5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Setiap perusahaan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anggaran
Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan cara-cara
pengendaliannya. Perencanaan merupakan dasar untuk mengadakan pengendalian,
sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan
demikian anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam
mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan
program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran
lazim digunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari
seluruh kegiatan Perusahaan. Dengan menggunakan anggaran, maka perusahaan
dapat menyusun perencanaan dengan baik, sehingga koordinasi dan pengendalian
dari seluruh kegiatan perusahaan akan dengan mudah dilaksanakan. (M. Nafarin
2000:9)
Penganggaran/pembuatan
anggaran
terutama
merupakan
pengarahan
perhatian (attention directing) karena membantu para manajer untuk memusatkan
perhatian pada masalah operasional dan keuangan pada waktu cukup dini untuk
perencanaan atau pelaksanaan yang efektif. Manajemen harus dapat mengantisipasi
peristiwa-peristiwa yang akan datang dan merencanakan apa yang harus dilakukan.
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang
mencakup jangka waktu satu tahun. Sebagai alat pengendali, anggaran berfungsi
sebagai tolak ukur,
sebagai pembanding, untuk mengevaluasi kinerja kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang. Dalam menetapkan suatu anggaran, perlu
memperhatikan langkah-langkah dalam tahap penyusunannya.
5
Salah satu unsur
6
terpenting pada saat realisasi penjualan yang didasarkan pada masa lalu dan melihat
perubahan-perubahan lingkungan luar yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Analisis ini sangat penting untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman yang dimiliki perusahaan sehingga memberi kesempatan bagi perusahaan
untuk menyusun anggaran yang realistis. (Mulyadi 2003:48)
Komponen anggaran ini paling sulit diperkirakan secara tepat. Beberapa
faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan (uncontrollable variables)
misalnya permintaan konsumen yang dapat berubah, potensi pasar, situasi ekonomi,
dan persaingan antar perusahaan turut mempengaruhi terhadap penyusunannya.
Untuk itu diperlukan kecermatan dan pertimbangan yang matang dalam menetapkan
dan menerapkan anggaran yang tepat dan efektif, agar dapat membawa perusahaan
kepada tujuannya dalam mencapai laba yang efektif.
2.1.1 Pengertian Anggaran
Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang berguna untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai
diperlukan suatu perencanaan yang baik. Penjabaran rencana tersebut secara
kuantitatif dikenal sebagai istilah anggaran.
Pengertian anggaran yang dikemukakan oleh Ellen Christina dkk (2001:1)
yaitu: ” Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan
datang”. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa anggaran merupakan
suatu alat perencanaan dan pengendalian operasi keuangan dalam suatu perusahaan.
Perencanaan diartikan sebagai suatu cara bertindak yang ditetapkan lebih dahulu,
yang berorientasi ke masa yang akan datang, yang akan digunakan untuk mengambil
suatu keputusan tentang cara bertindak setelah mempertimbangkan segala alternatif
yang ada.
7
Anggaran merupakan rencana terperinci yang dibuat oleh manajemen yang
mencakup perincian aktivitas yang akan dilakukan dalam satu tahun mendatang.
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini ada beberapa
pengertian anggaran yang dikemukakan oleh para ahli yaitu :
Munandar (2001:1) mengemukakan:
“ Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu ( periode) tertentu
yang akan datang”.
Menurut Munandar (2001:5-6), dari pengertian anggaran yang dikemukan
di atas terdapat 4 unsur penting dalam anggaran, yaitu:
1. Rencana adalah penentuan terlebih dahulu mengenai aktivitas atau kegiatan yang
akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Anggaran juga merupakan
rencana, karena anggaran merupakan perencanaan terlebih dahulu tentang
kegiatan – kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang. Hanya saja
anggaran merupakan suatu perencanaan yang mempunyai spesifikasi –
spesifikasi khusus, misalnya disusun secara sistematis mencakup seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter. Dengan demikian,
jelas bahwa anggaran merupakan salah satu bagian saja dari rencana – rencana
perusahaan.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh semua bagian – bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis
besar kegiatan perusahaan dapat dikelompokan menjadi lima kelompok yaitu
kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan
pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating), dan kegiatan
yang berhubungan dengan masalah personalia (personnel).
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan
pada berbagai macam kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Dengan unit
moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut sehingga
memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan, serta dianalisa lebih lanjut.
