182 Harsojo / Pengaruh Konfigurasi Larik Lubang dan Syarat Batas pada Dinamika Vorteks dan Medan Listrik Superkonduktor Dua Dimensi Pengaruh Konfigurasi Larik Lubang dan Syarat Batas pada Dinamika Vorteks dan Medan Listrik Superkonduktor Dua Dimensi Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada Sekip Utara, Yogyakarta 55281 [email protected] Abstrak – Telah dikaji pengaruh konfigurasi susunan larik lubang pada dinamika vorteks dan medan listrik pada superkonduktor dua dimensi dalam geometri kotak yang berada pada medan magnet dan diberi arus listrik. Setiap lubang memiliki sisi yang berukuran seorde dengan panjang koherensi. Pengkajian yang dilakukan meliputi kaitan dinamika vorteks dengan tegangan yang timbul serta sifat transport listrik termasuk hambatan listrik yang timbul dan rapat arus kritis pada berbagai macam syarat batas superkonduktor. Hasil penelitian dapat menjelaskan kaitan dinamika vortex dengan struktur lubang serta rapat arus kritis yang dihasilkan. Kata kunci: superkonduktor, vorteks, tegangan listrik, rapat arus kritis Abstract – The vertice dynamics of a two dimensional superconductor in square geometry under influence of magnetic field due to applied electric current has been studied. The size of holes is in the same order of the coherence length. The study involve the relation of vortice dynamics with the elctric field and its itransport propeties including its resistance and its critical current at various boundaries. The results explain the relation between the vortex dynamics and the critical circuit density. Keywords: superconductor, vortices, electric voltage, critical current I. PENDAHULUAN Dinamika vorteks suatu superkonduktor tipe II telah menarik minat peneliti karena darinya dapat dipelajari sifat-sifat penting bahan superkonduktor. Dinamika vorteks di dalam kristal tunggal telah dikaitkan dengan sifat plastik vorteks secara kolektif yang mempengaruhi rapat arus kritis [1,2]. Waktu relaksasi gerakan vorteks kolektif yang menjadi semakin lama telah diklaim menjadi penyebab meningkatnya rapat arus kritis pada pristin superkonduktor dengan tambahan defek [1,2]. Secara kuantum makroskopik dapat dikatakan bahwa bila gerakan vorteks di dalam superkonduktor dapat di hambat maka rapat arus kritis dapat ditingkatkan. Secara mikroskopik, peningkatan waktu relaksasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara pertama adalah dengan memberikan dopan atau cacat pada kristal tunggal superkonduktor, cara itu telah digunakan pada Ref.[1]. Cara lain, adalah dengan melakukan irradiasi terhadap superkonduktor sehingga terciptalah defek yang diinginkan. Cara ini telah dilakukan pada Ref.[2]. Secara makroskopik, salah satu cara untuk menghambat vorteks yang berakibat akan meningkatkan rapat arus kritis adalah dengan membuat larik lubang pada superkonduktor. Upaya ini telah telah dapat dilakukan dengan sukses secara eksperimen [3] maupun secara perhitungan kuantum makroskopik melalui persamaan Ginzburg-Landau [4,5], namun penjelasan mekanisme makroskopik kuantum masih perlu dijelaskan lebih lanjut. Untuk memahami dinamika vorteks dan kaitannya dengan sifat transport kelistrikannya, maka pada tulisan ini akan dipelajari melalui perhitungan numerik detail dinamika vorteks pada superkonduktor dengan larik lubang dan efeknya pada medan listrik serta gejala transportnya ketika superkonduktor berbataskan dengan bahan normal, syarat (S-N) maupun bila superkonduktor berbataskan dengan superkonduktor lain, syarat S-S yang akan dimanifestasikan melalui syarat batas de Gennes. Perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan persamaan Ginzburg-landau gayut waktu. II. LANDASAN TEORI Dinamika vorteks superkonduktor yang berada di dalam potensial listrik Φ dan potensial magnetik vektor A dapat dicari dari penyelesaian persamaan GinzburgLandau gayut waktu yang pada satuan umum dapat dinyatakan sebagai 2 h2 h2 αq αq 2 ∂t + i s ΦΨ = ∇ − i s A Ψ + αG Ψ − β Ψ Ψ 2ms D c h 2ms c h ℜσα c (∇Φ +α 1c ∂∂At ) = ℜcα Js − ∇×∇× A . (1) (2) Di sini telah digunakan satuan α yang gayut sistem satuan yang digunakan, c kelajuan cahaya, q s muatan pasangan leketron, h konstanta Planck dibagi 2π , ms massa pasangan elektron, D konstan difusi, σ konduktifitas, konstanta pada α G dan β adalah persamaan Ginzburg-Landau, sedangkan ߖ adalah fungsi gelombang pasangan elektron. Dalam satuan c.g.s Gauss yang ternormalisir, Persamaan (1) dan (2) dapat diubah menjadi Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Harsojo / Pengaruh Konfigurasi Larik Lubang dan Syarat Batas pada Dinamika Vorteks dan Medan Listrik Superkonduktor Dua Dimensi (∂ t + iΦ )Ψ = − ζ1 (( −i∇ − A ) 2 Ψ + (1 − T )( Ψ 2 − 1)Ψ (3) (∂t A+ ∇Φ) = −κ2∇×∇× A+ (1−T)Re(Ψ*(−i∇− A)Ψ). Α = A + ∇ Λ , Ψ = Ψ e i κ Λ ; Φ = Φ' − Λ& (4) Dengan menggunakan transformasi tera dan dengan mengambil Φ = 0 , persamaan (3) dan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk 1 2 ∂t Ψ = − ((−i∇ − A) 2 Ψ + (1 − T )( Ψ −1)Ψ (5) ζ 2 κ 2∇ × ∇ × A = −∂t A + (1 − T )(∇θ − A) Ψ + κ 2∇ × H. , (6) ς adalah konstanta dan θ adalah fase dari fungsi gelombang Ψ dan κ = λ / ξ dengan ξ (0) = (h 2 / 2mα G )1 / 2 . Persamaan (5) dan (6) telah menggunakan satuan panjang adalah panjang koherensi pada suhu 0 K, ξ (0) , yang keterkaitannya dengan suhu T dapat dinyatakan sebagai ξ (T ) = ξ (0) / 1 − (T / Tc ) 2 dengan Tc adalah suhu kritis superkonduktor. Waktu dalam hal ini dinyatakan dalam τ 0 = 4πσλ (0) 2 / c 2 = ξ (0) 2 / ζD . Dalam satuan ini medan listrik dinyatakan dalam satuan E0 = (Φ o / πcξ (0)τ ) , dengan Φ o = h / 2ce . Rapat arus kritis dinyatakan dalam satuan j 0 = cΦ o / 8πξ (0) 3 . Persamaan (5) dan (6) adalah persamaan yang akan digunakan di dalam perhitungan medan vektor A yang darinya dapat diturunkan medan listrik dan fungsi gelombang Ψ yang harga mutlaknya terkait dengan rapat muatan super. Dalam satuan ini Ψ 183 medan magnet yang konstan H = (H o + J oy )z pada daerah − d / 2 < y < 0 dan H = (H o + J oy )z mendatangkan medan magnet, digunakan medan H = (H o − J oy )z pada daerah 0 < y < d /2 . Konfigurasi sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1. Diskretisasi dilakukan dengan mesh ∆x = ∆y = 0,5 . Sebelum dilakukan perhitungan dicek dulu kestbilan perhitungan dengan memilih interval waktu yang digunakan ∆t = 0.0125 dan ∆t = 0.002 dengan input data berupa data konstanta Ginzburg-Landau berturut turut κ = 2 dan κ = 3 , konstanta de Gennes b = −5 dan b = 1000 . Selanjutnya dari program yang dijalankan dihasilkan data Ψ ( xi , yi ) yang darinya dapat diGambar kan densitas muatan super atau pasangan elektron dan data A( xi , yi ) yang darinya dapat dihitung rapat arus dan medan listrik. Dari perolehan tersebut dapat diperoleh medan listrik sebagai fungsi waktu dan distribusi muatan super yang berubah terhadap waktu yang menunjukkan dinamika vorteks yang ada. Data diGambar dengan menggunakan program Matlab 7.2 yang selanjutnya dibuat animasinya dengan program animator. y d/2 J a dinyatakan dalam satuan Ψ0 . Pada bidang batas superkonduktor Ψ , S-N dan S-S, Ψ memenuhi syarat batas de Gennes, yaitu (-i ∇ − A )Ψ n = 1 b Ψ . x (7) Di sini bila nilai b > 0 menunjukkan superkonduktor berbataskan bahan normal, atau batas S-N, sedangkan b < 0 merepresentasikan superkonduktor berbataskan superkonduktor lain yang suhunya lebih tinggi, atau batas S-S. Di sisi lain syarat batas yang lain terkait dengan medan magnet pada bidang batas (8) Be = ∇ × A Persamaan (7) dan (8) akan diterapkan pada batas superkonduktor baik di sisi dalam maupun di sisi luar superkonduktor. III. METODE Dilakukan diskretisasi Persamaan (3) dan (4) yang diterapkan pada superkonduktor berukuran sisi 10ξ (0) yang panjangnya disesuaikan. Arus listrik yang dilewatkan diasumsikan melalui tengah-tengah superkonduktor sehingga mendatangkan medan magnet yang tidak homogen terhadap superkonduktor pada arah tegak lurus bahan superkonduktor. Medan magnet eksternal lain yang diberikan disajikan sebagai medan magnet konstan yang arahnya tegak lurus bahan superkonduktor sehingga bahan superkonduktor dikenai -d/2 Gambar 1. Model superkonduktor dengan lubang yang digunakan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pada Gambar 2 menunjukkan bahwa saat rapat arus kritis di nilainya J = 0.002 , pada medan magnet eksternal H = 0.8 , saat itu J > J c , maka vorteks bergerak. Gerakan ini menghasilkan medan listrik E(t) yang arahnya parallel dengan J . Medan listrik E(t ) meningkat saat vorteks menhadapi tanggul potensial di luar lubang atau di tepi superkonduktor, dan E(t) nengecil nilainya ketika vorteks memasuki lubang. Hal ini berarti lubang bersifat menarik vorteks sedangkan batas superkonduktor dan tepi lubang sebelah luar bersifat menolak vorteks. Adanya medan listrik ini menimbulkan disipasi daya Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 184 Harsojo / Pengaruh Konfigurasi Larik Lubang dan Syarat Batas pada Dinamika Vorteks dan Medan Listrik Superkonduktor Dua Dimensi sebesar listrik. P = E • J yang akan menghasilkan hambatan 0.015 0.015 E(t) 0.010 E 0.010 c a 0.005 d b e 0.005 f 0.000 0.000 200 400 600 800 350 1000 1200 1400 400 450 500 t 550 t 1.5E-02 ( 1.0E-02 E ( 5.0E-03 (c ( ( ( -8.7E-18 350 400 450 t 500 550 Gambar 3. Medan listrik saat rapat arus kritis J > J c nilai J = 0,0025 , J c = 0,002 , medan eksternal H = 0,8 , b = −50 , κ = 2 . Gambar 2. Medan listrik saat rapat arus kritis J > J c nilai J c = 0,002 , medan eksternal H = 0,8 b = 100 , κ = 2 . Dinamika vortex terkait dengan medan listrik E(t) dapat dilihat dengan menggambarkan Ψ ( xi , yi ) terhadap waktu sesuai dengan titik (a) sampai (f) pada Gambar 2. Bila dibandingkan dengan nilai medan listrik E(t) pada titik-titik yang sama saat b = 100 dengan ketika diterapkan syarat batas dengan b = −50 , nampak bahwa nilai E(t) pada Gambar 2 mengalami penurunan selain itu juga pola sinyal berubah yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan syarat batas b = −50 telah menurunkan hambatan listrik trik yang ditimbulkan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan rapat arus kritis sebagaimana telah dihitung pada Ref.[3]. Gambar 4. Medan listrik yang ditimbulkan oleh gerakan vorteks (a) sampai (h) saat diberi arus listrik J = 0,0098 yang lebih besar rapat arus kritis J c = 0,0096 , κ = 3 . Gerakan vorteks serupa terjadi pula bila struktur lubang (Gambar 4). Hanya saja medan listrik yang nilainya hampir sama ditimbulkan oleh rapat arus listrik yang hampir lima kali lebih besar ( J c = 0,0095 ) saat berada di dalam medan magnet yang sama H = 0,8 . Hal ini berarti bahwa dengan struktur lubang yang berbeda telah dapat menurunkan hambatan listrik sekaligus juga menaikkan rapat arus kritis. Hal ini bisa dimengerti melalui hubungan kuantisasi uantisasi fluks akibat struktur kisi lubang melalui H n A = nΦ o dengan A luas, Φ o = h / 2e , h konstantan Planck dan e muatan lektron sedangkan n adalah integer teger tempat munculnya puncak arus kritis saat medan magnetnya H n [3]. Perbedaan yang lain adalah bahwa dengan penambahan lubang pada struktur pada Gambar 4, fase bahan lebih didominasi oleh fase Meissner dibanding Gambar 3 dan Gambar 2. Hal ini ditunjukkan dengan daerah dengan Ψ ( xi , yi ) ≈ 1 atau Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII XXVI HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 Harsojo / Pengaruh Konfigurasi Larik Lubang dan Syarat Batas pada Dinamika Vorteks dan Medan Listrik Superkonduktor Dua Dimensi warna terang lebih banyak dibandingkan dengan daerah dengan Ψ ( xi , yi ) < 1 atau warna hitam pada skala abuabu. 