kemampuan manajerial kepala madrasah dan kinerja

advertisement
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KINERJA
MENGAJAR GURU DALAM MUTU PENDIDIKAN
Oleh:
Hasan Sodiqin1
Diding Nurdin2
Universitas Pendikan Indonesia
[email protected]
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusikemampuan manajerialkepala madrasah dan kinerja mengajar guru
terhadap mutu Madrasah Aliyah swasta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kuantitatif
dengan metode survey. Populasi adalah seluruh madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat. Jumlah sampel
sebanyak 38 madrasah yang diambil berdasarkan purposive stratified random samplingdari seluruh madrasah aliyah
swasta yang dijadikan sampel di Kabupaten Bandung Barat. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis
melalui korelasi dan regresi. Berdasarkan hasil pengolahan dananalisis data, ditemukan bahwa kemampuan manajerial
kepala madrasah, kinerja mengajar guru, dan mutu madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat berada pada
katagori tinggi. Kemampuan manajerial kepala madrasahberkontribusi secara signifikan terhadap mutu madrasah dan
berada pada katagori kuat, kinerja mengajar guru berkontribusi secara signfikanterhadap mutu madrasahdan berada pada
katagori cukup kuat, dan secara bersama-sama kemampuan manajerial kepala madrasah dan kinerja mengajar
guruberkontribusi secara signifikan terhadap mutu madrasah dan berada pada katagori kuat.
Kata Kunci:
Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah, Kinerja Mengajar Guru, dan Mutu
Madrasah
Abstract
This research aimed to determine the contribution of principals managerial skill and teaching performance of teachersto
quality private Madrasah Aliyah. This research used quantitative approach with survey method. Population in this research
is all private Madrasah Aliyah in West Bandung District. The sample was using stratified random sampling with the
sample of 38 private Madrasah Aliyah. Crawl data using questionnaires and analyzed through correlation and regression.
Based on data processing and analysis, it was found that the principal managerial skill, teaching performance of teachers,
and quality of private Madrasah Aliyah in West Bandung district are high category. The principal managerial
skillcontribute significantly to quality of Madrasah and the category arestrong, teaching performance of teachers
contribute significantly to the quality of madrasah and the category are fairly strong. The principal managerial skill and
the teaching performance of teachers contribute significantly to the quality of madrasah and the categoryare strong.
Keywords: Principals Managerial Skill, Teaching Performance, and Quality of Madrasah
PENDAHULUAN
Berdasarkan keputusan Pemerintah melalui
penyelenggaraan pendidikan. Madrasah Aliyah
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
swasta dalam hal pelayanannya harus mengikuti
yang menyatakan bahwa pendidikan madrasah
standar layanan yang telah dikeluarkan pemerintah
adalah pendidikan yang setara dengan pendidikan
melalui PP. nomor 32 tahun 2013 tentang Standar
pada umumnya, maka pendidikan Madrasah
Nasional Pendidikan sebagai pengganti dari PP.
Aliyah swastapun mempunyai kedudukan yang
nomor 19 tahun 2005. Pendidikan madrasahpun
setara dengan pendidikan SMA dan SMK.
minimal dalam hal penyelenggaraan pendidikan
Konsekwensi dari hal tersebut, maka
harus mengikuti Standar Nasional Pendidikan yang
penyelenggaraan pendidikan madrasahpun harus
dikeluarkan oleh pemerintah tersebut yaitu, dalam
mengikuti standar layanan pemerintah dalam hal
hal standar isi, proses, PTK, sarana prasaran,
89
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
pengelolaan, kompetensi lulusan, pembiayaan dan
faktor kepemimpinan yaitu kepala madrasah dalam
penilaian pendidikan.
hal manajerial dan guru sebagai ujung tombak
Kebijakan diatas merupakan input dalam
konteks
pendidikan
madrasah
yang
dalam proses pembelajaran (kinerja mengajar
harus
guru). Maka kedua variabel tersebut dipandang
dilaksanakan pada tataran praktis oleh para
strategis dalam membangun mutu pendidikan
pengelola lembaga pendidikan madrasah, dalam
madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung
hal ini Madrasah Aliyah swasta.
Barat.
Dari hasil observasi lapangan, selama ini
Mutu Madrasah
madrasah lahir dan dikembangkan oleh masyarakat
Secara teoritis, pengertian mutu madrasah
yang berbasis Islam, sedangkan sekolah umum
mengacu kepada pengertian sekolah efektif.
biasanya merupakan program dari pemerintah
Menurut Hoy dan Miskel (2008, hlm. 91), sekolah
pusat. Karena madrasah berkembang dari bawah
bermutu adalah sekolah yang efektif, yang terdiri
(masyarakat), sehingga resikonya madrasah tidak
dari tatanan input, proses, dan output. Sedangkan
mendapat
dari
menurut Aan Komariah dan Triatna (2014, hlm.
pemerintah. Kalaupun ada dana, nilainya jauh lebih
28) Sekolah efektif adalah sekolah yang
kecil dibandingkan sekolah-sekolah umum.
