Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU DALAM MUTU PENDIDIKAN Oleh: Hasan Sodiqin1 Diding Nurdin2 Universitas Pendikan Indonesia [email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusikemampuan manajerialkepala madrasah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu Madrasah Aliyah swasta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasi adalah seluruh madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat. Jumlah sampel sebanyak 38 madrasah yang diambil berdasarkan purposive stratified random samplingdari seluruh madrasah aliyah swasta yang dijadikan sampel di Kabupaten Bandung Barat. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi. Berdasarkan hasil pengolahan dananalisis data, ditemukan bahwa kemampuan manajerial kepala madrasah, kinerja mengajar guru, dan mutu madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat berada pada katagori tinggi. Kemampuan manajerial kepala madrasahberkontribusi secara signifikan terhadap mutu madrasah dan berada pada katagori kuat, kinerja mengajar guru berkontribusi secara signfikanterhadap mutu madrasahdan berada pada katagori cukup kuat, dan secara bersama-sama kemampuan manajerial kepala madrasah dan kinerja mengajar guruberkontribusi secara signifikan terhadap mutu madrasah dan berada pada katagori kuat. Kata Kunci: Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah, Kinerja Mengajar Guru, dan Mutu Madrasah Abstract This research aimed to determine the contribution of principals managerial skill and teaching performance of teachersto quality private Madrasah Aliyah. This research used quantitative approach with survey method. Population in this research is all private Madrasah Aliyah in West Bandung District. The sample was using stratified random sampling with the sample of 38 private Madrasah Aliyah. Crawl data using questionnaires and analyzed through correlation and regression. Based on data processing and analysis, it was found that the principal managerial skill, teaching performance of teachers, and quality of private Madrasah Aliyah in West Bandung district are high category. The principal managerial skillcontribute significantly to quality of Madrasah and the category arestrong, teaching performance of teachers contribute significantly to the quality of madrasah and the category are fairly strong. The principal managerial skill and the teaching performance of teachers contribute significantly to the quality of madrasah and the categoryare strong. Keywords: Principals Managerial Skill, Teaching Performance, and Quality of Madrasah PENDAHULUAN Berdasarkan keputusan Pemerintah melalui penyelenggaraan pendidikan. Madrasah Aliyah Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 swasta dalam hal pelayanannya harus mengikuti yang menyatakan bahwa pendidikan madrasah standar layanan yang telah dikeluarkan pemerintah adalah pendidikan yang setara dengan pendidikan melalui PP. nomor 32 tahun 2013 tentang Standar pada umumnya, maka pendidikan Madrasah Nasional Pendidikan sebagai pengganti dari PP. Aliyah swastapun mempunyai kedudukan yang nomor 19 tahun 2005. Pendidikan madrasahpun setara dengan pendidikan SMA dan SMK. minimal dalam hal penyelenggaraan pendidikan Konsekwensi dari hal tersebut, maka harus mengikuti Standar Nasional Pendidikan yang penyelenggaraan pendidikan madrasahpun harus dikeluarkan oleh pemerintah tersebut yaitu, dalam mengikuti standar layanan pemerintah dalam hal hal standar isi, proses, PTK, sarana prasaran, 89 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 pengelolaan, kompetensi lulusan, pembiayaan dan faktor kepemimpinan yaitu kepala madrasah dalam penilaian pendidikan. hal manajerial dan guru sebagai ujung tombak Kebijakan diatas merupakan input dalam konteks pendidikan madrasah yang dalam proses pembelajaran (kinerja mengajar harus guru). Maka kedua variabel tersebut dipandang dilaksanakan pada tataran praktis oleh para strategis dalam membangun mutu pendidikan pengelola lembaga pendidikan madrasah, dalam madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung hal ini Madrasah Aliyah swasta. Barat. Dari hasil observasi lapangan, selama ini Mutu Madrasah madrasah lahir dan dikembangkan oleh masyarakat Secara teoritis, pengertian mutu madrasah yang berbasis Islam, sedangkan sekolah umum mengacu kepada pengertian sekolah efektif. biasanya merupakan program dari pemerintah Menurut Hoy dan Miskel (2008, hlm. 91), sekolah pusat. Karena madrasah berkembang dari bawah bermutu adalah sekolah yang efektif, yang terdiri (masyarakat), sehingga resikonya madrasah tidak dari tatanan input, proses, dan output. Sedangkan mendapat dari menurut Aan Komariah dan Triatna (2014, hlm. pemerintah. Kalaupun ada dana, nilainya jauh lebih 28) Sekolah efektif adalah sekolah yang kecil dibandingkan sekolah-sekolah umum. menetapkan keberhasilan pada input, proses, dukungan dana yang kuat Adapun yang menjadi latar belakang output, dan outcome yang ditandai dengan pendirian Madrasah Aliyah ini dipengaruhi oleh berkualitasnya organisasi anggota tersebut. Dengan demikian, madrasah bermutu masyarakat yang memiliki kemampuan di dalam adalah madrasah yang menerapkan rumusan bidang pendidikan, lulus dari perguruan tinggi sekolah Islam serta menetapkan keberhasilan pada input, proses, kepedulian tokoh masyarakat terhadap kondisi output, dan outcome yang ditandai dengan akhlak masyarakat di sekitar mereka. berkualitasnya atau masa dari Islam, pesantren desakan misalnya, Menurut Sallis (2012, hlm. 30-31) ada komponen-komponen efektif yaitu, madrasah komponen-komponen sistem yang sistem tersebut. Dengan demikian, madrasah bermutu beberapa faktor yang menyebabkan pada mutu itu bukan sendiri, yaitu: sarana gedung yang bagus, guru terpenuhinya yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian mencapai sasaran, tetapi berkaitan erat dengan yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, syaratnya komponen-komponen sistem dengan dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, mutu. Madrasah yang berkembang tidak jalan di sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknbologi tempat, tetapi bergerak maju sesuai dengan mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, tuntutan kualitas yang ditetapkan dalam input, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, proses, output, dan outcome. kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari sekedar pencapaian berbagai sasaran kebutuhan atau untuk Kemudian secara lebih khusus Buhari faktor-faktor tersebut. Luneto Berdasarkan pendapat Sallis di atas, dalam madrasah (2014, hlm. bermutu 48) yaitu mendefinisikan mengacu kepada mewujudkan kualitas pendidikan madrasah aliyah madrasah karakteristik efektif yaitu, madrasah swasta yang bermutu, maka diantaranya adalah efektif memandang madrasah sebagai suatu 90 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 sistem yang mencakup banyak aspek baik input, Kepala madrasah merupakan tenaga proses, output maupun outcome serta tatanan fungsional guru yang diberi tugas tambahan untuk yang ada dalam madrasah tersebut. Dimana memimpin berbagai aspek yang ada dapat memberikan pendidikan di madrasah sangat ditentukan oleh dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, keberhasilan kepala madrasah dalam mengelola misi dan tujuan, dari madrasah yang dikelola tenaga kependidikan yang tersedia di madrasah. secara efektif dan efisien. (Muhamad Nur, dkk. 2016, hlm. 94). Sedangkan Dari beberapa pendapat di atas maka dapat suatu madrasah. Keberhasilan menurut Elda Safitri (2015, hlm. 27) Keberadaan disimpulkan bahwa mutu madrasah adalah suatu kepala hasil kinerja madrasah yang memuaskan dan mempunyai peran yang signifikan dalam rangka melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan mengembangkan dan memberdayakan berbagai yang merupakan kombinasi apik dari input, proses, sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan yang outputbahkan telah ditetapkan. outcome, sebagai pelanggan sehingga masyarakat dapat merasakan outcome madrasah sebagai seorang Kemudian diungkapkan menurut Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah keterampilan atau kemampuan manajerial adalah kemampuan Walid pendapat lain, pendidikan madrasah. Menururut Crudy yang dikutip Soebagio Muhamad manajer untuk (2008, hlm. melaksanakan 6) tugas Atmodiwirio (2002, hlm. 107), kemampuan berdasarkan kompetensi yang dilakukan oleh manajerial adalah kemampuan untuk memanaj seseorang dalam mencapai tujuan, bekerjasama sekolah, mengorganisasikan orang dan sumber, dengan orang lain. Dalam bidang pendidikan, mempergunakan tenaga-tenaga yang baik dan keterampilan atau kemampuan kepala sekolah teknik kehumasan yang baik, memanfaatkan sebagai manajer adalah kemampuan kepala komunikasi yang efektif dalam menghadapi sekolah/ madrasah dalam melaksanakan tugas beraneka macam subjek yang berkepentingan, berdasarkan kompetensi pekerjaan untuk mencapai seperti orang tua murid atau siswa dan guru-guru. tujuan melalui orang lain. Kemudian dalam penelitianya yang berjudul Berdasarkan beberapa pendapat di atas, Identifikasi Faktor-faktor Kemampuan Manajerial maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan yang Diperlukan dalam Implementasi School manajerial kepala madrasah adalah seperangkat Based Management dan Implikasinya terhadap keterampilan yang dimiliki oleh kepala madrasah