UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI LINARSIH 1006820480 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK JUNI 2012 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana LINARSIH 1006820480 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS DEPOK JUNI 2012 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Linarsih NPM : 1006820480 Tanda Tangan : Tanggal : 29 Juni 2012 ii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Skripsi Linarsih 1006820480 Kebidanan Komunitas Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Ibu Dan Anak Di Wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012 Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Peminatan Kebidanan Komunitas, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI Pembimbing : dr. Iwan Ariawan, MSPH Penguji : dr. Yovsyah, M.Kes Penguji : H. Hermansyah, SKM, MPH Ditetapkan di : Depok Tanggal : Juni 2012 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS Nama : Linarsih Tempat/tanggal lahir : Sleman, 28 Nopember 1972 Asal Instansi : UPTD Unit Puskesmas Sempor II Alamat : Rt. 2 Rw. 2 Pekuncen Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah II. RIWAYAT PENDIDIKAN SD Negeri Nglengking II Sleman : Lulus tahun 1985 SLTP Negeri Sendangsari Sleman : Lulus tahun 1988 SPK Karya Husada Yogyakarta : Lulus tahun 1992 PPB SPK Ngesti Waluyo Temanggung : Lulus tahun 1993 D III Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta : Lulus tahun 2007 FKM UI Peminatan Kebidanan Komunitas : 2010 – 2012 III. RIWAYAT PEKERJAAN Puskesmas Sempor II Kab. Kebumen : Tahun 1993 s/d sekarang v Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat yang telah menyampaikan risalah sehingga penulis dapat merasakan nikmatnya iman islam. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Iwan Ariawan, MSPH selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan petunjuk dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. dr. Yovsyah, M.Kes selaku dosen penguji dalam yang telah banyak memberikan masukan yang berharga bagi sempurnanya penulisan ini. 3. H. Hermansyah, SKM, MPH selaku penguji luar yang telah memberikan masukan yang berharga bagi sempurnanya penulisan ini. 4. drg. Isodora Suryaningtyas selaku Kepala Puskesmas Sempor II yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sempor II. 5. Hj. Dwi Suryani Amd. Keb selaku bidan koordinator Puskesmas Sempor II beserta tim kelas ibu hamil yang telah membantu pelaksanaan klas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sempor II, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini dengan lancar. 6. Bapak/ibu dan teman-teman seluruh karyawan Puskesmas Sempor II, terima kasih atas semangat serta dukungan moril yang tak terhingga. 7. Seluruh peserta kelas ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Sempor II, yang telah mengikuti pelatihan dengan sabar, tekun dan penuh semangat. vi Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 8. Ibuku tercinta, yang telah memberikan doa yang tulus serta dukungan moril dan materiil, untuk ayahku tercinta (almarhum), meskipun ayah tidak bisa mengawal anakmu hingga lulus dari perkuliahan ini, akan kuingat selalu pesan terakhirmu sebagai pemacu semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini. 9. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan moril, materiil dan doa, serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi. 10. Seluruh keluarga, bapak dan ibu mertua, kakak, adik yang telah memberikan dukungan selama penulis kuliah. 11. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah berbagi ilmu dan pengalaman, terima kasih atas bantuan dan masukan kalian demi kesempurnaan penulisan skripsi ini, semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. 12. Teman teman satu bimbingan yang selalu memberikan motivasi dan saran dalam penulisan ini. 13. Teman-teman mahasiswa bidkom angkatan 2010 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini Semoga semua pihak yang telah disebut diatas mendapat anugerah yang berlimpah dari Allah SWT, atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, jika dalam penulisan laporan ini pembimbing atau pembaca masih menemukan kesalahan dan kekurangan maka penulis dengan senang hati menerima saran, koreksi dan kritiknya. Depok, Juni 2012 Penulis vii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Linarsih NPM : 1006820480 Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat Departemen : Kebidanan Komunitas Fakultas : Kesehatan Masyarakat Jenis Karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Ibu Dan Anak Di Wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : Juni 2010 Yang menyatakan (Linarsih) viii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 ABSTRAK Nama : Linarsih Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul : Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Ibu Dan Anak Di Wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012 Pendidikan kesehatan ibu dan anak lebih banyak dilaksanakan melalui konsultasi perorangan atau perkasus pada waktu ibu datang memeriksakan kehamilannya, bayi atau balitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak. Desain penelitian menggunakan rancangan quasi experiment dimana seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 42 ibu hamil. Uji hipotesis menggunakan paired sample t-test. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan, keterampilan sebelum dan sesudah pelatihan serta keterampilan sesudah dan satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil, dengan demikian perlu dikembangkan program kelas ibu hamil sebagai salah satu upaya untuk menekan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. Kata kunci: Kelas ibu hamil, pengetahuan, keterampilan, kesehatan ibu dan anak ix Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia ABSTRACT Name : Linarsih Study Program: Public Health Title : The Effect of Against Pregnant Women Class Increasing Knowledge And Skills Regarding Pregnant Mother And Child Health In Area Of Puskesmas Sempor II Regency of Kebumen Year 2012 Maternal and child health education more consultation is carried out through individual or per case at the time the mother came to check her pregnancy, babies or toddler. This study aims to determine the effect of pregnant women class to increase their knowledge and skills of pregnant women on maternal and child health. The study design is quasi experiment using a design where the entire population sampled, amounting to 42 pregnant women. Hypothesis testing using a paired sample t-test. The results showed there were significant differences between the knowledge, skills before and after training skills and one month after the training pregnant women class, as such programs should be developed pregnant women class as part of efforts to reduce morbidity and mortality in mothers and babies. Key words: Pregnant women class, knowledge, skills, maternal and child health x Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN. ....................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN............................................................................................ iv RIWAYAT HIDUP...................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH. ................................ viii ABSTRAK. ................................................................................................................. ix DAFTAR ISI............................................................................................................... xi DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv DAFTAR ISTILAH. ................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xviii 1. PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah. ........................................................................................ 8 1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 8 1.4 Tujuan Penelitian. ............................................................................................ 9 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 9 1.6 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................. 10 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 11 2.1 Kelas Ibu Hamil ............................................................................................. 11 2.1.1 Tujuan Kelas Ibu Hamil ..................................................................... 12 2.1.2 Hasil Yang Diharapkan ...................................................................... 14 2.1.3 Sasaran Kelas Ibu Hamil .................................................................... 15 2.1.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil............................................................. 15 2.1.5 Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ............................................. 16 2.1.6 Materi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ................................................. 16 2.2 Pengetahuan ................................................................................................... 18 2.2.1 Definisi Pengetahuan.......................................................................... 18 2.2.2 Tingkat Pengetahuan .......................................................................... 19 2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan.......................................................... 20 2.3 Keterampilan/Praktek..................................................................................... 22 2.4 Karakteristik Ibu Hamil.................................................................................. 23 2.4.1 Umur. ................................................................................................. 23 2.4.2 Pendidikan.......................................................................................... 25 2.4.3 Pekerjaan. ........................................................................................... 27 2.4.4 Paritas................................................................................................. 27 2.4.5 Umur Kehamilan................................................................................ 28 2.5 Buku Kesehatan Ibu dan Anak....................................................................... 29 2.6 Pendidikan /Promosi Kesehatan..................................................................... 30 xi Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 2.6.1 Pengertian........................................................................................... 30 2.6.2 Metode Promosi Kesehatan................................................................ 30 2.6.3 Media Promosi Kesehatan.................................................................. 32 2.7 Komunikasi. ................................................................................................... 35 2.7.1 Proses Komunikasi............................................................................. 35 2.7.2 Tahap Komunikasi. ............................................................................ 35 2.7.3 Faktor Yang Mempengaruhi berkomunikasi Dengan Ibu Hamil....... 37 2.8 Kerangka Teori............................................................................................... 38 3. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL .. 40 3.1 Kerangka Konsep......................................................................................... 40 3.2 Hipotesis. ..................................................................................................... 41 3.3 Definisi Operasional. ................................................................................... 42 4. METODE PENELITIAN .................................................................................. 45 4.1 Disain Penelitian ............................................................................................ 45 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. ........................................................................ 46 4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................................................... 46 4.4 Populasi dan Sampel...................................................................................... 47 4.5 Pengumpulan Data. ........................................................................................ 48 4.6 Pelaksanaan Penelitian................................................................................... 49 4.7 Sumber Media KIE. ....................................................................................... 52 4.8 Pengolahan Data. ........................................................................................... 52 4.9 Analisa Data................................................................................................... 53 5. HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 55 5.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian................................................................ 55 5.2 Visi dan Misi Puskesmas Sempor II. ............................................................. 56 5.3 Demografi....................................................................................................... 56 5.4 Fasilitas dan Sumber daya.............................................................................. 56 5.5 Analisis Univariat........................................................................................... 58 5.6 Analisis Bivariat Paired t-Test....................................................................... 65 6. PEMBAHASAN. ................................................................................................ 66 6.1 Keterbatasan Penelitian.................................................................................. 66 6.2 Pelaksanaan Intervensi. .................................................................................. 66 6.3 Karakteristik Responden Penelitian. .............................................................. 69 6.4 Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum dan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ...................................... 70 6.5 Perbedaan Pengetahuan Antara Sesudah Dengan Satu Bulan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ..... 73 6.6 Perbedaan Keterampilan Antara Sebelum dan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ...................... 74 6.7 Perbedaan Keterampilan Sesudah Dengan Satu Bulan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II. ...................... 75 xii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 7. SIMPULAN DAN SARAN. ............................................................................... 77 7.1 Simpulan. ....................................................................................................... 77 7.2 Saran............................................................................................................... 77 DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN xiii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Fasilitas dan Sumber Daya Kesehatan UPTD Puskesmas Sempor II Tahun 2012 ........................................................................................... 56 Tabel 5.2 Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sempor II Tahun 2012 ...................................................................................................... 56 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi ibu hamil menurut karakteristik ibu hamil ........... 59 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi menurut keterpaparan informasi pengetahuan KIA dan sumber informasi yang diperoleh........................................... 60 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi menurut keterpaparan informasi keterampilan KIA dan sumber informasi yang diperoleh........................................... 61 Tabel 5.6 Distribusi menurut pengetahuan dan keterampilan sebelum, sesudah dan satu bulan setelah intervensi .......................................................... 63 Tabel 5.7 Selisih skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi dan sesudah dengan satu bulan sesudah intervensi ..................................... 64 xiv Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................... 39 Gambar 3.1 Kerangka Konsep . ............................................................................. 40 Gambar 4.1 Bentuk Rancangan Penelitian.............................................................. 45 Gambar 5.1 Peta Wilayah Puskesmas Sempor II.................................................... 54 xv Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR ISTILAH AIDS : Acquired Immuno Defisyency Sindrom AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu ANC : Ante Natal Care APE : Alat Permainan Edukatif BBL : Bayi Baru Lahir BBLR : Berat Badan Lahir Rendah BOK : Bantuan Operasional Kesehatan CD : Compac Disc HIV : Human Immunodeficiency Virus IMD : Inisiasi Menyusu Dini IMS : Infeksi Menular Seksual IUFD : Intra Uterin Foetal Death JICA : Japan International Cooperation Agency K1 : Kunjungan antenatal pertamakali K4 : Kunjungan antenatal ke empat kali KB : Keluarga Berencana KH : Kelahiran Hidup KIA : Kesehatan Ibu dan Anak KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KMS : Kartu Menuju Sehat Linakes : Persalinan oleh tenaga kesehatan LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat LTM : Long Term Memory NTB : Nusa Tenggara Barat P4K : Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi PKD : Pos Kesehatan Desa Polindes : Pondok Bersalin Desa Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat xvi Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional STM : Short Term Memory TB : Tuberculosis TV : Televisi xvii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Tabel Kegiatan Intervensi Kelas Ibu Hamil Lampiran 4. Leaflet ASI Eksklusif Lampiran 5. Media yang Digunakan (Lembar Balik, Buku Senam Hamil, Alat Peraga) Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil xviii Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan (Depkes, 2002). Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di prioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi masa perinatal. Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Ibu dan anak merupakan kelompok paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang seringkali berakhiran dengan kematian (Depkes RI & JICA, 2001). Ibu hamil diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai KIA meliputi masalah seputar kehamilan, persalinan dan perawatan bayi. Pengetahuan yang rendah mengenai KIA pada ibu hamil berdampak serius terhadap masalah kesakitan dan kematian ibu dan bayi, hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tingginya tingkat kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan merupakan salah satu masalah besar di Indonesia, karena angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah, sebagai gambaran indeks pembangunan manusia Indonesia, sehingga pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan diseluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan, sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal pada 1995. Sebanyak 50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. (Saifuddin, 2005). Dalam hal ini, hampir semua negara anggota telah berupaya 1 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 2 menurunkan kematian ibu dan anak dengan meningkatkan penyediaan pelayanan kelahiran oleh tenaga kesehatan trampil. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2010). Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22,5%, maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawat daruratan). Faktor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, sifilis, penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jiwa, maupun yang mengalami kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2010) Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1- kontak pertama dan K4 – kontak empat kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Secara nasional angka cakupan pelayanan antenatal saat ini sudah tinggi, K1 mencapai 94,24% dan K4 84,36% (data Kementrian Kesehatan tahun 2009). Walaupun demikian, masih terdapat disparitas antar provinsi dan antar kabupaten/kota yang variasinya cukup besar. Selain adanya kesenjangan, juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana seharusnya diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan (missed opportunity) (Kemenkes RI, 2010) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 3 Di Propinsi Jawa Tengah AKI tahun 2009 adalah 117,02 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 10,37 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian tertinggi di Propinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen dan disusul kabupaten lain (Profil dinas kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2010). AKI tahun 2010 sebesar 114,42 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2011 AKI Jawa Tengah sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 10,34 per 1000 KH. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, terbagi 54 kecamatan dengan jumlah desa 460 desa, jumlah bidan di desa sebanyak 493 bidan, sarana pelayanan kesehatan pemerintah meliputi 1 Rumah Sakit Umum Daerah, 35 Puskesmas, 7 Puskesmas rawat inap, 74 Puskesmas Pembantu, dan 32 Polindes atau PKD. Sedangkan dari swasta terdiri 9 RSU, 2 RSIA. Kasus kematian bayi di Kabupaten Kebumen pada tahun 2008 adalah sebesar 142 kasus, tahun 2009 berjumlah 205 kasus, sedangkan tahun 2010 berjumlah 231 kasus. Untuk kasus kematian ibu pada tahun 2008 berjumlah 17 kasus, tahun 2009 berjumlah 15 kasus, tahun 2010 berjumlah 14 kasus dan tahun 2011 berjumlah 9 kasus. Dari data tersebut kasus kematian bayi Kabupaten Kebumen mengalami peningkatan. Untuk cakupan tahun 2008 (K1) 89% dari target 95%, (K4) 82% dari target 90%, Linakes sebesar 84% dari target 85%, cakupan tahun 2009 (K1) 96,02% dari target 95%, (K4) 92,42% dari target 90%, Linakes 93,84% dari target 90%, untuk cakupan tahun 2010 cakupan (K1) 99,48% dari target 95%, (K4) 95,02% dari target 95% dan cakupan Linakes sebesar 96,18% dari target 90%. Tahun 2011 (K1) 94%, (K4) 96,6%, Linakes 98,5% (Profil dinas kesehatan Kabupaten Kebumen, 2008-2011) Puskesmas Sempor II adalah salah satu Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Kebumen mempunyai wilayah kerja 7 desa, pencapaian program KIA tahun 2008, kunjungan antenatal (K1) 84,9%, (K4) 55,1% dan Linakes 80,9%. Tahun 2009 (K1) 101,4%, (K4) 84,1%, Linakes 94,8%. Tahun 2010 (K1) 95,5%, (K4) 75,8%, Linakes 86,7%. Tahun 2011 (K1) 96,7%, K4 80,3% dan Linakes 90,4%, dari data tersebut menunjukkan bahwa selama empat tahun berturut-turut pencapaian K4 di Puskesmas Sempor II belum mencapai target. Data kematian ibu untuk Puskesmas Sempor II dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2008-2011) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 4 tidak ada kematian, kematian bayi pada tahun 2008 terdapat 5 kasus, tahun 2009 terdapat 11 kasus, tahun 2010 terdapat 7 kasus dan tahun 2011 sebanyak 4 kasus dengan penyebab kematian karena BBLR, Asfiksia dan IUFD (Profil Dinas kesehatan Kabupaten Kebumen, 2008-2011) Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka pelayanan antenatal di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan/kelompok perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA, Gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular seksual), penanganan penyakit kronis serta beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan program (Kemenkes RI, 2010) Upaya akselerasi penurunan AKI diantaranya adalah dengan peran serta masyarakat dengan kegiatan KIE berupa penyuluhan tentang kesehatan ibu kepada berbagai sasaran termasuk ibu hamil, suami dan mertua, memanfaatkan media cetak dan elektronik untuk kampanye tentang kesehatan ibu (Depkes RI, 1997). Dalam konvensi hak-hak anak, semua anak sejak dari dalam kandungan mempunyai hak atas kelangsungan hidup, perkembangan dan mendapat perlindungan. Pemantauan intensif pada ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan persiapan persalinan. Hal ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien melalui pemberdayaan masyarakat, kemitraan petugas kesehatan dengan masyarakat serta mewujudkan kesadaran, kemandirian keluarga untuk menjaga kesehatan ibu dan anak (Depkes RI, 2009) Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, mass media/informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia (Notoatmodjo, 2007). Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 5 Salah satu tool (alat) program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil, keluarga dan masyarakat adalah melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), yang merupakan kumpulan materi standar penyuluhan, informasi serta catatan tentang gizi, kesehatan ibu dan anak. Manfaat buku KIA diantaranya adalah sebagai alat komunikasi dan penyuluhan bagi ibu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2009) Dalam Niaty (2010) menurut hasil survei cepat tahun 2004 tentang penggunaan buku KIA di NTB dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumayati (2008) tentang pengaruh pemanfaatan buku KIA di Padang Pariaman dan Tanah Datar Sumatera Barat, mengungkapkan bahwa tidak semua ibu mau/bisa membaca buku KIA, sehingga ibu-ibu hamil sulit memahami/mengerti isi dari buku KIA, sementara diketahui bersama bahwa pemanfaatan buku KIA memiliki potensi untuk meningkatkan perilaku perawatan diri ibu dan memanfaatkan pelayanan KIA. Diantara peran kesehatan dalam pembangunan bangsa adalah membangun generasi yang akan datang yang sehat dan cerdas. Generasi yang akan datang harus lebih baik dari generasi sekarang. Peran kesehatan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang harus dapat diperlihatkan secara nyata diamana sebenarnya peran unik dan spesifik kesehatan yang tidak bisa digantikan oleh sektor lain. Oleh karena itu tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi perlu pengkawalan perkembangan fisik dan mental sejak awal pertumbuhan calon generasi sehingga sejak pembuahan sampai dewasa dapat sehat secara terus menerus (Konsorsium Ilmu Kesehatan Indonesia, 2003) Pendidikan kesehatan ibu dan anak yang diberikan kepada ibu yang lazim dilaksanakan sampai sekarang lebih banyak berupa penyuluhan melalui konsultasi perorangan atau per kasus yang diberikan pada waktu ibu datang memeriksakan kandungan atau memeriksakan bayi atau balita. Penyuluhan seperti diatas baik untuk menangani kasus per kasus, namun masih memiliki beberapa kelemahan antara lain: 1. Pengetahuan yang diperoleh terbatas pada masalah kesehatan yang alami. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 6 2. Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu kesehatan yang diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja, karena tidak ada suatu tim dalam penyuluhan. 3. Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada kunjungan dari lintas sektor dan lintas program. 4. Pelaksanaan penyuluhan tidak berkala dan tidak berkesinambungan. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas dan memudahkan ibu hamil memahami isi buku KIA dan bagaimana cara menggunakan buku KIA, direncanakan pendidikan untuk kelas ibu hamil, yang lebih menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. Kegiatan yang direncanakan ialah pendidikan dalam bentuk tatap muka dalam kelas yang diikuti dengan diskusi antara ibu dan petugas, yang dinamakan “KELAS IBU”. Kelas ibu merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran, (Depkes RI, 2007). Keuntungan kelas ibu antara lain: 1. Penyuluhan/pengetahuan yang diberikan bersifat menyeluruh dan terencana sesuai dengan skenario yang berisikan perawatan kehamilan dan perawatan bayi/balita. 2. Penyuluhan menjadi lebih sempurna karena adanya persiapan oleh petugas sebelum memberikan penyuluhan. 3. Dapat didatangkan tenaga ahli untuk menjelaskan penyuluhan mengenai bidang tertentu. 4. Ada interaksi antara petugas kesehatan dan ibu pada saat penyuluhan dilaksanakan. 5. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. 6. Evaluasi petugas dan ibu dalam menjalankan penyuluhan. Dengan kegiatan ini diharapkan akan muncul kelompok para ibu yang benar-benar memahami kesehatan diri dan bayinya, mampu menyiapkan diri Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 7 menghadapi gangguan selama kehamilan serta mampu menyiapkan diri dan keluarganya selama proses persalinan dan juga mampu merawat bayinya dengan baik. Kelas Ibu Hamil merupakan program yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan JICA, pada tahun 1997 dilakukan uji coba di Propinsi Sumatera Barat dengan ditentukan Puskesmas model di tiga Puskesmas Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, kota Padang dan uji coba di Kabupaten Solok. Selanjutnya daerah yang mengembangkan kegiatan tersebut adalah Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan sejak tahun 2009 di Puskesmas Jembatan Kembar. Di propinsi Jawa Tengah uji coba pelaksanaan kelas ibu hamil dimulai pada tahun 2010. Pelaksanaan Kelas ibu hamil di Kabupaten Kebumen dimulai pada akhir tahun 2010 dengan menunjuk empat puskesmas sebagai pilot project yaitu Puskesmas Ambal 1, Puskesmas Buluspesantren 1, Puskesmas Klirong dan Puskesmas Karanganyar dengan tenaga fasilitator sebanyak 4 orang bidan. Pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen mengadakan sosialisasi kepada bidan koordinator dan kepala puskesmas. Pada bulan Maret 2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen kembali mengadakan sosialisasi ke bidan koordinator dan 1 orang bidan desa. Puskesmas Sempor II merupakan salah satu Puskesmas yang memulai melaksanakan kelas ibu hamil pada bulan Desember 2010 dengan menggunakan dana BOK, pelaksanaan kelas ibu hamil dilaksanakan di Puskesmas sebagai percontohan untuk desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Sempor II, untuk selanjutnya semua desa diharapkan ikut melaksanakan kegiatan serupa. Dari beberapa desa yang melaksanakan kelas ibu hamil, pelaksanaannya belum berjalan dengan optimal/belum sesuai dengan ketentuan pada petunjuk pelaksanaan kelas ibu hamil. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan bahwa sebagian besar perawatan bayi baru lahir seperti memandikan dan merawat tali pusat hingga berusia 7 hari atau sampai tali pusatnya lepas diserahkan kepada dukun bayi. Selain itu banyak dijumpai keluhan ibu bayi mengalami payudara bengkak/puting susu lecet yang disebabkan oleh perlekatan menyusui yang tidak benar. Tujuan diselenggarakan kelas ibu hamil adalah dapat dijadikan sarana Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 8 belajar untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku positif ibu hamil yang dibuktikan dengan meningkatnya kunjungan pemeriksaan ke KIA serta pencapaiaan persalinan oleh tenaga kesehatan. (Depkes RI dan JICA, 2008) Penelitian ini belum pernah dilakukan di Kabupaten Kebumen khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sempor II. Berdasarkan hal tersebut maka penulis bermaksud untuk meneliti mengenai “pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai Kesehatan Ibu dan Anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012”. 1.2 Rumusan masalah Kunjungan ibu hamil (K4) di Puskesmas Sempor II selama 4 (empat) tahun berturut-turut masih dibawah target, sedang cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2008 (80,9%) dari target 85%, tahun 2009 (94,8%) dari target 90%, tahun 2010 sebesar 86,7% dari target 90% dan tahun 2011 (90,4 %) dari target 90%. Selain itu pelaksanaan penyuluhan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan pada saat kegiatan kunjungan antenatal saja, pelaksanaan kelas ibu hamil belum berjalan secara optimal dan perawatan bayi baru lahir diserahkan kepada dukun bayi. Berdasar latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012? 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitiannya adalah 1. Bagaimana gambaran pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012? 2. Bagaimana nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan setelah mengikuti kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012? Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 9 3. Bagaimana perbedaan nilai pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan setelah mengikuti kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Diketahuinya pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan sesudah mengikuti kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012. 2. Diketahuinya nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan sesudah mengikuti kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012. 3. Diketahuinya perbedaan nilai pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA sebelum, sesudah dan satu bulan sesudah mengikuti kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Bagi Institusi 1. Memperoleh gambaran, informasi, masukan mengenai apa yang telah dicapai sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut dan menemukan upayaupaya baru yang dapat dilakukan oleh program KIA dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Sempor II. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kualitas pelatihan dan penyuluhan terhadap masyarakat. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 10 1.5.2 Manfaat Bagi Keilmuan 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan di Puskesmas. 2. Sebagai masukan dalam penelitian lebih lanjut dan dapat memperluas wawasan berpikir sebagai usaha penggalian terhadap ilmu pengetahuan. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA di wilayah Puskesmas Sempor II. Alasan penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA antara sebelum, sesudah dan satu bulan sesudah pelaksanaan kelas ibu hamil. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen selama kurun waktu antara bulan Maret-Mei tahun 2012. Karena kunjungan K4 selama empat tahun berturutturut masih dibawah target, pelaksanaan kelas ibu hamil belum berjalan dengan optimal dan dimasyarakat sebagian besar perawatan bayi baru lahir diserahkan kepada dukun bayi. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan umur kehamilan 20-32 minggu pada bulan Maret 2012. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment). Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder berupa kuesioner, daftar tilik/ceklis dan kohort ibu hamil sebagai cara ukur untuk mendapatkan hasil penelitian. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelas ibu hamil Kelas ibu hamil, merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. (Depkes RI, 2009) Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki kelemahan antara lain: 1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi 2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja 3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara lintas sektor dan lintas program 4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL. Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ibu hamil ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas 11 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 12 ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam ibu hamil (Depkes RI, 2009). Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil 1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran. 2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyampaian materi. 3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu. 4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik. 5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan. 6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. 7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator Kelas Ibu Hamil. 2.1.1 Tujuan Kelas Ibu Hamil 2.1.1.1 Tujuan Umum Kelas Ibu Hamil Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009). Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 13 2.1.1.2 Tujuan khusus Kelas Ibu Hamil a. Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran. b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang: 1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?, perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia). 2) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). 3) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses persalinan). 4) Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas). 5) KB pasca persalinan. 6) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir). 7) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. 8) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil). 9) Akte kelahiran. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 14 2.1.2 Hasil yang diharapkan: a. Adanya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan ibu hamil dengan bidan/tenaga kesehatan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran. b. Adanya pemahaman, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil tentang: 1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?, perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia). 2) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K. 3) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses persalinan). 4) Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas). 5) KB pasca persalinan. 6) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir). 7) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. 8) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil). 9) Akte kelahiran. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 15 2.1.3 Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009) 2.1.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Penyelenggaraan kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat. a. Fungsi dan peran (provinsi, Kabupaten dan Puskesmas) Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran pada masing-masing level yaitu Provinsi , Kabupaten dan Puskesmas b. Fasilitator dan nara sumber Menurut Dinkes NTB dan JICA (2008), fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator tentang kelas ibu hamil. Sedangkan bagi bidan atau tenaga kesehatan yang belum mendapat pelatihan tidak boleh memfasilitasi kelas ibu hamil. c. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil adalah: ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, alat tulis menulis, buku KIA, lembar balik kelas ibu hamil, buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, buku pegangan fasilitator, alat peraga (KB kit, food model, boneka, dll), tikar/karpet, bantal, kursi, buku senam hamil, CD senam hamil. d. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil - Pelatihan bagi pelatih - Pelatihan bagi fasilitator - Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 16 - Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil - Pelaksanaan kelas ibu hamil - Monitoring, evalusi dan pelaporan. 2.1.5 Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit. 2.1.6 Materi pelaksanaan kelas ibu hamil 2.1.6.1 Materi pertemuan pertama a. Penjelasan umum kelas ibu hamil dan perkenalan peserta b. Evaluasi awal (pre test) materi pertemuan I c. Materi kelas ibu hamil (pertemuan I) 1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan - Apa kehamilan itu? - Perubahan tubuh ibu selama kehamilan - Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang) - Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil - Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia 2) Perawatan kehamilan - Kesipan psikologis menghadapi kehamilan - Hubungan suami istri selama kehamilan - Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 17 - Tanda-tanda bahaya kehamilan - Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) d. Evaluasi harian dan evaluasi akhir (post test) materi pertemuan I (Peningkatan pengetahuan) e. Kesimpulan f. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan !) 2.1.6.2 Materi pertemuan kedua a. Review materi pertemuan I dan hasil evaluasi (pre test I dan post test I) b. Evaluasi awal (pre test) materi pertemuan II c. Materi kelas ibu hamil (pertemuan II) 1) Persalinan - Tanda-tanda pesalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 2) Perawatan nifas - Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif? - Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas? - Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas - KB pasca salin d. Evaluasi harian hari ke II dan evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan II (Peningkatan pengetahuan) e. Kesimpulan f. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan 2-5) 2.1.6.3 Materi pertemuan ketiga a. Review materi pertemuan II dan hasil evaluasi (pra tes II dan pasca tes II) b. Evaluasi awal (pra tes) materi pertemuan III c. Materi kelas ibu hamil (pertemuan III) 1) Perawatan Bayi - Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 18 - Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL - Tanda bahaya BBL - Pengamatan perkembangan bayi/anak - Pemberian imunisasi pada BBL 2) Mitos - Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak 3) Penyakit menular - Infeksi Menular Sexual (IMS) - Informasi dasar HIV/AIDS - Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil 4) Akte kelahiran - Pentingnya akte kelahiran d. Evaluasi harian hari ke III dan evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan III (Peningkatan pengetahuan) e. Kesimpulan f. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan 1-5) 2.2 Pengetahuan (knowledge) 2.2.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over bahavior), karena pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu melalui indera yang dimiliki dan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010). Karena dalam pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Lukman dalam Hendra (2008), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan, pengalaman, pendidikan, informasi/mass media, sosial budaya dan ekonomi, intelegensi. Penelitian Rogers pada tahun 1974 (dalam Notoatmodjo, 2007a) mengungkapkan bahwa sebelum Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 19 orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: a) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus terlebih dahulu. b) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulasi atau objek tertentu c) Evaluation yaitu menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut terhadap dirinya d) Trial (mencoba) dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai apa yang dikehendaki oleh stimulus e) Adoption (adopsi) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Penyaluran pengetahuan dapat diberikan melalui beberapa jalur (Depkes, 1995) antara lain, yaitu: a) Dalam lingkungan keluarga b) Dalam lingkungan sekolah c) Dalam lingkungan masyarakat. 2.2.2 Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a) Tahu (know): Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. b) Memahami (comprehension): Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 20 c) Aplikasi/penerapan (application): Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d) Analisis (analysis): Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. e) Sintesis (synthesis): Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. f) Evaluasi (evaluation): Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. 2.2.3 Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 2.2.3.1 Cara tradisional atau non alamiah a) Tial and error Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain dan begitu seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 21 b) Cara kekuasaan atau otoritas Pada cara ini prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji dan membuktikan kebenarannya baik berdasarkan empiris atau berdasarkan penalaran sendiri. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas atau ahli ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar. c) Pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikianlan bunyi pepatah. Ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan satu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadinya dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. d) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara-cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dalam memperoleh ilmu dengan kata lain memperoleh pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya masing-masing yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. 2.2.3.2 Cara modern atau cara ilmiah Dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut penelitian ilmiah atau populer disebut metode penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsipprinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Pengetahuan seseorang dengan perilaku tidak dapat dipisahkan karena pengetahuan merupakan bentuk intervensi terhadap perilaku (Notoatmodjo, 2007). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain yaitu karakteristik individu sendiri (umur, pendidikan, pengalaman), sosial Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 22 ekonomi (pekerjaan), keterpaparan media informasi/sumber informasi, kepemilikan media komunikasi, kepemilikan transportasi. Dari teori diatas menggambarkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam pemanfatan pelayanan kesehatan. Salah satu pengetahuan yang dianggap penting yaitu pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu dan anak meliputi: kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir. 2.3 Keterampilan / Praktek Keterampilan merupakan kemampuan seseorang melakukan perbuatan tertentu, seperti berbicara, menulis, melompat, menyuntik, memeriksa dan sebagainya. Kemampuan ini dikenal sebagai kemampuan psikomotor (Pusdiklat 1993). Menurut Notoatmodjo (1993) keterampilan/praktek diklasifikasikan kedalam empat tingkatan: a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan keterampilan tingkat pertama. b. Respon terpimpin (guided respond) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator keterampilan tingkat kedua. c. Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai tingkat ketiga. d. Adaptasi (adaptation) Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Terbentuknya suatu perilaku baru, umumnya dimulai pada tingkat pengetahuan, subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek yang diluarnya, sehingga akhirnya menyebabkan timbulnya pengetahuan baru pada subyek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 23 batin dalam bentuk sikap subyek tersebut terhadap obyek yang telah diketahuinya itu. Pada akhirnya stimulus yaitu obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menyebabkan timbulnya respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan tanpa mengetahui makna dari stimulus yang diterima, dengan kata lain tindakan / praktek seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan dan sikap (Notoatmodjo, 1993) Menurut Guilbert. J.J ada 3 tingkatan keterampilan yaitu: 1) peniruan, 2) pengawasan, dan 3) otomatisme. Sementara itu Gibson, dkk (1991) mengatakan bahwa keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan digunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat, selain itu keterampilan juga merupakan variabel individu yang mempengaruhi prestasi kerja. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan sekaligus meningkatkan keterampilan para pekerja, pelatihan sering dipakai sebagai solusi atas persoalan kinerja dari para pekerja. Variabel pengetahuan merupakan faktor internal petugas yang dapat berubah dengan pelatihan (Notoatmodjo, 1992) Pengetahuan ibu hamil yang telah mengikuti kelas ibu hamil diharapkan dapat meningkat, dengan meningkatnya pengetahuan maka keterampilannyapun dapat meningkat, dan pada gilirannya akan dapat merubah perilaku ibu pada saat merawat bayinya. 2.4 Karakteristik ibu hamil 2.4.1 Umur Umur seorang ibu hamil, bersalin dan nifas akan mempengaruhi derajat kesehatannya Wiknjosastro (1997) menyatakan masa yang paling tepat untuk menjalankan kehamilan dan persalinan adalah usia antara 20-30 tahun, karena pada saat itu alat reproduksi wanita sudah berfungsi dengan baik. Ibu yang hamil, bersalin dan nifas pada usia kurang dari 20 tahun akan mengalami risiko kematian 2-5 kali lebih tinggi dari pada usia 20-29 tahun. Menurut Koblinsky (1997) umur ibu antara 20-35 tahun merupakan usia reproduksi yang aman bagi wanita untuk hamil dan melahirkan. Hal tersebut Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 24 berhubungan dengan fungsi anatomi dan fisiologi alat-alat reproduksi. Merman dalam Koblinsky (1997) menyatakan, dalam studi pertumbuhan jalan lahir gadis remaja, dinyatakan bahwa sebelum mencapai usia 18 tahun, tinggi kaum ibu kurang mencerminkan tulang-tulang jalan lahir dibandingkan setelah usia 18 tahun. Khususnya pada awal remaja perkembangan tulang jalan lahir lebih lambat dari pada tinggi badan dan saluran tersebut belum matang samapai kira-kira 2-3 tahun setelah pertumbuhan tinggi badan berhenti (Harrison dalam Koblinsy, 1997). Terdapat langkah-langkah non medik yang berkaitan dengan status wanita, yang berpengaruh terhadap kematian ibu. Faktor ini perlu diintegrasikan pula kedalam inisiatif Safe Motherhood yang komprehensif, contohnya dengan peningkatan umur minimal perkawinan menurut hukum dan memperjuangkan hukum tersebut (Fredman dalam Koblinsky, 1997). Faktor umur menentukan status kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta dalam pengasuhan bayi. Proses reproduksi sebaiknya berlangsung pada usia 20-35 tahun, sebab pada saat itu penyulit kehamilan jarang terjadi (Depkes, 2006) Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit. Sementara itu, pada ibu yang berumur 35 tahun atau lebih kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik pada umur 20-35 tahun sebelumnya, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan (Royston dan Amstrong dalam Sumiarsih, 2007). Ibu yang berumur < 20 tahun secara fisik, psikis dan sosial belum siap untuk mengalami kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan ibu hamil pada usia tua (>35 tahun), menghadapi risiko ketika bersalin (Huda, 2005). Usia yang terlalu muda meningkatkan secara bermakna risiko persalinan di seluruh dunia. Suatu survey di Matlab, Bangladesh, memperlihatkan bahwa wanita yang berumur 10-14 tahun mempunyai angka kematian ibu yang lima kali lebih dibandingkan wanita yang berumur 20-24 tahun (Royston dan Amstrong dalam Sumiarsih, 2007). Menurut Manuaba (1989), ibu yang terlalu muda (kurang dari Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 25 20 tahun) dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun) berisiko lebih besar mengalami perdarahan sebelum lahir. 2.4.2 Pendidikan Pendidikan adalah segala upaya yang meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju kualitas yang mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat bahwa unsur-unsur pendidikan yaitu: 1) Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidikan (pelaku pendidikan), 2) Proses adalah upaya yang dicanangkan untuk mempengaruhi orang lain, 3) Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan pendidikan menurut Notoatmodjo (2005) adalah merupakan suatu upaya seseorang untuk belajar dengan harapan dapat diaplikasikannya dalam bentuk tindakan nyata. Wanita yang berpendidikan akan lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan profesional dibandingkan wanita tidak berpendidikan karena mereka menyadari secara penuh manfaat dari pelayanan tersebut (Royston dan Amstrong dalam Koblinsky, 1997). Koblinsky dkk (1997) mengatakan bahwa wanita yang terdidik akan semakin terbuka dan pantang menyerah dalam meningkatkan ketepatan dan mutu kesehatan. Lebih jauh lagi Jacobson dalam Koblinsky mengatakan terdapat banyak alasan mengapa wanita tidak mampu memanfaatkan pelayanan yang secara teoritis aksesibel bagi mereka, antara lain adalah kurangnya akses terhadap pendidikan dalam hal pentingnya pemeriksaan kehamilan. Pendidikan juga akan meningkatkan akses pelayanan, yaitu dengan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyerap konsep-konsep kesehatan yang baru (Thaddeus & Maine dalam Koblinsky, 1997). Pendidikan merupakan hal yang mendasar seseorang dalam cara berfikir dalam memutuskan suatu masalah. Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan derajat kesehatannya, meningkatnya tingkat pendidikan ibu merupakan peluang meningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu terhadap kesehatan, (Notoatmodjo, 2007) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 26 Pendidikan berpengaruh pada cara berfikir, dan pengambilan keputusan seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin baik pengetahuannya tentang kesehatan. Pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang acuh tak acuh terhadap program kesehatan, sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi walaupun ada sarana yang baik belum tentu mereka menggunakannya (Martadisoebrata, 2005) Latar belakang pendidikan masyarakat merupakan masalah mendasar yang dapat menentukan keberhasilan suatu program. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi berperan penting dalam mempromosikan kesehatan. Penelitian-penelitian juga menemukan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi bermanfaat bagi program kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2002). Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Tersiana (2007) menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan penolong persalinan, proporsi ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dan memilih penolong persalinan pada tenaga kesehatan lebih besar 1,5 kali (73,9%) dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan yang kurang (52,5%) Menurut Depkes RI (2004) tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari khususnya dalam hal kesehatan. Hasil studi kualitatif di 3 propinsi, Bali, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan tingkat pendidikan rendah menyebabkan kurangnya pengertian akan bahaya yang dapat menimpa ibu hamil dan bayinya, terutama dalam kegawat-daruratan kehamilan, persalinan dan penyakit pada bayinya. Sebagian besar ibu sudah sadar untuk melakukan Antenatal Care (ANC) namun perawatan tali pusat, perawatan bayi dilakukan seperti kebiasaan dan budaya masyarakat setempat yang merugikan kesehatan (Depkes RI, 2004) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 27 2.4.3 Pekerjaan Keadaan hamil tidak merubah pola bekerja ibu sehari-hari, kadang ibu adalah sebagai tumpuan hidup pada keluarga miskin, di Kalimantan Selatan ibu hamil masih bekerja keras sampai hamil tua dan kembali bekerja setelah masa nifas (Depkes RI, 2004). Konsep yang berbeda justru diungkapkan oleh Pusat Penelitian Kesehatan dalam Adawiyah (2001) bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan sebab-sebab mendasar yang mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan, sehubungan dengan ada tidaknya waktu luang yang dimiliki untuk memanfaatkan pemeriksaan kehamilan, maka diharapkan ibu yang tidak bekerja/ibu rumah tangga lebih banyak yang memeriksakan kehamilannya secara lengkap. Sejalan dengan pernyataan Romlah (2009) mengatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam merencanakan persalinan dan pencegahan komplikasi yang mempunyai peluang sebesar 9 kali untuk berperilaku positif dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Menurut penelitian yang telah dilakukan Niaty (2010) menyatakan, dapat dibuktikan adanya hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan pemilihan penolong persalinan . dimana ibu yang bekerja memiliki peluang 1,73 kali untuk memilih penolong persalinan dengan tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. 2.4.4 Paritas Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu baik lahir hidup maupun meninggal. Ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4 kali) mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami perdarahan dan kehamilan yang terlalu sering menyebabkan risiko sakit dan kematian pada ibu hamil dan juga anaknya (Depkes RI, 2008) Jumlah kelahiran yang dialami oleh ibu baik kelahiran hidup maupun kelahiran mati dengan kehamilan cukup bulan secara spontan melalui jalan lahir (Sastrawinata, 1993). Riwayat persalinan terdahulu terbagi atas: 1. Primipara, yaitu wanita yang telah melahirkan 1 kali, seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 28 2. Multipara, yaitu wanita yang telah melahirkan 2 kali sampai 4 kali lebih dari seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar 3. Grande multipara, yaitu wanita yang telah melahirkan 5 kali atau lebih, lebih dari 5 orang anak cukup besar untuk hidup di dunia luar. Hasil penelitian Kusumayati (2008) tentang pengaruh pemanfaatan buku KIA di Sumatera Barat, dimana paritas merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pengetahuan ibu dan perilaku positif dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dari sejumlah penelitian yang dilakukan telah terbukti bahwa kehamilan kedua dan ketiga merupakan kehamilan yang paling aman. Sedangkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan yang serius akan meningkat secara bermakna setelah kehamilan ketiga dan seterusnya. Terkait potensi resiko yang dihadapi, maka ibu yang menjalani kehamilan keempat atau lebih harus memeriksakan kehamilannya secara teratur (Royston dan Amstrong dalam Koblinsky, 1997). Paritas merupakan faktor resiko penting komplikasi obstetric, dimana ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung mengalami placenta previa, mengakibatkan pertumbuhan endometrium yang kurang sempurna (Manuaba, 1989). 2.4.5 Umur Kehamilan Penentuan umur kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Menurut Manuaba (1989), untuk menentukan umur kehamilan dapat ditentukan dengan: mempergunakan rumus Naegle (hari haid pertama ditambah tujuh dan bulannya ditambah sembilan), gerakan pertama fetus (16 minggu), perkiraan tingginya fundus uteri (perkiraan ini kurang tepat pada kehamil kedua dan seterusnya), dengan ultrasonografi. Menurut Manuaba (2008), lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gr bila berakhir disebut keguguran, kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas, kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm dan kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus). Kehamilan Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 29 dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu: triwulan pertama: 1 sampai 12 minggu, triwulan kedua: 13 sampai 28 minggu, triwulan ketiga: 29 sampai 42 minggu. 2.5 Buku Kesehatan Ibu dan Anak Buku ini telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1994. Penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (buku KIA) telah menjangkau 33 propinsi, dalam masyarakat mengenal buku KIA dikenal sebagai buku berwarna pink (merah muda, ia merupakan salah satu instrumen pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diterima langsung oleh ibu dan keluarga (Depkes, 2003). Penggunaan buku KIA merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga. Buku KIA merupakan kumpulan materi standar penyuluhan, informasi serta catatan tentang gizi, kesehatan ibu dan anak. Yang menjadi milik keluarga untuk disimpan dirumah dan dibawa setiap ibu atau anak datang ke fasilitas kesehatan. Didalamnya terdapat stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai alat pemantauan intensif bagi setiap ibu hamil di seluruh Indonesia, dalam upaya mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes, 2009) Buku KIA bermanfaat untuk melihat data lengkap tentang pelayanan yang sudah didapat ibu dan anak, keadaan kesehatan, gizi dan tumbuh kembang anak sejak masih dalam kandungan sampai usia lima tahun. Selain itu, buku KIA bertindak sebagai pedoman dalam memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ia digunakan untuk dapat segera mengetahui dan memantau adanya resiko tinggi pada ibu dan anak sehingga dapat segera ditentukan alternatif penanganannya. Buku KIA juga berguna sebagai alat komunikasi, informasi dan edukasi antara tenaga kesehatan dan ibu/keluarga dalam memberikan pelayanan dan memberikan nasehat pemeliharaan kesehatan ibu dan anak secara lebih bermutu, sering pula, buku KIA dipakai sebagai informasi tambahan digunakan pada saat melakukan audit kematian maternal dan neonatal. Informasi di dalam buku KIA meliputi: identitas keluarga, amanat persalinan dan stiker P4K, catatan kesehatan ibu hamil, catatan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir, catatan kesehatan ibu nifas, pelayanan KB ibu nifas, Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 30 pemeriksaan neonatal, catatan penyakit dan masalah perkembangannya, pemberian vitamin A, pelayanan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang oleh bidan/perawat/dokter, catatan pemberian imunisasi dasar lengkap, dan KMS. 2.6 Pendidikan/Promosi Kesehatan 2.6.1 Pengertian Menurut Notoatmodjo (2010), definisi dalam ilmu kesehatan masyarakat (health promotion) promosi kesehatan mempunyai dua pengertian. Pengertian yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit, promosi kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan. Pengertian yang kedua yaitu, promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan kesehatan. Pengertian promosi kesehatan yang kedua sama dengan pendidikan kesehatan, karena pendidikan kesehatan bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dalam Notoatmodjo (2010), berdasarkan hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada pada piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986) dinyatakan bahwa, promosi kesehatan adalah proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Foundation-Australia, 1997), menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, bukan hanya perubahan perilaku, tetapi juga diikuti dengan perubahan lingkungan, karena perubahan perilaku tanpa diikuti oleh perubahan lingkungan tidak akan efektif dan tidak akan bertahan lama. 2.6.2 Metode Promosi Kesehatan Beberapa metode promosi menurut Notoatmodjo (2010), akan diuraikan sebagai berikut: 2.6.2.1 Metode Individu (Perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru seseorang yang telah mulai tertarik pada Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 31 suatu perubahan perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain: a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut. b) Wawancara Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk memengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itumempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi. 2.6.2.2 Metode Kelompok Dalam memilih metode penyuluhan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. a. Kelompok besar Yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar. 1) Ceramah, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. 2) Seminar, metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 32 b. Kelompok Kecil Yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini antara lain: 1) Diskusi kelompok 2) Curah pendapat (Brain Storming) 3) Bola Salju 4) Kelompok-kelompok kecil 5) Role Play (Memainkan Peranan) 6) Permainan simulasi 2.6.2.3 Metode Massa Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa antara lain: ceramah umum, pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, simulasi, tulisan-tulisan di majalah/koran dan bill board. 2.6.3 Media Promosi Kesehatan Media pendidikan atau Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronik, maupun media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang pada akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 33 2.6.3.1 Tujuan media promosi kesehatan Dalam Notoatmodjo (2005) ada beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan promosi kesehatan antara lain: a) Dapat mempermudah penyampaian informasi b) Dapat menghindari kesalahan persepsi c) Dapat memperjelas informasi d) Dapat mempermudah pengertian e) Mengurangi komunikasi yang verbalistik f) Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata g) Memperlancar komunikasi, dan lain-lain. 2.6.3.2 Penggolongan media promosi kesehatan Dalam Notoatmodjo (2005), penggolongan media promosi kesehatan dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain: a. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media promosi dibedakan menjadi: 1) Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya. 2) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, flipchart (lembar balik), transparan, slide, film, dan sebagainya. b. Berdasarkan cara produksi, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi: 1) Media cetak, yaitu suatu media yang mengutamakan pesan-pesan visual yang pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna yang berfungsi untuk memberi informasi dan menghibur. Adapun macam-macamnya antara lain poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet. Kelebihan dari media cetak antara lain, tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Sedangkan kelemahan media cetak antara lain tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak, dan mudah terlipat. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 34 2) Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macamnya adalah TV, radio, film, video film, kaset, CD, VCD, dan sebagainya. Kelebihan dari media elektronika antara lain sudah dikenal masyarakat, mengikutsertakan semua panca indra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak, bertatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar, sebagai alat diskusi, dan dapat diulang-ulang. Sedangkan kelemahan media elektronika adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik, perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu terampil dalam pengoperasian. 3) Media luar gedung, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis, misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, dan TV layar lebar. Kelebihan dari media luar ruang antara lain sebagai informasi umum dan hiburan, mengikutsertakan panca indra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak, bertatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar, dapat menjadi tempat bertanya lebih detai, dan lain-lain. Sedangkan kelemahan media luar ruang antara lain biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik, ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, dan sebagainya. 2.6.3.3 Memilih media promosi kesehatan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media promosi kesehatan adalah: a) Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada selera pengelola program. b) Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas c) Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 35 d) Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektifitas pesan. 2.7 Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan dari pengirim kepada penerima pesan untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi disini lebih menekankan pada aspek mempengaruhi orang lain agar maksud dan tujuan pengiriman pesan dapat terwujud dalam waktu yang relatif singkat (Depkes, 2009) 2.7.1 Proses komunikasi Proses komunikasi merupakan proses interaksi timbal balik antara pengirim dengan penerima pesan yang menghasilkan pengertian dan penerimaan yang sama yaitu menghasilkan suatu tindakan yang sama untuk mencapai tujuan. Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata sense yang artinya alat penginderaan yang menghubungkan tubuh dengan lingkungannya. Bila alat penginderaan mengubah informasi menjadi simpul-simpul syaraf dengan bahasa yang dimengerti oleh otak manusia maka terjadilah proses sensasi (Depkes, 2009) 2.7.2 Tahapan komunikasi Menurut Depkes (2009), tahapan komunikasi meliputi: a) Tahap ide/gagasan Tahap pertama dalam suatu penciptaan gagasan atau idealition yaitu proses penciptaan gagasan atau informasi yang akan disampaikan oleh komunikator. Pada tahap ini seseorang yang memiliki ide/gagasan diawali terjadinya proses dalam pikirannya mengumpulkan berbagai data dan informasi, selanjutnya muncul keinginan atau harapan untuk membulatkan berbagai dan beragam ide untuk disampaikan kepada orang lain atau sekelompok orang b) Tahap enconding Pada tahap ini gagasan atau informasi telah terbentuk menjadi simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada orang lain. Pengiriman pesan Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 36 dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, gambar, poster, grafik atau berupa tindakan lainnya. c) Tahap pengiriman Pada tahap ini terjadi suatu proses pengiriman atau transmitting gagasan atau ide dalam bentuk pesan yang disimbolkan melalui saluran dan media komunikasi yang tersedia. Media komunikasi dapat berbentuk telepon, tatap muka, papan pengumuman, poster, buku dansebagainya. d) Tahap penerimaan Setelah proses pengiriman melalui media komunikasi, maka isi pesan diterima oleh orang lain melalui proses mendengarkan, melihat atau mengamati. Bila informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan maka seringkali mengalami kegagalan, hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, kesehatan pendenganran, konsentrasi, kegaduhan, serta faktor lain yang memungkinkan hilangnya atau kaburnya pesan yang diterima oleh orang lain/komunikan e) Tahap decoding Menurut Santrock (2011) memori atau ingatan adalah penyimpanan informasi di setiap waktu. Memori melewati tiga proses yaitu pengodean/perekaman, penyimpanan dan pemanggilan kembali. Perekaman merupakan pencatatan informasi melalui reseptor indera dan simpul syaraf/memasukkan informasi kedalam memori. Pada tahap ini pengulangan informasi dapat meningkatkan lamanya informasi tinggal dalam memori. Proses kedua yaitu penyimpanan informasi yang diterima melibatkan tiga jenis memori dengan kerangka waktu yang berbeda: memori sensoris (memory sensory), memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory). Sensory memory berlangsung selama hitungan satu detik sampai beberapa detik. Pada short term memory (STM) informasi disimpan selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut, karena jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama. Pada long-term memory (LTM) adalah jenis memori yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam cara yang relatif permanen. Menurut Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011) menegaskan bahwa Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 37 semakin lama informasi disimpan dalam memori jangka pendek melalui pengulangan, semakin besar kesempatannya untuk masuk ke memori jangka panjang. Pada tahap pemanggilan kembali, ketika kita mendapatkan kembali suatu dari bank data pikiran, kita menggeledah bilik memori untuk menemukan informasi yang relevan. Pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga membutuhkan usaha. Lupa adalah kegagalan pemanggilan kembali karena kurangnya petunjuk pemanggilan kembali yang efektif. Prinsip lupa yang bergantung pada petunjuk konsisten dengan teori interferensi (interference theory), yang menyatakan bahwa lupa bukan karena kita benar-benar kehilangan memori dari penyimpanan, tetapi karena informasi lain menghalangi apa yang berusaha kita ingat. Menurut teori kehilangan (decay theory) sumber lupa yang lain yaitu hilangnya memori. Memori menghilang pada kecepatan yang berbeda. Beberapa memori begitu nyata dan bertahan untuk periode waktu yang lama, terutama ketika memori tersebut memiliki ikatan emosional. f) Tahap proses Pada tahap ini respon komunikasi dapat berbentuk usaha untuk melengkapi informasi, meminta informasi tambahan atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon atau tindakan dari komunikan sebagaimana yang diharapkan, maka dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif. 2.7.3 Faktor yang mempengaruhi berkomunikasi dengan ibu hamil Di dalam Depkes (2009) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi dengan ibu hamil diataranya adalah: perbedaan persepsi, perbedaan bahasa, kegaduhan dan reaksi emosional. Persepsi pada dasarnya adalah penilaian atau tafsiran seseorang terhadap suatu objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi atau penafsiran pesan. Perbedaan pola pandang antara individu satu dengan lainnya merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Perbedaan itu diawali dari latar belakang etnik, suku, adat istiadat, pendidikan, pengalaman dan sebagainya. Untuk mengurangi atau menyatukan sudut pandang, Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 38 isi pesan harus jelas sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang memiliki sudut pandang dan pengalaman yang berbeda. Perbedaan bahasa satu dengan lainnya merupakan sumber utama perbedaan persepsi. Untuk itu digunakan bahasa yang mudah, sederhana dan mudah dimengerti, bila perlu konsep diolang beberapa kali terutama hal-hal pokok dan penting sehingga isi pesan menjadi lebih jelas dan dipahami. Kegaduhan atau kebisingan merupakan salah satu faktor yang mengganggu, bahkan membingungkan pemahaman pesan dalam proses komunikasi lisan. Komunikasi juga dapat dipengaruhi oleh reaksi emosional seperti: sedang marah, sedih, gembira, malu, gelisah sangat berpengaruh terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seorang ibu hamil yang merasa obsesi karena takut melahirkan, maka dia akan mengalami kehilangan kemampuan untuk menafsirkan pesan bidan/tenaga kesehatan sehingga orang yang bersangkutan memberikan reaksi defensif (bertahan) bahkan mungkin juga akan agresif atau menyerang. 2.8 Kerangka teori Berdasarkan teori sebelumnya, kerangka teori yang dipakai mengacu pada teori PRECEDE (Predisposing, reinforcing, and enabling couse in educational diagnosis and evaluation) framework Green, et al (1980) dalam Notoatmodjo (2007). Kerangka teori tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 39 Keturunan Pelayanan kesehatan Status kesehatan Lingkungan Perilaku Predisposing Factors (Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dsb) Komunikasi (Penyuluhan) Enabling Factors (ketersediaan sumbersumber/fasilitas) Pemberdayaan masyarakat (Pemberdayaan Sosial) Reinforcing Factors (sikap dan perilaku petugas, peraturan UU dll) Training Pendidikan Kesehatan (Promosi Kesehatan) Gambar 2.1 Kerangka Teori PRECEDE framework Green, et al (1980) dalam Notoatmodjo (2007) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 BAB 3 KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ini berupaya untuk mengetahui pengaruh intervensi pelatihan kelas ibu hamil terhadap pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil. Maka dibuat kerangka konsep sebagai berikut: Pelatihan kelas ibu hamil - 3 kali pertemuan Satu bulan Sesudah intervensi: Sebelum: Sesudah: Pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA Pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA - Pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai KIA Umur ibu hamil Pendidikan Pekerjaan Usia kehamilan Jumlah kehamilan/ Paritas Gambar 3.1 Kerangka Konsep 40 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 41 3.2 Hipotesis 1 Ada pengaruh intervensi kelas ibu hamil terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II 2 Ada perbedaan pengaruh intervensi kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi 3 Ada perbedaan pengaruh intervensi kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil sesudah intervensi dan satu bulan sesudah intervensi. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 42 3.3 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Sumber 1 2 3 4 5 6 7 8 Umur ibu hamil pada saat Wawancara Kuesioner Interval Wignjosastro, 1. Umur ibu hamil pengisian kuesioner, berdasar ulang tahunnya 1 = < 20 tahun 2 = 20-35 tahun dkk (2002) 3 = > 35 tahun yang terakhir 2. Umur Kehamilan Usia kehamilan ibu saat Wawancara Kuesioner 1 ini yang diukur dalam = 20-24 minggu Interval (Trimester II) minggu 2 = 25-32 minggu (Trimester III) 3. Tingkat Pendidikan formal yang Wawancara Kuesioner Tingkat Pendidikan pernah ditempuh oleh ibu dengan kriteria: hamil 1 = pendidikan Rendah, Ordinal UU No. Sisdiknas bila 2003 ≤SMP 2 = Tinggi, bila > SMP Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 2 43 No 4. 5. 6. Variabel Status bekerja ibu Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Kegiatan yang dilakukan Wawancara Kuesioner uang 2 = Tidak bekerja /Paritas kehamilan sampai saat ini KIA ibu mengalami ibu Tingkat pengetahuan ibu Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner mengenai hamil untuk mengenal dan Kriteria: 1 = Hamil ke-1 2 = Hamil >1 Nilai rata-rata Skor 0 = Skor jawaban berkaitan salah 1= Diukur dari skor jawaban benar responden terhadap Kontinyu Depkes Jawaban 30 pertanyaan tertutup dengan jawaban poin Skor BPS 2001 2009 mengetahui hal-hal yang Kesehatan Ibu dan Anak. Sumber Kontinyu Pengetahuan: dengan Skala Ukur Ordinal 1 = Bekerja Jumlah hamil Kriteria: ibu untuk menghasilkan Jumlah Kehamilan Pengetahuan Hasil Ukur berjumlah 56 poin Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 RI, 44 No Variabel 7. Keterampilan hamil KIA Definisi Operasional ibu Suatu kegiatan mengenai diperagakan berkaitan ibu dengan perawatan Cara Ukur Alat Ukur yang Wawancara dan Ceklis hamil Praktek Skor Skala Ukur untuk Sumber Kontinyu keterampilan cara 1. Memuaskan = 2 bayi 2. Tidak Memuaskan (memandikan, memakaikan Hasil Ukur =1 popok, 3. Tdk dikerjakan= 0 merawat tali pusat), teknik menyusui dan cara melakukan senam hamil. Diukur dengan menggunakan ceklis (total poin 104) Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Disain Penelitian Rancangan studi yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Campbell dan Stanley kuasi eksperimen design seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu sering juga disebut quasi experiment atau experimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. (Arikunto.2010). Menurut Notoatmodjo (2005), syarat-syarat pokok yang tidak dapat dipenuhi oleh eksperimen semu adalah: tidak adanya randomisasi (randoimization), kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pre test/sebelum perlakuan, post test/sesudah perlakuan dan satu bulan sesudah perlakuan untuk mengetahui pengaruh intervensi pelatihan kelas ibu hamil terhadap perubahan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II. O Keterangan: X O Gambar 4.1 Bentuk rancangan Pretes, Postes dan satu bulan setelah Pelatihan O O1 : Pengukuran pertama (pretes) X : Perlakuan atau eksperimen, merupakan intervensi pelatihan kelas ibu hamil yang dilakukan selama tiga minggu dengan pelaksanaan pelatihan satu kali seminggu. O2 : Pengukuran kedua (postes) data yang diambil setelah intervensi dilaksanakan. O3 : Pengukuran data terakhir dilakukan satu bulan sesudah pelaksanaan kelas ibu hamil 45 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 46 Intervensi dilakukan dalam bentuk pelatihan menggunakan media buku KIA, lembar balik, food model/contoh makanan, stiker P4K, boneka bayi, model payudara, perlengkapan memandikan bayi, perlengkapan pakaian bayi dan perlengkapan perawatan tali pusat. Materi kelas ibu hamil meliputi: 1. Materi Pengetahuan a. Kehamilan, perubahan Tubuh dan Keluhan b. Perawatan kehamilan c. Persalinan d. Perawatan nifas e. Perawatan Bayi f. Mitos g. Penyakit Menular h. Akte Kelahiran 2. Materi keterampilan a. Memandikan bayi b. Memakaikan popok c. Perawatan tali pusat d. Teknik menyusui e. Senam hamil 4.2 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di 7 desa wilayah kerja Puskesmas Sempor II. Namun karena setiap kelas berisi maksimal 10 ibu hamil sementara setiap desa jumlah ibu hamil dengan umur kehamilan 20-32 minggu jumlahnya ada yang tidak mencukupi maka untuk lokasi kelas ibu hamil dilakukan penggabungan dengan desa yang terdekat, dipilih di desa Pekuncen, Kenteng, Somagede dan Puskesmas Sempor II. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2012. Masingmasing kelompok kelas ibu hamil mendapatkan intervensi tiga kali pertemuan dan dilakukan dengan jadwal satu minggu satu kali pertemuan. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 47 4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 4.3.1 Kriteria Inklusi 1. Dapat berkomunikasi dengan baik 2. Bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Sempor II 3. Hamil dengan usia kehamilan 20-32 minggu 4. Mau menjadi responden 5. Mengikuti pelatihan selama tiga kali 6. Menjawab seluruh item pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan dan melakukan praktek keterampilan mengenai KIA pada pre test, post tes dan satu bulan sesudah pelatihan Kelas Ibu Hamil. 4.3.2 Kriteria Eksklusi 1. Tidak bersedia ikut dalam program penelitian 2. Mengikuti kegiatan kurang dari tiga kali 3. Ibu dengan hamil < 20 minggu atau > 32 minggu 4. Tidak menjawab seluruh item pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan dan tidak melakukan praktek keterampilan mengenai KIA pada pre test, post tes dan satu bulan sesudah pelatihan Kelas Ibu Hamil. 4.4 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil diwilayah Puskesmas Sempor II pada bulan Maret 2012 usia kehamilannya antara 20-32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, serta efektif untuk melakukan senam hamil yang berjumlah 42 ibu hamil. Sedangkan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 48 4.5 Pengumpulan Data 4.5.1 Sumber data Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber data yaitu: data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer ini didapatkan oleh peneliti melalui wawancara langsung oleh 9 bidan dengan responden melalui pengisian kuesioner dan praktek keterampilan yang meliputi: data identitas responden, pengetahuan dan keterampilan memandikan bayi, memakaikan popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui dan senam hamil. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui observasi langsung dan wawancara dengan bidan pemegang wilayah. Data tersebut berupa profil Puskesmas Sempor II dan kohort ibu hamil yang meliputi: gambaran umum Puskesmas Sempor II, jumlah ibu hamil dan umur kehamilan. 4.5.2 Instrumen Penelitian Instrumen berupa kuesioner, daftar pertanyaan dan cheklist yang akan dibagikan pada responden yaitu ibu hamil usia kehamilan 20-32 minggu di wilayah Puskesmas Sempor II. Instrumen ini tidak dilakukan uji coba karena telah menggunakan daftar pertanyaan yang baku dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 pada buku Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, dan pertanyaan ini telah digunakan pada kelas ibu hamil di wilayah Indonesia sedang untuk cheklist keterampilan menggunakan daftar pada Asuhan bayi baru lahir yang digunakan untuk pendidikan bagi tenaga kesehatan. 4.5.3 Metode Pengambilan Data Pengambilan data karakteristik ibu hamil terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, kehamilan keberapa/paritas dan umur kehamilan dilakukan satu kali. Kuesioner diberikan pada masing-masing ibu hamil dan dikembalikan setelah diisi pada saat pre test atau sebelum dilaksanakan intervensi. Pengisian kuesioner diisi oleh ibu hamil sendiri yang dipandu oleh satu orang penyuluh di depan yang Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 49 membacakan satu persatu pertanyaan dalam kuesioner dan diawasi oleh peneliti sendiri, bidan koordinator dibantu bidan desa. Hal ini dilakukan agar apabila ada pertanyaan yang kurang dapat dimengerti oleh responden dapat langsung ditanyakan pada saat itu juga. Pengambilan data penelitian mengenai pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dilakukan sebanyak 3 kali yaitu sebelum, sesudah dan satu bulan setelah intervensi kelas ibu hamil 4.6 Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh 9 orang bidan yaitu 2 bidan koordinator KIA dan 7 bidan desa. Sebelum pelaksanaan tim mengadakan rapat terlebih dahulu untuk menyamakan persepsi, pembagian jadwal kegiatan dan pengarahan mengenai jalannya penelitian. Dari 42 peserta kelas ibu hamil dibagi menjadi 4 kelompok. Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: 4.6.1 Pengambilan Data Awal (pre test) Pengambilan data awal (pre test) dilakukan selama kurang lebih 30 menit. Kuesioner yang terdiri dari pertanyaan pengetahuan dibagikan kepada ibu hamil secara bersamaan oleh seorang enumerator. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh masing-masing ibu hamil dan diawasi serta dibimbing oleh seorang enumerator yang mendampingi dan membimbing ibu hamil dan bersedia memberikan penjelasan kepada ibu hamil bila ada pertanyaan atau kesulitan yang dihadapi oleh ibu hamil dalam menjawab kuesioner yang sudah dibagikan. Setelah selesai, kuesioner yang telah dijawab dikumpulkan. Untuk pengambilan data tentang keterampilan dilakukan dengan cara menilai keterampilan ibu dengan memakai daftar tilik, ibu hamil disuruh memperagakan satu persatu jenis keterampilan mengenai cara memandikan bayi, cara merawat tali pusat, teknik menyusui dan senam hamil, seorang enumerator mengamati keterampilan yang dilakukan ibu dan menilai dengan menggunakan daftar tilik/ceklis. Setelah selesai semua selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan akan kelengkapan jawaban kuesioner dan ceklis setiap ibu hamil yang sudah dikumpulkan. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 50 4.6.2 Pelaksanaan Intervensi/perlakuan Setelah pengambilan data awal (pre tes) selanjutnya dilakukan intervensi oleh peneliti dibantu oleh 9 orang enumerator yaitu bidan koordinator dan bidan desa (jadwal terlampir). Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberikan pendidikan kelas ibu hamil menggunakan prinsip Belajar Orang Dewasa (BOD) dengan menggunakan lembar balik, KB-kit, food model, boneka bayi dll, sedang metode yang digunakan adalah: ceramah, tanya jawab, curah pendapat, demonstrasi dan praktek, penugasan (peserta ditugaskan membaca Buku KIA, dll), dan simulasi. Setiap pergantian sesi diselingi dengan permainan untuk penyegaran. Ibu hamil terlebih dahulu diberi undangan untuk berkumpul di Polindes, Posyandu atau di balai desa (sesuai kesepakatan antara bidan dan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil). Masing-masing kelompok mendapat intervensi sebanyak 3 kali yang dilakukan satu kali dalam satu minggu dengan waktu pertemuan selama ± 120 menit. Materi yang diberikan meliputi: a. Materi Kelas Ibu Hamil (pertemuan I) 1) Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan - Apa kehamilan itu? - Perubahan tubuh ibu selama kehamilan - Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang) - Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil - Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia 2) Perawatan Kehamilan - Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan - Hubungan suami istri selama kehamilan - Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil - Tanda-tanda bahaya kehamilan - Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) Senam ibu hamil Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 51 b. Materi Kelas Ibu Hamil (pertemuan II) 3) Persalinan - Tanda-tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 4) Perawatan Nifas - Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif? - Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas? - Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas - KB pasca salin Praktek teknik menyusui Senam ibu hamil c. Materi Kelas Ibu Hamil (pertemuan III 5) Perawatan Bayi - Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL) - Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL - Tanda bahaya BBL - Pengamatan perkembangan bayi/anak - Pemberian imunisasi pada BBL 6) Mitos - Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak 7) Penyakit Menular - Infeksi Menular Seksual (IMS) - Informasi dasar HIV/AIDS - Pencegahan dan penanggulangan malaria pada ibu hamil 8) Akte Kelahiran - Pentingnya akte kelahiran Praktek memandikan bayi, memakaikan popok dan perawatan tali pusat. Senam ibu hamil Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 52 4.6.3 Pengambilan data akhir (pos test) dan satu bulan sesudah intervensi Pengambilan data akhir (pos test) dilakukan setelah selesai intervensi dan satu bulan setelah intervensi kelas ibu hamil. Kuesioner yang digunakan kuesioner yang sama pada saat melakukan pre tes untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan ibu hamil. Waktu pelaksanaan pos tes sekitar kurang lebih 30 menit. Kuesioner dibagikan dan diisi sendiri oleh ibu hamil pada waktu yang bersamaan. Bila ada pertanyaan atau ketidakjelasan dalam pengisian kuesioner, enumerator siap memberikan penjelasan. Sedangkan untuk penilaian keterampilan ibu hamil melakukan praktek sendiri-sendiri di tempat terpisah dan diamati oleh enumerator dengan menggunakan daftar tilik/ceklis dan alat peraga. 4.7 Sumber Media KIE Media yang digunakan menggunakan perlengkapan yang sudah ada di paket kelas ibu hamil dan sebagian dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengumpulkan dari beberapa sumber dan tinjauan pustaka mengenai gizi ibu hamil, macam macam alat kontrasepsi dan modifikasi boneka dengan tali pusarnya. Materi KIE yang digunakan yaitu buku KIA, lembar balik, food model/contoh makanan, boneka, perlengkapan pakaian bayi, botol tempat ASI jika ibu kerja/bepergian, metode kanguru, KB kit, stiker P4K dll. 4.8 Pengolahan Data Data yang telah terkumpul, diolah melalui tahapan sebagai berikut: a. Menyunting data (Editing) Melakukan pembersihan data yang telah terkumpul, untuk memeriksa kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi jawaban dari setiap pertanyaan dan pernyataan pada kuesioner dan kelengkapan dokumen yang dimiliki. b. Pemberian kode dan memberikan skor data (Coding dan Scoring) Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai dan mengubah jawaban berupa karakter huruf/menjadi angka, agar memudahkan pengolahan data. Dalam penelitian ini pertanyaan mengenai pengetahuan tentang KIA di skoring jawaban salah = Skor jawaban 0, jawaban benar = Skor Jawaban 1, Untuk Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 53 item keterampilan di daftar tilik/ceklis diberi skor 0 untuk jawaban Tidak Dikerjakan (T), Tidak Memuaskan (TM) skor 1 dan skor 2 untuk jawaban Memuaskan (M) c. Memasukan data (Entry) Memasukan data yang sudah diskor dan dikode ke komputer dengan menggunakan sofware untuk dapat dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan SPSS d. Pembersihan Data (Cleaning) Langkah terakhir dari pengolahan data yaitu melakukan pengecekan kebenaran data yang sudah dimasukkan, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memasukan data. 4.9 Analisis Data 4.9.1 Analisis Univariat Bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel sebagai berikut: - Karakteristik ibu: umur, pendidikan, pekerjaan, umur kehamilan, jumlah kehamilan - Skor pengetahuan ibu hamil sebelum, sesudah intervensi dan satu bulan sesudah intervensi - Skor keterampilan ibu hamil sebelum, sesudah intervensi dan satu bulan sesudah intervensi 4.9.2 Analisis Bivariat Analisis yang digunakan yaitu uji T-test. Uji T digunakan untuk melihat: 1) Perbandingan rata-rata skor pengetahuan dan keterampilan mengenai KIA sebelum dan sesudah intervensi. Perbandingan ini menggunakan uji paired t-test yaitu membandingkan dua jenis data sebelum dan sesudah intervensi dan sesudah intervensi dengan satu bulan sesudah intervensi, tapi dari subjek yang sama Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 54 Formulanya uji paired t-test sebagai berikut: = /√ d = rata-rata deviasi/selisis sampel 1 dengan sampel 2 SD_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2 2) Perubahan pengetahuan dan keterampilan sebelum, sesudah intervensi dan satu bulan sesudah intervensi Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 55 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Sempor II adalah bagian dari wilayah Kabupaten Kebumen. Berada kurang lebih 27 km sebelah barat Kabupaten Kebumen. Luas wilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Sempor II terdiri 54,5 km² dengan batas wilayah kerja, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gombong, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rowokele dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. Jumlah desa diwilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Sempor II ada 7 (tujuh) desa yaitu Desa Pekuncen terdiri dari 4 RW dan 17 RT, Desa Kedungjati terdiri 4 RW dan 20 RT, Desa Bonosari terdiri 4 RW dan 16 RT, Desa Semali terdiri 4 RW dan 17 RT, Desa Kenteng terdiri 8 (delapan) RW dan 28 RT, Desa Kedungwringin terdiri 4 RW dan 20 RT, sedangkan Desa Somagede terdiri 4 RW dan 21 RT. (Profil Puskesmas Sempor II, 2012) PETA WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II SOMAGEDE N KEDUNGWRINGIN KENTENG PEKUNCEN 4 0 E S SEMALI BONOSARI W KEDUNGJATI 4 Puskesmas Sempor 2 BONOSARI KEDUNGJATI KEDUNGWRINGIN KENTENG PEKUNCEN SEMALI SOMAGEDE 8 Kilometers Gambar 5.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Sempor II 55 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 56 5. 2 Visi dan Misi Puskesmas Sempor II 5.2. 1 Visi Menuju pusat pelayanan masyarakat yang bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat Sempor sehat 2015 5.2. 2 Misi 1. Meningkatkan mutu pelayanan profesionalisme Sumber Daya Manusia 2. Menjalin kemitraan dengan berbagai elemen dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan 3. Menggerakkan masyarakat berwawasan kesehatan 4. Memelihara agar orang tetap sehat dengan mendorong pembentukan lingkungan yang sehat 5. Memelihara dan mengikutsertakan peran serta masyarakat serta mendorong kemandirian untuk dapat hidup bersih dan sehat. 5. 3 Demografi Wilayah kerja Puskesmas Sempor II memiliki jumlah penduduk 22.608 jiwa, yang terdiri dari 10.684 jiwa penduduk laki-laki dan 11.924 jiwa penduduk perempuan. Jumlah KK sebanyak 5.742 (BPS, 2012) 5. 4 Fasilitas dan Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas sempor II memiliki 2 Puskesmas Pembantu dan 6 Poskesdes yang memberikan pelayanan rawat jalan kepada masyarakat, keterangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 57 Tabel 5.1 Fasilitas dan Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sempor II Tahun 2009-2011 FASILITAS DAN SUMBER DAYA Puskesmas rawat jalan 2009 1 Tahun 2010 1 2011 1 Puskesmas Pembantu 2 2 2 Mobil Puskesling 1 1 1 Poskesdes 6 6 6 Posyandu 32 32 32 - 1 1 Bidan Praktek Swasta 10 13 14 Jumlah Dukun bayi 12 12 12 Balai Pengobatan Swasta Sumber : Profil Puskesmas Sempor II Tahun 2009-2011 Sumber daya kesehatan di UPTD Unit Puskesmas Sempor II mengalami perubahan dan peningkatan yang cukup baik, namun demikian masih diharapkan sumber daya kesehatan yang lebih memadai dan proporsional, selengkapnya akan disajikan pada tabel berikut. Tabel 5.2 Sumber Daya Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sempor II Tahun 2009-2011 NO JENIS KETENAGAAN 1. Tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) Paramedis Perawat (bidan dan perawat) Tahun 2009 2010 2011 3 3 3 15 17 16 4 5 5 4. Paramedis non perawatan (Gizi, Sanitarian, Analis, Farmasi) Kesehatan Masyarakat - - - 5. Tata Usaha 1 1 1 2. 3. Sumber : Profil Puskesmas Sempor II Tahun 2009-2011 Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 58 5. 5 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Dari ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II yang memenuhi kriteria mengikuti kelas ibu hamil (usia kehamilan 20-32 minggu) berjumlah 42 orang, namun dalam pelaksanaan penelitian peserta yang dapat mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir (pretes sampai satu bulan sesudah intervensi)/ peserta yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 35 ibu hamil. Dari ke 7 peserta yang tidak bisa masuk dalam penelitian disebabkan karena rata-rata hanya datang satu kali, ini disebabkan karena ada ibu hamil yang sakit (anemia berat), partus imaturus dan pergi ke luar kota. 5.4.1 Karakteristik Ibu Hamil Karakteristik ibu hamil yang disajikan pada bagian ini meliputi umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah kehamilan (paritas), umur kehamilan, keterpaparan informasi kesehatan yang berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan sumber yang memberikan informasi pada ibu hamil. Umur ibu hamil dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi tidak bekerja (ibu rumah tangga) dan bekerja ( buruh, pedagang, penganyam, dan petani). Untuk tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi pendidikan rendah jika pendidikan ibu hamil ≤ SMP dan tingkat pendidikan tinggi jika pendidikan ibu hamil > SMP. Pada distribusi responden berdasarkan jumlah kehamilan/paritas dikategorikan menjadi kehamilan ke-1 dan kehamilan >1. Distribusi responden menurut umur kehamilan dikategorikan menjadi Trimester II jika umur kehamilan 20-24 minggu dan Trimester III jika umur kehamilan 25-32 minggu. Distribusi responden berdasarkan keterpaparan informasi kesehatan yang berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di kategorikan ya jika ibu hamil pernah mendapat informasi dan tidak jika ibu hamil tidak pernah mendapat Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 59 informasi. Informasi mengenai KIA pada penelitian ini meliputi informasi pengetahuan KIA dan informasi yang berhubungan dengan praktik keterampilan. Informasi pengetahuan meliputi: perubahan tubuh selama hamil, keluhan-keluhan saat hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos-mitos yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak, penyakit menular sexual dan akte kelahiran. Untuk informasi mengenai keterampilan meliputi: memandikan bayi, mengenakan popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui dan senam hamil. Untuk distribusi responden berdasarkan sumber informasi dalam penulisan ini dikategorikan ya jika ibu hamil pernah mendapat informasi dari sumber tersebut dan tidak jika ibu hamil tidak mendapatkan informasi dari sumber tersebut. Adapun sumber informasi tersebut yaitu bisa dari teman, orang tua, dukun, tenaga kesehatan, radio, televisi, media cetak (buku, koran atau majalah dll) dan internet. Uraian mengenai karakteristik ibu hamil dijelaskan pada tabel 5.3 di bawah ini: Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 60 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Karakteristik Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012 Karakteristik Jumlah Persentase Umur dikategorikan < 20 tahun 20 - 35 tahun > 35 tahun Total 2 29 4 35 5,7 % 82,9 % 11,4 % 100% Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Total 13 22 35 37,1 % 62,9 % 100% Tingkat Pendidikan Rendah, ≤ SMP Tinggi, > SMP Total 25 10 35 71,4 % 28,6 % 100% Jumlah Kehamilan/Paritas Hamil ke-1 Hamil > 1 Total 18 17 35 51,4 % 48,6 % 100% Umur Kehamilan Trimester II, 20-24 minggu Trimester III, 25-32 minggu Total 13 22 35 37,1 % 62,9 % 100% Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebagian besar ibu hamil pada umur 20-35 tahun, berdasar pekerjaan, sebagian besar ibu hamil tidak bekerja, dari ibu hamil yang bekerja antara lain bekerja sebagai buruh, pedagang, wiraswasta dan petani. Pada distribusi tingkat pendidikan didapatkan sebagian besar ibu hamil dengan pendidikan rendah atau ≤ SMP, sedangkan berdasar jumlah kehamilan/paritas, pada penelitian ini lebih dari separoh ibu hamil dengan Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 61 paritas pertama, untuk umur kehamilan ibu dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil pada Trimester III ( 25-32 minggu) Selanjutnya untuk distribusi frekwensi berdasarkan keterpaparan informasi dan sumber informasi mengenai Kesehatan Ibu dan Anak dijelaskan pada tabel 5.4 dibawah ini: Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Menurut Keterpaparan Informasi Pengetahuan KIA Dan Sumber Informasi Yang Diperoleh Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012 Jenis Informasi Dapat Informasi Ya % Tidak % Informasi Pengetahuan Perubahan tubuh pada bumil Keluhan saat hamil Perawatan kehamilan Persalinan Perawatan Nifas Perawatan bayi Mitos Penyakit menular Akte Kelahiran 28 33 26 24 19 25 33 14 32 80 94,3 74,3 68,6 54,3 71,4 94,3 40 91,4 7 2 9 11 16 10 2 21 3 20 5,7 25,7 31,4 45,7 28,6 5,7 60 8,6 Sumber Informasi Teman Orang tua Dukun Tenaga Kesehatan Radio Televisi Buku, koran, majalah Internet 24 32 3 23 0 4 17 1 68,6 91,4 8,6 65,7 0 11,4 48,6 2,9 11 3 32 12 35 31 18 34 31,4 8,6 91,4 34,3 100 88,6 51,4 97,1 Berdasarkan tabel diatas, dari 35 responden hampir sebagian besar ibu hamil sudah pernah mendapatkan informasi mengenai kesehatan ibu dan anak terutama mengenai keluhan saat hamil dan mitos-mitos yang berhubungan dengan Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 62 kesehatan ibu dan anak. Untuk informasi yang masih kurang yaitu pada Penyakit Menular Sexual (PMS) Untuk sumber informasi ibu hamil mendapat pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan anak lebih dari separoh ibu hamil mendapat informasi dari orang tua, teman dan tenaga kesehatan. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Menurut Keterpaparan Informasi Keterampilan KIA Dan Sumber Informasi Yang Diperoleh Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012 Jenis Informasi Dapat Informasi Ya % Tidak % Informasi Keterampilan Cara memandikan bayi Mengenakan Popok Perawatan Tali Pusat Teknik Menyusui Senam Hamil 21 25 11 21 1 60 71,4 31,4 60 2,9 14 10 24 14 34 40 28,6 68,6 40 97,1 Sumber Informasi Teman Orang tua Dukun Tenaga Kesehatan Radio Televisi Buku, koran, majalah Internet 8 15 17 10 0 0 2 1 22,9 42,9 48,6 28,6 0 0 5,7 2,9 27 20 18 25 35 35 33 34 77,1 57,1 51,4 71,4 100 100 94,3 97,1 Pada informasi mengenai keterampilan yang berhubungan dengan KIA, sebagian besar ibu hamil pernah mendapatkan informasi mengenai mengenakan popok, cara memandikan bayi dan teknik menyusui, namun sebagian besar belum mendapatkan informasi mengenai perawatan tali pusat dan senam hamil. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 63 Berdasarkan hasil penelitian, sumber informasi yang paling banyak berperan yaitu dari dukun. Kurang dari separoh ibu hamil yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. 5.4.2 Hasil Analisis Pengetahuan dan Keterampilan Ibu hamil mengenai KIA Sebelum dan Sesudah Intervensi Pertanyaan mengenai pengetahuan ibu hamil pada penelitian ini terdiri dari 30 pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak yang terdiri dari masalah perubahan tubuh selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak, penyakit menular sexual dan akte kelahiran. Dari 30 pertanyaan tersebut ada beberapa pertanyaan yang jawabanya lebih dari satu sehingga jumlah keseluruhan jawaban ada 56 point. Dari jawaban ibu hamil yang menjawab pertanyaan pengetahuan dengan benar diberi skor 1 dan skor 0 untuk yang salah. Jenis keterampilan ibu hamil yang berhubungan dengan KIA pada penelitian ini terdiri dari 5 keterampilan yaitu cara memandikan bayi, mengenakan popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui dan senam ibu hamil. Jumlah point keterampilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil berjumlah 52 point. Setiap point pertanyaan diberi skor 2 apabila ibu hamil memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur standar atau pedoman (memuaskan / M). Skor 1 jika ibu hamil tidak dapat memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur standar atau pedoman (tidak memuaskan / TM) dan skor 0 jika langkah-langkah keterampilan tidak diperagakan (T) oleh peserta pada waktu dilakukan evaluasi, sehingga apabila ibu hamil dapat memperagakan seluruh item dengan baik sesuai prosedur standar/pedoman maka skor berjumlah 104 point. Pengambilan skor pada penelitian ini dilakukan 3 (tiga) kali yaitu sebelum, sesudah intervensi, dan 1 (satu) bulan setelah intervensi untuk mengetahui seberapa besar ilmu yang disampaikan masih terserap/diingat oleh ibu hamil. Hasil pengetahuan dan keterampilan sebelum, sesudah intervensi dan satu bulan setelah intervensi dijelaskan pada tabel 5.6 dibawah ini. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 64 Tabel 5.6 Distribusi Ibu Hamil Menurut Pengetahuan dan keterampilan Sebelum, Sesudah Intervensi Dan Satu Bulan Sesudah Intervensi Penyuluhan KIA Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012 Variabel Mean Median SD Min-Max 95% CI Sebelum Intervensi Penyuluhan Pengetahuan (Skala 0-56) 35,5 Keterampilan (Skala 0-104) 21,2 37 19 7,8 9,1 19 - 47 10 - 41 32,9 - 38,2 18,1-24,3 Sesudah Intervensi Pengetahuan (Skala 0-56) Keterampilan (Skala 0-104) 47,8 95,7 51 97 8,5 5,9 24 - 56 82 - 104 44,8 - 50,7 93,7 - 97,7 Satu Bulan Sesudah Intervensi Pengetahuan (Skala 0-56) 47,2 Keterampilan (Skala 0-104) 93,3 49 95 8,3 7,9 21 - 56 69-104 44,3 - 50 90,6 - 96 Pada tabel 5.6 terlihat ada peningkatan skor pengetahuan dan keterampilan antara sebelum dan sesudah intervensi. Sesudah intervensi rerata pengetahuan naik 12,3 poin, sedangkan pada keterampilan naik 74,5 poin. Pada satu bulan sesudah intervensi pengetahuan dan keterampilan ibu hamil teretensi terbukti terdapat penurunan sedikit pada skor pengetahuan dan keterampilan. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 65 5. 6 Analisis Bivariat Paired T-test 5.6.1 Hasil Analisis Paired t-test Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA Tabel 5.7 Selisih Skor Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA Sebelum Dengan Sesudah Intervensi, Sesudah Dengan Satu Bulan Sesudah Intervensi Klas Ibu Hamil Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Tahun 2012 Variabel Mean SD Min-Max 95% CI Nilai p Sebelum-sesudah intervensi Pengetahuan 12,2 Keterampilan 74,5 5,17 8,96 2 - 26 55 - 89 14,01 - 10,5 77,6 - 71,4 < 0,001 < 0,001 0,76 - 1,96 0,23 - 4,57 0,378 0,031 Sesudah intervensi-1 bulan sesudah intervensi Pengetahuan 0,6 3,97 (-11) - 11 Keterampilan 2,4 6,32 (-11) - 16 Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa selisih antara skor pengetahuan dan keterampilan sebelum dengan sesudah intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, hal ini membuktikan ada beda antara sebelum dan sesudah intervensi pada α 0,05. Sedangkan selisih pengetahuan sesudah intervensi dengan satu bulan sesudah intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sesudah intervensi dengan pengetahuan satu bulan sesudah intervensi pada α 0,05. Untuk selisih keterampilan sesudah intervensi dengan satu bulan sesudah intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, hal ini membuktikan ada beda antara sesudah intervensi dan satu bulan sesudah intervensi. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain quasi experiment pre-test dan post test dimana rancangan penelitian hanya menggunakan satu kelompok subjek yaitu ibu hamil dengan melakukan pengukuran sebelum dan sesudah. Desain penelitian tersebut merupakan desain penelitian yang lemah, karena dalam penelitian tersebut tidak ada kelompok pembanding atau kelompok kontrol juga tidak adanya pengambilan sampel secara acak. Sehingga tidak dapat dilihat apakah perubahan hasil perlakuan memang murni akibat dari perlakuan tersebut atau dapat dikarenakan adanya faktor lainnya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, media informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Disamping itu, pengisian kuesioner yang diisi sendiri oleh ibu hamil hal ini dapat menimbulkan ketidaksamaan persepsi maksud dari pertanyaan dalam kuesioner oleh masingmasing ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian ini. Namun untuk meminimalisir keterbatasan penelitian dalam hal kuesioner yang diisi oleh responden, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dengan menggunakan pertanyaan yang sudah dibakukan dalam buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil dan pada saat pembagian kuesioner pre dan post test, peneliti yang juga bertindak sebagai penyuluh membaca kembali satu demi satu pertanyaan pengetahuan, dan 3 orang enumerator lain mengawasi responden dalam menjawab, kemungkinan ada responden yang masih kurang mengerti dengan maksud dari pertanyaan yang terdapat dikuesioner. 6.2 Pelaksanaan Intervensi Pelaksanaan intervensi dalam penelitian ini dilakukan pada 4 kelompok kelas ibu hamil, masing-masing kelompok pelaksanaannya selama 3 minggu dengan frekuensi sekali seminggu melaksanakan kelas ibu hamil. Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu peneliti melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas, bidan koordinator puskesmas dan bidan desa untuk membuat jadwal kegiatan dan menyamakan persepsi dalam pelaksanaan kelas ibu hamil (Jadwal 66 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 67 kegiatan dapat dilihat dilampiran). Setelah mendapat kesepakatan dari puskesmas mengenai tempat, hari, waktu pelaksanaan dan petugas yang terlibat selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam kelas ibu hamil dan pihak puskesmas membuat surat pemberitahuan ke kepala desa dan undangan pelaksanaan pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20-32 minggu di wilayah Puskesmas Sempor II Pada intervensi kelas ibu hamil, setiap pertemuan berlangsung kurang lebih selama 120 menit. Pertemuan pertama dibuka oleh kepala desa/bidan desa setempat, dilanjutkan perkenalan semua peserta kelas ibu hamil dan fasilitator dan penjelasan informasi pelaksanaan, tujuan dan manfaat kelas ibu hamil. Kemudian dibagikan lembar kuesioner untuk melakukan pre test materi pertemuan pertama dan dibacakan soal dan pilihan jawabannya serta pre test praktek senam hamil. Pada kegiatan intervensi ini untuk menggelorakan semangat peserta disetiap pertemuan selalu diselingi dengan menyanyikan lagu atau yel-yel yang berhubungan dengan tujuan diadakan kelas ibu hamil. Materi pada pertemuan pertama mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan perawatan kehamilan. Dalam pelaksanaan intervensi selalu melibatkan ibu hamil untuk berdiskusi dan minta pendapat peserta mengenai apa yang dirasakan oleh peserta misalnya keluhan ibu hamil dan cara mengatasinya sehingga terbentuk suatu pertukaran ilmu antar peserta dan fasilitator sebagai pihak yang meluruskan apabila belum sesuai dengan yang sebenarnya. Hal ini dipertegas lagi dengan peserta untuk membuka buku KIA dan membaca isi sesuai materi yang disampaikan secara bergantian sehingga semua peserta terlibat dan lebih memahami materi yang dibahas. Setiap pertemuan pada kelas ibu hamil diakhiri dengan pos test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh peserta atau belum dan dilanjutkan dengan peragaan senam hamil. Minggu kedua intervensi kelas ibu hamil dimulai dengan review materi dan hasil evaluasi pre test dan post test pertemuan pertama, selanjutnya membagikan kuesioner kepada peserta untuk melakukan pre test materi pertemuan kedua dan pre test keterampilan teknik menyusui. Pada pertemuan kedua ini membahas mengenai persalinan dan perawatan nifas meliputi: tandaUniversitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 68 tanda persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, perawatan nifas, upaya agar dapat menyusui secara penuh, tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas, KB pasca persalinan dan praktek teknik menyusui. Dalam praktek teknik menyusui terlebih dahulu fasilitator mendemonstrasikan tekniknya menggunakan boneka dan model payudara, selanjutnya setiap peserta dipersilahkan untuk mempraktekkan sendiri-sendiri secara bergantian dengan diawasi oleh fasilitator. Intervensi terakhir pada minggu ketiga dimulai dengan review materi dan hasil evaluasi pre test dan post test pertemuan kedua, selanjutnya membagi kuesioner pada peserta sebagai pre test materi pertemuan ketiga dan pre test keterampilan memandikan bayi, merawat tali pusat dan memakaikan popok. Pelaksanaan intervensi materi kelas ibu hamil minggu ketiga ini meliputi materi mengenai perawatan bayi baru lahir, tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit berat, manfaat pemberian K1 injeksi pada bayi baru lahir, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, Infeksi Menular Sexual, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan penyakit malaria dan pentingnya akte kelahiran dan demonstrasi cara memandikan bayi, perawatan tali pusat dan memakaikan popok. Pada akhir kegiatan dilakukan post tes materi dan pos tes keterampilan memandikan bayi, perawatan tali pusat, memakaikan popok dan senam hamil. Untuk mengetahui apakah ada retensi terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dilakukan pengambilan data terakhir yaitu satu bulan setelah intervensi pada minggu ketiga. Pada saat pengambilan data ini ada ibu hamil yang sudah melahirkan bayinya sebanyak 4 orang sehingga penulis dalam pengambilan data langsung datang ke rumah peserta, untuk evaluasi peserta bisa langsung mempraktekkan pada bayinya dan peserta lain yang tinggalnya berdekatan bisa langsung ikut menyaksikan dengan objek yang sebenarnya. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 69 6.3 Karakteristik Responden Penelitian 6.3.1 Umur Karakteristik umur ibu antara usia 20-35 tahun merupakan usia produktif yang aman bagi wanita untuk hamil dan melahirkan. Hal tersebut berhubungan dengan fungsi anatomi dan fisiologi alat-alat reproduksi (Koblinsky, 1997). Terdapat langkah-langkah non medis yang berkaitan dengan status wanita, yang berpengaruh terhadap kematian ibu. Faktor ini perlu diintegrasikan pula kedalam inisiatif Safe Motherhood yang komprehensif, contohnya dengan peningkatan umur minimal perkawinan menurut hukum dan memperjuangkan hukum tersebut (Freedman dalam Koblinsky, 1997) 6.3.2 Pendidikan Pendidikan ibu hamil sebagian besar dengan pendidikan ≤ SMP, pendidikan merupakan faktor penentu gaya hidup seseorang dan status kehidupan seseorang di masyarakat. Tingkat pendidikan yang diduduki atau diselesaikan mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku reproduksi, penggunaan alat kontrasepsi, persalinan, kesakitan, kematian anak, bayi, serta kesadaran akan kesehatan keluarga (SDKI, 2002-2003). Koblinsky dkk (1997) mengatakan bahwa wanita yang terdidik akan semakin terbuka dan pantang menyerah dalam meningkatkan ketepatan dan mutu kesehatan. Lebih jauh lagi Jacobson dalam Koblinsky mengatakan terdapat banyak alasan mengapa wanita tidak mampu memanfaatkan pelayanan yang secara teoritis aksesibel bagi mereka, antara lain adalah kurangnya akses terhadap pendidikan. Pendidikan menurut Notoatmodjo (2005), merupakan suatu upaya seseorang untuk belajar dengan harapan dapat diaplikasikanya dalam bentuk tindak nyata. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri dan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan cara berfikir seseorang, baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara pengambilan keputusan serta pembuat kebijakan. Dengan demikian diharapkan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi dapat merawat kehamilan dan setelah melahirkan nantinya dapat merawat diri dan bayinya. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 70 6.3.3 Pekerjaan Sebagian besar ibu hamil dengan status tidak bekerja/ibu rumah tangga. Menurut Pusat Penelitian Kesehatan dalam Adawiyah (2001), menyebutkan bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan sebab-sebab mendasar yang mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan, sehubungan dengan ada tidaknya waktu luang yang dimiliki untuk memanfaatkan pemeriksaan kehamilan. 6.3.4 Keterpaparan informasi Menurut Bambang, dkk (2001), sumber informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penyuluhan dengan pengetahuan ibu dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan, dimana ibu yang pernah mendapatkan penyuluhan mempunyai peluang 6,21 kali berpengetahuan baik dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan. 6.4 Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum dan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata, minimum dan maksimum sesudah pelatihan kelas ibu hamil lebih tinggi dibanding sebelum pelatihan kelas ibu hamil. Hasil uji paired samples T-test didapatkan pengetahuan sesudah pelatihan nilai p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil. Hasil penelitian ini sesuai dengan harapan pemerintah dalam tujuan pelaksanaan kelas iIbu hamil dengan mengikuti kelas iIbu hamil sebagai sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran (Departemen Kesehatan RI, 2006). Sedikit apapun informasi diperoleh ibu hamil pada kelas ibu hamil akan bermanfaat untuk Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 71 persiapan psikologis serta mengurangi stress pada ibu hamil dalam menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hastuti dkk (2010) bahwa pelatihan kelas ibu hamil efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai perawatan seputar kehamilan, persalinan dan nifas, perawatan bayi baru lahir, KB pasca persalinan, termasuk penyakit menular dan akte kelahiran, sejalan pula dengan hasil penelitian Sumarni dkk (2005) ada beda pengetahuan dan sikap yang bermakna pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan sebelum dan setelah pemberian kelas prenatal, senada dilakukan oleh Syafiq, dkk (2008) menyatakan bahwa kelas ibu hamil memiliki efek positif pada pengetahuan, sikap dan perilaku ibu berkaitan dengan perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas, lebih banyak ibu melahirkan di dampingi bidan dibandingkan sebelum adanya kelas iIbu hamil di Lombok Tengah NTB. Adanya perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah pelatihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik ibu hamil yang mencakup umur dan pendidikan, adapun faktor lainnya yaitu faktor proses dalam pelatihan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa faktor eksternal atau factor yang berasal dari luar individu seperti adanya pelatihan dapat berpengaruh pada meningkatnya pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil dapat mengingat materi yang telah disampaikan oleh tutor dan dalam pengetahuan ini berarti dapat mengingat kembali suatu informasi, materi atau bahan dari stimulus yang diterima (Notoatmodjo, 1997). Hal ini terjadi mungkin karena selama mengikuti pelatihan kelas ibu hamil responden telah mendapatkan informasi, saling berinteraksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) maupun dengan tutor/bidan tentang kehamilan, perubahan dan keluhan selama hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran. Bagi responden yang mendapat nilai dibawah rata-rata kemungkinan disebabkan kurang mendapatkan informasi dan kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang diperolehnya selama mengikuti kelas ibu hamil. Ini sesuai dengan pendapat Nanda (2005) bahwa yang mempengaruhi Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 72 responden mendapatkan nilai terendah terkait dengan kurangnya pengetahuan (deficient knowledge) terutama disebabkan oleh kurang terpapar informasi dan kesalahan dalam menginterpretasikan informasi, selain faktor lain seperti kurang daya ingat, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi. Peningkatan pengetahuan pada penelitian ini merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pelatihan kelas ibu hamil, yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar (learning) dari segi kognitif, melalui transformasi informasi yang berurutan pada diri responden. Hal ini sejalan dengan pandangan Santrock (2011) dalam bukunya Psikologi Pendidikan yang menyatakan bahwa proses belajar merupakan suatu rangkaian peristiwa/kejadian di dalam diri subjek yang berlangsung secara berurutan yang dimulai dengan adanya rangsangan/stimulus dan berakhir dengan umpan balik (dalam hal ini pre-post test). Sedangkan subyek sendiri merasa efek dari adanya stimulus tersebut berupa prestasi belajar, dengan demikian subyek mendapat konfirmasi bahwa keseluruhan proses belajar telah berjalan dengan tepat dan benar. Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011) berpendapat bahwa model pemrosesan informasi dalam diri seseorang secara berurutan dimulai dari adanya receptor, sensory register, short-term memory (STM), long-term memory (LTM), response generator dan effector. Bila dikaitkan dengan pendapat Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003) berdasarkan ciri-ciri proses terjadinya receptor, sensory register, STM dan LTM identik dengan aspek kognisi, response generator identik dengan aspek afektif, dan effector identik dengan aspek psikomotor. Baik pendapat Atkinson dan Shiffrin, Bloom, Santrock, Notoatmodjo dalam aspek kognitif terbukti saling berkaitan dalam membentuk persepsi seseorang terhadap informasi yang diterima sebagai dasar terbentuknya perilaku baru. Hal ini dipertegas oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa perilaku yang didasai oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibanding perilaku tanpa didasari pengetahuan. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 73 6.5 Perbedaan Pengetahuan Sesudah Intervensi dengan Satu Bulan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata, minimum dan maksimum pada satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil lebih rendah dibanding sesudah intervensi kelas ibu hamil. Hasil uji paired samples Ttest didapatkan pengetahuan satu bulan sesudah pelatihan nilai p = 0,378 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil sesudah mengikuti pelatihan dan satu bulan setelah mengikuti kelas ibu hamil. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengikuti kelas ibu hamil pengetahuan yang diperoleh mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran masih tersimpan di memori dengan baik, sehingga pada tahap pemanggilan kembali dapat dikeluarkan dengan mudah. Tersimpannya memori dengan baik bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya dengan selalu mengulang materi pertemuan sebelumnya dan hasil pre-postest pertemuan sebelumnya, penggunaan media komunikasi/APE pada pelaksanaan kelas ibu hamil. Menurut Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011) menegaskan bahwa semakin lama informasi disimpan dalam memori jangka pendek melalui pengulangan, semakin besar kesempatannya untuk masuk ke memori jangka panjang. Menurut Depkes (2009), pada tahap proses respon komunikasi dapat berbentuk usaha untuk melengkapi informasi, meminta informasi tambahan atau melakukan tindakan-tindakan lain. Hal ini dilakukan oleh beberapa ibu hamil dengan melakukan kontak via tilpon atau pada saat memeriksakan kehamilan dengan menanyakan hal-hal yang kurang jelas dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Disamping itu ibu bisa membaca kembali materinya pada buku KIA yang ada pada setiap ibu hamil untuk melakukan diskusi dengan keluarga. Dengan adanya komunikasi dengan lingkungan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang diikuti oleh perubahan lingkungan keluarga dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo (2010) yang menekankan bahwa Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 74 promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku, tetapi juga diikuti dengan perubahan lingkungan, karena perubahan perilaku tanpa diikuti oleh perubahan lingkungan tidak akan efektif dan tidak akan bertahan lama. Sehingga pendidikan kesehatan melalui kelas ibu hamil merupakan salah satu cara merubah pengetahuan menjadi lebih baik, terarah dan lebih optimal sebagai salah satu pilar safe motherhood dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. 6.6 Perbedaan Keterampilan Antara Sebelum dan Sesudah Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II Berdasarkan hasil pre test dan post test diketahui hasil mean, nilai minimum dan maksimum sesudah pelaksanaan kelas ibu hamil jauh meningkat dibanding sebelum mengikuti kelas ibu hamil. Hasil uji Paired samples T-test menunjukkan p value < 0,05 dengan demikian pelatihan kelas ibu hamil efektif untuk meningkatkan keterampilan ibu hamil. Meningkatnya keterampilan responden pada penelitian ini kemungkinan sebagai akibat dari adanya pengalaman belajar dalam kelas ibu hamil, sekaligus sebagai tolak ukur pertama evaluasi pelaksanaan program pelatihan kelas ibu hamil yang selanjutnya diikuti perubahan perilaku dengan melakukan kunjungan antenatal care sesuai jadual berdasarkan standar ideal. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, tampak bahwa hasil belajar dalam kelas ibu hamil dalam bentuk gerakan motorik atau tindakan telah tercapai. Bila dikaitkan dengan proses belajar menurut Atkinson dan Shiffrin dalam Santrock (2011), proses belajar telah sampai pada tahap effector. Pada tahap ini terjadi proses penampungan hasil perencanaan dan pelaksanaan rencana dalam bentuk tindakan atau perbuatan, diberikan prestasi yang menampakkan hasil belajar dan subyek mendapat umpan balik melalui observasi terhadap efek tindakannya melalui komentar orang lain. Bila dikaitkan dengan tingkatan dari ranah psikomotor menurut Simpson dalam Santrock (2011) hasil belajar keterampilan motorik di dalam kelas ibu hamil berada pafa tahap complex response (gerakan komplek), yaitu kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien, misalnya rangkaian gerakan senam hamil, Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 75 rangkaian teknik menyusui secara berurutan yang merupakan gabungan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang sinergis. Bila dapat mempraktekkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, berada pada tahap adjustment (penyesuaian pola gerakan). Perubahan yang terjadi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada penelitian ini masih berada pada tahap evaluasi sesaat setelah pelaksanaan kelas ibu hamil yang belum diketahui apakah perubahan pada ketiga aspek tersebut akan berlanjut. Kondisi ini didukung oleh pernyataan Hamalik (2007), bahwa keberhasilan suatu proses belajar dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada dasarnya baru mencapai tahap terminal performances (perilaku terminal), yang selanjutnya penting untuk mewujudkan behavior objectives (tujuan-tujuan perilaku) dari suatu program pembelajaran. Hal ini didukung oleh penelitian Sukisno (1998) yang menunjukkan praktek dan perilaku yang berbeda terhadap senam hamil antara yang ikut dan tidak ikut senam hamil. 6.7 Perbedaan Keterampilan Sesudah Intervensi dengan Satu Bulan Sesudah Intervensi Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sempor II Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil mean, nilai minimum dan maksimum pada satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil terjadi penurunan dibanding sesudah intervensi kelas ibu hamil. Hasil uji Paired samples T-test menunjukkan p = 0,031 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil sesudah intervensi dan satu bulan sesudah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil. Hal ini memberikan arti bahwa pelatihan mengenai keterampilan ibu hamil meliputi cara memandikan bayi, memakaikan popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui dan senam hamil perlu disampaikan lagi pada ibu hamil karena untuk merubah perilaku tidak dapat dilakukan secara instan. Terbukti pada skor postes keterampilan nilainya tinggi dibanding pretes karena ibu hamil baru saja mendapat materi dan langsung praktek menggunakan alat peraga. Namun dengan berjalannya waktu pada saat pengambilan data satu bulan sesudah pelatihan ada beberapa ibu hamil kembali ke perilaku semula terutama ibu dengan kehamilan lebih dari satu. Kebanyakan ibu hamil dalam praktek memandikan melewatkan Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 76 item membersihkan kotoran dan air kencing dan bayi langsung dimasukkan ke dalam bak mandi, untuk memakaikan popok sebagian besar ibu hamil sudah melaksanakan dengan baik. Untuk perawatan tali pusat ada beberapa ibu yang masih menggunakan betadin/alkohol, untuk teknik menyusui ibu yang sudah pernah menyusui masih kembali ke kebiasaan lama dengan melakukan tekanan pada payudara terlebih dahulu sebelum menyusui padahal tindakan ini bisa merusak lobus –lobus pada payudara ibu, dan teknik perlekatan yang belum tepat. Pada pengambilan data terakhir ini bagi responden yang sudah melahirkan bisa langsung mempraktekkan pada bayinya sehingga jika terjadi kesalahan dapat segera diluruskan. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012 kepada 35 ibu hamil, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen tahun 2012 berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai Kesehatan Ibu dan Anak dilihat dengan adanya kenaikan yang signifikan pada nilai rata-rata. 2. Setelah dilakukan kelas ibu hamil rata-rata skor pengetahuan naik sebanyak 47,8 (skala 0-56), rata-rata keterampilan naik sebesar 95,7 (skala 0-104), sedangkan rata-rata pada satu bulan sesudah mengikuti kelas ibu hamil untuk pengetahuan turun dibanding setelah pelatihan yaitu 47,2 (skala 0-56), ratarata keterampilan 93,3 (skala 0-104) 3. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah pelatihan klas ibu hamil untuk pengetahuan sebesar 12,2, keterampilan sebesar 74,5. Sedangkan perbedaan nilai sesudah pelatihan dengan satu bulan sesudah pelatihan pada pengetahuan sebesar 0,6, keterampilan sebesar 2,4. 7.2 Saran 7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 1. Kelas ibu hamil terbukti meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak, untuk itu diharapkan agar setiap puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil sebagai kegiatan rutin seperti kegiatan posyandu dan mengarahkan agar kegiatan tersebut bersifat mandiri dari masyarakat. 2. Diharapkan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan kelas ibu hamil karena selama ini belum ada pencatatan dan pelaporan mengenai kegiatan tersebut ke dinas. 77 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Universitas Indonesia 78 3. Diharapkan fasilitator kabupaten mengadakan pelatihan bagi bidan desa agar pelaksanaan kelas ibu hamil sesuai dengan standar dan prosedurnya. 7.2.2 Bagi Institusi 1. Diharapkan program kelas ibu hamil tetap dilanjutkan di puskesmas sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dan dikembangkan secara luas dan dilanjutkan ke kelas ibu balita. 2. Diharapkan dalam kelas ibu hamil tetap memberikan materi keterampilan seperti memandikan bayi, memakaikan popok, perawatan tali pusat, teknik menyusui, senam hamil dan keterampilan lainnya, karena terbukti dapat menambah pengetahuan dan keterampilan ibu hamil sebagai bekal dalam perawatan anak. 3. Untuk bidan diharapkan dapat melaksanakan dan mengembangkan kelas ibu hamil di desa binaan masing-masing serta senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. 4. Agar mengadakan koordinasi dengan pihak kecamatan (PKK) sehingga pelaksanaan kelas ibu hamil dapat merupakan kegiatan mandiri dari desa dan merupakan pengembangan pemberdayaan masyarakat tanpa ketergantungan alokasi dana dari puskesmas, mengingat pentingnya kelas ibu hamil untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil. 7.2.3 Bagi Keilmuan Diharapkan dilaksanakan penelitian lanjutan tentang kelas ibu hamil yang lebih berkualitas misalnya dengan menggunakan desain berupa true experiment design, menggunakan populasi yang lebih luas dan faktorfaktor lain yang belum sempat diteliti karena keterbatasan peneliti, mengingat kelas ibu hamil merupakan salah satu program pemerintah terbaru di bidang kesehatan yang terbukti efektif dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya menekan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 79 DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, E. 2001. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan pemeriksaan kehamilan K4 di Kabupaten Bogor tahun 2000 (analisis data sekunder survey cepat studi faktor-faktor yang berhubungan dengan morbiditas bayi di Kabupaten Bogor tahun 2000). Skripsi. Depok: FKM UI Arikunto, S, 2010, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. 2004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia, Jakarta: Depkes RI _________. 2004. KIE Safe Motherhood di Indonesia, Departemen Kesehatan, Jakarta. _________. 2008. Leaflet Kelas Ibu Hamil. Departemen Kesehatan RI kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) _________. 2006. Materi Ajar penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Depkes RI _________. 2008. Panduan Pelaksanaan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) dan Child Survival. Departemen Kesehatan Jakarta Depkes RI & JICA. 2009. Pedoman Umum Manajemen Penerapan Buku KIA. Jakarta: Depkes RI Depkes RI, 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI _________, 2009. Pedoman Umum Manajemen Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI _________. 2009a. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), Jakarta RI. _________. 2009b. Pedoman P4K dengan stiker. Jakarta: Depkes RI _________. 2009. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Depkes RI __________, 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 80 __________, 2009. Pelatihan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI _________. 1997. Upaya akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta _________. 2006. Status Kesehatan Masyarakat Berbasis Gender Fakta dari Survei Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI Depkes RI, 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Depkes RI. 2002. Program Safe Motherhood di Indonesia, Departemen Kesehatan, Jakarta. Depkes RI & WHO. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010. Jakarta: Depkes RI Depkes RI, WHO, FKM UI. 1999. Materi ajar Modul Safe Motherhood. Jakarta: FKM UI Hendra, A. (2008). Konsep Pengetahuan. http//ajangberkarya.wordpress.com Huda, LN. (2005) Hubungan Status reproduksi, status kesehatan, akses pelayanan kesehatan dengan komplikasi obstetric di Banda Sakti, Lhokseumawe tahun 2005. Jurnal kesehatan Masyarakat, 1, 276 Hamalik, O. 2007. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hastuti, dkk. 2011. Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Hamil Untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Dan Kunjungan Antenatal Care. Journal Suara Forikes Kementrian Kesehatan RI, 2010. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta Kusumayati, Agustin. 2008. The Effect Of Maternal and Child Health Handbook Utilization in West Sumatera, Indonesia. Doktoral Dissertation, Ossaka University Graduate School of Human Sciences, 2008 Koblinsky, M., Timyan, J., Gay, J. (1997) Kesehatan wanita: sebuah perspektif global. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 81 Martaadisoebrata. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekology Sosial. Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Jakarta Nanda. 2005. Nursing diagnoses: definitions and classification 2005-2006. Nanda International, Philadelpia. Niaty, Saswaty. 2010. Pengaruh Keikutsertaan Dalam Kelas Ibu Hamil Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut Jawa Barat Tahun 2010. Skripsi. Depok: FKM UI Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. __________. 2007b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. __________. 2007a. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta. Rhineka Cipta __________.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rhineka Cipta. __________. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta, 1993. __________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta __________, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2008-2011 Profil Kesehatan Puskesmas Sempor II. 2008-2011 Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Romlah, Siti. 2009. Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Perilaku dalam Perencanaan P4K di Kabupaten Garut Jawa Barat 2009. Tesis. Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok Saifudin, BA. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 82 Sastrawinata, S. 1983. Obstetri Fisiologi, Bandung. Bagian Obstetri dan Ginekology Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Survei Demografi Kesehatan Indonesia, SDKI, 2002-2003, BPS Depkes RI Jakarta Indonesia. Sumiarsih, M. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemanfaatan layanan antenatal murni (K4 Murni) di Kabupaten Tangerang tahun 2006 (analisis data sekunder survei kinerja berdasarkan indikator Kabupaten Tangerang sehat 2010) Skripsi. Depok: FKM UI Sukisno, B. 1998. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil tentang Senam Hamil pada 3 Rumah Sakit di Jakarta Timur tahun 1998. Skripsi. Tesis. Depok: FKM UI Syafiq, A, dkk. 2008. Laporan Penelitian Dampak Kelas Ibu Hamil Untuk Persiapan Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dalam Kehamilan, Persalinan Dan Masa Pasca Kelahiran Di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat 2008. Fakultas kesehatan masyarakat, Universitas Indonesia Wiknjosastro,H. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Universitas Indonesia Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 PEMERINTAH PROVINSI JA WA BARAT BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAERAH Jalan Supratman No. 44 Telp. 720674 - 7106286 BANDUNG Kode Pos 40121 SURAT KETERANGAN Nomor : 070/236/MHS/HAL 1. Yang bertanda tangan di bawah in i: Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan M asyarakat Daerah Provinsi Jaw a Barat L) r ^ o r t - ^ 1 / r\v -i *~ j v i viciOuiiivcia.i i^/LLicct : Wakil Dekan Fakultas Kcschatan Masyarakat Universitas Indoncsia Nomor : 1463/H2.F10/PPM.00.00/2012 Tanggal, 22 Pebruari 2012. Menerangkan bahwa a. N a m a b. HP/E-Mail c. Tempat/tgl lahir d. Agama e. Pekerjaan r Alamat g- Peserta h. Maksud i. Untuk Keperluan jl . jk. Lokasi Lembaga/Instansi Yang Dituju L1NARS1H [email protected] Sleman. 28 Nopember 1972 Islam PNS Pekuncen RT 02/02 Kec Sempor Kab.Kebumen Jawa Tengali - Penelitian Penulisan Skripsi dengan Judul “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA di Wilayah Puskesmas Sempor II Kecamatan Sempor Kebumen Jawa Tengah” Pro vinsi Jawa Tengah Badan Kesbangpol dan Linmas Pro vinsi Jawa Tengah 1. Seliubungan dengan maksud tersebut, diharapkan agar pihak yang terkait dapat memberikan bantuan/ fasilitas yang diperlukan. 2. Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan berlaku dari Tanggai 28 Februari 2012 sampai dengan tanggal 30 Mei 2012 Bandung, 28 Februari 2012 an.KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA ,POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAERAH P R g ß äi^ IJA W A BARAT K e p a i^ M g g ^ ft§ 5 h g a n Antar Lembaga Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 PEMER1NTAH PROViNSl JAWA TENGAH BADAN KESATÜAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT «J1. A. Yani No. 160 Telp. (024) 8414205, 8454990 fax. (024) 8313122 SEMARANG SURAT REKOMENDASI SURVEY I RISET Nomor : 070 I 0510 I 2012 i. DASAR : Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah. Nomor 070 / 265 / 2004. Tanggal 20 Februari 2004. , II. MEMBACA : Surat dari Gubernur Jawa barat. Nomor 070 / 236 / MHS / HAL. Tanggal 28 Februari 2012. III. Pada Prinsipnya kami TIDAK KEBERATAN / Dapat Menerima atas Pelaksanaan Penelitian / Survey di Kabupaten Kebumen. IV. Yang dilaksanakan oleh : 1. Nama : LINARSIH. 2. Kebangsaan : Indonesia. 3. Alamat : Jl. Kampus Baru Ul Depok. 4. Pekerjaan : Mahasiswa. 5. Penanggung Jawab Dr. IwanAriawan, MSPH. 6. Judul Penelitian Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Ketrampilan Ibu Hamil Mengenai Kia Di Wilayah Puskesmas Sempor II Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. .7. V. Lokasi : Kabupaten Kebumen. KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT 1. Sebelum : melakukan kegiatan terlebih dahulu melaporkan kepada Pejabat Setempat / Lembaga Swasta yang akan dijadikan obyek lokasi untuk mendapatkan petunjuk seperlunya dengan menunjukkan Surat Pemberitahuan ini. 2. Pelaksanaan survey I riset tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan pemerintahan. Untuk penelitian yang mendapat dukungan dana dari sponsor baik dari dalam negeri maupun luar negeri, agar dijelaskan pada saat mengajukan perijinan. Tidak membahas masalah politik dan / atau agama yang dapat menimbulkan terganggunya stabilitas keamanan dan ketertiban. Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 9 3. Surat Rekomendasi dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku apabila pemegang Surat Rekomendasi ini tidak mentaati / Mengindahkan peraturan yang berlaku atau obyek penelitian menolak untuk menerima P e n e liti. 4. Setelah survey / riset selesai, supaya menyerahkan hasilnya kepada Badan Kesbangpol Dan Linmas Provinsi Jawa Tengah. VI. Surat Rekomendasi Penelitian / Riset ini berlaku dari : Februari s.d VII. Mei 2012 Demikian harap menjadikan perhatian dan maklum. Semarang, 2 Maret 2012 an. GUBERNUR JAWA TENGAH KEPALA BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS JAWA TENGAH U S O m MSh tama Muda 983031010 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 PEMERINTAH K ABU PATEN KEBUMEN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( BAPPEDA) Jl. Veteran No. 2 Telp.(0287) 381570 Kebumen - 54311 Kebumen, 05 Maret 2012 Nomor Lampiran Hai 071 - 1 / 079 / 2012 Kepada Yth: Kepala Puskesmas Sempor II, Kebumen Ijin Pelaksanaan Penelitian / Survev Di SEMPOR Berdasarkan surat Bupati Kebumen Nomor 072/613/2012 tanggal 05 Maret 2012, tentang Rekomendasi Ijin Penelitian/Survey , maka dengan ini diberitahukan bahwa pada Instansi/wilayah Saudara akan dilaksanakan Magang/ penelitian oleh : 1. Nama/NIM Linarsih /1006820480 2. Pekerjaan Mahasiswi Universitas Indonesia 3. Alamat Desa Pekuncen, Kebumen 4. Penanggung Jawab 5. Judul Penelitian RT.02 / RW.II, Sempor, : Dr. Iwan Ariawan, MSPH Pengaruh Kelas Ibu Hamil terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Hamil mengenai Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah Puskesmas Sempor II Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Tahun 2012 Dengan ketentuan-ketentuan sebaqai berikut: a. Pelaksanaan survey/penelitian tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan Pemerintah. b. Setelah survey/penelitian selesai diharuskan melaporkan hasil-hasilnya kepada BAPPEDA Kabupaten Kebumen. Surat ijin ini berlaku mulai tanggal 05 Maret 2012 s/d 30 Mei 2012 Demikian surat ijin ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. A.n. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KEBUMEN Kabid Litbang, Statistik dan Pengendalian SUKAMTO. S.Sos, MT Penata Tingkat I NIP. 19691224 199001 1 001 Tembusan : disampaikan kepada Yth. 1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kebumen 2. Yang Bersangkutan 3. Arsip Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 No. Responden :.................... KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 Assalamualaikum Wr. Wb Saya Linarsih, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir saya (SKRIPSI) mengenai “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA Di Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Saya mohon bantuannya untuk mengisi kuesioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Jawaban yang benar dan lengkap akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Semua kerahasiaan oleh peneliti akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasinya saya sampaikan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Kode Sampel : KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMILTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 Tanggal Wawancara : Waktu wawancara : Alamat rumah lengkap : No. Hp : Pendidikan terakhir Pekerjaan 1. : Tidak sekolah SMA / sederajat 2. SD Perguruan Tinggi 3. SMP 1. : Tani Wiraswasta 2. Dagang PNS 3. Buruh Tidak Bekerja Petunjuk : Lingkari jawaban yang dianggap benar, pilihan jawaban dapat lebih dari satu. A. Karakteristik Individu A1 Nama : ....................................................................... A2 Tanggal lahir ................................... Umur (tahun) ................................... A3 Saat ini hamil anak yang ke........................... A4 Umur kehamilan saat ini..................................minggu Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Diisi oleh petugas A5 Pernah mendapat informasi kesehatan mengenai: A. Kehamilan A6 1. Ya 2. Tidak A5. A B. Perubahan tubuh dan keluhan 1. Ya 2. Tidak A5. B C. Perawatan kehamilan 1. Ya 2. Tidak A5. C D. Senam ibu hamil 1. Ya 2. Tidak A5. D Jika pernah dari mana sumber informasi: A. Teman 1. Ya 2. Tidak A6. A B. Orang tua 1. Ya 2. Tidak A6. B C. Dukun 1. Ya 2. Tidak A6. C D. Tenaga kesehatan 1. Ya 2. Tidak A6. D E. Radio 1. Ya 2. Tidak A6. E F. Televisi 1. Ya 2. Tidak A6 F G. Buku, koran atau majalah 1. Ya 2 Tidak A6 G H. Internet 1. Ya 2. Tidak A6 H B. Pre test / Post tes Pertemuan I B1 Apa tanda-tanda perubahan tubuh selama masa kehamilan? B1. A 1. A. Payudara membesar C. Perut membesar B1. B 2. B. Berat badan bertambah D. Tidak tahu B1. C B1. D B2 Jika hamil, kemana sebaiknya ibu segera memeriksakan B2. A kehamilannya? B2. B 1. A. Dokter Spesialis C. Bidan B2. C 2. B. Dokter umum D. Dukun B2. D B3 Apa yang sebaiknya ibu lakukan selama hamil? A. Makan-makanan bergizi 1. B. Merokok 2. C. Periksakan kehamilan secara rutin D. Ke dukun B4 B3. A B3. B B3. C B3. D Apa yang perlu dilakukan suami atau keluarga untuk meningkatkan kesiapan mental ibu dalam proses persalinan? B4. A 1. A. Memberikan dukungan B4. B 2. B. Mengajak lari pagi B4. C Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 3. C. Mempersiapkan kebutuhan untuk persalinan B4. D 4. D. Dibiarkan saja berusaha sendiri B5 Melakukan hubungan suami istri/senggama selama hamil menurut kesehatan? B5. 1. 1. Tidak boleh 2. 2. Berbahaya 3. 3. Boleh dengan cara yang baik 4. 4. Tidak tahu B6 Apa yang sebaiknya ibu lakukan jika mengalami sakit pada masa hamil? 1. A. Periksa ke dokter/bidan B6. A 2. B. Minum obat apa saja B6. B 3. C. Minum obat sesuai anjuran dokter/bidan B6. C 4. D. Dibiarkan saja nanti juga sembuh B6. D B7 Yang merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan adalah: B7. A 1. A. Pendarahan C. Bengkak di kaki B7. B 2. B. Demam tinggi D. Keluar air ketuban B7. C B7. D B8 Apakah menurut pendapat ibu merencanakan persalinan itu penting? B8. 1. 1. Tidak penting 3. Biasa-biasa saja 2. 2. Penting sekali 4. Tidak tahu B9 Apa yang perlu dipersiapkan suami/keluarga untuk menghadapi persalinan: B9. A 1. A. Menyiapkan calon donor darah B9. B 2. B. Menyiapkan kendaraan/ambulan B9. C 3. C. Persiapan menabung B9. D 4. D. Semuanya tidak perlu B10 Jika ibu hamil sudah merasa akan melahirkan kemana ibu akan B10. A pergi? B10. B 1. A. Rumah Sakit C. Rumah Bersalin/Klinik B10. C 2. B. Puskesmas D. Poskesdes B10. D Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 No. Responden :.................... KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 Assalamualaikum Wr. Wb Saya Linarsih, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir saya (SKRIPSI) mengenai “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA Di Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Saya mohon bantuannya untuk mengisi kuesioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Jawaban yang benar dan lengkap akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Semua kerahasiaan oleh peneliti akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasinya saya sampaikan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Kode Sampel : KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMILTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 Tanggal Wawancara : Waktu wawancara : Alamat rumah lengkap : No. Hp : Petunjuk : Lingkari jawaban yang dianggap benar, pilihan jawaban dapat lebih dari satu. Diisi oleh A. Karakteristik Individu petugas A1 Nama : ....................................................................... A2 Tanggal lahir ................................... Umur (tahun) ................................... A3 Saat ini hamil anak yang ke........................... A4 Umur kehamilan saat ini..................................minggu A5 Pernah mendapat informasi kesehatan mengenai: A6 A. Persalinan 1. Ya 2. Tidak A5. A B. Perawatan nifas 1. Ya 2. Tidak A5. B Jika pernah dari mana sumber informasi: A. Teman 1. Ya 2. Tidak A6. A B. Orang tua 1. Ya 2. Tidak A6. B C. Dukun 1. Ya 2. Tidak A6. C D. Tenaga kesehatan 1. Ya 2. Tidak A6. D Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 E. Radio 1. Ya 2. Tidak A6. E F. Televisi 1. Ya 2. Tidak A6 F G. Buku, koran atau majalah 1. Ya 2 Tidak A6 G H. Internet 1. Ya 2. Tidak A6 H C. Pre test / Pos test Pertemuan II C1 Apa saja tanda-tanda persalinan akan berlangsung? C1. A 1. A. Rasa sakit/mulas perut yang kuat C1. B 2. B. Keluar bercak darah C1. C C. Pecahnya kantung ketuban C1. D D. Semua salah C2 Dukungan suami dan keluarga pada saat persalinan adalah: 1. A. Membantu saat persalinan C2. B 2. B. Memberikan stimulasi puting susu ibu C2. C 3. C. Membantu memberi minum C2. D 4. D. Tidak tahu C3 Apa tanda-tanda bahaya pada persalinan? C3. A 1. A. Bayi tidak lahir dalam 12 jam C3. B 2. B. Ibu tidak kuat mengejan C3. C 3. C. Terjadi perdarahan di jalan lahir C3. D 4. D. Air ketuban keruh dan berbau C4 Ibu berhak untuk memilih persalinan ditolong siapa saja, tetapi tidak benar jika persalinan ditolong: C4. 1. 1. Dokter 3. Bidan 2. 2. Dukun 4. Salah semua C5 C2. A Apa yang dilakukan ibu setelah nifas untuk menjaga C5. A kesehatannya? C5. B 1. A. Minum vitamin A dosis tinggi C. Istirahat cukup C5. C 2. B. Makan makanan bergizi D. Salah semua C5. D C6 Apa kegiatan yang tidak baik dilakukan ibu setelah nifas? 1. 1. Minum vitamin A dosis tinggi 3. Istirahat cukup 2. 2. Makan makanan bergizi 4. Merokok 3. Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 C6. C7 Kapan waktu yang benar ibu menyusui bayinya setelah melahirkan: C7. 1. 1. 30 menit setelah melahirkan 2. 2. 1 jam setelah melahirkan 3. Segera setelah melahirkan 4. Setelah 1 hari melahirkan C8 Apabila ibu nifas mengalami tanda-tanda seperti: kepala pusing, mual, keputihan, keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir. Apa C8. yang harus dilakukan? 1. 1. Segera periksakan ke Dokter/Bidan 2. 2. Biarkan saja 3. 3. Segera periksa ke Dukun 4. Tidak tahu C9 Waktu yang paling tepat untuk ber-KB adalah: 1. 1. Pada masa nifas 3. 3 bulan setelah nifas 2. 2. 1 tahun setelah nifas 4. Salah semua C10 C9. Siapakah yang sebaiknya memilih alat kontrasepsi, jika ibu akan ber-KB? C10. 1. 1. Keinginan ibu 2. 2. Keinginan suami 3. 3. Persetujuan keluarga 4. 4. Kesepakatan ibu dan suami Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 No. Responden :.................... KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 Assalamualaikum Wr. Wb Saya Linarsih, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir saya (SKRIPSI) mengenai “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Hamil Mengenai KIA Di Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Saya mohon bantuannya untuk mengisi kuesioner ini dengan selengkap-lengkapnya. Jawaban yang benar dan lengkap akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Semua kerahasiaan oleh peneliti akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasinya saya sampaikan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Kode Sampel : KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KELAS IBU HAMILTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU HAMIL MENGENAI KIA DI PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 Tanggal Wawancara : Waktu wawancara : Alamat rumah lengkap : No. Hp : Petunjuk : Lingkari jawaban yang dianggap benar, pilihan jawaban dapat lebih dari satu. Diisi A. Karakteristik Individu petugas A1 Nama : ....................................................................... A2 Tanggal lahir ................................... Umur (tahun) ................................... A3 Saat ini hamil anak yang ke........................... A4 Umur kehamilan saat ini..................................minggu A5 Pernah mendapat informasi kesehatan mengenai A. Perawatan Bayi 1. Ya 2. Tidak A6. A 1. Ya 2. Tidak A6. B C. Penyakit menular 1. Ya 2. Tidak A6. C D. Akte Kelahiran 1. Ya 2. Tidak A6. D B. Mitos berkaitan Kesehatan Ibu dan anak Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 oleh A6 Jika pernah dari mana sumber informasi: A. Teman 1. Ya 2. Tidak A6. A B. Orang tua 1. Ya 2. Tidak A6. B C. Dukun 1. Ya 2. Tidak A6. C D. Tenaga kesehatan 1. Ya 2. Tidak A6. D E. Radio 1. Ya 2. Tidak A6. E F. Televisi 1. Ya 2. Tidak A6. F G. Buku, koran atau majalah 1. Ya 2 Tidak A6.G H. Internet 1. Ya 2. Tidak A6. H D. Pretest/Post test Pertemuan III D1 Bayi lahir segera menangis, seluruh tubuh bayi kemerahan, tangan dan kaki bergerak aktif, ini merupakan: 1. 1. Tanda-tanda bayi lahir sehat D1. 2. 2. Tanda-tanda persalinan normal 3. 3. Tanda bayi lahir tidak sehat 4. Semua salah D2 Pemberian ASI eksklusif pada bayi diberikan sampai umur berapa bulan? 1. 1. 6 bulan 3. 3 bulan 2. 2. 9 bulan 4. 12 bulan D3 D2. Apa yang dilakukan untuk mencegah pendarahan pada bayi karena kekurangan vitamin K1? 1. 1. Pemberian injeksi vitamin A D3. 2. 2. Pemberian vitamin B 3. 3. Pemberian injeksi vilamin K1 4. 4. Pemberian vitamin C D4 Apabila ada tanda-tanda pada bayi ibu, tidak mau menyusu, kejang, badan bayi terlihat kuning maka segeralah bawa ke: 1. 1. Dukun 3. Dokter/bidan 2. 2. Biarkan saja nanti juga sembuh 4. Tidak tahu D5 D4. Untuk menjaga kekebalan tubuh pada bayi ibu sehingga tidak mudah kena penyakit polio maka bayi ibu harus diberikan D5. Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 imunisasi apa? 1. 1. Imunisasi TT 3. Imunisasi BCG 2. 2. Imunisasi Polio 4. Tidak tahu D6 Apakah Hepatitis B, Polio, DPT, TBC dan Campak adalah jenis imunisasi yang harus diberikan pada bayi ibu? 1. 1. Ya, perlu semua 3. Tidak perlu semua 2. 2. Tidak perlu karena bikin bayi sakit 4. Tidak tahu D7 Makan buah yang menggantung, makan ikan laut, minum air es selama hamil menurut ilmu kesehatan adalah: 1. 1. Pantangan/tidak boleh 3. Tidak apa-apa 2. 2. Pantangan secara turun temurun 4. Tidak tahu D8 D6. D7. Mengapa kita harus waspada dan menghindari penyakit menular D8. A seksual? D8. B 1. 1. Karena penyakit bahaya 3. Dapat menular D8. C 2. 2. Tidak penting 4. Tidak tahu D8. D D9 HIV/AIDS adalah penyakit menular berbahaya yang dapat menular, kegiatan dibawah ini mana yang tidak menular? D9. A 1. 1. Jarum suntik yang terinfeksi HIV/AIDS D9. B 2. 2. Berjabat tangan D9. C 3. 3. Hubungan sek bebas D9. D 4. 4. Hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS D10 Apa manfaat pembuatan akte kelahiran untuk bayi ibu? 1. 1. Persyaratan masuk sekolah, bekerja, pengurusan pernikahan dll 2. 2. Tidak ada manfaatnya 3. 3. Bikin repot saja 4. 4. Hanya bermanfaat untuk orang kaya Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 D10. DAFTAR TILIK KETERAMPILAN MEMANDIKAN, PERAWATAN TALI PUSAT, MENGENAKAN POPOK, TEKNIK MENYUSUI DAN SENAM HAMIL Bubuhkan tanda √ dalam kolom kasus kalau peragaan langkah/tugas memuaskan dan x kalau tidak memuaskan, atau N/O kalau tidak teramati/tidak diperagakan. Memuaskan (M) : Memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur standar atau Pedoman Tidak memuaskan (TM) : Tidak dapat memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur standar atau pedoman Tidak dikerjakan (T) : Langkah keterampilan tidak diperagakan oleh peserta pada waktu dilakukan evaluasi oleh pelatih DAFTAR TILIK MEMANDIKAN DAN MENGENAKAN POPOK KASUS LANGKAH Persiapan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Cuci tangan anda dengan sabun dan air Siapkan keperluan mandi seperti: Pakaian bersih, popok, alat perekat, sabun, handuk, selimut Pastikan ruangan dalam keadaan hangat Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi Lepas pakaian bayi Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum dimandikan agar air mandi tetap segar. Memandikan 1. Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka, tali pusat dan tubuh bayi. 2. Letakkan bayi pada selembar handuk Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Diisi M TM T 2 1 0 Petugas 3. Sabuni seluruh badan bayi (jangan memberi sabun pada muka dan cuci mukannya dahulu sampai bersih). 4. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bersihkan dan keringkan seluruhnya. 5. Jika bayi laki-laki tarik katup (prepusium) kebelakang dan bersihkan bila bayi perempuan bersihkan labia minora dan mayora. 6. Tempatkan bayi kedalam bak mandi sambil menyangga kepala dan punggungnya. Bilaslah sabun dengan cepat. (tidak perlu menghilangkan verniks) 1. 7. Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat dan kering. 2. 8. Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering (singkirkan handuk basah ke pinggir) 3. 9. Perawatan tali pusat Mengenakan popok 1. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat 2. Jika menggunakan peniti, tusukkan jauh dari perut untuk menghindari terbuka sendiri 3. Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa tali pusat 4. Kenakan celana plastik jika tidak terdapat ruam atau gangguan kulit 5. Kenakan pakaian yang bersih dan kering 6. Serta bungkuslah selimut yang bersih dan kering 7. Cuci tangan Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 DAFTAR TILIK PERAWATAN TALI PUSAT KASUS LANGKAH 1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun. 2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan Diisi M TM T 2 1 0 Petugas keringkan betul-betul 3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar 4. Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat 5. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul. 6. Cuci tangan kembali setelah selesai membersihkan tali pusat Catatan: Hindari menyentuh tali pusat dan menutupnya dengan perban atau pemakaian bahan-bahan yang tidak bersih (seperti kotoran hewan) Untuk mengurangi risiko infeksi, tempatkan bayi bersama ibunya (rawat gabung), kontak kulit ke kulit, menyusui dini dan sering. Tidak perlu menggunakan obat-obatan untuk perawatan tali pusat. Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 DAFTAR TILIK TEKNIK MENYUSUI KASUS LANGKAH 1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun. 2. Bersihkan bagian areola (area hitam sekitar puting susu) dengan air. 3. Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur atau kursi. Ibu harus merasa rileks. 4. Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring dengan Kepalanya harus seluruh sejajar tubuhnya dengan menghadap ibu. tubuhnya, tidak melengkung ke belakang ataupun menyamping, telinga, bahu dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus. 5. Ibu mendekatkan bayinya ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh 6. Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut. Ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jarinya di bagian bawah payudara dan ibu jari di atas. Ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C”. Semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola. 7. Sentuhkan puting ke bibir bawah bayi. Tunggu hingga bayi membuka mulutnya lebar-lebar, lalu cepat masukkan puting ke tengah mulut bayi, di atas lidahnya dan bawa Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Diisi M TM T 2 1 0 Petugas bayi kearah ibu. Bawa bayi ke arah ibu dan bukan mencondongkan tubuh ke arah bayi karena membawa bayi ke arah ibu akan memastikan posisi menyusui yang benar, perlekatan yang tepat dan posisi yang nyaman untuk ibu. 8. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dagu bayi rapat ke payudara ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas payudara. Bibir bawah bayi melengkung ke luar 9. Setelah payudara terasa kosong dan jika bayi belum kenyang pisahkan bayi dari puting susu dengan jari secara lembut, susui bayi dengan payudara yang satunya. 9. Jika bayi sudah kenyang, untuk mencegah retak dan lecet, keluarkan sedikit ASInya kemudian dioleskan ke puting susunya. Keringkan dulu (diangin-anginkan) puting susu ibu sebelum mengenakan pakaian 10. Tepuk-tepuk punggung bayi agar sendawa dengan cara sedikit ditelungkupkan di bahu ibu 11. Cuci tangan Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 DAFTAR TILIK TEKNIK SENAM HAMIL KASUS LANGKAH 1. Senam untuk kaki 1. Duduklah dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks) 2. Tarik jari-jari kaki ke arah tubuh secara perlahanlahan lalu lipat ke depan. 3. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai gerakan 4. Tarik kedua telapak kaki kearah tubuh secara perlahanlahan dan dorong kedepan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai gerakan 2. Senam duduk bersila 1. Duduklah bersila. 2. Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut. 3. Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan 4. Lakukanlah sebanyak 10 kali. Lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari. 3. Cara tidur yang nyaman Berbaringlah miring pada sebelah sisi dengan lutut ditekuk 4. Senam untuk pinggang ( posisi terlentang) 1. Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan. 2. Angkatlah pinggang secara perlahan 3. Lakukanlah sebanyak 10 kali 5. Senam untuk pinggang ( posisi merangkak) 1. Badan dalam posisi merangkak 2. Sambil menarik nafas angkat perut berikut punggung Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Diisi M TM T 2 1 0 Petugas ke atas dengan wajah menghadap ke bawah membentuk lingkaran. 3. Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan nafas, turunkan punggung kembali dengan perlahan 4. Lakukanlah sebanyak 10 kali 6. Senam dengan satu lutut 1. Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan 2. Lutut kanan digerakkan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan 3. Lakukanlah sebanyak 10 kali 4. Lakukanlah hal yang sama untuk lutut kiri 7. Senam dengan kedua lutut 1. Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling menempel 2. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel. 3. Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan ke arah kiri dan kanan 4. Lakukan sebanyak 8 kali 8 Cara pernafasan saat persalinan 1. Latihan untuk saat persalinan 1. Cari posisi yang nyaman Misalnya: duduk bersandar antara duduk dan berbaring serta kaki diregangkan, posisi merangkak, duduk di kursi dengan bersandar ke depan, dll 2. Tarik nafas dari hidung dan keluarkan melalui mulut 3. Usahakan tetap rileks 2. Cara mengejan 1. Cari posisi yang nyaman/posisi ibu antara duduk dan berbaring serta kaki direnggangkan 2. Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3 kali dan pada hitungan ke-4 tarik nafas kemudian tahan nafas, Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 sesuai arahan pembantu persalinan 3. Mengejan ke arah pantat 3. Cara pernafasan pada saat melahirkan Cara ini dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi 1. Letakkanlah kedua tangan di atas dada 2. Bukalah mulut lebar-lebar bernafaslah pendek sambil mengatakan hah-hah-hah Senam untuk memperlancar ASI 1. Lipat lengan ke depan dengan telapak tangan digenggam dan berada di depan dada, gerakkan siku ke atas dan ke bawah 2. Lipat lengan ke atas hingga ujung jari tengah menyentuh bahu, dalam posisi dilipat lengan diputar dari belakang bersentuhan ke dan depan, sehingga mengangkat siku-siku payudara lalu\bernafaslah dengan lega 3. Lakukan sebanyak 2x Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 LAMPIRAN 3 : TABEL KEGIATAN INTERVENSI KELAS IBU HAMIL KEGIATAN INTERVENSI KELAS IBU HAMIL PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPOR II (MARET - MEI 2012) NO Kegiatan/Materi Pelaksana 1 Pertemuan I 1. Penjelasan umum kelas ibu hamil dan perkenalan peserta 2. Evaluasi awal (pra tes) materi pertemuan I dan keterampilan senam ibu hamil 3. Materi kelas ibu hamil (pertemuan I) a. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan - Apa kehamilan itu - Perubahan tubuh ibu selama kehamilan - Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya - Apa saja yang perlu diketahui ibu hamil - Pengaturan gizi, pemberian tablet tambah darah, penanggulangan anemia b. Perawatan kehamilan - Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan - Hubungan suami istri selama kehamilan - Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil - Tanda-tanda bahaya kehamilan - P4K 4. Evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan I 5. Kesimpulan 6. Senam ibu hamil (lembar balik I) Dwi Suryani Sri Murtini Linarsih Suparni Utami Wijiasih Metode Ceramah Wawancara Ceramah, tanya jawab, curah pendapat Wawancara Demonstrasi dan praktek Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Media Kuesioner, Buku KIA, Lembar balik, Stiker P4K Kuesioner Tikar/karpet, CD, Buku Senam, laptop Tempat dan Waktu Desa Pekuncen - Senin, 19/3/2012 ± 120 menit Desa Kenteng - Rabu, 21/3/2012 ± 120 menit Puskesmas Sempor II - Sabtu, 24/3/2012 ± 120 menit Desa Somagede - Selasa, 27/3/2012 ± 120 menit No Kegiatan/Materi 2 Pertemuan II 1. Review materi pertemuan I dan hasil evaluasi (pra tes I dan pasca tes I) 2. Evaluasi awal (pra tes) materi II dan keterampilan teknik menyusui 3. Materi kelas ibu hamil pertemuan II c. Persalinan - Tanda-tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi menyusu dini (IMD) d. Perawatan nifas - Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif? - Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas? - Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas - KB pasca salin 4. Evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan II dan keterampilan teknik menyusui 5. Kesimpulan 6. Senam ibu hamil (lembar balik pilihan 2-5) 3 Pelaksana Pertemuan III 1. Review materi pertemuan II dan hasil evaluasi (pra tes II dan pasca tes II) 2. Evaluasi awal (pra tes) materi pertemuan III dan keterampilan memandikan bayi, perawatan tali Linarsih Sri Murtini Sutiyah Durrotul Mufidah Esti Retiningsih Linarsih Dwi Suryani Niken W Amalia Farida Metode Media Ceramah Buku KIA Wawancara dan pengamatan Ceramah, tanya jawab, curah pendapat, demonstrasi dan praktek Kuesioner, daftar tilik, boneka bayi Buku KIA, lembar balik, boneka bayi, model payudara, KB Kit Wawancara dan pengamatan Kuesioner, daftar tilik, boneka bayi Praktek Tikar/karpet, CD/buku, laptop Ceramah Buku KIA Wawancara dan pengamatan Kuesioner, daftar tilik, boneka bayi Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Tempat dan waktu Desa Pekuncen - Senin, 26/3/2012 ± 120 menit Desa Kenteng - Rabu, 28/3/2012 ± 120 menit Puskesmas Sempor II - Sabtu, 31/3/2012 ± 120 menit Desa Somagede - Selasa, 3/4/2012 ± 120 menit Desa Pekuncen - Senin, 2/4/2012 ± 120 menit Desa Kenteng pusat, memakaikan popok dan senam hamil 3. Materi kelas ibu hamil (pertemuan III) e. Perawatan bayi - Perawatan bayi baru lahir (BBL) - Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL - Tanda bahaya BBL - Pengamatan perkembangan bayi/anak - Pemberian imunisasi pada BBL f. Mitos - Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan KIA g. Penyakit menular - Infeksi Menular Seksual (IMS) - Informasi dasar HIV/AIDS - Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil h. Akte kelahiran - Pentingnya akte kelahiran 4. Evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan II dan keterampilan memandikan bayi, perawatan tali pusat, memakaikan popok dan senam hamil 5. Kesimpulan 4 Evaluasi akhir satu bulan sesudah intervensi kelas ibu hamil 1. Evaluasi akhir (satu bulan sesudah kelas ibu hamil) materi pertemuan I, II, III dan keterampilan teknik menyusui, memandikan, merawat tali pusat, memakaikan popok dan senam hamil Fitri Wahyuningsih Linarsih Durrotul Mufidah Esti Retiningsih Niken W Amalia Farida Ceramah, tanya jawab, curah pendapat, demonstrasi dan praktek Buku KIA, lembar balik, boneka bayi, perlengkapan mandi, perlengkapan pakaian bayi Wawancara dan pengamatan Ceramah Kuesioner, daftar tilik, boneka bayi. tikar/karpet Wawancara dan pengamatan Kuesioner, daftar tilik, boneka bayi, model payudara, perlengkapan Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 - Rabu, 4/4/2012 ± 120 menit Puskesmas Sempor II - Sabtu, 7/4/2012 ± 120 menit Desa Somagede - Selasa, 10/4/2012 ± 120 menit Desa Pekuncen - Senin, 2/5/2012 ± 120 menit Desa Kenteng - Rabu, 4/5/2012 ± 2. Kesan-kesan peserta setelah mengikuti kelas ibu hamil Tanya jawab Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 mandi bayi, perlengkapan pakaian, perlengkapan perawatan tali pusat, karpet 120 menit Puskesmas Sempor II - Sabtu, 7/5/2012 ± 120 menit Desa Somagede - Selasa, 10/5/2012 ± 120 menit Jenis-Jenis ASI Ibu menatap dengan kasih sayang. Payudara dipegang dengan ibu jari, jari yang lain berada di bawah. Kolostrum : Cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ke-3. Sebagai “imunisasi” pertama karena mengandung banyak protein untuk daya tahan tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman. Susu Transisi : Susu yang diproduksi setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai hari ke-10. Terdapat immunoglobulin, protein dan laktosa yang lebih rendah dari kolostrum namun konsentrasi lemak dan Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan jumlah protein lebih tinggi. Susu Matur : susu yang keluar setelah hari ke-10 dan berwarna putih kental. menyentuh pipi dan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka mulut, kepala bayi didekatkan pada payudara. Usahakan sebagian besar areola payudara masuk kedalam mulut bayi. Setelah bayi mulai menghisap tidak perlu dipegang atau disangga. Melepas isapan bayi : Jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekutarnya. Biarkan kering dengan sendirinya. Menyendawakan bayi: bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. ASI EKSKLUSIF Teknik Menyusui Cucilah tangan sebelum meneteki. Mengoleskan ASI sedikit di putting dan sekitar areola payudara. Ibu duduk dengan kursi bersandar dan rendah atau berbaring. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara. Bayi dipegang belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi pada lengkung siku ibu, bokong ditahan dengan telapak tangan., kepala bayi tidak menengadah. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, yang satu di depan badan ibu. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudaya Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2012 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Lemak Pengertian ASI Eksklusif ASI Eksklusif / Pemberian ASI secara Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim, sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. Di atas usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan dan pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 x dari air susu sapi. Berperan dalam perkembangan otak. Mineral Protein ASI mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan mudah dicerna. Karbohidrat AIR ASI merupakan sumber air yang secara metabolik aman dan meredakan rangsangan haus bayi. ASI mengandung karbohidrat tinggi dibandingkan air susu sapi (6,5 gram%) Vitamin ASI mengandung Vitamin A, D, dan C dalam kadar yang cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan. Kalori Kalori ASI relatif rendah hanya 77 kalori/ 100 ml ASI. 90% berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 100% berasal dari protein i IBU Ba g B ASI mengandung mineral yang lengkap untuk bayi sampai umur 6 bulan. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat, Komposisi ASI Protein yi Manfaat ASI Mengurangi perdarahan dan anemia Menjarangkan kehamilan dan membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil Berat badan ibu menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil Mengurangi kemungkinan menderita kanker Meningkatkan jalinan kasih sayang Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Ba agi Manfaat Nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik serta mudah diserap Meningkatkan daya tahan tubuh dan kecerdasan Meningkatkan jalinan kasih sayang Jarang menyebabkan konstipati Mencegah karies karena mengandung mineral selenium. ASI merupakan sumber zat gizi yang ideal, berkomposisi seimbang dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. Lampiran 5. Media yang digunakan LEMBAR BALIK KELAS IBU HAMIL Cover Balikan hal 1.1 Halaman 1.1 Balikan hal 1.2 Halaman 1.2 Balikan hal 1.3 Balikan hal 1.4 Halaman 1.4 Balikan hal 1.5 Balikan hal 2.1 Halaman 2.1 Balikan hal 2.2 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Halaman 1.3 Halaman 1.5 Halaman 2.2 Balikan hal 2.3 Halama 2.3 Balikan hal 2.5 Balikan hal 2.4 Halaman 2.5 Balikan hal 2.6 Halaman 2.6 Balikan Balikan hal 3.1 Balikan hal 3.2 Halaman 3.2 Balikan hal 2.3 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Halaman2.4 Halaman 3.1 Halaman 3.3 Balikan hal 3.4 Balikan hal 4.1b Balikan hal 4.3 Halaman 5.1 Halaman 3.4 Halaman 4.1b Halaman 4.3 Balikan hal 4.1a Halaman 4.1a Balikan hal 4.2 Halaman 4.2 Balikan hal 4.4 Halaman 4.4 Balikan hal 5.1 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Halaman 5.2 Balikan hal 5.2 Halaman 5.3 Balikan hal 5.4 Halaman 5.5 Balikan hal 5.5 Balikan hal 6.1 Halaman 7.1 Balikan hal 7.1 Balikan hal 7.2 Halaman 7.3 Balikan hal 5.3 Balikan hal 7.3 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Halaman 5.4 Halaman 6.1 Halaman 7.2 Halaman 8.1 SENAM HAMIL Balikan pilihan 1 Balikan pilihan 3 Pilihan 1 Pilihan 3 Balikan pilihan 2 Pilihan 2 Balikan pilihan 4-5 Pilihan 4 Pilihan 5 Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 BUKU SENAM HAMIL Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 ALAT PERAGA Boneka bayi Model payudara Botol kaca untuk tempat ASI Perlengkapan perawatan tali pusat Perlengkapan untuk mandi Perlengkapan pakaian bayi Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012 Praktek Keterampilan Memandikan Bayi, Mengenakan Popok, Menyusui dan Senam Hamil Pengaruh kelas..., Linarsih, FKM UI, 2012