KOMUNIKASI POLITIK MELALUI MEDIA MASSA PASANGAN MOCHTAR MUHAMMAD – RAHMAT EFFENDI (MuRah) DALAM PILKADA WALIKOTA BEKASI PERIODE 2008-2013 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S. Kom. I) Oleh MISLIYAH NIM: 204051002844 Dosen Pembimbing Gun Gun Heryanto, M.Si NIP. 197608122005011005 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1430 H KOMUNIKASI POLITIK MELALUI MEDIA MASSA PASANGAN MOCHTAR MOHAMMAD - RAHMAT EFFENDI (MuRah) DALAM PILKADA WALIKOTA BEKASI PERIODE 2008-2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I) Di Susun Oleh MISLIYAH NIM: 204051002844 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1430 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.i) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Jakarta, 15 Juni 2010 Panitia Sidang Munaqasyah Ketua Sekretaris Dra. Hj. Musfirah Nurlailly, M.A NIP.19710412 200003 2 001 Drs. H. Mahmud Djalal, M.A NIP. 19520422198103 1 002 Anggota, Penguji I Penguji II Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum NIP. 19610422 199003 2 001 Rubiyanah, MA NIP. 197308221998 2 001 Pembimbing, Gun Gun Heryanto, M.Si NIP: 197608122005011005 PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul “Komunikasi Politik melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013” telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 15 Juni 2010 Dewan Sidang Munaqasyah Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota Anggota Penguji I Penguji II Dosen Pembimbing Gun Gun Heryanto, M.Si NIP : 197608122005011005 LEMBAR PERNYATAAN Assalamualaikum, Wr. Wb Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi dengan judul “Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013” dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Demikianlah lembar pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan dengan semestinya. Terima kasih Wassalamualaikum, Wr. Wb Jakarta, 1 Juni 2010 Penulis, Misliyah NIM. 204051002844 iii ABSTRAK Media massa saat ini menjadi salah satu pilihan yang digunakan untuk tujuantujuan komunikasi politik. Media massa berperan sebagai pemberi informasi, publik bisa mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan mengenai isu atau berita yang menjadi kepentingan umum dan dibutuhkan oleh public. Media massa merupakan komponen dari infrastruktur politik yang berfungsi mensosialisasikan nilai-nilai politik kepada publik dan memberikan edukasi untuk penyadaran hak-hak dan kewajiban politik publik. Pada Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013, media massa mempunyai peran dan pengaruh yang besar. Partai politik perlu alat promosiyang efektif dan efisien agar pesan-pesan politik yang ingin disampaikan oleh partai politik dapat diterima dan tertanam dibenak calon pemilih sehingga dapat merubah sikap dan pandangan politiknya. Berkampanye di media massa melalui iklan politik dapat membentuk image politik yang positif dan menaikkan popularitas calon pasangan Walikota dan Wakil Walikota. Dengan adanya media massa cetak maupun elektronik, lembaga pemerintah penyelenggaraan pemilu dalam hal ini tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dapat dengan mudah mensosialisasikan visi, misi dan program kerja mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Tipe penelitian ini menggunakan tipe deskripsi analisis, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun responden yang diwawancarai adalah H. Mochtar Mohammad Walikota Bekasi 2008-2013, H. Rahmat Effendi, Wakil Walikota Bekasi 2008-2013, Ricky Tambunan, Koordinator Media Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi. Dan dokumen-dokumen yang berasal dari dokumen Tim Sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dan gambar iklan politik di media massa pasangan Mochtar-Rahmat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sosialisasi komunikasi politik melalui media massa Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013, dan berusaha menjelaskan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat yang didapati oleh pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dalam Pilkada Walikota Bekasi. Kegiatan sosialisasi politik pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi banyak menggunakan media massa, baik media massa cetak dan media Elektronik. Peranan media massa dalam mensosialisasikan figur pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi, visi misi dan program kerja mereka sangat efektif. Dan Faktor pendukung pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Bekasi Periode 2008-2013 terdiri dari beberapa factor, keberhasilan publisitas melalui media massa, didukung oleh sejumlah partai-partai besar. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat oleh pasangan Mochtar-Rahmat adalah, Black Campaign (kampanye gelap), Munculnya sejumlah masalah dan berbagai kecurangan dilapangan, Masih tingginya fenomena Golput pada masyarakat. i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Adil dan Maha Pengasih tanpa Inayah-Nya tak mungkin penulis bisa mencapai pendidikan sampai strata satu (S1). Shalawat serta salam semoga tetap teriring keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Atas doa dan usaha, dan perjalanan panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas penting yang mempertaruhkan segenap keilmuan yang penulis pelajari selama menuntut ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, walaupun jauh dari kesempurnaan. Penulis menyadari sepenuhnyan bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara moriil maupun materiil, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof.DR. Komarudin Hidayat, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak DR. H. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bid. Akademik, Bapak Drs. Mahmud Jalal M.A. Selaku Pembantu Dekan Bid. Administrasi Umum dan Keuangan, dan Drs. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan. Yang telah memberikan nasihat serta arahan kepada penulis. iv 3. Dra. Asriati Jamil, M. Hum, dan Dra. Musfirah Nurlaily, M.A, selaku Ketua dan Sekretaris Koordinator Teknis Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Non Reguler. 4. Bapak Gun Gun Heryanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Dan sebagai Dosen Komunikasi Politik yang merupakan ruang lingkup dari skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan begitu banyak wawasan, ilmu dan pengetahuan kepada penulis. 6. Bapak H. Mochtar Mohammad, selaku Walikota Bekasi dan Bapak H. Rahmat Effendi selaku Wakil Walikota Bekasi. Bapak Ricky Tambunan selaku Koordinator Media Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Bekasi 2008, yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis untuk melakukan Wawancara dan penelitian dalam rangka mengumpulkan data-data untuk penyusunan skripsi ini. 7. Abah (Alm) dan ummi yang telah membesarkan dengan kasih sayang, mendidik, dan yang selalu memberikan do’a. kalian adalah teladan bagi penulis. Semoga kalian selalu dalam lindungan dan keridhoan Allah SWT Amin. 8. Mamah dan Papah yang selalu tulus dan ikhlas mendoakan, dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini. v 9. K.H. Syarief Nawawi dan Kakanda tercinta Juwariah Mawardi yang telah memberikan inspirasi pentingnya ilmu pengetahuan kepada penulis serta memberikan teladan bagi penulis. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT. 10. Teristimewa kepada Suami tercinta Edi Djunaedi ST. dan Malaikat Kecil Bunga Cahaya Kamilah. Yang selalu tulus menjadi penyemangat dan memberikan dukungan doa dan tenaga kepada penulis ketika menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, kalian adalah cahaya dan inspirasi bagi penulis. Semoga kalian selalu dalam keridhoan Allah SWT. 11. Seluruh keluarga Besar H. Mawardi (Alm), Ca’Aim dan Ca’Ipul, Neng lis, Neng ida, yang telah mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis. 12. Rekan-Rekan Mahasiswa Non Reguler KPI (B) angkatan 2004, yang telah sama-sama berbagi ilmu, berdiskusi, bercanda dan saling berbagi rasa, juga teman-teman seperjuangan KKS 2004 Banjarwaru. Dan teman-teman yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu, atas kebersamaan dan canda tawa mereka yang senantiasa mengobati rasa jenuh dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis kembalikan semoga semua yang telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah yang tak terhapus selamanya. vi Dengan kerendahan hati, penulis memohon do’anya agar ilmu yang telah diperoleh menjadi ilmu yang bermanfaat dan memberi berkah. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca umumnya Jakarta 1 Juni 2010 Penulis Misliyah vii DAFTAR ISI ABSTRAK..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1. B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 10 D. Metodologi Penelitian .............................................................. 11 E. Pedoman Penulisan .................................................................. 13 F. Sistematika penulisan ............................................................... 14 BAB II Landasan Teoritis Hubungan Komunikasi Politik Dan Media Massa A. Teori Agenda Setting Media .................................................. 15 B. Komunikasi Politik ................................................................. 17 1. Pengertian Komunikasi Politik .......................................... 18 2. Unsur-unsur Komunikasi Politik ...................................... 27 3. Fungsi Komunikasi Politik ................................................. 29 4. Saluran-Saluran Komunikasi Politik .................................. 33 viii BAB III C. Pengertian Media Massa ......................................................... 34 D. Media Massa sebagai saluran Komunikasi Politik .................. 39 Gambaran Umum Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 20082013 A. Profil ....................................................................................... 48 1. Profil Mochtar Mohammad .............................................. 49 2. Profil Rahmat Effendi ....................................................... 50 B. Latar Belakang sejarah koalisi Gotong Royong partai pendukung Pasangan Mochtar Mohammad –Rahmat Effendi .................. 54 C. Visi dan Misi .......................................................................... 56 D. Program kerja Pasangan Mochtar Mohammad–Rahmat Effendi (MuRah) ................................................................................. BAB IV 59 TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Pencitraan Politik Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi ( MuRah) melalui Media Massa ................................. 60 B. Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, Program Partai, dan Isu Publik sebagai Komoditas Pemasaran Politik di Media Massa... 79 C. Pemetaan Media Massa sebagai Saluran Komunikasi Politik...... 82 D. Prosentase Perolehan Suara Sah Perkecamatan......................... 85 E. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Politik Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRah) dalam Kampanye Pilkada Kota Bekasi Melalui Media Massa............ 87 ix F. Analisa Persfektif Teori Agenda Setting …………………….. 91 BAB V Penutup A. Kesimpulan ............................................................................... 96 B. Saran-saran ............................................................................... 97 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x SURAT KETERANGAN Dengan ini “TIM SUKSES MuRah” menerangkan : Nama : Misliyah Tempat/Tgl Lahir : Bekasi, 11 Agustus 1985 Fakultas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Nim : 204051002844 Jurusan : Komunikasi dan penyiarn Islam Program : Strata Satu (S-1) Adalah benar telah mengadakan wawancara/riset untuk bahan penulisan skripsi yang berjudul “ Komunikasi Politik Melalui Media Massa pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Dalam Pilkada Bekasi Periode 20082013” Dengan tujuan untuk melengkapi data yang berkaitan dengan judul skripsi di atas, demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Bekasi, DAFTAR TABEL Tabel 1 Iklan Politik Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (11 Januari 23 Januari 2008) ………………………………………………….…… 64 Tabel 2 Berita Kampanye Mochtar-Rahmat Minggu Pertama Kampanye …….. 65 Tabel 3 Peringkat Media Cetak Nasional dan Lokal minggu pertama kampanye ………………………………………………………………………..… 67 Tabel 4 Minggu Kedua Kampanye Pasangan Mochtar-Rahmat (18 Januari-23 Januari 2008).......................................................................................... 68 Tabel 5 Peringkat Media Cetak Nasional dan Lokal minggu kedua kampany... 69 Tabel 6 Rekapitulasi Peringkat Media Cetak Nasional dan Lokal yang Memberitakan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Selama Masa Kampanye Minggu Pertama dan Kedua Kampanye ............................................................. 70 Tabel 7 Kesepakatan kerjasama pasangan MuRah yang dilaksanakan melalui media elektronik …………………………………………………………..… 72 Tabel 10 Pemetaan Media Massa......................................................................... 84 Tabel 11 Daftar penduduk Potensial Pemilih Pilkada 2008 …………….…….. 85 xi DAFTAR DIAGRAM Diagram 8 Faktor-faktor yang mempengaruhi orang memilih Mochtar-Rahmat.. 77 Diagram 9 Hal Pertama yang Paling Diingat Dari Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi.................................................................................................... 78 xii DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi 2. Surat Observasi/Riset. 3. Draft Wawancara dengan Walikota Mochtar Mohammad 4. Draft Wawancara dengan Wakil Walikota Rahmat Effendi 5. Draft Wawancara dengan Koordinator Media Pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi, Ricky Tambunan. 6. Draft Wawancara dengan Masyarakat kota Bekasi Safira Aulia (setelah sidang) 7. Data KPUD Bekasi 8. Kliping Berita di Media xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari keseharian manusia diberbagai bidang. Termasuk dalam aktivitas politik, komunikasi memainkan peranan yang penting. Komunikasi bukan sekedar penerusan informasi dari suatu sumber kepada publik, ia lebih mudah dipahami sebagai penciptaan kembali gagasan – gagasan informasi oleh publik jika diberikan petunjuk dengan simbol, slogan, atau tema pokok. Komunikasi adalah hubungan antar manusia dalam rangka mencapai saling pengertian (mutual understanding). 1 Menjelang pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bekasi pada 27 Januari 2008. Media massa adalah salah satu wahana yang berperan penting di dalam menyampaikan orasi politik para calon. Khususnya, media massa adalah media yang paling banyak diminati masyarakat, sebagai sumber sebuah informasi. Media massa juga diharapkan mampu memberikan pengaruh yang sangat besar, di dalam menyampaikan kampanye setiap pasangan calon. Media massa dijadikan arena konflik kepentingan, mengingat peranan media massa yang begitu kuat dalam mempengaruhi sikap dan prilaku khalayak. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh media, ditanggapi baik oleh pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi), media massa memegang peranan penting dalam pilkada Bekasi periode 2008-2013. Calon kepala daerah ibarat sebuah merek yang perlu ditawarkan ke masyarakat. Oleh 1 Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta : PT. Lasswell Visitama, 2010), h..3 1 karena itu, karena ia sebuah produk baru ia perlu dikenalkan ke masyarakat, diungkapkan kelebihan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, antara media massa dan proses pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, senantiasa tidak dapat dipisahkan. Bagi siapa pun yang akan berlaga dalam pilkada tentu amat memperhitungkan keberadaan media massa. Realitas sosial menunjukkan saat ini adalah “era media”. Apa pun peristiwa yang ada di tengah masyarakat menjadi komoditas pers. Apalagi momen Pilkada sebagai bahan informasi yang menarik untuk diberitakan. Sementara bagi mereka yang terkait dengan pelaksanaan Pilkada, utamanya calon kepala daerah, akan memaksimalkan media sebagai instrumen untuk membangun komunikasi politik yang tidak saja mensosialisasikan keberadaannya namun sekaligus menjadi “mesin pembujuk” yang luar biasa sistematis dan berpengaruh. Media massa sebagai salah satu medium perpanjangan alat indra yang baik. Informasi yang layak diberitakan tersebut selanjutnya disajikan dalam media massa, baik cetak maupun elektronik. Pemberitaan media cetak khususnya surat kabar masih tetap menjadi andalan untuk mengetahui berbagai peristiwa dan kejadian. Hal ini antara lain karena didukung oleh sifat-sifat khas yang dimiliki surat kabar dibanding media massa elektronik. Berita yang disajikan lewat surat kabar dapat disimpan dan dibaca kembali pada saat dibutuhkan. Selain itu isi dan bentuk pelaporan beritanya cukup bervariasi. Berkaitan dengan berita-berita Pilkada maka akan lebih banyak disajikan dalam surat kabar daerah dibandingkan dalam surat kabar nasional. Hal ini erat kaitannya dengan prinsip proximity dalam jurnalistik yang mengandung arti bahwa masyarakat akan cenderung tertarik membaca berita-berita yang dekat 2 dengan dirinya, baik kedekatan geografis, kultural, sosiologis, maupun kedekatan psikologis. Dengan demikian, bagi masyarakat yang ingin mengetahui proses pelaksanaan Pilkada di Bekasi, maka perlu membaca berita-berita yang disajikan oleh surat kabar di daerah Bekasi. Politik merupakan salah satu kegiatan penting bagi manusia, karena suatu negara yang memiliki masyarakat yang beragam atau bermacam – macam kebudayaan, suku, dan bahasa seperti Indonesia ini, dituntut untuk memiliki struktur organisasi kepemimpinan yang teratur. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku. Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksireaksinya terhadap gejala-gejala politik. Melalui sosialisasi politik, individuindividu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam kehidupan politik. 2 Tujuan utama sosialisasi politik adalah pembentukan sikap serta watak insan politik. Melalui proses sosialisasi, individu-individu diharapkan berpartisipasi di dalam kehidupan politik secara bertanggung jawab. 3 Dengan partisipasi politik dimaksud keterlibatan individu-individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik. Namun sosialisasi dan partisipasi politik tergantung dari komunikasi politik. 4 2 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan,(Jakarta : Rineka Cipta, 2001) h. 135-136 3 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan,(Jakarta : Rineka Cipta, 2001) h. 136 4 Ibid, h.158 3 Di Indonesia penerapan komunikasi politik perlu terus dikembangkan dan disosialisasikan, hal ini penting untuk pertumbuhan demokrasi. Pemilihan kepala daerah secara langsung memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani mereka. Karena melalui komunikasi politik, rakyat bisa menyalurkan aspirasinya. Pemilihan Langsung Kepala Daerah selanjutnya disebut Pilkada, merupakan langkah maju proses demokratisasi lokal di Indonesia. Bergulirnya reformasi membuat masyarakat menjadi relatif demokratis. Mereka terlihat independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi informasi. 5 Pilkada merupakan momen historis bagi Bangsa Indonesia, di mana para kepala daerah dipilih secara langsung. Ini merupakan ‘hajatan’ baru yang akan menentukan nasib penanganan daerah-daerah di masa mendatang. Model birokrasi daerah yang selama ini elitis dan menutup akses dari partisipasi rakyat, mau tidak mau harus tunduk pada kedaulatan rakyat. Peran besar yang diberikan kepada rakyat untuk menentukan kepala daerah mereka masing-masing. 