Program Pembinaan Kepala Sekolah, Akdon untuk mengelola madrasah dengan memanfaatkan (2002) dalam Soebagio Atmodiwirio (2002, hlm. berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan 107), menyebutkan bahwa kemampuan manajerial dalam mencapai tujuan madrasah yang telah adalah seperangkat keterampilan teknis dalam ditetapkan. melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk Menurut Robert L. Katz dalam Danim, memperdayagunakan segala sumber yang tersedia (2010 hlm.71) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan keterampilan manajerial yang diperlukan oleh efesien. seorang manajer dalam mengelola sumberdaya organisasi, 91 yaitu; menjelaskan tiga keterampilan macam konseptual Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 (conseptual skill), keterampilan hubungan bahwa performance diterjemahkan menjadi manusia (human skill), dan keterampilan teknikal kinerja yang juga prestasi kerja atau pelaksanaan (technical skill). atau pencapaian kerja atau unjuk kerja atau Dalam Peraturan Menteri Pendidikan penampilan kerja. Sedangkan menurut Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Mangkunegara (2004, hlm. 67), istilah kinerja Standar Kepala Sekolah/Madrasahmenegaskan berasal dari kata job performance atau actual bahwa seorang kepala madrasah/madrasah harus performance memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: sesunggunhnya yang dicapai oleh seseorang). kompetensi Rivai dan Basri (2005, hlm. 14) mengemukakan kepribadian, manajerial, (prestasi sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas keberhasilan tambahan sebagai kepala madrasah/madrasah selama periode tertentu dalam melaksanakan sehinnga kepala madrasah harus memiliki tugas kompetensi memiliki kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target kompetensi guru yaitu: kompetensi paedagogik, atau sasaran yang telah ditentukan dan telah kepribadian, sosial, dan professional. disepakati bersama. Samsudin (2005, hlm. 159) Kinerja Mengajar Guru memandang kinerja sebagai tingkat pelaksanaan Kinerja mengajar guru hasil prestasi bahwa disyaratkan adalah atau kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kepala yang kinerja kerja seseorang atau secara dibandingkan tingkat keseluruhan dengan berbagai merupakan tugas yang dapat dicapai seseorang dengan gabungan dari tiga konsep yaitu konsep kinerja, menggunakan kemampuan yang ada dan batasan- kosep mengajar dan konsep guru itu sendiri. batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai Secara sederhana kinerja didefinisikan sebagai tujuan organisasi. hasil dari proses pekerjaan yang dilakukan oleh Dalam konteks Arifin (2012, hlm, 14) mengungkapkan pendidikan, Bamawi seseorang. Secara lebih rinci Ndraha (2008, hlm. dan 85) mengungkapkan pengertian kinerja sebagai bahwa kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat berikut: keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas Performance diterjemahkan menjadi kinerja. pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan Kinerja berasal dari kata "kerja" dan diberi wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang sisipan "in" sama seperti "ganjar" menjadi telah ditetapkan selama periode tertentu dalam "ginanjar" dan "kanti" menjadi "kinanti". rangka mencapai tujuan pendidikan.Sedangkan Jika menurut Saondi dan Suherman (2012, hlm. 21) kerja diartikan sebagai proses mengubah energi (bahan baku) menjadi nilai, "kinerja maka evaluasi kinerja tidak hanya evaluasi ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan produk, tugas atau pekerjaannya." melainkan evaluasi keseluruhan proses siklusmanajemen. Definisi kinerja juga dirumuskan oleh Adminstrasi adalah kemampuan yang Pada tataran implementasinya kinerja mengajar Lembaga guru Negara guru harus diwujudkan dengan peningkatan mutu pembelajaran. Tabrani (2000, menurut hlm 12) mengatakan bahwa kinerja guru dalam Sedarmayanti (2001, hlm. 50) yang menyatakan 92 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 proses pembelajaran diwujudkan dengan cara h. Memberikan perhatian kepada peserta didik sebagai berikut: yang berbakat. a. Mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan i. Mengubah peserta didik untuk berorientasi dan tuntutan para siswa. kepada keilmuan yangbukan kepada ijazah. b. Menggalakan penggunaan alat dan media j. Membudayakan sikap kritis dan terbuka pendidikan dalam prosespembelajaran. sebagai syarat tumbuhnya polapikir siswa c. Mendorong lahirnya sumber daya manusia yang lebih demokratis yang berkualitasmelaluiproses pembelajaran k. Membudayakan sikap kerja keras, produktif yang efektif dan efisien d. Menata dan disiplin. pendayagunaan pembelajaran, sehingga proses Berdasarkan penjelasan beberapa teori di prosespembelajaran atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja berdayaguna dan berhasil mengajar e. Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai (exellence) adalah unjuk kerja yang ditampilkan guru dalam melaksanakan tugas dan dalamproses kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pembelajaran. pendidik di madrasah, berdasarkan standar atau f. Memotivasi peserta didik, menghargai dan mengejar guru kualitas tinggimelalui ukuran proses yang merencanakan pembelajaran. telah ditetapkan pembelajaran, mulai dari melaksanakan pembealjaran, dan mengevaluasi pembelajaran. g. Meningkatkan proses pembelajaran sesuai kebutuhan. METODOLOGI PENELITIAN Mencermati masalah yang akan diteliti, Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yakni kemampuan manajerial kepala madrasah, ditetapkan berjumlah 38 madrasah aliyah swasta kinerja mengajar guru dan mutu madrasah maka dengan menggunakan rumus Taro Yamane(dalam metode yang akan digunakan dalam penelitian ini Riduwan, 2014, hlm. 65). Kemudian mencari adalah pengambilan sampel berstrata dengan memakai metode survey dengan pendekatan kuantitatif. rumusan alokasi proportional Sugiyono (dalam Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Riduwan, 2014, hlm. 65). Maka hasilnya sebagai madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung berikut: Barat yang berjumlah 61 madrasah aliyah swasta. Status akreditasi A B C Belum Akreditasi Jumlah Tabel 1 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Jumlah Banyak sampel 10 10 : 61 x 38 37 37 : 61 x 38 2 2 : 61 x 38 12 12 : 61 x 38 61 93 Sampel 6 23 1 8 38 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas maka jumlah menerima penyetaraan tunjangan PNS dari madrasah yang dijadikan sampel memiliki proporsi Kementerian Agama. Dengan demikian, guru yang sama menurut akreditasi madrasah, yakni dengan kualifikasi tersebut sangat memahami dan sebanyak 6 sekolah terakreditasi A, 25 madrasah mengetahui konsep madrasah aliyah swasta yang terakreditas B, 1 madrasah terakreditasi C, dan 8 bermutu. madrasah belum terakrakreditasi. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Adapun jumlah responden yang diambil jumlah keseluruhan responden yang ada pada data dalam penelitian ini adalah guru yang berstatus Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat GTY saja (Guru Tetap Yayasan), dengan asumsi dengan bahwa guru yang berstatus GTY tersebut, memiliki kualifikasi tersebut diatas maka jumlahnya 151 pengalaman mengajar diatas sepuluh tahun, sudah guru atau responden. guru yang berstatus GTY dengan tersertifikasi dan berstatus guru infassing atau HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mendapat skor rata-rata tertinggi adalah dimensi HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah input sebesar 4,31 atau dalam kategori sangat dilakukan, deskripsi data ini digunakan untuk tinggi, sementara dimensi yang mendapat skor memberikan gambaran secara umum variabel rata-rata terendah adalah dimensi proses sebesar penelitian dan mempresentasikan data secara lebih 4,06 atau dalam kategori tinggi. ringkas, sederhana dan lebih mudah dimengerti. Data yang disajikan berupa data yang telah diolah Deskripsi Kemampuan Manajerial Kepala menggunakan teknik statistik deskriptif. Madrasah Aliyah swasta Data penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran angket terhadap 38Madrasah Aliyah Deskripsi Mutu Madrasah Aliyah swasta Data penelitian ini diperoleh dari hasil swasta di Kabupaten Bandung Barat. Pada variabel penyebaran angket terhadap 38Madrasah Aliyah kemampuan manajerial kepala madrasah ini swasta di Kabupaten Bandung Barat. Pada variabel diidentifikasikan melalui empat dimensi yaitu mutu Madrasah Aliyah swasta ini diidentifikasikan dimensi planning yang terdiri dari 2 indikator, melalui empat dimensi yaitu dimensi input yang dimensi organizing terdiri dari 4 indikator, dimensi terdiri dari lima (5) indikator, dimensi proses actuating terdiri dari 2 indikator dan dimensi terdiri dari enam(6) indikator, dimensi output controling 3 indikator. terdiri dari tiga (3) indikator dan dimensi Berdasarkan hasil perhitungan di atas, outcomesatu (1) indikator. diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item Berdasarkan hasil perhitungan di atas, variabel Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item (X1) sebesar 4,29 atau dalam kategori sangat tinggi. variabel Mutu Madrasah (Y) sebesar 4,20 atau Adapun dimensi yang mendapat skor rata-rata dalam kategori tinggi. Adapun dimensi yang tertinggi adalah dimensi actuating sebesar 4,42 94 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 atau dalam kategori sangat tinggi, sementara evaluasi pembelajaran sebesar 4,09 atau dalam dimensi yang mendapat skor rata-rata terendah kategori tinggi. adalah dimensi controling sebesar 4,16 atau dalam kategori tinggi. Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan hasil perhitungan analisis Deskripsi Kinerja Mengajar Guru Madrasah korelasi dan regresi baik secara sederhana maupun Aliyah swasta ganda adalah positif dan signifikan, sedangkan Data penelitian ini diperoleh dari hasil besarnya sumbangan masing-masing variabel X penyebaran angket terhadap 38Madrasah Aliyah terhadap variabel Y dapat dinyatakan sebagai swasta di Kabupaten Bandung Barat. Pada variabel berikut: kinerja mengajar guru ini diidentifikasikan melalui a. Besarnya kontribusi kemampuan manajerial tiga dimensi yaitu dimensi perencanaan kepala madrasah terhadap mutu madrasah pembelajaran yang terdiri dari 5 indikator, dimensi sebesar 49,7%, sedangkan sisanya 50,3% pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 6 indikator, ditentukan oleh variabel lain. dimensi evaluasi pembelajaran terdiri dari 4 b. Besarnya kontribusi kinerja mengajar guru indikator. terhadap mutu madrasah sebesar 16,8%. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Sedangkan sisanya 83,2% ditentukan oleh diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item variabel lain. variabel Kinerja Mengajar Guru (X2) sebesar 4,20 c. Besarnya kontribusi kemampuan manajerial atau dalam kategori tinggi. Adapun dimensi yang kepala madrasah dan kinerja mengajar guru mendapat skor rata-rata tertinggi adalah dimensi secara simultan (bersama-sama) terhadap mutu pelaksanaan pembelajaran sebesar 4,29 atau dalam madrasah sebesar 49,8%, sedangkan sisanya kategori sangat tinggi, sementara dimensi yang 50,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak mendapat skor rata-rata terendah adalah dimensi teliti. Hasil diatas dapat ditunjukan dengan struktur pengaruh seperti gambar dibawah ini: Ԑ = 50,2% Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah (X 1) r X1 Y= 0,705 KD= 49,7% r X1 X2 Y= 0,706 Mutu Madrasah (Y) KD = 49,8% KD = 16,8% Kinerja Mengajar Guru (X 2 ) r X 2Y= 0,410 Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y 95 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 Pernyataan PEMBAHASAN tersebut (Sagala, didukung oleh 2010, hlm. 88) yang Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala Sergiovanni Madrasah (X1) terhadap Mutu Madrasah (Y) mengemukakan bahwa kualitas pendidikan di Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sekolah merupakan produk dari keefektifan bahwa kemampuan manajerial kepala madrasah manajerial kepala sekolah yang didukung oleh berkontribusi signifikan terhadap mutu Madrasah guru dan staf lainnya. Kepala sekolah atau Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat. Dari madrasah harus memberikan pelayanan yang hasil diatas optimal kepada guru, sehingga guru juga akan memberikan pelayanan yang optimal kepada pengolahan membuktikan kemampuan data penelitian bahwa penelitian terhadap manajerial kepala madrasah siswa. Sedangkan hasil penelitian lain berkontribusi terhadap mutu Madrasah Aliyah menyebutkan bahwa pendidikan yang bermutu swasta di Kabupaten Bandung Barat. dihasilkan oleh kepala madrasah yang bermutu Hasil pengolahan data berdasarkan uji (Budi Santoso, 2013. Hlm. 201). hipotesis yang telah dilakukan antara kontribusi Menurut Mulyasa (2011, hlm. 17) kepala kemampuan manajerial kepala madrasah (X1) sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam terhadap mutu madrasah (Y) diperoleh persamaan menggerakkan manajemen sekolah agar dapat regresi Y= berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan koefisien 14,931 +0,702 X1 dengan nilai korelasi sebesar 0,705. Hal ini perkembangan kebutuhan zaman; khususnya menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, signifikan anatara kemampuan manajerial kepala dan seni. Bersandar pada pendapat tersebut, maka madrasah (X1) terhdap mutu madrasah (Y) dan kemampuan berada pada kategori kuat. Pendapat tersebut merupakan salah satu faktor dominan dalam didasarkan pada kategori yang berlaku dengan mencapai tujuan madrasah yang bermutu. manajerial kepala madrasah perolehan nilai rhitung sebesar 0,705 yang berada Berkaitan dengan tugas kepala madrasah pada interval 0,60-0,799. Adapun koefisien sebagai manajer, maka mutlaklah kepala madrasah determinasi yang diperoleh dari penelitian ini memiliki kemampuan manajerial supaya dapat adalah menjalankan organisasi madrasah secara efektif sebesar 49,7% sedangkan 50,3% dipengaruhi oleh faktor lain. efisien. Kemajuan madrasah tidak akan terlepas Dari hasil diatas dapat kita simpulkan