otomatisasi pe terhadap m fakultas mate otomatisasi penguku

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
OTOMATISASI PENGUKURAN ARUS V
VERSUS
S TEGANGAN
TERHADAP MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN
ELEKTROMETER KEITHLEY 6517A
SKRIPSI
HAFSAH
SAH
0906602250
906602250
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA EKSTENSI
DEPOK
DESEMBER 2011
11
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
vi
UNIVERSITAS INDONESIA
OTOMATISASI PENGUKURAN ARUS VERSUS TEGANGAN
TERHADAP MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN
ELEKTROMETER KEITHLEY 6517A
SKRIPSI
Diajukan
iajukan sebagai salah satu
atu syarat untuk
ntuk memperoleh
emperoleh gelar sarjana sains
HAFSAH
SAH
0906602250
906602250
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA EKSTENSI
DEPOK
DESEMBER 2011
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
vii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
ii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
viii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama
: Hafsah
NPM
: 0906602250
Program Studi : Ekstensi Fisika
Judul Skripsi
: Otomatisasi Pengukuran Arus Versus Tegangan Terhadap
Material Dengan Menggunakan Elektrometer Keithley 6517A
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada Program Studi Ekstensi Fisika, Fakultas Matemetika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di
Tanggal
: Depok
: 9 Desember 2011
iii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Sains Jurusan Fisika Instrumentasi pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Arief Sudarmaji,M.T dan Dr. Bambang Soegijono, M.Si sebagai
pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan, sabar serta memberikan arahan
yang berharga dalam membimbing dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. M. Syamsu Rosyid dan Dr. Prawito yang telah memberi nasehat dan
arahan dalam perkuliahan.
3. Seluruh dosen Departemen Fisika UI atas segala ilmunya yang diberikan
selama penulis menjadi mahasiswa Fisika.
4. Semua staf Departemen Fisika yang sudah banyak membantu segala informasi
untuk kemudahan administrasi.
5. Pak Parno yang sudah membantu dalam pengerjaan mekanik.
6. Bapak, Ibu , kakakku dan adikku yang tak pernah lelah memberikan perhatian,
pengertiannya, semangat dan kasih sayangnya.
7. Udin sebagai rekan kerja, ka ade, ka rahman, ka misbah dan ka pukis saling
memberi dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8.
Tia yang telah memberi pinjam laptopnya, mbak diana yang telah membantu
komunikasi dengan pihak elektrometer di Singapore.
9.
Ka mela, ka ilham, ka tanti, ka desti yang telah memberi informasi tentang
semua skrispsi.
iv
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
x
10. A’ncef membuka pikiranku jadi jernih dan semangat lagi, mengingatkan aku
untuk selalu rileks dalam segala hal. Nuning, gilang, deri memberi motivasi
dalam menggapai sesuatu dengan cara percaya dan memperjuangkannya.
11. Teman-teman seperjuangan ina, firzi, riyan, ka banu atas kerjasamanya dan
banyak ku repoti selama perkuliahan. Semoga kalian juga diberi kemudahan
dalam kuliah dan skripsinya.
12. Lika dan Oya yang telah meluangkan waktu kalian untuk menghadiri seminar
tugas akhir meskipun kalian sedang sibuk.
13. Atri, atina,kiki,monik, ka sulas, ka bazoka memberi dukungan dan semangat.
14. Semua pihak yang secara tidak langsung terlibat dalam tugas akhir ini dan
tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu, semoga amal baik yang telah
dilakukan senantiasa dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis 2011
v
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Hapsah
NPM
: 0906602250
Program Studi : Ekstensi Fisika Instrumentasi Elektronika
Departemen
: Fisika
Fakultas
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-exclusive
Royalty-Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
OTOMATISASI PENGUKURAN ARUS VERSUS TEGANGAN
TERHADAP MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN
ELEKTROMETER KEITHLEY 6517A
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
vii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xii
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul Skripsi
: Hapsah
: Ekstensi Fisika
:Otomatisasi Pengukuran Arus Versus Tegangan Terhadap
Material Dengan Menggunakan Elektrometer Keithley 6517A
Telah di buat otomatisasi pengukuran arus versus tegangan terhadap material.
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat ukur, alat ukur yang di
gunakan adalah elektrometer. Elektrometer ini memiliki kemampuan jauh lebih
sensintif, dapat mengukur sampai skala 1µV, 1µA dan memiliki resistansi 1GΩ
dibandingkan dengan multimeter digital biasa (DMMs) yang tidak memilikinya.
Pengukuran yang dilakukan adalah menguji sampel pada material. Dalam
pengukuran, elektrometer membutuhkan suatu rangkaian eksternal. Rangkaian
tersebut adalah rangkaian eksternal feedback. Software yang digunakan dengan
menggunakan LabView. LabView ini digunakai sebagai interface dengan
electrometer menggunakan driver NI-VISA yang di keluarkan oleeh National
Instrument dan perintah-perintahnya mengikuti Standar Commands for
Programmable Instrument (SCPI) dan standar IEEE-488.2. Disini, otomatisasinya
adalah ketika melakukan percobaan tidak perlu memerlukan waktu yang lama
setiap kali percobaan hanya dalam hitungan menit dan data pun sudah bisa
tersimpan langsung ke dalam excel. Cara kerja alat ini adalah sample yang di ukur
di mulai dengan melakukan sebuah perintah dari program yang di buat pada
labview di hubungkan ke elektrometer untuk mendapatkan supply tegangan,
kemudian elektrometer tersebut dapat mengambil data yang di perlukan dari
sample dan di kirim ke komputer, komputer akan mengolah data yang di peroleh
dari sample tersebut menjadi hasil dan tampilan grafik yang di inginkan. Cara
tersebut dilakukan secara berulang-ulang sampai batas pengukuran yang di
tentukan telah tercapai. Hal ini agar di dapat pengukuran yang paling mendekati
taksiran atau pendekatan nilai besaran ukur yang baik.
Kata Kunci: Elektrometer, LabView, Pengukuran VI, material
vii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xiii
ABSTRACT
Nama
Program Studi
Judul Skripsi
: Hapsah
: Ekstensi Fisika
:Automatic Current Vs Voltage Measurement Of Material By
UsingElectrometer Keithley 6517A
Have been make automatic measurement of the current versus voltage to material.
This measurement was done with by use of a measuring instrument. The
measuring instrument using electrometer. This electrometer have capibilities far
more sensitive so can measure until scale 1µV, 1µA and having resistance 1GΩ
compared with multimeter digital ordinary did not have it. This measurement is
testing sampel of material. In the measure electrometer need a circuit external.
Software used by using labview . This labview digunakai as interface with
electrometer using driver NI visa in secrete by national instrument and this
directives adhering to a standard commands for programmable instrument (SCPI )
and standards IEEE- 488.2. Automatic when done experiment dont need for time
long to. Here, automation is when doing the experiment does not need to take a
long time each time the experiment in just minutes and could have saved any data
directly into excel. The workings of this tool is a sample that is measured at the
start by doing a command from the program that created the labview is connected
to the electrometer to get a supply voltage, then electrometer can retrieve data in
need of sample and sent to the computer, the computer will process the data that
was obtained from the sample into the graphic display of results and in want. The
way it is done repeatedly until the limit of measurement in the set has been
reached. This is so in to the measurement that most closely approaches the
estimated value of the measurand or good.
Keyword: Electrometer, LabView, Measurement VI, Material
viii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................vii
ABSTRACT..............................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.3. Deskripsi Singkat ................................................................................... 3
1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 4
1.5. Metodologi Penelitian ............................................................................ 4
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................ 5
BAB 2. TEORI DASAR............................................................................................. 7
2.1. Pengertian Elektrometer......................................................................... 7
2.2.1. Fungsi Voltmeter.......................................................................... 7
2.2.2. Fungsi Ammeter........................................................................... 7
2.2.3. Fungsi Ohmmeter......................................................................... 8
2.2. Rangkaian Dasar Elektrometer .............................................................. 8
2.2.1. Rangkaian Voltmeter ................................................................. 9
2.2.2. Rangkaian Ammeter................................................................. 10
2.2.1. Shunt Ammeter .............................................................. 10
2.2.2. Feedback Ammeter ........................................................ 10
2.3. Dasar Pengukuran Elektrometer .......................................................... 11
2.3.1. Pengukuran Tegangan.............................................................. 12
2.3.2. Pengukuran Arus...................................................................... 14
2.3.2.1. Arus Bias Masukan ..................................................... 16
2.3.2.2. Tegangan Beban.......................................................... 17
2.4. Spesifikasi Elektrometer ...................................................................... 18
2.4.1. Spesifikasi Voltmeter ............................................................... 18
2.4.2. Spesifikasi Amperemeter ......................................................... 18
2.5. Perhitungan Akurasi............................................................................. 20
2.5.1. Perhitungan Akurasi Voltmeter ............................................... 20
2.5.2. Perhitungan Akurasi Amperemeter.......................................... 21
2.6. Konsep yang Berkaitan Pengukuran .................................................... 20
2.6.1. Hukum Kirchoff ....................................................................... 21
2.6.2. Hukum Ohm............................................................................. 22
ix
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xv
2.7 Kabel Koneksi...................................................................................... 23
2.7.1. Kabel Triaxial 7078.................................................................. 24
2.7.2. Kabel Banana 8607 .................................................................. 25
2.7.3. Kabel DB-9 (RS232)................................................................ 26
BAB 3. PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM .................................. 27
3.1. Sistem Kerja Alat .................................................................................. 27
3.1.1. Mekanika Sampel..................................................................... 28
3.1.2. Penggunaan Elektrometer ........................................................ 29
3.1.3. Penggunaan Komputer ............................................................. 30
3.2. Komunikasi Serial Elektrometer dengan Komputer ............................ 30
3.2.1. Konfigurasi Serial RS 232 Elektrometer.................................. 30
3.2.2. Konfigurasi Serial Komputer ................................................... 31
3.3. Prosedur Alat Ukur Elektrometer......................................................... 31
3.3.1. Penyettingan Nilai V-source .................................................... 33
3.3.2. Penyettingan Limit Tegangan .................................................. 33
3.4. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)........................................... 33
3.4.1. Rangkaian Eksternal Feedback ................................................ 33
3.4.2. RangkaianEksternal dengan Voltmeter.................................... 34
3.5. Perancangan Software.......................................................................... 35
BAB 4. HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA ..................................... 40
4.1. Pengujian Pembacaan Resistor ............................................................ 40
4.2. Pengujian Tegangan Sumber Keithley dengan Komputer ................... 41
4.3. Pengujian Sampel dalam Keadaan Elektrometer Baik......................... 42
4.4 Pengujian Sampel dalam Keadaan Elektrometer Tidak Baik .............. 44
4.4.1. Diode 1N4001 .......................................................................... 45
4.4.2. Diode 1N4002 .......................................................................... 48
4.4.3. Diode 1N4004 .......................................................................... 50
4.4.4. Diode 1N4007 .......................................................................... 51
4.5 Pembahasan.......................................................................................... 53
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 54
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 54
5.2. Saran..................................................................................................... 54
DAFTAR ACUAN................................................................................................... 55
x
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Bagan Keseluruhan Sistem .................................................................. 3
Dasar Penguat Operasional .................................................................. 8
Penguat Tegangan ................................................................................ 9
Shunt Ammeter .................................................................................. 10
Feedback Ammeter ............................................................................ 11
Menunjukkan Koneksi untuk Pengukuran Tegangan ....................... 13
Menunjukkan Persamaan Rangkaian Koneksi untuk Pengukuran
Tegangan ............................................................................................ 13
Pengukuran Beban ............................................................................. 14
Menunjukkan Koneksi untuk Pengukuran Arus ................................ 15
Menunjukkan Rangkaian Skematik koneksi untuk pengukuran arus 16
Tegangan Beban................................................................................. 17
Ilustrasi Hukum Kirchoff ................................................................... 22
Kabel Triax 7078-TRX-3................................................................... 24
Kabel banana 8607............................................................................. 25
Konfigurasi Serial DB-9 .................................................................... 26
Blok Diagram Cara Kerja Alat........................................................... 27
Wadah Pelindung Sampel .................................................................. 28
Probe Penjepit Material...................................................................... 29
Tampilan Belakang Elektrometer ...................................................... 32
Skematik Rangkaian Eksternal .......................................................... 34
Skema Rangkaian Pada Protoboard ................................................... 34
Diagram Alir Program Pengukuran Secara Umum............................ 35
Blok Diagram Frame 1....................................................................... 37
Blok Diagram Frame 2....................................................................... 37
Blok Diagram Frame 3....................................................................... 38
Blok Diagram Frame 4 ...................................................................... 39
Grafik Percobaan Varistor dalam Kondisi Elektrometer Baik........... 42
Grafik Percobaan Varistor dalam Kondisi Elektrometer Tidak
Baik. ................................................................................................... 43
Kerusakan Elektrometer Dalam Mode External Feedback................ 45
Grafik Forward Bias Dioda 1N4001 .................................................. 46
Grafik Reverse bias Dioda 1N4001 ................................................... 47
Grafik Forward Bias Dioda 1N4002 .................................................. 48
Grafik Forward Bias Dioda 1N4004 .................................................. 49
Grafik Forward Bias Dioda 1N4007 .................................................. 50
xi
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Nilai Resistansi Tipe Feedback Ammeter............................................. 11
Spesifikasi Voltmeter ............................................................................ 18
Spesifikasi Amperemeter ...................................................................... 18
Spesifikasi Kabel Triax 7078-TRX-3 ................................................... 23
Spesifikasi Kabel Banana 8607............................................................. 25
Fungsi-Fungsi Kaki DB-9 ..................................................................... 26
Hasil Pengukuran Resistansi ................................................................. 40
Tegangan Sumber Yang Dikeluarkan ................................................... 41
xii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
xviii
DATA LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Percobaan Varistor dalam Keadaan Elektrometer Baik
Percobaan Varistor dalam Keadaan Elektrometer Tidak Baik
Percobaan Forward Bias Diode 1N4001
Percobaan Reverse Bias Diode 1N4001
Percobaan Forward Bias Diode 1N4002
Percobaan Reverse Bias Diode 1N4002
Percobaan Forward Bias Diode 1N4004
Percobaan Forward Bias Diode 1N4007
Program Pengukuran Arus vs Tegangan dengan menggunakan
External Feedback
Lampiran 10. Program Pengukuran Arus vs Tegangan dengan menggunakan
Voltmeter Elektrometer
xiii
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah mengapa alat ini
dibuat, tujuan dari penelitian, deskripsi singkat mengenai alat yang akan dibuat, batasan
masalah dari alat yang akan dibuat oleh penulis, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan laporan.
1.1
Latar Belakang
Besaran listrik adalah sebuah nilai standar aliran listrik yang berhubungan untuk
mengetahui nilai besaran yang terjadi dalam setiap rangkaian. Besaran listrik seperti
arus, tegangan, resistansi, daya, dll. Besaran-besaran tersebut tidak bisa dapat lihat
nilainya dengan panca indra mata. Namun harus menggunakan suatu alat ukur. Alat
ukur untuk mengukur tegangan adalah voltmeter, dimana mengukur tegangan listrik
antara dua titik. Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber
tegangan atau
peralataan
listrik. Cara
memasang
voltmeter
adalah
dengan
menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih tinggi (kutub
positif) harus dihubungkan ke terminal positif voltmeter,dan ujung sumber tegangan
yang memiliki potensial lebih rendah (kutub negatif) harus dihubungkan ke terminal
negatif voltmeter. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan
seperti baterai, elemen volta, atau aki. Alat ukur untuk mengukur arus adalah
amperemeter. Amperemeter untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik.
amperemeter biasanya digunakan untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada
kawat penghantar. Bagian-bagian amperemeter juga seperti voltmeter yaitu terdiri dari
skala , setup pengatur, dan kutub positif-negatif. Alat untuk mengukur resistansi adalah
ohmeter.Adapun untuk mengukur arus, tegangan, resistansi dengan multimeter.
Multimeter yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan
(resistansi) ini adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti
1
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
2
mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang
menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V
(volt), dan O (ohm).Dan masih banyak alat pengukur besaran listrik lainnya. [1]
Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor
pembangunan, baik komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, dll maka semakin
banyak alat yang di buat/di rancang dan di ciptakan dengan maksud agar dapat
mempermudah aktivitas manusia dalam melaksanakan segala macam kegiatannya di
berbagai bidang. Hal ini terlihat dari banyaknya pengguna piranti elektronik di setiap
kegiatan manusia.
Kebutuhan teknologi untuk berlangsungnya penelitian dalam laboratorium di
Departemen Fisika di perlukan untuk penelitian pengukuran VI pada masa yang akan
datang. Oleh karena itu saya membuat eksperimen pengukuran arus menggunakan
elektrometer. Dalam dunia pendidikan sistem pengukuran arus sering kali di
pergunakan dalam laboratorium.
