pendidikan agama islam berbasisnilaiukhuwwahislamiyyah

advertisement
EDUKASI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS NILAI UKHUWWAH ISLAMIYYAH
(Studi Kasus Pembelajaran PAI di SMA Lazuardi GIS, Depok)
Salman Parisi
Dosen di STAI Madinatul Ilmi, Depok
[email protected]
Syukron Makmun
Pengajar di Rumah Yatim Mizan, Cinere
ABSTRAK
Tulisan ini mencoba mengelaborasi tentang alternatif pendidikan Islam yang
­berbasis nilai-nilai ukhuwwah yang diterapkan di SMA Lazuardi GIS, Depok. Nilainilai ukhuwwah adalah nilai-nilai universal yang berdasarkan kepada misi utama Nabi
saw yaitu sebagai penyempurna akhlak manusia. Nilai-nilai ukhuwah tercermin dalam
nilai ta’arruf (saling mengenal), tasamuh (saling menghargai), ta’adul (bersikap adil),
ta’awwun (saling membantu), dan tawassuth (moderat).Tulisan ini mengungkap sejauh
mana nilai-nilai ini tercermin di kalangan siswa dan para guru PAI di SMA Lazuradi GIS,
Depok.
Kata Kunci: ukhuwwah Islamiah, nilai-nilai ukhuwwah, mazhab, Sunni dan Syi’ah
PENDAHULUAN
U
mat Islam sebagaimana ditegaskan
­persamaan bukan perbedaannya. Jika per-
di dalam hadis adalah bersaudara.
bedaan disikapi dengan arif dan bijak akan
Sebagai saudara tentu saja ada per-
menjadi suatu rahmat. Perbedaan yang
bedaan-perbedaannya. Tetapi perbedaan
dirawat dengan bijak akan melahirkan
itu seharusnya tidak akan menjatuhkan
kompetisi yang sehat, yaitu seperti yang
kita ke dalam kancah perpecah­an. Se-
ditandaskan oleh al-Quran, berlomba-lom-
bagai saudara seharusnya kita me­
lihat
balah kalian dalam kebaikan.1
1
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu
(dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
26
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
Menurut M. Quraish Shihab dalam
yang memang menginginkan Umat Islam
bukunya menegaskan bahwa perbedaan
tidak bersatu. Karena itu, pihak-pihak
merupakan suatu keniscayaan yang ada
ini kemudian berupaya untuk memecah
namun perbedaan tidak selalu kerap
belah umat Islam dengan isu sektarian
diartikan
­
dengan jalan menajamkan perbedaan di
jadi
dengan
perbedaan
perselisihan,
yang
boleh
menimbulkan
antara Sunni dan Syi’ah.
­perselisihan dikarenakan fanatisme buta.
Usaha mereka itu didukung ­dengan
Fanatisme inilah yang kerap memicu
dana yang besar dan media yang ­sangat
­terjadinya perpecahan.
luas sehingga akhirnya sebagian umat
Sunnah-Syi’ah adalah dua aliran
Islam
­
terpengaruh
dan
menganggap
besar Islam yang lahir dari Islam yang
­
bahwa Sunni dan Syiah bukan lagi
satu. Sebagai dua saudara, masing-­masing
­sekedar perbedaan mazhab, tapi sudah
memiliki persamaan, juga perbedaan,
­merupakan perbedaan agama.
dari mulai persoalan teologis sampai
Konflik sektarian ini telah menyulut
­persoalan yang bersifat furu’iyah (rincian
bara peperangan di Timur Tengah yang
ajaran) (Shihab, 2007:1).
entah kapan akan berakhir. Sudah ribuan
Dua aliran ini merupakan aliran
orang mengungsi dan ribuan orang men-
yang resmi dan sah di dalam Islam. Dalam
jadi korban keganasan perang. ­Suriah
kunjungannya ke Majelis Ulama ­Indonesia
yang
(MUI) Pusat, Imam Besar I­nstitusi Al-
­lantak ditempa prahara. Problem utama
Azhar, Kairo, Mesir, Ahmad ­at-Thayyib,
yang terjadi di Suriah adalah fitnah keji
menyampaikan risalah persatuan yang
­sektarianisme seperti yang diungkapkan
sangat mendasar di internal umat Islam.
oleh Ketua Ikatan Ulama Suriah, Syaikh
Perbedaan pendapat yang muncul se-
Prof. Dr. Muhammad Taufiq Ramadhan al-
harusnya tidak menjadi benih pertikaian.
Buthi, yang merupakan putra dari ­ulama
“Jangan menganggap pendapat orang lain
terkemuka
salah dan mengklaim pendapat kita pa­ling
­Ramadhan al-Buthi ini, bahwa, “Konflik di
benar,” tuturnya di kantor MUI, ­Jakarta,
negara kami bukan konflik sekterian dan
Senin (22/2) (Republika, 2016).
agama, yang membenturkan antara Sunni
Karena itu menurut beliau kita
harus menghentikan konflik antara Sunni
dan Syiah. Karena kedua aliran ini ber-
tadinya
damai
Suriah,
sejahtera
almarhum
luluh
Syekh
dan Syiah, atau Muslim dan non-Muslim.
(Nashrullah, 2016).
Selanjutnya
beliau
mengatakan
saudara. Tentu saja ada perbedaan, tetapi
bahwa, “Ada tiga target utama dari
perbedaan tersebut bukan dalam ushul
­konflik
tetapi hanya dalam furu’. Ada ­banyak
rang. ­Pertama, menghancurkan Suriah,
persamaan di antara Sunni dan ­
Syiah,
­kedua, ­mendistorsi dan mencoreng wa-
sehingga
­
pendekatan
­
jah I­slam di mata dunia, sebagai agama
(taqrib) di antara kedua aliran besar ­Islam
yang ­menyeramkan sekaligus menakut-
ini (Republika, 2016).
kan agar mereka menjauh dari ­
risalah
bisa
dilakukan
Namun demikian, ada pihak-pihak
yang
melanda
Suriah
seka-
ini. Kita punya contoh bukti. Misalnya,
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
27
EDUKASI
perang ­
Suriah sekarang faktanya tidak
ukhuwaah dan pendekatan antar mazhab
melibatkan sesama warga Suriah asli,
dalam ­Islam. Karena itu, peneliti ­tertarik
sama ­sekali. Tetapi, konflik ini di-setting
untuk
agar melibatkan ­
warga bukan sesama
bagaimanakah guru PAI menerapkan
Suriah. Kita ­lihat sekarang ISIS, tak se-
nilai ukhuwwah dalam pembelajaran-
muanya orang Suriah, begitu juga Jubha
nya.
el-Nusra, mereka gabungan dari ­jihadis
dari
berbagai
­
Negara
(Nashrullah,
2016).”
melakukan
Penelitian
ini
penelitian
mencoba
­
tentang
mema-
parkan pendidikan di SMA Lazuardi
GIS Depok. SMA Lazuardi GIS Depok
Lebih lanjut beliau mengatakan
adalah sekolah Islam yang berorientasi
­
dalam seminar di Universitas Gadja
pada ­
penanaman nilai-nilai Islam yang
Mada, bahwa apa yang terjadi di Suriah
universal yang salah satunya tercermin
­
adalah desain fitnah yang dimainkan oleh
pada misi ­
besar ­
kenabian Muhammad
Amerika Serikat, Israel dan koleganya di
Saw
kawasan seperti Arab Saudi, Qatar, dan
­manusia
Turki (Islaminesia, 2016).
tidak berafiliasi pada mazhab dan ­aliran
Demikianlah
­
menyempurnakan
­Muslim.
Sekolah
akhlak
Lazuardi
menyaksikan
­keagamaan tertentu namun sesuai ­dengan
dampak fitnah sektarian ini sedemikian
kurikulum pendidikan nasional. Sekolah
dahsyat. Kita bisa saksikan bagaimana
Lazuardi
Irak, Yaman, Suriah dan Libya sekarang
akhlak, di antaranya dengan ­bersikap ter-
terlibat dalam peperangan yang entah
buka dan kritis terhadap berbagai macam
­kapan akan berkahir.
pengetahuan agama Islam, agar siswa
­
Pengaruh
kita
­
yakni
konflik
sekatarian
mengutamakan
pendidikan
ini
mendapatkan pengetahuan yang baik ten-
tidak hanya terjadi di Timur Tengah
tang aliran/mazhab dalam Islam, ­sehingga
saja tetapi juga berimbas ke ­Indonesia.
mereka bisa bersikap toleran (Lazuardi,
­Bukan hanya di lingkungan umum saja,
2015).
tetapi sudah masuk ke dalam ranah
­pendidikan. Bibit sektarianisme sudah
ditumbuhkan di dalam diri para siswa.
TUJUAN PENELITIAN
Karena itu, bisa dibayangkan masa depan
Adapun yang menjadi tujuan dalam
­generasi muda Islam akan tumbuh dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui,
pola pikIr s­ektarianisme dan ini ­
tentu
pertama, Keadaan ukhuwah Islamiah
saja
siswa kelas X SMA Lazuardi GIS Depok
membahayakan
­
umat
Islam
itu
­sendiri.
dan upaya guru pendidikan agama Islam
Di antara sekian sekolah Islam,
SMA
Lazuardi
menerapkan
sebuah
­pendidikan yang menekankan nilai-nilai
28
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
dalam meningkatkan nilai-nilai ukhuwah
Islamiah siswa kelas X di SMA Lazuardi
GIS Depok.
EDUKASI
PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan Agama
­Islam (PAI)
P
endidikan agama Islam adalah u
­ saha
Ukhuwah
Islamiah
menurut
­
sadar berupa bimbingan dan asuhan
Nurcholis Madjid adalah ­
­
persaudaraan
terhadap anak didik agar kelak sete-
berdasarkan iman sesama umat Islam
lah selesai pendidikannya d
­ apat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam
(Madjid, 1997:46).
Sedangkan
tokoh
ukhuwah
lain
­
Islamiah
serta menjadikannya ­
sebagai pandangan
menurut
­
diantaranya:
hidup (way of life) (Drajat, 2000:86).
­Ukhuwah Islamiah menurut M. Amien
Pendidikan agama Islam adalah
Rais adalah persaudaraan yang didasari
­usaha-usaha secara sistematis dan prag-
keikhlasan, terlepas dari mazhab mere-
matis dalam membantu peserta didik
ka. Secara umum ukhuwah Islamiah
agar supaya mereka hidup sesuai dengan
adalah ungkapan simbolis yang mencer-
ajaran Islam (Zuharini, 1983). Sementara
minkan keharusan kaum Muslimin di
menurut Usman Said, pendidikan agama
muka bumi ini, terlepas dari latar bela-
Islam adalah segala usaha untuk terben-
kang ­
kebangsaan, geologis, suku, seja-
tuknya atau bimbingan/menuntun rohani,
rah, orientasi, mazhab, dan sebagainya,
jasmani seseorang menurut ajaran Islam
untuk bersatu b
­ erdasarkan Islam (Bagir,
(Ahmad and Uhbiyati, 1991:110).
2012:199).
Dari definisi yang dikemukakan tiga
Ukhuwah Islamiah menurut Aslam
tokoh di atas maka dapat disimpulkan,
Nur adalah persaudaraan karena sesama
pendidikan agama Islam adalah usaha
umat Islam (Musa 2001, 98). ­Terminologi
atau bimbingan terhadap peserta didik
“ukhuwah”
untuk menjadi insan yang sempurna yang
“persaudaraan” berakar kata yang pada
memiliki kepribadian yang mulia, b
­ eriman
­mulanya bermakna “memerhatikan” (M. Q.
dan bertakwa kepada Allah Swt.
Shihab, 2013:639). Dengan demikian, esensi
yang
biasanya
diartikan
utama dari ukhuwah dalam b
­ entuk apapun
Ukhuwah Islamiah
di dalamnya harus terjalin rasa saling memerhatikan antara satu individu dengan
Pengertian Ukhuwah Islamiah
individu lainnya. Proses saling memperhatikan akan melahirkan sikap tasamuh
Ukhuwah artinya persaudaraan. Sedangkan Islamiah artinya persaudaraan
dalam Islam (Kebudayaan, 1995, 1097).
(­toleran) dan appresiasi ­tinggi terhadap perbedaan yang muncul di masyarakat.
Ukhuwah Islamiah menurut ­Lukman
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
29
EDUKASI
Harun adalah persaudaraan ­
Islam yang
kiri bahwasanya ukhuwah Islamiah selama
dibina, diciptakan, diwujudkan, ­
diikat,
ini selalu terbentur pada kenya­taan yang pa-
dan
Dari
hit. Kaum Muslimin belum menerjemahkan
­persaudaraan itulah timbul iman dan, se-
ukhuwah Islamiah s­eperti diidealisasikan
baliknya, karena iman/akidah timbulah
di dalam al-Quran maupun al-Sunnah men-
persaudaraan (Musa, 2001:217).
jadi satu kenya­taan sehari-hari yang hidup.
dijiwai
oleh
akidah/iman.
Dari beberapa pendapat tokoh di
Masih terbentang jurang yang lebar antara
atas dapat disimpulkan bahwa ukhuwah
ukhuwah Islamiah sebagai suatu semboyan
Islamiah adalah rasa memperhatikan
­
yang selalu dikatakan
yang
dengan kenyataan yang ada.
dibina,
diciptakan,
diwujudkan,
dikalangan umat,
­diikat, dan dijiwai oleh akidah/iman.
Tetapi yang perlu digaris ­
bawahi
Proses di atas akan melahirkan rasa
­
ialah, bahwa jauh di dalam hati s­ anubari
persaudaraan, saling mengenal, saling
­
setiap orang Islam, s­emangat ­
ukhuwah
memahami, saling menolong, solidaritas,
­Islamiah itu selalu hidup. ­Walaupun ­belum
toleran dan adil.
terejawantahkan
2
ke
dalam
kenyataan
­
yang konkret, ukhuwah ­Islamiah itu bagi
Tujuan Ukhuwah Islamiah
mereka selalu saja ­menjadi salah satu, katakanlah, pegangan atau keharusan keaga-
Tidak bisa dipungkiri bahwa sifat
alamiah
manusia
yang
maan yang harus dibuktikan. Sehingga
berbeda-beda
dengan selalu mengingat nilai penting
sesuai dengan sunnatullah tersebut, maka
ukhuwah Islamiah, maka timbul semacam
sangat logis bahwa ajaran Allah tentang
kendali otomatik apabila sampai terjadi
persaudaraan berdasarkan iman diberi-
­pertengkaran yang terlalu sengit di antara
kan dalam kerangka kemajemukan (plu-
sesama umat. ­Dengan demikian, adanya
ralitas), bukan ketunggalan (monolitik)
kesadaran tentang ukhuwah ­islamiah bisa
(Madjid, 1997:52).
menghindari pertikaian yang lebih parah
Namun, memang tidak dapat dipung-
2
(Bagir, 2012:199-200).
Dalam hal ini Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah (bagaikan) bersaudara karena
itu damaikanlah antara kedua saudara kamu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. AlHujurat [49]: 10).
M. Quraish Shihab menafsirkan: ayat di atas mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa persatuan dan kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau besar, akan melahirkan limpahan rahmat bagi
mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang
pada puncaknya dapat melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara sebagaimana dipahami dari kata qital yang
­puncaknya adalah peperangan (M. Q. Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an) 2002:249).
Serta, Nabi Saw menjelaskan tentang persaudaraan melalui sabdanya sebagai berikut.
.‫ٌحب لنفسو‬
‫ والّذ ي نفسً بٍده ال ٌؤمن عبد حتّى ٌحب لجا ره أو ق ل ألخٍو ما‬: ‫عن أنس رضً هللا عنو عن النّب ًّ صلًّ هللا علٍو وسلّم قا ل‬
ّ
“Dari Annas dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda, “Demi Zat (Allah) yang jiwaku berada dalam gengamanNya, tidalah beriman seorang hamba dengan sempurna sehingga ia mencintai tetangganya atau saudaranya seperti halnya
ia mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Muslim: 65) (Kamal 2014, 7).
30
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
Manfaat Ukhuwah Islamiah
Allah Swt: “Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
Banyak manfaat yang kita ­
nikmati
dengan
Islamiah.
kan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
Salah satu misalnya kita akan melihat
suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
­keharmonisan di masyarakat umat I­ slam,
Sesungguhnya orang yang paling mulia
walaupun tidak bisa dihindarkan a
­ danya
diantara kamu disisi Allah ialah orang
perbedaan.
perbedaan
yang paling taqwa diantara kamu. Sesung-
u
­khuwah
guhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
bila
jalan
ukhuwah
laki dan seorang perempuan dan menjadi-
Akan
disikapi
tetapi,
dengan
­
jiwa
islamiah maka akan menjadi persatu­
Mengenal.” (QS. al-Hujurat [49]: 13).
an, ­kekuatan dan ­rahmat, bukan azab
(­Madjid, 1997:46). Hal ini sesuai dengan
b. Saling Menghargai (tasamuh)
paparan M. Quraish Shihab dalam hadist
Tasamuh adalah sebuah landasan
yang menjelaskan tentang persaudaraan.
dan bingkai yang menghargai perbedaan,
Nabi Saw ­bersabda: yang arti­nya “Demi
tidak memaksakan kehendak personal
Zat (Allah) yang jiwaku berada dalam
dan merasa benar sendiri. Tujuan akhir­
gengaman-Nya,
­
se-
nya yaitu terciptanya kesadaran plural-
orang hamba dengan sempurna ­sehingga
isme yang saling melengkapi, bukan mem-
ia mencintai t­etangganya atau saudara­
bawa kepada perpecahan. Perbedaan
nya seperti halnya ia mencintai ­
dirinya
pendapat merupakan hal yang biasa, dan
­sendiri”. (H.R. Muslim: 65).
harus kita sikapi dengan bijaksana. Ka-
tidaklah
beriman
rena itu semua sudah diajarkan oleh para
Nilai-Nilai Ukhuwah Islamiah
founding father kita dahulu (Kusyadi and
Ubaidillah, 2011:42-43).
Sebelum menguraikan tentang nilainilai ukhuwah Islamiah, peneliti men-
c. Bersikap Adil (ta’adul)
coba menguraikan beberapa pilar-pilar
Ta’adul berarti keadilan. Bersikap
ukhuwah Islamiah yaitu: ta’arruf (saling
adil yaitu berusaha untuk proporsio­
mengenal), tasamuh (saling menghargai),
nal terhadap sesuatu (Madjid, 1997:134-
ta’adul (bersikap adil), ta’awwun (saling
135). Tidak mementingkan kepentingan
membantu), dan tawassyth (moderat)
individu
­
(Mahmud, 2000:31).
sesuatu. Tetapi lebih mementingkan bagi
semata
untuk
mendapatkan
kemaslahatan umat.
a. Saling Mengenal (ta’arruf)
Secara fundamental, manusia di­
ciptakan dengan berbagai macam perbedaan.
Laki-laki-
perempuan,
d. Saling Menolong (ta’awwun)
Sebagai Muslim yang taat, seyogya­
kulit
nya kita harus peka dan responsible ter-
putih-kulit hitam, semua itu merupakan
hadap lingkungan maupun masyarakat
fitrah manusia yang harus disikapi secara
kita. Sikap saling menolong bersifat uni-
bijaksana. Hal ini tersurat dalam firman
versal, setiap kaum tertindas dan butuh
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
31
EDUKASI
pertolongan kita harus sigap untuk me­
lakukan pertolongan. Contohnya seperti
Pengertian Mazhab dan Sejarah
Ikhtilaf
Abdurrahman Wahid yang memperjuangkan kaum minoritas di Indonesia dengan
pluralismenya.
Mazhab dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia artinya haluan atau aliran me­
ngenai hukum fikih yang menjadi ikutan
e. Bersikap Moderat (Tawassuth)
umat Islam (Kebudayaan, 1995:640).
Merupakan sikap yang menempat-
Harun Nasution menjelaskan dalam
kan diri di tengah (moderat), tidak ekstrim
analisisnya tentang sejarah Nabi Saw
(baik ke kanan maupun ke kiri, tetapi me-
­sebagai kepala agama di Mekkah belum
miliki sikap dan pendirian). Hal ini ber-
ada Istilah mazhab, melainkan istilah
landaskan suatu adagium, “Khairul umur
suku sudah ada. Contohnya di Mekkah
awsathuha” (moderat adalah sebaik-baik
suku yang terkenal salah satunya suku
perbuatan).
Quraisy. Sementara kalau di Madinah
Nilai-nilai untuk mempererat per-
suku yang terkenal misalnya suku Aus
saudaraan di antara umat Islam secara
dan Khazraj. Adapun fungsi Nabi Saw di
­implisit sudah ada dalam pilar-pilar di
Mekkah ­sebagai kepala agama, dan tidak
atas. Namun nilai-nilai itu tidak serta
­mempunyai fungsi kepala ­pemerintahan,
merta dilakukan secara parsial, tetapi
karena kekuasaan politik pada saat itu
­secara holistik harus dilaksanakan untuk
­belum
menciptakan rasa persaudaraan dan per-
di Madinah sebaliknya, Nabi Saw, di
damaian di muka bumi ini.
samping menjadi kepala agama juga
­
dapat
dijatuhkan.
Sementara
menjadi ­kepala ­pemerintahan. ­Beliaulah
Ikhtilaf dan Perbedaan Mazhab
yang ­mendirikan kekuasaan politik yang
dipatuhi di kota Madinah. ­Sebelum itu
Adanya ukhuwah tidak lepas dari
adanya perbedaan, karena jika tidak ada
di Madinah tidak ada kekuasaan politik
(Nasution, 2010:3-12).
persoalan dalam masalah ikhtilaf atau
Singkatnya paska Nabi Muhammad
perbedaan, maka tidak ada potensi ­untuk
wafat tahun 632 M, terjadi perbedaan
berpecah belah. Ukhuwah ­adalah satu
mengenai siapa yang akan menggantikan
respon bagaimana menghadapi ­
­
potensi
tapuk kepemimpinannya? Namun sejarah
perbedaan yang bisa membuat masyarakat
meriwayatkan bahwa yang ­menggantikan
Muslim berpecah belah ­dengan sikap yang
setelah Nabi berdasarkan kesepakat­
an
positif, di mana satu sama lain bisa saling
masyarakat Islam waktu itu ialah Abu
mengenal, m
­ emahami, tolong menolong,
Bakr, digantikan Umar ibn al-­
Khattab,
adil dan bisa bersikap moderat.
­Usman ibn Affan. Namun paska ­Us­man ibn
32
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
Affan
terbunuh terjadilah ­
perpecahan,
­Abdul Halim Mahmud berkenaan dengan
dan pengganti terkuat ialah Ali Ibn Abi
kelompok dibedakan antara dua macam
Thalib sebagai khalifah yang keempat.
pengelompokan yaitu Pertama, Ahzab
Tetapi kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib
Diniyah (partai-partai politik), misalnya
segera mendapat tantangan dari pemuka-
kelompok partai politik masa silam adalah
pemuka yang ingin menjadi khalifah, se­
Syi’ah dan Khawarij. Kedua, Firaq Diniyah
perti Thalhah dan Zubeir yang mendapat
(kelompok-kelompok
sokongan dari Aisyah, yang lebih terke-
salnya sesuai dengan runtutan masa ke-
nalnya terjadi perang Jamal di Irak tahun
munculannya adalah al-Musyabbihah, al-
656 M. serta Mu’awiyah mewakili dari ke-
Mu’tazilah, al-Asya’riah, dan lain-lain (M.
luarga dekat Usman yang ingin menjadi
Q. Shihab, Sunnah-Syi’ah Bergandengan
khalifah, dengan liciknya me­nuduh bahwa
Tangan, Mungkinkah? Kajian Atas Konsep
Ali turut campur dalam soal pembunuhan
Ajaran dan Pemikiran 2007, 53-61).
Usman (Nasution, 2010:3-12).
Pemberontakan
Mu’awiyah
sampai
keagamaan),
mi­
Alasan Syaikh Abdul Halim dalam
yang
dilakukan
perang
partai politik adalah kenyataan yang me­
Siffin, yang mana pasukan Mu’awiyah
nunjukkan bahwa Zaid ibn Ali (w. 740 M)
sudah terpojok kalah dengan l­iciknya
­
yang merupakan Imam Syi’ah Zaidiyah,
tangan
ibn
berguru dalam persoalan ushul (prinsip-
­al-‘As terkenal seorang licik mengangkat
prinsip ajaran agama) pada tokoh pendiri
­al-Quran di atas tombak untuk meminta
aliran Mu’tazilah, yakni Washil Ibn Atha (w.
damai. Singkatnya dalam ­perdamaian
131 H/ 748 M), sedang Washil berkeyakinan
sampai
yang
bahwa kakek Zaid, yakni Sayyidina Ali (M.
dimenangkan Mu’awiyah atas kelicikan
­
Q. Shihab, Sunnah-Syi’ah Bergandengan
Amr ibn al-As, namun Ali menolaknya.
Tangan, Mungkinkah? Kajian Atas Konsep
Dari paska perang Siffinlah muncul istilah
Ajaran dan Pemikiran 2007, 54-55).
kanan
terjadilah
pendapatnya bahwa Syi’ah merupakan
Mu’awiyah,
mengadakan
Amr
arbitase,
­aliran seperti Syi’ah, ­Khawarij, Mur’jiah,
Dapat peneliti simpulkan berdasar-
Mu’tazilah dan Ahl-Sunnah dan lain-lain
kan penjelasan dari beberapa tokoh di
(Nasution, 2010:3-12).
atas tentang lahirnya mazhab. Intinya
Sedangkan M. Quraish Shihab men-
mazhab pada zaman Nabi Saw tidak
jelaskan bahwa mazhab tidak ada pada
ada, ­
melainkan adanya suku, maupun
zaman Nabi Saw, melainkan istilah suku,
­kelompok. Namun paska Nabi wafat, umat
kelompok atau golongan sudah ada. M.
Islam berpecah belah dengan ­mengikuti
Quraish Shihab mengartikan mazhab
pemimpin
lebih
masing-masing. Jadi dapat disimpulkan
kepada
kelompok.
M.
Quraish
Shihab mengutip pendapatnya Syaikh
­
kelompok
atau
golongan
mazhab itu artinya pengikut.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
33
EDUKASI
Pendapat Ulama tentang Ukhuwah
Islamiah
kan kecaman pada keimanan dan kepercayaan pengikut mazhab yang lainnya,
atas dasar sabda Rasulullah Saw.: Jika
Menjadi Muslim yang baik, tidak-
salah seorang di antara kamu memanggil
lah cukup dengan memegang teguh atas
saudaranya: Kamu kafir, salah seorang di
keyakinan tauhidnya, melainkan juga,
antara mereka akan menjadi kafir dan
ia sanggup hidup bersama masyarakat
bertanggung jawab atasnya.
yang memiliki keyakinan dan agama
berbeda, terlebih berbeda mazhab di
2. Pertemuan Qatar
dalam Islam itu sendiri. Namun, realit-
Dalam pertemuan Sunni-Syi’ah di
anya terjadi pertikaian sengit misalnya
Doha, ibu kota Qatar, pada tanggal 20-22
konflik antar mazhab. Oleh karenanya, Januari 2007. Dalam pertemuan Qatar,
peneliti mencoba memaparkan penda-
Said Agil Siradj mendapat kesempatan
pat ulama yang Muktabar baik melalui
berbicara dua kali dalam forum, s­ ekaligus
literatur buku maupun dialog yang diada-
memberikan pendapat bahwa masing-
kan di ­Yordania, Qatar, Deklarasi Bogor,
masing
­mengenai ukhuwah Islamiah dalam kon-
­tentang Sunni, dan ulama Sunni menulis
teks Sunni-Syi’ah.
buku tentang Syi’ah. Said Agil Siradj me­
ulama
Syi’ah
menulis
buku
maparkan tujuan pertemuan Qatar ialah
1. Deklarasi Bogor
mempersempit atau memperkecil sudut
Dalam Deklarasi Bogor di Istana
pandang Sunni-Syi’ah yang sudah barang
Presiden, pada tanggal 3-4 April 2007,
­
tentu penting sekali. Kemudian, hasil dari
­dengan
seminar itu, pada intinya masing-­masing
membicarakan
konflik
Sun-
ni-Syi’ah di Irak, dan bertekad untuk
pihak
menghargai
peranan
masing-­
­mewujudkan rekonsiliasi secara penuh di
masing dan mengendalikan kalangan
antara bangsa Muslim Irak dengan mem-
­ekstrim dari masing-masing mazhab (al-
promosikan ­Islam sebagai Rahmatan lil
Bantani, 2014:74-78).
‘Alamin di Indonesia (Rakhmat, 2007:18).
Adapun ke­
sepakatan Deklarasi Bogor
3. Risalah Amman
salah satunya yaitu “Muslim ialah siapa
Fatwa Amman yang diadakan di
saja yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
­Amman, Yordania (tanggal 27-29 Jumadil
kecuali A­
llah dan Muhammad utusan-
Ula 1426 H / 4-6 Juli 2005 M), ditanda-
Nya. ­Prinsip dasar ini berlaku sama bagi
tangani oleh 146 ulama, cendekiawan
Sunni dan Syi’ah tanpa kecuali. Perbedaan
­muslim, dan tokoh-tokoh Islam dari 48
di antara keduanya hanyalah perbedaan
negara, termasuk diantaranya: Ali Jumu’a
pendapat dan interpretasi dan bukan per-
(Mufti Besar Mesir), Ahmad Muhammad
bedaan esensial dalam akidah. Dari segi
Al-Tayyib (Rektor Universitas Al-Azhar),
syari’at, tidak boleh salah satu dari kedua
Yusuf Qardhawi (Ketua Persatuan Ulama
mazhab itu mengucilkan, membid’ahkan,
Islam Internasional, Qatar), Muhammad
atau dengan cara apa pun melempar-
Sa’id Ramdan Al-Buti (Dai, Pemikir dan
34
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
Penulis Islam, Syria), Umar bin Muham-
b. Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam
mad bin Salim bin Hafiz (Ketua Madra-
mazhab-mazhab Islam diban­dingkan
sah Dar al-Mustafa, Tarim, Yaman), ibu
dengan perbedaan-perbedaan di a
­ ntara
Tutty Alawiyah (Rektor Universitas Asy-
mereka. Para pengikut/pe­nganut kede-
Syafi’iyah, Indonesia), dan Hasyim ­Muzadi
lapan mazhab Islam yang telah disebut-
(Ketua PBNU, Indonesia).
kan di atas semuanya sepakat dalam
Untuk nama-nama penanda tangan­
prinsip-prinsip utama Islam (Ushulud-
an Fatwa Amman bisa dilihat dalam buku
din). Semua mazhab yang disebut di
“Menuju Persatuan Umat” penyuntingnya
atas percaya pada satu Allah yang Maha
Haidar Bagir.
Esa dan Mahakuasa; percaya pada
Adapun butiran-butirannya sebagai
al-Quran sebagai wahyu Allah; dan
berikut (Bagir, 2012:16-19):
bahwa Baginda Muhammad saw ada-
a. Butiran yang disepakati dalam risalah
lah Nabi dan Rasul untuk seluruh ma-
Amman: siapa saja yang mengikuti
nusia. Semua sepakat pada rukun lima
dan menganut salah satu dari empat
rukun Islam; dua kalimat s­ yahadat; ke-
Mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi,
wajiban shalat; zakat; ­puasa di ­bulan
Maliki, ­Hanbali), dua Mazhab Syi’ah
­Ramadhan, dan Haji ke Baitullah di
(Ja’fari dan Zaydi), Mazhab Ibadhi
Mekkah. Semua percaya pada dasar-
dan Mazhab ­Zhahiri adalah Muslim.
dasar akidah Islam; kepercayaan pada
Tidak
mengkafirkan
Allah, para m
­ alaikat-Nya, kitab-kitab-
salah seorang dari pengikut/penganut
Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan
mazhab-mazhab yang disebut di atas.
takdir. Perbedaan di ­antara ­ulama ke-
Darah, kehormat­
an dan harta benda
delapan mazhab Islam t­ersebut hanya
salah ­
seorang dari pengikut/penga-
menyangkut masalah-masalah cabang
nut mazhab-mazhab yang di atas tidak
agama (furu) dan tidak menyangkut
boleh dihalal­kan. Lebih lanjut, tidak
prinsip-prinsip dasar (ushul) Islam.
diperbolehkan meng­kafirkan siapa saja
Perbedaan
yang mengikuti ­akidah Asy’ari atau sia-
cabang agama ­tersebut adalah rahmat
pa saja yang mengamalkan ­tasawuf. De-
Ilahi.
diperboleh­kan
pada
masalah-masalah
mikian pula, tidak diper­bolehkan mengkafirkan ­siapa saja yang ­mengikuti
c. Mengakui kedelapan mazhab dalam
pemikiran salafi yang sejati. Sejalan
Islam tersebut berarti mengikuti suatu
dengan itu, tidak diperbolehkan meng-
metodologi dasar dalam mengeluarkan
kafirkan kelompok Muslim manapun
fatwa: tidak ada orang yang berhak
yang ­percaya pada Allah, mengagung-
mengeluarkan fatwa tanpa keahlian
kan dan mensucikan-Nya, meyakini
pribadi khusus yang telah ditentukan
­Rasulullah Saw dan rukun-rukun Islam,
oleh masing-masing mazhab bagi para
serta tidak mengingkari ajaran-ajaran
pengikutnya. Tidak ada orang yang
yang ­sudah pasti dan disepakati dalam
boleh
agama ­Islam.
kan ­
ijtihad mutlak dan menciptakan
mengklaim
safina
untuk
melaku-
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
35
EDUKASI
mengeluarkan
negara umat Islam; memperkukuh tali
fatwa-fatwa yang tidak bisa diterima
persaudaraan yang menyatukan mere-
hingga membawa umat Islam keluar
ka dalam saling cinta di jalan ­Allah. Dan
dari prinsip-prinsip dan kepastian-
kita mengajak seluruh Muslim untuk
kepastian Syariah sebagaimana yang
tidak membiarkan pertikaian di antara
telah ditetapkan oleh masing-masing
sesama muslim dan tidak membiarkan
mazhab yang telah disebut di atas.
pihak-pihak asing mengganggu hubu­
Tidak ada orang yang boleh meng-
ngan di antara mereka.
mazhab
baru
atau
klaim untuk melakukan ijtihad mutlak
Allah
dan menciptakan mazhab baru atau
berfirman:
“Sesungguhnya
mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak
orang-orang beriman adalah bersaudara.
bisa diterima hingga membawa umat
Maka itu islah-kan hubungan di antara
Islam keluar dari prinsip-prinsip dan
saudara-saudara kalian dan bertaqwalah
kepastian-kepastian syariat sebagaima-
kepada Allah sehingga kalian mendapat
na yang telah ditetapkan oleh setiap
rahmat-Nya.” (Al-Hujurat, [49]: 10).
mazhab yang telah disebut di atas.
d. Esensi Risalah Amman, yang ditetap-
TEMUAN PENELITIAN
kan pada Malam Lailatul Qadar tahun
1425 H dan dideklarasikan dengan
Keadaan Ukhuwah Islamiah Siswa kelas
­suara lantang di Masjid Al-­Hasyimiyyin,
X SMA Lazuardi GIS Depok
adalah kepatuhan dan ketaatan pada
mazhab tersebut di atas dan meneguh-
D
kan penyelenggaraan diskusi serta per-
(Kebudayaan, 1995, 1097).
mazhab-mazhab Islam dan metodologi
utama yang telah ditetapkan oleh setiap
mazhab tersebut. Mengikuti tiap-tiap
Kamus
Indonesia
­
Besar
ukhuwah
Bahasa
artinya
­persaudaraan. Sedangkan islam­
iah artinya persaudaraan dalam Islam
temuan diantara para penganutnya
Aslam Nur menjelaskan u
­khuwah
dapat memastikan sikap adil, moderat,
islamiah adalah persaudaraan ­
­
karena
saling memaafkan, saling menyayangi,
sesama
dan mendorong dialog dengan umat-
Sedangkan
­
umat lain.
­menurut M. Quraish Shihab yang ­biasa
e. Kami semua mengajak seluruh umat
36
alam
umat
Islam
(Musa
terminologi
diartikan
“persaudaraan”
kata
pada
yang
mulanya
2001:98).
“ukhuwah”
b
­
erakar
bermakna
untuk membuang segenap perbedaan
“­memerhatikan” (M. Q. Shihab, Wawasan
di antara sesama Muslim dan menyatu-
al-Qur’an, 2013:639). Dengan demikian,
kan kata dan sikap mereka; menegas-
esensi utama dari ukhuwah dalam ­bentuk
kan kembali sikap saling menghargai;
apapun di dalamnya harus terjalin rasa
memperkuat sikap saling mendukung
saling memerhatikan antara satu ­individu
di antara bangsa-bangsa dan negara-
dengan individu lainnya. Proses saling
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
memperhatikan akan melahirkan sikap
miliki keterkaitan dengan penanaman
tasammuh (toleran) dan apresiasi t­inggi
nilai ukhuwah islamiah di SMA ­Lazuardi
terhadap perbedaan yang muncul di
GIS Depok. Poin-poin tersebut antara
masyarakat.
lain:
Ukhuwah islamiah menurut tokoh di
a. Senyum dan salam antara guru
atas sesuai dengan ukhuwah islamiah yang
dan siswa. Budaya senyum dan salam
ada di SMA Lazuardi GIS Depok, bahwa
antara guru dan siswa di SMA Lazuardi
SMA Lazuardi GIS Depok ingin men-
GIS Depok menandakan bahwa di ­sekolah
genalkan Islam secara menyeluruh tanpa
tersebut menekankan kerukunan antar
melihat status mazhabnya (Husein, 2015),
warga sekolah. Dengan adanya ­senyum
dan SMA Lazuardi GIS Depok juga mem-
dan salam tersebut maka ­keharmonisan
berikan kesempatan yang sama kepada
antar
semua siswa dalam pendidikan, (artinya
­terjaga.
warga
sekolah
menjadi
lebih
tanpa membedakan tingkat kecerdasan,
b. Wajib shalat berjamaah. Khusus
penyandang kebutuhan khusus ataupun
untuk shalat dzuhur, siswa “yang meme­
perbedaan mazhab) (Lazuardi 2015:92).
nuhi kriteria” secara bergiliran ditunjuk
Serta ukhuwah di sekolah ini sangat ter-
bertugas sebagai mu­adzin, imam sholat
lihat, karena sekolah ini merupakan se-
dan menyampaikan kultum.
kolah global, yang mana terdiri dari siswa
Di dalam poin ini jelas sekali bahwa
yang heterogen dalam arti terdapat dari
SMA Lazuardi GIS Depok mewajibkan
macam keragaman kultur tidak hanya
siswa shalat dzuhur berjamaah. Budaya
Arab, Inggris, dan Cina, tapi juga berbeda
shalat jamaah ini akan menumbuhkan
aliran (dalam arti berisi individu-individu
sikap kebersamaan dan mengokohkan
yang berbeda atau ­individu yang plural
tali silaturrahmi antar siswa. Hal di atas
atau beragam). Serta tidak memandang
secara praktis sudah diterapkan ­
secara
status sosial antara kaya dan miskin.
nyata oleh Dava siswa kelas X IPA 1,
­
Hal di atas sesuai dengan ­penelitian
misalnya ketika melaksanakan shalat
­
dilapangan, wawancara dan d
­ okumentasi,
berjamaah di masjid SMA Lazuardi GIS
bahwa SMA Lazuardi GIS Depok ­memiliki
­Depok, awalnya saya melihat perbedaan
kondisi ukhuwah ­Islamiah yang baik dalam
dalam shalat itu aneh, namun setelah
meningkatkan potensi siswa. Salah satu
saya belajar ­persaudaraan dan toleransi
data mengenai profil ­sekolah, di dalam­
menjadi biasa saja, karena mazhab dalam
nya dijelaskan mengenai ­budaya-budaya
Islam berbeda-beda, baik Sunni ­maupun
yang harus dikembangkan di ­sekolah SMA
Syi’ah. Intinya mazhab Sunni dan Syi’ah
Lazuardi GIS ­Depok. ­Budaya tersebut me­
itu dalam hal aqidah sama. Dengan
nyangkut aspek akhlak dan keagamaan,
­tujuan sama, namun yang membedakan
hidup bersih dan sehat, serta mengenai
cara mencapai tujuan yang berbeda-beda
kedisiplinan, ketertiban dan keamanan.
