Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 RANCANG BANGUN SISTEM EXHAUST FAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) Lia Kamelia1, Yogi Sukmawiguna2 , Neni Utami Adiningsih3 1,2 Teknik Elektro,Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SGD Bandung, [email protected], [email protected], 3 Abstrak Kipas pembuangan udara(Exhaust fan) merupakan kipas yang berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruangan untuk dibuang ke luar. Alat ini membantu mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan baik di rumah, smooking room, maupun rumah makan. Otomatisasi exhaust fan diperlukan untuk mengurangi pemborosan daya listrik yang sering terjadi pada saat ruangan sudah bersih dan bebas asap tetapi exhaust fan masih dalam keadaan berputar. Beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi asap antara lain dengan sensor asap AF 30. Dalam penelitian ini digunakan metode pengaruh intensitas ketebalan asap yang menghalangi pencahayaan LED ke LDR. Dengan metode ini, biaya yang dibutuhkan akan lebih murah dibandingkan dengan sensor asap AF 30. Dari hasil pengujian didapat hasil bahwa sistem yang dibangun bisa mendeteksi asap sedang dan asap tebal, sedangkan asap tipis masih belum bisa terdeteksi. Dengan tegangan referensi komparator sebesar 5,4 volt, ketika asap tipis melalui sensor LDR tegangan keluaran sensor tetap tidak berubah yaitu sebesar 5,8 volt. Ketika asap sedang melalui sensor LDR tegangan keluaran turun menjadi 4,6 volt dan asap tebal 4,4 volt. Penurunan tegangan ini menyebabkan rangkaian komparator bekerja dan menghidupkan exhaust fan. Kata kunci : Asap, Exhaust fan otomatis, LDR, Komparator. biasanya exhaust fan dipasang di atap Pendahuluan tempat produksi dan berputar terus Kipas pembuangan menerus. (Ellyas, 2010) Exhaust fan udara(Exhaust fan) merupakan kipas juga sering digunakan di ruangan yang khusus berfungsi untuk menghisap perokok (smoking udara di dalam ruangan untuk dibuang room/smoking area) yang udaranya ke luar. Alat ini membantu mengatur tercemari asap rokok.(Hudi, 2012) Di sirkulasi udara di dalam ruangan baik rumah dan rumah makan,exhaust fan di rumah maupun industri.Di industri, banyak digunakan didapur, karena 154 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 biasanya ditempat ISSN 1979-8911 tersebutterdapat menghalangi pencahayaan disekitar banyak sekali asap dan udara kotor LDR, sensor ini dapat digunakan dari proses memasak. Dilihat dari segi untuk mendeteksi asap. Pemilihan kesehatan, LDR sebagai sensor asap karena exhaust fansangat membantu untuk menjaga sirkulasi memiliki udara, namun dilihat dari segi efisiensi diantaranya harganya yang murah, energi,seringkali terjadi pemborosan memiliki daya. Hal ini terjadi pada saat kondisi sensitivitas terhadap cahaya yang ruangan sudah bersih dan bebas dari tinggi asap tetapi exhaust fan masih dalam sederhana.(Supatmi, 2010) keadaan berputar. Untuk itu diperlukan suatu alat otomatisasi agar exhaust fan bisa digunakan secara optimal. beberapa kestabilan , kelebihan yang dan tinggi, relatif Berdasar latar belakang di atas, maka pada tugas akhir ini akan dirancang sistem yang dapat mematikan dan menghidupkan exhaust fan secara Solusi tersebut bisa dilakukan otomatis dengan judul “Rancang dengan memanfaatkan sensor asap, Bangun Sistem Exhaust FanOtomatis sehingga saat asap mulai timbul di Menggunakan ruang dapur maka exhaust fan akan Dependent Resistor (LDR)”. Sensor Light secara otomatis hidup dan membuang asap keluar ruangan dan mematikan Landasan Teori exhaust