Ada beberapa alat pengukuran yang dapat di gunakan untuk mengetahui nilai
besarnya arus listrik. Alat-alat tersebut telah dijelaskan sebelumnya. Pada skripsi ini
alat yang saya coba buat ini dinamakan ”Otomatisasi Pengukuran Arus Versus
Tegangan Terhadap Bahan Material Dengan Menggunakan Elektrometer
Keithley Tipe 6517A”. Elektrometer adalah alat pengukur muatan listrik atau beda
potensial listrik. Jenis elektrometer bervariasi, mulai dari buatan tangan hingga
perangkat elektronik dengan ketepatan tinggi. Elektrometer modern yang berdasarkan
pada teknologi tabung hampa atau fasa padat (solid state) dapat digunakan untuk
mengukur arus listrik yang sangat kecil hingga 1 femtoampere. Dalam pengukuran arus
ada beberapa alat pengukur yang dapat di gunakan. Namun disini saya melakukan suatu
eksperimen dengan menggunakan electrometer karena untuk mengukur nilai arus yang
sangat kecil.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
3
1.2
Tujuan Penelitian
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
kurikulum Program S1 Ekstensi Fisika, Peminatan Instrumentasi, Departemen Fisika,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
Adapun tujuan penelitian ini adalah membuat suatu alat pengukuran arus versus
tegangan dengan menggunakan elektrometer secara otomatis. Yang mana kita dapat
mengukur arus versus tegangan untuk bahan material apa saja.
1.3
Deskripsi Singkat
Sebagai salah satu aplikasi teknologi pada laboratorium, pada tugas akhir ini
dibuat “ Otomatisasi Pengukuran Arus Versus Tegangan Terhadap Bahan
Material Dengan Menggunakan Elektrometer Keithley Tipe 6517A” dengan
maksud memudahkan melakukan pengukuran tanpa dilakukan secara manual dan
mencegah kerusakan pada alat pengukuran yang disebabkan pengukuran yang
dilakukan berulang-ulang pada setiap kali eksperimen, serta pengambilan data lebih
tepat atau akurat di bandingkan secara manual.
Cara kerja alat ini adalah sample yang di ukur di mulai dengan melakukan
sebuah perintah dari program yang di buat pada labview di hubungkan ke elektrometer
untuk mendapatkan supply tegangan, kemudian elektrometer tersebut dapat mengambil
data yang di perlukan dari sample dan di kirim ke komputer, komputer akan mengolah
data yang di peroleh dari sample tersebut menjadi hasil dan tampilan grafik yang di
inginkan. Cara tersebut dilakukan secara berulang-ulang sampai batas pengukuran yang
di tentukan telah tercapai. Hal ini agar di dapat pengukuran yang paling mendekati
taksiran atau pendekatan nilai besaran ukur yang baik.
Sampel
Elektrometer
Display
(Komputer)
Rangkaian
Eksternal
Gambar 1.1. Bagan keseluruhan sistem
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
4
1.4
Batasan Masalah
Dalam pembuatan skripsi ini penulis membatasi masalah pada penelitian yang
dilakukan yaitu mengukur arus versus tegangan dengan menggunakan elektrometer
secara otomatis, dimana bahan yang akan di uji adalah bahan material. Sampel yang di
uji bahan material dalam bentuk material padat. Untuk materialnya tidak saya bahas
mengenai karakteristik bahan-bahan material yang di gunakan.
1.5
Metodologi Penelitian
Metode yang dilakukan untuk membantu dalam pelaksanaan dan penganalisaan
alat ini:
1. Studi Literatur
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan penelitian yang penulis buat. Study literatur ini mengacu
pada buku-buku pegangan, data sheet dari berbagai macam komponen yang
di pergunakan, data yang didapat dari internet, dan makalah-makalah yang
membahas tentang proyek yang penulis buat.
2. Perancangan dan Pembuatan Alat
Berisi tentang proses tahap dalam merancang sistem pengukuran arus
tegangan bahan material.
3. Pembuatan Mekanik
Pada pembuatan mekanik perancangan yang dilakukan dari alat tersebut
yakni untuk melengkapi kebutuhan dalam pengukuran.
4. Uji Sistem
Dari alat yang dibuat maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing
bagian dengan tujuan untuk mengetahui kinerjanya agar sesuai dengan apa
yang diharapkan dan dapat melakukan pengambilan data.
5. Pengambilan Data
Pada bab ini akan diuraikan tentang kinerja dari masing-masing blok data
yang diambil dengan harapan dalam pengujian tidak terdapat kesalahan
yang fatal.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
5
6. Penulisan Penelitian
Dari hasil pengujian dan pengambilan data kemudian dilakukan suatu
analisa sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Dengan adanya beberapa
saran juga dapat kita ajukan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian lebih
lanjut.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari bab-bab yang memuat beberapa
sub-bab. Untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman maka tugas akhir ini dibagi
menjadi beberapa bab yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penelitian, deskripsi singkat,
pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan dari skripsi
ini.
BAB 2 TEORI DASAR
Teori dasar berisi landasan-landasan teori sebagai hasil dari studi literatur yang
berhubungan dalam perancangan dan pembuatan alat.
BAB 3 PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM
Pada bab ini akan dijelaskan secara keseluruhan tentang sistem pengukuran arus
tegangan bahan material dengan menggunakan elektrometer Keithley 6517A.
BAB 4 DATA PERCOBAAN DAN ANALISA
Bab ini berisi tentang unjuk kerja alat sebagai hasil dari perancangan sistem.
Pengujian akhir dilakukan dengan menyatukan seluruh bagian-bagian kecil dari
sistem untuk memastikan bahwa sistem dapat berfungsi sesuai dengan tujuan
awal. Setelah sistem berfungsi dengan baik maka dilanjutkan dengan
pengambilan data untuk memastikan kapabilitas dari sistem yang dibangun.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
6
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Penutup berisi kesimpulan yang diperoleh dari pengujian sistem dan pengambilan data
selama penelitian berlangsung, selain itu juga penutup memuat saran untuk
pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
7
BAB 2
TEORI DASAR
Dalam melakukan penelitian banyak hal yang harus kita pelajari mengenai
teori-teori yang berkaitan pada proyek yang akan dikerjakan. Penelitian ini diperlukan
teori dasar sebagai hasil dari studi literatur yang berhubungan dalam penelitian, antara
lain sebagai berikut :
2.1
Pengertian Elektrometer
Elektrometer adalah multimeter DC dengan skala yang sangat kecil. Dengan
demikian, dapat digunakan untuk banyak pengukuran perfomed oleh multimeter DC
umumnya. Selain itu, ciri khusus input electrometer memiliki sensitivitas tinggi untuk
melakukan pengukuran tegangan, arus, resistansi. Pengukuran dengan electrometer ini
jauh melampaui dari kapasitas dari multimeter DC umumnya. Penggunaan elektrometer
ketika dalam kondisi arus kurang dari 10 nA (10-8A), resistansi lebih besar dari 1GΩ
(109 Ω). Elektrometer memiliki beberapa fungsi meter. Fungsi-fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:
2.1.1
Fungsi Voltmeter
Hambatan masukan dari voltmeter elektrometer sangat tinggi, biasanya lebih
dari 100 TΩ (1014). Selain itu, arus masukan offset kurang dari 3fA (3 x 10-15 A).
Karakteristik ini menggambarkan sebuah perangkat yang dapat mengukur tegangan
dengan jumlah yang sangat kecil. Karena impedansi masukan yang tinggi dan arus
offset yang rendah , voltmeter elektrometer memiliki efek minim (kecil)
pada
rangkaian yang sedang diuji. Akibatnya, elektrometer dapat digunakan untuk mengukur
tegangan dalam situasi di mana sebuah multimeter biasa tidak akan dapat digunakan.
2.1.2
Fungsi Ammeter
Sebagai sebuah ammeter, elektrometer ini mampu mengukur arus sangat rendah,
hanya dibatasi oleh batas teoritis dan offset masukan instrumen saat ini. Ini juga
7
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
8
memiliki tegangan beban jauh lebih rendah daripada Multimeter umumnya. Dengan
input tegangan beban dan arus masukan minimum yang sangat rendah, dapat
mendeteksi arus serendah 1fA (10-15A). Karena ini sensitivitas tinggi, maka perlu untuk
mengukur output photomultiplier saat ini dan ruang ion, dan arus yang sangat rendah
dalam semikonduktor, spektrometer massa dan perangkat lainnya.
2.1.3
Fungsi Ohmmeter
Sebuah elektrometer dapat mengukur resistansi dengan menggunakan metode
tegangan konstan atau
arus konstan. Jika menggunakan arus konstan, impedansi
masukan yang tinggi dan arus yang rendah elektrometer diimbangi memungkinkan
pengukuran sampai 200GΩ. Bila menggunakan metode tegangan konstan, Elektrometer
menerapkan
tegangan konstan untuk mengetahui
resistansi, pengukran arus, dan
menghitung resistansi. Ini adalah metode yang disukai karena memungkinkan resistor
yang tidak diketahui yang diuji tegangan menjadi diketahui. Sebuah elektrometer dapat
mengukur resistansi 10PΩ (1016 Ω) dengan menggunakan metode ini.
2.2
Rangkaian Dasar Elektrometer
Rangkaian yang digunakan dalam desain pengukuran tingkat rendah pada
voltmeter, ammeter, ohmmeter, coloumbmeter umumnya menggunakan rangkaian yang
dapat di pahami sebagai penguat operasional (op amp). Gambar 2.1 menunjukkan
sebuah penguat operasional dasar. Tegangan output diberikan oleh:
Gambar 2.1. Dasar penguat operasional[1]
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
9
Gain (A) adalah amplifier yang sangat besar, minimalnya adalah 104 sampai 105 dan
seringnya adalah 106. Pada penguat di atas memiliki catu daya (tidak di tunjukkan)
sebagai referensi. Arus dalam input op amp idealnya adalah nol.
Loop umpan balik
(feedback) di terapkan untuk mengurangi perbedaan tegangan input (V1-V2) menjadi
nol.
2.2.1 Rangkaian Voltmeter
Penguat operasional (op amp) adalah penguat tegangan ketika terhubung seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Arus offset rendah, sehingga arus yang mengalir
melalui RA dan RB adalah sama. Dengan asumsi bahwa gain (A) yang sangat tinggi,
gain tegangan dari rangkaian tersebut adalah didefinisikan sebagai:
V0 = V2 (1+ RA / RB)
(2.1)
Dengan demikian, tegangan output (V0) ditentukan baik oleh gain tegangan (V2) dan
gain ampilifier didefinisikan oleh RA dan RB. Karena V2 diterapkan ke input penguat,
masukan resistansi tinggi penguat adalah beban pada V2, dan arus dari sumber adalah
masukan arus offset rendah pada penguatan. Dalam voltmeter electrometer, RA adalah
shorted dan RB adalah open, pada hasil unit gain.
Gambar 2.2. Penguat tegangan[1]
2.2.2
Rangkaian Ammeter
Ada dua teknik untuk melakukan Pengukuran Arus,
yaitu dengan teknik
feedback ammeter dan shunt ammeter. Pada multimeter dan electrometer lama
menggunakan metode shunt, sedangkan picoammeter dan fungsi amperemeter
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
10
elektrometer dengan menggunakan konfigurasi feedback. Berikut ini adalah teknikteknik melakukan pengukuran arus:
2.2.2.1 Shunt Ammeter
Voltemeter dengan menggunakan hambatan shunt ammeter seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3. Aliran arus masukan (Iin) melalui resistor shunt (Rs).
Tegangan output didefinisikan sebagai:
V0 = Iin Rs (1+ RA / RB)
(2.2)
Untuk berbagai alasan, biasanya menguntungkan untuk menggunakan nilai terkecil
yang mungkin sebesar Rs. Pertama, dengan nilai resistor yang rendah memiliki presisi,
waktu dan suhu stabilitas, koefisien tegangan yang lebih baik daripada resistansi yang
bernilai tinggi. Kedua, nilai resistor yang rendah pada input waktu yang konstan
hasilnya waktu responnya lebih cepat atau pendek. Untuk meminimalisir rangkaian
beban, masukan resistansi (Rs)
pada ammeter harus kecil sehingga mengurangi
tegangan beban (V2). Namun, perhatikan bahwa mengurangi hambatan shunt
mengganggu sinyal untuk rasio kebisingan.
Gambar 2.3. Shunt ammeter[1]
2.2.2.2 Feedback Ammeter
Pada konfigurasi ini, di tunjukkan pada Gambar 2.4, arus masukan (IIN) melalui
resistor umpan balik (Rf). Penguat arus offset rendah mengubah aruh (IIN) dengan
jumlah yang diabaikan. Menghitung tegangan output dari penguat adalah:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
11
V0 = - Iin RF
(2.3)
Tegangan beban rendah (V1) dan koresponden penaikan waktu cepat mencapai dengan
mengunakan gain op amp yang tinggi, dimana V1 mendekati nilai nol.[1]
Gambar 2.4. Feedback ammeter [1]
Tabel 2.1. Nilai resistansi tipe feedback ammeter[1]
2.3 Dasar Pengukuran Elektrometer
Pengukuran adalah untuk menetukan nilai besaran ukur, yang di maksud dengan
proses pengukuran adalah suatu proses yang meliputi spesifikasi besaran ukur, metode
pengukuran dan prosedur pengukuran. Pengukuran tak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat di perluas untuk mengukur hamper semua benda yang bisa di
bayangkan seperti tingkat ketidakpastian . Secara umum, hasil pengukuran merupakan
taksiran atau pendekatan nilai besaran ukur. Oleh karena itu hasil pengukuran hanya
lengkap bila di sertai dengan pernyataan ketidakpastian dari pernyataan tersebut.
Ketidakpastian adalah ukuran besaran yang layak dapat dikaitkan dengan nilai ukur
yang memberikan rentang, terpusat pada nilai terukur, dimana nilai rentang tersebut
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
12
terletak nilai benar dengan ketidakmungkinan tertentu ketidakpastian. Hasil pengukuran
mencerminkan kurangnya pengetahuan yang pasti tentang nilai besaran ukur. [2]
Pada bagian ini berisi penjelasan prosedur pengukuran arus dan tegangan pada
elektrrometer.
2.3.1
Pengukuran Tegangan
Keithley 6517A dapat melakukan pengukuran tegangan 1μV untuk 210V. Bila
ada respon kebocoran diperlukan melakukan shielding (perlindungan) untuk menjamin
pengoperasian agar tepat, selalu memungkinkan nol cek ("ZeroCheck" ditampilkan)
sebelum mengubah fungsi (V, I, R atau Q ). Verifikasi kontrol tombol nol Z-CHK.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengukuran tegangan:
1. Dengan nol cek diaktifkan ("ZeroCheck" ditampilkan), memilih fungsi V (V).
Perhatikan perubahan konfigurasi ke sirkuit input dengan nol cek diaktifkan.
2. Mengaktifkan atau menonaktifkan peringatan jika diperlukan. Guard dikendalikan
oleh pilihan untuk menyimpan ketegangan di menu Setup. Istilah "GRD" pesan di
layar yang menunjukkan penjaga yang diaktifkan (on).
3. Untuk mencapai akurasi yang optimal untuk pengukuran tegangan rendah, dianjurkan
dalam kondisi nol,
instrumen yang benar. Untuk melakukan ini, pilih rentang
pengukuran terendah (2V) dan tekan REL. Lampu indikator REL dan "ZCor" pesan
ditampilkan. Mengoreksi nol pada kisaran terendah akan memperbaiki semua dari
jangkauan karena skala internal. Jika GUARD diaktifkan, "ZCor" pesan akan
menggantikan "GRD" pesan. Perlu diingat bahwa kiper masih diaktifkan meskipun
"GRD" pesan tidak ditampilkan.
4. Pilih rentang pengukuran manual yang konsisten agar pembacaan sesuai dengan yang
diharapkan, atau mengaktifkan auto.
5. Menghubungkan
keithley
6517A
untuk
pengukuran
tegangan.
Untuk
menghubungkannya dapat di tunjukkan pada gambar di bawah ini:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
13
Gambar 2.5. Menunjukkan koneksi untuk pengukuran tegangan[3]
Gambar 2.6. Menunjukkan
persamaan
rangkaian
koneksi
untuk
pengukuran tegangan [3]
6. Tekan Z-CHK untuk mengnonaktifkan nol dan akan terbaca dari layar. Catatan
untuk menonaktifkan nol benar, tekan nol dan mengaktifkan rel.
Untuk melakukan konfigurasi tegangan dengan memilih fungsi volt (V). menu
konfigurasi yang dilakukan dengan menekan CONFIG dan kemudian menekan V pada
menu. Dan Menu item GUARD digunakan bila dalam keadaan disable maka inner
shield konektor triax di hubungkan ke input LO. Model ini di gunakan untuk
pengukuran tegangan, arus, muatan, tanpa perlindungan. GUARD digunakan bila dalam
keadaan enable maka inner shield konektor triax di hubungkan ke input HI. Model ini di
gunakan untuk pengukuran tegangan dengan perlindungan.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
14
Rangkaian beban bisa merugikan pengukuran impedansi tegangan tinggi. Untuk
melihat bagaimana meteran beban dapat mempengaruhi akurasi, sedangkan Rin adalah
resistansi input meter. Untuk menjaga kesalahan kurang dari 0,1%, resistansi masukan
(Rin) harus kira-kira 1000 kali nilai resistansi sumber (Rs). Rin> 2 × 1014 Ω. Oleh karena
itu, untuk menjaga kesalahan kurang dari 0,1% harus resistansi sumber dari tegangan
yang diukur <2 × 1011 Ω.
Gambar 2.7. Pengukuran beban[3]
2.3.2. Pengukuran Arus
Keithley 6517A dapat melakukan pengukuran arus 10aA untuk 21mA .
Pengukuran dasar pada arus, untuk mencapai presisi yang optimal untuk pengukuran
tingkat rendah , input bias dan tegangan beban dapat diminimalkan dengan melakukan
prosedur penyettingan offset. Setelah mengukur tegangan tinggi dalam fungsi volt,
mungkin diperlukan beberapa menit untuk input saat ini untuk turun ke dalam batas
yang ditentukan. Masukan saat ini dapat diverifikasi dengan menempatkan pelindung
pada konektor INPUT TRIAX dan kemudian menghubungkan jumper antara tanah dan
chasis. Dengan instrumen di kisaran 20pA dan nol cek dinonaktifkan, memungkinkan
untuk menyelesaikan membaca sampai spesifikasi masukan bias arus. Berikut ini untuk
mengukur arus:
Untuk memastikan operasi yang benar, selalu mengaktifkan cek nol ("ZeroCheck"
ditampilkan) sebelum mengubah fungsi (V, I, R, atau Q). Z-CHK tombol kontrol nol
cek.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
15
1. Dengan nol cek diaktifkan ("ZeroCheck" ditampilkan), pilih ampli (I) fungsi. Z-CHK
tombol matikan antara nol dan negara memeriksa off. Perubahan dalam konfigurasi
sirkuit input dengan nol cek diaktifkan. Setelah mengukur tegangan tinggi dalam
fungsi volt, mungkin diperlukan beberapa menit untuk input saat ini jatuh dalam
batas yang ditentukan. Input dapat diperiksa dengan menempatkan perlindungan
CAP pada konektor masukan TRIAX dan kemudian menghubungkan ke chassis.
2. Untuk mencapai akurasi yang optimal untuk pengukuran arus yang rendah,
disarankan bahwa Anda nol instrumen yang benar. Untuk melakukan ini, pilih
rentang pengukuran terendah (20pA) dan tekan REL. Lampu indikator REL dan
"ZCor" pesan ditampilkan. Mengoreksi nol pada kisaran terendah akan memperbaiki
semua dari jangkauan karena skala internal.
3. Pilih rentang pengukuran manual konsisten dengan membaca yang diharapkan, atau
mengaktifkan auto.
4. Menghubungkan keithley 6517A untuk pengukuran arus. Untuk menghubungkannya
dapat di tunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.8. Menunjukkan koneksi untuk pengukuran arus[3]
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
16
Gambar 2.9.
Menunjukkan rangkaian skematik koneksi untuk pengukuran
arus[3]
Jika mengukur arus dalam rangkaian mengambang di mana kebocoran yang
signifikan mungkin ada di antara sirkuit input dan ammeter rendah,
menghubungkan 6517A Model untuk sirkuit seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.9. Perhatikan bahwa input ammeter LO terhubung ke sirkuit tinggi
(Guarding; Mengambang Pengukuran ini) menjelaskan bagaimana teknik ini
untuk mempertahankan pengaruh pengukuran. Juga mencatat bahwa perisai
keselamatan harus digunakan jika masukan dari ammeter mengambang pada
tingkat yang berbahaya dari tegangan (VF ≤ 30V).
5. Tekan Z-CHK untuk menonaktifkan nol memeriksa dan mengambil membaca dari
layar. Untuk menonaktifkan nol benar, memungkinkan nol cek dan tekan REL.
Untuk melakukan konfigurasi tegangan dengan memilih fungsi ampere (I). menu
konfigurasi yang dilakukan dengan menekan CONFIG dan kemudian menekan V
pada menu keithley.
2.3.2.1 Arus Bias Masukan
Pada ammeter ideal membaca 0A pada masukan terbuka. Namun
kenyataannya, aka nada sedikit arus masukan, pada khususnya ordo pA sampai µA.
Nilai arus tersebut dikenal sebagai arus bias masukan dan cukup besar mengurangi
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
17
pengukuran arus rendah. Untuk mengurangi arus bias masukan ini dapat melakukan
prosedur penyettingan offset.
2.3.2.2 Tegangan Beban
Input resistansi ammeter menyebabkan penurunan tegangan kecil pada terminal
input. Tegangan ini dikenal sebagai tegangan beban. Jika tegangan beban besar
dibandingkan dengan tegangan diukur dari sirkuit, maka kesalahan pengukuran akan
signifikan.
Lihat
Gambar
2.10
untuk
melihat
bagaimana
beban
tegangan
mempengaruhi langkah-langkah saat ini. Misalkan 5mV Vs dan Rs 5kΩ adalah untuk
mengkonfigurasi sumber daya 1μA (5mV/5kΩ = 1μA). Sebuah ammeter ideal dengan
beban tegangan nol akan mengukur sumber arus sebagai berikut:
Im =
=
Ω
= 1µA
(2.4)
Dalam prakteknya, bagaimanapun, masing-masing tegangan beban ammeter. Jika
tegangan beban (VB) adalah 1mV, akan mengukur arus sebagai berikut:
Im =
=
Ω
= 0.8 mA
(2.5)
arus akan diukur sebagai berikut: tegangan beban 1mV menyebabkan kesalahan
pengukuran sebesar 20%.
Im % error =
/
%
(2.6)
Gambar 2.10. Tegangan beban[3]
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
18
2.4. Spesifikasi Elektrometer
Elektrometer memiliki beberapa spesifikasi-spesifikasi beberapa fungsi dalam
pengukuran. Berikut ini adalah spesifikasi voltmeter, amperemeter dan ohmmeter:
2.4.1. Spesifikasi Voltmeter
Dalam pengukuran tegangan, perlu perhatikan spesifikasi volt elektrometer.
Berikut ini adalah spesifikasi voltmeter:
Tabel 2.2. Spesifikasi voltmeter [3]
Range
5½ digit
resolution
2V
20V
200V
Accuracy (1 year)2
180C – 280C
± (%rdg + counts)
Temperature coefficient
0 0C – 180C dan 28 0C –
500C
± (%rdg + counts)
0.025 + 4
0.025 + 3
0.06 +3
0.003+2
0.002 +1
0.002+1
10µV
100µV
1mV
Dalam spesifikasi volt, median filter dalam keadaan on dan digital filter dalam yang
terbaca adalah 10.

