11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2012 : p36)
manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengkoordinasian kegiatan
– kegiatan pekerjaan orang lainagar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan
secara efisien dan efektif. Artinya manajemen menjadikan pekerjaan lebih
terstruktur dan sistematis, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan baik
untuk mencapai tujuan dari pekerjaan yang dilakukan.
Pengertian manajemen menurut R. Terry adalah suatu proses yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengontrolan yang dilakukan dalam menentukan serta mencapai target
yang sudah ditetapkan lewat pemanfaatan sumberdaya manusia dan lainnya.
Menurut Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu manajemen merupakan sebuah
imlu dan seni untuk pengordinasian dan mengelola kegiatan – kegiatan
pekerjaan orang lain yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pemimimpinan dan pengevaluasian untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
11
12
2.2
Operasional
Menurut Walizer & Wienir, definisi operasional adalah seperangkat
petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati serta bagaimana
mengukur suatu variable maupun konsep definisi operasional tersebut dapat
membantu kita untuk mengklarifikasi gejala di sekitar ke dalam suatu
kategori khusus dari variable. Menurut Hoover, definisi operasional adalah
memuat identifikasi sesuatu hal yang bersifat (variable) sehingga dapat
digunakan untuk penelitian (observasi).
Menurut Rhonda Abrams & Alice Laplante, definisi operasional
adalah aspek yang penting karena tanpanya, maka tidak ada yang bias anda
kerjakan.
Menurut Nani Darmayanti, definisi operasional adalah rumusan
tentang ruang lingkup serta cirri – cirri suatu konsep yang menjadi pokok
pembahasan dan penelitian suatu karya ilmiah.
Menurut Husein Umar, definisi operasional ialah penentuan suatu
construct sehingga dapat menjadi variable maupun variabel-variabel yang
dapat diukur.
Menurut Widjono Hs, Operasional adalah batasan pengertian yang
dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan sesuatu kegiatan ataupun
pekerjaan.
Menurut
Nursalam,
Operasional
adalah definisi
berdasarkan
karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut.
Menurut Asep Hermawan, definisi operasional adalah penjelasan
bagaimana kita dapat mengukur variable. Pengukuran tersebut dapat
dilakukan dengan angka - angka maupun atribut - atribut tertentu.
Menurut Budi Pranata, Operasional adalah kuantitas atau jumlah yang
tidak cocok.
2.3
Manajemen Operasi
Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 4) mengartikan manajemen
operasi sebagai rangkaian yang berguna untuk menerapkan keputusankeputusan dalam upaya pengaturan dan pengoordinasian penggunaan sumber
13
daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau
manajemen operasi.
Pangestu Subagyo (2000 :1) mengartikan manajemen operasi adalah
penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi
agar dapat dilakukan secara efisien.
Menurut (Chase, 2006 : 9) Manajemen Operasi didefinisikan sebagai
desain, operasi, dan perbaikan sistem yang membuat dan menyampaikan
produk dan jasa utama perusahaan.
Sumber : Peneliti, 2015.
Gambar 2. 1 Proses Kegiatan Produksi
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
Manajemen
Operasi
adalah
serangkaian kegiatan dari mendesain, mengoperasikan dan memperbaiki
sistem yang akan menghasilkan nilai dalam bentuk barang atau jasa dengan
mengubah input menjadi output yang dilakukan secara efisien.
Keputusan yang harus seorang manajer ambil dapat dilihat dari tujuan
dan target untuk perusahaan, keputusan spesifik dilihat dari kegiatan seharihari. Beberapa dari mereka mungkin hanya memiliki implikasi jangka
pendek, sementara yang lain mungkin memiliki implikasi jangka panjang
pada perusahaan (Jurnal Strategic, Tactical decisions and information in
Rapid Manufacturing Supply Chain,2011:3).
14
2.4
Forecasting
2.4.1 Pengertian Forecasting
Peramalan
permintaan
adalah
masalah
penting
untuk
menggerakkan rencana operasi manajemen yang efisien. Peramalan
permintaan berperan penting dalam Manajemen Operasi sebagai input
untuk perencanaan kegiatan. Efek peramalan yang kurang akan
membuat perusahaan mengalami
kekurangan barang ataupun
memiliki persediaan barang yang terlalu banyak, tingkat pelayanan
yang rendah, pemesanan yang terlalu terburu – buru dan pemanfaatan
sumber daya yang tidak efisien. (Jurnal Demand Forecasting in the
Fashion Industry: A Review ,2013:1).
Peramalan
(Forecasting)
merupakan
proses
untuk
memperkirakan kejadian / hal pada periode yang akan datang.
Peramalan juga merupakan seni dan ilmu memprediksi peristiwa –
peristiwa kedepan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis
dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk
model sistematis. Peramalan merupakan peran penting dalam proses
perencanaan karena dengan peramalan, manajer dapat mengetahui.
Menurut Barry Render & Jay Heizer (2001, p46), peramalan
adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa – peristiwa masa depan
dengan pengambilan data historis dan memproyeksikan ke masa
depan dengan menggunakan beberapa bentuk model matematis.
2.4.2 Tujuan Forecasting
Menurut Pangestu Subagyo (1986 : 1), peramalan bertujuan
untuk mendapatkan ramalan yang dapat meminimumkan kesalahan.
Dan dapat diukur dengan Mean Absolute Percent Error (MAPE).
2.4.3 Tipe Forecasting
Organisasi pada umumnya menggunakan tiga jenis peramalan
yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan, yaitu :
1. Economic Forecast :
Economic Forecast menjelaskan sikslus bisnis dengan
memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
15
dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator
perencanaan lainnya.
2. Technological Forecast :
Technological Forecast memperhatikan tingkat kemajuan
teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,
yang membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru.
3. Demand Forecast :
Demand Forecast adalah proyeksi permintaan untuk produk
atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga
peramalan penjualan, dimana yang mengendalikan produksi,
kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi
perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
2.4.4 Teknik Forecasting
Menurut Render Stair Hannah (2012, p155) ada 3 teknik
dalam peramalan, yaitu :
1.
Qualitative Models
2.
Time Series Methods
3.
Causal Methods
2.4.5 Pendekatan Forecasting
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011 : p139), ada dua
pendekatan umum untuk peramalan, yaitu :
1. Analisis kuantitatif.
Perkiraan
kuantitatif
menggunakan
berbagai
model
matematika yang mengandalkan data historis dan / atau
variabel asosiatif untuk meramalkan permintaan.
2. Pendekatan kualitatif.
Perkiraan subyektif atau kualitatif menggabungkan faktorfaktor seperti intuisi pembuat keputusan, emosi, pengalaman
pribadi, dan sistem nilai dalam mencapai perkiraan.
16
2.4.5.1 Metode Peramalan Kualitatif
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011: p139),
ada empat teknik peramalan kualitatif, yaitu :
1.
Delphi method
2.
Jury of executive opinion
3.
Sales force composite
4.
Consumer market survey
2.4.5.2 Metode Peramalan Kuantitatif
2.4.5.2.1 Naive Approach
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011 :
p140), pendekatan Naive adalah teknik peramalan
yang
mengasumsikan
bahwa
permintaan
pada
periode berikutnya sama dengan permintaan pada
periode terbaru.
Menurut Stevenson (2011 : p79), sebuah
peramalan
naive
menggunakan
nilai
tunggal
sebelumnya dari time series sebagai dasar perkiraan.
Pendekatan naive dapat digunakan dengan seri stabil
(variasi sekitar rata-rata), dengan variasi musiman,
atau dengan tren. Dengan serangkaian stabil, titik
data terakhir menjadi perkiraan untuk periode
berikutnya.
