapi. Setiap aktifis dakwah harus memiliki kepemilikan atas syuro itu sehingga mereka memiliki tanggung jawab atas berdirinya syuro. Selain itu, setiap aktifis dakwah pun harus memiliki komitmen terhadap hasil syuro itu dengan melaksanakannya sesuai kesepakatan bersama. Dalam tingkat lokal sekolah, syuro harus terbentuk. Anggota syuro ini bisa melibatkan para aktifis dakwah Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 59 sekolah yang dianggap mampu menganalisa gerak di lapangan dan intens mengikuti perkembangan dakwah di sekolahnya. Syuro juga harus terbangun di tingkat yang lebih luas sebagai sebuah forum koordinasi antaraktifis dakwah sekolah. Dengan forum ini diharapkan permasalahanpermasalahan dalam aktifitas dakwah sekolah dapat diantisipasi bersama, begitu juga dengan pengembangan potensi masing-masing sekolah. Allah swt. berfirman, “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka.” (QS. Asy Syuura 18) Tips: Biasakan membuat struktur majlis syuro’ dalam organisasi dakwah sekolah dan Rohis. Biasakan melakukan syuro’ dalam setiap level organisasi dan menghormati keputusannya. TUGAS: 1. Sebutkan prinsip-prinsip umum dakwah sekolah. 2. Apakah Rohis kamu memiliki mekanisme Syuro? Bagaimana mekanismenya? 3. Datalah guru yang menjadi aktifis atau simpatisan dakwah di sekolah kamu. Ajaklah mereka untuk terlibat aktif dalam dakwah sekolah. 4. Bagaimanakah cara kamu mengatasi persoalan regenerasi pengurus Rohis maupun calon mentor/murobbi? 5. Bagaimana cara kamu mengatasi kesan ekslusif dari Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 6. 7. 8. 9. lingkungan sekolah? Apakah para aktifis Rohis di sekolah kamu banyak yang menjadi prestasi akademis 10 besar di kelas? Apakah Rohis memiliki kegiatan ruhiyah bersama? Sebutkan segmen di sekolah kamu yang telah memiliki aktifis atau simpatisan dakwah. (Misal: perwakilan kelas, OSIS, guru, kepsek, pegawai, dll). Diskusikan apa strategi yang harus dilakukan agar seluruh segmen sekolah subur dengan para aktifis dan simpatisan dakwah. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar 60 Thariq Yahya 61 Enam OBJEK DAKWAH SEKOLAH (ODS) “Prinsip penting pemasaran : definisikan segmen pasar.” Obyek Dakwah Sekolah (ODS) adalah para obyek dakwah yang terdapat di lingkungan sekolah dan sekitarnya baik yang beragama Islam maupun non Islam, seperti: para siswa, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, orang tua dan wali siswa, serta sesama pelajar di lingkungan sekitar sekolah. Berikut ini adalah jenis-jenis ODS: 1. Siswa/Pelajar Siswa merupakan objek dakwah sekolah yang utama. Oleh karena itu, ruang gerak dakwah sekolah lebih ditekankan pada proses pembinaan siswa ini. Sebagai obyek dakwah sekolah yang utama, pendekatan terhadap siswa pun harus menjadi prioritas. Pengenalan terhadap medan dakwah yang berlabel siswa ini Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 62 menentukan keberhasilan pendekatannya. Secara umum, ada beberapa kiat pendekatan yang dapat dilakukan: Tips: Biasakan membuat peta/daftar nama para obyek dakwah sekolah dengan menggunakan lingkar-lingkar kedekatan kepada dakwah. Misalnya lingkar pertama adalah kelompok siswa yang paling mudah menerima dakwah, potensi hanifiyah yang tinggi, bersemangat, berinisiatif, dsb. Lingkar kedua juga mudah menerima dakwah, namun cenderung pasif dan ada potensi terpengaruh nilai lain. Datalah secara detail dari seluruh kelas I, II & III bahkan guru dan pegawai sekolah tanpa terkecuali. Kemudian arahkan segenap program dakwah sekolah dengan prioritas dan perlakuan dakwah yang berbeda untuk setiap lapisan tersebut. Usahakan merekrut para pelajar yang merupakan perwakilan menyeluruh setiap segmen masyarakat pelajar: segmen pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), segmen pengurus dan anggota ekstra kurikuler seperti Olah Raga, Fotografi, Pecinta Alam, Bela Diri, Pramuka, Palang Merah/Kepanduan, Kesenian, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), perwakilan setiap kelas I, II dan III. Dengan demikian, obyek dakwah tersebut akan menjadi agen/pelaku dakwah pada segmen masingmasing yang akan membuat proses perubahan semakin cepat dan menyeluruh. Gunakan dakwah fardiyah yang efektif dengan pesona akhlak dan panutan secara akademis. 2. Guru Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 63 Guru memiliki peran besar dalam dakwah ini. Guru memiliki posisi sebagai pemimpin dalam aktivitas belajar mengajar. Ia adalah orang yang mendidik, mengajar, dan membimbing para siswanya karena ialah yang menguasai ilmu itu. Kedudukan guru dalam hal ini akan menjadikannya sebagai sosok yang memiliki nilai tambah di mata siswa, apalagi jika ia memiliki kelebihan-kelebihan dan teladan yang baik. Dengan demikian, arahan dari guru akan banyak didengar oleh siswa. Guru juga berpeluang menjadi Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) Permanen, artinya bila ia terdakwahi dan menjadi kader dakwah, maka ia akan menjadi penggerak dakwah sekolah yang permanen; dimana ia tetap mengajar di sekolah selama belasan atau puluhan tahun. Hal ini sangat berbeda dengan siswa, dimana ia memiliki keterbatasan waktu kontribusi dakwah kepada sekolah karena ia akan menjadi alumni, kuliah, bekerja dan seterusnya. Tips: Jadikanlah Guru sebagai penasehat sekaligus sahabat kita. Hargai pendapat dan perasaannya. Undanglah mereka mereka dalam berbagai kegiatan dakwah kita. Silaturahmi dalam berbagai kesempatan, baik di sekolah maupun di rumahnya. Berikanlah hadiah pada saat-saat tertentu sebatas kemampuan kita. 3. Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah pemimpin dan penanggung jawab utama sekolah, pengatur hubungan internal sekolah Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 64 serta antara sekolah dengan pihak lain atau luar sekolah. Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kebijakan sekolah. Kepala sekolah sangat berpengaruh bagi keseluruhan aktivitas dan budaya suatu sekolah. Dukungan dan respon positifnya menjadi kekuatan yang melicinkan program-program dakwah di sekolah. Tips: Upayakan bersilaturahmi ke kepala sekolah baik di rumah maupun di sekolah sehingga hubungan yang terbangun tidak semata-mata formal, bagaikan seorang anak kepada ayahnya dan seorang murid kepada gurunya. Bawalah hadiah berupa buah-buahan atau apa saja yang halal yang menunjukkan perhatian kita kepadanya. Mulailah pembicaraan dengan tema-tema yang paling diterima seperti kenakalan teman-teman pelajar di sekolah, prestasi akademik, dan upaya-upaya kita untuk turut membantu menyelesaikan problematika sekolah dengan jaringan alumni atau LSM dakwah sekolah yang kita miliki. Selanjutnya bicarakan problematika dakwah dan peluangpeluang yang dimiliki kepala sekolah untuk membantunya. Berilah kesan yang baik tanpa menggurui dan memaksakan kehendak. Undanglah selalu dalam berbagai kegiatan dakwah kita yang resmi dan cukup besar, seperti perayaan hari besar Islam (PHBI), Pesantren Kilat Ramadhan, Wisata Islam sebagai pembuka dan/ penutup acara. Berilah kesan bahwa dakwah sekolah memberikan nilai tambah yang integral: meningkatnya moralitas sekaligus prestasi belajar sekolah. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 65 4. Pegawai Sekolah Pegawai sekolah adalah pegawai penunjang aktifitas sekolah antara lain pegawai tata usaha, koperasi, satpam, petugas kebersihan, petugas perlengkapan, dan sebagainya. Di antara para pegawai sekolah ini terlibat dalam urusan sarana sekolah yang juga menjadi bagian dari keberhasilan dakwah sekolah. Sarana sekolah dengan berbagai kelengkapan fasilitasnya ini akan menjadi penunjang pelaksanaan program dakwah sekolah ini: masjid atau mushola yang memadai menjadi tempat yang nyaman untuk aktitas dakwah, kelengkapan sound system, karpet atau tikar, auditorium atau aula, halaman yang nyaman, dan sebagainya. Selain sebagai bagian dari objek dakwah, mereka juga akan menjadi mitra yang mendukung kegiatan dakwah sekolah dengan baik. Tips: Berilah senyum dan sapaan kepada mereka setiap kali berjumpa; barangkali hal itu mulai langka mereka dapatkan. Rosulullah bersabda, “Jangan remehkan yang ma’ruf meskipun kamu menjumpai saudaramu dengan wajah yang ceria.” Libatkanlah mereka juga dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan kita: sebagai penjaga keamanan, petugas kebersihan bahkan – bila layak- sumber catering. Buatlah anggaran keuangan tersendiri buat mereka. Ajaklah mereka dalam kegiatan-kegiatan kita sebagai peserta. Kesankan bahwa dakwah kita membawa keberkahan juga bagi mereka; lahir dan batin. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 66 5. Orang Tua dan Wali Siswa Orang tua atau wali siswa pun menjadi bagian dari objek dakwah sekolah. Orang tua dan wali siswa adalah orang terdekat kita yang juga harus tersentuh dakwah. Allah Swt berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api nereka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim:6). Aktivitas dakwah sekolah memiliki kepentingan dalam menggarap mereka, yaitu agar memperoleh dukungan sekaligus membantu mengontrol anak-anak mereka yang menjadi objek dakwah. Pengelolaan dakwah sekolah kepada orang tua atau wali siswa seringkali mengalami kendala, terutama komunikasi yang masih sulit ditempuh. Tips: Dakwah fardiyah (pendekatan personal) melalui silaturahmi, terutama oleh para alumni atau mentor pengajian anaknya di sekolah. Model lain adalah dengan turut mengundang mereka dalam beberapa kegiatan dakwah yang memungkinkan. Misalnya: acara penutupan Pesantren Kilat Ramadhan. Model lain adalah dengan memberikan kartu ucapan terima kasih dan sekedar kado hadiah berupa buku-buku ringan atau majalah-majalah Islam atau kaset bagi para orang tua yang telah memberikan kontribusi sarana dan prasarana bagi dakwah. Misalnya: donatur dana, tempat/villa, kendaraan, dan lain-lain. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 67 KISAH: “PARA ORANG TUA PUN MENANGIS.” Di Lampung, suatu lembaga pernah mengadakan pesantren kilat untuk remaja-pelajar. Pada saat penutupan, dengan berbagai cara, orang tua/wali siswa turut diundang. Satu per satu mereka ditelpon panitia dan ‘dibujuk’ untuk datang dan menjemput anaknya. “Bagaimanakah perasaan putra ibu kalau melihat teman-temannya dijemput oleh orang tuanya, sedangkan dia tidak karena orangtuanya sibuk?” begitu kira-kira ‘rayuan maut’ para panitia. Pada acara tersebut, -selain laporan kegiatan dan penutupanmereka juga mengadakan sessi ceramah umum dan nasyid. Pada saat grup nasyid menyenandungkan nasyid “Ibu”, spontan para siswa dan orang tuanya menangis terharu bersamaan. Subhanallah. Dijamin, para orang tua pasti akan mendukung apapun kegiatan dakwah kita! 6. Sesama Pelajar di Lingkungan Sekitar Pelajar di lingkungan sekolah adalah para pelajar dari sekolah lain yang berlokasi di sekitar sekolah dan sering berinteraksi dalam berbagai kesempatan dan kegiatan. Kehadiran mereka dalam aktivitas dakwah sekolah tidak bisa dipungkiri karena mereka pun menjadi bagian dari pergaulan para objek dakwah yang dapat memberikan pengaruh meskipun interaksi hanya dilakukan di luar sekolah. Fenomena merebaknya gank yang sering terlibat dalam tawuran di kalangan pelajar menjadi bukti adanya pengaruh Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 68 itu. Oleh karena itu, keberhasilan dakwah sekolah pun sangat ditunjang oleh lingkungan yang kondusif sebagai tempat hidup yang nyaman bagi objek dakwah siswa tersebut. Motivasi membangun lingkungan itu dapat diberikan kepada siswa sehingga mereka memiliki kemauan untuk mengubah iklim yang tidak potensial untuk pembinaan menjadi iklim yang baik itu. Tips: Bangun komunikasi antarsiswa antarsekolah dengan kegiatankegiatan yang bermanfaat dan positif. Membentuk sebuah forum silaturahmi atau forum bersama yang lain pun menjadi alternatif aktivitas dakwah sekolah ini. Bahkan kalau memungkinkan, kita menggarap sekolah-sekolah sekitar dengan cara mengundang perwakilan sekolah-sekolah tersebut dalam kegiatan-kegiatan dakwah di sekolah kita. TUGAS: 1. Sebutkan obyek-obyek dakwah sekolah (ODS)! 2. Sebutkan program-program dakwah sekolah kamu untuk setiap jenis ODS di atas? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 69 Tujuh AKTIFIS DAKWAH SEKOLAH (ADS) Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) adalah mereka dari kalangan siswa, guru, alumni, non alumni, maupun siapa saja yang memberikan kontribusinya secara langsung bagi kebaikan dan kelangsungan dakwah di suatu sekolah. SISWA Siswa adalah pelaku utama dakwah sekolah. Mereka memiliki posisi yang sangat strategis karena kedekatan mereka dengan totalitas objek dan medan dakwah di sekolah. Secara kuantitas interaksi, siswa juga memiliki peluang yang lebih besar karena ia tidak dibatasi oleh waktu. Setiap saat mereka ada di dalam lingkungan sekolah. Secara struktural, siswa pun memiliki peluang yang lebih besar karena mereka berada dalam koordinasi sekolah yang langsung berhubungan dengan sekolah. Yang bisa dilakukan: Aktif sebagai pengurus Rohis/masjid sekolah. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 70 Aktif di kegiatan OSIS atau ekstra kurikuler. Interaksi lebih luas. Pengembangan potensi diri. Dakwah fardiyah. Membangun pesona akhlak dan keunggulan akademis. ALUMNI Alumni sebagai pelaku da’wah pelajar memiliki kelebihan yang khas terhadap medan dakwahnya: kedekatan dengan siswa, guru, dan birokrasi sekolah, pegawai, satpam, petugas kantin, dan sebagainya. Kehadiran alumni ke sekolahnya kembali menjadi penghargaan sendiri bagi pihak sekolah, apalagi jika alumni mampu menunjukkan kesungguhannya dalam membangun almamaternya kembali, baik dengan masukan-masukan yang menunjang kualitas sekolah, peran aktif dalam menjalankan proses pendidikannya –dalam mentoring pelajaran agama dan bantuan tambahan pelajaran secara informal dalam bentuk kelompok belajar-, sampai bantuan fisik material. Kepercayaan yang diberikan sekolah terhadap alumni menjadi pintu pembuka aktivitas dakwah sekolah. Yang bisa dilakukan: Bersilaturahmi ke sekolah. Mempererat hubungan dan membuka akses baru. Bersilaturahmi kepada guru-guru yang kenal dekat. Lakukan dakwah fardiyah. Berikan kontribusi kepada organisasi almamaternya: Rohis, OSIS, ekstra kurikuler, dst. Kontribusi yang diberikan mencakup ketrampilan, transfer pengalaman dan tentu saja transfer nilainilai Islam. Sering-sering cerita kesuksesan mantan aktifis dakwah sekolah Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 71 yang sudah jadi “orang”. Berikan kesan kepada pihak sekolah, bahwa mereka adalah orang-orang yang membawa nama harum almamaternya. Menjadi tenaga murobbi atau mentor. Menjadi khatib jum’at. Membantu dana (donatur), tenaga dan sarana-prasarana. Membentuk wadah alumni yang lebih formal. GURU Guru memiliki peran yang yang khas dan penting karena kedudukan dan peranannya yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Guru memiliki kemampuan dan peluang yang lebih tinggi dalam berdakwah kepada guru dan birokrasi sekolah yang merupakan medan dakwah struktural dalam dakwah sekolah. Kepada siswa pun guru memiliki posisi yang lebih memungkinkan untuk diterima secara dekat karena secara kuantitatif mereka sering berinteraksi dan posisi memberikan kepercayaan dan penghormatan tersendiri bagi guru. Yang bisa dilakukan: Memberikan contoh akhlak yang baik. Profesional dalam mengajar. Menyelipkan muatan-muatan dakwah dalam setiap celah pengajaran. Menjadi murobbi atau mentor. Membantu dana (donatur), tenaga dan sarana-prasarana. Menjadi pembina Rohis. Menjadi khatib jum’at. Melakukan dakwah fardiyah kepada sesama guru maupun siswa. Mendorong dukungan struktural sekolah kepada kegiatankegiatan dakwah. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 72 KEPALA SEKOLAH Kepala sekolah adalah “raja kecil” pemegang otoritas berbagai kegiatan sekolah. Perannya amat strategis dan dapat menjadi penentu kelancaran dakwah sekolah. Yang bisa dilakukan: Memberikan contoh akhlak yang baik. Profesional dalam bertugas. Membantu dana (donatur), tenaga dan sarana-prasarana. Menjadi khatib jum’at. Melakukan dakwah fardiyah kepada sesama guru maupun siswa. Memastikan dukungan struktural sekolah kepada kegiatankegiatan dakwah. PEMBINA (MUROBBI) Pembina (murobbi) dalam dakwah sekolah ini adalah aktifis dakwah dari kalangan alumni dan non-alumni yang memiliki peran secara khusus untuk mentarbiyah atau membina objek dakwah sekolah dalam dakwah khashshah (khusus). Yang bisa dilakukan: Melakukan pengkaderan melalui program mentoring atau halaqoh tarbiyah. Memiliki persyaratan sebagai seorang Murobbi. Memahami secara utuh manhaj tarbiyah yang ada. Memelihara kualitas ruhiyah dan pengembangan fikriyah. Mengembangkan hubungan interpersonal dengan obyek dakwahnya di luar forum tarbiyah. Melakukan dakwah fardiyah dan silaturahmi ke rumahrumah obyek dakwahnya. Mengikuti perkembangan dunia pelajar dan remaja pada Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 73 umumnya. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam dakwah sekolah merupakan lembaga yang sangat strategis dan memiliki 2 peran sekaligus secara massif: 1. Pengembangan dakwah ‘ammah; menggarap berbagai program pelayanan beasiswa, bimbingan anti narkoba, pelatihan skill, perkemahan pelajar, olah raga, dll. 2. Pengembangan dakwah khashshah; menggarap program mentoring pelajar. LSM memiliki peran massif karena medan dakwahnya mengcover beberapa sekolah sekaligus di bawah suatu wilayah kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan nasional. Yang bisa dilakukan: Buatlah LSM dakwah sekolah di kota kamu atau dengan menggunakan lembaga yang sudah ada. Lakukan studi banding dengan LSM lain yang sudah besar dan minta bahan-bahan yang diperlukan. Kreatif mencari sumber dana dari donatur perorangan, perusahaan, hingga lembaga pemerintahan. Tumbuhlah secara bertahap. Tangani sekitar 2 – 3 sekolah pada tahun pertama, buat prestasi yang dapat dinilai oleh masyarakat. Melakukan public expose dengan mengadakan berbagai event pelajar: pesantren remaja, perkemahan pelajar, lomba nasyid, seminar narkoba, dll. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 74 Studi Kasus: Iqro Club Jakarta Iqro’ Club didirikan di Jakarta pada tanggal 19 Desember 1999 di Jakarta oleh sekelompok aktifis mahasiswa dan professional yang concern dengan pembinaan para pelajar. Lembaga ini merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang penggarapan mentoring agama Islam bagi pelajar-pelajar SLTA. Di usianya yang sangat belia ini, Iqro’ Club per tanggal 16 Juli 2001 telah menandatangani kesepakatan dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Agama Islam SMK DKI Jakarta, Kanwil Depdiknas DKI Jakarta dan Kanwil Departemen Agama untuk menggarap lebih dari 500 SMK seluruh DKI Jakarta secara bertahap. Untuk tahap pertama saat ini telah berhasil menggarap 62 sekolah atau sekitar 10.000 pelajar se-DKI Jakarta dalam program mentoring yang diadakan secara serentak dalam tahun ajaran 2001-2002 kemarin. Selain kegiatan rutin berupa mentoring di atas, Iqra Club juga mengadakan berbagai program syiar berskala besar seperti Pesantren Kilat Pelajar se-DKI Jakarta, Silaturahmi Akbar Pelajar, Pelatihan dan kegiatan lainnya yang diikuti oleh ribuan pelajar. Program syi’ar terbesar adalah “Syiar Dakwah Sekolah Nasional dan Konser Nasyid Serumpun Indonesia – Malaysia” yang diadakan pada bulan Agustus 2002 di Istora Senayan, Jakarta. Acara ini dihadiri sekitar 15 ribu pelajar se-DKI Jakarta dan sekitarnya. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 75 Rencana ke depan Iqra Club berusaha mewujudkan suatu pusat kegiatan pelajar muslim Jakarta yakni Iqra Club Student Center dimana terdapat pusat kajian, perpustakaan, masjid, pelatihan, dan berbagai kegiatan pembinaan pelajar. ORMAS PELAJAR Ormas Pelajar adalah wahana untuk : 1. Advokasi problematika pelajar seperti: isu narkoba, pornografi, tarif angkutan pelajar, dsb. 2. Silaturahmi dan koordinasi antar aktifis dan simpatisan dari sekolah yang berbeda. 3. Media aktualisasi diri dan saluran aspirasi. 4. Media pendidikan sosial politik sejak dini. 5. Media pengembangan potensi kepemimpinan dan organisasi. Yang bisa dilakukan: Pelopori pembentukan ormas pelajar di kota kamu. Hubungi para ketua Rohis dari berbagai sekolah untuk koordinasi dan sosialisasi. Lakukan studi banding dengan ormas pelajar di kota lain yang sudah besar dan minta bahan-bahan yang diperlukan. Kreatif mencari sumber dana dari donatur perorangan, perusahaan, hingga lembaga pemerintahan. Melakukan pelatihan manajemen aksi dan advokasi. Dekati berbagai media massa untuk meliput berbagai aksi Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 76 dan advokasi pelajar. BIMBINGAN BELAJAR Para pengelola atau pengajar bimbingan belajar adalah pelaku dakwah yang juga strategis. Mereka berhubungan dengan intensif dengan para pelajar dari berbagai sekolah. Dakwah yang mereka lakukan, dapat memberikan warna bagi dakwah di berbagai sekolah sekaligus! Yang bisa dilakukan: Profesional dalam proses belajar-mengajar dan kualitas pelayanan bagi pelajar. Bimbel yang berkualitas akan menjadi daya tarik besar bagi para pelajar. Selipkan berbagai program dakwah yang memungkinkan. Mulai dari membuka kios penjualan majalah-majalah, bukubuku dan kaset-kaset yang Islami, ticket box pertunjukan nasyid, hingga pengajian kelas. Melakukan dakwah fardiyah. PEMILIK SWASTA ATAU PENGURUS YAYASAN SEKOLAH Aktifis dakwah sekolah ini adalah pemilik atau pengurus yayasan sekolah swasta tingkat SLTP dan SLTA baik sekolah Islam maupun sekolah umum. Mereka memiliki peran yang hampir sama dengan kepala sekolah yakni pemegang otoritas kegiatan sekolah. Tugas: Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 77 1. Sebutkan macam-macam aktifis dakwah sekolah (ADS)! 2. Sebutkan pula macam ADS yang berperan bagi dakwah di sekolah kamu! Jelaskan. 3. Bagaimana cara bersinergi dengan berbagai ADS yang dapat menggarap obyek dakwah di sekolah kita? Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 78 Delapan PROGRAM KADERISASI KADERISASI SUNNAH PERJUANGAN PARA NABI Melakukan pengkaderan adalah sunnah perjuangan para nabi. Bersama para kader inti yang kuat dan tangguh, mereka berjuang menyebarkan dakwah dan mengatasi berbagai ujian dan rintangan yang dahsyat. Allah Swt berfirman, “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah(kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali ‘Imran:146). Demikianlah Rosulullah merekrut dan mengkader Khadijah ra, wanita yang pertama kali beriman dan juga istri beliau. Kemudian Abu Bakar ra, sahabat karib beliau. Ali bin Abi Thalib, anak pamannya yang telah dibinanya sejak kecil. Dan, Zaid bin Haritsah, mantan budak beliau. Abu Bakar ra pun meluaskan dakwahnya sendiri. Melalui dakwahnya, maka Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdul Rahman Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 79 bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah masuk Islam. Kedelapan orang ini merupakan para kader pertama yang masuk Islam, kemudian shalat dan membenarkan.17 Rekrutmen ini kemudian berkembang hingga mencapai 60 sahabat pertama yang berasal dari berbagai kabilah di Mekkah ketika itu. Para kader-kader dakwah terus bertumbuh seiring berjalannya waktu. Mereka inilah yang senantiasa menjadi pewaris para nabi, menyebarkan dakwah dari zaman ke zaman, melintasi sahara tak bertuan, gunung dan samudra nan luas, menyebrangi negeri-negeri nan jauh, mencapai benua-benua, sehingga Islam menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia yang kita cintai. KRITERIA PESERTA Program pengkaderan bersifat selektif dan terbatas. Proses pemilihan dan penyeleksian dalam perjalanan dakwah sesungguhnya bukan sesuatu yang asing. Untuk memilih Nabi dan Rasul pun, Allah memberlakukan proses ini. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat.” (QS Ali Imran 33-34). Demikian pula Rosulullah Saw memilih para sahabatnya secara selektif untuk dijadikan kader inti yang kuat. Secara umum, kriteria calon peserta program pengkaderan adalah sebagai berikut: a. Berkepribadian hanif. b. Siap mendengarkan dakwah. c. Memiliki kecenderungan untuk merubah diri dan orang lain. 17 Sirah Nabawiyah : Ibnu Hisyam, I/267-269. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 80 d. Memiliki potensi tertentu yang dapat bermanfaat bagi dakwah. e. Melaksanakan ibadah-ibadah wajib. f. Simpati pada persoalan Islam dan keislaman. POLA REKRUTMEN Secara umum, rekrutmen calon-calon kader dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Rekrutmen Fardi (individual) dan Rekrutmen Jama’i (kolektif). Rekrutmen Fardi adalah upaya individual yang dilakukan oleh aktifis dakwah sekolah melalui dakwah fardiyah. Dengan proses pendekatan personal yang intensif, diharapkan objek dakwah itu dapat menjadi peserta program pengkaderan. Rekruitmen Jama’i adalah upaya kolektif yang dilakukan oleh aktifis dakwah sekolah untuk merekrut objek dakwahnya melalui kegiatan yang diselenggarakan secara kolektif pada momen-momen tertentu misalnya berbagai kegiatan dauroh, pesantren kilat, studi dasar Islam, dan sebagainya. PERANGKAT-PERANGKAT PENGKADERAN Perangkat yang paling khas dalam program pengkaderan ini adalah program mentoring atau halaqoh tarbiyah. Halaqoh ini-lah yang menjadi program inti pengkaderan, selain perangkat-perangkat penunjang seperti : Mabit (menginap), Ta’lim, Dauroh Tarqiyah (Training Peningkatan), dll). Berikut ini beberapa penjelasan mengenai perangkatperangkat pengkaderan. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 81 1. Halaqoh Halaqoh adalah sebuah grup pengajian/mentoring agama Islam berjumlah maksimal 12 orang (limited group) dengan keanggotaan yang relatif tetap dalam jangka waktu tertentu. Jumlah yang terbatas ini akan memudahkan penyampaian materi secara intensif, pengawasan perilaku dan perkembangan peserta. Satu halaqoh dipimpin oleh seorang guru pembimbing/murobbi/mentor. Murobbi inilah yang akan melakukan proses tarbiyah Islamiyah secara intensif kepada pesertanya. Waktu dan Tempat 1 Menjaga dan memperhatikan kelayakan tempat dari aspek kenyamanan, jarak tempuh dan keamanan. 2 Pandai menyesuaikan keterbatasan waktu dengan mata acara yang ada. 3 Pertemuan yang diadakan malam hari tidak melebihi jam 23.00. Grup wanita agar melaksanakan pertemuan di siang atau sore hari. 4 Lama pertemuan antara 2 – 5 jam. 5 Pertemuan diadakan sepekan sekali. Mata 1 2 3 4 5 Acara Pembukaan. Tilawah dan Tadabbur. Materi Tarbiyah atau Mentoring dan Diskusi. Evaluasi Program Dakwah atau Perkembangan Pribadi. Ta’limat atau Pengumuman; pemberitahuan informasi-informasi terkini yang layak diketahui peserta. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 6 82 Doa Penutup. Adab Halaqoh 1 Membersihkan hati dan niat. 2 Bersemangat menuntut ilmu dan menghiasi diri dengan akhlak mulia. 3 Membawa peralatan tulis menulis dan mushaf Al Qur’an. 4 Berinfaq majelis. 5 Menghormati dan mentaati guru pembimbingnya. 6 Meminta izin bila terlambat atau tidak hadir. 7 Memberi salam dan bertegur sapa dengan temantemannya. 8 Tidak memotong pembicaraan. 9 Mendorong sesama peserta agar giat dalam tarbiyah. 2. Mabit Mabit adalah salah satu sarana tarbiyah ruhiyah dalam bentuk menginap bersama dengan menghidupkan malam untuk memperkuat hubungan dengan Allah, meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah, meningkatkan akhlak, mewujudkan miniatur lingkungan yang islami, memperkuat ukhuwah dan menambah bekalan dakwah. Waktu dan Tempat 1 Frekuensi mabit sekurang-kurangnya 3 bulan sekali. 2 Menjaga dan memperhatikan kelayakan tempat dari aspek kenyamanan, jarak tempuh dan Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 3 4 Mata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 83 keamanan. Tuan rumah hendaknya mempersiapkan segala sesuatunya, sarana dan prasarana, yang memadai. Dimulai dengan buka puasa bersama bila berpuasa sunnah di hari senin atau kamis, atau dimulai dengan shalat ‘Isya berjama’ah di masjid sekitar lokasi mabit. Kemudian dilanjutkan dengan mata acara mabit hingga sekitar pukul 6 pagi keesokan harinya. Bila memungkinkan atau hari libur, dapat dilanjutkan dengan olah raga bersama di lapangan terdekat. Acara Pembukaan. Tilawah Al Qur’an. Taujih/Materi Mabit. Tidur. Qiyam Lail. Istighfar dan Muhasabah. Makan Sahur (bila berpuasa). Shalat Subuh dan Zikir. Tausiyah dan ma’tsurat atau istighfar 100 x. Adab Mabit 1 Membersihkan hati dan niat. 2 Membawa peralatan tulis menulis, mushaf Al Qur’an, pakaian ganti dan peralatan mandi. 3 Mempersiapkan jiwa dengan memperbanyak zikrullah dan menjauhi maksiyat di siang harinya. 4 5 6 Menyiapkan fisik dengan baik, tidak begadang dan memforsir tenaga sebelumnya. Berakhlak Islami dan sederhana dalam tindakan, pakaian dan makanan. Mengenakan pakaian yang bersih dan wangi- Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 84 wangian. 3. Ta’lim Ta’lim adalah bentuk tarbiyah tsaqafiyah (memperluas wawasan) yang diselenggarakan secara mandiri atau diadakan oleh pihak lain. Program ini menyertakan peserta yang lebih banyak, bersifat umum dan menghadirkan nara sumber yang ahli di bidangnya. Bentuk kegiatannya antara lain ta’lim di masjid, televisi, radio, dan sebagainya. Para murobbi hendaknya menginventarisir kegiatan-kegiatan tersebut, disesuaikan dengan kurikulum dalam tarbiyah dan disosialisasikan kepada peserta halaqohnya. 4. Dauroh atau Pelatihan Dauroh adalah forum intensif untuk mendalami suatu tema atau ketrampilan tertentu dengan nara sumber yang ahli di bidangnya. Waktu dauroh biasanya 1 hari penuh hingga 1 pekan (tergantung tema). 5. Rihlah Rihlah adalah suatu perjalanan rekreasi ke suatu tempat yang indah seperti pegunungan atau pantai. Rihlah diharapkan dapat menguatkan hubungan persaudaraan antar sesama anggota halaqoh, menyegarkan jiwa dan fikiran serta menyehatkan badan. Rihlah minimal diadakan setahun sekali. Rihlah memakan waktu 1 – 3 hari. 6. Mukhayyam Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 85 Mukhayyam adalah berkemah selama 2-3 hari di bumi perkemahan atau daerah pegunungan atau pantai. Mukhayam terutama bertujuan untuk melatih fisik dan ketrampilan selain target fikri dan ruhani. 7. Penugasan Penugasan adalah bentuk tugas mandiri yang diberikan oleh seorang murobbi kepada peserta halaqoh. Penugasan dapat berupa hafalan Al Qur’an, hadits, bahkan penugasan dakwah. KURIKULUM Proses pengkaderan ini hendaknya memiliki kurikulum yang rapih dan sistematis untuk menjamin kesuksesan program. Pada dasarnya, pengajaran yang disampaikan hendaknya mengarah kepada pemahaman Islam yang syamil, lengkap dan sempurna. Keseluruhan materi yang disampaikan terangkum ke dalam 4 kelompok bidang studi: 1. Dasar-dasar Keislaman; mencakup Al Qur’an, Hadits, Aqidah, Fiqih dan Akhlak. 2. Pengembangan Diri; mencakup Manajemen dan Organisasi, Belajar Mandiri, Metodologi Berfikir, bahasa Arab, Kesehatan dan Kekuatan Fisik, Kependidikan dan Keguruan. 3. Dakwah dan Pemikiran Keislaman; mencakup Fiqih Dakwah, Sejarah dan Peradaban Islam, Dunia Islam Kontemporer, Pemikiran dan Gerakan Islam. Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 86 4. Sosial Kemasyarakatan; mencakup Sistem Ekonomi, Sosial, Seni dan Budaya, Iptek dan Lingkungan, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh kurikulum dasar tarbiyah Islamiyah: Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Thariq Yahya 87 Materi Halaqah No Judul 1 Ma’na Syahadatain 2 Syarat-syarat Diterimanya Syahadat 3 Beberapa Hal yang Membatalkan Syahadat 4 Arti “La Ilaha Illallah” 5 Ma’rifatullah 6 Tauhidullah 7 Tauhidul Asma’ wash-shifat 8 Mengenal Dinul Islam 9 Pokok-pokok Ajaran Islam 10 Ihsan 11 Ihsan dalam Sholat 12 Ilmu Allah SWT 13 Kebutuhan Manusia Terhadap Rasul 14 Makanatur Rasul 15 Wazhifatur Rasul 16 Wajibatul Muslim Nahwar Rasul 17 Khasais Risalah Muhammad SAW 18 Ta’riful Qur’an 19 Tidak Berteman dengan Orang Buruk dan Sifat Imma’ah (ikut-ikutan) 20 Memenuhi Janji 21 Birrul Walidain 22 Menundukkan Pandangan 23 Akhlaq kepada Kaum Muslim 24 Girah pada Keluarga 25 Girah Agama 26 Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua 27 Memilih Pasangan 87 28 Marhalah Makkiyah dan Karakteristiknya 29 Ahammiyatut Tarbiah (Urgensi Kaderisasi) 30 Dakwah di Negeri-negeri Muslim 31 Ghazwul Fikri 32 Ahwalul Musliminal Yaum 33 Zionisme Internasional 34 Gerakan Terselubung Yang Memusuhi Islam 35 Lembaga-lembaga Yang Menentang Islam 36 Berpartisipasi Dalam Kerja-kerja Jama’I 37 Hizbusy Syaithan: Menjadikan syetan sebagai musuh 38 Kepedulian Sosial Kemasyarakatan Materi Mabit No Judul 1 Kedudukan Niat dalam beramal 2 Qiyamul lail 3 Berdoa pada waktu-waktu utama 4 Bahaya Lidah 5 Menjauhi Akhlaq Tercela 6 Tidak Menunda dalam Melaksanakan Hak Orang Lain 7 Menjaga Segala Yang Haram 8 Menjauhi Tempat-tempat Haram dan Maksiat 9 Taubat dan Istighfar 10 Dzikir 11 Menjaga Kepemilikan Umum dan Kepemilikan Khusus 12 Shalat Berjamaah di Masjid 13 Siksa Kubur Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar Materi Ta'lim / Taujih / Tatsqif No Judul 1 Adabut Tilawah 2 Hukum Tilawah 3 Ta’rifur Rasul 4 Shifatur Rasul 5 Natijatu Risalah Muhammad SAW 6 Adzan 7 Shaum Sunnah 8 I’tikaf 9 Ibadah Haji 10 Aurat dan Pakaian 11 Keutamaan Bangun Pagi 12 Menjaga Kehalalan Harta 13 Memperbaiki Penampilan 14 Menjauhi dosa Besar 15 Memenuhi Nadzar 16 Bahaya Pembatasan Kelahiran 17 10 Sahabat Dijamin Masuk Surga 18 Menyikapi Isu Negatif Tentang Aktifis Dakwah 19 Menyebarluaskan Salam 20 Hak-hak Manusia Materi Dauroh / Seminar No 1 Hukum Thaharah 2 Thaharah dengan Siwak 3 Hukum Sholat 4 Hukum Puasa Fardhu 5 Zakat Judul Thariq Yahya 6 Membayar Zakat dan Menabung 7 Dasar-dasar Ekonomi Islam 8 Dasar-dasar Kekuatan Perekonomian 9 Mengelola Waktu 10 Komunikasi Efektif 11 Makna Data dan Informasi 12 Keterampilan Berfikir 13 Ketrampilan Hidup dan Ketrampilan Belajar 14 Tata Cara Membaca dan Kesehatan Mata 15 Pola Hidup Sehat dan Seimbang 88 88 16 Makan dan Minum 17 Hidup Bersih dan Sehat 18 Perjalanan Gerakan Dakwah Pemuda 19 Al Qur’an dan Sunnah Berbicara Tentang Lingkungan 20 Seni Islami Materi Penugasan / Tarb. Dzatiyah No Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar 1 Tilawah Yaumiyah Judul 2 Tafsir Al Qur’an Juz 30 3 Hafal Al Qur’an Juz 30 4 Menulis Al Qur’an Juz 30 5 Hadits Arba’in (1-20) 6 Hadits Riyadhus Shalihin 7 Membaca Naskah Bahasa Arab 8 Belajar di Luar Spesialisasi 9 Memperluas Wawasan Dengan Sarana-sarana Baru PROFIL KADER MUSLIM Sebagaimana layaknya sebuah pendidikan, maka program pengkaderan ini pun harus memiliki tujuan pendidikan; profil kader seperti apakah yang hendak dibentuk. Profil kualitas (muwashofat) kader ini diharapkan akan muncul seiring dengan efektifnya pelaksanaan perangkat-perangkat dan kurikulum tarbiyah di atas. Profil kader yang hendak dibentuk haruslah mengarah pada pencapaian pribadi muslim yang integral. Hasan al Bana dalam Risalah Ta’lim dengan cermat telah meringkaskan profil kader yang dikehendaki menjadi 10 muwashofat standar: 1. Salimul Aqidah (aqidah yang lurus). Setiap individu dituntut untuk memiliki aqidahyang lurus yang hanya dapat diperoleh dengan pemahaman yang benar dan integral terhadap Al Qur’an dan As Sunnah. 2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar). Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan petunjuk yang telah disyariatkan kepada Rosulullah Saw, tidak kurang dan tidak lebih. 3. Matinul Khuluq (akhlak yang tangguh). Setiap individu dituntut untuk memiliki akhlak yang mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rosulullah Saw. 4. Qodirun ‘alal Kasbi (bermatapencaharian). Setiap individu dituntut untuk mandiri secara ekonomi, bermatapencaharian, tidak menganggur. 5. Mutsaqqaful Fikri (wawasan yang luas). Setiap individu dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik dalam urusan agama maupun kauni. 6. Qowiyul Jismi (jasmani yang kuat). 7. 8. 9. 10. Setiap individu dituntut untuk memiliki jasmani yang kuat dan sehat. Mujahidun lin Nafsi (memerangi hawa nafsu). Setiap individu dituntut untuk bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah melalui ibadah dan amal saleh. Artinya, kita dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan. Munadzam fi Syu’unihi (mengatur urusannya). Setiap individu dituntut untuk pandai mengatur urusannya sehingga mencapai keberhasilan. Harisun ‘ala Waqtihi (pandai menjaga waktu). Setiap individu dituntut pandai memanfaatkan waktunya dengan baik dengan berbagai kegiatan positif. Nafi’un li Ghoirihi (bermanfaat bagi orang lain). Setiap individu dituntut untuk bermanfaat bagi orang lain. Secara umum, muwashofat ini juga didahului dengan fokus tarbiyah yang menjadi kata kunci produk yang hendak dihasilkan, yaitu : Memiliki Sifat-sifat terpuji dan Perangai Islam Asasi. Tidak terkotori oleh bentuk-bentuk kemusyrikan. Tidak memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang memusuhi Islam. Tugas : KUESIONER KADER Isilah Kuesioner di bawah ini dengan jujur. A. SALIMUL AQIDAH No Karakteristik Primer 01 Tidak berhubungan dengan jin 02 03 04 05 06 07 08 09 Tidak meminta tolong kepada orang yang berlindung kepada jin Tidak meramal nasib dengan melihat telapak tangan Tidak menghadiri majlis dukun dan peramal Tidak meminta berkah dengan mengusapusap kuburan Tidak meminta tolong kepada orang yang telah dikubur (mati) Tidak bersumpah dengan selain Allah swt Tidak tasya'um (merasa sial karena melihat atau mendengar sesuatu) Mengikhlaskan amal untuk Allah swt Contoh Indikator Tidak mempelajari ilmu sihir,klenik,kanuragan. Tidak iseng main jalangkung & sejenisnya. Tidak meminta tolong kpd dukun/’org pintar’ yg berlindung kepada jin. Tidak percaya zodiak, ramalan ’orang pintar’, dsb. Tidak iseng/coba-coba mendatangi praktek dukun dan peramal. Tidak mendatangi kuburan/ziarah makam dg niat minta berkah/bukan dalam rangka zikrul maut. Termasuk mengunjungi tempat-tempat keramat pembawa berkah: rezeki, jodoh, keselamatan, dsb. Tidak menganggap keramat orang mati & minta perlindungannya. Atau tidak bersumpah atas nama Allah swt dengan mainmain/bercanda. Angka sial 13. Mobil sering tabrakan dianggap pembawa sial. Atau sebaliknya, mempercayai jimat pembawa keberkahan. Tidak membiasakan ”Jaim”/Jaga Image atau ”Jawib”/Jaga Wibawa yang berkonotasi riya’ atau isti’la.. Tidak suka obral menceritakan kebaikan dirinya. Giat membantu kegiatan Rohis dengan kesadaran YA RAGU TIDAK 10 Mengimani rukun iman 11 Beriman kepada nikmat dan siksa kubur 12 Mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat 13 14 Menjadikan syetan sebagai musuh Tidak mengikuti langkah-langkah syetan 15 Menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah swt dan tidak bertahkim kepada selain yang diturunkan-Nya B. SHAHIHUL IBADAH tanpa dipaksa & disuruh-suruh. Tidak ”nge-laba”/cari perhatian akhwat (bagi ikhwan, & sebaliknya). Tetap giat beribadah dikala sendirian. Hafal, faham & menghayati rukun iman dankonsekuensinya. Merasakan ma’iyyatullah. Waspada terhadap penyebab siksa kubur. Senantiasa zikrul maut. Tidak larut dalam kemaksiatan. Segera dlm bertaubat. Hati lunak mudah tersentuh. Pada saat naik kelas, juara kelas, lulus UMPTN, NEM baik, dll: bersyukur, bertambah giat ibadah dan dakwah, tidak sombong & mengumbar kegembiraan, meyakini keberhasilan itu semata-mata pertolongan Allah SWT. Sebaliknya, saat gagal tetap ridho dg taqdir Allah & menganggap segala kekurangan2-nya adalah tetap bagian dari nikmat Allah yang tiada terkira. Menghargai nikmat ”hidayah” sebagai nikmat terbesar dan senantiasa harus dijaga & dikembangkan. Berhati-hati dg tipu daya setan. Tidak larut dalam pergaulan bebas. Nongkrong di kantin/jalan. Tawuran. Narkoba. Pacaran. Seks bebas. Nonton VCD, internet & tabloid porno. Menghindari onani. Musik jahiliyah. Majalah, tabloid, novel yang berkategori perangkap ghazwul fikri. Mengerti why become muslim. Faham keunggulan syariat Islam. Memahami fleksibilitas dan gambaran implementasinya. Menghafal beberapa kisah-kisah moralitas Rasulullah & sahabat diimbangi dengan kisah-kisah kontemporer. Mampu menepis keraguanraguan, tuduhan dan kesalahpahaman terhadap Islam. Meyakini kelayakan Islam sebagai way of life & rahmatan lil ’alamin. No 01 Karakteristik Primer Ihsan dalam Thaharah 02 Ihsan dalam shalat 03 04 05 Hafal Surat Adh Dhuha s.d An Naas Membayar zakat Berpuasa fardhu 06 Niat melaksanakan haji 07 Komitmen dengan adab tilawah 08 Menjauhi dosa besar 09 Memenuhi nadzar 10 11 Menyebarluaskan salam Menahan anggota tubuh dari segala yang haram 12 13 14 15 Karakteristik Sekunder Tidak sungkan adzan Bersemangat untuk shalat berjamaah Bersemangat untuk berjamaah di masjid Qiyamul-Lail minimal sekali sepekan Indikator Mempraktekkan dg baik & benar cara berwudlu dalam setiap shalat. Senantiasa memperhatikan kesucian jasmani & pakaian dalam setiap shalat dari segenap hadats. Khusyu’ & memperhatikan adab2 dalam shalat. Berusaha memahami arti bacaan shalat. Berpakaian rapih & suci. Berusaha di awal waktu & berjama’ah di masjid. Hafalin ya.. Minimal zakat fitrah. Soale kita kan belum punya gajian.. Tidak membatalkan shoum Ramadhan tanpa alasan syar’i. Walaupun nggak sempet sahur lho.. Memahami keagungan & hikmah ibadah haji. Termotivasi untuk berhaji. Berdoa agar dapat berhaji. Bisa membaca/bebas buta huruf Al-Qur’an. Berusaha membaca dengan tajwid & makhraj yg benar. Berwudhu, khusyu’, dan ta’awudz sblm tilawah. Memahami macam-macam dosa besar & konsekuensinya. Tidak durhaka pada orang tua, berzina, narkoba,miras,membunuh,dll. Misalnya nadzar lulus UMPTN, juara kelas, dll. Selama tidak bertentangan dengan kaidah syar’i. Minimal kepada sesama anak Rohis & Simpatisan. Menjauhi tatto, mencat rambut, kikir gigi, alis, anting bagi putra, cuttec, tidak memakai baju ketat, keharusan menutup aurat, berjilbab (khusus putri). Juta tidak merokok. Khusus putra. Bisa dan mau adzan bila atau tanpa diminta. Minimal pada saat ada disekolah (waktu zhuhur & ashar) Idem Shalat yuk. 16 22 Berpuasa sunnat minimal sehari dalam sebulan Khusyu dalam membaca Alquran Hafal satu juz Alquran Komitmen dengan wirid tilawah harian Berdoa pada waktu-waktu utama Menutup hari-harinya dengan bertaubat dan beristighfar Berniat pada setiap melakukan perbuatan 23 Merutinkan dzikir pagi hari 24 25 Merutinkan dzikir sore hari Dzikir kepada Allah swt dalam setiap keadaan 26 Beriktikaf pada bulan Ramadhan, jika mungkin Mempergunakan siwak Senantiasa menjaga kondisi Thaharah, jika mungkin 17 18 19 20 21 27 28 C. MATINUL KHULUQ No Karakteristik Primer 01 Tidak takabbur 02 Tidak Imma'ah (asal ikut, tidak punya Memahami keutamaan & fiqih berbagai puasa sunnah. Puasa senen –kamis. Dengan berwudhu & memperhatikan adab-adabnya. Juz 30 Sehari minimal 5 halaman rutin. Mengetahui waktu-waktu yang mustajab. Hafalan doa-doa tertentu. Minimal zikir istighfar dan taubat setiap habis sholat fardhu. Menghafal doa sayyidul istighfar. Memahami makna Ibadah yang syamilah. Berusaha meniatkan segenap perbuatannya sebagai ibadah. Punya buku ma’tsurot sughro & mempraktekkannya. Membiasakan sholat dhuha. Idem Menghafal lafadz zikrullah dan mengamalkannya. Berusaha menghafal ayat-ayat tertentu: hakikat kehidupan dunia, perintah bersabar, kematian, dsb. Minimal ikut semalam sebagai latihan. Memahami sunnah siwak sebelum shalat dan mempraktekannya. Dawamul wudhu. Waktu-waktu untuk memperbaharui wudhu misalnya: setiap mau berangkat ke sekolah, sewaktu istirahat kelas, pulang sekolah. Indikator Tidak sombong walaupun kaya, pintar, cantik, tampan, berposisi tinggi dalam dakwah, dsb. Senantiasa rendah hati & tidak merendahkan yang dibawahnya. Memahami bahwa kemuliaan seseorang dilihat dari taqwanya. Tidak asal ikut trend yang ada: musik, film, dan sejenisnya apabila prinsip) 03 Tidak dusta 04 05 06 Tidak mencaci maki Tidak mengadu domba Tidak Ghibah 07 Tidak menjadikan orang buruk sebagai teman / sahabat 08 Memenuhi janji 09 Birrul Walidain 10 Memiliki ghirah (rasa cemburu) pada keluarganya 11 Memiliki ghirah (rasa cemburu) pada agamanya 12 13 Karakteristik Sekunder Tidak memotong pembicaraan orang lain Tidak mencibir dengan isyarat mengajak kepada kemungkaran dan bertentangan dengan Islam. Nonton konsernya musik jahili dan sejenisnya. Doyan nonton MTV dan sejenisnya. Ikutan pacaran, nyontek, nongkrong2, merokok, dsb. Menghindari nyontek. Awas lho ada malaikat yang ngawasin. Tidak bolos sekolah tanpa alasan yang jelas. Tidak suka menghina orang, memberi julukan/laqob. Antara murid vs murid, murid vs guru, dsb. Tidak suka gossip, baik terhadap sahabat dekat, teman, guru, selebriti, dsb. Nggak nge-gank dengan orang-orang yang berakhlak buruk, kaum hura-hura, hedonis, dan sejenisnya. Boleh sih bergaul bahkan berdakwah kpd mereka but jg ikut-ikutan ya.. Hadir liqo tepat waktu. Pinjem buku kudu dikembalikan yahh, apalagi pinjem mobil.. Nggak boleh ngomong “Ah/Uh” & sejenisnya. Menghormati dan mencintainya. Mendoakan dalam setiap shalat fardhu. Tidak membebani diluar kemampuannya. Membantu tanpa diminta dalam batas kesanggupannya. Berusaha mengajak keluarganya kepada Islam. Sedih bila diantara mereka belum berIslam dengan kaffah apalagi berlumur maksiat. Ibunya, adik/kakak perempuannya diajak berjilbab. Keluarganya minimal diajak mengerjakan perkara wajib: sholat fardhu, shoum ramadhan, dll. Bangga menjadi muslim karena keunggulannya. Marah bila Islam dihalangi. Semangat berjuang bersama Islam. Bersedia halaqoh di luar sekolah, dididik lebih lanjut, bergiliran dari rumah ke rumah. Kalho lagi diskusi di kelas, di liqo, rapat kegiatan dll. ”Huuuuuu”. Wah. Jangan ya. 15 apapun Tidak menghina dan meremehkan orang lain Menyayangi yang kecil 16 Menghormati yang besar 17 Menundukkan pandangan 18 19 Menyimpan rahasia Menutupi dosa orang lain 14 D. QADIRUL ALAL KASBI No Karakteristik Primer 01 Menjauhi sumber penghasilan haram 02 03 04 05 06 Menjauhi riba Menjauhi judi dengan segala macamnya Menjauhi tindak penipuan Membayar zakat 07 Tidak menunda dalam melaksanakan hak orang lain Karakteristik Sekunder Menabung, meskipun sedikit 08 Menjaga fasilitas umum Walaupun dia tidak cantik, bodoh, miskin, tapi yang paling mulia tetap yang paling taqwa. Kelas III menyayangi kelas I & II, Kelas II kepada Kelas I. Tidak sombong dan senioritas. Kelas I kepada kelas II & III. Kelas II kepada kelas III. Juga hormat dan santun kepada guru, kepala sekolah, pegawai, dsb. Jangan suka ngintip, ngelaba dan mengumbar pandangan kepada lawan jenis. Kalau ada temen curhat sanggup menyimpan rahasianya. Kalau mengetahui aib atau dosa saudaranya merahasiakannya tanpa melalaikan kewajiban menasehatinya. Indikator Dilarang memalak/mengompas orang lain. Kritis terhadap sumber penghasilan orang tuanya agar senantiasa terhindar dari yang haram. Berusaha punya tabungan di bank syariah. Menjauhi maen gaplek/kartu remi/sejenisnya yang identik dengan perjudian apalagi berjudi betulan. Tidak nyontek, menggelapkan uang spp, dll. Minimal zakat fitrah. Berusaha memastikan bahwa harta orangtuanya telah dizakati. Kalau jajan segera bayar/menghindari hutang. Uang sekolah yg diterima dari ortu segera dibayarkan ke sekolah. Uang jajannya jangan dihabisin ya..saldonya ditabung. Itung-itung bisa buat beli buku Islam, kaset nasyid, dll. Tidak mencoret-coret, merusak dan mencuri fasilitas sekolah dan 09 Menjaga fasilitas khusus E. MUTSAQAFUL FIKRI No Karakteristik Primer 01 Baik dalam membaca dan menulis 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 Memperhatikan hukum-hukum tilawah Mengkaji marhalah Makkiyah dan menguasai karakteristinya Mengenal 10 sahabat yang dijamin masuk surga Mengetahui hukum Thaharah Mengetahui hukum Shalat Mengetahui hukum Puasa Menyadari adanya peperangan zionisme terhadap Islam Mengetahui ghazwul fikri Mengetahui organisasi-organisasi terselubung Mengetahui bahaya pembatasan kelahiran Berpartisipasi dalam kerja-kerja jama'i Tidak menerima suara-suara miring tentang kita umum: bangku,meja,tembok,pagar,halte,dsb. Merawat barang-barang pribadi. Jangan sampai hilang atau ketelingsut gantinya mahal lho.. Indikator Rajin belajar dan berusaha berprestasi di sekolah. Kalho bisa peringkat 10 besar di kelas. Belajar menulis gagasannya. Belajar tajwid dan tahsinut tilawah baik via dauroh Qur’an atau kegiatan lainnya. Lebih bagus ikut program tahsin Qur’an. Oke deh. Oke juga. Toleransi terhadap khilafiyah dan mengetahui hukumnya. Idem Idem Memahami teori dan kenyataan empirik melalui berita-berita terbaru di berbagai media. Mampu memetakan berbagai media ghazwul fikri di sekitar lingkungan pelajar: song, sex, fashion. Lions Club. Rotary Club. Sejenisnya. Mengetahui dampak negatif KB. Tetap proporsional dalam perencanaan kelahiran, agar tetap melahirkan generasi yang sholeh dan kuat. Aktif dalam kegiatan Rohis, atau on mission dalam OSIS, Ekskul, dakwah fardiyah, dsb. Segera konfirmasi dan menyiapkan argumentasinya bila ada berita miring (ttg dakwah, jilbab, harokah, dsb). 14 15 16 17 18 Karakteristik Sekunder Membaca satu juz tafsir Alquran (juz 30) Menghafalkan separuh Arba'in (1-20) Menghafalkan 20 hadits pilihan dari Riyadhush-Shalihin Membaca sesuatu yang di luar spesialisasinya 4 jam setiap pekan Memperluas wawasan diri dengan sarana-sarana baru 19 Menjadi pendengar yang baik 20 Mengemukakan pendapatnya F. QAWIYUL JISMI No Karakteristik Primer 01 Bersih badan 02 Bersih pakaian 03 04 05 06 07 Bersih tempat tinggal Komitmen dengan olah raga 2 jam setiap pekan Bangun sebelum fajar Memperhatikan tata cara baca yang sehat Mencabut diri dari merokok Tafsir Ibnu Katsir atau tafsur ma’tsur lainnya. Hafalin yuk. Ini juga tinggal dihafal lho.. Buku hobi, komputer, agama Islam, manajemen, dsb. Terserah deh asal positif dan bermanfaat buat kita. Surfing di internet cari informasi positif. Ikutan mailing list tertentu. Memiliki email. Kalho nggak bisa minimal jadi anggota perpustakaan di sekolah. Kalho guru lagi mengajar didengarkan dengan seksama, jg bercanda dan ribut sendiri. Kalho lagi ngaji/liqo juga musti serius dengerin. Aktif bertanya bila kurang jelas. Tidak sungkan mengungkapkan pendapatnya. Indikator Mandi minimal 2x sehari. Pakaian bersih telah dicuci dan seterika. Kalho sudah bau apalagi kerahnya udah coklat segera dicuci ya.. Kamar kita juga musti bersih, disapu dan dipel rutin. Boleh 2 x sepekan @ 1 jam atau 1 x @ 2 jam. Dianjurkan punya olah raga spesialisasi atau bela diri. Berusaha bangun sebelum azan subuh. Jg baca sambil tiduran apalagi tidur beneran.., lampu kurang terang, jg terhalang bayangan, dsb. Tidak merokok lagi, kapok deh. Mengetahui dampak buruk merokok bagi diri dan lingkungan. 08 09 10 11 Karakteristik Sekunder Komitmen dengan adab makan dan minum sesuai dengan sunnah Tidak berlebihan dalam begadang Menghindari tempat-tempat kotor dan polusi Menghindari tempat-tempat bencana G. MUJAHIDUL LINAFSIHI No Karakteristik Primer 01 Menjauhi segala yang haram 02 Menjauhi tempat-tempat maksiat 03 Muwashafat Sekunder Menjauhi tempat-tempat bermain yang haram H. MUNAZHAM FI SYU’UNIHI No Karakteristik Primer 01 Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga yang menentang Islam Muwashafat Sekunder 02 Memperbaiki penampilannya Menggunakan tangan kanan. Makan tidak berdiri apalagi sambil berjalan. Misalnya maniak bola setiap dinihari nonton di tv, sudah nyandu. Jangan makan sembarangan di pinggir jalan yang kotor dan banyak asap polusi. Nanti sakit lho.. Jangan lewat daerah banjir, longsor, gempa dsb, khawatir bencana akan menimpa. Kecuali bertujuan menolong dengan perangkat yang memadai. Indikator No drugs, miras, pacaran, nyontek, nonton pornoisme di vcd, internet, tabloid, dll. Tidak ngeceng di mall tanpa tujuan yang jelas dan positif, nonton konser musik jahili, dance, karaoke, night club, panti pijat, diskotik, dll. Main bilyar, dingdong, ketangkasan, dan tempat lain yang memenuhi unsur maksiyat. Indikator Lions Club. Rotary Club. MTV. Dsb. Kalho lagi sekolah pake seragam yang rapih, berkaos kaki dan bersepatu, baju dimasukin (buat yg pria), rambut disisir rapih, kalho rambut dan kuku sudah gondrong harap segera dicukur.. I. HARISUN ‘ALA WAQTIHI No Karakteristik Primer 01 Bangun pagi 02 Muwashafat Sekunder Menghabiskan waktu untuk belajar J. NAFI’UN LIGHAIRIHI No Karakteristik Primer 01 Melaksanakan hak kedua orang tua 02 Membantu yang membutuhkan 03 Memberi petunjuk orang tersesat Muwashafat Sekunder Ikut berpartisipasi dalam kegembiraan 04 05 Menikah dengan pasangan yang sesuai Indikator Membiasakan diri bangun sebelum azan subuh. Tapi jg tidur lagi lho..but kudu siap-siap sholat di masjid. Nah, pelajar muslim musti rajin belajar, nggak menyianyiakan waktu dengan perbuatan sia-sia. Kalau ada PR segera dikerjakan. Kalau bisa selalu peringkat 10 besar di kelas. Indikator Menuruti segenap perintahnya selama batas kemampuan dan sesuai syariat. Mendoakannya dalam setiap shalat fardhu. Mengajaknya kepada Islam. Mau membantu murobbi atau kawan pindahan rumah dengan ikhlas. Menolong korban banjir tanpa disuruh. Mau memberi informasi. Tapi jgn informasi sesat lho.. Turut bahagia dan mengekspresikannya apabila ada orang lain mendapatkan nikmat –bukan malah mendengkinya. Misalnya kawan kita yang lulus UMPTN, naik kelas, juara kelas, juara lomba kompetisi, dsb. Ehm, maksudnya nanti lho kalho sudah siap nikah, kudu mengutamakan memilih pasangan yang sholeh/ah. Memahami pola hubungan pa-pi sebelum nikah. Meyakini muslim yang baik akan berjodoh dengan muslimah yang baik pula. Sembilan DAKWAH ‘AMMAH MENGAPA DAKWAH ‘AMMAH Dakwah ‘Ammah atau Syi’ar dalam dakwah sekolah adalah proses penyebaran fikrah islamiyah dalam rangka menarik simpati, menumbuhkan cinta dan meraih dukungan dari obyek dakwah sekolah. Tujuan dari dakwah ini adalah agar nilai-nilai Islam tersampaikan seluas-luasnya kepada seluruh obyek dakwah dengan berbagai media yang memungkinkan. Target dari dakwah ‘ammah ini bukanlah terbentuknya kader sebagaimana program pengkaderan pada bab yang lalu, melainkan tumbuh suburnya simpatisan dakwah dari berbagai segmen obyek dakwah sekolah: siswa, guru, kepala sekolah, orang tua dan pegawai sekolah yang merupakan basis terbentuknya masyarakat yang Islami (qoidah ijtima’iyah). Mereka adalah pendukung dakwah meskipun mereka bukan termasuk penggerak dakwah. Dalam diri mereka mulai terbangun sebuah kepribadian Islam yang mendasar sehingga alur kehidupan masyarakat menjadi sangat kondusif untuk menumbuhkan lingkungan yang islami di sekolah. Selain itu, dakwah ‘ammah sering disebut juga sebagai “Pintu Gerbang Pengkaderan” karena dari para simpatisan ini kita dapat menjaring calon-calon kader dakwah yang potensial. PROGRAM-PROGRAM DAKWAH ‘AMMAH Berikut ini berbagai bentuk kegiatan dakwah sekolah beserta kiat-kiatnya: 1. Penyambutan Siswa Baru Program ini khusus diadakan untuk penyambutan adik-adik kita yang menjadi siswa baru. Target program ini adalah sbb: Memberikan citra positif bagi aktifis dan berbagai program dakwah sekolah. Memetakan kondisi siswa baru dan potensinya bagi dakwah. Membidik calon-calon kader potensial. Merekrut calon pengurus baru dari siswa baru. Tips: Pilihlah waktu kegiatan yang paling sedikit benturan jadwal dengan kegiatan ekstra kurikuler yang lain. Buatlah kegiatan yang fun dan menyenangkan. Jangan melulu ceramah yang membosankan. Contoh kegiatan : dimulai dengan perkenalan, presentasi singkat, dilanjutkan mentoring sambil rujakan. Buatlah bahan presentasi dan brosur kegiatan dakwah yang menarik dan atraktif. Berikan kesan pertama yang menyenangkan. 2. Ceramah Umum/ Tabligh Ceramah umum adalah salah satu program yang populer bagi penyebaran fikroh Islamiyah secara massal di kalangan siswa, guru-guru dan karyawan. Biasanya diadakan dalam rangka menyambut momen tertentu seperti PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) seperti Tahun Baru Islam (1 Muharram), Maulid Nabi SAW, Isra Mi’raj, Idul Adha, dsb. Inilah salah satu wahana formal terbesar yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penyebaran fikroh Islamiyah. Berikut ini beberapa kiat agar program berjalan lebih efektif : Tips: Usahakanlah agar program PHBI dalam setahun dapat masuk ke dalam Program Kerja Tahunan OSIS sehingga mendapatkan legalitas formal pelaksanaannya. Hal ini sangat berguna setidaknya untuk: (a) mendapatkan anggaran kegiatan dari sekolah, (b) kepastian izin pelaksanaan, (c) kekuatan birokrasi untuk memastikan kehadiran para siswa, guru & karyawan. Program utama ceramah umum hendaknya dipaketkan dengan program penunjang seperti : bazar buku, pameran, perlombaan, pemutaran film, nasyid, khitanan massal, dsb. Hal ini bertujuan agar (a) nuansa syiar lebih terasa menyebar ke seluruh sekolah dan (b) semakin variatifnya sarana dakwah ‘ammah kita. Libatkanlah pengurus OSIS yang lain (selain Rohis) dalam kepanitiaan. Demikian pula diberikan peluang seluas-luasnya bagi para pelajar muslim untuk terlibat aktif dalam kepanitiaan maupun pembantu umum. Hal ini secara alamiah akan memperluas simpatisan, memupuk nilai-nilai ukhuwah, proses internalisasi nilai-nilai keislaman pada diri mereka dan menghindari kesan ekslusif sejak dini. Siapkan kepanitiaan secara baik, tidak mendadak, dan buatlah perencanaan secara detil. Undanglah alumni dan guru pembina untuk memberikan masukanmasukan. Kalau diperlukan buatlah training kecil manajemen kepanitiaan. Jangan lupakan perangkatperangkat yang detil: sound system yang baik, taplak meja & vas bunga, dokumentasi, meja penerima tamu, name tag panitia, snack, dsb. Tidak lupa pamflet / leaflet promosi kegiatan didesain yang menarik dan disebarkan ke setiap kelas dan mading-mading sekolah. Buatlah undangan khusus ke setiap guru dan kepala sekolah. Dan jangan lupa, senantiasa melakukan konfirmasi kepastian hadir bagi calon penceramah utama. Apabila panitia kegiatan mengumpulkan dana dari para donatur, termasuk donatur orang tua murid, maka jangan lupa untuk membalasnya dengan surat ucapan terima kasih & sekedar kado kecil berupa stiker/buku saku/kaset islami. Hal ini akan memupuk simpati bagi orang tua dan anaknya (siswa) selain sarana kita berdakwah secara langsung kepada mereka. Undanglah penceramah yang baik sedapat mungkin dengan kriteria: (a) fikroh yang lurus, (b) orasi yang memikat, (c) dikenal oleh masyarakat. Jangan lupa untuk mengundangnya jauh hari sebelum pelaksanaan dan pembicara diberitahu secara umum kondisi medan/sekolah peserta tablig tersebut. Buatlah layout ruangan ceramah umum yang apik, menarik, dekoratif namun efisien. Apabila memungkinkan jangan sungkan menggunakan perangkat teknologi penunjang seperti : OHP, slide projector, hingga komputer multimedia. Buatlah Lembar Presensi untuk memantau kehadiran para peserta. Buatlah riset kecil untuk melihat dan memantau secara spesifik para peserta yang rajin hadir dengan motivasi yang kuat untuk ditindaklanjuti dalam proses rekrutmen dakwah khassah. 3. Penyuluhan Problematika Remaja Saat ini, program penyuluhan problematika remaja seperti narkoba, tawuran dan seks bebas telah menjadi perhatian penting bagi seluruh elemen masyarakat. Selain itu, program ini juga sangat menarik bagi para siswa karena sangat dekat dengan keseharian mereka dan dapat memenuhi keingintahuan mereka secara positif. Program ini dapat diadakan berkala sesuai kebutuhan/minimal satu kali per angkatan dan dapat bekerjasama dengan LSM yang sudah memiliki perangkat penyuluhan yang memadai, misalnya: pembicara, bahan presentasi, brosur, audiovisual, konseling, dsb. Secara strategis, program pelayanan masyarakat (amal khidami) semacam ini sangatlah efektif untuk membangun simpati dan memasukkan nilai-nilai universal keislaman secara natural dan penuh kesadaran. Tips: Datalah LSM terkait yang ada di kota kamu. Dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah, undanglah LSM tersebut untuk mengadakan penyuluhan dan bahkan survey sederhana di sekolah. 4. Studi Dasar Islam Studi Dasar Islam atau lebih sering dikenal sebagai Dauroh atau Pesantren Kilat (Sanlat) adalah program kajian dasar Islam dalam jangka waktu tertentu antara 2-5 hari tergantung situasi dan kondisi. Kegiatan ini dapat diadakan di dalam atau luar kota asalkan lokasinya tenang, cukup luas, dapat menginap dan fasilitas memadai. Peserta akan diberikan berbagai materi dasar keislaman, problematika umat dan gambaran solusinya al: Aqidah, Ma’na Syahadatain, Mengenal Allah, Rasul, Islam, AlQur’an, Problematika Umat, Ghazwul Fikri, Peranan Pemuda dalam Mengemban Risalah, Ukhuwah, Urgensi Tarbiyah Islamiyah, dsb. Dengan materi yang sedemikian sistematis, pengkondisian lingkungan acara yang baik dan peserta yang selektif, diharapkan akan terjadi perubahan fikroh & kejiwaan yang mendasar sepulangnya dari acara tersebut dan siap dibina lebih lanjut. Program ini memang memiliki misi rekrutmen langsung yang siap dibina menjadi kaderkader inti dakwah atau juga dikenal sebagai pintu gerbang pengkaderan. Beberapa kiat dalam program ini adalah sbb: Tips: Buatlah program ini secara formal. Hal ini bermanfaat agar jumlah peserta akan lebih banyak, penyelenggaraan akan lebih leluasa, pencarian dana semakin luas dan merupakan syiar Islam yang cukup efektif. Buatlah galeri foto-foto kegiatan serupa pada waktu / tahun – tahun sebelumnya sehingga menjadi syiar dan daya pikat calon peserta. Buatlah perencanaan sistematis dan jadwal program dalam setahun. Misalnya: pengadaan setiap libur catur wulan atau setahun sekali. Carilah momen/kesempatan waktu yang paling baik berdasarkan kondisi lokal sekolah. Susunlah paket acara yang menarik dan lengkapi dengan acara penunjang seperti: nasyid, pemutaran film, muhasabah, hiking/teawalk, olahraga, qiyam lail, dsb. Berilah nama kegiatan dengan nama yang menarik dan familiar di telinga para remaja-pelajar. Rekrutlah para peserta yang potensial dengan urutan prioritas (a) potensial menerima dan menyambut seruan dakwah, (b) potensial bagi dakwah: para 10 besar juara kelas masing-masing, perwakilan dari masing-masing kelas, para pemimpin formal (ketua kelas, pengurus OSIS, ekskul, dsb), pemimpin informal, dll. Apabila memungkinkan, kegiatan dilakukan di luar kota / daerah pegunungan yang sejuk namun tidak terlalu jauh dari asal sekolah (untuk memudahkan pembicara datang). Hal ini besar pengaruhnya bagi pengkondisian peserta dan konsentrasi kepada acara. Datalah secara permanen koneksi villa/tempat dauroh dari para siswa, guru, kepala sekolah dan alumni. Apabila memungkinkan gunakan perangkat OHP/slide projector/multimedia untuk mengefektifkan penyampaian materi. Undanglah kepala sekolah untuk hadir setidaknya dalam acara pembukaan dan memberikan sambutan. Undanglah guru pembina Rohis / guru agama dalam acara tersebut dan kalau diperlukan berikanlah sessi khusus untuk beliau memberikan taujih. Hal ini akan meningkatkan partisipasi dan afiliasi birokrat sekolah dan menghilangkan kecurigaan atas dakwah. Siapkanlah calon-calon pembina / murabbi yang berkualitas dan memenuhi persyaratan kondisional yang ditentukan sebelum acara berlangsung. Hindari sedapat mungkin jedah waktu yang lama antara waktu kegiatan dengan follow up-nya hanya dikarenakan calon pembina yang belum pasti. 