fan kembali saat udara sudah bersih. Namun sensor asap yang telah ada memiliki kekurangan yaitu A. Sensor Secara umum sensor harganya yang mahal, oleh karena itu didefenisikan pada tugas akhir ini akan dirancang mampu menangkap fenomena fisika sensor asap dengan memanfaatkan atau kimia kemudian mengubahnya Light Dependent Resistor (LDR). menjadi sinyal electrik baik arus sebagai alat yang diaplikasikan listrik ataupun tegangan. Fenomena sebagai sensor untuk lampu otomatis fisik yang mampu menstimulus sensor (Nurzaman, 2008), namun dengan untuk menghasilkan sinyal electrik sedikit meliputi temperatur, tekanan, gaya, LDR sering modifikasi memanfaatkan dan asap dengan yang 155 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 medan magnet cahaya, pergerakan 1. Transistor Bipolar dan sebagainya. 2. Transistor Unipolar 3. Transistor Unijunction B. Komparator Komparator merupakan rangkaian elektronik yang membandingkan referensi akan suatu input dengan tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vreference) dan tegangan masukan (Vinput) serta satu tegangan ouput (Voutput). D. Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor resistif dan umumnya bersifat terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang Dalam operasinya opamp akan mengalir melaluinya. Satuan resistansi mempunyai sebuah keluaran konstan dari suatu resistor disebut Ohm atau yang bernilai"low" saat Vin lebih besar dilambangkan dengan simbol dari Vrefferensi dan "high" saat Vin lebih (Omega). kecil dari Vrefferensi atau sebaliknya. resistansi sebaiknya disertakan batas Nilai low dan high tersebut akan kemampuan ditentukan dari macam resistor di buat dari bahan Keadaan yang berbeda dengan sifat-sifat yang output ini disebut sebagai karakteristik berbeda. Spesifikasi lain yang perlu output komparator. diperhatikan dalam memilih resitor C. Transistor pada suatu rancangan selain besar komparator oleh itu Transistor desain sendiri. adalah komponen resistansi Untuk menyatakan dayanya. adalah Ω besar Berbagai watt-nya. biasanya Karena resistor bekerja dengan dialiri memiliki 3 terminal. Secara harfiah, arus listrik, maka akan terjadi disipasi kata ‘Transistor’ berarti ‘ Transfer daya berupa panas sebesar W=I2R resistor’, yaitu suatu komponen yang watt. Semakin besar ukuran fisik nilai resistansi antara terminalnya suatu resistor dapat diatur. Secara umum transistor semakin besar kemampuan disipasi terbagi dalam 3 jenis : daya resistor tersebut. Umumnya di elektronika multitermal, bisa menunjukkan 156 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika 10 dan 20 watt. Resistor yang cahaya yang mengenainya memiliki memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 frekuensi yang cukup tinggi, foton watt yang diserap oleh semikonduktor akan umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna menyebabkan putih, namun ada juga yang berbentuk energi yang cukup untuk meloncat ke silinder. untuk pita konduksi. Elektron bebas yang nilai dihasi lkan (dan pasangan lubangnya) langsung akan mengalirkan listrik, sehingga resistor Tetapi biasanya ukuran jumbo resistansi dicetak dibadannya, misalnya ini 100Ω5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi. E. Light Dependent Resistor (LDR) LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya pengaruh cahaya cahaya. atau komponen Resistor fotoresistor elektronik karena peka adalah yang resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya. Fotoresistor merujuk pula pada dapat light-dependent resistor (LDR), atau fotokonduktor. Fotoresistor semikonduktor dibuat dari beresistansi tinggi elektron memiliki menurunkan resistansinya. F. Dioda Dioda adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1 buah junction, sering disebut sebagai komponen 2 lapis (lapis N dan P) dan secara fisik. G. Light Emitting Dioda(LED) LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda memancarkan yang cahaya dapat pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). Dibuat dari berbagai macam semikonduktor, seperti gallium arsenide fosfida (GaAsP), Galium fosfida (GaP), dan galium aluminium arsenide (GaAlAs). H. Kapasitor Kapasitor elektronika kemampuan ialah yang menyimpan komponen mempunyai electron- 157 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 elektron selama waktu yang tidak Mulai tertentu. Kapasitor berbeda dengan Studi Literatur akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama perubahan kimia tidak terjadi pada bahan Analisi s Kebutuhan kapasitor, besarnya kapasitansi dari Perancangan Sistem sebuah kapasitor dinyatakan dalam Pembuatan S istem farad. Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang Pengujian S istem dapat menyimpan dan melepaskan TIDAK muatan listrik. Berhasil? YA Analisi s Data I. Relay Relay merupakan sakelar Selesai (switch) yang dioperasikan secara listrik. Definisi ini tidak membatasi cakupan antara (semiconductor) solid relay Gambar 1.Tahapan Penelitian state dan A. Studi literatur Pada elektromagnetik relay atau gabungan tahap studi literatur dilakukan proses pemilihan suatu keduanya. masalah yang akan digunakan sebagai tugas Metode Penelitian akhir yaitu mengenai otomatisasi kipas ini pembuangan/exhaust fan. Selanjutnya menggunakan metode action research diteruskan dengan pencarian referensi denganmengacu pada tahapan sebagai sebagai berikut: implemmentasi x pembuatan terhadap pengerjaan sekaligus sebagai Metode dalam penelitian landasan dan penunjang pemecahan masalah yang dihadapi. Studi literatur diambil dari penelitian – penelitian sebelumnya maupun dari jurnal – jurnal ilmiah. Literatur – literatur yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diantaranya 158 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 skripsi mengenai Rancang Bangun Pengatur Kecepatan Kipas 1 buah Transistor 4. Rangkaian Relay Pembuangan Menggunakan Sensor 1 buah Dioda Asap AF30 Berbasis Mikrokontroler 1 buah Relay DC Atmega 8535 oleh Abdullah Ellyas. Dalam penelitian ini menggunakan 5. Prototipe Exhaust Fan sensor asap AF30 dan berfokus pada kecepatan kipas. Literatur lainnya mengenai detektor asap Miniatur Exhaust Fan dengan Kipas DC 6. Catu Daya yaitu Pembuatan alat pendeteksi kebakaran dengan detektor asap oleh Catur C. Perancangan dan Implementasi Pada bagian perancangan akan dilakukan beberapa tahap, yaitu : EdiWidodo dkk. 1. Perancangan rangkaian sensor B. Analisis Kebutuhan 2. Perancangan Untuk menunjang penelitian, maka pada tahap ini disusun analisis kebutuhan alat – alat yang diperlukan. rangkaian komparator 3. Perancangan rangkaian saklar transistor Adapun alat – alat yang diperlukan 4. Perancangan rangkaian relay adalah : 5. Perancangan rangkaian catu 1. Rangkaian Sensor Cahaya 2 buah Resistor 1 buah LED (Light Emitting Dioda) 1 buah LDR daya Pada tahap implementasi pembuatan dilakukan / dengan tahapan sebagai berikut : (Light Dependent Resistor) 2. Rangkaian Komparator 1 buah Potensiometer 1 buah IC Op-Amp 741 3. Rangkaian Saklar Transistor 2 buah Resistor 1 buah Elco (Electrolit 1. Pembuatan rangkaian sensor 2. Pembuatan rangkaian komparator 3. Pembuatan rangkaian saklar