6 Tentu saja, komunikasi politik bukanlah sebuah proses yang sederhana, karena cara kerja sistem politik amat ditentukan oleh adanya suatu masukan (input) dari lingkungan, dan setelah melalui proses tertentu membentuk sejumlah output. Selanjutnya output ini diberikan kembali kepada lingkungan, sebagai umpan balik ( feed back ). 7 5 Thubany, Syamsul Hady, Editor : Fahmi Wibawa, Pilkada Bima 2005 (Era Baru Demokratisasi Lokal Indonesia), Yogyakarta : Nuansa Aksara, Cetakan ke-1, Oktober, 2005, hlm ix 6 Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta : PT. Lasswell Visitama, 2010), h. 13 7 Ibid, h.13 4 Penting untuk diperhatikan bahwa tanpa komunikasi politik yang efektif, maka aktifitas politik akan kehilangan bentuk. Untuk itu sumber pesan, misalnya seorang calon pemimpin dituntut untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada para pendukungnya dan masyarakat luas. Di samping itu, calon yang bersangkutan pun harus tahu saluran atau sarana penyampaian informasi yang tepat. 8 Perkembangan teknologi, menjadikan media massa sebagai sebuah pilihan alat kampanye menguntungkan terutama pada partai politik yang mengusung orang baru di dalamnya. Karena mereka perlu untuk menjangkau pemilih yang berada di pelosok daerah. Karena media massa mempunyai kekuatan sebagai pilar keempat demokrasi, sehingga mampu menyebarluaskan visi misi calon keberbagai wilayah. 9 Media massa banyak digunakan sebagai medium penyampaian pesan komunikasi politik yang sangat diminati. Kampanye pilkada menyajikan peluang yang sangat baik untuk meneliti konsekuensi komunikasi. Berkaitan dengan pemberian suara dan tindakan memberikan suara ialah upaya untuk mempersuasi rakyat melalui media massa. Media massa sangat penting dalam komunikasi politik, media massa merupakan jenis media yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Dengan daya jangkau yang relatif luas, dan dalam waktu yang bersamaan. 8 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001) h.163 9 Venus, Antar, Manajemen Kampanye (Panduan Teoritis dan Praktiis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi), Bandung : Simbiosa Rekatama, hlm. xiv 5 Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. masalah pokok yang kita hadapi ialah bagaimana dalam masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya, mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi disamping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis. pada pokoknya masalah ini berkisar pada menyusun suatu sistim politik di mana kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta nation building, dengan partisipasi rakyat seraya menghindarkan timbulnya diktator. 10 Dalam konteks demokrasi, sejatinya partai politik dan media massa mempunyai peran yang saling melengkapi. Media massa bertindak sebagai kontrol atas realitas sosial politik yang disampaikan kepada masyarakat luas dalam bentuk informasi. Sedangkan partai politik menjadi institusi yang menyerap persoalan masyarakat akar rumput (grass root) untuk diselesaikan di tingkat pemerintah. Tujuan keduanya sinergis, yakni bagaimana demokrasi dijalankan dan bagaimana kesejahteraan rakyat menjadi prioritas. Tentu saja dalam perkembangannya, banyak pihak yang terlibat Media massa dapat menciptakan image tertentu terhadap siapa atau apa saja, seraya memobilisir kesadaran menurut yang dikehendakinya. Proses hegemoni kesadaran media massa ini tidak bisa lepas dari berbagai kepentingan.dalam pemanfaatan media massa sebagai instrumen pemenuhan kepentingan. Hal ini dimanfaatkan pada pilkada kota Bekasi untuk menyampaikan pesan politik dalam rangka mensukseskan pasangan Mochtar Mohammad (Calon Walikota dari PDIP) yang akan disandingkan dengan Rahmat Effendi (Calon 10 Budiharjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia, 1998), hal. 69 6 Wakil Walikota dari Partai Golkar), yang didukung oleh partai-partai besar, yakni : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB) dan didukung pula oleh Partai Damai Sejahtera (PDS) yang bergabung dalam Koalisi Gotong Royong. Berpasangannya Mochtar Mohammad (M2) dan Rahmat Efendi (Pepen) dalam koalisi ‘MuRah’, yang diusung oleh koalisi partai besar menjadi fenomena menarik, mencoba mengadopsi konfigurasi pilkada Jakarta. Bertemunya Mochtar Mohammad (Babeh M2) dan Rahmat Effendi (Bang Pepen) adalah semacam reuni, mereka berdua pernah sama-sama menjadi anggota DPRD di komisi anggaran, Pasangan MuRaH mengusung isu Pendidikan dan Kesehatan Gratis. 11 Gratis pendidikan usia wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, dan gratis kesehatan ditingkat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), bukan sekedar bebas dari biaya tetapi lebih dari itu, bagaimana mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. Itulah salah satu program kerja yang menjadi prioritas bila Mochtar Mohammad (M2) dan Rahmat Effendi (Pepen) yang diusung koalisi Gotong Royong pada pilkada kota Bekasi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2008. Media massa memberitakan sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon koalisi Gotong Royong, dalam lingkungan publik. Dalam politik hal ini merupakan suatu yang strategis, karena tujuan dari persuasinya ini juga adalah manipulasi psikologis khalayak. 11 Taufik, “DKI Jakarta Jilid 2 ,“ M2 Media, 8 November 2007, h. 4 7 Pilkada merupakan momentum bagi masyarakat untuk menentukan pemerintahan Kota Bekasi. Karena Pilkada tahun 2008 merupakan Pilkada langsung yang pertama di Kota Bekasi. Masyarakat Kota Bekasi dalam melihat Pilkada masih tergolong bersifat wait and see atau boleh di bilang masa bodoh. Sosialisasi yang dilakukan oleh KPUD juga tergolong minim. Melalui media massa sejumlah pertemuan dengan masyarakat kerap dimanfaatkan sebagai momentum untuk mensosialisasikan pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi (MuRaH). Pasangan calon walikota ini juga gencar menggalang sosialisasi hingga tingkat kecamatan, mereka juga menyebarkan sejumlah spanduk, pamflet hingga pemasangan baliho ‘raksasa’ di sudut – sudut Kota Bekasi. 12 Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Bekasi pada rapat pleno Minggu, 03 Februari 2008 menetapkan pasangan “MuRah” (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) yang diusung oleh koalisi 9 parpol sebagai pemenang pilkada kota Bekasi dengan perolehan suara sebesar 368.940 suara dari 729.388 atau 50,6%, mengalahkan pasangan “SuKa” (Akhmad SyaikhuKamaludin Djaini) yang diusung oleh PKS dan koalisi pelangi yang hanya memperoleh 303.209 suara atau 41.6 suara. Sisa perolehan suara sebesar 7.8 % atau sekitar 57.239 suara diraih oleh pasangan “Wiro” (Awing Asmawi-Ronny Hermawan) yang diusung oleh Partai Demokrat. 13 Hasil pleno KPUD Kota Bekasi ini dinyatakan dalam Surat Keputusan KPUD Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2008. Setelah rapat pleno, hasilnya 12 Iskandar, Deni, “ Aksi Parpol JelangPenetapan Kandidat Wali Kota Bekasi,” Indo Pos, 3 Desember 2007, h. 1 13 Masim "Vavai" Sugianto,”Pleno KPUD Kota Bekasi Menetapkan M2R sebagai Pemenang,” artikel diakses pada 20 juni 2008 dari http://www.vavai.com/blog/index/php 8 dikirimkan kepada Mendagri untuk kemudian dilantik pada bulan Maret 2008. Hasil pleno ini diterima oleh seluruh saksi masing-masing pasangan calon sehingga secara definitif kota Bekasi akan dipimpin oleh Mochtar Mohammad Rahmat Effendi untuk periode tahun 2008-2013. Media dengan kepentingan teknis, idealisme dan pragmatismenya memilih, mengemas dan akhirnya mendistribusiakan kepada khalayak kalau sesuatu itu penting. Media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media. Dalam konteks komunikasi Politik media massa menjadikan dirinya sebagai medium pesan politik sehingga kenyataannya kekuasaan dan pengaruh secara terus menerus di produksi dan didistribusikan oleh media massa. Karena dalam perkembangannya media massa banyak digunakan sebagai medium penyampaian pesan yang sangat diminati, maka penulis tertarik untuk mengamati Komunikasi Politik melalui media massa dan selanjutnya dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul : “Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad Dan Rahmat Effendi (MuRah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Pembatasan Masalah Karena komunikasi politik merupakan studi yang luas, maka peneliti membatasinya pada kegiatan Sosialisasi politik melalui media massa yang dilakukan oleh pasangan ‘MuRah’ (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) dalam Pilkada Kota Bekasi, yang selanjutnya akan dianalisa. 9 2. Perumusan Masalah Berdasarkan gambaran latar belakang di atas, Secara sederhana perumusan masalahnya adalah : a. Bagaimanakah Sosialisasi Politik pasangan Mochtar Mohammad–Rahmat Effendi (MuRaH) melalui Media Massa dalam Pilkada Kota Bekasi? b. Apa saja Faktor pendukung dan penghambat yang didapat oleh pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRaH) dalam Pilkada Kota Bekasi? C. Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang dicapai dari penulis skripsi ini, yaitu : a. Bertujuan untuk menjelaskan dan menampilkan hal-hal yang terkait dengan sosialisasi politik pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi (MuRaH) melalui media massa pada Pilkada Kota Bekasi. b. Bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat apa saja yang didapat oleh pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRaH) dalam Pilkada Kota Bekasi. 2. Manfaat Penelitian Sebagaimana rumusan masalah di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah : 10 a. Secara Akademis, tulisan ini diharapkan bisa memberi tambahan wacana dan referensi untuk keperluan studi lebih lanjut dan menjadi bahan bacaan kepustakaan. b. Secara Praktis, dengan tulisan ini penulis berharap dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Komunikasi politik terutama bagaimana kiat komunikasi politik melalui media massa, dan tata cara komunikasi politik yang baik bagi penulis sendiri maupun bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode dimana pencarian data tidak dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi dan sampling bahkan populasi dan sampling terbatas. Jika data yang terkumpul sudah menjelaskan fenomena yang diteliti, maka peneliti tidak perlu mencari sampling lainnya. 14 Metodologi kualitatif menurut Taylor dan Bogdan, adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller, yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya 14 Kriyantono, Rachmat, S.Sos, M. Si, Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Group, hal.58 11 maupun dalam peristilahannya. Dari beberapa macam penafsiran, maka pengertian secara umum dari penelitian kualitatif adalah, penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 15 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini adalah : a. Metode observasi atau pengamatan langsung. Yakni penulis mengadakan penelitian secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dan mengamati Komunikasi politik melalui media massa Pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi (MuRaH) dalam Pilkada Kota Bekasi dengan mengadakan pencatatan dari hasil observasi yang dilakukan secara sistematis dari fenomena yang ada. 16 b. Metode interview atau wawancara, yaitu suatu alat pengumpulan data dengan cara menggunakan teknik wawancara langsung secara mendalam (in –depth interview), dan diskusi kecil yang dilakukan oleh peneliti dengan tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) yang terkait untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan judul penelitian penulis. 15 Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Remaja karya, Cetakan ke-23, Januari, 2007, hal. 4-6 16 Arikanto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h. 145-146 12 c. Metode dokumentasi yaitu diperoleh dari penelitian pustaka (Library Research) dengan mencari data berupa buku–buku, arsip–arsip, artikel, serta kutipan–kutipan pernyataan para tokohnya di media massa yang sesuai dengan judul penelitian. Sebagai bahan informasi / data sebagai bahan penunjang wawancara penulis. 3. Analisa Data Analisa data yaitu menggunakan metode deskriptif analisis. Maksudnya adalah analisis penelitian ini didasarkan pada penggambaran secara objektif terhadap tema penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penulis menganalisa data dengan menyusun kata-kata ke dalam tulisan yang lebih luas. 17 Keterangan-keterangan yang ada kemudian dihubungkan satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi satu fakta yang dapat terungkap mengenai topik yang dipertanyakan dan yang menjadi pokok masalah dalam penelitian penulis. E. Pedoman Penulisan Teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku bimbingan skripsi UIN Jakarta “ PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH : (Skripsi, Tesis, Dan Disertasi)”, (CeQDA :Jakarta, 2007) serta terikat dengan peraturan pemakaian bahasa dengan ejaan (EYD). Dengan pengecualian bahasa asing. 17 Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), h. 27 13 F. Sistematika Penulisan Adapun laporan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk karya tulis skripsi dengan sistematika penulisan seperti dibawah ini : BAB I Pendahuluan, yang mencangkup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan serta sistematika penulisan. BAB II Membahas Landasan Teoritis Hubungan Komunikasi Politik dan Media Massa. BAB III Gambaran Umum Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013, meliputi latar belakang sejarah koalisi partai pendukung, visi dan misi pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi), Program kerja pasangan MuRah dan profil pasangan MuRah. BAB IV Membahas tentang Komunikasi Politik melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Kota Bekasi, meliputi, Pencitraan Politik melalui Media Massa, Mochtar Mohamad-Rahmat Effendi Program Partai, dan Isu Publik Sebagai Komoditas Pemasaran Politik di Media Massa, Pemetaan Media Massa Sebagai Saluran Komunikasi Politik, Prosentase Perolehan Suara Sah Per Kecamatan, Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Kota Bekasi, Analisa Perspektif Teori Agenda Setting. BAB V Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran-saran. 14 BAB II Landasan Teoritis Hubungan Komunikasi Politik Dan Media Massa A. Teori Agenda Setting Media Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Teo ri ini mengatakan bahwa media (terutama media berita) tidak selalu berhasil untuk memberitahukan apa yang kita pikirkan melainkan mereka berhasil mengajak kita untuk memikirkan sesuatu. Secara selektif, “gatekeepers” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada suratkabar, frekuensi penayangan, posisi dalam suratkabar, posisi dalam jam tayang). Terdapat konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting yakni agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijakan. Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka 15 bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat (Community Salience). 1 Masyarakat tentunya memiliki hak untuk tahu (right to know) yang akhirnya menjadikan suatu isu atau peristiwa menjadi public sought (permintaan publik) akan informasi tentang isu atau peristiwa tersebut. Media dengan kepentingan teknis, idealisme dan pragmatismenya memilih, mengemas dan akhirnya mendistribusikan kepada khalayak kalau sesuatu itu penting. 2 Teori Agenda Setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman (1965) pada konsep “The World Outside and the Picture in our head”, penelitian empiris teori ini dilakukan McCombs dan L. Shaw ketika mereka meneliti pemilihan presiden tahun 1972. 3 Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan yang meneliti perilaku manusia belum menemukan kekuatan media seperti yang disinyalir oleh pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan yang penting dalam membentuk realitas social kita, ketika mereka melaksanakan tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita. Khalayak bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media, meraka juga belajar sejauhmana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh media massa. Misalnya, dalam merenungkan apa yang diucapkan kandidat selama kampanye, media massa tampaknya 1 Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta : PT. Lasswell Visitama, 2010), h. 21 2 3 Ibid, h. 21 Ibid, h.19 16 menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata lain, media menetukan “acara” (agenda) kampanye. Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia buat kita. Tapi yang jelas Agenda Setting telah membangkitkan kembali minat peneliti pada efek komunikasi massa. Agenda setting sendiri baru menunjukan keampuhannya jika agenda media menjadi agenda publik. Lebih hebatnya lagi jika agenda publik menjadi agenda kebijakan. Bernard C. Cohen (1963) mengatakan bahwa pers mungkin tidak berhasil banyak pada saat menceritakan orang-orang yang berpikir, tetapi berhasil mengalihkan para pemirsa dalam berpikir tentang apa. Kita bisa memakai media apa saja untuk membangun opini, tapi jika tidak sejalan dengan selera publik, maka isu yang dibangun dengan instensitas sekuat apa pun belum tentu efektif. B. Komunikasi Politik 1. Pengertian Komunikasi Politik Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lippmann yang meneliti tentang opini publik pada masyarakat. Membicarakan Komunikasi Politik tidak semudah dengan membicarakan gerakan politik. Kesulitan itu muncul karena ada dua konsep yang mengusung disiplin ilmu ini, yakni konsep “komunikasi” dan konsep “politik.” Komunikasi 17 politik adalah sebuah studi yang interdisiplinari yang dibangun atas berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses komunikasi dan proses politik. Ia merupakan wilayah pertarungan dan dimeriahkan oleh persaingan teori, pendekatan, agenda dan konsep dalam membangun jati dirinya. 4 Komunikasi yang membicarakan tentang politik kadang diklaim sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari komunikasi publik, dan sering dikaitkan sebagai komunikasi kampanye pemilu karena mencangkup masalah persuasi terhadap Pemilih, debat antarkandidat, dan penggunaan media massa sebagai alat kampanye. 5 Komunikasi dan politik memiliki hubungan yang erat dan istimewa karena berada dalam kawasan (domain) politik dengan menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Komunikasi politik menyambungkan semua bagian dari sistem politik sehingga aspirasi dan kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan. Komunikasi Politik (Political Communication) merupakan gabungan dua disiplin ilmu yang berbeda namun terkait sangat erat, yakni Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik. Oleh karena itu, sebelum memasuki pembahasan tentang pengertian dan proses komunikasi politik, dibahas lebih dulu tentang pengertian komunikasi dan politik. a. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung maupun tidak langsung. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris 1 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009) h. 16 5 Ibid, h.16 18 communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna. 6 Dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Komunikasi bukan sekadar penerusan informasi dari suatu sumber kepada publik, ia lebih mudah dipahami sebagai penciptaan kembali gagasan-gagasan informasi oleh publik jika diberikan petunjuk dengan simbol, slogan, atau tema pokok. 7 Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? 8 Sehubungan dengan kenyataan bahwa komunikasi adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas seorang manusia, tentu masing-masing orang mempunyai cara sendiri, tujuan apa yang akan didapatkan, melalui apa atau kepada siapa. 9 Jika kita menyimak kandungan makna yang terdapat dalam setiap definisi komunikasi yang telah dikemukakan, kita dapat menemukan adanya sejumlah unsur yang mendukungnya. Paradigma Lasswell di atas menunjukkan 6 Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta : PT.Lasswell Visitama, 2010), h. 4 7 Nimmo, Dan, Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993) H.5 8 Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra ,( Jakarta : PT.Lasswell Visitama, 2010), h.5 9 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia,(Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2004) 19 bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan komunikator sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, lembaga atau negara. 2. Pesan (mengatakan apa?) Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. 3. Media (melalui canel/media apa?) Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media kelompok, dan ada pula dalam bentuk media massa. 4. Komunikan (kepada siapa?) Adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk organisasi, instansi, partai atau negara. 5. Efek (dengan dampak/efek apa?). Adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. 20 pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Dalam bentuknya yang paling sederhana, proses komunikasi terdiri dari pengirim, pesan, dan penerima. Suatu tindakan komunikasi bermula dari si pengirim. Karena itu, kualitas komunikasi sebagian besar tergantung dari keterampilan si pengirim. Ia harus tahu isi pesan yang ingin disampaikannya, siapa penerimanya, dan dengan sarana apa pesan itu ingin disampaikan. Selain itu ia juga harus tahu kapan pesan itu harus disampaikan. Kemudian tanggung jawab final dari si pengirim ialah mencari feedback atau umpan balik dan mengevaluasi secara hati-hati.10 Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dan jelas masing-masing orang mempunyai perbedaan dalam mengaktualisasikan komunikasi tersebut. Berbeda dengan Lasswell, Steven justru mengajukan sebuah definisi yang lebih luas bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli, apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. 11 Meski definisi yang dibuat para pakar memiliki perspektif yang berbeda satu sama lainnya menurut latar belakang disiplin ilmu yang membuat definisi itu, pada dasarnya definisi-definisi itu tersebut tidak terlepas dari substansi komunikasi itu sendiri. 10 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), h. 159 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2009), h. 19 11 21 b. Pengertian Politik Dalam kehidupan kita sehari-hari istilah politik sudah tidak begitu asing karena segala sesuatu yang dilakukan atas dasar kepentingan kelompok atau kekuasaan sering kali diatasnamakan dengan label politik. Jika dianggap bahwa ilmu politik mempelajari politik, maka perlu kiranya dibahas dulu istilah politik itu. Dalam kepustakaan ilmu politik ternyata ada bermacam-macam definisi mengenai politik. Karena pada perkembangannya, komunikasi juga melahirkan apa yang disebut komunikasi politik. Jika dilihat dari pengertian komunikasi, tak heran jika ia pun sanggup merangkul studi politik. 12 Istilah ilmu politik (science politique) pertama kali digunakan oleh Jean Bodin di Eropa pada tahun 1576, kemudian Thomas Fithzerbert dan Jeremy Betham pada tahun 1606. akan tetapi istilah politik yang dimaksud ialah ilmu negara sebagaimana tertulis dalam karya-karya sarjana Eropa daratan yang bersifat institusional yuridis. 13 Politik berasal dari kata politic (Inggris) yang menunjukkan sifat pribadi (adjektive of person) atau sifat perbuatan (adjektive of action). Di sini politik berarti bertindak bijaksana (acting wisly), dan bijak (wise). 14 Kata yang lain adalah politics (dengan ”s”) yang berarti seni atau ilmu tentang pemerintahan (the art government). Asal kata politik adalah dari bahasa latin politicos, embrionya adalah kata polis yang berarti kota. 15 Sedangkan dalam bahasa dikenal dengan kata sifat yang salah satu artinya adalah politik, sedangkan maksudnya di sini, 12 Budiharjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia, 1998), hal. 8 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2009), h. 26 14 AP.Cowl, oxford Leaner’s Dictionary, (Ocford : Ocford University Press, 1990) 15 Ahmad, Zainal Abidin, Op. Cit. Hal. 18 13 22 politik adalah muslihat, tindakan akal, kebijakan dengan tujuan mencapai suatu maksud. 16 Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacammacam kegiatan dalam suatu sistim politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistim itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decisionmaking) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistim politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu. 17 Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goal), dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Lagipula politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan orang seorang (individu). 18 Ada berbagai definisi yang diberikan oleh para ilmuan diantaranya menurut Soelistyati Ghani dalam bukunya Pengantar Ilmu Politik menurutnya dua arti kata politik yang penting adalah : Pertama, politik dalam arti dipergunakan untuk menunjukkan mengenai suatu segi dari kehidupan manusia bersama dalam masyarakat yang menyangkut kekuasaan, menyangkut Power Relation Ship, dalam artian ini terkandung isi politik sebagai usaha untuk memperoleh kekuasaan. 16 Depdikbud, Op.Cit., h. 836 Budiharjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia, 1998), hal. 8 18 Ibid, h. 8 17 23 Kedua, politik di dalam arti mempergunakan untuk menunjukan kepada satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai atau dengan kata yang lebih singkat kebijaksanaan. 19 Dalam Bahasa Indonesia kata politik mempunyai beberapa pengertian . yaitu : 1. Ilmu pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan. 2. Segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. 3. kebijakan; cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah). 20 Dalam penggunaannya, istilah politik pertama kali dikenal dari buku Plato yang berjudul “Polities”. Dari karya-karya tersebut dapat diketahui bahwa politik merupakan istilah yang digunakan untuk konsep pengaturan kemasyarakatan sebab yang dibahas dalam kedua buku tersebut adalah soal-soal yang berkenaan dengan masalah bagaimana pemerintahan dijalankan agar terwujud suatu masyarakat politik atau Negara yang sempurna, atau yang menurut Plato sebagai “Negara ideal”. 21 Sedangkan menurut Deliar Noor, politik adalah “segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang dimaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah, atau mempertahankan suatu macam bentuk susunan masyarakat. 22 19 Ghani, Soelistyati Ismail, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984), cet. Ke-1, h. 17 20 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet.KE-8, hal. 694 21 Noor, Deliar, Pengantar ke Pemikiran Politik, (Jakarta : Gramedia, 1998), h. 93 22 Ibid, h. 94 24 Dalam kepustakaan ilmu politik, sebenarnya terdapat banyak ragam definisi tentang politik. Keragaman definisi tersebut menurut Miriam, karena setiap sarjana melihat hanya satu aspek atau unsur politik saja yang kemudian unsur tersebut diperlakukan sebagai konsep pokok yang dipakai untuk meneropong unsur-unsur lainnya. 23 Pada umumnya apa yang disebut politik itu berkaitan dengan bermacammacam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses penentuan dan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. 24 Untuk melaksanakan tujuantujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi sumber-sumber dan berbagai sumber daya yang ada. Untuk itu diperlukan kekuatan (power) dan kewenangan (authority), yang dipakai baik untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses tersebut. 25 Dari sekian banyak definisi tentang politik tersebut, menurut pandangan Jeje Abdul Rojak, paling tidak dapat ditemukan dua kecenderungan pendefinisian, yaitu pandangan yang mengkaitkan politik dengan Negara, dan pandangan yang mengkaitkan politik dengan masalah kekuasaan , otoritas, dan atau dengan konflik. 26 Bagaimana seandainya dalam politik tidak terjadi komunikasi? Tentunya akan mempengaruhi kinerja politik (atau sistem politik) yang sedang dijalankan. Berbagai komponen infrastruktur dan suprastruktur mengalami keterputusan 23 Budiarjo, Miriam, Loc. Cit. Budiharjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta : Gramedia, 1992), h. 8 25 Ibid. 26 Rojak, Jeje Abdul, Politik Kenegaraan : Pemikiran-Pemikiran AlGhazali dan Ibnu Taimiyah, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1999), hal. 40 24 25 hubungan sehingga mekanisme yang seharusnya dijalankan tidak bisa berkembang secara dinamis. Apa yang dimaksud dengan komunikasi politik? Bertolak dari konsep komunikasi dan konsep politik yang telah diuraikan pada bagian awal, upaya untuk mendekati pengertian apa yang dimaksud komunikasi politik, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambanglambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik. 27 Michael Rush dan Philip Althoff mendefinisikan komunikasi politik sebagai suatu proses di mana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. 28 Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pola pertukaran informasi di antara individu-individu dengan kelompokkelompoknya pada semua tingkatan. 29 Komunikasi Politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. 27 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2009), h.35 28 Michael Rush & Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 24 29 Michael Rush & Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 24 26 Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.30 Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari istilah belaka. 31 Komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar soal kenaikan BBM, ini merupakan contoh kekentalan komunikasi politik. Komunikator Politik pada dasarnya adalah semua orang yang berkomunikasi tentang politik, mulai dari obrolan warung kopi hingga sidang parlemen untuk membahas konstitusi negara. Namun, yang menjadi komunikator utama adalah para pemimpin politik atau pejabat pemerintah karena merekalah yang aktif menciptakan pesan politik untuk kepentingan politis mereka. Mereka adalah pols, yakni politisi yang hidupnya dari manipulasi komunikasi, dan vols, yakni warga negara yang aktif dalam politik secara part timer ataupun sukarela. 32 Komunikasi politik merupakan suatu elemen yang dinamis dan yang menentukan sosialisasi politik dan partisipasi politik. Dalam hal ini komunikasi politik menentukan corak perilaku insan politik. 33 Dari beberapa pengertian di 30 Ibid, h. 22 Iqbal, Tengku Dhani, Komunikasi Politik, Sebuah Neologisme,(Jakarta :2006) 32 ASM. Romli. Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” (Unfari), Bandung. Hal. 15 33 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), h. 159 31 27 atas, jelas komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi 2. Unsur-unsur Komunikasi Politik Proses komunikasi politik sama dengan proses komunikasi pada umumnya (komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia) komunikasi politik sebagai body of knowledge juga terdiri atas berbagai unsur, yakni : 1. Komunikator Poltik Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai poitik, melainkan juga lembaga pemerintahan legislative dan eksekutif. Dengan demikian, sumber atau komunikator politik adalah mereka-mereka yang dapat memberi informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik misalnya presiden, mentri, anggota DPR, MPR, KPU, gubernur, bupati/walikota, politisi, funsionaris partai politik, fungsionaris Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan kelompok-kelompok penekan dalam masyarakat yang bias mempengaruhi jalanya pemerintahan. 2. Pesan Politik Ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal. Tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato pilitik, undang-undang kepartaian, undang-undang pemilu, penyataan politik, artikel atau isi buku/brosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan internet yang berisi 28 ulasan politik dan pemerintahan, spanduk atau baliho, iklan politik, propaganda, makna logo, warna baju atau bendera dan semacamnya. 3. Saluran atau Media Politik Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak, yaitu surat kabar, tabloid, majalah. Media elektronik, misalnya film, radio, televisi, komputer, internet. Media format kecil, misalnya leaflet, brosur, selebaran, stiker, bulletin. Media luar ruang (out door media), misalnya baliho, spanduk, reklame, bendera, jumbai, pin, logo, topi, rompi, kaos oblong, kalender, blok note dan segala sesuatunya yang biasa digunakan untuk membangun citra (image building). 4. Sasaran atau Target Politik Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan dalam bentuk pemberian suara kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum. Mereka adalah pengusaha, pegawai negeri, buruh, perempuan, ibu rumah tangga, pedagang kaki lima, mahasiswa, petani, yang berhak memilih maupun pelajar dan siswa yang akan memilih setelah cukup usia. 5. Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap system pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan umum. Pemberian suara sangat menentukan terpilih tidaknya seorang kandidat untuk posisi mulai tingkat presiden dan wakil presiden, angota DPR, MPR, gubernur, 29 dan wakil gubernur, bupati dan wail bupati, walikota dan wakil walikota sampai pada tingkat DPRD. 34 3. Fungsi Komunikasi Politik Gabriel Almond berpendapat bahwa Komunikasi Politik merupakan salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik : “All of the functions performed in the political system-political socialization and recruitment, intereset articulation, interest aggregations, rule making, rule application, and rule adjudication are performed by means of communication”. Kutipan diatas menunjukkan bahwa komunikasi politik bukanlah fungsi yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang terjadi pada saat ketujuh fungsi lainnya di jalankan. Ketujuh fungsi tersebut adalah : 1. Sosialisasi politik (Socialization Political) Adalah suatu proses yang dilalui seseorang dalam memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang ada dalam masyarakat tempat orang itu berada. 2. Rekrutmen politik (Recruitment) Merupakan fungsi penyeleksian untuk kegiatan politik dan jabatan pemerintah melalui penampilan dalam media komunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkan diri untuk jabatan tertentu. Ada tiga tahapan, mempengaruhi orang lain untuk menjadi kader, membina 34 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2009) h.37-39 30 loyalitas kader dan memproyeksikan kader untuk terlibat dan intensif mewakili organisasi di dalam jabatan-jabatan politik. 3. Artikulasi Kepentingan (Intereset Articulation) Proses yang mengolah aspirasi masyarakat yang bercorak ragam yang disaring dan dirumuskan dalam bentuk rumusan yang teratur. 4. Agregasi Kepentingan (Interest Agregations) Merupakan fungsi yang menggabungkan berbagai kepentingan yang sama atau hampir sama untuk dituangkan dalam rumusan kebijaksanaan lebih lanjut dengan demikian agregasi kepentingan ini bukan lagi kepentingan orang per orangan atau kelompok akan tetapi kepentingan masyarakat. 5. Pembuatan Aturan (Rule Making) Merupakan fungsi yang dijalankan oleh lembaga legeslatif. Untuk menjalankan fungsi ini legeslatif dapat bekerjasama dengan lembaga eksekutif. 6. Penerapan Aturan. (Rule Application) Fungsi ini dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta jajaran birokrasinya. Tidak hanya berarti pelaksanaan peraturan sebagai pedoman berprilaku, tetapi juga berarti pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan peraturan. 7. Penghakiman Aturan (Rule Adjudication) Merupakan fungsi untuk menyelesaikan pertikaian atau persengketaan yang menyangkut persoalan peraturan, pelanggaran peraturan dan penegasan fakta-fakta yang perlu untuk mendapatkan keadilan. 31 Sebagai disiplin ilmu, komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar, yakni sebagai berikut. 1. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya. Di sini media komunikasi memiliki fungsi pengamatan dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi dalam masyarakat. 2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikasi fakta yang ada. Di sini para jurnalis diharapkan melihat fakta yang ada sehingga berusaha objektif yang bisa mendidik masyarakat atas realitas fakta tersebut. 3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan mengembalikan hasil opini itu kepada masyarakat. Dengan cara demikian, bisa memberi arti dan nilai pada usaha penegakkan demokrasi. 4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembagalembaga politik. Disini media bisa berfungsi sebagai anjing penjaga (watchdog) sebagaimana pernah terjadi dalam kasus mundurnya Nixon sebagai Presiden Amerika karena terlibat dalam kasus Watergate. 5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan programprogram lembaga politik dapat disalurkan kepada media massa. 35 Jika fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh McNair dikombinasikan dengan fungsi komunikasi yang dibuat oleh Goran Hedebro, komunikasi politik berfungsi untuk : 35 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h.39-40 32 1. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan lembaga politik maupun dalam hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat; 2. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga politik; 3. Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan pendukung partai; 4. Menjadi platform yang bisa menampung ide-ide masyarakat sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam bentuk opini publik; 5. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak mereka sebagai pemberi suara; 6. Menjadi hiburan masyarakat sebagai “pesta demokrasi” dengan menampilkan para juru kampanye, artis, dan para komentator atau pengamat politik; 7. Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflik dan ancaman berupa tindakan separatis yang mengancam persatuan nasional; 8. Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap gerakan reformasi dan demokratis; 9. Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda setting, maupun komentar-komentar politik; 33 10. Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good governance yang transparansi dan akuntabilitas; 36 4. Saluran-Saluran Komunikasi Politik. Istilah struktur Komunikasi oleh Almond dan Powell (1966), juga diartikan sebagai saluran komunikasi, diantaranya adalah : a. Struktur wawanmuka (face-to face) informal, yaitu : merupakan saluran yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan politik. Di samping struktrur yang formal dalam sebuah organisasi, selalu terdapat struktur informal yang “membayangi”nya. Saluran ini bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh struktur formal, namun tidak semua orang dapat akses ke saluran ini dalam kadar yang sama. b. Struktur sosial tradisional, yaitu sebuah saluran komunikasi yang ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi (khalayak atau sumber). Artinya, pada lapis mana yang bersangkutan berkedudukan dan (tentunya akan menentukan pula) akses disusunan sosial masyarakat tersebut. 37 c. Struktur masukan (input) politik, yaitu : struktur yang memungkinkan terbentuknya / dihasilkannya input bagi sistem politik yang dimaksud. Yang termasuk struktur input adalah serikat pekerja, kelompok-kelompok kepentingan, dan partai politik. 38 d. Struktur output, yaitu : struktur formal dari pemerintah. Struktur pemerintahan , khususnya birokrasi, memungkinkan 36 pemimpin-pemimpin politik Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada 2009) H.40-41 37 Nasution, Zulkarimien, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990,hlm.57 38 Ibid,hlm.59 34 megkomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-peraturan untuk bermacam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien dan jelas. 39 e. Saluran media massa adalah saluran yang penting dalam sebuah komunikasi politik. Media massa selalu mempunyai peranan tertentu dalam menyalurkan pesan, informasi, dan political content di tengah masyarakat. Serta sangat terkait akan pembentukan opini publik. 40 B. Media Massa 1. Pengertian Media Massa Kata media berasal dari kata latin dan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harpiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Association for Education Technology (AECT), mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. 41 Secara terminologi media menurut Marshall Mcluhan, “The media is the message,” media adalah pesan. 42 Artinya media menjadi pembawa pesan bagi organisasi media kepada khalayaknya. Sebagai suatu alat untuk menyampaikan pesan berupa berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik. 39 Ibid, hlm.60 Ibid, hlm 61 41 Budiman, Muhsin, Media dan Dakwah, Makalah (Jakarta : Fak Dakwah UIN Syahid, 2004) 42 Budiman, Kris, Feminografi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999) h. 12 40 35 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud dengan media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. 43 Media massa atau mass media adalah media yang khusus digunakan untuk komunikasi massa. Mengapa media massa disebut media massa? Karena mempunyai karakteristik massa itu sendiri. Media massa adalah sarana yang mentransmisikan pesan-pesan yang identik kepada sejumlah besar orang yang secara fisik berpencaran. Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Jenis media yang secara tradisional termasuk di dalam media massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang mediamedia lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan tabloid. Media massa itu mempunyai tugas atau kegunaan untuk menghibur dan memberikan informasi secara fakta dan benar kepada publik. Sedangkan menurut Jalaluddin Rahmat media massa adalah media yang digunakan untuk menyalurkan komunikasi seperti, televisi, radio, pers, film dan sebagainya. 44 Komunikator politik, apakah dia politikus, profesional, atau aktivis, menggunakan pembicaraan persuasif, baik untuk saling mempengaruhi maupun untuk mempengaruhi anggota khalayak yang kurang terlibat di dalam politik. Alat 43 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2002) edisi ke 3, h. 726 44 Ahmad H, Asep, Analisis Teoritis Tentang Media Massa. Hal1 36 atau upaya yang digunakan untuk mengirim pesan itu ialah saluran dari “siapa mengatakan apa kepada siapa”. 45 Media adalah sarana yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya atau banyak, jumlahnya atau kedua-duanya. 46 Pemilihan media komunikasi harus didasarkan atas sifat isi pesan yang ingin disampaikan, dan pemilikan media yang dimiliki oleh khalayak. Sifat isi pesan maksudnya ialah kemasan pesan yang ditujukan untuk masyarakat luas, dan kemasan pesan untuk komunitas tertentu. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televisi, dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau saluran komunikasi kelompok. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. 47 Media cetak adalah saluran komunikasi dimana pesan-pesan verbalnya (tertulis) maupun dalam bentuk gambar-gambar seperti karikatur dan komik dilakukan dalam bentuk tercetak. Media ini sangat baik disebarluaskan untuk mereka yang bisa membaca dan memiliki waktu senggang yang cukup. Sebuah surat kabar atau media cetak lainnya punya kelebihan, yakni bisa dibaca oleh banyak orang. Sayangnya media ini tidak memiliki jangkauan jauh, kecuali hanya tempat-tempat yang bisa dimasuki transportasi mengantar surat kabar. 48 45 Nimmo, Dan, Komunikasi Politik :Komunikator, Pesan, dan Media, h.166 Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, Kamus Komunikasi 47 Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007) h. 103 48 Hafied Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 376-377 46 37 Berbeda dengan media cetak, pesan-pesan pada media elektronik disampaikan melalui getaran listrik yang diterima oleh pesawat penerima tertentu, misalnya televisi dan radio. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat-perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang singkat. Lebih lanjut menurut Antonio Gramsci seperti yang dikutip oleh Alex Sobur media merupakan arena pergulatan antar ideologi yang saling berkompetisi (The battle ground for competing ideologies) 49 Gramsci melihat media sebagai ruang dimana berbagai ideologi dipresentasikan. Ini berarti, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran sebuah ideologi baik dari ideologi yang berkuasa maupun dari ideologi yang berseberangan dengan penguasa. Media adalah jendela yang memungkinkan kita untuk melihat fenomena yang terjadi melebihi lingkungan dekat kita, penerjemah yang membantu kita membuat perasaan mengalami, platform atau pembawa yang menyalurkan informasi, komunikasi interaktif yang meliputi umpan balik kepada khalayak, penanda yang memberi kita dengan instruksi dan petunjuk, penyaring yang menyaring bagian-bagian pengalaman dan berfokus pada lainnya, cermin yang memantulkan realitas kita kepada kita kembali, dan pembatas yang menghalangi kebenaran. (Kemudian apakah sebenarnya pengertian dari media massa yang menjadi pusat dari kajian komunikasi massa ? Sampai saat ini tidak ada definisi yang tunggal ataupun definisi yang sederhana yang mampu memberi pengertian secara komprehensif mengenai media massa. 49 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001) h. 30 38 Dalam kegiatan komunikasi politik, fungsi media massa yang tampak adalah : Sumber informasi politik, Sebagai fungsi partisipasi, Fungsi sosialisasi dan pendidikan politik, Fungsi mengembangkan budaya politik, Fungsi integritas bangsa. Selain itu media juga sebagai fungsi sosial, hiburan dan kontrol. Fungsi pertama, adalah media massa di dalam melakukan fungsi sebagai sumber informasi selalu menyajikan, menayangkan peristiwa peristiwa politik yang terjadi di berbagai belahan planet bumi termasuk kegiatan aktor-aktor politik dengan sikap dan perilaku politik yang melekat pada para aktor tersebut. Sebagai fungsi sumber informasi lebih menitik beratkan kepada unsur-unsur berita (news) yang berefek politik. Erich Evert dalam judul buku Offentlichkeit in der Aussenpolitikâ mengemukakan unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam pemberitaan politik, yaitu : publisitas, aktualitas dan popularitas. 50 Fungsi kedua, yaitu fungsi partisipasi. Hal ini mengandung makna bahwa sajian atau tayangan pesan-pesan komunikasi baik pada media elektronik maupun media cetak harus mampu menggugah masyarakat (komunikan) untuk berperan aktif dalam mendukung dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan pemerintah sebagai konsekwensi bahwa pemerintah adalah produk pilihan mereka. Fungsi ketiga, sosialisasi dan pendidikan politik. Fungsi ini untuk meningkatkan kualitas rujukan masyarakat di dalam menerima dan mempertahankan sistem nilai atau sistem politik yang sedang berlangsung. Kedua bentuk kegiatan ini merupakan proses belajar yang berlangsung dalam waktu relative lama. 50 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.1 39 Fungsi keempat, yaitu mengembangkan budaya politik yang disebut juga fungsi politisasi. Fungsi ini merupakan fungsi penentu terhadap fungsi-fungsi lainnya, karena fungsi budaya politik, yaitu untuk membentuk pola perilaku yang memberi warna dominan terhadap karakter suatu bangsa. Fungsi kelima, yaitu fungsi integritas bangsa. Fungsi ini merupakan syarat mutlak bagi kehidupan negara di dalam mencapai tujuannya. Karena itu media massa harus mampu mengembangkan pemikiran-pemikiran integralitik, artinya media massa harus mampu menggiring pemikiran-pemikran kelompok, etnis budaya, sukuisme, provinsialisme dan pemikiran-pemikiran lain, pemikiran nasionalistik. 51 C. Media Massa sebagai Saluran Komunikasi Politik Saluran komunikasi adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Pesan di sini bisa dalam bentuk lambang-lambang pembicaraan seperti kata, gambar, maupun tindakan. Atau bisa pula dengan melakukan kombinasi lambang. Alat yang dimaksud di sini tidak hanya berbicara sebatas pada media mekanis, teknik, dan sarana untuk saling bertukar lambang, namun manusia pun sesungguhnya bisa dijadikan sebagai saluran komunikasi. Jadi, lebih tepatnya saluran komunikasi itu adalah pengertian bersama tentang siapa dapat berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana, sejauh mana dapat dipercaya. Komunikator politik, siapapun ia dan apapun jabatannya, menjalani proses komunikasinya dengan mengalirkan pesan 51 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.1-2 40 dari struktur formal dan non-formal menuju sasaran (komunikan) yang berada dalam berbagai lapisan masyarakat. 52 Pembahasan saluran komunikasi politik tidak hanya sebatas pada bentuk proses penyampaian politik ketika komunikator sudah duduk di kursi pemerintahan. Namun, akan lebih menarik lagi jika pembahasan saluran komunikasi politik terhadap persuasi politik pada saat kampanye. Hubungan antara media dan politik sudah berlangsung lama, jauh sebelum ilmu politik menemukan jati dirinya sebagai ilmu yang berdiri sendiri dari filsafat. Karena hubungan yang begitu erat antara media dengan politik, kini media massa memainkan peranan yang sangat penting dalam proses politik, media menjadi aktor utama dalam bidang politik. Ia memiliki kemampuan untuk membuat seseorang cemerlang dalam karier politiknya. 53 Komunikator politik, apakah dia politikus, profesional, atau aktivis, menggunakan pembicaraan persuasif, baik untuk saling mempengaruhi maupun untuk mempengaruhi anggota khalayak yang kurang terlibat di dalam politik. Alat atau upaya yang digunakan untuk mengirim pesan itu ialah saluran dari “siapa mengatakan apa kepada siapa”. 54 Dilihat secara luas, saluran komunikasi terdiri atas lambang-lambang, dan berbagai teknik serta media yang digunakan untuk berbicara dengan khalayak. Dengan demikian maka saluran komunikasi adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan.55 52 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.2 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h.117 54 Nimmo, Dan, Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan, dan Media (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 1999) h.166 55 ibid 53 41 Komunikasi politik transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik. Dan proses sosialisasi, partisipasi, dan pengrekrutan tergantung pada komunikasi. Pada umumnya disepakati bahwa media massa, terutama surat kabar, majalah, radio, dan televisi merupakan bagian yang penting dalam sistem politik demokrasi. Media massa dapat memainkan peran-peran yang signifikan, seperti memberikan informasi kepada khalayak mengenai berbagai isu penting, menyediakan diri sebagai forum untuk terselenggaranya debat publik, dan bertindak sebagai saluran untuk mengartikulasikan aspirasi-aspirasi. Saluran pokok informasi mengenai masalah politik adalah media massa. Peranan media massa dalam komunikasi politik menggambarkan cara-cara tertentu dalam mana seluruh proses politik terintegrasi dengan jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, dan pada umumnya media massa itu sendiri mutlak bersifat politis ataupun padat dengan masalah-masalah politik. Surat kabar, radio, dan televisi pada umumnya memberikan informasi kepada para pemakainya. 56 Orang mengetahui perilaku politik dari berbagai media massa, media interpersonal, dan media organisasi. Istilah “pers” menunjuk kepada semua media berita, bukan hanya surat kabar, majalah berita, dan bahan tercetak lainnya. Pers mencakup siaran berita radio dan televisi, dokumenter, dan semua alat untuk meneruskan informasi politik kepada khalayak massa secara terorganisasi. 56 Michael Rush & Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005) h. 256 42 Komunikator politik, yakni politikus yang mencalonkan diri untuk menjadi pejabat, menggunakan secara luas berbagai media untuk tujuan persuasif. 57 Meskipun media elektronik ditambah dengan media inovasi sudah semakin maju, tetap saja media cetak belum akan ditinggalkan khalayak massa. Terdapat dua tipe media cetak yang kerap dijadikan sebagai media kampanye, yakni melalui surat langsung dan surat kabar atau majalah. Media cetak memiliki cukup pengaruh terhadap tingkat informasi pemilih, pandangan kandidat, tujuan memberikan suara dalam pemilihan, atau pemilihan kandidat. 58 Tiga tipe isi surat kabar yang bertindak sebagai sarana bagi komunikasi kampanye, yakni ihwal berita, editorial, dan iklan. Semuanya membantu pembinaan citra dan penyajian masalah. Namun, pembuatan citra adalah yang paling utama. Bagi surat kabar yang partisan, tentu saja ia akan melakukan pencitraan diri sang kandidat dengan cara yang “halus”. Mulai dari pembuatan judul, penempatan nama di hampir setiap berita yang mengundang perhatian bahkan dalam editorial/tajuk rencananya, serta iklan yang terpampang memenuhi tiap halamannya. 59 Dalam komunikasi politik Menurut McLuhan, terdapat resonansi antara radio dan telinga serta pikiran manusia, resonansi yang menyajikan peluang besar bagi kampanye radio. Di samping itu, radio juga merupakan saluran massa bagi 57 Nimmo, Dan, Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan, dan Media (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 1999) h. 214 58 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.2-3 59 Ibid ,h. 3 43 kaum minoritas walaupun dalam perkembangannya kaum mayoritas pun masih belum bisa meninggalkannya 60 Media Massa merupakan saluran penting dalam komunikasi politik. Namun dalam membicarakan saluran media massa dalam rangka komunikasi politik, selalu dikaitkan dengan konsep-konsep mengenai: a. Kebebasan media massa. b. Independensi media massa pada suatu masyarakat dari control yang berasal dari luar dirinya, seperti pemerintah, pemegang saham, kaum kapitalis/industrialis, partai politik, ataupun kelompok penekan. c. Integritas media massa sendiri pada misi yang diembannya. 61 Ketiga hal tersebut memang membawa konsekuensi yang berbeda dalam pelaksanaan peran media massa sebagai saluran komunikasi politik, sesuai dengan kondisi yang dipunyai oleh masing-masing masyarakat tempat media massa itu berada. Terlepas dari ketiga hal di atas, secara umum media massa mempunyai peranan tertentu dalam menyalurkan pesan-pesan, informasi, dan political content di tengah masyarakatnya. 62 Dengan suatu sistem komunikasi yang otonom, maka komunikasi yang bersifat tertutup (covert) pada birokrasi, kelompok-kelompok kepentingan, dan partai politik, sampai tingkat tertentu dapat diatur dan dikendalikan dengan publisitas. Pada saat yang sama, kepentingan-kepentingan yang laten (tidak dinyatakan secara terang-terangan) di tengah masyarakat dapat dibuat menjadi ekspilisit melalui media komunikasi yang netral. 60 Ibid, h. 3 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.5 62 Ibid 61 44 Otonomi media komunikasi memungkinkan suatu arus informasi yang bebas dari masyarakat ke pemerintahan, dan di dalam pemerintahan sendiri, serta dari suatu struktur politik ke struktur politik yang lain. Hal itu juga memungkinkan adanya suatu umpan balik yang terbuka dari output sistem politik ke input sistem politik kembali. 63 Pada sebagian masyarakat tradisional para pemimpin politik memandang pembangunan media massa modern sebagai sesuatu kekuatan untuk menegakkan persatuan nasional, sekaligus sebagai daya untuk mengerakkan modernisasi. Dengan menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dalam hal bahasa, perbedaan tingkat pengetahuan, kepercayaan, dan kebiasaan, maka perluasan komunikasi berfungsi sebagai jembatan bagi sistem-sistem yang tadinya dicirikan oleh arus komunikasi yang amat heterogen. Sebagian informasi, khususnya yang disampaikan oleh media massa akan melintasi garis-garis batas geografis dan kelas sosial. Namun dua karakteristik perubahan attitude akan membatasi dampak media tersebut. Yang pertama adalah interpretasi informasi melalui media massa tentunya akan dilakukan oleh para pemimpin opini. Pemimpin opini itu sendiri akan amat dipengaruhi oleh hubungan antar personalnya (jaringan sosialnya), yang menurut penelitian selama ini menunjukkan hasil yang konsisten, bahwa pengaruhnya lebih kuat dalam hal persuasi ketimbang media massa 64 . Yang kedua, sekalipun secara persis masih diperdebatkan, tapi dalam banyak hal media massa diakui sebagai saluran yang berkemampuan untuk menyampaikan lebih dari sekedar informasi politik. Artinya, media massa dapat 63 64 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.8 Ibid 45 dibuktikan mempunyai efek politik dalam suatu kelangsungan sistem politik suatu masyarakat. Akar struktural kekuatan media massa bersumber pada kemampuannya yang unik untuk menyediakan khalayak bagi para politisi yang ukuran dan komposisinya tidak akan diperoleh para politisi dimaksud melalui alat yang lain. Sedangkan akar psikologis dari kekuatan media bersumber pada hubungan kepercayaan dan keyakinan yang berhasil diperoleh (meskipun dengan tingkat yang berbeda-beda) oleh organisasi media dari anggota khalayaknya masing-masing. 65 Ikatan saling percaya ini tumbuh berdasarkan pada pemenuhan harapan khalayak selama ini dan validasi dari hubungan percaya mempercayai di masa lampau antara media yang bersangkutan dengan khalayaknya. Kombinasi antara akar struktural dan akar psikologis tadi memungkinkan media mendudukan diri di tengah-tengah antara politisi dan khalayak dan sekaligus mencampuri proses politik yang berlangsung. Campur tangan tersebut mungkin saja tidak disukai oleh banyak pihak termasuk kalangan politik dimaksud. Di sini kemudian, tampillah sifat normatif media yang bersumber pada prinsip-prinsip demokrasi mengenai kebebasan menyatakan pendapat, kebutuhan akan perlingdungan terhadap warga negara dari penyalahgunaan kekuatan politik, yang memberi legitimasi kepada peran independensi media dari kendali politik. 66 Media massa dianggap memiliki peranan yang unik dalam membangun politik, karena memiliki suatu instrumen teknologi yang independen, yang produknya dapat menjangkau ke tengah-tengah masyarakat dalam jumlah yang 65 66 ASM. Romli, Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” ( Bandung : 2007), h.12 Ibid 46 besar. Disamping itu media massa menganggap diri sebagai perantara yang independen antara pemerintah dengan publik. Peran mengisi ruang antara kekuatan negara dan civil society sebenarnya dapat diisi oleh media massa. Media dapat memainkan peranan signifikannya dalam membentuk dan menyebarluaskan informasi dalam pembentukan opini publik. Hanya masalahnya mampukah media massa menempatkan diri sebagai kekuatan publik yang lepas dari pengaruh sistem politik yang anti demokrasi dan tidak terkontaminasi oleh kekuatan ekonomi tertentu ? 