universitas indonesia pengaruh kelas ibu hamil terhadap

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH KELAS IBU HAMIL
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN IBU
DAN ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II
KABUPATEN KEBUMEN
SKRIPSI
LINARSIH
1006820480
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK
JUNI 2012
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH KELAS IBU HAMIL
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN IBU
DAN ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II
KABUPATEN KEBUMEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
LINARSIH
1006820480
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DEPOK
JUNI 2012
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Linarsih
NPM
: 1006820480
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 29 Juni 2012
ii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama
NPM
Program Studi
Judul Skripsi
Linarsih
1006820480
Kebidanan Komunitas
Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil
Mengenai Kesehatan Ibu Dan Anak Di Wilayah
Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen
Tahun 2012
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Peminatan Kebidanan
Komunitas, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: dr. Iwan Ariawan, MSPH
Penguji
: dr. Yovsyah, M.Kes
Penguji
: H. Hermansyah, SKM, MPH
Ditetapkan di : Depok
Tanggal
: Juni 2012
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS
Nama
: Linarsih
Tempat/tanggal lahir : Sleman, 28 Nopember 1972
Asal Instansi
: UPTD Unit Puskesmas Sempor II
Alamat
: Rt. 2 Rw. 2 Pekuncen Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah
II.
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri Nglengking II Sleman
: Lulus tahun 1985
SLTP Negeri Sendangsari Sleman
: Lulus tahun 1988
SPK Karya Husada Yogyakarta
: Lulus tahun 1992
PPB SPK Ngesti Waluyo Temanggung
: Lulus tahun 1993
D III Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
: Lulus tahun 2007
FKM UI Peminatan Kebidanan Komunitas : 2010 – 2012
III.
RIWAYAT PEKERJAAN
Puskesmas Sempor II Kab. Kebumen
: Tahun 1993 s/d sekarang
v
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah
melimpahkan
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam tak lupa penulis sampaikan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat yang telah
menyampaikan risalah sehingga penulis dapat merasakan nikmatnya iman islam.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan
Komunitas pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penulis
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr. Iwan Ariawan, MSPH selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, dan petunjuk dengan penuh kesabaran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. dr. Yovsyah, M.Kes selaku dosen penguji dalam yang telah banyak
memberikan masukan yang berharga bagi sempurnanya penulisan ini.
3. H. Hermansyah, SKM, MPH selaku penguji luar yang telah memberikan
masukan yang berharga bagi sempurnanya penulisan ini.
4. drg. Isodora Suryaningtyas selaku Kepala Puskesmas Sempor II yang telah
memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian di wilayah kerja
Puskesmas Sempor II.
5. Hj. Dwi Suryani Amd. Keb selaku bidan koordinator Puskesmas Sempor
II beserta tim kelas ibu hamil yang telah membantu pelaksanaan klas ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Sempor II, sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitian ini dengan lancar.
6. Bapak/ibu dan teman-teman seluruh karyawan Puskesmas Sempor II,
terima kasih atas semangat serta dukungan moril yang tak terhingga.
7. Seluruh peserta kelas ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Sempor II, yang
telah mengikuti pelatihan dengan sabar, tekun dan penuh semangat.
vi
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
8. Ibuku tercinta, yang telah memberikan doa yang tulus serta dukungan
moril dan materiil, untuk ayahku tercinta (almarhum), meskipun ayah
tidak bisa mengawal anakmu hingga lulus dari perkuliahan ini, akan
kuingat selalu pesan terakhirmu sebagai pemacu semangat
untuk
menyelesaikan pendidikan ini.
9. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan moril,
materiil dan doa, serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.
10. Seluruh keluarga, bapak dan ibu mertua, kakak, adik yang telah
memberikan dukungan selama penulis kuliah.
11. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah berbagi ilmu dan pengalaman,
terima kasih atas bantuan dan masukan kalian demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini, semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis.
12. Teman teman satu bimbingan yang selalu memberikan motivasi dan saran
dalam penulisan ini.
13. Teman-teman mahasiswa bidkom angkatan 2010 serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis
dalam pembuatan skripsi ini
Semoga semua pihak yang telah disebut diatas mendapat anugerah yang
berlimpah dari Allah SWT, atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, jika dalam penulisan laporan ini pembimbing atau pembaca masih
menemukan kesalahan dan kekurangan maka penulis dengan senang hati
menerima saran, koreksi dan kritiknya.
Depok, Juni 2012
Penulis
vii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama
: Linarsih
NPM
: 1006820480
Program Studi
: Sarjana Kesehatan Masyarakat
Departemen
: Kebidanan Komunitas
Fakultas
: Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengaruh
Kelas
Ibu
Hamil
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan
Dan
Keterampilan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Ibu Dan Anak Di Wilayah
Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”.
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Depok
Pada Tanggal
: Juni 2010
Yang menyatakan
(Linarsih)
viii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Linarsih
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Judul
: Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Ibu Dan Anak
Di Wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen
Tahun 2012
Pendidikan kesehatan ibu dan anak lebih banyak dilaksanakan melalui konsultasi
perorangan atau perkasus pada waktu ibu datang memeriksakan kehamilannya,
bayi atau balitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu
hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai
kesehatan ibu dan anak. Desain penelitian menggunakan rancangan quasi
experiment dimana seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 42 ibu hamil. Uji
hipotesis menggunakan paired sample t-test. Hasil menunjukkan ada perbedaan
yang bermakna antara pengetahuan, keterampilan sebelum dan sesudah pelatihan
serta keterampilan sesudah dan satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil,
dengan demikian perlu dikembangkan program kelas ibu hamil sebagai salah satu
upaya untuk menekan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
Kata kunci:
Kelas ibu hamil, pengetahuan, keterampilan, kesehatan ibu dan anak
ix
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Linarsih
Study Program: Public Health
Title
: The Effect of Against Pregnant Women Class Increasing
Knowledge And Skills Regarding Pregnant Mother And Child
Health In Area Of Puskesmas Sempor II Regency of Kebumen
Year 2012
Maternal and child health education more consultation is carried out through
individual or per case at the time the mother came to check her pregnancy, babies
or toddler. This study aims to determine the effect of pregnant women class to
increase their knowledge and skills of pregnant women on maternal and child
health. The study design is quasi experiment using a design where the entire
population sampled, amounting to 42 pregnant women. Hypothesis testing using a
paired sample t-test. The results showed there were significant differences
between the knowledge, skills before and after training skills and one month after
the training pregnant women class, as such programs should be developed
pregnant women class as part of efforts to reduce morbidity and mortality in
mothers and babies.
Key words:
Pregnant women class, knowledge, skills, maternal and child health
x
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN. ....................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH. ................................ viii
ABSTRAK. ................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR ISTILAH. ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xviii
1. PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah. ........................................................................................ 8
1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian. ............................................................................................ 9
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................. 10
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 11
2.1 Kelas Ibu Hamil ............................................................................................. 11
2.1.1 Tujuan Kelas Ibu Hamil ..................................................................... 12
2.1.2 Hasil Yang Diharapkan ...................................................................... 14
2.1.3 Sasaran Kelas Ibu Hamil .................................................................... 15
2.1.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil............................................................. 15
2.1.5 Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ............................................. 16
2.1.6 Materi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ................................................. 16
2.2 Pengetahuan ................................................................................................... 18
2.2.1 Definisi Pengetahuan.......................................................................... 18
2.2.2 Tingkat Pengetahuan .......................................................................... 19
2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan.......................................................... 20
2.3 Keterampilan/Praktek..................................................................................... 22
2.4 Karakteristik Ibu Hamil.................................................................................. 23
2.4.1 Umur. ................................................................................................. 23
2.4.2 Pendidikan.......................................................................................... 25
2.4.3 Pekerjaan. ........................................................................................... 27
2.4.4 Paritas................................................................................................. 27
2.4.5 Umur Kehamilan................................................................................ 28
2.5 Buku Kesehatan Ibu dan Anak....................................................................... 29
2.6 Pendidikan /Promosi Kesehatan..................................................................... 30
xi
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
2.6.1 Pengertian........................................................................................... 30
2.6.2 Metode Promosi Kesehatan................................................................ 30
2.6.3 Media Promosi Kesehatan.................................................................. 32
2.7 Komunikasi. ................................................................................................... 35
2.7.1 Proses Komunikasi............................................................................. 35
2.7.2 Tahap Komunikasi. ............................................................................ 35
2.7.3 Faktor Yang Mempengaruhi berkomunikasi Dengan Ibu Hamil....... 37
2.8 Kerangka Teori............................................................................................... 38
3. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL .. 40
3.1 Kerangka Konsep......................................................................................... 40
3.2 Hipotesis. ..................................................................................................... 41
3.3 Definisi Operasional. ................................................................................... 42
4. METODE PENELITIAN .................................................................................. 45
4.1 Disain Penelitian ............................................................................................ 45
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. ........................................................................ 46
4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................................................... 46
4.4 Populasi dan Sampel...................................................................................... 47
4.5 Pengumpulan Data. ........................................................................................ 48
4.6 Pelaksanaan Penelitian................................................................................... 49
4.7 Sumber Media KIE. ....................................................................................... 52
4.8 Pengolahan Data. ........................................................................................... 52
4.9 Analisa Data................................................................................................... 53
5. HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 55
5.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian................................................................ 55
5.2 Visi dan Misi Puskesmas Sempor II. ............................................................. 56
5.3 Demografi....................................................................................................... 56
5.4 Fasilitas dan Sumber daya.............................................................................. 56
5.5 Analisis Univariat........................................................................................... 58
5.6 Analisis Bivariat Paired t-Test....................................................................... 65
6. PEMBAHASAN. ................................................................................................ 66
6.1 Keterbatasan Penelitian.................................................................................. 66
6.2 Pelaksanaan Intervensi. .................................................................................. 66
6.3 Karakteristik Responden Penelitian. .............................................................. 69
6.4 Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum dan Sesudah Intervensi Pelatihan
Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ...................................... 70
6.5 Perbedaan Pengetahuan Antara Sesudah Dengan Satu Bulan Sesudah
Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ..... 73
6.6 Perbedaan Keterampilan Antara Sebelum dan Sesudah Intervensi
Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ...................... 74
6.7 Perbedaan Keterampilan Sesudah Dengan Satu Bulan Sesudah Intervensi
Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ...................... 75
xii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
7. SIMPULAN DAN SARAN. ............................................................................... 77
7.1 Simpulan. ....................................................................................................... 77
7.2 Saran............................................................................................................... 77
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
xiii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1
Fasilitas dan Sumber Daya Kesehatan UPTD Puskesmas Sempor II
Tahun 2012 ........................................................................................... 56
Tabel 5.2
Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sempor II Tahun
2012 ...................................................................................................... 56
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi ibu hamil menurut karakteristik ibu hamil ........... 59
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi menurut keterpaparan informasi pengetahuan
KIA dan sumber informasi yang diperoleh........................................... 60
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi menurut keterpaparan informasi keterampilan
KIA dan sumber informasi yang diperoleh........................................... 61
Tabel 5.6
Distribusi menurut pengetahuan dan keterampilan sebelum, sesudah
dan satu bulan setelah intervensi .......................................................... 63
Tabel 5.7
Selisih skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi dan
sesudah dengan satu bulan sesudah intervensi ..................................... 64
xiv
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Teori................................................................................... 39
Gambar 3.1
Kerangka Konsep . ............................................................................. 40
Gambar 4.1
Bentuk Rancangan Penelitian.............................................................. 45
Gambar 5.1
Peta Wilayah Puskesmas Sempor II.................................................... 54
xv
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISTILAH
AIDS
: Acquired Immuno Defisyency Sindrom
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKI
: Angka Kematian Ibu
ANC
: Ante Natal Care
APE
: Alat Permainan Edukatif
BBL
: Bayi Baru Lahir
BBLR
: Berat Badan Lahir Rendah
BOK
: Bantuan Operasional Kesehatan
CD
: Compac Disc
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
IMD
: Inisiasi Menyusu Dini
IMS
: Infeksi Menular Seksual
IUFD
: Intra Uterin Foetal Death
JICA
: Japan International Cooperation Agency
K1
: Kunjungan antenatal pertamakali
K4
: Kunjungan antenatal ke empat kali
KB
: Keluarga Berencana
KH
: Kelahiran Hidup
KIA
: Kesehatan Ibu dan Anak
KIE
: Komunikasi Informasi Edukasi
KMS
: Kartu Menuju Sehat
Linakes
: Persalinan oleh tenaga kesehatan
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat
LTM
: Long Term Memory
NTB
: Nusa Tenggara Barat
P4K
: Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PKD
: Pos Kesehatan Desa
Polindes
: Pondok Bersalin Desa
Posyandu
: Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
xvi
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
RPJMN
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
STM
: Short Term Memory
TB
: Tuberculosis
TV
: Televisi
xvii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2.
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3.
Tabel Kegiatan Intervensi Kelas Ibu Hamil
Lampiran 4.
Leaflet ASI Eksklusif
Lampiran 5.
Media yang Digunakan (Lembar Balik, Buku Senam Hamil, Alat
Peraga)
Lampiran 6.
Dokumentasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
xviii
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengertian
pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan (Depkes,
2002). Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di prioritaskan
pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi masa perinatal.
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan
kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Ibu dan anak
merupakan kelompok paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang
seringkali berakhiran dengan kematian (Depkes RI & JICA, 2001). Ibu hamil
diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai KIA meliputi masalah
seputar kehamilan, persalinan dan perawatan bayi. Pengetahuan yang rendah
mengenai KIA pada ibu hamil berdampak serius terhadap masalah kesakitan dan
kematian ibu dan bayi, hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Tingginya tingkat kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan merupakan salah satu masalah besar di Indonesia, karena angka
kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah, sebagai
gambaran indeks pembangunan manusia Indonesia, sehingga pelayanan kesehatan
ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang
berkaitan dengan kehamilan. WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta
kehamilan diseluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami
kesakitan sebagai akibat kehamilan, sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang
mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal pada 1995. Sebanyak 50%
terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.
(Saifuddin, 2005). Dalam hal ini, hampir semua negara anggota telah berupaya
1
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
2
menurunkan kematian ibu dan anak dengan meningkatkan penyediaan pelayanan
kelahiran oleh tenaga kesehatan trampil.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan
dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH
pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras
untuk mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014
dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI
102/100.000 KH pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2010).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan
komplikasi
kehamilan,
persalinan
dan
nifas
seperti
perdarahan,
pre
eklamsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil
seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan
terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22,5%, maupun yang
mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas
seperti tiga terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam
penanganan kegawat daruratan). Faktor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil
yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, sifilis,
penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jiwa,
maupun yang mengalami kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2010)
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap
pelayanan antenatal adalah cakupan K1- kontak pertama dan K4 – kontak empat
kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Secara
nasional angka cakupan pelayanan antenatal saat ini sudah tinggi, K1 mencapai
94,24% dan K4 84,36% (data Kementrian Kesehatan tahun 2009). Walaupun
demikian, masih terdapat disparitas antar provinsi dan antar kabupaten/kota yang
variasinya cukup besar. Selain adanya kesenjangan, juga ditemukan ibu hamil
yang tidak menerima pelayanan dimana seharusnya diberikan pada saat kontak
dengan tenaga kesehatan (missed opportunity) (Kemenkes RI, 2010)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
3
Di Propinsi Jawa Tengah AKI tahun 2009 adalah 117,02 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB 10,37 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian
tertinggi di Propinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Banyumas, Kabupaten Kebumen dan disusul kabupaten lain (Profil dinas
kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2010). AKI tahun 2010 sebesar 114,42 per
100.000 kelahiran hidup dan tahun 2011 AKI Jawa Tengah sebesar 116 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 10,34 per 1000 KH.
Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang ada di
Provinsi Jawa Tengah, terbagi 54 kecamatan dengan jumlah desa 460 desa,
jumlah bidan di desa sebanyak 493 bidan, sarana pelayanan kesehatan pemerintah
meliputi 1 Rumah Sakit Umum Daerah, 35 Puskesmas, 7 Puskesmas rawat inap,
74 Puskesmas Pembantu, dan 32 Polindes atau PKD. Sedangkan dari swasta
terdiri 9 RSU, 2 RSIA. Kasus kematian bayi di Kabupaten Kebumen pada tahun
2008 adalah sebesar 142 kasus, tahun 2009 berjumlah 205 kasus, sedangkan tahun
2010 berjumlah 231 kasus. Untuk kasus kematian ibu pada tahun 2008 berjumlah
17 kasus, tahun 2009 berjumlah 15 kasus, tahun 2010 berjumlah 14 kasus dan
tahun 2011 berjumlah 9 kasus. Dari data tersebut kasus kematian bayi Kabupaten
Kebumen mengalami peningkatan. Untuk cakupan tahun 2008 (K1) 89% dari
target 95%, (K4) 82% dari target 90%, Linakes sebesar 84% dari target 85%,
cakupan tahun 2009 (K1) 96,02% dari target 95%, (K4) 92,42% dari target 90%,
Linakes 93,84% dari target 90%, untuk cakupan tahun 2010 cakupan (K1) 99,48%
dari target 95%, (K4) 95,02% dari target 95% dan cakupan Linakes sebesar
96,18% dari target 90%. Tahun 2011 (K1) 94%, (K4) 96,6%, Linakes 98,5%
(Profil dinas kesehatan Kabupaten Kebumen, 2008-2011)
Puskesmas Sempor II adalah salah satu Puskesmas yang ada di wilayah
Kabupaten Kebumen mempunyai wilayah kerja 7 desa, pencapaian program KIA
tahun 2008, kunjungan antenatal (K1) 84,9%, (K4) 55,1% dan Linakes 80,9%.
Tahun 2009 (K1) 101,4%, (K4) 84,1%, Linakes 94,8%. Tahun 2010 (K1) 95,5%,
(K4) 75,8%, Linakes 86,7%. Tahun 2011 (K1) 96,7%, K4 80,3% dan Linakes
90,4%, dari data tersebut menunjukkan bahwa selama empat tahun berturut-turut
pencapaian K4 di Puskesmas Sempor II belum mencapai target. Data kematian
ibu untuk Puskesmas Sempor II dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2008-2011)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
4
tidak ada kematian, kematian bayi pada tahun 2008 terdapat 5 kasus, tahun 2009
terdapat 11 kasus, tahun 2010 terdapat 7 kasus dan tahun 2011 sebanyak 4 kasus
dengan penyebab kematian karena BBLR, Asfiksia dan IUFD (Profil Dinas
kesehatan Kabupaten Kebumen, 2008-2011)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka pelayanan antenatal
di
fasilitas
kesehatan
pemerintah
maupun
swasta
dan
praktik
perorangan/kelompok perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu,
mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang
meliputi pelayanan KIA, Gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi,
HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular seksual), penanganan penyakit kronis
serta beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan
program (Kemenkes RI, 2010)
Upaya akselerasi penurunan AKI diantaranya adalah dengan peran serta
masyarakat dengan kegiatan KIE berupa penyuluhan tentang kesehatan ibu
kepada berbagai sasaran termasuk ibu hamil, suami dan mertua, memanfaatkan
media cetak dan elektronik untuk kampanye tentang kesehatan ibu (Depkes RI,
1997). Dalam konvensi hak-hak anak, semua anak sejak dari dalam kandungan
mempunyai hak atas kelangsungan hidup, perkembangan dan mendapat
perlindungan. Pemantauan intensif pada ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan
persiapan persalinan. Hal ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien melalui
pemberdayaan masyarakat, kemitraan petugas kesehatan dengan masyarakat serta
mewujudkan kesadaran, kemandirian keluarga untuk menjaga kesehatan ibu dan
anak (Depkes RI, 2009)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour). Pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, mass media/informasi, sosial budaya dan
ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia (Notoatmodjo, 2007).
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
5
Salah satu tool (alat) program kesehatan yang diharapkan turut berperan
dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan
dan nifas dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil, keluarga
dan masyarakat adalah melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), yang
merupakan kumpulan materi standar penyuluhan, informasi serta catatan tentang
gizi, kesehatan ibu dan anak. Manfaat buku KIA diantaranya adalah sebagai alat
komunikasi dan penyuluhan bagi ibu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2009)
Dalam Niaty (2010) menurut hasil survei cepat tahun 2004 tentang
penggunaan buku KIA di NTB dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kusumayati (2008) tentang pengaruh pemanfaatan buku KIA di Padang Pariaman
dan Tanah Datar Sumatera Barat, mengungkapkan bahwa tidak semua ibu