transistor 4. Pembuatan rangkaian relay 5. Pembuatan rangkaian catu daya Capasitor) 159 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 D. Pengujian sistem dan Analisis Pengujian sistem dilakukan analisis hasil dari – parameter parameter pengujian. untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan tiap – tiap blok secara menyeluruh, Pewrancangan Dan Implementasi A. Perancangan Prinsip kerja dari sistem exhaust kemudian fan dilakukan pengukuran. Pada tahap ini akan dilakukan otomatis sangat sederhana. Kinerja dari sistem ditentukan oleh kegiatan sebagai berikut: piranti elektronika yang terdiri dari sensor dan relay. Sensor pada sistem Uji Rangkaian Pada tahap ini akan dilakukan ini terdiri dari sensor LDR dan pengukuran tegangan pada setiap blok komparator (pembanding tegangan). rangkaian. belum Sensor diletakkan pada posisi tertentu agar bisa untuk mendeteksi asap. Pengujian ini menggunakan asap, hanya menggunakan benda untuk menghalangi pencahayaan sensor. 1. Rangkaian Sensor Skema sistem Sensor Catu Daya Exhaust Kompara Saklar Transist Relay 4. Rangkaian Relay akan dibangun adalah sebagai berikut: 2. Rangkaian Komparator 3. Rangkaian Saklar Transistor yang Uji Respon Gambar 2. Skema Sistem Pada tahap ini akan dilakukan Dari uji respon sensor terhadap asap tipis, gambar diatas dapat sedang dan tebal, kemudian dilakukan dijelaskan prinsip kerja dari sistem pengukuran tegangan pada tiap blok exhaust fan otomatis, sensor bekerja rangkaian. dengan membedakan gelap dan terang 1. Rangkaian Sensor yang diterima LDR menjadi tegangan 2. Rangkaian komparator keluaran. Kondisi gelap dan terang ini 3. Rangkaian Saklar Transistor diperoleh dari tingkat kepekatan asap 4. Rangkaian Relay yang menghalangi pencahayaan LED Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem kemudian dilakukan yang menuju LDR. Tegangan keluaran dari sensor diteruskan ke 160 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 rangkaian berfungsi kompararator sebagai ISSN 1979-8911 yang pembanding Komparator tegangan, kemudian komparator akan membandingkan input tegangan yang diterima dengan tegangan acuan atau referensi yang telah diseting dengan memutar potensiometer. Ketika tegangan keluaran dari LDR lebih kecil dari tegangan referensi maka rangkaian akan bekerja Perancangan Rangkaian Rangkaian berfungsi antara komparator untuk dua membandingkan masukan. Masukan pertama berasal dari Potensiometer yang dihubungkan dengan pin nomor 3 dari IC 741, dan masukan kedua dari rangkaian sensor. untuk menggerakkan kipas. Perancangan Rangkaian Sensor Sistem exhaust fan yang dibuat memiliki 1 buah sensor LDR yang dihubungkan dengan LED sebagai Gambar 4. Rangkaian sumber cahaya. Ketika pencahayaan Komparator dari LED yang menuju LDR tidak terhalangi maka rangkaian Tegangan tidak keluaran pada bekerja, dan ketika pencahayaan dari Potensiometer diatur sebesar 5,4 volt, LED yang menuju LDR terhalangi tegangan ini digunakan sebagai acuan oleh asap maka nilai resistansi dari dari IC komparator. Dalam keadaan LDR akan naik sehingga tegangan normal tegangan input dari sensor keluaran dari LDR akan lebih kecil akan lebih besar dari 5,4 volt, ketika dari tegangan referensi komparator, tegangan input sensor lebih kecil dari sehingga sistem akan bekerja. tegangan acuan yaitu kurang dari 15,4 volt maka rangkaian akan bekerja. Perancangan Rangkaian Saklar Transistor Rangkaian berfungsi Gambar 3. Rangkaian Sensor rangkaian untuk relay. saklar transistor mengendalikan Saklar transistor 161 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 digunakan untuk menyambungkan rangkaian relay ISSN 1979-8911 memutus hubungan dengan atau antara menghubungkan antara rangkaian kontrol dengan rangkaian beban. ground. Dengan demikian ketika transistor ON maka rangkaian relay akan bekerja sedangkan ketika transistor dalam keadaan OFF maka rangkaian relay Gambar 6. Rangkaian Relay akan mati. Dalam kondisi normal rangkaian relay akan berada pada kondisi OFF ketika rangkaian saklar transistor OFF, sedangkan ketika rangkaian transistor ON maka rangkaian saklar Gambar 5. Rangkaian Saklar Transistor akan ON dan exhaust fan akan bekerja. Transistor akan berada pada Perancangan rangkaian catu daya kondisi ON ketika tegangan pada masukan lebih dari 1 volt. Sedangkan Rangkaian catu daya berfungsi ketika tegangan pada masukan kurang sebagai sumber tegangan DC untuk dari 1 volt maka transistor akan OFF. rangkaian. Rangkaian catu daya tersusun dari 1 buah transformator Perancangan Rangkaian Relay Relay elektronik merupakan yang berfungsi saklar untuk step down, dioda, IC regulator 7812 dan kapasitor elektrolit (Elco). Gambar 7 adalah rangkaian catu daya. Gambar 7 Rangkaian Catu Daya 162 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 daya, rangkaian sensor, rangkaian B. Pembuatan Sistem Pada proses pembuatan rangkaian sistem, dilakukan dalam komparator, saklar transistor, rangkaian relay dan kipas. beberapa tahapan, yaitu pembuatan rangkaian sensor, pembuatan rangkaian komparator, pembuatan rangkaian saklar transistor, pembuatan rangkaian relay, dan pembuatan rangkaian catu daya. Bentuk Fisik dan Komponen Sistem Gambar berikut memperlihatkan bentuk fisik keseluruhan dan sistem. komponen Menggunakan bahan PCB titik untuk penempatan komponen, terdiri dari rangkaian catu Gambar 8. Bentuk Fisik dan Komponen Sistem dengan catu daya sebagai sumber tegangan dan kemudian dilakukan Pengujian Dan Analisis pengukuran pada masing masing blok rangkaian. Tahap pengujian ini dibagi A. Pengujian Pengujian sistem dilakukan menjadi dua tahap, yang pertama untuk mengetahui apakah sistem yang adalah dibuat telah bekerja dengan baik. menggunakan asap, dan yang kedua Pengujian dengan adalah uji respon rangkaian dengan menghubungkan keseluruhan sistem menggunakan asap. Blok rangkaian dilakukan uji rangkaian tanpa 163 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 yang akan diuji yaitu rangkaian LED sensor, Setengah rangkaian rangkaian saklar komparator, transistor dan rangkaian relay. gelap (terkena cahaya), (cahaya LED dihalangi setengah dengan benda) dan saat gelap (tidak terkena cahaya dengan dihalangi benda). Uji Rangkaian Pada tahap ini akan dilakukan pengukuran tegangan pada setiap blok rangkaian. Terang Pengujian ini Tabel 1. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor belum menggunakan asap, hanya menggunakan benda untuk menghalangi pencahayaan sensor. Sensor LDR Komparator Kondisi LED Terang Setengah Gelap Gelap Tegangan Terukur (Volt) 5,8 3,4 2 2. Rangkaian Komparator Rangkaian komparator diuji untuk mengetahui apakah rangkaian yang telah dibuat sudah bekerja Saklar Transistor dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan cara mengukur Relay tegangan keluaran komparator dengan masukan dari sensor. Ketika tegangan Exhaust Fan masukan lebih besar dari tegangan acuan yaitu 5,8 volt maka komparator Gambar 9. Skema Uji akan off, sedangkan ketika tegangan masukan sama atau lebih kecil dari 1. Rangkaian Sensor Rangkaian sensor diuji untuk tengan acuan maka komparator akan on. mengetahui apakah rangkaian sensor yang telah dibuat sudah bekerja Tabel 2. Hasil Pengujian Rangkaian dengan baik atau tidak. Pengujian Komparator dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran sensor saat kondisi Kondisi LED Tegangan Terukur (Volt) 164 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 Terang Setengah Gelap Gelap ISSN 1979-8911 Uji Respon 2,2 12 12 Pada tahap ini akan dilakukan uji respon sistem terhadap asap. 3. Rangkaian Saklar Transistor Pengujian dilakukan dengan cara Rangkaian amplifier diuji untuk memberikan asap tipis yaitu asap yang mengetahui apakah rangkaian yang dihasilkan dari 1 buah obat nyamuk dibuat sudah bekerja dengan baik atau bakar, asap sedang yaitu asap yang tidak. Pengujian dilakukan dengan dihasilkan dari 2 buah obat nyamuk cara melakukan pengukuran pada bakar, dan asap tebal yaitu asap yang keluaran saklar transistor. dihasilkan dari 3 buah obat nyamuk bakar, kemudian dilakukan Tabel 3. Hasil Pengujian Rangkaian pengukuran tegangan pada tiap blok Saklar Transistor rangkaian. Tegangan Terukur (Volt) 12 0 0 Kondisi LED Terang Setengah Gelap Gelap 1. Rangkaian Sensor Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran sensor saat sensor diberikan gangguan 4. Rangkaian Relay berupa Rangkaian Relay diuji untuk asap yang menghalangi pencahayaan sensor LDR. mengetahui apakah rangkaian yang dibuat sudah bekerja dengan baik atau Tabel 5. Hasil Pengujian Rangkaian tidak. Pengujian dilakukan dengan Sensor cara melakukan pengukuran pada keluaran relay dan kondisi Exhaust Fan. Tabel 4. Hasil Pengujian Rangkaian Relay Kondisi LED Terang Setengah Gelap Gelap Asap Tipis Sedang Tebal Tegangan Terukur (Volt) 5,8 4,6 4,4 2. Rangkaian komparator Tegangan Terukur (Volt) 0 12 12 Kondisi Exhaust Fan OFF ON ON Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran komparator dengan masukan dari 165 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 sensor. Ketika tegangan masukan Tabel 8. Hasil Pengujian Rangkaian lebih besar dari tegangan acuan maka Relay komparator akan off, sedangkan ketika tegangan masukan sama atau lebih kecil dari tengan acuan maka komparator akan on. Tegangan Terukur (Volt) 0 12 12 Asap Tipis Sedang Tebal Kondisi Exhaust Fan OFF ON ON Tabel 6. Hasil Pengujian Rangkaian B. Analisis Komparator Asap Tegangan Terukur (Volt) 2,2 12 12 Tipis Sedang Tebal Dari hasil pengujian rangkaian sensor dapat dilihat bahwa saat kondisi LED terang, tegangan yang terukur adalah rangkaian dalam tegangan kondisi saat normal. Semakin gelap pencahayaan yang 3. Rangkaian Saklar Transistor menuju sensor LDR akan dengan mempengaruhi tegangan yang keluar cara melakukan pengukuran pada dari sensor tersebut. Dan begitu juga keluaran saklar transistor. semakin pekat asap yang menghalangi Pengujian dilakukan cahaya dari LED yang menuju sensor Tabel 7. Hasil Pengujian Rangkaian LDR Saklar Transistor tegangan yang keluar dari rangkaian Asap Tegangan Terukur (Volt) 12 0 0 Tipis Sedang Tebal maka akan semakin kecil sensor tersebut. Pada pengujian ini, Sensor LDR tidak peka terhadap asap tipis, hal ini bisa dilihat dari tegangan yang keluar dari rangkaian sensor hanya 5,8 volt. 4. Rangkaian Relay Pengujian dilakukan Tegangan dengan tersebut sama dengan tegangan rangkaian sensor dalam cara melakukan pengukuran pada kondisi keluaran relay dan kondisi Exhaust pengujian dengan asap sedang dan Fan. asap normal. tebal Sedangkan sensor LDR saat bisa mendeteksi adanya asap. Hal ini bisa 166 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 dilihat pada tabel hasil pengujian yaitu 0 volt, yang artinya Fan