1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Latar belakang penelitian
Setiap wanita ingin terlihat cantik dalam penampilannya. Kecantikan
merupakan satu hal yang tidak asing bagi wanita karena keberadaannya selalu
diharapkan terdapat pada diri wanita (Ayulita dan Mustikadara, 2014). Wanita
mempunyai pandangan berbeda dalam mendefinisikan cantik secara fisik. Definisi
cantik wanita tidak terlepas dari nilai-nilai pribadi dan sifat wanita yang ingin
menarik perhatian (Ferrinadewi, 2006). Keyakinan wanita untuk menjadi cantik
didorong oleh suatu keinginan dari diri sendiri yang merupakan desakan hati dan
bukan merupakan tekanan lingkungan. Keyakinan ini lebih didasarkan keinginan
dibanding dengan kebutuhan (Wiratmo dan Gifari, 2008).
Kosmetik merupakan salah satu sarana yang dapat memenuhi harapan dan
keinginan wanita untuk tampil cantik. Wanita rela mengeluarkan biaya untuk
membeli produk kosmetik demi kepuasan pribadi mempercantik diri. Kosmetik
dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsional, kebutuhan sosial, dan
psikologi.
Pembelian kosmetik bagi
wanita
didorong keinginan
untuk
memperjelas identitasnya secara sosial di masyarakat. Wanita membeli kosmetik
secara psikologi sebagai aktualisasi diri dan sarana untuk masuk ke dalam suatu
komunitas tertentu (Ferrinadewi, 2006).
Wanita mempunyai berbagai alasan untuk menggunakan kosmetik
sehingga permintaan terhadap kosmetik cenderung meningkat. Permintaan
1
2
kosmetik yang meningkat menciptakan kompetisi antara industri kosmetik di
Indonesia untuk menguasai pasar. Perusahaan kosmetik melakukan berbagai
strategi untuk merebut pasar dari kompetitor. Strategi bersaing yang baik mampu
melakukan perlawanan terhadap tekanan persaingan dan mampu memenangkan
pasar. Faktor internal dan faktor eksternal dari suatu industri kosmetik
memberikan pengaruh terhadap persaingan tersebut. Bahan baku, sumber daya
manusia, dan manajemen perusahaan berpengaruh terhadap produk dari industri.
Persaingan antara industri kosmetik tidak hanya kompetisi harga dengan menekan
biaya, namun juga kualitas dari produk. Kualitas produk yang baik akan
memberikan kepuasan kepada konsumen. Inovasi produk menjadi suatu
keunggulan bagi suatu industri bila dilakukan secara terus-menerus (Tiyanto dan
Mustamu, 2013).
Salah satu industri di Indonesia yang bergerak di kosmetik adalah PT
Paragon Technology and Innovation (PTI). Wardah Cosmetics adalah salah satu
nama brand kosmetik halal yang diusung oleh PTI. Nama brand bagi suatu
industri kosmetik sangat penting untuk memberikan identitas dan membedakan
dari kompetitor (Guthrie dkk., 2008). Wardah Cosmetics merupakan salah satu
brand kosmetik yang baru dibandingkan dengan Sari Ayu, Mustika Ratu, dan
lain-lain. Wardah Cosmetics mempunyai keunggulan yaitu produk yang telah
disertifikasi halal. Sertifikat halal menjadi senjata bagi Wardah Cosmetics untuk
meningkatkan penjualan produknya dan perhatian dari konsumen. Mayoritas
penduduk Indonesia adalah muslim dijadikan pertimbangan memunculkan
kehalalan suatu produk sebagai sarana untuk meningkatkan perhatian konsumen.
3
Kehalalan menjadi prioritas utama dalam mengonsumsi suatu produk bagi
sebagian konsumen. Seseorang dapat membatalkan suatu pembelian atau tidak
mengonsumsi produk karena mengetahui produk tersebut tidak halal atau
kehalalannya diragukan. Wardah Cosmetics memperkenalkan kehalalan dan citra
kosmetik yang sesuai dengan konsumen di Indonesia. Produk yang telah diketahui
halal tentu memberikan kelegaan bagi konsumen dalam mengonsumsi produk
tersebut.
Publikasi produk halal Wardah Cosmetics dilakukan di berbagai media
untuk mengenalkan produk tersebut ke masyarakat, salah satu cara yang
dilakukan yaitu dengan beriklan. Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang
mempunyai kekuatan penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual
barang, memberi layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam
bentuk informasi yang persuasif. Media iklan yang beragam bisa menjadi pilihan
untuk memperkenalkan produk ke masyarakat. Pemilihan media beriklan yang
efektif dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan yaitu ditandai
dengan peningkatan penjualan produk. Iklan pada media televisi dinilai masih
relevan di jaman sekarang dan efektif untuk menarik perhatian konsumen. Iklan
pada media televisi memberikan keunggulan yaitu dapat menjangkau berbagai
lapisan masyarakat sehingga dapat menjangkau kelompok sasaran (Pratiwi, 2014).