67 Berfungsinya saluran-saluran komunikasi politik dalam suatu sistem politik tergantung pula bagaimana pemanfaatan saluran-saluran tersebut oleh masyarakat, dan apakah masyarakat dapat akses sepenuhnya ke saluran-saluran tersebut. 67 Heryanto, Gun Gun “Komunikasi Politik di Era Industri Citra”,(Jakarta : PT. Lasswell Visitama : 2010), h. 223 47 BAB III Gambaran Umum Pasangan Mochtar Mohammad – Rahmat Effendi (MuRah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013 A. Profil 1. Profil Mochtar Muhammad Mochtar Mohammad, yang dilahirkan di Gorontalo 26 Oktober 1964. Di kalangan teman-teman SMA Negeri Telaga Gorontalo, Mochtar dikenal sebagai orang yang pintar, Sejak kecil ia bercita-cita menjadi dokter. Meskipun Mochtar dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, tapi ia tidak pernah berputus asa. 1 Keinginanya untuk bisa menjadi orang yang sukses ia kejar sampai ke Jakarta. Pada awalnya keluarga tidak menyetujui Mochtar merantau ke Jakarta, tapi tekad yang kuat tidak bisa dihalangi meskipun oleh kedua orang tuanya, akhirnya keluarga memberikan izin. 2 Tentu saja, kesuksesan yang diukirnya lantaran ia memiliki dedikasi dan integritas yang tinggi terhadap tugas yang dijalaninya selama ini. Ia juga termasuk orang yang pandai beradaptasi kesegala kalangan tanpa terikat perbedaan agama, ras, dan golongan, termasuk insan seni. Makanya, ketika ia maju sebagai kandidat Walikota dan Wakil Walikota berpasangan dengan Rahmat Effendi, banyak kalangan tidak ragu untuk memberikan dukungan. 3 1 2 3 Riady, “Mochtar anakna Burju,” M2 Media, 8 November 2007, h.4 Ibid, 8 November 2007 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohamad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 48 Profil Walikota Bekasi Nama H. MOCHTAR MOHAMMAD Nama Panggilan Babe M2 Tempa/Tanggal Lahir Gorontalo, 26 Oktober 1964 Agama Islam Alamat Jl. Kenari III No.4 RT.004 RW.008 Kelurahan Kota Baru Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi Status Menikah dengan 3 orang anak Nama Orang Tua Yani Mohamad (Ayah) Hj. Sumiati (Ibu) Riwayat Pendidikan - SD Telaga Gorontalo Tahun 1977 - SMP Negeri Telaga Gorontalo Tahun 1981 - SMA Negeri Pembangunan Gorontalo Tahun 1984 Pengalaman Organisasi - Ketua BNK Kota Bekasi - Paskibraka - Pramuka - Karang Taruna Pengalaman Pekerjaan - Komisaris M2 Group - Direktur PT. Catur Putra Mandiri - Direktur PT. Daya Cipta - Anggota DPRD Kota Bekasi Tahun 1999 – 2003 Jabatan Sekarang - Wakil Walikota Bekasi 49 - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2. Profil Rahmat Effendi, S.Sos., M.Si Rahmat Effendi, adalah tokoh sipil yang berlatar belakang ekonom. Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk bekerja. Rahmat memang termasuk orang yang tidak gampang menyerah. Parameternya adalah kesuksesan dalam karir dan keluarga. “Orang sukses selalu menggunakan akalnya untuk mencari solusi atas beragam permasalahan dan kemudian mengerjakannya’’ kata pria kelahiran 3 Februari 1964. 4 Dedikasi dan pengabdian yang tulus selalu menjadi acuan dalam hidupnya. Rahmat berkisah, bahwa semangat pengabdian yang ia miliki tidak lepas dari pengaruh keluarganya. Bapak ibunya juga seorang pekerja keras. 5 Selepas kuliah Rahmat bekerja berpindah-pindah, ini merupakan bagian dari strategi untuk menambah pengetahuan dan memperluas jaringan. Setelah cukup lama ia bekerja akhirnya Rahmat memutuskan untuk berwirausaha, meskipun sempat terseok-seok pada permulannya. Tidak perlu menunggu lama kini ia sudah menjadi pengusaha sukses. 6 Terjun ke dunia politik bukanlah tanpa pemikiran yang panjang, menurut pendapatnya politik adalah sesuatu yang penuh dengan kecurangan dan tidak mengenal belas kasihan. Semuanya berubah, ketika ia mulai menyadari ketika dijumpainya kenyataan-kenyataan yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan. 4 5 6 Taufik, “DKI Jakarta Jilid 2,” M2 Media, 7 November 2007, h. 2 Ibid Ibid 50 Sekumpulan manusia yang hidup jauh dari jangkauan kesejahteraan. Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang perduli terhadap rakyat kecil. Disisi lain ideology sebuah kelompok seakan menghalalkan penindasan dan penistaan kelompok lainnya. Ia terpana dengan segala carut marut wajah negeri. Ia merasa sedih karna ternyata telah abai dengan kondisi dimana ia tinggal, Kota Bekasi.ia memutuskan untuk terjun dan berjuang dengan Partai Golkar, karna loyalitas yang baik terhadap partai ia diangkat sebagai ketua DPP Partai Golkar Kota Bekasi. Karir politiknya cukup baik Tahun 2004 ia terpilih sebagai ketua DPRD Kota Bekasi. 7 Setelah menjadi polemik diinternal partai Golkar, ketua DPRD Bekasi yang juga ketua DPD Partai Golkar Rahmat Effendi memutuskan untuk menjadi calon Wakil Walikota Bekasi dan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendampingi jago PDIP, Mochtar Mohamad yang sekarang ini menjabat sebagai Wakil Walikota Bekasi. Rahmat Effendi menerima. Karna adanya kesamaan visi dan misi, Koalisi Gotong Royong menawarkan sebuah Konsep politik yang berlandaskan pada Falsafah memperjuangkan nasib rakyat. Bahwa kebutuhan paling mendasar bagi masyarakat kota bekasi adalah aspek pendidikan dan kesehatan. Ia juga dibuat terpana dengan ide tentang rumusan Bhineka Tunggal Ika yang menjadikan Kota Bekasi sebagai miniaturnya.8 Kesediaan Bang Pepen-panggilan akrab Rahmat Effendi menjadi calon Wakil Walikota memang menuai kekecewaan dari Akhmad Zurfaih, Walikota Bekasi sekarang ini yang mengundurkan diri saat pemilihan diinternal DPD Partai 7 8 Wawancara Pribadi dengan Rahmat Effendi, Bekasi Minggu 24 Agustus 2008 Ibid 51 Golkar Bekasi. Akhmad Zurfaih merasa kecewa karena dia menginginkan jago dari Partai Golkar untuk maju sebagai calon Walikota. Perhitungan Bang Pepen sendiri tidak sepenuhnya salah. Di atas kertas kans memenangkan koalisi PDIP-Partai Golkar jauh lebih besar dibandingkan jika Partai Golkar harus head-to-head dengan PDIP dan PKS, memperebutkan kursi Walikota. Keberagaman harus dijaga, perbedaan mesti dirawat untuk menjadikan modal dasar membangun negeri, setidaknya dimulai dari Kota Bekasi. Dan bersama-sama berjuang untuk memenangkan pilkada kota bekasi. Bukan kemenangan pribadi tapi kemenangan seluruh rakyat. 9 Nama H. RAHMAT EFFENDI, S.Sos, M.Si. Nama Panggilan Bang Pepen Tempat / Tanggal Lahir Bekasi, 3 Februari 1964 Agama Islam Alamat Jl. Raya Pekayon Indah Blok DD No.37 – 39 Kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi Status Menikah dengan 4 orang anak Nama Orang Tua H. Abdul Wahab (Ayah) Hj. Nuroh (Ibu) Riwayat Pendidikan - SD Negeri Tahun 1979 - SMP Tahun 1982 9 Ibid 52 - SMA Tahun 1985 - Sarjana S1 Tahun 2000 - Sarjana S2 Tahun 2006 Pengalaman Organisasi - Ketua LKMD Pekayon Jaya - Ketua PK Golkar Bekasi Selatan - Ketua DPD MKGR Kota Bekasi - Ketua DPD AMPI Kota Bekasi - Wasekjen DPD Golkar - Pengurus KONI Kota Bekasi - Ketua PERBASI Kota Bekasi - Pengurus Daerah PSSI Jawa Barat - Anggota RAPI Kota Bekasi - Penasehat ORARI Kota Bekasi (YG1BKS) - Dewan Penasehat PEKAT Indonesia Bersatu Pengalaman Pekerjaan - PT. Halliburthon Indonesia • Ass. Warehousing • Logistic Supervisor - Direktur PT. Rampita Aditama Rizki Jabatan Sekarang - Ketua DPRD Kota Bekasi Tahun 2004 - 2009 - Ketua DPP Partai Golkar Kota Bekasi 53 B. Latar belakang sejarah koalisi Gotong Royong partai pendukung pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) pada Pilkada Kota Bekasi Dalam sejarah pemerintahan, umumnya Negara yang menganut system multipartai roda pemerintahannya dibangun atas koalisi sejumlah partai politik. Koalisi adalah praktik yang sangat lumrah dalam perpolitikan sebuah negara demokrasi. 10 Koalisi Gotong Royong yang mengusung pasangan H. Mochtar Mohammad dan H. Rahmat Effendi, S Sos, MSi sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi periode 2008-2013. Koalisi Gotong Royong merupakan lanjutan Koalisi Ancol yang pada tahun 2003 berhasil mengantar Rahmat Effendi menduduki kursi ketua DPRD Kota Bekasi. 11 Koalisi Gotong Royong ini didukung partai-partai besar yaitu: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Damai Sejahtera (PDS). Koalisi ini dinamakan Koalisi Gotong Royong karena semua partai sepakat Pancasila dan UUD’ 45 sebagai ideology dan UUD Negara Indonesia sudah bersifat final.Gotong Royong merupakan roh Pancasila menurut pencetus Pancasila Bung Karno. Bila Pancasila diringkas menjadi satu sila maka intinya ialah Gotong Royong. 12 10 Cangara, Hafied, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2009), h. 268 11 Pultriman manalu, Koalisi Gotong Royong mengusung pasangan H.Mochtar Muhamad dan H. Rahmat Effendi sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Periode 2008-2013,” M2 Media 8 November 2007, h. 1 12 Ibid 54 Untuk mewujudkan Koalisi ini, DPP PDIP dan DPP Partai Golkar menjalin komunikasi politik agar koalisi kedua partai besar ini dapat terealisasi. Bakal calon Walikota dari PDIP adalah Mochtar Muhamad. Sebelum memilih Mochtar Mohammad sebagai calon Walikota dan Rahmat Effendi sebagai calon Wakil Walikota Bekasi, Koalisi Gotong Royong melakukan verifikasi terlebih dahulu. Verifikasi dilakukan dari beberapa golongan. Nama Mochtar Mohammad pun masuk dalam daftar calon Walikota , kemudian Mochtar Mohammad menggandeng Partai berlambang pohon beringin dengan Rahmat Effendi sebagai calon Wakil Walikota. 13 Rahmat berhasil meraih 57 suara sedangkan saingannya Nurman Ruslan hanya mengantongi 3 suara dari 60 suara yang diperebutkan. Sedangkan dua kandidat lainnya, ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akhmad Zurfaih dan ketua Barisan Rakyat Indonesia (Barindo) Supratman mengundurkan diri. Program unggulan yang akan digarap oleh pasangan Mochtar Mohammad dengan Rahmat Effendi adalah pendidikan dan kesehatan gratis. Pasangan ini dinilai mempunyai kredibilitas, akseptabilitas dan kompetensi untuk menjadi Walikota dan Wakil Walikota Bekasi. 14 Deklarasi pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi, Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRaH), di gelar di gedung olahraga (GOR) Kota Bekasi, senin (5/11) sore, dihadiri ribuan massa kader enam partai politik se-Kota Bekasi, yang bergabung dalam “Koalisi Gotong Royong’’. Sepakat mengusung sekaligus memenangkan pasangan tersebut dalam Pilkada Kota Bekasi.15 13 14 15 Ibid Taufik, “DKI Jakarta Jilid 2,” M2 Media, 7 November 2007, h. 2 Ibid 55 A. Visi dan Misi Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) 1. Visi a. Bekasi Cerdas Pembangunan kota bekasi dalam kurun waktu 2008-2013 diarahkan untuk mewujudkan karakter masyarakat yang cerdas, melalui penuntasan wajib belajar pendidikan 9 tahun dan merintis wajib belajar pendidikan 12 tahun. Salah satu fokus instrumen kebijakan yang utama sejak tahun 2009 adalah membebaskan iuran dan pungutan bagi siswa yang bersekolah di SD/MI Negeri dan pemberian subsidi bagi siswa yang bersekolah di SD/MI Swasta di Kota Bekasi. Pada tahun yang sama alokasi subsidi juga diberikan secara bertahap untuk membebaskan iuran dan pungutan bagi siswa untuk bersekolah di SMP/MTs Negeri dan pemberian subsidi bagi siswa yang bersekolah di SMP/MTs Swasta di Kota Bekasi. Sebagai instrument kebijakan pendukungnya, juga dilakukan peningkatan kesejahteraan guru dan percepatan sertifikasi guru, demikian pula di tempuh upaya peningkatan kualitas pendidikan 12 tahun secara berkelanjutan. 16 Makna cerdas bagi masyarakat luas adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pembangunan. Demikian pula warga Kota Bekasi senantiasa mengembangkan kapasitas diri untuk kecerdasan dalam bekerja dan berwirausaha di lingkungan pertumbuhan kota yang dinamis. b. Bekasi Sehat 16 Draft Visi Misi “ Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan”, Bekasi : 2008, h.2 56 Pembangunan Kota Bekasi dalam kurun waktu 2008-2013 diarahkan untuk mewujudkan pemerataan dan perluasan akses memperoleh layanan kesehatan bagi masyarakat miskin, melalui penerapan subsidi untuk layanan kesehatan bagi penduduk miskin, korban wabah, dan korban bencana. Untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan masyarakat juga ditempuhupaya peningkatan kapasitas dan mutu layanan puskesmas kelurahan, kecamatan, dan RSUD, perluasan layanan kesehatan ibu dan anak, serta Lansia, demikian pula upaya penanggulangan gizi buruk dan promosi hidup sehat.17 Makna sehat bagi masyarakat luas adalah meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mempromosikan hidup sehat, memelihara sanitasi lingkungan, kewaspadaan atas potensi wabah, penyalahgunaan narkoba, dan penyakit menular. Demikian pula warga Kota Bekasi senantiasa mengembangkan derajat kesehatannya melalui kegianatan olahraga, kecukupan gizi, dan berperan dalam memelihara lingkungan yang sehat. c.Bekasi Ihsan Pembangunan Kota Bekasi dalam kurun waktu 2008-2013 diarahkan untuk mewujudkan karakter masyarakat yang ihsan. Ihsan berarti nilai, sikap, dan perilaku untuk berbuat baik, dalam lingkup individu, keluarga, dan masyarakat. Ihsan berlaku bagi aparatur dalam menjalankan pemerintah yang baik (“good governance”) dan berlaku bagi warga masyarakat dalam mentaati peraturan/ perundangan yang berlaku. Makna Ihsan bagi masyarakat luas adalah meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas 17 Ibid 57 kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama. Demikian pula warga Kota Bekasi senantiasa mengembangkan derajat keihsanannya melalui kedisiplinan dan ketertiban social, dalam membangun ketahanan social masyarakat perkotaan. 2. Misi 1. Mengembangkan kehidupan sosial warga melalui penataan system layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya. 2. Mengembangkan kehidupan ekonomi warga melalui pengembangan wirausaha yang produktif dan komoditi unggulan daerah. 3. Membangun sarana dan prasarana kota yang serasi bagi perikehidupan warga dan pertumbuhan usaha. 4. Menyelenggarakan tata pemerintahan yang baik yang dilandasi prinsip “good governance”. 5. Mengembangkan dan mengelola implementasi system perencanaan tata kota dan system perencanaan pembangunan Kota Bekasi secara optimal untuk menjamin keserasian pengembangan wilayah, daya dukung lingkungan, dan antisipasi efek perubahan iklim global. 6. Mengembangkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama. 7. Mengelola dinamika kehidupan perkotaan melalui penguatan ketahanan sosial, budaya, dan keamanan, daya tarik investasi, dan kerjasama antar daerah/wilayah. 18 18 Draft Visi Misi “ Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan”, Bekasi : 2008, h.4 58 C. Program Kerja Pasangan Mochtar Muhamad-Rahmat Effendi (MuRah) 1. Peningkatan Akses dan Mutu Layanan Pendidikan 2. Peningkatan Akses dan Mutu Layanan Kesehatan 3. Pengembangan Sistem Perlindungan Sosial Masyarakat dan Pemberdayaan Kapasitas Partisipasi Masyarakat 4. Pengembangan Ketenagakerjaan 5. Pengembangan kinerja Koperasi dan UKM. 6. Pengembangan Pengembangan Potensi Industri dan Keunggulan Jasa dan Perdagangan 7. Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkotan 8. Pengembangan Perhubungan dan Transportasi 9. Pengelolaan Perumahan dan Permukiman 10. Pemberdayaan Masyarakat, Kelurahan, dan Kecamatan 11. Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Layanan Pemerintahan Daerah 12. Pengembangan Sistem Perencanaan Tata Kota 13. Pengembangan Sistem Perencanaan Pembangunan 14. Peningkatan Efektivitas Pengendalian Lingkungan Hidup 15. Pengembangan Kualitas Kehidupan Beragama dan Kerukunan Hidup Beragama 16. Pengembangan Kesejahteraan Sosial 17. Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata 18. Pengembangan Olahraga dan Kepemudaan 19. Pemberdayaan Perempuan 20. Pengelolaan Kependudukan dan Catatan Sipil 21. Pengelolaan Keamanan, Ketertiban, dan Penegakkan Hukum 19 19 Draft Visi Misi “ Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan”, Bekasi : 2008, h.5 59 BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Pencitraan Politik Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) Melalui Media Massa pada Pilkada Kota Bekasi Ketatnya persaingan diantara partai politik mendesak Tim sukses dari masing-masing pasangan yang akan maju dalam Pilkada untuk membangun citra positif dan pada akhirnya akan membentuk persepsi dalam kognitif masyarakat bagi partai politik, kalau tidak maka akan kalah dalam persaingan tersebut. Partai politik harus memberikan citra baik bagi konstituennya atau masyarakat luas dalam rangka mencari suara dalam Pilkada. Dalam Pilkada Bekasi Periode 2008-2013, pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi menciptakan konstruksi citra dalam kampanyenya yang salah satunya melalui media massa dengan bentuk iklan politik yang beredar di media massa cetak dan media elektronik. Kajian komunikasi politik tumbuh subur seiring dengan maju pesatnya industri pencitraan. Ini merupakan industri yang memfasilitasi kandidat seperti halnya produk komersial lainnya, yakni membutuhkan pengemasan dan pemasaran (marketing) yang baik. Disetiap sudut Kota Bekasi kini mulai menjadi ajang perang komunikasi politik dalam berbagai bentuk, nyaris tak ada ruang publik yang tersisa dari terpaan persuasi politik kandidat, jalan, alat-alat transportasi publik, tempat-tempat ibadah, media televisi, radio, surat kabar, 60 media online dan lain lain menjadi satu paket saluran komunikasi politik dalam rivalitas Pilkada. 1 Setiap organisasi, setiap partai, setiap kandidat memiliki citra tersendiri dilingkungan sekitarnya. Citra tersebut merupakan gambaran yang dimiliki masyarakat atau para pemilih tentang organisasi, partai atau kandidat. Menurut Ricky tambunan Koordinator media pasangan MuRah “Citra ini hendaknya positif dalam hubungannya dengan pemenuhan tugas yang dimiliki, namun tidak boleh terlalu jauh dari citra ‘’keadaan yang sebenarnya’’ yang dimiliki kandidat atau organisasi”. 2 Dari iklan politik dimedia massa inilah citra pasangan MuRah (MochtarRahmat) terbentuk dan diterima oleh khalayak dan mempengaruhi hasil pada elektabilitas suara, dan iklan politik juga berhasil mengantarkan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menjadi Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Periode 2008-2013. Dalam konteks era industri citra, media relations dilakukan melalui lima strategi praktis. Pertama, melalui paid publicity, strategi ini sudah lama digunakan oleh berbagai perusahaan maupun perorangan. Caranya, bekerjasama dengan media yang memiliki kesesuaian dengan target khalayak. Biasanya melalui blocking time atau spot di media tv dan radio, atau melalui rubrik dan kolom tertentu di koran, tabloid, majalah. 3 1 Heryanto, Gun Gun “Komunikasi Politik di Era Industri Citra”,(Jakarta :PT. Lasswell Visitama : 2010), h. 87 2 Wawancara Pribadi dengan Ricky Tambunan, Koordinator Media bagian Public Relation, 23 Agustus 2008 3 Ibid, h. 87 61 Kedua, melalui tie-in publicity, yakni publisitas dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian luar biasa). Kegiatan publisitas ini tentu saja dengan menggunakan sebuah kejadian yang sedang menarik perhatian publik karena isu tersebut menarik perhatian luas masyarakat. Sense of humanity yang ditunjukkan oleh calon pasangan Walikota dan Wakil Walikota dalam musibah ini, akan memiliki efek pada citra positif mereka membantu kejadian ini. 4 Ketiga, melalui free ride publicity, yakni publisitas dengan cara menggunakan sebaik mungkin momentum yang diselenggarakan oleh pihak lain tanpa merusak citra dan etika pergaulan pihak penyelenggara.. 