Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh

advertisement
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal. 28 - 35
ISSN : 2337-8204
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh
pada Lahan Pertanian Produktif di Desa Arang Limbung
Kalimantan Barat
Tri Handayani, Dwiria Wahyuni*
Prodi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura,
Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
*Email : [email protected]
Abstrak
Pengukuran Nilai Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ) sangat penting untuk lahan pertanian, karena KHJ
dapat mempengaruhi kesuburan tumbuhan. Nilai KHJ yang rendah pada lahan pertanian akan
mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan kering, dan lahan pertanian memiliki nilai KHJ yang tinggi
akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu akibat terganggunya penyerapan air. Jika lahan pertanian
memiliki nilai KHJ yang cukup maka tumbuhan akan lebih segar dan baik untuk dikonsumsi. Pengolahan
lahan pertanian juga dapat mempengaruhi sifat fisik tanah dan KHJ. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya nilai KHJ tanah pada dua lahan pertanian produktif dengan menggunakan metode
Variabel/Falling Head Permeability Test dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap KHJ.
Penelitian dilakukan di Desa Arang Limbung Kalimantan Barat pada bulan April 2015 hingga bulan
Oktober 2015. Penentuan sifat fisik tanah yaitu KHJ, bobot isi, berat jenis partikel, porositas tanah, dan
tekstur tanah pada dua lahan pertanian produktif yaitu lahan gambas dan lahan sawah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai KHJ lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang
mempengaruhi KHJ yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah.
Kata Kunci : Sifat Fisik Tanah, KHJ, Falling Head Permeability Test
1. Latar Belakang
Air dan tanah adalah komponen penting yang
sangat
dibutuhkan
untuk
pertumbuhan
tanaman sebagai media dalam penyediaan
nutrisi (kesuburan tanah). Komponen tersebut
sangat penting untuk pertumbuhan tanaman
dimana pergerakan air di dalam tanah yang
kondisinya jenuh akan mempengaruhi limpasan
dan infiltrasi pada suatu lahan pertanian,
sedangkan proses pergerakan tersebut sangat
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah. KHJ
tanah merupakan suatu parameter sifat fisik
tanah yang menunjukkan kemampuan tanah
dalam keadaan jenuh untuk melewatkan air. Jika
suatu lahan pertanian memiliki KHJ tanah yang
sangat rendah maka kesuburan lahan pertanian
yang akan terpengaruh sehingga mengakibatkan
tumbuhan menjadi layu dan tanah akan
kekurangan zat hara. Melihat kondisi tersebut
maka perlu adanya penelitian mengenai KHJ
tanah yang berperan dalam penentuan
ketersediaan air tanah pada suatu lahan
pertanian.
Penelitian mengenai KHJ/Permeabilitas
tanah telah dilakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya: pengukuran KHJ pada lima lahan
pertanian dengan kedalaman tanah yang
berbeda yaitu 0-15 cm, 15-30 cm, dan 30-45 cm,
dimana diketahui lahan sawah irigasi pada
kedalaman 30-45 cm yang memiliki nilai KHJ
tertinggi yaitu 0,047 ms-1 (1). Nilai permeabilitas
dapat ditingkatkan dengan menambahkan
polimer emulsi vinyl acecate co acrylic pada
tanah (2). Pengukuran nilai laju permeabilitas
tanah menggunakan metode uji laboratorium
dan uji lapangan telah dilakukan pada tanah
Andepst, tanah Inceptisol dan tanah Ultisol
dengan nilai laju permeabilitas tertinggi pada
tanah Inceptisol yaitu 3,20 cm/jam untuk uji
laboratorium dan 2,23 cm/jam untuk uji
lapangan (3). Identifikasi sifat fisik tanah suatu
lahan yang meliputi tingkat kematangan dan
ketebalan gambut, warna tanah, tekstur,
struktur, konsistensi, drainase tanah, kedalaman
air tanah, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik,
dan kematangan tanah
(n-value) yang
dilakukan pada lima Satuan Peta Tanah (SPT)
untuk mendukung penanaman jagung pada
lahan gambut di Rasau Jaya III Kabupaten Kubu
Raya (4).
Penetapan KHJ tanah didasarkan pada
Hukum Darcy dengan metode Variabel/Falling
Head Permeability Test yang sesuai untuk tanah
lanau yang halus. Berdasarkan uraian latar
belakang di atas peneliti ingin mengetahui nilai
KHJ pada 2 lahan pertanian produktif dan
mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap
KHJ.
