urgensi audit lingkungan dalam penyelesaian sengketa lingkungan

advertisement
SEMINAR LINGKUNGAN HIDUP
LEMBAGA MAPALHI
Hotel NARITA Surabaya, 17 November 2016
URGENSI AUDIT LINGKUNGAN
DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN
Dr. Ir. Mohammad Razif, MM
Jurusan Teknik Lingkungan ITS
PENGERTIAN AUDIT LINGKUNGAN
 Menurut UU 32/2009 dan PermenLH 03/2013:
Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang
dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap
persyaratan hukum dan kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Audit lingkungan adalah salah satu dari Instrumen Pencegahan
pencemaran Lingkungan Hidup menurut Ps 14 UU 32/2009
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
KLHS
Tata Ruang
Baku Mutu Lingkungan Hidup
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
Amdal
UKL-UPL
Perizinan
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Peraturan Perundang-undangan berbasis Lingkungan Hidup
Anggaran berbasis Lingkungan Hidup
Analisis Resiko Lingkungan Hidup
Audit Lingkungan Hidup
Instrumen lain sesuai kebutuhan
Ketentuan Audit Lingkungan dalam UU 32/2009
Pasal 48
Pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup dalam rangka
meningkatkan kinerja lingkungan hidup
Pasal 49
(1) Menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada :
a. Usaha dan/atau kegiatan tertentu yang beresiko tinggi terhadap
lingkungan hidup; dan/atau
b. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan
ketidaktaatan terhadap peratura n perundang-undangan
(2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
melaksanakan audit lingkungan hidup
(3) Pelaksanaan audit lingkungan hidup terhadap kegiatan tertentu
yang berisiko tinggi dilakukan secara berkala
Tata Laksana Audit Lingkungan menurut PermenLH 3/2013
Pasal 17
Audit lingkungan hidup diwajibkan oleh menteri kepada :
a. Usaha dan/atau kegitan tertentu yang berisiko tinggi terhadap
lingkungan hidup; dan/atau
b. Usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
Pasal 19
Usaha dan /atau kegiatan sebagimana dimaksud dalam pasal 17
huruf b ditetapkanberdasarkan kriteria:
a. Adanya dugaan pelanggaran di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
b. Pelanggaran tersebut telah terjadi paling sedikit 3 (tiga) kali dan
berpotensi terjadi lagi di masa datang; dan
c. Belum diketahui sumber dan/ata penyebab ketidaktaatannya
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN
MENURUT PS 85 UU 32/2009
Ayat 1 :
Penyelesaian sengketa lingkungan diluar pengadilan dilakukan
untuk mencapai kesepakatan mengenai :
a. bentuk dan besarnya ganti rugi
b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan
c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya
pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau
d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup
Urgensi Audit Lingkungan dalam menentukan
bentuk dan besarnya ganti rugi
Auditor Lingkungan yang mempunyai kompetensi , kode
etik, dan yang bersifat independen dan obyektif dapat :
a. Melakukan kegiatan audit lingkungan sesuai dengan
metodologi yang disepakati, misal mengacu ke SNI
19011-2005 untuk mencari bukti temuan besarnya
kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
b. Melakukan perhitungan besarnya ganti rugi dengan
mengacu ke metodologi yang disepakati, misal mengacu
ke PermenLH 7/2014 Ganti Kerugian Akibat
Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
Urgensi Audit Lingkungan 1 :
menentukan bentuk dan besarnya ganti rugi akibat
pencemaran dan/atau perusakan
Auditor Lingkungan yang berkompeten dapat melakukan :
a. Penilaian besarnya ganti rugi akibat pencemaran dan
atau perusakan yang terjadi dengan mengacu ke
PermenLH 7/2014
b. Kajian beberapa alternatif bentuk ganti rugi yang
dimungkinkan
c. Pemilihan alternatif bentuk ganti rugi akibat pencemaran
dan perusakan yang terjadi dengan pendekatan “win-win
solution”, apakah berbentuk kompensasi atau CSR
Urgensi Audit Lingkungan 2 :
menentukan tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau
perusakan
Auditor Lingkungan yang berkompeten dapat melakukan :
a. Penilaian besarnya pencemaran dan atau perusakan yang
terjadi
b. Pemilihan alternatif teknologi yang bisa digunakan untuk
melakukan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan
c. Percobaan penelitian skala lab untuk menguji alternatif
teknologi pemulihan pencemaran dan/atau perusakan
d. Pemilihan alternatif teknologi dengan pertimbangan hasil
percobaan skala lab, biaya dan kemudahan pengoperasian
Urgensi Audit Lingkungan 3 :
menentukan tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan
terulangnya pencemaran dan/atau perusakan
Auditor Lingkungan yang kompeten dapat melakukan :
a. Pemeriksaan efektifitas alat pengendali pencemaran yang dipakai,
seperti IPAL, alat pengendali emisi gas buang, incinerator
pemusnah limbah dsb
b. Jika peralatan masih efektif, maka auditor lingkungan bisa
menyusunkan SOP agar tidak terjadi pencemaran dan/atau
perusakan
c. Jika peralatan eksisting tidak efektif, maka auditor lingkungan bisa
mengusulkan alternatif peralatan yang lebih efektif agar tidak
terjadi pencemaran dan/atau perusakan
d. Peralatan yang diusulkan dilengkapi juga dengan SOP agar tidak
terjadi pencemaran dan/atau perusakan
Urgensi Audit Lingkungan 4:
menentukan tindakan untuk mencegah timbulnya dampak
negatif terhadap lingkungan hidup
Auditor Lingkungan yang kompeten dapat melakukan :
a. Pembuatan dokumen DELH atau DPLH jika kegiatan belum
mempunyai dokumen Amdal atau UKL-UPL
b. Pada dokumen DELH ada upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dalam bentuk RKL-RPL yang berfungsi untuk
mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup
c. Pada dokumen DPLH ada upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dalam bentuk UKL-UPL yang berfungsi untuk
mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup
d. Penyusunan RKL-RPL dan UKL-UPL disesuaikan dengan dampak
lingkungan yang sudah terjadi saat operasional kegiatan
Urgensi Audit Lingkungan 5:
membuat pelaporan pelaksanaan RKL-RPL atau UKL-UPL
secara berkala setiap 6 bulan
Auditor Lingkungan yang kompeten dapat melakukan :
a. Pengumpulan dan analisis data dari kegiatan pelaksanaan
RKL-RPL atau UKL-UPL
b. Penyusunan pelaporan RKL-RPL atau UKL-UPL sesuai
sistematika yang berlaku (KepmenLH 45/2005)
c. Revisi dokumen RKL-RPL atau UKL-UPL berdasarkan
hasil pelaporan (menambah pengelolaan dan pemantauan
dampak yang belum ada dan menghilangkan pengelolaan
dan pemantauan dampak yang tidak terjadi)
Terima Kasih, Semoga Bermanfaat
Download