menetapkan keberhasilan pada input, proses,
dukungan
dana
yang
kuat
Adapun yang menjadi latar belakang
output, dan outcome yang ditandai dengan
pendirian Madrasah Aliyah ini dipengaruhi oleh
berkualitasnya
organisasi
anggota
tersebut. Dengan demikian, madrasah bermutu
masyarakat yang memiliki kemampuan di dalam
adalah madrasah yang menerapkan rumusan
bidang pendidikan, lulus dari perguruan tinggi
sekolah
Islam
serta
menetapkan keberhasilan pada input, proses,
kepedulian tokoh masyarakat terhadap kondisi
output, dan outcome yang ditandai dengan
akhlak masyarakat di sekitar mereka.
berkualitasnya
atau
masa
dari
Islam,
pesantren
desakan
misalnya,
Menurut Sallis (2012, hlm. 30-31) ada
komponen-komponen
efektif
yaitu,
madrasah
komponen-komponen
sistem
yang
sistem
tersebut. Dengan demikian, madrasah bermutu
beberapa faktor yang menyebabkan pada mutu itu
bukan
sendiri, yaitu: sarana gedung yang bagus, guru
terpenuhinya
yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian
mencapai sasaran, tetapi berkaitan erat dengan
yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan,
syaratnya komponen-komponen sistem dengan
dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal,
mutu. Madrasah yang berkembang tidak jalan di
sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknbologi
tempat, tetapi bergerak maju sesuai dengan
mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif,
tuntutan kualitas yang ditetapkan dalam input,
perhatian terhadap pelajar dan anak didik,
proses, output, dan outcome.
kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari
sekedar
pencapaian
berbagai
sasaran
kebutuhan
atau
untuk
Kemudian secara lebih khusus Buhari
faktor-faktor tersebut.
Luneto
Berdasarkan pendapat Sallis di atas, dalam
madrasah
(2014,
hlm.
bermutu
48)
yaitu
mendefinisikan
mengacu
kepada
mewujudkan kualitas pendidikan madrasah aliyah
madrasah karakteristik efektif yaitu, madrasah
swasta yang bermutu, maka diantaranya adalah
efektif memandang madrasah sebagai suatu
90
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
sistem yang mencakup banyak aspek baik input,
Kepala
madrasah
merupakan
tenaga
proses, output maupun outcome serta tatanan
fungsional guru yang diberi tugas tambahan untuk
yang ada dalam madrasah tersebut. Dimana
memimpin
berbagai aspek yang ada dapat memberikan
pendidikan di madrasah sangat ditentukan oleh
dukungan satu sama lain untuk mencapai visi,
keberhasilan kepala madrasah dalam mengelola
misi dan tujuan, dari madrasah yang dikelola
tenaga kependidikan yang tersedia di madrasah.
secara efektif dan efisien.
(Muhamad Nur, dkk. 2016, hlm. 94). Sedangkan
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat
suatu
madrasah. Keberhasilan
menurut Elda Safitri (2015, hlm. 27) Keberadaan
disimpulkan bahwa mutu madrasah adalah suatu
kepala
hasil kinerja madrasah yang memuaskan dan
mempunyai peran yang signifikan dalam rangka
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan
mengembangkan dan memberdayakan berbagai
yang merupakan kombinasi apik dari input, proses,
sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan yang
outputbahkan
telah ditetapkan.
outcome,
sebagai pelanggan
sehingga
masyarakat
dapat merasakan outcome
madrasah
sebagai
seorang
Kemudian diungkapkan
menurut
Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah
keterampilan atau kemampuan manajerial adalah
kemampuan
Walid
pendapat lain,
pendidikan madrasah.
Menururut Crudy yang dikutip Soebagio
Muhamad
manajer
untuk
(2008,
hlm.
melaksanakan
6)
tugas
Atmodiwirio (2002, hlm. 107), kemampuan
berdasarkan kompetensi yang dilakukan oleh
manajerial adalah kemampuan untuk memanaj
seseorang dalam mencapai tujuan, bekerjasama
sekolah, mengorganisasikan orang dan sumber,
dengan orang lain. Dalam bidang pendidikan,
mempergunakan tenaga-tenaga yang baik dan
keterampilan atau kemampuan kepala sekolah
teknik kehumasan yang baik, memanfaatkan
sebagai manajer adalah kemampuan kepala
komunikasi yang efektif dalam menghadapi
sekolah/ madrasah dalam melaksanakan tugas
beraneka macam subjek yang berkepentingan,
berdasarkan kompetensi pekerjaan untuk mencapai
seperti orang tua murid atau siswa dan guru-guru.
tujuan melalui orang lain.
Kemudian dalam penelitianya yang berjudul
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
Identifikasi Faktor-faktor Kemampuan Manajerial
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
yang Diperlukan dalam Implementasi School
manajerial kepala madrasah adalah seperangkat
Based Management dan Implikasinya terhadap
keterampilan yang dimiliki oleh kepala madrasah
Program Pembinaan Kepala Sekolah, Akdon
untuk mengelola madrasah dengan memanfaatkan
(2002) dalam Soebagio Atmodiwirio (2002, hlm.
berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan
107), menyebutkan bahwa kemampuan manajerial
dalam mencapai tujuan madrasah yang telah
adalah seperangkat keterampilan teknis dalam
ditetapkan.
melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk
Menurut Robert L. Katz dalam Danim,
memperdayagunakan segala sumber yang tersedia
(2010
hlm.71)
untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan
keterampilan manajerial yang diperlukan oleh
efesien.
seorang manajer dalam mengelola sumberdaya
organisasi,
91
yaitu;
menjelaskan
tiga
keterampilan
macam
konseptual
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
(conseptual
skill),
keterampilan
hubungan
bahwa
performance
diterjemahkan
menjadi
manusia (human skill), dan keterampilan teknikal
kinerja yang juga prestasi kerja atau pelaksanaan
(technical skill).
atau pencapaian kerja atau unjuk kerja atau
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
penampilan
kerja.