8
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran
berlaku untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam
anggaran adalah taksiran – taksiran (forecast) tentang apa yang terjadi dan apa
yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dalam kaitannya dengan
masalah jangka waktu (periode) anggaran, dikenal dua macam anggaran yaitu:
a. Anggaran strategis (strategic Budget), adalah suatu budget yang berlaku
untuk jangka waktu panjang yaitu yang melebihi satu periode akuntansi
(lebih dari satu tahun).
b. Anggaran taktis (tactical Budget), adalah suatu budget yang berlaku untuk
jangka waktu yang pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Budget
yang disusun untuk satu periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan
Budget periodik (periodical budget), sedangkan budget yang disusun untuk
jangka waktu yang kurang dari satu periode akuntansi (misalnya hanya untuk
jangka tiga bulanan) dinamakan budget bertahap (continuous budget).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
anggaran merupakan suatu rencana yang terkoordinasi, menyeluruh dan dinyatakan
dalam satuan moneter (uang), mengenai kegiatan operasi dan sumber-sumber daya
perusahaan, untuk suatu periode tertentu diwaktu yang akan datang yang disusun
oleh manajemen secara formal dan tertulis.
Oleh karena itu, untuk menyusun suatu anggaran memerlukan banyak waktu
dan biaya, maka ada kecenderungan bagi perusahaan untuk menyusun anggaran
yang meliputi jangka waktu yang panjang. Namun demikian, tidak setiap perusahaan
yang sesuai menggunakan anggaran yang berjangka panjang. Hanya perusahaan –
perusahaan yang mampu melakukan penaksiran – penaksiran (forecasting) jangka
panjang secara akurat yang sesuai menggunakan anggaran yang berjangka panjang.
Sedangkan bagi perusahaan – perusahaan yang tidak mampu melakukan penaksiran
jangka panjang secara akurat, sebaiknya menggunakan anggaran yang berjangka
pendek.
9
2.1.2 Perbedaan Anggaran dan Ramalan
Pengertian anggaran sering disamakan dengan pengertian ramalan oleh
sebagian masyarakat, karena keduanya berorientasi kemasa yang akan datang.
Perbedaan anggaran dan ramalan di atas dapat diperjelas dengan memberikan
karakteristik anggaran dan ramalan menurut Mulyadi (2001:490) yaitu sebagai
berikut :
Karakteristik Anggaran sebagai berikut :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa
para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi
dari penyusunaan anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala , kinerja keuangan realisasi sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Karakteristik Ramalan sebagai berikut:
1. Ramalan dapat dinyatakan dalam satuan keuangan atau dalam satuan selain
keuangan.
2. Ramalan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu.
3. Penyusunan ramalan tidak bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang
diramalkan.
4. Ramalan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang
yang lebih tinggi.
5. Ramalan akan selalu dimuktahirkan (Update) jika informasi baru menunjukkan
perubahan kondisi.
6. Penyimpangan dari yang diramalankan tidak dianalisis secara formal atau secara
berkala.
10
Dari uraian karakteristik di atas, dapat di jelaskan bahwa ramalan hanya
merupakan gambaran mengenai apa yang akan terjadi masa yang akan datang, tanpa
si pembuat ramalan dibebani tanggung jawab atas yang diramalkan. Anggaran
adalah proses memutuskan apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang
dan jika anggaran telah ditetapkan, maka para manajer dibebani untuk mencapainya.
Jadi dengan demikian jelaslah bahwa antara anggaran dengan ramalan itu
berbeda. Akan tetapi, ramalan mempengaruhi penyusunan anggaran, yaitu
digunakan sebagai alat bantu untuk menyusun anggaran. Hal ini bisa kita lihat dalam
penyusunan anggaran penjualan, dimana dasarnya adalah ramalan penjualan (sales
forecasting).
2.1.3
Penggolongan Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen anggaran mempunyai lingkup yang luas.
Seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, ada berbagai macam anggaran yang
mempunyai kegunaan masing-masing. Anggaran yang satu akan berbeda dengan
anggaran yang lain baik dari isinya, bentuknya, maupun kegunaannya. Untuk itu
perlu diketahui pengolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan
kekeliruan.
Menurut Ellen Christina, M. Fuad, Sugianto, dan Edy (2001:12) anggaran
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitasnya
2. Berdasarkan periode waktu
3. Berdasarkan fleksibilitasnya
Adapun penjelasan dari pengelompokan tersebut adalah:
1. Berdasarkan ruang lingkupnya atau intensitasnya terdiri dari:
a. Anggaran
komprehensif
(comprehensive
budget),
adalah
anggaran
perusahaan yang disusun dengan ruang lingkup menyeluruh yang mencakup
seluruh aktivitas perusahaan, baik di bidang pemasaran, produksi, keuangan,
personalia, maupun administrasi.
11
b. Anggaran parsial (partial budget), adalah anggaran perusahaan yang disusun
dengan ruang lingkup yang terbatas dan hanya mencakup sebagian dari
kegiatan perusahaan, misalnya terbatas pada kegiatan pemasaran saja,
produksi saja, ataupun keuangan saja.
2. Berdasarkan periode waktu:
a. Anggaran jangka pendek, adalah rencana kegiatan perusahaan secara rinci
dalam satu tahun anggaran.
b. Anggaran jangka panjang, adalah rencana kegiatan perusahaan dengan
cakupan waktu yang panjang dengan penekanan pada pengembangan profil
perusahaan pada masa yang akan datang. Anggaran jangka panjang
mencerminkan perencanaan menyeluruh tentang kegiatan yang akan
dilakukan dalam jangka panjang dan merupakan suatu kesatuan yang utuh
dari rencana yang disusun untuk kegiatan setiap tahun.
3. Berdasarkan fleksibilitasnya:
Ditinjau dari segi fleksibilitasnya, menurut M.Nafarin (2000:17) anggaran dapat
dibagi menjadi:
1. Anggaran tetap (fixed budget)
2. Anggaran variabel (variable budget)
Adapun penjelasan dari pengelompokan tersebut adalah:
1. Anggaran tetap (fixed budget)
Anggaran tetap adalah suatu anggaran yang disusun untuk periode waktu
tertentu, yang volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut
direncanakan revenue, cost, dan expenses.
Penyusunan anggaran dengan cara ini sangat jarang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan. Cara ini baru mungkin digunakan apabila asumsi dasar
yang digunakan oleh perusahaan tidak perusahaan sama sekali. Padahal dalam
kenyataannya, asumsi dasar tersebut seringkali berubah, karena harus
disesuaikan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi, seperti misalnya:
kembalinya volume produksi untuk disesuaikan dengan kemampuan penjualan
yang sebenarnya, ataupun karena berubahnya tingkat harga.
12
2. Anggaran variabel (Variabel budget)
Penyusunan anggaran dengan cara ini mempunyai karakteristik-karakteristik
sebagai berikut:

Disusun untuk periode tertentu, volume tertentu dan berdasarkan volume
tersebut diperkirakan revenue, cost, dan expenses.

Untuk mengetahui apakah asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak, maka
secara periodik dilakukan penilaian kembali. Bila sudah tidak cocok lagi,
maka asumsi-asumsi dasar harus diubah. Penilaian kembali dalam
pelaksanaan dapat dilakukan setiap kuartal atau triwulan. Apabila dalam satu
kuartal tertentu ternyata telah terjadi ketidaksesuaian, maka perlu dibuat
anggaran baru untuk kuartal berikutnya. Penilaian kembali dapat juga
dilakukan enam bulan sekali, tergantung dari kebijakan masing-masing
perusahaan.

Ditambahkan anggaran untuk triwulan pada periode anggaran berikutnya
dengan mengunakan data yang paling akhir dimiliki.
2.1.4 Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran
2.1.4.1 Kegunaan Anggaran
Banyak perusahaan dalam prakteknya, mampu beroperasi tanpa membuat
suatu anggaran. Akan tetapi, tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang mengoptimalkan efisiensi
dan produktivitas kinerja, serta kurang memanfaatkan kesempatan untuk
memperluas usaha.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan penyusunan anggaran menurut Ellen
Chistina dan kawan – kawan (2001:2), yaitu:
1. Sebagai alat perencanaan terpadu
Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana
perusahaan dan merupakan suatu alat manajemen yang dapat digunakan baik
untuk keperluan peencanaan maupun pengendalian.
13
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen
puncak maupun manejemen menengah.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Sistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan
antarbagian (divisi) secara keselurahan.
4. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran dapat digunkan sebagai alat pengawasan kegiatan yang sedang
dilaksanakan dalam perusahaan.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan
Pada penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan
evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran
selanjutnya.
