BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah
Superkonduktor merupakan bahan yang unik dibandingkan dengan bahan
lain, yakni terkait sifat kelistrikan dan kemagnetannya. Bahan superkonduktor
diketahui memiliki hambatan nol saat didinginkan sampai berada dibawah suhu
kritis
(critical temperature). Fenomena hambatan nol inilah yang biasa disebut
dengan sifat superkonduktivitas superkonduktor (Barba dkk, 2008). Selama masih
berada dibawah suhu kritis ternyata bahan superkonduktor juga diketahui menolak
seluruh medan magnet luar yang mengenainya asalkan besar medan magnet luar
tersebut tidak melebihi batas harga tertentu, sering disebut dengan medan
magnet kritis
(critical field). Fenomena seperti demikian disebut dengan efek
Meissner (Cyrot-Pavuna, 1992). Setiap bahan superkonduktor memiliki harga
medan kritis
Dengan
dan suhu kritis
sifatnya
tertentu, yakni berbeda antara satu sama lain.
yang memiliki
hambatan
nol
tersebut,
maka
bahan
superkonduktor berpotensi besar untuk dikembangkan dalam tenologi transmisi
listrik dengan energi disipasi yang sangat rendah. Selain itu, bahan
superkonduktor juga sangat berpotensi untuk diterapkan sebagai bahan penyusun
kumparan levitasi magnet (magnetic levitating) untuk kereta api berkecepatan
tinggi (Cyrot-Pavuna,1992).
Pada tahun 1957, Aleie Abrikosov mempelajari perilaku superkonduktor
saat berada dibawah pengaruh medan magnet
, dari hasil penelitiannya
disebutkan bahwa superkonduktor dapat dikelompokkan dalam dua tipe yaitu
superkonduktor tipe-I dan superkonduktor tipe-II. Bahan superkonduktor tipe-I
hanya mampu mempertahankan sifat superkonduktifitasnya saat medan magnet
luar yang mengenai tidak melebihi batas harga tertentu, disebut juga dengan
medan kritis bawah
. Sebaliknya apabila medan magnet yang mengenai
berharga sama atau lebih besar dari medan kritis
(
maka sifat
superkonduktivitas bahan akan hilang (Cyrot-Pavuna, 1992). Sedangkan pada
superkonduktor tipe-II sifat superkonduktifitasnya mampu dipertahankan sampai
pada medan kritis yang lebih tinggi yaitu sampai medan kritis atas
bahan gumpalan atau sampai medan kritis permukaan
untuk
untuk bahan berukuran
mesoskopik (mesoscopic), yakni bahan yang memiliki ukuran berkisar 10nm
sampai dengan 100nm (Wisodo, 2004). Pada superkonduktor tipe-II akan bersifat
sama dengan superkonduktor tipe-I apabila dikenai medan magnet luar
berharga dibawah medan kritis
yang berharga antara
dan
yang
sedangkan saat dikenai medan magnet luar
maka akan terjadi terobosan fluks medan
magnet dalam daerah terbatas dan dikelilingi oleh daerah yang masih dalam
keadaan superkonduktivitas atau sering disebut dengan istilah vorteks (vortex)
(Anwar dkk, 2015; Barba dkk, 2013; Wisodo dkk, 2004). Untuk bahan
mesoskopik, apabila dikenai medan magnet luar
(
berharga
sampai dengan
) sifat superkonduktifitas bahan hanya akan tejadi
dipermukaannya saja (Anwar dkk, 2008; Barba dkk, 2009).
Pada tahun 1950 Vitaly Ginzburg dan Lev Landau mengajukan suatu teori
untuk menjelaskan fenomena superkonduktifitas bahan superkonduktor. Dalam
teorinya, Ginzburg dan Landau memperkenalkan istilah parameter benahan (order
parameter) . Parameter benahan
inilah yang dianggap bertanggung jawab atas
terjadinya sifat superkonduktifitas dari suatu bahan superkonduktor. Dari teori
tersebut, diketahui dua persamaan fundamental yakni dikenal sebagai persamaan
Ginzburg-Landau (GL) pertama dan kedua. Selain itu, evolusi waktu terhadap
persamaan GL dalam upaya memahami keadaan transien dan evolusi sistem
menuju kesetimbangan dikenal dengan persamaan Time-Dependent Ginzburg
Landau (TDGL) (Wisodo dkk, 2004). Persamaan TDGL memegang peranan
penting dalam upaya memahami konfigurasi dan dinamika parameter benahan
superkonduktor, khususnya untuk superkonduktor tipe-II.
Persamaan TDGL diketahui bersifat tak linier serta terkopel, sehingga tidak
mudah untuk menyelesaikannnya secara analitik. Maka alternatifnya adalah
diselesaikan secara komputasi numerik. Terdapat beberapa metode komputasi
numerik yang dapat digunakan dalam upaya menyelesaikan persamaan TDGL
salah satunya dengan menggunakan metode
-
(Anwar dkk, 2013; Barba dkk,
2013). Pada penelitian (Anwar dkk, 2013; Buscaglia dkk, 1999; Wisodo dkk,
2004), diketahui bahwa komputasi numerik terhadap superkonduktor mesoskopik
tipe-II berbentuk persegi berdasarkan model Ginzburg-Landau yang diselesaikan
dengan menggunakan metode
-
konvergen ketika medan magnet luar
menunjukkan hasil perhitungan yang tetap
dinaikkan sampai tinggi. Metode
-
yang dimaksud menggunakan metode Euler untuk pendekatan beda hingga (finite
difference) bagi turunan terhadap waktu pada besaran yang ada dalam persamaan
TDGL.