5 Keempat, pure publicity melalui aktivitas yang menekankan pada kealamiahan momentum yang digunakan. Khalayak yang akan diterpa oleh publisitas ini, sebisa mungkin tidak merasakan kegiatan ini sebagai hal yang dirancang secara sengaja. 6 Kelima, press event yakni aktivitas yang berhubungan langsung antara pihak kita dengan media guna menempatkan media sebagai partner potensial dalam menunjang proses pencitraan. Oleh karenanya, butuh sebuah pendekatan yang integratif dalam penyusunan formula yang akan djalankan oleh semua pelaku di era industri citra ini. 7 Melalui Pilkada langsung Kota Bekasi Periode 2008-2013, hasrat politik sekian banyak orang dapat tersalurkan. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi diikuti tiga pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, tiga pasangan calon yang bertarung dalam Pilkada Kota Bekasi adalah Awing Asmawi-Ronny 4 Ibid, h.87-88 Ibid, h. 88 6 Ibid h. 88 7 Ibid 5 62 Hermawan (Partai Demokrat), Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (Koalisi Gotong Royong), dan Ahmad Syaikhu-Kamaludin Zaini (Koalisi Patriot). Bentuk-bentuk pencitraan Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) pada Pilkada Bekasi di Media Massa 1. Media Cetak : Iklan di media massa terutama media cetak dan elektronik cukup mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya di dalam proses Pilkada. Melalui iklan politik di media dapat memberikan perubahan persepsi masyarakat tentang citra kandidat pasangan Mochtar-Rahmat (M2R), maka kampanye melalui media massa adalah saluran yang paling tepat. 8 Iklan Politik Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, Tim Media Bekerjasama dengan 4 Media Cetak. Tim Media membuat konsep iklan, “Gambar Pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi (Calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Periode 2008-2013) No Urut 2, M2R”. Iklan dengan gambar pasangan M2R ini diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat untuk mengenal sosok Mochtar Mohammad- Rahmat Effendi dan mensosialisasikan no urut pasangan Mochtar-Rahmat. Iklan ini juga lebih memperkokoh dukungan masyarakat dan memperkenalkan pasangan ini kepada kader dan simpatisan partai pendukung maupun pengusung. 9 8.Wawancara Pribadi dengan Ricky Tambunan ( Koordinator Media pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi), Tanggal 23 Agustus 2008. 9 Power Point, Ricky Tambunan Koordinator Media Pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi. 63 Iklan politik di media massa pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Tabel 1 Iklan Politik Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (11 Januari-23 Januari 2008) Media Jumlah Pemasangan Iklan di Media 1 M2 Media 13 kali 2 Koran Bekasi 8 kali 3 Radar Bekasi 6 kali 4 Indo Pos 4 kali Berita Kampanye Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi di Media Cetak Nasional dan Lokal : Tabel 2 Berita Kampanye Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, minggu Pertama Kampanye (11 Januari-16 Januari 2008) Media 11 12 13 64 14 15 16 Cetak Kompas Indo pos Janji para kandidat: M2R Dpp partai Golkar, Zulkarnae n Djabar (kader wajib memenang kan) Pikiran Rakyat Sindo Pilkada Bekasi (ramairamai cari simpati) M2 Media Mochtar: prioritaska n pendidika n dan kesehatan Gratis Koran Bekasi Janji-janji kampanye calon Walikota dan calon Wakil Walikota B1 atau B2 Golkar masih menunggu Mochta r (polisi amanka n Pilkada ) Bem Bekasi Raya (tolak calon cacat moral) Foto Mochtar (menyala mi pendukun gnya di lapangan samping Pondok Gede) Kampany e putaran pertama dipenuhi massa pendukun g M2R MuRah (Gratis pendidika n untuk masyarak at Bekasi) Bekasi butuh sosok pemimpin yang bersih Dana kampany e Bandul pkb berat ke koalisi Gotong Royong Koalisi Gotong Royong (silatura hmi dengan massa penduku ng) Kampa nye MuRah, jalanan macet) M2R siap mundur, bila tidak menepati janji Entaskan Warga Miskin tak boleh dengan program kerja yang fiktif 65 Foto kedua kandida t Mochta rRahmat tengah berjabat an tangan Saling adu argume n Lima tahun kedepan akan disediak an 20.000 lapangan pekerjaa n Bekasi butuh figur pemimp in yang berpeng alan Bekasi Pawai pilkada dimulai Radar bekasi Harian Terbit Suara Pembaha ruan Pos Kota Janji para kandidat + foto MochtarRahmat M2R kerahkan Massa Rahmat : atasi pengangg uran Pasangan calon mengajak seluruh pendukun gnya untuk mengguna kan hak suara mereka dengan pilihan yang tepat Pro MochtarRahmat Tumpah M2R Mengaja k untuk memban gun Kota Bekasi menjadi Kota Bekasi EMAS Foto seluruh pasanga n calon Walikot a dan Wakil Walikot a Bekasi Kampa nye MuRah diramai kan artisartis ibukota Kampa nye didampi ngi sejumla h artis+fo to MuRah di Dukung saat orasi terbuka Peringkat pemberitaan di media harian nasional dan lokal minggu pertama kampanye 11 Januari-16 Januari 2008 yang ditetapkan KPUD Bekasi yaitu : 66 Tabel 3 Peringkat Media Cetak Nasional dan Lokal yang memberitakan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Pada Minggu Pertama Kampanye (11 Januari-16 Januari 2008) No Nama Media Cetak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M2 Media Indo Pos Koran Bekasi Radar Bekasi Pikiran Rakyat Sindo Suara Pembaharuan Harian Terbit Pos Kota Koran Kompas Jumlah pemberitaan 6 kali 5 kali 4 kali 4 kali 3 kali 3 kali 3 kali 2 kali 2 kali 1 kali Tabel 4 Minggu Kedua Kampanye Pasangan Mochtar-Rahmat (18 Januari-23 Januari 2008) Media Cetak Kompas Indo Pos Pikiran Rakyat 18 19 20 M2R Sampaikan Orasi di depan ratusan pendukung 21 22 MochtarRahmat rebut simpati kelas menenga h Berusaha realisasik an janji kampany e Janji Foto para MuRah kandidat bersama massa pendukung nya Prediksi Pendukung pilkada Pasangan Bekasi MuRah 67 23 Bekasi harus menjadi Kota yang bersih Sindo M2 Media Koran Bekasi Radar Bekasi Foto Pasanga n MuRah dalam Kampan ye tertutup Dukung pasanga n yang bersih dari Berbagai Kalangan Masyarakat butuh pekerjaan yang layak Bekasi Hindari politik uang Pilih pemimp in yang Religius Foto-foto para kandidat dalam kampanye putaran kedua Program Pasangan Kerja MuRah MuRah kunjungi mendap tempat at pembuanga Sorotan n sampah Bantar Gebang Kesehata n dan Pendidik an Gratis Babe M2 jalin silaturah mi Pastikan anda mencobl os MuRah siapkan massa dua kali lipat MuRah digoyan g isu Korupsi Menjela ng Pilkada Bekasi Mochtar -Rahmat janji atasi soal sampah Koalisi Gotong Royong kerahkan massa, bekasi macet Bekasi siap suksesk an Pilkada Pilkada bekasi di depan mata Bekasi Persiapa ramai n penduku menjela ng ng pasangan Pilkada M2R Bekasi MuRah Siap menang Harian Terbit Suara Pembahar uan Pos Kota Awas pembisi k berkeliar an di Bekasi KPUD Bekasi himbau peserta kampanye untuk tertib 68 Peringkat pemberitaan di media harian nasional dan lokal minggu kedua kampanye yaitu dari tanggal 18 januari sampai dengan 23 januari 2008, yaitu : Tabel 5 Peringkat Media Cetak Nasional dan Lokal yang memberitakan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Pada Minggu Kedua Kampanye (18 Januari-23 Januari 2008) No Nama Media Cetak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M2 Media Radar Bekasi Indo Pos Koran Bekasi Sindo Pikiran Rakyat Suara Pembaharuan Pos Kota Koran Kompas Harian terbit Jumlah pemberitaan 6 kali 5 kali 4 kali 4 kali 3 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 1 kali Harian nasional yang paling sering memberitakan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi selama masa kampanye minggu kedua adalah M2 Media kemudian Radar bekasi menempati urutan kedua. Tabel 6 Rekapitulasi Peringkat Media Cetak Nasional dan Lokal yang Memberitakan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Selama Masa Kampanye Minggu Pertama dan Kedua Kampanye No Nama Media Cetak 1 M2 Media 69 Jumlah pemberitaan 12 kali 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Radar Bekasi Indo Pos Koran Bekasi Sindo Pikiran Rakyat Suara Pembaharuan Pos Kota Kompas Harian terbit 9 kali 9 kali 8 kali 6 kali 5 kali 5 kali 4 kali 3 kali 3 kali Tim sukses Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi tidak membuat iklan politik di media televisi, mereka hanya bekerja sama dengan media massa lokal cetak dan elektronik. 2. Media Elektronik Komunikasi politik yang digunakan oleh tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi hanya menggunakan media elektronik radio. Tim sukses pasangan MuRah menggunakan Radio lokal atau radio komunitas Bekasi untuk mensosialisasikan figur, visi dan misi Pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi). Komunikasi yang dilakukan melalui media elektronik khususnya radio tidak dapat dipungkiri tentu saja memiliki berbagai macam kelemahan maupun kelebihan. Radio sering dipandang sebelah mata oleh orang banyak, karena kualitas kecanggihannya yang tentu saja tidak ada apa-apanya dibanding televisi. Akan tetapi radio lokal secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi 70 proses komunikasi politik karena memiliki komunitas tersendiri, ungkap Ricky Tambunan Koordinator media Pasangan MuRah. 10 Partisipasi masyarakat yang dibangun oleh radio lokal dalam rangka pemilihan kepala daerah secara langsung dapat menciptakan suatu ruang demokrasi yang terbuka, transparan, bertanggung jawab dan tidak memihak serta tidak terlibat dalam politik praktis. Kegiatan sosialisasi pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menggunakan Media Elektronik oleh tim sukses Koalisi Gotong Royong bekerja sama dengan 4 (Empat) radio swasta di Kota Bekasi melalui perjanjian kerja sama yang meliputi : 11 1. Program Spot, yaitu iklan siar yang telah diproduksi berisi rekaman suara pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi ‘’ Mohon Doa Restu untuk maju sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Periode 2008-2013, H. Mochtar Mohammad dan H. Rahmat Effendi jangan lupa coblos No urut 2. Pendidikan dan Kesehatan Gratis menjadi misi perjuangan kami”. Diiringi Mars Pemilihan Umum dengan materi ajakan untuk memilih pasangan MuRah pada Pilkada Kota Bekasi Periode 20082013. 2. Program Adlibs, merupakan iklan siar yang dibacakan langsung penyiar dengan materi memilih pemimpin yang berpengalaman untuk memajukan Kota Bekasi pada Pilkada Bekasi Periode 2008-2013. 10 Wawancara Pribadi dengan Ricky Tambunan, Koordinator Media bagian Public Relation, 23 Agustus 2008 11 Tambunan, Ricky, Data internal dari koordinator Media Pasangan Mochtar-Rahmat 71 3. Program Talk Show, yaitu acara dialog interaktif seputar visi misi dan program kerja pasangan MuRah, yang disiarkan secara langsung dengan nara sumber Mochtar Mohammad dan salah seorang tim sukses pasangan MuRah. Kesepakatan kerjasama pasangan MuRah yang dilaksanakan melalui media elektronik : 12 Tabel 7 NO 1 STASIUN RADIO PT. Radio M2 (Mochtar Mohammad) PROGRAM SIARAN 1. Spot 60 detik sebanyak 300 kali siar 2. Adlibs 60 detik sebanyak 115 kali siar 3. Talk Show 60 menit sebanyak 2 kali siar 2 PT. Radio Gema Warga Karya Satnawa (Gaya) 1. Spot 60 detik sebanyak 280 kali siar 2. Adlibs 60 detik sebanyak 112 kali siar 3. Talk Show 60 menit sebanyak 2 12 Ibid 72 kali siar 3 PT. Radio Elgangga 1. Spot 60 detik sebanyak 124 kali siar 2. Adlibs 60 detik sebanyak 20 kali siar 3. Talk Show 60 menit sebanyak 2 kali siar 4 Radio Komunikasi Utama (Dakta) 1. Spot 60 detik sebanyak 50 kali siar 2. Adlibs 60 detik sebanyak 25 kali siar 3. Talk Show 60 menit sebanyak 2 kali siar Kampanye dialogis di radio ternyata dapat menghemat biaya hingga 90 % dari biaya kampanye menggunakan media massa nasional / televisi atau dibanding biaya kampanye di lapangan terbuka. Pelaksanaan kampanye melalui radio lokal pun ternyata dapat mengakomodir semua lapisan masyarakat, hal ini bisa dilihat dari jumlah responden yang masuk dan rata-rata setiap lapisan masyarakat ikut mendengarkan serta menyimak apa isi paparan kampanye para calon pasangan Walikota, serta masyarakat pun bisa menyampaikan apa yang menjadi harapan ataupun pertanyaan kepada para calon tanpa merasa canggung. 73 Masyarakat juga bebas menilai para calon pasangan Walikota saat memaparkan visi,misi serta pada saat menjawab pertanyaan yang dilontar moderator atau pun pertanyaan yang datang dari masyarakat melalui telepon atau SMS. 13 Pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi menilai jaringan informasi dengan menggunakan radio lokal dinilai efektif dirasakan oleh masyarakat, karena informasi yang diterima bisa lebih cepat, akurat, dan masyarakat tidak perlu terganggu aktifitasnya dalam memperoleh informasi Pilkada, karena radio bisa didengar dalam situasi dan kondisi apapun sejauh jangkauan radio. masyarakat merasa terbantu dalam mendapatkan informasi Pilkada Selain cepat, tepat juga murah. Namun membangun politik pencitraan yang efektif, bukanlah hal yang mudah. Pertama, dibutuhkan waktu yang relatif lama, bukan serba cepat atau serba instant. Ini berkaitan dengan soal waktu dan intensitas pesan yang hendak “ditanamkan” ke masyarakat. Semakin lama dan intens pesan dibangun, maka citra akan mudah terbangun. Kedua, politik pencitraan juga membutuhkan konsistensi dari semua hal yang dilakukan kandidat. Semisal platform politik, program kerja, reputasi kandidat dan retorika politik yang dipilih. Ketiga, citra politik adalah kesan dan persepsi publik terhadap apa saja yang dilakukan kandidat. Karena itu kandidat harus mampu menempatkan kesan, citra dan reputasi politik mereka dalam benak publik. Masyarakat memiliki derajat kebebasan untuk mengartikan semua informasi yang mereka terima. 13 Wawancara Pribadi dengan Masyarakat Bekasi Safira Aulia, tgl 17 Juni 2010 74 Keempat, citra politik terdapat dalam kesadaran politik yang berasal dari memori politik masyarakat. Semua hal yang dilakukan kandidat, termasuk partai politik yang mengusungnya, tidak hilang begitu saja, melainkan terekam dalam ingatan publik. Kampanye politik di media massa akan selalu terkait dengan citra kandidat dan partai pengusungnya, yang sangat nyata dalam kampanye di media massa, adalah bagaimana menciptakan citra positif di khalayak terhadap pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi. Maka otomatis iklan, ataupun berita diciptakan sedemikian rupa menarik sesuai segmentasi penikmatnya (khususnya media cetak). Setiap partai politik pasti mempunyai orientasi-orientasi atau tujuan yang hendak dicapai dalam kampanye politiknya. Sebuah kampanye politik yang selalu erat dengan konsep pemasaran politik, menjadikan publisitas dan iklan politik sebagai sarana ampuh meningkatkan citra kandidat. Koalisi Gotong Royong yang mengusung pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi gencar melakukan publisitas di media massa, pasangan MuRah didukung oleh tim sukses yang cukup berpengalaman, semakin banyak publisitas semakin besar peluang untuk menang. Jauh sebelum kampanye dimulai para kandidat calon Walikota dan Wakil Walikota mensosialisasikan diri mereka melalui media massa, sejumlah kegiatan sosial menjadi bahan pemberitaan yang cukup menarik bagi masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak pun berdatangan seperti dukungan dari Karo Muslim Bekasi (komunitas asal sumatra utara). Asosiasi Loundry dan Koperasi Kota Bekasi juga menyatakan kesiapannya untuk memenangkan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi. Sosok pasangan ini dinilai 75 prihatin terhadap para pengusaha baik usaha kecil maupun menengah. Citra sebagai sosok pemimpin yang menjunjung tinggi, mengamalkan, serta berpotensi melestarikan kultur budaya masyarakat Bekasi menjadikan warga Nahdiyyin mendukung pasangan MuRaH (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi). Dan dari tiga pasangan kandidat yang maju di pilkada, kriteria pemimpin seperti yang diharapkan oleh warga Nahdiyyin Kota Bekasi ada pada pasangan H. Mochtar Mohammad dan H. Rahmat Effendi. Secara bulat suara warga Nahdiyyin yang bisa mencapai 70 % dari jumlah hak pilih di Kota Bekasi, mendukung pasangan koalisi gotong royong. NU secara kelembagaan adalah organisasi kemasyarakatan jadi setiap warga Nahdiyyin boleh menentukan pilihan politik mereka. Tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menjadikan isu publik “Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan” dan program kerja yang dijadikan komoditas dalam pemasaran politik pasangan MuRah (Mochtar MohammadRahmat Effendi), adalah sebuah pilihan yang tepat. Karna semuanya adalah hal yang sangat mendasar dan penting dalam masyarakat. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi diciptakan citranya sedemikian rupa tegas, bertanggung jawab dan merakyat, mampu menarik hati masyarakat tingkat bawah untuk memilih pasangan ini. Semakin dapat menampilkan citra yang baik maka peluang untuk berkuasa pun semakin besar. Kampanye politik melalui media massa mempunyai pengaruh yang cukup besar, terhadap kandidat dalam mencapai popularitas dalam sebuah pemilihan. Media massa yang bekerja untuk menyampaikan informasi dapat membentuk, 76 mempertahankan atau mendefenisikan citra. Akhirnya, kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas yang ditampilkan media massa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ricky Tambunan koordinator media bahwa tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menggunakan media massa sebagai saluran kampanye, sekalipun dana untuk berkampanye melalui media massa sangat besar. Melalui pendidikan dan kesehatan gratis yang menjadi programnya pasangan ini ingin menunjukkan ke publik bahwa mereka peduli dengan wong cilik. 14 Pencitraan memang tidak sama dengan realitas sosial. Pencitraan hanyalah realitas di atas kertas, atau realitas politik. Namun ketika realitas politik berjarak jauh dengan realitas sosial, maka hal itu bisa menjadi bumerang bagi kandidat. Seorang kandidat misalnya dicitrakan sebagai figur yang santun dan religius. Sementara dalam dataran realitas sosial, publik mengingatnya sebagai orang yang terlibat KKN atau kejahatan moral lainnya. Seorang kandidat dalam waktu instan hendak dicitrakan sebagai tokoh ekonomi kerakyatan, sementara kiprah politiknya sepanjang ingatan rakyat hanya mengurusi kepentingan ekonomi konglomerasi. Hasil survei atas iklan kampanye Tim Sukses Pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi. 15 Faktor-faktor yang mempengaruhi orang memilih Mochtar-Rahmat. Keterangan Diagram 8 16 14 Wawancara Pribadi dengan Ricky Tambunan, Koordinator Media bagian Public Relation, 23 Agustus 2008 15 Power Point, Ricky Tambunan Koordinator Media Pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi, Hasil Survey Mochtar-Rahmat 16 Power Point, Ricky Tambunan Koordinator Media Pasangan Mochtar MohammadRahmat Effendi, Hasil Survey Mochtar-Rahmat 77 17% 17% 16% 13% 11% 8% 8% 5% Dukungan Koalaisi Gototngroyong Kepribadianya Karena Program menarik Iklan Media Cetak/Radio Karena Pengalaman Kampanye Karena lapangan ramai spanduk dan poster 4% Didukukng Tokoh dan Artis Lainnya 17 % responden memilih karena diusung oleh Koalisi Gotong Royong; 17 % karena kepribadiannya (pro rakyat, tegas, jujur); 16 % karena program kerja yang menarik; 13 % karena iklan; 11 % faktor pengalaman; 6 % karena kampanye lapangan dipadati massa pendukung; 8 % karena spanduk dan poster; 5 % karena didukung tokoh dan artis; 4 % karena hal lain.17 71% 10% Iklan dimedia massa Berita dimedia massa 10% Poster/Sticker 4% 4% Spanduk/Baliho Kunjungan 1% Kegiatan MuRah Hal Pertama yang Paling Diingat Dari Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi. Keterangan Diagram 9 18 71 % Karena iklan di media massa; 10 % karena berita di media massa; 10 % karena poster, stiker dijalanan; 4 % karena spanduk / baliho; 4 % karena 17 18 Ibid Ibid 78 kunjungan pasangan MuRah; 1 % karena kegiatan yang dilakukan MochtarRahmat. 