PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO

advertisement
PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG
MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA
Sri Hartatik*, Henny Juaria*
*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRAK
Pendahuluan : Riwayat Sectio Caesarea adalah suatu keadaan dimana seorang ibu pernah
melahirkan dengan cara pembedahan pada dinding rahim atau uterus. Angka kejadian
persalinan dengan riwayat Sectio Caesarea di Rumah Sakit Darmo Surabaya tahun 2010 –
2012 rerata sebesar 43,3 % yang dapat dipengaruhi oleh umur dan pekerjaan ibu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umur dan pekerjaan ibu bersalin dengan
riwayat Sectio Caesarea. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif pengambilan
sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan sampel jenuh yaitu seluruh
populasi ibu bersalin Sectio Caesarea tahun 2013 sebesar 152 0rang, menggunakan data
sekunder kemudian dilakukan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil : Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin Sectio Caesarea dengan riwayat Sectio
Caesarea berumur >35 tahun (47,6%) dan mayoritas pada ibu tidak bekerja (40%). Diskusi :
Peran bidan sangat besar dalam konseling mengenai bahaya dari Sectio Caesarea sehingga
ibu memahami dari untung dan ruginya.
Kata Kunci : umur, pekerjaan, riwayat SC
PENDAHULUAN
Seiring dengan berjalannya waktu serta
berkembangnya kecanggihan bidang ilmu
kedokteran kebidanan, para ibu bersalin lebih
memilih persalinan dengan cara bedah caesar
daripada alami, meskipun tanpa indikasi
medis (Kasdu, 2003). Persalinan Sectio
Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut atau vagina
(Mochtar, R., 1998)
WHO memperkirakan bahwa angka
persalinan dengan Sectio Caesarea sekitar
10% sampai 15% dari semua proses
persalinan. Di negara maju seperti Britania
Raya angka kejadian
Sectio Caesarea
sebesar
20%. Di Indonesia sendiri,
persentase sectio caesarea cukup besar. Di
rumah sakit pemerintah rata-rata persalinan
dengan Sectio Caesarea sebesar 11%,
sementara di Rumah Sakit Swasta bisa lebih
dari 30%. Dan tercatat dari 17.665 angka
kelahiran terdapat 35,7% sampai 55,3% ibu
melahirkan dengan proses Sectio Caesarea.
Di daerah Jawa Timur, Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soetomo sebagai Rumah Sakit
rujukan terbesar di Jawa Timur ditemukan
bahwa angka kejadian persalinan dengan
Sectio Caesarea pada tahun 2008 adalah 1478
kasus (23,3%) dari 6335 total persalinan
(Yudoyono, 2008).
Indikasi medis dilakukannya Sectio
Caesarea ada dua yaitu faktor janin dan faktor
ibu. Faktor janin terdiri dari bayi terlalu besar,
kelainan letak, gawat janin janin abnormal,
faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi
kembar sedangkan faktor ibu terdiri dari usia,
jumlah anak yang dilahirkan (paritas), tulang
panggul dan salah satu indikasi yang terjadi
yaitu riwayat persalinan yang lalu dengan
Sectio Caesarea. Beberapa faktor yang
mempengaruhi ibu untuk dilakukan persalinan
dengan bedah Sectio Caesarea salah satunya
adalah karakteristik ibu meliputi umur dan
pekerjaan.
Dampak dari persalinan bekas operasi
Sectio Caesarea adalah masa penyembuhan
yang relatif lama dan pada persalinan
berikutnya cenderung akan melahirkan secara
Sectio Caesarea lagi. Pasien yang langsung
dilakukan
Sectio
Caesarea
ulangan
mempunyai dampak lebih besar untuk
mengalami perdarahan, dilakukan transfusi,
infeksi rahim, dan komplikasi anestesi. Bila
jarak operasi dengan kelahiran sekarang di
bawah 24 bulan maka dampak untuk robek
pada rahim meningkat sebesar 2-3 kali
Caesarea (Health Medical, 2008).
Untuk mengurangi atau mencegah
kejadian persalinan dengan Sectio Caesarea
maka
ibu
diharapkan
memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke petugas
kesehatan agar dapat dideteksi secara dini
adanya komplikasi yang terjadi pada masa
kehamilan dan persalinan. Program-program
yang ditujukan untuk mengurangi Sectio
Caesarea yang tidak diperlukan umumnya
difokuskan pada upaya pendidikan, dan
pengawasan oleh sesama kolega, mendorong
percobaan persalinan pada wanita dengan
riwayat Sectio Caesarea transversal, dan
membatasi Sectio Caesarea atas indikasi
distosia persalinan pada wanita yang
memenuhi kriteria yang ditentukan secara
ketat (Cunningham, F.G., 2005).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskriptif tentang
suatu keadaan secara objektif. ( Notoatmodjo,
S.,
2005).
Dalam
hal
ini,
akan
menggambarkan umur dan pekerjaan ibu
bersalin yang mempunyai riwayat Sectio
Caesarea.
Penelitian
ini
dilakukan
pada
pengambilan data bulan Januari - Mei 2014
sampai dengan penelitian bulan Juni - Juli
2014 serta ujian KTI bulan Agustus 2014
bertempat di RS Darmo Surabaya. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh persalinan
dengan Sectio Caesarea di RS Darmo
Surabaya tahun 2013 sebesar 152 ibu
bersalin. Besar sampel sebanyak 152 orang,
menggunakan
teknik
sampling
Non
Probability sampling dengan teknik sampling
jenuh. Dan variabel dalam penelitian ini
adalah umur, pekerjaan dan persalinan Sectio
Caesarea.
Pengambilan
data
didapat
dari
penelusuran data sekunder yaitu dari buku
register persalinan dan rekam medis di Rumah
Sakit Darmo tahun 2013. Data yang diperoleh
kemudian di tabulasi dan dianalisis dengan
membuat tabulasi frekuensi dan tabulasi
silang.
HASIL DAN PENELITIAN
Distribusi ibu bersalin yang Sectio
Caesarea berdasarkan usia di RS Darmo
Surabaya adalah mayoritas berumur 20-35
tahun sebanyak 130 orang (85,5%) dan yang
berdasarkan pekerjaan adalah mayoritas
bekerja sebanyak 90 orang (60,5%). Distribusi
ibu bersalin Sectio Caesarea
dibedakan
menjadi dua yaitu: sectio dengan riwayat
Sectio Caesarea dan ibu bersalin Sectio
Caesarea, didapatkan data bahwa ibu
bersalin Sectio Caesarea mayoritas tidak yang
mempunyai
riwayat
Sectio
Caesarea
sebanyak 95 orang (62,5 %).
Berdasarkan Tabel 1. hasil analisis
tabulasi silang antara umur ibu Bersalin Sectio
Caesarea dengan Riwayat Sectio Caesarea di
Rumah Sakit Darmo Tahun 2013 yaitu umur
ibu ≥ 35 tahun sebesar 47,6%.
Tabel 1 Tabulasi Silang Umur Ibu Bersalin
Sectio Caesarea dengan Riwayat
Sectio Caesarea di Rumah Sakit
Darmo Tahun 2013.
Riwayat Sectio
Caesarea
Jumlah
Umur
(Tahun)
Ya
Tidak
∑
%
∑
%
∑
%
<
20 1
100
1 100
tahun
20-35
47 36,2 83 63,8
100
tahun
130
>
35 10 47,6 11 52,4
21 100
tahun
Jumlah
57 37,5 95 62,5
100
152
Sumber:Data Sekunder Yang Diolah Oleh
Peneliti.
Sedangkan hasil tabulasi silang antara
pekerjaan ibu bersalin Sectio Caesarea dengan
mempunyai riwayat Sectio Caesarea dilihat
pada tabel 2. dibawah ini.
