2013 P r o d u k Perikanan MarketBrief ITPC Osaka DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. 5 Pendahuluan 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 11 1. Ekspor dan Impor Perikanan Jepang - Dunia 18 2. Potensi Pasar Ekspor Perikanan Jepang 21 3. Kebijakan Impor Produk Perikanan di Jepang 23 4. Saluran Distribusi Makanan Laut di Jepang 27 5. Hambatan Lainnya III. Peluang dan Strategi 28 30 1. Peluang 30 2. Strategi 32 IV. Informasi Penting 34 1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia 2. Kamar Dagang Jepang 34 3. 4. 5. 6. Asosiasi Makanan Laut di Jepang 35 Daftar Pameran Makanan Laut di Jepang 36 Perwakilan Indonesia di Jepang 36 Daftar Importir Makanan Laut di Jepang 37 Referensi 34 39 1 DAFTAR TABEL dan GAMBAR Tabel 2.1 Ekspor Perikanan Indonesia ke Jepang Tahun 2012 22 Tabel 2.2 Jumlah Ekspor dan Harga Satuan Produk Udang Beku ke Jepang 29 Tahun 2012 Tabel 2.3 Jumlah Ekspor dan Harga Satuan Produk Bigeye Tuna ke Jepang 29 Tahun 2012 Tabel 3.1. Jumlah Ekspor dan Harga Satuan Produk Udang Non-Beku ke Jepang 30 Tahun 2012 Gambar 1.1 Peta Jepang 4 Gambar 1.2 Populasi yang Didasarkan Pada Usia dan Jenis Kelamin di Jepang 7 tahun 2012 Gambar 1.3 Populasi di Jepang Didasarkan pada Kota-kota di Jepang Gambar 2.1 Suasana pengecekan kualitas daging ikan tuna di Pasar Tsukiji, 8 15 Tokyo Gambar 2.2 Ekspor Perikanan Dunia, 2012 16 Gambar 2.3 Ekspor Perikanan Dunia, Periode 2008-2012 17 Gambar 2.4 Impor Perikanan Dunia, 2012 18 Gambar 2.5 Impor Perikanan Dunia, Periode 2008-2012 18 Gambar 2.6 Ekspor Perikanan Jepang ke Dunia, 2012 19 Gambar 2.7 Ekspor Perikanan Jepang ke Dunia, Periode 2008-2012 20 Gambar 2.8 Impor Perikanan Jepang dari Dunia, 2012 21 Gambar 2.9 Impor Perikanan Jepang dari Dunia, Periode 2008-2012 21 Gambar 2.10 Alur Distribusi Produk Makanan Laut di Jepang 27 Gambar 2.11 Impor Produk Kepiting Beku Jepang Tahun 2012 28 Gambar 3.1 Perbandingan Jumlah Impor Produk Perikanan Jepang 31 2 KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Produk Perikanan” untuk Edisi pada bulan September 2013 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar komoditi produk perikanan di Jepang. Adapun isi dari MB ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, MB disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung MB ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Jagung Indonesia yang bersaing di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang. Osaka, September 2013 3 PETA JEPANG Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. 4 BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non migas Indonesia dan urutan kedua sebagai negara asal impor non migas setelah China. Pada periode Januari – Desember 2012, menurut data yang dari Ministry of Finance Jepang, bahwa selama periode Januari-Desember 2012 neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 12,00 miliar, menurun 26,69% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$ 4,37 miliar. Total perdagangan periode Januari-Desember 2012 tercatat sebesar US$ 52,57 miliar, atau meningkat 1,39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$ 0,72 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 20,28 miliar, atau meningkat 14,31% dibanding periode yang sama tahun 2011, yaitu sebesar US$ 2,54 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 32,28 miliar, atau menurun sebesar 5,36% dibanding periode yang sama tahun 2011, yaitu sebesar US$ 1,83 miliar. Berdasarkan data statistic Japan Customs, menyatakan bahwa nilai ekspor non migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar US $ 20,21 milyar dan impor non–migas Jepang dari Indonesia sebesar US $ 19,39 milyar, sehingga Jepang mengalami surplus sebesar US $ 0,82 milyar. Produk ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang adalah (1) coal; briquettes; avoid and similar solid fuels manufactured from coal; (2) natural rubber; (3) nickel; (4) Ash & residues containing metals; (5) copper ores and concentrates; (6) plywood; (7) insulated wire, cable and other insulated electrical conductors; (8) Uncoated paper and paperboard, uncoated, for writing; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen dan (10) printing machinery; machiners for uses ancillary to printing (Ministry of Finance Japan 5 2012) Sedangkan untuk produk dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk yaitu (1) part accessories of motor vehicles; (2) trucks, motor vehicles for the transport of goods; (3) Cars (incld. Station Wagon); (4) self-propelled bulldozers , angledozers; (5) parts, suitable for use solely or principally with the engines; (6) flat-rolled products of iron on non-alloy steel; (7) Diesel or semi-diesel engines; (8) machinery part (hd 84.25 to 84.30); (9) transmission shafts and cranks;bearing housings; (10) refined copper and copper alloys, unwrought (Ministry of Finance Jepang) 2. Pemilihan Produk Latar belakang ITPC Osaka memilih produk ini karena: a. Jepang merupakan importir produk perikanan terbesar di dunia. Pada tahun 2012, Jepang mengimpor senilai US$ 13,94 milyar (14% dari pangsa pasar dunia). Sebagaimana diketahui, masyarakat Jepang sangat menggemari makanan laut, seperti ikan, kepiting, udang, cumi, gurita, bulu babi, maupun rumput laut. Tidak heran bila Jepang merupakan importir produk makanan laut yang terbesar di dunia. b. Walaupun menjadi salah satu negara dengan wilayah perairan yang luas, Indonesia hanya menempati peringkat ke-12 untuk eksportir produk perikanan. Market Brief kali ini diharapkan dapat memberikan gambaran pasar produk perikanan sehingga mampu memberikan insentif untuk meningkatkan produksi produk perikanan Indonesia. 