BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Fajar Surya Swadaya merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang Hutan Tanaman Industri, Berkantor pusat di Slipi Petamburan Jakarta Barat, perusahaan yang dibentuk pada tahun 2008 ini mulai memfokuskan
diri untuk menjadi perusahaan Hutan Tanaman Industri setelah memperoleh ijin
konsesi pada tahun 2009 dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia,
melalui SK Menhut No. 383/Kpts-II/1997.
Pada saat itu luas areal konsensi yang diperoleh adalah 66.659 hektar,
yang berlokasi di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara –
Kalimantan Timur. Setelah mendapatkan ijin konsensi, PT. Fajar Surya Swadaya
melakukan penanaman perdana pada tahun 2010 dengan luas sebesar 3.372 hektar
yang berlokasi di District Muara Toyu – Kalimantan Timur. Total areal yang telah
tertanam sampai dengan tahun 2011 ialah sebesar 7.394 hektar sesuai dengan
rencana kerja tahunan yang dibuat oleh perusahaan. Untuk target pemanenan
perdananya sendiri direncanakan akan dilakukan pada tahun 2016 setelah tanaman
cukup umur untuk dilakukan pemanenan.
Pembangunan usaha Hutan Tanaman Industri itu sendiri bertujuan untuk
membangun industry kertas dan bahan baku kertas ( Pulp & Paper ) dengan
tanaman pokoknya adalah Pohon Acacia Mangium.
52
53
Tidak diragukan lagi bahwa tujuan pembangunan Hutan Tanaman
Industri merupakan hal yang sangat selaras dengan tujuan pembangunan sector
kehutanan nasional, yang selalu diarahkan untuk pencapaian yang optimal dalam
manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial.
Hutan Tanaman Industri dapat berfungsi sebagai penyangga tanah dan air
(Fungsi hidro - orologi), penyangga iklim bumi (Pemanasan global), sumber
keanekaragaman hayati, serta modal atau penunjang pembangunan yang
menciptakan efisiensi, stabilitas dan pertumbuhan. Secarasosial pembangunan
Hutan Tanaman Industri dapat mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, dan
pemberdayaan masayarakat di sekitar kawasan hutan.
Gambar 4.1 : Lokasi PT. Fajar Surya Swadaya Pada Peta Kalimantan
54
4.1.2 Arti Logo PT. Fajar Surya Swadaya
Gambar 4.2 : Logo PT. Fajar Surya Swadaya
Keterangan Logo :
Matahari Berwarna Kuning dan Orange : Melambangkan Prosperity
(Kemakmuran)
Nama Fajar Surya Swadaya sendiri diartikan sebagai cahaya fajar yang dapat
memberi manfaat / sumber penghidupan bagi masyarakat banyak.
4.1.3 Visi dan Misi PT. Fajar Surya Swadaya
Visi :
Menjadi perusahaan besar dalam usaha hutan tanaman industri, pulp dan
kertas yang terintegrasi sehingga memberikan nilai lebih bagi pemangku
kepentingan (pemegang saham, karyawan, masyarakat dan pemerintah).
Misi :
Meningkatkan
nilai
tambah
produk
pulp
dan
kertas
secara
berkesinambungan dengan penguasaan operasional dalam pengadaan bahan baku
pulp yang terintegrasi serta berkelanjutan.
55
4.1.4 Struktur Organisasi Corporate Affairs
Corporate
Affairs
perusahaan
dibentuk
sebagai
Divisi
Bertindaksebagaiperwakilan
yang
Perusahaan
dalammenjalinhubungandenganmasyarakat, media danpemerintah.
Gambar 4.3 : Struktur Organisasi Corporate Affairs
CORPORATE AFFAIRS
PROJECT TANAMAN
KEHIDUPAN
KARET
STAKEHOLDER
RELATIONS
CORPORATE
SECURITY
COMMUNITY
INVESTMENT
CORPORATE
LAND DISPUTE
CORPORATE
STAKEHOLDER
RELATIONS
REGIONAL
LAND DISPUTE
DISTRICT
COMMUNITY
INVESTMENT
REGIONAL
COMMUNITY
INVESTMENT
DISTRICT
4.1.5 Tugas Dan Tanggung Jawab Community Investment
1.
Community Investment Department Head

Mengarahkan dan mengkoordinasi penyusunan keseluruhan Rencana
Kerja Tahunan dan budget terkait dengan unit kerja yang ada di
bawahnya,
memantau
dan
mengevaluasi
pelaksanaan,
serta
mengkoordinasi pelaporannya untuk memastikan efektivitas, efisiensi
dan kesesuaian pelaksanaannya
56

Menyusun strategi yang terkait dengan membangun hubungan baik
dengan masyarakat setempat, termasuk di dalamnya terkait dengan
program – program kemasyarakatan yang ada guna memastikan
terjaganya hubungan baik dengan masyarakat setempat

Menyusun strategi yang terkait dengan corporate branding dan
corporate image (misal: sponsorship, buletin perusahaan,dsb),
memonitor dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya guna
memastikan tersedianya image perusahaan yang baik bagi para
stakeholder

Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan –
kegiatan yang terkait dengan memperkuat hubungan dan menjalin
kerjasama dengan masyarakat, serta kegiatan – kegiatan terkait guna
memastikan tidak timbulnya masalah yang dapat mengganggu
perusahaan di kemudian hari.

