Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan Damianus Journal of Medicine; Vol.10 No.3 Oktober 2011: hlm. 161–170. TINJAUAN PUSTAKA KEGUNAAN JAHE UNTUK MENGATASI GEJALA MUAL DALAM KEHAMILAN Regina Satya Wiraharja*, Heidy**, Selvi Rustam***, Marissa Iskandar*** * Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat - Gizi, Fakultas Kedokteran, Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No.2,Jakarta Utara 14440. ** Departemen Fisiologi - Fisika, Fakultas Kedokteran, Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No.2,Jakarta Utara 14440. *** Peserta Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara 14440. Abstract: Ginger is rhizome plantation in Asia Pacific that has been used widely as cookery flavour and herbal medicine. As herbal medicine, ginger has been used as body warmer, appetizer, stomachic, anti nausea, anti emetic, anti dyspepsic and to shortened labor. However, dose and form of ginger for nausea and vomitus should be studied further because ginger is also informed to inhibit thrombosite aggregation, which can cause bleeding symptoms in pregnancy. Although mechanism of ginger in reducing the nausea and vomitus symptoms in pregnancy is not very clear, but compared to metoclopramid, ginger likely has excellence mechanism, especially in the systems influenced. Metoclopramid reduce the nausea and vomitus symptoms by increasing the pressure of lower oesophagus sfingter and increase food movement, while ginger blocks serotonin reseptor and induced antiemetic effect in gastrointestinal and central nervous systems. This condition explains why ginger could reduce nausea and vomits in pregnancy. Ginger also contains atsiri oil that functions as anti inflammation. There fore ginger can reduce the frequency of nausea and vomitus caused by inflamtion of H. pylori infection. Until now, ginger can be used in controlled dose because some studied have found that 1 gram of per day (4 times 250 mg) in various form, did not show severe side effects. Key words: herbal medicine, ginger, nausea, pregnancy ABSTRAK: Jahe adalah tumbuhan berumbi di Asia Pasifik yang telah lama digunakan sebagai bumbu dapur maupun obat herbal. Sebagai obat herbal, jahe telah digunakan untuk menghangatkan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mengobati sakit lambung, anti mual, anti muntah, anti kembung dan juga untuk mempercepat proses melahirkan bayi. Dosis dan bentuk sediaan jahe yang digunakan untuk mengatasi keluhan mual dan muntah pada kehamilan perlu dipelajari lebih lanjut, terutama karena jahe dapat menginhibisi agregasi trombosit dan dapat mengakibatkan perdarahan pada kehamilan. Walaupun mekanisme jahe dalam mengurangi mual dan muntah pada kehamilan belum begitu jelas, tetapi bila dibandingkan dengan metoclopramid,jahe tampaknya mempunyai kelebihan terutama sistem tubuh yang dipengaruhi. Metoclopramid mengurangi rasa mual dan muntah dengan meningkatkan kerja spingter oesophagus bagian bawah dan mempercepat perpindahan makanan. Jahe bekerja dengan menginhibisi reseptor serotonin dan mengurangi efek muntah pada saluran gastrointestinal dan sistem saraf pusat. Kondisi ini menjelaskan mengapa jahe dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada kehamilan. Jahe juga mengandung minyak atsiri sebagai anti inflamasi, sehingga jahe dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah akibat peradangan dari infeksi H. pylori. Sampai saat ini, jahe dapat digunakan secara terkontrol sebanyak 1 gram per hari (4 kali 250 mg) dalam berbagai bentuk, tanpa menunjukkan efek samping yang berat. Kata kunci: obat herbal, jahe, mual, kehamilan Vol. 10, No.3, Oktober 2011 161 DAMIANUS Journal of Medicine PENDAHULUAN Jahe merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditemukan di Asia Pasifik dan digunakan untuk berbagai keperluan.1 Di Cina dan Jepang, jahe digunakan sebagai bumbu wajib dalam banyak jenis masakan, karena memberikan aroma yang khas dan rasa yang istimewa pada makanan.2 Selain itu, jahe banyak digunakan sebagai obat herbal atau jamu karena kandungan bahan-bahan alaminya.1,2 Sebagai obat herbal, jahe digunakan untuk mencegah motion sickness dan sebagai anti muntah. Khasiatnya sebagai anti-muntah mulai banyak digunakan tidak hanya untuk penderita gastritis, tetapi juga oleh kalangan ibu hamil, karena