2.1.4.2 Keterbatasan Anggaran
Di samping manfaat yang diperoleh dari anggaran yang telah disebutkan
diatas, harus diperhatikan juga bahwa anggaran pun mempunyai keterbatasan
(limitations). Menurut M. Nafarin (2000:13) beberapa keterbatasan dari anggaran
antara lain:
1. Anggaran disusun berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga
mengandung
unsur ketidakpastian.
2. Menyusun anggaran yang cermat membutuhkan waktu, uang, dan tenaga yang
tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran
secara lengkap dan akurat.
3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak
akan efektif.
14
2.1.5 Syarat – Syarat Anggaran
Agar anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan
menekan keterbatasan sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan
syarat – syarat yang harus dipenuhi. Menurut Gunawan dan Marwan (2003:19)
Syarat-syarat anggaran adalah :
1. Jenis dan mutu data tersedia.
2. Sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya yang digunakan.
3. Sikap manajemen didalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan hargaharga.
4. Tingkat kewenangan yang diberikan pimpinan kepada bawahannya (sentralisasi
ataudesentralisasi wewenang) untuk mengubah anggaran.
2.1.6
Tujuan Penyusunan Anggaran
Ellen Christina dan kawan – kawan (2001:4) mengemukakan
Tujuan penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga
bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap yang hendak dicapai
manajemen.
2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen terhadap pihak – pihak terkait
sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu
dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Untuk mengkoordinasikan cara / metode yang akan ditempuh dalam rangka
meminimalkan sumber daya karena dalam perusahaan dengan menggunakan
sumber daya yang minimal akan menghasilkan output tertentu.
5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan
kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan
koreksi.
15
2.1.7
Jenis – Jenis Anggaran
Perusahaan dalam menyusun anggaran, dapat mengacu pada ruang
lingkup/intensitas penyusunannya, fleksibilitasnya, maupun periode waktunya.
Menurut Ellen Christina dan kawan – kawan (2001:12) jenis – jenis anggaran
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkupnya / intensitas penyusunannya, anggran dibedakan
menjadi :
a. Anggaran Parsial
b. Anggaran Komprehensif
2. Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dibagi menjadi :
a. Anggaran Tetap (fixed budget)
b. Anggran Kontinyu (continues budget)
3. Berdasarkan periode waktu, anggaran dibagi menjadi :
a. Jangka Pendek (1 tahun)
b. Jangka Panjang (lebih dari I tahun).
Berikut adalah penjelasan dari jenis – jenis anggaran yang disebutkan diatas
bahwa anggaran parsial adalah anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya
anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja. Anggaran komprehensif
adalah suatu rangkaian dari anggaran perusahaan yang disusun secara lengkap dan
menyeluruh dari kegiatan di dalam perusahaan.
Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun dalam periode
tertentu dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan
revenue, cost dan expense, yang tidak ada revisi secara periodik. Anggaran kontinyu
adalah anggaran yang disusun untuk perode waktu tertentu, dengan volume tertentu,
dan berdasarkan volume tertentu diperkirakan besarnya revenue, cost dan expens,
namun secara periodik dilakukan penilaian kembali.
Anggaran jangka pendek (1 tahun) merupakan rencana perusahaan dengan
cakupan waktu yang pendek atau dengan kata lain anggaran yang disusun dengan
jangka waktu kurang dari 1 tahun. Anggaran jangka panjang (lebih dari 1 tahun)
16
merupakan rencana perusahaan dengan cakupan waktu yang panjang dengan
penekanan pada pengembangan profil perusahaan pada masa yang akan datang.
2.1.8 Prosedur Penyusunan Anggaran
Wewenang dan tanggung jawab penyusunan anggaran serta pelaksanaan
kegiatan pada dasarnya ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan, karena
pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab
atas kegiatan – kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas
penyiapan dan penyusunan anggaran serta kegiatan-kegiatan anggaran tidak harus
ditangani oleh pimpinan tertinggi sendiri,melainkan dapat didelegasikan kepada
bagian lain dalam perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:493) prosedur penyusunan anggaran memerlukn
tahapan sebagai berikut :
1. Penetapan sasaran oleh manajer atas.
2. Pengajuan ususlan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
3. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh
manajer bawah.
4. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh
manajer bawah.
Adapun siapa atau bagian apa
menyusun
yang diserahi tugas mempersiapkan dan
anggaran tersebut tergantung pada struktur organisasi perusahaan
masing-masing.
Akan
tetapi
pada
garis
besarnya
tugas
menyusun
dan
mempersiapkan anggaran ini dapat didelegasikan bagian-bagiannya yang menurut
Munandar (2001:17-19) terdiri atas :
(1) Bagian Administrasi
Bagian administrasi ada pada perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena pada
perusahaan kecil, kegiatan – kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks,
sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan
anggaran dapat diserahkan pada salah satu bagian saja dari perusahaan yang
17
bersangkutan, dan tidak perlu melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan.
(2)
Panitia Anggaran
Panitia anggaran ada pada perusahaan yang besar. Hal ini disebabkan pada
perusahaan yang besar kegiatan – kegiatan yang besar cukup kompleks,
beraneka ragam ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi
tidak mungkin dan tidak mampu lagi menyusun anggaran sendiri tanpa
partisipasi secara aktif bagian – bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena
itu, penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua
bagian yang ada pada perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran.
Sedangkan menurut M. Nafarin (2004:12) menuturkan dalam penyusunan
anggaran perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan .
2. Data tahun-tahun sebelumnya.
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Sofyan Syafri Harahap (2001:83-84) mengemukakan tiga prosedur
penyusunan anggaran yang biasanya digunakan suatu organisasi, yaitu:
1. Otoriter atau Top Down Budgeting
Adalah prosedur penyusunan anggaran yang ditetapkan sendiri oleh pimpinan
dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan
2. Demokrasi atau Bottom Up Budgeting
Adalah prosedur penyusunan anggaran berdasarkan hasil karyawan. Budget
disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan.
3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up Budgeting
Adalah prosedur penyusunan dari kedua metode di atas. Disini perusahaan
menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya
dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan.
18
Prosedur penyusunan anggaran dalam Bottom Up Budgeting dilakukan oleh
manajer tingkat bawah dengan pertimbangan bahwa mereka dapat mempersiapkan
suatu perincian yang lebih realistis untuk mendukung anggaran yang mereka
siapkan.
Dalam Bottom Up Budgeting, proposal anggaran disusun oleh supervisor
dengan pedoman yang diberikan manajer tingkat atas. Pengkajian terhadap anggaran
itu dilakukan oleh kepala bagian, yang kemudian akan dibuat anggaran perdepartemen. Anggaran tersebut diserahkan kepada manajer yang lebih tinggi untuk
mendapatkan persetujuannya. Demikian proses ini berlangsung sampai anggaran
selesai dibuat oleh controller, yang kemudian akan diserahkan kepada komite
anggaran untuk pengkajian lebih layak. Komite anggaran dapat melakukan
perubahan-perubahan bila diperlukan setelah anggaran disahkan oleh dewan direksi,
lalu anggaran akan didistribusikan ke masing-masing departemen dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan perusahaan.
Dalam Top Down dan Bottom Up Budgeting perusahaan menyusun budget
dengan memulainya dari atas dan
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan
dilanjutkan oleh karyawan bawahan.
Dari pengertian diatas jelas bahwa anggaran penjualan hanyalah merupakan
salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan dibidang pemasaran. Produk
yang akan ditawarkan kepada konsumen dapat berupa barang atau jasa, penjualan
produk ini memerlukan perhatian yang khusus supaya mendapat target yang telah
ditetapkan. Penyusunan anggaran penjualan merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan karena atas dasar anggaran penjualan ini, seluruh kegiatan yang ada
didalam perusahaan akan disusun perencanaannya.
2.1.9 Dasar-Dasar Penganggaran
Agar realisasi dan penerapan anggaran dapat berjalan secara efektif, maka
perlu diperhatikan aspek yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran. Dasar-dasar
19
yang harus ada agar anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, menurut
Sofyan Syafri Harahap (2002:127) adalah sebagai berikut:
1. Komitmen Pimpinan
2. Struktur Organisasi
3. Sistem Akuntansi Pertanggung jawaban
4. Komunikasi
5. Realitas
6. Dimensi Waktu
7. Fleksibel
8. Dukungan Staf
9. Berjalannya proses manajemen dan proses pengawasan
10. Tindak Lanjut
Adapun penjelasan dari dasar-dasar penganggaran di atas adalah:
1. Komitmen pimpinan, yaitu harus ada komitmen yang kuat dan keterlibatan
manajemen puncak terhadap pelaksanaan anggaran, karena tanpa ini maka
anggaran akan berjalan tanpa daya dan tanpa memberi manfaat.
