EDUKASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS NILAI UKHUWWAH ISLAMIYYAH (Studi Kasus Pembelajaran PAI di SMA Lazuardi GIS, Depok) Salman Parisi Dosen di STAI Madinatul Ilmi, Depok [email protected] Syukron Makmun Pengajar di Rumah Yatim Mizan, Cinere ABSTRAK Tulisan ini mencoba mengelaborasi tentang alternatif pendidikan Islam yang ­berbasis nilai-nilai ukhuwwah yang diterapkan di SMA Lazuardi GIS, Depok. Nilainilai ukhuwwah adalah nilai-nilai universal yang berdasarkan kepada misi utama Nabi saw yaitu sebagai penyempurna akhlak manusia. Nilai-nilai ukhuwah tercermin dalam nilai ta’arruf (saling mengenal), tasamuh (saling menghargai), ta’adul (bersikap adil), ta’awwun (saling membantu), dan tawassuth (moderat).Tulisan ini mengungkap sejauh mana nilai-nilai ini tercermin di kalangan siswa dan para guru PAI di SMA Lazuradi GIS, Depok. Kata Kunci: ukhuwwah Islamiah, nilai-nilai ukhuwwah, mazhab, Sunni dan Syi’ah PENDAHULUAN U mat Islam sebagaimana ditegaskan ­persamaan bukan perbedaannya. Jika per- di dalam hadis adalah bersaudara. bedaan disikapi dengan arif dan bijak akan Sebagai saudara tentu saja ada per- menjadi suatu rahmat. Perbedaan yang bedaan-perbedaannya. Tetapi perbedaan dirawat dengan bijak akan melahirkan itu seharusnya tidak akan menjatuhkan kompetisi yang sehat, yaitu seperti yang kita ke dalam kancah perpecah­an. Se- ditandaskan oleh al-Quran, berlomba-lom- bagai saudara seharusnya kita me­ lihat balah kalian dalam kebaikan.1 1 Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 ) 26 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI Menurut M. Quraish Shihab dalam yang memang menginginkan Umat Islam bukunya menegaskan bahwa perbedaan tidak bersatu. Karena itu, pihak-pihak merupakan suatu keniscayaan yang ada ini kemudian berupaya untuk memecah namun perbedaan tidak selalu kerap belah umat Islam dengan isu sektarian diartikan ­ dengan jalan menajamkan perbedaan di jadi dengan perbedaan perselisihan, yang boleh menimbulkan antara Sunni dan Syi’ah. ­perselisihan dikarenakan fanatisme buta. Usaha mereka itu didukung ­dengan Fanatisme inilah yang kerap memicu dana yang besar dan media yang ­sangat ­terjadinya perpecahan. luas sehingga akhirnya sebagian umat Sunnah-Syi’ah adalah dua aliran Islam ­ terpengaruh dan menganggap besar Islam yang lahir dari Islam yang ­ bahwa Sunni dan Syiah bukan lagi satu. Sebagai dua saudara, masing-­masing ­sekedar perbedaan mazhab, tapi sudah memiliki persamaan, juga perbedaan, ­merupakan perbedaan agama. dari mulai persoalan teologis sampai Konflik sektarian ini telah menyulut ­persoalan yang bersifat furu’iyah (rincian bara peperangan di Timur Tengah yang ajaran) (Shihab, 2007:1). entah kapan akan berakhir. Sudah ribuan Dua aliran ini merupakan aliran orang mengungsi dan ribuan orang men- yang resmi dan sah di dalam Islam. Dalam jadi korban keganasan perang. ­Suriah kunjungannya ke Majelis Ulama ­Indonesia yang (MUI) Pusat, Imam Besar I­nstitusi Al- ­lantak ditempa prahara. Problem utama Azhar, Kairo, Mesir, Ahmad ­at-Thayyib, yang terjadi di Suriah adalah fitnah keji menyampaikan risalah persatuan yang ­sektarianisme seperti yang diungkapkan sangat mendasar di internal umat Islam. oleh Ketua Ikatan Ulama Suriah, Syaikh Perbedaan pendapat yang muncul se- Prof. Dr. Muhammad Taufiq Ramadhan al- harusnya tidak menjadi benih pertikaian. Buthi, yang merupakan putra dari ­ulama “Jangan menganggap pendapat orang lain terkemuka salah dan mengklaim pendapat kita pa­ling ­Ramadhan al-Buthi ini, bahwa, “Konflik di benar,” tuturnya di kantor MUI, ­Jakarta, negara kami bukan konflik sekterian dan Senin (22/2) (Republika, 2016). agama, yang membenturkan antara Sunni Karena itu menurut beliau kita harus menghentikan konflik antara Sunni dan Syiah. Karena kedua aliran ini ber- tadinya damai Suriah, sejahtera almarhum luluh Syekh dan Syiah, atau Muslim dan non-Muslim. (Nashrullah, 2016). Selanjutnya beliau mengatakan saudara. Tentu saja ada perbedaan, tetapi bahwa, “Ada tiga target utama dari perbedaan tersebut bukan dalam ushul ­konflik tetapi hanya dalam furu’. Ada ­banyak rang. ­Pertama, menghancurkan Suriah, persamaan di antara Sunni dan ­ Syiah, ­kedua, ­mendistorsi dan mencoreng wa- sehingga ­ pendekatan ­ jah I­slam di mata dunia, sebagai agama (taqrib) di antara kedua aliran besar ­Islam yang ­menyeramkan sekaligus menakut- ini (Republika, 2016). kan agar mereka menjauh dari ­ risalah bisa dilakukan Namun demikian, ada pihak-pihak yang melanda Suriah seka- ini. Kita punya contoh bukti. Misalnya, safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 27 EDUKASI perang ­ Suriah sekarang faktanya tidak ukhuwaah dan pendekatan antar mazhab melibatkan sesama warga Suriah asli, dalam ­Islam. Karena itu, peneliti ­tertarik sama ­sekali. Tetapi, konflik ini di-setting untuk agar melibatkan ­ warga bukan sesama bagaimanakah guru PAI menerapkan Suriah. Kita ­lihat sekarang ISIS, tak se- nilai ukhuwwah dalam pembelajaran- muanya orang Suriah, begitu juga Jubha nya. el-Nusra, mereka gabungan dari ­jihadis dari berbagai ­ Negara (Nashrullah, 2016).” melakukan Penelitian ini penelitian mencoba ­ tentang mema- parkan pendidikan di SMA Lazuardi GIS Depok. SMA Lazuardi GIS Depok Lebih lanjut beliau mengatakan adalah sekolah Islam yang berorientasi ­ dalam seminar di Universitas Gadja pada ­ penanaman nilai-nilai Islam yang Mada, bahwa apa yang terjadi di Suriah universal yang salah satunya tercermin ­ adalah desain fitnah yang dimainkan oleh pada misi ­ besar ­ kenabian Muhammad Amerika Serikat, Israel dan koleganya di Saw kawasan seperti Arab Saudi, Qatar, dan ­manusia Turki (Islaminesia, 2016). tidak berafiliasi pada mazhab dan ­aliran Demikianlah ­ menyempurnakan ­Muslim. Sekolah akhlak Lazuardi menyaksikan ­keagamaan tertentu namun sesuai ­dengan dampak fitnah sektarian ini sedemikian kurikulum pendidikan nasional. Sekolah dahsyat. Kita bisa saksikan bagaimana Lazuardi Irak, Yaman, Suriah dan Libya sekarang akhlak, di antaranya dengan ­bersikap ter- terlibat dalam peperangan yang entah buka dan kritis terhadap berbagai macam ­kapan akan berkahir. pengetahuan agama Islam, agar siswa ­ Pengaruh kita ­ yakni konflik sekatarian mengutamakan pendidikan ini mendapatkan pengetahuan yang baik ten- tidak hanya terjadi di Timur Tengah tang aliran/mazhab dalam Islam, ­sehingga saja tetapi juga berimbas ke ­Indonesia. mereka bisa bersikap toleran (Lazuardi, ­Bukan hanya di lingkungan umum saja, 2015). tetapi sudah masuk ke dalam ranah ­pendidikan. Bibit sektarianisme sudah ditumbuhkan di dalam diri para siswa. TUJUAN PENELITIAN Karena itu, bisa dibayangkan masa depan Adapun yang menjadi tujuan dalam ­generasi muda Islam akan tumbuh dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, pola pikIr s­ektarianisme dan ini ­ tentu pertama, Keadaan ukhuwah Islamiah saja siswa kelas X SMA Lazuardi GIS Depok membahayakan ­ umat Islam itu ­sendiri. dan upaya guru pendidikan agama Islam Di antara sekian sekolah Islam, SMA Lazuardi menerapkan sebuah ­pendidikan yang menekankan nilai-nilai 28 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 dalam meningkatkan nilai-nilai ukhuwah Islamiah siswa kelas X di SMA Lazuardi GIS Depok. EDUKASI PEMBAHASAN Pengertian Pendidikan Agama ­Islam (PAI) P endidikan agama Islam adalah u ­ saha Ukhuwah Islamiah menurut ­ sadar berupa bimbingan dan asuhan Nurcholis Madjid adalah ­ ­ persaudaraan terhadap anak didik agar kelak sete- berdasarkan iman sesama umat Islam lah selesai pendidikannya d ­ apat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam (Madjid, 1997:46). Sedangkan tokoh ukhuwah lain ­ Islamiah serta menjadikannya ­ sebagai pandangan menurut ­ diantaranya: hidup (way of life) (Drajat, 2000:86). ­Ukhuwah Islamiah menurut M. Amien Pendidikan agama Islam adalah Rais adalah persaudaraan yang didasari ­usaha-usaha secara sistematis dan prag- keikhlasan, terlepas dari mazhab mere- matis dalam membantu peserta didik ka. Secara umum ukhuwah Islamiah agar supaya mereka hidup sesuai dengan adalah ungkapan simbolis yang mencer- ajaran Islam (Zuharini, 1983). Sementara minkan keharusan kaum Muslimin di menurut Usman Said, pendidikan agama muka bumi ini, terlepas dari latar bela- Islam adalah segala usaha untuk terben- kang ­ kebangsaan, geologis, suku, seja- tuknya atau bimbingan/menuntun rohani, rah, orientasi, mazhab, dan sebagainya, jasmani seseorang menurut ajaran Islam untuk bersatu b ­ erdasarkan Islam (Bagir, (Ahmad and Uhbiyati, 1991:110). 2012:199). Dari definisi yang dikemukakan tiga Ukhuwah Islamiah menurut Aslam tokoh di atas maka dapat disimpulkan, Nur adalah persaudaraan karena sesama pendidikan agama Islam adalah usaha umat Islam (Musa 2001, 98). ­Terminologi atau bimbingan terhadap peserta didik “ukhuwah” untuk menjadi insan yang sempurna yang “persaudaraan” berakar kata yang pada memiliki kepribadian yang mulia, b ­ eriman ­mulanya bermakna “memerhatikan” (M. Q. dan bertakwa kepada Allah Swt. Shihab, 2013:639). Dengan demikian, esensi yang biasanya diartikan utama dari ukhuwah dalam b ­ entuk apapun Ukhuwah Islamiah di dalamnya harus terjalin rasa saling memerhatikan antara satu individu dengan Pengertian Ukhuwah Islamiah individu lainnya. Proses saling memperhatikan akan melahirkan sikap tasamuh Ukhuwah artinya persaudaraan. Sedangkan Islamiah artinya persaudaraan dalam Islam (Kebudayaan, 1995, 1097). (­toleran) dan appresiasi ­tinggi terhadap perbedaan yang muncul di masyarakat. Ukhuwah Islamiah menurut ­Lukman safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 29 EDUKASI Harun adalah persaudaraan ­ Islam yang kiri bahwasanya ukhuwah Islamiah selama dibina, diciptakan, diwujudkan, ­ diikat, ini selalu terbentur pada kenya­taan yang pa- dan Dari hit. Kaum Muslimin belum menerjemahkan ­persaudaraan itulah timbul iman dan, se- ukhuwah Islamiah s­eperti diidealisasikan baliknya, karena iman/akidah timbulah di dalam al-Quran maupun al-Sunnah men- persaudaraan (Musa, 2001:217). jadi satu kenya­taan sehari-hari yang hidup. dijiwai oleh akidah/iman. Dari beberapa pendapat tokoh di Masih terbentang jurang yang lebar antara atas dapat disimpulkan bahwa ukhuwah ukhuwah Islamiah sebagai suatu semboyan Islamiah adalah rasa memperhatikan ­ yang selalu dikatakan yang dengan kenyataan yang ada. dibina, diciptakan, diwujudkan, dikalangan umat, ­diikat, dan dijiwai oleh akidah/iman. Tetapi yang perlu digaris ­ bawahi Proses di atas akan melahirkan rasa ­ ialah, bahwa jauh di dalam hati s­ anubari persaudaraan, saling mengenal, saling ­ setiap orang Islam, s­emangat ­ ukhuwah memahami, saling menolong, solidaritas, ­Islamiah itu selalu hidup. ­Walaupun ­belum toleran dan adil. terejawantahkan 2 ke dalam kenyataan ­ yang konkret, ukhuwah ­Islamiah itu bagi Tujuan Ukhuwah Islamiah mereka selalu saja ­menjadi salah satu, katakanlah, pegangan atau keharusan keaga- Tidak bisa dipungkiri bahwa sifat alamiah manusia yang maan yang harus dibuktikan. Sehingga berbeda-beda dengan selalu mengingat nilai penting sesuai dengan sunnatullah tersebut, maka ukhuwah Islamiah, maka timbul semacam sangat logis bahwa ajaran Allah tentang kendali otomatik apabila sampai terjadi persaudaraan berdasarkan iman diberi- ­pertengkaran yang terlalu sengit di antara kan dalam kerangka kemajemukan (plu- sesama umat. ­Dengan demikian, adanya ralitas), bukan ketunggalan (monolitik) kesadaran tentang ukhuwah ­islamiah bisa (Madjid, 1997:52). menghindari pertikaian yang lebih parah Namun, memang tidak dapat dipung- 2 (Bagir, 2012:199-200). Dalam hal ini Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah (bagaikan) bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudara kamu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. AlHujurat [49]: 10). M. Quraish Shihab menafsirkan: ayat di atas mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa persatuan dan kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau besar, akan melahirkan limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang pada puncaknya dapat melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara sebagaimana dipahami dari kata qital yang ­puncaknya adalah peperangan (M. Q. Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an) 2002:249). Serta, Nabi Saw menjelaskan tentang persaudaraan melalui sabdanya sebagai berikut. .ٌحب لنفسو والّذ ي نفسً بٍده ال ٌؤمن عبد حتّى ٌحب لجا ره أو ق ل ألخٍو ما: عن أنس رضً هللا عنو عن النّب ًّ صلًّ هللا علٍو وسلّم قا ل ّ “Dari Annas dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda, “Demi Zat (Allah) yang jiwaku berada dalam gengamanNya, tidalah beriman seorang hamba dengan sempurna sehingga ia mencintai tetangganya atau saudaranya seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Muslim: 65) (Kamal 2014, 7). 30 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI Manfaat Ukhuwah Islamiah Allah Swt: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- Banyak manfaat yang kita ­ nikmati dengan Islamiah. kan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku- Salah satu misalnya kita akan melihat suku supaya kamu saling kenal-mengenal. ­keharmonisan di masyarakat umat I­ slam, Sesungguhnya orang yang paling mulia walaupun tidak bisa dihindarkan a ­ danya diantara kamu disisi Allah ialah orang perbedaan. perbedaan yang paling taqwa diantara kamu. Sesung- u ­khuwah guhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha bila jalan ukhuwah laki dan seorang perempuan dan menjadi- Akan disikapi tetapi, dengan ­ jiwa islamiah maka akan menjadi persatu­ Mengenal.” (QS. al-Hujurat [49]: 13). an, ­kekuatan dan ­rahmat, bukan azab (­Madjid, 1997:46). Hal ini sesuai dengan b. Saling Menghargai (tasamuh) paparan M. Quraish Shihab dalam hadist Tasamuh adalah sebuah landasan yang menjelaskan tentang persaudaraan. dan bingkai yang menghargai perbedaan, Nabi Saw ­bersabda: yang arti­nya “Demi tidak memaksakan kehendak personal Zat (Allah) yang jiwaku berada dalam dan merasa benar sendiri. Tujuan akhir­ gengaman-Nya, ­ se- nya yaitu terciptanya kesadaran plural- orang hamba dengan sempurna ­sehingga isme yang saling melengkapi, bukan mem- ia mencintai t­etangganya atau saudara­ bawa kepada perpecahan. Perbedaan nya seperti halnya ia mencintai ­ dirinya pendapat merupakan hal yang biasa, dan ­sendiri”. (H.R. Muslim: 65). harus kita sikapi dengan bijaksana. Ka- tidaklah beriman rena itu semua sudah diajarkan oleh para Nilai-Nilai Ukhuwah Islamiah founding father kita dahulu (Kusyadi and Ubaidillah, 2011:42-43). Sebelum menguraikan tentang nilainilai ukhuwah Islamiah, peneliti men- c. Bersikap Adil (ta’adul) coba menguraikan beberapa pilar-pilar Ta’adul berarti keadilan. Bersikap ukhuwah Islamiah yaitu: ta’arruf (saling adil yaitu berusaha untuk proporsio­ mengenal), tasamuh (saling menghargai), nal terhadap sesuatu (Madjid, 1997:134- ta’adul (bersikap adil), ta’awwun (saling 135). Tidak mementingkan kepentingan membantu), dan tawassyth (moderat) individu ­ (Mahmud, 2000:31). sesuatu. Tetapi lebih mementingkan bagi semata untuk mendapatkan kemaslahatan umat. a. Saling Mengenal (ta’arruf) Secara fundamental, manusia di­ ciptakan dengan berbagai macam perbedaan. Laki-laki- perempuan, d. Saling Menolong (ta’awwun) Sebagai Muslim yang taat, seyogya­ kulit nya kita harus peka dan responsible ter- putih-kulit hitam, semua itu merupakan hadap lingkungan maupun masyarakat fitrah manusia yang harus disikapi secara kita. Sikap saling menolong bersifat uni- bijaksana. Hal ini tersurat dalam firman versal, setiap kaum tertindas dan butuh safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 31 EDUKASI pertolongan kita harus sigap untuk me­ lakukan pertolongan. Contohnya seperti Pengertian Mazhab dan Sejarah Ikhtilaf Abdurrahman Wahid yang memperjuangkan kaum minoritas di Indonesia dengan pluralismenya. Mazhab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya haluan atau aliran me­ ngenai hukum fikih yang menjadi ikutan e. Bersikap Moderat (Tawassuth) umat Islam (Kebudayaan, 1995:640). Merupakan sikap yang menempat- Harun Nasution menjelaskan dalam kan diri di tengah (moderat), tidak ekstrim analisisnya tentang sejarah Nabi Saw (baik ke kanan maupun ke kiri, tetapi me- ­sebagai kepala agama di Mekkah belum miliki sikap dan pendirian). Hal ini ber- ada Istilah mazhab, melainkan istilah landaskan suatu adagium, “Khairul umur suku sudah ada. Contohnya di Mekkah awsathuha” (moderat adalah sebaik-baik suku yang terkenal salah satunya suku perbuatan). Quraisy. Sementara kalau di Madinah Nilai-nilai untuk mempererat per- suku yang terkenal misalnya suku Aus saudaraan di antara umat Islam secara dan Khazraj. Adapun fungsi Nabi Saw di ­implisit sudah ada dalam pilar-pilar di Mekkah ­sebagai kepala agama, dan tidak atas. Namun nilai-nilai itu tidak serta ­mempunyai fungsi kepala ­pemerintahan, merta dilakukan secara parsial, tetapi karena kekuasaan politik pada saat itu ­secara holistik harus dilaksanakan untuk ­belum menciptakan rasa persaudaraan dan per- di Madinah sebaliknya, Nabi Saw, di damaian di muka bumi ini. samping menjadi kepala agama juga ­ dapat dijatuhkan. Sementara menjadi ­kepala ­pemerintahan. ­Beliaulah Ikhtilaf dan Perbedaan Mazhab yang ­mendirikan kekuasaan politik yang dipatuhi di kota Madinah. ­Sebelum itu Adanya ukhuwah tidak lepas dari adanya perbedaan, karena jika tidak ada di Madinah tidak ada kekuasaan politik (Nasution, 2010:3-12). persoalan dalam masalah ikhtilaf atau Singkatnya paska Nabi Muhammad perbedaan, maka tidak ada potensi ­untuk wafat tahun 632 M, terjadi perbedaan berpecah belah. Ukhuwah ­adalah satu mengenai siapa yang akan menggantikan respon bagaimana menghadapi ­ ­ potensi tapuk kepemimpinannya? Namun sejarah perbedaan yang bisa membuat masyarakat meriwayatkan bahwa yang ­menggantikan Muslim berpecah belah ­dengan sikap yang setelah Nabi berdasarkan kesepakat­ an positif, di mana satu sama lain bisa saling masyarakat Islam waktu itu ialah Abu mengenal, m ­ emahami, tolong menolong, Bakr, digantikan Umar ibn al-­ Khattab, adil dan bisa bersikap moderat. ­Usman ibn Affan. Namun paska ­Us­man ibn 32 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI Affan terbunuh terjadilah ­ perpecahan, ­Abdul Halim Mahmud berkenaan dengan dan pengganti terkuat ialah Ali Ibn Abi kelompok dibedakan antara dua macam Thalib sebagai khalifah yang keempat. pengelompokan yaitu Pertama, Ahzab Tetapi kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib Diniyah (partai-partai politik), misalnya segera mendapat tantangan dari pemuka- kelompok partai politik masa silam adalah pemuka yang ingin menjadi khalifah, se­ Syi’ah dan Khawarij. Kedua, Firaq Diniyah perti Thalhah dan Zubeir yang mendapat (kelompok-kelompok sokongan dari Aisyah, yang lebih terke- salnya sesuai dengan runtutan masa ke- nalnya terjadi perang Jamal di Irak tahun munculannya adalah al-Musyabbihah, al- 656 M. serta Mu’awiyah mewakili dari ke- Mu’tazilah, al-Asya’riah, dan lain-lain (M. luarga dekat Usman yang ingin menjadi Q. Shihab, Sunnah-Syi’ah Bergandengan khalifah, dengan liciknya me­nuduh bahwa Tangan, Mungkinkah? Kajian Atas Konsep Ali turut campur dalam soal pembunuhan Ajaran dan Pemikiran 2007, 53-61). Usman (Nasution, 2010:3-12). Pemberontakan Mu’awiyah sampai keagamaan), mi­ Alasan Syaikh Abdul Halim dalam yang dilakukan perang partai politik adalah kenyataan yang me­ Siffin, yang mana pasukan Mu’awiyah nunjukkan bahwa Zaid ibn Ali (w. 740 M) sudah terpojok kalah dengan l­iciknya ­ yang merupakan Imam Syi’ah Zaidiyah, tangan ibn berguru dalam persoalan ushul (prinsip- ­al-‘As terkenal seorang licik mengangkat prinsip ajaran agama) pada tokoh pendiri ­al-Quran di atas tombak untuk meminta aliran Mu’tazilah, yakni Washil Ibn Atha (w. damai. Singkatnya dalam ­perdamaian 131 H/ 748 M), sedang Washil berkeyakinan sampai yang bahwa kakek Zaid, yakni Sayyidina Ali (M. dimenangkan Mu’awiyah atas kelicikan ­ Q. Shihab, Sunnah-Syi’ah Bergandengan Amr ibn al-As, namun Ali menolaknya. Tangan, Mungkinkah? Kajian Atas Konsep Dari paska perang Siffinlah muncul istilah Ajaran dan Pemikiran 2007, 54-55). kanan terjadilah pendapatnya bahwa Syi’ah merupakan Mu’awiyah, mengadakan Amr arbitase, ­aliran seperti Syi’ah, ­Khawarij, Mur’jiah, Dapat peneliti simpulkan berdasar- Mu’tazilah dan Ahl-Sunnah dan lain-lain kan penjelasan dari beberapa tokoh di (Nasution, 2010:3-12). atas tentang lahirnya mazhab. Intinya Sedangkan M. Quraish Shihab men- mazhab pada zaman Nabi Saw tidak jelaskan bahwa mazhab tidak ada pada ada, ­ melainkan adanya suku, maupun zaman Nabi Saw, melainkan istilah suku, ­kelompok. Namun paska Nabi wafat, umat kelompok atau golongan sudah ada. M. Islam berpecah belah dengan ­mengikuti Quraish Shihab mengartikan mazhab pemimpin lebih masing-masing. Jadi dapat disimpulkan kepada kelompok. M. Quraish Shihab mengutip pendapatnya Syaikh ­ kelompok atau golongan mazhab itu artinya pengikut. safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 33 EDUKASI Pendapat Ulama tentang Ukhuwah Islamiah kan kecaman pada keimanan dan kepercayaan pengikut mazhab yang lainnya, atas dasar sabda Rasulullah Saw.: Jika Menjadi Muslim yang baik, tidak- salah seorang di antara kamu memanggil lah cukup dengan memegang teguh atas saudaranya: Kamu kafir, salah seorang di keyakinan tauhidnya, melainkan juga, antara mereka akan menjadi kafir dan ia sanggup hidup bersama masyarakat bertanggung jawab atasnya. yang memiliki keyakinan dan agama berbeda, terlebih berbeda mazhab di 2. Pertemuan Qatar dalam Islam itu sendiri. Namun, realit- Dalam pertemuan Sunni-Syi’ah di anya terjadi pertikaian sengit misalnya Doha, ibu kota Qatar, pada tanggal 20-22 konflik antar mazhab. Oleh karenanya, Januari 2007. Dalam pertemuan Qatar, peneliti mencoba memaparkan penda- Said Agil Siradj mendapat kesempatan pat ulama yang Muktabar baik melalui berbicara dua kali dalam forum, s­ ekaligus literatur buku maupun dialog yang diada- memberikan pendapat bahwa masing- kan di ­Yordania, Qatar, Deklarasi Bogor, masing ­mengenai ukhuwah Islamiah dalam kon- ­tentang Sunni, dan ulama Sunni menulis teks Sunni-Syi’ah. buku tentang Syi’ah. Said Agil Siradj me­ ulama Syi’ah menulis buku maparkan tujuan pertemuan Qatar ialah 1. Deklarasi Bogor mempersempit atau memperkecil sudut Dalam Deklarasi Bogor di Istana pandang Sunni-Syi’ah yang sudah barang Presiden, pada tanggal 3-4 April 2007, ­ tentu penting sekali. Kemudian, hasil dari ­dengan seminar itu, pada intinya masing-­masing membicarakan konflik Sun- ni-Syi’ah di Irak, dan bertekad untuk pihak menghargai peranan masing-­ ­mewujudkan rekonsiliasi secara penuh di masing dan mengendalikan kalangan antara bangsa Muslim Irak dengan mem- ­ekstrim dari masing-masing mazhab (al- promosikan ­Islam sebagai Rahmatan lil Bantani, 2014:74-78). ‘Alamin di Indonesia (Rakhmat, 2007:18). Adapun ke­ sepakatan Deklarasi Bogor 3. Risalah Amman salah satunya yaitu “Muslim ialah siapa Fatwa Amman yang diadakan di saja yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan ­Amman, Yordania (tanggal 27-29 Jumadil kecuali A­ llah dan Muhammad utusan- Ula 1426 H / 4-6 Juli 2005 M), ditanda- Nya. ­Prinsip dasar ini berlaku sama bagi tangani oleh 146 ulama, cendekiawan Sunni dan Syi’ah tanpa kecuali. Perbedaan ­muslim, dan tokoh-tokoh Islam dari 48 di antara keduanya hanyalah perbedaan negara, termasuk diantaranya: Ali Jumu’a pendapat dan interpretasi dan bukan per- (Mufti Besar Mesir), Ahmad Muhammad bedaan esensial dalam akidah. Dari segi Al-Tayyib (Rektor Universitas Al-Azhar), syari’at, tidak boleh salah satu dari kedua Yusuf Qardhawi (Ketua Persatuan Ulama mazhab itu mengucilkan, membid’ahkan, Islam Internasional, Qatar), Muhammad atau dengan cara apa pun melempar- Sa’id Ramdan Al-Buti (Dai, Pemikir dan 34 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI Penulis Islam, Syria), Umar bin Muham- b. Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam mad bin Salim bin Hafiz (Ketua Madra- mazhab-mazhab Islam diban­dingkan sah Dar al-Mustafa, Tarim, Yaman), ibu dengan perbedaan-perbedaan di a ­ ntara Tutty Alawiyah (Rektor Universitas Asy- mereka. Para pengikut/pe­nganut kede- Syafi’iyah, Indonesia), dan Hasyim ­Muzadi lapan mazhab Islam yang telah disebut- (Ketua PBNU, Indonesia). kan di atas semuanya sepakat dalam Untuk nama-nama penanda tangan­ prinsip-prinsip utama Islam (Ushulud- an Fatwa Amman bisa dilihat dalam buku din). Semua mazhab yang disebut di “Menuju Persatuan Umat” penyuntingnya atas percaya pada satu Allah yang Maha Haidar Bagir. Esa dan Mahakuasa; percaya pada Adapun butiran-butirannya sebagai al-Quran sebagai wahyu Allah; dan berikut (Bagir, 2012:16-19): bahwa Baginda Muhammad saw ada- a. Butiran yang disepakati dalam risalah lah Nabi dan Rasul untuk seluruh ma- Amman: siapa saja yang mengikuti nusia. Semua sepakat pada rukun lima dan menganut salah satu dari empat rukun Islam; dua kalimat s­ yahadat; ke- Mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, wajiban shalat; zakat; ­puasa di ­bulan Maliki, ­Hanbali), dua Mazhab Syi’ah ­Ramadhan, dan Haji ke Baitullah di (Ja’fari dan Zaydi), Mazhab Ibadhi Mekkah. Semua percaya pada dasar- dan Mazhab ­Zhahiri adalah Muslim. dasar akidah Islam; kepercayaan pada Tidak mengkafirkan Allah, para m ­ alaikat-Nya, kitab-kitab- salah seorang dari pengikut/penganut Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan mazhab-mazhab yang disebut di atas. takdir. Perbedaan di ­antara ­ulama ke- Darah, kehormat­ an dan harta benda delapan mazhab Islam t­ersebut hanya salah ­ seorang dari pengikut/penga- menyangkut masalah-masalah cabang nut mazhab-mazhab yang di atas tidak agama (furu) dan tidak menyangkut boleh dihalal­kan. Lebih lanjut, tidak prinsip-prinsip dasar (ushul) Islam. diperbolehkan meng­kafirkan siapa saja Perbedaan yang mengikuti ­akidah Asy’ari atau sia- cabang agama ­tersebut adalah rahmat pa saja yang mengamalkan ­tasawuf. De- Ilahi. diperboleh­kan pada masalah-masalah mikian pula, tidak diper­bolehkan mengkafirkan ­siapa saja yang ­mengikuti c. Mengakui kedelapan mazhab dalam pemikiran salafi yang sejati. Sejalan Islam tersebut berarti mengikuti suatu dengan itu, tidak diperbolehkan meng- metodologi dasar dalam mengeluarkan kafirkan kelompok Muslim manapun fatwa: tidak ada orang yang berhak yang ­percaya pada Allah, mengagung- mengeluarkan fatwa tanpa keahlian kan dan mensucikan-Nya, meyakini pribadi khusus yang telah ditentukan ­Rasulullah Saw dan rukun-rukun Islam, oleh masing-masing mazhab bagi para serta tidak mengingkari ajaran-ajaran pengikutnya. Tidak ada orang yang yang ­sudah pasti dan disepakati dalam boleh agama ­Islam. kan ­ ijtihad mutlak dan menciptakan mengklaim safina untuk melaku- Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 35 EDUKASI mengeluarkan negara umat Islam; memperkukuh tali fatwa-fatwa yang tidak bisa diterima persaudaraan yang menyatukan mere- hingga membawa umat Islam keluar ka dalam saling cinta di jalan ­Allah. Dan dari prinsip-prinsip dan kepastian- kita mengajak seluruh Muslim untuk kepastian Syariah sebagaimana yang tidak membiarkan pertikaian di antara telah ditetapkan oleh masing-masing sesama muslim dan tidak membiarkan mazhab yang telah disebut di atas. pihak-pihak asing mengganggu hubu­ Tidak ada orang yang boleh meng- ngan di antara mereka. mazhab baru atau klaim untuk melakukan ijtihad mutlak Allah dan menciptakan mazhab baru atau berfirman: “Sesungguhnya mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak orang-orang beriman adalah bersaudara. bisa diterima hingga membawa umat Maka itu islah-kan hubungan di antara Islam keluar dari prinsip-prinsip dan saudara-saudara kalian dan bertaqwalah kepastian-kepastian syariat sebagaima- kepada Allah sehingga kalian mendapat na yang telah ditetapkan oleh setiap rahmat-Nya.” (Al-Hujurat, [49]: 10). mazhab yang telah disebut di atas. d. Esensi Risalah Amman, yang ditetap- TEMUAN PENELITIAN kan pada Malam Lailatul Qadar tahun 1425 H dan dideklarasikan dengan Keadaan Ukhuwah Islamiah Siswa kelas ­suara lantang di Masjid Al-­Hasyimiyyin, X SMA Lazuardi GIS Depok adalah kepatuhan dan ketaatan pada mazhab tersebut di atas dan meneguh- D kan penyelenggaraan diskusi serta per- (Kebudayaan, 1995, 1097). mazhab-mazhab Islam dan metodologi utama yang telah ditetapkan oleh setiap mazhab tersebut. Mengikuti tiap-tiap Kamus Indonesia ­ Besar ukhuwah Bahasa artinya ­persaudaraan. Sedangkan islam­ iah artinya persaudaraan dalam Islam temuan diantara para penganutnya Aslam Nur menjelaskan u ­khuwah dapat memastikan sikap adil, moderat, islamiah adalah persaudaraan ­ ­ karena saling memaafkan, saling menyayangi, sesama dan mendorong dialog dengan umat- Sedangkan ­ umat lain. ­menurut M. Quraish Shihab yang ­biasa e. Kami semua mengajak seluruh umat 36 alam umat Islam (Musa terminologi diartikan “persaudaraan” kata pada yang mulanya 2001:98). “ukhuwah” b ­ erakar bermakna untuk membuang segenap perbedaan “­memerhatikan” (M. Q. Shihab, Wawasan di antara sesama Muslim dan menyatu- al-Qur’an, 2013:639). Dengan demikian, kan kata dan sikap mereka; menegas- esensi utama dari ukhuwah dalam ­bentuk kan kembali sikap saling menghargai; apapun di dalamnya harus terjalin rasa memperkuat sikap saling mendukung saling memerhatikan antara satu ­individu di antara bangsa-bangsa dan negara- dengan individu lainnya. Proses saling safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI memperhatikan akan melahirkan sikap miliki keterkaitan dengan penanaman tasammuh (toleran) dan apresiasi t­inggi nilai ukhuwah islamiah di SMA ­Lazuardi terhadap perbedaan yang muncul di GIS Depok. Poin-poin tersebut antara masyarakat. lain: Ukhuwah islamiah menurut tokoh di a. Senyum dan salam antara guru atas sesuai dengan ukhuwah islamiah yang dan siswa. Budaya senyum dan salam ada di SMA Lazuardi GIS Depok, bahwa antara guru dan siswa di SMA Lazuardi SMA Lazuardi GIS Depok ingin men- GIS Depok menandakan bahwa di ­sekolah genalkan Islam secara menyeluruh tanpa tersebut menekankan kerukunan antar melihat status mazhabnya (Husein, 2015), warga sekolah. Dengan adanya ­senyum dan SMA Lazuardi GIS Depok juga mem- dan salam tersebut maka ­keharmonisan berikan kesempatan yang sama kepada antar semua siswa dalam pendidikan, (artinya ­terjaga. warga sekolah menjadi lebih tanpa membedakan tingkat kecerdasan, b. Wajib shalat berjamaah. Khusus penyandang kebutuhan khusus ataupun untuk shalat dzuhur, siswa “yang meme­ perbedaan mazhab) (Lazuardi 2015:92). nuhi kriteria” secara bergiliran ditunjuk Serta ukhuwah di sekolah ini sangat ter- bertugas sebagai mu­adzin, imam sholat lihat, karena sekolah ini merupakan se- dan menyampaikan kultum. kolah global, yang mana terdiri dari siswa Di dalam poin ini jelas sekali bahwa yang heterogen dalam arti terdapat dari SMA Lazuardi GIS Depok mewajibkan macam keragaman kultur tidak hanya siswa shalat dzuhur berjamaah. Budaya Arab, Inggris, dan Cina, tapi juga berbeda shalat jamaah ini akan menumbuhkan aliran (dalam arti berisi individu-individu sikap kebersamaan dan mengokohkan yang berbeda atau ­individu yang plural tali silaturrahmi antar siswa. Hal di atas atau beragam). Serta tidak memandang secara praktis sudah diterapkan ­ secara status sosial antara kaya dan miskin. nyata oleh Dava siswa kelas X IPA 1, ­ Hal di atas sesuai dengan ­penelitian misalnya ketika melaksanakan shalat ­ dilapangan, wawancara dan d ­ okumentasi, berjamaah di masjid SMA Lazuardi GIS bahwa SMA Lazuardi GIS Depok ­memiliki ­Depok, awalnya saya melihat perbedaan kondisi ukhuwah ­Islamiah yang baik dalam dalam shalat itu aneh, namun setelah meningkatkan potensi siswa. Salah satu saya belajar ­persaudaraan dan toleransi data mengenai profil ­sekolah, di dalam­ menjadi biasa saja, karena mazhab dalam nya dijelaskan mengenai ­budaya-budaya Islam berbeda-beda, baik Sunni ­maupun yang harus dikembangkan di ­sekolah SMA Syi’ah. Intinya mazhab Sunni dan Syi’ah Lazuardi GIS ­Depok. ­Budaya tersebut me­ itu dalam hal aqidah sama. Dengan nyangkut aspek akhlak dan keagamaan, ­tujuan sama, namun yang membedakan hidup bersih dan sehat, serta mengenai cara mencapai tujuan yang berbeda-beda kedisiplinan, ketertiban dan keamanan. (Dava, 2015). Di dalam aspek akhlak dan keagamaan Kemudian diperkuat oleh Rafi siswa terdapat poin-poin yang peneliti rasa me- kelas X IPS 2, menjelaskan bahwa kita safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 37 EDUKASI harus bertoleransi, tidak boleh mengang- juan sama, namun yang membedakan gap mazhab kita paling benar dan tidak cara