Sedangkan
menurut
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Mangkunegara (2004, hlm. 67), istilah kinerja
Standar Kepala Sekolah/Madrasahmenegaskan
berasal dari kata job performance atau actual
bahwa seorang kepala madrasah/madrasah harus
performance
memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu:
sesunggunhnya yang dicapai oleh seseorang).
kompetensi
Rivai dan Basri (2005, hlm. 14) mengemukakan
kepribadian,
manajerial,
(prestasi
sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas
keberhasilan
tambahan sebagai kepala madrasah/madrasah
selama periode tertentu dalam melaksanakan
sehinnga kepala madrasah harus memiliki
tugas
kompetensi
memiliki
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target
kompetensi guru yaitu: kompetensi paedagogik,
atau sasaran yang telah ditentukan dan telah
kepribadian, sosial, dan professional.
disepakati bersama. Samsudin (2005, hlm. 159)
Kinerja Mengajar Guru
memandang kinerja sebagai tingkat pelaksanaan
Kinerja
mengajar
guru
hasil
prestasi
bahwa
disyaratkan
adalah
atau
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kepala
yang
kinerja
kerja
seseorang
atau
secara
dibandingkan
tingkat
keseluruhan
dengan
berbagai
merupakan
tugas yang dapat dicapai seseorang dengan
gabungan dari tiga konsep yaitu konsep kinerja,
menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-
kosep mengajar dan konsep guru itu sendiri.
batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai
Secara sederhana kinerja didefinisikan sebagai
tujuan organisasi.
hasil dari proses pekerjaan yang dilakukan oleh
Dalam
konteks
Arifin
(2012, hlm, 14) mengungkapkan
pendidikan,
Bamawi
seseorang. Secara lebih rinci Ndraha (2008, hlm.
dan
85) mengungkapkan pengertian kinerja sebagai
bahwa kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat
berikut:
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas
Performance diterjemahkan menjadi kinerja.
pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan
Kinerja berasal dari kata "kerja" dan diberi
wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang
sisipan "in" sama seperti "ganjar" menjadi
telah ditetapkan selama periode tertentu dalam
"ginanjar" dan "kanti" menjadi "kinanti".
rangka mencapai tujuan pendidikan.Sedangkan
Jika
menurut Saondi dan Suherman (2012, hlm. 21)
kerja
diartikan
sebagai
proses
mengubah energi (bahan baku) menjadi nilai,
"kinerja
maka evaluasi kinerja tidak hanya evaluasi
ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan
produk,
tugas atau pekerjaannya."
melainkan
evaluasi
keseluruhan
proses siklusmanajemen.
Definisi kinerja juga dirumuskan oleh
Adminstrasi
adalah
kemampuan
yang
Pada tataran implementasinya kinerja
mengajar
Lembaga
guru
Negara
guru
harus
diwujudkan
dengan
peningkatan mutu pembelajaran. Tabrani (2000,
menurut
hlm 12) mengatakan bahwa kinerja guru dalam
Sedarmayanti (2001, hlm. 50) yang menyatakan
92
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
proses pembelajaran diwujudkan dengan cara
h. Memberikan perhatian kepada peserta didik
sebagai berikut:
yang berbakat.
a. Mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
i. Mengubah peserta didik untuk berorientasi
dan tuntutan para siswa.
kepada keilmuan yangbukan kepada ijazah.
b. Menggalakan penggunaan alat dan media
j. Membudayakan sikap kritis dan terbuka
pendidikan dalam prosespembelajaran.
sebagai syarat tumbuhnya polapikir siswa
c. Mendorong lahirnya sumber daya manusia
yang lebih demokratis
yang berkualitasmelaluiproses pembelajaran
k. Membudayakan sikap kerja keras, produktif
yang efektif dan efisien
d. Menata
dan disiplin.
pendayagunaan
pembelajaran, sehingga
proses
Berdasarkan penjelasan beberapa teori di
prosespembelajaran
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
berdayaguna dan berhasil
mengajar
e. Membina peserta didik yang menghargai
nilai-nilai
(exellence)
adalah
unjuk
kerja
yang
ditampilkan guru dalam melaksanakan tugas dan
dalamproses
kewajibannya sebagai seorang pengajar dan
pembelajaran.
pendidik di madrasah, berdasarkan standar atau
f. Memotivasi peserta didik, menghargai dan
mengejar
guru
kualitas
tinggimelalui
ukuran
proses
yang
merencanakan
pembelajaran.
telah
ditetapkan
pembelajaran,
mulai
dari
melaksanakan
pembealjaran, dan mengevaluasi pembelajaran.
g. Meningkatkan proses pembelajaran sesuai
kebutuhan.