dianggap mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding obat-obat anti muntah yang beredar di masyarakat. Akan tetapi, jahe juga dikabarkan memiliki efek samping seperti mencegah agregasi trombosit. Hal ini sangat berbahaya, terutama pada kehamilan, karena bisa menyebabkan perdarahan.3,4 Oleh karena itu kami melakukan tinjauan pustaka mengenai mual muntah dalam kehamilan, kegunaan dan efek samping jahe tersebut bagi ibu hamil. Selain itu, tinjauan pustaka ini juga akan membahas mengenai jahe secara umum, mekanisme jahe dalam mengurangi mual dan muntah, kadar dan bentuk sediaan jahe yang aman untuk mengurangi gejala mual dan muntah dalam kehamilan, membandingkan efek jahe dengan obat anti muntah atau plasebo dalam menangani mual dan muntah, serta membahas efek samping jahe pada kehamilan. MUAL DAN MUNTAH DALAM KEHAMILAN Mual dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness, biasanya terjadi pada 75-80% wanita hamil.5 Meskipun sering disebut sebagai morning sickness, namun hanya 17% wanita hamil yang mengalami muntah pada pagi hari, sebagian besar wanita hamil mengalami mual muntah sepanjang hari.6 Sebagian besar mual dan muntah dapat hilang sendiri, namun sekitar 1-3% mual dan muntah pada wanita hamil dapat berkembang menjadi mual dan muntah berat, yang biasa disebut sebagai hiperemesis gravidarum.7,8 Gejala klinis mual dan muntah bervariasi dari mual ringan sampai mual dan muntah yang tidak tertahankan sepanjang hari. Ini terjadi antara minggu keempat sampai ketujuh setelah periode menstruasi terakhir dan berkurang pada minggu ke-20 setelah masa kehamilan pada hampir semua wanita hamil.6 Bagi sebagian besar 162 wanita, mual dan muntah dapat hilang sendiri selama usia kehamilan muda tanpa adanya efek negatif bagi kesehatan dirinya sendiri maupun kesehatan bayinya.9 ETIOLOGI Ada beberapa hal yang dianggap sebagai etiologi mual dan muntah dalam kehamilan, yaitu: Faktor Psikologis Mual dan muntah dalam kehamilan diduga sebagai penyakit psikosomatis atau kelainan konversi, wanita yang mengalaminya tidak bisa menghadapi tekanan dengan keadaan kehamilannya dan mengalihkannya pada gejala fisik.10 Ada hubungan antara mual dan muntah dalam kehamilan dengan keadaan depresi, anxietas dan histeria.11,12 Pada suatu penelitian yang terkenal, Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) membagi wanita hamil dengan hiperemesis dan wanita hamil tanpa hiperemesis. MMPI menyatakan bahwa sebagian besar wanita dengan hiperemesis mempunyai histeria, rasa ketergantungan yang besar pada ibunya dan kepribadian yang kekanak-kanakan.12 Adaptasi Evolusi Dikatakan bahwa mual dan muntah dalam kehamilan adalah suatu mekanisme yang berguna untuk memproteksi wanita hamil dan janin dari infeksi yang menular lewat makanan dan dari toksin.13 Sebagai contoh, gejala mual dan muntah dalam kehamilan paling banyak terjadi selama masa trimester pertama, ketika janin paling rentan terpapar potensi efek teratogenik dari substansi asing. Lebih lanjut, makanan yang sering dihindari adalah yang berpotensi berbahaya, makanan yang mengandung toksik seperti daging, telur, ikan, yang mana lebih cenderung mengandung bakteri atau jamur daripada makanan lain.14 Stimulasi Hormonal Teori yang lain mengatakan bahwa penyebab mual dan muntah dalam kehamilan adalah perubahan level hormon terutama beta human chorionic gonadotropin hormone (b-HCG), estradiol, dan progesteron.15 Hubungan antara mual dan muntah dalam kehamilan dengan b-HCG dapat dilihat jelas pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa, kadar b-HCG lebih tinggi dari pada kehamilan normal.16 Estrogen, terutama estradiol, juga diduga mempunyai peranan pada mual dan muntah kehamilan. Suatu pe- Vol. 10, No.3, Oktober 2011 Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan nelitian mendemonstrasikan bahwa wanita dengan hiperemesis gravidarum menunjukkan peningkatan level estradiol pada trimester pertama kehamilan.17 hamil.22 Diperlukan studi lebih lanjut untuk menilai kegunaan acupressure terhadap mual muntah dalam kehamilan. Perubahan hormon kehamilan juga bisa mengganggu fungsi neuromuskular dari sistem gastrointestinal, yang berakibat pada mual dan muntah. Seperti progesteron yang bisa mengurangi kontraktilitas otot polos dan menyebabkan gastric dysrhythmias atau pengosongan lambung