NMRR memiliki spesifikasi untuk range 2V dan 20 V > 60dB, untuk range 200 V >
55dB dengan frekuensi 50 Hz atau 60 Hz.

CMRR memiliki spesifikasi > 120dB dengan frekuensi 50 Hz atau 60 Hz.

Input impedansi bila > 200TΩ parallel dengan pF ( 1MΩ dengan zero check on).

Signal kecil bandwith pada preamp out dengan frekuensi 100Khz (-3dB).
2.4.2. Spesifikasi Amperemeter
Dalam pengukuran tegangan, perlu perhatikan spesifikasi ampere elektrometer.
Berikut ini adalah spesifikasi amperemeter:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
19
Tabel 2.3. Spesifikasi amperemeter[3]
Range
5½ digit
resoution
Accuracy (1 year)2
180C – 280C
± (%rdg + counts)
20pA
200pA
2nA
20nA
200nA
2µA
20µA
20µA
2mA
20mA
100aA3
1fA3
10fA
100fA
1pA
10pA
100pA
1nA
10nA
100nA
1+30
1+5
0.2 + 30
0.2 +5
0.2 +5
0.1 +10
0.01 + 5
0.1+5
0.1 + 10
0.1 +5
Temperature coefficient
0 0C – 180C dan 28 0C –
500C
± (%rdg + counts)
0.1+5
0.1 +1
0.1+2
0.03 +1
0.3+1
0.005 + 2
0.005 + 1
0.005 + 1
0.008 + 2
0.008 +1
Dalam spesifikasi volt, median filter dalam keadaan on dan digital filter dalam yang
terbaca adalah 10.

aA= 10-18A, fA-1= 15 A

Input bias arus: < 3 Fa pada Tcal . Koefisien Temperaturnya -0.5fA/0C.

Gangguan input bias arus: < 750aA pp (input tertutup), 0.1 Hz sampai 10 hz
bandwith, damping on, digital yang terbaca 40.

Input tegangan beban pada Tcal ± 10 C : < 20µV pada range 20pA, 20nA, 2µA,
20µA; <100µV pada range 200pA, 200nA, 200µA; < 2 mV pada range 2mA; <
4mV pada range 20mA.

Koefisien temperature dalaminput tegangan beban: < 10µV//0C pada pA, nA, µA.

Pream settling time (untuk 10% dalam nilai terakhir):
- 2.5 s pada range pA dalam damping off.
- 4 s pada range pA dalam damping on.
- 15ms pada range nA
- 2ms pada range µA dan mA