METODOLOGI PENELITIAN
Mencermati masalah yang akan diteliti,
Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
yakni kemampuan manajerial kepala madrasah,
ditetapkan berjumlah 38 madrasah aliyah swasta
kinerja mengajar guru dan mutu madrasah maka
dengan menggunakan rumus Taro Yamane(dalam
metode yang akan digunakan dalam penelitian ini
Riduwan, 2014, hlm. 65). Kemudian mencari
adalah
pengambilan sampel berstrata dengan memakai
metode
survey
dengan
pendekatan
kuantitatif.
rumusan alokasi proportional Sugiyono (dalam
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Riduwan, 2014, hlm. 65). Maka hasilnya sebagai
madrasah aliyah swasta di Kabupaten Bandung
berikut:
Barat yang berjumlah 61 madrasah aliyah swasta.
Status akreditasi
A
B
C
Belum Akreditasi
Jumlah
Tabel 1
Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Jumlah
Banyak
sampel
10
10 : 61 x 38
37
37 : 61 x 38
2
2 : 61 x 38
12
12 : 61 x 38
61
93
Sampel
6
23
1
8
38
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah
menerima
penyetaraan
tunjangan
PNS
dari
madrasah yang dijadikan sampel memiliki proporsi
Kementerian Agama. Dengan demikian, guru
yang sama menurut akreditasi madrasah, yakni
dengan kualifikasi tersebut sangat memahami dan
sebanyak 6 sekolah terakreditasi A, 25 madrasah
mengetahui konsep madrasah aliyah swasta yang
terakreditas B, 1 madrasah terakreditasi C, dan 8
bermutu.
madrasah belum terakrakreditasi.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
Adapun jumlah responden yang diambil
jumlah keseluruhan responden yang ada pada data
dalam penelitian ini adalah guru yang berstatus
Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat
GTY saja (Guru Tetap Yayasan), dengan asumsi
dengan
bahwa guru yang berstatus GTY tersebut, memiliki
kualifikasi tersebut diatas maka jumlahnya 151
pengalaman mengajar diatas sepuluh tahun, sudah
guru atau responden.
guru
yang
berstatus
GTY
dengan
tersertifikasi dan berstatus guru infassing atau
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mendapat skor rata-rata tertinggi adalah dimensi
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
input sebesar 4,31 atau dalam kategori sangat
dilakukan, deskripsi data ini digunakan untuk
tinggi, sementara dimensi yang mendapat skor
memberikan gambaran secara umum variabel
rata-rata terendah adalah dimensi proses sebesar
penelitian dan mempresentasikan data secara lebih
4,06 atau dalam kategori tinggi.
ringkas, sederhana dan lebih mudah dimengerti.
Data yang disajikan berupa data yang telah diolah
Deskripsi Kemampuan Manajerial Kepala
menggunakan teknik statistik deskriptif.
Madrasah Aliyah swasta
Data penelitian ini diperoleh dari hasil
penyebaran angket terhadap 38Madrasah Aliyah
Deskripsi Mutu Madrasah Aliyah swasta
Data penelitian ini diperoleh dari hasil
swasta di Kabupaten Bandung Barat. Pada variabel
penyebaran angket terhadap 38Madrasah Aliyah
kemampuan manajerial kepala madrasah ini
swasta di Kabupaten Bandung Barat. Pada variabel
diidentifikasikan melalui empat dimensi yaitu
mutu Madrasah Aliyah swasta ini diidentifikasikan
dimensi planning yang terdiri dari 2 indikator,
melalui empat dimensi yaitu dimensi input yang
dimensi organizing terdiri dari 4 indikator, dimensi
terdiri dari lima (5) indikator, dimensi proses
actuating terdiri dari 2 indikator dan dimensi
terdiri dari enam(6) indikator, dimensi output
controling 3 indikator.
terdiri dari tiga (3) indikator dan dimensi
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
outcomesatu (1) indikator.
diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
variabel Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah
diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item
(X1) sebesar 4,29 atau dalam kategori sangat tinggi.
variabel Mutu Madrasah (Y) sebesar 4,20 atau
Adapun dimensi yang mendapat skor rata-rata
dalam kategori tinggi. Adapun dimensi yang
tertinggi adalah dimensi actuating sebesar 4,42
94
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
atau dalam kategori sangat tinggi, sementara
evaluasi pembelajaran sebesar 4,09 atau dalam
dimensi yang mendapat skor rata-rata terendah
kategori tinggi.
adalah dimensi controling sebesar 4,16 atau dalam
kategori tinggi.
