analisis january effect pada sektor manufaktur di bursa efek

advertisement
ANALISIS JANUARY EFFECT PADA SEKTOR MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )
Hadi Wijaya ([email protected])
Dinnul Alfian Akbar, S.E.,M.Si ([email protected])
Rini Aprilia, S.E.,M.Sc ([email protected])
Jurusan Manajemen
STIE MDP
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pola terhadap January Effect
dan apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return 3 (tiga) hari sebelum dan 3 (tiga) hari sesudah
january effect. Saham yang menjadi sampel penelitian ini adalah saham dari perusahaan sub sektor
manufaktur di bagian sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2010-2012. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis apakah terdapat pola
terhadap january effect dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return
sebelum dan sesudah january effect dengan menggunakan uji normalitas, Descriptive Statistics, dan
Paired-Samples T Test. Hasil hipotesis pertama yaitu tidak terdapatnya pola terhadap january effect pada
model mean-adjusted return. Hasil hipotesis kedua yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah january effect dengan menggunakan model meanadjusted return.
Kata kunci : January Effect, dan Abnormal Return.
Abstract: The purpose of this study was to analyze what the pattern from January Effect, and the average
difference abnormal return between 3 days before and 3 days after january effect. Stocks used in this
study is the stock of the company at the sub-sector of the manufacturing industry of consumer goods listed
in Indonesia Stock Exchange in 2010-2012. The method used in this study is normality test, descriptive
statistics, and paired-samples t test. The first hypothesis, there is no patterns to the january effect on the
mean-adjusted return models. The second hypothesis that there is no significant difference between the
average abnormal return before and after january effect by using the mean-adjusted return models.
Keywords : January Effect, and Abnormal Return.
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu
tempat yang dapat dimanfaatkan untuk
memobilisasi dana, baik dari dalam
maupun dari luar negeri. Menurut
Husnan (2003), menyatakan bahwa
pasar modal adalah pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual-belikan,
baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta. Kegiatan
pasar modal pada umumnya dilakukan
oleh lembaga–lembaga antara lain pusat
perdagangan sekuritas atau nama
resminya disebut bursa efek.
Menurut Sunariyah (2003), yang
menyatakan bahwa investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa
yang akan datang. Kegiatan investasi
tersebut tentunya diharapkan dapat
menghasilkan return saham. Return
saham adalah hasil yang diperoleh dari
investasi yang berupa return realisasi
dan return ekspektasi.
Salah satu bentuk anomali yang
sering mendapat perhatian untuk diteliti
adalah pengaruh akhir tahun atau yang
biasa dikenal dengan nama January
Hal - 1
Effect. Januari merupakan bulan dimana
para
investor
berharap
untuk
mendapatkan abnormal return karena
para perusahaan memulai aktifitas baru
didalam tahun yang lain, reaksi
perusahaan tersebut dapat menciptakan
reaksi terhadap harga sahamnya.
Dalam penelitian As’adah Luluk,
(2009) tidak ada abnormal return pada
fenomena January Effect. Hal ini
disebabkan karena tahun pajak di
Indonesia bukan terjadi pada akhir
bulan januari, akan tetapi tahun pajak di
Indonesia terjadi pada bulan maret.
Menurut Subekti imam, (2005)
penelitiannya
memfokuskan pada
reaksi pasar modal atas January Effect
yang terjadi pada bulan januari (2005),
bahwa pelaku pasar modal Indonesia
memiliki kecenderungan untuk bereaksi
secara berlebihan pada lima hari awal
pada bulan januari saja.
Maka dari itu dengan banyaknya
fenomena–fenomena dan banyaknya
orang yang menganilisis tentang
January Effect. Penulis tertarik untuk
menganalisis January Effect pada Sub
Sektor Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Pasar tersebut yaitu Efisiensi Pasar
bentuk lemah (Weak Form), Efisiensi
Pasar bentuk setengah kuat (Semistrong
Form), dan Efisiensi Pasar bentuk kuat
(Strong Form).
2.1.2 Harga Saham
Menurut Yarnest (2004), harga
saham adalah nilai bukti penyertaan
modal pada perseroan terbatas yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
dimana saham tersebut telah beredar
(outstanding securities). Saham (stock
atau share) dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.