yang terhambat.17 Jahe Infeksi Helicobacter pylori Suatu penelitian prospektif dipublikasikan pada tahun1998, membandingkan 105 wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum dan 129 wanita tanpa gejala apapun, dan menyatakan bahwa serum antibodi H. pylori pada wanita dengan hiperemesis gravidarum meningkat hampir dua kali lipat.18 Jahe merupakan bahan terapi yang banyak digunakan untuk meredakan gejala mual muntah dalam kehamilan. Bentuk sediaan dan kadar yang digunakan bermacam-macam (penggunaan jahe sebagai terapi akan dibahas lebih lanjut setelah berbagai penjelasan berbagai terapi yang digunakan untuk mengurangi mual dan muntah dalam kehamilan).3,19,23 Selain terapi non-farmakologis, terapi farmakologis juga dapat dilakukan di antaranya dengan memberikan piridoksin (vitamin B6) dan doxylamine, antiemetik, antihistamin dan antikolinergik, obat motilitas dan kortikosteroid.19 Piridoksin (vitamin B6) dan doxylamine TATALAKSANA Secara garis besar penanganan mual dan muntah dalam kehamilan dikelompokkan menjadi terapi farmakologi dan non-farmakologi. Beberapa terapi non farmakologis di antaranya adalah mengubah pola diet, dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe. Mengubah pola diet Untuk kehamilan dengan gejala mual-muntah yang ringan, penanganan dengan mengubah pola diet merupakan terapi yang pertama yang dilakukan. Para wanita yang mengalaminya dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi yang lebih kecil serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang merangsang perasaan mual. Jenis makanan yang dikonsumsi juga dianjurkan agar rendah lemak, tinggi karbohidrat dan bertekstur lembut. Jenis minuman yang asam juga lebih ditolerir oleh tubuh dibanding dengan air putih biasa.19 Dukungan emosional Dengan adanya mual muntah dalam kehamilan, walau tidak berkorelasi kuat, tetapi dapat menimbulkan depresi yang diakibatkan oleh perubahan mendadak kondisi pada wanita hamil. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar untuk meringankan dampak psikologis yang ada.19 Akupresur Piridoksin adalah vitamin B kompleks yang larut dalam air dan merupakan koenzim yang dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan asam amino.24 Piridoksin dapat digunakan sebagai obat tunggal atau bersama dengan doxylamine. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terapi dengan vitamin B6 secara oral dosis 25 mg per 8 jam (75 mg per hari) lebih efektif mengurangi mual muntah dalam kehamilan dibanding plasebo. Dalam dosis farmakologis, vitamin B6 tidak memperlihatkan efek teratogenik. Doxylamine dapat juga digunakan tersendiri berupa tablet 25 mg yang diminum malam hari atau kombinasi dengan piridoksin (25 mg tiga kali sehari).19,25 Antiemetik Jika terapi sebelumnya tidak berhasil, maka dapat mempertimbangkan penggunaan obat-obat anti emetik seperti prochlorperazine (compazirne) dan chlorpromazine (Thorazine) dari golongan phenotiazine. Obatobat ini menunjukkan pengurangan mual muntah dalam kehamilan. Jika pengobatan dengan kedua obat antiemetik tersebut tidak berhasil, maka dapat menggunakan trimethobenzamide (tigan) atau ondansetron (zofran). Para wanita hamil yang mengalami mual muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum juga dapat mempertimbangkan penggunaan droperidol (Inapsine) dan diphenhydramine (benadryl).19,26 Antihistamin dan antikolinergik Beberapa studi telah dilakukan dan menyarankan akupresur untuk mengurangi mual muntah dalam kehamilan.19,20,21 Namun, dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa akupresur tidak bermakna terhadap wanita Hanya beberapa antihistamin yang diteliti dalam penggunaannya untuk mengurangi mual-muntah dalam kehamilan. Meclizine (antivert), dimenhydrinate (dra- Vol. 10, No.3, Oktober 2011 163 DAMIANUS Journal of Medicine mamine) dan diphenhydramine telah terbukti lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi mual muntah dalam kehamilan.26 Secara umum, antihistamin secara langsung menghambat kerja histamin pada reseptorH1 dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibuler, mengurangi rangsangan pada pusat muntah. Juga inhibisi reseptor muskarinik mungkin berpengaruh terhadap aktivitas antiemetik dari antihistamin.19,24 Obat motilitas Metoclopramide (reglan) bekerja dengan meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, dengan