NMRR: > 95 dB dengan frekuensi 50Hz atau 60 Hz; 60 dB pada nA dan mA
dengan frekuensi 50Hz atau 60 Hz.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
20
2.5. Perhitungan Akurasi
Pada bagian ini berisi penjelasan perhitungan akurasi pada perhitungan voltmeter,
amperemeter, dan ohmeter.
2.5.1. Perhitungan Akurasi Voltmeter.
Spesifikasi perhitungan akurasi voltmeter sebagai berikut:
Akurasi = ±(rdg % + counts)
Berikut ini adalah contoh untuk menghitung akurasi pada range 2V:
Dengan asumsi tegangan yang di ukur terbaca 1.00000V pada range 2V
Akurasi = ±(0.025% of 1V + 4 counts)
= ±(0.00025V + 4 counts)
= ±(0.00025V + 0.00004V)
= ±0.00029V
Oleh karena itu range akurasi untuk 1.00000V terbaca adalah 0.99971V sampai
1.00029V
2.5.2. Perhitungan Akurasi Amperemeter
Spesifikasi perhitungan akurasi amperemter sebagai berikut:
Akurasi = ±(rdg % + counts)
Berikut ini adalah contoh untuk menghitung akurasi pada range 20mA:
Dengan asumsi tegangan yang di ukur terbaca 10.0000mA pada range 20mA
Akurasi = ±(0.1% of 10mA + 5 counts)
= ±(0.01mA + 5 counts)
= ±(0.01mA + 0.0005mA)
= ±0.0105mA
Oleh karena itu range akurasi untuk 10.0000mA terbaca adalah 9.9895mA sampai
10.0105mA. [3]
2.6 Konsep Yang Berkaitan Dengan Pengukuran
Konsep hukum-hukum yang berkaitan dengan pengukuran pada tegangan dan arus
adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
21
2.6.1 Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff juga bisa disebut hukum simpal. Karena pada kenyataannya
beda potensial di antara dua titik dalam suatu rangkaian pada keadaan tunak selalu
konstan. Pada keadaan tunak, medan listrik pada setiap titik (diluar sumber ggl) dalam
rangkaiann terjadi karena menumpuknya muatan
pada permukaan baterai, resistor
kawat maupun elemen lain tersebut. Karena medan listrik merupakan medan
konservatif, dengan demikian fungsi potensialnya akan berlaku di setiap titik pada
ruang. Saat kita bergerak melintasi suatu simpal rangkaian, beda potensial dapat
berkurang atau bertambah jika kita melewati resistor atau baterai, namun jika simpul
tersebut telah dilewati sepenuhnya dan kita telah kembali ke titik ‘awal’ lintasan,
perubahan potensialnya akan sama dengan nol. Hukum ini merupakan bukti dari
adanya hukum konservasi energy. Jika kita memiliki suatu muatan q pada sembarang
titik dengan potensial V, dengan demikian energy yang dimiliki oleh muatan tersebut
adalah qV. Selanjutnya jika muatan bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan
yang kita miliki memperoleh tambahan energi maupun kehilangan energi saat ia
melintasi resistor baterai atau elemen lainnya. Namun begitu kembali ke titik awalnya,
energy kembali menjadi qV. Hukum Kirchoff ada di kenal ada dua yaitu kirchoff
current law dan kirchoff voltage law. Hukum kedua kirchoff di sebut hukum
percabangan. Dasarnya adalah hukum kekekalan, kekelan muatan. Hukum ini
diperlukan untuk rangkaian multisimpal yang mengandung titik-titik percabangan ketika
arus mulai terbagi. Pada muatan tunak, tidak ada muatan akumulasi muatan yang masuk
di dalam setiap titik dalam rangkaian, dengan demikian jumlah muatan yang masuk di
setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama. Gambar 2.14
menunjukkan suatu titik percabangan dari 5 buah kawat yang di aliri arus I1, I2, dan I3.
Dalam rentang waktu ∆t juga muatan I2∆t dan I3∆t bergerak ke arah kanan
meninggalkan titik percabangan. Karena muatan tersebut bukan berasal dari
titik
percabangan dan juga menumpuk pada titik tersebut dalam keadaan tunak, dengan
demikian muatan akan terkonversi di titik percabangan tersebut yaitu:
I1 = I2 + I3
(2.7)
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
22
Berikut ini adalah ilustrasi dari hukum Kichhfoff tentang percabangan. Arus I1 yang
mengalir melalui titik a sama dengan jumlah I2 + I3 yang mengalir keluar dari titik a.
I2
I1
a
I3
Gambar 2.11. Ilustrasi hukum kirchoff
2.6.2. Hukum Ohm
Hukum ohm adalah antara beda potensial dengan arus listrik perbandingan
antara beda potensial di suatu beban listrik dengan arus yang mengalir pada beban
tersebut yang menghasilkan angka kontansta. Konstanta ini kemudian di kenal dengan
Hambatan listrik (R). untuk kebanyakan material, arus dalam suatu segmen kawat
sebanding dengan beda potensial yang melintasi segmen. Hasil eksperimen ini dikenal
dengan Hukum Ohm. Konstanta kesebandingan di tulis 1/R, dimana R di sebut
resistansi:
R=
(2.8)
Persamaan 2.8 memberikan definisi umum dari resistansi antara dua titik tinjau dari
penurunan dua tegangan V antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi, volt per ampere,
disebut Ohm (Ω):
1 Ω = 1 V/A
(2.9)
Resistansi material tergantung pada panjang, luas penampang lintang dan tipe material,
dan temperature. Untuk material-material yang memenuhi hukum Ohm resistansi tidak
tergantung pada arus; yaitu perbandingan V/ I tidak tergantung pada I. material seperti
ini pada kebanyakan logam, di sebut material ohmik. Untuk material Ohmik, tegangan
jatuh pada suatu segmen sebanding dengan arus:
V = I R R konstan
(2.10)
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
23
Persamaan 2.10 dengan kualifikasi bahwa R konstan,memberikan pernyataan matematik
hukum Ohm.
Untuk material nonohmik, perbandingan V/I bergantung pada arus, sehingga
arus tidak sebanding dengan beda potensial. Untuk nonohmik, resistansi R, seperti oleh
persamaan 2.12, bergantung pada arus. Untuk menunjukkan beda potensial V terhadapa
arus I untuk material ohmik dan nonohmik yaitu:
V = Va - Vb = E∆L
(2.11)
Untuk material ohmik (kurva bawah), hubungannya linier, sehingga R= V/I tidak
bergantung pada I; tetapi untuk material nonohmik (kurva atas) hubungannya tidak
linier , dan R= V/I bergantung pada I. Hukum ohm bukan hukum fundamental alam
seperti hukum Newton atau hukum termodinamika tapi merupakan deskripsi empiric
dari sifat yang dimiliki oleh material. [4]
2.7. Kabel Koneksi
Ketika melakukan mengukur presisi, kita harus selalu menggunakan kabel low
noise. Kabel input low noise umumnya di gunakan dalam mengukur arus triboelektrik.
Kabel ini dapat meminimalisir pada arus triboelektrik. Yang termasuk kedalam kabel
low noise yang di gunakan pada keithley 6517A sebagai berikut:

Model 237-ALG-2.
Kabel triaxial ini panjang 2 meter dengan 3 slot male, 3 penjepit alligator.
Penjepit alligator berwarna merah di hubungkan ke tengah konduktor (untuk
input high), yang berwarna hitam di hubungkan ke inner shield (untuk input low
atau guard), dan yang berwarna hijau di hubungkan ke outer shield (untuk
chassis ground)

Model 7078-TRX-3
Penjelasan dapat di lihat pada paragraph 2.7.1

Model 7078-TRX-10
Model ini sama seperti Model 7078-TRX-3 kecuali panjangnya yaitu 10 ft.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
24

Model 7078-TRX-20
Model ini sama seperti Model 7078-TRX-3 kecuali panjangnya yaitu 20 ft.
Dari macam-macam kabel low noise yang tersedia pada keithley 6517A, saya
menggunakan model kabel 7078-TRX-3. Selain itu kabel yang lain pula yang di
gunakan seperti model kabel banana 8607, kabel interlock 6517-ILC-3, kabel DB-9
(RS 232).
2.7.1
Kabel Triaksial 7078
Model kabel triax 7078-TRX-3 adalah TRIAX 3-slot yang male-nya ke adaptor
female BNC. Hal ini dapat digunakan untuk menghubungkan peralatan ke kabel BNC
dengan 3-lug konektor TRIAX (Seperti Model 7072 semikonduktor matriks). Selubung
luar terhubung ke shell TRIAX. Disini tidak ada koneksi melalui untuk melindungi
TRIAX di dalam. Oleh karena itu tegangan berbahaya dari guard source tidak akan
muncul pada shell BNC.
Tabel 2.4. Spesifikasi kabel triax 7078-TRX-3[6]
Tegangan Kerja
600V peak center conductor to inner shield
1300V peak center conductor and inner
shield outer shell.
Maksimum
Arus 1 A peak
Kerja
Lingkungan operasi
00C sampai 500C, up to 70 % pada ≤ 350C
Resistansi Kontak
≤ 0.5 Ω
Resistansi Isolasi
1015 Ω center conductor to inner shield
(500V uji tegangan, 230C @ ≤ 40% RH.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
25
Gambar 2.12. Kabel Triax 7078-TRX-3[6]
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kabel tersebut memiliki tiga bagian penting yaitu
central konduktor, inner shield, dan outer shield. Dari ketiga koneksi tersebut central
konduktor untuk input high , inner shield untuk output low atau guard , dan outer shield
untuk chasis ground atau output low.
Untuk keamanan dalam penggunanan kabel ini yaitu penghubung triaxial Outer
shield untuk proteksi dari tegangan pada bagian central konduktord dan inner shield.
Memastikan outer shell selalu terhubung ke earth ground. Jangan menyentuh atau
mengubah koneksi ketika power sedang hidup. Sebelum menghubungkan atau
memutuskan adapter biasakan system power dalam keadaan off.[6]
2.7.2. Kabel Banana 8607
Kabel Banana 8607 terdiri dari satu kabel berwarna merah dan satu kabel
berwarna hitam dengan unjung pengaman steker banana. [7]
Tabel 2.5. Spesifikasi kabel banana 8607[7]
Tegangan Maksimum
1500 volt
Arus Maksimum
10 Ampere
Panjang Kabel
1 meter
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
26
Gambar 2.13. Kabel banana 8607[7]
2.7.3
Kabel DB-9 (RS 232)
Pada keithley 6517A menyediakan fasilitas komunikasi dengan computer
dengan menggunakan port serial. Port serial pada model kethley 6517A bisa
dihubungkan dengan port serial pada computer dengan menggunakan kabel RS-232
dengan memakai konektor DB-9. Port serial yang standar digunakan pada RS-232
adalah transmit (Tx), receive (Rx), signal ground (Gnd). Dapat dilihat pada Tabel 2.7
yang berada di belakang panel yang di tunjukkan dengan dengan angka pada setiap
pin.[8]
Tabel 2.6. Fungsi-fungsi kaki DB-9[8]
Nomor Pin
Keterangan
Fungsi
2
Transmiter Data (Tx)
Untuk pengiriman data serial
3
Receive Data (Rx)
Untuk penerimaan data serial
5
Signal Ground (Gnd)
Untuk ground
Gambar 2.14. Konfigurasi serial DB-9[8]
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
27
BAB 3
PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem beserta cara kerja
dari
software yang digunakan penulis dalam penyusunan alat “Otomatisasi
pengukuran arus tegangan bahan material dengan menggunakan elektrometer
Keithley 6517A”.
3.1
Sistem Kerja Alat
Alat ini dirancang dapat
dapat mengukur besaran tegangan dan arus dari sumber yang
memiliki hambatan yang tinggi.Berikut
tinggi. Berikut ini adalah gambaran secara umum dari alat ini:
Gambar 3.1.
3.1 Blok diagram cara kerja aalat
Dari diagram blok di atas komputer tersebut untuk menginisialisasi perintah dari
sebuah program labview ke elektrometer untuk mendapatkan supply tegangan,
kemudian elektrometer tersebut dapat mengambil data yang di perlukan dari sample dan
di kirim ke komputer,
komputer, komputer akan mengolah data yang di peroleh dari sample
tersebut menjadi hasil dan tampilan grafik yang di inginkan. Cara tersebut dilakukan
secara berulang
berulang--ulang
ulang sampai batas pengukuran yang di tentukan telah tercapai. Hal ini
agar di dapat pengukuran
pengukuran yang paling mendekati taksiran atau pendekatan nilai besaran
ukur yang baik.
27
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
28
3.1.1. Mekanika Sampel
Mekanika sampel ini merupakan tempat untuk menaruh sebuah sampel. Disini
mekanika sample tersebut yang sudah ada pada laboratorium dari Jerman di buat oleh
Laybold Didatic GMBH, atau bisa di sebut coil magnetic. Dan menambahkan casing
dan penjepit pada alat coil magnetic. Casing ini di buat untuk tertutup agar tidak dapat
gangguan dari luar baik dari gangguan listrik,magnet, maupun gelombang
elektromagnetik. Casing ini terbuat dari sebuah alumunium, untuk bagian bawah ukuran
panjang 30cm, lebar 27 cm dan tinggi 15 cm dan untuk penutup ukuran panjang 30cm,
lebar 27 cm dan tinggi 1 cm. Pada bagian bawah pelindung sampel di lubangi berbentuk
persegi dengan panjang 5 cm dan lebar 7,5 cm, hal ini dilakukan untuk tempat
memasukkan besi yang ada pada alat laybold jerman (koil magnet). Dan di beri
gagangan untuk meudahkan membukanya. Casing ini menggunakan alumunium di
karenakan sifatnya yang khas yaitu ringan tahan karat(sifatnya durabel sehingga baik
dipakai untuk lingkungan yang dipengarui oleh unsur-unsur seperti air, udara, suhu dan
unsur-unsur kimia lainnya, baik diruang angkasa atau bahkan sampai ke dasar laut),
mudah dibentuk dan dipadu dengan logam lain (Mudah di-fabrikasi/ dibentuk dengan
semua proses pengerjaan logam. Mudah dirakit karena dapat disambung dengan logam /
material lainnya melalui pengelasan, brazing, solder, adhesive bonding, sambungan
mekanis).
Gambar 3.2. Wadah pelindung sampel
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
29
Penjepit ini buat agar ketika eksperimen berlangsung melakukan pengujian,
tidak perlu lagi dilakukan manual dengan memegang secara terus menerus sampai
eksperimen berakhir karena sampel akan di jepit. Penjepit ini terbuat dari kuningan.
Penjepit ini ada 2 pasang. Masing-masing pasangan itu ukurannya berbeda-beda yang
satu ukurannya besar dan satu lagi kecil. Ukuran kawat penghantar mempunyai
diameter 2,5 mili dan ukuran penjepit/probe material berdiameter 1 cm, 1,5 cm, 2 cm
dan 3 cm.
3
1
2
Gambar 3.3. Probe penjepit material
Pada gambar diatas keterangan nomor 1 adalah kawat penghantar, nomor 2 adalah
tempat untuk meletakkan sampel, nomor 3 adalah probe/penjepit material Tempat
sampel ini akan di hubungkan dengan common electrometer keithley 6517A. kabel data
pengghubung antara sampel di dalam tempat tersebut dan electrometer menggunakan
kabel koaksial dan di ubah menjadi triaksial. Untuk penghubung sumber tegangan
ketihley ke sampel dengan menggunakan kabel tunggal serabut.
3.1.2
Penggunaan Elektrometer
Electrometer yang di gunakan adaalah keithley 6517 berfungsi penyedia sumber
tegangan dan alat pengukur. Instrumen ini ada fasilitas sumber tegangan yang dapat di
seting pada program, seperti setting waktu ukur, tegangan offset, alternating tegangan,
range arus yang di gunakan.untuk setiap penaikan dan step penurunan minimal 0.005
volt dengan rentang minimal waktu 1 milidetik.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
30
Pada bagian belakang electrometer terdapat common-common penghubung.
Pada Kabel HI dan LO dari sumber tegangan electrometer di hubungkan ke wadah yang
di taruh sampel.
3.1.3
Penggunaan Komputer
Penggunaan computer ini sangat penting dalam system pengukuran yang di
kerjakan, dimana sebagai pengendali perintah untuk pengukuran dan dapat mengambil
data hasil pengukuran juga mengelolah hasil pengukuran menjadi data yang di
tampilakan dalam bentuk angka-angka dan gtafik.
Pada pemrograman yang digunakan untuk dapat melakukan sebuah proses
perintah dan di kenal oleh electrometer dengan menggunakan program LabVIEW,
dengan perintah standar IEE-488.2, SCPI dan juga yang di sediakan dari LabVIEW.
3.2
Komunikasi Serial Elektrometer dengan Komputer
Serial komunikasi yang di pakai pada elektrometer keithley 6517A adalah
menggunakan komunikasi serial melalui RS-232. Pada interface ini mengirim pesan
program dan menerima pesan dari instrument. Juga dapat melakukan komunikasi talk
and listening antara device yang lain seperti pada serial printer. Perintah-perintah yang
di gunakan keithley 6517A adalah IEE-488.2 dengan program bahasa SCPI untuk serial
komunikasi RS-232, bukan menggunakan program bahasa DDC karena tidak bisa di
gunakan untuk serial komunikasi RS-232
3.2.1
Konfigurasi Serial RS-232 Elektrometer 6517A
Untuk melakukan konfigurasi serial electrometer 6517A dengan melakukan
beberapa langkah sebagai berikut:

Menekan MENU

Memilih COMMUNICATION

Memilih RS-232, lalu menekan enter

Memilih CONTROL, kemudian melanjutkan dengan memilih mode interface.
Mode interface yang di pilih adalah SEND-RECEIVE atau TALK ONLY untuk
mengirim dan menerima perintah.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
31

Menyetting BAUD rate, pilih BAUD rate yang ingin di gunakan. Misal pilih
9600, lalu exit. Memilih angka BITs yang di gunakan, Misal pilih 8 lalu exit.
Lalu memilih PARITY yang di gunakan, Misal pilih NONE lalu exit. Dan juga
memilih STOP dengan missal pilih 1, lalu exit.