mau/bisa membaca buku KIA, sehingga ibu-ibu hamil sulit memahami/mengerti
isi dari buku KIA, sementara diketahui bersama bahwa pemanfaatan buku KIA
memiliki potensi untuk meningkatkan perilaku perawatan diri ibu dan
memanfaatkan pelayanan KIA.
Diantara peran kesehatan dalam pembangunan bangsa adalah membangun
generasi yang akan datang yang sehat dan cerdas. Generasi yang akan datang
harus lebih baik dari generasi sekarang. Peran kesehatan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang harus dapat diperlihatkan secara nyata diamana
sebenarnya peran unik dan spesifik kesehatan yang tidak bisa digantikan oleh
sektor lain. Oleh karena itu tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi perlu
pengkawalan perkembangan fisik dan mental sejak awal pertumbuhan calon
generasi sehingga sejak pembuahan sampai dewasa dapat sehat secara terus
menerus (Konsorsium Ilmu Kesehatan Indonesia, 2003)
Pendidikan kesehatan ibu dan anak yang diberikan kepada ibu yang lazim
dilaksanakan sampai sekarang lebih banyak berupa penyuluhan melalui konsultasi
perorangan atau per kasus yang diberikan pada waktu ibu datang memeriksakan
kandungan atau memeriksakan bayi atau balita. Penyuluhan seperti diatas baik
untuk menangani kasus per kasus, namun masih memiliki beberapa kelemahan
antara lain:
1. Pengetahuan yang diperoleh terbatas pada masalah kesehatan yang alami.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
6
2. Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu kesehatan
yang diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh
petugas saja, karena tidak ada suatu tim dalam penyuluhan.
3. Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada kunjungan dari lintas sektor
dan lintas program.
4. Pelaksanaan penyuluhan tidak berkala dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas dan memudahkan ibu hamil
memahami isi buku KIA dan bagaimana cara menggunakan buku KIA,
direncanakan pendidikan untuk kelas ibu hamil, yang lebih menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
Kegiatan yang direncanakan ialah pendidikan dalam bentuk tatap muka dalam
kelas yang diikuti dengan diskusi antara ibu dan petugas, yang dinamakan
“KELAS IBU”.
Kelas ibu merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi
ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi, persalinan, perawatan nifas, perawatan
bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran, (Depkes RI, 2007). Keuntungan
kelas ibu antara lain:
1. Penyuluhan/pengetahuan
yang
diberikan
bersifat
menyeluruh
dan
terencana sesuai dengan skenario yang berisikan perawatan kehamilan dan
perawatan bayi/balita.
2. Penyuluhan menjadi lebih sempurna karena adanya persiapan oleh petugas
sebelum memberikan penyuluhan.
3. Dapat didatangkan tenaga ahli untuk menjelaskan penyuluhan mengenai
bidang tertentu.
4. Ada interaksi antara petugas kesehatan dan ibu pada saat penyuluhan
dilaksanakan.
5. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
6. Evaluasi petugas dan ibu dalam menjalankan penyuluhan.
Dengan kegiatan ini diharapkan akan muncul kelompok para ibu yang
benar-benar memahami kesehatan diri dan bayinya, mampu menyiapkan diri
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
7
menghadapi gangguan selama kehamilan serta mampu menyiapkan diri dan
keluarganya selama proses persalinan dan juga mampu merawat bayinya dengan
baik.
Kelas Ibu Hamil merupakan program yang dilaksanakan oleh Departemen
Kesehatan bekerjasama dengan JICA, pada tahun 1997 dilakukan uji coba di
Propinsi Sumatera Barat dengan ditentukan Puskesmas model di tiga Puskesmas
Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, kota Padang dan uji coba di
Kabupaten Solok. Selanjutnya daerah yang mengembangkan kegiatan tersebut
adalah Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan sejak
tahun 2009 di Puskesmas Jembatan Kembar. Di propinsi Jawa Tengah uji coba
pelaksanaan kelas ibu hamil dimulai pada tahun 2010.
Pelaksanaan Kelas ibu hamil di Kabupaten Kebumen dimulai pada akhir
tahun 2010 dengan menunjuk empat puskesmas sebagai pilot project yaitu
Puskesmas Ambal 1, Puskesmas Buluspesantren 1, Puskesmas Klirong dan
Puskesmas Karanganyar dengan tenaga fasilitator sebanyak 4 orang bidan. Pada
tahun 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen mengadakan sosialisasi kepada
bidan koordinator dan kepala puskesmas. Pada bulan Maret 2012 Dinas
Kesehatan Kabupaten Kebumen kembali mengadakan sosialisasi ke bidan
koordinator dan 1 orang bidan desa.
Puskesmas Sempor II merupakan salah satu Puskesmas yang memulai
melaksanakan kelas ibu hamil pada bulan Desember 2010 dengan menggunakan
dana BOK, pelaksanaan kelas ibu hamil dilaksanakan di Puskesmas sebagai
percontohan untuk desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Sempor II, untuk
selanjutnya semua desa diharapkan ikut melaksanakan kegiatan serupa. Dari
beberapa desa yang melaksanakan kelas ibu hamil, pelaksanaannya belum
berjalan dengan optimal/belum sesuai dengan ketentuan pada petunjuk
pelaksanaan kelas ibu hamil. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan bahwa
sebagian besar perawatan bayi baru lahir seperti memandikan dan merawat tali
pusat hingga berusia 7 hari atau sampai tali pusatnya lepas diserahkan kepada
dukun bayi. Selain itu banyak dijumpai keluhan ibu bayi mengalami payudara
bengkak/puting susu lecet yang disebabkan oleh perlekatan menyusui yang tidak
benar. Tujuan diselenggarakan kelas ibu hamil adalah dapat dijadikan sarana
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
8
belajar untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku positif ibu hamil yang
dibuktikan dengan meningkatnya kunjungan pemeriksaan ke KIA serta
pencapaiaan persalinan oleh tenaga kesehatan. (Depkes RI dan JICA, 2008)
Penelitian ini belum pernah dilakukan di Kabupaten Kebumen khususnya
di wilayah kerja Puskesmas Sempor II. Berdasarkan hal tersebut maka penulis
bermaksud untuk meneliti mengenai “pengaruh kelas ibu hamil terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai Kesehatan Ibu
dan Anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012”.
1.2 Rumusan masalah
Kunjungan ibu hamil (K4) di Puskesmas Sempor II selama 4 (empat)
tahun berturut-turut masih dibawah target, sedang cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan pada tahun 2008 (80,9%) dari target 85%, tahun 2009
(94,8%) dari target 90%, tahun 2010 sebesar 86,7% dari target 90% dan tahun
2011 (90,4 %) dari target 90%. Selain itu pelaksanaan penyuluhan kesehatan pada
ibu hamil dilaksanakan pada saat kegiatan kunjungan antenatal saja, pelaksanaan
kelas ibu hamil belum berjalan secara optimal dan perawatan bayi baru lahir
diserahkan kepada dukun bayi. Berdasar latar belakang diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kelas ibu hamil terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun
2012?
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitiannya
adalah
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012?
2. Bagaimana nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan ibu hamil
mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan setelah mengikuti
kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen
tahun 2012?
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
9
3. Bagaimana perbedaan nilai pengetahuan dan keterampilan ibu hamil
mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan setelah mengikuti
kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen
tahun 2012?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya
pengaruh
kelas
ibu
hamil
terhadap
peningkatan
pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA sebelum, sesudah dan
satu bulan sesudah mengikuti kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II
Kabupaten Kebumen tahun 2012
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012.
2. Diketahuinya nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan ibu hamil
mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan sesudah mengikuti
kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen
tahun 2012.
3. Diketahuinya perbedaan nilai pengetahuan dan keterampilan ibu hamil
mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan sesudah mengikuti
kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen
tahun 2012.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Bagi Institusi
1. Memperoleh gambaran, informasi, masukan mengenai apa yang telah
dicapai sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut dan menemukan upayaupaya baru yang dapat dilakukan oleh program KIA dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai
kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Sempor II.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu
meningkatkan kualitas pelatihan dan penyuluhan terhadap masyarakat.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
10
1.5.2 Manfaat Bagi Keilmuan
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pustaka
bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam
pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya
yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan di Puskesmas.
2. Sebagai masukan dalam penelitian lebih lanjut dan dapat memperluas
wawasan
berpikir
sebagai
usaha
penggalian
terhadap
ilmu
pengetahuan.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kelas ibu hamil terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA di wilayah
Puskesmas Sempor II. Alasan penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui
adakah pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan
dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA antara sebelum, sesudah dan satu
bulan sesudah pelaksanaan kelas ibu hamil. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
kerja Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen selama kurun waktu antara
bulan Maret-Mei tahun 2012. Karena kunjungan K4 selama empat tahun berturutturut masih dibawah target, pelaksanaan kelas ibu hamil belum berjalan dengan
optimal dan dimasyarakat sebagian besar perawatan bayi baru lahir diserahkan
kepada dukun bayi. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
dengan umur kehamilan 20-32 minggu pada bulan Maret 2012. Penelitian ini
bersifat eksperimen dengan rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment).
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder berupa kuesioner, daftar
tilik/ceklis dan kohort ibu hamil sebagai cara ukur untuk mendapatkan hasil
penelitian.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil, merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. (Depkes RI, 2009)
Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya masih
banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan
posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus
per kasus namun memiliki kelemahan antara lain:
1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi
2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang
diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
saja
3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan
secara lintas sektor dan lintas program
4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode
pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembahasan
materi buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi
dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan
kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL.
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ibu hamil ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas
11
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
12
ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam ibu
hamil (Depkes RI, 2009).
Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil
1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman
kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular seksual dan akte kelahiran.
2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas
sebelum penyampaian materi.
3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu.
4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik.
5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistim pembelajaran.
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan yang telah
mendapat pelatihan fasilitator Kelas Ibu Hamil.
2.1.1 Tujuan Kelas Ibu Hamil
2.1.1.1 Tujuan Umum Kelas Ibu Hamil
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
13
2.1.1.2 Tujuan khusus Kelas Ibu Hamil
a. Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan
ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi
baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan
anemia).
2) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K
(Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).
3) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
4) Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya
dan penyakit ibu nifas).
5) KB pasca persalinan.
6) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
7) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
8) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil).
9) Akte kelahiran.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
14
2.1.2 Hasil yang diharapkan:
a. Adanya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan
ibu hamil) dan ibu hamil dengan bidan/tenaga kesehatan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
b. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan
anemia).
2) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K.
3) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
4) Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya
dan penyakit ibu nifas).
5) KB pasca persalinan.
6) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
7) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
8) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil).
9) Akte kelahiran.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
15
2.1.3 Sasaran Kelas Ibu Hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d
32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut
terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu
hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta
minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting,
misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes
RI, 2009)
2.1.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Penyelenggaraan kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah,
swasta, LSM dan masyarakat.
a. Fungsi dan peran (provinsi, Kabupaten dan Puskesmas)
Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran
pada masing-masing level yaitu Provinsi , Kabupaten dan Puskesmas
b. Fasilitator dan nara sumber
Menurut Dinkes NTB dan JICA (2008), fasilitator kelas ibu hamil adalah
bidan atau tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator tentang
kelas ibu hamil. Sedangkan bagi bidan atau tenaga kesehatan yang belum
mendapat pelatihan tidak boleh memfasilitasi kelas ibu hamil.
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil
adalah: ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta dengan ventilasi dan
pencahayaan yang cukup, alat tulis menulis, buku KIA, lembar balik kelas ibu
hamil, buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, buku pegangan fasilitator,
alat peraga (KB kit, food model, boneka, dll), tikar/karpet, bantal, kursi, buku
senam hamil, CD senam hamil.
d. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
-
Pelatihan bagi pelatih
-
Pelatihan bagi fasilitator
-
Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan
stakeholder
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
16
-
Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
-
Pelaksanaan kelas ibu hamil
-
Monitoring, evalusi dan pelaporan.
2.1.5 Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau
sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan,
materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir
pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan
kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di
rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Waktu pertemuan disesuaikan dengan
kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.
2.1.6 Materi pelaksanaan kelas ibu hamil
2.1.6.1 Materi pertemuan pertama
a. Penjelasan umum kelas ibu hamil dan perkenalan peserta
b. Evaluasi awal (pre test) materi pertemuan I
c. Materi kelas ibu hamil (pertemuan I)
1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
-
Apa kehamilan itu?
-
Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
-
Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki,
wasir dan nyeri pinggang)
-
Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
-
Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
penanggulangan anemia
2) Perawatan kehamilan
-
Kesipan psikologis menghadapi kehamilan
-
Hubungan suami istri selama kehamilan
-
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
17
-
Tanda-tanda bahaya kehamilan
-
Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
d. Evaluasi harian dan evaluasi akhir (post test) materi pertemuan I
(Peningkatan pengetahuan)
e. Kesimpulan
f. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan !)
2.1.6.2 Materi pertemuan kedua
a. Review materi pertemuan I dan hasil evaluasi (pre test I dan post test I)
b. Evaluasi awal (pre test) materi pertemuan II
c. Materi kelas ibu hamil (pertemuan II)
1) Persalinan
-
Tanda-tanda pesalinan
-
Tanda bahaya pada persalinan
-
Proses persalinan
-
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2) Perawatan nifas
-
Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?
-
Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
-
Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
-
KB pasca salin
d. Evaluasi harian hari ke II dan evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan
II (Peningkatan pengetahuan)
e. Kesimpulan
f. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan 2-5)
2.1.6.3 Materi pertemuan ketiga
a. Review materi pertemuan II dan hasil evaluasi (pra tes II dan pasca tes II)
b. Evaluasi awal (pra tes) materi pertemuan III
c. Materi kelas ibu hamil (pertemuan III)
1) Perawatan Bayi
-
Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
18
-
Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL
-
Tanda bahaya BBL
-
Pengamatan perkembangan bayi/anak
-
Pemberian imunisasi pada BBL
2) Mitos
-
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak
3) Penyakit menular
-
Infeksi Menular Sexual (IMS)
-
Informasi dasar HIV/AIDS
-
Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
4) Akte kelahiran
-
Pentingnya akte kelahiran
d. Evaluasi harian hari ke III dan evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan
III (Peningkatan pengetahuan)
e. Kesimpulan
f. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan 1-5)
2.2 Pengetahuan (knowledge)
2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (over bahavior), karena pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu melalui indera yang dimiliki dan sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010). Karena
dalam pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Menurut Lukman dalam Hendra (2008), pengetahuan
dapat dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan, pengalaman, pendidikan,
informasi/mass media, sosial budaya dan ekonomi, intelegensi. Penelitian Rogers
pada tahun 1974 (dalam Notoatmodjo, 2007a) mengungkapkan bahwa sebelum
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
19
orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni:
a) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus terlebih dahulu.
b) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulasi atau objek tertentu
c) Evaluation yaitu menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya
stimulasi tersebut terhadap dirinya
d) Trial (mencoba) dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
apa yang dikehendaki oleh stimulus
e) Adoption (adopsi) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.
Penyaluran pengetahuan dapat diberikan melalui beberapa jalur (Depkes,
1995) antara lain, yaitu:
a) Dalam lingkungan keluarga
b) Dalam lingkungan sekolah
c) Dalam lingkungan masyarakat.
2.2.2 Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a) Tahu (know): Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang
itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan
menyatakan.
b) Memahami (comprehension):
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, dan meramalkan
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
20
c) Aplikasi/penerapan (application):
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain.
d) Analisis (analysis):
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
e) Sintesis (synthesis):
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f) Evaluasi (evaluation):
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya di
dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku dimasyarakat.
2.2.3 Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), cara memperoleh pengetahuan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
2.2.3.1 Cara tradisional atau non alamiah
a) Tial and error
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba
kemungkinan yang lain dan begitu seterusnya sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
21
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Pada cara ini prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji
dan membuktikan kebenarannya baik berdasarkan empiris atau berdasarkan
penalaran sendiri. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh
berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
atau ahli ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah
sudah benar.
c) Pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikianlan bunyi pepatah. Ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan satu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadinya
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
d) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara-cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dalam memperoleh ilmu dengan kata lain
memperoleh pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya
masing-masing yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan.
2.2.3.2 Cara modern atau cara ilmiah
Dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan
ilmiah, cara ini disebut penelitian ilmiah atau populer disebut metode penelitian
(research methodology). Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsipprinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
Pengetahuan seseorang dengan perilaku tidak dapat dipisahkan karena
pengetahuan merupakan bentuk intervensi terhadap perilaku (Notoatmodjo,
2007).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara
lain yaitu karakteristik individu sendiri (umur, pendidikan, pengalaman), sosial
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
22
ekonomi
(pekerjaan),
keterpaparan
media
informasi/sumber
informasi,
kepemilikan media komunikasi, kepemilikan transportasi.
Dari teori diatas menggambarkan bahwa pengetahuan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam pemanfatan pelayanan
kesehatan. Salah satu pengetahuan yang dianggap penting yaitu pengetahuan ibu
tentang kesehatan ibu dan anak meliputi: kehamilan, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir.
2.3 Keterampilan / Praktek
Keterampilan merupakan kemampuan seseorang melakukan perbuatan
tertentu, seperti berbicara, menulis, melompat, menyuntik, memeriksa dan
sebagainya. Kemampuan ini dikenal sebagai kemampuan psikomotor (Pusdiklat
1993). Menurut Notoatmodjo (1993) keterampilan/praktek diklasifikasikan
kedalam empat tingkatan:
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan keterampilan tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided respond)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh adalah indikator keterampilan tingkat kedua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai tingkat ketiga.
d. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
Terbentuknya suatu perilaku baru, umumnya dimulai pada tingkat
pengetahuan, subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi
atau obyek yang diluarnya, sehingga akhirnya menyebabkan timbulnya
pengetahuan baru pada subyek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
23
batin dalam bentuk sikap subyek tersebut terhadap obyek yang telah diketahuinya
itu.
Pada akhirnya stimulus yaitu obyek yang telah diketahui dan disadari
sepenuhnya tersebut akan menyebabkan timbulnya respon lebih jauh lagi yaitu
berupa tindakan tanpa mengetahui makna dari stimulus yang diterima, dengan
kata lain tindakan / praktek seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan dan
sikap (Notoatmodjo, 1993)
Menurut Guilbert. J.J ada 3 tingkatan keterampilan yaitu: 1) peniruan, 2)
pengawasan, dan 3) otomatisme. Sementara itu Gibson, dkk (1991) mengatakan
bahwa keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang
dimiliki dan digunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat, selain itu
keterampilan juga merupakan variabel individu yang mempengaruhi prestasi
kerja.
Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan sekaligus meningkatkan
keterampilan para pekerja, pelatihan sering dipakai sebagai solusi atas persoalan
kinerja dari para pekerja. Variabel pengetahuan merupakan faktor internal petugas
yang dapat berubah dengan pelatihan (Notoatmodjo, 1992)
Pengetahuan ibu hamil yang telah mengikuti kelas ibu hamil diharapkan
dapat meningkat, dengan meningkatnya pengetahuan maka keterampilannyapun
dapat meningkat, dan pada gilirannya akan dapat merubah perilaku ibu pada saat
merawat bayinya.
2.4 Karakteristik ibu hamil
2.4.1 Umur
Umur seorang ibu hamil, bersalin dan nifas akan mempengaruhi derajat
kesehatannya Wiknjosastro (1997) menyatakan masa yang paling tepat untuk
menjalankan kehamilan dan persalinan adalah usia antara 20-30 tahun, karena
pada saat itu alat reproduksi wanita sudah berfungsi dengan baik. Ibu yang hamil,
bersalin dan nifas pada usia kurang dari 20 tahun akan mengalami risiko kematian
2-5 kali lebih tinggi dari pada usia 20-29 tahun.
Menurut Koblinsky (1997) umur ibu antara 20-35 tahun merupakan usia
reproduksi yang aman bagi wanita untuk hamil dan melahirkan. Hal tersebut
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
24
berhubungan dengan fungsi anatomi dan fisiologi alat-alat reproduksi. Merman
dalam Koblinsky (1997) menyatakan, dalam studi pertumbuhan jalan lahir gadis
remaja, dinyatakan bahwa sebelum mencapai usia 18 tahun, tinggi kaum ibu
kurang mencerminkan tulang-tulang jalan lahir dibandingkan setelah usia 18
tahun. Khususnya pada awal remaja perkembangan tulang jalan lahir lebih lambat
dari pada tinggi badan dan saluran tersebut belum matang samapai kira-kira 2-3
tahun setelah pertumbuhan tinggi badan berhenti (Harrison dalam Koblinsy,
1997). Terdapat langkah-langkah non medik yang berkaitan dengan status wanita,
yang berpengaruh terhadap kematian ibu. Faktor ini perlu diintegrasikan pula
kedalam inisiatif Safe Motherhood yang komprehensif, contohnya dengan
peningkatan umur minimal perkawinan menurut hukum dan memperjuangkan
hukum tersebut (Fredman dalam Koblinsky, 1997). Faktor umur menentukan
status kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan
nifas serta dalam pengasuhan bayi. Proses reproduksi sebaiknya berlangsung pada
usia 20-35 tahun, sebab pada saat itu penyulit kehamilan jarang terjadi (Depkes,
2006)
Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu belum
berkembang dengan baik, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami
persalinan yang sulit. Sementara itu, pada ibu yang berumur 35 tahun atau lebih
kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik pada umur 20-35 tahun
sebelumnya, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadi persalinan lama,
perdarahan dan risiko cacat bawaan (Royston dan Amstrong dalam Sumiarsih,
2007).
Ibu yang berumur < 20 tahun secara fisik, psikis dan sosial belum siap
untuk mengalami kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan ibu hamil pada usia