2.1.3 Return
Return dapat berupa return
realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan akan terjadi dalam
masa mendatang.
Menurut Samsul (2006), Return
saham adalah pendapatan yang
dinyatakan dalam persentase dari modal
awal investasi. periode t-1.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3.1 Abnormal Return
2.1 Landasan Teori
Studi peristiwa menganalisis
abnormal return sekuritas yang
mungkin terjadi di sekitar pengumuman
suatu peristiwa (Jogiyanto, 2005).
Abnormal Return merupakan return
yang nilainya melebihi angka nilai
return normal. Sehingga semua investor
ingin mendapatkan saham yang
abnormal return.
2.1.1 Bentuk–Bentuk Efisiensi Pasar
Pasar Efisiensi yang ditinjau dari
sudut informasinya saja disebut dengan
Efisiensi Pasar yang informasi.
Sedangkan pasar efisien yang ditinjau
dari sudut kecanggihan pelaku pasar
dalam
pengambilan
keputusan
berdasarkan informasi yang tersedia
disebut dengan Efisiensi Pasar secara
keputusan.
Menurut Fama (1970), ada 3
macam bentuk utama dari Efisiensi
Pasar berdasarkan 3 macam bentuk dari
informasi, yaitu informasi masa lalu,
informasi sekarang yang sedang
dipublikasikan, dan informasi privat. 3
macam bentuk utama dari Efisiensi
2.1.4 January Effect
Salah satu anomali pasar yang
bertentangan dengan teori pasar adalah
adanya January Effect. Anomali
January Effect atau disebut juga yearend effect adalah pengaruh secara
kalender, dimana saham terutama
saham berkapitalisasi kecil cenderung
naik harganya pada bulan Januari.
Hal - 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi
January Effect ini karena adanya
penjualan saham pada akhir tahun untuk
mengurangi pajak,
merealisasikan
capital gain, pengaruh dari portofolio
window dressing, atau para investor
menjual sahamnya untuk liburan.
Terjadinya
January
Effect
bisa
ditunjukan dengan adanya return tidak
normal yang diperoleh investor.
2.1.5 Event Study
Menurut Bodie, Kane, dan
Marcus (2005) menjelaskan event study
merupakan sebuah teknik penelitian
empiris dibidang keuangan yang
memungkinkan peneliti untuk menilai
pengaruh kejadian (event) tertentu
terhadap harga saham suatu perusahaan.
2.1.6 Random Walk
Teori ini menyatakan bahwa
perubahan harga suatu saham atau
keseluruhan pasar yang telah terjadi
tidak
dapat
digunakan
untuk
memprediksi gerakan di masa yang
akan datang.
Menurut Bodie, Kane, dan Marcus
(2008) menuliskan random walk
sebagai perubahaan harga yang terjadi
secara acak dan tidak dapat diprediksi.
2.2 Penelitian Terdahulu
As’adah Luluk (2009), tidak ada
abnormal return pada fenomena
January Effect. Hal ini disebabkan
karena tahun pajak di Indonesia bukan
terjadi pada akhir bulan januari, akan
tetapi tahun pajak di Indonesia terjadi
pada bulan maret.
Subekti imam (2005), penelitiannya
memfokuskan pada reaksi pasar modal
atas January Effect yang terjadi pada
bulan januari (2005), bahwa pelaku
pasar modal Indonesia memiliki
kecenderungan untuk bereaksi secara
berlebihan pada lima hari awal pada
bulan januari saja. Reaksi pasar modal
yang berlebihan ini arahnya terbalik
jika dibandingkan dengan reaksi yang
terjadi pada bulan desember.
Menurut Dina Astuti, Drs. H.
Herman Legowo (2007), analisis pada
penelitian ini yaitu bahwa Return
cenderung turun pada bulan Desember
dan naik pada bulan Januari. Dengan
hasil penelitian yang signifikan ini
maka pada tahun 2004-2006 yaitu
terjadi January Effect.
Menurut Tomy Rendra (2004),
melakukan penelitian mengenai Efek
Januari pada Bursa Efek Jakarta. Pada
penelitian tersebut ditemukan adanya
Efek Januari pada tahun penelitian 1997
hingga 2001 dengan membandingkan
return antara bulan Januari dan bulan
Desember.