19 Politik pencitraan memang tak mungkin dipisahkan dari praktek politik dalam pilkada untuk memilih calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Periode 200820013.. Namun pencitraan yang dilakukan pasangan kandidat, sebaiknya dilakukan dengan prinsip “berpijak di atas bumi”. Bukan hanya “menengok ke langit”. Rakyat sebagai penerima pesan, simbol, program, bukanlah entitas politik yang bisa diperlakukan seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Rakyat adalah publik yang berpikir. Walau sebagian ada yang masih lebih familiar dengan simbol-simbol agama atau nilai-nilai primordial lainnya. Sebagai bentuk tanggungjawab politik para kandidat, tim sukses dan parpol pengusung kandidat, sebaiknya setiap politik pencitraan yang dilakukan bermuara untuk melahirkan transaksi politik dengan rakyat secara rasional. Bukan membangun dengan politik pencitraan yang irasional, atau memantik sisi emosional rakyat semata! Di sisi lain, politik pencitraan yang dibangun hendaknya mencerminkan realitas keseharian kandidat. Jika memang dalam kesehariannya kandidat adalah tokoh dermawan, maka sudah sepantasnya jika tim sukses memperkuat dan meneguhkan citra kandidat dengan berbagai media. B. Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, Program Partai, dan Isu Publik Sebagai Komoditas Pemasaran Politik di Media Massa Aktivitas kampanye politik banyak menggunakan media massa sebagai saluran kampanye politik. Terbukti kampanye melalui media massa mempunyai 19 Ibid 79 pengaruh yang cukup besar, terhadap kandidat dalam mencapai popularitas dalam sebuah pemilihan. Sebuah kampanye politik yang selalu erat dengan konsep pemasaran politik, menjadikan publisitas dan iklan politik sebagai sarana ampuh meningkatkan citra kandidat. Koalisi Gotong Royong yang mengusung pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi tak melewatkan hal tersebut. Tim sukses pasangan MuRah mengolah isu politik, kandidat, Platform (Program Partai), menjadi sebuah kesatuan yang menarik bagi pemilih Bekasi. Terbukti konsep pemasaran politik yang mereka terapkan membawa pasangan ini mendapat 50.58 % atau 368.940 suara dalam Pilkada Bekasi Periode 2008-2013, ini merupakan prestasi yang membanggakan. Dalam kampanye Pilkada Kota Bekasi Periode 2008-2013 pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi merumuskan program unggulan “Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan” ungkap Mochtar Mohammad. 20 Dalam kampanye Pilkada Bekasi masing-masing pasangan merumuskan slogan kampanye berdasarkan isu yang berkembang di masyarakat pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menyimpulkan beberapa isu utama, yaitu : 1. Pendidikan dan Kesehatan Gratis 2. Masyarakat miskin harus di utamakan 3. Bekasi perlu Perubahan Program unggulan yang digarap oleh pasangan Mochtar Mohammad dengan Rahmat Effendi adalah ‘’Pendidikan dan Kesehatan Gratis’’. Sebab kedua bidang 20 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohammad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 80 ini sangat vital bagi rakyat Kota Bekasi. lalu tema kampanye terbentuk usai merumuskan dua isu kampanye yaitu : “Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan”. 21 Isu publik yang tertuang dalam slogan “Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan’’ dan program kerja “Pendidikan dan Kesehatan Gratis” adalah sebuah pilihan tepat, mengingat masyarakat sangat merindukan sosok pemimpin yang perduli dan mengutamakan kehidupan rakyat miskin. Melalui media massa tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi diharapkan mampu membentuk dukungan kepada Mochtar MohamadRahmat Effendi sehingga mempengaruhi khalayak dalam mengambil keputusan untuk memilih Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dan tidak memilih lawan. Melalui media massa pula pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) ingin membentuk opini masyarakat bahwa pasangan MuRah pantas untuk menjadi pemimpin Kota Bekasi. Sejumlah pertemuan dengan masyarakat kerap dimanfaatkan sebagai momentum untuk menyosialisasikan para kandidat. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Bahkan untuk mengokohkan basis dukungannya, pasangan ini juga gencar menggalang sosialisasi hingga tingkat kecamatan. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi juga menyebarkan sejumlah spanduk, pamflet hingga pemasangan baliho raksasa di sudut-sudut Kota Bekasi. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, menggunakan media massa cetak dan elektronik yang disiapkan oleh tim sukses dari pasangan MuRah, adalah sebagai bentuk sosialisai pasangan kandidat dari koalisi Gotong Royong 21 Draf Visi Misi Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi 2008-2013, h.4 81 untuk lebih memperkokoh dukungan masyarakat dan memperkenalkan pasangan ini kepada kader dan simpatisan partai pendukung maupun pengusung. Kandidat / figur dalam hal ini Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, diciptakan citranya sebagai sosok pemimpin yang merakyat dan tegas dalam memberantas korupsi serta perduli terhadap wong cilik. Tim sukses pasangan MuRah yakin bahwa masyarakat kelas bawah tidak terlalu perduli dengan isu publik dan program kerja yang dihembuskan dalam kampanye mereka. Pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) memanfaatkan aspek emosional iklan politik mereka. Di iklan yang disiarkan oleh salah satu radio kota Bekasi, Mochtar Mohammad mengajak seluruh masyarakat kota Bekasi untuk melakukan perubahan di bidang Pendidikan dan Kesehatan, Pasangan MuRah menyatakan sudah sepantasnya masyarakat kecil mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan secara gratis. Mochtar Mohammad ingin menunjukkan ke publik bahwa mereka ingin membuat perubahan di kota Bekasi dan tetap berkomitmen tegas dalam memberantas narkoba. 22 C. Pemetaan Media Massa sebagai Saluran Komunikasi Politik Pemetaan media massa sebagai saluran komunikasi politik pada sektor elektronik dan media cetak nasional serta media cetak lokal. Diantaranya : Media elektronik yang digunakan, yaitu : 1) PT. Radio Komunikasiutama (DAKTA) : Jl. KH. Agus Salim 77 Bekasi 17112 22 www.bekasiku.blogspot.com, diakses 13 juli 2009, jam 18.45 82 2) PT. Radio Gema Warga Karya Satnawa (Gaya) : Jl. Dili Raya A6/1 Perumahan Bekasi Jaya Indah 3) PT. Radio Elgangga : Jl Serma Marzuki 30, Bekasi 17113 4) PT. Radio M2 Jl. Mayor Hasibuan No.18 Bekasi 17113 Sedangkan alamat media cetak nasional dan lokal, yaitu : 1) Harian Kompas : terletak di Jl. Palmerah Selatan No 26-28, Jakarta 10270 2) Koran Sindo : terletak di Jl. Kebon Sirih Raya No.17-19, Jakarta10340 3) Harian Pikiran Rakyat : Jl Soekarno-Hatta 147 Bandung 40223 4) Harian Pos Kota : terletak di Jl. Gajah Mada No.100 Jakarta 11180 5) Koran Harian Terbit : terletak di Jl. Pulogadung No. 15 Kawasan Industri, Jakarta Timur 13920 6) Harian Suara Pembaruan : terletak di Jl. Dewi Sartika 136 D jakarta 13630 7) Harian Warta Kota : terletak di Jl. Hayam Wuruk 122 Jakarta 11180 8) M2 Media : Jl. Mayor Hasibuan No.18 Bekasi 17113 9) Radar Bekasi : Jl. Sultan Agung No 173, Medan Satria 10) Koran Bekasi : Jl. H. Umar No.3 Bekasi 17113 Tabel 10 Pemetaan Media Massa Media Elektronik Media Cetak Nasional Media Cetak Lokal Radio DAKTA Koran Sindo M2 Media Radio Gaya Harian Kompas Koran Bekasi Radio Elgangga Harian Pikiran Rakyat Radar Bekasi Radio M2 Harian Pos Kota 83 Harian Suara Pembaharuan Harian Indo Pos Harian Terbit Media cetak dan radio dianggap sebagai media yang ampuh untuk membangun popularitas dan citra pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi). ‘’Pemanfaatan media Televisi tidak digunakan oleh tim Media pasangan MuRah, Tim sukses Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi tidak membuat iklan politik di media televisi, mereka hanya bekerja sama dengan media massa lokal cetak dan elektronik. Pasangan Mochtar Mohammad dan Rahmat Effendi menilai jaringan informasi dengan menggunakan media massa lokal dinilai efektif dirasakan oleh masyarakat, karena masyarakat merasa adanya kedekatan secara fisik dengan sumber berita dan rasa ingin tahu masyarakat mengenai berita terbaru dilingkungan tempat tinggal mereka. Menjadikan media massa lokal cukup diminati oleh masyarakat khusunya masyarakat kota Bekasi. Pemanfaatan internet tidaklah terlalu besar, karena sebagaimana diketahui mayoritas khalayak pemilih di Kota Bekasi bukanlah internet minded/penggila internet’’, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ricky Tambunan. 23 23 Berdasarkan kutipan wawancara dengan Ricky Tambunan, Koordinator Media Pasangan Mochtar-Rahmat, 23 Agustus 2008 84 D. Presentase Perolehan Suara Sah Per Kecamatan 1. Penetapan Daftar Pemilih Data pemilih merupakan hal yang paling utama dalam kegiatan pemilihan umum. Proses pemutakhiran data dan penetapan daftar pemilih harus dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga akan menghasilkan data pemilih yang akurat. Ketidak akuratan data pada daftar pemilih, akan memicu munculnya permasalahan dan kasus hukum sebagaimana banyak terjadi di beberapa daerah yang telah melaksanakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pada pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Bekasi tahun 2008, daftar penduduk Potensial Pemilih Pilkada (DP4) pada hari jum’at tanggal 28 september 2007, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 11 PEMILIH KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 JATI SAMPURNA 22.493 22.826 45.319 2 PONDOK GEDE 71.397 71.802 143.199 3 BEKASI TIMUR 70.336 69.204 139.540 4 BEKASI BARAT 75.935 75.208 151.143 5 BANTAR GEBANG 20.790 20.780 41.570 6 JATI ASIH 50.847 51.325 102.172 7 PONDOK MELATI 36.898 36.420 73.318 8 MUSTIKA JAYA 33.232 33.809 67.041 85 9 BEKASI UTARA 74.223 72.916 147.139 10 MEDAN SATRIA 37.072 36.299 73.371 11 BEKASI SELATAN 53.051 52.304 105.355 12 RAWALUMBU 45.163 47.207 92.370 591.437 590.100 1.181.537 JUMLAH Merupakan catatan sejarah dalam pelaksanaan Pilkada di Indonesia, pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat KPU Kota Bekasi berjalan dengan lancar, aman serta tidak ada satupun saksi dari Pasangan Calon yang mengajukan keberatan dan semua menyatakan menerima hasil Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Bekasi Tahun 2008 dan menandatangani Berita Acara. Dalam sebuah Pilkada ataupun Pemilu penting bagi tim sukses untuk mendata jumlah penduduk yang akan memilih. Begitupun yang dilakukan oleh tim sukses Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, mereka memprediksi jumlah pemilih yang mempunyai hak pilih berdasarkan data kependudukan yang dilakukan secara berkala oleh kelurahan-kelurahan di wilayah Bekasi lalu dikumpulkan pada kecamatan masing-masing. Data kependudukan diperoleh dari warga yang membuat KTP, dan sensus berkala yang dilakukan masing-masing kelurahan terhadap warga masyarakatnya. Perolehan suara sah untuk masing-masing Pasangan Calon adalah Pasangan H. Awing Asnawai, SE dan Ronny Hermawan, SH. Memperoleh suara sah sebanyak 57.239, Pasangan H. Mochtar Mohammad dan H. Rahmat Effendi, 86 S.Sos., M.Si. memperoleh suara sah 368.940 dan Pasangan H. Ahmad Syaikhu dan Drs. Kamaludin Djaini, M.Si. memperoleh suara sah 303.209. 24 PROSENTASE PEROLEHAN SUARA SAH MASING-MASING CALON PASANGAN 60.00% 50.58% 50.00% 41.57% 40.00% 30.00% 20.00% 7.85% 10.00% 0.00% H. AWING ASNAWI, SE dan RONNY HERMAWAN, SH. H. MOCHTAR MOHAMMAD dan H. RAHMAT EFFENDY, S.Sos., M.Si. H. AHMAD SYAIKHU dan Drs. H. KAMALUDIN DJAINI, M.Si. Untuk mengetahui secara lengkap rekapitulasi hasil penghitungan suara serta tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Bekasi Tahun 2008, dapat diketahui dalam tabel sebagai berikut ; Tabel terlampir D. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Politik Pasangan Mochtar Mohammad - Rahmat Effendi (MuRah) dalam Kampanye Pilkada Kota Bekasi Melalui Media Massa. Pelaksanaan demokrasi warga Kota Bekasi pada tanggal 27 januari 2008, mengantarkan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi sebagai pemenang 24 Data internal KPU (Komisi Pemilihan Umum) Bekasi pada Pilkada Kota Bekasi 2008 87 dalam Pilkada Kota Bekasi Periode 2008-2013. perencanaan yang matang strategi kampanye dan penerapan marketing politik yang tepat, membuat pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi meraih suara 50,58%. Faktor pendukung kemenangan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Bekasi Periode 2008-2013 : 1. Faktor pertama kemenangan pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi ini merupakan keberhasilan publisitas melalui media massa, satu di antara pemain kunci yang dapat mengawal keberhasilan penyelenggaraan Pilkada adalah partisipasi Pers lokal. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi menjadikan media massa sebagai kawan dalam setiap kegiatan sosialisasi program kerja mereka. Berbagai macam pemberitaan melalui media massa dijadikan sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya Kota Bekasi, melalui media massa rakyat bisa mengenal sosok dan program kerja pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmat Effendi 25 2. Faktor kedua Mochtar Mohammad menjadi figur terpopuler saat pemilu, hal tersebut wajar mengingat kapasitas Mochtar sebagai incumbent Wakil Walikota dan sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bekasi 1999-2003. Pola Brainding image dilakukan dengan menggunakan mesin (politik) BNK, dapat terlihat hampir disetiap sudut Bekasi terpasang stiker, baliho, spanduk, dan iklan di radio lokal Bekasi yang menggunakan BNK untuk mensosialisasikan dirinya. 25 Berdasarkan wawancara Pribadi dengan Rahmat Effendi, Bekasi Minggu 24 Agustus 2008 88 3. Faktor ketiga lain yang juga ikut mempengaruhi pemilih untuk memilih pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) adalah karena diusung oleh beberapa parpol besar seperti Partai Golkar, Partai PDI, Partai PKB. Partai PAN, Partai PPP, Partai Bulan Bintang, Partai Buruh, Partai PNI MARHAENISME, Partai Serikat Pekerja. Visi Misi, dan Program kerja yang menarik juga ikut menjadi pendukung kemenangan Pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi). Faktor penghambat pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada pilkad Bekasi : 1. Faktor Black Campaign (kampanye gelap), sebagaimana yang diutarakan Mochtar Mohammad ‘’Black Campaign adalah sebuah cara yang sistematis’’ 26 , yang menyudutkannya mengenai kasus bantar gebang yang menyeret nama Mochtar Mohammad. Dan adanya isu mengenai skandal cinta terlarang Rahmat effendi di Bali ketika masih menjabat sebagai ketua DPRD Bekasi. ‘’Berita-berita ini sengaja dibuka kembali untuk mengurangi simpati masyarakat terhadap pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi’’ Ungkap Mochtar Mohammad. 27 Berita-berita tersebut coba dialihkan oleh tim sukses pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dengan munculnya beberapa isu mengenai penggunaan simbol-simbol agama oleh pasangan Akhmad syaikhu-Kamaludin Djaini dalam kampanye. 2. Faktor penghambat lain yaitu Munculnya sejumlah masalah dan berbagai kecurangan di lapangan, serta dibayang-bayangi berbagai trik, manuver, dan 26 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohammad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 27 Wawancara Pribadi dengan Mochtar Mohammad, Bekasi Sabtu 16 Agustus 2008 89 konspirasi yang tidak sejalan dengan tujuan demikrasi. Seperti : Money Politic (politik uang) untuk menarik simpati massa. 3. Masih tingginya fenomena Golput pada masyarakat, dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pengetahuan mereka tentang pentingnya Pilkada. Kemenangan pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) ini menunjukkan bahwa popularitas mereka masih belum bisa dikalahkan oleh tema kampanye dan isu perubahan yang diusung oleh pasangan lain. Dengan dukungan koalisi 9 partai yang menjadi mayoritas di DPRD Kota Bekasi, pasangan M2R (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) mampu memaksimalkan dukungan pada mereka. Perhitungan suara sementara yang menunjukkan bahwa kemenangan mereka cukup merata di 12 kecamatan yang ada di kota Bekasi menjadi sinyal bahwa mesin politik pasangan MuRah bekerja cukup bagus. Jika hasil perhitungan KPU kota Bekasi mengukuhkan pasangan M2R (Mochtar Muhamad-Rahmat Effendi) sebagai Walikota, Kita bisa mencermati apakah isu yang mereka usung dalam bentuk Pendidikan dan Kesehatan gratis dapat diaplikasikan dengan baik atau hanya menjadi pemanis disaat kampaye. Dukungan 9 partai pendukung koalisi Gotong Royong bisa menjadi pijakan dukungan politik dan kestabilan pelaksanaan program kerja mereka. Jika dukungan ini menjadi sandera politik balas jasa, hal ini akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi implementasi program kerja mereka. 90 F. Analisa Persfektif Teori Agenda Setting Masyarakat Indonesia yang plural dalam ragam budaya dan strata ekonomi berhasil digiring Media Massa pada satu titik sikap, simpati bagi pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi Inilah kekuatan media massa, mampu mempengaruhi perubahan kognitif pemirsa. Dari teori komunikasi massa yang ada, agenda setting menjadi teori paling menarik bagi penulis. Dasar pemikiran teori ini adalah di antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu. Akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media. Perhelatan akbar Pilkada Bekasi menjadi agenda media dan dianggap sebagai topik yang pantas dijadikan sebagai bahan pemberitaan media. Frekuensi pemberitaan Kampanye para Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota di berbagai media baik cetak nasional dan lokal seperti, Koran Sindo, Harian Indo Pos, Harian Pos Kota, Harian Terbit, Harian Suara Pembaharuan, Harian Kompas, Harian Pikiran Rakyat, M2 Media, Koran Bekasi, Radar Bekasi selama masa kampanye cukup sering. Begitu pula Media elektronik radio seperti, Radio Dakta, Radio Gaya, Radio Elgangga, Radio M2 ikut memberitakan liputan tentang persiapan kampanye para kandidat dalam Pilkada Bekasi Periode 2008-2013. Dalam hal ini menurut teori agenda setting, terjadi proses media agenda dimana pemberitaan tentang kampanye Pilkada Bekasi ramai didiskusikan oleh berbagai media hampir setiap hari selama masa kampanye dan untuk beberapa lama hampir tidak ada media massa yang tidak memberitakan isu kampanye para 91 kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota tersebut. Bahkan berita kampanye tersebut menjadi headline dan tajuk rencana di beberapa surat kabar. Framing yang dilakukan media membuat suatu berita terus menerus ditayangkan di media sehingga muncul agenda publik. Ramainya pemberitaan mengenai pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi oleh beberapa media massa khalayak pun terkena terpaan media sehingga dampaknya sosok pasangan MuRah (Mochtar-Rahmat) menjadi akrab ditelinga khalayak dan juga didiskusikan atau menjadi bahan pembicaraan oleh masyarakat hampir dari semua kalangan. Artinya berita atau isu yang digulirkan pasangan Mochtar-Rahmat yang diagendakan media akhirnya menjadi agenda publik. Seperti yang dikatakan Robert N. Ertman, framing adalah proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Masyarakat akan menjadikan topik utama yang diangkat oleh media sebagai bahan perbincangan sehari-hari. Pengaruh dari teori agenda setting terhadap masyarakat dan budaya sangat besar. Popularitas pasangan Mochtar-Rahmat di Bekasi langsung melesat bak meteor. Ini merupakan dampak dari media massa yang terus mem-blow up kampaye pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi hingga terbentuklah opini publik yang cenderung untuk memberinya dukungan. Perspektif ini menghidupkan kembali model jarum hipodermik, tetapi dengan fokus penelitian yang telah bergeser. Dalam Teori Agenda Setting, meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. 