mempercepat pergerakan makanan pada sistem pencernaan. Melalui penelitian, obat ini lebih efektif dibanding plasebo sebagai terapi hiperemesis gravidarum.27 Obat ini juga tidak dihubungkan dengan angka kejadian malformasi kongenital. Kortikosteroid Terapi dengan kortikosteroid ditujukan untuk mual muntah yang berat dalam kehamilan serta hiperemesis gravidarum.24 Data mengenai keamanan penggunaan kortikosteroid masih kontroversial. Penggunaan kortikosteroid rutin sebaiknya dihindari selama trimester pertama. Sebuah meta-analisis menunjukkan sebuah peningkatan kecil dari risiko malformasi mayor dan risiko palatoschisis meningkat 3,4 kali lipat pada bayi dengan ibu yang menggunakan kortikosteroid pada trimester pertama kehamilan.28 mungkin dapat membantu mencegah timbulnya mual dan muntah. JAHE Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Rhizoma dan batang jahe memegang peranan penting dalam pengobatan di India, Cina, dan Jepang sejak tahun 1500. Oleh karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak, dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam temutemuan (zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti kunyit (Curcuma domestica), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza), temu hitam (Curcuma aeroginosa), lengkuas (Languas galanga), kencur (Kaempferia galanga), dan lain-lain.29 Jenis tanaman jahe dibedakan menjadi tiga jenis,29 yaitu: 1. Jahe putih atau kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun saat berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun olahan (gambar 1). Terapi intravena Cara pemberian terapi terutama secara oral. Akan tetapi, terapi dapat juga diberikan secara intravena dan nutrisi parenteral atau enteral. Cairan intravena berupa infus diberikan untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, terkadang dibutuhkan tambahan antiemetik yang diberikan melalui oral, rektal maupun dimasukkan ke dalam infus. Nutrisi parenteral atau enteral diberikan apabila mual muntah dalam kehamilan terus terjadi dan menyebabkan penurunan berat badan. Nutrisi yang diberikan mencakup kebutuhan kalori setiap hari dan kebutuhan elektrolit jika ada yang berkurang.19 Jadi dapat disimpulkan bahwa etiologi dari mual dan muntah mungkin dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan, termasuk diantaranya perubahan psikologis, adaptasi terhadap perubahan, rangsangan hormonal, dan kemungkinan infeksi H.pylori. Tatalaksana penanganan mual dan muntah ini tergantung dari derajat berat ringannya gejala klinis, dampak mual dan muntah terhadap kualitas hidup wanita hamil, dan keamanan bagi janin. Sebagai tambahan, pemberian multivitamin 164 Gambar 1. Jahe Gajah.30 2. Jahe putih atau kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak rata, sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar daripada jahe gajah sehingga rasanya lebih pedas dan mengandung serat yang tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya (gambar 2). Vol. 10, No.3, Oktober 2011 Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan 3. Jahe merah KEGUNAAN JAHE Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan (gambar 3). Di samping kegunaan jahe untuk mengurangi mual dan muntah dalam kehamilan, manfaat jahe secara luas antara lain dapat digunakan untuk mengatasi migren, motion sickness, mual post-kemoterapi, mual dan muntah post-operasi, osteo arthritis, rheumatoid arthritis, gangguan traktus urinarius post-stroke, menurunkan berat badan, mempersingkat masa persalinan, dan sebagai anti pembekuan darah.34 MEKANISME JAHE DALAM MENGURANGI MUAL DAN MUNTAH DALAM KEHAMILAN Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain gingerol, shogaol, zingerone, zingiberol dan paradol.35 Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingerone, sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat zingiberol.36 Gambar 2. Jahe Merah.31 32 Gambar 3. Jahe gajah, Jahe emprit dan Jahe merah. Selain mengandung minyak atsiri, jahe juga mengandung berbagai zat gizi seperti yang terlampir pada tabel 1. Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja zat-zat tersebut pada dasarnya masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat reseptor serotonin dan menimbulkan efek anti emetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat.37,38 Pada percobaan binatang, gingerol meningkatkan transpor Tabel 1. Kandungan nutrisi per 100 gram jahe.33 Nutritional Value of Ginger Root, Raw per 100 g (3.5 oz) % Daily Need Energy Carbohydrates • Sugar • Dietary Fiber 20 kcal 80 Kj 17.77 g 1.7 g 2g Fat Protein 0.75 g 1.82 g Thiamin (vitamin B1) Riboflavin (vitamin B2) Niacin (vitamin B3) Pantothenic acid (vitamin B5) Vitamin B6 Folate Vitamin C 0.025 mg 0.034 mg 0.75 mg 0.203 mg 0.16 mg 11 5 mg 2% 2% 5% 4% 12 % 3% 8% Calcium Iron Magnesium Phosporus Potassium Zinc 16 mg 0.6 mg 43 mg 34 mg 415 mg 0.34 % 2% 5% 12 % 5% 9% 3% Sumber: USDA Nutrient Database.33 Vol. 10, No.3, Oktober 2011 165 DAMIANUS Journal of Medicine Tabel 2. Berbagai penelitian yang membandingkan efek jahe dalam mengurangi mual dan muntah Penulis (tahun), indikasi Jenis Studi Sampel Pengobatan Kontrol Hasil FischerRasmussen, et al (1990), Hiperemesis gravidarum 23 RCT, Cross over design, 2 days washout period 30 wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum Bubuk jahe 4 x 250 mg per hari selama 4 hari 4 x kapsul plasebo per hari Jahe mengurangi keluhan mual dan jumlah serangan muntah secara bermakna (p = 0,035) Vutyavanich T, et al (2001) Randomized 70 wanita controlled hamil trial Bubuk jahe 4 x 250 mg per hari selama 4 hari 4 x kapsul plasebo per hari Jahe mengurangi gejala mual (p = 0,014) dan jumlah serangan muntah (P < 0,001). Skala likert menunjukkan 28 dari 35 dalam kelompok jahe mengalami pengurangan gejala mual dibandingkan dengan plasebo (10 dari 35) (P < 0,001). Hemmatzadeh Sh, et al. (2007), W anita hamil dengan mual dan muntah 41 Randomized 60 wanita controlled hamil trial Bubuk jahe 1 gr per hari selama 4 hari MetocloSkala likert menunjukkan pramide 3x 10 bahwa 90% pada kelompok mg jahe melaporkan pengurangan rasa mual dan muntah dibandingkan dengan 63,4% pada kelompok metoclopramid (p= 0,04). Della A Forster, et al (2006) Cross sectional (deskriptif) 588 wanita hamil Jahe dengan berbagai dosis dan sediaan Tidak ada 11,6 % menggunakan jahe dan 76,8 % diantaranya melaporkan bahwa jahe mengurangi keluhan mual Angela Keating, et randomized al (2002). double-blind study took W anita hamil place during dengan mual dan a 6-month 40 muntah period in calendar year 1999 26 Wanita hamil dengan mual dan muntah 4x 1 sendok makan sirup jahe (mengandung 250 mg jahe) per hari selama 2 minggu. 4 x sirup plasebo per hari 77% kelompok jahe melaporkan penurunan mual dibandingkan 20 % kelompok placebo pada hari ke 9; 67% kelompok jahe tidak muntah lagi setelah hari ke 6 dibandingkan dengan 20% kelompok plasebo. Grontved (1988), sea sickness 38 RCT 80 orang pelaut Bubuk jahe 1x 1 g dosis tunggal Placebo Jahe lebih baik dari plasebo (p < 0,05) setelah 4 jam pemberian Bone (1990), post-operative nausea 38 RCT 60 pasien operasi ginekologi Jahe 1 g oral dosis tunggal sebelum operasi Plasebo atau Insiden mual: 28% jahe, 51% metoclopramide plasebo 30% metoclopramide. (10 mg) Perbedaan bermakna (p < 0,005) antara kelompok jahe dan plasebo Phillips et al (1993) RCT 120 perempuan yang akan di laparoskopi untuk keperluan ginekologi Jahe 1 g oral , dosis tunggal, sebelum operasi Plasebo atau metoclopramide (10 mg) Insidensi mual dan muntah adalah21%, 27% and 41% pada kelompok jahe, metoclopramide dan placebo. Jahe secara bermakna (P=0,006) menurunkan rasa mual dibandingkan dengan plasebo. 108 perempuan yang di laparoskopi demi keperluan ginekologi Jahe 0.5 dan 1 gr oral dosis tunggal, sebelum operasi Plasebo Tidak ada perbedaan bermakna. W anita hamil dengan mual dan muntah 38 W anita hamil dengan mual dan muntah 42 Pasien laparosopi38 Arfeen et al (1995), post operative nausea 38 166 RCT Vol. 10, No.3, Oktober 2011 Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan gastrointestinal. Gingerol dan komponen lainnya dari jahe diketahui mempunyai aktivitas sebagai anti-hidroksitriptamin melalui percobaan pada ileum babi. Galanolakton, merupakan unsur lain yang terkandung pada jahe, adalah suatu antagonis kompetitif pada ileus 5HT reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik. Efek jahe pada susunan saraf pusat ditunjukkan pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan frekuensi muntah. Selain itu, studi lain menemukan bahwa jahe menurunkan gejala motion sickness pada responden yang sehat.38 Dalam kaitannya