Interpretasi Hasil Analisis
Berdasarkan
hasil
perhitungan
analisis
Deskripsi Kinerja Mengajar Guru Madrasah
korelasi dan regresi baik secara sederhana maupun
Aliyah swasta
ganda adalah positif dan signifikan, sedangkan
Data penelitian ini diperoleh dari hasil
besarnya sumbangan masing-masing variabel X
penyebaran angket terhadap 38Madrasah Aliyah
terhadap variabel Y dapat dinyatakan sebagai
swasta di Kabupaten Bandung Barat. Pada variabel
berikut:
kinerja mengajar guru ini diidentifikasikan melalui
a. Besarnya kontribusi kemampuan manajerial
tiga
dimensi
yaitu
dimensi
perencanaan
kepala madrasah terhadap mutu madrasah
pembelajaran yang terdiri dari 5 indikator, dimensi
sebesar 49,7%, sedangkan sisanya 50,3%
pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 6 indikator,
ditentukan oleh variabel lain.
dimensi evaluasi pembelajaran terdiri dari 4
b. Besarnya kontribusi kinerja mengajar guru
indikator.
terhadap mutu madrasah sebesar 16,8%.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
Sedangkan sisanya 83,2% ditentukan oleh
diperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item
variabel lain.
variabel Kinerja Mengajar Guru (X2) sebesar 4,20
c. Besarnya kontribusi kemampuan manajerial
atau dalam kategori tinggi. Adapun dimensi yang
kepala madrasah dan kinerja mengajar guru
mendapat skor rata-rata tertinggi adalah dimensi
secara simultan (bersama-sama) terhadap mutu
pelaksanaan pembelajaran sebesar 4,29 atau dalam
madrasah sebesar 49,8%, sedangkan sisanya
kategori sangat tinggi, sementara dimensi yang
50,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak
mendapat skor rata-rata terendah adalah dimensi
teliti. Hasil diatas dapat ditunjukan dengan
struktur pengaruh seperti gambar dibawah ini:
Ԑ = 50,2%
Kemampuan Manajerial
Kepala Madrasah (X 1)
r X1 Y= 0,705
KD= 49,7%
r X1 X2 Y= 0,706
Mutu Madrasah (Y)
KD = 49,8%
KD = 16,8%
Kinerja Mengajar
Guru (X 2 )
r X 2Y= 0,410
Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y
95
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Pernyataan
PEMBAHASAN
tersebut
(Sagala,
didukung
oleh
2010, hlm. 88)
yang
Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala
Sergiovanni
Madrasah (X1) terhadap Mutu Madrasah (Y)
mengemukakan bahwa kualitas pendidikan di
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
sekolah merupakan produk dari keefektifan
bahwa kemampuan manajerial kepala madrasah
manajerial kepala sekolah yang didukung oleh
berkontribusi signifikan terhadap mutu Madrasah
guru dan staf lainnya. Kepala sekolah atau
Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat. Dari
madrasah harus memberikan pelayanan yang
hasil
diatas
optimal kepada guru, sehingga guru juga akan
memberikan pelayanan yang optimal kepada
pengolahan
membuktikan
kemampuan
data
penelitian
bahwa
penelitian
terhadap
manajerial
kepala
madrasah
siswa.
Sedangkan
hasil
penelitian
lain
berkontribusi terhadap mutu Madrasah Aliyah
menyebutkan bahwa pendidikan yang bermutu
swasta di Kabupaten Bandung Barat.
dihasilkan oleh kepala madrasah yang bermutu
Hasil pengolahan data berdasarkan uji
(Budi Santoso, 2013. Hlm. 201).
hipotesis yang telah dilakukan antara kontribusi
Menurut Mulyasa (2011, hlm. 17) kepala
kemampuan manajerial kepala madrasah (X1)
sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam
terhadap mutu madrasah (Y) diperoleh persamaan
menggerakkan manajemen sekolah agar dapat
regresi Y=
berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
koefisien
14,931 +0,702 X1 dengan nilai
korelasi
sebesar
0,705.
Hal
ini
perkembangan
kebutuhan
zaman;
khususnya
menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
signifikan anatara kemampuan manajerial kepala
dan seni. Bersandar pada pendapat tersebut, maka
madrasah (X1) terhdap mutu madrasah (Y) dan
kemampuan
berada pada kategori kuat. Pendapat tersebut
merupakan salah satu faktor dominan dalam
didasarkan pada kategori yang berlaku dengan
mencapai tujuan madrasah yang bermutu.
manajerial
kepala
madrasah
perolehan nilai rhitung sebesar 0,705 yang berada
Berkaitan dengan tugas kepala madrasah
pada interval 0,60-0,799. Adapun koefisien
sebagai manajer, maka mutlaklah kepala madrasah
determinasi yang diperoleh dari penelitian ini
memiliki kemampuan manajerial supaya dapat
adalah
menjalankan organisasi madrasah secara efektif
sebesar
49,7%
sedangkan
50,3%
dipengaruhi oleh faktor lain.
efisien. Kemajuan madrasah tidak akan terlepas
Dari hasil diatas dapat kita simpulkan bahwa
kepala
madrasah
seorang
manajer
keberhasilan
dalam
manajemen merupakan proses manajerial atau
pencapaian mutu madrasah. Hasil penelitian
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di madrasah
Suyatno Thomas (2010) menunjukkan terdapat
yang dilakukan oleh kepala madrasah.
merupakan
sebagai
dari kemampuan manajerial yang dimiliki oleh
penentu
kepala
madrasah,
karena
pada
hakikatnya
hubungan positif antara kualitas kepala sekolah
(integritas) dengan mutu sekolah. Kualitas kepala
Kontribusi
madrasah termasuk mencakup kualitas manajerial
terhadap Mutu Madrasah (Y)
dalam kepemimpin organisasi madrasah.
