21 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Pemasaran Pemasaran, lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainya. Memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern. Pemasaran berbeda dengan penjualan dan periklanan hanya dua fungsi dari banyak fungsi pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:7), pemasaran adalah proses sosial dan manejerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. (Angipora, 2002:3), pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pengarahan yang diperlukan untuk kegiatan manufaktur dan membantu agen barang-barang yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpuaskan selama ini. “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok akan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (products of value) dengan orang atau kelompok” (Kotler dan Susanto, 2000:11). Konsep inti pemasaran dapat dijelaskan dalam gambar 1 berikut ini : 21 22 Gambar 1 Konsep Inti Pemasaran Kebutuhan keinginan permintaan produk Nilai, biaya dan kepuasan Pertukaran dan transaksi dan Pasar Gambar memperlihatkan konsep inti pemasaran yang berisi : 1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan Kebutuhan manusia adalah keadaan tidak memiliki kepusan dasar. Manusia membutuhkan makanan, udara air, pakaian, dan rumah untuk hidup, sedangkan keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut, dan permintaan adalah keinginan akan suatu produk (barang) yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. 2. Produk Produk adalah sebagai suatuyang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat diberikan. 3. Nilai, biaya dan kepuasan Nilai adalah perkiraan konsumen tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Nilai setiap produk tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal. 4. Pertukaran transaksi dan hubungan Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan dengan pertukaran. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu Pemasaran dan pasar 23 pertukaran bila mereka berunding dan mengarah ke suatu persetujuan. Jika persetujuan dapat dicapai maka disebut transaksi. 5. Pasar Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. 6. Pemasaran dan pemasar Pemasaran adalah kegiatan manusia dalam hubungannya dengan pasar, sedangkan pemasar adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan aspek mental. Aspek fisik yaitu bahwa benda-benda harus berpindah ketempat dimana pembeli menginginkan benda-benda tersebut. Sedangkan aspek mental yaitu bagi para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan para pembeli, dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan untuk menciptakan transaksi, dimana semuanya dilakukan untuk memberikan kepuasan baik kepada pembeli maupun kepada penjual. 2.1.2 Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran dapat didefinisikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, 24 membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi (Kotler dan Armstrong 2004:16) Jadi manajemen pemasaran berisi pengelolaan permintaan, yang akhirnya berisi pengelolaan hubungan dengan pelanggan. 2.1.3 Keputusan Konsumen Engel, Blackwell & Miniard (2002:4) menyatakan bahwa keputusan konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghasilkan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Harmani (2008:41) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Harmani (2008:42) bahwa keputusan konsumen di bentuk oleh beberapa indikator, antara lain : 1. keputusan terhadap pelayanan yang diberikan 2. keputusan terhadap fasilitas yang diberikan Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan konsumen adalah proses pemilihan diantara dua atau lebih alternatif dimana terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian atau pemrakarsa, pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai. 25 2.1.3.1 Proses Keputusan Pembelian Sebelum konsumen mengambil keputusan pembelian, terdapat serangkaian proses membeli yang dimulai jauh sebelum tindakan pembelian tersebut dilakukan. Berikut ini adalah gambar tentang proses pembelian beserta penjelasannya : Gambar 2 Proses Pembelian Model Lima Tahap Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Berbagai Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Sumber : Kotler dan Keller (2007:235) Pertama-tama tentang pengenalan akan kebutuhan, konsumen mulai dikenalkan terhadap suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang disebut need arousal. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan berusaha mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya dan konsumen menjadi tanggap serta aktif mencari informasi yang diperoleh, kesadaran dan pengetahuan konsumen akan produk semakin meningkat dan membantu konsumen dalam memastikan produk yang akan dipilih. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia dan kemudian mempertimbangkannya, proses seleksi ini disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Setelah mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif, konsumen pada titik tertentu harus mengambil keputusan antara membeli produk yang dibutuhkan atau tidak. Jika keputusan yang diambil oleh konsumen adalah membeli, maka konsumen harus membuat keputusan, karena itu usaha yang dilakukan oleh para 26 pemasar untuk menyederhanakan pembuatan keputusan beli akan mempermudah dan menarik konsumen. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu sehingga tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk tersebut telah di beli. Kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya yaitu tindakan pasca pembelian, dalam hal ini jika konsumen tersebut puas maka akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali suatu produk, sebaliknya bila konsumen tidak puas mungkin akan membuang atau mengembalikan produk bahkan memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan konsumen sangatlah penting karena terbukti menghasilkan penurunan pengembalian produk dan pembatalan pesanan. 2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja (melakukan pembelian), faktor-faktor tersebut biasa di sebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Umumnya bauran pemasaran tersebut terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat. Secara keselurhan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah sebagai berikut : 27 Gambar 3 Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran Produk Ragam Produk Harga Promosi Tempat Kualitas Harga terdaftar Promosi Penjualan Saluran Desain Diskon Periklanan Cakupan Fitur Potongan Harga Tenaga Penjualan Pilihan Nama Merk Periode Pembayaran Hubungan Masyarakat Lokasi Kemasan Syarat Kredit Pemasaran Langsung Ukuran Persediaan Transportasi Pelayanan Jaminan Pengembalian Sumber data : Kotler dan Keller (2009:5) 1. Produk a. Pengertian Produk Pengertian produk menurut beberapa ahli: Kotler dan Keller (2009:4) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memasukan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. 28 Sistaningrum (2002:1) menyatakan bahwa produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuasakan keinginan atau kebutuhannya. Lamb et al. (2001:414) produk didefinisikan sebagai segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang memalui pertukaran. 3. Klasifikasi Produk Kotler dan Keller (2009:5) dulu pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan (konsumen atau industri). a. Barang konsumen Barang konsumen adalah barang yang dibeli konsumen berdasarkan kebiasaan berbelanja. Adapun pembagiannya sebagai berikut : 1) Produk sehari-hari (convenience goods) adalah degan segera, dan usaha minimum. Contohnya meliputi minuman rinagn, sabun, dan surat kabar. Barang sehari-hari dapat dibagi lagi. Barang kebutuhan pokok /staples adalah barang yang dibeli konsumen secara teratur. Pembeli dapat membeli kecap Heinz, pasta gigi Crest, dan biscuit Ritz secara rutin. Barang impuls dibeli tanpa usaha perencanaan atau pencarian. Permen dan majalah bisa menjadi barang impuls. Barang darurat dibeli ketika ada kebutuhan mendesak-payung selama ujan badai, sepatu bot dan sekop sepanjang turunnya salju di musim dingin. 29 2) Barang belanja (shopping goods) adalah barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Contohnya meliputi perabot, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga utama. Lalu membagi lagi kategori ini. Barang belanja homogen mempunyai kualitas yang serupa tetapi harganya cukup berbeda sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja. Barang belanja heterogen mempunyai fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga. Penjual barang belanja heterogen menjual pilihan barang yang luas untuk memuaskan selera perorangan dan harus mempunyai wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberitahu dan nasihat kepada pelanggan. 3) Barang khusus (specialty goods) adalah mempunyai karakteristik atau indentifikasi merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya meliputi mobil, komponen stereo, peralatan fotografi, dan busana pria. Mercedes merupakan barang khusus karena pembeli satu mobil. Barang khusus tidak memerlukan perbandingan; pembeli hanya menginvestasikan waktu untuk menjangkau penyalur yang menjual produk-produk yang diinginkan. Penyalur tidak memerlukan lokasi yang nyaman, meskipun mereka harus membuat calon pembeli mengetahui lokasi mereka. 4) Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli, seperti detektor asap. Contoh klasik barang yang dikenal tetapi tidak dicari 30 adalah asuransi jiwa, daerah pemakaman, batu nisan, dan ensiklopedia. Barang yang tidak dicari memerlukan dukungan iklan dan penjualan personal. b. Barang Industri Barang industri dapat diklasifikasi berdasarkan biaya relatif mereka dan bagaimana mereka memasuki proses produksi : 1) Bahan dan suku cadang (materials and parts) adalah barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. Bahan dan suku cadang dibagi menjadi dua kelas: bahan mentah, serta bahan dan suku cadang manufaktur. Bahan mentah dibagi menjadi dua kelompok utama: produk pertanian (gandum, kapas, ternak,buah-buahan, dan sayur mayur) dan produk alami (ikan, kayu, minyak mentah, bijih besi). Bahan dan suku cadang manufaktur dibagi menjadi dua kategori: bahan komponen (besi,benang, semen, kabel) dan suku cadang komponen (motor kecil, ban, cetakan). 2) Barang modal (capital items) adalah barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk. Jadi. Barang modal mencakup dua kelompok: instalasi dan peralatan. Intstalasi terdiri dari bangunan (pabrik, kantor) dan peralatan berat (generator, mesin pancang, komputer mainframe, lift). Peralatan meliputi perlenkapan dan peralatan pabrik portabel (perkakas, truk pengangkat) dan perlengkapan kantor (komputer pribadi, meja). 