potensi kulit kacang tanah sebagai biosorben zat

advertisement
POTENSI KULIT KACANG TANAH SEBAGAI ADSORBEN
ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
APRILIA SUSANTI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRAK
APRILIA SUSANTI. Potensi Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Zat Warna Reaktif
Cibacron Red. Dibimbing oleh BETTY MARITA SOEBRATA dan MOHAMMAD
KHOTIB.
Limbah industri merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan.
Pengolahan limbah secara fisika dan kimia yang sudah ada sangatlah mahal dan
dihasilkannya lumpur dalam jumlah yang besar. Penghilangan zat warna juga tidak dapat
berlangsung secara optimum, zat warna tetap tinggal dalam kadar cukup tinggi di dalam
air hasil olahannya. Oleh karena itu, metode adsorpsi dapat menjadi metode alternatif
untuk mengatasi pencemaran zat warna yang ekonomis dan sederhana. Beberapa produk
samping pertanian berpotensi sebagai adsorben, salah satunya adalah kulit kacang tanah.
Pada penelitian ini, kulit kacang tanah yang digunakan sebagai adsorben cibacron red
yang telah dimodifikasi dengan asam sulfat 97%. Parameter yang diujikan adalah waktu
adsorpsi, bobot adsorben, dan konsentrasi awal zat warna. Kondisi optimum yang
diperoleh untuk adsorben tanpa modifikasi pada parameter adalah 45 menit, 1.0 g, dan
100 ppm. Kondisi optimum untuk adsorben modifikasi asam ialah 60 menit, 1.5 g, dan
150 ppm. Arang aktif yang digunakan sebagai pembanding kapasitas adsorpsi memiliki
kondisi optimum sebagai berikut 60 menit, 3.0 g, dan 150 ppm. Pada pengujian larutan
tunggal, kapasitas adsorpsi cibacron red oleh adsorben tanpa modifikasi, dengan
modifikasi, dan arang aktif, berturut-turut sebesar 476.34, 8837.00, dan 3827.50 µg/g
adsorben. Efisiensi penjerapan pada larutan tunggal berturut-turut sebesar 4.69, 87.14,
dan 72.56%. Persen penurunan warna oleh ketiga jenis adsorben pada limbah industri
tekstil, berturut-turut sebesar 2.03, 97.08, dan 51.65%. Hal ini menunjukkan bahwa
adsorben modifikasi asam lebih efektif menjerap warna. Tipe isoterm yang dianut oleh
ketiga jenis adsorben adalah isoterm Freundlich dengan linearitas >90%.
ABSTRACT
APRILIA SUSANTI. Potency of Peanut hulls as an Adsorbent Reactive Dyes Cibacron
Red. Supervised by BETTY MARITA SOEBRATA and MOHAMMAD KHOTIB.
Industrial waste water is an important problem in the environment impact control.
Physical and chemical waste processing are very expensive and produce sludge in the
huge amount. The dyes removal also could not be going optimum, the dyes still in high
content on the product processing water. Therefore, adsorption method could be an
economical and simple alternative to solve caused by pollution. Some agriculture waste
biomass can be used as adsorbent, such as peanut hull.
In this research, peanut hull as an adsorbent reactive dyes cibacron red was modified
using 97% sulfuric acid. Adsorption was carried out with variations of contact time,
adsorbent weight, and initial concentration of the dyes. Optimum condition of the
unmodified parameter of adsorbent was 45 minutes, 1.0 g, and 100 ppm, respectively. On
the other hand, for acid modified adsorbent the treatment were 60 minutes, 1.5 g, and 150
ppm. The results of cibacron red adsorption were compared to commercial activated
carbon. The optimum condition for activated carbon was at 60 minutes, 3.0 g, and 150
ppm. Cibacron red adsorption capacity by unmodified adsorbent, acid modified
adsorbent, and activated carbon in single solution were 476.34, 8837.00, and 3827.50
µg/g adsorbent, respectively. Removal efficiency in single solution were 4.69, 87.14, and
72.56%. Percent decrease of dyes using three kinds off adsorbent on textile industry
waste were 2.03, 97.08, and 51.65%. It shows that acid modified adsorbent is more
effective remove dyes. Isotherm type for those kinds of adsorbent followed Freundlich
isotherm, with high linearity more than 90%.
POTENSI KULIT KACANG TANAH SEBAGAI ADSORBEN
ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
APRILIA SUSANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul
Nama
NIM
: Potensi Kulit Kacang Tanah sebagai Adsorben Zat Warna Reaktif
Cibacron Red
: Aprilia Susanti
: G44204055
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Betty Marita Soebrata, S.Si, M.Si.
NIP 131 694 523
Mohammad Khotib, S.Si.
NIP 132 324 223
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131 578 806
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim…
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Potensi Kulit
Kacang Tanah sebagai Adsorben Zat Warna Reaktif Cibacron Red, yang dilaksanakan
pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik dan
Lingkungan, IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Betty Marita Soebrata, S.Si, M.Si. dan
Bapak Mohammad Khotib, S.Si selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan
pengarahan kepada penulis. Ungkapan terima kasih dihaturkan kepada Bapak, Mamah,
Kak Irwan, Kak Shinta, Deky, dan Ria atas doa dan dukungannya. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada staf Departemen Kimia IPB, Ibu Ai, Bapak Nano, Bapak Mail,
Bapak Eman, dan Bapak Didi atas bantuannya. Saya haturkan banyak terima kasih
kepada Egih, Maipa, Ai, Kak Sari, Mba Lia, dan Kak Fahrizal atas kerja samanya selama
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ikhsan atas kebersamaan dan
semangat selama menjalankan penelitian.
Akhir kata, penulis menyampaikan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Amin.
Bogor, Januari 2009
Aprilia Susanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 April 1986 sebagai anak kedua dari
empat bersaudara, putri dari pasangan Muhammad Husein dan Ratna Komala.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 44 Jakarta dan memperoleh kesempatan
melanjutkan studi di Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam IPB melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI).
Penulis melakukan praktik lapangan pada tahun 2007 di Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi, Subang. Judul yang dipilih adalah Karakterisasi Mutu Beras di Tingkat
Penggilingan dan Pedagang di Provinsi Jawa Tengah. Selama mengikuti perkuliahan,
penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar 2006/2007 dan 2008/2009, Kimia
Lingkungan 2006/2007, dan Kimia Fisik 2007/2008. Selain itu, penulis juga aktif
mengikuti seminar-seminar yang berbasis iptek selama mengikuti perkuliahan di IPB.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
vii
PENDAHULUAN ....................................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang Tanah ...................................................................................................
Adsorpsi............................................................................................................
Isoterm Adsorpsi...............................................................................................
Isoterm Adsorpsi Freundlich............................................................................
Isoterm Adsorpsi Langmuir.............................................................................
Arang Aktif.......................................................................................................
Modifikasi Adsorben .......................................................................................
Zat Warna Reaktif ............................................................................................
Cibacron Red ....................................................................................... ............
1
2
2
2
3
3
3
4
4
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ................................................................................................
Metode Penelitian ............................................................................................
4
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Panjang Gelombang Maksimum dan Pembuatan Kurva Standar .....................
Kondisi Optimum Waktu Adsorpsi, Bobot Adsorben, dan Konsentrasi ..........
Kondisi Optimum Adsorben Tanpa Modifikasi ...............................................
Kondisi Optimum Adsorben Modifikasi Asam ................................................
Kondisi Optimum Arang Aktif .........................................................................
Adsorpsi Larutan Tunggal ................................................................................
Isoterm Adsorpsi ..............................................................................................
Adsorpsi Limbah Industri ................................................................................
5
6
6
6
7
8
8
9
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ..........................................................................................................
Saran ................................................................................................................
10
10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
10
LAMPIRAN ...............................................................................................................