Iklan televisi yang baik adalah iklan televisi yang dapat menarik perhatian
konsumen untuk memperhatikan produk yang diiklankan. Iklan harus mampu
mendorong konsumen untuk melakukan isi pesan iklan tersebut. Isi pesan iklan
merupakan komponen utama dari iklan karena memuat maksud dari perusahaan.
4
Iklan yang efektif memuat isi pesan yang memberikan efek bagi penerima pesan
yaitu perhatian, pemahaman, emosi, hingga tindakan nyata. Efektivitas iklan harus
diusahakan karena akan membantu perusahaan untuk memenangkan pasar
(Aiwan, 2013).
Endorser
sebagai
penyampai
isi
pesan
iklan
diharapkan
dapat
menyampaikan isi pesan tersebut dan diterima dengan baik oleh konsumen.
Wardah Cosmetics menggunakan beberapa selebriti Indonesia sebagai brand
ambassador sekaligus sebagai celebrity endorser dalam iklan produk yang
ditayangkan. Selebriti tersebut adalah Ineke Koesherawati, Dewi Sandra, Dian
Pelangi, Zaskia Sungkar, Ria Miranda, Tatjana Saphira, dan Lisa Namuri
(Anonim, 2013b). Celebrity endorser diharapkan dapat menarik perhatian
konsumen dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk maupun
brand Wardah Cosmetics (Wibowo dan Karimah, 2012).
Tagline adalah suatu kalimat yang digunakan untuk menandai produk atau
merek sehingga tidak dapat dipisah dari iklan televisi. Tagline tidak hanya
menjelaskan isi pesan iklan, namun tagline juga dapat memberikan kesimpulan
pesan keseluruhan yang ingin dikomunikasikan oleh perusahaan. Tagline berguna
untuk menandai produk sehingga sering digunakan untuk memperkenalkan suatu
produk baru dan dapat menguatkan posisi brand dalam persaingan dengan
kompetitor. Tagline yang digunakan disesuaikan dengan citra perusahaan yang
dibangun supaya mudah diingat dan melekat di benak konsumen. Tagline yang
digunakan Wardah yaitu Earth, Love, Life. Penggunaan tagline diharapkan
5
mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu tindakan nyata berupa
pembelian (Rachmawati, 2014).
Tindakan nyata dari konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian
suatu produk tidak langsung terjadi karena pengambilan keputusan melalui
berbagai proses yang tidak statis. Proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal (Ferrinadewi, 2008). Iklan televisi ikut andil
dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk oleh konsumen Wardah
Cosmetics. Beberapa bagian dari iklan televisi produk Wardah Cosmetics yang
dinilai paling berpengaruh adalah isi pesan iklan, celebrity endorser, dan tagline.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh isi pesan iklan, celebrity
endorser, dan tagline baik secara parsial maupun simultan dalam mempengaruhi
pembelian produk Wardah Cosmetics.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana pengaruh isi pesan iklan pada iklan televisi terhadap pembelian
produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada?
b. Bagaimana pengaruh celebrity endorser pada iklan televisi terhadap pembelian
produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada?
c. Bagaimana pengaruh tagline pada iklan televisi terhadap pembelian produk
Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada?
d. Bagaimana pengaruh ketiga atribut pada iklan televisi secara simultan terhadap
pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah
Mada?
6
e. Dari ketiga atribut iklan televisi tersebut, manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi
Universitas Gadjah Mada?
3. Tujuan penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh isi pesan iklan pada iklan televisi terhadap
pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah
Mada.
b. Untuk menganalisis pengaruh celebrity endorser pada iklan televisi terhadap
pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah
Mada.
c. Untuk menganalisis pengaruh tagline pada iklan televisi terhadap pembelian
produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada.
d. Untuk menganalisis pengaruh ketiga atribut pada iklan televisi secara simultan
terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas
Gadjah Mada.
e. Untuk mengetahui atribut iklan televisi yang paling dominan berpengaruh
terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas
Gadjah Mada.
4. Manfaat Penelitian
a. Untuk peneliti, sebagai pembelajaran dan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran terutama pada bagian
periklanan televisi dan pembelian suatu produk.
