BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bidan merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB.
Bidan
memberikan
pelayanan
kebidanan
berkesinambungan
dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi pada berlandaskan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga
kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkannya.(Kepmenkes, No.398)
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya
keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau
daerah ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut definisi
WHO “ kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilannya oleh sebab
apapun, terlepas tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kemungkinan ini dapat dibagi dalam
2 golongan, yakni yang langsung di sebabkan oleh komplikasi-komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas, dan sebab-sebab yang lain seperti
penyakit jantung, kanker dan sebagainya (associated causes). Angka
kematian maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah kematian
maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini
di beberapa negara diperhitungkan terhadap 100.000 kelahiran hidup.
( Sarwono Prawirohardjo, 2010, hal. 7).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
Angka kematian maternal di Indonesia sekarang mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu
kelahiran hidup. Dalam survei yang sama lima tahun yang lalu, angka
kematian ibu hanya 228 per 100 ribu kelahiran hidup. (SDKI,2012)
Tetapi berbeda dengan kematian perinatal dan neonatal bahwa
telah terjadi penurunan angka kematian anak dalam 10-15 tahun terakhir
meskipun kematian neonatal dini dan lahir mati masih tinggi. Dari 7,7 juta
kematian bayi setiap tahun lebih dari separuh terjadi pada waktu perinatal
atau usia dibawah 1 bulan. Tiga perempat dari kematian ini terjadi pada
minggu pertama kehidupan. Lebih jauh untuk setiap bayi baru lahir
meninggal, terjadi pula 1 lahir mati. Penyebab kematian adalah asfiksia,
trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebabsebab lain. Jika tidak meninggal keadaan ini akan meninggalkan masalah
bayi dengan cacat. (Sarwono Prawirohardjo.2010; hal. 58-59).
Adapun data SDKI yang ada, semua angka kematian bayi dan
anak hasil SDKI 2012 lebih rendah dari hasil SDKI 2007. Untuk periode
lima tahun sebelum survei, angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah
32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih
dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun
pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada
periode neonatus. (SDKI, 2012)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
Kemudian
untuk
data
keluarga
berencana,
menurut
cara
penghitungan baru, 11 persen wanita berstatus kawin di Indonesia
mempunyai kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi; 4 persen
karena ingin menunda kelahiran anak berikutnya untuk jangka waktu dua
tahun atau lebih, dan 7 persen karena tidak ingin mempunyai anak lagi,
62 persen kebutuhan KB yang terpenuhi, 27 persen wanita kawin
menggunakan kontrasepsi untuk menjarangkan kelahiran dan 35 persen
untuk
membatasi
jumlah
anak.
Persentase
wanita
kawin
yang
memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia adalah 73 persen,
dimana 85 persen di antaranya telah terpenuhi kebutuhannya. Jika
semua kebutuhan pelayanan KB terpenuhi, maka prevalensi kontrasepsi
di antara wanita kawin di Indonesia saat ini dapat ditingkatkan dari 62
persen menjadi 73 persen.
Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi bervariasi menurut
kelompok umur. Wanita kawin pada kelompok umur tua (35-49 tahun)
cenderung mempunyai kebutuhan pelayanan kontrasepsi yang lebih
besar dibandingkan dengan wanita kelompok umur muda (15-34 tahun).
Pemenuhan kebutuhan pelayanan KB tidak berbeda antara wanita
perkotaan dan wanita perdesaan, tetapi kebutuhan pelayanan KB di
perkotaan adalah untuk membatasi kelahiran, sedangkan wanita
perdesaan lebih membutuhkan pelayanan KB untuk menjarangkan
kelahiran.
Jumlah kebutuhan KB yang terpenuhi meningkat sejalan dengan
naiknya tingkat pendidikan wanita, mulai dari 76 persen untuk wanita
yang tidak sekolah sampai dengan 87 persen untuk wanita yang tidak
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
tamat SMTA. Kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi juga meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah anak lahir hidup; 66 persen untuk
wanita yang tidak punya anak dan 71 persen atau lebih tinggi untuk
wanita yang punya anak 1 atau lebih.
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia. Pengertian bidan
dan bidang prakteknya secara internasional telah diakui oleh lnternational
Confederation
of
Midwives
(ICM)
tahun
1972
dan
International
Confederation of Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1973,
WHO dan badan lainnya. Secara lengkap pengertian bidan adalah
seorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu
memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan
kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa nifas (post
partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri
serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian keadaan
abnormal, pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta
melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya
tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi
dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga
termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan
antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah
tertentu dari gynekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
praktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan, atau
tempat-tempat pelayanan lainnya. (IBI.2010; hal.124-125)
Dari pernyataan diatas terlihat bahwa bidan mempunyai tugas
penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada
ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung
jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Asuhan
ini termasuk tindakan pencegahan, deteksi kondisi abnormal ibu dan
anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan tindakan
kedaruratan dimana tidak ada tenaga medis. Sehingga penulis tertarik
mengambil kasus dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komperhensif
Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan bayi baru lahir dan Keluarga
Berencana suntik depoprogestin pada Ny. S umur 33 tahun G3P2A0 di
Kabupaten Banjar Negara”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Menejemen Asuhan Kebidanan Komperhensif hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana suntik Depo
Progestin pada Ny.S umur 33 tahun G3P2A0 di Kabupaten Banjar Negara?
C. TUJUAN PENYUSUNAN KTI
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan komperhensif pada
ibu hamil,bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana
dengan menggunakan pendekatan tujuh langkah Varney.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas, Bayi baru lahir dan keluarga berencana suntik
depoprogestin.
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data terhadap ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana
suntik depoprogestin.
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnose potensial yang mungkin
timbul terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana suntik depoprogestin.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan
segera atau kolaborasi dan konsultasi terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana suntik
depoprogestin.
e. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan kebidanan, sehingga
masalah dapat dipecahkan sesuai kebutuhan ibu hamil, bersalin,
nifas,
bayi
baru
lahir
dan
keluarga
berencana
suntik
depoprogestin.
f.
Mahasiswa mampu melaksanakan rencana-rencana tindakan
kebidanan dengan kebutuhan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan keluarga berencana suntik depoprogestin.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan-tindakan kebidanan
yang telah dilaksanakan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, dan keluarga berencana suntik depoprogestin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
h. Mahasiswa
mampu
pengkajian
kasus
melakukan
secara
pendokumentasian
Varney,
dan
hasil
mampu
mendokumentasikan secara SOAP ( subjektif, objektif, analisa,
planning) sebagai data perkembangan.
D. Ruang lingkup
1. Sasaran
Sasaran pada kasus ini adalah ibu hamil TM lll atau ibu datang
dengan keluhan tetapi belum masuk masa persalinan atau belum ada
pembukaan
2.
Tempat
Asuhan kebidanan dilaksanakan di Kabupaten Banjar Negara
3. Waktu
Penyusunan proposal dilakukan pada bulan November - Februari
Pengambilan kasus dilakukan pada bulan Maret - Mei
Penyusunan karya tulis dilaksanakan bulan November - Juli
E. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dari karya tulis ilmiah ini penulis diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan Komprehensif dan
dapat melaksanakan tugas sebagai bidan yaitu melaksanakan asuhan
yang berkesinambungan dan paripurna.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswi kebidanan
Penulis mengharapkan dari karya tulis ilmiah ini dapat
menerapkan teori yang telah dadapatkan di bangku kuliah dengan
menerapkan di lahan.
b. Institusi pendidikan
Penulis mengharapkan karya tulis ini dapat digunakan
sebagai reverensi dan evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi pelayanan kesehatan
Dari karya tulis ilmiah ini penulis mengharapkan dapat
digunakan sebagai evaluasi pencegahan atau penurunan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
d. Bagi pasien
Dari karya tulis ilmiah ini penulis mengharapkan dapat
digunakan sebagai wacana bagi pasien ibu hamil, bersalin, nifas
dan
keluarga
berencana
mengenai
factor-faktor
yang
berhubungan dengan keadaan tersebut.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
berdasarkan data primer dan sekunder, adapun teknik pengumpulan data
sebagai berikut.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
1. Data Primer
a. Wawancara
Penulisan pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab
secara langsung dengan pasien atau pihak lain yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
b. Pemeriksaan Fisik
Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan inspeksi yaitu
suatu proses observasi dengan melihat dan mengevaluasi pasien
secara visual yang dilakukan secara sistematik. Palpasi yaitu
suatu proses pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan
indra peraba. Perkusi yaitu suatu proses pemeriksaan yang
dilakukan dengan pengetukan bagian tubuh dengan ujung-ujung
jari.
Dan
auskultasi
yaitu
pemeriksaan
dengan
jalan
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop.
2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Penulis menggunakan rekam medik ibu di Puskesmas 1
Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.
b. Studi Pustaka
Penulis mencari sumber informasi melalui beberapa
sumber dan referensi atau literature yang berhubungan dengan
kasus yang diambil yaitu tentang ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana suntik depoprogestin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
Memperoleh informasi dari penelitian terdahulu dengan
menggunakan data primer atau data sekunder dengan menelusuri
literature yang ada serta menelaahnya secara tekun dengan
dengan mengadakan survey terhadap data yang telah ada,
menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu
yang berkepentingan, mencari metode-metode serta penelitian,
baik dalam mengumpulkan data dalam menganalisis data, yang
telah digunakan serta menghindari duplikasi yang tidak diinginkan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
masalah,
tujuan
penulisan,
pembatasan
kasus,
metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka membahas tentang:
a. Tinjauan medis
Tinjauan medis meliputi definisi, etiologi, factor predisposisi,
fisiologi/patologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan medis.
b.
Tinjauan asuhan kebidanan
Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir 7
langkah Varney yaitu mengkaji, interpretasi data (diagnose dan
masalah) diagnose potensial dan tindakan atisipasi segera
untuk mencegahnya penyusunan rencana tindakan, dan
evaluasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
c. Aspek hukum
Berisi
landasan
hukum
baik
undang-undang
maupun
kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur
tugas pokok dan kompetensi bidan sesuai yang diambil.
BAB III TINJAUAN KASUS
Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan
pada hamil, bersalin, nifas, Bayi baru lahir dan Keluarga
berencana suntik depoprogestin mulai dari pengkajian, interpretasi
data, diagnose/masalah, identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan
segera,
merencanakan
asuhan
kebidanan,
pelaksanaan, evaluasi perkembangan dengan menggunakan
SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Terdiri dari pembahasan mengenai kesenjangan teori dan
kenyataan dilapangan pada asuhan kebidanan yang diberikan
yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, Bayi baru lahir dan
Keluarga Berencana suntik depoprogestin.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Farida Widi Wulandari, Kebidanan DIII UMP, 2014
Download