KinerjaMengajar
Guru
(X2)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja
96
mengajar guru berkontribusi
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
terhadap mutu Madrasah Aliyah swasta di
maksimal, maka guru harus mempersiapkannya
Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil pengolahan
dengan
data
kemampuan
penelitian
penelitian
diatas
terhadap
membuktikan
kinerja
bahwa
mengajar
guru
baik,
dan
yang
memiliki
kemampuan-
memudahkan
dalam
menjalankan tugasnya.
berkontribusi terhadap mutu Madrasah Aliyah
Dalam konteks pendidikan, mutu adalah
“suatu
swasta di Kabupaten Bandung Barat.
keberhasilan
proses
belajar
yang
menyenangkan dan memberikan kenikmatan”.
Hasil pengolahan data berdasarkan uji
hipotesis yang telah dilakukan antara kinerja
Sementara
mengajar guru (X2) terhadap mutu madrasah (Y)
pendidikan yang bermutu, sangat ditentukan oleh
diperoleh persamaan regresi Y= 29,440 + 0,412 X2
guru-guru yang bermutu pula. Yaitu guru yang
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,410. Hal
dapat menyelenggarakan tugas-tugasnya secara
ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi
memadai (Prawiroatmojo dalam Supriyadi, 2013,
signifikan anatara kinerja mengajar guru (X2)
hlm.
terhdap mutu madrasah (Y) dan berada pada
disimpulkan
kategori cukup kuat. Pendapat tersebut didasarkan
diindikasikan dari keberhasilan proses belajar
pada kategori yang berlaku dengan perolehan nilai
(KBM) di dalamnya. KBM itu sendiri sangat
rhitung sebesar 0,410 yang berada pada interval 0,40
tergantung kepada kinerja mengajar gurunya.
– 0,599 Adapun koefisien determinasi yang
Dengan kinerja guru yang optimal, maka KBM
diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 16,8%
juga akan berjalan maksimal. Sehingga hasilnya
sedangkan 83,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
akan lebih optimal. Karena itu optimalisasi kinerja
Inti dari kegiatan di sekolah adalah kegiatan
belajar
mengajar
pembelajaran
yang
menjembatani
antara
Dari
pernyataan
bahwa
mutu
kegiatan
tersebut
dapat
sekolah
bisa
(KBM).
Manajemen
baik,
akanmampu
Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala
sebagaifasilitator
Madrasah (X1) dan Kinerja Mengajar Guru
guru
(X2) terhadap Mutu Madrsah (Y)
dkk. 2014, hlm.110). dan ujungnya adalah akan
pada
“terselenggaranya
mengajar guru mutlak harus dilakukan.
dengan peserta didik sebagai subjek (Ali Huseyinli,
meningkatkan
92).
itu,
mutu
pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
di
bahwa kemampuan manajerial kepala madrasah
madrasah.
(X1) dan kinerja mengajar guru (X2) berkontribusi
Begitu pentingnya peran guru dalam proses
signifiakan terhadap mutu Madrasah Aliyah swasta
KBM tersebut. Sebagai sebuah kegiatan yang
di
dianggap sebagi sebuah jasa, maka KBM harus
pengolahan data diatas membuktikan bahwa
memusatkan
kebutuhan
penelitian terhadap kemampuan manajerial kepala
pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan
madrasah dan kinerja mengajar guru berkontribusi
internal yang perlu mendapat perhatian utama
dan kinerja mengajar guru berkontribusi terhdap
untuk dipuaskan adalah peserta didik. Mereka
mutu Madrasah Aliyah swasta di Kabupaten
harus mendapatkan layanan yang maksimal, maka
Bandung Barat.
perhatiannya
kepada
dipandang bahwa kinerja mengajar guru pun harus
maksimal.
Supaya
kinerja
mengajar
Kabupaten
Bandung
Barat.
Dari
hasil
Hasil pengolahan data berdasarkan uji
guru
hipotesis yang telah dilakukan antara kontribusi
97
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
kemampuan manajerial kepala madrasah (X1) dan
Kendala peningkatan mutu Madrasah Aliyah
kinerja mengajar guru (X2) terhadap mutu
swasta bukan hanya terfokus pada dua variabel
madrasah
regresi
diatas, yaitu kemampuan manajerial kepala
Y=14,350 + 0,688X1 + 0,026 X2dengan nilai
madrasah dan kinerja mengajar guru, karena hasil
koefisien
ini
penelitian membuktikan bahwa kepala Madrasah
menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang
Aliyah swasta beserta guru madrasah di Kabupaten
signifikan antara variabel kemampuan manajerial
Bandung
kepala madrasah dan kinerja mengajar guru
manajerial yang baik dan masuk dalam katagori
terhadap mutu madrasah (Y) dan berasa pada
tinggi serta didukung dengan kinerja mengajar
kategori kuat. Pendapat tersebut didasarkan pada
guru yang masuk dalam kategori tinggi pula.
(Y)
diperoleh
korelasi
sebesar
persamaan
0,706.
