52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Fajar Surya Swadaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Hutan Tanaman Industri, Berkantor pusat di Slipi Petamburan Jakarta Barat, perusahaan yang dibentuk pada tahun 2008 ini mulai memfokuskan diri untuk menjadi perusahaan Hutan Tanaman Industri setelah memperoleh ijin konsesi pada tahun 2009 dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, melalui SK Menhut No. 383/Kpts-II/1997. Pada saat itu luas areal konsensi yang diperoleh adalah 66.659 hektar, yang berlokasi di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara – Kalimantan Timur. Setelah mendapatkan ijin konsensi, PT. Fajar Surya Swadaya melakukan penanaman perdana pada tahun 2010 dengan luas sebesar 3.372 hektar yang berlokasi di District Muara Toyu – Kalimantan Timur. Total areal yang telah tertanam sampai dengan tahun 2011 ialah sebesar 7.394 hektar sesuai dengan rencana kerja tahunan yang dibuat oleh perusahaan. Untuk target pemanenan perdananya sendiri direncanakan akan dilakukan pada tahun 2016 setelah tanaman cukup umur untuk dilakukan pemanenan. Pembangunan usaha Hutan Tanaman Industri itu sendiri bertujuan untuk membangun industry kertas dan bahan baku kertas ( Pulp & Paper ) dengan tanaman pokoknya adalah Pohon Acacia Mangium. 52 53 Tidak diragukan lagi bahwa tujuan pembangunan Hutan Tanaman Industri merupakan hal yang sangat selaras dengan tujuan pembangunan sector kehutanan nasional, yang selalu diarahkan untuk pencapaian yang optimal dalam manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial. Hutan Tanaman Industri dapat berfungsi sebagai penyangga tanah dan air (Fungsi hidro - orologi), penyangga iklim bumi (Pemanasan global), sumber keanekaragaman hayati, serta modal atau penunjang pembangunan yang menciptakan efisiensi, stabilitas dan pertumbuhan. Secarasosial pembangunan Hutan Tanaman Industri dapat mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, dan pemberdayaan masayarakat di sekitar kawasan hutan. Gambar 4.1 : Lokasi PT. Fajar Surya Swadaya Pada Peta Kalimantan 54 4.1.2 Arti Logo PT. Fajar Surya Swadaya Gambar 4.2 : Logo PT. Fajar Surya Swadaya Keterangan Logo : Matahari Berwarna Kuning dan Orange : Melambangkan Prosperity (Kemakmuran) Nama Fajar Surya Swadaya sendiri diartikan sebagai cahaya fajar yang dapat memberi manfaat / sumber penghidupan bagi masyarakat banyak. 4.1.3 Visi dan Misi PT. Fajar Surya Swadaya Visi : Menjadi perusahaan besar dalam usaha hutan tanaman industri, pulp dan kertas yang terintegrasi sehingga memberikan nilai lebih bagi pemangku kepentingan (pemegang saham, karyawan, masyarakat dan pemerintah). Misi : Meningkatkan nilai tambah produk pulp dan kertas secara berkesinambungan dengan penguasaan operasional dalam pengadaan bahan baku pulp yang terintegrasi serta berkelanjutan. 55 4.1.4 Struktur Organisasi Corporate Affairs Corporate Affairs perusahaan dibentuk sebagai Divisi Bertindaksebagaiperwakilan yang Perusahaan dalammenjalinhubungandenganmasyarakat, media danpemerintah. Gambar 4.3 : Struktur Organisasi Corporate Affairs CORPORATE AFFAIRS PROJECT TANAMAN KEHIDUPAN KARET STAKEHOLDER RELATIONS CORPORATE SECURITY COMMUNITY INVESTMENT CORPORATE LAND DISPUTE CORPORATE STAKEHOLDER RELATIONS REGIONAL LAND DISPUTE DISTRICT COMMUNITY INVESTMENT REGIONAL COMMUNITY INVESTMENT DISTRICT 4.1.5 Tugas Dan Tanggung Jawab Community Investment 1. Community Investment Department Head Mengarahkan dan mengkoordinasi penyusunan keseluruhan Rencana Kerja Tahunan dan budget terkait dengan unit kerja yang ada di bawahnya, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan, serta mengkoordinasi pelaporannya untuk memastikan efektivitas, efisiensi dan kesesuaian pelaksanaannya 56 Menyusun strategi yang terkait dengan membangun hubungan baik dengan masyarakat setempat, termasuk di dalamnya terkait dengan program – program kemasyarakatan yang ada guna memastikan terjaganya hubungan baik dengan masyarakat setempat Menyusun strategi yang terkait dengan corporate branding dan corporate image (misal: sponsorship, buletin perusahaan,dsb), memonitor dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya guna memastikan tersedianya image perusahaan yang baik bagi para stakeholder Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang terkait dengan memperkuat hubungan dan menjalin kerjasama dengan masyarakat, serta kegiatan – kegiatan terkait guna memastikan tidak timbulnya masalah yang dapat mengganggu perusahaan di kemudian hari. Melakukan press conference atau press release kepada media, LSM dan masyarakat guna memastikan tersedianya counter dari perusahaan terkait dengan pemberitaan yang negatif di luar perusahaan Memonitor dan melakukan evaluasi terhadap peta sosial perusahaan secara keseluruhan mencakup wilayah konflik, potensial konflik dan demografi sosial masyarakat guna memastikan tersedianya peta konflik sesuai dengan kebutuhan perusahaan Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi laporan – laporan yang terkait dengan program kemasyarakatan, kegiatan komunikasi 57 perusahaan ke pihak eksternal guna memastikan tercapainya akurasi dan ketepatan waktu laporan Mengarahkan, memonitor, mengevaluasi, serta memberikan bimbingan kepada bawahan guna memastikan tercapainya rencana kerja departemen 2. Community Investment Superintendent Membuat perencanaan dan target kerja kegiatan yang terkait dengan kegiatan community investment di distrik berdasarkan target kerja tahunan perusahaaan guna memastikan tersedianya rencana kerja terkait dengan kegiatan community investment di perusahaan Mengkoordinasi pelaksanaan social mapping di distrik guna memastikan tersedianya data – data yang terkait dengan wilayah konsesi perusahaan dan demografi sosial masyarakat sekitar Mengkoordinasi kegiatan sosialisasi terkait dengan RKT tahunan dan kegiatan kemasyarakatan yang akan dilakukan perusahaan guna memastikan tercapainya kesepakatan (MoU) dengan masyarakat setempat Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program – program kemasyarakatan guna memastikan terlaksananya kegiatan community investment sesuai dengan perencanaan 58 Mengkoordinasi pelaksanaan program – program kemasyarakatan yang ada di distrik guna memastikan terlaksananya program kemasyarakatan sesuai dengan perencanaan Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di areal distrik guna memastikan terciptanya komunikasi dan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar Mengkoordinasi pembuatan laporan dan dokumentasi yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan dan penyelesaian konflik guna memastikan tersedianya laporan dan dokumen yang akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan Membantu kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pembebasan lahan di distrik guna memastikan tersedianya lahan sesuai dengan kebutuhan perusahaan Mengarahkan, memonitor, mengevaluasi, serta memberikan bimbingan kepada bawahan guna memastikan tercapainya rencana kerja departemen 3. Community Investment Supervisor Mengkoordinasi pelaksanaan survey identifikasi masyarakat di distrik guna memastikan tersedianya data dan informasi terkait dengan pembuatan peta konflik Melakukan sosialisasi terkait dengan RKT tahunan dan kegiatan kemasyarakatan yang akan dilakukan perusahaan di wilayah yang 59 menjadi tanggung jawabnya guna memastikan tercapainya kesepakatan (MoU) dengan masyarakat setempat Mengkoordinasi pelaksanaan program – program kemasyarakatan guna memastikan terlaksananya kegiatan community development sesuai dengan perencanaan Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di areal distrik guna memastikan terciptanya komunikasi dan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar Membantu kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pembebasan lahan di distrik guna memastikan tersedianya lahan sesuai dengan kebutuhan perusahaan Membuat laporan yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan guna memastikan tersedianya laporan dan dokumen yang akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan Membina dan membimbing tim di bagiannya untuk memastikan motivasi dan produktivitas kerja 4. Community Investment Staff Melakukan pengumpulan data melalui survey identifikasi masyarakat di distrik guna memastikan tersedianya data dan informasi terkait dengan pembuatan peta sosial masyarakat 60 Melaksanakan program – program kemasyarakatan sesuai dengan areal yang ditugaskan guna memastikan terlaksananya program kemasyarakatan sesuai dengan perencanaan Membuat laporan – laporan rutin di community investment guna memastikan tercapainya akurasi dan ketepatan waktu laporan Mendokumentasikan dan membuat laporan – laporan terkait dengan kegiatan community investment guna memastikan tersedianya dokumentasi dan laporan terkait dengan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh community investment Melakukan komunikasi rutin ke masyarakat guna memastikan tersedianya feedback dari masyarakat terkait dengan kegiatan operasional perusahaan Membantu kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pembebasan lahan di distrik guna memastikan tersedianya lahan sesuai dengan kebutuhan perusahaan 4.2 Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh narasumber utama dan para narasumber lainnya untuk mengetahui bagaimana Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Fajar Surya Swadaya dalam merealisasikan Tanaman Kehidupan (Karet) di Desa Muara Toyu – Kalimantan Timur. Selain itu 61 peneliti juga telah melakukan studi kepustakaan dari media internal perusahaan serta data-data perusahaan yang bisa dijadikan bahan penelitian. Penelitian ini menjelaskan mengenai strategi humas yang terdiri dari beberapa tahap antara lain : Mendefinisikan masalah, Perencanaan dan Pemrograman, Aksi dan Komunikasi, serta Evaluasi. Program perealisasian Tanaman Kehiduapan (Karet) telah dijalankan 3 (tiga) tahun berselang setelah perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya. Sehingga pada tahap mendefinisikan masalah dan perencanaan serta pemrogramannya peneliti juga mencari informasi siapa saja orang-orang yang terlibat pada saat itu. 4.2.1 Definisi Masalah Atau Penemuan Fokus (Fact Finding) Menjalankan kegiatan operasional ditengah-tengah lingkungan masyarakat membuat PT. Fajar Surya Swadaya memahami akan arti penting menjaga hubungan baik dengan masyarakatnya. Selain menjaga hubungan baik, PT. Fajar Surya Swadaya juga memberikan perhatian khusus kepada beberapa aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya masyarakat sekitar. Salah satu program tanggung jawab sosial dalam bidang ekonomi ialah Program Perealisasian Tanaman Kehidupan (Karet). Program ini mulai direalisasikan pada bulan Oktober tahun 2011, yang sampai dengan saat ini bertahan sebagai salah satu kegiatan sosial yang dijalankan oleh perusahaan. Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui bagaimana awal terbentuknya Program Tanaman Kehidupan (Karet) pada saat itu. 62 Anjuran dari pemerintah yang tertuangdalam Undang-undang No. 40 Pasal 74 tahun 2007tentang Perseroan Terbatas, yang menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Pada tahun 2011 PT. Fajar Surya Swadaya memutuskan untuk menjalankan suatu program tanggung jawab sosial yang dapat membantu masyarakat secara berkelanjutan. Berbeda dengan program-program lain yang sudah dijalankan sebelumnya, perealisasian Tanaman Kehidupan Karet ini juga bertujuan membentuk karakteristik masyarakat kreatif dan mandiri agar dapat lebih meningkatkan taraf hidup dan mengasah keahlian yang dimiliki. Pada tahap pengumpulan fakta, peran humas yang diwakili oleh Community Investment PT. Fajar Surya Swadaya mencari informasi terlebih dahulu mengenai dasar dari tujuan perealisasian tanaman kehidupan dan mengupayakan perealisasiannya agar sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat sekitar. Bapak Sugiantoro selaku Community Investment Department Head menjelaskan bahwa : “Seperti kita ketahui bahwa perusahaan-perusahaan yang bergerak dan menggunakan sumber daya alam sesuai dengan undang-undang No. 40 Pasal 74 itu wajib melakukan kegiatan CSR bagi masyarakat disekitar situ. Nah.. kita melakukan creating secara value kepada masyarakat dengan tanaman kehidupan. Tanaman kehidupan itu bentuknya bisa 63 bermacam-macam, kita menyepakati untuk membangun kehidupan berupa tanaman karet untuk masyarakat”.1 Perusahaan menyadari dasar dari perealisasian tanaman tersebut perlu ditindaklanjuti secara khusus dan sudah sepantasnya perusahaan memberikan kontribusinya untuk membantu kehidupan masyarakat disekitar wilayah konsensi perusahaan. Bapak Sugiantoro menambahkan bahwa : “Kalau kita balik lagi bahwa CSR bagi perusahaan yang bergerak di sumber daya alam itu wajib seperti hutan tanaman industri, kemudian sawit, tambang itukan mewajibkan semuanya. Tapi kita tidak selesai pada kewajiban. Kita bicara pada nilai yang lebih dari sekedar kewajiban, yaitu beyond rule gitu loh.. sehingga kita membangun karet untuk masyarakat, kemudian kita kelola bersama dengan kita meyakini bahwa dengan kita mentransfer nilai-nilai. Kan karet ini juga banyak ditanam masyarakat, jadi dengan mentransfer nilai-nilai dan knowladge yang bagus buat masyarakat, mereka juga akan tumbuh bersama kita.. sehingga kita dapat maju bersama masyarakat”.2 Hal tersebut diperkuat oleh Bapak Sufandi selaku Community Invesment District Superintendent : “Perealisasian tanaman kehidupan dijalankan sebagai komitmen perusahaan terhadap aturan pemerintah dan komitmen tanggungjawab sosial perusahan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar operasional perusahaan”.3 Hal serupa pun kembali diungkapkan oleh Bapak Juhadi selaku Project Tanaman Kehidupan (Karet) Supervisor, sebagai berikut : 1 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 2 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 3 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 64 “Project Tanaman Kehidupan adalah suatu kegiatan peningkatan nilai mutu perusahaan dengan menjalankan komitmen penanaman Karet/tanaman kehidupan 5% dari tanaman unggulan HTI (Akasia) yang telah di tetapkan undang-undang”4 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum menjalankan suatu program CSR, PT. Fajar Surya Swadaya mencari tahu terlebih dahulu mengenai kewajiban utama yang harus dijalankan dan kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh target khalayaknya. Hal tersebut penting dilakukan agar program yang dijalankan tepat guna dan sasaran. Kegiatan pengumpulan fakta yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya ialah berpedoman dengan adanya aturan yang dibuat oleh Kementrian Kehutanan dan sosialisasi awal dengan masyarakat sekitar guna mencapai kesepakatan dalam proses perealisasian tanaman kehidupan tersebut. Latar belakang perealisasian tanaman kehidupan yang dijalankan oleh PT. Fajar Surya Swadaya diharapkan mampu mewujudkan tanggung jawabnya terhadap pemerintah dan masyarakat yang merupakan bagian dari perusahaan. 4.2.2 Perencanaan dan Pemrograman Kegiatan (Planning & Programming) Pada tahap ini merupakan tahap kelanjutan dari tahap pengumpulan fakta, tahap ini Community Investment mulai menentukan tujuan dan sasaran yang tepat. Dalam pelaksanaan kegiatan CSR ini PT. Fajar Surya Swadaya 4 Kutipan wawancara dengan Bapak Juhadi, Project Tanaman Kehidupan (Karet) Supervisor PT. Fajar Surya Swadaya 65 berkomitmen untuk merealisasikan aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal disekitar wilayah konsensi. Bapak Sugiantoro mengatakan bahwa : “Tanaman karet ini kita alokasikan 5% dari total konsensi yang kita miliki, kemudian kita bangun tanaman karet, kita kelola bersama masyarakat dan tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan manfaat dari tanaman kehidupan itu berupa cash untuk pembangunan dan kesejahteraan mereka”.5 Sedangkan pada tahap perencanaannya Bapak Sugiantoro menjelaskan bahwa : “Tahap perencanaannya kita bicara tentang rencana kerja tahunan, kemudian kita bicara tentang plotting area, kemudian kita bicara tentang rencana kerja dari divisi karet itu sendiri, dan itu semua diawali dari memorandum of understanding (MoU) dengan masyarakatnya”.6 Pernyataan lainnya terkait program dan perencanaan secara operasional dilapangan diungkapkan juga oleh Bapak Sufandi bahwa : “Tentunya hal ini telah dilakukan pemetaan oleh tim perencaaan perusahaan bersama dengan tim operasional untuk tata letak areal tanaman kehidupan tersebut yang bebas claim dan kemudian dilimpahkan kepada department yang mengelola tanaman kehidupan untuk di tanam dan dilakukan perawatan. Dengan mengunakan bibit bibit unggul dan tenaga kerja yang cukup”.7 Selain pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Sufandi, Bapak Juhadi juga menambahkan bahwa : “Tahap perencanaan dilakukan Comodity manager dan project manager dengan departement Planning, L&D dan Comdev dalam menetapkan area kerja, pengukuran wilayah dan penentuan wilayah kontur yang cocok di 5 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 6 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 7 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 66 tanam karet, tahap selanjutnya dilakukan perencanaan anggaran (budgeting) dari mulai pembukaan areal, penanaman, perawatan dan produksi”.8 Berdasarkan jawaban dari para narasumber bahwa proses perencanaan tidak hanya melibatkan tim Community Investment saja, Namun diperlukan juga tim dari beberapa Department lainnya untuk melanjutkan ketahap selanjutnya agar pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar. Pada tahap ini tim Community Investment bekerja sama dengan beberapa Department lain yang ikut andil dalam proses perealisasian tanaman kehidupan, seperti yang pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Sugiantoro : “ehm.. semua departemen terkait. Jadi dari top management, kemudian ada community investment, kemudian ada land dispute, kemudian ada departemen planning, Kalau planning mereka bicara tentang plotting area, kemudian besaran area. Karena yang tau berapa hektar di desa toyu misalnya, itu orang planning. Datanya berapa hektar sih area konsensi kita yang masuk diwilayah toyu, sehingga itu bisa dihitung 5% nya ? kemudian kalau community investment kita bicara tentang bagaimana mengkomunikasikan ini kepada masyarakat, mensosialisasikan, menyampaikan skema-skemanya, kemudian melakukan pembayaranpembayaran yang dibutuhkan untuk down payment (DP) karet”.9 Berdasarkan pernyataan dari narasumber diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menjalankan program perealisasian tanaman kehidupan banyak pihak yang terlibat tidak hanya Community Investment, pihak-pihak lainnya yang terlibat mempunyai tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing. 8 Kutipan wawancara dengan Bapak Juhadi, Project TanamanKehidupan (Karet) Supervisor PT. Fajar Surya Swadaya 9 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 67 Pada proses ini penentuan anggaran juga sangat penting dilakukan agar program CSR yang akan dijalankan bisa berjalan dengan baik. Dalam menentukan anggaran perlu adanya budget khusus yang telah di setujui oleh management sesuai dengan program-program yang akan dijalankan. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Sufandi sebagai berikut : “Top manajemen menyetujui dari segi budget dan masing-masing Department terkait menyiapkan bukti pendukung seperti MOU dan kesepakatan lainnya serta ketersediaan tenaga kerja dan lahan untuk di tanami tanaman kehidupan tersebut. Dari perencanaan sampai program penanaman memakan waktu lebih dan kurang 1.5 bulan/ha namun bisa saja lebih dan kurang tergantung luasan yang akan di jadikan tanaman kehidupan”.10 Dari pernyataan tersebut peneliti melihat bahwa PT. Fajar Surya Swadaya sangat serius dalam menjalankan kegiatan CSR sehingga dana yang akan dikeluarkan pun sudah dipersiapkan khusus untuk setiap kegiatannya. Setelah anggaran ditentukan, tentunya tim perlu untuk menentukan target khusus yang ditunjuk sebagai khalayak sasaran perealisasian tanaman kehidupan. Bapak Sugiantoro mengungkapkan bahwa : “Khalayak sasaran kita tentu kalau kita bicara perusahaan yang bergerak di area kehutanan itu kita bicara masyarakat ring 1 (satu) dan ring 2 (dua), Nah.. ini adalah masyarakat ring 1 (satu). Masyarakat ring 1 (satu) itu adalah masyarakat yang berada dan bersentuhan langsung dengan konsensi kita. yaitu masyarakat desa, masyarakat yang masih dengan kondisi sosial, budaya, pendidikan dan kondisi kualitas hidup yang masih sangat berbeda dengan masyarakat dikota. Spesifik ke masyarakat yang ada di area kosensi kita”.11 10 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 11 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 68 Untuk lama waktu yang dibutuhkan dalam perencanaan tersebut Bapak Sugiantoro menambahkan bahawa : “Perencanaan tentang karet ini sebenarnya tidak memerlukan waktu terlalu lama, tapi dari setiap kita bergerak, jadi misalnya kita bicara tentang yang global dan yang spesifik. Kalau secara global sudah selesai semua, artinya bahwa kita sudah sepakat total konsensi kita x hektar, kemudian kita akan alokasikan x hektar tanaman kehidupan 5%. Kemudian kita juga bicara tentang plotting desa, jadi ada berapa desa yang berada di area ring 1 (satu) itu masuk kedalam perencanaan globalnya. Nanti kita bicara tentang rencana tahunannya, tahun ini kita akan membuka berapa hektar dan diarea mana ? itu lebih spesifik lagi kepada rencana tahunan”.12 Keseriusan PT. Fajar Surya Swadaya dalam melaksanakan program ini, tentunya mengharapkan keseriusan dan minat masyarakat untuk mau bekerjasama agar program perealisasian ini dapat berjalan dengan baik. Dukungan dan ketertarikan masyarakat untuk ikut berpartisipasi diupayakan perusahaan dengan memberikan beberapa benefit seperti yang Bapak Sufandi mengungkapkan bahwa : “Dengan menjelaskan apa yang mereka dapat dari tanaman kehidupan tersebut serta apa manfaat bagi mereka tak kalah pentingnya menjelaskan sekema perhitungan nilai ekonomisnya sampai mereka benar benar mengaerti bahwa tanaman kehidupan ini benar benar bepihak kepada mereka”.13 Setelah terbentuknya kepercayaan dan minat masyarakat untuk bekerjasama dalam program ini, maka diputuskan bahwa program awal tersebut akan terlebih dahulu dimulai pada salah satu desa yang jaraknya bersentuhan langsung dengan areal konsensi perusahaan. Tahap operasionalnya mulai 12 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 13 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 69 dijalankan pada Oktober 2011, dan sejak dijalankan program tersebut cukup berhasil dan hingga saat ini masih berjalan secara berkesinambungan, dan program yang telah direncanakan pun berhasil berjalan sesuai dengan rencana dan target awal perusahaan. 4.2.3 Komunikasi Dan Aksi Kegiatan CSR (Communicating & Actions) Tahap selanjutnya setelah perencanaan dan pemrograman adalah tahap komunikasi dan aksi. Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian untuk melihat komunikasi dan aksi nyata yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya dalam program perealisasian Tanaman Kehidupan (Karet) selama periode Tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Pada tahap komunikasi dan aksi program perealisasian Tanaman Kehidupan (Karet) ini, Community Investment dibantu oleh Department Tanaman Kehidupan dan beberapa Department terkait lainnya. Dalam tahap pengkomunikasiannya Bapak Sugiantoro menjelaskan sebagai berikut : “Kita secara intens melakukan komunikasi baik kepada kepala desa atau tokoh-tokoh masyarakat setempat, artinya setempat adalah yang mereka bersentuhan langsung dengan tanaman kehidupan ini. kita bicara tentang skema, skema pembagian hasil.. kemudian kita bicara tentang plotting areanya dimana ? kemudian kita bicara tentang ketenagakerjaan. Misalnya gitu.. jadi kita terus berkomunikasi dengan mereka, sehingga mereka tau persis. Dan kita juga sudah mulai membayarkan down 70 payment (DP) untuk karet ini. Jadi sebelum panen mereka sudah mendapatkan down payment (DP) untuk pembayaran tanaman karet”.14 Bapak Sufandi juga mengungkapkan bahwa : “Dilakukan pertemuan formal dengan perangkat desa dan pertemuan informal dengan tokoh masyarakat kemudian melakukan sosialisasi akbar dengan menghadirkan muspika. Dan membantuk tim perumus dan perwakilan masyarakt untuk melahirkan MOU yang didalamnya mencakup hak dan kewajiban para pihak”.15 Dalam mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan-pesan yang telah direncanakan sebelumnya, Community Investment telah melakukan beberapa tindakan kepada masyarakat. Bapak Sugiantoro menjelaskan bahwa : “Kita dua macam yaa.. media yang kita gunakan dalam bentuk cetak, dalam artian kita pemberitahuan resmi, kemudian kita juga melalui penjelasansecara verbal. Karena kita bicara dengan masyarakat desa yang mereka juga pada umumnya belum membaca dan menulis dengan baik. Banyak yang tidak bisa membaca dan menulis dengan baik, sehingga kita perlu menjelaskan secara verbal, person to person / interpersonal communication”.16 Penjelasan dari Bapak Sugiantoro dibenarkan