3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, 6 Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo,Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara Constitutional Monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). Perdana Menteri diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. c. Demografi Populasi penduduk Jepang per Juli 2012 mencapai 127.368.088 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 128.957.352 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.875.892 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65.492.196 (51.4%). Presentase penduduk yang berusia 0-14 tahun adalah 14% dari total populasi, sedangkan penduduk yang berusia 15-24 tahun sebesar 10% dari total dan 25-54 tahun dan 55-64 tahun masing-masing sebesar 38% dan 14% dari total populasi. Jumlah penduduk yang berusia 65 tahun keatas sebesar 30.410.873 jiwa (24%). Persentasi penduduk yang berusia 65 tahun keatas di Jepang merupakan tertinggi di dunia. 7 Populasi di Jepang Per Juli 2012 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin female male 17,313,315 13,097,558 65 years and over 55-64 years 9,177,111 9,166,111 24,686,224 24,299,387 25-54 years 15-24 years 0-14 years 6,046,609 6,385,033 8,268,937 8,927,803 Gambar 1.2: Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2012 Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan,sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Gambar 1.3: Populasi di Jepang Didasarkan pada Kota-kota di Jepang (Data per 31 Maret 2012) Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka. Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit 8 populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. d. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2008, sebanyak 46,4 % energi di Jepang berasal dari minyak bumi, 21,4 % batu bara,16,7 % gas alam, 9,7 % tenaga nuklir,dan 2,9% tenaga air. Sebesar 25,1 % listrik Jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbanan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Centrair International Airport serta untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport. e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survey dari banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (di bawah China) dan ketiga didunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah 9 karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Data dari PBB di tahun 2011, Jepang memiliki GDP perkapita $37,039 dan GNP perkapita $30.455, dengan demikian Jepang berada diurutan ke 21 negara dengan GDP dan GNP perkapita terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga di beberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat berswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya. 10 BAB II. POTENSI PASAR JEPANG Produk-produk perikanan yang diminati oleh masyarakat Jepang itu jenisnya beragam dan yang akan dibahas saat ini hanya meliputi ikan hidup (fish, live, HS 0301), ikan segar (fish, fresh or chilled, HS 0302), ikan beku (fish, frozen, HS 0303), ikan fillet (fish fillets and other fish meat, HS 0304), ikan asin (fish, dried, salted, HS 0305), krustasea (crustaceans, live, fresh, HS 0306), moluska (mollusks and aquatic invertebrates nesoi, live, HS 0307), dan rumput laut (seaweeds and other algae, HS 121220, HS 121221, HS 121229). Adapun ruang lingkup dari masing-masing pembagian di atas adalah sebagai berikut: 1. Ikan hidup Ikan hidup mencakupi jenis-jenis ikan berikut ini: ikan hias, ikan salmon, belut, ikan kap (nama bagi berbagai jenis ikan tawar di mana ikan mas merupakan salah satu contoh khasnya), dan jenis ikan lainnya. 2. Ikan segar Ikan segar mencakupi berbagai macam jenis ikan yang umum diperdagangkan di berbagai belahan dunia, termasuk tapi tidak terbatas pada: ikan salmon, ikan tuna, ikan sarden, ikan kembung, dan ikan cod. 3. Ikan beku Ikan beku juga mencakupi berbagai jenis ikan yang umum diperdagangkan di berbagai belahan dunia. Ikan beku pada umumnya dikemas dengan kemasan plastik vakum (lihat gambar) untuk menjaga kualitas ikan. 11 4. Ikan fillet Ikan fillet (fish fillet) adalah daging ikan yang telah dipotong sehingga sudah terpisah dari tulangnya. Daging ikan ini dapat dikemas untuk dibekukan kemudian, maupun didistribusikan dalam kondisi segar. 5. Krustasea Krustasea adalah kelompok hewan laut yang mencakupi udang, lobster, dan kepiting. Di Jepang, udang dan kepiting adalah salah satu menu seafood favorit selain berbagai jenis ikan laut yang sering digunakan sebagai bahan masakan rumah tangga maupun di restoran-restoran. 