Pada keadaan nyata, pemanfaatan superkonduktor dalam teknologi hampir
selalu ditemui berbatasan dengan bahan lain, baik itu dengan superkonduktor
maupun bahan normal (biasa). Hal ini memungkinkan adanya perubahan
fenomena superkonduktivitas di bagian batas superkonduktor, biasa disebut
dengan efek Proksimitas. De Gennes memperkenalkan besaran baru yang biasa
disebut dengan panjang ekstrapolasi b untuk menjelaskan hal tersebut (Barba dkk,
2013, Wisodo, 2004).
Secara teoritis, besaran b berharga positif ketika superkonduktor berbatasan
dengan logam sehingga menyebabkan sifat superkonduktivitas menjadi tertekan.
Besaran b akan berharga negatif ketika superkonduktor berbatasan dengan
superkonduktor lain yang mempunyai suhu kritis lebih tinggi, sehingga
menyebabkan sifat superkonduktivitas menjadi meningkat (Barba dkk, 2007).
Berdasarkan
hasil
penelitian-penelitian
sebelumnya
(Anwar,
2015;
Buscaglia dkk, 1999; Barba dkk, 2008) diketahui bahwa besaran panjang
ekstrapolasi b bahan yang berbatasan langsung dengan superkonduktor
berpengaruh terhadap sifat-sifat magnet superkonduktor. Sifat magnet yang
dimaksud ialah tanggap bahan superkonduktor terhadap medan magnet luar
,
saat berbatasan langsung dengan bahan lain yang memiliki harga panjang
ekstrapolasi b tertentu (Anwar dkk, 2015; Barba dkk, 2008, Barba-Otega dkk,
2009).
Pada penelitian sebelumnya (Anwar dkk, 2015) telah dilakukan kajian
numerik pengaruh harga panjang ekstrapolasi b terhadap sifat magnet
superkonduktor, namun pada penelitian tersebut harga b yang dikaji masih
terbatas. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan kajian numerik pengaruh
efek proksimitas terhadap sifat magnet bahan superkonduktor mesoskopik tipe-II
berbentuk dengan ukuran 3ξ x 3ξ, 6ξ x 6ξ dan 16ξ x 16ξ untuk harga k = 2 pada
berbagai harga panjang
konfigurasi
ekstrapolasi b. Pada penelitian ini, juga disajikan
dan dinamika vorteks
untuk memahami
sifat-sifat
superkonduktor melalui proses terobosan medan magnet luar
magnet
kedalam bahan.
1.2 . Perumusan Masalah
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana menentukan kurva harga panjang ekstrapolasi bahan b terhadap
harga medan kritis bawah
dan medan kritis nukleasi permukaan
ketiga ukuran bahan superkonduktor yakni 6ξ x 6ξ, 12ξ x 12ξ dan 32ξ x 32ξ
dengan k = 2,
2.
Bagaimanakah
cara
menentukan
konfigurasi
vorteks
dalam
superkonduktor tipe-II saat dikenai berbagai harga medan magnet luar
3.
bahan
,
Bagaimanakah cara menentukan konfigurasi serta dinamika vorteks dalam
bahan superkonduktor tipe-II saat dikenai medan magnet luar
dengan
harga tertentu.
1.3 . Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan yang diteliti dibatasi dengan :
1.
Bahan superkonduktor yang dikaji ialah bahan superkonduktor tipe-II
lapiasan tipis mesoskopik berbentuk persegi dan dianggap superkonduktor
bersifat isotrop,
2.
Superkonduktor dikenai medan magnet luar
yang seragam dalam arah
tegak lurus permukaan bidang x-y bahan,
3.
Sifat magnet yang dimaksud ialah tanggap bahan superkonduktor terhadap
medan magnet luar
saat berbatasan langsung dengan bahan lain yang
memiliki harga panjang ekstrapolasi (extrapolation lenght) b tertentu,
4.
Dinamika vorteks superkonduktor dikaji berdasarkan penyelesaian persamaan
TDGL dan persamaan syarat batas dengan menggunakan metode - ,
5.
Persamaan TDGL dan Persamaan Syarat Batas diungkapkan kedalam bentuk
peubah pautan (link variable) seperti yang digunakan oleh Gropp dkk (1996)
dalam penelitiannnya,
6.
Digunakan metode Euler untuk pendekatan beda hingga (finite difference)
bagi turunan terhadap waktu persamaan TDGL,
7.
Persamaan TDGL dan persamaan syarat batas yang telah diturunkan secara
analitik diselesaikan secara komputasi numerik.
1.4 . Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain :
1.
Mencari batas harga panjang ekstrapolasi b yang berpengaruh terhadap sifat
magnet bahan superkonduktor, yakni dengan meninjau kurva harga panjang
ekstrapolasi bahan b terhadap harga medan kritis bawah
nukleasi permukaan
2.
untuk ketiga ukuran bahan superkonduktor.
Melihat konfigurasi vorteks bahan superkonduktor tipe-II saat berada dalam
keadaan kesetimbangan harga medan magnet luar
3.
dan medan kritis
tertentu,
Melihat konfigurasi serta dinamika vorteks bahan superkonduktor tipe-II saat
dikenai medan magnet luar
dengan harga tertentu,
1.5 . Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini adalah :
1.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tinjauan awal
mengenai sifat magnet bahan sebelum melakukan eksperimen untuk bahan
yang sama,
2.
Harga batas panjang ekstrapolasi b hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam memilih bahan untuk lapisan superkonduktor.
3.
Konfigurasi dan dinamika vorteks yang disajikan dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk mempelajari sifat magnet superkonduktor.
Download