7
b. Untuk mahasiswa, sebagai bahan referensi yang memberikan informasi
mengenai pengaruh atribut iklan televisi terhadap pembelian konsumen pada
produk Wardah Cosmetics.
c. Untuk perusahaan, sebagai pertimbangan dalam meningkatkan daya beli
konsumen melalui atribut-atribut periklanan televisi yang mempengaruhi
keputusan pembelian oleh konsumen. Perusahaan dapat memfokuskan atributatribut periklanan televisi yang berpengaruh secara signifikan terhadap
pembelian produk Wardah Cosmetics.
B. Tinjauan Pustaka
1. Periklanan
a. Pengertian iklan
Griffin dan Ebert (2006) mendefinisikan iklan (advertising) adalah suatu
bentuk komunikasi secara tidak langsung dari sponsor kepada sasaran untuk
menyampaikan informasi mengenai produk. Menurut Sampurno (2011),
periklanan adalah bentuk komunikasi nonpersonal ditujukan kepada kelompok
sasaran melalui berbagai media untuk mempromosikan produk. Suyanto (2007)
menambahkan
bahwa
periklanan
menggunakan
media
berbayar
untuk
mengomunikasikan informasi persuasif dengan harapan tercapainya berbagai
tujuan.
Definisi standar periklanan menurut Sutisna (2001) adalah bentuk
komunikasi yang berbayar, menyampaikan keunggulan produk dan identitas
sponsor, mempunyai maksud membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk
melakukan tindakan, menggunakan media massa sebagai media penyampai pesan,
8
bersifat bukan pribadi (nonpersonal), dan menentukan sasaran yang jelas agar
iklan efektif.
b. Tujuan periklanan
Pemasangan iklan disesuaikan dengan tujuan iklan supaya iklan tersebut
efektif dan tepat mengenai sasaran. Tujuan iklan secara umum adalah sebagai
berikut.
1) Iklan
informatif
bertujuan
membentuk
permintaan
pertama
dengan
memberitahukan pasar mengenai produk, seperti variasi produk, harga baru,
cara kerja, pelayanan yang tersedia, dan lain-lain (Suyanto, 2007). Sutisna
(2001) menambahkan bahwa iklan informatif menonjolkan aspek manfaat dari
produk.
2) Iklan persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu
pada tahap kompetitif dengan mendorong alih merek, membujuk pembeli
untuk membeli sekarang, dan mengubah persepsi pembeli tentang atribut
produk (Suyanto, 2007). Iklan persuasif berusaha mempengaruhi konsumen
untuk membeli produk suatu perusahaan dan bukan produk pesaingnya (Griffin
dan Ebert, 2006).
3) Iklan pengingat menurut Suyanto (2007) bertujuan mengingatkan konsumen
kepada produk dan tempat pembeliannya. Iklan ini menjadi penting bagi
produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah karena konsumen rentan
terhadap bujukan iklan produk lain yang sejenis.
9
4) Iklan penambah nilai bertujuan menambah nilai merek pada persepsi
konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan
persepsi konsumen (Suyanto, 2007).
5) Iklan bantuan usaha lain perusahaan dapat membantu memfasilitasi usaha lain
perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran (Suyanto, 2007).
6) Iklan pembanding menurut Griffin dan Ebert (2006) yaitu membandingkan dua
produk atau lebih secara langsung untuk mengambil penjualan dari pesaing.
Sutisna (2001) menjelaskan iklan pembanding bersifat membujuk dan
meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang
tepat.
c. Media periklanan
Media periklanan berperan penting dalam proses komunikasi untuk
menyampaikan pesan kepada kelompok sasaran. Sutisna (2001) menjelaskan
pertimbangan dalam menyusun rencana penggunaan iklan, yaitu sebagai berikut.
1) Penyampaian
tujuan
kepada
sasaran
yang
telah
ditentukan
dengan
memperhatikan waktu dan durasi penanyangan iklan.
2) Pemilihan media melalui berbagai pertimbangan yang didasarkan pada
keterlibatan konsumen dalam pembelian produk, kelompok sasaran, jangkauan
media, dan biaya.
3) Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian produk yang ditawarkan.
Kategori
high
involvement
(keterlibatan
tinggi)
memerlukan
banyak
pertimbangan dan proses pengambilan keputusan cukup sulit, seperti produk
berharga tinggi dan bertahan lama. Kategori low involvement (keterlibatan
10
rendah) adalah produk yang dikonsumsi sehari-hari. Media televisi paling
cocok untuk iklan produk dengan keterlibatan rendah.