2. Struktur organisasi, yaitu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang
jelas dan dapat menampung konsep pelaksanaan.
3. Sistem akuntansi pertanggung jawaban, yaitu sistem akuntansi yang baik berarti
sistem itu harus dapat mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang
dilakukan oleh pusat-pusat pertanggung jawaban.
4. Komunikasi, karena komunikasi akan memberikan informasi yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan. Jika dalam suatu perusahaan komunikasi
tidak baik, maka anggaran tidak berjalan efektif.
5. Realistis, artinya layak dan wajar dicapai dengan situasi dan kondisi yang ada.
6. Dimensi waktu, anggaran yang disusun harus dibagi dalam periode tertentu,
apakah jangka panjang, jangka pendek, setahun, satu semester, sebulan atau
periode yang lebih kecil lagi.
20
7. Fleksibel, karena dalam menerapkan anggaran ini kita harus fleksibel, tidak kaku
dan harus menyesuaikan diri dengan kondisi dan perkembangan yang ada
apalagi tidak termasuk dalam perkembangan dalam menyusun anggaran.
8. Dukungan staf, karena anggaran hanya efektif jika mendapat dukungan dari
semua pihak atasan maupun bawahan. Harus direncanakan pula kegiatan
pemasyarakatan atau sosialisasi anggaran mulai dari atasan sampai bawahan.
9. Berjalannya proses manajemen dan proses pengawasan, perusahaan harus
menerapkan manajemen ilmiah melalui proses manajemen yang dikenal sebagai
fungsi manajemen. Demikian juga proses pengawasan harus dimulai dari adanya
standar, pengukuran, perbandingan, analisis penyimpangan dan tindakan.
10. Tindak lanjut, yaitu perlu disesuaikan dengan situasi, perlu diikuti dengan
prestasi atau realisasinya, dan perlu dievaluasi pelaksanaannya agar dapat
menjadi bahan dalam penerapannya kemudian atau tahun berikutnya.
2.2
Anggaran Penjualan
2.2.1 Pengertian Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan umumnya menggambarkan penghasilan yang diterima
karena ada penjualan. Anggaran penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk
yang dijual, volume produk yang akan dijual, harga per unit, waktu penjualan dan
daerah penjualannya. Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran
lainnya.
Menurut Munandar (2001:49) pengertian anggaran penjualan adalah
sebagai berikut :
“Anggaran penjualan ialah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis barang yang
akan dijual, jumlah barang yang akan dijual, harga barang yang akan
datang, waktu penjualan, serta tempat penjualannya”.
21
Sedangkan anggaran penjualan menurut Ellen Chistine, M. Fuad, Sigiarto,
Edy Sukarno (2001:22) :
”Anggaran yang menggambarkan penghasilan yang diterima secara
lebih rinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas)
produk yang akan dijual, jumlah (kuantitas) atau volume penjualan
yang akan dijual dengan harga per unit waktu penjualan dan daerah
penjualannya ”.
Pada kebanyakan perusahaan permasalahan yang paling berat dihadapi
adalah masalah penjualan produk perusahaan baik dalam bentuk barang maupun jasa
dalam perusahaan, penjualan produk ini memerlukan perhatian yang khusus
sehingga akan mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penyusunan
anggaran penjualan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan
tersebut karena atas dasar anggaran penjualan ini, seluruh kegiatan yang ada dalam
perusahaan tersebut akan disusun perencanaannya.
2.2.2 Tujuan Anggaran Penjualan
Tujuan utama dari anggaran penjualan yang dikemukakan olen Glenn H.
Welsch dan kawan – kawan yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy
(2000:147) adalah :
1.
Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa yang akan
datang.
2.
Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses
perencanaan.
3.
Untuk memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari
rencana laba yang menyeluruh.
4.
Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang
dilakukan.
Anggaran penjualan mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan yang
akan diperoleh dan membantu manajemen dalam proses perencanaan pemasaran
22
serta menyediakan informasi bagi penyusunan komponen anggaran yang lain dan
membantu dalam aktivitas penjualan.
2.2.3 Kegunaan Anggaran Penjualan
Menurut Munandar (2001:50), kegunaan anggaran penjualan dipisahkan
menjadi 2 cara yaitu:
1. Secara umum
Secara umum semua anggaran termasuk anggaran penjualan, mempunyai tiga
kegunaan pokok, yaitu:
a. Sebagai Pedoman kerja.
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
c. Sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam
memipmpin jalannya perusahaan.
2. Secara khusus
Secara khusus anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua
anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang
bersaing, anggaran penjualan harus disusun paling awal daripada semua
anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan.
2.2.4 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Penjualan
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen seharusnya menyusun
anggaran yang merupakan penjabaran secara lebih terperinci dari masing-masing
tujuan menjadi program-program kerja yang akan dilaksanakan. Karena luasnya
aktivitasnya adalah mustahil bilamana program-program kerja ini harus dipikirkan
dan disusun oleh 1 orang petugas saja. Demikian pula karena pelaksanaannya nanti
akan melibatkan seluruh bagian dengan personalia dari berbagai jenjang organisasi
dan dengan berbagai keahlian yang berbeda, maka penyusunan anggaran perlu
melibatkan berbagai personalia inti dari berbagai fungsi operasional perusahaan.
Komisi anggaran biasanya di bawah direksi. Penyebab utamanya adalah
pada saat penyusunan dan pelaksanaannya anggaran memerlukan keterlibatan
23
personalia dari berbagai bagian.
Dengan menetapkan komisi anggaran secara
langsung di bawah direksi, diharapkan
anggaran yang tersusun nantinya akan
memperoleh dukungan secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan.
Sehingga anggaran benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk
menggerakkan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian.
Di samping itu dapat juga diminta bantuan para petugas dari bagian statistik
dan analisis ekonomi untuk membantu penyusunan perkiraan tentang kondisi
ekonomi tahun-tahun yang akan datang.
Demikian pula petugas akuntansi
dibutuhkan keahliannya untuk menyusun berbagai biaya standar yang sangat
mempermudah penyusunan berbagai jenis anggaran.
Yang terakhir tetapi memiliki peranan yang cukup menentukan adalah kepala
perencanaan atau kepala bagian anggaran sendiri, yaitu sebagai penghubung dan
sumber informasi antar bagian, sebagai koordinator dan sekaligus penengah jika
terjadi pertikaian antar bagian. Selain itu juga untuk meyakinkan bahwa anggaran
yang disusun oleh masing-masing bagian bukan saja tidak bertentangan satu sama
lain tetapi saling menunjang ke arah tercapainya sasaran akhir, yakni laba yang
diharapkan.
Menurut R.A Supriyono (2001:92) langkah-langkah penyusunan anggaran
dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang akan
mempengaruhi masa depan.
2. Menentukan perencanaan strategis dan program, yaitu penentuan tujuan
organisasi dan rencana masa depan.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi dan rencana jangka panjang ke manajer
di bawahnya serta komite anggaran sehingga mereka mengetahui tujuan yang
akan dicapai dan cara-cara pokok untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Memilih taktik, mengkoordinasikan kegiatan dan mengawasi kegiatan.
5. Menyusun usulan anggaran dari tiap divisi yang selanjutnya akan diserahkan
kepada komite anggaran.
24
6. Menyarankan revisi usulan anggaran dari setiap divisi agar terdapat sinkronisasi
dengan anggaran divisi yang lain, dan agar sesuai dengan rencana jangka
panjang dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
7. Menyetujui revisi usulan anggaran dari setiap divisi dan mensahkannya menjadi
anggaran perusahaan.
8. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke
setiap divisi dan bagian organisasi dibawahnya sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan dan sekaligus sebagai alat pengendalian.
Anggaran yang telah disusun dan disetujui, kemudian akan menjadi tanggung
jawab manajemen dan organisasi dibawahnya untuk melaksanakan rencana yang
tertuang dalam anggaran tersebut. Realisasinya anggaran dapat tercapai bila
anggaran itu sendiri telah memadai dan pelaksanaannya dikelola dengan baik oleh
manajemen dan semua pihak yang melaksanakan anggaran tersebut.
2.2.5
Ramalan Penjualan dalam Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan yang akan disusun biasanya memerlukan peramalan
khususnya tentang produk yang diperkirakan akan mampu dijual serta harga jualnya.
Biasanya informasi itu dikaitkan dengan waktu serta tempat atau daerah penjualan
yang akan dijangkau.
