BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 1

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
1. RESPONSI WISATAWAN TERHADAP P.O BUS PARIWISATA
SAMIJAYA, (Suatu Analisis dengan Menggunakan Pendekatan Logit
Model) oleh Akhmad Nur Kholili (2007) menggunakan variable keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti langsung. Variabel tak bebas (Y),
merupakan variable yang mengukur responsi wisatawan terhadap P.O bus
pariwisata Samijaya. Penelitian ini menggunakan uji validitas dan
reliabilitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sedangkan
pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey. Alat
analisa yang digunakan yaitu Uji Validitas dan Reliabilitas dengan
pendekatan Logit Model. Dari analisis Regresi Model Probabilitas Logit
diketahui pada penelitian terdiri dari 16 item. Dimana terdapat dua item
yang koefisiennya signifikan α = < 0.05 (5%), dari variable keandalan yang
mempunyai nilai 0,032 (3.2%) dan dari variable bukti langsung mempunyai
nilai 0.046 (4.6%), serta 2 item yang koefisiennya signifikan pada α = < 0.1
(10%), yaitu dari Variabel Jaminan mempunyai nilai 0.077 (7.7%). Dari
keempat variable tersebut mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
Responsi Wisatawan Terhadap P.O Bus Pariwisata Samijaya. Perbedaan
penelitian milik Akhmad Nur Kholili dengan penelitian sekarang yaitu
objek yang dipakai. Jika penelitian sekarang yakni meneliti tentang
10
11
responsi masyarakat Kota Malang pada situs berita malangonline.com.
Variabel tidak terikat yang digunakan mengenai teori perilaku konsumen.
Adapun variabel yang dipakai adalah produk situs, frekwensi promosi situs,
tempat, sosial, personal, psikologi, dan budaya. Sedangkan variabel
terikatnya yaitu responsi masyarakat Kota Malang pada situs berita
malangonline.com. Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian tersebut
yaitu kuantitatif dengan pendekatan eksploratif. Pendekatan eksploratif
yaitu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti sesuatu (yang menarik
perhatian). Dari eksploratif ini dimungkinkan bisa dilakukan penelitian
berikutnya.
Sedangkan
alat
analisis
yang
dipakai
yaitu
dengan
menggunakan metode pendekatan model logit.
2. ANALISIS RESPONSI KONSUMEN TERHADAP TELKOM FLEXI
TRENDY DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGIT (Studi Kasus
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Uin Malang) oleh Syarifah (2007).
Penelitian ini dilakukan berdasarkan atas banyaknya perbedaan persepsi
konsumen terhadap Flexi Trendy, baik konsumen yang memakai dan tidak
memakai Flexi Trendy. Selain itu banyak terhadap keluhan konsumen
terhadap Flexi Trendy, namun walaupun demikian masih banyak konsumen
yang memakai produk ini. Keadaan ini mengharuskan PT. Telkom
melakukan penyesuaikan kembali terhadap program pemasaran yang telah
disusun serta memberi pelayanan yang baik terhadap konsumen. Persepsi
konsumen terhadap suatu produk sangat penting, karena apabila persepsi
seseorang baik terhadap suatu produk, peluang untuk memakai atau
12
membeli produk itu akan ada. Persepsi konsumen merupakan faktor yang
kuat untuk memprediksi perilaku konsumen. Dalam penelitian ini yang
ingin diketahui adalah faktor yang berpengaruh terhadap persepsi dan
faktor yang paling berpengaruh terhadap persepsi konsumen. Penelitian
dilakukan di mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Malang terhadap 55
responden dengan tiga variable bebas yaitu pemersepsi, target, dan situasi,
sedangkan variable terikat adalah konsumen yang memakai Flexi Trendy
dan yang tidak memakai. Teknik pengumpulan data menggunakan
penelitian kuesioner dan wawancara. Pengambilan sampel yang digunakan
adalah Accidental Sampling, Pengujian penelitian ini menggunakan
Analisis Logit. Adapun untuk menghitung Validitas dan Reliabilitas
masing-masing menggunakan teknik Product Momen Pearson dan Alfa
cronbach. Hasil penelian ini menunjukan bahwa (1) faktor – faktor persepsi
sangat berpengaruh terhadap baik-buruknya persepsi konsumen Flexy
Trendy. (2) Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pemersepsi.
Perbedaan penelitian milik Syarifah dengan penelitian sekarang yaitu objek
yang dipakai dan pendekatan yang digunakan. Jika penelitian sekarang
yakni meneliti tentang responsi masyarakat Kota Malang pada situs berita
malangonline.com. Variabel tidak terikat yang digunakan mengenai teori
perilaku konsumen. Adapun variabel yang dipakai adalah produk situs,
frekwensi promosi situs, tempat, sosial, personal, psikologi, dan budaya.
Sedangkan variabel terikatnya yaitu responsi masyarakat Kota Malang pada
situs berita malangonline.com. Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian
13
tersebut yaitu kuantitatif dengan pendekatan eksploratif. Pendekatan
eksploratif yaitu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti sesuatu (yang
menarik perhatian). Dari eksploratif ini dimungkinkan bisa dilakukan
penelitian berikutnya. Sedangkan alat analisis yang dipakai yaitu dengan
menggunakan metode pendekatan model logit.
3. PENILAIAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA
ONLINE PADA BANK MANDIRI CABANG LAMONGAN oleh Yufi
Ika Kristianti (2007). Penelitian ini diadakan di Bank Mandiri cabang
Lamongan Jl. Lamongrejo No. 120 Lamongan . Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun
variabel yang diteliti yaitu variabel effesiensi, variabel reliabilitas, variabel
fullfilment, dan variabel privasi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik
accidental sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner
dan wawancara. Analisis yang digunakan yaitu dengan analisis tingkat
kesesuaian yaitu rata-rata skor kinerja dengan rata-rata skor harapan dan
analisis servqual yang digunakan untuk melihat penempatan data yang telah
dianalisis, dimana menjadi empat kuadran yaitu kuadran A, kuadran B,
kuadran C, dan kuadran D. Berdasarkan kuisioner yang disebarkan dan
wawancara dari pihak bank Mandiri maka diketahui nasabah bank Mandiri
cabang Lamongan sangat berpartisipasi dengan adanya keluhan, komentar,
kritik maupun saran yang diberikan pada layanan ATM, SMS banking, Call
Mandiri, dan Internet Banking. Pada analisis servqual diketahui bahwa
tingkat kesesuaian sebesar 76,92 yaitu skor antara kinerja dengan harapan
14
pada indikator staf bank Mandiri cabang Lamongan mempunyai
pengetahuan yang luas mengenai fasilitas layanan online (XY3.3) perlu
mendapat perhatian yang khusus. Dimana terdapat pada kuadran A yang
berarti bahwa penilaian nasabah terhadap pelaksanaannya belum sesuai
dengan harapan nasabah. Pada atribut proses yang tidak memakan waktu
yang lama (XY1.2), kejelasan dalam tampilan (XY1.3), informasi sesuai
dengan kenyataan (XY2.1), dan data terjaga keamanannya (XY4.2) perlu
dipertahankan oleh pihak bank, karena pada atribut ini berada pada kuadran
C dimana penilaian nasabah terhadap pelaksanaannya sudah baik dan
sangat diharapkan oleh nasabah. Perbedaan penelitian milik Yufi Ika
Kristianti dengan penelitian sekarang yaitu objek yang dipakai dan
pendekatan yang digunakan. Jika penelitian sekarang yakni meneliti
tentang
responsi
masyarakat
Kota
Malang
pada
situs
berita
malangonline.com. Variabel tidak terikat yang digunakan mengenai teori
perilaku konsumen. Adapun variabel yang dipakai adalah produk situs,
frekwensi promosi situs, tempat, sosial, personal, psikologi, dan budaya.
Sedangkan variabel terikatnya yaitu responsi masyarakat Kota Malang pada
situs berita malangonline.com. Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian
tersebut yaitu kuantitatif dengan pendekatan eksploratif. Pendekatan
eksploratif yaitu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti sesuatu (yang
menarik perhatian). Dari eksploratif ini dimungkinkan bisa dilakukan
penelitian berikutnya. Sedangkan alat analisis yang dipakai yaitu dengan
menggunakan metode pendekatan model logit.
15
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
(tahun)
Judul
Variabel
Alat Analisis
Kesimpulan
1.
Akhmad
Nur Kholili
(2007)
RESPONSI
WISATAWAN
TERHADAP
P.O BUS
PARIWISATA
SAMIJAYA,
(Suatu Analisis
dengan
Menggunakan
Pendekatan
Logit Model)
oleh Akhmad
Nur Kholili
(2007)
Keandalan
, daya
tanggap,
jaminan,
empati,
dan bukti
langsung.
Uji Validitas dan
Reliabilitas
dengan
pendekatan Logit
Model.
Dari analisis
Regresi Model
Probabilitas Logit
diketahui pada
penelitian terdiri
dari 16 item.
Dimana terdapat
dua item yang
koefisiennya
signifikan α = <
0.05 (5%), dari
variable keandalan
yang mempunyai
nilai 0,032 (3.2%)
dan dari variable
bukti langsung
mempunyai nilai
0.046 (4.6%), serta
2 item yang
koefisiennya
signifikan pada α =
< 0.1 (10%), yaitu
dari Variabel
Jaminan
mempunyai nilai
0.077 (7.7%). Dari
keempat variable
tersebut
mempunyai
pengaruh yang
nyata terhadap
Responsi
Wisatawan
Terhadap P.O Bus
Pariwisata
Samijaya.
16
2.
Syarifah
(2007).
ANALISIS
RESPONSI
KONSUMEN
TERHADAP
TELKOM
FLEXI
TRENDY
DENGAN
PENDEKATA
N MODEL
LOGIT (Studi
Kasus
Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi UIN
Malang)
Pemerseps
i, target,
dan
situasi,
sedangkan
variable
terikat
adalah
konsumen
Analisis Logit.
Adapun untuk
menghitung
Validitas dan
Reliabilitas
masing-masing
menggunakan
teknik Product
Momen Pearson
dan Alfa
cronbach.
(1) faktor – faktor
persepsi sangat
berpengaruh
terhadap baikburuknya persepsi
konsumen Flexy
Trendy. (2) Faktor
yang paling
berpengaruh adalah
faktor pemersepsi.
3.
Yufi Ika
Kristianti
(2007).
PENILAIAN
NASABAH
TERHADAP
KUALITAS
PELAYANAN
JASA ONLINE
PADA BANK
MANDIRI
CABANG
LAMONGAN
Efesiensi,
reliabilitas
,
fullfilment
, dan
privasi.
Analisis yang
digunakan yaitu
dengan analisis
tingkat
kesesuaian yaitu
rata-rata skor
kinerja dengan
rata-rata skor
harapan dan
analisis servqual
yang digunakan
untuk melihat
penempatan data
yang telah
dianalisis, dimana
menjadi empat
kuadran yaitu
kuadran A, B, C,
dan D.
Terdapat pada
kuadran A yang
berarti bahwa
penilaian nasabah
terhadap
pelaksanaannya
belum sesuai
dengan harapan
nasabah. Pada
atribut proses yang
tidak memakan
waktu yang lama
(XY1.2), kejelasan
dalam tampilan
(XY1.3), informasi
sesuai dengan
kenyataan (XY2.1),
dan data terjaga
keamanannya
(XY4.2) perlu
dipertahankan oleh
pihak bank, karena
pada atribut ini
berada pada
kuadran C dimana
penilaian nasabah
terhadap
pelaksanaannya
17
sudah baik dan
sangat diharapkan
oleh nasabah.