185 IV. KESIMPULAN Dinamika vorteks pada superkonduktor dengan tambahan larik lubang yang diberi syarat batas de Gennes dapat mengungkapkan terjadinya penurunan hambatan listrik maupun terjadinya kenaikkan rapat arus pada saat superkonduktor. Demikian pula dapat diungkapkan terjadi penurunan hambatan listrik dengan menurunanya medan listrik yang dihasilkan bila diberi struktur larik lubang yang ada di tengah diagonal kisi lubang walaupun syarat batas b < 0 tidak diperlakukan. Hasil ini menguatkan mekanisme terjadinya kenaikan rapat arus kritis karena diberi lubang baik yang telah dihitung pada Ref.[4] dan [5] maupun yang telah dilakukan secara eksperimen pada Ref.[3]. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada yang telah membantu terjadinya publikasi hasil penelitian ini. Gambar 5. Energi bebas F untuk berbagai macam jumlah lubang pada konfigurasi di Gambar 4. Di mulai dengan lubang berjumlah 16 kemudian ditambah larik perlarik. Dengan jumlah kenaikkan per larik 3 lubang. Ditinjau dari sisi energi bebasnya penambahan lubang telah menurunkan rerata energi bebasnya, F yang berarti juga bahwa penambahan lubang yang dimaksud telah memungkinkan terjadinya ikatan vorteks yang lebih stabil. Namun, ini semua terjadi karena ada efek kesesuaian (commensurate) antara struktur lubang dengan kuantisasi fluks magnet. Karena bila lubang yang ditambahkan berbentuk random hal ini tidak akan terjadi. Efek itu pula yang diduga menyebabkan peningkatan rapat arus kritis menjadi meningkat pada H = 0,8 hampir 5 kali lipat. Nampaknya bis diprediksi bahwa bila superkonduktor diberi lubang dengan struktur pada Gambar 4 dan ditambahkan syarat batas dengan nilai b < 0 , maka akan terjadi kenaikkan rapat arus yang lebih tinggi lagi. Untuk larik lubang kotak hal ini telah dihitung [4,5]. Tabel 1. Hasil Ringkasan Rapat arus kritis dan konfigurasi susunan lubang. Medan Magnet 0,8 Parameter de Gennes (b) 1000 (κ=2) -5 (κ=2) 1000 (κ=3) Konfigurasi susunan lubang Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Rapat arus kritis (Jc) 0.001 0.002 0.0098 PUSTAKA [1] A. K. Pramanik, L. Harnagea, S. Singh, S. Aswartham, G. Behr, S. Wurmehl, C. Hess, R. Klingeler, and B. Büchner, Critical current and vortex dynamics in single crystals of Ca(Fe1−xCox)2As2, Phys. Rev. B., 2010, 82, 014503. [2] T. Tamegai, T.Taen, Y.Tsuchiya, Y. Nakajima, S.Okayasu, M.Sasase, Critical Current Density and Vortex dynamics, J.Supercond.Nov. Magnetic (2010),23, 603-608 [3] Y. L. Wang, M. L. Latimer, Z. L. Xiao, R. Divan, L. E. Ocola, G. W. Crabtree, and W. K. Kwok, Enhancing the critical current of a superconducting film in a wide range of magnetic fields with a conformal array of nanoscale holes, Phys. Rev. B., (2013), 87, 220501(R). [4] Harsojo, The Critical Current of the Superconductor Having an Array of Hole with de Gennes Boundary Condition, 2011, Applied Mechanics and Materials, 110-116, 862. [5] Harsojo, Vortices dynamics and critical currents of superconductor having holes and slits with de Gennes boundary condition, AIP Conf. Proc. 1454, 207 (2012). TANYA JAWAB Anonim ? Efek proksimitas pada penelitian bapak ada di pinggir bahan saja atau juga di lubangnya? Harsojo, UGM @Efek proksimitas diterapkan tidak hanya di tepi superkonduktor tetapi juga ditepi lubannya. Hasil perolehan nilai rapat arus kritis pada medan magnet H = 0,8 untuk struktur lubang yang digunakan ditampilkan pada Tabel 1. Walaupun hasil medan listrik yang dihasilkan secara keseluruhan perbandingan dengan beberapa syarat batas ditunjukkan oleh Gambar 2 sampai Gambar 4, namun hasil perolehan pada Gambar 4 telah diperoleh secara eksperimen pada Ref. [3] walaupun belum dengan b >> 0 karena menggunakan syarat batas dengan vakum. Sampai saat ini hasil eksperimen dengan syarat batas b < 0 masih menunggu konfirmasi secara eksperimen. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823