PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENGGUNAAN E-MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI TKJ PADA PELAJARAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN LOKAL Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh: Latif Dwi Purwati NIM : 702011145 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015 1 2 3 4 5 ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENGGUNAAN E-MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI TKJ PADA PELAJARAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN LOKAL 1) Latif Dwi Purwati, 2) Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1) [email protected] , 2) [email protected] ABSTRACT The research is applying direct instructions model using the e-learning modules as the source of learning on subject of the installation of devices in the local network, as a purpose to make the student more active participants in the learning process and improve the student achievement and higher grade. The results showed that the application of the direct instructions model using the e-learning modules as the source of learning can increase the liveliness of the students against the subjects of the installation of devices in the local network, thus increasing student learning outcomes. Activity of students in classes that have been implemented by the direct instructions model using the e-learning modules as the source is higher than before. So it can be said that the application of the model direct instructions using the e-learning modules as the source of learning can make the student more active participants in the learning process against the subjects of the installation of the devices in the local network. Keywords: direct instructions model, e-learning modules, learning outcomes, learning activity. ABSTRAK Penelitian ini menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai sumber belajar pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai sumber belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Keaktifan siswa di kelas yang telah diterapkan dengan metode model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai sumber belajar lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai sumber belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal. Kata Kunci : model pembelajaran langsung, e-modul, keaktifan belajar, hasil belajar. 6 Pendahuluan Model pembelajaran yang sesuai, dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mengajarkan mata pelajaran tertentu harus menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai [1]. Observasi yang dilakukan di SMK Negeri Pringsurat menunjukkan adanya masalah dalam proses pembelajaran, tidak hanya dari model pembelajaran yang digunakan, namun dari perilaku siswa yang pasif. Sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak kondusif berakibat pada hasil belajar yang tidak memuaskan. Permasalahan lain adalah tidak adanya buku cetak yang memadai untuk siswa. Siswa harus mencatat materi pelajaran karena tidak memiliki buku paket. Hal ini mengganggu proses pembelajaran karena alokasi waktu belajar di dalam kelas menjadi berkurang. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan perbaikan model pembelajaran agar siswa mendapat pengetahuan yang sama rata. Pembelajaran langsung digunakan untuk mengatasi masalah kesesuaian model pembelajaran dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Instalasi perangkat jaringan lokal merupakan meteri yang didalamnya menyangkut pengetahuan prosedural, model pembelajaran ini juga akan membantu siswa yang yang pasif, karena model pembelajaran langsung akan meningkatkan keterlibatan siswa di dalam kelas yang terorganisasi dengan baik. Model pembelajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur sehingga diajarkan dengan kegiatan yang bertahap [1]. Fasilitas penunjang yang tidak memadai disiasati menggunakan media pembelajaran lain, diperoleh dengan mengoptimalkan fasilitas yang telah tersedia, yaitu menggunakan e-modul yang akan diakses melalui komputer lab sekolah. Model pembelajaran langsung yang akan dilaksanakan didukung dengan menggunakan e-modul untuk menggantikan buku cetak yang ketersediaannya tidak mencukupi. Selain itu penggunaan e-modul dalam model pembelajaran langsung membantu pada fase demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Emodul dapat menyajikan multimedia, berupa gambar, audio, video, dan memudahkan dalam navigasi [2]. Penelitian ini menggabungkan model pembelajaran dan media tersebut pada proses pembelajaran. Paduan tersebut untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran langsung dengan penggunaan e-modul sebagai sumber belajar dalam meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal kelas XI TKJ di SMK Negeri Pringsurat. 1. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya oleh Nikmatul Iza yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana Di SMK Negeri 1 BaurenoBojonegoro”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas belajar 7 meningkat dan dapat menuntaskan hasil belajar siswa. Aktifitas guru maupun aktifitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya [3]. Penelitian lain yang dilakukan oleh I M Suarsana dan G.A. Mahayukti yang berjudul “Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa” memberikan kesimpulan bahwa melalui penggunaan e-modul berorientasi pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis mahasiswa mengalami peningkatan. Tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan menggunakan emodul berorientasi pemecahan masalah sangat positif [2]. Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggabungkan model pembelajaran langsung dengan penggunaan e-modul sebagai sumber belajar siswa. Perpaduan model dan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa serta menanggani kurangnya ketersediaan buku cetak bagi siswa agar kemampuan berpikir siswa semakin optimal. Instalasi perangkat jaringan lokal merupakan mata pelajaran kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa jurusan TKJ. Keterampilan siswa sangat diperlukan dalam melakukan instalasi perangkat jaringan lokal. Siswa diharapkan menguasai proses penyambungan kabel setelah pembelajaran berakhir. Hal tersebut diperoleh siswa setelah mendapatkan materi pelajaran yang diberikan secara bertahap. Keterampilan untuk menguasai proses penyambungan kabel melalui, identifikasi jenis-jenis topologi jaringan, jenisjenis protokol jaringan, memahami konsep dasar ISO-OSI 7 layer dan TCP/IP 4 layer dan konsep dasar peng-alamatan IP serta konsep dasar pengkabelan LAN. Model pembelajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur sehingga diajarkan dengan kegiatan yang bertahap [1]. Selain itu model pembelajaran langsung membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung memiliki dua tujuan utama yaitu agar siswa menguasai bahan pelajaran dan memiliki berbagai keterampilan [4]. Keterampilan akhir yang akan diperoleh adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir adalah keterampilan mengidentifikasi, membandingkan, mengelompokkan, menerapkan atau kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, dan menentukan jawaban yang rasional [2]. Ciri-ciri model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut :1) Mempunyai tujuan pembelajaran serta pengaruh model pembelajaran pada siswa, di dalamnya temasuk penilaian belajar. 2) Mengikuti seluruh sintaks atau fase dan skenario kegiatan pembelajaran; dan 3) Mempersiapkan lingkungan belajar agar model yang pembelajaran dapat berlangsung dengan berhasil [1]. Alur atau sintaks dalam model pembelajan langsung mempunyai lima fase, yaitu (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, tujuan dalam fase ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, memotivasi dan memberikan arahan agar berperan serta dalam pembelajaran; (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan 8 keterampilan, poin penting agar berhasil adalah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi; (3) memberikan latihan dan bimbingan, yaitu memberikan siswa tugas atau latihan singkat; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, umpan balik dapat dilakukan memberikan komentar lisan maupun tertulis, umpan balik negatif sebaiknya diiringi dengan demonstrasi cara melakukan prosedur dengan benar; dan (5) memberikan latihan lanjutan, bentuk latihan mandiri dapat berupa pekerjaan rumah atau latihan mandiri yang digunakan untuk memperpanjang waktu belajar, tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru diperoleh. Model pembelajaran langsung juga merupakan salah satu cara menjadikan siswa belajar aktif, karena dalam model pembelajaran langsung akan meningkatkan keterlibatan siswa. Model pembelajaran langsung memberikan siswa kesempatan untuk mengamati demonstrasi pengetahuan oleh guru, kemudian melakukan latihan yang diberikan umpan balik secara langsung oleh guru, baik umpan balik positif maupun negatif, lalu disediakan waktu untuk melakukan latihan mandiri untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja diperoleh. Proses pembelajaran yang searah hanya dilakukan oleh guru dengan mendeskripsikan pengetahuan menyebabkan rendahnya keterlibatan siswa. Peran guru dalam model pembelajaran langsung adalah memberikan demonstrasi pengetahuan, memberikan arahan-arahan dan bimbingan kepada siswa yang kurang aktif, selanjutnya diberikan umpan balik secara langsung. Keaktifan siswa merupakan hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, karena siswa yang pasif dapat menurunkan minat belajar dan menimbulkan kebosanan dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan berimbas pada hasil belajar [5]. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Model pembelajaran langsung membantu siswa menyiapkan diri terhadap materi yang akan dipelajari, sehingga siswa akan siap terlibat secara mental sebelum menerima pelajaran dengan menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi agar berperab serta dalam pembelajaran. Keaktifan siswa yang akan diamati adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan menggemukakan pendapat serta keberanian bertanya ketika kesulitan memahami materi [6]. E-modul akan digunakan dalam model pembelajaran langsung, penggunaan e-modul sangat membantu pada fase demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Selain itu sebagai sumber belajar pengganti modul cetak. Seiring dengan kemajuan teknologi, modul dapat disajikan dalam format digital. Modul elektronik atau e-modul merupakan tampilan informasi dalam format buku yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan hard disk, disket, CD, atau flash disk dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer atau alat pembaca buku elektronik [7]. E-modul merupakan suatu modul berbasis TIK, kelebihannya dibandingkan dengan modul cetak adalah sifatnya yang interaktif memudahkan dalam navigasi, memungkinkan menampilkan/memuat gambar, audio, video dan animasi [2]. E-modul yang 9 disajikan menampilkan gambar, video audio, serta teks untuk menunjang aktifitas siswa di kelas. E-modul yang akan disusun dalam penelitian ini menggunakan Kvisoft FlipBook Maker. Flip book maker merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk menyajikan modul dapat tampilan elektronik. Flip book maker adalah sebuah software yang mempunyai fungsi untuk membuka setiap halaman menjadi layaknya sebuah buku. Software flip book maker dapat membuat dan mengubah file pdf, image/photo menjadi sebuah buku atau album fisik ketika kita buka per halamannya. Hasil akhir dapat disimpan dalam format .swf, .exe, .html [7]. Penyusuan e-modul dalam penelitian ini berpedoman pada buku pegangan guru, ditunjang dengan video dan gambar yang berhubungan dengan materi. Hal ini untuk menangani masalah yang ada di sekolah tersebut, yaitu kurangnya ketersediaan buku cetak bagi siswa. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran langsung dengan penggunaan e-modul sebagai sumber belajar dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran installasi perangkat jaringan lokal. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif artinya peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran, sedangkan partisipatif artinya peneliti dibantu teman sejawat sebagai observer. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ SMK negeri Pringsurat dengan jumlah 32 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: nilai tugas mandiri siswa tiap siklus, hasil observasi keaktifan siswa, hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tugas mandiri tiap siklus, lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa terhadap pembelajaran. Angket respon siswa diberikan untuk melihat sejauh mana model pembelajaran langsung serta e-modul dapat bermanfaat untuk siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart. Empat tahapan dalam desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart merupakan sebuah siklus. (1) Rencana (plan), merupakan tahap awal penelitian tersebut dilakukan, seperti menyusun skenario pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran langsung, menyiapkan e-modul, membuat soal tugas mandiri, menyusun lembar observasi keaktifan siswa; (2) Tindakan (action), merupakan realisasi dari teori dan teknik mengajar serta tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya. (3) Observasi (observation), merupakan pengamatan atau observasi yang mengacu pada instrumen yang sudah. (4) Refleksi (reflection), merupakan kegiatan yang dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan [8]. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. 10 Langkah-Iangkah kegiatan setiap siklus ini mengikuti diagram alur pada gambar di bawah ini. Identifikasi Masalah SELESAI TIDAK Perencanaan dan persiapan pembelajaran Siklus berikut nya? Refleksi pembelajar an Pelaksanaan pembelajaran OBSERVASI Evaluasi kegiatan pembelajara n melalui YA ya Siklus selanjutnya Gambar 1. Alur Kegiatan Tiap Siklus [8] Tabel 1. Desain Pembelajaran Fase Fase – 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Kegiatan Menyampaikan tujuan secara keseluruhan, memberikan informasi latar belakang dan pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. Fase – 2 Mendemonstrasikan Mendemonstrasik keterampilan dengan an pengetahuan jelas tahap demi atau keterampilan tahap suatu pengetahuan. 11 Siklus I Siklus II Menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran materi yang akan diberikan Menunjukkan gambar-gambar jaringan komputer, dari TSS hingga WAN, jenisjenis jaringan, topologi jaringan, tipe Menunjukan gambar komponen hardware pada LAN, gambar kabel coaxial, kabel fiber jaringan, tabel hubungan OSI dengan protokol internet. Fase – 3 Memberikan latihan dan bimbingan Memberikan bimbingan pelatihan. Fase – 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Memeriksa kebenaran pemahaman siswa dan kinerja siswa. Memberikan umpan balik sesegera mungkin dan disampaikan dengan jelas. Menyiapkan latihan kepada siswa dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan. Fase – 5 Memberikan latihan lanjutan Menanyakan topologi jaringan yang digunakan di LAB komputer, dan meminta siswa menjelaskan optik, tabel kategori kabel twisted pair, skema penyambung an kabel, lalu menampilka n video cara melakukan penyambung an kabel Meminta siswa menjelaskan langkahlangkah penyambung an kabel. Memeriksa gambar dan tabel yang telah dibuat siswa Mengerjakan tugas mandiri Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis atau pengolahan data. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa pada matapelajaran installasi perangkat jaringan lokal siswa kelas XI TKJ SMK Negeri Pringsurat. Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif, data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil tugas mandiri tiap siklus dan hasil data observasi keaktifan belajar siswa. Indikator keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Indikator keaktifan siswa pada 12 saat pembelajaran diisi oleh observer dengan cara mengamati dan mengisi lembar observasi dengan indikator yang telah disediakan, indikator keaktifan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2. Indikator Keaktifan [6] No. Indikator Aktifitas 1 2 3 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 4 5 Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan No. Item Visual activities 1 Listening activities 2 Drawing activities 3 Writing activities 4, 5, 6 Oral activities 7, 8 Untuk data observasi keaktifan belajar siswa tiap indikator keaktifan dipersentase dengan rumus : Hasil persentase keaktifan kemudian dikategorikan untuk menentukan kesimpulan keaktifan siswa. Kualifikasi kategori keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas disajikam dalam bentuk tabel [9]. Keaktifan belajar siswa dikatakan meningkat apabila dari rata-rata persentase diperoleh minimal 75% pada tiap indikator [10]. Tabel 3. Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa No. Jumlah Persentase Kategori 1 80,00% ≤ µ ≤ 100,00% Sangat Tinggi 2 60,00% ≤ µ ≤ 79,99% Tinggi 3 40,00% ≤ µ ≤ 59,99% Sedang 4 20,00% ≤ µ ≤ 39,99% Rendah 5 0% ≤ µ ≤ 19,99% Sangat Rendah Keterangan : µ = persentase tiap aspek Tugas mandiri digunakan untuk mengukur kemampuan belajar peserta didik setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul yang ditunjukkan dengan hasil belajar ranah kognitif 13 pada akhir pembelajaran, setelah peserta didik memperoleh perlakuan dalam proses pembelajaran. Berikut ini adalah indikator yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar : Tabel 4. Kisi-kisi Tugas Mandiri Jumlah Kegiatan Indikator Soal Mengidentifikasi jenis-jenis topologi jaringan (Berdasarkan fisik dan berdasarkan logical) Siklus I Menguraikan jenis-jenis protokol jaringan 4 Menjelaskan konsep dasar ISO-OSI 7 layer dan TCP/IP 4 layer Menguraikan konsep dasar dan peng-alamatan IP Menjelaskan konsep dasar pengabelan LAN Siklus II 4 Menjelaskan konsep penyambungan kabel Untuk menilai hasil belajar dilakukan penghitungan rata-rata nilai tugas mandiri, kemudian membandingkan hasil yang telah diperoleh pada siklus I dan siklus II untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Penerapan model pembelajaran langsung dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila 75% dari jumlah siswa memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu minimal siswa memperoleh nilai 75 pada mata pelajaran installasi perangkat jaringan lokal[10]. Menghitung rata-rata hasil tugas mandiri dapat digunakan rumus sebagai berikut [6]: Keterangan : X = Nilai rata-rata ∑X = Jumlah semua nilai siswa ∑N = Jumlah siswa Sedangkan untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : P = Ketuntasan belajar Untuk menganalisis angket respon siswa digunakan persentase dari hasil angket respon siswa dan digunakan rumus [11] : 14 Keterangan : Fs : skor perolehan Bs : keseluruhan skor Respon siswa dianggap positif jika persentase siswa yang memberikan jawaban positif lebih dari 85%. 4. Hasil dan Pembahasan Pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul, sangat bermanfaat dan memudahkan guru maupun pemahaman siswa dalam pemaparan demonstrasi dengan menyajikan gambar, video audio dalam e-modul. Fase-fase dalam model pembelajaran langsung membuat siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Kegiatan siklus I, fase penyampaian tujuan pembelajaran, SK, KD dijelaskan oleh guru dan disampaikan alur pembelajran yang akan dilaksanakan serta memotivasi siwa untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. SK, KD, dan tujuan pembelajaran sudah ditampilkan dalam e-modul berupa poin-poin. Aktifitas ini siswa yang semula menggunakan buku cetak masih menyesuaikan dengan e-modul sehingga pada awal pembelajaran masih ada kegaduhan di kelas. Fase ini menjadikan siswa lebih siap dalam menerima materi. Fase demonstrasi pengetahuan, siswa melihat, mengamati, kemudian meniru demonstrasi dari guru, gambar, tabel, atau video yang ditampilkan dalam emodul, dan diberikan ulasan singkat disampaikan oleh guru. Perhatian siswa masih teralihkan dengan kegiatan menulis yang biasa dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. Fase bimbingan dan latihan dilakukan kepada siswa agar siswa lebih percaya diri menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada guru, khususnya kepada siswa yang keaktifannya rendah. Hal ini dilakukan guru dengan memberikan pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan siswa berpendapat maupun mengajukan pertanyaan, pada siklus I siswa terlihat belum percaya diri sehingga hanya beberapa siswa tertentu yang banyak berpartisipasi dalam pembelajaran. Fase pemberian umpan balik yang dilakukan secara langsung membuat siswa lebih paham terhadap materi, siswa terlihat antusias ketika guru memberikan umpan balik positif terhadap pendapat maupun pertanyaan yang diajukan. Fase latihan lanjutan diberikan untuk memeriksa pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan, hal ini dilakukan untuk melihat kekurangan dan kendala yang akan diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya. E-modul menyajikan panduan tugas mandiri agar dapat memudahkan dalam memberikan latihan. Saat menggerjakan tugas mandiri beberapa siswa tidak mengerjakan secara mandiri dan gaduh meminta jawaban teman karena tidak mengikuti alur pembelajaran dengan tepat. Pada siklus II, fase penyampaian tujuan pembelajaran dan fase demonstrasi pengetahuan, siswa melihat, mengamati, kemudian meniru demonstrasi dari guru, gambar, tabel, atau video yang ditampilkan dalam emodul, dan diberikan ulasan singkat disampaikan oleh guru. Perhatian siswa 15 yang teralihkan dengan kegiatan menulis pada pembelajaran sebelumnya diminimalisir dengan menekankan kepada siswa bahwa ada hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu dan kemudian akan diberikan waktu untuk membuat rangkuman. Fase bimbingan dan latihan dan fase pemberian umpan balik yang dilakukan membuat siswa percaya diri karena umpan balik positif maupun negatif terhadap pendapat maupun pertanyaan yang diajukan dilakukan secara langsung dan untuk beberapa siswa dengan kasus khusus dilakukan secara individu. Fase latihan lanjutan yang disajikan dalam emodul pada siklus II dilakukan secara tertib dan tepat waktu. Keseluruhan fase dalam model pembelajaran langsung dengan sumber belajar e-modul yang telah dilakukan diarahkan untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Keterampilan berpikir yang harus dikuasai, seperti menggelompokkan, membandingkan, dan menerapkan suatu prosedur diasah dengan aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul. Keterampilan untuk menguasai proses penyambungan kabel melalui, identifikasi jenis-jenis topologi jaringan, jenis-jenis protokol jaringan, memahami konsep dasar ISO-OSI 7 layer dan TCP/IP 4 layer dan konsep dasar peng-alamatan IP serta konsep dasar pengkabelan LAN. Keterampilan akhir menguasai proses penyambungan kabel diperoleh setelah mendapatkan materi pelajaran yang diberikan secara bertahap. Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi terhadap kinerja dan perilaku siswa. Jika dipandang perlu, sewaktu-waktu diberikan bimbingan individu untuk membantu siswa saat mengambar dan membuat tabel dan memberikan bimbingan serta umpan balik. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing penalaran siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan sesekali diselingi pemberian motivasi kepada siswa. Salah satu kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah terjadi kendala pada saat akan menggunakan e-modul, yaitu ada beberapa komputer yang ada di lab komputer tidak dapat menampilkan e-modul karena tidak mendukung penggunaan adobe flash player. Sehingga dilakukan pembenahan untuk siklus selanjutnya. Suasana kelas cukup gaduh saat membagi CD dan pada saat menggunakan e-modul untuk pertama kalinya. Sehingga perlu beberapa kali mengingatkan siswa agar tidak berisik di dalam kelas, apabila perlu bantuan sebaiknya ditanyakan langsung kepada peneliti, kolabolator, guru, maupun toolman. Pada saat tanya jawab ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan seputar pelajaran maupun siswa yang mengemukakan pendapatnya, sedangkan beberapa siswa yang masih tidak percaya diri maka akan ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari guru atau menjawab pertanyaan dari teman, sehingga siswa termotivasi untuk mengemukakan pendapatnya. Dari hasil pengamatan keaktifan belajar, semua aspek keaktifan belajar siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75%. Peningkatan rata-rata keaktifan belajar pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 14,06%. Rata- 16 rata keaktifan belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar 66,80% meningkat menjadi 80,86% pada siklus II. Peningkatan keaktifan belajar siswa pada tiap siklus membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul dapat digunakan sebagai alternatif untuk memvariasi model pembelajaran yang biasa digunakan, dengan tujuan agar bisa mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Berikut ini grafik peningkatan keaktifan belajar siswa pada setiap pertemuan : Grafik Keaktifan Siswa Tiap Siklus 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% Pra Siklus 40,00% Siklus I 20,00% Siklus II 0,00% Gambar 2. Keaktifan belajar siswa tiap siklus Berdasarkan gambar dapat dilihat jika penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Terlihat jika keaktifan belajar siswa meningkat setiap siklus dan telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Terlihat pada indikator berpendapat dan bertanya mengalami peningkatan yang sangat menonjol karena pada saat pembelajaran berlangsung beberapa siswa yang masih tidak percaya diri akan dituntun untuk menggemukakan pendapatnya atau ditunjuk agar siswa tidak merasa diacuhkan, bila dirasa perlu dilakukan bimbingan secara individu dengan memberikan umpan balik yang dapat memotivasi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran. Kemudian pada kegiatan menulis, yaitu menggambar, merangkum, membuat tabel, menggerjakan tes, siswa sudah memiliki keterlibatan yang positif, sehingga untuk meningkatkannya tidak terlalu sulit. Hanya saja kendala yang muncul adalah beberapa siswa tidak melakukan sesuai ketentuan, perlu diarahkan untuk melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan dan tepat waktu. Sehingga didapatkan hasil yang maksimal dengan arahan-arahan yang diberikan. Pada kegiatan visual dan mendengar, yang meliputi indikator mengamati dan mendengarkan perhatian siswa masih teralihkan dengan kegiatan menulis 17 yang biasa dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. Namun hal ini dapat diminimalisir dengan menekankan kepada siswa bahwa ada hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu dan kemudian akan diberikan waktu untuk membuat rangkuman. Pada penilaian hasil belajar diperoleh berdasarkan hasil tugas mandiri yang diberikan pada fase latihan lanjutan pada tiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dari 32 siswa terdapat 22 siswa yang dinyatakan tuntas dengan memperoleh nilai ≥ 75, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa karena nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan oleh sekolah. Pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas dengan nilai ≥ 75 meningkat menjadi 29 siswa dan siswa yang belum tuntas hanya 3 siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa, yang mulanya nilai rata-rata kelas sebesar 69,84 pada prasiklus, meningkat menjadi 72,97 pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 84,38. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul di kelas XI TKJ SMK Negeri Pringsurat dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dengan lembar observasi yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran langsung menggunakan e-modul di kelas XII SMK Negeri Pringsurat dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui hasil tugas mandiri pra-siklus, siklus I dan siklus II. Tabel 5. Perolehan Nilai Siswa Tiap Siklus Nilai PraSiklus 69,84 100 40 18 56,25% No 1 2 3 4 5 Rata-Rata Niai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Nilai ≥ 75 Persentase Ketuntasan Nilai Nilai Siklus Siklus 1 2 72,97 81,94 90 100 50 66 22 29 68,75% 90,63% Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal. Hal tersebut karena siswa diberikan bimbingan dan umpan balik secara langsung dalam pembelajaran sehingga rasa percaya diri siswa akan meningkat. Selain itu model pembelajaran langsung mempunyai karakteristik yang terstruktur sehingga mampu mengarahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran langsung menunjang proses belajar yang berkaitan dengan langkah-langkah yang dapat diajarkan secara bertahap. Penerapan model 18 pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal karena metode demonstrasi disampaikan dengan lebih mudah dengan bantuan e-modul sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Pada siklus II juga mengumpulkan data angket respon siswa, yang dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 6. Hasil Angket Respon Siswa ASPEK Memudahkan belajar siswa INDIKATOR RATA-RATA Siswa menguasai pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal 86% Siswa mampu mengerjakan soal secara mandiri 87% Siswa termotivasi untuk belajar dengan emodul 87% Aktifitas siswa meningkat 88% Berdasarkan tabel 6 bahwa respon siswa terhadap model pembelajaran langsung menggunakan e-modul pada masing-masing pernyataan telah mendapatkan persentase lebih dari 85%. Angket respon siswa tersebut telah mencapai yaitu ≥ 85% menujukkan adanya respon positif dari siswa terhadap model pembelajaran langsung menggunakan e-modul pada pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal. 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan emodul dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran installasi perangkat jaringan lokal di kelas XI TKJ SMK Negeri Pringsurat. Berdasarkan hasil pengamatan pra-siklus persentase keaktifan siswa adalah 48,44,38%, setelah siklus I persentase keaktifan siswa adalah 66,80% , meningkat sebesar 14,06 %. Pada siklus II persentase keaktifan belajar adalah 80,86%, meningkat sebesar 14,06%. Penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran installasi perangkat jaringan lokal di kelas XI TKJ SMK Negeri Pringsurat. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan telah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Pada prasiklus rata-rata nilai adalah 69,84 dan presentase ketuntasan sebesar 58,25 %. Pada siklus I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 72,97 dan presentase ketuntasan sebesar 68,75%. Pada siklus II rata-rata nilai siswa bisa melebihi KKM menjadi 81,94 dengan persentase ketuntasan sebesar 90,63%. 19 Penggunaan e-modul pada model pembelajaran langsung dapat menunjang pada setiap fase dalam proses pembelajaran. E-modul membantu dalam mendemonstrasikan pengetahuan, dengan menampilkan teks, gambar, video audio. Gambar-gambar yang ditampilkan pada e-modul mendukung aktifitas-aktifitas siswa sehingga meningkatkan keterlibatan siswa pada proses pembelajaran. E-modul memudahkan dalam menyajikan materi dengan kelebihan yang ada. Model pembelajaran langsung bisa digunakan pada mata pelajaran produktif TKJ lain khususnya pada materi dengan pengetahuan prosedural. Guru harus mengalokasikan waktu dengan optimal pada waktu penerapan model pembelajaran langsung. Bagi siswa, keaktifan dan prestasi belajar yang telah tercapai sebaiknya dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan lagi dan mengasah rasa ingin tahu dan lebih aktif dalam mencari bahan atau data mengenai yang dipelajari tanpa harus bergantung kepada guru. Untuk penelitian selanjutnya apabila peneliti ingin meneliti tentang keaktifan sebaiknya indikator yang digunakan dalam mengukur keaktifan siswa ditambah dan tidak menutup kemungkinan menambah aspek pengukuran pembelajaran lain. 6. Daftar Pustaka [1] Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. [2] Suarsana, I M dan G. A. Mahayukti. 2013. Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI). 2(3), http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/download/2171/1887 [3] Iza, Nikmatul. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana Di Smk Negeri 1 Baureno-Bojonegoro. Diakses tanggal 03 Oktober 2014 dari https://www.scribd.com/doc/236200237/PenerapanModel-Pembelajaran-Langsung-Dengan-Video-Untuk-MeningkatkanHasil-Belajar-Siswa-Pada-Materi-Membuat-Pola-Celana-di-SMKNegeri-1-Baureno-Bojo [4] Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran Teori &Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. [5] Pardiyasari, Pandu Kusumadewi. 2014. Penerapan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dalam Model Pembelajaraan Kooperatif Student Team 20 Achievement Division (STAD). Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. [6] Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [7] Wijayanto, Muhammad Saifuddin Zuhri. 2014. Pengembangan E-Modul Berbasis Flip Book Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Diakses pada tanggal 17 Juni 2015 dari http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/masif2014/masif2014/paper/vi ewFile/487/436 [8] Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Press. [9] Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [10] Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta : Penerbit Erlangga. [11] Nuraeni, Neneng. 2011. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Diakses tanggal 03 dari Oktober 2014 http://cs.upi.edu/uploads/paper_skripsi_dik/EFEKTIVITAS%20PENE RAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20GENERATIF%20U NTUK%20MENINGKATKAN%20PEMAHAMAN%20SISWA%20D ALAM%20MATA%20PELAJARAN%20TEKNOLOGI%20INFORM ASI%20DAN%20KOMUNIKASI%28Neneng%20Nuraeni%29.pdf 21