4.
Arif
Suhandha
(2013)
RESPONSI
MASYARAKA
T KOTA
MALANG
TERHADAP
SITUS
BERITA
MALANG
ONLINE.COM
Variabel
tdk
terikat:
Produk
situs,
frekwensi
promosi
situs,
tempat,
sosial,
personal,
psikologi,
budaya
Variabel
terikat:
responsi
masyarakat Kota
Malang
pada situs
malangonline.
com
Penelitian ini
adalah penelitian
kuantitatif dengan
pendekatan
eksploratif.
Analisis yang
digunakan adalah
metode Analisis
model logit.
Adapun untuk
menghitung
Validitas dan
Realibilitas
masing-masing
menggunakan
teknik product
moment pearson
dan alfa
croncbach.
18
2.2 Kajian Teoritis
2.2.1 Pengertian Responsi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia versi online, responsi diartikan
sebagai kegiatan atau perubahan pola perilaku makhluk sebagai akibat rangsangan
atau fluktuasi keadaan lingkungan. Perubahan pola ini akan berubah-ubah sesuai
dengan berjalannya waktu makhluk menanggapi apa yang diterimanya.
Berbeda halnya dengan respons, respons merupakan tanggapan atas suatu
hal. Misalnya tanggapan masyarakat akan perbaikan lingkungannya sangat baik.
Responsif juga memiliki makna tersendiri, responsif adalah cepat merespons,
bersifat menanggapi, tergugah hati, bersifat memberi tanggapan (tidak acuh).
2.2.2 Jasa
A. Definisi Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa”
(service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi
(personal service) sampai jasa sebagai produk. Menurut Phillip Kotler (1997:83),
jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau
sebaliknya.
Josept P.Cannon (2008:287) juga mengartikan jasa sebagai suatu tindakan
yang dilakukan oleh satu pihak untuk pihak lainnya. Di sisi lain jasa juga sesuatu
19
yang tidak tahan lama atau tidak dapat disimpan. Hal ini membuatnya sulit untuk
menyeimbangkan antara penawaran dan permintaan.
Pengertian tentang jasa cukup jelas bahwa jasa selalu ada aspek interaksi
antara pihak konsumen dan pihak produsen sebagai penyedia jasa, meskipun
pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari bahwa mereka sedang melayani
sebuah jasa.
B. Karakteristik Jasa
Berbeda dengan sebuah produk barang, jasa juga memiliki karakteristik
tersendiri. Fandy Tjiptono (1997) menyebutkan karakteristik jasa yaitu:
1. Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek, alat,
atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kenerja (performance) ,
atau usaha. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai
tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan,
kepuasan, dan kenyamanan.
2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa di lain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diprodukai dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam
pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa
tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas
20
individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan
unsure penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada
pada proses rekruitmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan
karyawannya.
3. Berubah-ubah (Variability)
Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas jenis, tergantung pada
siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa
sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka
meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih.
Dalam hal ini penyedia jasa dapat melakukan tiga tahap dalam
pengendalian kualitasnya. Tiga tahap tersebut meliputi: melakukan
investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik, melakukan
standarisasi proses pelaksanaan jasa, memantau kepuasan pelanggan
melalui sistem saran dan keluhan.
4. Barang yang tidak tahan lama (Perishability)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Kursi kereta api yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam
tertentu tanpa pasien di tempat praktek seorang dokter, akan berlalu
atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk
dipergunakan di waktu yang lain. Hal ini tidak menjadi masalah bila
permintaannya tetap karena mudah menyiapkan pelayanan untuk
permintaan tersebut sebelumnya. Bila permintaan berfluktuasi,
21
berbagai
permasalahan
muncul
berkaitan
dengan
kapasitas
menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani
dengan resiko mereka kecewa atau beralih ke penyedia jasa lainnya
(saat permintaan puncak).
C. Klasifikasi Jasa
Produk jasa bagaimanapun juga tidak ada yang benar-benar mirip antara
yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, untuk memahami sektor ini ada
beberapa cara pengklasifikasian produk jasa ini (Griffin, 1996). Pertama,
didasarkan atas tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa sebagai bagian dari
sitstem saat jasa tersebut dihasilkan. Jasa dapat dibedakan ke dalam kelompok
system kontak tinggi (high-contact system) dan sistem kontak rendah (low-contact
system). Pada kelompok sistem kontak tinggi, konsumen harus menjadi bagian
dari system untuk menerima jasa. Seperti jasa pendidikan, rumah sakit, dan
transportasi. Sedangan pada kelompok sistem kontak rendah, konsumen tidak
perlu menjadi bagian dari system untuk menerima jasa. Seperti jasa repair dan
jasa perbankan. Dalam hal ini konsumen tidak harus dalam kontak pada saat
mobilnya yang rusak diperbaiki oleh teknisi bengkel.
Kedua, jasa juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan
operasi manufaktur. Jasa dapat dibedakan menjadi tiga kelompok: jasa murni, jasa
semimanufaktur, dan jasa campuran. Jasa murni (pure service) merupakan jasa
yang tergolong kontak tinggi, tanpa persediaan, atau dengan kata lain sangat
berbeda dengan manufaktur. Contoh: jasa tukang cukur atau ahli bedah yang
member perlakuan khusus (unik) dan memberikan jasanya pada saat konsumen di
22
tempat. Sebaliknya jasa, jasa semimanufaktur (quasimanufacturing service)
merupakan jasa yang tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan
manufaktur, dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa.