2. Iklan televisi
a. Pengertian iklan televisi
Adanya iklan televisi memperbaiki keterbatasan iklan radio dan kebekuan
karakter iklan media cetak. Iklan televisi merupakan iklan yang menggabungkan
gambar bergerak, suara, dan visualisasi (Suyanto, 2005). Televisi dapat
menjangkau pemirsa lebih banyak daripada media yang lain. Sutisna (2001)
menjelaskan kemampuan televisi menjangkau ke berbagai bentuk kehidupan
masyarakat menjadikan televisi sebagai sarana yang menjanjikan untuk
menjangkau pasar sasaran. Segala lapisan masyarakat mulai dari kelompok umur,
sosial, gaya hidup, dan profesi dapat menjadi jangkauan televisi. Produk yang
cocok ditayangkan di televisi adalah produk yang dibeli dengan keterlibatan
rendah oleh konsumen dan produk yang mengekspresikan citra diri konsumen.
b. Bentuk Iklan Televisi
Kasali (1992) mengelompokkan bentuk-bentuk iklan televisi berdasarkan
bentuk siarannya, yaitu sebagai berikut.
1) Persponsoran, yaitu iklan yang penayangan dan pembuatannya dilakukan atas
biaya sponsor. Sponsor membiayai seluruh biaya produksi dan fee televisi
dengan feedback iklan yang ditayangkan mempunyai mutu, isi program, dan
siaran sponsor yang terjaga.
2) Partisipasi adalah cara pengiklan dengan menyisipkan iklan di antara beberapa
acara (spot). Pengiklan membeli waktu yang tersedia untuk acara tetap atau
11
tidak tetap. Biasanya iklan jenis ini dipilih oleh pengiklan besar karena dapat
memilih jangkauan pasar, khalayak sasaran, jadwal, dan anggaran.
3) Iklan pergantian acara, merupakan pemasangan iklan yang dilakukan saat
pergantian acara di televisi yang biasanya dimanfaatkan oleh pengiklan lokal.
4) Iklan layanan masyarakat, yaitu iklan yang dibuat atas dasar permintaan
pemerintah atau suatu lembaga masyarakat yang biasanya berupa himbauan
kepada masyarakat atau menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah.
c. Kelebihan dan kekurangan iklan televisi
Kelebihan dari iklan televisi menurut Sutisna (2001) serta Kotler dan
Armstrong (2008b) yaitu informasi bisa dilihat, didengar, disertai dengan gambar
bergerak sehingga menarik untuk ditonton. Jangkauan iklan lebih luas dengan
perhatian pemirsa lebih tinggi. Biaya per paparan lebih rendah. Kekurangan dari
iklan televisi adalah biaya absolut yang dikeluarkan tinggi, kebingungan pemirsa
tinggi sehingga kurang memiliki daya seleksi, tingkat pemaparan hanya sekilas
dan cepat berlalu.
d. Komponen AIDA
Menurut Kasali (1992), suatu iklan yang baik menggunakan komponen
AIDA, yaitu sebagai berikut.
1. Attention. Iklan harus menarik perhatian pemirsa sasarannya. Cara untuk
menimbulkan perhatian konsumen antara lain dengan menggunakan headline
yang mengarahkan, menggunakan slogan yang mudah diingat, menonjolkan
harga bila merupakan unsur penting untuk mempengaruhi pembeli, dan
menonjolkan aspek penjualan suatu produk.
12
2. Interest. Perhatian konsumen yang berhasil direbut, selanjutnya segera
ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu lebih mendalam.
Rangsangan diperlukan supaya konsumen mengikuti pesan-pesan yang
disampaikan, misalnya dengan menggunakan kata atau kalimat pembuka yang
meningkatkan rasa ingin tahu konsumen.
3. Desire. Rasa ingin tahu dari konsumen segera dibangkitkan menjadi keinginan
untuk memiliki, memakai atau menikmati produk tersebut. Konsumen merasa
mempunyai kebutuhan dan harus membeli produk yang diiklankan.
4. Action. Suatu tindakan yang harus diusahakan supaya konsumen melakukan
pembelian. Kalimat perintah yang digunakan untuk membujuk konsumen yaitu
kalimat yang sopan dan tidak menyinggung perasaan konsumen.
3. Isi pesan
Isi pesan pada iklan merupakan suatu hal yang disampaikan berupa katakata, tulisan atau gambar agar dapat diingat, dikenali, dipercaya, dan
mempengaruhi konsumen untuk membeli (Kasali, 1992). Menurut Kotler dan
Armstrong (2001), pesan yang disampaikan dalam iklan mempunyai daya tarik
bila mempunyai tiga sifat. Sifat yang dimaksud adalah iklan harus bermakna
(meaningful) dengan menunjukkan manfaat-manfaat yang membuat produk
menarik dan lebih diinginkan. Iklan harus dapat dipercaya (believable) dengan
produk yang memberikan manfaat yang telah dijanjikan. Iklan khas (distinctive)
harus menjelaskan produk lebih baik daripada merek-merek pesaing.
Formulasi pesan iklan harus memperhatikan hal-hal yang akan dikatakan
(isi pesan), cara mengatakannya secara logis (struktur pesan), cara mengatakannya
13
secara simbolis (format pesan), dan orang yang seharusnya mengatakan (sumber
iklan) (Durianto dan Liana, 2004).
Menurut Situmorang (2008), pembuatan pesan iklan berdasarkan :
a. Tingkat diinginkannya, iklan harus mengatakan suatu hal yang diinginkan atau
menarik dari produk tersebut.
b. Keeksklusifannya, iklan harus mengatakan sebab produk tersebut eksklusif dan
berbeda dengan merek lain yang ada di pasar
c. Tingkat dipercayainya, pesan iklan tersebut dapat dipercaya atau dibuktikan.
4. Celebrity endorser
Mowen dan Minor (2002) menjelaskan atribut endorser adalah
karakteristik atau fitur yang dimiliki oleh endorser. Karakteristik endorser sebagai
sumber informasi dan karakteristik pesan yang dikomunikasikan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi.
Penggunaan selebriti sebagai endorser memiliki peranan penting dalam
membentuk personaliti merek (brand personality) pada sebuah produk. Brand
personality penting bagi perusahaan untuk membedakan dengan merek lain.
Brand personality dari perusahaan disesuaikan oleh celebrity endorser dengan
image produk yang diiklankan, kemudian ditransfer ke dalam merek produk
sehingga konsumen sadar akan keberadaan merek tersebut. Brand personality
dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja merek tersebut (Chen
dkk., 2009).
Celebrity endorser sebagai sumber iklan memiliki arti dan dengan
menghubungkannya dengan merek, pengiklan dapat mentransfer arti tersebut ke
14
dalam produk mereka. Ketika celebrity endorser mengiklankan suatu produk,
konsumen membentuk asosiasi sesuai arti budaya yang ditransfer oleh celebrity
endorser terhadap produk. Asosiasi yang paling banyak adalah asosiasi positif
seperti menjadi menarik dan menjadi seperti celebrity endorser dalam iklan.
Transfer arti dijelaskan pada Gambar 1.
Selebriti
Mengiklankan produk
Konsumsi
Arti ditransfer dari
selebriti ke produk
Transfer arti
produk ke
konsumen
Peran profesional
Arti budaya yang
diturunkan dari
peran
Selebriti sebagai
simbol budaya
Gambar 1. Transfer arti dari selebriti ke produk ke konsumen (Mowen dan Minor, 2002)
Mowen dan Minor (2002) menjelaskan lima atribut khusus yang
memfasilitasi efektivitas komunikasi, yaitu sebagai berikut.
a. Trustworthiness (dapat dipercaya) mengacu kepada kejujuran, integritas, dan
kepercayaan diri dari celebrity endorser. Penilaian kepercayaan bergantung
pada persepsi konsumen atas motivasi celebrity endorser sebagai pendukung
pesan iklan. Celebrity endorser yang mendukung iklan karena motivasi murni
dari kepentingan diri sendiri akan menjadi kurang meyakinkan bagi konsumen.
Celebrity endorser sebagai orang yang objektif dan tidak mengambil
keuntungan akan mendapat kepercayaan konsumen.
b. Expertise (keahlian) menjelaskan pada pengetahuan, pengalaman, atau
keahlian yang dimiliki seorang endorser yang dikaitkan dengan merek yang
didukung. Endorser yang dianggap ahli dalam suatu bidang akan lebih
15
persuasif dalam mengubah opini konsumen bila mendukung bidang keahlian
endorser tersebut.
c. Attractiveness (daya tarik fisik) yang dimiliki endorser akan menimbulkan
ketertarikan bagi konsumen. Konsumen mengidentifikasi endorser tersebut dan
mempunyai kecenderungan mengadopsi sikap, perilaku, kepentingan, atau
preferensi tertentu dari endorser. Endorser yang menarik akan menimbulkan
asosiasi positif dan merefleksikan merek yang diiklankan dengan lebih baik
daripada endorser yang mempunyai daya tarik rata-rata.
d. Respect (kualitas dihargai) dari endorser yang dicapai secara personal.