mencapai tujuan yang berbeda-beda boleh fanatik golongan baik mazhab (Dava 2015). Syi’ah maupun Sunni. Serta dapat men- Kedua, berdasarkan wawancara jalin keakraban dalam berkomunikasi, ­dengan Rapi siswa kelas X IPS 2, bahwa adanya kepedulian dan adanya rasa ukhuwwwah Islamiyahyang sudah dia ­empati terhadap sesama (Rafi, 2015). terapkan secara nyata misalnya kita harus c. Menerima siswa dari berbagai bertoleransi, menghargai sesama ­Muslim kalangan tanpa membedakan tingkat ke- walau berbeda mazhab, tidak boleh cerdasan, penyandang kebutuhan khusus ­menganggap mazhab kita paling benar ataupun perbedaan mazhab. dan tidak boleh fanatisme golongan baik Di dalam poin ini jelas sekali bahwa mazhab Syi’ah maupun Sunni. Intinya SMA Lazuardi GIS Depok ingin memberi- dalam hal aqidah sama. Cuman dalam hal kan kesempatan yang sama kepada ­semua cabang-cabang agama yang berbeda (Rafi, siswa tanpa adanya pengkotak-kotakan 2015). antara siswa yang pintar ­maupun siswa Ketiga, berdasarkan wawancara yang tidak pintar, siswa yang ­secara fisik­ dengan Rafi siswa kelas X IPS 2, bahwa nya normal maupun siswa yang secara dia memiliki teman dekat yang sama-­ fisiknya tidak normal dan tanpa mem- sama tinggal di asrama SMA Lazuardi bedakan mazhab. Dengan tidak adanya GIS ­Depok. Siswa yang tinggal di asrama pengkotak-kotakan antar siswa maka akan otomatis harus mengikuti peraturan yang mengangkat tinggi nilai t­ oleransi. ada, salah satunya yaitu jarang keluar. Adapun ukhuwah langkah-langkah Islamiah diimplementasikan ­ oleh praktik ­ Oleh karenanya kalau teman saya mau ­ sudah beli sesuatu, saya yang belikan walaupun yang siswa SMA ­Lazuardi GIS Depok khususnya kelas X ­misalnya: jauh (Rafi, 2015). Keempat, Saya berteman dengan baik dengan orang Cina, di kelas X IPS 2. Serta Pertama, berdasarkan wawancara saya kalau berteman tidak memandang dengan Dava siswa kelas X IPA 1, dia me­ status sosial, tidak memandang tampan, ­ nyatakan bahwa nilai ukhuwah Islamiyah tinggi maupun pendeknya (Rafi, 2015). yang sudah dia terapkan ­ secara nyata, misalnya ketika saya sholat berjamaah ­ Upaya Guru Pendidikan Agama I­ slam di masjid SMA Lazuardi GIS Depok, Dalam Meningkatkan Nilai-Niali awalnya dia melihat perbedaan dalam ­Ukhuwah Islamiah Siswa Kelas X Di sholat itu aneh, namun setelah saya be- SMA Lazuardi GIS Depok lajar persaudaraan dan toleransi men­ jadi biasa saja, karena mazhab dalam Berdasarkan dari observasi, data ter- Islam ­berbeda-beda, baik Sunni maupun tulis dan wawancara, dapat d ­ iungkapkan Syi’ah. Intinya mazhab Sunni dan Syi’ah bahwa upaya guru pendidikan agama itu dalam hal aqidah sama. Dengan tu- Islam dalam meningkatkan nilai-nilai 38 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI ukhuwah islamiah sisiwa kelas X di SMA jamaah. Shalat adalah titik tolak yang Lazuardi GIS Depok. sangat baik untuk pendidikan keagamaan Pertama kali ialah melalui p ­ rogram Quantum Training. ­merupakan inovasi Quantum dari ­training MOS seterusnya. Pertama-tama, shalat itu me­ ngandung arti penguatan ketaqwaan yang kepada Allah, memperkokoh dimensi ­dikelola oleh guru-guru, salah satu guru ­vertikal hidup manusia, yaitu “tali hubu­ yang mengelola yaitu guru PAI yang ber- ngan dengan Allah” (habl-un min al-Lah). tanggung jawab memberikan tentang Segi ini dilambangkan dalam takbir atau keagamaan. Misalnya guru PAI mem- ucapan Allahu Akbar pada pembukaan berikan pembekal­an keagamaan kepada shalat. Kedua, shalat itu menegaskan pen­ siswa baru dengan penanaman moral tingnya memelihara hubungan ­ dengan ­sejak awal (Haikal, 2015). sesama manusia secara baik, penuh ke- Kemudian setelah masa q ­uantum damaian, dengan kasih atau rahmat serta training selesai (dalam artian KBM s­ udah barkah Tuhan. Jadi memperkuat ­dimensi aktif), pastinya siswa sudah mendapat- horizontal hidup manusia, yaitu tali kan materi pelajaran khususnya pen- hubungan dengan sesama manusia. Ini didikan agama Islam. Adapun buku yang dilambangkan dalam taslim atau ucapan dijadikan pedoman guru PAI adalah ­ salam. pedoman ­ pendidikan agama Islam dan Adapun yang menyusun jadwal budi pekerti kelas X, wawasan al-Quran, ­program shalat dzuhur yaitu guru PAI, dan fikih praktis. baik di dalamnya ada yang menjadi imam, Di dalam buku pedoman pendidik­ ­muadzin, memberikan kultum, dan ­menjadi an agama Islam terdapat program pe­ koordinasi keagamaan. Oleh karenanya, ngajaran yang sudah dirinci melalui KI ketika siswa shalat dzuhur berjamaah me- dan KD. Dalam Bab 1 menjelaskan ada lebur menjadi satu, dalam artian tidak me- 4 poin pembahasan dalam kompetensi mandang status mazhab Syi’ah maupun dasar, salah satunya yaitu menunjukkan mazhab Sunni (Haikal, 2015). perilaku kontrol diri, prasangka baik dan Ketiga, program wali kelas. Kegiat­an persaudaraan sebagai implementasi dari wali kelas yang mengelola guru dan wali pemahaman (QS. al-Anfal [8]: 72) dan kelas. Salah satu guru yang ikut terlibat (QS. al-Hujurat [49]: 12) serta hadist yang misalnya guru PAI. Keterlibatan guru PAI terkait. dalam kegiatan kelas berupa memberikan Hal di atas sudah sangat jelas bahwa pembekalan keagamaan kepada siswa ada peran guru PAI dalam meningkatkan tentang perbuatan baik dan jelek. Supaya nilai-nilai ukhuwah islamiah siswa kelas siswa terhadap siswa yang lain untuk X, melalui pembekalan materi tentang tidak mengibuli atau membohongi dan ­ukhuwah islamiah melalui buku pedoman tidak menjaili (Husein, 