Pembentukan Jepang meliputi 3 sektor 3 pilar pendirian negara Jepang menyerupai negara-negara Barat : partai politik, kaum bisnis, serikat buruh Bedanya, serikat buruh di Jepang seperti Rengo tidak terlalu mencolok, justru di tingkat representatif, pengaruh birokrat publik begitu kuat secara ekonomi maupun politik Oleh karena itu, bab ini akan lebih membahas mengenai birokrat publik serta pengaruh parlemen Parlemen HoR: 480 House of Councilors: - 242: jabatan 6 tahun, pemilihan tiap 3 tahun - 96 kursi dipilih melalui perwakilan proporsional nasional, sisanya perwakilan lokal Mekanisme trias politika Legislatif: Diet Eksekutif : Birokrasi Yudikatif: pengadilan Pengaruh kuat birokrat Pengaruh media dalam membentuk opini publik Di Jepang, birokrat pemerintahan merupakan pemegang otoritas tertinggi atas perusahaan sektor privat sehingga proses seleksi masuknya sangat sulit. Central government: penggerak transformasi ekonomi Government ministries: hak melisensi, perizinan, otorisasi, dan penyetujuan 1. Kontrol dan regulasi: kontrol legal (individu/institusi) Degree of Control: 1/3 aktivitas produksi negara Jurisdictional Sectionalism: menghambat komunikasi antar kementerian dan gagalkan komunikasi Partitioned Free Market: kementerian pegang kuasa kuat atas perizinan korporat baru 2. Amakudari (descent from heaven): perpindahan birokrat senior ke sektor privat Tingkatkan kolusi, tapi percepat negosiasi Contoh: Japan Shipping Building Industry Association dan LDP membuka kesempatan untuk pensiunan dipilih sebagai anggota konstituen di nantional house of councillor 3. Administrative Guidance: kementerian memberi advice, suggestion, instruction, ataupun warning kepada konfederasi bisnis (jatuhnya manipulatif) Power birokrasi Jepang dianggap lebih kuat daripada birokrat dalam sistem diktator sekalipun. (Louis D. Hayes) Keunikan birokrat Jepang: adanya sistem “peminjaman” birokrat dari nasional ke lokal Seleksi masuk birokrasi (PNS) sangat ketat: biasanya dari lulusan univeritas ternama (ex: Tokyo University dan Kyoto University) -> latar belakang pendidikan faktor alpha dalam upaya memasuki sektor publik 1998: 28.833 pendaftar, 1,814 yang lolos test (6,3%). Dan hanya 721 yang direkrut. Kementerian dengan pengaruh terbesar: MITI dan MOF Pada pemilihan umum 2009, pemerintahan diambil alih oleh Democratic Party of Japan (DPJ) dari Liberal Democratic Party (LDP). Politik ekonomi lama didasarkan pada model negara pembangunan, dimana birokrasi nasional memutuskan pada tujuan jangka panjang demi kepentingan nasional dan mengatur sektor swasta dala mencapai tujuan pembangunan Politik ekonomi baru didasarkan pada model pasar bebas dimana perusahaan bersaing satu sama lain dan intervensi negara disfungsional untuk dinamikanya. Politik ekonomi tidak datang untuk menggantikan, namun keduanya hidup berdampingan. Ketika kekakuan dan ketidak fleksibilatsan model negara pembangunan menjadi masalah , maka model pasar bebas menuai kritik karena gagal tidak menyediakan pengamanan untuk kaum lemah dan terpinggirkan. DPJ memiliki dua sayap. Sayap kanan menekan Jepang untuk menjadi negara normal dengan konstitusi militer yang terlegitimasi. Sementara sayap kiri sejajar dengan SDP. Kepentingan kalangan bisnis bertentangan dengan peraturan birokrasi.Kegiatan perusahaan swasta lebih beragam, semakin canggih, dan multinasional. Multinasionalisasi dari perusahaan Jepang menimbulkan ancaman bagi sistem intervensi pemerintah, karena dengan birokrasi nasional menemukan kesulitan untuk mengawasi operasi lepas pantai. Sebagai perusahaan Jepang memperluas melampaui batas-batas nasional dan mencakup lebih dari geo grafis Jepang, tidak dapat dihindari bahwa kelompok bisnis yang kuat menekan untuk deregulasi. LDP menyadari bahwa model pembangunan diperluakan koreksi yang luas, membuat serangkaian