6. Moluska Moluska adalah kelompok hewan laut yang mencakupi hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, misalnya kerang, cumi-cumi, dan gurita. Ketiga jenis hewan yang disebutkan di atas sangat sering dijumpai di kuliner Jepang yang masih banyak berrfokus pada makanan laut. 7. Rumput laut Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Rumput laut yang dikeringkan dan berbentuk lembaran-lembaran (lihat gambar) sangat sering dikonsumsi oleh orang Jepang bersama dengan nasi putih. Berikut ini beberapa jenis hewan laut yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Jepang dan dapat ditemukan juga di perairan Indonesia. 12 1. Ikan tuna Tuna adalah jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi di Jepang, bahkan beberapa spesies menunjukkan penurunan populasi drastis yang menyebabkan Jepang diprotes oleh negara-negara lain. Daging irisan ikan tuna biasanya disajikan mentah bersama dengan nasi putih (gambar: sushi tuna). 2. Ikan cakalang Ikan cakalang atau disebut katsuo dalam bahasa Jepang dapat diproses untuk membuat katsuobushi, yang merupakan bahan utama untuk pembuatan kaldu ikan. Selain itu, ikan ini juga biasanya disajikan mentah, dibakar, digoreng, maupun dikeringkan dan diiris halus dan kemudian ditaburkan di atas makanan lain (lihat gambar). 3. Ikan tenggiri Ikan tenggiri atau disebut saba dalam bahasa Jepang biasanya dibakar atau direbus (lihat gambar), ataupun disajikan mentah bersama dengan nasi (sushi). Selain itu, tenggiri rebus yang dikalengkan juga umum ditemukan di supermarket-supermarket di Jepang. 4. Ikan sarden Ikan sarden disajikan dalam berbagai variasi, seperti mentah, dibakar (lihat gambar), digoreng, digoreng tepung, maupun direbus. Setelah direbus, daging ikan sarden menjadi mudah sobek, sehingga ikan sarden banyak diawetkan dan dikemas dalam bentuk kalengan. 13 5. Udang windu Udang windu adalah jenis udang yang sering dikonsumsi di Jepang, dan dapat ditangkap di perairan Indonesia. Udang ini selain di perairan Indonesia, dapat ditemukan juga di perairan yang meliputi negara-negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan India. 6. Tiram Tiram adalah hewan laut bercangkang yang dapat ditemukan di pesisir pantai berbagai belahan dunia. Selain bercita rasa tinggi, kandungan kalorinya yang rendah, dan kandungan vitamin A serta kalsiumnya yang tinggi menjadikannya salah satu makanan yang populer dikonsumsi di Jepang. 7. Rumput laut Rumput laut atau biasa disebut nori dalam bahasa Jepang merupakan bahan makanan yang berupa lembaran rumput laut yang dikeringkan. Rumput laut paling umum disantap dengan nasi putih, dan kadang-kadang dapat ditemui juga keripik yang dibuat dari rumput laut. Berbeda dengan ikan laut yang merupakan salah satu lauk utama di Jepang, ikan air tawar tidak umum dikonsumsi. Bahkan, sebelum Jepang membuka dirinya dari pengaruh budaya Barat, orang Jepang hanya memenuhi diet proteinnya dari makanan laut yang jumlahnya sangat melimpah di perairan Jepang. Tidak diketahui secara pasti alasan konsumsi hewan laut yang sangat tinggi, namun konsumsi ikan yang hidup di air tawar justru sangat rendah. Beberapa alasan berikut ini bisa dipertimbangkan. Hewan laut tersedia di alam dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan 14 dengan ikan air tawar. Ikan air tawar tidak cocok untuk dimakan mentah tanpa melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Terdapat beberapa laporan penelitian yang mengemukakan bahaya mengkonsumsi ikan air tawar tanpa dimasak terlebih dahulu. Orang Jepang menyukai ikan segar yang tidak melalui proses dimasak terlebih dahulu, misalnya sushi dan sashimi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh NHK, sejak dari tahun 1983 hingga tahun 2007, sushi dan sashimi selalu menduduki peringkat pertama dan kedua sebagai makanan favorit orang Jepang. Pasar Tsukiji yang berada di distrik kota Chuo, Tokyo, adalah pasar induk pusat grosir hasil laut dan hasil pertanian. Pasar ini mulai beroperasi secara resmi pada 2 Februari 1935 dan merupakan pasar ikan terbesar di Jepang. Setiap harinya dilelang hasil laut sebanyak 2.080 ton dan sayuran/buah sebanyak 1.180 ton. Gambar 2.1 menunjukkan suasana pengecekan kualitas daging ikan tuna di Pasar Tsukiji. Gambar 2.1 Suasana pengecekan kualitas daging ikan tuna di Pasar Tsukiji, Tokyo 15 Ekspor Perikanan Dunia Pada Gambar 2.2 yang menunjukkan perbandingan ekspor perikanan di Dunia pada tahun 2012, China merupakan pengekspor yang paling besar dengan jumlah ekspor sebesar US$ 11,34 milyar (12%) pada tahun 2012. Di tempat kedua, menyusul Norwegia dengan nilai ekspor sebesar US$ 8,58 milyar (9%) pada tahun yang sama. Di tempat ketiga ada Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar US$ 5,02 milyar (5%), di tempat keempat Vietnam dengan nilai ekspor sebesar US$ 4,22 milyar (4%), dan di tempat kelima Kanada dengan nilai ekspor sebesar US$ 3,71 milyar (4%) di tahun yang sama. Indonesia menyusul daftar pengekspor produk perikanan pada peringkat ke-12 dengan nilai ekspor sebesar US$ 2,75 milyar pada tahun 2012. Pada gambar 2.3 terlihat bahwa secara keseluruhan cenderung terjadi peningkatan nilai ekspor perikanan dari periode tahun 2008 hingga tahun 2012. Dapat dilihat juga nilai ekspor China yang sebelumnya berada di posisi ke-2 di belakang Norwegia pada 2008, mengalami peningkatan drastis menjadi lebih dari dua kali lipatnya pada tahun 2011, sekaligus melampaui Norwegia sebagai negara pengekspor perikanan terbesar. 