2.4.5.2.2 Moving Average
Sebuah ramalan bergerak rata menggunakan
sejumlah nilai data aktual historis yang untuk
menghasilkan perkiraan. Menurut Jay Heizer dan
Barry Render (2011 : p139), moving average berguna
jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan
pasar akan tetap cukup stabil dari waktu ke waktu.
17
2.4.5.2.3 Exponential Smoothing
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011 :
p144),
Exponential
Smoothing
adalah
metode
peramalan weighted moving average yang canggih
dan masih cukup untuk digunakan. Ini melibatkan
sangat sedikit pencatatan data masa lalu.
Menurut Coyle (2013 : p235), Exponential
Smoothing memerlukan tiga jenis data, yaitu :
1.
Rata – rata permintaan sebelumnya,
2.
Permintaan terbaru,
3.
Smoothing constant.
Smoothing constant harus antara 0 dan 1.
Menggunakan konstan tinggi mengasumsikan bahwa
permintaan terakhir adalah prediktor yang lebih baik
dari permintaan di masa mendatang.
2.4.5.2.4 Trend Projection
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011,
p158), Analisis trend projection adalah model
matematika garis lurus untuk menggambarkan
hubungan fungsional antara variabel independen dan
dependen.
Kita
dapat
menggunakan
model
matematika yang sama yang kita digunakan dalam
metode least – squares proyeksi tren
untuk
melakukan analisis linear regresi.
2.4.5.3 Ketepatan Peramalan
Ketepatan peramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam
peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode
peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan. Dalam
permodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat
18
diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa mendatang. Untuk
menguji kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan ramalan.
Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan
ramalan antara lain :
2.5
1.
Mean Error
2.
Mean Square Error
3.
Mean Absolute Error
4.
Mean Absolute Percentage Error
5.
Mean Percentage Error
6.
Sum Square Error
7.
Standard Deviation of Errors
Pengertian Inventory
Inventory (persediaan) adalah barang-barang yang disimpan untuk
digunakan atau dijual kembali pada periode yang akan datang. Biasanya
persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah
jadi, persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan persediaan barang
setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan kedalam proses
produksi, sedangkan persediaan barang jadi disimpan sebelum dipasarkan
kepada pelanggan.
Menurut Ristono (2009), Inventory adalah suatu teknik untuk
manajemen material yang berkaitan dengan persediaan.
Menurut Lalu Sumayang (2003), Inventory adalah simpanan material
yang berupa barang mentah, barang dalam proses, dan juga barang jadi.
2.5.1 Fungsi Inventory
Tanpa adanya inventory (persediaan) yang mencukupi, maka
perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Persediaan ada
dikarenakan adanya permintaan dan penawaran dari pelanggan. Jadi
secara umum inventory berfungsi untuk mengelola persediaan barang
yang selalu mengalami perubahan jumlah dan nilai transaksi
penjualan dan pembelian.
19
2.5.2 Tujuan Inventory
Menurut Mercado pada buku yang berjudul Hands-On
Inventory Management (2008 : p5) dijelaskan bahwa terdapat
beberapa alasan untuk menyimpan persediaan,yaitu :
1. Permintaan pasar.
Beberapa barang yang diekspektasikan oleh konsumen tetap
ada pada persediaan pada saat konsumen melakukan
permintaan.
2. Safety stock.
Persediaan lebih di gudang yang disimpan sebagai persediaan
tambahan yang digunakan ntuk memenuhi permintaan
konsumen yang meningkat.
3. Transportation stock.
Persediaan untuk barang jadi yang harus berpindah – pindah
dari beberapa channel distribusi.
4. Distribution stock.
Distribusi persediaan barang yang disimpan di gudang dekat
dengan pelanggan. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya
angkutan dalam pengiriman barang kepada pelanggan akhir.