Sehingga dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
: Terdapat pola terhadap January
Effect pada sub sektor manufaktur
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
: Terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata abnormal return
sebelum dan sesudah January
Effect pada sub sektor manufaktur
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kuantitatif,
yaitu
penelitian yang bersifat induktif,
objektif dan ilmiah di mana data
yang di peroleh berupa angkaangka
(score,
nilai)
atau
pernyataan-pernyataan yang di
nilai, dan dianalisis dengan analisis
statistik. Penelitian Kuantitatif
biasanya
digunakan
untuk
membuktikan dan menolak suatu
teori.
3.2 Objek / Subjek Penelitian
Ada 2 variabel yang diteliti
dalam penelitian ini yang berkaitan
dengan January Effect terhadap
return saham di sub sektor
Hal - 3
manufaktur di bagian sektor
industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2010-2012.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik penelitian
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu. Untuk itu perusahaan yang
dipilih sebagai sampel didasarkan
pada kriteria-kriteria berikut :
a. Periode pengamatan dari tahun
2010-2012.
b. Saham harus tercatat secara
terus-menerus selama periode
penelitian, karena bila datanya
tidak ada maka hasilnya akan
bias.
c. Memiliki data transaksi yang
lengkap
selama
periode
pengamatan, yaitu selama 3
(tiga) hari pada awal bulan
Januari dan 3 (tiga) hari pada
akhir bulan Desember.
4. HASIL
DAN
PENELITIAN
ANALISIS
4.1 Pengujian Normalitas Data
Pengujian
normalitas
dimaksudkan untuk mendeteksi
apakah data yang akan digunakan
sebagai pangkal tolak pengujian
hipotesis merupakan data empirik
yang
memenuhi
hakikat
naturalistik. Untuk menghindari
bias maka data harus mengikuti
distribusi
normal
dengan
menggunakan teknik statistics
kolmogrov-smirnov. Uji kolmogrovsmirnov merupakan pengujian
normalitas yang banyak dipakai,
terutama setelah adanya banyak
program statistik yang beredar.
Tabel 4.1
Pengujian Normalitas Data Abnormal
Return Model Mean-Adjusted Return
Hari ke-t
t-3
t-2
t-1
t0
t+1
t+2
t+3
N
32
34
23
35
49
34
22
P-value
0,891
0,851
0,747
0,283
0,082
0,712
0,930
Keterangan
Normal*
Normal*
Normal*
Normal*
Normal*
Normal*
Normal*
Dari data di atas, sampel data yang
digunakan yaitu 81 sampel, akan
tetapi ketika diproses ke dalam
program SPSS 16.0 mengalami
penurunan
data,
dikarenakan
sebagian data tidak normal, sehingga
menghasilkan data sebagai berikut :
t-3 = 32, t-2 = 34, t-1 = 23, t0 = 35,
t+1 = 49, t+2 = 34, t+3 = 22
Dari table 4.1 di atas dapat
dikatakan berdistribusi normal jika pvalue bernilai lebih besar dari 5% /
0,05 pada model mean-adjusted
return. Setelah melakukan pengujian
Normalitas diatas dan diketahui
bahwa seluruh data terdistribusi
normal maka data tersebut baru bisa
diproses ke tahap selanjutnya.
4.2 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti
mengajukan hipotesis yaitu terdapat
pola terhadap January Effect dan
terdapat
perbedaan
rata-rata
abnormal return pada sub sektor
manufaktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pengujian hipotesis ini
dimaksudkan untuk melihat apakah
ada reaksi dari perusahaanperusahaan terhadap January Effect.