sebagai anti inflamasi, ekstrak jahe telah memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivasi TNF (tumour necrosing factor) dan ekspresi siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari sinoviosit manusia.39 Zat yang menghambat siklo-oksigenase 2, yaitu gingerol, bekerja dengan cara menghalangi aktivasi p38 MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe dapat menghambat proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H.pylori. Oleh karena itu, frekuensi mual dan muntah yang disebabkan oleh infeksi H.pylori dapat dikurangi.39 menghilangkan mual yang disebabkan oleh berbagai faktor, akan tetapi tidak boleh melebihi 4 gram per hari.34 PERBANDINGAN OBAT ANTI MUNTAH DENGAN JAHE DALAM KEHAMILAN Ada beberapa penelitian yang membandingkan khasiat jahe pada mual dan muntah dalam kehamilan atau kasus-kasus lainnya (lihat tabel 2). EFEK SAMPING JAHE PADA KEHAMILAN Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan efek samping terhadap penggunaan jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam dosis 1 gram per hari.34 Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah iritasi atau tidak enak di mulut, mulas, bersendawa, kembung dan mual, terutama pada sediaan jahe bubuk. Jahe segar yang tidak terkunyah dengan baik dapat juga membuat obstruksi usus. Jahe harus digunakan dengan hati-hati pada orang yang memiliki ulkus pada gaster, inflammatory bowel disease dan batu empedu.34,44,40 DOSIS DAN BENTUK SEDIAAN JAHE Dosis rata-rata yang biasa digunakan berkisar antara 0,5-2 gram berbentuk bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul. Bisa juga digunakan dalam bentuk ekstrak kering atau jahe yang masih segar. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa dosis yang memberikan efek untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama adalah sebanyak 250 mg jahe diminum 4 kali sehari, dapat diminum dalam bentuk sirup maupun kapsul.36,37 Banyak penelitian membuktikan bahwa bubuk jahe sebanyak 1 gram per hari dapat Pada penelitian terhadap hewan percobaan menunjukkan bahwa jahe berpotensi sebagai inhibitor tromboxan sintetase dan dapat mempengaruhi testosteron receptor binding serta diferensiasi hormon sex steroid pada otak janin4 (tabel 3). Komponen-komponen tertentu dari jahe dapat menimbulkan efek pada sistem kardiovaskuler yang bervariasi. Secara teoritis, jahe dapat mencegah pembekuan darah dengan cara menghambat agregasi platelet, dan bisa menimbulkan perdarahan berlebih. Penelitian ter- Tabel 3. Berbagai efek samping penggunaan jahe4,34,40,44 Yang dipengaruhi Efek samping Gastrointestinal • Rasa tidak enak pada mulut mulas, bersendawa, kembung dan mual Kardiovaskuler • Inhibisi sintesa tromboxan, menghambat agregasi platelet ( dipengaruhi adenosin difosfat dan epinefrin) Hormonal • Mempengaruhi Testosterone Reseptor Binding • Mempengaruhi diferensiasi hormon sex steroid di otak janin Kehamilan • Abortus • Mutasi Janin • Resiko perdarahan Vol. 10, No.3, Oktober 2011 167 DAMIANUS Journal of Medicine hadap manusia menunjukkan bahwa jahe menghambat agregasi platelet yang dipengaruhi oleh adenosin difosfat dan epinefrin34,44 (tabel 3). Pada percobaan binatang, jahe dapat menyebabkan abortus, mutasi janin dan meningkatkan risiko perdarahan pada kehamilan dan persalinan. Akan tetapi studi lain menemukan bahwa hal ini tidak terjadi secara bermakna pada manusia.4,34,44 KESIMPULAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jahe dapat digunakan untuk mengurangi gejala mual dan muntah dalam kehamilan. Selain itu, berdasarkan kepustakaan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penggunaan jahe yang aman dan efektif untuk mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan adalah 1 gram per hari, serta bentuk sediaan yang dapat digunakan bervariasi tergantung keinginan dan kondisi ibu hamil. Walaupun mekanisme jahe dalam mengurangi mual dan muntah dalam kehamilan belum begitu jelas, tetapi apabila dibandingkan dengan metoclopramid, jahe sepertinya mempunyai keunggulan dalam mekanisme kerjanya, terutama dalam hal sistem yang dipengaruhinya. Metoclopramid hanya bekerja dengan cara meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah dan mempercepat pergerakan makanan pada sistem pencernaan. Sedangkan jahe selain mempercepat transport gastrointestinal, juga bekerja pada susunan sara pusat dan sebagai anti inflamasi untuk infeksi H. pylori, sehingga gejala muntah dan mual pada kasuskasus diluar kehamilan pun dapat dikurangi dengan pemberian jahe. Efek samping jahe yang cukup berbahaya adalah menghambat pembentukan tromboxan, sehingga dapat mempengaruhi reaksi perdarahan. Jahe disebut dapat mengakibatkan dan atau memperparah perdarahan serta menyulitkan proses pembekuan darah, terutama jika terjadi dalam kehamilan. Namun, hal ini belum dapat dibuktikan lebih lanjut secara ilmiah karena penelitian tersebut hanya dilakukan terhadap tikus dan bukan pada manusia. Pada kenyataannya, banyak penelitian yang dilakukan dengan dosis jahe 1 gram per hari (4 kali 250 mg) dalam berbagai variasi pemberian masih tidak menunjukkan efek samping yang berarti seperti yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, sampai sekarang pemakaian jahe masih dianggap aman dalam dosis yang terkontrol. 168 Diperlukan lebih banyak penelitian tentang efek samping penggunaan jahe. DAFTAR PUSTAKA 1. Koswara, Sutrisno. Jahe, rimpang dengan sejuta khasiat. (Cited October 17th, 2008). Available from: http:// www. Ebookpangan.com/ARTIKEL/ JAHE%20RIMPANG%20 DENGAN% 20 BERBAGAI%20KHASIAT.pdf 2. Ginger (Zingiber officinale roscoe). (Cited October 17th, 2008). Available from URL: http:// www.drugs.com/MTM/ginger.html 3. Backon J. Ginger in preventing nausea and vomiting of pregnancy; a caveat due to its thromboxane synthetase activity and effect on testosterone binding [Letter]. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol 1991;42:163-4. 4. Chandra K, Einarson A, Koren G. Taking ginger for nausea and vomiting during pregnancy.Can Fam Physician. 2002; 48: 1441-2. 5. Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jagger C. A prospective study of nausea and vomiting during pregnancy. Br J Gen Pract 1993;43(371):245-8. 6. W eigel MM, Weigel RM. The association of reproductive history, demographic factors, and alcohol and tobacco consumption with the risk of developing nausea and vomiting in early pregnancy. Am J Epidemiol 1988;127:562-70. 7. Tsang IS, Katz VL, Wells SD. Maternal and fetal outcomes in hyperemesis gravidarum. Int J Gynaecol Obstet. 1996;55(3): 231-5 8. Semmens JP. Female sexuality and life situations. An etiologic psycho-socio-sexual profile of weight gain and nausea and vomiting in pregnancy. Obstet Gynecol. 1971;38:555-63. 9. Mazzotta P, Stewart D, Atanackovic G, Koren G, Magee LA. Psychosocial morbidity among women with nausea and vomiting of pregnancy: prevalence and association with anti-emetic therapy. J Psychosom Obstet Gynaecol. 2000;21(3):129-36. 10. Buckwalter JG, Simpson SW. Psychological factors in the etiology and treatment of severe nausea and vomiting in pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 2002;186(5):210-14. 11. Gorsuch RL, Key MK. Abnormalities of pregnancy as a function of anxiety and life stress. Psychosom Med. 1974;36(4):352-62. 12. Fairweather DV. Nausea and vomiting in pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 1968;102(1):135-75. Vol. 10, No.3, Oktober 2011 Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan 13. Sherman PW, Flaxman SM. Nausea and vomiting of pregnancy in an evolutionary perspective. Am J Obstet Gynecol. 2002;186(5):190-7. 14. Flaxman SM, Sherman PW. Morning sickness: a mechanism for protecting mother and embryo. Q Rev Biol. 2000;75(2):113-48. 15. Davis M. Nausea and vomiting of pregnancy: an evidence-based review. J Perinat Neonatal Nurs. 2004;18(4):312-28. 16. Goodwin TM. Nausea and vomiting of pregnancy: an obstetric syndrome. Am J Obstet Gynecol. 2002;186(5 suppl):184-9. 17. Depue RH, Bernstein L, Ross RK, Judd HL, Henderson BE. Hyperemesis gravidarum in relation to estradiol levels, pregnancy outcome, and other maternal factors: a seroepidemiologic study. Am J Obstet Gynecol. 1987;156(5):1137-41. 18. Frigo P, Lang C, Reisenberger K, Kolbl H, Hirschl AM. Hyperemesis gravidarum associated with Helicobacter pylori seropositivity. Obstet Gynecol. 1998;91(4):615-17. 19. Quinlan JD, Hill DA. Nausea and vomiting of pregnancy. Am Fam Physicians. 2003;68;121-8. 20. Hyde E. Acupressure therapy for morning sickness. A controlled clinical trial. J Nurse Midwifery. 1989;34:171-8. 21. de Aloysio D, Penacchioni P. Morning sickness control in early pregnancy by neiguan point acupressure. Obstet Gynecol. 1992;80:852-4. 22. O'Brien B, Relyea MJ, Taerum T. Efficacy of P6 acupressure in the treatment of nausea and vomiting during pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 1996;174: 708-15. 23. Fischer-Rasmussen W, Kjaer SK, Dahl C, Asping U. Ginger treatment of hyperemesis gravidarum. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 1991;38:19-24. 24. Badell, Martina L, Susan MR, Judith AS, Pharm D. Treatment options for nausea and vomiting during pregnancy. Pharmacotheraphy Publications. 2006;26(9):1273-87. 25. Sahakian V, Rouse D, Sipes S, Rose N, Niebyl J. Vitamin B6 is effective therapy for nausea and vomiting of pregnancy: a randomized, double-blind placebo-controlled study. Obstet Gynecol. 1991;78:336. 26. Leathem A. Safety and efficacy of antiemetics used to treat nausea and vomiting in pregnancy. Clin Pharm. 1986; 5:660-8. 27. Harrington RA, Hamilton CW, Brogden RN, Linkewich JA, Romankiewicz JA, Heel RC. Metoclopramide. An updated review of its pharmacological properties and clinical use. Drugs. 1983;25:451-94. 28. Park-Wyllie L, Mazzotta P, Pastuszak A, Moretti ME, Beique L, Hunnisett L, et al. Birth defects after maternal exposure to corticosteroids: prospective cohort study and meta-analysis of epidemiological studies. Teratology. 2000;62:385-92. 29. Paimin, FB. Budidaya, pengolalan, perdagangan jahe. Jakarta: Penebar Swadaya; 1999. 30. Jahe Gajah (Gambar). [Cited, 9 September 2010]. Available from: http://images.google.co.id 31. Jahe Merah (Gambar). [Cited, 9 September 2010]. Available from: http://wb4.itrademarket. com/ pdimage/61/860461_jahe.jpg 32. Jahe Gajah, Jahe Emprit dan Jahe Merah (Gambar). [Cited, 9 September 2010]. Available from: http:// w b5 .itrad em ark et.c om /pd im age/12 / 1178112_pict0002aa.jpg 33. USDA Nutrient Database. USDA national nutrient database for standard reference, release 23 (2010) [Cited October 23th, 2008]. Available from: http:// www.nal.usda.gov /fnic /foodcomp /cgi-bin/ list_nut_edit.pl 34. Ginger (Zingiber officinale roscoe). [Cited October 17th, 2008]. Available from URL: http:// www.nlm.nih.gov /medlineplus/druginfo/natural/patient-ginger.html 35. Connell DW, McLachlan R. Natural pungent compounds IV. Examination of gingerols, shogaols, paradols and related compounds by thin layer and gas chromatography. J Chromatogr. 1972; 67:29-35. 36. Varma KR, Jain TC, Bhattacharyya SC. Structure and stereochemistry of zingiberol and juniper camphor. Tetrahedron 1962; 8:979 [Cited November 17th, 2008]. Available from: ProQuest. http:// il.proquest.com 37. DerMarderosian A, Beutler JA. The Review of Natural Products. St. Louis, Mo.: Wolters Kluwer, 2006. 38. Ernst E, Pittler MH. Efficacy of ginger for nausea and vomiting: A systematic review of randomized clinical trials. Br J Anaesth. 2000;84(3):367-71. 39. Frondoza CG, Sohrabi A, Polotsky A, Phan PV, Hungerford DS, Lindmark L. An in vitro screening assay for inhibitors of proinflammatory mediators in herbal extracts using human synoviocyte cultures. In Vitro Cell Dev Biol Anim. 2004;40:95-101. 40. Angela Keating, Ronald A Chez. Ginger syrup as an antiemetic in early pregnancy. Alternative Therapies. Sep/Oct 2002: 8 (5): 89-91 (Cited September 1st, 2010). Available from: http://omicron-pharma.com/ Vol. 10, No.3, Oktober 2011 169 DAMIANUS Journal of Medicine p dfs/g ing er% 20 S yru p% 2 0as%2 0 an tiemetic % 20in%20 early.pdf 41. Hemmatzadeh Sh, Sadegi S, Sayyahmelli M, Pezeshky Z, Asnaashari S, Delazer A. A comparison of ginger and metoclopramid in treatment of pregnant women's nausea and vomiting (Abstract). Tabriz University of Medical Sciences Research Center. 2007. [Cited December 10th, 2008]. Available from: http://pharm-sci.tbzmed.ac.ir/Old/Archive/ W inter 2007/ Abstracts/1.pdf 170 42. Forster DA, Denning A, Wills G, Bolger M, McCarthy E. Herbal medicine use during pregnancy in a group of australian women. BMC Pregnancy and Childbirth 2006, 6:21 (Cited December 10th, 2008) Available from: http://www.biomedcentral.com/1471-2393/6/21 43. Bradley RR, ed. British Herbal Compendium. Vol 1. Bournrmouth: UK; 1992. 44. Al-Achi A. A current look at ginger use. [cited October 10th 2008]. Available from: http:// uspharmacist.com Vol. 10, No.3, Oktober 2011