bahwa kepala madrasah seorang manajer keberhasilan dalam manajemen merupakan proses manajerial atau pencapaian mutu madrasah. Hasil penelitian pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di madrasah Suyatno Thomas (2010) menunjukkan terdapat yang dilakukan oleh kepala madrasah. merupakan sebagai dari kemampuan manajerial yang dimiliki oleh penentu kepala madrasah, karena pada hakikatnya hubungan positif antara kualitas kepala sekolah (integritas) dengan mutu sekolah. Kualitas kepala Kontribusi madrasah termasuk mencakup kualitas manajerial terhadap Mutu Madrasah (Y) dalam kepemimpin organisasi madrasah. KinerjaMengajar Guru (X2) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja 96 mengajar guru berkontribusi Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 terhadap mutu Madrasah Aliyah swasta di maksimal, maka guru harus mempersiapkannya Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil pengolahan dengan data kemampuan penelitian penelitian diatas terhadap membuktikan kinerja bahwa mengajar guru baik, dan yang memiliki kemampuan- memudahkan dalam menjalankan tugasnya. berkontribusi terhadap mutu Madrasah Aliyah Dalam konteks pendidikan, mutu adalah “suatu swasta di Kabupaten Bandung Barat. keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan”. Hasil pengolahan data berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan antara kinerja Sementara mengajar guru (X2) terhadap mutu madrasah (Y) pendidikan yang bermutu, sangat ditentukan oleh diperoleh persamaan regresi Y= 29,440 + 0,412 X2 guru-guru yang bermutu pula. Yaitu guru yang dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,410. Hal dapat menyelenggarakan tugas-tugasnya secara ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi memadai (Prawiroatmojo dalam Supriyadi, 2013, signifikan anatara kinerja mengajar guru (X2) hlm. terhdap mutu madrasah (Y) dan berada pada disimpulkan kategori cukup kuat. Pendapat tersebut didasarkan diindikasikan dari keberhasilan proses belajar pada kategori yang berlaku dengan perolehan nilai (KBM) di dalamnya. KBM itu sendiri sangat rhitung sebesar 0,410 yang berada pada interval 0,40 tergantung kepada kinerja mengajar gurunya. – 0,599 Adapun koefisien determinasi yang Dengan kinerja guru yang optimal, maka KBM diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 16,8% juga akan berjalan maksimal. Sehingga hasilnya sedangkan 83,2% dipengaruhi oleh faktor lain. akan lebih optimal. Karena itu optimalisasi kinerja Inti dari kegiatan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar pembelajaran yang menjembatani antara Dari pernyataan bahwa mutu kegiatan tersebut dapat sekolah bisa (KBM). Manajemen baik, akanmampu Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala sebagaifasilitator Madrasah (X1) dan Kinerja Mengajar Guru guru (X2) terhadap Mutu Madrsah (Y) dkk. 2014, hlm.110). dan ujungnya adalah akan pada “terselenggaranya mengajar guru mutlak harus dilakukan. dengan peserta didik sebagai subjek (Ali Huseyinli, meningkatkan 92). itu, mutu pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan di bahwa kemampuan manajerial kepala madrasah madrasah. (X1) dan kinerja mengajar guru (X2) berkontribusi Begitu pentingnya peran guru dalam proses signifiakan terhadap mutu Madrasah Aliyah swasta KBM tersebut. Sebagai sebuah kegiatan yang di dianggap sebagi sebuah jasa, maka KBM harus pengolahan data diatas membuktikan bahwa memusatkan kebutuhan penelitian terhadap kemampuan manajerial kepala pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan madrasah dan kinerja mengajar guru berkontribusi internal yang perlu mendapat perhatian utama dan kinerja mengajar guru berkontribusi terhdap untuk dipuaskan adalah peserta didik. Mereka mutu Madrasah Aliyah swasta di Kabupaten harus mendapatkan layanan yang maksimal, maka Bandung Barat. perhatiannya kepada dipandang bahwa kinerja mengajar guru pun harus maksimal. Supaya kinerja mengajar Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil Hasil pengolahan data berdasarkan uji guru hipotesis yang telah dilakukan antara kontribusi 97 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 kemampuan manajerial kepala madrasah (X1) dan Kendala peningkatan mutu Madrasah Aliyah kinerja mengajar guru (X2) terhadap mutu swasta bukan hanya terfokus pada dua variabel madrasah regresi diatas, yaitu kemampuan manajerial kepala Y=14,350 + 0,688X1 + 0,026 X2dengan nilai madrasah dan kinerja mengajar guru, karena hasil koefisien ini penelitian membuktikan bahwa kepala Madrasah menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang Aliyah swasta beserta guru madrasah di Kabupaten signifikan antara variabel kemampuan manajerial Bandung