Hal
Barat
telah
melakukan
tindakan
kategori yang berlaku dengan perolehan nilai rhitung
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan
sebesar 0,706 yang berada pada interval 0,60 –
bahwa kepala Madrasah Aliyah swasta dan guru
0,799.
yang
madrasah di Kabupaten Bandung Barat telah
diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 49,8%,
berupaya keras melakukan tindakan yang terbaik
sedangkan 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain
bagi madrasahnya, walapun masih ada beberapa
(epsilon).
kekurangan yang harus dibenahi dan ditingkatkan.
Adapun
koefisien
determinasi
Hasil penelitian diatas sesuai dengan Nunu
Namun dalam penelitian ini penulis ingin
Nuchiyah (2007, hlm. 3) yang menunjukan bahwa
menjelaskan bahwa, faktor lain dalam peningkatan
variable kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
mutu Madrasah Aliyah swasta di Kabupaten
mengajar guru secara sendiri-sendiri dan bersama-
Bandung Barat adalah kebijakan otonomi daerah
sama mempunyai pengaruh yang positif dan
yang kurang menguntungkan terhadap eksistensi
signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dengan
pendidikan madrasah terutama madrasah swasta.
koefisien korelasi sebesar 0,82 dengan koefisien
Padahal secara struktural madrasah sebagai
determinasi (r²) sebesar 67%.
sekolah yang bercirikan khas agama Islam berada
Hal ini senada dengan hasil penelitian Abdul
di bawah naungan Kementerian Agama. Dengan
Basit (2014, hlm. 57) yang berjudul Pengaruh
demikian terjadi dualisme dalam pembinaan
Kinerja Manajerial Kepala Madrasah, Kinerja
pendidikan antara sekolah (madrasah) yang berada
Guru,
Partisipasi
di bawah Kementerian Agama dengan sekolah
Masyarakat terhadap Mutu Madrasah (Suatu Studi
yang berada dibawah Kementerian Pendidikan dan
pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Provinsi
Kebudayaan. Dualisme ini berimplikasi pada
Jawa Barat). Hasilnya adalah terdapat pengaruh
munculnya
positif kinerja manajerial, kinerja guru, budaya
menguntungkanbagi sekolah-sekolah yang berada
madrasah, dan partisipasi masyarakat terhadap
di bawah Kementerian Agama terutama Madrasah
mutu madrasah baik secara simultan maupun
Aliyah yang berstatus swasta.
Budaya
Madrasah
dan
parsial.
98
kebijakan-kebijakan
yang kurang
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
SIMPULAN DAN SARAN
positif terhadap peningkatan mutu Madrasah
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat.
pembahasan yang merujuk pada rumusan masalah,
Kinerja mengajar guru Madrasah Aliyah
tujuan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan
swasta di Kabupaten Bandung Barat yang diukur
maka pada bab ini penulis menuliskan beberapa
dari
kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
pembelajaran, pelaksanaan
tiga
dimensi,
yaitu;
perencanaan
pembelajaran, dan
Mutu madrasah pada Madrasah Aliyah
evaluasi pembelajaran berada pada kategori tinggi.
swasta di Kabupaten Bandung Barat yang diukur
Walaupun masih terdapat kelemahan pada salah
dari empat dimensi, yaitu; input, proses, output,
satu indikator yaitu, evaluasi pembelajaran.
dan outcome berada pada kategori tinggi. Dan hal
Dengan demikian, apabila lebih dioptimalkan dan
ini (mutu madrasah) akan semakin meningkat
ditingkatkan variabel kinerja mengajar guru, maka
apabila kemampuan manajerial kepala madrasah
hal
dan kinerja mengajar guru lebih ditingkatkan
peningkatan mutu Madrasah Aliyah swasta di
dengan
Kabupaten Bandung Barat.
berbagai
pembekalan
pendidikan,
ini
akan
berdampak
positif
terhadap
pelatiahan dan atau bahkan pengawasan dari
Kemampuan manajerial kepala madrasah
pengawas pendidikan madrasah tingkat madrasah
berkontribusi positif dan signifikan terhadap mutu
aliyah atau Kementerian Agama Kabupaten
madrasah dan kontribusinya tergolong kuat. Hal ini
Bandung Barat. Sehingga dimensi proses yang
berarti bahwa kemampuan manajerial kepala
menjadi titik kelemahan pada variabel mutu
madrasah merupakan salah satu variabel penting
madrsah ini akan meningkat dengan sendirinya.
dalam meningkatkan mutu Madrasah Aliyah
Kemampuan manajerial kepala Madrasah
swasta di Kabupaten Bandung Barat
Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat yang
Kinerja mengajar guru berkontribusi positif
diukur dari empat dimensi yaitu: planning,
dan signifikan terhadap mutu madrasah dan
organizing, actuating, dan controling berada pada
kontribusinya tergolong cukup kuat. Hal ini berarti
kategori sangat tinggi. Namun pada dimensi
bahwa kinerja mengajar guru merupakan salah satu
control atau pengawasan masih terbilang rendah
variabel penting lainnya dalam meningkatkan mutu
apabila dibandingkan dengan dimensi lainnya.
Madrasah Aliyah swasta di Kabupaten Bandung
Oleh karena itu Kementerian Agama Kabupaten
Barat.