5. Rihlah/Tafakkur Alam Rihlah bertujuan untuk menyegarkan kembali jiwa yang penat sambil menghayati kebesaran penciptaan Allah SWT dan menguatkan ukhuwah. Biasanya berlangsung 1 – 3 hari dan diadakan di luar kota: pegunungan/perbukitan, taman/kebun raya, pantai, dsb. Acara utamanya adalah (a) rihlah, beristirahat, menikmati pemandangan, teawalk, (b) materi keislaman, (c) muhasabah tafakkur Alam dengan membacakan dan mensyarah ayat-ayat berkaitan dengan ayat-ayat kauniyah dan dikaitkan dengan hakekat kehidupan dan kematian dan ajakan bertakwa kepada Allah SWT. Acara ini tepat digunakan baik untuk target ekspansi dakwah dan peningkatan kualitas kader sekaligus. Tips: Buatlah inventaris sumber daya sekolah yang dapat digunakan: villa gratis ortu siswa, peralatan olah raga, kendaraan pribadi, laptop dan printer, LCD projector, dsb. Survey lokasi yang akan digunakan untuk menyesuaikan dengan format acara. Pastikan lokasi tersebut memiliki keindahan pemandangan alam, lokasi yang terjangkau, dan syarat MCK/toilet yang memadai. Buatlah dokumentasi kegiatan dalam bentuk foto atau VCD. Undanglah guru pembina untuk mengisi acara atau sekaligus rihlah keluarga. Undang pula alumni untuk mengisi acara atau sekedar silaturahmi. Buatlah acara yang berkesan dan muhasabah yang membekas di jiwa. 6. Olah Raga Olah raga dapat menjadi program rutin informal bagi para ADS dan simpatisannya dengan tujuan sebagai tarbiyah jasadiyah sekaligus menggalang ukhuwah dan soliditas pengurus. Misalnya: pertandingan sepakbola setiap bulan, renang, dll. Tips: Buatlah inventaris lokasi-lokasi olah raga yang dekat sekolah dan dapat digunakan. Loby pihak sekolah agar dapat menggunakan peralatan olah raga. Sewaktu-waktu adakanlah kompetisi antar angkatan agar memperkokoh silaturahmi antar generasi. 7. Bazar & Pameran Bazar yang dimaksud adalah bazar buku, majalah, kaset, VCD, stationary, busana dan berbagai produk Islami lainnya. Pameran yang Islami seperti: pameran foto-foto perkembangan dunia Islam dari berbagai zaman dan penjuru dunia, software komputer/program multimedia Islam, dsb. Program ini biasanya menjadi program pelengkap PHBI atau momen kegiatan-kegiatan Islam lainnya dimana ia memiliki berbagai misi sekaligus: bernilai ekonomi/bisnis, nasyrul fikroh dan syiar Islam. Acara semacam ini sedapat mungkin melibatkan banyak simpatisan dan lapisan yang lebih luar lagi dalam kepanitiaan termasuk sebagai penjaga bazar, perlengkapan dan keamanan agar semuanya merasamemiliki kegiatan ini. Tips: Libatkan berbagai penerbit dan toko buku dalam kegiatan bazaar. Mintalah diskon khusus dan bahkan dana sponsor kegiatan. Buatlah pelatihan pengadaan bazaar dan pameran karena menyangkut teknis yang spesifik. Undang berbagai institusi yang memiliki bahan-bahan pameran yang berguna. Libatkan pelajar non-kader untuk menjadi panitia dan penjaga pameran. Mintalah kepala sekolah untuk meresmikan pameran. Buatlah brosur/leaflet khusus yang disebarkan di kelas-kelas untuk mempromosikan kegiatan ini. 8. Perlombaan Program perlombaan biasa diikutkan dalam program utama PHBI sebagai wahana menjaring bakat dan minat para siswa di bidang keagamaan, ajang taaruf, silaturahmi antar kelas yang berbeda dan syiar. Jenis-jenis perlombaan meliputi: Azan, Tilawah/Tartil, Cerdas Cermat, Pidato, Nasyid, dsb. Ciptakanlah berbagai lomba kreatif lainnya yang memiliki daya tarik tinggi dan dapat diikuti oleh banyak kalangan. Program ini juga dapat dijadikan sebagai wahana penumbuhan partisipasi dan afiliasi obyek dakwah sekolah secara massal. Tips: Studi banding ke sekolah-sekolah lain atau LSM yang sudah memiliki bahan-bahan dan pengalaman dalam mengadakan lomba pelajar. Dekatilah sponsor-sponsor terkait untuk memberikan hadiah bagi para pemenang. Jadikan kegiatan ini sebagai kegiatan kolosal yang melibatkan seluruh sivitas sekolah. 9. Majalah Dinding Majalah Dinding memiliki 2 fungsi sekaligus: (a) wahana informasi keislaman, (b) pusat informasi kegiatan Islam, baik internal sekolah maupun eksternal. Agar efektif, muatan informasi Islam dalam majalah dinding hendaknya yang singkat, padat, informatif dan aktual. Berita dunia Islam, baik lokal maupun internasional, hendaknya mendapat porsi khusus dalam media ini. Tips: Pastikan majalah dinding mendapat lokasi yang strategis, baik di dalam lingkungan masjid sekolah, maupun lokasi utama sekolah. Libatkan seniman-seniman pelajar berbakat untuk menghias majalah dinding secara kreatif, membuat karikatur, pemilihan warna dan sebagainya. Aktif mengumpulkan kliping dari koran dan majalah, termasuk gambar-gambar ukuran poster yang atraktif. Angkatlah isu-isu “panas” yang menarik perhatian publik, misalnya: RUU Sisdiknas, Perang Irak, Narkoba, dll. Melibatkan seluruh siswa untuk menulis dan belajar menyampaikan aspirasi. 10. Buletin Dakwah Program ini dimaksudkan agar obyek dakwah sekolah senantiasa mendapat suplai fikroh/informasi keislaman secara kontinyu dan berkala. Tips: Pengadaan buletin ini dapat dibuat sendiri atau cukup membeli dari buletin-buletin dakwah yang sudah beredar di luar lingkungan sekolah. Pengadaan dapat dikoordinasikan secara terpusat atau pun inisiatif aktifis dakwah di setiap kelas. Tema-tema dipilih adalah tema-tema aktual yang membentuk opini. Selain itu dapat juga tema-tema lain yang mudah dicerna, memotivasi seperti kisah sahabat, hikmah-hikmah, targhib & tarhib, dsb. 11. Kursus Membaca Al-Qur’an Program ini sangat urgen mengingat kemampuan membaca al-quran merupakan langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut. Banyak kasus terjadi, apabila siswa belum bisa membaca al-Quran akan menghambat motivasinya untuk mendalami Islam lebih jauh. Kita mengenal berbagai metode kursus yang saat ini telah berkembang dan terbukti efektifitasnya. Program ini memerlukan kerjasama dengan pihak guru agama Islam di sekolah agar turut mendukung dan menjadikan bagian dari penilaian mata pelajaran agama Islam. Tips: Lakukan pendekatan dengan guru agama Islam untuk menjadikan kemampuan membaca Al Qur’an sebagai prasyarat nilai Agama Islam. Buatlah pelatihan bagi para calon guru pembimbing. Program ini bisa berdiri sendiri atau disinergikan dengan program mentoring di sekolah. 12. Perpustakaan Islam Perpustakaan Islam sangat penting peranannya bagi dakwah sekolah. Inilah sumber ilmu dan pengetahuan, dan mempercepat kematangan keislaman siswa. Perpustakaan ini berisi al: buku-buku Islami, buku cerita/fiksi, majalah-majalah, hingga rental VCD Islami. dapat bersumber dari sumbangan para alumni, siswa, guru, lembaga-lembaga eksternal, perorangan dan anggaran sekolah. Tips: Upayakanlah keberadaan perpustakaan Islam di sekolah, walaupun sangat sederhana. Mintalah bantuan pengadaannya dari pihak sekolah, alumni, penerbit dan donatur lain untuk menyumbang buku atau dana. Kelolalah dengan baik, buat kodifikasi, sistem informasi peminjaman dan sistem marketing yang kreatif. Informasikanlah keberadaaan perpustakaan ini & daftar buku ke seluruh keluarga besar sekolah secara tertulis, baik melalui pengumuman di mading, buletin, dsb. Kalau perlu pemasaran dilakukan per kelas oleh setiap ADS kelas ybs. Buatlah statistik peminjam per bulan / per cawu berdasarkan kelas sebagian bagian dari parameter perkembangan dakwah di kelas ybs dan dasar perencanaan strategis. 13. Shalat Jum’at berjamaah Apabila sekolah memiliki fasilitas untuk shalat Jum’at berjamaah di dalam lingkungan sekolah (masjid sekolah), maka jangan sia-siakan untuk mengelolanya dengan penceramah yang berkualitas dan berfikroh baik. Selain itu apabila memungkinkan, hendaknya penceramah digilir antara kepala sekolah, kalangan guru dan siswa sebagai media latihan tabligh dan peningkatan partisipasi dan afiliasi pihak birokrasi dan guru. Tips: Buatlah kurikulum khutbah Jum’at dan jadwal penceramah selama setahun. Sediakan buku panduan dan kumpulan materi khutbah Jum’at sebagai referensi. Bahan khutbah dapat berubah sesuai dengan situasi yang berkembang. Misalnya: kasus Perang Irak, RUU Sisdiknas, dll. 14. VCD Islam Rental Saat ini telah berkembang pula puluhan item VCD film-film, nasyid, dokumenter terkait dengan dunia Islam dengan format dan kualitas gambar yang tidak kalah dengan film konvensional. Tips: Buatlah rental VCD di sekolah, dan sinergikan dengan program perpustakaan Islam. Pengelolaan rental VCD dapat bekerjasama dengan pihak luar sekolah/pengusaha VCD rental tersebut. Pemasaran dapat menggunakan jaringan setiap kelas. 15. Informasi Perguruan Tinggi Kegiatan ini sangat penting khususnya bagi siswa kelas III untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif mengenai perguruan tinggi yang hendak dituju. Acara ini sangat menarik minat kelas III dan bernilai efektif bagi tumbuhnya simpati dan kesan yang baik bagi para aktifis dakwah sekolah & alumninya di mata masyarakat siswa, guru dan kepala sekolah. Tips: Undanglah para alumni yang berprestasi dan kuliah di kampus-kampus ternama/bahkan dari perguruan tinggi luar negeri untuk memberikan kiat suksesnya menembus perguruan tinggi. Undanglah beberapa jurusan favorit di PTN untuk mengadakan workshop secara langsung di sekolah kita. Berikan bimbingan dan penyuluhan untuk memilih jurusan yang tepat. 16. Try Out SPMB Program pelayanan ini juga efektif dengan dua tujuan sekaligus (a) membantu persiapan SPMB khususnya para siswa muslim (b) menggalang simpati, silaturahmi dan ukhuwah. Program ini sebaiknya bekerjasama dengan lembaga bimbingan belajar muslim yang sudah mapan dan memiliki kondite yang baik di mata siswa (marketable). Tips: Pastikan jadwal yang tepat untuk mengadakan try out SPMB dengan memperhitungkan jadwal ebtanas, SPMB dan liburan sekolah. Lakukan kerjasama dengan bimbingan belajar terdekat untuk pengadaan soal dan sistem koreksi. Libatkan alumni untuk memberikan masukan dan membantu menjadi pengawas ujian. Buatlah dan distribusikan tips singkat menghadapi ujian SPMB, dengan muatan moral dan iman yang cukup kental, termasuk seruan untuk banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. 17. Pelatihan Ketrampilan Pelatihan ketrampilan meliputi ketrampilan individu (fardi) dan ketrampilan komunal (jama’i) yang sangat dibutuhkan oleh para ADS. Ketrampilan individu adalah ketrampilan yang memungkinkannya melaksanakan dakwahnya dengan baik di semua medan dan lingkungan tempat ia berada, seperti: skill dakwah fardiyah, manajemen waktu, seni dialog, seni orasi, leadership, dsb. Sedangkan ketrampilan komunal adalah ketrampilan yang memungkinkan sekelompok ADS melakukan komunikasi yang baik, bertukar pengalaman dan penghimpunan potensi, al: manajemen operasional, manajemen konferensi, manajemen strategik, teamwork, dsb. ADS Alumni atau LSM Pelajar atau lembaga training profesional dapat mengambil peranan sebagai fasilitator kegiatan ini. Tips: Buatlah inventarisasi kebutuhan skill yang dibutuhkan oleh para pelajar. Konsultasikan dengan alumni, atau LSM terkait yang memiliki kompetensi dan sumber daya untuk melatihnya. Ajukan kegiatan-kegiatan ini sebagai program tahunan Rohis OSIS untuk mendapatkan dukungan dari pihak sekolah. Buatlah studi banding dan pelatihan yang diadakan sekolah lain yang sudah mapan. 18. Pengajian Guru Pengajian Guru dapat diadakan dengan pendekatan siswa, alumni dan guru aktifis dakwah sekolah, termasuk guru agama Islam. Diharapkan lama kelamaan kegiatan ini memiliki manajemen yang terpisah dan dikelola oleh internal guru sendiri sehingga lebih alamiah dan permanen. Tips: Jajakilah kemungkinan mengadakan pengajian guru dengan melihat kondisi yang berkembang. Konsultasikan dengan guru Agama Islam untuk mendiskusikan peluang dan format kegiatan. Tawarkan diri kita untuk menjadi fasilitator kegiatan ini : panitia operasional, penghubung pembicara/ustadz, dsb. 19. Muzhaharah Dunia Islam Informasi muzharah dunia Islam hendaknya selalu disampaikan kepada segenap siswa dan khususnya bagi para aktifis dan simpatisannya. Kegiatan ini sangat baik bagi percepatan kematangan fikroh, hamasah (semangat) dan kematangan pribadi. Tips: Informasikan selalu kegiatan-kegiatan demonstrasi dunia Islam. Misalnya : Demo sejuta ummat menentang Invasi ke Irak. Lakukan pematangan isu ke publik dengan memuat secara berkala info dunia Islam di majalah dinding, buletin dan berbagai media dakwah lainnya. Tugas: 1. Buatlah program kerja Rohis kamu dalam satu tahun! 2. Tentukan indikator keberhasilan untuk setiap program kerja tersebut! 3. Buatlah kategori program-program tersebut berdasarkan sasaran yang hendak dicapai. Sepuluh, MODEL PENGORGANISASIAN ROHIS BARISAN YANG KOKOH Sebuah kebenaran tentunya harus diperjuangkan secara terorganisir menyerupai barisan yang kokoh. Aktifitas dakwah dan sumber daya manusia yang beragam dapat dialokasikan secara cermat dan tepat dalam wadah organisasi yang disediakan. Masing-masing bekerja sesuai dengan bidang kerja dan peminatannya masing-masing dalam koridor ‘amal jama’i. Beban dakwah ditanggung bersama-sama sehingga terasa ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Dengan demikian, diharapkan pencapaian sasaran-sasaran dakwah dapat terlaksana dengan baik. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan barisan yang teratur seakan-akan merupakan bangunan yang amat kokoh.” (Ash Shaff : 4). MODEL PENGORGANISASIAN Pengorganisasian dakwah sekolah tentunya amat beragam disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung masing-masing sekolah. Berikut ini diberikan salah satu model pengorganisasian yang berbasiskan masjid sekolah yang dapat dikembangkan sesuai dengan kreatifitas dan daya dukung setiap sekolah. 1. Dewan Pembina Terdiri dari guru-guru Agama Islam yang membina, memberikan saran dan nasehat bagi pengurus demi kemajuan dakwah Islam pada umumnya. 2. Majelis Pertimbangan Terdiri dari kelas III dan tim alumni yang ditentukan. Mereka memberikan bantuan berupa tenaga, saran dan bimbingan dalam menjalankan dakwah sekolah. 3. Badan Pengurus Harian (BPH) BPH adalah lembaga eksekutif pergerak utama organisasi dakwah sekolah. Badan ini terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua I (ikhwan), Wakil Ketua II (akhwat), Sekretaris, Bendahara dan para Ketua-ketua Bidang. 4. Bidang-bidang a. Bidang Kaderisasi Bidang ini mengelola berbagai kegiatan kaderisasi seperti mentoring siswa/tarbiyah Islamiyah, penyusunan kurikulum, pemantauan, evaluasi, dsb. b. Bidang Pelatihan Bidang ini mengelola berbagai pelatihan yang diperlukan, misalnya: o Pelatihan Murobbi/Mentor o Pelatihan Kepanitiaan o Pelatihan Kader Muballigh o Pelatihan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan o Pelatihan Life Skill o Pelatihan Outbound c. Bidang Dakwah Bidang ini mengelola berbagai kegiatan syi’ar dan dakwah secara umum. Bidang ini memerlukan sumber daya manusia yang cukup banyak. Terdiri dari beberapa seksi: o o o o o Sie Pengajian Kelas Sie Pengajian Guru Sie Kultum (Kuliah Tujuh Menit) – menjelang shalat Zhuhur Sie PBHQ (Pemberantasan Buta Huruf Al Qur’an) Sie PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) o Sie Shalat Jum’at d. Bidang Hubungan Masyarakat Bidang ini melaksanakan segala bentuk aktifitas yang berkaitan dengan masalah informasiinformasi, pengumuman-pengumuman, publikasi, dokumentasi dan hubungan masyarakat pada umumnya. Terdiri dari beberapa seksi: o o o o o Sie Publikasi Sie Dokumentasi Sie Hubungan Alumni Sie Perwakilan Kelas Sie Hubungan Guru (Sekolah) e. Bidang Penerbitan & Media Bidang ini menangani berbagai penerbitan di bawah Masjid/Rohis Sekolah. o o f. Sie Majalah Dinding Sie Buletin Dakwah Bidang Pendidikan Bidang ini menangani berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan prestasi belajar siswa muslim dan para aktifis dakwah sekolah seperti : KBM (Kelompok Belajar Muslim), Try Out Ulangan Umum/Ebtanas/SPMB, dsb. g. Bidang Perpustakaan Bidang ini khusus mengelola program perpustakaan masjid yang merupakan mata air pengetahuan Islam dan penyebaran fikroh itu sendiri. Terdiri dari beberapa seksi: o o Sie Perpustakaan Masjid Sie Perpustakaan Keliling (di kelas-kelas) h. Bidang Rumah Tangga Mengelola invetaris dan berbagai perangkat peralatan yang diperlukan untuk menunjang seluruh aktifitas kegiatan dakwah. Terdiri dari: o o o Sie Kebersihan Sie Inventaris Sie Transportasi Tugas: 1. Gambarkanlah struktur organisasi dakwah di sekolah kamu. 2. Berapakah jumlah orang pengurus dalam organisasi tersebut? 3. Bagaimana strategi penglibatan siswa baru dan simpatisan dakwah? Sebelas TAHAPAN, PARAMETER, DAN STRATEGI Salah satu karakteristik dakwah yang manhaji adalah adanya pentahapan (marhaliyah). Pentahapan ini sangat kita perlukan agar dapat menentukan strategi program yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan sumber daya yang ada. TAHAPAN DAKWAH SEKOLAH Tahapan dalam dakwah sekolah adalah fase-fase dalam dakwah sekolah yang harus dicapai meliputi aspekaspek umum perkembangan dakwah dengan parameterparameter yang telah ditentukan guna menentukan status perkembangan suatu dakwah di sekolah, yaitu: 1. Tahap Pembentukan. Yaitu, fase mulai terbentuknya embrio dakwah di suatu sekolah. Dari tidak ada menjadi ada. 2. Tahap Pertumbuhan. Mulai tumbuhnya kuantitas dan kualitas kader sebagai penggerak utama roda dakwah. 3. Tahap Pematangan. Pertumbuhan kader dakwah dan simpatisan yang massal, disertai dan kematangan potensi dan aktualisasi. 4. Tahap Perluasan. Ekspansi dakwah ke berbagai segmen non-siswa dan sekolah tetangga. Parameter-parameter yang integral, meliputi aspek-aspek: 1. Dakwah khashshah. 2. Dakwah ‘ammah. 3. Kualitas akademis. 4. Pengelola dakwah sekolah. 5. Ekspansi dakwah. digunakan bersifat PARAMETER UTAMA Pengertian PARAMETER Dakwah Khashshah TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 PEMBENTUKAN PERTUMBUHAN PEMATANGAN PERLUASAN Fase mulai terbentuknya embrio dakwah di suatu sekolah. Mulai tumbuhnya kuantitas dan kualitas kader sebagai penggerak utama roda dakwah. Pertumbuhan kader dakwah dan simpatisan yang massal, disertai dan kematangan potensi dan aktualisasi. Ekspansi dakwah ke berbagai segmen nonsiswa dan sekolah tetangga. Terbentuknya minimal 1 kelompok mentoring atau halaqah tarbiyah. Dakwah Ammah Mulai tumbuhnya Simpatisan. Pertumbuhan kader menjadi 10 % dari jumlah siswa muslim. Kualitas kader terjaga. Mulai perluasan dakwah pada lembaga-lembaga formal siswa: OSIS, ekstra kurikuler, dsb. Tumbuhnya Simpatisan menjadi 20 % dari jumlah Obyek Dakwah Sekolah (ODS) Siswa. Pertumbuhan kader menjadi 15 % dari jumlah siswa muslim. Kontunyuitas pengelolaan lembaga formal kesiswaan. Mulai terlihat fenomena kultur yang Islami dalam sekolah: maraknya jilbab, salam, shalat berjama’ah, kegiatan Islam dll. Turunnya kuantitas dan kualitas Pertumbuhan kader menjadi 20 % dari jumlah siswa muslim. Tumbuhnya Simpatisan menjadi 60 % dari jumlah ODS. Kualitas Akademis ADS Siswa tidak meremehkan kualitas akademisnya. Pengelola Dakwah Sekolah Rohis atau masjid sekolah mulai terkelola. Rata-rata ADS Siswa memiliki rangking 20 besar di kelasnya masing-masing. ADS Siswa dan Simpatisan mulai mendominasi 10 besar di kelas masing-masing. Untuk SMU unggulan pemerintah, 40 % dari ADS Siswa berhasil lulus memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Otimalisasi pengelolaan Rohis OSIS dan Masjid Sekolah. Syuro dakwah yang melibatkan berbagai demoralisasi di sekolah. Tumbuhnya Simpatisan menjadi 40 % dari jumlah ODS. Rata-rata ADS Siswa memiliki rangking 15 besar di kelasnya masing-masing. ADS Siswa dan Simpatisan mendominasi 10 besar di kelas masingmasing dan di tingkat sekolah. Untuk SMU unggulan pemerintah, 50 % dari ADS Siswa berhasil lulus memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Regenerasi yang kuat di setiap angkatan. Organisasi alumni yang kuat. Rata-rata ADS Siswa memiliki rangking 15 besar di kelasnya masing-masing. ADS Siswa mendominasi 10 besar di kelas masingmasing dan di tingkat sekolah. Untuk SMU unggulan pemerintah, 60 % dari ADS Siswa berhasil lulus memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Regenerasi yang kuat. Database yang lengkap dan akurat. unsur dakwah terkait mulai difungsikan, termasuk ADS alumni, siswa, guru, murobbi. Ekspansi Dakwah - - Mulai ekspansi dakwah kepada SLTP atau SLTA sekitarnya sebagai embrioembrio sekolah binaan. Mulai matangnya dakwah kepada SLTP atau SLTA sekitarnya. Semakin efektifnya ekspansi dakwah ke guru, kepala sekolah, orang tua, pelajar sekitar, dsb. STRATEGI UMUM TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 PEMBENTUKAN PERTUMBUHAN PEMATANGAN PERLUASAN Penekanan pada pertumbuhan horisontal atau rekrutmen. Persiapan SDM murobbi. Perluas celah rekrutmen: yayasan/LSM, remaja masjid, sekolah tetangga, termasuk Memperbanyak variasi program peningkatan kualitas kader. Mulai memperhatikan perekrutan kader dakwah dari kalangan guru. Mengadakan berbagai Mempertahankan mutu penyelenggaraan kaderisasi dan regenerasi murobbi. Manajemen SDM aktifis dakwah sekolah yang optimal Pengarahan SDM aktifis dakwah sekolah siswa dalam Mempertahankan strategi Tahap 3. Melakukan pendekatan aktif kepada target sekolahsekolah binaan. Undanglah mereka secara resmi dalam berbagai kegiatan dakwah dakwah fardiyah. pelatihan-pelatihan, khususnya dauroh murobbi. Memperhatikan prestasi akademik dan bakat para aktifis dakwah sekolah siswa dan simpatisan. Perambahan dakwah pada lembaga formal siswa untuk meningkatkan peran dakwah ‘ammah. Optimalisasi berbagai LSM dan ormas terkait. berbagai aktifitas dakwah formal Pelatihan-pelatihan penunjang Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah Optimalisasi LSM dan Ormas Optimalisasi forum koordinasi dakwah sekolah di setiap sekolah. sekolah kita. Tugas: 1. Buatlah analisa SWOT kondisi dakwah di sekolah kamu! 2. Setelah itu, tentukanlah Tahap Dakwah Sekolah-nya. 3. Apa strategi kamu untuk maju ke tahap dakwah berikutnya? Berapa lama waktu yang diperlukan? Dua Belas, PERNIK-PERNIK Mengelola dakwah sekolah tentu saja menarik sekaligus banyak pernik-pernik. Berbagai kendala dan hambatan justru semakin membuat kita lebih kreatif dan dewasa dalam menghadapi persoalan. Yakinilah bahwa kesulitan-kesulitan yang datang adalah ujian keimanan sekaligus kreatifitas kita; sebelum mengemban amanah dakwah yang lebih besar lagi. Semakin besar kesulitan yang menghadang juga berarti semakin besar balasan Allah atas kesabaran kita. SULITNYA MENCARI MUROBBI Murobbi (pembina/pembimbing mentoring siswa) adalah ujung tombak dakwah sekolah khususnya dalam rangka membentuk kader-kader dakwah dalam program pembinaan yang intensif dan terpadu. Idealnya, seorang murobbi adalah kakak kelas atau alumni sekolah yang bersangkutan selama memenuhi kriteria dan kualifikasinya. Karena mereka lebih memiliki kedekatan emosional dan menguasai medan dakwahnya. Tips: - Buatlah perencanaan kaderisasi murobbi. - Lakukan pemantauan dan pembinaan khusus bagi peserta-peserta mentoring yang memiliki perkembangan di atas rata-rata dan berpotensi menjadi murobbi. Pada saat yang tepat, dapat dilakukan ujicoba menjadi murobbi atau asisten murobbi sebagai sarana latihan kematangan dirinya. - Lakukan pelatihan/dauroh murobbi secara berkala. - Lengkapi sarana-sarana penunjang seperti: buku-buku kumpulan materi, kaset-kaset ceramah, bahkan situs-situs internet banyak yang menawarkan materi-materi ini secara gratis. - Perluas kemungkinan menjaring murobbi selain alumni. - Untuk materi-materi khusus yang membutuhkan penguasaan yang memadai, lakukanlah daurohdauroh gabungan dengan mengundang pembicara yang berkompeten di bidangnya. - Fleksibilitas dalam jumlah anggota mentoring. Dalam hal maraknya minat pelajar mengikuti mentoring di tengah keterbatasan tenaga yang ada, telitilah kemungkinan untuk menambah jumlah anggota setiap kelompok, bahkan sampai dengan sistem kelas. ALUMNI YANG SELALU PERGI Keberadaan alumni adalah sumber daya yang sangat vital bagi perkembangan dakwah sekolah. Selain diandalkan untuk menjadi murobbi, mereka juga dapat menjadi konsultan dan narasumber berbagai kegiatan seiring dengan meluasnya pengalaman mereka. Namun, keterbatasan SDM alumni adalah masalah klasik yang seringkali terjadi. Bagi sekolahsekolah di berbagai daerah, para lulusannya tentu akan mencari perguruan tinggi yang berkualitas baik di kotakota besar atau di luar propinsinya. Bagi alumni yang kuliah berdekatan atau satu kota dengan almamater sekolahnya juga disibukkan dengan mata kuliah dan kegiatan dakwah di kampusnya yang tidak kalah sibuk. Situasi yang selalu berulang ini hendaknya disikapi secara positif dan antisipatif. Tips: - Percepat akselarasi kualitas kader kelas III untuk menjadi murobbi dan penasehat pengurus Rohis sehingga dapat mengatasi secara langsung keterbatasan alumni. - Lakukan pengkaderan terhadap kalangan guru sehingga mereka akan menjadi aktifis dakwah sekolah yang permanen karena umumnya mereka bertugas di sekolah tersebut dalam waktu yang lama – belasan hingga puluhan tahun. - Perluas keterlibatan LSM dakwah sekolah setempat agar terjamin kontinyuitas pembinaan dan pelatihan yang bermutu. - Buka peluang alumni angkatan ‘tua’ untuk back to school. Alumni yang sudah tamat kuliah dan bekerja seringkali lebih berpeluang aktif kembali di sekolah daripada mahasiswa. BILA DAKWAH DICURIGAI Kecurigaan terhadap dakwah, bahkan hambatan-hambatan yang menghadang adalah sunnah perjuangan yang juga menimpa para nabi dan da’i-da’i pendahulu kita. Namun alangkah disayangkan apabila kecurigaan itu muncul akibat kesalahan kita yang kurang bijak dalam bertindak. Tips: - Upayakan setiap kegiatan dakwah yang dilakukan bersifat formal dan diselenggarakan oleh lembaga formal seperti Rohis, lembaga alumni atau LSM. - Hindari perilaku yang ekslusif, ekstrim, berlebihlebihan apalagi mudah memvonis. Tunjukkanlah sikap yang terbuka, ramah, memudahkan dan simpatik. - Tebarlah senyum dan salam kepada siapa saja, termasuk guru dan kepala sekolah. - Carilah kesempatan untuk dapat bersilaturahmi secara khusus kepada guru atau kepala sekolah. - Tunjukkanlah prestasi belajar yang cemerlang, sehingga justru menimbulkan simpati dan dukungan dari pihak sekolah. - Libatkanlah sebanyak mungkin pelajar non-Rohis dalam kegiatan-kegiatan keislaman. - Buatlah kegiatan-kegiatan dakwah yang lebih variatif bahkan bernuansa umum seperti pelatihan manajemen, outbound training, try out UMPTN, dsb. Bukankah kegiatan-kegiatan itu juga berorientasi kepada pencapatan sasaran dakwah sekolah? BILA DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI Sungguh bahagia diterima di perguruan tinggi idaman. Gambaran dan harapan tentang masa depan seakan lebih jelas terbentang. Guru, kepala sekolah dan adik kelas pun turut berbahagia dan pantas dijadikan suri tauladan. Namun, ada langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan agar lebih bernilai lagi. Tips: - Segera bersyukur kepada Allah Swt atas karunia diterima di perguruan tinggi. Perbaikilah ibadahmu dan semakin taatlah kepada perintah Allah. - Berterimakasihlah kepada orang tua, guru dan teman-teman yang turut serta membantu keberhasilan ini. - Segera lapor diri kepada administrasi sekolah dan juga pengurus Rohis agar dimasukkan kedalam database alumni yang diterima di perguruan tinggi. Buatlah publikasi di majalah dinding tentang daftar alumni Rohis yang berhasil masuk perguruan tinggi favorit. - Jagalah perasaan teman-teman kita yang belum beruntung diberi kesempatan kuliah di perguruan tinggi idaman. Janganlah mengumbar kegembiraan - - - apalagi di hadapan mereka. Hiburlah dan besarkan hati mereka. Selalu saja ada kebaikan Allah dibalik setiap musibah yang datang. Segera lapor diri kepada kakak-kakak kelas di kampusnya bahwa mereka adalah aktifis dakwah sekolah. Dengan demikian memudahkan kakakkakak aktifis dakwah kampus untuk melakukan pendataan dan penglibatan dalam berbagai kegiatan. Jangan lupa untuk segera belajar yang rajin agar sukses pula di kampus. Jangan terlalu lama terlena dalam kegembiraan dan melupakan kewajibannya yang baru. Upayakan kemungkinan untuk tetap dapat beraktifitas dalam dakwah sekolah setidaknya dalam 2 tahun pertama. KETERBATASAN SUMBER DAYA Keberadaan sumber daya baik dana, gedung, kendaraan, komputer dan manusia adalah sangat penting dalam menunjang kesuksesan dakwah sekolah. Tips: - Upayakan penggalangan dana mandiri dari sumber tetap alumni, pengurus rohis, para siswa dan orang tua. Misalnya membuat kartu infaq bulanan, tromol jum’at di masjid sekolah, dsb. Buatlah laporan berkala yang transparan dan professional untuk meningkatkan kepercayaan para donatur. - - - Berdayakan peluang bisnis yang ada: penjualan kaset nasyid, majalah dan buletin, tiket pertunjukan, dll. Upayakan penggalangan potensi sumber daya dari luar pengurus Rohis. Mintalah bantuan pembina Rohis atau guru agama Islam untuk mendata para siswa yang memiliki villa gratis, kendaraan yang dapat digunakan, dsb. Sedapat mungkin menggunakan fasilitas fisik sekolah yang ada: ruang-ruang kelas, masjid sekolah, lapangan olah raga, taman, dsb. ADA APA DENGAN CINTA Masa remaja tentu saja masa yang sedang penuh gelora pubertas dan transisi menuju dewasa. Kecenderungan kepada lawan jenis bahkan berpacaran sudah menjadi pemandangan biasa dalam dunia remaja kita. Adalah Islam mengarahkan kita untuk memanfaatkan masa muda secara positif dan segera menikah bila kemampuan itu telah tiba. Islam sangat mengantisipasi perzinahan sedini mungkin. Mengumbar pandangan, canda dan senyuman, apalagi berduaan adalah bagian dari panah-panah syaitan. Maka, aktifis dakwah sekolah pun dapat jatuh cinta. Bisa kepada sesama aktifis ataupun diluar aktifis dakwah sekolah. Dimulai dari rapat bersama, berlanjut diskusi berdua. Mata bertemu mata, lalu cinta tumbuh bersemi. Jatuh cinta membuat kehadiran si dia selalu dinanti-nanti. Hambar rasanya kegiatan dan rapat-rapat bila tidak bertemu dengan idaman hati. Padahal perasaan itu menjadi malapetaka karena niat kita rusak dan pahala kita binasa. Perjalanan masih panjang, sementara biduk pernikahan pun belum terbayang… Tips: - Senantiasa menjaga hati dan pandangan. - Terapkanlah adab-adab Islam dalam pergaulan. - Segera komunikasikan dengan Allah dalam shalat malam kita bila benalu cinta mulai meradang. - Istighfar dan taubat adalah senjata ampuh dalam menjaga keikhlasan. - Juga komunikasikan dengan sahabat-sahabat terdekat, alumni ataupun murobbi kita yang sekiranya dapat menasehati dan memberi jalan keluar. Ingat, fitnah wanita adalah bahaya klasik sejak zaman nabi Adam as hingga hari kiamat kelak. Bukankah pembunuhan Habil oleh Qabil –keduanya putera nabi Adam as- disebabkan oleh permasalahan wanita? GURU AGAMA MITRA KITA Ada yang sering lupa bahwa guru agama Islam adalah mitra dakwah kita. Padahal, merekalah yang seharusnya paling dekat dengan misi perjuangan kita karena pengetahuan keagamaan yang mendalam dan semangat dakwah yang dimilikinya. Tips: - Cobalah buka pintu silaturahmi dan komunikasi. - Berkunjunglah ke rumahnya dan bawalah sekedar - oleh-oleh untuk anggota keluarganya. Libatkanlah mereka dalam perencanaan dakwah kita. Akomodasi mereka dalam struktur organisasi kita. Hargai mereka sebagai penasehat kita, bukan malah sebagai rival dakwah kita. Ajaklah mereka dalam setiap event dakwah kita yang utama. Mintalah nasihat dan evaluasinya terhadap kegiatan tersebut. HARAKAH DALAM DAKWAH SEKOLAH Dakwah adalah aktifitas yang penuh dinamika. Kadang-kadang dinamika dakwah datang dari sesama para penggeraknya karena perbedaan-perbedaan yang diterima dengan cara yang tidak bijaksana. Dinamika dakwah yang demikian tidak terkecuali terjadi dalam aktivitas dakwah sekolah. Dalam bahasa lain, dinamika tersebut datang dari munculnya berbagai fikrah/harakah/gerakan lain di sekolah. Tips: - Kembangkan sikap saling berlomba-lomba dalam kebajikan. - Jangan saling memvonis. Kita adalah da’i bukan penghujat. - Belajarlah secara obyektif tentang berbagai sejarah, akar pemikiran dan perbandingan pola gerakan antar harokah yang ada. Keyakinan terhadap - kelompok harus didasari rasionalitas dan obyektifitas. Kembangkan sikap dialogis. Carilah persamaannya daripada perbedaannya. Jalin kedekatan secara pribadi, rajin silaturahmi dan tunjukkan sikap bersahabat dan simpatik. Berilah teladan dalam perbuatan daripada menghabiskan waktu berdebat tanpa juntrungan. DEMAM INQILAB Pelajar sebagai seorang remaja, sesuai dengan kondisi psikologisnya, memiliki semangat yang meluap untuk bersegera menampakkan jati diri yang ditemukannya. Dalam proses tarbiyah, proses inqilab (pembalikan) manjadi satu parameter keberhasilannya, yaitu adanya perubahan mutarobbi (obyek tarbiyah) dari jahiliyyah ke islami dalam berbagai aspek hidupnya. Seorang remaja dapat sangat militan dan kadang-kadang berlebihan setelah beberapa waktu menjalani proses tarbiyah. Oleh karena itu, proses ini hendaknya dilalui dengan bijaksana, sebagaimana Rasulullah Saw selalu memotivasi dan mengubah para pengikutnya dengan jalan yang bijaksana juga. Tips: - Selalu melakukan evaluasi (mutaba’ah) atas perkembangan sikap-sikap mereka setelah mengikuti tarbiyah. Evaluasi ini dapat dilakukan - - - - dengan menanyakan perkembangan sikapnya kepada orang yang dekat dengannya atau keluarganya, selain juga dengan melihat langsung dari diri si mutarobbi. Memahamkan mereka tentang cara bersikap yang benar dan bijak terhadap lingkungan keluarga dan mayarakat. Seorang murobbi harus mengenalkan pentingnya lingkungan (bi’ah) islami bagi pembentukan kepribadian mutarobbi. Namun, hal ini pun harus diimbangi dengan pengenalan atas realitas hidup, yang seringkali -atau malah sama sekali- tidak mencerminkan lingkungan yang islami. Mutarobbi pelajar ini mendapat penekanan pentingnya lingkungan yang baik, tetapi juga dilatih untuk peduli melakukan perbaikan pada lingkungan yang tidak baik (tidak islami). Mengimbangi materi-materi yang bersifat memompa militansi dengan materi-materi hubungan manusia dengan manusia (hablumminannaas), misalnya berbakti pada orang tua (birul walidain). Dengan pengimbangan ini diharapkan seorang mutarobbi dapat bersikap proporsional dalam menghadapi realitas hidupnya. Melakukan pendekatan personal dan pengarahan (taujih) khusus tentang tarbiyah itu sendiri dan tentang kearifan bersikap. Langkah ini dilakukan untuk mutarobbi yang menunjukkan gejala demam inqilab yang relatif parah. Untuk kasus-kasus yang sampai ke tingkat konfrontasi dengan orang tua, sebaiknya murobbi membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua mutarobbi sehingga dapat dilakukan terapi yang lebih terarah. Langkah ini juga menjadi upaya menghindari munculnya persepsi yang salah tentang tarbiyah, baik dalam pandangan orang tua maupun masyarakat umum. Hal ini dapat dimaklumi karena munculnya berita dan sikap yang ‘aneh’ pada diri mutarobbi pelajar akan lebih mudah tersebar ke lingkungan sekitarnya. Tugas: 1. Buatlah inventarisasi permasalahan dakwah yang sering terjadi di sekolah kamu. 2. Buatlah urutan prioritas permasalahan berdasarkan urutan jumlah kejadian yang paling sering terjadi/berulang. 3. Analisa penyebabnya dan diskusikan solusinya. 4. Rekomendasikan temuan solusi tersebut kepada pengurus Rohis yang masih aktif untuk dijadikan program kerja yang penting. Tiga Belas, DAKWAH SEKOLAH IN ACTION ANTARA IDEALISME DAN REALITAS Dakwah sekolah memiliki idealisme yang tinggi, target-target yang komprehensif, perangkat-perangkat program dan sarana yang integratif, sebagaimana yang telah panjang lebar dijelaskan di muka. Hal ini berangkat dari keyakinan akan urgensi dan peran dakwah sekolah yang sangat besar; menyiapkan generasi baru yang cerdas, taqwa dan kuat. Merekalah yang akan menjadi pelopor perubahan kelak, generasi yang akan memikul beban dakwah ini untuk mencapai tujuan-tujuannya. Namun, dalam kenyataannya tidaklah mudah segenap konsep dakwah sekolah ini untuk diterapkan. Apakah konsep dakwah sekolah ini sekedar teori belaka atau konsep yang dapat –atau bahkan pernahdiimplementasi. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah hal yang wajar. Sebagaimana Allah Swt pun telah menjadikan Rosulullah Saw sebagai “contoh hidup” bagaimana segenap nilai-nilai Islam terimplementasi dalam diri seorang manusia agar mudah dan menimbulkan optimisme bagi manusia untuk mencontohnya. Berikut ini adalah kisah perjalanan seorang aktifis dakwah sekolah di SMA (sekarang SMU) Negeri di bilangan Pasar Minggu Jakarta Selatan di era 90-an. GITA DAKWAH DARI SMA Masih ingat film “Gita Cinta dari SMA”-nya Yessy Gusman di era 80-an? Tentu saja film tersebut tidak ada hubungannya dengan dakwah sekolah yang kita angkat. Namun, judul film tersebut menginspirasikan saya bahwa bukan hanya “cinta” saja yang bermekaran semasa SMA. Tetapi kader-kader dakwah nan belia pun dapat tumbuh subur sejak bangku sekolah. “Gita Dakwah dari SMA” barangkali judul yang cocok bagi mereka. Pesantren kilat yang ramai pesertanya, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yang meriah dan sumringah, Tafakkur Alam yang heboh dan berkesan, jilbab-jilbab yang tumbuh subur bagai cendawan di musim hujan, ucapan salam yang banyak bertebaran, hingga rame-rame kerja bakti membersihkan musholla termasuk mencuci karpet dan sajadah-, menjadi kenangan manis yang sulit terlupakan. “Masa yang paling indah, masa-masa di sekolah..” demikian barangkali liriknya Obbie Messakh dapat dianalogikan. Awal Bersentuhan dengan Dakwah Sekolah Pada suatu hari di bulan Juli 1989, saya resmi mulai memasuki SMA yang cukup favorit di Jakarta. Rasa senang, bahagia sekaligus bangga menyelimuti hati saya dalam menapaki hari-hari yang indah untuk mewujudkan cita-cita. Sebenarnya saya agak minder juga memasuki dunia yang serba baru ini, bergaul dengan “orang umum”, lingkungan yang campur baur antara laki-laki dan wanita, vocabulary gaul yang banyak ‘nggak nyambung; maklumlah saya berasal dari pesantren dan cenderung ‘kuper’ (kurang pergaulan). Apalagi selaku siswa baru, mereka menggunakan seragam “kebesaran” SMP-nya masing-masing yang bercelana pendek, sementara saya sendirian bercelana panjang; menjadi pusat perhatian senior-senior dan juga kawan seangkatan. Pada hari Minggu, kira-kira pekan kedua masuk sekolah, saya mengikuti kegiatan penyambutan siswa baru yang diadakan oleh Rohis atau istilah lainnya “Pengurus Mushalla”. Kegiatan utamanya rujakan bareng bersama kakak-kakak kelas yang baek-baek itu lho.. Bentuknya seperti mentoring, satu kelompok sekitar 7 orang, di halaman sekolah yang rindang. Sambil kepedesan makan rujak mulailah kakak-kakak itu bercuap-cuap tentang Rohis, kegiatan-kegiatannya, keuntungannya, dan seterusnya. Kesan saya cukup baik, bahkan saya merasa at home di Rohis. Mereka orang baik, pintar dan care dengan adik-adik kelasnya. Begitulah interaksi saya yang pertama dengan dakwah sekolah.. Tahap Pembentukan Akhir Dakwah di sekolah kami ketika itu sebenarnya mulai berkembang. Namun masih terbilang embrio, walaupun embrio dakwah sudah mulai ada pada angkatan-angkatan sebelumnya. Barangkali semacam fase akhir dari “Tahap Pembentukan” dalam dakwah sekolah, karena jumlah kader secara perlahan tapi pasti mulai tumbuh dalam jumlah yang lumayan. Angkatan saya adalah angkatan ’92. Pada awalnya, angkatan saya -para alumni ‘rujakan’- yang menjadi penggerak dakwah di angkatan hanya sekitar 6 orang saja, yang kemudian berkembang menjadi sekitar 25 orang penggerak inti dalam satu tahun. Kegiatan pun masih sederhana namun cukup variatif. Kultum menjelang shalat zhuhur berjama’ah di mushalla, majalah dinding, perpustakaan, ceramah setelah shalat jum’at, PHBI dan sebagainya. Rekrutmen kader dan dakwah dilakukan secara fardiyah. Satu-satunya kegiatan rekrutmen yang cukup besar adalah Studi Islam Ramadhan (SIR) yang biasa diadakan setahun sekali di sekolah. Itu pun tidak begitu efektif menjaring kader karena program yang terlalu umum dan pengkondisian yang belum efektif. Walau pun demikian, kader-kader dakwah tetap bermunculan walaupun relatif agak lambat. Tahap Pertumbuhan Pada tahun 1990, saat menjelang kenaikan ke kelas II, saya ditunjuk menjadi ketua panitia Tafakkur Alam (TA). Ini adalah kegiatan baru dan ide yang kreatif memecah kebekuan dan kejenuhan programprogram dakwah yang selama ini ada. Kegiatan TA pada waktu itu betul-betul “tafakkur alam” yang sesungguhnya; berkemah di lereng gunung, medan yang terjal, kabut yang tebal dan –tentu saja- air terjun yang indah. Lokasi yang dipilih adalah Curug Nangka, sebuah lereng air terjun di sebuah Gunung di Bogor, Jawa Barat. Walhasil, kegiatan ini banyak menyedot minat para peserta yang sebelumnya tidak begitu berminat dengan kegiatan dakwah. Pada hari yang ditentukan, berangkatlah kami menuju tempat yang ditentukan. Dengan menggunakan bus Metromini kami berangkat dari halaman sekolah. Karena peserta membludak, maka banyak yang berdiri tidak kebagian tempat duduk. Bus tersebut –dulu masih beratap pendek- tentu saja sangat “nyaman” bagi peserta yang berdiri karena harus membungkuk berjamjam.. Karena jarak yang jauh dan medan yang terjal, akhirnya kami tiba malam hari -sangat terlambat dari yang ditentukan. Itupun masih harus berjalan kaki sekitar 1 jam lagi menuju lokasi perkemahan, mendaki di tengah rintik hujan, jalan becek dan curam, serta di kegelapan malam. Letih, capek, dingin, lapar dan mual mulai dirasakan peserta –terutama para wanita. Wah.., betul-betul perjalanan yang melelahkan.. Kabut yang tebal dan udara yang dingin menusuk tulang masih pekat menyelimuti kami di keheningan dini hari. Taburan gugusan bintang-bintang di langit yang cerah dan amat indah, ditingkahi dengan berbagai bunyi-bunyian zikir serangga-serangga gunung menambah khidmat tahajjud kami. Ya Allah.., betapa kecil dan kerdilnya hamba-Mu ini di tengah lautan ciptaan-Mu yang amat hebat dan luas. “(Dia) yang telah menciptakan 7 lapis langit bertingkat-tingkat. Engkau tidak akan mendapati dari ciptaaan Ar-Rahman itu sesuatu yang cacat..” (Al Mulk : 3) “Apakah kalian lebih sulit penciptaannya dari pada langit? Padahal langit telah kami tegakkan.” (An Nazi’at:27). Betapa lalai dan sombongnya kami dalam kesibukan dunia hingga melalaikan dzikir dan taat kepada-Mu selama ini. Tanpa terasa, air mata menitik. Semakin lama semakin deras membasahi pipi dan sajadah tempat bersujud. Jiwa menengadah ke langit, memohon ampun dan taubat-Nya yang amat luas tidak terbatas. Wahai Allah Pemilik segala dan Penguasa jagad raya. Dosa-dosa kami amatlah banyak bagaikan pasir di pantai dan taburan bintang yang tiada terbilang. Dengan kasih sayangMu, hamba memohon ampunan dari-Mu yang amat luas tidak terbatas…. Hawa sejuk kerinduan dan kecintaan merasuki jiwa secara perlahan. Menumbuhkan keimanan dan menepiskan kepalsuan. Menyalakan keberanian dan membuang kepengecutan. Sinar hidayah yang terang benderang baru saja mengusir awan gelap kejahiliyahan …. Sebenarnya, kegiatan TA ini cenderung gagal bila dilihat dari pencapaian target-target materi dan mata acara kegiatan yang telah disusun. Betapa tidak, baru semenit kegiatan mentoring di pinggir atau batubatuan sungai yang indah langsung bubar gara-gara mulai banyak pendaki gunung yang lain –laki dan perempuan- tanpa sungkan membuka baju dan mandi di sungai. Astaghfirullahal ‘adzim. Ceramah hanya berhasil ba’da subuh. Sedangkan siang harinya tenda diguyur hujan lebat. Belum lagi minimnya sarana MCK (mandi, cuci dan kakus), karena tidak disediakan khusus, kecuali di sungai yang serba terbuka tadi. Wah… Namun, rupanya alam secara alami telah mentarbiyah kami. Mengajarkan banyak hal tentang hakikat kehidupan dan perjuangan tanpa harus memberikan materi di papan tulis yang lama dan panjang-panjang. Jauhnya perjalanan, sulit dan terjalnya medan, beratnya perlengkapan, hawa dingin bahkan hujan yang menusuk tulang, pengorbanan waktu dan uang, hingga pelajaran dari keheningan malam adalah pelajaran yang lebih mahal dan berkesan. Walhasil, pengalaman TA pertama ini juga membuat kami semakin kompak dan solid dalam ber‘amal jama’i di sekolah. Kami merasakan bahwa kegiatan baru ini betul-betul efektif membina jiwa dan ukhuwah islamiyah. Sejak saat itu, kegiatan Tafakkur Alam adalah kegiatan primadona kami khususnya dalam mengkader para calon-calon aktifis dakwah sekolah yang sangat efektif. Kegiatan TA berikutnya semakin menarik dan variatif dan –tentu saja lebih nyaman, karena kita mulai menggunakan villa-villa yang banyak bertebaran di jalur Puncak, Jawa Barat. Bayangkan, villa-villa yang dahulu identik dengan hunian elit dan berbau maksiyat, sekarang berubah menjadi tempat favorit pengajianpengajian. Ceramah agama, hiking, pemutaran film, nasyid, games, mentoring, olah raga, hingga muhasabah. Subhanallah. Maka, pertumbuhan jumlah kader semakin pesat di angkatan-angkatan berikutnya. Pertumbuhan kuantitas ini pun dapat diimbangi pula dengan perkembangan kualitasnya melalui perangkat tarbiyah yang intensif yang dilakukan oleh para alumni. Hal ini bisa dilihat dari kemandirian dan kreatifitas mereka dalam melakukan berbagai manuver dakwah sekolah. Mulai dari dakwah fardiyah, aktif sebagai pengurus rohis, menjual majalah-majalah Islam atau bulletin gratis, hingga yang paling fenomenal dan inovatif : Pengajian Kelas! Ya, Pengajian Kelas (PK) adalah kegiatan favorit kami berikutnya setelah TA. Bayangkan, para aktifis dakwah sekolah secara serentak berinisiatif mendorong teman-teman sekelasnya mengadakan pengajian sepekan sekali di kelasnya sendiri. Mula-mula program ini tentu saja ditanggapi dengan ragu. Namun, semangat yang tinggi dan niat yang suci membuat kegiatan ini cukup sukses ditanggapi para peserta. Bayangkan, setiap kelas sepekan sekali mengadakan pengajian kelas secara mandiri. Yang lebih hebat lagi, pengisi materi adalah teman-teman sekelasnya sendiri para aktifis dakwah sekolah! Tentu saja reaksi positif ini tidaklah datang dengan tiba-tiba. Bukanlah kebetulan bila pada umumnya para aktifis dakwah itu adalah para jagoan akademis dan mendominasi 10 besar di kelasnya masing-masing. Jadi, ajakan mereka mendapat sambutan karena mereka adalah figur yang disegani : jujur, berakhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan … pintar. Maka, mulailah terjadi gelombang pertumbuhan kader dan simpatisan sekaligus. Jilbab