Melanjutkan dengan memasukkan elemen data yang ingin di masukan dalam
komunikasi. Kata kunci yang di gunakan hanya dengan yes atau no
3.2.2
Konfigurasi Serial Komputer
Fasilitas komunikasi electrometer itu dapat melaui GPIB, protocol TCP/IP dan
RS-232. Disini komunikasi yang digunakan dengan serial RS232. Sebelum dilakukan
konfigurasi di computer sudah dipastikan bahwa kabel serial konektor DB-9 terpasang
antara elektrometer dan komputer. Kemudian melakukan konfigurasi di computer
dengan menggunakan program LabView dengan mengikuti standar NI-VISA yang ada
pada keithley 6517A.
Untuk melakukan konfigurasi serial di computer adalah dari komunikasi
software yang telah di buat dan mengkonfigurasikan interface serial RS-232 di
computer adalah sebagai berikut:

RTS-CTS OFF

XON – XON : ON

Lochal cho: ON

Menggunakan VT-100

Mencocokkan semua penyettingan parameter RS232 seperti BAUD rate, data
bits, PARITY, stop bits di computer dengan penyetingan parameter RS232 di
serial electrometer keitley 6517A.
Setelah selesai mengkonfigurasikan maka computer dapat bisa komunikasi dengan
elektrometernya.
3.3
Prosedur Alat Ukur Elektrometer
Sebelum melakukan pengujian-pengujian dan pengambilan data terlebih dahulu
diketahui prosedur pemasangan alat ukur. Berikut ini adalah langkah -langkah untuk
melakukan pemasangan alat ukur:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
32

Kabel HI dan LO dari sumber tegangan elektrometer dihubungkan dengan
wadah material

Laybold jerman (koil magnet) yang sudah diisi dengan material
dihubungkan dengan rangkaian resistor eksternal dan kabel koaksial
dihubungkan dengan konverter (koaksial ke triaksial) lalu dihubungkan
dengan input pengukuran elektrometer.

Kabel koaksial dari tempat rangkaian resistor eksternal dengan preamp out
di elektrometer dan kabel data serial dihubungkan dari elektrometer ke
komputer.

Elektrometer dihidupkan, lalu diset untuk komunikasi serial dan komputer
dihidupkan lalu program labVIEW dijalankan dan program pengukuran
dipanggil
Gambar 3.4. Tampilan belakang elektrometer
Pada jack input 250V/peak di hubungkan ke +Vsource dan Input EM high pada
rangkaian dengan menggunakan kabel koaksial to triaksial. Jack Vsource LO di
hubungkan ke body tempat wadah material dengan menggunakan kabel banana to
banana. Jack Pream out di hubungkan ke pream out pada rangkaian dengan
menggunakan banana to koaksial. Pada serial RS232 di hubungkan ke serial S232
laptop dengan mengunakan kabel USB to serial.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
33
3.3.1
Penyettingan Nilai V-source
Pembacaan 000.000V adalah 0V untuk range 100V dan 0000.00V untuk range
1000V. untuk melakukan penyetingan ukuran V-source dengan CONFIG V-SOURCE,
berikut ini adalah langkah-langkah mengubah range V-source:

Pada menu CONFIG V-SOURCE,pilih RANGE untuk pilihan ukuran ± 100 v
atau ± 1000v. untuk ukuran 100v resolusi yang tersedia adalah 5mV dan untuk
ukuran 1000v resolusi yang tersedia adalah 50mV.

Arahkan kursor ke ukuran yang di inginkan dan kemudian tekan ENTER.

Lalu tekan ENTER akan kembali ke menu struktur.
3.3.2
Penyettingan Limit Tegangan
Limit sumber tegangan 1mA untuk range 1000V dan 10mA untuk range 100V.
untuk melakukan penyetingan limit tegangan langkah-langkahnya sebagai berikut:

Pada menu CONFIG V-SOURCE,pilih
CONFIG V-LIMIT dan akan
menampilkan pilihan :
CONTROL - dapat pilih enable (on) atau disable (off) pada tegangan limit.
Ketika enable, V-source dapat di tentukan nilainya dengan LIMIT VALUE.
LIMIT VALUE – untuk seting limit value dengan menggunakan tanda panah
kanan, kiri, atas, bawah, lalu tekan ENTER setelah mengubah nilainya.

3.4
Tekan ENTER , dan akan kembali ke menu struktur.
Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Pada perancangan perangkat keras (hadware)
di butuhkannya rangkaian
eksternal untuk tambahan dalam pengukuran dengan menggunakan
elektrometer.
Rangkaian eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
3.4.1
Rangkaian Eksternal dengan Feedback
Rangkaian eksternal feedback ini adalah rangkaian yang di gunakan ketika
kondisi elektrometer masih baik. Rangkaian ini di hubungkan ke sample (probe besar
dan kecil) dan di hubungkan dengan elektrometer keithley 6517A. Untuk
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
34
menghubungkan rangkaian tersebut dengan kabel TRIAXIAL. Di beri sumber tegangan
dari elektrometer. Rangkaian yang digunakan rangkaian op amp. Jika secara teori arus
tidak ada arus yang masuk, namun kenyataannya ada arus yang masuk pada sampel.
Hambatan tersebut di gunakan untuk mengkonversi tegangan. Adanya arus dari
tegangan yang terukur di bagi dengan hambatan yang di beri.
Gambar 3.5. Rangkaian eksternal feedback
Perancangan elektronik yang dibuat mempunyai dua fungsi yaitu satu untuk mengukur
arus versus tegangan dan satu lagi dapat mengukur polarisasi. Bila S1 off untuk
mengukur arus danS1 on untuk mengukur polarisasi. Untuk menggunakan sumber
tegangan 0-100 volt dengan S2 off dan untuk menggunakan sumber tegangan 0-1000
volt dengan S2 on. Pada gambar di bawah adalah skematik yang di cetak pada pada
casing sampel. Hal ini untuk memudahkan pembacaan rangkaian dalam memasang atau
menghubungkan kabel ke elektrometer.
Gambar 3.6. Skema rangkaian pada protoboard
3.4.2
Rangkaian Eksternal dengan Voltmeter
Penggunaan rangkaian eksternal dengan menggunakan pengukuran voltmeter ini
dikarenakan kondisi elektrometer tidak baik. Maka dilakukanlah pengukurannya dengan
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
35
melakukan pengukuran voltmeter. Pengukuran ini input HI elektrometer di hubungkan
ke sample dan satu kaki samplenya lagi di hubungkan dengan input LO dan hambatan,
hambatan tersebut di hubungkan ke common elektrometer.
Gambar 3.7. Rangkaian eksternal dengan voltmeter
3.5
Perancangan Software
Pada bagian ini akan di jelaskan tentang perancangan software dari system yang
telah di buat termasuk diagram alir program yang di gunakan. Berikut ini adalah
program yang dari pengukuran secara otomatis secara umum dapat di gambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.8. Diagram alir program pengukuran secara umum
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
36
Dari alur diagram diatas, setelah memastikan komunikasi serial antara
electrometer dengan computer, maka kondisi ini sudah siap untuk melakukan
komunikasi di antara keduanya. Komputer dengan program yang di buat membuka jalur
komunikasi dengan keithley yang akan melakukan perintah di reset untuk keadaan
menjadi normal. Melakukan penyetingan komunikasi seperti BAUD rate, data bits,
PARITY, stop bits, sumber tegangan dan mengatur range pengukuran minimum hingga
maksimum. Sumber tegangan dapat di ubah dengan kenaikan atau penurunan yang di
atur dengan waktu. Pengukuran dapat dilakukan secara berulang sampai batas yang
maksimumnya dan menampilkan hasil pengukuran di layar tampilan berupa angka dan
grafik.
Untuk program labview pertama-tama dibuat urutan langkah kerja yang
berurutan dengan menggunakan struktur sequensial. Didalam urutan pertama struktur
sequensial dibangun inisialisasi Visa serial. Dimana inisialisasi ini menentukan
konfigurasi tentang parameter baudrate, kanal COMM, panjang data dalam satuan bit,
paritas, dan bit stop. Pada urutan pertama ini juga menginisialisasikan banyak data yang
disampling per satuan waktu. Urutan kedua yang tersusun adalah membangun sebuah
looping berbasis waktu yang dikenal dengan nama timed Loop. Tujuan menggunakan
looping berbasis waktu ini adalah tidak lain untuk mengatur waktu sampling yang
digunakan. Didalam urutan kedua ini dikerjakannya inti dari program yang dibangun.
Program yang dibangun pada urutan ini bertugas membaca dan mengirimkan dari dan
keluar PC melalui visa serial. Pada bagian ini juga dibangun program untuk
memberikan perintah kepada elektrometer untuk mengirim data melalui komunikasi
serial. Setelah mengirimkan perintah ke elektrometer maka urutan ini bertugas untuk
menampilkan data secara grafik..
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
37
Gambar 3.9. Blok diagram frame 1
Pada blok diagram di atas adalah program yang sudah ada tersedia pada
electrometer. Perintah “Instrument ID” ini menyatakan nama identitas instrument yang
digunakan ketika dijalankan maka akan tampilan nama keithley 6517A. Perintah “Visa
Resource Name” ini menyatakan nama VISA yang dipakai, pilih sesuai COM yang
digunakan dengan serial usb yang terpasang pada komputer. Perintah “Serial
Configuration” ini menyatakan konfigurasi serial.
Gambar 3.10. Blok diagram frame 2
Blok diagram di atas setelah terjadi inisialisasi alat perintah selanjutnya adalah
mereset alat melalui perintah *RST dengan Visa Write untuk membersihkan isi flag di
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
38
berbagai status register alat supaya dalam kondisi normal. Setelah itu di buat adanya
perintah *OPC dengan tambahan perintah
yang
menyatakan status register standar dari alat bahwa alat sudah siap menerima
pengukuran dengan format data ASCII bentuk normal byte dan pembacaan dalam data
string dengan mencantumkan dari sumber tegangan yang dikeluarkan oleh alat. Perintah
dengan
Visa
Write
pengukuran tegangan dengan pengukuran maksimum 200volt. Perintah
menyatakan
dengan
Visa Write menyatakan mengaktifkan sumber tegangan. Perintah
dengan *OPC menyatakan sumber tegangan yang di gunakan hingga 1000volt. Perintah
menyatakan system zero cek dimatikan.
Gambar 3.11. Blok diagram frame 3
Pada blok diagram di atas proses perhitungan pembacaan arus dan tegangan.
Untuk cycle time dapat di tentukan sendiri. Upper dan lower limit ini menyatakan batas
sumber tegangan yang di berikan, upper limit dan lower limit telah mencapai pada nilai
yang diberikan maka akan berhenti. Upper dan lower limit akan berkurang pada step
yang di tentukan. Data yang akan terbaca berupa tegangan awal dari resistor eksternal
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
39
dan sumber tegangan 0 volt. Data di pisah antara data tegangan dengan data sumber
tegangan melalui perintah
dan di ubah menjadi data number melalui
, hasil
data ini sebagai referensi atau koreksi pengukuran berikutnya. Perintah
ini
menyatakan data tegangan di bagi dengan nilai hambatan yang di gunakan yaitu 106Ω,
di bagi dengan 1 karena menggunakan satuan mikro maka di dapat nilai arus. Nilai arus
tersebut akan tersimpan pada “buil array”kemudian di konversi melalui
maka
akan terbentuk sebagai sumbu y. Perintah “Sampel Voltage” ini menyatakan hasil
tegangan sampel yang di dapat dari perintah “Voltage Source” di kurangi dengan data
tegangan pada perintah “Volt”. Nilai tegangan sampel akan tersimpan pada “buil array”
kemudian di konversi melalui
maka akan terbentuk sebagai sumbu x. Sumbu x
dan y dapat di tampilkan melalu perintah “XY Graph”.
Gambar 3.11. Blok diagram frame 4
Pada blok diagram di atas , berisi instruksi
operasi pengukuran dan
untuk menonaktifkan
untuk menghentikan sumber tegangan.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
40
BAB 4
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
Setelah dilakukan pengerjaan keseluruhan sistem dan pengujian-pengujian alat
maka di peroleh hasil eksperimen. Pengujian eksperimen dilakukan dengan dua cara
yaitu meliputi:
4.1.