31 2. Harga a. Pengertian Harga Tandjung (2004:78) menyatakan bahwa Harga adalah jumlah uang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2004:430) harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukar dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga Menurut Angipora (2002:275) dalam penetapan harga meliputi 5 tahap yaitu : 1) Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut Pada tahap ini seharusnya produsen perlu membuat estimasi permintaan barang atau jasa yang dihasilkan secara total. Hal ini untuk lebih memudahkan dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru. 2) Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan Kebijaksanaan penentuan harga tentu harus memperhatikan kondisi persaingan yang ada dipasar serta sumber-sumber penyebab lainnya. Sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari : a) Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain b) Barang penggaanti c) Barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang konsumen. 3) Menentukan market share 32 Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu mengharapkan market share yang lebih besar. Memang harus disadari bahwa harapan untuk mendapatkan market share yang lebih besar harus ditunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan-kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan penentuan harga tertentu. Usaha peningkatan market share yang diharapkan tersebut akan sangat dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi dan mudahnya memasuki persaingan. 4) Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar Ada beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar yang sesuai yaitu : a) Skim the cream pricing (penetapan harga penyaringan) Strategi ini berupa penetapan harga yang setinggi-tingginya. Kebijaksanaan penetapan harga ini memiliki tujuan untuk menutupi biaya penelitian pengembangan dan promosi. b) Penetration pricing (penetapan harga penetrasi) Merupakan strategi harga yang serendah-rendahnya untuk mencapai pasar-pasar massal secara cepat yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang sebesar besarnya dalam waktu relatif singkat. 5) Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan Faktor lainnya harus dipertimbangkan dalam penentuan harga adalah mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi dan program promosinya. 33 3. Fasilitas a. Pengertian Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan perusahaan untuk masa yang akan datang, dimana fasilitas adalah sarana dan prasarana yang disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati oleh konsumen, sebab dengan fasilitas yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat keputusan yang tinggi dalam diri konsumen sehingga dapat mendorong konsumen untuk berhubungan dan melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tiap kali konsumen membutuhkannya. Fasilitas menurut Badudu-Zain (2007:404) adalah kemudahan, keringanan, kelonggaran yang dapat untuk melakukan suatu atau melakukan tugas. Jadi fasilitas adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan untuk dapat dinikmati agar memberikan kemudahan keamanan dan kenyamanan pada konsumen. Fasilitas berorientasi pada keputusan dan selera konsumen, maka penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan beralih ke perusahaan lain. Ada beberapa fasilitas pendukung operasinya antara lain: 1) Fasilitas layout dibagi per lantai, dimana : a) Lantai B parkir sepeda motor dan posko keamanan, b) Lantai G alat-alat teknik, bank, elektronik, jam atau arloji, kalkulator, kacamata, peralatan rumah tangga, pecah belah, plastic. c) Lantai 1 accecories, alat music, alat-alat tulis (kantor), karpet, bunga plastic, jam atau arloji, kosmetik, jas ujan, mainan anak-anak, obat-obatan, paying, pelaratan rumah tangga, pecah belah, senapan. 34 d) Lantai 2 accecories, dompet, gordyn, koper, sandal, sepatu, sprei, tas, tekstil. e) Lantai 3 batik, busana muslim, celana, daster, jins, jaket, pakaian dewasa, dan anak-anak, tekstil, topi, seragam sekolah, dan perlengkapan TNI. f) Lantai 4 accecories, busana muslim, border, mainan anak-anak, bank, foodcourt.atau pudjasera, pakaian anak-anak dan dewasa, perlengkapan bayi, perlengkapan jahit, perlengkapan TNI atau pramuka, pecah belah, playstation, tas, sandal, sepatu. g) Lantai 4A parkir mobil. h) Lantai 5 parkir mobil dan masjid. i) Parkir mobil. 2) Fasilitas lain yang menambah kenyaman konsumen seperti AC, Eskalator, Lift, Tempat Informasi, ATM, Telepon Umum, Toilet, Masjid. b. Tata letak (lay out) Tata letak toko merupakan pengaturan secara fisik dan penempatan barang dagangan, perlengkapan tetap, dan departemen di dalam toko. Tujuan dari tata letak toko adalah memberikan gerak pada konsumen, memperlihatkan barang dagangan atau jasa, serta menarik dan memaksimalkan penjualan secara umum. Tata letak toko/lay out terdiri dari beberapa keputusan yaitu : a. Mengklasifikasikan barang dagangan pada kelompok atau departemen sejenis. b. Memutuskan pengaturan tata letak secara keseluruhan. c. Menetukan berapa luas ruangan yang akan dipakai oleh suatu kelompok barang/departemen barang. d. Memilih lokasi-lokasi untuk barang didalam toko. 35 e. Merencanakan pengaturan yang paling menguntungkan dari pengelompokan barang-barang dagangan. 4. Lokasi Lokasi adalah gabungan antara lokasi dan saluran distribusi, yaitu berhubungan dengan cara penyampaian jasa/produk melalui lokasi yang strategis. Menurut Kotler dan Keller (2008:122) saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan paling keritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga menarik, dan membuatnya mudah dijangkau akan tetapi perusahaan akan dituntut untuk melakukan komunikasi melalui media promosi dengan konsumen. Menurut Tjiptono dan Chandra (2005:232), pemilihan lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut: a. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum. b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal. c. Lalu lintas, menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu (1) banyak orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan atau tanpa perencanaan dan (2) kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi hambatan. 36 d. Tempat parkir luas, nyaman dan aman. e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan lokasi sebuah usaha, perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak usaha yang sejenis atau tidak. h. Peraturan Pemerintah yang berisi ketentuan untuk mengatur lokasi dari sebuah usaha-usaha tertentu, misalnya bengkel kendaraan bermotor dilarang berlokasi yang terlalu berdekatan dengan tempat ibadah. Nugroho dan Paramita (2009:214) Suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar dan kemampulabaan sebuah usaha. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi yang buruk kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal. 2.2 Penelitian Terdahulu 1. Sofana Nasrul (2010), dalam penelitian berjudul, “Pengaruh bauran pemasran terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor merk Honda di UD Mitra Setia Motor di Pamekasan”. Dengan menggunakan uji F menunjukan bahwa 37 secara simultan variabel produk, harga, promosi, tempat, proses, dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara itu, secara parsial variabel produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Abdul Malik (2009), dalam penelitian berjudul, “Pengaruh produk, harga, bauran pomosi dan tempat terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen pada matahari department store Surabaya”. Dengan menggunakan uji F menunjukan bahwa secara simultan variabel produk, harga, promosi dan tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara itu, secara parsial variabel produk, harga, promosi dan tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2.3 Rerangka Pemikiran Pusat Grosir Surabaya adalah pusat perbelanjaan yang menjual barang secara grosrir maupun eceran banyak faktor yang mempengaruhi keputusan koumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya tetapi pada penelitian ini penulis hanya meneliti beberapa faktor seperti produk, harga, fasilitas, dan lokasi dengan beberapa alasan sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini membahas mengenai pengaruh produk terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya karena dari sudut pandang konsumen, produk merupakan hal yang diperhatikan oleh konsumen contohnya kualitas. Seorang konsumen pasti mencari produk yang berkualitas, produknya up to date. 38 2. Dalam penelitian ini membahas mengenai harga terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya karena seorang konsumen terutama konsumen menengah kebawah akan mempertimbangkan faktor harga, karena menurut Wiyono (2007:211) harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk sebuah barang. 3. Dalam penelitian ini membahas mengenai fasilitas terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. Menurut pendapat Kotler dan Armstrong (2000:289), bahwa fasilitas yang diberikan untuk konsumennya sangat menentukan atau berpengaruh bagi kehidupan suatu perusahaan. 4. Dalam penelitian ini membahas mengenai lokasi konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. Pusat Grosir Surabaya berada pada lokasi strategis karena sesuai pendapat Tjiptono dan Chandra (2005:232), lokasi yang strategis meliputi : a. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum. b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal. c. Lalu lintas, menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu (1) banyak orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan atau tanpa perencanaan dan (2) kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi hambatan. d. Tempat parkir luas, nyaman dan aman. e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. 39 f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan lokasi sebuah usaha, perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak usaha yang sejenis atau tidak. h. Peraturan Pemerintah yang berisi ketentuan untuk mengatur lokasi dari sebuah usaha-usaha tertentu, misalnya bengkel kendaraan bermotor dilarang berlokasi yang terlalu berdekatan dengan tempat ibadah. Sesuai penjelasan di atas, faktor yang digunakan sebagai variable independen pada penelitian ini yaitu : produk, harga, fasilitas, lokasi. Dan sebagai variable dependen adalah keputusan berbelanja sebagaimana terlihat pada rerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 4 Rerangka Pemikiran Bauran Pemasaran Produk Harga Fasilitas Lokasi Proses Pengambilan Keputusan Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Keputusan berbelanja Evaluasi berbagi alternatif Sumber : Kotler dan Keller (2007:235) 2.4 Perumusan Hipotesis Menurut Sugiono (2007:51), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang 40 diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan landasan teori yang dikemukakan sebelumnya, hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah : a. Diduga produk, harga, fasilitas, dan lokasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. b. Diduga produk, harga, fasilitas, dan lokasi secara individual (parsial) berpengaruh terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. c. Diduga lokasi merupakan rasio yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya.