MODEL PEMBELAJARAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERDAS CERMAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYURESMI MAKALAH OLEH: TAUFIK FIRDAUS NIM.10.21.1034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 MODEL PEMBELAJARAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERDAS CERMAT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYURESMI Taufik Firdaus NIM.10.21.1034 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Skripsi ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa pembelajaran berbicara merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh siswa karena mereka menganggap bahwa kalimat atau pernyataan yang akan mereka ungkapkan harus baik dan benar sehingga ada rasa takut untuk mengemukakan sesuatu, akibatnya kemampuan berbicara mereka sangat rendah ketika mereka harus berbicara di depan umum. Permasalahan utama yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kemampuan penulis dalam mengajarkan berbicara dengan menggunakan teknik cerdas cermat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuresmi tahun pelajaran 2011/2012?, (2) Apakah teknik cerdas cermat berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII?, (3) Efektifkah teknik cerdas cermat digunakan dalam pembelajaran berbicara? Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik cermat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuresmi tahun pelajaran 2011/2012 sebagai populasi terdiri atas kelas VIII - 1 sampai kelas VIII - 8. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel. Adapun yang di jadikan sampel pada penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII - 1 yang berjumlah 35 orang. Untuk memperoleh data tentang kemampuan menyampaikan pendapat, penulis mengadakan kerja sama dengan guru kelas VIII dengan mencoba melakukan pembelajaran dengan teknik cermat untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat, Siswa melewati tiga siklus dalam tiga pertemuan. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian itu, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu : (1) Kemampuan penulis dalam mengajarkan keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerdas cermat dalam upaya meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuresmi tahun pelajaran 2011/2012 berada dalam taraf baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh penulis dari penilaian guru pengamat. (2) Pembelajaran dengan teknik " Cerdas cermat " memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II. Kategori nilai A pada siklus I mencapai 3% sedangkan pada siklus ke II mencapai 37% yang berarti ada kenaikan 34%, (3) Pembelajaran dengan teknik " Cerdas Cermat " cukup efektif dibanding dengan teknik ceramah dalam pembelajaran berbicara khususnya pada kelas VIII SMP Negeri I2 Banyuresmi. Teknik cerdas cermat dapat membawa para siswa lebih aktif dan mampu mendidik para siswa menggunakan bahasa yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar guru lebih kreatif dalam memilih metode atau teknik pembelajaran yang digunakan untuk mengajar dengan tidak terpaku pada satu metode atau satu teknik pembelajaran, sehingga dapat menarik perhatian siswa. Kata Kunci : Menyampaikan Pendapat / Cerdas Cermat PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yakni menyimak,berbicara,membaca,menulis. Empat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan. Salah satu aspek yaitu berbicara, merupakan keterampilan berbahasa yang memiliki manfaat bagi kehidupan di samping keterampilan berbahasa yang lainnya. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik. Sebah'knya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun kata-kata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Bicara adalah pengucapan; yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Keerhpat aspek keterampilan berbahasa itu merupakan aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai dari pendidikan bahasa Indonesia disetiap sekolah. Dalam pelaksanaannya aspek keterampilan berbicara untuk menyampaikan pendapat selalu berjalan beriringan. Kemampuan mendengar tentunya lawan dari kemampuan berbicara, di sini pendengar sebagai pihak yang berusaha mengerti terhadap yang disampaikan oleh lawan dengarnya dalam hal ini si pembicara. Untuk mengerti apa yang disampaikan oleh si pembicara tidak terlepas dari kemampuan untuk memberi perhatian terhadap hal yang disampaikan oleh si pembicara. KAJIAN TEORITIS DAN METODE Pengertian Berbicara Dalam Kamus Linguistik disebutkan bahwa berbicara adalah "perbuatan yang menghasilkan bahasa untuk berkomunikasi, sebagai salah satu keterampilan dasar dalam berbahasa" (Kridalaksana, 1982: 25). Berbicara adalah "suatu peristiwa menyampaikan maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tertentu terpahami oleh orang lain" (keterampilan berbicara dan pengajarannya dalam Kartini, 1985: 7). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan berbicara adalah: a. berkata, bercakap, berbahasa; b. melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb); berunding (Poerwadarminta, 1986: 136) Demikianlah bahwa pada dasarnya berbicara adalah sarana atau alat bagi manusia untuk mengekspresikan diri, untuk mengungkapkan gagasan-gagasan, perasaan, pikirannya dengan menggunakan kata-kata atau bahasa lisan. Pengertian Pemebelajaran berbicara Pemebelajaran berbicara adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang mempelajari penyampai maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa, sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Pengertian Teknik cerdas cermat Teknik cerdas cermat merupakan jenis teknik yang dapat meningkatkan keaktifan berbicara seseorang termasuk pada siswa. Teknik ini dapat dipakai dalam sebuah pembelajaran bahasa Indonesia untuk menunjang pembelajaran dan mempertajam keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama untuk penelitian dan decision maker tentang variabel yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan, Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi/kejadian yang berkaitan dengan tindakan yang beikaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. studi pendahuluan/identifikasi masalah 2. pelaksanaan tindakan a. Tes kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan teknik Cerdas Cermat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada setiap siklus; b. Observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan kategori pengamatan yang telah ditetapkan pada setiap siklus ; c. Jurnal siswa yang menggambarkan pemahaman dan kesan siswa terhadap pembelajaran menggunakan teknik Cerdas Cermat; d. Catatan lapangan yang merupakan harian yang ditulis oleh guru segera setelah pembelajaran berakhir; 3. Analisis dan refleksi pada setiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Perencanaan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 2 Banyuresmi kelas VIII-1 yang merupakan sekolah tempat penulis melaksanakan Program Latihan Profesi pada tahun ajaran 2011/2012. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran berbicara dalam menyampaikan pendapat. Pokok bahasan yang peneliti pilih adalah beribacara sedangkan sub pokok bahasannya adalah menyampaikan pendapat. Dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan teknik cerdas cermat sebagai teknik untuk menarik perhatian siswa menjadi lebih aktif dalam berbicara. Penelitian dan observasi dilakukan pada hari Selasa, Rabu, Kamis, Observasi ini dilaksanakan dalam dua tahap. Taliap pertma adalah wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VIII-1 yaitu Ibu Sumiati, S.Pd didapat keterangan bahwa selama ini pelajaran berbicara masih banyak yang tak diajarkan secara detail. Setelah melakukan wawancara, peneliti melakukan pembelajaran melalui siklus-siklus. Penelitian tindakan kelas merupakan refleksi diri secara berulang yang membentuk silklus perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan ulang. PTK menuntut ulang agar guru menyadari proses yang dapat menyempurnakan proses belajar mengajar sampai pada peningkatan hasil belajar mengajar sampai pada peningkatan belajar siswa. PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur ulang (siklus) yang digambarkan utuk melukiskan siklus 51 demi siklus yang akan memperlihatkan adanya kemajuan maupun peningkatan. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Kegiatan penelitian kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus pertama terdapat dua kali pertemuan dan pada siklus kedua terdapat saru kali pertemuan. Jumlah dalam dua siklus adalah tiga pertemuan. Adapun alokasi waktu tiap-tiap pertemuan adalah (2 x 40 menit). Pelaksanaan tindakan ini berlangsung dari tanggal 25, 26, 27 Mei dilaksanakan had selasa, rabu, kamis, Pelaksanaan setiap siklus dapat dilihat ari uraian berikut. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I Pertemuan ke-1 Siklus I Pertemuan ke-1 siklus I dilaksanakan pada tanggal 25, 26, 27, Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada pukul 10.00 - 11.20 WIB. Kelas yang peneliti gunakan adalah kelas VIII-1 yang berjurnlah 35 orang, namun ada seorang siswa yang tidak hadir sehinga jumlahnya tinggal 34 orang. Adapun observasi yang menilai aktivitas guru dan siswa adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negri II Banyuresmi. Pada awal pembelajaran peneliti mempresentasikan kehadiran siswa dan mengkondisikan keadaan kelas sehingga siap untuk dilakukan observasi. Penelitipun memulai kegiatannya dengan membagi siswa ke dalam 6 kelompok, tiap-tiap kelompok berjumlah 5 sampai 6 orang. Peneliti pun menjelaskan lomba Cerdas Cermat yang sering dilakukan sekolah-sekolah dan sering ditonton melalui televisi. Peneliti pun mulai mengajak siswa untuk melakukan kegiatan lomba Cerdas Cermat, yaitu lomba menjawab pertanyaan secara cepat dan tepat. Pertanyaan yang akan diajukan adalah pertanyaanpertanyaan yang memerlukan jawaban cukup panjang, dan mengandung gagasan siswa, pendapat siswa mengenai suatu hal. Dari penjelasan tersebut, tentulah siswa ditunrut berfikir cukup luas dan global, serta harus disertai kemampuan berbicara yang aktif. Setiap jawaban yang dilontarkan siwa, akan dinilai oleh kelompok lain yang tidak mengikuti lomba. Dalam lomba ini. kelas akan dibagi menjadi beberapa bagian. Kelompok pertama yang akan betanding adalah kelompok 1, 2 dan 3, selanjutnya kelompok kedua adalah kelompok 4,5,6. Kelompok I akan dinilai leh kelompok 4, kelompok 2 akan dinilai oleh kelompok 5, kelompok 3 akan dinilai oleh kelompok 6, begitupun sebaliknya. Perencanaan Siklus II Perencanaan tindakan pembelajaran siklus II ini bertujuan memperbaiki kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan pendapat pada siklus sebelumnya.Setelah siklus I dilakukan,penelitian dilakukan pada siklus ke-2 ini adalah mengikuti kegiatan lomba cerdas cermat kerabali untuk memperbaiki siklus sebelumnya. Peneliti mengingatkan siswa agar tidak mengulangi kembali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, khususnya dalam berbahasa dan berbicara. Evaluasi yang digunakan pada pembelajaran ini adalah evaluasi proses dan hasil guna melihat keaktifan siswa dalam berbicaraan menyampaikan pendapat. Refleksi dilakukan dengan membagikan jurnal siswa. Peneliti melakukan authentic assessment (penilaian yang sebenarnya) pada kemampuan berbicara siswa. Pelaksanaan dan Observasi Siklus II Siklus ke II pertemuan ke-2. Pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran yaitu 2x40 menit,pada pukul 10.00-11.20 WIB.Kelas yang dipakai peneliti adalah kelas VIII-1 Smp Negeri 2 Banyuresmi. Adapun observer dan penilai adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,Ibu Sumiyati,S.pd. Sebelum memulai pembelajaan,guru mengkondisikan siswa agar suasana pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Waktu yang dipakai unruk mengkondisikan kelas dan mempresensi siswa waktu 25 menit, karena jam pelajaran pertama saat masuk sekolah,siswa masih ada yang terlambat masuk dan kondisi kelas masih kaku. Penehti pun mengefektifkan waktu agar tidak terbuang percuma. Setelah mengucapkan salam dan do'a awal pembelajaran, peneliti mulai merefleksikan kegiatan sebelumnya. Pada pertemuan ke-2 ini ada 4 siswa yang tidak hadir dengan alasan sakit. Jadi, jumlah siswa menjadi 31. Peneliti pun melakukan lomba Cerdas Cermat. Kelompok 4, 5, 6, mendapat giliran pertama lomba, dan berlangsung selama 25 menit. Kelompok penlai adalah kelompok 1, 2, 3, yang kemudian menjadi peserta lomba yang ke 2 selama 20 menit. Kemudian setelah , mendapatkan hasil penilaian dan juara, peneliti mengkondisikan kelas menjadi netral seperti semula. Waktu yang tersisa selama 5 menit, dipergunakan untuk menyimpulkan hasil kegiatan pada pertemuan yang sudah berlangsung, dan memberikan kesempatan unruk bertanya. Akhirnya, peneliti membagikan jurnal siswa dan meminta mereka untuk mengisinya. Setelah selesai, peneliti mengakhiri pertemuan dengan salam penutup. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini sudah dilakukan pada dua siklus dalam tiga pertemuan. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya peningkatan pada setiap siklus. Dari siklus-siklus yang telah dilakukan peneliti rnendapat hasil yang bervariasi. Hasil penilaian berbicara mengalami peningkatan cukup pesat, ada pula yang lambat, dan bertahap. Kesulitan yang dialami cukup banyak. Ada kendala dari dalam di antaranya siswa yang kurang berkonsentrasi pada pembelajaran, mengantuk, memainkan alat elektronik,dan sebagainya, sedangkan dari luar dapat berupa suara-suara bising kendaraan maupun lingkungan sekolah yang sedang beraktivitas. Pada siklus I,kategoti nilai yang tercantum hanya dua kategori saja yaitu 64 % pada kategori cukup, dan 33 % pada kategori kurang. Tidak terdapat kategori baik maupun baik.Hal itu menunjukan bahwa siswa pada siklus I masih memiliki kemampuan cukup dalam pembelajaran berbicara. Nilai tersebut pun menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan masih belum baik. Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik. Siswa mendapat kategori baik sekali sebanyak 37 %. Siswa yang termasuk pada kategori baik adalah setengah dari jumlah siswa yang hadir atau 50 %. Kategori terendah pada siklus II adalah kategori cukup dengan persentase 13 %. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian dianggap cukup berhasil. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), sekurang-kurangnya penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, dan peneliti mengakhiri penelitian pada siklus II. Penelitian berakhir karena pada siklus II mayoritas nilai siswa telah mengalami peningkatan dan menunjukan hasil yang baik. Dengan berhasilnya proses pembelajaran ini, maka kegiatan pembelajaran menggunakan teknik Cerdas Cermat ini dinilai telah berhasil dan mampu digunakan untuk meningkatkan keaktifan berbicara siswa untuk menyampaikan pendapat. Adapun kendala-kendala yang dialami selama proses pembelajaran telah berkurang setelah dilakukan siklus II. Jika pada siklus I terdapat banyak kesulitan yang dihadapi peneliti didalara kelas, maka pada siklus II peneliti telah mampu mengatasi semua dengan efektif sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada catatan observasi guru, jumal siswa dan catatan lapangan yang menunjukkan berkurangnya kendala dalam penelitian. Kemampuan siswa dalam pembelajaran pun menunjukkan peningkatan kualitas, baik dari segi keefektifan, tata bahasa, dan cara menyampaikan pendapat. Jumlah siswa dan pendapat siswa pun menyatakan bahwa pertemuan ke 3 ini sudah lebih mempersosialisasi dengan teknik pembelajaran yang diberikan peneliti, dan mereka menikmati kegiatan dengan baik. Dengan dilakukan siklus terakhir ini, siswa mendapat pengetahuan baru tentang-kegiatan pembelajaran yang baru. Siswa pun mengetahui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan mereka perbaiki. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini, penulis akan mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan penulis dalam mengajarkan keterampilan berbicara pada pembelajaran dengan teknik "Cerdas Cermat" untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam menyampaikan pendapat bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Banyuresmi berada dalam taraf baik. Hal ini dapat di lihat dari nilai yang penulis peroleh dari penilaian guru pengamat. 2. Pembelajaran dengan teknik "Cerdas Cermat' memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar berbicara siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan nilai dari siklus 1 ke siklus 2. Kategori nilai A pada siklus 1 mencapai 3% sedangkan pada siklus 2 mencapai 37% yang berarti ada kenaikan 34%. 3. Pembelajaran dengan teknik "Cerdas Cermat" cukup efektif dibanding dengan teknik ceramah dalam pembelajaran berbicara khususnya pada siswa kelas VIII SMPN 2 Banyuresmi. Teknik cerdas cennat dapat membawa para siswa lebih aktif dan mampu mendidik para siswa menggunakan bahasa yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Djajadisastra Y. (1982). Metode-Metode Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Keraf, G. (1980). Sebuah Pengantar Kemahiran Berbicara. Flores : Nusa Indah.. Tarigan, H.G. (1987). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. dan Djago T. (1987). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.