16 Impor Perikanan Dunia Pada Gambar 2.4 yang menunjukkan perbandingan impor perikanan di Dunia pada tahun 2012, terlihat bahwa Jepang merupakan pengimpor yang paling besar dengan jumlah impor sebesar US$ 13,94 milyar (14%) pada tahun 2012. Di tempat kedua adalah Amerika Serikat dengan nilai impor sebesar US$ 13,34 milyar (14%) pada tahun yang sama. Di tempat ketiga ada China dengan nilai impor sebesar US$ 5,49 milyar (6%), di tempat keempat Spanyol dengan nilai impor sebesar US$ 5,29 milyar (5%), dan di tempat kelima Prancis dengan nilai impor sebesar US$ 4,68 milyar (5%) di tahun yang sama. Dari segi impor, Indonesia berada pada peringkat ke-41, dengan nilai ekspor sebesar US$ 207,94 juta pada tahun 2012. Sama halnya dengan ekspor, pada gambar 2.5 terlihat juga bahwa secara keseluruhan cenderung terjadi peningkatan nilai impor perikanan dari periode tahun 2008 hingga tahun 2012. Jepang dan Amerika Serikat selalu berada di posisi pertama atau kedua selama lima tahun terakhir dengan selisih nilai impor yang relatif tipis. 17 1. Ekspor dan Impor Perikanan Jepang – Dunia a. Ekspor Jepang. Gambar 2.6 menggambarkan pangsa pasar negara-negara 18 tujuan ekspor perikanan Jepang. China menduduki peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor Jepang dengan nilai ekspor sebesar US$ 199,25 juta (17%), dan Amerika Serikat di peringkat kedua dengan nilai ekspor sebesar US$ 191,39 juta (16%). Thailand menyusul di peringkat ketiga dengan nilai ekspor sebesar US$ 181,62 juta (15%), dan Vietnam di peringkat keempat dengan nilai ekspor sebesar US$ 142,89 juta (12%). Sementara itu, kegiatan ekspor Perikanan Jepang ke Dunia selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 2.7. Ekspor Perikanan Jepang ke Dunia pada tahun 2008 adalah sebesar US$ 1,15 milyar. Walaupun nilai ekspor tersebut sempat mengalami penurunan pada tahun 2009 ketika krisis ekonomi global terjadi, secara keseluruhan jumlah tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. 19 b. Impor Jepang. Gambar 2.8 menunjukkan perbandingan jumlah impor Perikanan Jepang dari berbagai negara pada tahun 2012. Impor Jepang dari Dunia adalah sebesar US$ 13,94 milyar pada tahun 2012. Chili merupakan negara pemasok perikanan ke Jepang yang terbesar dengan nilai impor sebesar US$ 1,52 milyar (11%). Rusia berada pada peringkat kedua dengan nilai impor US$ 1,52 milyar (11%), dan Amerika Serikat pada peringkat ketiga dengan nilai impor US$ 1,42 milyar (10%). Sementara itu, kegiatan impor perikanan Jepang dari Dunia selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 2.9. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa impor Perikanan Jepang yang sebelumnya dikuasai oleh Amerika Serikat, kini terbagi sama rata ke Chili dan Rusia. Berdasarkan data dari ITC juga, trend impor perikanan Jepang selama periode yang sama mengindikasikan pertumbuhan positif sebesar 6,00. 20 2. Potensi Pasar Ekspor Perikanan Jepang Setelah menganalisa data impor dan ekspor perikanan Jepang dengan Dunia, maka dapat disimpulkan bahwa: Jepang merupakan salah satu negara pengimpor produk perikanan yang 21 terbesar di dunia, selain Amerika Serikat. Jepang dan Amerika Serikat melakukan impor produk perikanan dalam jumlah yang relatif sama besar. Data ekspor Jepang menunjukkan bahwa Jepang melakukan ekspor produk perikanan dalam jumlah yang relatif jauh lebih kecil dari impor produk perikanannya. Berdasarkan data impor dari tahun 2008-2012, dapat dilihat bahwa impor Perikanan Jepang cenderung mengalami pertumbuhan selain pada tahun 2009 di mana krisis ekonomi global terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar impor perikanan Jepang memiliki peluang untuk meningkat di tahun-tahun mendatang. Selain itu, negara pemasok produk perikanan tersebut yang sebelumnya dikuasai oleh Amerika Serikat secara perlahan mulai terbagi rata ke Chili dan Rusia dalam 5 tahun terakhir. Tabel 2.1 menunjukkan hubungan bilateral Indonesia-Jepang untuk kegiatan ekspor-impor produk perikanan pada tahun 2012 dan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Tabel 2.1 Ekspor Perikanan Indonesia ke Jepang Tahun 2012 Kode HS '0306 '0302 '0305 '0303 '0304 '0307 '0301 '0308 Uraian Crustaceans Fish, fresh, whole Fish,cured or smoked and fish meal fit for human consumption Fish, frozen, whole Fish fillets and pieces, fresh, chilled or frozen Moluscs Live fish Aquatic invertebrates other than crustaceans and molluscs, live, fresh, chilled, frozen, d 121220; '121221; Seaweeds and other algae '121229 Sumber : ITC (Satuan Juta US$) Impor Ekspor INA Ekspor INA Jepang dari ke Dunia ke Jepang Dunia 1206.544 3071.227 365.505 206.28 736.234 89.808 126.372 301.89 82.401 519.856 4223.785 66.223 423.213 3318.207 58.366 197.431 60.555 1498.282 536.942 10.574 2.688 12.82 254.107 1.559 134.155 243.565 1.277 22 Ekspor terbesar Indonesia untuk produk perikanan adalah ekspor udang yang menunjukkan pangsa pasar sekitar 50% dari total ekspor produk perikanan. Ekspor produk ikan Indonesia ke Jepang paling banyak dalam bentuk ikan beku dan ikan fillet. Indonesia hanya melakukan ekspor rumput laut ke Jepang dalam jumlah yang sangat kecil, dibandingkan dengan kapasitas ekspor rumput laut Indonesia. Indonesia belum mampu mengekspor bulu babi (termasuk dalam HS 0308), sementara Jepang mengimpor produk tersebut dalam jumlah besar. 