12
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Komposisi kimia kulit kacang tanah......................................................................
2
2 Kondisi optimum ATM..........................................................................................
6
3 Kondisi optimum AMA..........................................................................................
7
4 Kondisi optimum arang aktif..................................................................................
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Struktur cibacron red.............................................................................................
4
2
Kurva standar cibacron red ...................................................................................
5
3
Perbandingan kapasitas adsorpsi cibacron red oleh adsorben tanpa modifikasi,
modifikasi asam, dan arang aktif.........................................................................
4
8
Perbandingan efisiensi penjerapan cibacron red oleh adsorben tanpa modifikasi,
modifikasi asam, dan arang aktif.........................................................................
8
5
Isoterm Langmuir adsorpsi cibacron red oleh adsorben tanpa modifikasi............
8
6
Isoterm Freundlich adsorpsi cibacron red oleh adsorben tanpa modifikasi ..........
9
7
Isoterm Langmuir adsorpsi cibacron red oleh adsorben modifikasi asam ............
9
8
Isoterm Freundlich adsorpsi cibacron red oleh adsorben modifikasi asam ..........
9
9 Isoterm Langmuir adsorpsi cibacron red oleh arang aktif ......................................
9
10 Isoterm Freundlich adsorpsi cibacron red oleh arang aktif...................................
9
11 Konsentrasi warna limbah tekstil setelah dijerap masing-masing adsorben .........
10
12 Persen penurunan warna limbah tekstil setelah dijerap masing-masing adsorben.
10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
Bagan alir penelitian .............................................................................................
13
2
Penentuan panjang gelombang maksimum zat warna cibacron red .....................
14
3
Kurva standar cibacron red pada panjang gelombang maksimum 517 nm...........
14
4
Penentuan kondisi optimum adsorben tanpa modifikasi.......................................
15
5
Analisis statistik kondisi optimum adsorben tanpa modifikasi…………..............
16
6
Penentuan kondisi optimum adsorben modifikasi asam .......................................
17
7
Analisis statistik kondisi optimum adsorben modifikasi asam ……………….....
18
8
Penentuan kondisi optimum arang aktif................................................................
19
9
Analisis statistik kondisi optimum arang aktif .....................................................
20
10 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi cibacron red oleh adsorben tanpa
modifikasi.............................................................................................................
21
11 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi cibacron red oleh adsorben
modifikasi asam.....................................................................................................
12 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi cibacron red oleh arang aktif...
22
23
13 Penentuan konsentrasi warna dan persen penurunan warna untuk adsorpsi limbah
industri tekstil......................................................................................................... 24
PENDAHULUAN
Limbah merupakan masalah utama dalam
pengendalian dampak lingkungan. Zat warna
adalah salah satu jenis polutan yang
mengandung bahan beracun sehingga limbah
yang dihasilkannya berbahaya bagi kesehatan
manusia, baik yang terlibat langsung dengan
kegiatan industri maupun yang berada di
lingkungan sekitar perusahaan. Permenkes
No. 173/Men.Kes/Per./VIII/1977 menunjukkan bahwa hanya 8 parameter yang digunakan
untuk evaluasi kualitas badan air, yaitu BOD,
pH, klorida, amonia, detergen, fenol, besi,
serta lemak dan minyak. Di antara kedelapan
parameter
tersebut,
warna
tidak
diikutsertakan, padahal warna merupakan
salah satu parameter yang penting sebagai
indikator pencemaran.
Zat warna reaktif cibacron red sering
dipakai untuk mewarnai serat kapas atau serat
selulosa karena kualitas pencelupannya yang
baik dan penggunaannya mudah. Zat warna
ini termasuk dalam kelas azo (Manurung et al.
2004). Zat warna azo merupakan zat warna
yang
mempunyai
sifat
karsinogenik,
membahayakan hewan air, tidak mudah
terurai secara biologi, dan mencemari
lingkungan melalui buangan limbah cairnya.
Pengolahan limbah secara fisika dan
kimia yang sudah ada sangatlah mahal dan
dapat memberi masalah lingkungan yang
baru, yaitu dihasilkannya lumpur dalam
jumlah
yang
besar.
Terlebih
lagi,
penghilangan zat warna tidak dapat
berlangsung secara optimum, zat warna tetap
tinggal dalam kadar cukup tinggi di dalam air
hasil olahannya. Oleh karena itu, metode
adsorpsi dapat menjadi metode alternatif
untuk mengatasi pencemaran zat warna yang
ekonomis dan sederhana.
Adsorben adalah zat penjerap yang dapat
digunakan untuk memurnikan udara dan gas,
memurnikan pelarut, menghilangkan bau
dalam pemurnian minyak nabati dan gula,
menghilangkan warna produk-produk alam
dan larutan, serta sebagai penjerap zat warna
dalam pengolahan limbah. Menurut Gufta
(1998) adsorben dapat menjerap berbagai
polutan baik senyawa organik (zat warna)
maupun anorganik (logam berat), dengan
mekanisme adsorpsi, filtrasi, penukar ion, dan
endapan. Arus utama dalam penelitian
adsorben ialah pemanfaatan produk samping
pertanian sebagai adsorben zat warna.
Marshall dan Mitchell (1996) juga telah
melaporkan beberapa produk samping
pertanian yang berpotensi sebagai adsorben,
yaitu tongkol jagung, gabah padi, gabah
kedelai, biji kapas, jerami, ampas tebu, serta
kacang tanah. Hasil penelitian Alamsyah
(2007) menggunakan kulit buah kakao sebagai
adsorben untuk zat warna biru metilena dari
limbah tekstil dengan kapasitas adsorpsi
1605.99 µg/g adsorben. Fahrizal (2008)
menunjukkan bahwa modifikasi selulosa pada
tongkol jagung mampu menjerap biru
metilena dari limbah tekstil dengan kapasitas
adsorpsi 518.07 µg/g adsorben. Raghuvanshi
et al. (2004) memperlihatkan bahwa ampas
tebu dapat mengadsorpsi zat warna biru
metilena
dengan
efisiensi
penjerapan
mencapai 90%. Hasil-hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa limbah pertanian yang
mengandung selulosa dapat diolah lebih lanjut
sebagai adsorben dan diharapkan mampu
meningkatkan nilai tambahnya.
Kacang tanah merupakan salah satu
sumber protein nabati yang cukup penting
dalam pola menu makanan di masyarakat
Indonesia. Produksi tanaman kacang tanah di
Indonesia pada tahun 2005 sebesar 785.526
ton, tahun 2006 meningkat menjadi 837.495
ton, dan tahun 2007 diharapkan mencapai 1
juta ton (BPS 2007). Kulit kacang tanah
mempunyai potensi menjadi adsorben karena
mengandung selulosa yang cukup tinggi
sehingga dapat dijadikan adsorben untuk
menjerap zat warna.
Penelitian ini bertujuan mengukur
pengaruh waktu optimum adsorpsi, bobot
optimum adsorben, dan konsentrasi awal zat
warna terhadap efisiensi dan kapasitas
adsorpsi serta menentukan isoterm adsorpsi
dari adsorben yang berasal dari kulit kacang
tanah.
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang Tanah
Tanaman
kacang
tanah
(Arachis
hypogaea L.), yang ditanam di Indonesia
sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan
tanaman yang berasal dari benua Amerika,
tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika
Selatan). Kacang tanah adalah tanaman
palawija yang berumur pendek. Di Indonesia
kacang tanah ditanam di daerah dataran
rendah dengan ketinggian maksimal 1000
meter di atas permukaan air laut. Daerah yang
paling cocok untuk tanaman kacang
sebenarnya adalah daerah dataran dengan
ketinggian 0-500 meter di atas permukaan
laut.
Kacang tanah terdiri atas kulit (hull) 2129%, daging biji (kernel) 69-72.40%, dan
Download