Menurut M.Nafarin (2000:24-28) berdasarkan sifatnya, metode untuk
melakukan penaksiran tersebut dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu:
1. Peramalan yang bersifat kualitatif (non statistical method atau opinion
method)
Yaitu cara penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara
penaksiran semacam ini mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa
pendapat seseorang seringkali diwarnai hal-hal yang bersifat subjektif daripada
yang bersifat objektif. Dengan demikian ketepatan atau keakuratan hasil
taksirannya menjadi diragukan.
25
Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif, antara lain:
a) Pendapat pimpinan bagian pemasaran (executive opinion);
b) Pendapat para petugas penjualan (salesman);
c) Pendapat lembaga-lembaga penyalur (channel of distribution);
d) Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar);
e) Pendapat para ahli (konsultan).
2. Peramalan yang bersifat kuantitatif (statistical method)
Yaitu cara penaksiran yang menitikberatkan pada perhitungan angka dengan
mengunakan berbagai metode statistika. Dengan mengunakan cara penaksiran
semacam ini diharapkan dapat sejauh mungkin menghilangkan unsur subjektif
seseorang, sehingga hasil taksirannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Namun penaksiran ini juga mengandung kelemahan yaitu adanya hal-hal yang
tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti misalnya: selera konsumen,
kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan, cara berpikir masyarakat, dan
sebagainya.
Walaupun kedua cara peramalan tersebut mempunyai kebaikan dan
kelemahan-kelemahan masing-masing, tetapi dalam praktiknya cara peramalan yang
bersifat kuantitatif dipakai sebagai peramalan utama, kemudian digunakan
peramalan kualitatif sebagai penunjang.
2.2.6
Dasar Penyusunan Anggaran Penjualan
Dasar utama penyusunan anggaran penjualan ialah hasil ramalan penjualan
yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model yang sesuai dengan keadaan
perusahaan. Dalam menetapkan jumlah penjualan yang akan dianggarkan pada
periode yang akan datang, kemampuan finansial, kemampuan teknis dan
kemampuan ekonomis harus dipertimbangkan secara bersama-sama.
Dasar-dasar penyusunan anggaran digunakan sebagai pegangan, dalam hal
ini penyusunan anggaran penjualan harus sesuai dengan tujuan umum perusahaan.
Anggaran penjualan disusun dengan menggunakan berbagai pendekatan, masing-
26
masing pendekatan memiliki konsekuensi yang berbeda-beda sehingga perlu
dipertimbangkan cara pendekatan yang paling menguntungkan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan menurut Gunawan dan Marwan
(2003:123-124) antara lain :
1. Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan seperti
a. Luas pasar
a) Bersifat lokal
b) Bersifat regional
c) Bersifat nasional
b. Keadaan persaingan
a) Bersifat monopoli
b) bersifat persaingan bebas
c) Bersifat persaingan monopolistis
c. Kemampuan pasar yang menyerap barang
d. Keadaan atau sifat konsumen, apakah konsumennya merupakan
a) Konsumen akhir
b) Konsumen industri
2. Kemampuan finansial
a. Kemampuan membiayai penelitian ppasar yang dilakukan
b. Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk memcapai target penjualan
3. Keadaan personalia; apakah jumlah tenega kerja yang tersedia mampu untuk
melakukan tugas-tugasnya agar target yang ditentukan tercapai
4. Dimensi waktu; diperlukan sebab apabila rencana yang dilakukan terlalu awal,
kemungkinan terjadi perubahan keadaan. Selain itu juga perlu dipertimbangkan
sampai beberapa lama rencana disusun masih realistis”.
2.2.7 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran yang
dimuat di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya
nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai
27
data, informasi, dan pengelaman yang merupakan faktor–faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan suatu anggaran. Adapun faktor–faktor yang
harus dipertimbangkan menurut Munandar (2001:50-52), secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua kelompk yaitu :
1. Faktor – Faktor Intern
Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan
sendiri. Faktor – faktor tersebut antara lain :
a. Pejualan tahun – tahun lalu.
b. Kebijakan perusahaan.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d. Tenaga kerja yang tersedia.
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f. Fasilitas – fasilitas lainnya yang dimiliki perusahaan.
2. Faktor – faktor ekstern
Faktor-faktor eksternal menurut Glenn H. Welsch dan kawan-kawan yang
diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy (2000:8). Faktor – faktor
tersebut antara lain :
a. Populasi.
b. Produk nasional bruto.
c. Penjualan dalam industri.
d. Kegiatan pesaing.
e. Line produk.
Download