tua (>35 tahun), menghadapi risiko ketika bersalin (Huda, 2005). Usia yang
terlalu muda meningkatkan secara bermakna risiko persalinan di seluruh dunia.
Suatu survey di Matlab, Bangladesh, memperlihatkan bahwa wanita yang
berumur 10-14 tahun mempunyai angka kematian ibu yang lima kali lebih
dibandingkan wanita yang berumur 20-24 tahun (Royston dan Amstrong dalam
Sumiarsih, 2007). Menurut Manuaba (1989), ibu yang terlalu muda (kurang dari
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
25
20 tahun) dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun) berisiko lebih besar mengalami
perdarahan sebelum lahir.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang meningkatkan kualitas sumber daya
manusia menuju kualitas yang mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan. Dari batasan ini tersirat bahwa unsur-unsur pendidikan yaitu: 1) Input
adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidikan
(pelaku pendidikan), 2) Proses adalah upaya yang dicanangkan untuk
mempengaruhi orang lain, 3) Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau
perilaku (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan pendidikan menurut Notoatmodjo
(2005) adalah merupakan suatu upaya seseorang untuk belajar dengan harapan
dapat diaplikasikannya dalam bentuk tindakan nyata.
Wanita yang berpendidikan akan lebih mudah untuk mendapatkan
pelayanan profesional dibandingkan wanita tidak berpendidikan karena mereka
menyadari secara penuh manfaat dari pelayanan tersebut (Royston dan Amstrong
dalam Koblinsky, 1997). Koblinsky dkk (1997) mengatakan bahwa wanita yang
terdidik akan semakin terbuka dan pantang menyerah dalam meningkatkan
ketepatan dan mutu kesehatan. Lebih jauh lagi Jacobson dalam Koblinsky
mengatakan terdapat banyak alasan mengapa wanita tidak mampu memanfaatkan
pelayanan yang secara teoritis aksesibel bagi mereka, antara lain adalah
kurangnya akses terhadap pendidikan dalam hal pentingnya pemeriksaan
kehamilan. Pendidikan juga akan meningkatkan akses pelayanan, yaitu dengan
meningkatkan kemampuan mereka dalam menyerap konsep-konsep kesehatan
yang baru (Thaddeus & Maine dalam Koblinsky, 1997).
Pendidikan merupakan hal yang mendasar seseorang dalam cara berfikir
dalam memutuskan suatu masalah. Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan
derajat kesehatannya, meningkatnya tingkat pendidikan ibu merupakan peluang
meningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu terhadap kesehatan, (Notoatmodjo,
2007)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
26
Pendidikan berpengaruh pada cara berfikir, dan pengambilan keputusan
seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan
ibu maka akan semakin baik pengetahuannya tentang kesehatan. Pendidikan yang
rendah menyebabkan seseorang acuh tak acuh terhadap program kesehatan,
sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi walaupun ada
sarana yang baik belum tentu mereka menggunakannya (Martadisoebrata, 2005)
Latar belakang pendidikan masyarakat merupakan masalah mendasar yang
dapat menentukan keberhasilan suatu program. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa tingkat
pendidikan
yang lebih tinggi
berperan penting dalam
mempromosikan kesehatan. Penelitian-penelitian juga menemukan bahwa tingkat
pendidikan yang lebih tinggi bermanfaat bagi program kesehatan (Departemen
Kesehatan RI, 2002).
Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Tersiana (2007) menyatakan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan penolong
persalinan, proporsi ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dan memilih
penolong persalinan pada tenaga kesehatan lebih besar 1,5 kali (73,9%)
dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan yang kurang (52,5%)
Menurut Depkes RI (2004) tingkat pendidikan sangat berpengaruh
terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih
tinggi
memudahkan
seseorang
untuk
menyerap
informasi
dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari khususnya
dalam hal kesehatan. Hasil studi kualitatif di 3 propinsi, Bali, Sumatera Selatan
(Sumsel) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan tingkat pendidikan
rendah menyebabkan kurangnya pengertian akan bahaya yang dapat menimpa ibu
hamil dan bayinya, terutama dalam kegawat-daruratan kehamilan, persalinan dan
penyakit pada bayinya. Sebagian besar ibu sudah sadar untuk melakukan
Antenatal Care (ANC) namun perawatan tali pusat, perawatan bayi dilakukan
seperti kebiasaan dan budaya masyarakat setempat yang merugikan kesehatan
(Depkes RI, 2004)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
27
2.4.3 Pekerjaan
Keadaan hamil tidak merubah pola bekerja ibu sehari-hari, kadang ibu
adalah sebagai tumpuan hidup pada keluarga miskin, di Kalimantan Selatan ibu
hamil masih bekerja keras sampai hamil tua dan kembali bekerja setelah masa
nifas (Depkes RI, 2004).
Konsep yang berbeda justru diungkapkan oleh Pusat Penelitian Kesehatan
dalam Adawiyah (2001) bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan sebab-sebab
mendasar yang mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan, sehubungan
dengan ada tidaknya waktu luang yang dimiliki untuk memanfaatkan pemeriksaan
kehamilan, maka diharapkan ibu yang tidak bekerja/ibu rumah tangga lebih
banyak yang memeriksakan kehamilannya secara lengkap. Sejalan dengan
pernyataan Romlah (2009) mengatakan terdapat hubungan yang bermakna antara
pekerjaan dengan perilaku ibu dalam merencanakan persalinan dan pencegahan
komplikasi yang mempunyai peluang sebesar 9 kali untuk berperilaku positif
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Menurut penelitian yang telah
dilakukan Niaty (2010) menyatakan, dapat dibuktikan adanya hubungan yang
bermakna antara status pekerjaan dengan pemilihan penolong persalinan . dimana
ibu yang bekerja memiliki peluang 1,73 kali untuk memilih penolong persalinan
dengan tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
2.4.4 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu baik lahir hidup
maupun meninggal. Ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4 kali) mempunyai risiko
lebih besar untuk mengalami perdarahan dan kehamilan yang terlalu sering
menyebabkan risiko sakit dan kematian pada ibu hamil dan juga anaknya (Depkes
RI, 2008)
Jumlah kelahiran yang dialami oleh ibu baik kelahiran hidup maupun
kelahiran mati dengan kehamilan cukup bulan secara spontan melalui jalan lahir
(Sastrawinata, 1993). Riwayat persalinan terdahulu terbagi atas:
1. Primipara, yaitu wanita yang telah melahirkan 1 kali, seorang anak yang
cukup besar untuk hidup di dunia luar
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
28
2. Multipara, yaitu wanita yang telah melahirkan 2 kali sampai 4 kali lebih dari
seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar
3. Grande multipara, yaitu wanita yang telah melahirkan 5 kali atau lebih, lebih
dari 5 orang anak cukup besar untuk hidup di dunia luar.
Hasil penelitian Kusumayati (2008) tentang pengaruh pemanfaatan buku KIA di
Sumatera Barat, dimana paritas merupakan salah satu faktor yang akan
mempengaruhi pengetahuan ibu dan perilaku positif dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan.
Dari sejumlah penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa kehamilan
kedua dan ketiga merupakan kehamilan yang paling aman. Sedangkan risiko
komplikasi kehamilan dan persalinan yang serius akan meningkat secara
bermakna setelah kehamilan ketiga dan seterusnya. Terkait potensi resiko yang
dihadapi, maka ibu yang menjalani kehamilan keempat atau lebih harus
memeriksakan kehamilannya secara teratur (Royston dan Amstrong dalam
Koblinsky, 1997). Paritas merupakan faktor resiko penting komplikasi obstetric,
dimana ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung mengalami placenta previa,
mengakibatkan pertumbuhan endometrium yang kurang sempurna (Manuaba,
1989).
2.4.5 Umur Kehamilan
Penentuan umur kehamilan sangat penting untuk memperkirakan
persalinan. Menurut Manuaba (1989), untuk menentukan umur kehamilan dapat
ditentukan dengan: mempergunakan rumus Naegle (hari haid pertama ditambah
tujuh dan bulannya ditambah sembilan), gerakan pertama fetus (16 minggu),
perkiraan tingginya fundus uteri (perkiraan ini kurang tepat pada kehamil kedua
dan seterusnya), dengan ultrasonografi.
Menurut Manuaba (2008), lama kehamilan berlangsung sampai persalinan
aterm sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: kehamilan
sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gr bila berakhir disebut keguguran,
kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas,
kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm dan kehamilan melebihi
42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus). Kehamilan
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
29
dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu: triwulan pertama: 1 sampai 12 minggu,
triwulan kedua: 13 sampai 28 minggu, triwulan ketiga: 29 sampai 42 minggu.
2.5 Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Buku ini telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1994. Penggunaan buku
kesehatan ibu dan anak (buku KIA) telah menjangkau 33 propinsi, dalam
masyarakat mengenal buku KIA dikenal sebagai buku berwarna pink (merah
muda, ia merupakan salah satu instrumen pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
diterima langsung oleh ibu dan keluarga (Depkes, 2003).
Penggunaan buku KIA merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan keluarga. Buku KIA merupakan kumpulan materi
standar penyuluhan, informasi serta catatan tentang gizi, kesehatan ibu dan anak.
Yang menjadi milik keluarga untuk disimpan dirumah dan dibawa setiap ibu atau
anak datang ke fasilitas kesehatan. Didalamnya terdapat stiker Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai alat
pemantauan intensif bagi setiap ibu hamil di seluruh Indonesia, dalam upaya
mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes, 2009)
Buku KIA bermanfaat untuk melihat data lengkap tentang pelayanan yang
sudah didapat ibu dan anak, keadaan kesehatan, gizi dan tumbuh kembang anak
sejak masih dalam kandungan sampai usia lima tahun. Selain itu, buku KIA
bertindak sebagai pedoman dalam memberikan penyuluhan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ia digunakan untuk dapat segera mengetahui dan
memantau adanya resiko tinggi pada ibu dan anak sehingga dapat segera
ditentukan alternatif penanganannya. Buku KIA juga berguna sebagai alat
komunikasi, informasi dan edukasi antara tenaga kesehatan dan ibu/keluarga
dalam memberikan pelayanan dan memberikan nasehat pemeliharaan kesehatan
ibu dan anak secara lebih bermutu, sering pula, buku KIA dipakai sebagai
informasi tambahan digunakan pada saat melakukan audit kematian maternal dan
neonatal.
Informasi di dalam buku KIA meliputi: identitas keluarga, amanat
persalinan dan stiker P4K, catatan kesehatan ibu hamil, catatan kesehatan ibu
bersalin dan bayi baru lahir, catatan kesehatan ibu nifas, pelayanan KB ibu nifas,
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
30
pemeriksaan neonatal, catatan penyakit dan masalah perkembangannya,
pemberian vitamin A, pelayanan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang oleh bidan/perawat/dokter, catatan pemberian imunisasi dasar lengkap,
dan KMS.
2.6 Pendidikan/Promosi Kesehatan
2.6.1 Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2010), definisi dalam ilmu kesehatan masyarakat
(health promotion) promosi kesehatan mempunyai dua pengertian. Pengertian
yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit, promosi
kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan. Pengertian yang
kedua
yaitu, promosi
kesehatan diartikan
sebagai
upaya memasarkan,
menyebarluaskan, mengenalkan kesehatan. Pengertian promosi kesehatan yang
kedua sama dengan pendidikan kesehatan, karena pendidikan kesehatan bertujuan
agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Dalam Notoatmodjo (2010), berdasarkan hasil rumusan Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada pada piagam Ottawa (Ottawa
Charter: 1986) dinyatakan bahwa, promosi kesehatan adalah proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan
Victoria (Victorian Health Foundation-Australia, 1997), menekankan bahwa
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang
menyeluruh, bukan hanya perubahan perilaku, tetapi juga diikuti dengan
perubahan lingkungan, karena perubahan perilaku tanpa diikuti oleh perubahan
lingkungan tidak akan efektif dan tidak akan bertahan lama.
2.6.2 Metode Promosi Kesehatan
Beberapa metode promosi menurut Notoatmodjo (2010), akan diuraikan
sebagai berikut:
2.6.2.1 Metode Individu (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru seseorang yang telah mulai tertarik pada
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
31
suatu perubahan perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini
karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari
pendekatan ini antara lain:
a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah
yang
dihadapi
oleh
klien
dapat
dikoreksi
dan
dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran
dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b) Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk memengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
akan diadopsi itumempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat,
apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2.6.2.2 Metode Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu
metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
a. Kelompok besar
Yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1) Ceramah, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
2) Seminar, metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
32
b. Kelompok Kecil
Yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok
untuk kelompok ini antara lain:
1) Diskusi kelompok
2) Curah pendapat (Brain Storming)
3) Bola Salju
4) Kelompok-kelompok kecil
5) Role Play (Memainkan Peranan)
6) Permainan simulasi
2.6.2.3 Metode Massa
Metode
pendidikan
kesehatan
secara
massa
dipakai
untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai
pada perubahan perilaku. Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara
massa antara lain: ceramah umum, pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan
melalui media elektronik, simulasi, tulisan-tulisan di majalah/koran dan bill board.
2.6.3 Media Promosi Kesehatan
Media pendidikan atau Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau
upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik melalui media cetak, elektronik, maupun media luar ruang
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang pada akhirnya
diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan
(Notoatmodjo, 2005)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
33
2.6.3.1 Tujuan media promosi kesehatan
Dalam Notoatmodjo (2005) ada beberapa tujuan atau alasan mengapa
media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan promosi kesehatan antara lain:
a) Dapat mempermudah penyampaian informasi
b) Dapat menghindari kesalahan persepsi
c) Dapat memperjelas informasi
d) Dapat mempermudah pengertian
e) Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f) Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata
g) Memperlancar komunikasi, dan lain-lain.
2.6.3.2 Penggolongan media promosi kesehatan
Dalam Notoatmodjo (2005), penggolongan media promosi kesehatan
dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:
a. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media promosi dibedakan
menjadi:
1) Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah,
buletin, dan sebagainya.
2) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, flipchart (lembar balik),
transparan, slide, film, dan sebagainya.
b. Berdasarkan cara produksi, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:
1) Media cetak, yaitu suatu media yang mengutamakan pesan-pesan visual
yang pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau
foto dalam tata warna yang berfungsi untuk memberi informasi dan
menghibur. Adapun macam-macamnya antara lain poster, leaflet, brosur,
majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet. Kelebihan dari
media cetak antara lain, tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak
tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat mengungkit
rasa keindahan, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah
belajar. Sedangkan kelemahan media cetak antara lain tidak dapat
menstimulir efek suara dan efek gerak, dan mudah terlipat.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
34
2) Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika. Adapun macam-macamnya adalah TV, radio, film, video film,
kaset, CD, VCD, dan sebagainya. Kelebihan dari media elektronika antara
lain sudah dikenal masyarakat, mengikutsertakan semua panca indra, lebih
mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak,
bertatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar,
sebagai alat diskusi, dan dapat diulang-ulang. Sedangkan kelemahan
media elektronika adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik,
perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan
selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan
perlu terampil dalam pengoperasian.
3) Media luar gedung, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis,
misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, dan TV layar lebar.
Kelebihan dari media luar ruang antara lain sebagai informasi umum dan
hiburan, mengikutsertakan panca indra, lebih mudah dipahami, lebih
menarik karena ada suara dan gambar bergerak, bertatap muka, penyajian
dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar, dapat menjadi tempat
bertanya lebih detai, dan lain-lain. Sedangkan kelemahan media luar ruang
antara lain biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik,
ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan
matang, dan sebagainya.
2.6.3.3 Memilih media promosi kesehatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media promosi
kesehatan adalah:
a) Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada selera
pengelola program.
b) Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas
c) Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
35
d) Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan
cakupan, frekuensi, dan efektifitas pesan.
2.7 Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan dari pengirim kepada
penerima pesan untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi disini lebih
menekankan pada aspek mempengaruhi orang lain agar maksud dan tujuan
pengiriman pesan dapat terwujud dalam waktu yang relatif singkat (Depkes,
2009)
2.7.1 Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan proses interaksi timbal balik antara
pengirim dengan penerima pesan yang menghasilkan pengertian dan penerimaan
yang sama yaitu menghasilkan suatu tindakan yang sama untuk mencapai tujuan.
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal
dari kata sense yang artinya alat penginderaan yang menghubungkan tubuh
dengan lingkungannya. Bila alat penginderaan mengubah informasi menjadi
simpul-simpul syaraf dengan bahasa yang dimengerti oleh otak manusia maka
terjadilah proses sensasi (Depkes, 2009)
2.7.2 Tahapan komunikasi
Menurut Depkes (2009), tahapan komunikasi meliputi:
a) Tahap ide/gagasan
Tahap pertama dalam suatu penciptaan gagasan atau idealition yaitu proses
penciptaan gagasan atau informasi yang akan disampaikan oleh komunikator.
Pada tahap ini seseorang yang memiliki ide/gagasan diawali terjadinya proses
dalam pikirannya mengumpulkan berbagai data dan informasi, selanjutnya
muncul keinginan atau harapan untuk membulatkan berbagai dan beragam ide
untuk disampaikan kepada orang lain atau sekelompok orang
b) Tahap enconding
Pada tahap ini gagasan atau informasi telah terbentuk menjadi simbol atau
sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada orang lain. Pengiriman pesan
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
36
dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, gambar, poster, grafik atau berupa
tindakan lainnya.
c) Tahap pengiriman
Pada tahap ini terjadi suatu proses pengiriman atau transmitting gagasan atau
ide dalam bentuk pesan yang disimbolkan melalui saluran dan media
komunikasi yang tersedia. Media komunikasi dapat berbentuk telepon, tatap
muka, papan pengumuman, poster, buku dansebagainya.
d) Tahap penerimaan
Setelah proses pengiriman melalui media komunikasi, maka isi pesan diterima
oleh orang lain melalui proses mendengarkan, melihat atau mengamati. Bila
informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan maka seringkali mengalami
kegagalan, hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya,
kesehatan pendenganran, konsentrasi, kegaduhan, serta faktor lain yang
memungkinkan hilangnya atau kaburnya pesan yang diterima oleh orang
lain/komunikan
e) Tahap decoding
Menurut Santrock (2011) memori atau ingatan adalah penyimpanan informasi
di setiap waktu. Memori melewati tiga proses yaitu pengodean/perekaman,
penyimpanan dan pemanggilan kembali. Perekaman merupakan pencatatan
informasi melalui reseptor indera dan simpul syaraf/memasukkan informasi
kedalam memori. Pada tahap ini pengulangan informasi dapat meningkatkan
lamanya informasi tinggal dalam memori. Proses kedua yaitu penyimpanan
informasi yang diterima melibatkan tiga jenis memori dengan kerangka waktu
yang berbeda: memori sensoris (memory sensory), memori jangka pendek
(short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory).
Sensory memory berlangsung selama hitungan satu detik sampai beberapa
detik. Pada short term memory (STM) informasi disimpan selama 30 detik,
kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut,
karena jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama. Pada long-term
memory (LTM) adalah jenis memori yang menyimpan banyak sekali
informasi untuk periode waktu yang lama dalam cara yang relatif permanen.
Menurut Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011) menegaskan bahwa
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
37
semakin lama informasi disimpan dalam memori jangka pendek melalui
pengulangan, semakin besar kesempatannya untuk masuk ke memori jangka
panjang. Pada tahap pemanggilan kembali, ketika kita mendapatkan kembali
suatu dari bank data pikiran, kita menggeledah bilik memori untuk
menemukan informasi yang relevan. Pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga
membutuhkan usaha. Lupa adalah kegagalan pemanggilan kembali karena
kurangnya petunjuk pemanggilan kembali yang efektif. Prinsip lupa yang
bergantung pada petunjuk konsisten dengan teori interferensi (interference
theory), yang menyatakan bahwa lupa bukan karena kita benar-benar
kehilangan memori dari penyimpanan, tetapi karena informasi lain
menghalangi apa yang berusaha kita ingat. Menurut teori kehilangan (decay
theory) sumber lupa yang lain yaitu hilangnya memori. Memori menghilang
pada kecepatan yang berbeda. Beberapa memori begitu nyata dan bertahan
untuk periode waktu yang lama, terutama ketika memori tersebut memiliki
ikatan emosional.
f) Tahap proses
Pada tahap ini respon komunikasi dapat berbentuk usaha untuk melengkapi
informasi, meminta informasi tambahan atau melakukan tindakan-tindakan
lain. Jika setiap pesan yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon atau
tindakan dari komunikan sebagaimana yang diharapkan, maka dikatakan telah
terjadi komunikasi yang efektif.
2.7.3 Faktor yang mempengaruhi berkomunikasi dengan ibu hamil
Di dalam Depkes (2009) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi komunikasi dengan ibu hamil diataranya adalah: perbedaan
persepsi, perbedaan bahasa, kegaduhan dan reaksi emosional.
Persepsi pada dasarnya adalah penilaian atau tafsiran seseorang terhadap
suatu objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi atau penafsiran pesan. Perbedaan pola pandang antara
individu satu dengan lainnya merupakan hal yang wajar dan manusiawi.
Perbedaan itu diawali dari latar belakang etnik, suku, adat istiadat, pendidikan,
pengalaman dan sebagainya. Untuk mengurangi atau menyatukan sudut pandang,
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
38
isi pesan harus jelas sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang memiliki
sudut pandang dan pengalaman yang berbeda.
Perbedaan bahasa satu dengan lainnya merupakan sumber utama
perbedaan persepsi. Untuk itu digunakan bahasa yang mudah, sederhana dan
mudah dimengerti, bila perlu konsep diolang beberapa kali terutama hal-hal
pokok dan penting sehingga isi pesan menjadi lebih jelas dan dipahami.
Kegaduhan
atau
kebisingan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mengganggu, bahkan membingungkan pemahaman pesan dalam proses
komunikasi lisan. Komunikasi juga dapat dipengaruhi oleh reaksi emosional
seperti: sedang marah, sedih, gembira, malu, gelisah sangat berpengaruh terhadap
isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seorang ibu hamil yang merasa
obsesi karena takut melahirkan, maka dia akan mengalami kehilangan
kemampuan untuk menafsirkan pesan bidan/tenaga kesehatan sehingga orang
yang bersangkutan memberikan reaksi defensif (bertahan) bahkan mungkin juga
akan agresif atau menyerang.
2.8 Kerangka teori
Berdasarkan teori sebelumnya, kerangka teori yang dipakai mengacu pada
teori PRECEDE (Predisposing, reinforcing, and enabling couse in educational
diagnosis and evaluation) framework Green, et al (1980) dalam Notoatmodjo
(2007). Kerangka teori tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
39
Keturunan
Pelayanan
kesehatan
Status
kesehatan
Lingkungan
Perilaku
Predisposing Factors
(Pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi,
nilai, dsb)
Komunikasi
(Penyuluhan)
Enabling Factors
(ketersediaan sumbersumber/fasilitas)
Pemberdayaan
masyarakat
(Pemberdayaan Sosial)
Reinforcing
Factors
(sikap dan perilaku
petugas, peraturan
UU dll)
Training
Pendidikan Kesehatan
(Promosi Kesehatan)
Gambar 2.1 Kerangka Teori PRECEDE framework Green, et al (1980) dalam
Notoatmodjo (2007)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
BAB 3
KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui pengaruh intervensi pelatihan
kelas ibu hamil terhadap pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil. Maka dibuat
kerangka konsep sebagai berikut:
Pelatihan kelas ibu
hamil
- 3 kali pertemuan
Satu bulan
Sesudah
intervensi:
Sebelum:
Sesudah:
Pengetahuan dan
keterampilan ibu
hamil mengenai
KIA
Pengetahuan dan
keterampilan ibu
hamil mengenai
KIA
-
Pengetahuan dan
keterampilan ibu
hamil mengenai
KIA
Umur ibu hamil
Pendidikan
Pekerjaan
Usia kehamilan
Jumlah kehamilan/
Paritas
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
40
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
41
3.2 Hipotesis
1 Ada pengaruh intervensi kelas ibu hamil terhadap pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi pada ibu hamil di
wilayah Puskesmas Sempor II
2 Ada perbedaan pengaruh intervensi kelas ibu hamil terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi
3 Ada perbedaan pengaruh intervensi kelas ibu hamil terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan
ibu hamil sesudah intervensi dan satu
bulan sesudah intervensi.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
42
3.3 Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Sumber
1
2
3
4
5
6
7
8
Umur ibu hamil pada saat
Wawancara
Kuesioner
Interval
Wignjosastro,
1.
Umur ibu hamil
pengisian
kuesioner,
berdasar ulang tahunnya
1
= < 20 tahun
2
= 20-35 tahun
dkk (2002)
3 = > 35 tahun
yang terakhir
2.
Umur Kehamilan
Usia kehamilan ibu saat
Wawancara
Kuesioner
1
ini yang diukur dalam
= 20-24 minggu
Interval
(Trimester II)
minggu
2
= 25-32 minggu
(Trimester III)
3.
Tingkat
Pendidikan formal yang
Wawancara
Kuesioner
Tingkat
Pendidikan
pernah ditempuh oleh ibu
dengan kriteria:
hamil
1
=
pendidikan
Rendah,
Ordinal
UU
No.
Sisdiknas
bila
2003
≤SMP
2 = Tinggi, bila >
SMP
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
2
43
No
4.
5.
6.
Variabel
Status bekerja ibu
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Kegiatan yang dilakukan
Wawancara
Kuesioner
uang
2 = Tidak bekerja
/Paritas
kehamilan sampai saat ini
KIA
ibu
mengalami
ibu Tingkat pengetahuan ibu
Wawancara
Wawancara
Kuesioner
Kuesioner
mengenai hamil untuk mengenal dan
Kriteria:
1
= Hamil ke-1
2
= Hamil >1
Nilai rata-rata Skor
0 = Skor jawaban
berkaitan
salah
1=
Diukur dari skor jawaban
benar
responden
terhadap
Kontinyu
Depkes
Jawaban
30
pertanyaan
tertutup
dengan
jawaban
poin
Skor
BPS 2001
2009
mengetahui hal-hal yang
Kesehatan Ibu dan Anak.
Sumber
Kontinyu
Pengetahuan:
dengan
Skala Ukur
Ordinal
1 = Bekerja
Jumlah
hamil
Kriteria:
ibu untuk menghasilkan
Jumlah Kehamilan
Pengetahuan
Hasil Ukur
berjumlah 56 poin
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
RI,
44
No
Variabel
7.
Keterampilan
hamil
KIA
Definisi Operasional
ibu Suatu
kegiatan
mengenai diperagakan
berkaitan
ibu
dengan
perawatan
Cara Ukur
Alat Ukur
yang
Wawancara dan
Ceklis
hamil
Praktek
Skor
Skala Ukur
untuk
Sumber
Kontinyu
keterampilan
cara
1. Memuaskan = 2
bayi
2. Tidak Memuaskan
(memandikan,
memakaikan
Hasil Ukur
=1
popok,
3. Tdk dikerjakan= 0
merawat tali pusat), teknik
menyusui
dan
cara
melakukan senam hamil.
Diukur
dengan
menggunakan ceklis (total
poin 104)
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Disain Penelitian
Rancangan studi yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen
semu (Quasi Experiment). Menurut Campbell dan Stanley kuasi eksperimen
design seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh
karena itu sering juga disebut quasi experiment atau experimen pura-pura. Disebut
demikian karena eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara
eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.
(Arikunto.2010). Menurut Notoatmodjo (2005), syarat-syarat pokok yang tidak
dapat dipenuhi oleh eksperimen semu adalah: tidak adanya randomisasi
(randoimization), kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
eksperimen tidak dilakukan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak 3
kali yaitu pre test/sebelum perlakuan, post test/sesudah perlakuan dan satu bulan
sesudah perlakuan untuk mengetahui pengaruh intervensi pelatihan kelas ibu
hamil terhadap perubahan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil di wilayah
Puskesmas Sempor II.
O
Keterangan:
X
O
Gambar 4.1 Bentuk rancangan Pretes, Postes
dan satu bulan setelah Pelatihan
O
O1
: Pengukuran pertama (pretes)
X
: Perlakuan atau eksperimen, merupakan intervensi pelatihan kelas ibu
hamil yang dilakukan selama tiga minggu dengan pelaksanaan pelatihan
satu kali seminggu.
O2
: Pengukuran kedua (postes) data yang diambil setelah intervensi
dilaksanakan.
O3
: Pengukuran data terakhir dilakukan satu bulan sesudah pelaksanaan kelas
ibu hamil
45
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
46
Intervensi dilakukan dalam bentuk pelatihan menggunakan media buku KIA,
lembar balik, food model/contoh makanan, stiker P4K, boneka bayi, model
payudara, perlengkapan memandikan bayi, perlengkapan pakaian bayi dan
perlengkapan perawatan tali pusat.
Materi kelas ibu hamil meliputi:
1. Materi Pengetahuan
a. Kehamilan, perubahan Tubuh dan Keluhan
b. Perawatan kehamilan
c. Persalinan
d. Perawatan nifas
e. Perawatan Bayi
f. Mitos
g. Penyakit Menular
h. Akte Kelahiran
2. Materi keterampilan
a. Memandikan bayi
b. Memakaikan popok
c. Perawatan tali pusat
d. Teknik menyusui
e. Senam hamil
4.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di 7 desa wilayah kerja Puskesmas Sempor II.
Namun karena setiap kelas berisi maksimal 10 ibu hamil sementara setiap desa
jumlah ibu hamil dengan umur kehamilan 20-32 minggu jumlahnya ada yang
tidak mencukupi maka untuk lokasi kelas ibu hamil dilakukan penggabungan
dengan desa yang terdekat, dipilih di desa Pekuncen, Kenteng, Somagede dan
Puskesmas Sempor II. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2012. Masingmasing kelompok kelas ibu hamil mendapatkan intervensi tiga kali pertemuan dan
dilakukan dengan jadwal satu minggu satu kali pertemuan.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
47
4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.3.1 Kriteria Inklusi
1. Dapat berkomunikasi dengan baik
2. Bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Sempor II
3. Hamil dengan usia kehamilan 20-32 minggu
4. Mau menjadi responden
5. Mengikuti pelatihan selama tiga kali
6. Menjawab seluruh item pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan
dan melakukan praktek keterampilan mengenai KIA pada pre test, post tes
dan satu bulan sesudah pelatihan Kelas Ibu Hamil.
4.3.2 Kriteria Eksklusi
1. Tidak bersedia ikut dalam program penelitian
2. Mengikuti kegiatan kurang dari tiga kali
3. Ibu dengan hamil < 20 minggu atau > 32 minggu
4. Tidak menjawab seluruh item pertanyaan pada kuesioner tentang
pengetahuan dan tidak melakukan praktek keterampilan mengenai KIA
pada pre test, post tes dan satu bulan sesudah pelatihan Kelas Ibu Hamil.
4.4 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil diwilayah Puskesmas
Sempor II pada bulan Maret 2012 usia kehamilannya antara 20-32 minggu, karena
pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran,
serta efektif untuk melakukan senam hamil yang berjumlah 42 ibu hamil.
Sedangkan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
48
4.5 Pengumpulan Data
4.5.1 Sumber data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber data yaitu: data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer ini didapatkan oleh peneliti melalui wawancara langsung oleh 9
bidan
dengan
responden
melalui
pengisian
kuesioner
dan
praktek
keterampilan yang meliputi: data identitas responden, pengetahuan dan
keterampilan memandikan bayi, memakaikan popok, perawatan tali pusat,
teknik menyusui dan senam hamil.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui observasi langsung
dan wawancara dengan bidan pemegang wilayah. Data tersebut berupa profil
Puskesmas Sempor II dan kohort ibu hamil yang meliputi: gambaran umum
Puskesmas Sempor II, jumlah ibu hamil dan umur kehamilan.
4.5.2 Instrumen Penelitian
Instrumen berupa kuesioner, daftar pertanyaan dan cheklist yang akan
dibagikan pada responden yaitu ibu hamil usia kehamilan 20-32 minggu di
wilayah Puskesmas Sempor II. Instrumen ini tidak dilakukan uji coba karena telah
menggunakan daftar pertanyaan yang baku dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2009 pada buku Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, dan
pertanyaan ini telah digunakan pada kelas ibu hamil di wilayah Indonesia sedang
untuk cheklist keterampilan menggunakan daftar pada Asuhan bayi baru lahir
yang digunakan untuk pendidikan bagi tenaga kesehatan.
4.5.3 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data karakteristik ibu hamil terdiri dari umur, pendidikan,
pekerjaan, kehamilan keberapa/paritas dan umur kehamilan dilakukan satu kali.
Kuesioner diberikan pada masing-masing ibu hamil dan dikembalikan setelah
diisi pada saat pre test atau sebelum dilaksanakan intervensi. Pengisian kuesioner
diisi oleh ibu hamil sendiri yang dipandu oleh satu orang penyuluh di depan yang
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
49
membacakan satu persatu pertanyaan dalam kuesioner dan diawasi oleh peneliti
sendiri, bidan koordinator dibantu bidan desa. Hal ini dilakukan agar apabila ada
pertanyaan yang kurang dapat dimengerti oleh responden dapat langsung
ditanyakan pada saat itu juga. Pengambilan data penelitian mengenai pengetahuan
dan keterampilan ibu hamil dilakukan sebanyak 3 kali yaitu sebelum, sesudah dan
satu bulan setelah intervensi kelas ibu hamil
4.6 Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh 9 orang bidan yaitu 2 bidan
koordinator KIA dan 7 bidan desa. Sebelum pelaksanaan tim mengadakan rapat
terlebih dahulu untuk menyamakan persepsi, pembagian jadwal kegiatan dan
pengarahan mengenai jalannya penelitian. Dari 42 peserta kelas ibu hamil dibagi
menjadi 4 kelompok. Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap sebagai
berikut:
4.6.1 Pengambilan Data Awal (pre test)
Pengambilan data awal (pre test) dilakukan selama kurang lebih 30 menit.
Kuesioner yang terdiri dari pertanyaan pengetahuan dibagikan kepada ibu hamil
secara bersamaan oleh seorang enumerator. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri
oleh masing-masing ibu hamil dan diawasi serta dibimbing oleh seorang
enumerator yang mendampingi dan membimbing ibu hamil dan bersedia
memberikan penjelasan kepada ibu hamil bila ada pertanyaan atau kesulitan yang
dihadapi oleh ibu hamil dalam menjawab kuesioner yang sudah dibagikan.
Setelah selesai, kuesioner yang telah dijawab dikumpulkan. Untuk pengambilan
data tentang keterampilan dilakukan dengan cara menilai keterampilan ibu dengan
memakai daftar tilik, ibu hamil disuruh memperagakan satu persatu jenis
keterampilan mengenai cara memandikan bayi, cara merawat tali pusat, teknik
menyusui dan senam hamil, seorang enumerator mengamati keterampilan yang
dilakukan ibu dan menilai dengan menggunakan daftar tilik/ceklis. Setelah selesai
semua selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan akan kelengkapan jawaban
kuesioner dan ceklis setiap ibu hamil yang sudah dikumpulkan.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
50
4.6.2 Pelaksanaan Intervensi/perlakuan
Setelah pengambilan data awal (pre tes) selanjutnya dilakukan intervensi
oleh peneliti dibantu oleh 9 orang enumerator yaitu bidan koordinator dan bidan
desa (jadwal terlampir). Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
memberikan pendidikan kelas ibu hamil menggunakan prinsip Belajar Orang
Dewasa (BOD) dengan menggunakan lembar balik, KB-kit, food model, boneka
bayi dll, sedang metode yang digunakan adalah: ceramah, tanya jawab, curah
pendapat, demonstrasi dan praktek, penugasan (peserta ditugaskan membaca
Buku KIA, dll), dan simulasi. Setiap pergantian sesi diselingi dengan permainan
untuk penyegaran. Ibu hamil terlebih dahulu diberi undangan untuk berkumpul di
Polindes, Posyandu atau di balai desa (sesuai kesepakatan antara bidan
dan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil).
Masing-masing kelompok mendapat intervensi sebanyak 3 kali yang
dilakukan satu kali dalam satu minggu dengan waktu pertemuan selama ± 120
menit. Materi yang diberikan meliputi:
a. Materi Kelas Ibu Hamil (pertemuan I)
1) Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan
-
Apa kehamilan itu?
-
Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
-
Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir
dan nyeri pinggang)
-
Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
-
Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
penanggulangan Anemia
2) Perawatan Kehamilan
-
Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan
-
Hubungan suami istri selama kehamilan
-
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
-
Tanda-tanda bahaya kehamilan
-
Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
Senam ibu hamil
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
51
b. Materi Kelas Ibu Hamil (pertemuan II)
3) Persalinan
-
Tanda-tanda persalinan
-
Tanda bahaya pada persalinan
-
Proses persalinan
-
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
4) Perawatan Nifas
-
Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?
-
Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
-
Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
-
KB pasca salin
Praktek teknik menyusui
Senam ibu hamil
c. Materi Kelas Ibu Hamil (pertemuan III
5) Perawatan Bayi
-
Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
-
Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL
-
Tanda bahaya BBL
-
Pengamatan perkembangan bayi/anak
-
Pemberian imunisasi pada BBL
6) Mitos
-
Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak
7) Penyakit Menular
-
Infeksi Menular Seksual (IMS)
-
Informasi dasar HIV/AIDS
-
Pencegahan dan penanggulangan malaria pada ibu hamil
8) Akte Kelahiran
-
Pentingnya akte kelahiran
Praktek memandikan bayi, memakaikan popok dan perawatan tali pusat.
Senam ibu hamil
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
52
4.6.3 Pengambilan data akhir (pos test) dan satu bulan sesudah intervensi
Pengambilan data akhir (pos test) dilakukan setelah selesai intervensi dan
satu bulan setelah intervensi kelas ibu hamil. Kuesioner yang digunakan kuesioner
yang sama pada saat melakukan pre tes untuk mengukur pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil. Waktu pelaksanaan pos tes sekitar kurang lebih 30 menit.
Kuesioner dibagikan dan diisi sendiri oleh ibu hamil pada waktu yang bersamaan.
Bila ada pertanyaan atau ketidakjelasan dalam pengisian kuesioner, enumerator
siap memberikan penjelasan. Sedangkan untuk penilaian keterampilan ibu hamil
melakukan praktek sendiri-sendiri di tempat terpisah dan diamati oleh enumerator
dengan menggunakan daftar tilik/ceklis dan alat peraga.
4.7 Sumber Media KIE
Media yang digunakan menggunakan perlengkapan yang sudah ada di
paket kelas ibu hamil dan sebagian dibuat sendiri oleh peneliti dengan
mengumpulkan dari beberapa sumber dan tinjauan pustaka mengenai gizi ibu
hamil, macam macam alat kontrasepsi dan modifikasi boneka dengan tali
pusarnya. Materi KIE yang digunakan yaitu buku KIA, lembar balik, food
model/contoh makanan, boneka, perlengkapan pakaian bayi, botol tempat ASI
jika ibu kerja/bepergian, metode kanguru, KB kit, stiker P4K dll.
4.8 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul, diolah melalui tahapan sebagai berikut:
a. Menyunting data (Editing)
Melakukan pembersihan data yang telah terkumpul, untuk memeriksa
kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi jawaban dari
setiap pertanyaan dan pernyataan pada kuesioner dan kelengkapan
dokumen yang dimiliki.
b. Pemberian kode dan memberikan skor data (Coding dan Scoring)
Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai dan mengubah jawaban berupa
karakter huruf/menjadi angka, agar memudahkan pengolahan data. Dalam
penelitian ini pertanyaan mengenai pengetahuan tentang KIA di skoring
jawaban salah = Skor jawaban 0, jawaban benar = Skor Jawaban 1, Untuk
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
53
item keterampilan di daftar tilik/ceklis diberi skor 0 untuk jawaban Tidak
Dikerjakan (T), Tidak Memuaskan (TM) skor 1 dan skor 2 untuk jawaban
Memuaskan (M)
c. Memasukan data (Entry)
Memasukan data yang sudah diskor dan dikode ke komputer dengan
menggunakan sofware untuk dapat dianalisa lebih lanjut dengan
menggunakan SPSS
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Langkah terakhir dari pengolahan data yaitu melakukan pengecekan
kebenaran data yang sudah dimasukkan, untuk melihat kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam memasukan data.
4.9 Analisis Data
4.9.1 Analisis Univariat
Bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel sebagai
berikut:
-
Karakteristik ibu: umur, pendidikan, pekerjaan, umur kehamilan,
jumlah kehamilan
-
Skor pengetahuan ibu hamil sebelum, sesudah intervensi dan satu
bulan sesudah intervensi
-
Skor keterampilan ibu hamil sebelum, sesudah intervensi dan satu
bulan sesudah intervensi
4.9.2 Analisis Bivariat
Analisis yang digunakan yaitu uji T-test. Uji T digunakan untuk melihat:
1) Perbandingan rata-rata skor pengetahuan dan keterampilan mengenai KIA
sebelum dan sesudah intervensi. Perbandingan ini menggunakan uji paired
t-test yaitu membandingkan dua jenis data sebelum dan sesudah intervensi
dan sesudah intervensi dengan satu bulan sesudah intervensi, tapi dari
subjek yang sama
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
54
Formulanya uji paired t-test sebagai berikut:
=
/√
d = rata-rata deviasi/selisis sampel 1 dengan sampel 2
SD_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2
2) Perubahan pengetahuan dan keterampilan sebelum, sesudah intervensi dan
satu bulan sesudah intervensi
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
55
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Wilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Sempor II adalah bagian dari
wilayah Kabupaten Kebumen. Berada kurang lebih 27 km sebelah barat
Kabupaten Kebumen. Luas wilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Sempor II
terdiri 54,5 km² dengan batas wilayah kerja, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Gombong, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rowokele dan sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. Jumlah desa diwilayah kerja
UPTD Unit Puskesmas Sempor II ada 7 (tujuh) desa yaitu Desa Pekuncen terdiri
dari 4 RW dan 17 RT, Desa Kedungjati terdiri 4 RW dan 20 RT, Desa Bonosari
terdiri 4 RW dan 16 RT, Desa Semali terdiri 4 RW dan 17 RT, Desa Kenteng
terdiri 8 (delapan) RW dan 28 RT, Desa Kedungwringin terdiri 4 RW dan 20 RT,
sedangkan Desa Somagede terdiri 4 RW dan 21 RT. (Profil Puskesmas Sempor II,
2012)
PETA WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II
SOMAGEDE
N
KEDUNGWRINGIN
KENTENG
PEKUNCEN
4
0
E
S
SEMALI
BONOSARI
W
KEDUNGJATI
4
Puskesmas Sempor 2
BONOSARI
KEDUNGJATI
KEDUNGWRINGIN
KENTENG
PEKUNCEN
SEMALI
SOMAGEDE
8 Kilometers
Gambar 5.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Sempor II
55
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
56
5. 2 Visi dan Misi Puskesmas Sempor II
5.2. 1 Visi
Menuju pusat pelayanan masyarakat yang bermutu terjangkau dan
dipercaya sehingga terwujud masyarakat Sempor sehat 2015
5.2. 2 Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan profesionalisme Sumber Daya Manusia
2. Menjalin kemitraan dengan berbagai elemen dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan
3. Menggerakkan masyarakat berwawasan kesehatan
4. Memelihara agar orang tetap sehat dengan mendorong pembentukan
lingkungan yang sehat
5. Memelihara dan mengikutsertakan peran serta masyarakat serta
mendorong kemandirian untuk dapat hidup bersih dan sehat.
5. 3 Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Sempor II memiliki jumlah penduduk 22.608
jiwa, yang terdiri dari 10.684 jiwa penduduk laki-laki dan 11.924 jiwa penduduk
perempuan. Jumlah KK sebanyak 5.742 (BPS, 2012)
5. 4 Fasilitas dan Sumber Daya Kesehatan
UPTD Unit Puskesmas sempor II memiliki 2 Puskesmas Pembantu dan 6
Poskesdes yang memberikan pelayanan rawat jalan kepada masyarakat,
keterangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
57
Tabel 5.1
Fasilitas dan Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sempor II
Tahun 2009-2011
FASILITAS DAN SUMBER
DAYA
Puskesmas rawat jalan
2009
1
Tahun
2010
1
2011
1
Puskesmas Pembantu
2
2
2
Mobil Puskesling
1
1
1
Poskesdes
6
6
6
Posyandu
32
32
32
-
1
1
Bidan Praktek Swasta
10
13
14
Jumlah Dukun bayi
12
12
12
Balai Pengobatan Swasta
Sumber : Profil Puskesmas Sempor II Tahun 2009-2011
Sumber daya kesehatan di UPTD Unit Puskesmas Sempor II mengalami
perubahan dan peningkatan yang cukup baik, namun demikian masih diharapkan
sumber daya kesehatan yang lebih memadai dan proporsional, selengkapnya akan
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 5.2
Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sempor II
Tahun 2009-2011
NO
JENIS KETENAGAAN
1.
Tenaga medis (dokter umum dan dokter
gigi)
Paramedis Perawat (bidan dan perawat)
Tahun
2009
2010
2011
3
3
3
15
17
16
4
5
5
4.
Paramedis non perawatan
(Gizi, Sanitarian, Analis, Farmasi)
Kesehatan Masyarakat
-
-
-
5.
Tata Usaha
1
1
1
2.
3.
Sumber : Profil Puskesmas Sempor II Tahun 2009-2011
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
58
5. 5 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Dari ibu hamil di wilayah
Puskesmas Sempor II yang memenuhi kriteria mengikuti kelas ibu hamil (usia
kehamilan 20-32 minggu) berjumlah 42 orang, namun dalam pelaksanaan
penelitian peserta yang dapat mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir (pretes
sampai satu bulan sesudah intervensi)/ peserta yang memenuhi kriteria inklusi
berjumlah 35 ibu hamil. Dari ke 7 peserta yang tidak bisa masuk dalam penelitian
disebabkan karena rata-rata hanya datang satu kali, ini disebabkan karena ada ibu
hamil yang sakit (anemia berat), partus imaturus dan pergi ke luar kota.
5.4.1 Karakteristik Ibu Hamil
Karakteristik ibu hamil yang disajikan pada bagian ini meliputi umur,
pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah kehamilan (paritas), umur kehamilan,
keterpaparan informasi kesehatan yang berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) dan sumber yang memberikan informasi pada ibu hamil.
Umur ibu hamil dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yaitu < 20
tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun.
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi tidak
bekerja (ibu rumah tangga) dan bekerja ( buruh, pedagang, penganyam, dan
petani).
Untuk tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi pendidikan rendah jika pendidikan ibu hamil ≤ SMP dan tingkat
pendidikan tinggi jika pendidikan ibu hamil > SMP.
Pada
distribusi
responden
berdasarkan
jumlah
kehamilan/paritas
dikategorikan menjadi kehamilan ke-1 dan kehamilan >1.
Distribusi responden menurut umur kehamilan dikategorikan menjadi
Trimester II jika umur kehamilan 20-24 minggu dan Trimester III jika umur
kehamilan 25-32 minggu.
Distribusi responden berdasarkan keterpaparan informasi kesehatan yang
berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di kategorikan ya jika ibu
hamil pernah mendapat informasi dan tidak jika ibu hamil tidak pernah mendapat
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
59
informasi. Informasi mengenai KIA pada penelitian ini meliputi informasi
pengetahuan KIA dan informasi yang berhubungan dengan praktik keterampilan.
Informasi pengetahuan meliputi: perubahan tubuh selama hamil, keluhan-keluhan
saat hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi,
mitos-mitos yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak, penyakit menular
sexual dan akte kelahiran. Untuk informasi mengenai keterampilan meliputi:
memandikan bayi, mengenakan popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui dan
senam hamil.
Untuk distribusi responden berdasarkan sumber informasi dalam penulisan
ini dikategorikan ya jika ibu hamil pernah mendapat informasi dari sumber
tersebut dan tidak jika ibu hamil tidak mendapatkan
informasi dari sumber
tersebut. Adapun sumber informasi tersebut yaitu bisa dari teman, orang tua,
dukun, tenaga kesehatan, radio, televisi, media cetak (buku, koran atau majalah
dll) dan internet. Uraian mengenai karakteristik ibu hamil dijelaskan pada tabel
5.3 di bawah ini:
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
60
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Karakteristik Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012
Karakteristik
Jumlah
Persentase
Umur dikategorikan
< 20 tahun
20 - 35 tahun
> 35 tahun
Total
2
29
4
35
5,7 %
82,9 %
11,4 %
100%
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Total
13
22
35
37,1 %
62,9 %
100%
Tingkat Pendidikan
Rendah, ≤ SMP
Tinggi, > SMP
Total
25
10
35
71,4 %
28,6 %
100%
Jumlah Kehamilan/Paritas
Hamil ke-1
Hamil > 1
Total
18
17
35
51,4 %
48,6 %
100%
Umur Kehamilan
Trimester II, 20-24 minggu
Trimester III, 25-32 minggu
Total
13
22
35
37,1 %
62,9 %
100%
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebagian besar ibu
hamil pada umur 20-35 tahun, berdasar pekerjaan, sebagian besar ibu hamil tidak
bekerja, dari ibu hamil yang bekerja antara lain bekerja sebagai buruh, pedagang,
wiraswasta dan petani. Pada distribusi tingkat pendidikan didapatkan sebagian
besar ibu hamil dengan pendidikan rendah atau ≤ SMP, sedangkan berdasar
jumlah kehamilan/paritas, pada penelitian ini lebih dari separoh ibu hamil dengan
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
61
paritas pertama, untuk umur kehamilan ibu dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu hamil pada Trimester III ( 25-32 minggu)
Selanjutnya untuk distribusi frekwensi berdasarkan keterpaparan informasi
dan sumber informasi mengenai Kesehatan Ibu dan Anak dijelaskan pada tabel
5.4 dibawah ini:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menurut Keterpaparan Informasi Pengetahuan KIA Dan
Sumber Informasi Yang Diperoleh Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sempor II Tahun 2012
Jenis Informasi
Dapat Informasi
Ya
%
Tidak
%
Informasi Pengetahuan
Perubahan tubuh pada bumil
Keluhan saat hamil
Perawatan kehamilan
Persalinan
Perawatan Nifas
Perawatan bayi
Mitos
Penyakit menular
Akte Kelahiran
28
33
26
24
19
25
33
14
32
80
94,3
74,3
68,6
54,3
71,4
94,3
40
91,4
7
2
9
11
16
10
2
21
3
20
5,7
25,7
31,4
45,7
28,6
5,7
60
8,6
Sumber Informasi
Teman
Orang tua
Dukun
Tenaga Kesehatan
Radio
Televisi
Buku, koran, majalah
Internet
24
32
3
23
0
4
17
1
68,6
91,4
8,6
65,7
0
11,4
48,6
2,9
11
3
32
12
35
31
18
34
31,4
8,6
91,4
34,3
100
88,6
51,4
97,1
Berdasarkan tabel diatas, dari 35 responden hampir sebagian besar ibu
hamil sudah pernah mendapatkan informasi mengenai kesehatan ibu dan anak
terutama mengenai keluhan saat hamil dan mitos-mitos yang berhubungan dengan
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
62
kesehatan ibu dan anak. Untuk informasi yang masih kurang yaitu pada Penyakit
Menular Sexual (PMS)
Untuk sumber informasi ibu hamil mendapat pengetahuan mengenai
kesehatan ibu dan anak lebih dari separoh ibu hamil mendapat informasi dari
orang tua, teman dan tenaga kesehatan.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Keterpaparan Informasi Keterampilan KIA Dan
Sumber Informasi Yang Diperoleh Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sempor II Tahun 2012
Jenis Informasi
Dapat Informasi
Ya
%
Tidak
%
Informasi Keterampilan
Cara memandikan bayi
Mengenakan Popok
Perawatan Tali Pusat
Teknik Menyusui
Senam Hamil
21
25
11
21
1
60
71,4
31,4
60
2,9
14
10
24
14
34
40
28,6
68,6
40
97,1
Sumber Informasi
Teman
Orang tua
Dukun
Tenaga Kesehatan
Radio
Televisi
Buku, koran, majalah
Internet
8
15
17
10
0
0
2
1
22,9
42,9
48,6
28,6
0
0
5,7
2,9
27
20
18
25
35
35
33
34
77,1
57,1
51,4
71,4
100
100
94,3
97,1
Pada informasi mengenai keterampilan yang berhubungan dengan KIA,
sebagian besar ibu hamil pernah mendapatkan informasi mengenai mengenakan
popok, cara memandikan bayi dan teknik menyusui, namun sebagian besar belum
mendapatkan informasi mengenai perawatan tali pusat dan senam hamil.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
63
Berdasarkan hasil penelitian, sumber informasi yang paling banyak
berperan yaitu dari dukun. Kurang dari separoh ibu hamil yang mendapatkan
informasi dari tenaga kesehatan.
5.4.2 Hasil Analisis Pengetahuan dan Keterampilan Ibu hamil mengenai
KIA Sebelum dan Sesudah Intervensi
Pertanyaan mengenai pengetahuan ibu hamil pada penelitian ini terdiri
dari 30 pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak yang terdiri dari
masalah perubahan tubuh selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi, mitos yang berhubungan dengan kesehatan ibu
dan anak, penyakit menular sexual dan akte kelahiran. Dari 30 pertanyaan tersebut
ada beberapa pertanyaan yang jawabanya lebih dari satu sehingga jumlah
keseluruhan jawaban ada 56 point. Dari jawaban ibu hamil yang menjawab
pertanyaan pengetahuan dengan benar diberi skor 1 dan skor 0 untuk yang salah.
Jenis keterampilan ibu hamil yang berhubungan dengan KIA pada
penelitian ini terdiri dari 5 keterampilan yaitu cara memandikan bayi, mengenakan
popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui dan senam ibu hamil. Jumlah point
keterampilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil berjumlah 52 point. Setiap
point pertanyaan diberi skor 2 apabila ibu hamil memperagakan langkah-langkah
sesuai dengan prosedur standar atau pedoman (memuaskan / M). Skor 1 jika ibu
hamil tidak dapat memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur standar
atau pedoman (tidak memuaskan / TM) dan skor 0 jika langkah-langkah
keterampilan tidak diperagakan (T) oleh peserta pada waktu dilakukan evaluasi,
sehingga apabila ibu hamil dapat memperagakan seluruh item dengan baik sesuai
prosedur standar/pedoman maka skor berjumlah 104 point.
Pengambilan skor pada penelitian ini dilakukan 3 (tiga) kali yaitu sebelum,
sesudah intervensi, dan 1 (satu) bulan setelah intervensi untuk mengetahui
seberapa besar ilmu yang disampaikan masih terserap/diingat oleh ibu hamil.
Hasil pengetahuan dan keterampilan sebelum, sesudah intervensi dan satu bulan
setelah intervensi dijelaskan pada tabel 5.6 dibawah ini.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
64
Tabel 5.6
Distribusi Ibu Hamil Menurut Pengetahuan dan keterampilan Sebelum,
Sesudah Intervensi Dan Satu Bulan Sesudah Intervensi Penyuluhan KIA Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012
Variabel
Mean
Median
SD
Min-Max
95% CI
Sebelum Intervensi Penyuluhan
Pengetahuan (Skala 0-56)
35,5
Keterampilan (Skala 0-104)
21,2
37
19
7,8
9,1
19 - 47
10 - 41
32,9 - 38,2
18,1-24,3
Sesudah Intervensi
Pengetahuan (Skala 0-56)
Keterampilan (Skala 0-104)
47,8
95,7
51
97
8,5
5,9
24 - 56
82 - 104
44,8 - 50,7
93,7 - 97,7
Satu Bulan Sesudah Intervensi
Pengetahuan (Skala 0-56)
47,2
Keterampilan (Skala 0-104)
93,3
49
95
8,3
7,9
21 - 56
69-104
44,3 - 50
90,6 - 96
Pada tabel 5.6 terlihat ada peningkatan skor pengetahuan dan keterampilan
antara sebelum dan sesudah intervensi. Sesudah intervensi rerata pengetahuan
naik 12,3 poin, sedangkan pada keterampilan naik 74,5 poin. Pada satu bulan
sesudah intervensi pengetahuan dan keterampilan ibu hamil teretensi terbukti
terdapat penurunan sedikit pada skor pengetahuan dan keterampilan.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
65
5. 6 Analisis Bivariat Paired T-test
5.6.1 Hasil Analisis Paired t-test Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Hamil
Mengenai KIA
Tabel 5.7
Selisih Skor Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA
Sebelum Dengan Sesudah Intervensi, Sesudah Dengan Satu Bulan Sesudah
Intervensi Klas Ibu Hamil Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sempor II Tahun 2012
Variabel
Mean
SD
Min-Max
95% CI
Nilai
p
Sebelum-sesudah intervensi
Pengetahuan
12,2
Keterampilan
74,5
5,17
8,96
2 - 26
55 - 89
14,01 - 10,5
77,6 - 71,4
< 0,001
< 0,001
0,76 - 1,96
0,23 - 4,57
0,378
0,031
Sesudah intervensi-1 bulan sesudah intervensi
Pengetahuan
0,6
3,97
(-11) - 11
Keterampilan
2,4
6,32
(-11) - 16
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa selisih antara skor pengetahuan dan
keterampilan sebelum dengan sesudah intervensi menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan, hal ini membuktikan ada beda antara sebelum dan sesudah
intervensi pada α 0,05.
Sedangkan selisih pengetahuan sesudah intervensi dengan satu bulan
sesudah intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan sesudah intervensi dengan pengetahuan satu bulan sesudah intervensi
pada α 0,05.
Untuk selisih keterampilan sesudah intervensi dengan satu bulan sesudah
intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, hal ini membuktikan
ada beda antara sesudah intervensi dan satu bulan sesudah intervensi.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain quasi experiment
pre-test dan post test dimana rancangan penelitian hanya menggunakan satu
kelompok subjek yaitu ibu hamil dengan melakukan pengukuran sebelum dan
sesudah. Desain penelitian tersebut merupakan desain penelitian yang lemah,
karena dalam penelitian tersebut tidak ada kelompok pembanding atau kelompok
kontrol juga tidak adanya pengambilan sampel secara acak. Sehingga tidak dapat
dilihat apakah perubahan hasil perlakuan memang murni akibat dari perlakuan
tersebut atau dapat dikarenakan adanya faktor lainnya. Adapun faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, media informasi, sosial
budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Disamping itu, pengisian
kuesioner yang diisi sendiri oleh ibu hamil hal ini dapat menimbulkan
ketidaksamaan persepsi maksud dari pertanyaan dalam kuesioner oleh masingmasing ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Namun untuk meminimalisir keterbatasan penelitian dalam hal kuesioner
yang diisi oleh responden, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dengan
menggunakan pertanyaan yang sudah dibakukan dalam buku pedoman
pelaksanaan kelas ibu hamil dan pada saat pembagian kuesioner pre dan post test,
peneliti yang juga bertindak sebagai penyuluh membaca kembali satu demi satu
pertanyaan pengetahuan, dan 3 orang enumerator lain mengawasi responden
dalam menjawab, kemungkinan ada responden yang masih kurang mengerti
dengan maksud dari pertanyaan yang terdapat dikuesioner.
6.2 Pelaksanaan Intervensi
Pelaksanaan intervensi dalam penelitian ini dilakukan pada 4 kelompok
kelas ibu hamil, masing-masing kelompok pelaksanaannya selama 3 minggu
dengan frekuensi sekali seminggu melaksanakan kelas ibu hamil. Sebelum
pelaksanaan terlebih dahulu peneliti melakukan koordinasi dengan kepala
puskesmas, bidan koordinator puskesmas dan bidan desa untuk membuat jadwal
kegiatan dan menyamakan persepsi dalam pelaksanaan kelas ibu hamil (Jadwal
66
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
67
kegiatan dapat dilihat dilampiran). Setelah mendapat kesepakatan dari puskesmas
mengenai tempat, hari, waktu pelaksanaan dan petugas yang terlibat selanjutnya
peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam kelas ibu hamil dan pihak
puskesmas membuat surat pemberitahuan ke kepala desa dan undangan
pelaksanaan pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20-32 minggu di wilayah
Puskesmas Sempor II
Pada intervensi kelas ibu hamil, setiap pertemuan berlangsung kurang
lebih selama 120 menit. Pertemuan pertama dibuka oleh kepala desa/bidan desa
setempat, dilanjutkan perkenalan semua peserta kelas ibu hamil dan fasilitator dan
penjelasan informasi pelaksanaan, tujuan dan manfaat kelas ibu hamil. Kemudian
dibagikan lembar kuesioner untuk melakukan pre test materi pertemuan pertama
dan dibacakan soal dan pilihan jawabannya serta pre test praktek senam hamil.
Pada kegiatan intervensi ini untuk menggelorakan semangat peserta disetiap
pertemuan selalu diselingi dengan menyanyikan lagu atau yel-yel yang
berhubungan dengan tujuan diadakan kelas ibu hamil.
Materi pada pertemuan pertama mengenai kehamilan, perubahan tubuh
dan perawatan kehamilan. Dalam pelaksanaan intervensi selalu melibatkan ibu
hamil untuk berdiskusi dan minta pendapat peserta mengenai apa yang dirasakan
oleh peserta misalnya keluhan ibu hamil dan cara mengatasinya sehingga
terbentuk suatu pertukaran ilmu antar peserta dan fasilitator sebagai pihak yang
meluruskan apabila belum sesuai dengan yang sebenarnya. Hal ini dipertegas lagi
dengan peserta untuk membuka buku KIA dan membaca isi sesuai materi yang
disampaikan secara bergantian sehingga semua peserta terlibat dan lebih
memahami materi yang dibahas. Setiap pertemuan pada kelas ibu hamil diakhiri
dengan pos test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang
disampaikan sudah dipahami oleh peserta atau belum dan dilanjutkan dengan
peragaan senam hamil.
Minggu kedua intervensi kelas ibu hamil dimulai dengan review materi
dan hasil evaluasi pre test dan post test pertemuan pertama, selanjutnya
membagikan kuesioner kepada peserta untuk melakukan pre test materi
pertemuan kedua dan pre test keterampilan teknik menyusui. Pada pertemuan
kedua ini membahas mengenai persalinan dan perawatan nifas meliputi: tandaUniversitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
68
tanda persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, perawatan
nifas, upaya agar dapat menyusui secara penuh, tanda bahaya dan penyakit pada
masa nifas, KB pasca persalinan dan praktek teknik menyusui. Dalam praktek
teknik menyusui terlebih dahulu fasilitator mendemonstrasikan tekniknya
menggunakan boneka
dan model
payudara, selanjutnya
setiap
peserta
dipersilahkan untuk mempraktekkan sendiri-sendiri secara bergantian dengan
diawasi oleh fasilitator.
Intervensi terakhir pada minggu ketiga dimulai dengan review materi dan
hasil evaluasi pre test dan post test pertemuan kedua, selanjutnya membagi
kuesioner pada peserta sebagai pre test materi pertemuan ketiga dan pre test
keterampilan memandikan bayi, merawat tali pusat dan memakaikan popok.
Pelaksanaan intervensi materi kelas ibu hamil minggu ketiga ini meliputi materi
mengenai perawatan bayi baru lahir, tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit
berat, manfaat pemberian K1 injeksi pada bayi baru lahir, tanda bahaya bayi baru
lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada bayi baru
lahir, penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak, Infeksi Menular Sexual, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan penyakit
malaria dan pentingnya akte kelahiran dan demonstrasi cara memandikan bayi,
perawatan tali pusat dan memakaikan popok. Pada akhir kegiatan dilakukan post
tes materi dan pos tes keterampilan memandikan bayi, perawatan tali pusat,
memakaikan popok dan senam hamil.
Untuk mengetahui apakah ada retensi terhadap pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil dilakukan pengambilan data terakhir yaitu satu bulan
setelah intervensi pada minggu ketiga. Pada saat pengambilan data ini ada ibu
hamil yang sudah melahirkan bayinya sebanyak 4 orang sehingga penulis dalam
pengambilan data langsung datang ke rumah peserta, untuk evaluasi peserta bisa
langsung mempraktekkan pada bayinya dan peserta lain yang tinggalnya
berdekatan bisa langsung ikut menyaksikan dengan objek yang sebenarnya.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
69
6.3 Karakteristik Responden Penelitian
6.3.1 Umur
Karakteristik umur ibu antara usia 20-35 tahun merupakan usia produktif
yang aman bagi wanita untuk hamil dan melahirkan. Hal tersebut berhubungan
dengan fungsi anatomi dan fisiologi alat-alat reproduksi (Koblinsky, 1997).
Terdapat langkah-langkah non medis yang berkaitan dengan status wanita, yang
berpengaruh terhadap kematian ibu. Faktor ini perlu diintegrasikan pula kedalam
inisiatif Safe Motherhood yang komprehensif, contohnya dengan peningkatan
umur minimal perkawinan menurut hukum dan memperjuangkan hukum tersebut
(Freedman dalam Koblinsky, 1997)
6.3.2 Pendidikan
Pendidikan ibu hamil sebagian besar dengan pendidikan ≤ SMP,
pendidikan merupakan faktor penentu gaya hidup seseorang dan status kehidupan
seseorang di masyarakat. Tingkat pendidikan yang diduduki atau diselesaikan
mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku reproduksi, penggunaan alat
kontrasepsi, persalinan, kesakitan, kematian anak, bayi, serta kesadaran akan
kesehatan keluarga (SDKI, 2002-2003). Koblinsky dkk (1997) mengatakan bahwa
wanita yang terdidik akan semakin terbuka dan pantang menyerah dalam
meningkatkan ketepatan dan mutu kesehatan. Lebih jauh lagi Jacobson dalam
Koblinsky mengatakan terdapat banyak alasan mengapa wanita tidak mampu
memanfaatkan pelayanan yang secara teoritis aksesibel bagi mereka, antara lain
adalah kurangnya akses terhadap pendidikan.
Pendidikan menurut Notoatmodjo (2005), merupakan suatu upaya
seseorang untuk belajar dengan harapan dapat diaplikasikanya dalam bentuk
tindak nyata. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat
dibutuhkan untuk pengembangan diri dan dapat meningkatkan kematangan
intelektual seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan
cara berfikir seseorang, baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam
cara pengambilan keputusan serta pembuat kebijakan. Dengan demikian
diharapkan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi dapat merawat kehamilan dan
setelah melahirkan nantinya dapat merawat diri dan bayinya.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
70
6.3.3 Pekerjaan
Sebagian besar ibu hamil dengan status tidak bekerja/ibu rumah tangga.
Menurut Pusat Penelitian Kesehatan dalam Adawiyah (2001), menyebutkan
bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan sebab-sebab mendasar yang
mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan, sehubungan dengan ada
tidaknya waktu luang yang dimiliki untuk memanfaatkan pemeriksaan kehamilan.
6.3.4 Keterpaparan informasi
Menurut Bambang, dkk (2001), sumber informasi dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang, hal ini sesuai dengan penelitian yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penyuluhan dengan
pengetahuan ibu dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan, dimana ibu yang
pernah mendapatkan penyuluhan mempunyai peluang 6,21 kali berpengetahuan
baik dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan dibandingkan dengan ibu yang
tidak pernah mendapatkan penyuluhan.
6.4 Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum dan Sesudah Intervensi
Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata,
minimum dan maksimum sesudah pelatihan kelas ibu hamil lebih tinggi dibanding
sebelum pelatihan kelas ibu hamil. Hasil uji paired samples T-test didapatkan
pengetahuan sesudah pelatihan nilai p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil sebelum dan
sesudah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil. Hasil penelitian ini sesuai dengan
harapan pemerintah dalam tujuan pelaksanaan kelas iIbu hamil dengan mengikuti
kelas iIbu hamil sebagai sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran (Departemen Kesehatan RI, 2006). Sedikit
apapun informasi diperoleh ibu hamil pada kelas ibu hamil akan bermanfaat untuk
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
71
persiapan psikologis serta mengurangi stress pada ibu hamil dalam menjalani
masa kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hastuti dkk (2010)
bahwa pelatihan kelas ibu hamil efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil mengenai perawatan seputar kehamilan, persalinan dan nifas, perawatan
bayi baru lahir, KB pasca persalinan, termasuk penyakit menular dan akte
kelahiran, sejalan pula dengan hasil penelitian Sumarni dkk (2005) ada beda
pengetahuan dan sikap yang bermakna pada ibu hamil dalam menghadapi
persalinan sebelum dan setelah pemberian kelas prenatal, senada dilakukan oleh
Syafiq, dkk (2008) menyatakan bahwa kelas ibu hamil memiliki efek positif pada
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu berkaitan dengan perawatan kehamilan,
persalinan, dan nifas, lebih banyak
ibu melahirkan di dampingi bidan
dibandingkan sebelum adanya kelas iIbu hamil di Lombok Tengah NTB.
Adanya perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah pelatihan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik ibu hamil yang
mencakup umur dan pendidikan, adapun faktor lainnya yaitu faktor proses dalam
pelatihan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa faktor eksternal atau
factor yang berasal dari luar individu seperti adanya pelatihan dapat berpengaruh
pada meningkatnya pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil dapat mengingat materi
yang telah disampaikan oleh tutor dan dalam pengetahuan ini berarti dapat
mengingat kembali suatu informasi, materi atau bahan dari stimulus yang diterima
(Notoatmodjo, 1997).
Hal ini terjadi mungkin karena selama mengikuti pelatihan kelas ibu hamil
responden telah mendapatkan informasi, saling berinteraksi dan berbagi
pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) maupun dengan
tutor/bidan tentang kehamilan, perubahan dan keluhan selama hamil, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran. Bagi responden yang mendapat nilai dibawah rata-rata kemungkinan
disebabkan
kurang
mendapatkan
informasi
dan
kesalahan
dalam
menginterpretasikan informasi yang diperolehnya selama mengikuti kelas ibu
hamil. Ini sesuai dengan pendapat Nanda (2005) bahwa yang mempengaruhi
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
72
responden mendapatkan nilai terendah terkait dengan kurangnya pengetahuan
(deficient knowledge) terutama disebabkan oleh kurang terpapar informasi dan
kesalahan dalam menginterpretasikan informasi, selain faktor lain seperti kurang
daya ingat, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar
terhadap sumber informasi.
Peningkatan pengetahuan pada penelitian ini merupakan salah satu tolak
ukur keberhasilan pelatihan kelas ibu hamil, yang di dalamnya terdapat kegiatan
belajar mengajar (learning) dari segi kognitif, melalui transformasi informasi
yang berurutan pada diri responden. Hal ini sejalan dengan pandangan Santrock
(2011) dalam bukunya Psikologi Pendidikan yang menyatakan bahwa proses
belajar merupakan suatu rangkaian peristiwa/kejadian di dalam diri subjek yang
berlangsung secara berurutan yang dimulai dengan adanya rangsangan/stimulus
dan berakhir dengan umpan balik (dalam hal ini pre-post test). Sedangkan subyek
sendiri merasa efek dari adanya stimulus tersebut berupa prestasi belajar, dengan
demikian subyek mendapat konfirmasi bahwa keseluruhan proses belajar telah
berjalan dengan tepat dan benar. Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011)
berpendapat bahwa model pemrosesan informasi dalam diri seseorang secara
berurutan dimulai dari adanya receptor, sensory register, short-term memory
(STM), long-term memory (LTM), response generator dan effector. Bila dikaitkan
dengan pendapat Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003) berdasarkan ciri-ciri
proses terjadinya receptor, sensory register, STM dan LTM identik dengan aspek
kognisi, response generator identik dengan aspek afektif, dan effector identik
dengan aspek psikomotor.
Baik pendapat Atkinson dan Shiffrin, Bloom, Santrock, Notoatmodjo
dalam aspek kognitif terbukti saling berkaitan dalam membentuk persepsi
seseorang terhadap informasi yang diterima sebagai dasar terbentuknya perilaku
baru. Hal ini dipertegas oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa
perilaku yang didasai oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibanding perilaku
tanpa didasari pengetahuan.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
73
6.5 Perbedaan Pengetahuan Sesudah Intervensi dengan Satu Bulan Sesudah
Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata,
minimum dan maksimum pada satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil lebih
rendah dibanding sesudah intervensi kelas ibu hamil. Hasil uji paired samples Ttest didapatkan pengetahuan satu bulan sesudah pelatihan nilai p = 0,378 (p >
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara pengetahuan ibu hamil sesudah mengikuti pelatihan dan satu bulan setelah
mengikuti kelas ibu hamil.
Hal ini membuktikan bahwa dengan mengikuti kelas ibu hamil
pengetahuan yang diperoleh mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran masih tersimpan di memori dengan baik,
sehingga pada tahap pemanggilan kembali dapat dikeluarkan dengan mudah.
Tersimpannya memori dengan baik bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya
dengan selalu mengulang materi pertemuan sebelumnya dan hasil pre-postest
pertemuan sebelumnya, penggunaan media komunikasi/APE pada pelaksanaan
kelas ibu hamil. Menurut Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011)
menegaskan bahwa semakin lama informasi disimpan dalam memori jangka
pendek melalui pengulangan, semakin besar kesempatannya untuk masuk ke
memori jangka panjang. Menurut Depkes (2009), pada tahap proses respon
komunikasi dapat berbentuk usaha untuk melengkapi informasi, meminta
informasi tambahan atau melakukan tindakan-tindakan lain. Hal ini dilakukan
oleh beberapa ibu hamil dengan melakukan kontak via tilpon atau pada saat
memeriksakan kehamilan dengan menanyakan hal-hal yang kurang jelas dalam
pelaksanaan kelas ibu hamil. Disamping itu ibu bisa membaca kembali materinya
pada buku KIA yang ada pada setiap ibu hamil untuk melakukan diskusi dengan
keluarga.
Dengan adanya komunikasi dengan lingkungan diharapkan akan terjadi
perubahan perilaku yang diikuti oleh perubahan lingkungan keluarga dan
masyarakat. Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo (2010) yang menekankan bahwa
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
74
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku, tetapi juga diikuti
dengan perubahan lingkungan, karena perubahan perilaku tanpa diikuti oleh
perubahan lingkungan tidak akan efektif dan tidak akan bertahan lama. Sehingga
pendidikan kesehatan melalui kelas ibu hamil merupakan salah satu cara merubah
pengetahuan menjadi lebih baik, terarah dan lebih optimal sebagai salah satu pilar
safe motherhood dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
6.6 Perbedaan Keterampilan Antara Sebelum dan Sesudah Pelatihan Kelas
Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II
Berdasarkan hasil pre test dan post test diketahui hasil mean, nilai
minimum dan maksimum sesudah pelaksanaan kelas ibu hamil jauh meningkat
dibanding sebelum mengikuti kelas ibu hamil. Hasil uji Paired samples T-test
menunjukkan p value < 0,05 dengan demikian pelatihan kelas ibu hamil efektif
untuk meningkatkan keterampilan ibu hamil.
Meningkatnya keterampilan responden pada penelitian ini kemungkinan
sebagai akibat dari adanya pengalaman belajar dalam kelas ibu hamil, sekaligus
sebagai tolak ukur pertama evaluasi pelaksanaan program pelatihan kelas ibu
hamil yang selanjutnya diikuti perubahan perilaku dengan melakukan kunjungan
antenatal care sesuai jadual berdasarkan standar ideal. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, tampak bahwa hasil belajar dalam kelas
ibu hamil dalam bentuk gerakan motorik atau tindakan telah tercapai. Bila
dikaitkan dengan proses belajar menurut Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock
(2011), proses belajar telah sampai pada tahap effector. Pada tahap ini terjadi
proses penampungan hasil perencanaan dan pelaksanaan rencana dalam bentuk
tindakan atau perbuatan, diberikan prestasi yang menampakkan hasil belajar dan
subyek mendapat umpan balik melalui observasi terhadap efek tindakannya
melalui komentar orang lain.
Bila dikaitkan dengan tingkatan dari ranah psikomotor menurut Simpson
dalam Santrock (2011) hasil belajar keterampilan motorik di dalam kelas ibu
hamil berada pafa tahap complex response (gerakan komplek), yaitu kemampuan
untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen
dengan lancar, tepat dan efisien, misalnya rangkaian gerakan senam hamil,
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
75
rangkaian teknik menyusui secara berurutan yang merupakan gabungan beberapa
sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang sinergis. Bila dapat
mempraktekkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, berada pada tahap
adjustment (penyesuaian pola gerakan).
Perubahan yang terjadi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada
penelitian ini masih berada pada tahap evaluasi sesaat setelah pelaksanaan kelas
ibu hamil yang belum diketahui apakah perubahan pada ketiga aspek tersebut
akan berlanjut. Kondisi ini didukung oleh pernyataan Hamalik (2007), bahwa
keberhasilan suatu proses belajar dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada
dasarnya baru mencapai tahap terminal performances (perilaku terminal), yang
selanjutnya penting untuk mewujudkan behavior objectives (tujuan-tujuan
perilaku) dari suatu program pembelajaran. Hal ini didukung oleh penelitian
Sukisno (1998) yang menunjukkan praktek dan perilaku yang berbeda terhadap
senam hamil antara yang ikut dan tidak ikut senam hamil.
6.7 Perbedaan Keterampilan Sesudah Intervensi dengan Satu Bulan Sesudah
Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II
Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil mean, nilai minimum dan
maksimum pada satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil terjadi penurunan
dibanding sesudah intervensi kelas ibu hamil. Hasil uji Paired samples T-test
menunjukkan p = 0,031 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil sesudah intervensi dan
satu bulan sesudah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil.
Hal ini memberikan arti bahwa pelatihan mengenai keterampilan ibu hamil
meliputi cara memandikan bayi, memakaikan popok, perawatan tali pusat, teknik
menyusui dan senam hamil perlu disampaikan lagi pada ibu hamil karena untuk
merubah perilaku tidak dapat dilakukan secara instan. Terbukti pada skor postes
keterampilan nilainya tinggi dibanding pretes karena ibu hamil baru saja
mendapat materi dan langsung praktek menggunakan alat peraga. Namun dengan
berjalannya waktu pada saat pengambilan data satu bulan sesudah pelatihan ada
beberapa ibu hamil kembali ke perilaku semula terutama ibu dengan kehamilan
lebih dari satu. Kebanyakan ibu hamil dalam praktek memandikan melewatkan
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
76
item membersihkan kotoran dan air kencing dan bayi langsung dimasukkan ke
dalam bak mandi, untuk memakaikan popok sebagian besar ibu hamil sudah
melaksanakan dengan baik. Untuk perawatan tali pusat ada beberapa ibu yang
masih menggunakan betadin/alkohol, untuk teknik menyusui ibu yang sudah
pernah menyusui masih kembali ke kebiasaan lama dengan melakukan tekanan
pada payudara terlebih dahulu sebelum menyusui padahal tindakan ini bisa
merusak lobus –lobus pada payudara ibu, dan teknik perlekatan yang belum tepat.
Pada pengambilan data terakhir ini bagi responden yang sudah melahirkan
bisa langsung mempraktekkan pada bayinya sehingga jika terjadi kesalahan dapat
segera diluruskan.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kelas ibu hamil terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan
anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012 kepada
35 ibu hamil, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten
Kebumen tahun 2012 berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil mengenai Kesehatan Ibu dan Anak dilihat dengan
adanya kenaikan yang signifikan pada nilai rata-rata.
2. Setelah dilakukan kelas ibu hamil rata-rata skor pengetahuan naik sebanyak
47,8 (skala 0-56), rata-rata keterampilan naik sebesar 95,7 (skala 0-104),
sedangkan rata-rata pada satu bulan sesudah mengikuti kelas ibu hamil untuk
pengetahuan turun dibanding setelah pelatihan yaitu 47,2 (skala 0-56), ratarata keterampilan 93,3 (skala 0-104)
3. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah pelatihan klas ibu hamil untuk
pengetahuan sebesar 12,2, keterampilan sebesar 74,5. Sedangkan perbedaan
nilai sesudah pelatihan dengan satu bulan sesudah pelatihan pada pengetahuan
sebesar 0,6, keterampilan sebesar 2,4.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen
1. Kelas ibu hamil terbukti meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
hamil mengenai kesehatan ibu dan anak, untuk itu diharapkan agar setiap
puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil sebagai kegiatan rutin seperti
kegiatan posyandu dan mengarahkan agar kegiatan tersebut bersifat
mandiri dari masyarakat.
2. Diharapkan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan kelas ibu hamil
karena selama ini belum ada pencatatan dan pelaporan mengenai kegiatan
tersebut ke dinas.
77
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
78
3. Diharapkan fasilitator kabupaten mengadakan pelatihan bagi bidan desa
agar pelaksanaan kelas ibu hamil sesuai dengan standar dan prosedurnya.
7.2.2 Bagi Institusi
1. Diharapkan program kelas ibu hamil tetap dilanjutkan di puskesmas
sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
hamil dan dikembangkan secara luas dan dilanjutkan ke kelas ibu balita.
2. Diharapkan dalam kelas ibu hamil tetap memberikan materi keterampilan
seperti memandikan bayi, memakaikan popok, perawatan tali pusat, teknik
menyusui, senam hamil dan keterampilan lainnya, karena terbukti dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan ibu hamil sebagai bekal dalam
perawatan anak.
3. Untuk bidan diharapkan dapat melaksanakan dan mengembangkan kelas
ibu hamil di desa binaan masing-masing serta senantiasa meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
4. Agar mengadakan koordinasi dengan pihak kecamatan (PKK) sehingga
pelaksanaan kelas ibu hamil dapat merupakan kegiatan mandiri dari desa
dan
merupakan
pengembangan
pemberdayaan
masyarakat
tanpa