5. Anticipation stock.
Persediaan yang dengan sengaja dikumpulkan berdasarkan
beberapa kegiatan yang direncanakan, seperti kegiatan
promosi pemasaran atau adanya acara musiman diwaktu yang
akan datang.
2.5.3 Biaya Inventory
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011 : p56) ada 3 jenis biaya,
yaitu :
1. Holding Cost
Holding cost adalahbiaya untuk membawa atau menyimpan
sebuah barang dalam waktu yang cukup lama. Biaya holding
cost akan meningkat dengan diikuti oleh jumlah barang yang
disimpan.
20
2. Ordering Cost
Ordering cost adalah semua pengeluaran yang terjadi pada
saat melakukan pemesanan. Biaya yang meliputi biaya
pemesanan adalah biaya memesan barang, biaya telepon,
peralatan, gaji atau upah dan pelengkapan seperti kertas atau
formulir untuk pemesanan.
3. Price
Price adalah biaya untuk membeli atau memproduksi barangbarang persediaan. Harga atau unit cost biasanya dinyatakan
sebagai biaya per unit dikalikan dengan kuantitas diperoleh
atau diproduksi. Kadang-kadang biaya item diskon jika cukup
unit dibeli pada satu waktu, menurut Roger G. Schroeder
(2007: p335).
2.6
Economic Order Quantity Method (EOQ Method)
EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah pembelian yang
paling ekonomis.
Economic Order Quantity Method digunakan untuk
mengoptimalkan persediaan dengan menghitung tingkat permintaan, biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, biaya unit, hari per tahun, tingkat
permintaan harian, lead time, dan safety stock. Hasil ini perhitungan untuk
mengetahui jumlah optimal dari bahan baku yang perlu perusahaan dan
meminimalkan biaya persediaan perusahaan.
Menurut Sarjono dan Chandra (2012), mengungkapkan menurut
Heizer dan Render, Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode
untuk mengetahui berapa jumlah pemesanan barang yang paling ekonomis
untuk dilakukan. Selain itu, menurut Sarjono dan Chandra (2012) juga
perlunya dilakukan metode EOQ untuk menentukan jumlah pemesanan
optimal yang dilakukan oleh suatu perusahaan agar dapat mengatur
persediaannya agar menjadi efektif dan efisien.
21
Menurut Render Stair Hannah (2012, p199) dalam buku Quantitave
Analysis For Management Eleventh Edition dijelaskan bahwa Asumsi dari
basic EOQ model adalah sebagai berikut :
1. Permintaan diketahui dan bersifat konstan.
2. Lead time yang diketahui dan konstan – waktu pada saat memesan
dan pesanan diterima.
3. Pesanan yang diterima atau sampai pada 1 waktu.
4. Biaya pembelian yang konstan pada setiap tahun.
5. Biaya pemesanan per pemesanan dan biaya penyimpanan per unit per
tahun.
EOQ terdiri dari :
1. Biaya pemesanan (ordering cost/set up cost).
Adalah semua biaya dari persiapan pemesanan sampai barang yang
dipesan datang.
Bersifat konstan, tidak tergantung pada jumlah
barang yang dipesan.
Biaya-biaya ini adalah :
a. Biaya persiapan pemesanan
b. Biaya mengirim atau menugaskan karyawan untuk melakukan
pemesanan.
c. Biaya saat penerimaan bahan yang dipesan
d. Biaya penyelesaian pembayaran pemesanan.
2. Biaya Penyimpanan di gudang (Inventory Carrying Cost).
Terdiri dari :
a. Biaya sewa gudang
b. Biaya pemeliharaan bahan
c. Biaya asuransi bahan
d. Biaya di gudang
e. Biaya kerusakan bahan baku
Biaya pemesanan menghendaki yang dipesan sebesar – besarnya agar
biaya pemesanan minimal sedangkan biaya penyimpanan menghendaki
jumlah yang dipesan sekecil-kecilnya agar menghemat biaya penyimpanan.
22
Rumus EOQ :
D = permintaan dalam 1 tahun.