3. Kebijakan Impor Produk Perikanan di Jepang A. Peraturan impor terkait dengan produk perikanan adalah (1) Foreign Exchange and Foreign Trade Act, (2) Food Sanitation Act, (3) Customs Act, dan (4) Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources. i. Foreign Exchage and Foreign Trade Act. Import quota – Import approval – Import acknowledgement merupakan 3 hal yang perlu diperhatikan untuk impor produk perikanan. Bergantung pada jenis produk perikanan yang ingin diekspor ke Jepang, salah satu maupun semua dari dokumen persyaratan tersebut harus dipenuhi. ii. Food Sanitation Act (FSA). Sesuai dengan Peraturan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan No. 370 mengenai “Standards and Criteria for Food and Additives” dalam kerangka Food Sanitation Act, makanan laut merupakan salah satu produk yang harus menjalani tes wajib di bawah kewenangan Menteri Kesehatan Jepang. Hasil laut dari negara tertentu perlu diperiksa kadar zat kimia tertentu yang dicurigai melebihi batas. Misalnya, udang hasil budidaya dari Thailand perlu diperiksa kadar “oxolinic acid”-nya. Apabila pada pemeriksaan lebih lanjut ditemukan pelanggaran penggunaan zat aditif yang dilarang atau melebihi batas yang ditentukan, maka pihak 23 pengekspor/pengimpor bertanggung jawab atas pengiriman kembali atau pembuangan. iii. Customs Act. Berdasarkan peraturan ini, barang impor harus sesuai dengan kandungan yang tertera pada label kargo barang tersebut. iv. Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources. Berdasarkan hukum ini, label yang menunjukkan bahan dasar kaleng, botol, maupun wadah lain yang digunakan sebagai wadah atau bungkus makanan harus dicantumkan. Selain itu, daur ulang wadah atau bungkus tersebut juga menjadi tanggung jawab dari pihak importir B. Peraturan penjualan produk adalah (1) Food Sanitation Act, (2) Product Liability Act, (3) Act on Specified Commercial Trancsactions, dan (4) Act on the Promotion of Sorted Garbage Collection and Recycling of Containers and Packaging. i. Food Sanitation Act (FSA). Berdasarkan peraturan ini, dilarang menjual produk yang mengandung zat aditif yang dilarang maupun melebihi batas, ataupun produk yang tidak higienis. Produk makanan yang dijual di Jepang wajib mencatumkan label sebagaimana yang telah diatur dalam FSA, di mana pengawet makanan, informasi alergi, bahan produk, dan modifikasi genetic wajib dicantumkan. ii. Product Liability Act. Peraturan ini antara lain mencakup kewajiban perusahaan atau importir apabila terjadi kerusakan produk atau kerugian pada konsumen, meskipun konsumen telah menggunakan produk sebagaimana mestinya. Makanan laut yang dijual sebagai processed-food diatur dalam peraturan ini dan perusahaan atau importir bertanggung jawab apabila terjadi keracunan makanan, atau terjadi kerusakan atas isi maupun kemasan produk. iii. Act on Specified Commercial Transactions. Penjualan jagung melalui 24 mail-order, chain-sales, telemarketing, dsb diatur dalam peraturan ini. iv. Act on the Promotion of Sorted Garbage Collection and Recycling of Containers and Packaging. Berdasarkan peraturan ini, produk harus dikemas dengan wadah yang dapat didaur ulang. Perusahaan skala kecil dikecualikan dari peraturan ini. C. Daftar Instansi terkait Peraturan Impor Produk Perikanan Foreign Exchange and Foreign Trade Act Trade Control Department, Policy Trade Division, and Trade Economic Control TEL: +81-3-3501-1511 Cooperation http://www.meti.go.jp Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry Food Sanitation Act Inspection and Safety Division, Department of Food TEL: +81-3-5253-1111 Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau, http://www.mhlw.go.jp Ministry of Health, Labour and Welfare Customs Tariff Act Customs and Tariff bureau, Ministry of Finance Japan TEL: +81-3-3581-4111 http://www.mof.go.jp Act for Standardization and Proper Labeling of Agricultural and Forestry Products Labelling and Standards Division, Food Safety and TEL: +81-3-3502-8111 Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture, http://www.maff.go.jp Forestry and Fisheries Measurement Act Measurement and Intellectual Infrastructure Division, Industrial Science and Technology Policy and TEL: +81-3-3501-1511 http://www.meti.go.jp 25 Environment Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry Health Promotion Act Food and Labeling Division, Consumer Affairs Agency TEL: +81-3-3507-8800 http://www.caa.go.jp Act against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations Representation Division, Consumer Affairs Agency TEL: +81-3-3507-8800 http://www.caa.go.jp Product Liability Act Consumer Safety Division, Consumer Affairs Agency TEL: +81-3-3507-8800 http://www.caa.go.jp Act on Specified Commercial Transactions Consumer Advice Office, Ministry of Economy, Trade and Industry TEL: +81-3-3501-1511 http://www.meti.go.jp Consumer Safety Division, Consumer Affairs Agency TEL: +81-3-3507-8800 http://www.caa.go.jp Act on the Promotion of Sorted Garbage Collection and Recycling of Containers and Packaging/Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources Recycling Promotion Division, Industrial Science and TEL: +81-3-3501-1511 Technology Policy and Environment Bureau, Ministry http://www.meti.go.jp of Economy, Trade and Industry