kepala madrasah dan kinerja mengajar guru manajerial yang baik dan masuk dalam katagori terhadap mutu madrasah (Y) dan berasa pada tinggi serta didukung dengan kinerja mengajar kategori kuat. Pendapat tersebut didasarkan pada guru yang masuk dalam kategori tinggi pula. (Y) diperoleh korelasi sebesar persamaan 0,706. Hal Barat telah melakukan tindakan kategori yang berlaku dengan perolehan nilai rhitung Dari hasil penelitian di atas menunjukkan sebesar 0,706 yang berada pada interval 0,60 – bahwa kepala Madrasah Aliyah swasta dan guru 0,799. yang madrasah di Kabupaten Bandung Barat telah diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 49,8%, berupaya keras melakukan tindakan yang terbaik sedangkan 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain bagi madrasahnya, walapun masih ada beberapa (epsilon). kekurangan yang harus dibenahi dan ditingkatkan. Adapun koefisien determinasi Hasil penelitian diatas sesuai dengan Nunu Namun dalam penelitian ini penulis ingin Nuchiyah (2007, hlm. 3) yang menunjukan bahwa menjelaskan bahwa, faktor lain dalam peningkatan variable kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mutu Madrasah Aliyah swasta di Kabupaten mengajar guru secara sendiri-sendiri dan bersama- Bandung Barat adalah kebijakan otonomi daerah sama mempunyai pengaruh yang positif dan yang kurang menguntungkan terhadap eksistensi signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dengan pendidikan madrasah terutama madrasah swasta. koefisien korelasi sebesar 0,82 dengan koefisien Padahal secara struktural madrasah sebagai determinasi (r²) sebesar 67%. sekolah yang bercirikan khas agama Islam berada Hal ini senada dengan hasil penelitian Abdul di bawah naungan Kementerian Agama. Dengan Basit (2014, hlm. 57) yang berjudul Pengaruh demikian terjadi dualisme dalam pembinaan Kinerja Manajerial Kepala Madrasah, Kinerja pendidikan antara sekolah (madrasah) yang berada Guru, Partisipasi di bawah Kementerian Agama dengan sekolah Masyarakat terhadap Mutu Madrasah (Suatu Studi yang berada dibawah Kementerian Pendidikan dan pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Provinsi Kebudayaan. Dualisme ini berimplikasi pada Jawa Barat). Hasilnya adalah terdapat pengaruh munculnya positif kinerja manajerial, kinerja guru, budaya menguntungkanbagi sekolah-sekolah yang berada madrasah, dan partisipasi masyarakat terhadap di bawah Kementerian Agama terutama Madrasah mutu madrasah baik secara simultan maupun Aliyah yang berstatus swasta. Budaya Madrasah dan parsial. 98 kebijakan-kebijakan yang kurang Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 SIMPULAN DAN SARAN positif terhadap peningkatan mutu Madrasah SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat. pembahasan yang merujuk pada rumusan masalah, Kinerja mengajar guru Madrasah Aliyah tujuan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan swasta di Kabupaten Bandung Barat yang diukur maka pada bab ini penulis menuliskan beberapa dari kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: pembelajaran, pelaksanaan tiga dimensi, yaitu; perencanaan pembelajaran, dan Mutu madrasah pada Madrasah Aliyah evaluasi pembelajaran berada pada kategori tinggi. swasta di Kabupaten Bandung Barat yang diukur Walaupun masih terdapat kelemahan pada salah dari empat dimensi, yaitu; input, proses, output, satu indikator yaitu, evaluasi pembelajaran. dan outcome berada pada kategori tinggi. Dan hal Dengan demikian, apabila lebih dioptimalkan dan ini (mutu madrasah) akan semakin meningkat ditingkatkan variabel kinerja mengajar guru, maka apabila kemampuan manajerial kepala madrasah hal dan kinerja mengajar guru lebih ditingkatkan peningkatan mutu Madrasah Aliyah swasta di dengan Kabupaten Bandung Barat. berbagai pembekalan pendidikan, ini akan berdampak positif terhadap pelatiahan dan atau bahkan pengawasan dari Kemampuan manajerial kepala madrasah pengawas pendidikan madrasah tingkat madrasah berkontribusi positif dan signifikan terhadap mutu aliyah atau Kementerian Agama Kabupaten madrasah dan kontribusinya tergolong kuat. Hal ini Bandung Barat. Sehingga dimensi proses yang berarti bahwa kemampuan manajerial kepala menjadi titik kelemahan pada variabel mutu madrasah merupakan salah satu variabel penting madrsah ini akan meningkat dengan sendirinya. dalam meningkatkan mutu Madrasah Aliyah Kemampuan manajerial kepala Madrasah swasta di Kabupaten Bandung Barat Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat yang Kinerja mengajar guru berkontribusi positif diukur dari empat dimensi yaitu: planning, dan signifikan terhadap mutu madrasah dan organizing, actuating, dan controling berada pada kontribusinya tergolong cukup kuat. Hal