Pengujian Pembacaan Resistor

Pengujian Tegangan Sumber Elektrometer dengan Komputer

Pengujian dengan Kondisi Elektrometer Baik

Pengujian dengan Kondisi Elektrometer Tidak Baik
Pengujian Pembacaan Resistor
Pengujian Resistor ini bertujuan untuk mengetahui nilai resistor yang digunakan.
Meskipun dapat di baca dengan melalui kode warna.pengujian resistor dilakukan
dengan menggunakan LCR meter bukan dengan menggunakan multimeter. Hal ini
dikarenakan agar memperoleh pembacaan resistor lebih presisi atau teliti di bandingkan
dengan multimeter. Resistor ini sangat penting untuk dalam perhitungan nilai arus yang
akan di cari karena arus dalam skala miliampere. Berikut ini adalah cara pengujian
pembacaan resistor:
 Kabel probe dari RCL meter dihubungkan ke Input Elektrometer dan Preamp out.
 Hidupkan RCL meter, lalu catat nilai resistansi ketika tombol ditekan dan tidak di
tekan
 Ulangi pengukuran dari awal sampai tiga kali pengukuran
 Pakai nilai resistansi yang sering muncul
Tabel 4.1. Hasil pengukuran resistansi
No
Resistor
Hasil Pengukuran Resistansi
Nilai Resistansi yang di gunakan
1
1 Mega
1.0006
1.008
1.002
1.005
2
200Kilo
200.38
200.36
200.45
200.39
40
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
41
Pada pengujian nilai resistor, data ini merupakan nilai yang telah di ukur dengan
menggunakan LCR meter. Nilai resistor ini sebagai nilai resistor feedback dan konversi.
Data yang di peroleh tidak beda jauh dengan nilai yang tertera pada kode warna resistor
tersebut.
4.2
Pengujian Tegangan Sumber Elektrometer dengan Komputer
Pengujian ini dengan melakukan komunikasi serial RS232 keithley dengan
RS232 komputer yang dijalankan pada program labview. Program labview dijalankan
akan terbaca nilai output tegangan sumber. Tegangan sumber dari keithley akan
mentransfer nilai outputnya ke komputer.
Tabel 4.2. Tegangan sumber elektrometer
Labview (volt)
Keithley (volt)
0.621
0.625
20.497
20.50
40.373
40.375
60.248
60.250
80.745
80.750
99.380
90.379
-99.380
-90.379
-20.497
-20.50
-40.373
-40.375
-60.248
-60.250
-80.745
-80.750
-99.380
-90.379
Seharusnya nilai sumber tegangan yang dikeluarkan oleh keithley akan sama hasilnya
dengan nilai sumber tegangan yang ditampilkan pada labview. Hal ini bisa saja di
sebabkan adanya gangguan pada komunikasi serialnya, data yang dikirim dan di terima
hampir mendekati nilainya.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
42
4.3
Pengujian Sampel dalam Kondisi Elektrometer Baik
Pengujian sampel dilakukan dengan menggunakan rangkaian eksternal feedback.
Pengujian hanya dapat dilakukan hanya satu kali percobaan pada sampel varistor saat
melakukan pengetesan pengukuran sudah berjalan dengan baik atau belum. Pengukuran
pun sudah berjalan dengan baik ketika pengambilan data selanjutnya elektrometer
mengalami kerusakan. Hasil grafik percobaan yang di peroleh dalam kondisi
elektrometer baik dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan hasil data percobaan data dapat di
lihat pada lampiran 1.
Grafik Varistor dengan Feedback
175
140
Arus (uA)
105
70
35
0
-210 -175 -140 -105 -70
-35-35 0
-70
35
70
105 140 175 210
Series1
-105
-140
-175
Tegangan (volt)
Gambar 4.1. Grafik percobaan varistor dalam kondisi elektrometer baik
Pada gambar di atas merupakan hasil percobaan pada sampel varistor. Sampel
yang digunakan tidak dapat di ketahui karena kebetulan varistor yang di gunakan
tidaklah terdapat tulisan tipe varistor pada bodi varistor tersebut. Hasil pengukurannya
tidak dapat dilihat dengan pasti dengan data sesungguhnya (datasheet). Namun, jika
dilihat grafik tersebut karakteristiknya sama membentuk sebuah kurva seperti forward
bias dan reverse bias. Dan grafik tersebut telah menunjukkan data karakteristik
varistornya. Jika di analisa bahwa arus meningkat cepat saat tegangan yang di berikan
30 volt dan arus menurun saat tegangan -30volt. Jika dilihat bahwa grafik varistor yang
di dapat perbandingan antara tegangan dan arus varistor bersifat hampir linier. Hal ini di
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
43
sebabkan karena tegangan berubah maka arus pun akan mengalami perubahan. Secara
konsep bahwa varistor memiliki karakter yang hampir sama seperti dioda yaitu non
linier. Tegangan akan tetap pada kondisi yang telah di tetapkan tergantung tipe masingmasing varistor.
Pengujian varistor di bawah ini dilakukan dengan pengukuran voltmeter.
Dengan konsep rangkaian dasar diode. Tegangan balik yang di berikan pada diode
tersebut adalah 25 volt. Tegangan ini sebagai tegangan catu daya yang berubah-ubah
dengan step perubahan 0.5volt. Hasil data pengujian dapat di lihat pada lembar
lampiran 2. Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh data dalam bentuk grafik
sebagai berikut:
Grafik Varistor
30
Arus (uA)
25
20
15
10
Series1
5
0
-4 -2
0
2
4
6
8
10 12 14 16 18 20 22 24
Tegangan (volt)
Gambar 4.2. Grafik percobaan varistor dalam kondisi elektrometer tidak baik
Dari grafik di atas terlihat bahwa pengukuran varistor dengan di berikan tegangan
sumber 25 volt. Pengukuran varistor ini hanya dapat menunjukkan karakteristik varistor
dalam bentuk forward bias saja. Grafik yang di peroleh telah menunjukkan bahwa
karakteristik varistor non linier, sama seperti teorinya. Tegangan sumber yang diberikan
berubah-ubah maka tegangan diode dan arus diode puun berubah-ubah pula. Ketika
tegangan di berikan 0-18 volt, elektrometer telah mengukur arus diode 1,214 µA dan
tegangan diode 1,214 V. hal ini di sebabkan karena elektrometer mulai pengukurannya
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
44
dari dari 1,214 bukanlah dari nol. Tegangan cut in pada diode ini adalah 19 volt, ketika
tegangan cut in varistor 19 volt, arus diode mulai mengalami peningkatan secara cepat
hingga menperoleh pengukuran arusnya 28.107 µA. Perubahan tegangan diode yang
kecil membuat arus diode pun mengalami perubahan yang kecil sehingga dapat
memperoleh bentuk grafik yang non linier.
4.4. Pengujian dalam Kondisi Elektrometer Tidak Baik
Ketika kondisi elektrometer tidak baik, tidak di perlukan kembali melakukan
pengukuran nilai resistor dan pengujian sumber tegangan elektrometer bahwa sumber
tegangan yang diberikan keadaan sama seperti dalam kondisi elektrometer baik dapat
dilihat Tabel 4.1. Elektrometer mulai diketahui kondisi tidak baik ketika melakukan
pengukuran dengan menggunakan feedback elektrometer tidak dapat di pergunakan
lagi. Hal ini karena elektrometer menampilkan hasil pengukuran selalu dalam angka 50,
tidak berubah-ubah hanya mengalami perubahan kira-kira 0.005v saja dan tidak bisa
melebihi di atas 50 volt dengan sumber tegangan yang berbeda-beda. Dan telah
dilakukan penyettingan ulang kembali sesuai dengan prosedur pemakaian elektrometer
tapi tetap eksternal feedback tidak dapat dipergunakan.Meskipun semua rangkain tidak
ada yang di hubungkan ke elektromete tetap sama saja feedback menampilkan
pengukuran 50. Oleh karena itu pengukuran dilakukan menggunakan rangkaian
eksternal voltmeter.
(a)
(c)
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
45
(b)
(d)
Gambar 4.3. Kerusakan elektrometer dalam mode eksternal feedback
Gambar 4.3 menunjukkan kerusakan elektrometer dalam mode eksternal feedback.
Gambar a adalah ketika diberikan tegangan sumber tegangan 26 volt, Gambar b adalah
ketika diberikan tegangan sumber tegangan 40 volt, Gambar c adalah ketika diberikan
tegangan sumber tegangan 48 volt, Gambar d adalah ketika diberikan tegangan sumber
tegangan 19 volt.
Ketika melakukan pengujian sampel setelah kondisi elektrometer tidak hasil data
yang di peroleh tidaklah menunjukkan karakteristik hubungan arus versus tegangan
pada diode dan varistor sepenuhnya. Hal pengukuran yang dilakukan hanya dapat
memberikan forward bias saja dan tidak dapat di beri reverse bias. Di karenakan
elektrometer tidak dapat melakukan pengukuran keluaran negative. Hasil pengujian
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
4.4.1.
Dioda 1N4001
Pengujian diode 1N4001 ini dilakukan dengan pengukuran voltmeter. Dengan
konsep rangkaian dasar diode. Tegangan balik yang di berikan pada diode tersebut
adalah 70 volt. Tegangan ini sebagai tegangan catu daya yang berubah-ubah dengan
step perubahan 1 volt. Hasil data pengujian dapat di lihat pada lembar lampiran 3. Dari
pengukuran yang dilakukan diperoleh data dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
46
Arus (uA)
Grafik Percobaan Diode 1N4001
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Series1
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Tegangan (volt)
Gambar 4.4. Grafik forward bias dioda 1N4001
Dari tampilan grafik di atas terlihat bahwa pengukuran diode 1N4001 bila di berikan
tegangan positif ke terminal positif (anoda) diode maka menghasilkan suatu forward
bias. Dari grafik tersebut forward bias yang di dapatkan membentuk sebuah grafik yang
menunjukkan karakteristik diode yang bersifat linier sedangkan secara teori bahwa
bahwa diode bersifat non linier. Tegangan sumber yang diberikan berubah-ubah maka
tegangan diode dan arus diode puun berubah-ubah pula. Ketika tegangan di berikan 0
volt, elektrometer telah mengukur arus diode 1,214 µA dan tegangan diode 1,214 V.
hal ini di sebabkan karena elektrometer mulai pengukurannya dari dari 1,214
bukannlahh dari nol. Tegangan cut in pada diode ini adalah 0.5 volt, ketika tegangan cut
in diode dibawah 0.5 volt arus yang terukur seharusnya skalanya lebih kecil dari
tegangan diodanya namun disini arus diodanya yang terukur adalah 1,538 µA. Semakin
meningkatnya tegangan sumber yang di berikan hingga 70 volt maka makin meningkat
pula tegangan diode yang di dapat yaitu hingga memperoleh tegangannya 4.628 volt.
Semestinya ketika tegangan sumber meningkat tegangan diode tidak mengalami
peningkatan yang besar dengan kata lain jatuh tegangan maju maksimum yang di
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
47
perbolehkan adalah 1.1 volt. Oleh karena itu maka grafik yang di dapatkan pun menjadi
grafik linier.
Grafik Reverse Bias dioda 1N4001
1.4
1.2
Arus (uA)
1
0.8
0.6
Series1
0.4
0.2
0
-60
-40
-20
0
tegangan (volt)
Gambar 4.5. Grafik reverse bias dioda 1N4001
Dari tampilan grafik di atas adalah terlihat bahwa pengukuran diode 1N4001 bila di
berikan tegangan positif ke terminal negative (katoda) diode maka tidak di dapatkan
karakteristik hubungan arus–tegangan reverse bias. Hasil grafik yang di dapat
membentuk grafik linier atau garis lurus saja, tidak dapat menunjukkan daerah tegangan
breakdown yang pada diode tersebut. Tegangan balik yang diberikan pada diode ini -50
volt dengan step perubahan 0.5 volt. Disini pun tidak dapat menganut hukum ohm.
Karena bila di perhatikan bahwa bila tegangan diode terukur dalam negative maka
seharusnya arus diode pun juga terukur dalam dalam negative. Sebelumnya telah di
bahas bahwa elektrometer mulai pengukuran dari 1,2 bukan dari nol dan elektrometer
tidak dapat mengukur keluaran negative maka grafik tersebut salah. Hasil data
pengujian ini dapat dilihat pada lembar lampiran 4. Bila lihat data-data tersebut dengan
di berikan dengan lower limit tegangan sumber -50 volt, maka seharusnya tegangan
sumber tersebut dari kecil ke besar -50 sampai 0 volt. Namun elektrometer memberikan
tegangan sumber dari besar ke kecil 0 volt ke -50 volt. Sehingga data yang di peroleh
pun juga tidak benar. Bila tegangan sumber -50 volt maka arus diode 1.211µA dan
tegangan diode 1.211V. dan dilihat bahwa tegangan diode mengalami perubahan terus
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
48
menerus hingga -50.734 volt dan arus diode hampir tidak mengalami perubahan karena
dari cuma dari 0.739 sampai 1.211 µA.
4.4.2. Dioda 1N4002
Pengujian diode 1N4002 ini dilakukan dengan pengukuran voltmeter. Dengan
konsep rangkaian dasar diode. Tegangan balik yang di berikan pada diode tersebut
adalah 130 volt. Tegangan ini sebagai tegangan catu daya yang berubah-ubah dengan
step perubahan 1 volt. Hasil data pengujian dapat di lihat pada lembar lampiran 5. Dari
pengukuran yang dilakukan diperoleh data dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Arus (uA)
Grafik Percobaan Diode 1N4002
130
120
110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Series1
-2-1.5-1-0.500.511.522.533.544.555.566.577.588.59
Tegangan (volt)
Gambar 4.6. Grafik reverse bias dioda 1N4002
Dari tampilan grafik di atas terlihat bahwa pengukuran diode 1N4002 bila di berikan
tegangan positif ke terminal positif (anoda) diode maka menghasilkan suatu forward
bias. Dari grafik tersebut forward bias yang di dapatkan membentuk sebuah grafik yang
menunjukkan karakteristik diode yang bersifat linier sedangkan secara teori bahwa
bahwa diode bersifat non linier. Tegangan sumber yang diberikan berubah-ubah maka
tegangan diode dan arus diode puun berubah-ubah pula. Ketika tegangan di berikan 0
volt, elektrometer telah mengukur arus diode 1,228 µA dan tegangan diode 1,228 V.
hal ini di sebabkan karena elektrometer mulai pengukurannya dari dari 1,228
bukannlahh dari nol. Tegangan cut in pada diode ini adalah 0.5 volt, ketika tegangan cut
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
49
in diode dibawah 0.5 volt arus yang terukur seharusnya skalanya lebih kecil dari
tegangan diodanya namun disini arus diodanya yang terukur adalah 1,546 µA. Semakin
meningkatnya tegangan sumber yang di berikan hingga 130 volt maka makin meningkat
pula tegangan diode yang di dapat yaitu hingga memperoleh tegangannya 8.213 volt.