Contoh: jasa pengantaran, perbankan, asuransi, dan kantor pos. Sedangkan jasa
campuran (mixed service) merupakan kelompok jasa yang tergolong kontak
menengah (moderate-contact), gabungan beberapa sifat jasa murni dan jasa
semimanufaktur. Contoh: jasa bengkel, dry cleaning, ambulans, pemadam
kebakaran, dan lain-lain.
D. Kualitas Jasa
Menjadi organisasi yang fokus pada konsumen adalah pilihan strategis
bagi industri dan dunia usaha agar mampu bertahan di tengah situasi lingkungan
ekonomi yang memperlihatkan kecenderungan fluktuasi curam, perubahan demi
perubahan, persaingan tinggi, dan semakin canggihnya kualitas hidup. Salah satu
cara adalah menciptakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas,
karena pelanggan adalah fokus utama ketika kita mengungkap tentang kepuasan
dan kualitas jasa. Persoalan kualitas sudah menjadi “harga yang harus dibayar”
oleh perusahaan agar tetap dapat bertahan dalam bisnisnya.
Menurut Kotler dalam Tjiptono (2005:121), kualitas jasa harus dimulai
dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi
positif terhadap kualitas jasa.
Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelanggan (dan
bukan penyedia jasa) yang menilai tingkat kualitas jasa sebuah perusahaan. Jasa
memiliki karakteristik variability, sehingga kinerjanya acapkali tidak konsisten.
23
Hal ini menyebabkan pelanggan menggunakan isyarat/petunjuk instrinsik dan
isyarat ekstrinsik sebagai acuan/pedoman dalam mengevaluasi kualitas jasa.
Isyarat instrinsik berkaitan dengan output dan penyampaian sebuah jasa.
Pelanggan akan mengandalkan isyarat semacam ini apabila berada di tempat
pembelian atau jika isyarat instrinsik bersangkutan merupakan search quality dan
memiliki nilai prediktif tinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan isyarat
ekstrinsik menurut Tjiptono (2005:121) adalah unsur-unsur yang merupakan
pelengkap bagi sebuah jasa. Isyarat ini dipergunakan dalam mengevaluasi jasa
jika proses menilai ekstrinsik bersangkutan merupakan experience quality dan
credence quality. Isyarat ekstrinsik juga dipergunakan sebagai indicator kualitas
jasa manakala tidak tersedia informasi intrinsik yang memadai.
John Sviokla dalam Lupiyoadi (2006:181) mengartikan bahwa kualitas
jasa adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayan kepada
pelanggan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas
pada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan
laba perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
jasa adalah sesuatu yang dipahami sebagai nilai yang dapat memuaskan,
memenuhi kebutuhan, dan harapan pelanggan.
24
2.2.3
Perilaku Konsumen
A. Definisi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut Engel, dkk. (1994:3) yaitu tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.
Sedangkan American Marketing Association dalam Amirullah (2002:2)
menyatakan perilaku konsumen didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara
pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia
melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Sementara Gerald Zaltman dan
Melani Wallendorf (1979:6) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan individu,
kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau
lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan
sumber-sumber lainnya.
B. Faktor-Faktor Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen memiliki faktor yang berperan memiliki pengaruh
besar terhadap perkembangan industri. Kotler dan Keller (2006) berpendapat
bahwa perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh faktor sosial, personal,
psikologi, dan budaya. Empat faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan(Group)
Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruhlangsung maupun tidak langsung terhadap sikap maupun
25
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung
terhadap seseorang dinamakan membership group atau kelompok
keanggotaan. Membership group ini terdiri dari dua yaitu primary
groups (keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja) dan secondary
groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit
(kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat
dagang).
b. Pengaruh Keluarga (Family Influence)
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku
pembelian. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga
menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Para
pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri dan
anak dalam pembelian produk dan jasa yang berbeda.
c.
Peran dan Status (Roles and Status)
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang
hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan
seseorang itu dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya.
Dengan kata lain tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan
penghargaan
umum
yang
diberikan
oleh
masyarakat. Sehingga seseorang memilih produk yang dapat
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat,
26
seperti direktur perusahaan sering memakai mobil mewah dan
pakaian mahal dalam kesehariannya.
2. Faktor Personal
a. Situasi ekonomi (Economic Situation)
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk
yang akan digunakan, seperti jam tangan rolex diposisikan untuk
para konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk para
konsumen kelas menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat
mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada
suatu produk tertentu.
b. Gaya hidup (Lifestyle)
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas,
ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang
dari kebudayaan, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin
saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
c. Kepribadian dan konsep diri (Personality and Self Concept)
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin
kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan
orang itu sendiri, contohnya: orang yang percaya diri, dominan,
suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi dan
agresif. Tiap individu memiliki gambaran diri yang kompleks dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut.
d. Umur dan siklus hidup (Age and Life Cycle)
27
Orang-orang mengubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan
siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, peralatan rumah
tangga dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur.
Keputusan pembelian juga dibentuk oleh family life cycle. Faktorfaktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan
oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan karena adanya
perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang
menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli
produk atau jasa.
e. Pekerjaan (Occupation)
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari
catering yang datang ke tempat kerja. Para eksekutif membeli
makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor
membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran
cepat saji terdekat.
3. Faktor Psikologi
a. Motivasi (Motivation)
Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (2004:72) adalah
kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang
untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Kebutuhan manusia
diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai
paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial,
28
harga diri dan pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang
paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti
menjadi motivator dan orang tersebut akan kemudian mencoba
untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.
b. Persepsi (Perception)
Persepsi menurut Kotler (2005) adalah proses yang digunakan
individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan
informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari
lingkungan sekitarnya.
c. Pembelajaran (Learning)
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan
berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima
(didapatkan dari membaca, diskusi, observasi dan berpikir) atau
dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang
diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback
bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan
dalam situasi yang sama.
d. Kepercayaan dan Evaluasi (Beliefs and Attitude)
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai
sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini dan
iman (Kotler dan Amstrong, 2004). Sedangkan attitudes adalah
evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang
relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide.
29
4. Faktor Budaya
a. Sub Budaya (Subculture)
Menurut Kotler dan Amstrong (2004), Sub budaya terdiri dari
sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan
persamaan
dan
pengalaman
hidup
serta
keadaan,
seperti
kebangsaan, agama dan daerah. Menurut Kotler, Bowen dan
Makens (2007) meskipun konsumen pada negara yang berbeda
mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap dan perilakunya namun
seringkali berbeda secara dramatis.
b. Kelas Sosial (Social Class)
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat dan
perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor
saja misalnya pendapatan, tetapi juga ditentukan oleh pekerjaan,
pendidikan, kekayaan dan lainnya.
Kotler (1999:109) menyebutkan bahwa konsumen sangat terpengaruh oleh
sifat-sifat sosial, personal, psikologi dan budaya. Yang sebagian besar dari sifatsifat itu tidak terkendali oleh pemasar, akan tetapi harus diperhitungkan dengan
serius. Sebagaimana yang terlihat dalam gambar berikut:
30
Gambar 2.2
Model Faktor Perilaku Konsumen Menurut Kotler
Sosial
 Kelompok acuan
 Keluarga
 Peranan dan status
Budaya
 Kebudayaan
 Kebudayaan khusus
 Kelas sosial
Pembeli
Pribadi
 Tahap usia dan
siklus hidup
 Pekerjaan
 Keadaan ekonomi
 Gaya hidup
 Kepribadian dan
konsep diri
Kejiwaan
 Motivasi
 Pandangan
 Belajar
 Kepercayaan dan
sikap
Sumber: Kotler (1999:109)
Sedangkan Shciffman dan Kanuk (2004:5) menjelaskan bahwa perilaku
konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan
pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penggantian produk dan jasa yang
diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses pengambilan keputusan konsumen dapat dipandang sebagai bentuk
tiga bagian yang berbeda-beda, tetapi masing-masing bagian saling terkait.
Menurut Shciffman dan Kanuk perilaku konsumen sebelum mengarah ke faktor
sosial dan psikologi, juga berdasarkan pemahaman masyarakat atas product,
promotion, price, dan place. Product merupakan barang yang diproduksi oleh
perusahaan. Promotion merupakan proses komunikasi dengan masyarakat. Price
adalah penentuan harga, dan Place adalah tempat strategis dimana perusahaan
tersebut mudah diakses. Lebih jelasnya pada gambar berikut ini:
31
Gambar 2.3
Model Perilaku Konsumen Menurut Shciffman dan Kanuk
Firm’s Marketing
1.
2.
3.
4.
Sosiocultural Environment
Product
Promotion
Price
Place
2.
3.
4.
5.
6.
Family
Informal Sources
Other Noncommercial source
Social Class
Sub culture and culture
Need Recognition
Psycholocical Field
2.
3.
4.
5.
6.
Pre-Purchases Search
Evaluation of Alternatives
Motivation
Perception
Learning
Personality
Attitudes
Experience
Purchase
2. Trial
3. Repeat Purchase
Post- Purchases
Evaluation
Sumber: Shciffman dan Kanuk dalam Amirullah (2002:32)
C. Keterlibatan dan Persepsi Konsumen
Salah satu yang menjadi masalah sebuah perusahaan adalah bagaimana
meyakinkan para konsumen untuk menerima, memahami, dan mengikat informasi
tentang
produk
dan
jasa
mereka.
Masalah
ini
yang
secara
khusus
mengkhawatirkan para pembuat iklan. Keterlibatan dan persepsi konsumen sangat
diperlukan dalam melakukan pemasaran. Menurut Mowen dan Minor (2002:78),
32
ada bagian-bagian ketika konsumen tersebut akan menuju proses keterlibatan dan
persepsinya.
1. Pemrosesan informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai isi dari apa yang dipertukarkan
dengan dunia luar sebagaimana disesuaikan dan membuat penyesuaian
yang bisa dirasakan. Dengan bereaksi secara tepat terhadap informasi
tersebut, atau membangkitkan informasi, konsumen mengadaptasi dan
mempengaruhi dunia di sekitarnya. Ada tiga konsep yang berhubungan
dengan pemrosesan informasi konsumen yaitu refleksi orientasi,
adaptasi, dan persepsi.
2. Keterlibatan Konsumen
Keterlibatan konsumen dalah pribadi yang dirasakan penting dan/ atau
minat konsumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang,
jasa, atau ide. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan konsumen,
mereka
akan
memiliki
motivasi
yang
lebih
besar
untuk
memperhatikan, memahami, dan mengelaborasi informasi tentang
pembelian. Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat keterlibatan
konsumen
adalah
jenis
produk
yang
menjadi
pertimbangan,
karakteristik komunikasi yang diterima konsumen, karakteristik
dimana konsumen beroperasi, dan kepribadian konsumen.
3. Tahap pembukaan (Exposure)
Exposure rangsangan merupakan tahap pertama dalam pemrosesan
informasi. Exposure informasi menggerakkan organ sensor konsumen
33
sehingga seluruh mekanisme pemrosesan informasi dapat dimulai.
Untuk mempengaruhi konsumen, para pemasar harus mengekspos
mereka dengan informasi tersebut melalui komunikasi pemasaran.
Salah satu karakteristik yang menonjol dari pemrosesan informasi
konsumen pada tahap exposure adalah selektivitasnya. Melalui proses
yang dikenal dengan sebagai exposure selektif, konsumen secara aktif
memilih apakah mengekspos atau tidak diri mereka pada informasi.
Hal ini harus diperhatikan seiring dengan meningkatnya keterlibatan
mereka atas jenis produk konsumsi tertentu yang secara selektif
mengekspos informasi tentang produk tersebut.
4. Tahap perhatian
Perhatian adalah alokasi kapasitas kognitif ke sebuah objek atau tugas
sehingga informasi secara sadar dapat diproses. Jadi ketika seseorang
memperhatikan sebuah iklan, humas, atau komunikasi penjualan,
seseorang akan mengalokasikan kemampuan mentalnya untuk
melakukan tugas. Semakin menuntut tugas tersebut, atau semakin
terlibat seseorang pada tugas tersebut, semakin banyak perhatian
seseorang yang akan difokuskan pada tuga itu.
5. Tahap pemahaman
Pemahaman dari pemrosesan informasi, konsumen secara perseptual
mengorganisasikan dan mengintrepetasikan informasi dalam rangka
mendapatkan arti darinya.
34
6. Semiotik
Bidang studi berasal dari keinginan untuk meganalisis bagaimana
orang memperoleh arti tanda-tanda, kata-kata, gambar, logo, dan gerak
isyarat yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan informasi dari
satu
orang
ke
yang
lain.
Bahkan
suara
nonverbal
dapat
mengkomunikasikan arti.
Gambar 2.4
Model Pemrosesan Informasi Konsumen
Exposure
Keterlibatan
Perhatian
Memori
Pemahaman
n
Sumber: Mowen dan Minor (2002:78)
D. Sikap Konsumen
a. Pengertian Sikap
Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu
objek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang
menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang
menguntungkan atau tidak terhadap objek yang dinilai. Sikap adalah
35
pernyataanpernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan objek, orang
atau suatu peristiwa (Robbins, 2006).
Sedangkan definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003) adalah
suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi,
diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan
dan atau dinamis terhadap perilaku. Definisi yang dikemukakan Allport
tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan
memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak
disenangi secara konsisten.
b. Fungsi Sikap
Daniel Katz dalam Mowen dan Minor (2002:320) mengidentifikasi
empat fungsi dikap, yaitu:
1. Fungsi manfaat (Utilitarian), mengacu pad aide bahwa orang
mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan
dan meminimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
Sikap akan memandu perilaku untuk mendapatkan penguatan
positif.
2. Fungi pembelaan ego (Ego devensive), melindungi orang dari
kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan
kekejaman dunia luar.
3. Fungsi pengetahuan (Knowledge function), dalam memainkan
peran ini, sikap membantu seseorang untuk memberikan arti pada
dunia
yang
tidak
beraturan
dan
semrawut.
Sikap
ini
36
memungkinkan mereka untuk memfokuskan pada persoalan yang
dianggap lebih penting.
4. Fungsi nilai ekspresif, mengacu pada bagaimana sesorang
mengekspresikan nilai sentral mereka kepada orang lain. Ekspresi
sikap bahkan dapat membantu seseorang dalam mendefinisikan
konsep diri mereka kepada yang lain.
E. Ciri-Ciri Sikap
Sikap seseorang mempunyai ciri-ciri khusus, Purwanto dalam Akbar
(2010) membagi hal ini sebagai berikut:
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat
ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang apabila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senatiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senatiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
37
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
F.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain
sebagai berikut (Azwar, 2000):
1. Pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,
pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena
itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan
sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan
garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaanlah yang
memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4. Media massa, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
38
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran
dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sikap
kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep
tersebut mempengaruhi sikap.
6. Faktor emosional, kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.2.4
Pengenalan Berita dan Media
A. Definisi Berita
Berita (menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer) adalah laporan
atau pemberitahuan tentang sesuatu kejadian atau peristiwa yang disampaikan
melalui orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. Pengertian berita (News)
yang dimaksud adalah penyajian informasi yang sudah, sedang dan akan terjadi.
William
S.
Maulsby
dalam
Yuningsih
(2004),
mengemukakan
pengertiannya tentang berita. Menurutnya berita adalah suatu penuturan secara
benar dan tidak memihak fakta- fakta yang mempunyai arti penting, dan baru
terjadi hingga dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat
berita tersebut.
B. Karakteristik Berita
Berdasarkan pengertian berita di atas, dapat dilihat bahwa terdapat unsurunsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita dimana sekaligus merupakan
karakteristik utama. Sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa (layak
39
muat). Unsur-unsur tersebut dikenal pula dengan sebutan nilai-nilai berita (news
value). Menurut M. Romli (dalam Yuningsih, 2004) nilai-nilai berita itu terdiri
dari sebagai berikut:
1. Cepat, berarti aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung
makna harfiah berita, yakni sesuatu yang baru atau terkini.
2. Nyata (Faktual), berarti informasi yang disampaikan merupakan fakta,
bukan fiksi atau karangan. Sedangkan fakta dalam jurnalistik berupa:
kejadian nyata, pendapat seseorang dan pernyataan yang merupakan
sumber berita.
3. Penting, berarti berhubungan dengan kepentingan orang banyak.
Misalnya suatu peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan
masyarakat secara luas, atau dinilai perlu untuk di ketahui dan di
informasikan kepada orang banyak.
4. Menarik, berarti mengundang orang untuk membaca berita yang di
muat di surat kabar.