ini berarti kategori sangat tinggi. Namun pada dimensi bahwa kinerja mengajar guru merupakan salah satu control atau pengawasan masih terbilang rendah variabel penting lainnya dalam meningkatkan mutu apabila dibandingkan dengan dimensi lainnya. Madrasah Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Oleh karena itu Kementerian Agama Kabupaten Barat. Bandung Barat melalui KKM (Kelompok Kerja Kemampuan manajerial kepala madrasah Madrasah) harus memberikan berbagai pengarahan dan kinerja mengajar guru secara simultan dan pembinaan melalui pelatiahan, workshop, atau berkontribusi positif dan signifikan terhadap mutu kegiatan lainnya yang relevan untuk meningkatkan madrasah dan kontribusinya termasuk kategori kemampuan madrasah tinggi. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kedua khususnya dalam bidang control atau pengawasan. variabel tersebut merupakan faktor yang sangat Dengan demikian, apabila lebih dioptimalkan dan penting dalam meningkatkan mutu Madrasah ditingkatkan variabel kemampuan manajerial Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat. manajerial kepala kepala madrasah, maka hal ini akan berdampak 99 Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 DAFTAR PUSTAKA Atmodiwiryo, S. (2002). Manajaemen Pelatihan. Luneto, B. (2014). Pengelolaan Pendidikan Islam Jakarta: PT. Ardadizya Jaya Yang Efektif. TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,2 (1), hlm. 48. Barnawi & M. Arifin. (2014). Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-RuzzMedia. Mangkunegara, P., A. (2004). Manajemen Sumber Daya Basit, A. (2014). Pengaruh Kinerja Manajerial dan Partisipasi Masyarakat Kepala Sekolah.Jakarta : Bumi Aksara. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Provinsi Ndraha, T.. (2008). Budaya Organisasi. Jakarta: Jawa Barat). Jurnal Inspirasi 6 (1), hlm. 57. Rineka Cipta. Budi, S. dkk. (2013). Kepemimpinan Kepala dalam Meningkatkan Nuchiyah, N. (2007). Pengaruh Kepemimpinan Mutu Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Madrasah (Study Kasus tentang Manajemen Kepala Madrasah Tsanawiyah Cetakan Mulyasa (2011). Manajemen & Kepemimpinan terhadap Mutu Madrasah (Suatu Studi pada Madrasah Perusahaan, Pertama. Bandung: Remaja Rosda Karya. Kepala Madrasah, Kinerja Guru, Budaya Madrasah Manusia Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Negeri Pendidikan Dasar,V (7), hlm. 3. Bendosari Sukoharjo). Jurnal Pasca UNS, 1 Nur, M. dkk. (2016). Manajemen Sekolah dalam (2). hlm 201. Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN Danim. (2010). Kepemimpinan Kepemimpinan Pendidikan. Jenius(IQ+EQ) Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Etika, Administrasi Pendidikan Perilaku Mptivasional, dan Mitos. Bandung: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 4 (1), hlm. 94. Alfabeta. Riduan. (2014). Metode dan Teknik Menyusun Hoy, W. & Cecil, M. (2008). Education Administration:Theory, Research, Tesis. Bandung: Alfabeta. and Rivai, & Basri. (2005). Performance Appraisal. Practice. Singapure: Mc Graw-Hill Co. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Huseyinli,A, dkk. (2014). Manajemen Guru dalam Meningkatkan Mutu Safitri, E. dkk. (2015). Kemampuan Manajerial Pembelajaran Kepala Pendidikan Agama Islam di SMA Fatih Administrasi Meningkatkan Jurnal Administrasi Pendidikan, 3 (4). hlm. Pendidikan 27. Pascasarjana Universitas Syah Kuala, hlm. Sagala, S. (2006). Manajemen Stratejik dalam 110. Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Komariah, A., & Triatna, C. (2014). Visionary Leadership, dalam Kinerja Guru di MIN Rukoh Banda Aceh. Bilingual School Lamlagang Banda Aceh. Jurnal Sekolah Menuju Sekolah Alfabeta. Efektif. ________(2010). Jakarta: Bumi Aksara. Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 100 Makna Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 Sallis, E. (2012). Total Quality Management in Suyatno, T. (2010). Faktor-faktor Penentu Education.Yogyakarta: IRCSoD. Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Umum di Jakarta. [Online]. Diakses dari Samsudin, S. (2005).Manajemen Sumber Daya http://ebookinga.com/pdf/faktor-faktor- Manusia. Bandung : Pustaka Setia. penentu-kualitas-pendidikan-sekolahSaondi, O. & Suherman, A. (2012) Etika Profesi Keguruan.Bandung :Jakarta: 46413523.html Refika Tabrani, dkk. (2000). Pendekatan Dalam Proses Aditama. Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Sudarmayanti. (2001). Sumber daya Manusia dan Karya. Produktifitas Kerja. Yogyakarta : Mandar Walid, M. (2008).Kemampuan Manajerial Kepala Maju. Madrasah Supriyadi. (2013). Strategi Belajar Mengajar. dalam Meningkatkan Mutu Lulusan. Jurnal Madrasah, 1(1). Hlm. 6. Yogyakarta: Jaya Ilmu 101