Office for Recycling Promotion, Waste Management and Recycling Department, Ministry of TEL: +81-3-3581-3351 the http://www.env.go.jp Environment Food Industry Policy Division, General Food Policy TEL: +81-3-3502-8111 Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries http://www.maff.go.jp 26 Unfair Competition Prevention Act/Trademark Act Intellectual Property Policy Office, Economic and TEL: +81-3-3501-1511 Industrial Policy Bureau, Ministry of Economy, Trade http://www.meti.go.jp and Industry General Affairs Division, Japan Patent Office, Ministry TEL: +81-3-3581-1101 of Economy, Trade and Industry http://www.jpo.go.jp 4. Saluran Distribusi Makanan Laut di Jepang Gambar 2.10 menunjukkan alur distribusi produk makanan laut impor dari perusahaan di luar negeri sampai ke tangan konsumen di Jepang. Gambar 2.10. Alur distribusi produk makanan laut di Jepang dari produsen di luar negeri sampai ke tangan konsumen Sumber : Fuji Keizai Research Data 27 5. Hambatan Lainnya i. Standar Kualitas dan Budidaya Produk Makanan Laut. Untuk beberapa produk, kualitas produk Indonesia kalah bersaing dengan negara lain. Misalnya, untuk kepiting laut, dapat dilihat pada Gambar 2.11 bahwa produk kepiting Indonesia kalah bersaing dengan Rusia dan Kanada dengan snow crab-nya yang sangat disukai oleh orang Jepang. Selain itu, untuk produk bulu babi (sea urchin), di Indonesia masih sedikit sekali usaha pembudidayaan bulu babi, sedangkan masyarakat Jepang sangat menghargai cita rasa telur dari hewan laut yang satu ini. Di Indonesia, bulu babi sering dianggap sebagai hama bagi budidaya rumput laut, bahkan para nelayan yang tanpa sengaja menangkap bulu babi sering kali membuang dengan cara menguburnya di pasir. ii. Standar Higienis Produk Makanan Laut. Jepang menetapkan standar kebersihan yang cukup tinggi dalam Food Sanitation Act. Sangat perlu diperhatikan kadar bahan kimia maupun antibiotik yang terkandung di dalam 28 produk makanan laut, agar kejadian pada tahun 2007 di mana kerang impor dari Korea mengandung level insektisida di atas batas, tidak terulang. Karena kejadian ini, impor atas produk tersebut menurun secara drastis di tahun-tahun berikutnya. Para pelaku usaha Indonesia diharapkan mendapatkan bimbingan dan arahan dari pemerintah untuk dapat memenuhi ketentuan standar yang berlaku di Jepang. iii. Negara Pesaing. Tabel 2.2 menunjukkan nilai impor udang beku ke Jepang. Dapat dilihat bahwa ekspor udang beku (HS 030613) Indonesia bersaing ketat dengan Vietnam, Thailand, dan India, baik dari segi jumlah ekspor maupun harga satuannya. Keempat negara pengekspor udang beku terbesar ke Jepang tersebut juga mendapat perlakuan yang sama dalam segi tarif bea masuk. Begitu pun dengan ekspor ikan tuna (HS 030234) ke Jepang, di mana Tabel 2.3 menunjukkan persaingan jumlah ekspor ikan tuna ke Jepang. Tabel 2.2 Jumlah Ekspor dan Harga Satuan Produk Udang Beku ke Jepang Tahun 2012 Negara Vietnam Indonesia Thailand India Impor Tahun Share Impor Harga satuan 2012 (juta USD) 2012 (%) (USD/ton) 397.166 18.6 11758 376.308 17.6 11965 339.056 15.9 9605 255.313 12 9233 Tabel 2.3 Jumlah Ekspor dan Harga Satuan Produk Bigeye Tuna ke Jepang Tahun 2012 Impor Tahun Share Impor Harga Satuan 2012 (juta USD) 2012 (%) (USD/ton) Indonesia 77.663 50.7 10669 Sri Lanka 16.582 10.8 10782 Palau 12.839 8.4 11392 Vietnam 10.636 6.9 13976 Sumber : ITC Negara 29 BAB III. PELUANG DAN STRATEGI 1. Peluang a. Ekspor Produk dalam Bentuk Alternatif. Berdasarkan Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa untuk ekspor produk udang non-beku ke Jepang, Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara tetangga dari segi jumlah, namun produk udang non-beku Indonesia masih jauh lebih murah dari negara-negara tersebut. Salah satu alasan yang dapat dikemukakan adalah sulitnya teknologi transportasi untuk udang non-beku tersebut. Bila Indonesia dapat mengatasi masalah transportasi ini, maka kualitas udang Indonesia yang sudah terkenal di Jepang dengan jumlah ekspor udang beku yang melampaui 300 juta USD, akan mampu menarik perhatian pasar Jepang juga untuk kategori udang non-beku. Tabel 3.1. Jumlah Ekspor dan Harga Satuan Produk Udang Non-Beku ke Jepang Tahun 2012 Jumlah Impor Share Impor Harga Satuan 2012 (juta USD) 2012 (%) (USD/ton) China 15.324 50.4 10761 Taiwan 7.65 25.2 41129 Vietnam 4.865 16 8359 Filipina 1.653 5.4 11892 Indonesia 0.047 0.2 6714 Sumber : ITC Negara b. Pertumbuhan Permintaan Pasar Jepang. Di Bab 2 telah kita bahas mengenai pertumbuhan pasar impor produk laut Jepang dalam 5 tahun terakhir ini. Bila dicermati lebih lanjut, tidak semua produk konsisten mengalami peningkatan. Ada produk yang cenderung stagnan atau bahkan menurun, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Ikan beku, ikan segar, udang-udangan, kerang-kerangan, ikan olahan, dan ikan hidup cenderung mengalami penurunan atau stagnan, sedangkan ikan fillet, rumput laut, dan bulu babi (yang merupakan komposisi terbesar impor Jepang untuk produk HS 0308, Aquatic invertebrates other than crustaceans and mollusks, live, fresh, 30 chilled, frozen) mengalami peningkatan dalam jumlah impor. Akan tetapi, untuk produk rumput laut dan bulu babi, Indonesia masih belum bannyak melakukan kegiatan perdagangan dengan Jepang. Mengamati fenomena ini, Indonesia memiliki peluang untuk merambah pasar impor produk makanan laut Jepang yang sedang meningkat ini. c. Merambah Pangsa Pasar Baru. Seperti yang dibahas pada poin di atas, Jepang cenderung mengalami peningkatan impor untuk produk rumput laut dan bulu babi. Indonesia sendiri merupakan negara pengekspor rumput laut ketiga terbesar di dunia (8.86% dari seluruh ekspor rumput laut dunia), namun rumput laut Indonesia sebagian besar diekspor ke China dengan harga satuan relatif rendah, yaitu 732 USD/ton. Impor rumput laut Jepang sendiri 50% berasal dari China dengan harga satuan yang relatif tinggi, yaitu sebesar 4,794 USD/ton. Pengalihan ekspor rumput laut dari China ke Jepang akan memberikan nilai tambah ekspor yang besar bagi Indonesia. Sedangkan untuk bulu babi, para nelayan maupun pengusaha produk makanan laut Indonesia diharapkan dapat menyadari nilai tinggi dari bulu babi. 31 2. Strategi a. Menghargai produk makanan laut yang jarang atau tidak dikonsumsi di Indonesia. Salah satu contoh paling riil untuk penerapan strategi ini adalah babi laut yang dibahas dalam bab peluang. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu eksportir utama produk ini apabila dikembangkan dengan baik. b. Meningkatkan mutu. Salah satu alasan ketidakmampuan Indonesia untuk mengekspor rumput laut ke Jepang, di mana rumput laut dihargai dengan nilai tinggi, adalah rendahnya kualitas rumput laut produksi Indonesia, seperti yang dibahas dalam publikasi IPB berikut (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14083). Nilai dari rumput laut akan sangat berbeda ketika diekspor dalam bentuk mentah, atau dalam bentuk olahan. Peningkatan mutu produksi rumput laut Indonesia akan berefek positif pada bertambahnya nilai dari rumput laut itu sendiri, dan ekspor kualitas rendah rumput laut ke China dapat diarahkan ke Jepang, di mana rumput laut dihargai dengan nilai yang tinggi. c. Memenuhi standar berlaku. Jepang mewajibkan produk makanan laut impor untuk memenuhi standar yang ditetapkan dalam Food Sanitation Act. d. Bekerja sama dengan importir berpengalaman. Bagi pengusaha baru di bidang ini sebaiknya berkerja sama dengan perusahaan importir yang berpengalaman menangani makanan laut dan produk olahan makanan laut. e. Pengamanan kapasitas pasokan produk. Perusahaan pengolahan makanan laut di Jepang menganggap pasokan bahan makanan laut sebagai suatu tantangan. Eksportir yang mampu menjawab tantangan ini secara konsisten berpotensi untuk berkembang menjadi pilihan utama perusahaan importir di Jepang. f. Berpartisipasi dalam pameran dagang. Pameran yang memiliki keterkaitan 32 dengan produk makanan laut dilaksanakan setiap tahun di Jepang. Para pengusaha di Indonesia diharapkan dapat turut berpartisipasi mengikuti pameran tersebut guna memperkenalkan dan meningkatkan pemasaran produk dimaksud di Jepang. g. Proaktif dengan perwakilan dagang di luar negeri. Para nelayan/pengusaha/asosiasi terkait komoditi produk perikanan Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang Luar Negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi mengenai pasar, pameran, dan perkembangan komoditi produk perikanan. h. Menjalin kerjasama dengan asosiasi setempat. KADIN ataupun Asosiasi pengusaha produk perikanan Indonesia dapat menghubungi Asosiasi di Jepang untuk menjalin kerjasama yang nantinya menjadi wadah untuk bertukar informasi dan saling mempelajari lebih dalam mengenai standar atau mutu yang diterapkan pemerintah Jepang. 33 BAB IV. INFORMASI PENTING 1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Konsulat Jenderal Jepang Medan Duta Besar : Yoshinori KATORI Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia HASHI Wisma BII, 5th Floor, Phone : (62-21) 3192-4308 Diponegoro Fax : (62-21) 3192-5460 Sumatera Utara, Indonesia Website : www.id.emb-Jepang.go.jp No. 18, Jl. Medan, Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-061) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang Jakarta Konsulat Jenderal Jepang Makasar Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Address Jakarta Pusat 10350, Indonesia : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Phone : (62-21) 3192-4308 Makasar, Indonesia Fax : (62-21) 3192-5460 Phone : (62-411) 871-030, 872-323, 851-882 Fax : (63-61) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang Surabaya Konsul Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Jenderal : Masaaki TAKANO Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Jl. Sumatera 93, Surabaya, Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Renon, Denpasar, Indonesia Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Phone : (62-361) 227-628 Fax Fax : (62-31) 503-0007 : (62-21) 231-308, 265-066 2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan Fukuyama Chamber Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City T : (813) 3283 7523 Hiroshima-Prefecture F : (813) 3216 6497 Japan W: www.tokyo-cci.or.jp/ of 720-0067 T : (818) 4921 2345 34 E: [email protected] F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E: [email protected] Hiroshima Chamber of Commerce Kawasaki Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku and Industry Hiroshima 730 Japan 11-2, Ekimae Honcho, T : (818) 2222 6610 Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan F : (818) 2211 0108 T : (814) 4211 4111 W : ww.hiroshimacci.or.jp/ F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Okinawa Chamber of Commerce Industry and Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi Karasumadori Nakakyo-ku 604, 904 Japan T : (819) 8938 8022 Japan T : (817) 5212 6450 F : (819) 8938 2755 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ W : www.okinawacci.or.jp E: [email protected] E: [email protected] 3. Asosiasi Makanan Laut di Jepang Japan Fisheries Association [email protected] Phone : +81-3-3585-6681 www.suisankai.or.jp National Cooperative Association of Squid Processors [email protected] Phone : +81-3-3834-3731 www.zen-ika.com/index.html National Federation of Minced and Steamed White Fish Meat Manufacturers Cooperatives [email protected] Phone : +81-3-3851-1371 www.zenkama.com 35 National Federation of Processed Seafood Manufacturers Cooperatives [email protected] Phone : +81-3-3662-2040 www.zensui.jp Japan Fish Traders Association [email protected] Phone : +81-3-5280-2891 www.jfta-or.jp 4. Daftar Pameran Makanan Laut di Jepang Overall Food Products FOODEX (Maret, di Tokyo) http://www3.jma.or.jp/foodex/ja TEL: +81-3-3434-3453 http://www.ifiajapan.com/2013/en/index.html IFIA JAPAN (Mei, di Tokyo) TEL: +81-3-6459-0444 Supermarket Trade Show http://www.smts.jp (Februari, di Tokyo) TEL: +81-3-5209-1056 Exhibition of Seafood and Processed Products Japan International http://exhibitiontech.com/seafood Seafood and Technology TEL: +81-3-5775-2855 Expo (Februari, di Osaka) 5. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo ITPC Osaka Duta Besar : Muhammad Lutfi Kepala : Rosiana C. Frederick Atase Perdagangan : Julia G. Wakil : Eko Priyantoro Silalahi ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Center Shinagawa-ku, Tokyo-to, 141-0022, 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Japan Osaka 559-0034, Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Tel : (81-6)-66155350 Fax : (+81-3) 3447-1697 Fax : (81-6)-6615-5351 Email : [email protected] Website : http://www/itpc.or.jp Website : Email : [email protected] www.indonesianembassy.jp 36 KJRI Osaka Konsul Jenderal : Ibnu Hadi Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872 Email : [email protected] Website : www.indonesia-osaka.org 6. Daftar Importir Makanan Laut di Jepang No. Perusahaan Alamat Telepon Fax 1 Toho Bussan Shiba Park A-8F, 2-4-1 +81-3-3438-5711 +81-3-3438-5740 Kaisha Ltd. Shibakouen, Tokyo Ebino Daimaru 1-16, 4-chome, Yahataya +81-78-261-8937 +81-78-252-2370 Co., Ltd. dori,Chuoku, Kobe City, +81-6-6764-5171 +81-6-6764-5181 +81-6-6461-0987 +81-6-6461-4445 +81-59-354-5411 +81-59-354-3447 2 Hyogo 651-0085 3 K. Onishi & 9-27 Higashikozucho, Co.,Ltd. Tennoji-Ku, Osaka 543-0021 4 Oki Products 2-1-38, Nishikujo, Co., Ltd. Konohanaku, Osaka 554-0012 5 Kohyo Co.,Ltd. 5-4-19 Shinsho, Yokkaichi, Mie 510-0064 6 Yokohama 1 Yamauchicho, Maruuo Co.,Ltd. Kanagawaku, Yokohama +81-50-5541-1810 +81-45-459-2898 221-0054 7 8 Kibun Trading 2-1-7 Kaigan, Minatoku, Inc. Tokyo Nomura Foods Kamitanicho Central Supply Co., Ltd. Press 7F, 4-3-13, +81-3-6891-7203 +81-3-3438-7830 +81-3-3438-7715 +81-3-5540-3210 +81-3-5540-6262 +81-3-5214-6230 +81-3-5214-6231 Toranomon, Minatoku,Tokyo 9 10 T.O Food Fudou Yachobori 101, Research Co., 1-7-1 Minato, Chuoku, Ltd. Tokyo 104-0043 Robson Corp. Nibancho Kashu Building, 4-3 Nibancho, Chiyodaku, 37 Tokyo 102-0084 11 Koyo Trading, Daiko Bldg. 7F Ltd. 12-8,Tsukiji 2-chome, +81-3-3542-1511 +81-3-3542-1512 +81-3-5566-4681 +81-3-5566-4660 Chuoku, Tokyo 104-0045 12 Life Foods Co., 3-5-10 Central Ltd. Shintomicho Building, Minato, Chuoku, Tokyo, 104-0043 13 Nishimoto 1-30-5,Hamamatsucho, +81-3-3438-5652 Trading Co., Ltd. Minatoku, Tokyo 105-0013 14 Zensui Co., Ltd. Ningyocho MS-2 Bldg., +81-3-3662-2411 +81-3-3662-2415 3-5-4, NihonbashiNingyocho, Chuoku, Tokyo 103-0013 15 16 Chugai Shokuhin 3-13-5, Tsukiji, Chuoku, Co., Ltd. Tokyo Dohsui Co., Ltd. 27-5, Toyokawa-cho, +81-3-3542-6671 +81-138-22-7136 +81-138-22-3777 Hakodate City, Hokkaido 17 Hohsui Corp. 5-2-1 Tsukiji, Chuoku, +81-3-3543-3536 Tokyo 18 Hasebe Co., Ltd. 1-20-7 Shiomi, Etoku, +81-3-3644-8881 +81-3-3644-7007 +81-3-5466-4700 +81-3-5466-4740 Tokyo 19 Happy World Inc. 6-19-14 Jingumae, Shibuyaku, Tokyo 150-0001 20 Marine Foods 11th Floor, Think Park Co., Ltd. Tower, 2-1-1 Osaki, +81-3-6420-1155 Shinagawaku, Tokyo, 141-6011 38 REFERENSI 1. Kementerian Perdagangan, September 2013. www.kemendag.go.id 2. Kementerian Luar Negeri, September 2013. www.kemlu.go.id 3. 4. International Trade Center (ITC), September 2013. www.trademap.org 5. Japan External Trade Organization, September 2013. www.jetro.co.jp 6. Japan Customs, September 2013. www.customs.go.jp 7. Ministry of Finance Japan, September 2013. www.mof.go.jp 8. World Trade Organization, September 2013. www.wto.org 9. NHK, September 2013. http://www2.ttcn.ne.jp/honkawa/0332.html 10. National Research Institute of Fisheries Science, Fisheries Research Agency, September 2013. http://nrifs.fra.affrc.go.jp/news/news19/yosinaga.htm 11. Institut Pertanian Bogor, September 2013. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14083 11. Wikipedia, September 2013. www.wikipedia.org 39