C. Bentuk Penyajian Berita
Berdasarkan
sejarah
perkembangan
berita,
Muljono
(2001:37)
mengkategorikan bentuk penyajian berita, yaitu :
1. Berita cetak (Print News), yaitu berita yang dibuat dengan teknologi
percetakan (koran dan majalah). Berita pada media ini terbit dalam
jangka waktu harian, mingguan, hingga bulanan tergantung perusahaan
media tersebut. Perkembangannya di Indonesia sudah mulai tampak
sebelum dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Dari situ
40
muncul media yang bergerak sebagai alat propaganda dan meyuarakan
aspirasi rakyat seperti Medan Priyayi, Soeara Asia, Tjahaja, Sinar
Baroe, dsb.(Pikiran Rakyat, 2005)
2. Berita broadcast (Broadcast News), yaitu berita yang menggunakan
media televisi dan radio. Perkembangan teknologi yang semakin
modern membuat bertambahnya kuantitas berita semakin pesat. Media
radio menjadi alternatif saat perang kemerdekaan, meski hanya berupa
tampilan suara. Ketika muncul televisi, program-program berita lebih
ditayangkan secara eksklusif dengan meliput wartawan langsung di
sebuah kejadian. Media televisi ini menjadi alat yang cukup ampuh
untuk mengawasi kegiatan-kegiatan narasumber agar bisa dilihat
masyarakat luas.
3. Berita elektronik (E-News), berita yang menggunakan perangkat
komputer yang terhubung dengan jaringan komputer global. Terdapat
juga beberapa istilah untuk berita elektronik yaitu online news atau
digital news. Terbentuk dari sebuah website yang berisikan informasi
yang up to date.
2.2.5
Situs Berita Online
Berita online di Indonesia umumnya dimiliki dan dikembangkan oleh
nama-nama surat-kabar dan majalah besar, yang sebelumnya sudah eksis secara
cetak dan kuat secara modal serta jaringan distribusi. Dimana para pemilik koran
dan majalah menerbitkan edisi online sebagai tuntutan kemajuan jaman yang
serba cepat dan instan, apalagi adanya revolusi luar biasa di bidang Teknologi
41
Informasi dan Komunikasi. Karenanya, dengan menggunakan protokol dan
teknologi internet, yang menghubungkan sistem jaringan komputer global,
diseminasi berita dapat dengan cepat dan seketika.
Menurut Dirgahayu dalam Arif (2008) pengguna internet bergantung
pada situs untuk memperoleh berita. Pembaca menggunakan situs berita dengan
menggunakan pengetahuannya yang diasosiasikan dengan edisi cetak walaupun
kebanyakan situs berita berhasrat untuk lebih dari sekedar versi online dari surat
kabar cetak atau majalah, seperti strategi memetakan penggunaan terbatasnya dan
pembaca secara cepat menemukan paradigma baru.
Berita elektronik yang notabene baru berkembang pesat era 1990-an
ternyata secara radikal mempengaruhi industri penerbitan pers cetak, dan mampu
menaklukan ruang dan waktu yang selama ini dihadapi pers cetak. Proses
gathering information lewat internet berlangsung melalui information brokers
(perantara), tidak lewat penerbitan pers, sehingga menjadi lebih singkat dan
seketika. Berita elektronik dapat ditampilkan (upload) dan diperbarui (update)
dalam hitungan menit bahkan detik. Sedangkan berita konvensional, khusus
media cetak, membutuhkan waktu sedikitnya satu hari untuk proses gathering
information (peliputan), layout, dan cetak. Dalam berita elektronik, cenderung
menampilkan berita straight news, breaking news, singkat dan padat. Namun terus
menerus diperbarui. (Ido Priyana Hadi, 2009)
Perubahan terbesar dalam hal penulisan berita dengan hadirnya media
web, yang kemudian berkembang menjadi digital news bisa terjadi pada reporter
media cetak. Dimana, mereka harus menyesuaikan dengan paradigma baru
42
mengenai konsep atau format tentang isi (teks/gambar/foto/grafis/video/animasi).
Walaupun disisi lain dengan hadirnya media digital news justru bisa saling
melengkapi kekurangan masing-masing, namun perlu dipikirkan untuk masa
datang.
Online journalism yang merupakan penerapan jurnalistik dalam sistem
online adalah kegiatan pendokumentasian narasi yang melaporkan atau
menganalisa fakta-fakta dan kejadian yang benar-benar terjadi, dipilih dan disusun
oleh reporter, penulis, dan editor untuk menceritakan sebuah kejadian/ peristiwa
berdasarkan sudut pandang utamanya. Jurnalistik secara tradisional dipublikasikan
dalam format cetak, disajikan lewat film dan broadcast pada televisi dan radio.
Dalam sistem Online masuk banyak venues, yang terkenal adalah melalui World
Wide Web.
Adapun karakteristik yang harus ada dalam media online dibandingkan
dengan media lain adalah sebagai berikut :
1. Real time, Online journalism dapat dipublikasikan dalam waktu
yang seketika, untuk updating breaking news dan kejadian sudah
dan sedang terjadi.
2. Multimedia, media online dapat memasukan elemen multimedia,
seperti teks, graphics, suara, musik, motion video, dan animasi
ditambah tiga dimensi.
3. Interaktif, media online adalah interaktif. Adanya hyperlinks
mewakili mekanisme utama interaktif pada web.
43
Seperti diketahui, dalam online news penulisan berita bergeser dari
seragam (pers cetak) ke personal dengan format penulisan pendek, tajam
(snappier), dan bergaya percakapan. Karena mengajak pembaca menjadi
partisipan. Pembaca dapat merespon secara langsung kepada materi yang
disajikan wartawan online, entah lewat e-mail, fasilitas online reply, model forum
diskusi, submit artikel, respon langsung atas komentar-komentar dari pembaca
lain atau lewat jajak pendapat online.
2.2.6
Desain Visual dan Tata Letak
Sebuah desain dan tata letak sangat menarik minat pembaca. Banyak
perusahaaan yang tidak mau menyepelekan hal yang sangat penting ini. Jawa Pos
misalnya memiliki tampilan dinamis, elegan, smart, dan gaul pada masing-masing
rubriknya. Begitu juga situs berita online memiliki karakter wajah yang berbedabeda.