Melakukan press conference atau press release kepada media, LSM
dan masyarakat guna memastikan tersedianya counter dari perusahaan
terkait dengan pemberitaan yang negatif di luar perusahaan

Memonitor dan melakukan evaluasi terhadap peta sosial perusahaan
secara keseluruhan mencakup wilayah konflik, potensial konflik dan
demografi sosial masyarakat guna memastikan tersedianya peta
konflik sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi laporan – laporan yang
terkait dengan program kemasyarakatan, kegiatan komunikasi
57
perusahaan ke pihak eksternal guna memastikan tercapainya akurasi
dan ketepatan waktu laporan

Mengarahkan,
memonitor,
mengevaluasi,
serta
memberikan
bimbingan kepada bawahan guna memastikan tercapainya rencana
kerja departemen
2. Community Investment Superintendent
 Membuat perencanaan dan target kerja kegiatan yang terkait dengan
kegiatan community investment di distrik berdasarkan target kerja
tahunan perusahaaan guna memastikan tersedianya rencana kerja
terkait dengan kegiatan community investment di perusahaan
 Mengkoordinasi pelaksanaan social mapping di distrik guna
memastikan tersedianya data – data yang terkait dengan wilayah
konsesi perusahaan dan demografi sosial masyarakat sekitar
 Mengkoordinasi kegiatan sosialisasi terkait dengan RKT tahunan dan
kegiatan kemasyarakatan yang akan dilakukan perusahaan guna
memastikan tercapainya kesepakatan (MoU) dengan masyarakat
setempat
 Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program – program
kemasyarakatan guna memastikan terlaksananya kegiatan community
investment sesuai dengan perencanaan
58
 Mengkoordinasi pelaksanaan program – program kemasyarakatan
yang ada di distrik guna memastikan terlaksananya program
kemasyarakatan sesuai dengan perencanaan
 Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di areal distrik guna
memastikan terciptanya komunikasi dan hubungan yang baik antara
perusahaan dengan masyarakat sekitar
 Mengkoordinasi pembuatan laporan dan dokumentasi yang terkait
dengan pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan dan penyelesaian
konflik guna memastikan tersedianya laporan dan dokumen yang
akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan
 Membantu kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pembebasan lahan
di distrik guna memastikan tersedianya lahan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
 Mengarahkan,
memonitor,
mengevaluasi,
serta
memberikan
bimbingan kepada bawahan guna memastikan tercapainya rencana
kerja departemen
3. Community Investment Supervisor
 Mengkoordinasi pelaksanaan survey identifikasi masyarakat di distrik
guna memastikan tersedianya data dan informasi terkait dengan
pembuatan peta konflik
 Melakukan sosialisasi terkait dengan RKT tahunan dan kegiatan
kemasyarakatan yang akan dilakukan perusahaan di wilayah yang
59
menjadi
tanggung
jawabnya
guna
memastikan
tercapainya
kesepakatan (MoU) dengan masyarakat setempat
 Mengkoordinasi pelaksanaan program – program kemasyarakatan
guna memastikan terlaksananya kegiatan community development
sesuai dengan perencanaan
 Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di areal distrik guna
memastikan terciptanya komunikasi dan hubungan yang baik antara
perusahaan dengan masyarakat sekitar
 Membantu kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pembebasan lahan
di distrik guna memastikan tersedianya lahan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
 Membuat laporan yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
kemasyarakatan guna memastikan tersedianya laporan dan dokumen
yang akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan
 Membina dan membimbing tim di bagiannya untuk memastikan
motivasi dan produktivitas kerja
4. Community Investment Staff
 Melakukan pengumpulan data melalui survey identifikasi masyarakat
di distrik guna memastikan tersedianya data dan informasi terkait
dengan pembuatan peta sosial masyarakat
60
 Melaksanakan program – program kemasyarakatan sesuai dengan
areal yang ditugaskan guna memastikan terlaksananya program
kemasyarakatan sesuai dengan perencanaan
 Membuat laporan – laporan rutin di community investment guna
memastikan tercapainya akurasi dan ketepatan waktu laporan
 Mendokumentasikan dan membuat laporan – laporan terkait dengan
kegiatan community investment guna memastikan tersedianya
dokumentasi dan laporan terkait dengan kegiatan – kegiatan yang
dilakukan oleh community investment
 Melakukan komunikasi rutin ke masyarakat guna memastikan
tersedianya feedback dari masyarakat terkait dengan kegiatan
operasional perusahaan
 Membantu kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pembebasan lahan
di distrik guna memastikan tersedianya lahan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
4.2 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode desktiptif dengan
pendekatan kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan menginterpretasikan
data yang diperoleh dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh narasumber utama
dan para narasumber lainnya untuk mengetahui bagaimana Strategi Corporate
Social Responsibility (CSR) PT. Fajar Surya Swadaya dalam merealisasikan
Tanaman Kehidupan (Karet) di Desa Muara Toyu – Kalimantan Timur. Selain itu
61
peneliti juga telah melakukan studi kepustakaan dari media internal perusahaan
serta data-data perusahaan yang bisa dijadikan bahan penelitian.
Penelitian ini menjelaskan mengenai strategi humas yang terdiri dari
beberapa tahap antara lain : Mendefinisikan masalah, Perencanaan dan
Pemrograman, Aksi dan Komunikasi, serta Evaluasi. Program perealisasian
Tanaman Kehiduapan (Karet) telah dijalankan 3 (tiga) tahun berselang setelah
perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya. Sehingga pada
tahap
mendefinisikan masalah dan perencanaan serta pemrogramannya peneliti juga
mencari informasi siapa saja orang-orang yang terlibat pada saat itu.
4.2.1 Definisi Masalah Atau Penemuan Fokus (Fact Finding)
Menjalankan kegiatan operasional ditengah-tengah lingkungan masyarakat
membuat PT. Fajar Surya Swadaya memahami akan arti penting menjaga
hubungan baik dengan masyarakatnya. Selain menjaga hubungan baik, PT. Fajar
Surya Swadaya juga memberikan perhatian khusus kepada beberapa aspek
ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya masyarakat sekitar.
Salah satu program tanggung jawab sosial dalam bidang ekonomi ialah
Program Perealisasian Tanaman Kehidupan (Karet). Program ini mulai
direalisasikan pada bulan Oktober tahun 2011, yang sampai dengan saat ini
bertahan sebagai salah satu kegiatan sosial yang dijalankan oleh perusahaan. Pada
tahap ini peneliti ingin mengetahui bagaimana awal terbentuknya Program
Tanaman Kehidupan (Karet) pada saat itu.
62
Anjuran dari pemerintah yang tertuangdalam Undang-undang No. 40 Pasal
74 tahun 2007tentang Perseroan Terbatas, yang menyebutkan bahwa setiap
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungannya.
Pada tahun 2011 PT. Fajar Surya Swadaya memutuskan untuk
menjalankan suatu program tanggung jawab sosial yang dapat membantu
masyarakat secara berkelanjutan. Berbeda dengan program-program lain yang
sudah dijalankan sebelumnya, perealisasian Tanaman Kehidupan Karet ini juga
bertujuan membentuk karakteristik masyarakat kreatif dan mandiri agar dapat
lebih meningkatkan taraf hidup dan mengasah keahlian yang dimiliki. Pada tahap
pengumpulan fakta, peran humas yang diwakili oleh Community Investment PT.
Fajar Surya Swadaya mencari informasi terlebih dahulu mengenai dasar dari
tujuan perealisasian tanaman kehidupan dan mengupayakan perealisasiannya agar
sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat sekitar.
Bapak Sugiantoro selaku Community Investment Department Head
menjelaskan bahwa :
“Seperti kita ketahui bahwa perusahaan-perusahaan yang bergerak dan
menggunakan sumber daya alam sesuai dengan undang-undang No. 40
Pasal 74 itu wajib melakukan kegiatan CSR bagi masyarakat disekitar
situ. Nah.. kita melakukan creating secara value kepada masyarakat
dengan tanaman kehidupan. Tanaman kehidupan itu bentuknya bisa
63
bermacam-macam, kita menyepakati untuk membangun
kehidupan berupa tanaman karet untuk masyarakat”.1
Perusahaan
menyadari
dasar
dari
perealisasian
tanaman
tersebut
perlu
ditindaklanjuti secara khusus dan sudah sepantasnya perusahaan memberikan
kontribusinya untuk membantu kehidupan masyarakat disekitar wilayah konsensi
perusahaan. Bapak Sugiantoro menambahkan bahwa :
“Kalau kita balik lagi bahwa CSR bagi perusahaan yang bergerak di
sumber daya alam itu wajib seperti hutan tanaman industri, kemudian
sawit, tambang itukan mewajibkan semuanya. Tapi kita tidak selesai pada
kewajiban. Kita bicara pada nilai yang lebih dari sekedar kewajiban, yaitu
beyond rule gitu loh.. sehingga kita membangun karet untuk masyarakat,
kemudian kita kelola bersama dengan kita meyakini bahwa dengan kita
mentransfer nilai-nilai. Kan karet ini juga banyak ditanam masyarakat,
jadi dengan mentransfer nilai-nilai dan knowladge yang bagus buat
masyarakat, mereka juga akan tumbuh bersama kita.. sehingga kita dapat
maju bersama masyarakat”.2
Hal tersebut diperkuat oleh Bapak Sufandi selaku Community Invesment
District Superintendent :
“Perealisasian tanaman kehidupan dijalankan sebagai komitmen
perusahaan terhadap aturan pemerintah dan komitmen tanggungjawab
sosial perusahan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
disekitar operasional perusahaan”.3
Hal serupa pun kembali diungkapkan oleh Bapak Juhadi selaku Project
Tanaman Kehidupan (Karet) Supervisor, sebagai berikut :
1
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
2
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
3
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
64
“Project Tanaman Kehidupan adalah suatu kegiatan peningkatan nilai
mutu perusahaan dengan menjalankan komitmen penanaman
Karet/tanaman kehidupan 5% dari tanaman unggulan HTI (Akasia) yang
telah di tetapkan undang-undang”4
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum
menjalankan suatu program CSR, PT. Fajar Surya Swadaya mencari tahu terlebih
dahulu mengenai kewajiban utama yang harus dijalankan dan kebutuhan apa yang
dibutuhkan oleh target khalayaknya. Hal tersebut penting dilakukan agar program
yang dijalankan tepat guna dan sasaran. Kegiatan pengumpulan fakta yang
dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya ialah berpedoman dengan adanya aturan
yang dibuat oleh Kementrian Kehutanan dan sosialisasi awal dengan masyarakat
sekitar guna mencapai kesepakatan dalam proses perealisasian tanaman kehidupan
tersebut.
Latar belakang perealisasian tanaman kehidupan yang dijalankan oleh PT.
Fajar Surya Swadaya diharapkan mampu mewujudkan tanggung jawabnya
terhadap pemerintah dan masyarakat yang merupakan bagian dari perusahaan.
4.2.2 Perencanaan dan Pemrograman Kegiatan (Planning &
Programming)
Pada tahap ini merupakan tahap kelanjutan dari tahap pengumpulan fakta,
tahap ini Community Investment mulai menentukan tujuan dan sasaran yang
tepat. Dalam pelaksanaan kegiatan CSR ini PT. Fajar Surya Swadaya
4
Kutipan wawancara dengan Bapak Juhadi, Project Tanaman Kehidupan (Karet) Supervisor PT.
Fajar Surya Swadaya
65
berkomitmen untuk merealisasikan aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal disekitar wilayah konsensi. Bapak
Sugiantoro mengatakan bahwa :
“Tanaman karet ini kita alokasikan 5% dari total konsensi yang kita
miliki, kemudian kita bangun tanaman karet, kita kelola bersama
masyarakat dan tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan manfaat
dari tanaman kehidupan itu berupa cash untuk pembangunan dan
kesejahteraan mereka”.5
Sedangkan pada tahap perencanaannya Bapak Sugiantoro menjelaskan bahwa :
“Tahap perencanaannya kita bicara tentang rencana kerja tahunan,
kemudian kita bicara tentang plotting area, kemudian kita bicara tentang
rencana kerja dari divisi karet itu sendiri, dan itu semua diawali dari
memorandum of understanding (MoU) dengan masyarakatnya”.6
Pernyataan lainnya terkait program dan perencanaan secara operasional
dilapangan diungkapkan juga oleh Bapak Sufandi bahwa :
“Tentunya hal ini telah dilakukan pemetaan oleh tim perencaaan
perusahaan bersama dengan tim operasional untuk tata letak areal
tanaman kehidupan tersebut yang bebas claim dan kemudian dilimpahkan
kepada department yang mengelola tanaman kehidupan untuk di tanam
dan dilakukan perawatan. Dengan mengunakan bibit bibit unggul dan
tenaga kerja yang cukup”.7
Selain pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Sufandi, Bapak Juhadi
juga menambahkan bahwa :
“Tahap perencanaan dilakukan Comodity manager dan project manager
dengan departement Planning, L&D dan Comdev dalam menetapkan area
kerja, pengukuran wilayah dan penentuan wilayah kontur yang cocok di
5
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
6
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
7
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
66
tanam karet, tahap selanjutnya dilakukan perencanaan anggaran
(budgeting) dari mulai pembukaan areal, penanaman, perawatan dan
produksi”.8
Berdasarkan jawaban dari para narasumber bahwa proses perencanaan
tidak hanya melibatkan tim Community Investment saja, Namun diperlukan juga
tim dari beberapa Department lainnya untuk melanjutkan ketahap selanjutnya agar
pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar. Pada tahap ini tim Community
Investment bekerja sama dengan beberapa Department lain yang ikut andil dalam
proses perealisasian tanaman kehidupan, seperti yang pernyataan yang
diungkapkan oleh Bapak Sugiantoro :
“ehm.. semua departemen terkait. Jadi dari top management, kemudian
ada community investment, kemudian ada land dispute, kemudian ada
departemen planning, Kalau planning mereka bicara tentang plotting
area, kemudian besaran area. Karena yang tau berapa hektar di desa toyu
misalnya, itu orang planning. Datanya berapa hektar sih area konsensi
kita yang masuk diwilayah toyu, sehingga itu bisa dihitung 5% nya ?
kemudian kalau community investment kita bicara tentang bagaimana
mengkomunikasikan ini kepada masyarakat, mensosialisasikan,
menyampaikan skema-skemanya, kemudian melakukan pembayaranpembayaran yang dibutuhkan untuk down payment (DP) karet”.9
Berdasarkan pernyataan dari narasumber diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam menjalankan program perealisasian tanaman kehidupan
banyak pihak yang terlibat tidak hanya Community Investment, pihak-pihak
lainnya yang terlibat mempunyai tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
8
Kutipan wawancara dengan Bapak Juhadi, Project TanamanKehidupan (Karet) Supervisor PT.
Fajar Surya Swadaya
9
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
67
Pada proses ini penentuan anggaran juga sangat penting dilakukan agar
program CSR yang akan dijalankan bisa berjalan dengan baik. Dalam menentukan
anggaran perlu adanya budget khusus yang telah di setujui oleh management
sesuai dengan program-program yang akan dijalankan. Seperti pernyataan yang
disampaikan oleh Bapak Sufandi sebagai berikut :
“Top manajemen menyetujui dari segi budget dan masing-masing
Department terkait menyiapkan bukti pendukung seperti MOU dan
kesepakatan lainnya serta ketersediaan tenaga kerja dan lahan untuk di
tanami tanaman kehidupan tersebut. Dari perencanaan sampai program
penanaman memakan waktu lebih dan kurang 1.5 bulan/ha namun bisa
saja lebih dan kurang tergantung luasan yang akan di jadikan tanaman
kehidupan”.10
Dari pernyataan tersebut peneliti melihat bahwa PT. Fajar Surya Swadaya
sangat serius dalam menjalankan kegiatan CSR sehingga dana yang akan
dikeluarkan pun sudah dipersiapkan khusus untuk setiap kegiatannya.
Setelah anggaran ditentukan, tentunya tim perlu untuk menentukan target
khusus yang ditunjuk sebagai khalayak sasaran perealisasian tanaman kehidupan.
Bapak Sugiantoro mengungkapkan bahwa :
“Khalayak sasaran kita tentu kalau kita bicara perusahaan yang bergerak
di area kehutanan itu kita bicara masyarakat ring 1 (satu) dan ring 2
(dua), Nah.. ini adalah masyarakat ring 1 (satu). Masyarakat ring 1 (satu)
itu adalah masyarakat yang berada dan bersentuhan langsung dengan
konsensi kita. yaitu masyarakat desa, masyarakat yang masih dengan
kondisi sosial, budaya, pendidikan dan kondisi kualitas hidup yang masih
sangat berbeda dengan masyarakat dikota. Spesifik ke masyarakat yang
ada di area kosensi kita”.11
10
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
11
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
68
Untuk lama waktu yang dibutuhkan dalam perencanaan tersebut Bapak
Sugiantoro menambahkan bahawa :
“Perencanaan tentang karet ini sebenarnya tidak memerlukan waktu
terlalu lama, tapi dari setiap kita bergerak, jadi misalnya kita bicara
tentang yang global dan yang spesifik. Kalau secara global sudah selesai
semua, artinya bahwa kita sudah sepakat total konsensi kita x hektar,
kemudian kita akan alokasikan x hektar tanaman kehidupan 5%.
Kemudian kita juga bicara tentang plotting desa, jadi ada berapa desa
yang berada di area ring 1 (satu) itu masuk kedalam perencanaan
globalnya. Nanti kita bicara tentang rencana tahunannya, tahun ini kita
akan membuka berapa hektar dan diarea mana ? itu lebih spesifik lagi
kepada rencana tahunan”.12
Keseriusan PT. Fajar Surya Swadaya dalam melaksanakan program ini,
tentunya mengharapkan keseriusan dan minat masyarakat untuk mau bekerjasama
agar program perealisasian ini dapat berjalan dengan baik. Dukungan dan
ketertarikan masyarakat untuk ikut berpartisipasi diupayakan perusahaan dengan
memberikan beberapa benefit seperti yang Bapak Sufandi mengungkapkan bahwa
:
“Dengan menjelaskan apa yang mereka dapat dari tanaman kehidupan
tersebut serta apa manfaat bagi mereka tak kalah pentingnya menjelaskan
sekema perhitungan nilai ekonomisnya sampai mereka benar benar
mengaerti bahwa tanaman kehidupan ini benar benar bepihak kepada
mereka”.13
Setelah
terbentuknya
kepercayaan
dan
minat
masyarakat
untuk
bekerjasama dalam program ini, maka diputuskan bahwa program awal tersebut
akan terlebih dahulu dimulai pada salah satu desa yang jaraknya bersentuhan
langsung dengan areal konsensi perusahaan. Tahap operasionalnya mulai
12
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
13
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
69
dijalankan pada Oktober 2011, dan sejak dijalankan program tersebut cukup
berhasil dan hingga saat ini masih berjalan secara berkesinambungan, dan
program yang telah direncanakan pun berhasil berjalan sesuai dengan rencana dan
target awal perusahaan.
4.2.3 Komunikasi Dan Aksi Kegiatan CSR (Communicating &
Actions)
Tahap selanjutnya setelah perencanaan dan pemrograman adalah tahap
komunikasi dan aksi. Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian untuk melihat
komunikasi dan aksi nyata yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya dalam
program perealisasian Tanaman Kehidupan (Karet) selama periode Tahun 2010
sampai dengan tahun 2011.
Pada tahap komunikasi dan aksi program perealisasian Tanaman
Kehidupan (Karet) ini, Community Investment dibantu oleh Department Tanaman
Kehidupan
dan
beberapa
Department
terkait
lainnya.
Dalam
tahap
pengkomunikasiannya Bapak Sugiantoro menjelaskan sebagai berikut :
“Kita secara intens melakukan komunikasi baik kepada kepala desa atau
tokoh-tokoh masyarakat setempat, artinya setempat adalah yang mereka
bersentuhan langsung dengan tanaman kehidupan ini. kita bicara tentang
skema, skema pembagian hasil.. kemudian kita bicara tentang plotting
areanya dimana ? kemudian kita bicara tentang ketenagakerjaan.
Misalnya gitu.. jadi kita terus berkomunikasi dengan mereka, sehingga
mereka tau persis. Dan kita juga sudah mulai membayarkan down
70
payment (DP) untuk karet ini. Jadi sebelum panen mereka sudah
mendapatkan down payment (DP) untuk pembayaran tanaman karet”.14
Bapak Sufandi juga mengungkapkan bahwa :
“Dilakukan pertemuan formal dengan perangkat desa dan pertemuan
informal dengan tokoh masyarakat kemudian melakukan sosialisasi akbar
dengan menghadirkan muspika. Dan membantuk tim perumus dan
perwakilan masyarakt untuk melahirkan MOU yang didalamnya
mencakup hak dan kewajiban para pihak”.15
Dalam mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan-pesan yang telah
direncanakan sebelumnya, Community Investment telah melakukan beberapa
tindakan kepada masyarakat. Bapak Sugiantoro menjelaskan bahwa :
“Kita dua macam yaa.. media yang kita gunakan dalam bentuk cetak,
dalam artian kita pemberitahuan resmi, kemudian kita juga melalui
penjelasansecara verbal. Karena kita bicara dengan masyarakat desa
yang mereka juga pada umumnya belum membaca dan menulis dengan
baik. Banyak yang tidak bisa membaca dan menulis dengan baik, sehingga
kita perlu menjelaskan secara verbal, person to person / interpersonal
communication”.16
Penjelasan dari Bapak Sugiantoro dibenarkan oleh Bapak Sufandi selaku
Community Investment District Superintendent :
“Dilakukan pertemuan formal dengan perangkat desa dan pertemuan
informal dengan tokoh masyarakat kemudian melakukan sosialisasi akbar
dengan menghadirkan muspika. Dan membantuk tim perumus dan
perwakilan masyarakt untuk melahirkan MOU yang didalamnya
mencakup hak dan kewajiban para pihak. untuk inernal tentunya dengan
mempersentasikan program dan external melalui pariwara media tentang
14
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
15
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
16
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
71
tanaman kehidupan dan dan melalui sosialisasi serta laporan realisasi
tahunan kepada instansi terkait”.17
Berdasarkan proses komunikasi yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya
Swadaya dalam menyampaikan suatu kegiatan kepada masyarakat dilakukan
dengan 2 (dua) cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi secara
tidak langsung dilakukan melalui pariwara bulettin dan press release. Sedangkan
komunikasi secara langsung dilaksanakan dengan pertemuan yang berupa
sosialisai dan pendekatan secara verbal.
4.2.4 Evaluasi (Evaluation)
Setelah tahap pengumpulan fakta, perencanaan dan pemrograman, aksi
dan komunikasi dan yang terakhir adalah tahap evaluasi. Dalam pelaksanaan
suatu program tidak menutup kemungkinan bahwa program yang telah
direncanakan sebelumnya dapat berubah pada saat pelaksanaan tahap aksi dan
komunikasi. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi dilapangan, namun
diharapkan perubahan yang terjadi tidak secara signifikan merubah rencana yang
telah ditetapkan diawal program.
Tujuan dari proses evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa efektif dan
berhasilnya program yang dijalankan dari awal hingga akhir.Pada proses
perealisasian tanaman kehidupan, tahap evaluasi sebenarnya masih belum
dilakukan secara mendalam dikarenakan umur tanaman yang saat ini sedang
17
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
72
ditanam masih belum cukup umur untuk dilakukan pemanenan. Terkait hal
tersebut Bapak Sugiantoro menjelaskan bahwa :
“ehm.. kita sejauh ini, karena ini baru 3 (tiga) tahun kita belum
melakukan evaluasi, tapi kita sudah melakukan monitoring-monitoring
misalnya berapa hektar yang sudah kita penuhi untuk tanaman kehidupan
ini, kemudian sudah berapa kali kita melakukan pembayaran, kemudian
untuk apa saja pembayaran dikaret itu untuk masyarakat, kemudian
bagaimana dampaknya kepada masyarakat, kemudian bagaimana
tanggapan masyarakat terhadap fee karet ini. Jadi kita coba melakukan
monitoring dan kita belum masuk ke wilayah evaluasi”.18
Penjelasan tersebut dibenarkan pula oleh Bapak Sufandi :
“Untuk evaluasi saat ini belum dilakukan secara mendalam dikarenekan
tanaman yang di tanam baru berumur 3-4 tahun”.19
Sedangkan secara operasional di Department Project Tanaman Kehidupan (Karet),
Bapak Juhadi menjelaskan bahwa :
“Evaluasi dilakukan tiap hari dengan memperhatikan segi efektifitas
kerja,hasil perkerjaan/produksi,dan solusi terbaik yg akan dilakukan”.20
Dalam menjalankan kegiatan, Community Investment pun tidak luput dari
beberapa permasalahan dan kendala yang sering kali ditemukan dilapangan. Dan
untuk mengetahui alasan serta solusi penyelesaian dari kendala tersebut, Bapak
Sugiantoro menerangkan bahwa :
“Kalau kendala itu pasti ada miss komunikasi, “Kenapa sekian...? Kenapa
hanya sekian hektar...? dst” kemudian pemahaman masyarakat bahwa
ada masyarakat yang ingin karetnya dikelola sendiri oleh mereka atau
baiknya dibagi-bagi. Sementara kita inginnya dikelola oleh perusahaan
18
Kutipan wawancara dengan Bapak Sugiantoro, Community Investment Department Head PT.
Fajar Surya Swadaya
19
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
20
Kutipan wawancara dengan Bapak Juhadi, Project Tanaman Kehidupan (Karet) Supervisor PT.
Fajar Surya Swadaya
73
kemudian mereka mendapat fee, yaa.. kira-kira begitu. Sehingga dapat
lebih bermanfaat dan lebih terurus. Sementara kalau kita bagi-bagi secara
langsung misalnya perkeluarga setengah hektar itu biasanya kita tau
habbit mereka tidak dikelola dengan baik. Tetapi untuk kedepannya tidak
menutup kemungkinan kalau pengeolaannya kita serahkan kepada
masyarakat, tapi sejauh ini kita tetap ingin kelola, dan kita terapkan
dengan sistem bagi hasil”.21
Adapun kendala atau hambatan lainnya diungkapkan oleh Bapak Sufandi, Bahwa
:
“Hamabatan adalah claim lahan oleh masyarakat, cara mengatasinya
dengan melakukan musyawarah untuk mufakat apabiala didalam arel
diclaim ada tanam tumbuhnya maka perusahaan akan memebrikan tali
asih untuk menganti jerih payah penegelolaan oleh masyarakat tersebut
dengan haraga sesuai kemampuan perusahan”.22
Dari hasil wawancara tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
program peresalisasian tanaman kehidupan, Community investment PT. Fajar
Surya Swadaya belum melakukan tahap evaluasi secara mendalam. Tetapi baru
sebatas tahap monitoring dari hasil yang telah dikerjakan dan kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan. Sedangkan secara operasionalnya Department Tanaman
Kehidupan selalu melakukan evaluasi harian dengan memperhatikan segi
efektifitas kerja, hasil perkerjaan/produksi, dan solusi terbaik yg akan dilakukan
jika terdapat kendala atau permasalahan-permasalahan yang ada selama masa
penanaman.
21
KutipanwawancaradenganBapakSugiantoro, Community Investment Department Head PT. Fajar
Surya Swadaya
22
Kutipan wawancara dengan Bapak Sufandi, Community Investment District Superintendent PT.
Fajar Surya Swadaya
74
4.3 Pembahasan
Proses menganalisis hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari
hubungan antara teori yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dengan
analisa data ini, Peneliti akan menguraikan analisis hasil penelitian yang diperoleh
dari hasil wawancara dan data-data lain sehingga diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Fajar
Surya Swadaya dalam Merealisasikan Tanaman Kehidupan (Karet)
di Desa
Muara Toyu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keyinforman dan informan dalam
penelitian ini maka dapat dianalisis bahwa strategi humas PT. Fajar Surya
Swadaya yang diwakili oleh Community Investment mempunyai peran yang
sangat penting dalam mengelola program CSR perusahaan. Program CSR yang
dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya selain merupakan tanggung jawab sosial
perusahaan yang diatur oleh aturan Kementrian Kehutanan, PT. Fajar Surya
Swadaya juga menganggap bahwa penting membangun hubungan harmonis
dengan masyarakat sebagai bagian dari perusahaan.
PT. Fajar Surya Swadaya mengadakan sebuah kegiatan sosial perusahaan
dalam berbagai aspek, yang diantaranya ialah aspek ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan sosial budaya masyarakat sekitar. Keseriusan PT. Fajar Surya
Swadaya untuk mengadakan kegiatan CSR dapat dilihat dari dana yang
dianggarkan untuk setiap program dan kegiatannya. Program perealisasian
tanaman kehidupan merupakan program yang dijalankan dari aspek ekonomi,
75
dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan masyarakat lokal yang berada
disekitar wilayah operasional perusahaan. Program CSR tersebut telah
direalisasikan sejak tahun 2011 yang terus menerus berkembang dan dilaksanakan
sampai dengan saat ini.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori strategi humas menurut
Cutlip, Centre dan Broom yaitu dengan mendefinisikan masalah, perencanaan dan
pemrograman, aksi dan komunikasi serta evaluasi. Adapun keempat strategi
humas PT. Fajar Surya Swadaya, program perealisasian tanaman kehidupan dapat
dilihat secara rinci sebagai berikut, Strategi humas tahap 1 yaitu tahap
Mendefinisikan Masalah. Menurut teori yang diungkapkan oleh Cutlip, Center
dan Broom, bahwa tahap pengumpulan fakta merupakan langkah pertama yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan yang mencakup penyelidikan dan memantau
pengatahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait, dengan dan
dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian
Community Investment PT. Fajar Surya Swadayapada saat itu telah melakukan
survei kepada masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan apa yang
masyarakat butuhkan pada saat itu. Namun penelitian atau survei yang dilakukan
hanya secara global saja, mengingat tanaman kehidupan ini sifatnya sudah baku
dari atauran kehutanan yang telah meyakini tanaman kayu / pohon, Sehingga
perusahaan dan masyarakat memilih tanaman karet sebagai (pohon) hasil hutan
non kayu. Jelas hal tersebut sudah sesuai dengan teori mengenai strategi dimana
dalam tahap mendefinisikan masalah diperlukan sebuah survei untuk mengetahui
kebutuhan masyarakat sehingga program yang akan dilaksanakan tepat guna.
76
Memasuki
tahap selanjutnya
yaitu
tahap
2
Perencanaan
dan
Pemrograman. Menurut Cutlip, Center dan Broom bahwa tahap ini merupakan
tahap untuk menentukan program, tujuan, tindakan serta sasaran program. Hal-hal
yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini berdasarkan dari jawaban-jawaban
dari informan dan keyinforman adalah dengan memfokuskan pada Rencana Kerja
Tahunan.
Setelah dibentuk Rencana Kerja Tahunan, barulah rencana dari
program tersebut di sosoalisasikan dengan melakukan pertemuan untuk
menentukan langkah selanjutnya agar program yang telah dirancang bisa berjalan
dengan baik. bentuk pertemuan yang dilakukan berupa pertemuan formal dengan
perangkat desa dan pertemuan informal dengan tokoh masyarakat kemudian
melakukan sosialisasi akbar dengan menghadirkan muspika. Dan membantuk tim
perumus dan perwakilan masyarakt untuk melahirkan MOU yang didalamnya
mencakup pembahasan hak dan kewajiban para pihak.
Dalam pertemuan tersebut dihasilkan beberapa keputusan mengenai
program yang akan dilaksanakan, program yang akan dijalankan merupakan
kegiatan CSR yang mencakup dalam bidang ekonomi. Setelah menentukan
program dalam pertemuan tersebut selanjutnya menentukan sasaran dari program
ini, sasaran / target khalayak yang dipilih merupakan Masyarakat ring 1 (satu),
masyarakat ring 1 (satu) adalah masyarakat yang berada dan bersentuhan
langsung dengan konsensi perusahaan. yaitu masyarakat desa, masyarakat yang
masih dengan kondisi sosial, budaya, pendidikan dan kondisi kualitas hidup yang
masih sangat berbeda dengan masyarakat dikota. Selain itu, dalam pertemuan
tersebut juga dilakukan perumusan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
77
Tujuan jangka pendek dari program ini adalah dengan membayarkan down
payment (DP) untuk project tanaman kehidupan karet. Yang pembayaran /
manfaatnya sendiri sudah dapat dirasakan secara langsung sebelum tanaman /
project tersebut menghasilkan panen. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang dari
program ini adalah dengan sepenuhnya menyerahkan project tersebut untuk
dikelola oleh masyarakat yang tentunya dapat meningkatkan taraf hidup dan
kemandirian masyarakat yang ada disekitar areal perusahaan. Dari pertemuan
tersebut dihasilkan beberapa keputusan antara lain mengenai waktu pelaksanaan
awal program CSR ini yaitu mulai direalisasikan pada bulan Oktober tahun 2011.
Mengenai langkah awal yang dilakukan oleh PT. Fajar Surya Swadaya adalah
dengan melakukan sosialisasi kebeberapa desa dan menandatangani perjanjian
kesepakatan yang berupa MOU antara kedua belelah pihak yang ditunjuk sebagai
perwakilan.
Pada tahap 3 yaitu tahap aksi dan komunikasi, tahap ini merupakan
tahap mengimplementasikan program. Tahap aksi dan komunikasi ini juga telah
dilakukan oleh Community Investment PT. Fajar Surya Swadaya adapun bentuk
kegiatannya dilakukan dengan cara melakukan komunikasi secara intens dengan
kepala desa atau tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan bersama-sama
membahas tentang skema pembagian hasil ataupun plotting area dari lokasi yang
akan dilakukan penanaman.
Sedangkan
untuk
media
komunikasi
yang
digunakan
dalam
pengkomunikasian tersebut, Community Investment menggunakan 2 (dua) cara
78
dalam mengkomunikasikan program tersebut. Media yang digunakan diantaranya
dapat berbentuk media cetak berupa pemberitahuan resmi dalam bentuk surat,
surat kabar, bulettin, press release, dan media cetak lainnya.Kemudian untuk
pengkomunikasian
lainnya
biasanya
Community
Investment
melakukan
sosialisasi ataupun pendekatan secara verbal. Hal ini dikarenakan pada
pengkomunikasian dilapangan sering dijumpai masyarakat desa yang pada
umumnya belum dapat membaca dan menulis dengan baik. Sehingga perlu
adanya penjelasan lebih detail secara verbal dan pendekatan secara person to
person kepada masyarakat.
Terakhir adalah tahap 4 yaitu Tahap Evaluasi, yang merupakan tahap
penilaian persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Tahap ini dilakukan
untuk mengukur seberapa berhasilnya program yang telah dijalankan. Dalam
pelaksanaan suatu program tidak menutup kemungkinan bahwa rencana dari
program yang akan dijalankan dapat berubah pada saat implementasi, hal tersebut
disesuaikan dengan kondisi dilapangan dan dapat diubah atau ditambahkan namun
tetap tidak keluar dari rencana awal yang telah ditetapkan. Adanya perubahanperubahan tersebut akan dibahas secara rinci pada tahap evaluasi, dalam hal ini
Community Investment PT. Fajar Surya Swadaya belum sepenuhnya melakukan
evaluasi secara mendalam terkait perealisasian tanaman kehidupan, untuk tahap
evaliuasi ini digantikan dengan kegiatan monitoring atas hasil kerja yang telah
dilakukan. seperti monitoring berapa hektar luas yang telah tertanam, sudah
berapa kali melakukan pembayaran DP kepada masyarakat,
dana yang telah
79
dibayarkan kepada masyarakat dipergunakan untuk apa saja, serta bagaimana
tanggapan masyarakat terkait pembayaran fee karet tersebut.
Monitoring lain yang telah dilakukan ialah dengan mencari tahu apa yang
menjadi kendala dan hambatan yang terjadi selama proses perealisasiannya, dan
berupaya mencari solusi atau penyelesaian dari masalah tersebut. Tidak
dipungkiri, dalam proses perealisasinya baik Community Investment ataupun
Dept. Project Tanaman Kehidupan memiliki hambatan dan kendala masingmasing. Adapun kendala yang sering dihadapi oleh Community Investment adalah
adanya miss communication dari pemahaman masyarakat atas apa yang
disampaikan oleh tim Community Investment perusahaan, hal tersebut
dikarenakan minimnya kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh masyarakat
dan tidak sedikit pula masyarakat yang sampai dengan saat ini masih mengalami
kesulitan baca tulis. Untuk itu, pendekatan dan penjelasan secara verbal sangat
ekstra di terapkan dalam proses pengkomunikasiannya guna menyelesaikan
hambatan
atau
kendala-kendala
tersebut.
Sedangkan
dalam
kegiatan
operasionalnya sendiri, kendala atau hambatan yang sering terjadi adalah ketika
lahan yang akan dikeloala diclaim sebagai lahan milik masyarakat. Dan untuk
cara mengatasinya adalah dengan melakukan musyawarah untuk mufakat. Apabila
didalam areal yang diclaim tersebut terdapat tanaman yang tumbuh, maka
perusahaan akan memberikan tali asih untuk menganti jerih payah penegelolaan
tanaman tersebut yang telah dikelola oleh masyarakat dengan harga yang sesuai
dengan kemampuan perusahaan.
Download