BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 bahwa adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya (Depkes, 2009) Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, dan dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk usia lanjut terus meningkat dari tahun ke tahun. Penduduk lanjut usia yaitu penduduk dengan usia lebih dari 60 tahun tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia (Komnas Lansia, 2010) Crimmins (2004) melaporkan bahwa dalam dekade abad 21 ini terjadi kecenderungan peningkatan usia harapan hidup yang cukup besar, hal ini disebabkan terjadi penurunan angka kematian sekitar 1% dalam setiap tahunnnya pada lansia. Crimmins, telah melakukan simulasi bahwa tentang untuk mengetahui hubungan antara perubahan mortalitas, kejadian morbiditas, dan prevalensi masalah kesehatan, dan hasil simulasi tersebut menjelaskan bahwa penurunan angka kematian atau peningkatan harapan hidup tidak dapat dikaitkan dengan peningkatan kesehatan penduduk. 1 Gambar 1 Tingkat Kematian Penduduk Lansia Dari Semua Kasus (Crimmins, 2004) Dalam profil penduduk lansia juga disebutkan bahwa angka kesakitan pada lanjut usia ada kecenderungan mengalami peningkatan. Pada tahun 2005, persentase angka kesakitan lansia sebanyak 29,98%, tahun 2007 persentase angka kesakitan bertambah menjadi 31,11%, kemudian pada tahun 2009, persentase angka kesakitan agak sedikit menurun menjadi 30,46%. Prediksi persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020 (BPS, 2010). Prediksi Persentase Penduduk Lanjut Usia 11.34 12 9.77 10 7.18 8 6.29 6 5.45 4 2 0 1980 1990 2000 2010 2020 Gambar 2 Prediksi Persentase Penduduk Lanjut Usia (Sumber: BPS tahun 2010) Menurut Kumar (2014) bahwa lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, tetapi lansia sangat rentan terhadap penyakit yang bersifat menahun/jangka panjang dan berbahaya seperti penyakit kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes, gangguan muskuloskeletal dan penyakit mental. Hal ini dikarenakan pada lansia terjadi penurunan berbagai fungsi tubuh sehingga akan meningkatkan/ mempengaruhi masalah kesehatan pada diri lansia tersebut, disamping faktor psiko sosial, personal dan sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap permasalahan permasalahan yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya. Adanya industrialisasi, urbanisasi, peningkatan status pendidikan serta pengaruh budaya barat akan membawa perubahan nilai dan gaya hidup. Harman (1981) menyatakan bahwa proses penuaan pada lanjut usia merupakan akumulasi dari perubahan yang progresif seiring dengan proses berjalannya waktu yang terus meningkat dan bertanggung jawab terhadap suatu kelemahan/kerentanan yang biasanya disertai dengan penyakit dan kematian. Proses penuaan pada seseorang tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Crossly dan Peterson (1996), menyatakan bahwa orang tua/lansia mempunyai faktor risiko yang lebih atau resiko meninggal karena penyakit menular yang serius, seperti pneumonia, meningitis, endokarditis, selulitis, dan infeksi pada saluran kemih dan gastrointestinal yang sebenarnya penyakit infeksi ini dapat dicegah jika dokter mampu mendiagnosis dan mendapat pengobatan lebih awal. Lebih lanjut Crossly dan Peterson (1996), menyatakan bahwa pada usia kronologis, yaitu : orang dengan usia lebih dari 60 tahun atau 70 tahun) akan terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh yang diduga berperan dalam memperburuk keadaan tersebut sehingga angka kematian meningkat akibat masalah medis yang kronis (misalnya, diabetes, penyakit paru-paru kronis, kongestif gagal jantung, keganasan, demensia, dan kekurangan gizi). Crossly dan Peterson (1996), mencatat bahwa lansia dengan perawatan jangka panjang di panti jompo mempunyai risiko terjadi penyebaran infeksi (misalnya, infeksi Staphylococcus aureus yang resisten methicillin) secara endemik, dan untuk jenis lain adalah infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter. Pertumbuhan yang sangat pesat dari populasi lansia akan memicu peningkatan yang dramatis dalam prevalensi penyakit kronis. Pada tingkat populasi, diperkirakan akan menyebabkan tingkat kecacatan yang lebih besar dan tuntutan yang lebih besar dalam pelayanan kesehatan (Nie et al, 2008). Lebih lanjut Nie et al, (2008) menyatakan perlunya evaluasi bagaimana pelayanan kesehatan yang diterima, dan bagaimana sistem perawatan kesehatan terbaik agar ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan lansia. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang masalah kesehatan pada kelompok lansia dikarenakan beberapa sebab : 1) Meningkatnya populasi lansia akibat meningkat usia harapan hidup, 2) Ada kecenderungan meningkatnya angka kesakitan lansia, 3) Lansia sangat rentan terhadap penyakit dan kecacatan akibat dari degeneratif organ dan fungsi tubuh, serta 4) Prevalensi yang besar dari populasi lansia dan angka kesakitan pada lansia berpengaruh pada pelayanan kesehatan yang disediakan. Penulis tertarik untuk meneliti masalah kesehatan pada lansia tersebut dengan mengaitkan bagaimana pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh lansia berdasarkan data sekunder IFLS 4 / Sakerti tahun 2007. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh lansia berdasarkan data IFLS 4 / Sakerti tahun 2007? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh lansia? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh kelompok lanjut usia berdasarkan data IFLS 4. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh kelompok lanjut usia berdasarkan data IFLS 4. b. Mengidentifikasi hubungan antara faktor faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh kelompok lanjut usia berdasarkan data IFLS 4. D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keadaan status kesehatan lansia dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Manfaat praktis a. Menjadi dasar bagi pembuat dan pengambil kebijakan dalam membuat kebijakan tentang pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan gai kelompok lansia. b. Mengembangkan sistem pelayanan dan fasilitas kesehatan terutama bagi masyarakat beresiko khususnya lansia. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahui penulis, penelitian mengenai faktor faktor yang berhunguan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang telah dilakukan, antara lain : 1. Aldilla (2008) penelitiannya berjudul Beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan rawat jalan di instalasi geriatri rumah sakit Dr. Kariadi, Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan rawat jalan di instalasi geriatri Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang apakah ada hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jaminan kesehatan, pengetahuan, sikap, tingkat kebutuhan, tarif pelayanan, biaya transportasi, dan jarak dengan tingkat pemanfaatan pelayanan rawat jalan. Jenis eksplanatory research menggunakan metode survey cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 2 variabel yang secara statistik berhubungan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan, yaitu jaminan kesehatan dan pengetahuan. 2. Nie et al (2008) melakukan penelitian dengan judul Health care service utilization among the elderly : Findings from the study to understand the chronic condition experience of the elderly and the disabled (SUCCEED Project). Sebuah studi kohort retrospektif berbasis populasi dilakukan dengan menggunakan data empat database administrasi yaitu : Ontario Health Insurance Plan (OHIP) database, Ontario Drug Benefit (ODB) prescription claims database, Canadian Institute for Health Information (CIHI) database, dan Ontario Registered Persons Database (RPDB). Tujuan penelitian untuk mengukur pemanfaatan pelayanan kesehatan dikalangan orang tua. Hasil pengukuran utama termasuk indikator pemanfaatan untuk kunjungan dokter keluarga, kunjungan dokter spesialis, kunjungan UGD, obat, klaim laboratorium, sinar-X, penerimaan rawat inap, CT scan dan MRI scan. Hasil rata-rata kejadian pemanfaatan orang berusia lebih dari 65 tahun selama 1 tahun adalah 70% kunjungan (perempuan = 76%, laki-laki = 63%). Wanita mempunyai rata-rata kunjungan lebih banyak daripada laki-laki.