BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Purwanto (2011:18) “Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diiinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan”. Berbeda menurut Syah (2006:11) “Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya”. Maka dari itu setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pendidikan mencakup beberapa hal yang bersifat kependidikan seperti belajar, mengajar, dan kegitan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memiliki peran sentral dalam menciptakan suasana belajar peserta didik. Salah satu peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai motivator. Motivasi sangat penting bagi peserta didik guna tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Donald dalam Fathurrohman dan Sutikno (2009:19) “motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri sesorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Menurut Sardiman (2011:75) “motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar”. Menurut Ningrum (2009:32) “motivasi dalam pembelajaran adalah upaya menciptakan kegiatan belajar yang menarik bagi peserta didik sehingga mereka tidak merasa terpaksa untuk melakukan kegiatan belajarnya”. Selain itu, Mc. Clelland dalam Djaali (2009:103) mengungkapkan bahwa “motivasi berprestasi merupakan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian”. Sesuai dengan fungsi dari motivasi belajar, Hamalik (2009:161) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu: 1 Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2 1) mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan, 2) menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi perbuatan dengan menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bahwa motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Walaupun faktor motivasi sangat penting, namun tidak semua guru mampu menerapkannya dengan tepat. Menurut keterangan dari guru geografi kelas X SMAN 1 Sukaresmi berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas X-4 pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 jam pelajaran ke 1-2 dengan materi pembelajaran jagat raya dan tata surya. Adapun masalah yang sering muncul pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung terlihat dari peserta didik yang nampak bosan dan mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru sudah berusaha menggunakan media pembelajaran, namun hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Peserta didik banyak yang mengikuti remedial agar mencapai KKM untuk melanjutkan ke materi berikutnya. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat mata pelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi, peserta didik jarang mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru. Terdapat 1-2 peserta didik saja yang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan cara mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru. Berdasarkan dokumen nilai peserta didik kelas X-4 yang ada pada guru mata pelajaran geografi, menunjukkan hasil belajar yang sangat bervariasi. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata ulangan umum semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi, dengan perolehan nilai terendah sebesar 30, sedangkan nilai tertinggi sebesar 80, nilai rata-rata kelas sebesar 60,97, jumlah peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 33 peserta didik dari 39 peserta didik, jumlah peserta didik yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 orang dari 39 peserta didik, persentase peserta didik yang belum mencapai KKM sebesar 84,61%, dan persentase peserta didik yang sudah mencapai KKM sebesar 15,38%. Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3 Mata pelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi menetapkan standar KKM sebesar 70. Peningkatan pembelajaran perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka pembelajaran berikutnya perlu diadakan perbaikan. Menurut Sanjaya (2010:13) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Menurut Kemmis (1988) dalam Sanjaya (2010:24) “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”. Pendapat lain menurut John Elliot (1982) dalam Daryanto (2011:3) bahwa: Penelitian Tindakan Kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup; telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menerapkan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif sehingga mendorong untuk dilakukannya perbaikan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Dick dan Carey dalam Herdian (2012) “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut Joyce & Weil dalam Rusman (2009:223) "model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain". Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4 Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987: 2-9) dalam Sopah (2007) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutendi (2011) mengenai penggunaan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kemudian didukung penelitian yang dilakukan oleh Nurishlah (2012) bahwa penerapan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu, penelitian model ARIAS dilakukan oleh Susilawati (2013) bahwa terdapat peningkatan dalam hasil belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakannya penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta didik Kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Geografi)”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi? 2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) terhadap motivasi berprestasi peserta didik pada aspek persistensi? 3. Apakah penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek hasil belajar? Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5 4. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) selama pelaksanaan tindakan kelas? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi. 2. Untuk mengidentifikasi pengaruh model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) terhadap motivasi berprestasi peserta didik pada aspek persistensi. 3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). 4. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) selama pelaksanaan tindakan kelas. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi peserta didik. 2. Manfaat praktis a. Bagi Peserta Didik 1) Meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran geografi. 2) Memberikan pengalaman belajar yang secara langsung di rasakan saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 6 b. Bagi Guru atau Pendidik Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) diharapkan dapat memberikan inovasi baru, meningkatkan pemahaman, profesionalitas, kualitas guru dan pendidik lainnya dalam model pembelajaran yang nantinya akan digunakan saat kegiatan belajar mengajar dengan demikian tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran berhasil dan lebih efektif, serta termotivasi untuk melakukan peningkatan kualitas belajar peserta didik melalui tindakan kelas. c. Bagi Sekolah Diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran, dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian Standar Kelulusan sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah. E. Penjelasan Konsep 1. Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987:2-9) dalam Sopah (2007) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut diantaranya sebagai berikut : a. Assurance (Percaya diri) Menurut Keller (1987:2-9) dalam Sopah (2007) yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Salah satunya dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku, atau dengan cara memberikan soal-soal yang relatif mudah pada awal pembelajaran. Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 7 b. Relevance (Relevansi) Menurut Keller (1987:2-9) dalam Sopah (2007), yaitu berhubungan dengan kehidupan peserta didik baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. Salah satunya dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran, menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata, dan pengetahuan peserta didik sebelumnya. c. Interest (Minat/ perhatian peserta didik) Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Salah satunya dengan cara mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan, atau dengan mengadakan diskusi, demonstrasi, menggunakan media atau alat peraga. d. Assessment (Evaluasi) Menurut Syah (2006:141) evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Salah satunya dengan cara melakukan evaluasi terhadap diri sendiri mengenai materi yang belum dipahami, atau dengan mengajak peserta didik mengevaluasi hasil pekerjaan temannya. e. Satisfaction (Kepuasan) Satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Menurut Gagne dan Driscoll (1988:70) dalam Sopah (2007) Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi peserta didik tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Salah satunya dengan cara memberi penghargaan baik secara verbal maupun non-verbal kepada peserta didik yang berani menampilkan kemampuannya. 2. Motivasi berprestasi Djaali (2009:103) mengemukakan bahwa : Motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri peserta didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi sebaik mungkin). Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 8 Selain itu, Mc. Clelland dalam Djaali (2009:103) mengungkapkan bahwa “motivasi berprestasi merupakan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian”. Aspek-aspek untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu: a. Tes Menurut Purwanto (2011:63-64) tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi yaitu aspek hasil belajar. b. Kerja kelompok Menurut Sudjana (2010:82) menyatakan bahwa “kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa peserta didik dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)”. Dalam penelitian ini kelompok diberikan lembar kerja peserta didik untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi peserta didik yaitu aspek durasi c. Presentasi kelompok Menurut Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:62) menyatakan bahwa “presentasi adalah salah satu cara yang berupaya menyampaikan dan memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya”. Dalam penelitian ini presentasi kelompok digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi yaitu aspek persistensi. Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu