BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE PADA PT CULLETPRIMA SETIA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Industri peralatan makan kaca memiliki magnet yang kuat bagi orang-orang yang memahaminya. Pertama, karena dalam industri ini selalu ada tantangan baru, tingginya jumlah modal yang harus dimiliki untuk berinvestasi dan pengetahuan. Hal-hal tertentu tersebut selalu menjadi tantangan disetiap hari. Pada awalnya, perusahaan ini tidak dibangun dengan modal besar dan tidak langsung menjadi besar dan stabil seperti sekarang ini. Perusahaan ini juga dibangun oleh semangat, keberanian dan kreativitas berdasarkan keakraban. PT. Culletprima Setia didirikan pada tahun 1992 sebagai perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri kaca Indonesia dengan spesialisasi dalam pembuatan Glass Tablewares. PT Culletprima Setia memiliki Surat Izin Usaha: No.16.935/09-03-PK/XII/1993 dengan Tanda Daftar Perusahaan: No.090256/09 dan beralamat di: Kantor : Jln. Raya Peta Selatan, Komp. Kalideres Permai Blok C8 No. 12-13. Jakarta 11840. Pabrik : Jl. Industri 1 Blok A No.8, Kawasan Industri “Pasir Jaya”, Tangerang, Jawa Barat. PT. Culletprima Setia merupakan perusahaan yang menghasilkan produk seperti gelas, mangkuk, dan piring yang terdiri dari beberapa macam warna, bentuk dan ukuran yang berbeda dengan merek yang lebih dikenal dengan nama , maksud dari penamaan merek tersebut adalah agar mudah diingat oleh konsumen.PT. Culletprima Setia memproduksi gelas berkualitas internasional 54 55 dengan keunggulan produk yang dihasilkan memiliki nilai kompetitif seperti lebih tipis, lebih ringan, dan lebih tahan terhadap perubahan suhu dengan kualitas terbaik. Pada awalnya, produk dari PT. Culletprima Setia hanya tersebar di wilayah Jawa dan Sumatera saja. Namun, seriring peningkatan permintaan pasar, PT. Culleprima Setia berusaha untuk menyebarkan produknya ke seluruh wilayah Indonesia. Selain memasarkan produknya di dalam negeri, PT. Culletprima Setia juga sering mengikuti pameran produk glass di luar negeri untuk mengenalkan produknya ke mancanegara. PT. Culletprima Setia mulai melakukan ekspor pada tahun 1996 ke kurang lebih 65 negara, terutama ke Amerika Latin , Afrika, Asia, dan Timur Tengah, Kenya, India, Filipina, Bolivia, dan sebagainya. Dalam pengoperasionalan, PT. Culletprima Setia sendiri didukung oleh Divisi Teknik yang membantu untuk membuat mesin, merancang model, pembuatan cetakan, dan mengembangkan produk, Divisi Carton Box membantu untuk memasok pembuatan kemasan produk, Divisi Bahan Baku untuk memasok daur ulang cullet (pecahan atau limbah kaca yang telah dicuci, diseleksi dan dicruiser dengan ukuran tertentu untuk campuran bahan baku glass pada proses produksi glass yang bertujuan untuk membantu menurunkan titik lebur). PT. Culletprima Setia tidak hanya dapat bertahan hidup dari krisis global tetapi juga mampu bersaing dengan kompetitor lainnya dengan selalu terus berinovasi dan mengembangkan produksi glass, sehingga selalau dapat menyesuaikan permintaan pasar. PT. Culletprima Setia tidak hanya mengutamakan kualitas produksi namun juga kualitas pelanyanan sehingga mendapatkan kepercayaan dan nama baik dibidangnya. PT. Culleprima Setia kini menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia dan juga dikenal di industri gelas Internasional. Hal ini ditunjukkan oleh perusahaan yang selalu diundang untuk bergabung peristiwa gelas Internasional setiap tahun, sehingga pangsa pasar kami tidak hanya di seluruh Indonesia, tetapi juga mendunia, pelanggan terbesar kami berasal dari Asia, Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah negara. Pencapaian ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan manajemen yang baik dan R&D (penelitian dan pengembangan) untuk meningkatkan dan inovasi kualitas dan produk. 56 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT Culletprima Setia adalah untuk membuat perusahaan kuat dengan suasana kekeluargaan yang akrab, kreativitas yang terus-menerus dan tinggi dengan didukung oleh fasilitas yang memadai, sehingga pada akhirnya semua persyaratan dan kewajiban perusahaan dapat terpenuhi. Misi dari PT Culletprima Setia adalah selalu menghasilkan gelas dengan kualitas internasional dan selalu dapat merespon terhadap permintaan pasar yang tidak dapat diprediksi. 3.2 Struktur Perusahaan 3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Culletprima Setia Sumber : data Primer, PT CULLETPRIMA SETIA, Tangerang 57 58 3.2.2 Pembagian Tugas dan Wewenang Perusahaan Berikut ini merupakan penjelasan tentang tugas dan wewenang pada PT CulletPrima Setia, yaitu: 1) Direktur Utama Direktur merupakan jabatan tertinggi dalam organisasi PT CulletPrima Setia di mana direktur membawahi langsung departemen marketing. Adapun tugas dan wewenang dari direktur yaitu: • Memimpin dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan. • Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan. • Menetapkan visi dan misi perusahaan. • Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. • Mengevaluasi operasional perusahaan dari laporan-laporan yang diterima. • Memimpin rapat dengan para manager. 2) General Manager General Manager bertanggung jawab langsung kepada direktur dan membawahi para manajer perusahaan kecuali Marketing Manager. General Manager mempunyai tugas antara lain: • Mengkoordinasi manajer-manajer yang ada di perusahaan. • Mengawasi dan mengarahkan para manager dalam kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. • Menilai kinerja masing-masing manajer. • Mengkoordinasi semua divisi. • Menetukan kegiatan-kegiatan pembelian untuk keperluan perusahaan. • Menjalankan kebijakan-kebijakan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. 59 3) Marketing Manager Pada PT CulletPrima Setia, Marketing Manager membawahi tiga bagian, yaitu lokal, promosi, dan ekspor. Berikut adalah tugas dan wewenang dari Marketing Manager: • Memastikan kelancaran proses penjualan. • Membuat perencanaan strategis penjualan pada tiga bagian penjualan. • Mengambil keputusan untuk memaksimalkan laba. • Mengotorisasi dokumen yang berhubungan dengan penjualan. 4) Marketing Lokal Marketing lokal merupakan bagian yang membawahi penjualan dalam skala nasional. Tugas dan wewenangnya yaitu: • Melakukan penjualan ke seluruh agen yang ada di Indonesia. • Membuat dokumen yang berhubungan dengan penjualan. 5) Marketing Promotion Marketing promotion merupakan bagian yang membawahi penjualan kepada perusahaan yang akan melakuakn promosi dengan hasil produksi perusahaan. Berikut adalah tugas dan wewenangnya: • Melakukan penjualan ke perusahaan lain. • Membuat dokumen yang berhubungan dengan penjualan. 6) Marketing Ekspor Marketing ekspor merupakan bagian yang membawahi penjualan keluar negeri. Berikut adalah tugas dan wewenangnya: • Melakukan penjualan keluar negeri. • Membuat dokmumen yang berhubungan dengan penjualan ekspor. 7) Accounting dan Finance • Membuat laporan keuangan perusahaan baik bulanan maupun tahunan 60 • Memerikasa laporan keuangan perusahaan berupa neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan laporan perubahan modal. • Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pencatatan pengeluaran dan pemasukan kasa perusahaan. • Memerikasa laporan keuangan yang telah disusun dan menganalisa atas laporan keuangan tersebut. • Memberikan laporan keuangan kepada divisi mengenai keadaan keuangan perusahaan. • Bertanggung jawab dalam hal penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan. 8) Tax • Membuat faktur pajak untuk pelanggan yang mekakuan transaksi pembelian. • Menghitung pajak masukan dan keluaran perusahaan baik pajak bulanan dan tahunan. • Menghitung pajak penghasilan bagi karyawan di perusahaan baik secara bulanan dan tahunan. • Melaporkan dan menyetorkan pajak perusahaan ke dirjen pajak pemerintah. 9) Purchasing Manager Dalam perusahaan, Purchasing Manager bertanggung jawab atas semua kegiatan pembelian barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tugas dan wewenang Purchasing Manager adalah sebagai berikut: • Membuat laporan pembelian bulanan • Menyusun rencana pembelanjaan sehingga pembelian bahan dan sebagainya sesuai dengan jenis, jumlah, waktu, dan lain-lainya. • Memilih dan menyeleksi supplier. • Mengadakan negosiasi mengenai harga, jangka waktu pembayaran. 10) Factory Manager Semua kegiatan yang berhubungan dengan keadaan pabrik dan produksi dalam perusahaan merupakan tanggung jawab dan wewenang dari Factory Manager. 61 Factory Manager mengepalai sebelas kepala bagian . adapaun tugas dari Factory Manager adalah sebagai berikut: • Menetukan kegiatan operasional pabrik • Mengawasi kegiatan operasional pabrik yang dilakukan secara berkala • Mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka kegiatan pabrik sesuai kebijakan perusahaan. • Memantau dan mengawasi tiap-tiap departemen • Menilai kinerja para kepala bagian • Memimpin rapat antar departemen • Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan perusahaan yang menyangkut standart kerja, kesejahteraan dan sebagainya. 11) Kepala Bagian Batch Plant • Menyediakan Raw Material untuk proses produksi, yaitu mencampur Raw Material sesuai dengan ketentuan • Menjaga kebersihan bahan baku dari kontaminasi kotoran • Membuat adukan bahan baku sesuai jumlah yang telah ditentukan, untuk proses peleburan. 12) Kepala Bagian Furnace • Memasukan Raw Material yang telah disediakan oleh bagian Batch Plant ke tungku peleburan (Furnace). • Menjaga temperature Furnance/Feeder, Reefener. • Mengambil tindakan-tindakan apabila temperature furnance turun dengan tambahan bahan bakar lain seperti minyak residu/solar. • Manjaga dan merawat furnance. • Mengawasi kinerja bawahnnya/operator. 13) Kepala Bagian Forming • Membuat cair/molten yang dihasilkan untuk menjadi barang-barang hasil produksi yang dihasilkan perusahaan. • Menjalankan/merawat mesin-mesin produksi untuk mencetak sesuai dengan prosuksi yang dihasilkan perusahaan. 62 • Bertanggung jawab mengenai produksi dan hasil produksi. • Membina dan mengawasi kinerja operator/bawahannya. 14) Kepala Bagian Power Room • Menjaga pasokan minyak bahan bakar, residu, solar, oksigen. • Bertanggung jawab mengenai listrik yang ada di poerushaan. • Menyalakan genset, penerangan yang ada di perushaan. • Bertanggung jawab mengenai power jawab pemasangan, yang dibutuhkan ditiap-tiap departemen. • Bertanggung perawatan, pengntrolan alat-alat elektronik, motor pendingin, panel-panel, pompa-pompa, dan lain-lainnya untuk mendukung proses produksi. • Membina dan mengawasi kinerja operator/bawahannya. 15) Kepala Bagian Bengkel Mould • Membuat dan merawat cetakan (mould untuk produksi). • Mendata kesiapan mould (cetakan per artikel). • Membuat jadwal, pengapkiran mould yang sudah tidak layak untuk produksi. • Menyiapkan mould yang akan diproduksi dan sparepartnya. • Membina dan mengawasi kinerja bawahannya/operator. 16) Kepala Bagian Bengkel Glass • Menyentralkan dan mengawasi mesin-mesin produksi. • Menyiapkan spare part mesin-mesin produksi. • Memperbaiki mesin-mesin atau mekanik-mekanik produksi. • Membina dan mengawasi kinerja bawahannya/operator. 17) Kepala Bagian Bengkel Bubut • Melayani pembuatan cetakan mould dari bengkel mould. • Melayani pembuatan sparepart mesin dari bengkel glass maupun bagianbagian yang membutuhkannya. • Membina dan mengawasi kinerja operator/bawahannya. 63 18) Kepala Bagian Packing / QC • Menyeleksi dan menyortir hasil produksi yang bagus untuk di packing, dan yang jelek dibuang. • Memberitahukan ke bagian produksi/forming mengenai cacat produksi untuk diperbaiki. • Bertanggung jawab penuh mengenai mutu hasil prosuksi yang akan dijual ke pelanggan mengenai kualitas hail produksi. • Menyimpan hasil produksi ke tempat penyimpanan. 19) Kepala Bagian Gudang Produksi • Mengambil barang produksi dari tempat produksi ke gudang penyimpanan. • Mengangkut hasil produksi dari gudang penyimpanan ke truk-truk pengiriman. • Mengatur pengiriman hasil produksi ke pembeli. • Mempacking ulang barang-barang retur/pecah. • Membuat stock hasil produksi untuk dilaporkan ke bagian Penjualan. • Membina dan mengawasi hasil kinerja operator/bawahannya. 20) Gudang kardus • Menerima kardus, yaitu master, inner, fluting dari Supplier. • Mendistribusikan master, inner, fluting ke Bagian Packing. • Membuat Stock Master, inner, fluting untuk pembelian. • Mengawasi kinerja operator/bawahannya. 21) Bengkel Umum • Mengerjakan pembuatan cetakan mould dari bengkel mould. • Mengerjakan order pembuatan-pembuatan fasilitas depertemen/bagian. • Mengerjakan pekerjaan bersifat proyek, teknik dan non teknik. • Mengawasi kinerja operator. 22) Human Resource Manager Berikut ini adalah tugas dan wewenang dari Human Resource Manager: untuk 64 • Mengkoordinir dan melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia • Pengawasan secara umum pelaksanaan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dan peraturan-peraturan perusahaan/bagian. • Menjalin kerjasama dengan semua manager dalam pembinaan karyawan • Menjalin kerjasama yang baik dengan instasi pemerintah yang terkait dan perusahaan-perusahaan disekitarnya. • Menyelenggarakan dan menentukan jadwal rapat-rapat. • Membuat perencanaan penerimaan dan pemberhentian karyawan. • Merencanakan dan mengusulkan kenaikan jabatan, gaji, serta alih tugas karwayan. • Melaksanakan tugas-tugas kehumasan ineternal ataupun eksternal. • Merencanakan kegiatan dan anggaran tahunan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepagawaian. • Tugas yang berhubungan dengan penyediaan sarana perkantoran dan kebutuhan-kebutuhan Administrasi. 3.3 Gambaran Sistem Informasi Akuntansi Revenue Cycle Yang Berjalan 3.3.1 Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Revenue Cycle Yang Berjalan Penjualan pada PT Culletprima Setia terbagi menjadi tiga bagian marketing. Pertama adalah marketing lokal dimana jangkauan distribusi penjualan terdapat diseluruh wilayah Indonesia melalui agen-agen yang telah bekerja sama dengan PT Culletprima Setia. Kedua adalah marketing promotion yang melakukan penjualan dengan perusahaan-perusahaan lain. Dalam marketing promotion ini, produk yang dijual dapat berupa produk utama yang diproduksi atau pun produk custom sesuai dengan permintaan pelanggan. Dan yang ketiga adalah marketing ekspor yang melayani permintaan dari luar negeri khususnya ke Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Walaupun terdapat tiga bagian marketing, tetapi prosedur pendapatan yang dilakukan tidaklah berbeda. Berikut ini adalah prosedur yang terjadi pada ketiga 65 proses penjualan PT Culletprima Setia, marketing dalam hal ini termasuk marketing lokal, marketing promotion, dan marketing ekspor: 1) Prosedur penerimaan pesanan dari pelanggan Prosedur penerimaan pesanan penjualan pada PT Culletprima Setia dimulai ketika terdapat pelanggan yang menghubungi bagian marketing baik melalui telepon ataupun email. Pelanggan tersebut akan langsung memberitahukan jenis barang atau spesifikasi barang yang diinginkan dan meminta penawaran harga. Bagian marketing akan terlebih dahulu memeriksa apakah pelanggan tersebut pelanggan baru atau pelanggan lama. Jika pelanggan baru, maka marketing akan melakukan pendataan terhadap pelanggan baru tersebut. Setelah melakukan pendataan, bagian marketing akan langsung membuat Surat Penawaran Harga (SPH) berdasarkan jenis atau spesifikasi barang yang diminta, yang nantinya SPH itu akan dikirimkan ke pelanggan melalui fax. Dari SPH yang ada, pelanggan akan melakukan penawaran harga berulang-ulang secara manual menggunakan telepon atau email. Ketika kesepakatan mengenai harga telah terjadi maka bagian marketing akan mengirimkan kembali SPH baru yang akan mencantumkan harga yang telah disepakati. Berdasarkan SPH tersebut, pelanggan akan membuat Purchase Order yang berisi mengenai jumlah barang yang diinginkan, harga satuan barang, total harga barang, dan alamat tempat dikirimnya barang. Untuk pemesanan dari luar negeri, Purchase Order memiliki nama lain yaitu Purchase Invoice (PI). Dalam Purchase Invoice akan terdapat kurs standar yang berlaku. Purchase Order atau Purchase Invoice akan dikirimkan ke bagian marketing yang nantinya akan dijadikan bukti bahwa pelanggan telah melakukan pemesanan barang. Berikut ini adalah gambar 3.2 yang merupakan detailed activity diagram yang menggambarkan prosedur pemesanan barang. 66 Activity Diagram Menerima Pesanan Pelanggan Marketing Register Memeriksa Data Pelanggan [Tidak Ada] Melakukan Pemesanan Memasukkan Data Pelanggan Baru [Ada] Membuat Surat Penawaran Harga (SPH) SPH Melakukan Penawaran Harga M: Pelanggan M: Barang [No] T: SPH [Yes] Membuat Purchase Order (PO) Menerima Pemesanan T: Purchase Order PO Gambar 3.2 Detailed Activity Diagram Menerima Pesanan 2) Prosedur pengiriman barang ke pelanggan Dari Purchase Order atau Purchase Invoice yang diterima, maka bagian marketing akan membuat surat jalan empat rangkap. Surat jalan tersebut akan dikirimkan ke bagian gudang produksi untuk melakukan pemuatan barang yang akan dikirim. Dalam mengirimkan barang, PT Culletprima Setia bekerja sama dengan perusahaan lain yang melayani jasa pengiriman barang, terutama untuk pengiriman barang ekspor. Atau kadangkala, pelanggan langsung mengirimkan angkutan milik mereka sendiri dalam melakukan pengiriman. Berdasarkan surat jalan yang diterima, maka bagian gudang akan memuat barang. Saat barang sudah dimuat, maka barang akan dikirimkan sesuai dengan tempat tujuan yang tercantum dalam surat jalan dan surat jalan akan 67 disertakan dalam pengiriman barang. Dalam surat jalan yang disertakan, surat jalan tersebut sudah ditandatangani oleh sopir kendaraan, bagian gudang produksi, dan marketing manager. Untuk pengiriman ekspor akan disertakan dokumen-dokumen yang disyaratkan oleh pemerintah dalam melakukan ekspor. Saat menerima barang, pelanggan akan menandatangani surat jalan yang diterima. Dua rangkap surat jalan akan diberikan kepada pelanggan sedangkan dua rangkapnya lagi akan dikembalikan ke perusahaan. Di bawah ini merupakan detailed activity diagram yang menggambarkan alur pengiriman barang ke pelanggan. Gambar 3.3 Detailed Activity Diagram Mengirim Barang 68 3) Prosedur pencatatan penjualan dan penerimaan pembayaran Setelah barang sudah diterima oleh pelanggan dan surat jalan sudah ditandatangani oleh pelanggan, maka dua rangkap surat jalan akan dikembalikan ke perusahaan. Berdasarkan surat jalan tersebut, bagian accounting akan melakukan pencatatan penjualan sebagai pengakuan bahwa penjualan telah terjadi. Selain itu, bagian accounting akan membuat faktur penjualan dua rangkap dan bagian tax akan membuat faktur pajak dua rangkap berdasarkan surat jalan yang diterima. Dalam penjualan ekspor, tercantum kurs standar yang berlaku dalam faktur penjualan dan faktur pajak tidak dibuatkan karena ekspor tidak dikenakan pajak. Saat tanggal jatuh tempo telah tiba, maka bagian accounting akan melakukan penagihan kepada pelanggan dengan mengirimkan faktur penjualan rangkap satu dan faktur pajak rangkap satu. Bagian finance akan menerima bukti penerimaan dari bank sebagai bukti bahwa pelanggan telah melakukan pembayaran. Setelah pembayaran diterima, maka bagian finance akan melakukan pencatatan pembayaran dengan menghapuskan piutang pelanggan. 69 Gambar 3.4 Detailed Activity Diagram Mencatat Penjualan dan Menerima Pembayaran 4) Prosedur pembuatan laporan untuk manajemen Pada setiap akhir bulan, bagian accounting dan finance akan membuat beberapa laporan yang berhubungan dengan siklus pendapatan. Laporan tersebut digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan. Laporan yang dibuat adalah laporan penjualan, laporan penerimaan kas, laporan laba rugi, dan neraca. Prosedur pembuatan laporan dapat dilihat pada gambar 3.4. Berikut ini gambar 3.5 yang merupakan activity diagram siklus pendapatan PT Culletprima Setia. 70 Gambar 3.5 Activity Diagram Siklus Pendapatan 71 3.3.2 Dokumen-dokumen yang Digunakan pada Siklus Pendapatan Perusahaan Dokumen-dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan CPS adalah sebagai berikut: 1. Surat Penawaran Harga Dokumen ini dibuat oleh bagian marketing dan berfungsi untuk memberitahukan harga barang yang diinginkan oleh pelanggan. Setelah surat ini diterima oleh pelanggan, maka tawar-menawar harga dapat dilakukan. Dalam surat ini terdapat harga yang ditawarkan oleh PT Culletprima Setia kepada pelanggan, jenis barang, dan ketentuan tambahan yang berlaku jika pemesanan barang terjadi. 2. Purchase Order atau Purchase Invoice Merupakan dokumen yang dibuat pelanggan, yang ketika diterima oleh perusahaan, maka akan menjadi bukti bahwa pemesanan telah dilakukan. Dalam dokumen ini terdapat informasi mengenai identitas pelanggan, jumlah barang yang dipesan, harga satuan barang, total harga barang, dan alamat tempat dikirimnya barang beserta tanggal pengirimannya. 3. Surat Jalan Dokumen ini dibuat oleh bagian marketing dan berfungsi sebagai surat pengantar atas barang yang tercantum didalamnya, yang ditujukan kepada pelanggan. Selain itu dokumen ini juga berfungsi sebagai surat tanda terima dari pelanggan atas barang yang sudah dikirimkan dan sesuai dengan pesanan pelanggan. Dalam surat jalan hanya berisi alamat yang dituju dan nama pelanggan, nomor kendaraan, jenis pembayaran, nomor container, dan nomor seal untuk pengiriman barang ke luar pulau, dan barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlahnya. Tidak terdapat harga satuan maupun total harga pada surat jalan. 4. Faktur Penjualan Dokumen ini dibuat oleh bagian accounting yang berfungsi untuk melakukan penagihan kepada pelanggan terhadap barang yang telah dibeli. Informasi yang 72 terdapat pada faktur penjualan adalah alamat dan nama pelanggan, nomor pokok wajib pajak (NPWP), nomor faktur, tanggal dibuatnya faktur penjualan, nomor surat jalan, jenis barang yang dipesan beserta jumlah pemesanan dengan harga satuannya, dan total harga yang harus dibayar. 5. Faktur Pajak Dokumen ini dibuat oleh bagian tax yang berfungsi sebagai tanda bahwa barang yang dibeli dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Bukti Penerimaan dari Bank Dokumen ini diterima dari pelanggan yang berfungsi sebagai bukti pembayaran dari pelanggan dalam bentuk giro dan atau bukti setor bank. 3.4 Analisis dan Rekomendasi Terhadap Permasalahan yang Ada Setelah mempelajari dan menganalisis siklus pendapatan pada PT Culletprima Setia, maka ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi terutama mengenai kurangnya dokumen yang dipakai dalam melakukan transaksi penjualan yang dapat menurunkan tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan. Masalah-masalah tersebut antara lain: 1) Tidak adanya surat order dalam transaksi penjualan pada perusahaan. Ketika pelanggan melakukan pemesanan dengan memberikan purchase order, bagian marketing seharusnya langsung membuatkan surat order untuk mencatat setiap pesanan pelanggan. Surat order ini dibuat sebagai bukti bahwa pelanggan telah melakukan pemesanan. Tetapi yang terjadi di perusahaan adalah ketika pelanggan melakukan pemesanan maka bagian marketing, akan langsung membuatkan surat jalan tanpa pembuatan surat order terlebih dahulu. Ini menyebabkan data penjualan hanya berdasarkan dari pihak eksternal saja dan apabila terjadi kesalahan dalam pemesanan, perusahaan tidak memiliki bukti nyata terhadap pesanan pelanggan. Jika pesanan telah dikirimkan dan ternyata salah, maka pelangan tidak mau menerimanya dan perusahaan mengalami kerugian baik secara materi maupun nonmateri. 73 Rekomendasi yang diusulkan untuk memberikan praktek terbaik dalam siklus pendapatan perusahaan adalah sebaiknya perusahaan membuat sales order untuk merekam transaksi penjualan yang terjadi. Sales order ini akan dibuat rangkap dua. Masing-masing rangkap sales order akan dipegang oleh pelanggan dan perusahaan. Hal ini dilakukan agar pelanggan mengetahui barang apa saja yang dipesan dan bagi perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya terhadap pelanggan selain itu perusahaan juga memiliki bukti penjualan yang dibuat oleh pihak perusahaan sendiri. 2) Tidak adanya pemberian limit kredit pada pelanggan yang menyebabkan pelanggan dapat memesan barang berulang-ulang walaupun masih memiliki hutang yang belum lunas. Seperti dijelaskan dalam poin satu bahwa bagian marketing tidak membuat surat order sebagai bukti pemesanan. Akibat lain selain tidak terdapat bukti pemesanan adalah bagian keuangan dan akuntansi tidak dapat mengetahui apakah pelanggan masih dapat melakukan pembelian atau tidak berdasarkan jumlah piutang yang ada. Yang terjadi adalah pelanggan dapat dengan bebas melakukan pemesanan barang secara terus-menerus tanpa mengetahui apakah pelanggan masih sanggup untuk membayar atau tidak. Apabila ini diteruskan maka perusahaan akan mengalami penumpukan tagihan dan tingkat pembayaran hutang akan semakin rendah. Rekomendasi yang diusulkan adalah perusahaan membuat limit kredit terhadap semua pelanggannya. Ketika surat order sudah dibuat, maka sebelum rangkap satu dikirimkan ke pelanggan, maka surat order tersebut harus dikirimkan ke bagian keuangan dan akuntansi untuk dilihat sejarah pembayaran hutang pelanggan apakah masih dapat melakukan pemesanan lagi atau tidak. Jika pelanggan masih dapat digolongkan untuk melakukan pemesanan maka surat order akan dikembalikan ke bagian marketing dan setelah itu surat order akan dikirimkan ke pelanggan. Jika limit kredit sudah dalam batas maksimal, maka pelanggan tidak dapat melakukan pemesanan. Apabila ingin melakukan pemesanan baru lagi, maka pelanggan diharuskan untuk melunasi hutang-hutang yang sebelumnya terlebih dahulu. 74 3) Tidak ada standar baku dalam proses retur penjualan. Retur penjualan terjadi ketika barang yang dijual telah diterima oleh pelanggan tetapi tidak memiliki kualitas (rusak atau pecah atau cacat) seperti yang seharusnya. Maka dari itu pelanggan memiliki hak untuk melakukan klaim barang rusak dengan proses retur penjualan. Di perusahaan sampai saat ini tidak memiliki prosedur retur penjualan yang baku. Jika terdapat klaim barang retur, maka pelanggan akan melaporkan ke bagian penjualan yang bersangkutan dan barang langsung dikirim kembali ke perusahaan. Bagian penjualan akan melakukan pemberitahuan kepada bagian keuangan dan akuntansi untuk langsung mengurangi Faktur Penjualan pelanggan. Tidak ada formulir yang dipakai untuk pengurangan tagihan dan informasi akan diberitahukan secara lisan. Bagian gudang juga tidak memiliki bukti bahwa barang telah dikembalikan. Yang terjadi adalah barang retur tidak dikembalikan, tetapi Faktur Penjualan sudah dikurangi. Padahal barang retur dapat diolah kembali menjadi barang produksi perusahaan. Hal ini tidak boleh dilakukan secara terus menerus karena dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan dan proses pun tidak terstandarisasi. Rekomendasi yang diusulkan untuk menangani masalah retur penjualan adalah perusahaan membuat standar baku untuk melakukan retur penjualan. Jika terdapat pelanggan yang ingin melakukan retur penjualan maka pelanggan diharuskan untuk membuat formulir pengembalian barang yang didalamnya berisi keterangan alasan mengapa barang dikembalikan dan dengan apa pelanggan ingin menukarkan barang yang dikembalikan apakah dengan menukar barang yang sejenis atau dengan mengurangkan total pembayaran. 4) Laporan yang dihasilkan dari siklus pendapatan tidak memberikan informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan manajemen. Laporan yang dihasilkan mengenai siklus pendapatan pada setiap akhir periode hanya berjumlah empat laporan, yaitu: laporan penjualan, laporan penerimaan kas, laporan laba rugi, dan neraca. Untuk melakukan pengambilan keputusan dalam mendukung langkah selanjutnya pada periode berikut, manajemen akan membutuhkan banyak laporan yang 75 digunakan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat meningkatkan laba dan kinerjanya. Minimnya laporan yang dihasilkan disebabkan karena perusahaan menganggap bahwa pemberitahuan informasi secara lisan masih dirasa cukup untuk dilakukan. Padahal dalam pemberian informasi, harus dilakukan dengan menggunakan data sebagai bukti agar informasi yang didapatkan itu nyata, tidak mengada-ngada. Hal ini mengakibatkan manajemen kesulitan dalam melakukan pengambilan keputusan. Rekomendasi yang diberikan adalah selain membuat laporan penjualan, laporan penerimaan kas, laporan laba rugi, dan neraca sebaiknya laporan lain juga dibuat, antara lain adalah laporan penjualan per pelanggan, laporan limit kredit pelanggan, laporan penerimaan kas, dan laporan status transaksi. 3.5 Faktor Analisis Kebutuhan Informasi Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Informasi Faktor Kebutuhan akan dokumentasi internal saat menerima penjualan Kebutuhan akan dokumentasi yang mengakui bahwa pembayaran atau setoran telah diterima Kebutuhan akan dokumentasi yang memberitahukan kepada pelanggan bahwa pembayaran piutang telah lewat jatuh tempo Finding Bagian Marketing tidak membuat dokumentasi internal sebagai bukti telah dilakukannya penjualan setelah menerima Purchase Order dari pelanggan, tetapi langsung membuat Surat Jalan untuk mengirim barang. Tidak ada tanda bukti terima ketika pelanggan telah melakukan pembayaran Laporan Sales Order Detil Dalam Sales Order akan berisi barang yang dipesan, jumlah barang yang dipesan, harga barang sesuai dengan Surat Penawaran Harga, Alamat Pengiriman Bukti Penerimaan Kas Bagian Marketing tidak memiliki dokumentasi formal untuk memberitahu pelanggan mengenai batas pembayaran piutang yang sudah lewat dari tanggal jatuh tempo yang harus segera dibayarkan Billing Statement Dalam Bukti Penerimaan Kas akan berisi total jumlah pembayaran pelanggan, Faktur Penjualan serta Faktur Pajak yang dibayar Dalam Billing Statement akan berisi total jumlah tagihan yang sudah jatuh tempo dan Faktur Penjualan atas tagihan tersebut 76 Kebutuhan akan dokumentasi atas barang yang dikembalikan dan pajak atas barang tersebut Perusahaan tidak memiliki standar baku dalam proses retur barang Nota Retur Manajemen tingkat atas membuat perencanaan strategis berdasarkan laporan yang dihasilkan Laporan yang dihasilkan masih kurang cukup untuk menggambarkan aktivitas penjualan yang terjadi Laporan Penjualan perbagian Daftar Piutang Laporan Umur Piutang Daftar Limit Kredit Laporan Retur Jurnal Penjualan Jurnal Penerimaan Kas Nota Retur ini dibuat dengan menggunakan format dari departemen pajak, sebagai bukti bahwa total jumlah barang yang dikembalikan telah termasuk pajak atas barang pengembalian Laporan Penjualan ini akan berisi mengenai aktivitas penjualan setiap bagian baik Lokal, Promotion atau Ekspor Daftar Piutang akan berisi pelanggan mana saja yang masih memiliki piutang terhadap perusahaan Laporan Umur Piutang akan berisi mengenai pengelompokan piutang pada periode tertentu Daftar Limit Kredit akan berisi mengenai jumlah limit kredit yang dimiliki oleh setiap pelanggan Laporan Retur akan berisi mengenai aktivitas retur yang terjadi pada periode tertentu Jurnal Penjualan akan berisi jurnal akuntansi untuk mengakui terjadinya penjualan dan pajak atas penjualan tersebut Jurnal Penerimaan Kas akan berisi jurnal akuntansi untuk mengakui 77 Laporan Status Transaksi pembayaran atas piutang pelanggan Laporan Status Transaksi akan berisi proses mana saja yang statusnya sudah “close” dan masih “open” sehingga dapat ditindaklanjuti lagi