upaya untuk mengurangi sektor publik didominasi oleh perusahaan-perusahaan pejabat dan pemerintah nasional. Beberapa reformasi administrasi di tahun 1980 terbukti cukup efektif, dengan privatisasi sukses dari Jepang Perkeretaapian Nasional, Nippon Bank dan Telephone Corporation, Japan Tobacco Inc, dan banyak perusahaan publik lainnya. Pada tingkat organisasi sukarela, produser dan kelompok kepentingan profesional - seperti Industri Konstruksi Asosiasi Jepang, Japan Automobile Manufacturers Association dan Asosiasi Medis Jepang - yang digunakan untuk menjadi benteng dukungan elektoral untuk LDP telah menunjukkan perpecahan internal dengan sejumlah besar anggota yang menunjukkan ketidakpuasan dengan pergeseran LDP terhadap ekonomi pasar bebas. Lazimnys, kelompok penekan dengan kepentingan dalam sistem yang dikontrol pemerintah batu solid dalam mendukung LDP - terutama di lima wilayah, yaitu, pertanian, konstruksi, kedokteran, kedokteran gigi dan perbaikan tanah - tapi ini tidak lagi terjadi. Setelah sekian lama di dominasi oleh LDP, sistem politik Jepang banyak dipengaruhi oleh budaya yang terbentuk dari langgengnya kekuasaan Partai tersebut. 3 Masalah Utama Budaya Politik yang perlu di reformasi. 1. Ketergantungan akut terhadap birokrasi. 2. Politik uang dan hubungannya dengan basis sosial. 3.Persaingan Politik Lokal terhadap Birokrasi Nasional. Parlemen Jepang sangat bergantung terhadap birokrat dalam penyusunan draft kebijakan. Hampir 80% proses penyusunan kebijakan dilakukan oleh birokrasi. Sedangkan Diet tinggal menyetujui atau menolak draft rencana kebijakan tersebut. Birokrat adalah target politik utama bagi pelobi dari kelompok-kelompok berkepentingan. Transparasi politik merupakan tantangan terbesar lainnya, pasalnya sistem politik Jepang dikuasai oleh kegiatan politik uang. Praktek politik uang didalam tubuh parlemen tidak dapat terhindarkan, karena menyangkut sistem pemilihan umum. Untuk memperoleh jumlah pemilih (jiban) yang besar, parlemen harus membangun proyek infrastruktur dan melibatkan koenkai sebagai asosiasi penggali dukungan bagi partai (LDP) 4 macam persaingan antar pemerintah lokal : › Implementasi Proyek › Rutinitas Lobi › Kompetisi inter-regional › Peningkatan jumlah pemilih golput Media is Japan fourth estate Charateristics media in Japan : 1. High Degree of centralization 2. Similarities with Other Large Coorporations 3. Institutional Linkage with the Establishment Japan’s print media is highly centralized. Five major dailies which collectively claim the market : Asashi, Manichi, Yomiuri, Nikkei, and Sankei. On the whole, those majors dailies are politically neutral. But Asashi and Maincichi are critical to the government and the Yomuiri and Sankei are more pro-government. Japan’s mainstream media organizations are more likely more other large business corporations. Kireitsu arrangments Five key television stations in Tokyo and Osaka are directly connected with five national dailies. Japan’s mass media tend to be docile. Reporter’s club Reporters in Japan’s reporter’s club have lots of privileges in telephones and other communications machines, service personnel, and other facilities which are free. The goovernment in return, can control the flow of the media easily. • • • persaingan antar kelompok elit nasionalis, rasis dan partikularis dan orientasinya. sh¯osha capitalism ≠ Tenn¯o capitalism para ekspansionis ekonomi negara super power vs para power-seekers pengaruh kapitalisme Amerika Serikat dan kapitalisme Asia permasalahan kepentingan desa dan kota berkaitan dengan distribusi hasil pertanian. pertentangan dua ideologis: kompetisi ekonomi vs pentingnya kekuatan politik http://countrystudies.us/japan/123.htm L. D. Hayes, Introduction to Japanese Society, pp.60-63 Yoshio Sugimoto, An Introduction to Japanese Society, pp.221-226