28
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal. 28 - 35
2. Metodologi
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan di Desa
Arang Limbung Kalimantan Barat dengan dua
lokasi pertanian, yaitu lahan gambas dan lahan
sawah (Gambar 1) dengan 9 sampel tanah setiap
lahan dengan metode acak. Sampel tanah setiap
lahan diambil pada kedalaman 0-10 cm, 10-20
cm, dan 20-30 cm, hal ini dikarenakan pada
kedalaman > 30 cm tanah tingkat kesuburannya
menurun karena tanaman akan sulit mencapai
lapisan mineral yang berada di lapisan
bawahnya (4). Setiap sampel tanah yang diambil
dengan menggunakan ring sampel kemudian
dibungkus dengan kain berpori, agar pada saat
perendaman tanah tidak terlepas dari ring, dan
berfungsi untuk melepaskan udara yang
terperangkap di dalam tanah.
Pengujian Sampel
Penelitian ini menggunakan 18 sampel
tanah yang dianalisis parameter fisiknya yaitu
KHJ, bobot isi, berat jenis partikel, porositas di
Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
Pontianak. Analisis tekstur tanah dilakukan di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Hukum
Darcy
dan
Persamaan
Variable/Falling Head Permeability Test
Hukum pengaliran air melalui tanah
pertama kali dipelajari oleh Darcy (1856) yang
mendemonstrasikan percobaannya untuk aliran
laminar dalam kondisi tanah jenuh. Kecepatan
aliran dan kuantitas/debit air per satuan waktu
adalah sebanding dengan gradien hidrolik yang
dituliskan dalam Persamaan (1) dan (2) :
q  K .i. A
(1)
V
v 
 K .i
A
V
K
i
A
v
(2)
ISSN : 2337-8204
Maka besar permeabilitasnya dapat dihasilkan
dengan Persamaan (3), (4) dan (5):
V
(3)
K
i. A.t
h
Jika
(4)
i
L
V .L
(5)
K
A.h.t
dengan :
L = Panjang sampel batuan/tanah (cm)
h = Ketinggian (cm)
t = Waktu selama percobaan (detik)
Penentuan
KHJ
dilakukan
dengan
menggunakan metode Variabel/Falling Head
Permeability test. Metode ini digunakan untuk
tanah yang memiliki butiran halus dan koefisien
permeabilitas yang rendah, sehingga penentuan
koefiseien
permeabilitas
(K)
dapat
menggunakan Persamaan (6) :
K 
a
x i
A
 h1 
 2, 3 
x

 x lo g 
 t 
 h2 
dengan :
K = Koefisien permeabilitas (cm/detik)
a
= Luas penampang (cm2)
i
= Tinggi air dalam buret (cm)
A = Luas penampang ring silinder (cm2)
t
= Waktu air turun dari h1 ke h2 (detik)
h1 = Tinggi awal (cm)
h2 = Tinggi akhir (cm)
2,3 = Konstanta Kecepatan Reaksi Penurunan
Air dari h1 ke h2
Bobot isi adalah berat per unit volume
tanah yang dikeringkan dengan oven yang
dinyatakan dalam g/cm3. Penentuan bobot isi
didahului dengan penentuan kadar air dengan
menggunakan Persamaan (7):
Kadar Air Gravimetri 
BKU  BKO
x100% (7)
BKO
dengan :
Kadar air Gravimetri dalam % berat
BKU = Berat Kering Udara (g)
BKO = Berat Kering Oven (g)
Kemudian volume ring dihitung menggunakan
Persamaan (8):
= Volume air (cm3)
= Koefisien permeabilitas (cm/detik)
= Gradien hidrolik
= Luas penampang tanah (cm2)
= kecepatan aliran (cm/detik)
V   r 2t
1
2
Gambar 1. Lokasi penelitian (5)
(6)
(8)
dengan :
V = Volume (cm3)
π = 3,14
r = Jari-jari
t = Tinggi tabung/ring (cm)
dan bobot isi (g/cm3) dihitung menggunakan
Persamaan (9):
29
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal. 28 - 35
Bobot Isi Tanah 
Tanah Berat Kering Oven ( g ) (9)
VolumeTanah Kering Oven (cm 3 )
Berat Jenis Partikel (Particle Density) dari
suatu tanah menunjukkan kerapatan dari
partikel padat secara keseluruhan. Berat jenis
partikel dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (10):
c
(10)
B JP 
i
dengan :
c
= Berat sampel tanah (g)
i
= volume partikel tanah (cm3)
BJP = Berat jenis Partikel (g/cm3)
Porositas tanah merupakan volume dari
tanah yang ditempati oleh udara dan air yang
dapat
dihitung
dengan
menggunakan
Persamaan (11):


(11)
Bobot Isi
Porositas Tanah   1 
 x100%
Berat Jenis Partikel 

dengan porositas tanah dalam %.
Tekstur tanah merupakan perbandingan
antara fraksi pasir, debu dan liat (%). Setiap
sampel tanah diukur fraksi pasir, debu, dan liat
dengan menggunakan alat hidrometer tanah
tipe 152 H.
Pengolahan data
Data yang dihasilkan diolah ke dalam grafik
untuk mengetahui nilai hubungan sifat fisik
tanah yaitu konduktivitas hidrolik jenuh (KHJ),
bobot isi, berat jenis partikel, porositas, dan
tekstur tanah pada tiap kedalaman.
Analisis Sifat Fisik Tanah terhadap
Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ)
Analisis pengaruh sifat fisik tanah terhadap
Konduktivitas
Hidrolik
Jenuh
(KHJ)
menggunakan Analisis Statistik Korelasi Pearson.
Korelasi tersebut menggunakan Persamaan
(12):
n  xy  (  x )(  y )
(12)
r 
2
2
2
2
n  x  (  x ) n  y  (  y ) 
dengan:
r = Koefisien korelasi
n = Banyaknya pasangan data x dan y
Σx = Total jumlah dari variabel x
Σy = Total jumlah dari variabel y
Σx2 = Kuadrat dari total jumlah variabel x
Σy2 = Kuadrat dari total jumlah variabel y
Σxy = Hasil perkalian dari total jumlah variabel x
dan variabel y
ISSN : 2337-8204
sawah berkisar 24,16 cm/jam sampai 514,97
cm/jam. Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai KHJ
lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan
lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai
KHJ semakin menurun terhadap kedalaman.
Nilai bobot isi (BI) pada lahan gambas
berkisar 0,62 g/cm3 sampai 1,16 g/cm3 dan
lahan sawah berkisar 0,51 g/cm3 sampai 0,96
g/cm3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilai
bobot isi lahan gambas lebih tinggi
dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat
diketahui bahwa nilai bobot isi semakin
menurun terhadap kedalaman.
Nilai berat jenis partikel (BJP) pada lahan
gambas berkisar 2,02 g/cm3 sampai 2,96 g/cm3
dan pada lahan sawah berkisar 0,90 g/cm3
sampai 2,51 g/cm3. Pada Gambar 4 dapat
terlihat bahwa nilai BJP lahan gambas lebih
tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan
dapat diketahui bahwa bahwa nilai BJP
meningkat terhadap kedalaman.
Nilai porositas tanah pada lahan gambas
berkisar 53,86 % sampai 72,78 %, dan lahan
sawah berkisar 33,28 % sampai 77,20 %. Pada
Gambar 5 terlihat bahwa nilai porositas tanah
lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan
lahan gambas dan dapat diketahui bahwa
porositas tanah meningkat terhadap kedalaman.
Nilai rata-rata kandungan pasir pada lahan
gambas berkisar 4,29 % sampai 7,51 %, nilai
rata-rata kandungan debu berkisar 44,58 %
sampai 45,37 %, dan nilai rata-rata kandungan
liat berkisar 47,90 % sampai 50,33 %. Nilai ratarata kandungan pasir pada lahan sawah berkisar
10,79 % sampai 11,97 %, nilai rata-rata
kandungan debu berkisar 42,63 % sampai 43,53
%, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar
45,40 % sampai 45,68 %. Pengaruh tekstur
tanah pada lahan pertanian produktif terlihat
pada Gambar 6 terlihat bahwa nilai kandungan
pasir pada lahan sawah lebih tinggi
dibandingkan lahan gambas, kandungan debu
lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan
lahan sawah, dan kandungan liat lahan gambas
lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah.
Dapat diketahui bahwa kandungan pasir
menurun terhadap kedalaman, kandungan debu
meningkat terhadap kedalaman dan kandungan
liat meningkat terhadap kedalaman.
3. Hasil dan Pembahasan
Sifat Fisik Tanah
Nilai KHJ pada lahan gambas berkisar 20,19
cm/jam sampai 494,91 cm/jam dan pada lahan
30
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal. 28 - 35
ISSN : 2337-8204
600
600
C, 403.26
400
A, 369.98
B, 371.78
300
A
A, 188.65
200
B
C, 154.60
A, 64.81 B, 20.19
100
C
0
-100
20
Kedalaman (cm)
400
300
200
K, 70.83
0
40
0
20
Kedalaman (cm)
(a) lahan gambas
K
L
K, 200.57
K, 137.57
100
B, 24.95
0
L, 514.97
L, 456.38
M, 401.13
M, 327.10
500
C, 494.91
KHJ (cm/jam)
KHJ (cm/jam)
500
M
M, 60.54
L, 24.16
40
(b) lahan sawah
Gambar 2. KHJ terhadap Kedalaman
B, 1.16
1.2
1
1.2
B, 0.92
B, 0.81
A, 1.12
0.8
A, 0.71
C, 0.72
C, 0.81
0.6
B
C, 0.63 A, 0.62
0.4
A
C
0.2
Bobot Isi (g/cm3)
Bobot Isi (g/cm3)
1.4
0
1
L, 0.96
0.8
M, 0.8
0.6
K, 0.6
L, 0.73
K, 0.51
M, 0.54
0.4
M, 0.79
L, 0.66
K, 0.57
K
L
M
0.2
0
0
20
Kedalaman (cm)
40
0
20
Kedalaman (cm)
(a) lahan gambas
40
(b) lahan sawah
Gambar 3. Bobot Isi terhadap Kedalaman
3.5
2.5
A, 2.43
2
C, 2.18
1.5
C, 2.31
B, 2.96
A, 2.23
A, 2.02
B, 2.14 C, 2.26
A
B
1
C
0.5
0
M, 2.51
K, 2.50
L, 2.14
M, 2.29
K, 2.16 L, 2.16
L, 1.98
M, 2.10
2.50
BJP (g/cm3)
3
BJP (g/cm3)
3.00
B, 2.75
2.00
K
1.50
1.00
L
K, 0.90
M
0.50
0.00
0
20
Kedalaman (cm)
40
0
20
Kedalaman (cm)
40
(b) lahan sawah
(a) lahan gambas
Gambar 4. BJP terhadap Kedalaman
31
80
70
60
50
40
30
20
10
0
C, 62.9
B, 57.78
A, 53.86
C, 72.78
B, 72.62
A, 72.22
C, 68.18
A, 64.78
B, 56.94
A
B
C
0
20
Kedalaman (cm)
Porositas (%)
Porositas (%)
PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2016), Hal. XXX - XXX
ISSN : 2337-8204
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
40
K, 76.44 K, 77.2
M, 74.3
M, 65.12
L, 69.38
L, 65.84
M, 68.56
L, 51.62
K, 33.28
K
L
M
0
20
Kedalaman (cm)
(a) lahan gambas
40
(b) lahan sawah
Liat, Liat,
47.90 49.93
Tekstur Tanah (%)
60
50
40
Debu,
44.58
30
20
10
Pasir,
7.51
Liat,
50.33
Debu, Debu,
45.1 45.37
Pasir
Debu
Pasir,
4.96
Liat
0
0
20
Kedalaman (cm)
Pasir,
4.29
40
(a) lahan gambas
Tekstur Tanah (%)
Gambar 5. Porositas Tanah terhadap Kedalaman
50
Liat,
45.45
Liat, 45.4
40
Debu,
43.06
Debu,
42.63
30
Liat,
45.68
Debu,
43.53
Pasir
20
Pasir,
11.47
Debu
Pasir,
11.97
10
Pasir,
10.79
Liat
0
0
20
kedalaman(cm)
40
(b) lahan sawah
Gambar 6. Tekstur Tanah terhadap Kedalaman
Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap
Konduktivitas Hidrolik Jenih (KHJ)
Pengaruh sifat fisik tanah terhadap KHJ
berdasarkan dari intepretasi koefisien korelasi.