Definisi desain visual menurut Wikipedia.org, istilah ini terdiri dari
tiga kata, desain diambil dari kata “designo” (Italia) yang artinya gambar.
Sedangkan dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa latin (designare)
yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain
dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide. Desain
sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan
sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Desain juga bisa diartikan suatu konsep
pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna, dan pemakaian yang
diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
44
Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat
dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata
dengan kemampuan ekonomi yang mereka miliki. Disinilah terlihat bahwa ada
cara pandang berbeda dari sebuah produk yang mereka kenal.
Dalam kaitannya dengan ilmu desain grafis mengatakan bahwa
menciptakan desain atau perencanaan fungsionalitas estetis, namun yang juga
informative dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan
pemahaman tentang psikologi massa dan teori-teori pemasaran sehingga karyakarya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh. (Kismiaji,
Islamic graphic desain blog)
2.2.7
Kemampuan Menggunakan Internet
Marcel Danasi (2010:194), mengungkapkan sekitar pertengahan abad
ke-20 kemajuan besar yang berlangsung di dunia teknologi komputer secara
radikal mulai mengubah sistem dan cara berlangsungnya komunikasi massa yang
berarti membentuk tatanan signifikasi budaya di hampir seluruh penjuru dunia.
Menjelang berakhirnya abad ini, komputer sudah saling terhubung dengan aspek
kehidupan sehari-hari dan membangkitkan galaksi digital.
Pengertian kemampuan menggunakan (self Efficecy) menurut Bandura
dalam Psychemate (2007) adalah keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai
situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi self Efficecy yaitu sebagai berikut:
a. Pengalaman keberhasilan (mastery experiences), keberhasilan yang
sering didapatkan akan meningkatkan self efficacy yang dimiliki
45
seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan self efficacynya.
b. Pengalaman orang lain (vicarious experiences), pengalaman
keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu
dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan self
efficacy seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama.
c. Persuasi sosial (social persuation), informasi tentang kemampuan
yang disampaikan secara verbal oleh sesorang yang berpengaruh.
Biasanya digunakan untuk meyakinkan sesorang bahwa ia cukup
mampu melakukan suatu tugas.
d. Keadaan fisiologi dan emosional (physiological and emotional
states), kecemasan dan stress yang terjadi dalam diri seseorang
ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan.
Pada
umumnya
seseorang
cenderung
akan
mengharapkan
keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan
dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatic
lainnya. Self efficacy biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat
stress dan kecemasan sebaliknya self efficacy yang rendah ditandai
oleh tingkat stress serta kecemasan seseorang yang tinggi pula.
46
2.2.8
Perilaku Konsumen dalam Perspektif Islam
Responsi dalam Islam menitikberatkan pada kesepakatan dalam
menggunakan sesuatu. Hal ini berupa hubungan yang erat antara produsen dan
konsumen. Tertulis pada ayat Al-Qur’an yaitu Surat At-Taubah: ayat 8.
            
    
Artinya: Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan
orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap
kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak
(pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dan mulutnya,
sedang pesan. Jika hal ini dilakukan maka akan terjadi hubungan yang baik.
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa hendaknya manusia melakukan
perjanjian dalam menggapai sesuatu dengan jalan yang benar. Sebagaimana jika
dilakukan suatu pergaulan yang baik terhadap setiap umat manusia maka akan
tercipta hubungan yang harmonis. Seperti yang tertuang pada Surat Ass-Shaff
Ayat 4.
           
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.
47
Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa pada hidup bermasyarakat
harus tetap teratur. Masyarakat harus sejalan dan tidak boleh melebih-lebihkan
dalam melakukan sesuatu. Maka akan tercipta suasana yang kondusif.
2.2.9
Kerangka Berpikir
Model-model
faktor
perilaku
mempengaruhi
tingkat
responsi
masyarakat (konsumen). Hal ini dikaitkan dengan cara memahami perilaku
masyarakat yaitu dengan mendeteksi suatu proses responsi suatu produk (situs).
Nantinya terlihat pada hasil yang dicapai bahwa proses responsi konsumen
tersebut merupakan ukuran kualitatif dari tingkat responsi yang ditetapkan oleh
masyarakat pengunjung situs. Ukuran tersebut dapat dikuantitatifkan melalui
pendekatan analisis logit model.
Sistem yang akan dianalisis dengan pendekatan logit model bertujuan
untuk menganalisis variabel-variabel mana yang berpengaruh nyata (signifikant)
dan mana yang tidak. Dari sini akan nampak masing-masing variabel yang
berpengaruh atau tidak. Selanjutnya dapat dilihat pada bagan berikut ini. Langkah
tersebut dapat dilakukan dalam menentukan kebijakan oleh pelaku industri media,
praktisi atau pihak lainnya.
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
Variabel yang
berpengaruh (significant)
Situs
Responsi
Wisatawan
Analisis
dengan
Logit
Model
Kebijakan untuk pelaku
industri media
Variabel yang tidak
berpengaruh
48
Karena dasar penentuan dari kerangka berpikir itu terdiri dari dua
komponen, yaitu konsep dan teori, maka secara konseptual (conceptual frame
wark) terdeskripsikan pada gambar 2.6 di atas. Sedangkan secara teori (theoretical
farm wark) dijabarkan dari masing-masing komponen sebagai berikut: (a) produk
situs; (b) frekwensi promosi situs; (c) tempat; (d) sosial; (e) personal; (f)
psikologi; dan (g) budaya.
2.2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:
1.
Diduga faktor-faktor perilaku konsumen memiliki peluang
pengaruh pada minat masyarakat Kota Malang untuk mengunjungi
situs malangonline.com
2.
Diduga faktor-faktor perilaku konsumen memiliki peluang
pengaruh dominan pada minat masyarakat Kota Malang untuk
mengunjungi situs malangonline.com
49
Download