ketergantungan alokasi dana dari puskesmas, mengingat pentingnya kelas
ibu hamil untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil.
7.2.3 Bagi Keilmuan
Diharapkan dilaksanakan penelitian lanjutan tentang kelas ibu hamil yang
lebih berkualitas misalnya dengan menggunakan desain berupa true
experiment design, menggunakan populasi yang lebih luas dan faktorfaktor lain yang belum sempat diteliti karena keterbatasan peneliti,
mengingat kelas ibu hamil merupakan salah satu program pemerintah
terbaru di bidang kesehatan yang terbukti efektif dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam upaya menekan morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan bayi.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
79
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, E. 2001. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan
pemeriksaan kehamilan K4 di Kabupaten Bogor tahun 2000
(analisis data sekunder survey cepat studi faktor-faktor yang
berhubungan dengan morbiditas bayi di Kabupaten Bogor tahun
2000). Skripsi. Depok: FKM UI
Arikunto, S, 2010, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Depkes RI. 2004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia, Jakarta: Depkes
RI
_________. 2004. KIE Safe Motherhood di Indonesia, Departemen Kesehatan,
Jakarta.
_________. 2008. Leaflet Kelas Ibu Hamil. Departemen Kesehatan RI kerja sama
dengan Japan International Cooperation Agency (JICA)
_________. 2006. Materi Ajar penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Depkes RI
_________. 2008. Panduan Pelaksanaan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS)
dan Child Survival. Departemen Kesehatan Jakarta
Depkes RI & JICA. 2009. Pedoman Umum Manajemen Penerapan Buku KIA.
Jakarta: Depkes RI
Depkes RI, 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
_________, 2009. Pedoman Umum Manajemen Kelas Ibu Hamil. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
_________. 2009a. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA), Jakarta RI.
_________. 2009b. Pedoman P4K dengan stiker. Jakarta: Depkes RI
_________. 2009. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Depkes RI
__________, 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
80
__________, 2009. Pelatihan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
_________. 1997. Upaya akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu. Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat, Jakarta
_________. 2006. Status Kesehatan Masyarakat Berbasis Gender Fakta dari
Survei Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI, 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Depkes RI. 2002. Program Safe Motherhood di Indonesia, Departemen
Kesehatan, Jakarta.
Depkes RI & WHO. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer
(MPS) di Indonesia 2001-2010. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI, WHO, FKM UI. 1999. Materi ajar Modul Safe Motherhood. Jakarta:
FKM UI
Hendra, A. (2008). Konsep Pengetahuan. http//ajangberkarya.wordpress.com
Huda, LN. (2005) Hubungan Status reproduksi, status kesehatan, akses
pelayanan kesehatan dengan komplikasi obstetric di Banda Sakti,
Lhokseumawe tahun 2005. Jurnal kesehatan Masyarakat, 1, 276
Hamalik, O. 2007. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hastuti, dkk. 2011. Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Hamil Untuk Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Dan Kunjungan Antenatal Care.
Journal Suara Forikes
Kementrian Kesehatan RI, 2010. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta
Kusumayati, Agustin. 2008. The Effect Of Maternal and Child Health Handbook
Utilization in West Sumatera, Indonesia. Doktoral Dissertation,
Ossaka University Graduate School of Human Sciences, 2008
Koblinsky, M., Timyan, J., Gay, J. (1997) Kesehatan wanita: sebuah perspektif
global. Yogyakarta: Gajah Mada University press.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
81
Martaadisoebrata. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekology Sosial. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono, Jakarta
Nanda. 2005. Nursing diagnoses: definitions and classification 2005-2006. Nanda
International, Philadelpia.
Niaty, Saswaty. 2010. Pengaruh Keikutsertaan Dalam Kelas Ibu Hamil Terhadap
Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mekarwangi Kabupaten Garut Jawa Barat Tahun 2010. Skripsi.
Depok: FKM UI
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka
Cipta.
__________. 2007b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
__________. 2007a. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta. Rhineka
Cipta
__________.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rhineka
Cipta.
__________. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta, 1993.
__________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
__________, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2008-2011
Profil Kesehatan Puskesmas Sempor II. 2008-2011
Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan
Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan Buku 5 Asuhan Bayi
Baru Lahir
Romlah, Siti. 2009. Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Perilaku dalam
Perencanaan P4K di Kabupaten Garut Jawa Barat 2009. Tesis.
Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Depok
Saifudin, BA. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
82
Sastrawinata, S. 1983. Obstetri Fisiologi, Bandung. Bagian Obstetri dan
Ginekology Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
Survei Demografi Kesehatan Indonesia, SDKI, 2002-2003, BPS Depkes RI
Jakarta Indonesia.
Sumiarsih, M. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pemanfaatan layanan antenatal murni (K4 Murni) di Kabupaten
Tangerang tahun 2006 (analisis data sekunder survei kinerja
berdasarkan indikator Kabupaten Tangerang sehat 2010) Skripsi.
Depok: FKM UI
Sukisno, B. 1998. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil tentang Senam
Hamil pada 3 Rumah Sakit di Jakarta Timur tahun 1998. Skripsi.
Tesis. Depok: FKM UI
Syafiq, A, dkk. 2008. Laporan Penelitian Dampak Kelas Ibu Hamil Untuk
Persiapan Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dalam
Kehamilan, Persalinan Dan Masa Pasca Kelahiran Di Lombok
Tengah, Nusa Tenggara Barat 2008. Fakultas kesehatan masyarakat,
Universitas Indonesia
Wiknjosastro,H. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Universitas Indonesia
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
PEMERINTAH PROVINSI JA WA BARAT
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK
DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAERAH
Jalan Supratman No. 44 Telp. 720674 - 7106286
BANDUNG
Kode Pos 40121
SURAT KETERANGAN
Nomor : 070/236/MHS/HAL
1. Yang bertanda tangan di bawah in i:
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan M asyarakat Daerah Provinsi
Jaw a Barat
L)
r ^ o r t - ^ 1 / r\v -i
*~ j v i viciOuiiivcia.i i^/LLicct
: Wakil Dekan Fakultas Kcschatan Masyarakat Universitas Indoncsia
Nomor : 1463/H2.F10/PPM.00.00/2012 Tanggal, 22 Pebruari 2012.
Menerangkan bahwa
a. N a m a
b. HP/E-Mail
c. Tempat/tgl lahir
d. Agama
e. Pekerjaan
r
Alamat
g- Peserta
h. Maksud
i. Untuk Keperluan
jl .
jk.
Lokasi
Lembaga/Instansi
Yang Dituju
L1NARS1H
[email protected]
Sleman. 28 Nopember 1972
Islam
PNS
Pekuncen RT 02/02 Kec Sempor Kab.Kebumen Jawa Tengali
-
Penelitian
Penulisan Skripsi dengan Judul “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA
di Wilayah Puskesmas Sempor II Kecamatan Sempor Kebumen Jawa
Tengah”
Pro vinsi Jawa Tengah
Badan Kesbangpol dan Linmas Pro vinsi Jawa Tengah
1. Seliubungan dengan maksud tersebut, diharapkan agar pihak yang terkait dapat memberikan
bantuan/ fasilitas yang diperlukan.
2. Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan berlaku dari
Tanggai 28 Februari 2012 sampai dengan tanggal 30 Mei 2012
Bandung,
28 Februari
2012
an.KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA ,POLITIK
DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAERAH
P R g ß äi^ IJA W A BARAT
K e p a i^ M g g ^ ft§ 5 h g a n Antar Lembaga
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
PEMER1NTAH PROViNSl JAWA TENGAH
BADAN KESATÜAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
«J1. A. Yani No. 160 Telp. (024) 8414205, 8454990 fax. (024) 8313122
SEMARANG
SURAT REKOMENDASI SURVEY I RISET
Nomor : 070 I 0510 I 2012
i.
DASAR
: Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah. Nomor
070 / 265 / 2004. Tanggal 20 Februari 2004. ,
II.
MEMBACA
: Surat dari Gubernur Jawa barat. Nomor 070 /
236 / MHS / HAL. Tanggal 28 Februari 2012.
III.
Pada Prinsipnya
kami TIDAK KEBERATAN / Dapat Menerima atas
Pelaksanaan Penelitian / Survey di Kabupaten Kebumen.
IV.
Yang dilaksanakan oleh :
1.
Nama
: LINARSIH.
2.
Kebangsaan
: Indonesia.
3.
Alamat
: Jl. Kampus Baru Ul Depok.
4.
Pekerjaan
: Mahasiswa.
5.
Penanggung Jawab
Dr. IwanAriawan, MSPH.
6.
Judul Penelitian
Pengaruh
Kelas
Ibu
Hamil
Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Ketrampilan
Ibu
Hamil
Mengenai
Kia
Di
Wilayah
Puskesmas Sempor II Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
.7.
V.
Lokasi
:
Kabupaten Kebumen.
KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT
1. Sebelum
:
melakukan kegiatan terlebih dahulu melaporkan kepada
Pejabat Setempat / Lembaga Swasta yang akan dijadikan obyek lokasi
untuk mendapatkan petunjuk seperlunya dengan menunjukkan Surat
Pemberitahuan ini.
2. Pelaksanaan survey I riset tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu
yang dapat mengganggu kestabilan pemerintahan. Untuk penelitian
yang mendapat dukungan dana dari sponsor baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, agar dijelaskan pada saat mengajukan perijinan.
Tidak membahas masalah politik dan / atau agama yang dapat
menimbulkan terganggunya stabilitas keamanan dan ketertiban.
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
9
3. Surat Rekomendasi dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku apabila
pemegang Surat Rekomendasi ini tidak mentaati / Mengindahkan
peraturan yang berlaku atau obyek penelitian menolak untuk menerima
P e n e liti.
4. Setelah survey / riset selesai, supaya menyerahkan hasilnya kepada
Badan Kesbangpol Dan Linmas Provinsi Jawa Tengah.
VI.
Surat Rekomendasi Penelitian / Riset ini berlaku dari :
Februari s.d
VII.
Mei 2012
Demikian harap menjadikan perhatian dan maklum.
Semarang, 2 Maret 2012
an. GUBERNUR JAWA TENGAH
KEPALA BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS
JAWA TENGAH
U S O m MSh
tama Muda
983031010
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
PEMERINTAH K ABU PATEN KEBUMEN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( BAPPEDA)
Jl. Veteran No. 2 Telp.(0287) 381570 Kebumen - 54311
Kebumen, 05 Maret 2012
Nomor
Lampiran
Hai
071 - 1 / 079 / 2012
Kepada Yth:
Kepala Puskesmas Sempor II,
Kebumen
Ijin Pelaksanaan
Penelitian / Survev
Di
SEMPOR
Berdasarkan surat Bupati Kebumen Nomor 072/613/2012 tanggal 05 Maret
2012, tentang
Rekomendasi Ijin Penelitian/Survey , maka dengan ini
diberitahukan bahwa pada Instansi/wilayah Saudara akan dilaksanakan
Magang/ penelitian oleh :
1.
Nama/NIM
Linarsih /1006820480
2.
Pekerjaan
Mahasiswi Universitas Indonesia
3.
Alamat
Desa Pekuncen,
Kebumen
4.
Penanggung Jawab
5.
Judul Penelitian
RT.02
/
RW.II,
Sempor,
: Dr. Iwan Ariawan, MSPH
Pengaruh Kelas Ibu Hamil terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Hamil
mengenai Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah
Puskesmas Sempor II Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Tahun 2012
Dengan ketentuan-ketentuan sebaqai berikut:
a. Pelaksanaan survey/penelitian tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu
yang dapat mengganggu kestabilan Pemerintah.
b. Setelah survey/penelitian selesai diharuskan melaporkan hasil-hasilnya
kepada BAPPEDA Kabupaten Kebumen.
Surat ijin ini berlaku mulai tanggal 05 Maret 2012 s/d 30 Mei 2012
Demikian surat ijin ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
A.n. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KEBUMEN
Kabid Litbang, Statistik dan Pengendalian
SUKAMTO. S.Sos, MT
Penata Tingkat I
NIP. 19691224 199001 1 001
Tembusan : disampaikan kepada Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kebumen
2. Yang Bersangkutan
3. Arsip
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
No. Responden :....................
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMIL
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Linarsih,
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan
Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia sedang mengadakan penelitian
untuk tugas akhir saya (SKRIPSI) mengenai
“Pengaruh Kelas Ibu Hamil
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA
Di Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Saya mohon
bantuannya untuk mengisi kuesioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Jawaban
yang benar dan lengkap akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Semua
kerahasiaan oleh peneliti akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasinya saya
sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Kode Sampel :
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU
HAMILTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA
DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2012
Tanggal Wawancara
:
Waktu wawancara
:
Alamat rumah lengkap
:
No. Hp
:
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
1. : Tidak sekolah
SMA / sederajat
2.
SD
Perguruan Tinggi
3.
SMP
1. : Tani
Wiraswasta
2.
Dagang
PNS
3.
Buruh
Tidak Bekerja
Petunjuk : Lingkari jawaban yang dianggap benar, pilihan jawaban dapat lebih dari
satu.
A. Karakteristik Individu
A1
Nama : .......................................................................
A2
Tanggal lahir ...................................
Umur (tahun) ...................................
A3
Saat ini hamil anak yang ke...........................
A4
Umur kehamilan saat ini..................................minggu
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Diisi oleh
petugas
A5
Pernah mendapat informasi kesehatan mengenai:
A. Kehamilan
A6
1. Ya
2. Tidak
A5. A
B. Perubahan tubuh dan keluhan 1. Ya
2. Tidak
A5. B
C. Perawatan kehamilan
1. Ya
2. Tidak
A5. C
D. Senam ibu hamil
1. Ya
2. Tidak
A5. D
Jika pernah dari mana sumber informasi:
A. Teman
1. Ya
2. Tidak
A6. A
B. Orang tua
1. Ya
2. Tidak
A6. B
C. Dukun
1. Ya
2. Tidak
A6. C
D. Tenaga kesehatan
1. Ya
2. Tidak
A6. D
E. Radio
1. Ya
2. Tidak
A6. E
F. Televisi
1. Ya
2. Tidak
A6 F
G. Buku, koran atau majalah
1. Ya
2 Tidak
A6 G
H. Internet
1. Ya
2. Tidak
A6 H
B. Pre test / Post tes Pertemuan I
B1
Apa tanda-tanda perubahan tubuh selama masa kehamilan?
B1. A
1. A. Payudara membesar
C. Perut membesar
B1. B
2. B. Berat badan bertambah
D. Tidak tahu
B1. C
B1. D
B2
Jika hamil, kemana sebaiknya ibu segera memeriksakan B2. A
kehamilannya?
B2. B
1. A. Dokter Spesialis
C. Bidan
B2. C
2. B. Dokter umum
D. Dukun
B2. D
B3
Apa yang sebaiknya ibu lakukan selama hamil?
A. Makan-makanan bergizi
1. B. Merokok
2. C. Periksakan kehamilan secara rutin
D. Ke dukun
B4
B3. A
B3. B
B3. C
B3. D
Apa yang perlu dilakukan suami atau keluarga untuk
meningkatkan kesiapan mental ibu dalam proses persalinan?
B4. A
1. A. Memberikan dukungan
B4. B
2. B. Mengajak lari pagi
B4. C
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
3. C. Mempersiapkan kebutuhan untuk persalinan
B4. D
4. D. Dibiarkan saja berusaha sendiri
B5
Melakukan hubungan suami istri/senggama selama hamil
menurut kesehatan?
B5.
1. 1. Tidak boleh
2. 2. Berbahaya
3. 3. Boleh dengan cara yang baik
4. 4. Tidak tahu
B6
Apa yang sebaiknya ibu lakukan jika mengalami sakit pada masa
hamil?
1. A. Periksa ke dokter/bidan
B6. A
2. B. Minum obat apa saja
B6. B
3. C. Minum obat sesuai anjuran dokter/bidan
B6. C
4. D. Dibiarkan saja nanti juga sembuh
B6. D
B7
Yang merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan adalah:
B7. A
1. A. Pendarahan
C. Bengkak di kaki
B7. B
2. B. Demam tinggi
D. Keluar air ketuban
B7. C
B7. D
B8
Apakah menurut pendapat ibu merencanakan persalinan itu
penting?
B8.
1. 1. Tidak penting
3. Biasa-biasa saja
2. 2. Penting sekali
4. Tidak tahu
B9
Apa yang perlu dipersiapkan suami/keluarga untuk menghadapi
persalinan:
B9. A
1. A. Menyiapkan calon donor darah
B9. B
2. B. Menyiapkan kendaraan/ambulan
B9. C
3. C. Persiapan menabung
B9. D
4. D. Semuanya tidak perlu
B10
Jika ibu hamil sudah merasa akan melahirkan kemana ibu akan B10. A
pergi?
B10. B
1. A. Rumah Sakit
C. Rumah Bersalin/Klinik
B10. C
2. B. Puskesmas
D. Poskesdes
B10. D
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
No. Responden :....................
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMIL
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Linarsih,
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan
Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia sedang mengadakan penelitian
untuk tugas akhir saya (SKRIPSI) mengenai
“Pengaruh Kelas Ibu Hamil
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA
Di Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Saya mohon
bantuannya untuk mengisi kuesioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Jawaban
yang benar dan lengkap akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Semua
kerahasiaan oleh peneliti akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasinya saya
sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Kode Sampel :
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU
HAMILTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA
DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2012
Tanggal Wawancara
:
Waktu wawancara
:
Alamat rumah lengkap
:
No. Hp
:
Petunjuk : Lingkari jawaban yang dianggap benar, pilihan jawaban dapat lebih dari
satu.
Diisi oleh
A. Karakteristik Individu
petugas
A1
Nama : .......................................................................
A2
Tanggal lahir ...................................
Umur (tahun) ...................................
A3
Saat ini hamil anak yang ke...........................
A4
Umur kehamilan saat ini..................................minggu
A5
Pernah mendapat informasi kesehatan mengenai:
A6
A. Persalinan
1. Ya
2. Tidak
A5. A
B. Perawatan nifas
1. Ya
2. Tidak
A5. B
Jika pernah dari mana sumber informasi:
A. Teman
1. Ya
2. Tidak
A6. A
B. Orang tua
1. Ya
2. Tidak
A6. B
C. Dukun
1. Ya
2. Tidak
A6. C
D. Tenaga kesehatan
1. Ya
2. Tidak
A6. D
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
E. Radio
1. Ya
2. Tidak
A6. E
F. Televisi
1. Ya
2. Tidak
A6 F
G. Buku, koran atau majalah
1. Ya
2 Tidak
A6 G
H. Internet
1. Ya
2. Tidak
A6 H
C. Pre test / Pos test Pertemuan II
C1
Apa saja tanda-tanda persalinan akan berlangsung?
C1. A
1. A. Rasa sakit/mulas perut yang kuat
C1. B
2. B. Keluar bercak darah
C1. C
C. Pecahnya kantung ketuban
C1. D
D. Semua salah
C2
Dukungan suami dan keluarga pada saat persalinan adalah:
1. A. Membantu saat persalinan
C2. B
2. B. Memberikan stimulasi puting susu ibu
C2. C
3. C. Membantu memberi minum
C2. D
4. D. Tidak tahu
C3
Apa tanda-tanda bahaya pada persalinan?
C3. A
1. A. Bayi tidak lahir dalam 12 jam
C3. B
2. B. Ibu tidak kuat mengejan
C3. C
3. C. Terjadi perdarahan di jalan lahir
C3. D
4. D. Air ketuban keruh dan berbau
C4
Ibu berhak untuk memilih persalinan ditolong siapa saja, tetapi
tidak benar jika persalinan ditolong:
C4.
1. 1. Dokter
3. Bidan
2. 2. Dukun
4. Salah semua
C5
C2. A
Apa
yang dilakukan
ibu
setelah
nifas
untuk
menjaga C5. A
kesehatannya?
C5. B
1. A. Minum vitamin A dosis tinggi
C. Istirahat cukup
C5. C
2. B. Makan makanan bergizi
D. Salah semua
C5. D
C6
Apa kegiatan yang tidak baik dilakukan ibu setelah nifas?
1. 1. Minum vitamin A dosis tinggi
3. Istirahat cukup
2. 2. Makan makanan bergizi
4. Merokok
3.
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
C6.
C7
Kapan waktu yang benar ibu menyusui bayinya setelah
melahirkan:
C7.
1. 1. 30 menit setelah melahirkan
2. 2. 1 jam setelah melahirkan
3. Segera setelah melahirkan
4. Setelah 1 hari melahirkan
C8
Apabila ibu nifas mengalami tanda-tanda seperti: kepala pusing,
mual, keputihan, keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir. Apa C8.
yang harus dilakukan?
1. 1. Segera periksakan ke Dokter/Bidan
2. 2. Biarkan saja
3. 3. Segera periksa ke Dukun
4. Tidak tahu
C9
Waktu yang paling tepat untuk ber-KB adalah:
1. 1. Pada masa nifas
3. 3 bulan setelah nifas
2. 2. 1 tahun setelah nifas
4. Salah semua
C10
C9.
Siapakah yang sebaiknya memilih alat kontrasepsi, jika ibu akan
ber-KB?
C10.
1. 1. Keinginan ibu
2. 2. Keinginan suami
3. 3. Persetujuan keluarga
4. 4. Kesepakatan ibu dan suami
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
No. Responden :....................
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMIL
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Linarsih,
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan
Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia sedang mengadakan penelitian
untuk tugas akhir saya (SKRIPSI) mengenai
“Pengaruh Kelas Ibu Hamil
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA
Di Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Saya mohon
bantuannya untuk mengisi kuesioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Jawaban
yang benar dan lengkap akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Semua
kerahasiaan oleh peneliti akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasinya saya
sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Kode Sampel :
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU
HAMILTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA
DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2012
Tanggal Wawancara
:
Waktu wawancara
:
Alamat rumah lengkap
:
No. Hp
:
Petunjuk : Lingkari jawaban yang dianggap benar, pilihan jawaban dapat lebih dari
satu.
Diisi
A. Karakteristik Individu
petugas
A1
Nama : .......................................................................
A2
Tanggal lahir ...................................
Umur (tahun) ...................................
A3
Saat ini hamil anak yang ke...........................
A4
Umur kehamilan saat ini..................................minggu
A5
Pernah mendapat informasi kesehatan mengenai
A. Perawatan Bayi
1. Ya
2. Tidak
A6. A
1. Ya
2. Tidak
A6. B
C. Penyakit menular
1. Ya
2. Tidak
A6. C
D. Akte Kelahiran
1. Ya
2. Tidak
A6. D
B. Mitos berkaitan Kesehatan Ibu dan anak
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
oleh
A6
Jika pernah dari mana sumber informasi:
A. Teman
1. Ya
2. Tidak
A6. A
B. Orang tua
1. Ya
2. Tidak
A6. B
C. Dukun
1. Ya
2. Tidak
A6. C
D. Tenaga kesehatan
1. Ya
2. Tidak
A6. D
E. Radio
1. Ya
2. Tidak
A6. E
F. Televisi
1. Ya
2. Tidak
A6. F
G. Buku, koran atau majalah
1. Ya
2 Tidak
A6.G
H. Internet
1. Ya
2. Tidak
A6. H
D. Pretest/Post test Pertemuan III
D1
Bayi lahir segera menangis, seluruh tubuh bayi kemerahan,
tangan dan kaki bergerak aktif, ini merupakan:
1. 1. Tanda-tanda bayi lahir sehat
D1.
2. 2. Tanda-tanda persalinan normal
3. 3. Tanda bayi lahir tidak sehat
4. Semua salah
D2
Pemberian ASI eksklusif pada bayi diberikan sampai umur
berapa bulan?
1. 1. 6 bulan
3. 3 bulan
2. 2. 9 bulan
4. 12 bulan
D3
D2.
Apa yang dilakukan untuk mencegah pendarahan pada bayi
karena kekurangan vitamin K1?
1. 1. Pemberian injeksi vitamin A
D3.
2. 2. Pemberian vitamin B
3. 3. Pemberian injeksi vilamin K1
4. 4. Pemberian vitamin C
D4
Apabila ada tanda-tanda pada bayi ibu, tidak mau menyusu,
kejang, badan bayi terlihat kuning maka segeralah bawa ke:
1. 1. Dukun
3. Dokter/bidan
2. 2. Biarkan saja nanti juga sembuh
4. Tidak tahu
D5
D4.
Untuk menjaga kekebalan tubuh pada bayi ibu sehingga tidak
mudah kena penyakit polio maka bayi ibu harus diberikan D5.
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
imunisasi apa?
1. 1. Imunisasi TT
3. Imunisasi BCG
2. 2. Imunisasi Polio
4. Tidak tahu
D6
Apakah Hepatitis B, Polio, DPT, TBC dan Campak adalah jenis
imunisasi yang harus diberikan pada bayi ibu?
1. 1. Ya, perlu semua
3. Tidak perlu semua
2. 2. Tidak perlu karena bikin bayi sakit
4. Tidak tahu
D7
Makan buah yang menggantung, makan ikan laut, minum air es
selama hamil menurut ilmu kesehatan adalah:
1. 1. Pantangan/tidak boleh
3. Tidak apa-apa
2. 2. Pantangan secara turun temurun
4. Tidak tahu
D8
D6.
D7.
Mengapa kita harus waspada dan menghindari penyakit menular D8. A
seksual?
D8. B
1. 1. Karena penyakit bahaya
3. Dapat menular
D8. C
2. 2. Tidak penting
4. Tidak tahu
D8. D
D9
HIV/AIDS adalah penyakit menular berbahaya yang dapat
menular, kegiatan dibawah ini mana yang tidak menular?
D9. A
1. 1. Jarum suntik yang terinfeksi HIV/AIDS
D9. B
2. 2. Berjabat tangan
D9. C
3. 3. Hubungan sek bebas
D9. D
4. 4. Hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS
D10 Apa manfaat pembuatan akte kelahiran untuk bayi ibu?
1. 1. Persyaratan masuk sekolah, bekerja, pengurusan pernikahan dll
2. 2. Tidak ada manfaatnya
3. 3. Bikin repot saja
4. 4. Hanya bermanfaat untuk orang kaya
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
D10.
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN
MEMANDIKAN, PERAWATAN TALI PUSAT, MENGENAKAN POPOK,
TEKNIK MENYUSUI DAN SENAM HAMIL
Bubuhkan tanda √ dalam kolom kasus kalau peragaan langkah/tugas memuaskan dan x kalau
tidak memuaskan, atau N/O kalau tidak teramati/tidak diperagakan.
Memuaskan (M)
: Memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur
standar atau Pedoman
Tidak memuaskan (TM)
: Tidak dapat memperagakan langkah-langkah sesuai dengan
prosedur standar atau pedoman
Tidak dikerjakan (T)
: Langkah keterampilan tidak diperagakan oleh peserta pada
waktu dilakukan evaluasi oleh pelatih
DAFTAR TILIK MEMANDIKAN DAN MENGENAKAN POPOK
KASUS
LANGKAH
Persiapan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cuci tangan anda dengan sabun dan air
Siapkan keperluan mandi seperti: Pakaian bersih, popok,
alat perekat, sabun, handuk, selimut
Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak
mandi
Lepas pakaian bayi
Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum dimandikan
agar air mandi tetap segar.
Memandikan
1.
Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka,
tali pusat dan tubuh bayi.
2.
Letakkan bayi pada selembar handuk
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Diisi
M
TM
T
2
1
0
Petugas
3.
Sabuni seluruh badan bayi (jangan memberi sabun pada
muka dan cuci mukannya dahulu sampai bersih).
4.
Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bersihkan
dan keringkan seluruhnya.
5.
Jika bayi laki-laki tarik katup (prepusium) kebelakang
dan bersihkan bila bayi perempuan bersihkan labia
minora dan mayora.
6.
Tempatkan bayi kedalam bak mandi sambil menyangga
kepala dan punggungnya. Bilaslah sabun dengan cepat.
(tidak perlu menghilangkan verniks)
1. 7.
Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang
hangat dan kering.
2. 8.
Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan
kering (singkirkan handuk basah ke pinggir)
3. 9.
Perawatan tali pusat
Mengenakan popok
1.
Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat
2.
Jika menggunakan peniti, tusukkan jauh dari perut untuk
menghindari terbuka sendiri
3.
Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa
tali pusat
4.
Kenakan celana plastik jika tidak terdapat ruam atau
gangguan kulit
5.
Kenakan pakaian yang bersih dan kering
6.
Serta bungkuslah selimut yang bersih dan kering
7.
Cuci tangan
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
DAFTAR TILIK PERAWATAN TALI PUSAT
KASUS
LANGKAH
1.
Cuci tangan dengan air bersih dan sabun.
2.
Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan
Diisi
M
TM
T
2
1
0
Petugas
keringkan betul-betul
3.
Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara
longgar
4.
Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
5.
Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja cuci dengan
sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul.
6.
Cuci tangan kembali setelah selesai membersihkan tali
pusat
Catatan:

Hindari menyentuh tali pusat dan menutupnya dengan perban atau pemakaian
bahan-bahan yang tidak bersih (seperti kotoran hewan)

Untuk mengurangi risiko infeksi, tempatkan bayi bersama ibunya (rawat gabung),
kontak kulit ke kulit, menyusui dini dan sering.

Tidak perlu menggunakan obat-obatan untuk perawatan tali pusat.
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
DAFTAR TILIK TEKNIK MENYUSUI
KASUS
LANGKAH
1.
Cuci tangan dengan air bersih dan sabun.
2.
Bersihkan bagian areola (area hitam sekitar puting susu)
dengan air.
3.
Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk
tegak di tempat tidur atau kursi. Ibu harus merasa rileks.
4.
Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi
(kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus), muka bayi
menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan puting
susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut
bayi menghadap ke perut ibu. Bayi seharusnya berbaring
miring
dengan
Kepalanya
harus
seluruh
sejajar
tubuhnya
dengan
menghadap
ibu.
tubuhnya,
tidak
melengkung ke belakang ataupun menyamping, telinga,
bahu dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus.
5.
Ibu mendekatkan bayinya ke tubuhnya (muka bayi ke
payudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu:
membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh
6.
Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu
hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan
mulut bayi ke puting susu ibu sehingga bibir bayi dapat
menangkap puting susu tersebut. Ibu memegang payudara
dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jarinya
di bagian bawah payudara dan ibu jari di atas. Ibu jari dan
telunjuk harus membentuk huruf “C”. Semua jari ibu tidak
boleh terlalu dekat dengan areola.
7.
Sentuhkan puting ke bibir bawah bayi. Tunggu hingga bayi
membuka mulutnya lebar-lebar, lalu cepat masukkan
puting ke tengah mulut bayi, di atas lidahnya dan bawa
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Diisi
M
TM
T
2
1
0
Petugas
bayi kearah ibu. Bawa bayi ke arah ibu dan bukan
mencondongkan tubuh ke arah bayi karena membawa bayi
ke arah ibu akan memastikan posisi menyusui yang benar,
perlekatan yang tepat dan posisi yang nyaman untuk ibu.
8.
Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk ke dalam
mulut bayi. Dagu bayi rapat ke payudara ibu dan
hidungnya menyentuh bagian atas payudara. Bibir bawah
bayi melengkung ke luar
9.
Setelah payudara terasa kosong dan jika bayi belum
kenyang pisahkan bayi dari puting susu dengan jari secara
lembut, susui bayi dengan payudara yang satunya.
9.
Jika bayi sudah kenyang, untuk mencegah retak dan lecet,
keluarkan sedikit ASInya kemudian dioleskan ke puting
susunya. Keringkan dulu (diangin-anginkan) puting susu
ibu sebelum mengenakan pakaian
10.
Tepuk-tepuk punggung bayi agar sendawa dengan cara
sedikit ditelungkupkan di bahu ibu
11.
Cuci tangan
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
DAFTAR TILIK TEKNIK SENAM HAMIL
KASUS
LANGKAH
1.
Senam untuk kaki
1. Duduklah dengan kaki diluruskan ke depan dengan
tubuh bersandar tegak lurus (rileks)
2. Tarik jari-jari kaki ke arah tubuh secara perlahanlahan lalu lipat ke depan.
3. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai
gerakan
4. Tarik kedua telapak kaki kearah tubuh secara
perlahanlahan
dan
dorong
kedepan.
Lakukan
sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai gerakan
2.
Senam duduk bersila
1. Duduklah bersila.
2. Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut.
3. Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali. Lakukan senam duduk
bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari.
3.
Cara tidur yang nyaman
Berbaringlah miring pada sebelah sisi dengan lutut
ditekuk
4.
Senam untuk pinggang ( posisi terlentang)
1. Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu
lebar, arah telapak tangan ke bawah dan berada di
samping badan.
2. Angkatlah pinggang secara perlahan
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali
5.
Senam untuk pinggang ( posisi merangkak)
1. Badan dalam posisi merangkak
2. Sambil menarik nafas angkat perut berikut punggung
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Diisi
M
TM
T
2
1
0
Petugas
ke atas dengan wajah menghadap ke bawah
membentuk lingkaran.
3. Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan
nafas, turunkan punggung kembali dengan perlahan
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali
6.
Senam dengan satu lutut
1. Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan
2. Lutut kanan digerakkan perlahan ke arah kanan lalu
kembalikan
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali
4. Lakukanlah hal yang sama untuk lutut kiri
7.
Senam dengan kedua lutut
1. Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua
lutut saling menempel
2. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling
menempel.
3. Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan ke arah kiri
dan kanan
4. Lakukan sebanyak 8 kali
8
Cara pernafasan saat persalinan
1. Latihan untuk saat persalinan
1. Cari posisi yang nyaman Misalnya: duduk bersandar
antara duduk dan berbaring serta kaki diregangkan,
posisi merangkak, duduk di kursi dengan bersandar ke
depan, dll
2. Tarik nafas dari hidung dan keluarkan melalui mulut
3. Usahakan tetap rileks
2. Cara mengejan
1. Cari posisi yang nyaman/posisi ibu antara duduk dan
berbaring serta kaki direnggangkan
2. Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3 kali dan pada
hitungan ke-4 tarik nafas kemudian tahan nafas,
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
sesuai arahan pembantu persalinan
3. Mengejan ke arah pantat
3. Cara pernafasan pada saat melahirkan
Cara ini dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah
mengejan lagi
1. Letakkanlah kedua tangan di atas dada
2. Bukalah mulut lebar-lebar bernafaslah pendek sambil
mengatakan hah-hah-hah
Senam untuk memperlancar ASI
1. Lipat lengan ke depan dengan telapak tangan
digenggam dan berada di depan dada, gerakkan siku
ke atas dan ke bawah
2. Lipat lengan ke atas hingga ujung jari tengah
menyentuh bahu, dalam posisi dilipat lengan diputar
dari
belakang
bersentuhan
ke
dan
depan,
sehingga
mengangkat
siku-siku
payudara
lalu\bernafaslah dengan lega
3. Lakukan sebanyak 2x
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
LAMPIRAN 3 : TABEL KEGIATAN INTERVENSI KELAS IBU HAMIL
KEGIATAN INTERVENSI KELAS IBU HAMIL PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II
(MARET - MEI 2012)
NO
Kegiatan/Materi
Pelaksana
1
Pertemuan I
1. Penjelasan umum kelas ibu hamil dan perkenalan
peserta
2. Evaluasi awal (pra tes) materi pertemuan I dan
keterampilan senam ibu hamil
3. Materi kelas ibu hamil (pertemuan I)
a. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
- Apa kehamilan itu
- Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
- Keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya
- Apa saja yang perlu diketahui ibu hamil
- Pengaturan gizi, pemberian tablet
tambah darah, penanggulangan anemia
b. Perawatan kehamilan
- Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan
- Hubungan suami istri selama kehamilan
- Obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi ibu hamil
- Tanda-tanda bahaya kehamilan
- P4K
4. Evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan I
5. Kesimpulan
6. Senam ibu hamil (lembar balik I)
Dwi Suryani
Sri Murtini
Linarsih
Suparni
Utami Wijiasih
Metode