Bandung Barat melalui KKM (Kelompok Kerja
Kemampuan manajerial kepala madrasah
Madrasah) harus memberikan berbagai pengarahan
dan kinerja mengajar guru secara simultan
dan pembinaan melalui pelatiahan, workshop, atau
berkontribusi positif dan signifikan terhadap mutu
kegiatan lainnya yang relevan untuk meningkatkan
madrasah dan kontribusinya termasuk kategori
kemampuan
madrasah
tinggi. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kedua
khususnya dalam bidang control atau pengawasan.
variabel tersebut merupakan faktor yang sangat
Dengan demikian, apabila lebih dioptimalkan dan
penting dalam meningkatkan mutu Madrasah
ditingkatkan variabel kemampuan manajerial
Aliyah swasta di Kabupaten Bandung Barat.
manajerial
kepala
kepala madrasah, maka hal ini akan berdampak
99
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
DAFTAR PUSTAKA
Atmodiwiryo, S. (2002). Manajaemen Pelatihan.
Luneto, B. (2014). Pengelolaan Pendidikan Islam
Jakarta: PT. Ardadizya Jaya
Yang Efektif. TADBIR Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam,2 (1), hlm. 48.
Barnawi & M. Arifin. (2014). Kinerja Guru
Profesional. Yogyakarta: Ar-RuzzMedia.
Mangkunegara, P., A. (2004). Manajemen Sumber
Daya
Basit, A. (2014). Pengaruh Kinerja Manajerial
dan
Partisipasi
Masyarakat
Kepala Sekolah.Jakarta : Bumi Aksara.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Provinsi
Ndraha, T.. (2008). Budaya Organisasi. Jakarta:
Jawa Barat). Jurnal Inspirasi 6 (1), hlm. 57.
Rineka Cipta.
Budi, S. dkk. (2013). Kepemimpinan Kepala
dalam
Meningkatkan
Nuchiyah, N. (2007). Pengaruh Kepemimpinan
Mutu
Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru
Madrasah (Study Kasus tentang Manajemen
Kepala
Madrasah
Tsanawiyah
Cetakan
Mulyasa (2011). Manajemen & Kepemimpinan
terhadap Mutu Madrasah (Suatu Studi pada
Madrasah
Perusahaan,
Pertama. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Kepala Madrasah, Kinerja Guru, Budaya
Madrasah
Manusia
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Negeri
Pendidikan Dasar,V (7), hlm. 3.
Bendosari Sukoharjo). Jurnal Pasca UNS, 1
Nur, M. dkk. (2016). Manajemen Sekolah dalam
(2). hlm 201.
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN
Danim.
(2010).
Kepemimpinan
Kepemimpinan
Pendidikan.
Jenius(IQ+EQ)
Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal
Etika,
Administrasi Pendidikan
Perilaku Mptivasional, dan Mitos. Bandung:
Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, 4 (1), hlm. 94.
Alfabeta.
Riduan. (2014). Metode dan Teknik Menyusun
Hoy, W. & Cecil, M. (2008). Education
Administration:Theory,
Research,
Tesis. Bandung: Alfabeta.
and
Rivai, & Basri. (2005). Performance Appraisal.
Practice. Singapure: Mc Graw-Hill Co.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Huseyinli,A, dkk. (2014). Manajemen Guru dalam
Meningkatkan
Mutu
Safitri, E. dkk. (2015). Kemampuan Manajerial
Pembelajaran
Kepala
Pendidikan Agama Islam di SMA Fatih
Administrasi
Meningkatkan
Jurnal Administrasi Pendidikan, 3 (4). hlm.
Pendidikan
27.
Pascasarjana Universitas Syah Kuala, hlm.
Sagala, S. (2006). Manajemen Stratejik dalam
110.
Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Komariah, A., & Triatna, C. (2014). Visionary
Leadership,
dalam
Kinerja Guru di MIN Rukoh Banda Aceh.
Bilingual School Lamlagang Banda Aceh.
Jurnal
Sekolah
Menuju
Sekolah
Alfabeta.
Efektif.
________(2010).
Jakarta: Bumi Aksara.
Konsep
dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
100
Makna
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Sallis, E. (2012). Total Quality Management in
Suyatno, T. (2010). Faktor-faktor Penentu
Education.Yogyakarta: IRCSoD.
Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah
Umum di Jakarta. [Online]. Diakses dari
Samsudin, S. (2005).Manajemen Sumber Daya
http://ebookinga.com/pdf/faktor-faktor-
Manusia. Bandung : Pustaka Setia.
penentu-kualitas-pendidikan-sekolahSaondi, O. & Suherman, A. (2012) Etika Profesi
Keguruan.Bandung
:Jakarta:
46413523.html
Refika
Tabrani, dkk. (2000). Pendekatan Dalam Proses
Aditama.
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Sudarmayanti. (2001). Sumber daya Manusia dan
Karya.
Produktifitas Kerja. Yogyakarta : Mandar
Walid, M. (2008).Kemampuan Manajerial Kepala
Maju.
Madrasah
Supriyadi. (2013). Strategi Belajar Mengajar.
dalam
Meningkatkan
Mutu
Lulusan. Jurnal Madrasah, 1(1). Hlm. 6.
Yogyakarta: Jaya Ilmu
101
Download