Endorser yang dihargai secara umum disukai sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan ekuitas merek (brand equity).
e. Similarity (kesamaan) antara endorser dan konsumen dalam beberapa hal dapat
digunakan untuk meningkatkan perhatian dari konsumen.
2. Tagline (slogan iklan)
Slogan atau themeline atau tagline merupakan suatu pernyataan yang
mudah diterima di benak konsumen. Fungsi utama tagline yaitu menjaga
serangkaian iklan dalam penayangan dan menyederhanakan sebuah strategi pesan
iklan pada pernyataan positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang, menarik
perhatian, dan mudah diingat (Sutisna, 2001). Tagline adalah kalimat singkat
sebagai penutup teks inti yang menyimpulkan secara singkat tujuan komunikasi
suatu iklan. Tagline memuat pernyataan pendek berisi pesan yang padat dan
mudah diingat. Penggunaan tagline bermanfaat untuk memperkuat kemampuan
16
iklan dalam mencapai sasaran dengan mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan produk yang diiklankan.
Ada enam dimensi sebagai alat untuk mengukur tagline sebuah merek.
Enam dimensi tersebut menurut Eric Swartz dalam Fazry (2011) adalah sebagai
berikut: Original (asli) yakni sebuah tagline harus asli dan ungkapan yang
disampaikan unik, khusus, atau merupakan kata-kata yang biasa dalam kehidupan
sehari-hari. Believable (dapat dipercaya) yaitu janji sebuah merek dalam tagline
sesuai dengan hasil yang akan konsumen rasakan atau dapatkan. Simple
(sederhana) adalah ekspresi atau makna dari sebuah tagline dapat dipahami oleh
konsumen. Provocative (dapat mempengaruhi atau merangsang) yakni konsumen
dapat terinspirasi dan tergerak ketika membaca atau mengetahui sebuah tagline.
Persuasive (meyakinkan) yaitu menjual sebuah ide, sehingga dapat membuat
konsumen bergerak dan membuat mereka berpikir tentang sebuah merek.
Memorable (mudah diingat) yakni membuat kesan atau pengaruh lama.
3. Proses pembelian
a. Proses keputusan pembeli
Proses keputusan pembeli melalui lima tahap untuk semua pembelian yang
dilakukan. Konsumen yang melakukan pembelian rutin sering menghilangkan
atau membalik urutan beberapa tahap tersebut. Kotler dan Armstrong (2008a)
menjelaskan kelima proses keputusan pembeli sebagai berikut.
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Evaluasi
Pascapembelian
Gambar 2. Proses keputusan pembeli (Kotler dan Armstrong, 2008 a)
17
1) Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
Proses ini dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan dipicu oleh rangsangan internal ataupun eksternal. Rangsangan
internal dipengaruhi oleh konsumen itu sendiri ketika kebutuhan normal
seseorang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan.
Rangsangan eksternal dipengaruhi oleh keluarga, budaya, dan sosial.
2) Pencarian Informasi (Information Search)
Konsumen yang mempunyai dorongan kuat dan produk memuaskan ada di
dekat konsumen maka konsumen cenderung untuk membelinya. Konsumen
menyimpan kebutuhan itu dalam ingatan dan melakukan pencarian informasi
terkait kebutuhan tersebut bila produk memuaskan tidak berada di sekitar
konsumen. Sumber informasi bisa berasal dari sumber pribadi (keluarga,
teman), sumber komersial (iklan, wiraniaga), sumber publik (media massa),
dan sumber pengalaman (pemakaian produk). Konsumen dengan informasi
yang banyak mempunyai kesadaran dan pengetahuan terhadap merek lebih
tinggi.
3) Evaluasi Alternatif (Alternative Evaluation)
Konsumen menggunakan informasi yang telah didapatkan untuk mengevaluasi
merek alternatif dalam sekelompok pilhan. Cara konsumen mengevaluasi
bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu.
4) Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
Konsumen menentukan peringkat merek pada tahap evaluasi dan membentuk
niat pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang
18
paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian. Faktor pertama yaitu sikap orang lain yang mempunyai
arti penting bagi konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan
faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
5) Perilaku Pasca Pembelian (Postpurchase Behaviour)
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu
pembelian terletak pada hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja
anggapan produk. Kinerja produk lebih rendah daripada ekspektasi
menimbulkan
kekecewaan
konsumen,
produk
memenuhi
ekspektasi
menimbulkan kepuasan konsumen, dan produk melebihi ekspektasi membuat
konsumen sangat puas. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan
mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Konsumen yang puas akan
menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk
tersebut. Konsumen yang tidak puas mungkin akan membuang atau
mengembalikan produk tersebut.
b. Peranan konsumen dalam pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2006), terdapat peran yang dimainkan dalam
keputusan pembelian, yaitu:
1) Orang yang mengambil inisiatif (initiator) yaitu orang yang pertama kali
menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan
mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
19
2) Orang yang mempengaruhi (influencer) adalah orang yang memberi
pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat mempengaruhi keputusan
pembelian.