Ceramah


Wawancara
Ceramah, tanya
jawab, curah
pendapat

Wawancara

Demonstrasi dan
praktek
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Media

Kuesioner, Buku
KIA, Lembar
balik, Stiker P4K

Kuesioner

Tikar/karpet,
CD, Buku
Senam, laptop
Tempat dan Waktu
Desa Pekuncen
- Senin, 19/3/2012
± 120 menit
Desa Kenteng
- Rabu, 21/3/2012
± 120 menit
Puskesmas Sempor II
- Sabtu, 24/3/2012
± 120 menit
Desa Somagede
- Selasa, 27/3/2012
± 120 menit
No
Kegiatan/Materi
2
Pertemuan II
1. Review materi pertemuan I dan hasil evaluasi
(pra tes I dan pasca tes I)
2. Evaluasi awal (pra tes) materi II dan
keterampilan teknik menyusui
3. Materi kelas ibu hamil pertemuan II
c. Persalinan
- Tanda-tanda persalinan
- Tanda bahaya pada persalinan
- Proses persalinan
- Inisiasi menyusu dini (IMD)
d. Perawatan nifas
- Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui eksklusif?
- Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
- Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu
nifas
- KB pasca salin
4. Evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan II
dan keterampilan teknik menyusui
5. Kesimpulan
6. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan 2-5)
3
Pelaksana
Pertemuan III
1. Review materi pertemuan II dan hasil evaluasi
(pra tes II dan pasca tes II)
2. Evaluasi awal (pra tes) materi pertemuan III dan
keterampilan memandikan bayi, perawatan tali
Linarsih
Sri Murtini
Sutiyah
Durrotul Mufidah
Esti Retiningsih
Linarsih
Dwi Suryani
Niken W
Amalia Farida
Metode
Media

Ceramah

Buku KIA

Wawancara dan
pengamatan
Ceramah, tanya
jawab, curah
pendapat,
demonstrasi dan
praktek

Kuesioner, daftar
tilik, boneka bayi
Buku KIA,
lembar balik,
boneka bayi,
model payudara,
KB Kit

Wawancara dan
pengamatan

Kuesioner, daftar
tilik, boneka bayi

Praktek

Tikar/karpet,
CD/buku, laptop

Ceramah

Buku KIA

Wawancara dan
pengamatan

Kuesioner, daftar
tilik, boneka bayi

Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012

Tempat dan waktu
Desa Pekuncen
- Senin, 26/3/2012
± 120 menit
Desa Kenteng
- Rabu, 28/3/2012
± 120 menit
Puskesmas Sempor II
- Sabtu, 31/3/2012
± 120 menit
Desa Somagede
- Selasa, 3/4/2012 ±
120 menit
Desa Pekuncen
- Senin, 2/4/2012 ±
120 menit
Desa Kenteng
pusat, memakaikan popok dan senam hamil
3. Materi kelas ibu hamil (pertemuan III)
e. Perawatan bayi
- Perawatan bayi baru lahir (BBL)
- Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL
- Tanda bahaya BBL
- Pengamatan perkembangan bayi/anak
- Pemberian imunisasi pada BBL
f. Mitos
- Penggalian dan pelurusan mitos yang
berkaitan dengan KIA
g. Penyakit menular
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Informasi dasar HIV/AIDS
- Pencegahan dan penanganan malaria pada
ibu hamil
h. Akte kelahiran
- Pentingnya akte kelahiran
4. Evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan II
dan keterampilan memandikan bayi, perawatan
tali pusat, memakaikan popok dan senam hamil
5. Kesimpulan
4
Evaluasi akhir satu bulan sesudah intervensi kelas
ibu hamil
1. Evaluasi akhir (satu bulan sesudah kelas ibu
hamil) materi pertemuan I, II, III dan
keterampilan teknik menyusui, memandikan,
merawat tali pusat, memakaikan popok dan
senam hamil
Fitri Wahyuningsih
Linarsih
Durrotul Mufidah
Esti Retiningsih
Niken W
Amalia Farida

Ceramah, tanya
jawab, curah
pendapat,
demonstrasi dan
praktek

Buku KIA,
lembar balik,
boneka bayi,
perlengkapan
mandi,
perlengkapan
pakaian bayi

Wawancara dan
pengamatan


Ceramah
Kuesioner, daftar
tilik, boneka
bayi. tikar/karpet

Wawancara dan
pengamatan

Kuesioner, daftar
tilik, boneka
bayi, model
payudara,
perlengkapan
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
-
Rabu, 4/4/2012 ±
120 menit
Puskesmas Sempor II
- Sabtu, 7/4/2012 ±
120 menit
Desa Somagede
- Selasa, 10/4/2012
± 120 menit
Desa Pekuncen
- Senin, 2/5/2012 ±
120 menit
Desa Kenteng
- Rabu, 4/5/2012 ±
2. Kesan-kesan peserta setelah mengikuti kelas ibu
hamil

Tanya jawab
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
mandi bayi,
perlengkapan
pakaian,
perlengkapan
perawatan tali
pusat, karpet
120 menit
Puskesmas Sempor II
- Sabtu, 7/5/2012 ±
120 menit
Desa Somagede
- Selasa, 10/5/2012
± 120 menit
Jenis-Jenis ASI
 Ibu menatap dengan kasih sayang.
 Payudara dipegang dengan ibu jari, jari yang lain
berada di bawah.
Kolostrum : Cairan kental yang berwarna
kekuning-kuningan yang dihasilkan pada
hari pertama sampai hari ke-3. Sebagai
“imunisasi” pertama karena mengandung
banyak protein untuk daya tahan tubuh
yang berfungsi sebagai pembunuh kuman.
Susu Transisi : Susu yang diproduksi
setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai
hari ke-10. Terdapat immunoglobulin, protein dan laktosa yang lebih rendah dari kolostrum namun konsentrasi lemak dan
 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan





jumlah protein lebih tinggi.
Susu Matur : susu yang keluar setelah hari
ke-10 dan berwarna putih kental.

menyentuh pipi dan putting susu atau menyentuh sisi
mulut bayi.
Setelah bayi membuka mulut, kepala bayi didekatkan
pada payudara.
Usahakan sebagian besar areola payudara masuk
kedalam mulut bayi.
Setelah bayi mulai menghisap tidak perlu dipegang atau
disangga.
Melepas isapan bayi : Jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan
ke bawah.
Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada putting susu dan areola
sekutarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
Menyendawakan bayi: bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk
perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan
ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
ASI
EKSKLUSIF
Teknik Menyusui
 Cucilah tangan sebelum meneteki.
 Mengoleskan ASI sedikit di putting dan sekitar
areola payudara.
 Ibu duduk dengan kursi bersandar dan rendah
atau berbaring.
 Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau
payudara.
 Bayi dipegang belakang bahunya dengan satu
lengan, kepala bayi pada lengkung siku ibu,
bokong ditahan dengan telapak tangan.,
kepala bayi tidak menengadah.
 Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan
ibu, yang satu di depan badan ibu.
 Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala
bayi menghadap payudaya
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus.
PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2012
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Lemak
Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif / Pemberian
ASI secara Eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja
tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk,
madu, air the, air putih dan
tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur
nasi, dan tim, sejak bayi dilahirkan sampai
usia 6 bulan. Di atas usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan dan pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai bayi
berusia 2 tahun
Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 x
dari air susu sapi. Berperan dalam perkembangan
otak.
Mineral
Protein ASI mempunyai nilai nutrisi
yang tinggi dan mudah dicerna.
Karbohidrat
AIR
ASI merupakan sumber air yang secara
metabolik aman dan meredakan rangsangan
haus bayi.
ASI mengandung karbohidrat tinggi
dibandingkan air susu
sapi (6,5 gram%)
Vitamin
ASI mengandung Vitamin A, D, dan C dalam kadar yang
cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.
Kalori
Kalori ASI relatif rendah hanya 77 kalori/ 100 ml
ASI. 90% berasal dari karbohidrat dan lemak,
sedangkan 100% berasal dari protein
i IBU
Ba g





B


ASI mengandung mineral yang lengkap untuk
bayi sampai umur 6 bulan. Garam organik
yang terdapat dalam ASI terutama adalah
kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida
dan fosfat,
Komposisi ASI
Protein
yi
Manfaat ASI
Mengurangi perdarahan dan anemia
Menjarangkan kehamilan dan membantu
rahim kembali ke ukuran sebelum hamil
Berat badan ibu menyusui akan lebih cepat
kembali ke berat badan sebelum hamil
Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Meningkatkan jalinan kasih sayang
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012




Ba
agi
Manfaat
Nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
terbaik serta mudah diserap
Meningkatkan daya tahan tubuh dan
kecerdasan
Meningkatkan jalinan kasih sayang
Jarang menyebabkan konstipati
Mencegah karies karena mengandung
mineral selenium.
ASI merupakan sumber zat gizi yang
ideal, berkomposisi seimbang dan
secara alami disesuaikan dengan
kebutuhan masa pertumbuhan bayi.
Lampiran 5. Media yang digunakan
LEMBAR BALIK KELAS IBU HAMIL
Cover
Balikan hal 1.1
Halaman 1.1
Balikan hal 1.2
Halaman 1.2
Balikan hal 1.3
Balikan hal 1.4
Halaman 1.4
Balikan hal 1.5
Balikan hal 2.1
Halaman 2.1
Balikan hal 2.2
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Halaman 1.3
Halaman 1.5
Halaman 2.2
Balikan hal 2.3
Halama 2.3
Balikan hal 2.5
Balikan hal 2.4
Halaman 2.5
Balikan hal 2.6
Halaman 2.6
Balikan
Balikan hal 3.1
Balikan hal 3.2
Halaman 3.2
Balikan hal 2.3
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Halaman2.4
Halaman 3.1
Halaman 3.3
Balikan hal 3.4
Balikan hal 4.1b
Balikan hal 4.3
Halaman 5.1
Halaman 3.4
Halaman 4.1b
Halaman 4.3
Balikan hal 4.1a
Halaman 4.1a
Balikan hal 4.2
Halaman 4.2
Balikan hal 4.4
Halaman 4.4
Balikan hal 5.1
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Halaman 5.2
Balikan hal 5.2
Halaman 5.3
Balikan hal 5.4
Halaman 5.5
Balikan hal 5.5
Balikan hal 6.1
Halaman 7.1
Balikan hal 7.1
Balikan hal 7.2
Halaman 7.3
Balikan hal 5.3
Balikan hal 7.3
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Halaman 5.4
Halaman 6.1
Halaman 7.2
Halaman 8.1
SENAM HAMIL
Balikan pilihan 1
Balikan pilihan 3
Pilihan 1
Pilihan 3
Balikan pilihan 2
Pilihan 2
Balikan pilihan 4-5
Pilihan 4
Pilihan 5
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
BUKU SENAM HAMIL
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
ALAT PERAGA
Boneka bayi
Model payudara
Botol kaca untuk tempat ASI
Perlengkapan perawatan
tali pusat
Perlengkapan untuk mandi
Perlengkapan pakaian bayi
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Praktek Keterampilan Memandikan Bayi, Mengenakan Popok,
Menyusui dan Senam Hamil
Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012
Download