Tabel 2. Tabulasi Silang antara pekerjaan ibu
bersalin Sectio Caesarea dengan
mempunyai
riwayat
Sectio
Caesarea
Riwayat Sectio
Caesarea
Pekerjaan
ya
Tidak
∑
%
∑
%
Bekerja
33 35,9 59 64,1
Tidak
bekerja
Jumlah
24
36
40
57 37,5
95
60
Jumlah
∑
92
%
100
60
100
62,5 152 100
Sumber: Data Sekunder Yang Diolah Oleh
Peneliti
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa
bahwa pekerjaan ibu bersalin Sectio Caesarea
mayoritas tidak bekerja sebesar 40% di
bandingkan dengan yang bekerja sebesar
35,9%..
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ibu bersalin yang bedah
operasi di RS Darmo adalah mayoritas berusia
umur
20-35
tahun. Usia 20-35 tahun
merupakan usia reproduksi wanita dimana
usia tersebut seorang ibu mampu hamil dalam
kondisi sehat baik secara fisik maupun secara
psikologis, pada ibu hamil umur ini dianggap
ideal untuk menjalani kehamilan dan proses
persalinan, direntang umur ini kondisi fisik
wanita dalam keadaan prima, dan secara
umum
siap
merawat
dan
menjaga
kehamilannya, rahimpun sudah mampu
memberi perlindungan atau kondisi yang
maksimal untuk kehamilan. Kemampuan
rahim untuk mempertahankan kehamilannya
sangat
ditentukan
oleh
umur
ibu,
meningkatnya umur ibu juga membuat
kondisi dan fungsi rahim menurun dan salah
satu akibatnya adalah jaringan rahim yang
tidak subur lagi. Jaringan rongga panggul dan
otot-ototnya pun melemah sejalan dengan
bertambahnya umur, apalagi pada ibu dengan
riwayat Sectio Caesarea yang mempunyai
jaringan parut pada dinding rahim dan
uterusnya.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa
umur >35 tahun mempunyai riwayat
persalinan Sectio Caesarea dibandingkan
dengan umur 20-35 tahun. Pada Umur > 35
tahun
merupakan
risiko
tinggi bagi
kesehatan dan keselamatan ibu karena
jaringan dan alat-alat kandungan mengalami
proses penuaan,dan akibat kondisi yang
rentan terhadap penyakit, dimana penyakit
dapat mengganggu peredaran darah
ke
placenta sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin, gangguan tersebut seperti
gangguan aliran darah ke organ tubuh seperti
anemia,hypertensi
dan
menurunnya
kemampuan
kontraksi
yang dapat
mengakibatkan perdarahan pasca persalinan,
ibu juga akan mengalami ruptura uteri
karena membutuhkan waktu yang lama untuk
penyembuhan akibat persalinan dengan Sectio
Caesarea.
Ibu bersalin Sectio Caesarea yang
mempunyai
riwayat
Sectio
Caesarea
mayoritas dialami oleh ibu yang bekerja.
Menurut Notoatmodjo (2003) semakin rendah
pendapatan semakin rendah pula motivasi ibu
dalam memeriksakan kehamilannya dan ibu
kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada.
Dari hasil tabulasi silang di dapatkan
hasil bahwa ibu bersalin yang mempunyai
riwayat persalinan Sectio caesarea mayoritas
ibu yang tidak bekerja. Hal ini dikarenakan
pada ibu yang bekerja rentan mengalami
trauma seperti terbentur atau terjatuh akibat
melakukan pekerjaan yang berat sehingga
mempengaruhi kehamilan dan persalinannya,
salah satunya adalah ruptura uteri yang terjadi
pada ibu dengan riwayat Sectio Caesarea.
Lain halnya pada ibu yang tidak bekeja,
karena memiliki banyak waktu untuk menjaga
kesehatan dan kehamilannya dan risiko untuk
mengalami trauma lebih sedikit, hal ini
disebabkan karena aktifitas ibu tidak terlalu
padat dan dapat mengontrol waktu untuk
beristirahat . Faktor lain yang mempengaruhi
persalinan Sectio Caesarea pada ibu yang
tidak bekerja antara lain : bayi besar,panggul
sempit, foetal dystres, placenta previa,
ketuban pecah dini, kelainan letak pada janin,
faktor power dari ibu. Jadi umur dan
pekerjaan sangat mempengaruhi kehamilan
dan persalinan, hal ini memotivasi seorang ibu
agar kehamilannya terprogram dengan baik
sehingga persalinan berjalan lancar.
Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan
yang terlatih dan trampil agar dapat
melakukan deteksi dini dan pencegahan
komplikasi
pada
ibu hamil
selama
kehamilannya
sehingga
kemungkinan
persalinan dengan Sectio Caesarea dapat
diminimalkan dan dicegah sedini mungkin
selain itu peran bidan pun sangat dibutuhkan
pada saat pemeriksaan ANC. Bidan
diharapkan mampu memberikan konseling
mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh
operasi Sectio Caesarea sehingga masyarakat
memahami dan angka kejadian bedah Sectio
Caesarea sesuai dengan indikasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Terdapat pengaruh umur terhadap
kejadian persalinan dengan operasi caesar,
karena meningkatnya umur ibu juga membuat
kondisi dan fungsi rahim menurun dan salah
satu akibatnya adalah jaringan rahim yang
tidak subur lagi. Jaringan rongga panggul dan
otot-ototnya pun melemah sejalan dengan
bertambahnya umur, apalagi pada ibu dengan
riwayat Sectio Caesarea yang mempunyai
jaringan parut pada dinding rahim dan
uterusnya.
Sedangkan
pekerjaan
juga
mempengaruhi terjadinya persalinan sectio
caesarea. Hal ini dikarenakan pada ibu yang
bekerja rentan mengalami trauma seperti
terbentur atau terjatuh akibat melakukan
pekerjaan yang berat sehingga mempengaruhi
kehamilan dan persalinannya, salah satunya
adalah ruptura uteri yang terjadi pada ibu
dengan riwayat Sectio Caesarea.
Saran
Dampak dari persalinan bekas operasi
Sectio Caesarea adalah masa penyembuhan
yang relatif lama dan pada persalinan
berikutnya cenderung akan melahirkan secara
Sectio Caesarea lagi (Health Medical, 2008).
Maka dari itu, untuk mengurangi atau
mencegah kejadian persalinan dengan Sectio
Caesarea maka ibu diharapkan memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke petugas
kesehatan agar dapat dideteksi secara dini
adanya komplikasi yang terjadi pada masa
kehamilan dan persalinan (Cunningham, F.G.,
2005). Bidan sebagai tenaga kesehatan yang
terlatih dan trampil agar dapat melakukan
deteksi dini dan pencegahan komplikasi pada
ibu hamil selama kehamilannya sehingga
kemungkinan persalinan dengan Sectio
Caesarea dapat diminimalkan dan dicegah
sedini mungkin selain itu peran bidan pun
sangat dibutuhkan pada saat pemeriksaan
ANC. Bidan diharapkan mampu memberikan
konseling mengenai bahaya yang ditimbulkan
oleh operasi Sectio Caesarea sehingga
masyarakat memahami dan angka kejadian
bedah Sectio Caesarea
sesuai dengan
indikasi.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Budijanto, Didik dan Prajoga. 2005.
Metodologi Penelitian. Surabaya :
Unit Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Politeknik Kesehatan
Surabaya.
Cunningham, F.G. 1995. Obstetri Williams.
Jakarta : EGC.
Cunningham, F.G. 2005. Obstetri Williams
Edisi 21. jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar Masalah
dan Solusinya. Jakarta : Puspa Swara.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.
Manuaba, IBG. 2004. Penuntun Kepaniteraan
Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi
2. Jakarta : EGC.
Medical Health, 2008. Melahirkan Normal
Setelah Operasi Sesar. 15 Juni 2008.
www.id.88db.com.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri.
Jakarta : EGC.
Mundy, G. Chrissie. 2005. Pemulihan Pasca
Operasi Caesar. Jakarta : Erlangga.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta.
Nursalam, Pariani. 2003. Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Syaifuddin, AB. 2000. Ilmu Bedah
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
inkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Yulianti, D. 2005. Buku Saku Manajemen
Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta : EGC.
Download