92 Oleh karena itu kemampuan pengemasan menjadi hal yang sangat pokok. Dari perspektif agenda setting, media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang anggap penting. Bila Pasangan Mochtar-Rahmat secara terus menerus diberi label merakyat, Sosok pasangan ini dinilai prihatin terhadap para pengusaha baik usaha kecil maupun menengah. Citra sebagai sosok pemimpin yang menjunjung tinggi, mengamalkan, serta berpotensi melestarikan kultur budaya masyarakat Bekasi maka lambat laun Pasangan Mochtar-Rahmat akan dianggap dalam persepsi khalayak sebagai penolong dan pelindung wong cilik. Iklan Pasangan MuRah (Mochtar-Rahmat) dalam berbagai versi di Radio-radio swasta Bekasi ternyata mampu menaikan tingkat penerimaan khalayak akan sosok Pasangan MuRah. Komunikasi politik di media massa tentunya tidak lepas dari pembicaraan soal efek, karena ini merupakan entry point bahasan agenda setting. Komunikator politik yang hendak menggunakan media massa sebagai medium penyampaian pesan politik sudah seharusnya memahami masalah efek ini. Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects). Efek langsung ini berkaitan dengan issues, apakah issue itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan apakah rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. 28 28 Heryanto, Gun Gun “Komunikasi Politik di Era Industri Citra”,(Jakarta :PT. Lasswell Visitama : 2010), h. 15 93 Berkat iklannya yang terus menerus di berbagai media massa masyarakat menyatakan mereka tertarik karena iklan Pasangan MuRah yang simpatik dengan pesan-pesan mewakili para petani, nelayan dan pedagang pasar tradisional. Ini menunjukkan hal penting, bahwa jika media selalu mengangkat citra Pasangan MuRah yang dekat dengan rakyat kecil dan pedagang pasar tradisional maka pemilih pun akan memikirkan bahwa Pasangan MuRah sebagai sosok yang penting sebagaimana yang dicitrakan oleh media. Kita juga perlu mengkritisi perspektif agenda setting dalam menganalisa komunikasi politik di media massa. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang mana issue yang lebih penting. Karena itu, model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media kepada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak kepada persoalan itu. Pendidikan dan kesehatan gratis yang menjadi program kerja pasangan Mochtar-Rahmat mendapat perhatian besar dari beberapa media massa, berita yang disampaikan oleh media menjadikan masyarakat tertarik sosok pasangan MuRah (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi), masyarakat semakin ingin tahu berita mengenai Pasangan MuRah. Masyarakat tentunya memiliki hak untuk tahu (right to know) yang akhirnya menjadikan suatu isu atau peristiwa menjadi public sought (permintaan publik) akan informasi tentang isu atau peristiwa tersebut. Media dengan kepentingan teknis, idealisme dan pragmatismenya memilih, mengemas dan akhirnya mendistribusiakan kepada khalayak kalau sesuatu itu penting. 29 29 Ibid, h.16 94 Agenda setting memandang media massa melakukan ”to tell what to think about” artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dalam konteks ini, perlu dipertanyakan, apakah penilaian khalayak tentang suatu isu atau pesan marekting yang dianggap penting itu karena penonjolan yang dilakukan oleh media atau karena faktor-faktor lain. Karena dalam realitasnya, seringkali cara pandang seseorang mengenai pemahaman terhadap pesan politik, sebelumnya sudah terbentuk melalui pengaruh interpersonal, melalui interaksi di organisasi, dalam norma kelompok atau melalui pemuka pendapat melalui jalinan komunikasi two-step flow-communication. 30 30 Heryanto, Gun Gun “Komunikasi Politik di Era Industri Citra”,(Jakarta :PT. Lasswell Visitama : 2010), h. 16 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan sosialisasi politik pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi banyak menggunakan media massa, baik media massa cetak dan media Elektronik. Peranan media massa dalam mensosialisasikan figur pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi, visi misi dan program kerja mereka sangat efektif. Selain dari pemberitaan yang dimuat atau disiarkan di media massa tentang pasangan M2R (Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi) konstruksi citra politik yang dibentuk melalui iklan di media massa dirasa cukup efisien karena dapat merubah persepsi dan pemahaman masyarakat tentang pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Bekasi Periode 2008-2013. 2. Faktor pendukung pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Bekasi Periode 2008-2013 terdiri dari beberapa factor, keberhasilan publisitas melalui media massa, Mochtar Mohammad menjadi figure yang popular saat Pilkada mengingat kapasitas Mochtar sebagai incumbent Wakil Walikota dan sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bekasi 1999-2003. dan faktor lainnya adalah pasangan MuRah ini didukung oleh sejumlah partai-partai besar. Sedangkan factor yang menjadi penghambat oleh pasangan Mochtar-Rahmat adalah, Black Campaign (kampanye gelap), Munculnya sejumlah masalah dan berbagai kecurangan dilapangan, Masih tingginya fenomena Golput pada masyarakat. 96 B. Saran-Saran 1. Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi dan segenap tim sukses hendaknya melakukan sosialisai komunikasi politik kepada seluruh masyarakat secara merata. 2. Kemenangan Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi pada Pilkada Periode 2008-2013 harus disikapi dengan bijak, pasangan MuRah harus tetap berkomitmen melaksanakan program kerja dan visi misi yang dijanjikan pada masa kampanye yaitu Pendidikan dan Kesehatan gratis. 97 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikas Massa, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2007),Edisi Revisi 2007 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), Althoff, Phillip dan Rush Michael, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), cet ke-11 Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), Budiardjo, Miriam, Dasar – dasar Ilmu Polotik, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998), cet ke-19 Budiman, Kris, Feminografi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999) Cangara, Hafied, Komunikasi Politik, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), edisi pertama Haryatmoko, Etika Komunikasi , (Yogyakarta : Kanisius, 2007), cet pertama Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta : PT. Lasswell Visitama, 2010), cet ke-1 Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Remaja karya,2007), Cet ke-23 Malik, Dedy Djamaluddin, Peradaban Komunikasi Politik, (Bandung : Remaja RosdaKarya, 1999), cet ke-2 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), cet pertama Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi, (Bandung : Remaja RosdaKarya, 1999), cet ke-6 Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakart : Bumi Aksara, 2007), cet pertama Nasuhi, Hamid,dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,(Jakarta : CeQDA (Center For Quality Development and Assurance, 2007), cet ke-2 Nurdin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke-5 Parwito, Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta : LKiS Yogyakarta, 2007), cet pertama Rakhmat, Jalaluddin, Komunikasi Politik (komunikator, pesan, dan media), (Bandung : Remaja RosdaKarya, 1999), cet ke-3 Schroder, Peter, Strategi Politik, (Jakarta : Friedrich-Nauman-Stiftung Fuer die Freiheit, 2008), edisi revisi untuk pemilu 2009 Tebba, Sudirman, Hukum Media Massa Nasional, (Ciputat : Pustaka IrVan, 2007), cet pertama Widjaja, H.A.W, Komunikasi ( Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), cet ke-4 Jurnal Ilmiah ASM. Romli. Ikhtisar perkuliahan “ Komunikasi Politik” (Unfari), Bandung. Budiman, Muhsin, Media dan Dakwah, Makalah (Jakarta : Fak Dakwah UIN Syahid, 2004) Artikel Media Iskandar, Deni, “ Aksi Parpol JelangPenetapan Kandidat Wali Kota Bekasi,” Indo Pos, 3 Desember 2007, Pultriman manalu, Koalisi Gotong Royong mengusung pasangan H.Mochtar Muhamad dan H. Rahmat Effendi sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Periode 2008-2013,” M2 Media 8 November 2007. Riady, “Mochtar anakna Burju,” M2 Media, 8 November 2007 Taufik, “DKI Jakarta Jilid 2,” M2 Media, 7 November 2007. Data Internal Draft Visi-Misi “ Bekasi Cerdas, Sehat, dan Ihsan”, Jakarta 2007 Tambunan, Ricky. Powerpoint Media. Jakarta: 2007 Data Internal Komisi Pemilihan Umum Daaerah Bekasi (KPUD) KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA F FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat 15412 Indonesia Telephone/Fax. : (021) 7432728 / 74703580 Website :www.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail :[email protected] FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA WISUDA KE- 80 TAHUN AKADEMIK 2009 / 2010 1.Nama : Misliyah 2.Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 11 Agustus 1985 3.Nomor Pokok : 204051002844 4.Fakultas : Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi 5.Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 6.Program : S1 7.Judul Skripsi : Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi(MuRah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013 8.Tanggal Lulus : 15 Juni 2010 9.No Ijazah : ………………………………………………… 10. Indek Prestasi : 3, 40 11. Jabatan Dalam Organisasi : Kemahasiswaan 12. Alamat Asal : Jl. Pemuda Kranji Rt. 005 Rw.03 No. 03 Bekasi Barat 13. Alamat Sekarang : Jl. Pemuda Kranji Rt.005 Rw. 013 No. 06 Bekasi Barat 14. Nama Ayah : H. Mawardi 15. Pendidikan Ayah : Sekolah Dasar 16. Pekerjaan Ayah : Wirausaha 17. Nama Ibu : Hj. Saimah 18. Pendidikan Ibu : Madrasah Tsanawiyah 19. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Jakarta, 22 Juni 2010 Tanda tangan Pas Photo 3x4 Catatan : *) Diketik Rangkap 2(dua) **) Coret Yang Tidak Perlu ***) No. Ijazah Diisi Oleh Bagian Akademik Biro AAK MISLIYAH: KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA F FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telephone/Fax. : (021) 7432728 / 74703580 Website :www.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail :[email protected] Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat 15412 Indonesia IDENTITAS ALUMNI Wisuda ke : 80 / Tahun Akademik : 2009 / 2010 Yang bertandatangan di bawah ini, 1. Nama : Misliyah 2. Nomor Pokok/NIM : 204051002844 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 11 Agustus 1985 5. Alamat Asal : Jl. Pemuda Kranji Rt. 005 Rw.03 No. 03 Bekasi Barat 6. Alamat Sekarang : Jl. Pemuda Kranji Rt.005 Rw. 013 No. 06 Bekasi Barat 7. Kode Pos : 17135 8. Telepon : (021) 8865777/ 081210758787 9. Jurusan/Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 10. Judul Skripsi : Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Mohammad-Rahmat Effendi (MuRah) Dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013. 11. Pembimbing : Gun Gun Heryanto, M.Si 12. Penguji 1 : Rubiyana, MA 13. Penguji 2 : Dra. Hj. Astriati Jamil, M.Hum 14. Tanggal Lulus Ujian : 15 Juni 2010 15. IP/Yudisium : 3,40 / Amat baik 16. Nomor & Tgl. Ijazah :………………………………………………………… 17. Pekerjaan :…………………………………………………………. 18. Alamat Pekerjaan :…………………………………………………………. Mengetahui, Ketua Jurusan Jakarta, 22 Juni 2010 Tandatangan Pas Photo 4x6 Dra. Hj. Astriati Jamil, M.Hum Catatan : Formulir Diketik Rangkap 2(dua) *) No. Ijazah Diisi Oleh Bagian Akademik Biro AAK MISLIYAH: Wawancara dengan Tim Koordinator Media Bagian Public Ralation Ricky Tambunan , Tgl 23 Agustus 2008 MS :Apakah bapak mengurusi news dan Public relation di media cetak dan elektronik? RT : iya…. MS :Bagaimanakah pemetaan medianya? RT :Pemetaan media dilakukan pada sektor elektronik dan media cetak lokal, dan sebagian lagi harian nasional. Untuk media elektronik televisi tidak ada kerjasama iklan, tim lebih fokus pada media cetak lokal. ’Pemanfaatan media Televisi tidak digunakan oleh tim Media pasangan MuRah, pemanfaatan internet tidaklah terlalu besar, karena sebagaimana diketahui mayoritas khalayak pemilih di Kota Bekasi bukanlah internet minded/penggila internet MS : Kenapa Tim media banyak menggunakan media massa lokal dalam proses kampanye? RT : Kampanye menggunakan media lokal dapat menghemat biaya kampanye hingga 90 % dari biaya kampanye menggunakan media massa nasional / televisi atau dibanding biaya kampanye di lapangan terbuka. penggunaan media lokal secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses komunikasi politik karena memiliki komunitas tersendiri, MS :Apakah bapak juga mengurusi komunikasi persuasifnya? RT : Tidak terlalu… karna ada tim iklan yang bertanggung jawab dalam hal itu. MS :Berkaitan dengan iklan apakah sebelumnya dilakukan perencanaan dahulu? Siapa yang merencanakan iklan tersebut? RT :Iklan didasarkan atas penelitian permasalahan-permasalahan yang ada di Bekasi. Sampai dengan apa saja daftar prioritasnya. Yaitu masalah kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas yang paling utama dalam penyusunan materi iklan. Maka program yang diterapkan tim media berdasarkan riset tersebut, lalu setelah turun pada program kerja Mochtar-Rahmat, agenda isu, lalu akhirnya masuk pada kebijakan pemberitaan, termasuk Tagline. MS :Apa yang ditonjolkan dalam iklan tersebut? RT :Menekankan pada program, kalaupun mengeluarkan untuk event kita mengaitkannya dengan program. Lalu ditekankan pada aspek emosional. Karena pada dasarnya iklan dapat dinikmati kalangan manapun, beda dengan berita. MS :Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam kampanye di media massa? RT :Masalah dana, karena belanja iklan itu tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. MS :Apa bapak optimis dengan hasil kerja tim media Public relation? RT :Alhamdulillah… segala sesuatu itu tidak ada yang sempurna tapi kami sudah mempersembahkan yang terbaik semuanya kembali kepada penilaian masyarakat. MS : Posisi bapak saat kampanye sebagai apa? RT : Di Tim kampanye saya sebagai Koordinator Tim Media. WAWANCARA Hari : Minggu Tanggal : 24 Agustus 2008 Waktu : 15.20 WIB Pewawancara : Misliyah Responden : H. Rahmat Effendi MS : Mohon bapak jelaskan jabatan bapak saat ini? RE : Nama saya, Rahmat Effendi jabatan saya sekarang ini sebagai Wakil Walikota Bekasi MS : Apa yang menjadi pertimbangan bapak mau menerima pencalonan sebagai Wakil Walikota Bekasi dari koalisi Gotong Royong dalam Pilkada Bekasi 2008? RE : Pertimbangan saya saat itu bahwa saya ingin melakukan perubahan di Kota Bekasi. Untuk itu saya menerima pencalonan sebagai Wakil Walikota Bekasi. MS : Bapak rela melepaskan jabatan sebagai sebagai ketua DPRD Kota Bekasi, dan Ketua DPP Partai Golkar Kota Bekasi, apa tidak takut kalau nantinya bapak kalah dalam Pilkada tersebut? RE : Kalah menang dalam politik itu sudah biasa. Prioritas saya adalah mengabdi untuk masyarakat, jadi apapun hasilnya saya tidak akan merasa rugi. MS : Apa yang menjadi bahan pertimbangan anda dalam merumuskan visi dan misi kepemimpinan kota Bekasi 2008-2009 ? RE : Pertimbangan kami adalah menjadikan kota Bekasi sebagai kota yang maju baik dalam pembangunan maupun masyarakatnya. MS : Selama masa kampanye, komunikasi politik apa saja yang dilakukan melalui media massa untuk mensukseskan pasangan MuRah ? RE : Saya tidak terlalu paham masalah tersebut karena sudah ada Tim Media yang mengurusi masalah yang berhubungan dengan komunikasi melalui media massa. MS : Bagaimana dengan pandangan bahwa bersatunya Anda dan Mochtar karena faktor untuk menggaet masa etnis yang berbeda? RE : Saya selalu mengajak orang untuk tidak memilih secara jahiliah, melainkan menggunakan rasio. Mengapa? Kalau kita bawa-bawa ke soal etnis maka kita tidak bisa maju, selalu konfesional. Namun kita juga tidak bisa lepas bahwa hal itu ada. Tapi saya yakin bahwa masyarakat bisa membedakan mana isu dan kenyataannya. MS : Bagaimana hubungan bapak secara pribadi dengan media? RE : Alhamdulillah sejak dulu saya mempunyai hubungan yang baik dengan media. MS : Menurut pendapat bapak bagaimana manfaat media massa dalam kampanye politik pasangan MuRah? RE : Menurut saya peranan media massa sangat penting, media massa adalah alat komunikasi politik yang efektif . MS : Apakah bapak ikut melakukan pemetaan media massa? RE : Sudah ada Tim khusus yang menangani mengenai masalah pemetaan media massa. Saya hanya memberikan saran dan arahan bila diperlukan. MS : Dalam Pilkada Kota Bekasi 2008 lalu, apakah bapak turut memberikan saran dalam setiap strategi kampanye dan komunikasi persuasifnya? RE : Ya, kita semua diskusi, bertukar pikiran dan strategi. WAWANCARA Hari : Sabtu Tanggal : 16 Agustus Waktu : 10.05 WIB Pewawancara : Misliyah Responden : H. Mochtar Mohammad MS : Mohon bapak jelaskan jabatan bapak saat ini? MM : Nama saya, Mochtar Mohammad jabatan saya sekarang ini sebagai Walikota Bekasi MS : Apa yang menjadi pertimbangan bapak mau menerima pencalonan sebagai Walikota Bekasi dari koalisi Gotong Royong dalam Pilkada Bekasi Periode 2008-2013? MM : Banyak yang jadi bahan Pertimbangan saya saat itu bahwa saya ingin melakukan perubahan di Kota Bekasi itu yang paling utama, ketika ada kesempatan untuk berjuang, Untuk itu saya menerima pencalonan sebagai Walikota Bekasi. MS : Bapak rela melepaskan jabatan sebagai sebagai Wakil WaliKota Bekasi, apa tidak takut kalau nantinya bapak kalah dalam Pilkada tersebut? MM : Tentu saja tidak… (sambil tertawa) MS : Apa yang menjadi bahan pertimbangan anda dalam merumuskan visi dan misi kepemimpinan kota Bekasi 2008-2009 ? MM : Menjadikan kota Bekasi sebagai kota yang maju seperti kota-kota besar lainnya, baik dalam pembangunan maupun masyarakatnya. MS : Selama masa kampanye, komunikasi politik apa saja yang dilakukan melalui media massa untuk mensukseskan pasangan MuRah ? MM : Kami sudah mempunyai Tim Media yang mengurusi masalah yang berhubungan dengan komunikasi melalui media massa. MS : Bagaimana dengan pandangan bahwa bersatunya Anda dan Rahmat karena faktor untuk menggaet masa etnis yang berbeda? MM : Itu tidak benar? Dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari isu tersebut, masyarakat Bekasi sudah bisa membedakan mana yang pantas untuk menjadi pemimpin Kota Bekasi. MS : Bagaimana hubungan bapak secara pribadi dengan media? MM : Alhamdulillah hubungan saya dengan Media cukup baik. MS : Menurut pendapat bapak bagaimana manfaat media massa dalam kampanye politik pasangan MuRah? MM : Media massa sangat penting, dalam proses Komunikasi Politik. MS : Apakah bapak ikut melakukan pemetaan media massa? MM : Tidak… masalah pemetaan ditangani oleh Tim media massa. Saya hanya memberikan saran. MS : Dalam Pilkada Kota Bekasi Periode 2008-2013 lalu, apakah bapak turut memberikan saran dalam setiap strategi kampanye dan komunikasi persuasifnya? MM : kita semua diskusi, bila ada masukan tidak ada salahnya kalau kita bertukar pikiran dan strategi untuk kampanye Pasangan MuRah.