Pengaruh bobot isi terhadap KHJ dapat dilihat
pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa pada
lahan gambas memiliki nilai r = 0,90 yaitu
memiliki pengaruh sangat kuat dan lahan sawah
memiliki nilai r = 0,33 yaitu memiliki pengaruh
rendah, sehingga dapat diketahui bahwa bobot
isi berpengaruh terhadap KHJ. Nilai bobot isi
yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit
untuk meneruskan air sehingga pergerakan air
semakin lambat.
Pengaruh berat jenis partikel terhadap KHJ
dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan
bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =
0,11 yaitu memiliki pengaruh sangat rendah,
dan lahan sawah memiliki nilai r = 0,92 yaitu
memiliki pengaruh sangat kuat, sehingga berat
jenis partikel tidak mempengaruhi KHJ. Nilai
berat jenis partikel tanah yang tinggi
mengakibatkan tanah akan mudah untuk
meneruskan air, sehingga pergerakan air
semakin cepat.
Pengaruh porositas tanah terhadap KHJ
dapat dilihat pada Gambar 9 yang menunjukkan
bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =
0,99 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan
lahan sawah memiliki nilai r = 0,68 yaitu
memiliki pengaruh kuat, sehingga porositas
tanah mempengaruhi KHJ. Porositas yang tinggi
mengakibatkan tanah akan mudah untuk
meneruskan air, sehingga pergerakan air
semakin cepat.
Pengaruh kandungan pasir terhadap KHJ
dapat dilihat pada Gambar 10 yang
menunjukkan bahwa pada lahan gambas
memiliki nilai r = 0,93 yaitu memiliki pengaruh
sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =
32
PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2016), Hal. XXX - XXX
0,77 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan
pasir ini akan mempengaruhi porositas tanah
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
KHJ.
Kandungan
pasir
yang
tinggi
mengakibatkan tanah akan mudah untuk
meneruskan air sehingga pergerakan air
semakin cepat.
Pengaruh kandungan debu terhadap KHJ
dapat dilihat pada Gambar 11 yang
menunjukkan bahwa pada lahan gambas
memiliki nilai r = 0,97 yaitu memiliki pengaruh
sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =
0,73 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan
debu ini akan mempengaruhi porositas tanah
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
KHJ.
Kandungan
debu
yang
tinggi
ISSN : 2337-8204
mengakibatkan tanah akan mudah untuk
meneruskan air, sehingga pergerakan air
semakin cepat.
Pengaruh kandungan liat terhadap KHJ
dapat dilihat pada Gambar 12 yang
menunjukkan bahwa pada lahan gambas
memiliki nilai r = 0,91 yaitu memiliki pengaruh
sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =
0,91 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat.
Kandungan liat ini akan mempengaruhi
porositas tanah yang secara tidak langsung
mempengaruhi KHJ. Kandungan liat yang tinggi
mengakibatkan tanah akan sulit untuk
meneruskan air, sehingga pergerakan air
semakin lambat.
KHJ vs BI
300
250
200
150
100 y = 250.71x +
24.477
50
R²
= 0.815
0
0
1
y = 469.33x 75.451
R² = 0.1135
400
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
KHJ (cm/jam)
KHJ (cm/jam)
KHJ vs BI
300
200
KHJ
(cm/jam)
100
Linear (KHJ
(cm/jam))
0
2
0
Bobot Isi ( g/cm3)
0.5
1
3
Bobot Isi (g/cm )
(b) lahan sawah
(a) lahan gambas
Gambar 7. Pengaruh KHJ terhadap Bobot Isi
KHJ vs BJP
KHJ vs BJP
250
200
150
y = -31.32x +
306.48
R² = 0.0139
100
50
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
0
2
2.2 2.4 2.6
Berat Jenis Partikel (g/cm3)
