TOPIK II SISTEM REPRODUKSI HEWAN BETINA I. DASAR TEORI Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium dan saluran reproduksi betina dan alat penggantungnya. Pada mamalia dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar (Gambar 2.1). Saluran kelamin terdiri dari tuba fallopii (oviduk), tanduk Rahim (koruna uteri), badan Rahim (korpus uteri), leher Rahim (servik uteri), vagina dan vulva. Ovarium dan saluran kelamin pada mamalia berhubungan antara satu dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh yang dipertautkan oleh alat penggantungnya. A B Gambar 2.1 Sistem Reproduksi Betina (A. Tikus; B. Ruminan) Ovarium terdiri atas daerah medula, mengandung beberapa pembuluh darah dan sedikit jaringan penyambung jarang; dan bagian korteks, di mana terutama mengandung folikel-folikel ovarium, yang mengandung oosit. Tidak terdapat batas yang jelas antara daerah korteks dan medula. Folikel-folikel ovarium tertanam dalam stroma korteks. Dapat dibedakan tiga jenis : folikel-folikel primordial, folikel-folikel yang sedang tumbuh, dan folikel-folikel Graaf. Beberapa ahli histologi membagi folikel-folikel yang sedang tumbuh dalam 3 kategori : 1) Folikel-folikel primordial: Folikel-folikel primordial merupakan folikel utama yang terdapat sebelu lahir. Masing-masing folikel terdiri atas oosit primer yang diliputi hanya oleh satu lapisan selsel folikuler yang diliputi hanya oleh satu lapisan sel-sel fulikuler gepeng (Gambar 4). 2) Folikel-folikel yang sedang tumbuh: Morfologi dan ukuran folikel-folikel yang sedang tumbuh sangat berbeda-beda karena folikel-folikel ini sangat tergantung pada usianya, dari folikel yang mulai tumbuh sampai ke folikel yang sangat besar yang hampir matang. Waktu oosit tumbuh, selapis sel-sel folikuler menjadi kuboid dan kemudian melalui pembelahan mitosis, bertambah menjadi epitel berlapis. Oosit juga menjadi lebih besar, dan asidofil, homogen, dan lapisan aseluler yang dinamakan zona pellusida timbuk disekitarnya. Zona pellusida terlihat dengan mikroskop cahaya bila oosit garis tengahnya mencapai 80 m. Waktu folikel tumbuh – terutama karena penambahan jumlah dan ukuran sel-sel granulosa – timbul penimbunan cairan yang kaya akan asam hialuronat (cairan folikuler). Rongga-rongga yang mengandung cairan bersatu dan akhirnya hanya membentuk satu rongga, antrum folikluli. Sel-sel lapusan granulosa lebih banyak pada suatu tempat pada dinding folikel, membentuk massa sel yang padat, kumulus ooforus, yang mengandung oosit. Kumulus ooforus menonjol ke bagian dalam antrum. Setelah itu oosit tidak tumbuh lagi. 3) Folikel-folikel matang: Folikel matang bergaris tengah sekitar 1 cm dan dapat dilihat penimbunan cairan, rongga folikel bertambah besar dan oosit melekat pada dinding folikel dengan perantaraan pedikel yang dibentuk oleh sel-sel granulosa. Karena sel-sel granulosa tidak bertambah banyak sebanding dengan penimbunan cairan, lapisan granulosa menjadi lebih tipis (Gambar 2.2). Sel-sel granulosa membentuk lapisan pertama yang meliputi oosit – dan oleh karena itu, berhubungan erat dengan zona pellusida – menjadi panjang dan membentuk korona radiata, yang menyertai oosit waktu ia meninggalkan ovarium. Korona radiata tetap ada bila spermatozoa membuahi 1 oosit dan untuk beberapa saat tetap ada waktu ovum berjalan melalui tuba. Gambar 2.2 Histologi Ovarium II. TUJUAN 1) Mempelajari Struktur Anatomi Makros Sistem Reproduksi Tikus Betina 2) Mempelajari Struktur Anatomi Makros Sistem Reproduksi Sapi Betina 3) Mempelajari Struktur Anatomi Mikros Organ Reproduksi Tikus Betina III. ALAT DAN BAHAN 1) Preparat histologi ovarium 2) Seperangkat alat bedah 3) Papan seksi 4) Penyungkup 5) Jarum pentul 6) Kapas 7) Klorofom 8) Tikus (Ratus novergicus) betina 2 9) Saluran reproduksi sapi betina IV. CARA KERJA Pengamatan dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan mata telanjang untuk pengamatan makroskopis dan menggunakan mikroskop cahaya untuk pengamatan mikroskopis. Prosedur yang dilakukan yaitu: 4.1 Pengamatan Sistem Reproduksi Tikus (Ratus norvegicus) 1) Lakukan dislokasio leher tikus. 2) Lakukan pembedahan tikus betina di atas papan seksi. 3) Amati bentuk dan posisi organ-organ penyusun sistem reproduksi betina. 4) Gambar sistem reproduksi mulai dari ovarium sampai menuju luar tubuh. 4.2 Pengamatan Sistem Reproduksi Sapi 1) Gambarlah sistem reproduksi sapi betina, mulai dari ovarium dan saluran reproduksinya! 1.1 Pengamatan Histologis Organ Reproduksi Betina Tikus 1) Amati preparat histologis organ reproduksi betina tikus di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x, gambarkan sistem reproduksi yang terlihat dan beri keterangan. V. LATIHAN SOAL 1) Sebutkan secara berurutan organ yang menyusun sistem reproduksi betina tikus! 2) Sebutkan perbedaan sistem reproduksi betina pada tikus dan sapi! 3) Sebutkan bagian-bagian yang menyusun ovarium tikus betina beserta fungsi masing-masing bagian tersebut! 3