3) Orang yang mengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan
keputusan pembelian, cara membeli, atau tempat membeli.
4) Orang yang membeli (buyer) adalah orang yang memiliki wewenang untuk
memilih pemasok dan penyusun syarat pembelian.
5) Orang yang memakai (user) yaitu orang yang mengonsumsi atau menggunakan
barang atau jasa yang telah dibeli.
6) Pemberi persetujuan (approvers) adalah orang yang mempunyai otoritas
tindakan yang direncanakan oleh pengambil keputusan atau pembeli.
7) Penjaga gerbang (gate keepers) yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan
untuk menghalangi penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau
anggota pusat pembelian.
Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut karena
mempengaruhi rancangan produk, pesan, dan alokasi biaya anggaran promosi
sehingga dapat membantu perusahaan menyelaraskan program pemasaran yang
tepat untuk produknya (Kotler dan Keller, 2006).
d. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2006), keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
1) Faktor budaya, yang terdiri dari budaya, subbudaya, dan kelas sosial.
20
2) Faktor sosial, yang di dalamnya terdapat kelompok acuan, keluarga, dan peran
status.
3) Faktor kepribadian, yang mencakup usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
lingkungan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
4) Faktor psikologis, berupa motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan
sikap.
4. Kosmetik
Kosmetik menurut BPOM RI (2013) adalah sediaan atau paduan bahan
yang digunakan pada bagian luar tubuh (kulit, kuku, rambut, bibir, dan organ
kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik. Tranggono dan Latifah (2007) melakukan
pengelompokan terhadap kosmetik berdasarkan kegunaannya bagi kulit.
a. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics)
Kosmetik jenis ini diperlukan untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.
1) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser) antara lain sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
2) Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizing
cream, night cream
3) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream, sunscreen foundation,
sunblock cream, dan lotion.
4) Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling), misalnya scrub
cream berisi butiran–butiran halus berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).
21
b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup kekurangan pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence) misalnya bedak,
lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain. Kosmetik dekoratif memiliki
syarat khusus yaitu warna yang menarik, bau yang harum, tidak lengket, tidak
menyebabkan kulit terlihat berkilau, dan tidak boleh merusak kulit, rambut,
bibir, kuku, dan bagian lainnya pada tubuh (Tranggono dan Latifah, 2007).
5. Wardah Cosmetics
PT. Pusaka Tradisi Ibu atau yang selanjutnya bernama PT. Paragon
Technology and Innovation (PTI) adalah salah satu industri di Indonesia yang
fokus memproduksi kosmetik. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri
Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. pada tanggal 28
Februari 1985. PTI memproduksi kosmetik halal atas usulan santri-santri dari
pesantren Hidayatullah sehingga diluncurkan produk Wardah Cosmetics dengan
positioning sebagai kosmetik suci dan aman (Stefani, 2013).
Wardah Cosmetics mempunyai komitmen untuk menciptakan kosmetik
yang berkualitas dengan memperhatikan karakter wanita. Wardah Cosmetics
mempunyai tiga prinsip, yaitu sebagai berikut.
a. Pure and Safe. Produk yang dibuat berasal dari bahan alami, halal, dan aman
sehingga konsumen merasa dihargai dan nyaman. Pengelolaan limbah yang
ramah lingkungan agar tidak merusak alam.
22
b. Beauty Expert. Produk yang dibuat bertujuan untuk memancarkan kecantikan
dari wanita sesuai dengan kepribadiannya.
c. Inspiring Beauty. Kecantikan wanita bisa menginspirasi tanpa melupakan
budayanya sendiri (Anonim, 2013d).