Semestinya ketika tegangan sumber meningkat tegangan diode tidak mengalami
peningkatan yang besar dengan kata lain jatuh tegangan maju maksimum yang di
perbolehkan adalah 1.1 volt. Oleh karena itu maka grafik yang di dapatkan pun menjadi
grafik linier.
Grafik Reverse Bias Dioda 1N4002
1.4
1.2
Arus (µA)
1
0.8
0.6
0.4
Series1
0.2
0
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
tegangan (v)
Gambar 4.7. Grafik reverse bias dioda 1N4002
Dari tampilan grafik di atas adalah terlihat bahwa pengukuran diode 1N4002 bila di
berikan tegangan positif ke terminal negative (katoda) diode maka tidak di dapatkan
karakteristik hubungan arus–tegangan reverse bias. Hasil grafik yang di dapat
membentuk grafik linier atau garis lurus saja, tidak dapat menunjukkan daerah tegangan
breakdown yang pada diode tersebut. Tegangan balik yang diberikan pada diode ini 100 volt dengan step perubahan 1 volt. Disini pun tidak dapat menganut hukum ohm.
Karena bila di perhatikan bahwa bila tegangan diode terukur dalam negative maka
seharusnya arus diode pun juga terukur dalam dalam negative. Sebelumnya telah di
bahas bahwa elektrometer mulai pengukuran dari 1,2 bukan dari nol dan elektrometer
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
50
tidak dapat mengukur keluaran negative maka grafik tersebut salah. Hasil data
pengujian ini dapat dilihat pada lembar lampiran 6. Bila lihat data-data tersebut dengan
di berikan dengan lower limit tegangan sumber -100 volt, maka seharusnya tegangan
sumber tersebut dari kecil ke besar -100 sampai 0 volt. Namun elektrometer
memberikan tegangan sumber dari besar ke kecil 0 volt ke -100 volt. Sehingga data
yang di peroleh pun juga tidak benar. Bila tegangan sumber -100 volt maka arus diode
1.211µA dan tegangan diode 1.211V. dan dilihat bahwa tegangan diode mengalami
perubahan terus menerus hingga -50.740 volt dan arus diode hampir tidak mengalami
perubahan karena dari cuma dari 0.740 sampai 1.212 µA.
4.4.3. Dioda 1N4004
Pengujian diode 1N4004 ini dilakukan dengan pengukuran voltmeter. Dengan
konsep rangkaian dasar diode. Tegangan balik yang di berikan pada diode tersebut
adalah 400 volt. Tegangan ini sebagai tegangan catu daya yang berubah-ubah dengan
step perubahan 10 volt. Hasil data pengujian dapat di lihat pada lembar lampiran 7.
Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh data dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Diode 1N4004
160
140
Arus (uA)
120
100
80
60
Series1
40
20
0
-20 0 20 40 60 80 100120140160180200220240260280
Tegangan (volt)
Gambar 4.8. Grafik forward Bias dioda 1N4004
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
51
Dari tampilan grafik di atas terlihat bahwa pengukuran diode 1N4004 bila di berikan
tegangan positif ke terminal positif (anoda) diode maka menghasilkan suatu forward
bias. Dari grafik tersebut forward bias yang di dapatkan membentuk sebuah grafik yang
menunjukkan karakteristik diode yang bersifat linier sedangkan secara teori bahwa
bahwa diode bersifat non linier. Tegangan sumber yang diberikan berubah-ubah maka
tegangan diode dan arus diode puun berubah-ubah pula. Ketika tegangan di berikan 0
volt, elektrometer telah mengukur arus diode 1,206 µA dan tegangan diode 1,206 V.
hal ini di sebabkan karena elektrometer mulai pengukurannya dari dari 1,206
bukannlahh dari nol. Tegangan cut in pada diode ini adalah 0.5 volt, ketika tegangan cut
in diode dibawah 1.62 volt arus yang terukur seharusnya skalanya lebih kecil dari
tegangan diodanya namun disini arus diodanya yang terukur
adalah 18,389 µA.
Semakin meningkatnya tegangan sumber yang di berikan hingga 400 volt maka makin
meningkat pula tegangan diode yang di dapat yaitu hingga memperoleh tegangannya
256.621 volt. Ketika tegangan sumber 160 volt. Tegangan diode yang terukur
mengalami pelonjakan kenaikan tegangan yang besar naik 7 volt dan tiap diubah
tegangan sumber 10 volt maka tegangan diode pun yang terukur meningkat pula 10 volt,
itulah menyebabkan tingkat tegangan diode bisa sampai 200-an volt. Semestinya ketika
tegangan sumber meningkat tegangan diode tidak mengalami peningkatan yang besar
dengan kata lain jatuh tegangan maju maksimum yang di perbolehkan adalah 1.1 volt.
Oleh karena itu maka grafik yang di dapatkan pun menjadi grafik linier. Dan pada saat
tegangan sumber 160 volt arus diode pun hamper tidak mengalami perubahan atau arus
yang didapat tetap.
4.4.4
Dioda 1N4007
Pengujian diode 1N4007 ini dilakukan dengan pengukuran voltmeter. Dengan
konsep rangkaian dasar diode. Tegangan balik yang di berikan pada diode tersebut
adalah 800 volt. Tegangan ini sebagai tegangan catu daya yang berubah-ubah dengan
step perubahan 10 volt. Hasil data pengujian dapat di lihat pada lembar lampiran 8.
Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh data dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
52
Arus (uA)
Grafik Diode 1N4007
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Series1
0 50100150200250300350400450500550600650700750800
Tegangan (volt)
Gambar 4.9. Grafik forward bias dioda 1N4007
Dari tampilan grafik di atas terlihat bahwa pengukuran diode 1N4007 bila di berikan
tegangan positif ke terminal positif (anoda) diode maka menghasilkan suatu forward
bias. Dari grafik tersebut forward bias yang di dapatkan membentuk sebuah grafik yang
menunjukkan karakteristik diode yang bersifat linier sedangkan secara teori bahwa
bahwa diode bersifat non linier. Tegangan sumber yang diberikan berubah-ubah maka
tegangan diode dan arus diode puun berubah-ubah pula. Ketika tegangan di berikan 0
volt, elektrometer telah mengukur arus diode 1,207 µA dan tegangan diode 1,207 V.
hal ini di sebabkan karena elektrometer mulai pengukurannya dari dari 1,207
bukannlahh dari nol. Tegangan cut in pada diode ini adalah 0.5 volt, ketika tegangan cut
in diode dibawah 1.636 volt arus yang terukur seharusnya skalanya lebih kecil dari
tegangan diodanya namun disini arus diodanya yang terukur
adalah 18,364 µA.
Semakin meningkatnya tegangan sumber yang di berikan hingga 800 volt maka makin
meningkat pula tegangan diode yang di dapat yaitu hingga memperoleh tegangannya
745.415 volt. Ketika tegangan sumber 160 volt. Tegangan diode yang terukur
mengalami pelonjakan kenaikan tegangan yang besar naik 7 volt dan tiap diubah
tegangan sumber 10 volt maka tegangan diode pun yang terukur meningkat pula 10 volt,
itulah menyebabkan tingkat tegangan diode bisa sampai 700-an volt. Semestinya ketika
tegangan sumber meningkat tegangan diode tidak mengalami peningkatan yang besar
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
53
dengan kata lain jatuh tegangan maju maksimum yang di perbolehkan adalah 1.1 volt.
Oleh karena itu maka grafik yang di dapatkan pun menjadi grafik linier. Dan pada saat
tegangan sumber 160 volt arus diode pun hamper tidak mengalami perubahan atau arus
yang didapat tetap yaitu 143 µA.
4.5
Pembahasan
Dari pengujian yang dilakukan dengan cara menggunakan rangkaian eksternal
feedback pada varistor di dapat yang dapat menunjukkan karakteristik hubungan VI
yaitu sebagai komponen non linier yang didapat data dengan forward dan reverse bias.
Hal ini, data yang di dapat hasil sesuai karena semua kondisi rangkaian maupun alat
pengukur (elektrometer) masih dalam keadaan baik.
Dari pengujian yang dilakukan dengan cara menggunakan rangkaian dasar diode
voltmeter pada diode dan varistor hanya menunjukkan karakteristik VI forward bias
dengan grafik yang linier pada diode dan grafik non linier pada varistor. Hal ini, data
yang di dapat hasil sesuai karena semua kondisi rangkaian maupun alat pengukur
(elektrometer) masih dalam keadaan tidak baik. Dalam menganalisis permasalahan yang
terjadi bisa segala kemungkinan yang terjadi. Untuk mengetahuinya dengan mengukur
tegangan yang mengisolator komponen yang rusak kemudian memutuskan hubungan
setiap komponen yang di curigai dan uji hambatannya. Bila tegangan sumber ada, tapi
tegangan tidak ada maka diode mungkin terhubung terbuka. Bila tidak ada tegangan
sumber maka catu daya rusak, hubungan antara catu daya dan diode terputus. Masalah
yang terjadi pada diode yaitu hambatan yang sangat rendah untuk kedua arah
(terhubung singkat), hambatan yang sangat tinggi untuk kedua arah (terhubung terbuka),
hambatan yang agak rendah pada arah balik (diode bocor). Untuk permaslahan pada
elektrometer terjadi karena elektrometer tidak dapat memulai pengukuran dari 0 volt,
dan tidak dapat melakukan pengukuran keluaran negative. Untuk kondisi elektrometer
tidak baik maka tidaklah dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan rangkaian
tersebut tidak cocok. Namun dengan menggunakan pengukuran voltmeter, elektrometer
dapat membuktikan hukum ohm.
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
54
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah menyelesaikan perancangan peralatan serta pengambilan data, maka
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
 Dari hasil yang di dapat hasil pengukuran tidak akurasi dan presisi sehingga data
yang di dapat tidaklah sesuai sempurna dengan nilai sebenarnya hanya
menunjukkan sebagian sedikit karakteristiknya yaitu mendapat keluaran grafik
bias maju.
 Sumber tegangan yang di berikan elektrometer di mulai dari 1,2 volt bukan di
mulai dari 0 volt.
 Elektrometer tidak dapat mengukur keluaran negatif sehingga tidak dapat
menunjukkan grafik bias balik pada sampel.
 External feedback elektrometer tidak bisa di pergunakan karena selalu
menampilkan angka 50, baik ada rangkaian yang terpasang maupun tidak
terpasang sehingga pengukuran sampel tidak dapat sesuai dengan kurva sampel.
 Elektrometer dapat membuktikan hukum ohm dengan menggunakan pengukuran
voltmeter.
 Untuk melakukan pengukuran harus menggunakan rangkaian eksternal
feedback, tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaian dasar dioda.
5.2
Saran
Untuk lebih meningkatkan hasil penelitian ini sehingga dapat menghasilkan
suatu karya yang berkualitas yang bisa di operasional di lapangan, disarankan
dilakukan hal-hal berikut ini:
-
Di perlukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil presentasi nilai
pengukuran yang lebih akurat sehingga didapat nilai pengukuran yang
optimal.Sebaiknya sebelum melakukan pengukuran mengetahui terlebih dahulu
mengenai pengetahuan yang pasti mengenai nilai besaran ukur.
-
Sebaiknya diperlukan memperhatikan tentang penggunaan spesifikasi alat ukur.
54
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
55
DAFTAR ACUAN
[1]
Low level measurements handbook (6th Ed.). (2004). Keithley Instruments, Inc.
Ohio, USA.
[2]
Balai besar Industri Agro. Ketidakpastian Pengukuran dalam ISO/IEC 17025.
Bogor, 2005.
[3]
Model 6517A electrometer user’s manual.(1996). Keithley Instruments Inc. Ohio,
USA.
[4]
Paul A, Tipler. (2001). Fisika untuk Sains dan Teknik (Bambang Soegijono,
Penerjemah & Wibi Hardani, Editor.). (Ed. ke-3). Cet.1. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
[5]
Hughes, Fredrick. (1990). Panduan OP AMP (Ignatius Hartono,Penerjemah.).
(Ed. ke-2). Cet. 2. Jakarta: Elex Media Komputindo.
[6]
Model Model 7078-TRX-10. (1996). Keithley Instruments, Inc. Ohio, USA.
[7]
Model Model 8607. (1996). Keithley Instruments Inc. Ohio, USA.
[8]
Agustina, Karina. Rancang Bangun Mixer dengan Temperatur dan Kecepatan
Terkendali. Depok: Depertemen Fisika, Universitas Indonesia. 2008.
55
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
56
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
57
Lampiran 1. Percobaan varistor dalam keadaan elektrometer baik
Percobaan Varistor
Vin Vsampel I sampel
180
180
150.692
170
170
141.207
160
160
131.774
150
150
122.347
140
140
112.914
130
130
103.482
120
120
94.077
110
110
84.643
100
100
75.227
90
90
65.839
80
80
56.433
70
70
47.056
60
60
37.711
50
50
28.364
40
40
19.1042
30
30
10.0172
20
20
1.87599
10
10
0.00145
0
0
-0.0888
-10
-10
-0.2655
-20
-20
-1.9123
-30
-30
-9.9812
-40
-40
-19.096
-50
-50
-28.362
-60
-60
-37.669
-70
-70
-46.985
-80
-80
-56.384
-90
-90
-65.783
-100
-100
-75.153
-110
-110
-84.579
-120
-120
-93.987
-130
-130
-103.38
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
58
(lanjutan)
-140
-150
-160
-170
-180
-140
-150
-160
-170
-180
-112.81
-122.28
-131.68
-141.14
-150.58
Lampiran 2. Percobaan varistor dalam keadaan elektrometer tidak baik
Rata-rata Percobaan
Vin Vsampel I sampel
0
-1.2145
1.2145
0.5
-0.7184
1.21836
1
-0.2187
1.21868
1.5 0.28177
1.21823
2
0.78148
1.21852
2.5
1.2819
1.2181
3
1.78159
1.21841
3.5 2.28161
1.21839
4
2.78159
1.21841
4.5 3.28174
1.21826
5
3.78177
1.21823
5.5
4.2815
1.2185
6
4.78166
1.21834
6.5 5.28149
1.21851
7
5.78151
1.21849
7.5 6.28146
1.21854
8
6.78145
1.21855
8.5 7.28147
1.21853
9
7.78147
1.21853
9.5 8.28118
1.21882
10
8.78122
1.21878
10.5 9.28128
1.21872
11
9.78106
1.21894
11.5 10.281
1.21898
12
10.781
1.21902
12.5 11.2808
1.21924
13
11.7807
1.21928
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
59
(lanjutan)
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5
23
23.5
24
24.5
25
25.5
26
26.5
27
27.5
28
28.5
29
29.5
30
12.2806
12.7803
13.2801
13.7798
14.2793
14.7786
15.2781
15.7771
16.2759
16.7748
17.3313
17.7635
18.0111
18.2375
18.4387
18.6066
18.7807
18.9341
19.044
19.1726
19.2592
19.3622
19.4584
19.5219
19.5991
19.6769
19.731
19.8079
19.8528
19.9171
19.9922
20.0195
20.0893
20.1282
1.21939
1.21969
1.21994
1.22021
1.22073
1.22142
1.22189
1.22294
1.22414
1.22519
1.16869
1.23651
1.48891
1.76252
2.06133
2.39337
2.7193
3.0659
3.45597
3.8274
4.24083
4.63777
5.0416
5.47807