Untuk mendapatkan hasil tersebut,
hipotesis
ini
diuji
dengan
menggunakan uji Paired-Samples T
Test. Hasil dari pengujian PairedSamples T Test yaitu untuk
mengetahui pola dan rata-rata
Abnormal Return sebelum dan
sesudah January Effect dengan
menggunakan
model
MeanAdjusted Return pada table 4.2 di
bawah ini :
Hal - 4
Tabel 4.2
Hasil Uji Beda Rata-rata Abnormal
Return pada Model Mean-Adjusted
Return Sebelum dan Sesudah January
Effect Periode 2010-2012
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
P ABRse
a belum i ABRse
-.055677
r sudah
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
t
1.394999 .155966 -.366119 .254764 -.357
df
79
Sig. (2tailed)
.722
1
Dari hasil tabel 4.2 dengan
menggunakan pengujian PairedSamples T Test di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada periode
pengamatan sebelum dan sesudah
January Effect memiliki data-data
sebagai berikut : Rata-rata Abnormal
Return sebelum dan sesudah January
Effect pada periode 2010-2012 yaitu
sebesar -0,055677 dengan Standard
Deviation sebesar 1,394999, t sebesar
-0.357 dengan signifikansi sebesar
0,722. Oleh karena itu signifikansi
0,722 > 0,05, maka hipotesis tentang
terdapatnya pola terhadap January
Effect dan adanya perbedaan rata-rata
abnormal return sebelum dan
sesudah January Effect di Bursa Efek
Indonesia (BEI) hasilnya tidak
terbukti atau ditolak. Ini berarti
bahwa tidak terdapatnya pola dan
perbedaan antara sebelum dan
sesudah January Effect.
4.3 Pembahasan
Dalam Penelitian ini, dengan
menggunakan uji Paired-Samples T
Test terhadap Abnormal Return, hasil
yang di dapat selama pengamatan
data yaitu tidak terdapatnya pola
terhadap January Effect pada model
mean-adjusted return dan perbedaan
rata-rata abnormal return sebelum
dan sesudah terjadinya January
Effect pada saham perusahaan di sub
sektor manufaktur di bagian sektor
industri barang konsumsi selama 3
(tiga) tahun berturut-turut dari
periode 2010-2012, ini dikarenakan
jika dilihat dari nilai signifikansi
untuk model mean-adjusted return
sebesar 0,722 > 0,05. Dengan
demikian, hipotesis dalam penelitian
ini yang menyatakan tentang
terdapatnya pola terhadap January
Effect dan perbedaan rata-rata
abnormal return yaitu tidak terbukti
kebenarannya atau negatif, karena
kenyataan ini berbanding terbalik
dengan hipotesis yang diharapkan
oleh peneliti. Oleh karena itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa saham dari
perusahaan sub sektor manufaktur di
bagian sektor industri barang
konsumsi terhadap January Effect
yaitu tidak memiliki pola dan tidak
memiliki
perbedaan
rata-rata
sebelum dan sesudah January Effect.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
Hasil
dari
pengujian-pengujian yang telah
dilakukan selama pengamatan data
dengan Pengujian Paired-Samples
T Test bahwa rata-rata abnormal
return antara bulan Januari dan
Desember tidak signifikan pada
level 5% atau 0,05, hal ini
dikarenakan jika dilihat dari
besarnya nilai signifikan sebesar
0,722 yang lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian, hipotesis dalam
penelitian ini yang menyatakan
tentang terdapatnya pola dan
perbedaan rata-rata Abnormal
Return pada saat sebelum dan
sesudah January Effect yaitu tidak
terdapatnya pola dan perbedaan
rata-rata Abnormal Return pada
saat sebelum dan sesudah January
Effect pada saham perusahaan di
sub sektor manufaktur di bagian
sektor industri barang konsumsi
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
dari periode 2010-2012, karena
kenyataan ini berbanding terbalik
Hal - 5
dengan hipotesis yang diharapkan
oleh peneliti.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
saya
sebagai
peneliti
ingin
memberikan saran kepada para
peneliti
selanjutnya
untuk
menambahkan seluruh perusahaan
manufaktur selama 5 (lima) tahun
dibandingkan dengan bulan-bulan
lainnya sehingga perbedaan yang
terjadi bisa lebih terlihat. Selain itu,
perlu
ditambahkan
variabelvariabel lain yang mempengaruhi
return dan abnormal return pada
January
Effect.
Seperti
menambahkan ukuran perusahaan,
volume perdagangan dan faktorfaktor
lainnya
yang
dapat
mempengaruhi return.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Andreas., Daswan,
January Effect pada
LQ-45 Bursa Efek
2003-2008
Jurnal
19(3).
[5] As’adah, Luluk 2009, Pengaruh
January
Effect
Terhadap
Abnormal Return dan Volume
Perdagangan pada Saham di
Jakarta Islamic Index (JII),
Diterbitkan oleh Universitas Islam
Negeri
Sunan
Kalijaga
Yogyakarta.
[6] Astuti, Dina., Legowo, Herman,
H 2007, Pengujian January Effect
di Bursa Efek Jakarta (Studi
Kasus Perusahaan LQ 45 di BEJ.
[7] Anastasia, Njo 2003, Analisis
Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik
Terhadap
Harga
Saham Properti di BEJ, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol 5
No.2.
[8] Budileksamana, Antariksa 2005,
Fenomena The Monday Effect di
Bursa Efek Indonesia, SNA VII
Solo.
Ria 2011,
Perusahaan
Indonesia
Ekonomi,
[9] Chen, Honghui., Singal, Vijay
2001, “What Drives the January
Effect?”, Papers, Merich School
of Bussines, University Of
Baltimore.
[2] Anida, Dida 2006, Pengujian
January Effect di BEJ, Skripsi FE
UTY-Yogyakarta.
[10] Febriany, Olivia 2012, Fenomena
January Effect Terhadap Return
Pasar di Bursa Efek Indonesia,
Diterbitkan oleh Universitas Ma
Chung Malang.
[3] Arieyani, Pratiwi 2011, Efek
Anomali Pasar Terhadap Return
Saham Perusahaan LQ-45 yang
Terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia.
Skripsi
Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas
Surabaya.
[4] Ary, Gumanty., Tatang., Ma’arif,
Farid 2004, Efek Akhir Pekan
Terhadap Return Saham (Studi
Kasus
Perusahaan
LQ-45),
Usahawan, No. 11, Tahun
XXXIII.
[11] Giri,
L,
Hindawan
2005,
Pengaruh
January
Effect
Terhadap Stock Return di BEJ,
Skripsi UPN Yogyakarta.
[12] Henke, Herald 2004, Tax-Loss
Selling and Window Dressing: An
Investigation of The January
Effect in Poland, Faculty of
Economics, European University
Of Viadrina.
Hal - 6
[13] Idris, Tedy Ferdiansyah, “Latah
Efek Januari di Bursa Jakarta”.
http://www.korantempo.com/new
s/2002/11/30/ekonomi%20dan%2
0bisnis/19.html/
[14] Indahsari, Dwi Nur dan Yuliana,
“Analisis
Pengaruh Lebaran
sebagai Bentuk Anomali pada
Pasar Saham di Bursa Efek
Jakarta (Event Studi Peristiwa
Lebaran 2001)”, Diterbitkan oleh
Universitas Petra Surabaya.
[15] Lubis, Almanda, M 2005,
Analisis Weekend Effect Terhadap
Harga Saham di Bursa Efek
Jakarta. Tesis. Universitas Gajah
Mada Yogyakarta.
[16] Manulu, Natalius, J., T 2005,
Pengaruh
January
Effect
Terhadap Return Saham, Skripsi
FE UPN Veteran-Yogyakarta.
[17] Pratomo, Wahyu, Agus 2007,
January Effect dan Size Effect
pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Periode 1998-2005, Diterbitkan
oleh Universitas Diponegoro
Semarang.
[18] Rendra, Tomy 2004, Analisis
Fenomena Efek Januari di Bursa
Efek Jakarta Periode 1997-2001,
Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Vol 4, No. 1.
[19] Starks, Laura T., Yong, Li.,
Zheng, Lu 2006, “Tax-Loss
Selling and the January Effect:
Evidence from Muncipal Bond
Closed-end Funds”, The Journal
of Finance, Vol 61, No. 6.
[20] Subekti, imam 2005, Pengujian
Anomali January Effect dan
Overreaction Hypothesis di Bursa
Efek Jakarta. Diterbitkan oleh
Universitas Brawijaya Malang.
[21] Sukmawati, S., Hermawan, Daud
2001, Pengujian January Effect
Terhadap
Return
Saham
Manufaktur, Jurnal Empirika, No.
28, Desember 2001. Hal. 183204.
[22] Wibowo,
Buddi.,
Wahyudi,
Junius 2005, Pengujian Anomali
Pergantian
Bulan,
Anomali
Bulanan, dan Anomali Hari Libur
pada IHSG BEJ 1996-2004.
Usahawan, No. 11, Tahun
XXXIV.
Hal - 7
Download