oleh Bapak Sufandi selaku Community Investment District Superintendent : “Dilakukan pertemuan formal dengan perangkat desa dan pertemuan informal dengan tokoh masyarakat kemudian melakukan sosialisasi akbar dengan menghadirkan muspika. Dan membantuk tim perumus dan perwakilan masyarakt untuk melahirkan MOU yang didalamnya mencakup hak dan kewajiban para pihak. untuk inernal tentunya dengan mempersentasikan program dan external melalui pariwara media tentang 14 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 15 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 16 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 71 tanaman kehidupan dan dan melalui sosialisasi serta laporan realisasi tahunan kepada instansi terkait”.17 Berdasarkan proses komunikasi yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya dalam menyampaikan suatu kegiatan kepada masyarakat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi secara tidak langsung dilakukan melalui pariwara bulettin dan press release. Sedangkan komunikasi secara langsung dilaksanakan dengan pertemuan yang berupa sosialisai dan pendekatan secara verbal. 4.2.4 Evaluasi (Evaluation) Setelah tahap pengumpulan fakta, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi dan yang terakhir adalah tahap evaluasi. Dalam pelaksanaan suatu program tidak menutup kemungkinan bahwa program yang telah direncanakan sebelumnya dapat berubah pada saat pelaksanaan tahap aksi dan komunikasi. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi dilapangan, namun diharapkan perubahan yang terjadi tidak secara signifikan merubah rencana yang telah ditetapkan diawal program. Tujuan dari proses evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa efektif dan berhasilnya program yang dijalankan dari awal hingga akhir.Pada proses perealisasian tanaman kehidupan, tahap evaluasi sebenarnya masih belum dilakukan secara mendalam dikarenakan umur tanaman yang saat ini sedang 17 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 72 ditanam masih belum cukup umur untuk dilakukan pemanenan. Terkait hal tersebut Bapak Sugiantoro menjelaskan bahwa : “ehm.. kita sejauh ini, karena ini baru 3 (tiga) tahun kita belum melakukan evaluasi, tapi kita sudah melakukan monitoring-monitoring misalnya berapa hektar yang sudah kita penuhi untuk tanaman kehidupan ini, kemudian sudah berapa kali kita melakukan pembayaran, kemudian untuk apa saja pembayaran dikaret itu untuk masyarakat, kemudian bagaimana dampaknya kepada masyarakat, kemudian bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fee karet ini. Jadi kita coba melakukan monitoring dan kita belum masuk ke wilayah evaluasi”.18 Penjelasan tersebut dibenarkan pula oleh Bapak Sufandi : “Untuk evaluasi saat ini belum dilakukan secara mendalam dikarenekan tanaman yang di tanam baru berumur 3-4 tahun”.19 Sedangkan secara operasional di Department Project Tanaman Kehidupan (Karet), Bapak Juhadi menjelaskan bahwa : “Evaluasi dilakukan tiap hari dengan memperhatikan segi efektifitas kerja,hasil perkerjaan/produksi,dan solusi terbaik yg akan dilakukan”.20 Dalam menjalankan kegiatan, Community Investment pun tidak luput dari beberapa permasalahan dan kendala yang sering kali ditemukan dilapangan. Dan untuk mengetahui alasan serta solusi penyelesaian dari kendala tersebut, Bapak Sugiantoro menerangkan bahwa : “Kalau kendala itu pasti ada miss komunikasi, “Kenapa sekian...? Kenapa hanya sekian hektar...? dst” kemudian pemahaman masyarakat bahwa ada masyarakat yang ingin karetnya dikelola sendiri oleh mereka atau baiknya dibagi-bagi. Sementara kita inginnya dikelola oleh perusahaan 18 Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 19 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 20 Kutipan wawancara dengan Bapak Juhadi, Project Tanaman Kehidupan (Karet) Supervisor PT. Fajar Surya Swadaya 73 kemudian mereka mendapat fee, yaa.. kira-kira begitu. Sehingga dapat lebih bermanfaat dan lebih terurus. Sementara kalau kita bagi-bagi secara langsung misalnya perkeluarga setengah hektar itu biasanya kita tau habbit mereka tidak dikelola dengan baik. Tetapi untuk kedepannya tidak menutup kemungkinan kalau pengeolaannya kita serahkan kepada masyarakat, tapi sejauh ini kita tetap ingin kelola, dan kita terapkan dengan sistem bagi hasil”.21 Adapun kendala atau hambatan lainnya diungkapkan oleh Bapak Sufandi, Bahwa : “Hamabatan adalah claim lahan oleh masyarakat, cara mengatasinya dengan melakukan musyawarah untuk mufakat apabiala didalam arel diclaim ada tanam tumbuhnya maka perusahaan akan memebrikan tali asih untuk menganti jerih payah penegelolaan oleh masyarakat tersebut dengan haraga sesuai kemampuan perusahan”.22 Dari hasil wawancara tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program peresalisasian tanaman kehidupan, Community investment PT. Fajar Surya Swadaya belum melakukan tahap evaluasi secara mendalam. Tetapi baru sebatas tahap monitoring dari hasil yang telah dikerjakan dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan secara operasionalnya Department Tanaman Kehidupan selalu melakukan evaluasi harian dengan memperhatikan segi efektifitas kerja, hasil perkerjaan/produksi, dan solusi terbaik yg akan dilakukan jika terdapat kendala atau permasalahan-permasalahan yang ada selama masa penanaman. 21 KutipanwawancaradenganBapakSugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar Surya Swadaya 22 Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT. Fajar Surya Swadaya 74 4.3 Pembahasan Proses menganalisis hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara teori yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dengan analisa data ini, Peneliti akan menguraikan analisis hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dan data-data lain sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Fajar Surya Swadaya dalam Merealisasikan Tanaman Kehidupan (Karet) di Desa Muara Toyu. Berdasarkan hasil wawancara dengan keyinforman dan informan dalam penelitian ini maka dapat dianalisis bahwa strategi humas PT. Fajar Surya Swadaya yang diwakili oleh Community Investment mempunyai peran yang sangat penting dalam mengelola program CSR perusahaan. Program CSR yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya selain merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang diatur oleh aturan Kementrian Kehutanan, PT. Fajar Surya Swadaya juga menganggap bahwa penting membangun hubungan harmonis dengan masyarakat sebagai bagian dari perusahaan. PT. Fajar Surya Swadaya mengadakan sebuah kegiatan sosial perusahaan dalam berbagai aspek, yang diantaranya ialah aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya masyarakat sekitar. Keseriusan PT. Fajar Surya Swadaya untuk mengadakan kegiatan CSR dapat dilihat dari dana yang dianggarkan untuk setiap program dan kegiatannya. Program perealisasian tanaman kehidupan merupakan program yang dijalankan dari aspek ekonomi, 75 dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan masyarakat lokal yang berada disekitar wilayah operasional perusahaan. Program CSR tersebut telah direalisasikan sejak tahun 2011 yang terus menerus berkembang dan dilaksanakan sampai dengan saat ini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori strategi humas menurut Cutlip, Centre dan Broom yaitu dengan mendefinisikan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi serta evaluasi. Adapun keempat strategi humas PT. Fajar Surya Swadaya, program perealisasian tanaman kehidupan dapat dilihat secara rinci sebagai berikut, Strategi humas tahap 1 yaitu tahap Mendefinisikan Masalah. Menurut teori yang diungkapkan oleh Cutlip, Center dan Broom, bahwa tahap pengumpulan fakta merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang mencakup penyelidikan dan memantau pengatahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait, dengan dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian Community Investment PT. Fajar Surya Swadayapada saat itu telah melakukan survei kepada masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan apa yang masyarakat butuhkan pada saat itu. Namun penelitian atau survei yang dilakukan hanya secara global saja, mengingat tanaman kehidupan ini sifatnya sudah baku dari atauran kehutanan yang telah meyakini tanaman kayu / pohon, Sehingga perusahaan dan masyarakat memilih tanaman karet sebagai (pohon) hasil hutan non kayu. Jelas hal tersebut sudah sesuai dengan teori mengenai strategi dimana dalam tahap mendefinisikan masalah diperlukan sebuah survei untuk mengetahui kebutuhan masyarakat sehingga program yang akan dilaksanakan tepat guna. 76 Memasuki tahap selanjutnya yaitu tahap 2 Perencanaan dan Pemrograman. Menurut Cutlip, Center dan Broom bahwa tahap ini merupakan tahap untuk menentukan program, tujuan, tindakan serta sasaran program. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini berdasarkan dari jawaban-jawaban dari informan dan keyinforman adalah dengan memfokuskan pada Rencana Kerja Tahunan. Setelah dibentuk Rencana Kerja Tahunan, barulah rencana dari program tersebut di sosoalisasikan dengan melakukan pertemuan untuk menentukan langkah selanjutnya agar program yang telah dirancang bisa berjalan dengan baik. bentuk pertemuan yang dilakukan berupa pertemuan formal dengan perangkat desa dan pertemuan informal dengan tokoh masyarakat kemudian melakukan sosialisasi akbar dengan menghadirkan muspika. Dan membantuk tim perumus dan perwakilan masyarakt untuk melahirkan MOU yang didalamnya mencakup pembahasan hak dan kewajiban para pihak. Dalam pertemuan tersebut dihasilkan beberapa keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan, program yang akan dijalankan merupakan kegiatan CSR yang mencakup dalam bidang ekonomi. Setelah menentukan program dalam pertemuan tersebut selanjutnya menentukan sasaran dari program ini, sasaran / target khalayak yang dipilih merupakan Masyarakat ring 1 (satu), masyarakat ring 1 (satu) adalah masyarakat yang berada dan bersentuhan langsung dengan konsensi perusahaan. yaitu masyarakat desa, masyarakat yang masih dengan kondisi sosial, budaya, pendidikan dan kondisi kualitas hidup yang masih sangat berbeda dengan masyarakat dikota. Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dilakukan perumusan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. 77 Tujuan jangka pendek dari program ini adalah dengan membayarkan down payment (DP) untuk project tanaman kehidupan karet. Yang pembayaran / manfaatnya sendiri sudah dapat dirasakan secara langsung sebelum tanaman / project tersebut menghasilkan panen. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang dari program ini adalah dengan sepenuhnya menyerahkan project tersebut untuk dikelola oleh masyarakat yang tentunya dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat yang ada disekitar areal perusahaan. Dari pertemuan tersebut dihasilkan beberapa keputusan antara lain mengenai waktu pelaksanaan awal program CSR ini yaitu mulai direalisasikan pada bulan Oktober tahun 2011. Mengenai langkah awal yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya adalah dengan melakukan sosialisasi kebeberapa desa dan menandatangani perjanjian kesepakatan yang berupa MOU antara kedua belelah pihak yang ditunjuk sebagai perwakilan. Pada tahap 3 yaitu tahap aksi dan komunikasi, tahap ini merupakan tahap mengimplementasikan program. Tahap aksi dan komunikasi ini juga telah dilakukan oleh Community Investment PT. Fajar Surya Swadaya adapun bentuk kegiatannya dilakukan dengan cara melakukan komunikasi secara intens dengan kepala desa atau tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan bersama-sama membahas tentang skema pembagian hasil ataupun plotting area dari lokasi yang akan dilakukan penanaman. Sedangkan untuk media komunikasi yang digunakan dalam pengkomunikasian tersebut, Community Investment menggunakan 2 (dua) cara 78 dalam mengkomunikasikan program tersebut. Media yang digunakan diantaranya dapat berbentuk media cetak berupa pemberitahuan resmi dalam bentuk surat, surat kabar, bulettin, press release, dan media cetak lainnya.Kemudian untuk pengkomunikasian lainnya biasanya Community Investment melakukan sosialisasi ataupun pendekatan secara verbal. Hal ini dikarenakan pada pengkomunikasian dilapangan sering dijumpai masyarakat desa yang pada umumnya belum dapat membaca dan menulis dengan baik. Sehingga perlu adanya penjelasan lebih detail secara verbal dan pendekatan secara person to person kepada masyarakat. Terakhir adalah tahap 4 yaitu Tahap Evaluasi, yang merupakan tahap penilaian persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Tahap ini dilakukan untuk mengukur seberapa berhasilnya program yang telah dijalankan. Dalam pelaksanaan suatu program tidak menutup kemungkinan bahwa rencana dari program yang akan dijalankan dapat berubah pada saat implementasi, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi dilapangan dan dapat diubah atau ditambahkan namun tetap tidak keluar dari rencana awal yang telah ditetapkan. Adanya perubahanperubahan tersebut akan dibahas secara rinci pada tahap evaluasi, dalam hal ini Community Investment PT. Fajar Surya Swadaya belum sepenuhnya melakukan evaluasi secara mendalam terkait perealisasian tanaman kehidupan, untuk tahap evaliuasi ini digantikan dengan kegiatan monitoring atas hasil kerja yang telah dilakukan. seperti monitoring berapa hektar luas yang telah tertanam, sudah berapa kali melakukan pembayaran DP kepada masyarakat, dana yang telah 79 dibayarkan kepada masyarakat dipergunakan untuk apa saja, serta bagaimana tanggapan masyarakat terkait pembayaran fee karet tersebut. Monitoring lain yang telah dilakukan ialah dengan mencari tahu apa yang menjadi kendala dan hambatan yang terjadi selama proses perealisasiannya, dan berupaya mencari solusi atau penyelesaian dari masalah tersebut. Tidak dipungkiri, dalam proses perealisasinya baik Community Investment ataupun Dept. Project Tanaman Kehidupan memiliki hambatan dan kendala masingmasing. Adapun kendala yang sering dihadapi oleh Community Investment adalah adanya miss communication dari pemahaman masyarakat atas apa yang disampaikan oleh tim Community Investment perusahaan, hal tersebut dikarenakan minimnya kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh masyarakat dan tidak sedikit pula masyarakat yang sampai dengan saat ini masih mengalami kesulitan baca tulis. Untuk itu, pendekatan dan penjelasan secara verbal sangat ekstra di terapkan dalam proses pengkomunikasiannya guna menyelesaikan hambatan atau kendala-kendala tersebut. Sedangkan dalam kegiatan operasionalnya sendiri, kendala atau hambatan yang sering terjadi adalah ketika lahan yang akan dikeloala diclaim sebagai lahan milik masyarakat. Dan untuk cara mengatasinya adalah dengan melakukan musyawarah untuk mufakat. Apabila didalam areal yang diclaim tersebut terdapat tanaman yang tumbuh, maka perusahaan akan memberikan tali asih untuk menganti jerih payah penegelolaan tanaman tersebut yang telah dikelola oleh masyarakat dengan harga yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.