dalam dimana saat asap sedang diperoleh kondisi OFF, saat rangkaian sensor tegangan 4,6 volt dan saat asap tebal mendeteksi adanya asap sedang dan 4,4 volt. tebal maka rangkaian sensor akan Dari hasil pengujian komparator dapat dilihat bahwa saat kondisi normal tegangan atau saat pada LED output terang, bekerja yang mengakibatkan kontak relay berpindah dari posisi OFF ke posisi ON. rangkaian komparator hanya 2,2 volt, hal ini Penutup menunjukkan bahwa saat tegangan A. Kesimpulan dari sensor lebih besar dari tegangan Berdasarkan penelitian yang telah referensi dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu 5,4 volt maka komparator tidak bekerja, dan saat bahwa : tegangan dari sensor sama atau lebih kecil dari tegangan referensi maka 1. komparator akan bekerja. Dari hasil pengujian rangkaian sebesar 12 volt. LDR sebagai sensor telah berhasil asap LDR dan LED. 2. terang output saklar transistor terukur tegangan menggunakan dibangun dengan memodifikasi saklar transistor dapat dilihat bahwa dalam kondisi normal atau saat LED Sistem Exhaust Fan Otomatis Sistem otomatisasi exhaust fan sederhana yang dibangun mampu Ini mendeteksi asap dengan tingkat menandakan bahwa tegangan pada ketebalan tertentu. rangkaian relay tidak dapat mengalir ke ground karena transistor dalam kondisi OFF. Sedangkan saat 3. Berdasarkan ketebalan hasil asap pengujian mempengaruhi tegangan sensor kurang dari atau sama kinerja sistem, seperti pada tabel dengan berikut : tegangan referensi maka saklar transistor akan ON. Dalam kondisi normal tegangan pada output relay merupakan tegangan pada beban atau tegangan pada Fan 167 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911 Tegangan Terukur (Volt) Asap Tegangan Referensi Tipis Sedang 5,4 Tebal Transistor Relay FAN Sensor Komparator 5,8 2,2 12 0 OFF 4,6 12 0 12 ON 4,4 12 0 12 ON B. Saran DAFTAR PUSTAKA Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat kekurangan, [1] Budiharto, Widodo, Membuat untuk itu ada beberapa rekomendasi Robot untuk kedepannya. Gramedia, Jakarta. [2] 1. 2. Ellyas, Cerdas, 2007, Abdullah, PT. Rancang Tingkat kepekaan sensor masih Bangun Pengatur Kecepatan belum sempurna untuk dapat Kipas mendeteksi asap tipis, untuk itu Menggunakan perlu AF30 Berbasis Mikrokontroler memodifikasi sistem Pembuangan elektronik dan nilai komponen Atmega yang sesuai. Universitas Catu daya yang digunakan harus Semarang. stabil agar hasil antara tegangan [3] Hudi, Sensor 8535, Asap 2010, Diponegoro, Muhamad, Sistem Rancang referensi dan tegangan sensor Bangun Pengendali sesuai dengan yang diharapkan. Kadar Asap Pada Smoking Area Berbasis Mikrokontroler 3. Perlu adanya timer agar exhaust ATMega8535, fan tetap bekerja selama beberapa Universitas selang waktu tertentu sampai asap benar – benar habis. 2012, Pembangunan Nasional Veteran, Surabaya. [4] Jayadin, Ahmad, Elektronika dasar, 2007, Universitas Gunadarma, Jakarta. 168 Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 [5] ISSN 1979-8911 Kurniawan, Pengertian Umum Lampu, Sensor, Komputer 2011, Universitas Sumatra Utara, Medan. [6] Nurzaman, Forji, Rancang [8] Wasito Otomatis 2006, HP Terhubung Menggunakan Mikrokontroler ATMega8535, Indonesia, S, Elektronika yang Universitas Bandung. Bangun Pensaklaran Lampu dengan [7] 2010, Vademekum Edisi Gramedia Kedua, Pustaka Utama, Jakarta. [9] Widodo, Catur Alat Edi dkk, 2008, Universitas Diponegoro, Pembuatan Semarang. Kebakaran Dengan Detektor Supatmi, Sri, Pengaruh Sensor Asap, LDR Terhadap Pengontrolan Diponegoro, 2003, Pendeteksi Universitas Semarang. 169