(Dava, 2015). Di dalam aspek akhlak dan keagamaan
Kemudian diperkuat oleh Rafi siswa
terdapat poin-poin yang peneliti rasa me-
kelas X IPS 2, menjelaskan bahwa kita
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
37
EDUKASI
harus bertoleransi, tidak boleh mengang-
juan sama, namun yang membedakan
gap mazhab kita paling benar dan tidak
cara mencapai tujuan yang berbeda-beda
boleh fanatik golongan baik mazhab
(Dava 2015).
Syi’ah maupun Sunni. Serta dapat men-
Kedua,
berdasarkan
wawancara
jalin keakraban dalam berkomunikasi,
­dengan Rapi siswa kelas X IPS 2, bahwa
adanya kepedulian dan adanya rasa
ukhuwwwah Islamiyahyang sudah dia
­empati terhadap sesama (Rafi, 2015).
terapkan secara nyata misalnya kita harus
c. Menerima siswa dari berbagai
bertoleransi, menghargai sesama ­Muslim
kalangan tanpa membedakan tingkat ke-
walau
berbeda
mazhab,
tidak
boleh
cerdasan, penyandang kebutuhan khusus
­menganggap mazhab kita paling benar
ataupun perbedaan mazhab.
dan tidak boleh fanatisme golongan baik
Di dalam poin ini jelas sekali bahwa
mazhab Syi’ah maupun Sunni. Intinya
SMA Lazuardi GIS Depok ingin memberi-
dalam hal aqidah sama. Cuman dalam hal
kan kesempatan yang sama kepada ­semua
cabang-cabang agama yang berbeda (Rafi,
siswa tanpa adanya pengkotak-kotakan
2015).
antara siswa yang pintar ­maupun siswa
Ketiga,
berdasarkan
wawancara
yang tidak pintar, siswa yang ­secara fisik­
dengan Rafi siswa kelas X IPS 2, bahwa
nya normal maupun siswa yang secara
dia memiliki teman dekat yang sama-­
fisiknya tidak normal dan tanpa mem-
sama tinggal di asrama SMA Lazuardi
bedakan mazhab. Dengan tidak adanya
GIS ­Depok. Siswa yang tinggal di asrama
pengkotak-kotakan antar siswa maka akan
otomatis harus mengikuti peraturan yang
mengangkat tinggi nilai t­ oleransi.
ada, salah satunya yaitu jarang keluar.
Adapun
ukhuwah
langkah-langkah
Islamiah
diimplementasikan
­
oleh
praktik
­
Oleh karenanya kalau teman saya mau
­
sudah
beli sesuatu, saya yang belikan walaupun
yang
siswa
SMA
­Lazuardi GIS Depok khususnya kelas X
­misalnya:
jauh (Rafi, 2015).
Keempat, Saya berteman dengan baik
dengan orang Cina, di kelas X IPS 2. Serta
Pertama, berdasarkan wawancara
saya kalau berteman tidak memandang
dengan Dava siswa kelas X IPA 1, dia me­
status sosial, tidak memandang tampan,
­
nyatakan bahwa nilai ukhuwah Islamiyah
tinggi maupun pendeknya (Rafi, 2015).
yang sudah dia terapkan ­
secara nyata,
misalnya ketika saya sholat berjamaah
­
Upaya Guru Pendidikan Agama I­ slam
di masjid SMA Lazuardi GIS Depok,
Dalam Meningkatkan Nilai-Niali
awalnya dia melihat perbedaan dalam
­Ukhuwah Islamiah Siswa Kelas X Di
sholat itu aneh, namun setelah saya be-
SMA Lazuardi GIS Depok
lajar
persaudaraan dan toleransi men­
jadi biasa saja, karena mazhab dalam
Berdasarkan dari observasi, data ter-
Islam ­berbeda-beda, baik Sunni maupun
tulis dan wawancara, dapat d
­ iungkapkan
Syi’ah. Intinya mazhab Sunni dan Syi’ah
bahwa upaya guru pendidikan agama
itu dalam hal aqidah sama. Dengan tu-
Islam dalam meningkatkan nilai-nilai
38
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
ukhuwah islamiah sisiwa kelas X di SMA
jamaah. Shalat adalah titik tolak yang
Lazuardi GIS Depok.
sangat baik untuk pendidikan keagamaan
Pertama kali ialah melalui p
­ rogram
Quantum
Training.
­merupakan
inovasi
Quantum
dari
­training
MOS
seterusnya. Pertama-tama, shalat itu me­
ngandung
arti
penguatan
ketaqwaan
yang
kepada Allah, memperkokoh dimensi
­dikelola oleh guru-guru, salah satu guru
­vertikal hidup manusia, yaitu “tali hubu­
yang mengelola yaitu guru PAI yang ber-
ngan dengan Allah” (habl-un min al-Lah).
tanggung jawab memberikan tentang
Segi ini dilambangkan dalam takbir atau
keagamaan. Misalnya guru PAI mem-
ucapan Allahu Akbar pada pembukaan
berikan pembekal­an keagamaan kepada
shalat. Kedua, shalat itu menegaskan pen­
siswa baru dengan penanaman moral
tingnya memelihara hubungan ­
dengan
­sejak awal (Haikal, 2015).
sesama manusia secara baik, penuh ke-
Kemudian setelah masa q
­uantum
damaian, dengan kasih atau rahmat serta
training selesai (dalam artian KBM s­ udah
barkah Tuhan. Jadi memperkuat ­dimensi
aktif), pastinya siswa sudah mendapat-
horizontal hidup manusia, yaitu tali
kan materi pelajaran khususnya pen-
hubungan dengan sesama manusia. Ini
didikan agama Islam. Adapun buku yang
dilambangkan dalam taslim atau ucapan
dijadikan pedoman guru PAI adalah
­
salam.
pedoman ­
pendidikan agama Islam dan
Adapun
yang
menyusun
jadwal
budi pekerti kelas X, wawasan al-Quran,
­program shalat dzuhur yaitu guru PAI,
dan fikih praktis.
baik di dalamnya ada yang menjadi imam,
Di dalam buku pedoman pendidik­
­muadzin, memberikan kultum, dan ­menjadi
an agama Islam terdapat program pe­
koordinasi keagamaan. Oleh karenanya,
ngajaran yang sudah dirinci melalui KI
ketika siswa shalat dzuhur berjamaah me-
dan KD. Dalam Bab 1 menjelaskan ada
lebur menjadi satu, dalam artian tidak me-
4 poin pembahasan dalam kompetensi
mandang status mazhab Syi’ah maupun
dasar, salah satunya yaitu menunjukkan
mazhab Sunni (Haikal, 2015).
perilaku kontrol diri, prasangka baik dan
Ketiga, program wali kelas. Kegiat­an
persaudaraan sebagai implementasi dari
wali kelas yang mengelola guru dan wali
pemahaman (QS. al-Anfal [8]: 72) dan
kelas. Salah satu guru yang ikut terlibat
(QS. al-Hujurat [49]: 12) serta hadist yang
misalnya guru PAI. Keterlibatan guru PAI
terkait.
dalam kegiatan kelas berupa memberikan
Hal di atas sudah sangat jelas bahwa
pembekalan keagamaan kepada siswa
ada peran guru PAI dalam meningkatkan
tentang perbuatan baik dan jelek. Supaya
nilai-nilai ukhuwah islamiah siswa kelas
siswa terhadap siswa yang lain untuk
X, melalui pembekalan materi tentang
tidak mengibuli atau membohongi dan
­ukhuwah islamiah melalui buku pedoman
tidak menjaili (Husein, 2015).
pendidikan agama Islam dan budi pekerti,
serta dalam buku wawasan al-Qur’an.
Kedua, program shalat dzuhur ber-
Keempat, metodeguidance (mentor).
Dengan metode guidance siswa akan terjalin rasa saling mengenal, saling ­memahami
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
39
EDUKASI
dan tolong menolong. ­Misalnya siswa yang
4 atau 5 kelompok, tergantung gurunya.
terlihat pintar dalam pelajaran ­pendidikan
Serta masing-masing kelompok ada 1 men-
agama Islam ditunjuk untuk menjadi
tor dan asisten. Adapun tugas mentor ialah
mentor teman-temannya. Jumlah mentor
menjelaskan, membimbing dengan ber-
yang ditunjuk menyesuaikan ­
pembagian
bagi informasi kepada temannya (Haikal,
kelompok. Biasanya 1 kelas dibagi menjadi
2015).
KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan paparan
kan nilai-nilai ukhuwah islamiah siswa
data yang didapatkan dilapangan. Maka
kelas X di SMA Lazuardi GIS Depok, yaitu
peneliti dapat menyimpulkan sebagai
melalui program:
berikut:
1)
1. Keadaan ukhuwah Islamiah siswa
kelas X SMA Lazuardi GIS Depok, ­terba­ngun
Quantum
Training
dalam
bentuk pembekalan keagamaan, seperti
­
­penanaman moral pada siswa.
dengan baik.Hal ini tampak dari beberapa
2) Shalat dzuhur berjama’ah dalam
nilai yang diaktualisasikan dalam sehari-
bentuk sikap toleransi, seperti siswa di-
hari. Seperti sikap saling mengenal, saling
berikan kebebasan dalam shalat menurut
menghargai, saling m
­ enolong, saling toler-
mazhabnya masing-masing.
ansi dan bersikap adil di antara siswa yang
3) Program wali kelas dalam ben-
tidak hanya memiliki latar belakang kul-
tuk
tural yang ­beragam, tapi juga perbedaan
pembekalan siswa tentang perbuatan
­
aliran atau pemahaman, dan memiliki sta-
baik dan jelek.
tus sosial yang berbeda.
2. Upaya guru PAI dalam meningkat-
40
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
pembekalan
keagamaan.
Seperti
4) Metode guidance dalam bentuk
diskusi kelompok.
EDUKASI
Bibliography
Ahmad, Abu, and Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
al-Bantani, Alawi Nurul Alam. 2014. Kyai NU dan Imam Marja Syi'ah Memutilasi Salafi­
Wahabi. 1. Bandung: Pustaka Aura Semesta.
Bagir, Haidar. 2012. Menuju Persatuan Umat: Pandangan Intelektual Muslim Indonesia.
1. Bandung: Mizan,
Dava, interview by Syukron. Wawancara Dengan Siswa Kelas X IPA, SMA Lazuardi GIS
(Maret 13, 2015).
Drajat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Haikal, Husain, interview by Syukron Makmun. Wawancara dengan Ketua Litbang­
Agama SMA Lazuardi GIS Depok (Februari 26, 2015).
Hidayat, Syarif. 2013. Teori dan Prinsip Pendidikan. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Husein, Haikal, interview by Syukron Makmun. Wawancara Ketua Litbang Agama SMA
Lazuardi (Februari 26, 2015).
Islaminesia. islaminesia.com. Maret 07, 2016. http://islaminesia.com/2016/03/as-­
desain-fitnah-al-bouthi-ingatkan-tidak-percaya-media-milik-qatar/(accessed
­Maret 11, 2016).
Kamal, Rahmat. 2014. Pedoman Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1. Jakarta: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Kebudayaan, Tim P3B Departemen Pendidikan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 4.
Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Kusyadi, Dede, and M. Luthfi Ubaidillah. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas IX. 1.
Depok: CV. Arya Duta, 2011.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
41
EDUKASI
Lazuardi. http:/lazuardi-high.sch.id. Februari 4, 2015. http://lazuardi-high.sch.id/in
dex.php/component/content/article/19-berita-terkini/87-tuduhan-syiah-terhadapsma-lazuardi-provokasi-sekolah-syiah-di-basis-kaum-nahdliyyin-fakta-dan-datasyiah-di-indonesia-yayasan-syiah-di-sekitar-anda-dedengkot-syiah-jadi- (accessed
Juli 16, 2015).
Lazuardi, SMA. Buku Profil Sekolah SMA LAzuardi. Depok: SMA Lazuardi, 2015.
Madjid, Nurcholish. 1997. Masyarakat Relijius. 1. Jakarta: PT Amanah Putra Nusantara.
Mahmud, Abdul Halim. 2000. Merajut Benang Ukhuwwah Islamiyah. Solo: Era Intermedia.
Musa, A. Malik. 2001. Damai Bersama Islam. 1. Banda Aceh: PW. Pemuda Muhammadiyah
Aceh.
Nashrullah, Nashih. republika.co.id. 12 07, 2016. http://internasional.republika.co.id/
berita/internasional/timur-tengah/15/12/07/nyz1st320-ini-pengakuan-putra-­
ramadhan-albuthi-tentang-konflik-suriah (accessed 04 11, 2016).
Nasution, Harun. 2010. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisis Perbandingan. 5.­
Jakarta: UI-Press.
Rafi, interview by Syukron. Wawancara dengan Rafi Siwa Kelas X SMA Lazuardi GIS
Depok (Mei 23, 2015).
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Dahulukan Akhlak di Atas Fiqh. 2. Bandung: Mizan.
Republika. republika.co.id. Februari 23, 2016. http://khazanah.republika.co.id/berita/
dunia-islam/islam-nusantara/16/02/23/o2z1rd320-lima-pesan-syekh-alazhar-darimui-hingga-rekonsiliasi-sunisyiah (accessed Maret 11, 2016).
Shihab, M. Quraish. 2013. Wawasan al-Qur'an. Bandung: Mizan Pustaka.
Shihab, Muhammad Quraish. 2007. Sunnah-Syi'ah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?­
Kajian Atas Konsep Ajaran dan Pemikiran. 1. Jakarta: Lentera Hati.
42
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
—. Tafsir al-Mishbah. 2002. Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an. 1. Vol. 13. Jakarta:
Lentera Hati.
—. Wawasan al-Qur'an. Bandung: Mizan Pustaka, 2013.
Zuharini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: Balai Pustaka.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
43
Download