Wardah
Cosmetics
memproduksi
berbagai
jenis
kosmetik
yang
dikelompokkan berdasarkan kegunaannya. Produk Wardah Cosmetics yang telah
beredar di masyarakat yaitu sebagai berikut.
a. Wardah Basic Series, terdiri dari Cleanser Normal to Oily, Cleanser Normal to
Dry, Facial Wash, Facial Scrub, Peeling, Toner Normal to Oily, Toner Normal
to Dry, Mosturizer Cream, Mosturizer Gel, Intensive Night Cream, Facial
Mask, Facial Serum Normal to Dry, Facial Serum Normal to Oily.
b. Wardah Lightening Series, terdiri dari Milk Cleanser, Gentle Wash, Face
Toner, Facial Scrub, Creamy Foam, BB Cream, Body Lotion, Day Cream, Two
Way Cake, Night Cream, Facial Mask, Facial Serum.
c. Wardah Acne Series, terdiri dari Cleansing Gel, Pore Tightening Toner,
Treatment, Perfecting Moisturizer Gel, Cleansing Gel, Gentle Scrub, Acne
Face Powder.
d. Wardah Beauty Concept, terdiri atas :
1) Face terdiri dari Blush On, Foundation, Face Powder, Two Way Cake,
Compact Powder, Double Function Kit.
2) Eyes terdiri dari Eye Shadow, Eye Liner, Eye Brow, Mascara, Glitter Powder.
3) Lips terdiri dari Lip Palette, Matte Lipstick, Exclusive Lipstick, Hydrogloss,
Lipgloss, Long Lasting Lipstick, Wondershine, Lip Balm
23
e. Wardah Spa Series, terdiri dari Body Butter, Body Scrub, Body Massage Oil,
Pure Oil
f. Wardah Scentsation
C. Landasan Teori
Periklanan atau advertising adalah suatu bentuk komunikasi yang
dilakukan secara tidak langsung, yang berbayar, digunakan oleh sponsor tertentu
untuk menyampaikan
kepada sasaran mengenai sebuah produk (Griffin dan
Ebert, 2006). Kasali (1992) menjelaskan bahwa iklan yang baik mempunyai
empat komponen penting, yaitu attention, interest, desire, dan action.
Atribut iklan televisi merupakan bagian penting dalam iklan televisi
karena atribut tersebut dapat menarik perhatian sasaran. Isi pesan dari iklan
merupakan hal yang disampaikan kepada khalayak sasaran dan bertujuan
mempengaruhi konsumen untuk membeli (Kasali, 1992). Kotler dan Armstrong
(2001) menjelaskan bahwa daya tarik iklan (advertising appeals) harus
mempunyai tiga sifat, yaitu meaningful, believable, dan distinctive. Aiwan (2013)
yang melakukan studi pada wanita di Surabaya menjelaskan bahwa pesan iklan
yang efektif harus menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut,
menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata.
Mowen dan Minor (2002) menjelaskan bahwa karakteristik sumber
informasi dan karakteristik pesan yang dikomunikasikan adalah kunci yang
mempengaruhi efektivitas proses komunikasi. Ada lima atribut yang dapat
memfasilitasi efektivitas komunikasi dari celebrity endorser sebagai sumber
pesan, yaitu trustworthiness, expertise, attractiveness, respect, dan similarity.
24
Sebayang dan Siahaan (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
pengaruh celebrity endorser dari aspek attractiveness dan kredibilitas terhadap
keputusan pembelian sepeda motor merek Mio di Medan.
Tagline atau slogan iklan merupakan suatu pernyataan yang digunakan
untuk menandai suatu produk berupa pernyataan yang singkat, menarik perhatian,
dan mudah diingat (Sutisna, 2001). Eric Swartz dalam Fazry (2011) menggunakan
enam dimensi sebagai alat untuk mengukur tagline sebuah merek, yaitu original,
believable, simple, provocative, persuasive, dan memorable. Ratnawati dan
Herlina (2009) dalam penelitiannya tentang perubahan merek National menjadi
Panasonic di Bandar Lampung menerangkan bahwa perubahan slogan
mempengaruhi keputusan pembelian.
Kotler dan Armstrong (2008a) menjelaskan proses keputusan pembeli yang
terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan yang dipicu oleh
rangsangan internal ataupun eksternal, pencarian informasi dari berbagai sumber,
evaluasi alternatif dari sekelompok merek pilihan berupa peringkat merek,
keputusan pembelian dengan membeli merek yang paling disukai, dan perilaku
pasca pembelian berupa kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.
D. Hipotesis
H1. Isi pesan iklan pada iklan televisi berpengaruh positif terhadap pembelian
produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada.
H2. Celebrity endorser pada iklan televisi berpengaruh positif terhadap pembelian
produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada.
25
H3. Tagline pada iklan televisi berpengaruh positif terhadap pembelian produk
Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada.
H4. Ketiga atribut pada iklan televisi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas
Gadjah Mada.
H5. Atribut iklan televisi dapat diurutkan dari yang paling dominan berpengaruh
terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas
Gadjah Mada.
Download