2015). pendidikan agama Islam dan budi pekerti, serta dalam buku wawasan al-Qur’an. Kedua, program shalat dzuhur ber- Keempat, metodeguidance (mentor). Dengan metode guidance siswa akan terjalin rasa saling mengenal, saling ­memahami safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 39 EDUKASI dan tolong menolong. ­Misalnya siswa yang 4 atau 5 kelompok, tergantung gurunya. terlihat pintar dalam pelajaran ­pendidikan Serta masing-masing kelompok ada 1 men- agama Islam ditunjuk untuk menjadi tor dan asisten. Adapun tugas mentor ialah mentor teman-temannya. Jumlah mentor menjelaskan, membimbing dengan ber- yang ditunjuk menyesuaikan ­ pembagian bagi informasi kepada temannya (Haikal, kelompok. Biasanya 1 kelas dibagi menjadi 2015). KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan paparan kan nilai-nilai ukhuwah islamiah siswa data yang didapatkan dilapangan. Maka kelas X di SMA Lazuardi GIS Depok, yaitu peneliti dapat menyimpulkan sebagai melalui program: berikut: 1) 1. Keadaan ukhuwah Islamiah siswa kelas X SMA Lazuardi GIS Depok, ­terba­ngun Quantum Training dalam bentuk pembekalan keagamaan, seperti ­ ­penanaman moral pada siswa. dengan baik.Hal ini tampak dari beberapa 2) Shalat dzuhur berjama’ah dalam nilai yang diaktualisasikan dalam sehari- bentuk sikap toleransi, seperti siswa di- hari. Seperti sikap saling mengenal, saling berikan kebebasan dalam shalat menurut menghargai, saling m ­ enolong, saling toler- mazhabnya masing-masing. ansi dan bersikap adil di antara siswa yang 3) Program wali kelas dalam ben- tidak hanya memiliki latar belakang kul- tuk tural yang ­beragam, tapi juga perbedaan pembekalan siswa tentang perbuatan ­ aliran atau pemahaman, dan memiliki sta- baik dan jelek. tus sosial yang berbeda. 2. Upaya guru PAI dalam meningkat- 40 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 pembekalan keagamaan. Seperti 4) Metode guidance dalam bentuk diskusi kelompok. EDUKASI Bibliography Ahmad, Abu, and Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. al-Bantani, Alawi Nurul Alam. 2014. Kyai NU dan Imam Marja Syi'ah Memutilasi Salafi­ Wahabi. 1. Bandung: Pustaka Aura Semesta. Bagir, Haidar. 2012. Menuju Persatuan Umat: Pandangan Intelektual Muslim Indonesia. 1. Bandung: Mizan, Dava, interview by Syukron. Wawancara Dengan Siswa Kelas X IPA, SMA Lazuardi GIS (Maret 13, 2015). Drajat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Haikal, Husain, interview by Syukron Makmun. Wawancara dengan Ketua Litbang­ Agama SMA Lazuardi GIS Depok (Februari 26, 2015). Hidayat, Syarif. 2013. Teori dan Prinsip Pendidikan. Tangerang: Pustaka Mandiri. Husein, Haikal, interview by Syukron Makmun. Wawancara Ketua Litbang Agama SMA Lazuardi (Februari 26, 2015). Islaminesia. islaminesia.com. Maret 07, 2016. http://islaminesia.com/2016/03/as-­ desain-fitnah-al-bouthi-ingatkan-tidak-percaya-media-milik-qatar/(accessed ­Maret 11, 2016). Kamal, Rahmat. 2014. Pedoman Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1. Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Kebudayaan, Tim P3B Departemen Pendidikan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 4. Jakarta: Balai Pustaka, 1995. Kusyadi, Dede, and M. Luthfi Ubaidillah. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas IX. 1. Depok: CV. Arya Duta, 2011. safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 41 EDUKASI Lazuardi. http:/lazuardi-high.sch.id. Februari 4, 2015. http://lazuardi-high.sch.id/in dex.php/component/content/article/19-berita-terkini/87-tuduhan-syiah-terhadapsma-lazuardi-provokasi-sekolah-syiah-di-basis-kaum-nahdliyyin-fakta-dan-datasyiah-di-indonesia-yayasan-syiah-di-sekitar-anda-dedengkot-syiah-jadi- (accessed Juli 16, 2015). Lazuardi, SMA. Buku Profil Sekolah SMA LAzuardi. Depok: SMA Lazuardi, 2015. Madjid, Nurcholish. 1997. Masyarakat Relijius. 1. Jakarta: PT Amanah Putra Nusantara. Mahmud, Abdul Halim. 2000. Merajut Benang Ukhuwwah Islamiyah. Solo: Era Intermedia. Musa, A. Malik. 2001. Damai Bersama Islam. 1. Banda Aceh: PW. Pemuda Muhammadiyah Aceh. Nashrullah, Nashih. republika.co.id. 12 07, 2016. http://internasional.republika.co.id/ berita/internasional/timur-tengah/15/12/07/nyz1st320-ini-pengakuan-putra-­ ramadhan-albuthi-tentang-konflik-suriah (accessed 04 11, 2016). Nasution, Harun. 2010. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisis Perbandingan. 5.­ Jakarta: UI-Press. Rafi, interview by Syukron. Wawancara dengan Rafi Siwa Kelas X SMA Lazuardi GIS Depok (Mei 23, 2015). Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Dahulukan Akhlak di Atas Fiqh. 2. Bandung: Mizan. Republika. republika.co.id. Februari 23, 2016. http://khazanah.republika.co.id/berita/ dunia-islam/islam-nusantara/16/02/23/o2z1rd320-lima-pesan-syekh-alazhar-darimui-hingga-rekonsiliasi-sunisyiah (accessed Maret 11, 2016). Shihab, M. Quraish. 2013. Wawasan al-Qur'an. Bandung: Mizan Pustaka. Shihab, Muhammad Quraish. 2007. Sunnah-Syi'ah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?­ Kajian Atas Konsep Ajaran dan Pemikiran. 1. Jakarta: Lentera Hati. 42 safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 EDUKASI —. Tafsir al-Mishbah. 2002. Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an. 1. Vol. 13. Jakarta: Lentera Hati. —. Wawasan al-Qur'an. Bandung: Mizan Pustaka, 2013. Zuharini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: Balai Pustaka. safina Volume 01/Nomor 01/Maret 2016 43