18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan berorientasi mendapatkan keuntungan yang sebesar-sebesarnya untuk meningkatkan perekonomiannya. Perusahaan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Keberadaan perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya yang menyebabkan hubungan timbal balik antara masyarakat dengan perusahaan. Hal ini membuat perusahaan memiliki tanggung jawab sosial pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kadangkala dalam meningkatkan keuntungan, perusahaan lupa akan tanggung jawab sosial yang sangat signifikan bagi perkembangan perusahaan. Banyaknya demonstrasi yang dilakukan masyarakat terhadap perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan kurang memperhatikan lingkungan dan tanggung jawab sosial, sehingga menghambat kinerja perusahaan pada umumnya (Septira, 2011). Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan isu penting di abad ini. Perusahaan dituntut 19 untuk peduli terhadap lingkungan dan juga tanggung jawab sosial. Tekanan yang berasal dari masyarakat dan pemerintah mendesak terjadinya keseimbangan antara orientasi bisnis dengan kepedulian atas kondisi sosial dan lingkungan. Contoh sederhana dari penerapan tanggung jawab sosial adalah menghasilkan produk yang aman, tidak berbahaya bagi kesehatan, dan ramah lingkungan. Dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, perusahaan juga di tuntut dapat berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Keberadaan perusahaan juga tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan masyarakat sebagai lingkungan eksternal dari perusahaan tersebut, sehingga menyebabkan keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Dalam Undang-undang PT No. 40 tahun 2007 disebutkan bahwa perusahaan berhak menggunakan sumber daya alam serta sumber daya manusia di sekitarnya, tetapi perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan semua akibat yang diperoleh dari proses operasionalnya. Undang-undang tersebut juga mewajibkan perusahaan memberikan kontribusi sosial secara langsung kepada masyarakat dimana kontribusi tersebut bisa meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta lingkungannya. Sejatinya, pemilik perusahaan bukan hanya shareholders atau para pemegang saham, melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif 20 berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, bergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Halim dan Supomo, 2005). Dalam era globalisasi sekarang, terjadi pergeseran pola pikir perusahan menjadi lebih bersifat social oriented. Perusahaan dituntut untuk tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi saja (profit), tetapi perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan turut menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Wibisono, 2007: 32). Elkington (1998) melalui bukunya Cannibals With Forks: The Tripple Bottom Line in 21st Century Business. Masyarakat mengharapkan dunia usaha agar lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungannya sehingga dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya usaha. Isu utama dari konsep CSR adalah komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pelaksanaan CSR di Indonesia semakin mendapatkan perhatian setelah muncul berbagai permasalahan yang diakibatkan kelalaian suatu perusahaan dalam menjaga lingkungan akibat dari aktivitas operasionalnya. Dalam UU PT No. 40 tahun 2007 yang telah disahkan oleh DPR disebutkan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang wajib melaksanakan CSR adalah perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam, 21 sedangkan perusahaan yang tidak terkait dengan sumber daya alam bebas dari kewajiban tersebut. Sekarang ini CSR tidak lagi dianggap sebagai biaya, tetapi sebagai investasi dalam mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. CSR bisa memberikan hubungan timbal balik yang signifikan bagi perusahaan, CSR juga bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. CSR juga mempunyai manfaat, antara lain menciptakan brand image bagi perusahaan di tengah pasar yang kompetitif sehingga akan mampu menciptakan customer loyalty dan meningkatkan reputasi bisnis. CSR juga dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan license to operate baik dari pemerintah maupun masyarakat, atau secara tidak langsung CSR juga bisa digunakan sebagai iklan bagi perusahaan yang bersangkutan. Seperti yang dirangkum oleh “Business for Social Responsibility” (Kotl dan Lee, 2005), penelitian pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Environment International Ltd., The Prince of Wales Business Leaders Forum, dan Conference Board yang melakukan survey 25.000 warga di 23 negara bahwa: 1. Sembilan puluh persen responden menginginkan perusahaan agar fokus lebih dari mendapatkan keuntungan semata. 2. Enam puluh persen responden menyatakan mereka membentuk kesan perusahaan berdasarkan pada persepsi dari tanggung jawab sosial. 22 3. Empat puluh persen mengatakan mereka juga bereaksi negatif atau mengatakan hal-hal negatif tentang perusahaan yang mereka anggap tidak bertanggung jawab secara sosial. 4. Tujuh belas persen menyatakan bahwa mereka benar-benar menghindari produk dari sebuah perusahaan yang mereka anggap tidak bertanggung jawab secara sosial. Dari survey tersebut, dapat diketahui atau di simpulkan bahwa CSR pada saat ini merupakan elemen yang sangat penting dan harus dilakukan oleh perusahaan apabila perusahaan tersebut masih ingin bertahan dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Menurut survey Pohle dan Hitner (IBM Journal) pada 250 business leader di seluruh dunia, ditemukan bahwa perusahaan telah menentukan langkah strategis dalam mengembangkan corporate social responsibility, sekarang 68 persen menggunakan CSR sebagai sebuah kesempatan dan dasar untuk pertumbuhan. Selain itu juga ditemukan bahwa kini para business leader mulai menggunakan corporate social responsibility sebagai strategi pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth). PT Suprama adalah perusahaan yang bergerang di bidang manufaktur dengan produksi mie kering juga tidak luput dari masalah tanggung jawab sosial. Dalam penelitian ini diangkat judul Penerapan Corporate Social Responsibility Dalam Mencapai Sustainable Growth Pada PT Suprama untuk mengetahui penerapan CSR perusahaan dalam mencapai sustainable growth yang akan mempengaruhi penjualan dan lingkup atau area penjualan perusahaan. 23 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan CSR pada PT Suprama ? 2. Apakah penerapan CSR berpengaruh terhadap sustainable growth di PT Suprama ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan corporate social responsibility di PT Suprama dalam mencapai sustainable growth. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin diperoleh antara lain : 1. Bagi Penulis : a. Mengetahui penerapan CSR dan ilmu akuntansi yang berhubungan dengan CSR sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang dan memiliki tuntunan yang besar. b. Memberikan pengetahuan serta memperluas wawasan mengenai CSR. 24 2. Bagi Perusahaan : Sebagai informasi bagi PT Suprama, untuk melakukan evaluasi penerapan CSR dalam membantu perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. 3. Bagi Pembaca : Penelitian ini bisa memberikan tambahan atau sumbangan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang lebih lanjut lagi. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian meliputi evaluasi atas penerapan CSR pada PT Suprama dalam mencapai Sustainable Growth, dengan menganalisis implementasi kegiatan sosial perusahaan dan peningkatan prosentase penjualan serta area atau lingkup penjualan.