mulai marak. Ucapan salam menjadi budaya. Dakwah mulai menjadi kebutuhan bersama bahkan bagi para pegawai, guru dan kepala sekolah. Tahap Pematangan & Perluasan Para aktifis dakwah dan simpatisan mulai tersebar di berbagai ekstra kurikuler: Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Palang Merah Remaja (PMR), Pecinta Alam, Taekwondo, Peminat Fotografi hingga Kesenian. Bahkan ketua OSIS dijabat oleh aktifis Rohis 12 angkatan berturut-turut (sampai sekarang)! Pengaruh dakwah cukup dirasakan oleh seluruh kalangan sekolah. Karena dakwah telah menyebar, menembus sekat-sekat musholla dan ekslusifisme, menembus ruang kelas dan ruang guru, bahkan pojokan kantin dan posko satpam. Kegiatan-kegiatan Rohis berarti keberkahan dan rejeki baru buat pegawaipegawai kecil itu. Setidaknya ada pesanan nasi bungkus untuk para panitia kegiatan yang mabit malam hari. Atau sebaliknya, nasi bungkus dan snack justru akan banyak mampir ke tempat mereka bila ada kegiatan besar. Atau bahkan uang tambahan karena banyak membantu kita membereskan ruangan dan menjaga keamanan… Pengajian guru pun mulai diaktifkan. Kesadaran pun tumbuh perlahan tapi pasti. Guru-guru wanita mulai berkerudung satu demi satu. Dukungan kepala sekolah dan guru-guru pun semakin tinggi. Mereka menganggap dakwah ini adalah program yang sangat positif; tidak hanya meningkatkan moralitas, melainkan juga meningkatkan kinerja guru dan prestasi siswa. Beberapa siswa pun mulai menggarap adik-adik kelasnya di SMP almamaternya. Mereka mulai rajin berkunjung, menyambangi guru dan membina pelajarpelajar di mantan sekolahnya tersebut. Diharapkan, ketika mereka tamat dan masuk SMU, sudah memiliki kesiapan langsung menjadi aktifis dakwah sekolah. Setelah tetap mendominasi prestasi belajar di kelas, para aktifis dakwah sekolah pun banyak yang diterima di perguruan tinggi favorit, khususnya UI dan ITB, bahkan program beasiswa di luar negeri. Beberapa angkatan bahkan memiliki prestasi 10 besar sekolah dan NEM tertinggi dari kalangan aktifis dakwah sekolah. Kelanjutan Kiprah Dakwah dan Peran Alumni Saat ini kami memiliki alumni mantan aktifis dakwah sekolah sekitar 500 orang tersebar di 12 angkatan. Mereka tersebar dan kuliah di berbagai kampus seperti UI, ITB, IPB, UNJ, UGM, Unpad, hingga program paska sarjana di berbagai perguruan tinggi luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Australia, Malaysia hingga Mesir. Tak pelak lagi, mobilitas mantan aktifis dakwah sekolah ke dalam kampus telah memberikan gairah baru bagi dakwah disana. Karena mereka telah memiliki kesiapan fikroh dan pengalaman sejak sekolah. Terbukti kemudian, diantara alumni tersebut banyak yang berkiprah bahkan menjadi pemimpin-pemimpin gerakan Islam di kampus. Mulai dari Rohis tingkat jurusan, fakultas hingga universitas. Mulai dari ikatan mahasiswa jurusan, senat fakultas hingga badan eksekutif tingkat universitas. Setidaknya ada 4 alumni yang pernah menjabat menjadi Ketua Senat/Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat universitas dan dianggap berperan besar dalam mendorong gerbong reformasi tahun 1998 yang lalu: Ketua BEM UI (2 orang), Ketua Keluarga Mahasiswa (KM) ITB), dan Ketua BEM IPB. Juga pimpinan organisasi dakwah tingkat universitas seperti Ketua SALAM UI, Ketua Rohis UI, Ketua Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB, dsb. Selain itu juga puluhan alumni pernah memegang amanah menjadi ketua senat fakultas, ketua rohis/sejenisnya dan ketua keputrian di berbagai fakultas di UI seperti Fakultas Kedokteran Gigi, Ilmu Keperawatan, Ilmu Komputer, Teknik, Ekonomi, MIPA, FISIP, FKM, Sastra, dsb. Belum termasuk yang berkiprah di berbagai kampus lainnya di dalam dan luar negeri. Banyak juga alumni yang sudah lulus kuliah dan mulai berkiprah yang sesungguhnya di masyarakat. Ada yang menjadi dosen, karyawan swasta, pegawai pemerintah, wiraswasta hingga aktifis partai politik.. Mudah-mudahan mereka semua tetap menjadi penggerak-penggerak dakwah dan agen perubahan di lahan profesinya masing-masing…insya Allah. Saat ini kami tengah mengkonsolidasikan kembali potensi-potensi alumni yang besar ini, baik untuk kepentingan dakwah sekolah maupun untuk mendukung kiprah mereka di profesinya masingmasing. KENYATAAN YANG DAPAT DIWUJUDKAN Kisah di atas tentu saja bukan sekedar untuk bahan nostalgia belaka apalagi kebanggaan sematamata. Apalagi tentu masih banyak kisah prestasi dakwah sekolah di berbagai tempat di tanah air yang amat beragam dan lebih berkualitas. Kisah ini hendak menegaskan kepada kita kembali bahwa membentuk generasi dakwah yang tangguh sejak di sekolah akan membentuk pribadi dan kiprah mereka hingga puluhan tahun ke depan. Perubahan yang dihasilkan dalam medan dakwah sekolah kita saat ini akan berpengaruh pada wajah bangsa kita ke depan. Juga tahapan-tahapan dan target-target pencapaian dakwah sekolah bukanlah mimpi yang mustahil digapai. Ia adalah kenyataan yang dapat diwujudkan. Tugas: 1. Buatlah karangan minimal 1 halaman ukuran A-4, yang bercerita tentang kisah dakwah sekolah yang sangat berkesan bagi kamu (pengalaman pribadi). 2. Apabila berkenan, kamu dapat mengirimkannya ke penulis via [email protected], untuk suatu saat dipublikasikan di media-media yang relevan. Mudah-mudahan kawan-kawan di tempat lain dapat menarik manfaat dari pengalaman kamu. Empat Belas, MEMBENINGKAN HATI, MEMBANGUN GENERASI MEMBENINGKAN HATI Pada esensinya, dakwah adalah tentang bagaimana melunakkan hati. Seorang laki-laki perkasa semacam Umar bin Khattab ra tidaklah beriman karena keperkasaan fisiknya dikalahkan, melainkan hatinya telah ditaklukkan dengan lantunan ayat-ayat Al Qur’an. Maka, seorang da’i harus menghidupkan hatinya sebelum menaklukkan hati orang lain. Sebagaimana Rasulullah saw. memberi isyarat dengan hidup dan mati, maka bagaimana mungkin yang mati akan menghidupkan sedang yang hidup saja belum tentu mampu menghidupkan. Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang yang selalu berdzikir (mengingat) Allah dengan orang-orang yang tidak mengingat-Nya adalah seperti yang hidup dan yang mati.” (HR Bukhari) Abbas As-Siisiy mengingatkan, “Hal yang terburuk pada diri seorang da’i adalah: jika batinnya bertentangan dengan lahirnya.” Maka untuk membeningkan hati dekatilah sang Pemilik Hati. Ketika Allah telah dekat dengan kita, maka hati kita menjadi bersinar, tulus dan ikhlas, lisan kita berkesan, sorot mata kita menyejukkan, akhlak kita menentramkan, dan seruan dakwah kita akan didengarkan. Caranya adalah dengan memperbanyak dzikir, ibadah wajib, ibadah sunnah dan menghindari dosa. Rasulullah Saw bersabda, ”Bahwasanya Allah Swt telah berfirman: ‘Barang siapa memusuhi orang yang setia kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku telah menyatakan PERANG terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku sukai seperti ia melaksanakan ibadah wajib yang Aku perintahkan. Dan hamba-Ku mendekatkan dirinya dengan ibadah-ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya apabila ia mendengar, menjadi penglihatannya ketika ia melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berjuang, menjadi kakinya ketika ia melangkah. Dan apabila ia meminta kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi.’ “ (HR. Bukhari). KATAKAN DENGAN CINTA Maka, katakanlah dengan cinta. Ekspresi cinta yang tulus, lahir dari hati yang bersih. Cinta yang tulus akan tampak secara dzahir (nyata) dalam bentuk ekspresi wajah yang cerah, sikap simpatik, dan respon yang positif terhadap objek dakwah. Wajah yang senyum dan cerah terasa menyejukkan dan menarik untuk menikmatinya. Objek dakwah sekolah akan mendekat dan senang bersahabat dengan penyeru dakwah yang demikian. Dari Abu Dzar ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah sekali-kali kamu meremehkan kebaikan meskipun itu berupa keceriaan wajah tatkala bertemu saudaramu.” (HR Muslim) Sebaliknya, seorang penyeru dakwah sekolah yang selalu memasang wajah sangar dan menjual mahal senyumnya akan dijauhi objek dakwahnya. “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu berlaku keras lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauh dari sekelilingmu.” (QS Ali Imran 159). Ekspresi keikhlasan akan tampak dari kesungguhan seorang da’i dan mujahid. Kesungguhan itu tampak dari sorot wajah dan keseriusannya menanggung beban perjuangan. Getaran keimanannya mampu menggetarkan hati-hati di sekelilingnya. Seperti kata Hasan Al Bana, “Dari seorang mujahid, Anda dapat membaca pada raut wajah dan kilauan matanya, dan mendengar dari gerakan lidahnya semua yang bergelora di dalam hatinya, kesengsaraan yang ada di dalam hati, semua tujuannya benar dan bersungguh-sungguh pelaksanaannya, cita-citanya tinggi dan sasarannya jauh untuk memenuhi jiwanya.” MEMBANGUN GENERASI Seruan dakwah yang lahir dari hati-hati da’i yang suci, sangat mudah diterima oleh pemudapemuda yang juga berjiwa bersih dan belum banyak terkontaminasi kecenderungan pragmatis dan ideologis. Itulah kenyataan sejarah, dimana dakwah selalu didukung oleh para pemuda. Inilah awal perubahan besar. Kalau kita menginginkan perubahan besar di negeri ini, maka rubahlah generasi muda kita. Apabila kita ingin merubah generasi muda kita, rubahlah diri kita terlebih dahulu. Oleh karena itu, “Tegakkanlah Islam di hatimu, niscaya ia akan tegak di bumi-mu!” Alhamdulillah. DAFTAR PUSTAKA 1. Al Banna, Hasan. 1998. Risalah Pergerakan. Solo : Era Intermedia. 2. Al Banna, Hasan. 2002. Figur Pemuda Islam. Jakarta : Cahaya Press. 3. Al Banna, Hasan, Terj. 1999. Memoar Hasan Al Banna. Solo : Era Intermedia. 4. As-Siisiy, Abbas. 2001. Bagaimana Menyentuh Hati. Solo : Era Intermedia. 5. Al Ghadban, Munir Muhammad, Terj. Aunur Rafiq.1992. Manhaj Haraki dalam Sirah Nabi Saw. Jakarta : Rabbani Press. 6. Al Mubarakfuri, Shafiyur Rahman, Terj. Rahmat. 1998. Sirah Nabawiyah. Jakarta : Robbani Press. 7. Matta, Anis. 2002. Model Manusia Muslim. Bandung : Asy Syamil. 8. Partai Keadilan. 2001. Pedoman Dakwah Sekolah 1422 H. Jakarta. 9. Siddiq, Drs. Mahfudz. 2001. Risalah Dakwah Thulabiyah. Bekasi : Pustaka Tarbiatuna. ALAMAT-ALAMAT WEBSITE A. ROHIS ON THE WEB Alamat http://www31.brinkster.com/exsis http://www.geocities.com/rohis5 http://farois.tripod.com http://fords.4t.com http://rohisna.tripod.com http://www.al-uswah.8k.com http://geocities.com/planetsmuda http://rohis70.tripod.com http://rohis89.cjb.net http://rohis78.8k.com http://roisnews.tripod.com http://ski2sby.cjb.net http://www.skismunsa.cjb.net Muatan Forum Pelajar Islam seCimahi, Jawa Barat Rohis SMU Negeri 5 Pekanbaru Rohis SLTA seSurakarta Forum Dakwah Sekolah se-Sumatera Selatan Rohis SMK Negeri 2 Bogor. Rohis SMUN 1 Jogja SMUN 2 Kediri Rohis SMU Negeri 70 Jakarta Rohis SMU Negeri 89 Jakarta Rohis SMU Negeri 78 Jakarta Rohis SMU 3 Surakarta Rohis SMU Negeri 2 Surabaya Rohis SMUN 1 Kota Mojokerto. http://www.remaja-masjid.cjb.net http://ski1.cjb.net http://www.fupmi.tk Remaja Masjid SMU Negeri 1 Sooko, Mojokerto Rohis SMU Negeri 1 Surabaya Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Gunung Madu, Lampung. B. LSM DAN ORMAS Alamat http://www.iqroclub.org http://kapmi.tripod.com http://www.islamuda.com http://amalnet.on.to http://www.narkoba-metro.org/ Muatan LSM Iqro Club Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia Buletin dakwah untuk remaja Layanan pembuatan website gratis untuk remaja masjid, SKI, dan organisasi Islami Narkoba C. INFORMASI PENDIDIKAN DAN BEASISWA Alamat http://www.pdk.go.id Muatan Situs Depdiknas yang juga memuat kalender pendidikan, info NEM, perguruan tinggi, http://ebtanas.org http://www.pendidikan.net http://www.iptek.net.id http://www.smu-net.com http://www.akademianet.com http://www.edupedia.com/eduInd http://www.usembassyjakarta.org /aminef lembaga kursus, belajar ke luar negeri, pendidikan jarak jauh, universitas terbuka, dll. Laporan hasil NEM dan peringkat sekolah. Pusat informasi pendidikan dan beasiswa S1, S2, S3 dari dalam dan luar negeri. Informasi IPTEK dan beasiswa dari instansi atau badan pemerintah, yang berasal dari negara-negara maju. Informasi pendidikan yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Seleksi mahasiswa baru, informasi perguruan tinggi top, direktori kampus di dalam dan luar negeri, SMU online, dsb. Informasi pendidikan dan sekolah, termasuk info program studi terbaik di Indonesia, kuliah di luar negeri, dll. Info studi di Amerika dan beasiswa. http://webmahasiswa.hey.to Info beasiswa dan studi ke luar negri khusus buat pelajar Indonesia untuk program pertukaran mahasiswa, master maupun doktoral. http://www.kamalindo.com/ Pusat informasi kuliah, beasiswa di Jepang termasuk tips praktis. Informasi terlengkap, akurat, dan terkini tentang Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia. http://www.pts.co.id/ D. LAIN-LAIN Alamat http://www.cybernasyid.com http://www.masjid.or.id/link Muatan Download nasyid. Ada teks-teks nasyid juga. Kumpulan Link Islam Lengkap dalam dan luar negeri: Majalah-majalah, organisasi dakwah, LSM, Ormas, dsb. GALERI FOTO: PELAJAR IN ACTION “Segera sahkan RUU Sisdiknas” “Pertegas sanksi pelanggaran dalam RUU Sisdiknas!” “Berikan Kami Kebebasan Berjilbab!” “Tindak pornografi!!!” “Bersatulah Indonesiaku” Demo pun tak lupa sholat. Berbaris dengan santun. Curriculum Vitae NUGROHO WIDIYANTORO, S.T., lahir 1 Juni 1974 di Jakarta. Setelah menamatkan SLTP di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta, beliau memulai pengalaman dakwah sekolahnya sebagai Ketua Musholla SMUN 28 Jakarta periode tahun 1990-1991, semasa dengan puncak revolusi jilbab di sekolah. Mantan juara I menulis puisi se-Pondok Pesantren Darunnajah ini kemudian mendirikan Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) SMUN 28 bersama beberapa alumni pada tahun 1995 - sebagai wadah alumni untuk menyokong penuh berbagai kegiatan dakwah di sekolah. Pada tahun 2002 turut pula mendirikan Yayasan Keluarga Alumni Muslim SMUN 28 (KALAM 28) sebagai wadah yang lebih luas bagi seluruh alumni muslim menyalurkan segenap potensinya bagi almamaternya. Beliau juga memiliki pengalaman berharga dalam dakwah kampus sebagai Ketua Bidang Mentoring Agama Islam Kerohanian Islam (Rohis) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) pada periode 1994-1995, Wakil Ketua Lembaga Dakwah Kampus (LDK) FTUI periode 1995-1996, Litbang Senat Mahasiswa UI (SMUI) periode 1995-1996, Ketua Rohis SMUI pada tahun 1996, pendiri Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI) FTUI dan menjadi Ketua Badan Pengawas (BP)–nya yang pertama periode 1996-1997. Lulusan Teknik Industri FTUI pada tahun 1997 yang saat ini berbisnis di bidang teknologi informasi ini, juga aktif pada lembaga pusat kajian pelajar dan pemuda regional Asia–Pacific Youth & Student Foundation di Jakarta. Selain itu juga menjadi konsultan ahli pada LSM Iqro’ Club yang saat ini menangani mentoring agama Islam di 50 SLTA di Jakarta yang melibatkan peserta sekitar 6000 pelajar. Saat ini juga banyak menggarap pelatihan-pelatihan pada berbagai LSM dakwah sekolah di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, Lampung, Palembang, Jambi, Bengkulu, Pekanbaru, Padang, Medan, hingga Aceh. Buku “Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar” ini merupakan edisi revisi “Dakwah Sekolah di Era Baru” (Era Intermedia, 2002) yang akan disusul buku serial dakwah sekolah berikutnya “Gita Dakwah dari SMA”, “Mencetak Kader Belia”, dan “Dakwah Fardiyah Murah Meriah”. Saat ini penulis tinggal di Pasar Minggu, Jakarta bersama istri dan seorang putra tercinta. Kontak dapat dilakukan melalui email [email protected]. Downloaded from : adssmp.blogspot.com