1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kanker merupakan penyakit yang menempati peringkat kedua penyebab
kematian di dunia. Indonesia merupakan negara kedua di dunia setelah China yang
memiliki pengidap kanker serviks uteri terbanyak (Meiyanto dkk., 2006). Saat ini
kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang paling sering terjadi dan kasus
penderita senantiasa bertambah (Mutschler, 1991). Menurut World Health Organization
(WHO, 2006), disebutkan bahwa kanker serviks paling sering ditemukan di negara negara berkembang. Di Indonesia, kasus kanker serviks ditemukan sebanyak 40-45
kasus per hari. Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), lebih dari 70% kasus datang
ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut, sehingga sering menyebabkan kematian
dalam jangka waktu relatif cepat.
Sel kanker serviks terjadi akibat infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
diketahui mengekspresikan 2 onkogen, yaitu E6 dan E7. Kedua onkogen tersebut
merupakan protein yang dapat menghambat ekspresi gen p53 sebagai gen penekan
kanker. Pada peristiwa ini onkogen lebih tinggi jumlahnya dibandingkan p53 sehingga
proliferasi sel kanker menjadi tidak terkendali (Prayitno, 2006; Goodwin and DiMaio,
2000).
Tindakan medis pada penderita kanker dapat dilakukan dengan operasi, radiasi,
kemoterapi dan imunoterapi. Tindakan medis ini ditujukan untuk membunuh sel kanker
sehingga tidak berkembang dan membahayakan tubuh. Hanya saja masing-masing cara
tersebut masih memiliki kelemahan. Obat-obat kemoterapi yang digunakan biasanya
berupa senyawa kimia yang bekerja dengan sistem cycle dependent drug yang
membunuh kanker secara selektif pada fase-fase pertumbuhannya seperti tahap mitosis
atau pada sintesis DNA (Robins and Kumar, 1997). Kebanyakan obat-obat kemoterapi
memiliki efek samping dan komplikasi berupa kerusakan-kerusakan pada jaringan yang
masih sehat (Cotrans et al., 1997), dapat pula memunculkan kanker yang resisten
terhadap kemoterapi (Katzung, 2001). Hal ini mendorong usaha penemuan obat
antikanker baru sebagai ko-kemoterapi dengan memanfaatkan tumbuhan obat di sekitar
kita.
1
2
Telah banyak dilakukan penelitian tentang bahan obat dari alam yang dapat
berfungsi sebagai antikanker sebagai agen kemoprevensi yang berpotensi sebagai agen
pendamping kemoterapi (Wahyuningsih dan Yustina, 1999). Tujuan dari penelitian
tersebut adalah untuk memperkecil efek negatif yang ditimbulkan agen kemoterapi.
Salah satu penelitian bahan alam yang kini marak adalah penggunaan ekstrak tanaman
sirsak (Annona muricata L.) untuk berbagai cell line kanker.
Daun A. muricata L. mengandung berbagai senyawa aktif yang berpotensi
sebagai senyawa antikanker yaitu terdiri dari alkaloid, flavonoid, triterpenoid / steroid,
dan acetogenin (Lisdawati, 2007). Efek antiproliferatif dari beberapa senyawa yang
berpotensi sebagai antikanker salah satunya adalah melalui kemampuannya menunda
siklus sel.
De Melo et al. (2010) menyatakan ekstrak metanol A. muricata L. berpotensi
sebagai anti kanker antara lain pada HEp-2 (laryngeal cancer) dan NCI-H292 (lung
cancer); kanker ovarium dan myeloma pada tikus putih (McLaughlin et al., 2009);
kanker hepatoma Hep G2 dan Hep 2, 2, 15 (Liaw et al., 2002).
Ekstrak etanol daun sirsak (A. muricata L.) memiliki aktivitas sitotoksik dalam
sel kanker payudara T47D dengan Inhibition Concentration (IC50) sebesar 17,149
mg/ml dan mampu menginduksi apoptosis. Fraksi etil asetat memiliki potensi sitotoksik
terbaik diantara fraksi lainnya terhadap cell lines dari kanker payudara T47D dengan
nilai IC50 adalah 31,268 mg/ml (Rachmawati et al., 2012).
Dalam kaitannya dengan terapi kanker secara in vitro, senyawa acetogenin
pada A. muricata L. mendapat perhatian khusus. Senyawa acetogenin memiliki ciri khas
berupa adanya gugus lakton pada salah satu ujungnya (Pradana et al., 2015). Jiang et al.
(1998) menuliskan dalam laporannya bahwa acetogenin menghambat produksi ATP
membran dinding mitokondria, sehingga produksi energi di dalam sel kanker pun
berhenti dan akhirnya sel kanker mati.
Menurut Djajanegara dan Wahyudi (2009), daun dari tanaman lain anggota
Annonaceae yaitu srikaya (Annona squamosa) memiliki potensi bahan alami antikanker
dengan nilai LC50 sebesar 4,5467 µg/ml dengan menggunakan ekstrak kloroform. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa fraksi kloroform daun A. muricata L. memiliki
nilai IC50 sebesar 124,93 µg/ml terhadap sel Raji (Pranatami, 2014) dan sebesar 166,32
µg/ml pada sel HeLa (Witianingsih, 2014).
3
Perlakuan pada sel HeLa menjadi model penanganan kanker yang disebabkan
oleh virus (Astirin et al., 2013). Sebelumnya telah dilakukan uji sitotoksitas untuk
menentukan nilai IC50 dari fraksi kloroform-etil asetat daun sirsak (A. muricata L.)
terhadap sel HeLa (Witianingsih, 2014). Fraksi memiliki tingkatan yang lebih luas bila
dibandingkan dengan isolat, maka penelitian ini akan lebih mengerucut pada
karakterisasi profil kandungan kimia isolat teraktif serta uji sitotoksisitas isolat teraktif
daun A. muricata L. terhadap sel HeLa secara in vitro, sebagai dasar pengembangan kokemoterapi kanker serviks.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur kimia dari isolat teraktif dari daun Annona muricata L. yang
dideteksi dengan FT-IR dan spektrofotometer UV-Vis?
2. Berapakah nilai IC50 dari isolat teraktif daun A. muricata L. yang diujikan pada sel
HeLa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menemukan struktur kimia dari isolat teraktif dari daun Annona muricata L. yang
dideteksi dengan FT-IR dan spektrofotometer UV-Vis.
2. Mengetahui nilai IC50 dari isolat teraktif yang diujikan pada sel HeLa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakter struktur kimia isolat teraktif daun Annona muricata L., serta
mengetahui nilai IC50 dari pengujian menggunakan sel HeLa.
2. Dengan mengetahui nilai sitotoksisitas dari isolat teraktif daun A. muricata L., maka
dapat diketahui batas senyawa aktif yang dapat mematikan kanker serviks secara
selektif.
3. Penelitian ini mendasari uji selanjutnya dari aktifitas bioaktif daun A. muricata L.
terhadap sel HeLa dan proses penghambatan proliferasi dan kemampuan
apoptosisnya.
Download