(a) lahan gambas
KHJ (cm/jam)
KHJ (cm/jam)
300
400
350
300
250
200
150
100
50
0
y = -362.5x +
997.7
R² = 0.8487
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
0
2
4
Berat Jenis Partikel (g/cm3)
(b) lahan sawah
Gambar 8. Pengaruh KHJ terhadap Berat Jenis Partikel
33
PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2016), Hal. XXX - XXX
ISSN : 2337-8204
KHJ vs POROSITAS
KHJ vs POROSITAS
250
200
150
KHJ
(cm/jam)
y = -7.5397x +
720.16
R² = 0.9967
100
50
Linear (KHJ
(cm/jam))
KHJ (cm/jam)
KHJ (cm/jam)
300
0
0
400
350
300
250
200
150
100
50
0
50
100
Porositas (%)
y = -7.2038x +
709.3
R² = 0.4719
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
0
(a) lahan gambas
50
100
Porositas (%)
(b) lahan sawah
Gambar 9. Pengaruh KHJ terhadap Porositas
KHJ vs PASIR
KHJ vs PASIR
250
200
150
y = 26.661x +
83.618
R² = 0.8751
100
50
0
0
KHJ
(cm/jam)
Linear
(KHJ
(cm/jam))
KHJ (cm/jam)
KHJ (cm/jam)
300
5
10
Kandungan Pasir (%)
400
350
300
250
200
150
100
50
0
y = 173.3x 1733.7
R² = 0.5964
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
10
11
12
13
Kandungan Pasir (%)
(a) lahan gambas
(b) lahan sawah
Gambar 10. Pengaruh KHJ terhadap Kandungan Pasir
KHJ vs DEBU
KHJ vs DEBU
250
200
150
100
50
y = -117.77x +
5534.1
R² = 0.9538
0
44.5
45
45.5
Kandungan Debu (%)
(a) lahan gambas
KHJ
(cm/jam)
Linear
(KHJ
(cm/jam))
KHJ (cm/jam)
KHJ (cm/jam)
300
y = -215.92x +
400
9544.2
350
R²
= 0.5348
300
250
200
150
100
50
0
42.5 43 43.5 44
Kandungan Debu (%)
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
(b) lahan sawah
Gambar 11.Pengaruh KHJ terhadap Kandungan Debu
34
PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2016), Hal. XXX - XXX
ISSN : 2337-8204
KHJ vs LIAT
KHJ vs LIAT
250
200
150
100
50
y = -34.15x +
1919.1
R² = 0.8444
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
0
46
48
50
52
Kandungan Liat (%)
(a) lahan gambas
KHJ (cm.jam)
KHJ (cm/jam)
300
400
y = -812.39x +
350
37216
300
R² = 0.8331
250
200
150
100
50
0
45.2 45.4 45.6 45.8
Kandungan Liat (%)
KHJ
(cm/jam)
Linear (KHJ
(cm/jam))
(b) lahan sawah
Gambar 12. Pengaruh KHJ terhadap Kandungan Liat
4. Kesimpulan
Nilai KHJ lahan sawah lebih tinggi daripada
lahan gambas. Sifat fisik tanah yang
mempengaruhi KHJ yaitu bobot isi, porositas, dan
tekstur tanah, sedangkan berat jenis partikel
tanah tidak mempengaruhi KHJ.
Daftar Pustaka
[1] Rosyidah E, Wirosoedarmo R. Pengaruh Sifat
Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik
Jenuh di 5 Penggunaan Lahan (Studi Kasus
Sumbersari Malang). Agritech. 2013 Agustus;
33(3): p. 340-345.
[2] Halaudin , Suhendra. Pengaruh Penambahan
Emulsi Vinyl Acecate Co Acrylic pada Tanah
Lempung terhadap Uji Permeabilitas Melalui
Constant Head Permeability Test. Berkala
Fisika. 2011 April; 14(2): p. 55-62.
[3] Siregar NA, Sumono , Munir AP. Kajian
Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di Lahan
Percobaan Kwala Bekala Usu melalui Uji
Laboratorium dan Lapangan. J. Rekayasa
Pangan dan Pertanian. 2013 November; 1(4):
p. 138-143.
[4] Suswati D, S BH, Shiddieq D, Indradewa D.
Identifikasi Sifat Fisik Lahan Gambut Rasau
Jaya III Kabupaten Kuburaya Untuk
Pengembangan Jagung. J. Tek. Perkebunan
dan PSDL. 2011 Desember; 1: p. 31-40.
[5] Maps7. Arang Limbung, Sungai Raya, Kubu
Raya, Kalimantan Barat, Indonesia Peta.
[Online].; 2015 [cited 2015 Oktober 28.
Available
from:
http://www.maps7.com/id/Arang%20Limbu
ng,%20Sungai%20Raya,%20Kubu%20Raya,
%20Kalimantan%20Barat,%20Indonesia.htm
l#.Vw3KmVIsLPh.
35
Download