OC = ordering cost.
HC = holding cost.
2.7
Economic Order Quantity Discount Method (EOQ Discount Method)
Besaran diskon yang diberikan pemasok secara insentif untuk jumlah
pesanan besar dengan menawarkan biaya pembelian yang lebih rendah ketika
item dipesan dalam jumlah yang lebih besar. Pada bagian ini kita
menunjukkan bagaimana model EOQ dapat digunakan ketika diskon kuantitas
yang tersedia.
Economic Order Quantity Discount (EOQ Discount) Method
digunakan untuk membantu perusahaan dalam menentukan jumlah pesanan
produk yang paling optimal untuk setiap periode agar mendapatkan harga
yang paling murah, menentukan waktu pemesanan kembali agar perusahaan
mendapatkan profit yang maksimal.
Adapun perhitungan EOQ Discount adalah sebagai berikut :
EOQ* =
Dimana :
D = Demand
Unit Cost = Cost Per Unit
OC = Ordering Cost
HC = Holding Cost
2.8
Safety Stock
Menurut Zulfikarijah (2005: p96) safety stock merupakan jumlah
persediaan yang biasanya digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi
apabila terjadinya kekurang persediaan barang (out of stock) dan mengurangi
penambahan biaya penyimpanan pada barang digudang.Biaya penyimpanan
23
akan bertambah seiring dengan adanya penambahan barang yang berasal dari
reorder point oleh karena adanya safety stock. Keuntungan dari adanya
safety stock adalah pada saat jumlah permintaan mengalami lonjakan dan
tidak terduga, maka persediaan pengaman dapat digunakan untuk menutup
permintaan tersebut.
2.9
Reorder Point
Menurut Heizer dan Render (2014: p524), dijelaskan bahwa reorder
point adalah suatu situasi dimana persediaan telah mencapai titik untuk
melakukan pemesanan kembali, untuk itu harus dilakukan pemesanan
kembali.
Adapun rumus untuk menentukan ROP adalah sebagai berikut:
ROP = d x L
Dimana :
d = Permintaan per hari
L = Lead time
2.10
Lead Time
Menurut Zulfikarijah (2005: p96) dikatakan bahwa lead time
adalahwaktu yang dibutuhkan mulai dari perusahaan melakukan pemesanan
sampai barang tersebut sampai di tangan perusahaan. Adanya lead time
dikarenakan didalam setiap pesanan membutuhkan waktu dan tidak semua
pesanan dapat dipenuhi dalam seketika, sehingga menyebabkan adanya waktu
tunggu.
2.11
Efisiensi
Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu
proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, prosesnya dapat
dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan
proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi merupakan
24
suatu ukuran untuk keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber /
biaya produksi untuk mencapai hasil.
2.12
Profit
Profit biasanya disebut juga dengan laba. Laba mengacu pada
kembalinya modal ke pemilik dalam mengejar produktif yang melibatkan
tenaga kerja, atau pengembalian obligasi dan uang yang diinvestasikan di
pasar modal. Dengan ekstensi, dalam teori ekonomi Marxis, maksimalisasi
keuntungan sesuai dengan akumulasi modal, yang merupakan kekuatan
pendorong di belakang kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kapitalis.
25
2.13
Kerangka Teori
PT. Keystone Indonesia
Demand yang tidak bisa dipenuhi oleh perusahaan
Forecasting
Naive
Method
Exponential
Smoothing
Moving
Average
Trend
Projection
Inventory
Economic Order Quantity
Mengetahui jumlah pemesanan yang
optimal, Membandingkan hasil EOQ
dengan Aktual Perusahaan
Economic Order Quantity Discount
Mengetahui jumlah pemesanan
yang optimal dengan range
yang terbaik
Solusi Pemecahan
Masalah
Sumber : Peneliti, 2015.
Gambar 2. 2 Kerangka Teori
26
Download