1 PENDAHULUAN Latar belakang Enzim merupakan biokatalisator yang mampu mempercepat reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel (Poedjiadi 1994). Penggunaan enzim dalam mendegradasi polimer di bidang industri maupun pertanian telah banyak dilakukan untuk efisiensi biaya produksi. Salah satu enzim yang digunakan untuk mendegradasi polimer karbohidrat adalah enzim selulase. Enzim selulase sangat diandalkan dalam degradasi bahan berserat selulosa dan banyak digunakan pada industri detergent, makanan ternak, tekstil, dan pabrik kertas (Kirk 2002). Sektor pertanian Indonesia yang terus berkembang membutuhkan solusi dalam penanganan limbah pertaniannya. Jerami, tongkol jagung dan kulit pisang merupakan limbah pertanian yang mengandung serat terutama selulosa, yang penanganannya masih dengan cara dibakar. Dengan bantuan enzim selulase, limbah pertanian tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai pakan ternak ataupun kompos. Enzim selulase merupakan sistem enzim yang terdiri atas endo-1,4-β-glukanase, ekso-1,4-β-glukanase, dan β-D-glukosidase. Endo-1,4-β-glukanase memotong ikatan rantai dalam selulosa menghasilkan molekul selulosa yang lebih pendek, ekso-1,4-βglukanase memotong ujung rantai selulosa menghasilkan molekul selobiosa, sedangkan β-D-glukosidase memotong molekul selobiosa menjadi dua molekul glukosa (Kim 1995). Setiap mikroorganisme selulolitik memiliki komposisi enzim selulase yang berbeda-beda, sehingga penelitian mengenai kemampuan selulolitik isolat baru perlu dilakukan. Mikroorganisme selulolitik dari kelompok bakteri memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga waktu yang dibutuhkan untuk produksi enzim menjadi lebih pendek. Selain itu, tingkat variasi genetik kelompok bakteri sangat beragam sehingga memungkinkan dilakukan rekayasa genetika untuk optimasi produksi maupun aktivitas enzim selulasenya (Alam et al 2004). Penelitian ini menggunakan bakteri selulolitik yang telah berhasil diisolasi dalam penelitian pendahuluan. Isolat tersebut mampu mendegradasi selulosa pada suhu 50 ºC dan dalam media agar-agar CMC Sigma (Carboxymethyl membentuk zona bening. cellulose) Tujuan Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas enzim selulase dari empat isolat bakteri selulolitik yang mampu tumbuh pada suhu 50 °C dan dua isolat aktinomiset pada substrat selulosa sintetik seperti CMC, avicel dan kertas saring serta substrat limbah pertanian berupa jerami padi, tongkol jagung, dan kulit pisang. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA IPB dan Laboratorium Bioteknologi Hewan PPSHB PPM IPB pada bulan Februari-Oktober 2007. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah bakteri Gram positif isolat C11-1 berasal dari pengomposan kulit pisang di Kec. Cikalong Kulon, isolat C4-4, C5-1, C5-3 yang berasal dari kompos pisang di Kec. Panyingkiran dan aktinomiset isolat KBM-2 dan KBM-4 berasal dari tanah sawah di Kab. Kebumen yang merupakan koleksi Dr. Anja Meryandini. Substrat yang digunakan adalah CMC (Carboxymethyl cellulose) dari Sigma, CMC Daisel, Avicel, kertas saring Whatman no.1 berukuran 1 x 6 cm2, kulit pisang (Kepok mentah), tongkol jagung dan jerami padi. Pereaksi yang digunakan antara lain DNS (Asam Dinitrosalisilat), 0.2 M bufer fosfat pH 7, 0.2 M bufer sitrat pH 5 dan 3.5 dan 0.2 M tris HCl pH 8. Alat yang digunakan adalah inkubator bergoyang, vorteks, penangas, pH meter, sentrifus, pipet mikro, spektrofotometer, saringan berpori 65 mesh. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas 2 tahap. Tahap pertama adalah penetapan waktu optimum aktivitas enzim selulase tiap isolat. Tahap kedua adalah pengukuran aktivitas enzim selulase pada berbagai substrat berdasarkan data pada tahap pertama. Penetapan Waktu Optimum Produksi Enzim Selulase Tahap pertama penelitian ini mengkaji hubungan kurva pertumbuhan bakteri 2 dengan kurva aktivitas harian enzim selulasenya. Pembuatan Kurva Pertumbuhan. Peremajaan isolat dilakukan pada media agar miring CMC Sigma 1% (b/v) pada suhu ruang hingga berumur 24 jam dan disimpan pada refrigerator pada suhu 4 ºC. Masingmasing sebanyak satu lup isolat berumur 24 jam diinokulasikan ke dalam 100 ml media cair CMC Sigma 1% (b/v) pada Erlenmeyer 500 ml yang juga mengandung glukosa 0.1% (b/v) dan ekstrak khamir 0.2% (b/v) (Lampiran 1). Kultur diinkubasi pada inkubator bergoyang dengan kecepatan 120 rpm pada 29 ºC. Setiap 24 jam densitas kultur sel diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Nilai absorbansi tersebut dikorelasikan dengan kurva standar sel. Penetapan kurva standar sel dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3 yaitu pada saat sel mencapai fase eksponensial. Aktivitas Harian Enzim Selulase. Sebanyak 1 lup isolat C4-4, C11-1, C5-1, C5-3 yang berumur 24 jam dan sebanyak 5 potong koloni isolat KBM-2 dan KBM-4 yang berdiameter 1 cm berumur 4 hari masing-masing diinokulasi ke dalam media cair CMC Sigma 1% (b/v) pada Erlenmeyer 500 ml. Enzim ektrak kasar didapatkan dengan mensentrifugasi kultur sel pada 8400 g, suhu 4 °C selama 15 menit. Pengukuran aktivitas enzim selulase dilakukan dengan modifikasi metode Miller (1959) dengan menggunakan enzim ekstrak kasar dan glukosa sebagai standar pada konsentrasi 0.02 mg/ml – 0.2 mg/ml (Lampiran 2). Aktivitas enzim selulase diuji terhadap substrat CMC Sigma 1 % (b/v) yang dilarutkan dalam bufer fosfat pH 7 pada suhu 50 ºC selama 60 menit. Oleh karena proses pengomposan dapat mencapai suhu 50 ºC maka aktivitas enzim selulase bakteri selulolitik yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada suhu 50 ºC. Sampel merupakan reaksi substrat dan enzim yang diinkubasi pada suhu 50 ºC kemudian dicampur dengan DNS, kontrol merupakan campuran antara substrat dan enzim tanpa diinkubasi pada suhu 50 ºC yang kemudian dicampur DNS, blanko merupakan campuran antara substrat, DNS dan akuades. Perhitungan aktivitas enzim selulase dinyatakan dengan nkat/ml, yang diacu berdasarkan Dybkaer (2001). Satu unit aktivitas enzim selulase adalah jumlah enzim yang dibutuhkan untuk melepas 1 µmol gula pereduksi per menit dan satu unit aktivitas enzim setara dengan 16.67 nkat/ml. Aktivitas enzim selulase dinyatakan dengan rumus di bawah ini: nkat/ml = (Xs – Xk ) x 1000 x fp x 16.67 BM glukosa x t Keterangan : : Kadar gula sampel (mg/ml) Xs : Kadar gula kontrol (mg/ml) Xk t : Waktu inkubasi (menit) fp : Faktor pengenceran Pengukuran aktivitas enzim selulase pada berbagai substrat Produksi Enzim Ekstrak Kasar. Isolat ditumbuhkan terlebih dahulu pada media cair CMC Sigma 1 % (b/v) di Erlenmeyer 500 ml pada suhu 29 ºC dan digoyang pada 120 rpm selama waktu optimum panennya berdasarkan data pengamatan pada tahap pertama. Setelah waktu yang ditetapkan, kultur sel disentrifugasi pada 8400 g, suhu 4 °C selama 15 menit untuk memisahkan biomassa. Supernatan merupakan enzim ekstrak kasar. Persiapan Substrat. Jerami padi, tongkol jagung dan kulit pisang dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 70 °C dalam oven selama 3 hari. Kemudian masing-masing substrat dihaluskan menggunakan alat blender dan diayak dengan saringan 65 mesh. Substrat disterilisasi untuk mencegah kontaminasi. Uji Aktivitas Enzim pada Berbagai Substrat. Sebanyak 5 ml substrat CMC Sigma, CMC Daisel dan avicel ditambahkan 5 ml enzim ekstrak kasar. Untuk substrat Kertas saring, sebanyak 2.5 potong Kertas saring 1 x 6 cm2 ditambahkan 2.5 ml bufer dan 5 ml enzim ekstrak kasar. Sebanyak 0.05 g substrat jerami padi, tongkol jagung dan kulit pisang ditambahkan 5 ml bufer dan 5 ml enzim ekstrak kasar. Reaksi antara substrat dan enzim ekstrak kasar dilakukan di dalam Erlenmeyer 100 ml selama 60 menit pada suhu optimum. Setelah itu reaksi dihentikan dengan menambahkan 50 μl NaOH 0.2 M atau dengan menginkubasinya pada suhu 100 °C. Untuk substrat CMC Sigma dan Daisel, campuran substrat-enzim dipindahkan sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 ml DNS dan segera diinkubasi pada suhu 100 °C. Sebanyak 1 lembar kertas saring 1 x 6 cm2 dan 3 ml larutannya (enzim ekstrak kasar 3 HASIL PENELITIAN Hubungan antara kurva pertumbuhan dan kurva aktivitas harian enzim selulase Kurva pertumbuhan isolat C4-4, C11-1, C5-1, C5-3 disajikan bersama dengan kurva aktivitas harian enzim selulasenya pada Gambar 1-4. 0.8 7.5 0.6 7.0 0.4 Log sel Aktivitas selulase 8.0 6.5 0.2 0.0 6.0 0 1 2 3 4 5 6 Waktu (hari) aktivitas selulase (nkat/ml) kurva pertumbuhan (log sel) Gambar 1 Kurva pertumbuhan dan aktivitas harian enzim selulase isolat C4-4. Aktivitas enzim selulase diuji terhadap substrat CMC (Sigma) pada suhu 50 ºC, pH 7 (bufer fosfat 0.2 M). 7.0 0.8 6.5 0.6 6.0 0.4 Log Sel Aktivitas selulase 1.0 5.5 0.2 0.0 5.0 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) aktivitas selulase (nkat/ml) kurva pertumbuhan (log sel) Gambar 2 Kurva pertumbuhan dan aktivitas harian enzim selulase isolat C11-1. Aktivitas enzim selulase diuji terhadap substrat CMC (Sigma) pada suhu 50 ºC, pH 7 (bufer fosfat 0.2 M). Puncak aktivitas dan waktu optimum untuk produksi enzim selulase isolat C4-4 adalah hari ke-2 (Gambar 1), dan hari ke-3 untuk isolat C11-1 (Gambar 2). 1.0 7.0 0.8 6.8 0.6 6.6 0.4 6.4 0.2 6.2 0.0 Log sel Tabel 1 Karakterisasi suhu dan pH optimum aktivitas selulase pada substrat CMC Sigma (Sari 2007) Nama Suhu pH optimum Isolat optimum C4-4 70 ºC 5.0 (bufer sitrat) C5-3 80 ºC 5.0 (bufer sitrat) C5-1 90 ºC 3.5 (bufer sitrat) C11-1 70 ºC 8.0 (tris HCl) KBM-2 50 ºC 7.0 (bufer fosfat) KBM-4 50 ºC 7.0 (bufer fosfat) 1.0 Aktivitas selulase dan bufer) dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 ml DNS kemudian segera diinkubasi pada suhu 100 °C. Setelah inkubasi campuran substrat avicel, jerami padi, tongkol jagung dan kulit pisang dengan enzim selesai segera ditambahkan 50 μl NaOH 0.2 M. Lalu suspensi tersebut disentrifus pada kecepatan 2500 rpm selama 25 menit. Sebanyak 2 ml supernatannya diambil dan ditambahkan 2 ml DNS lalu diinkubasi pada suhu 100 °C. Seluruh sampel diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Perlakuan pada substrat CMC Sigma dan Daisel, avicel, kertas saring, dan substrat limbah pertanian berbeda karena tidak semua substrat tersebut larut dalam bufer. Konsentrasi substrat tiap Erlenmeyer adalah 1% (b/v) kecuali avicel 2% (b/v). Suhu inkubasi substrat-enzim serta pH larutan bufer disesuaikan dengan jenis isolat yang digunakan. Hal tersebut dapat diketahui dari penelitian sebelumnya yang telah mengkarakterisasi suhu dan pH optimum aktivitas enzim selulase setiap isolat (Tabel 1). Uji aktivitas enzim selulase pada berbagai substrat setiap isolat dilakukan secara duplo dan dua ulangan dengan menggunakan metode Miller (1959) yang telah dimodifikasi (Lampiran 3). 6.0 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) aktivitas selulase (nkat/ml) kurva pertumbuhan (log sel) Gambar 3 Kurva pertumbuhan dan aktivitas harian enzim selulase isolat C5-1. Aktivitas enzim selulase diuji terhadap substrat CMC (Sigma) pada suhu 50 ºC, pH 7 (bufer fosfat 0.2 M).