5.90093
6.32313
6.76903
7.1921
7.6472
8.08287
8.5078
8.98047
9.41073
9.87177
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
60
Lampiran 3. Percobaan forward bias diode 1N4001
Vin
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Percobaan I
Vsampel I sampel
-1.2128
1.21281
-0.2233
1.22334
0.46385
1.53615
0.5316
2.4684
0.5967
3.4033
0.6862
4.3138
0.7464
5.2536
0.8041
6.1959
0.8619
7.1381
0.9473
8.0527
1.0043
8.9957
1.06
9.94
1.1159
10.8841
1.1997
11.8003
1.2553
12.7447
1.3096
13.6904
1.3636
14.6364
1.418
15.582
1.502
16.498
1.556
17.444
1.6109
18.3891
1.6652
19.3348
1.7482
20.2518
1.808
21.192
1.863
22.137
1.917
23.083
2
24
2.053
24.947
2.108
25.892
2.161
26.839
2.215
27.785
2.297
28.703
2.352
29.648
2.405
30.595
2.459
31.541
Vin
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Percobaan II
Vsampel I sampel
-1.215
1.21496
-0.2255
1.22547
0.46094
1.53906
0.5292
2.4708
0.5942
3.4058
0.6841
4.3159
0.7443
5.2557
0.802
6.198
0.8598
7.1402
0.945
8.055
1.0022
8.9978
1.0576
9.9424
1.1133
10.8867
1.1974
11.8026
1.2529
12.7471
1.3072
13.6928
1.3613
14.6387
1.4159
15.5841
1.4995
16.5005
1.5538
17.4462
1.6085
18.3915
1.6627
19.3373
1.7458
20.2542
1.806
21.194
1.86
22.14
1.914
23.086
1.997
24.003
2.051
24.949
2.105
25.895
2.159
26.841
2.213
27.787
2.294
28.706
2.349
29.651
2.403
30.597
2.457
31.543
Rata-Rata Percobaan
Vin Vsampel I sampel
0
-1.2139
1.21389
1
-0.2244
1.22441
2
0.4624
1.53761
3
0.5304
2.4696
4
0.59545
3.40455
5
0.68515
4.31485
6
0.74535
5.25465
7
0.80305
6.19695
8
0.86085
7.13915
9
0.94615
8.05385
10
1.00325
8.99675
11
1.0588
9.9412
12
1.1146
10.8854
13
1.19855
11.8015
14
1.2541
12.7459
15
1.3084
13.6916
16
1.36245
14.6376
17
1.41695
15.5831
18
1.50075
16.4993
19
1.5549
17.4451
20
1.6097
18.3903
21
1.66395
19.3361
22
1.747
20.253
23
1.807
21.193
24
1.8615
22.1385
25
1.9155
23.0845
26
1.9985
24.0015
27
2.052
24.948
28
2.1065
25.8935
29
2.16
26.84
30
2.214
27.786
31
2.2955
28.7045
32
2.3505
29.6495
33
2.404
30.596
34
2.458
31.542
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
61
(lanjutan)
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
2.541
2.595
2.649
2.703
2.784
2.838
2.891
2.945
2.999
3.08
3.134
3.187
3.239
3.321
3.375
3.427
3.481
3.563
3.617
3.669
3.722
3.804
3.857
3.91
3.964
4.017
4.099
4.151
4.2
4.252
4.335
4.387
4.441
4.494
4.576
4.628
32.459
33.405
34.351
35.297
36.216
37.162
38.109
39.055
40.001
40.92
41.866
42.813
43.761
44.679
45.625
46.573
47.519
48.437
49.383
50.331
51.278
52.196
53.143
54.09
55.036
55.983
56.901
57.849
58.8
59.748
60.665
61.613
62.559
63.506
64.424
65.372
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
2.539
2.593
2.646
2.7
2.782
2.836
2.889
2.943
2.996
3.078
3.132
3.184
3.237
3.318
3.372
3.425
3.479
3.561
3.615
3.667
3.72
3.802
3.856
3.909
3.962
4.015
4.097
4.15
4.198
4.25
4.333
4.386
4.439
4.492
4.574
4.627
32.461
33.407
34.354
35.3
36.218
37.164
38.111
39.057
40.004
40.922
41.868
42.816
43.763
44.682
45.628
46.575
47.521
48.439
49.385
50.333
51.28
52.198
53.144
54.091
55.038
55.985
56.903
57.85
58.802
59.75
60.667
61.614
62.561
63.508
64.426
65.373
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
2.54
2.594
2.6475
2.7015
2.783
2.837
2.89
2.944
2.9975
3.079
3.133
3.1855
3.238
3.3195
3.3735
3.426
3.48
3.562
3.616
3.668
3.721
3.803
3.8565
3.9095
3.963
4.016
4.098
4.1505
4.199
4.251
4.334
4.3865
4.44
4.493
4.575
4.6275
32.46
33.406
34.3525
35.2985
36.217
37.163
38.11
39.056
40.0025
40.921
41.867
42.8145
43.762
44.6805
45.6265
46.574
47.52
48.438
49.384
50.332
51.279
52.197
53.1435
54.0905
55.037
55.984
56.902
57.8495
58.801
59.749
60.666
61.6135
62.56
63.507
64.425
65.3725
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
62
Lampiran 4. Percobaan reverse bias diode 1N4001
Rata-rata Percobaan
Vin Vsampel
I dioda
0
-50.739
0.73937
1
-50.247
0.7469
2
-49.752
0.75171
3
-49.256
0.75612
4
-48.761
0.761
5
-48.265
0.76534
6
-47.77
0.77042
7
-47.275
0.77529
8
-46.78
0.77996
9
-46.285
0.78483
10
-45.789
0.78947
11
-45.294
0.79413
12
-44.799
0.79922
13
-44.304
0.80356
14
-43.808
0.80809
15
-43.313
0.81334
16
-42.818
0.81779
17
-42.323
0.82282
18
-41.827
0.82737
19
-41.332
0.83202
20
-40.837
0.8371
21
-40.342
0.84154
22
-39.846
0.84642
23
-39.351
0.85094
24
-38.856
0.85568
25
-38.361
0.86063
26
-37.865
0.86523
27
-37.37
0.86981
28
-36.875
0.87486
29
-36.379
0.87862
30
-35.884
0.88415
31
-35.389
0.88892
32
-34.894
0.89356
33
-34.399
0.89858
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
63
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
-33.903
-33.408
-32.912
-32.417
-31.922
-31.427
-30.931
-30.436
-29.941
-29.446
-28.95
-28.455
-27.96
-27.464
-26.969
-26.474
-25.978
-25.484
-24.988
-24.493
-23.997
-23.502
-23.007
-22.511
-22.016
-21.521
-21.026
-20.531
-20.035
-19.539
-19.044
-18.549
-18.054
-17.558
-17.063
-16.568
-16.073
0.9032
0.90781
0.91233
0.91721
0.92198
0.92654
0.93135
0.93628
0.94072
0.94554
0.95024
0.95475
0.95957
0.96416
0.9691
0.97383
0.97847
0.98375
0.98808
0.99278
0.99744
1.00205
1.00703
1.01148
1.01618
1.02095
1.02578
1.03053
1.03484
1.03946
1.04432
1.04922
1.05355
1.05848
1.06318
1.06807
1.07256
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
64
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
-15.577
-15.082
-14.587
-14.092
-13.596
-13.101
-12.606
-12.11
-11.615
-11.12
-10.624
-10.129
-9.6338
-9.1382
-8.6433
-8.1478
-7.6526
-7.157
-6.6616
-6.1667
-5.6714
-5.1759
-4.6803
-4.1851
-3.6899
-3.1945
-2.6989
-2.2035
-1.7076
-1.2113
1.07725
1.08223
1.08668
1.09171
1.0962
1.10077
1.10576
1.11031
1.11471
1.11983
1.12445
1.12908
1.13375
1.13815
1.14334
1.1478
1.15259
1.15701
1.16161
1.16673
1.17135
1.17585
1.18025
1.18505
1.18994
1.19448
1.19893
1.2035
1.20764
1.21127
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
65
Lampiran 5. Percobaan forward bias diode 1N4002
Rata-rata Percobaan
Vin Vsampel I sampel
0
-1.2286
1.22858
1
-0.2398
1.23976
2
0.45316
1.54684
3
0.5214
2.4786
4
0.5865
3.4135
5
0.67647
4.32353
6
0.73683
5.26317
7
0.795
6.205
8
0.85283
7.14717
9
0.93833
8.06167
10
0.9957
9.0043
11
1.05147
9.94853
12
1.10793
10.8921
13
1.19187
11.8081
14
1.2479
12.7521
15
1.30253
13.6975
16
1.3565
14.6435
17
1.41113
15.5889
18
1.49517
16.5048
19
1.54953
17.4505
20
1.6048
18.3952
21
1.65897
19.341
22
1.74247
20.2575
23
1.80667
21.1933
24
1.85933
22.1407
25
1.913
23.087
26
1.99633
24.0037
27
2.04967
24.9503
28
2.10433
25.8957
29
2.158
26.842
30
2.21233
27.7877
31
2.294
28.706
32
2.34933
29.6507
33
2.403
30.597
34
2.45767
31.5423
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
66
(lanjutan)
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
2.53967
2.59433
2.64833
2.70233
2.78367
2.83767
2.89167
2.946
2.99933
3.08133
3.13533
3.18833
3.241
3.32267
3.377
3.43
3.48433
3.566
3.62
3.673
3.726
3.808
3.86233
3.915
3.96867
4.02167
4.104
4.15667
4.205
4.25767
4.34
4.393
4.447
4.5
4.58233
4.63433
32.4603
33.4057
34.3517
35.2977
36.2163
37.1623
38.1083
39.054
40.0007
40.9187
41.8647
42.8117
43.759
44.6773
45.623
46.57
47.5157
48.434
49.38
50.327
51.274
52.192
53.1377
54.085
55.0313
55.9783
56.896
57.8433
58.795
59.7423
60.66
61.607
62.553
63.5
64.4177
65.3657
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
67
(lanjutan)
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
4.68833
4.741
4.79467
4.87567
4.92967
4.98267
5.036
5.11667
5.16933
5.222
5.276
5.35667
5.411
5.46367
5.516
5.56933
5.65033
5.704
5.75667
5.80967
5.891
5.94433
5.99667
6.05067
6.132
6.18533
6.23833
6.29167
6.37333
6.42633
6.47867
6.53167
6.58433
6.66633
6.719
6.772
66.3117
67.259
68.2053
69.1243
70.0703
71.0173
71.964
72.8833
73.8307
74.778
75.724
76.6433
77.589
78.5363
79.484
80.4307
81.3497
82.296
83.2433
84.1903
85.109
86.0557
87.0033
87.9493
88.868
89.8147
90.7617
91.7083
92.6267
93.5737
94.5213
95.4683
96.4157
97.3337
98.281
99.228
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
68
(lanjutan)
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
6.824
6.906
6.958
7.01033
7.06267
7.14467
7.197
7.251
7.30333
7.356
7.437
7.49
7.543
7.596
7.67667
7.73
7.78267
7.83533
7.91567
7.97
8.02367
8.077
8.13133
8.21367
100.176
101.094
102.042
102.99
103.937
104.855
105.803
106.749
107.697
108.644
109.563
110.51
111.457
112.404
113.323
114.27
115.217
116.165
117.084
118.03
118.976
119.923
120.869
121.786
Lampiran 6. Percobaan reverse bias diode 1N4002
Rata-rata Percobaan
Vin Vsampel I sampel
0
1
2
3
4
5
6
-50.7403
-50.2481
-49.7526
-49.2572
-48.7619
-48.2669
-47.7713
0.740275
0.74812
0.75262
0.757205
0.761915
0.76688
0.771275
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
69
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
-47.2764
-46.7813
-46.2861
-45.7906
-45.2952
-44.8003
-44.305
-43.8099
-43.3145
-42.8193
-42.3242
-41.8288
-41.3334
-40.8383
-40.343
-39.848
-39.3525
-38.857
-38.362
-37.8666
-37.3712
-36.876
-36.3807
-35.8856
-35.3901
-34.8947
-34.3996
-33.9045
-33.409
-32.9137
-32.4183
-31.9233
-31.4279
-30.9325
-30.4374
-29.9421
-29.4469
-28.9516
-28.4559
-27.9612
-27.4654
0.776385
0.781325
0.78608
0.79061
0.795225
0.80034
0.805015
0.809915
0.814545
0.81929
0.82419
0.82881
0.8334
0.838295
0.84304
0.847995
0.85251
0.85699
0.86203
0.866555
0.871205
0.875995
0.880655
0.88555
0.890065
0.894725
0.899615
0.90446
0.90902
0.913665
0.91829
0.923285
0.92793
0.932535
0.93737
0.942065
0.946945
0.951605
0.955875
0.961245
0.965435
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
70
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
-26.9705
-26.4749
-25.9797
-25.4848
-24.9893
-24.494
-23.9986
-23.5033
-23.0081
-22.5129
-22.0173
-21.5223
-21.027
-20.5319
-20.0362
-19.5411
-19.0457
-18.5505
-18.0551
-17.5601
-17.0644
-16.5694
-16.0741
-15.5789
-15.0836
-14.5882
-14.0927
-13.5975
-13.1019
-12.6068
-12.1115
-11.6158
-11.1209
-10.6253
-10.1303
-9.63477
-9.13939
-8.64454
-8.149
-7.65388
-7.15852
0.97052
0.97489
0.97974
0.984805
0.989285
0.993985
0.998595
1.00332
1.008125
1.012905
1.017325
1.02233
1.02696
1.031875
1.036235
1.041075
1.045695
1.05047
1.055085
1.06005
1.064395
1.069385
1.07412
1.078855
1.08359
1.088165
1.092675
1.097465
1.101905
1.10684
1.11147
1.11581
1.12089
1.125295
1.13026
1.13477
1.13939
1.14454
1.149
1.153875
1.158515
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
71
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
-6.66315
-6.16774
-5.67221
-5.1768
-4.68158
-4.18633
-3.69088
-3.19548
-2.69996
-2.20472
-1.70908
-1.21204
1.163145
1.16774
1.172205
1.1768
1.18158
1.186325
1.190875
1.195475
1.19996
1.20472
1.209075
1.212035
Lampiran 7. Percobaan forward bias diode 1N4004
Rata-rata Percobaan
Vin Vsampel I sampel
0
-1.2063
1.20628
10
1.01413
8.98587
20
1.62077
18.3792
30
2.222
27.778
40
2.846
37.154
50
3.436
46.564
60
4.02667
55.9733
70
4.63933
65.3607
80
5.22733
74.7727
90
5.816
84.184
100
6.434
93.566
110
7.02
102.98
120 7.60767
112.392
130
8.226
121.774
140
8.82
131.18
150
9.413
140.587
160 16.7503
143.25
170 26.8723
143.128
180 36.8527
143.147
190
46.723
143.277
200 56.7587
143.241
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
72
(lanjutan)
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360
370
380
390
400
66.898
76.781
86.7393
96.7747
106.838
116.843
126.768
136.867
146.72
156.766
166.743
176.702
186.636
196.655
206.562
216.596
226.603
236.591
246.489
256.621
143.102
143.219
143.261
143.225
143.162
143.157
143.232
143.133
143.28
143.234
143.257
143.298
143.364
143.345
143.438
143.404
143.397
143.409
143.511
143.379
Lampiran 8. Percobaan diode 1N4007
Vin
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
Percobaan
Vsampel I sampel
1.0273
1.6362
2.24
2.865
3.456
4.048
4.662
5.251
5.84
6.459
7.046
7.634
8.9727
18.3638
27.76
37.135
46.544
55.952
65.338
74.749
84.16
93.541
102.954
112.366
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
73
(lanjutan)
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360
370
380
390
400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
8.253
8.848
9.441
16.669
26.449
36.458
46.489
56.398
66.671
76.35
86.496
96.247
106.558
116.294
126.403
136.251
146.469
156.667
166.573
176.485
186.566
196.433
206.554
216.416
226.477
236.521
246.345
256.482
266.441
276.368
286.485
296.41
306.305
316.295
326.308
336.297
346.228
356.372
366.159
376.138
121.747
131.152
140.559
143.331
143.551
143.542
143.511
143.602
143.329
143.65
143.504
143.753
143.442
143.706
143.597
143.749
143.531
143.333
143.427
143.515
143.434
143.567
143.446
143.584
143.523
143.479
143.655
143.518
143.559
143.632
143.515
143.59
143.695
143.705
143.692
143.703
143.772
143.628
143.841
143.862
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
74
(lanjutan)
530
540
550
560
570
580
590
600
610
620
630
640
650
660
670
680
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
386.304
396.259
406.345
416.117
426.194
436.299
446.056
456.283
466.237
476.107
476.605
486.019
615.744
625.738
635.676
645.689
655.809
665.66
675.616
685.455
695.489
705.293
715.368
725.308
735.231
745.415
143.696
143.741
143.655
143.883
143.806
143.701
143.944
143.717
143.763
143.893
153.395
153.981
154.256
154.262
154.324
154.311
154.191
154.34
154.384
154.545
154.511
154.707
154.632
154.692
154.769
154.585
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
75
Lampiran 9. Program pengukuran arus vs tegangan dengan menggunakan
external feedback
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
76
Lampiran 10. Program pengukuran arus vs tegangan dengan menggunakan
voltmeter elektrometer
Universitas Indonesia
Otomatisasi pengukuran..., Hafsah, FMIPA UI, 2011
Download