Amerika Serikat Keluar dari TPP

advertisement
Amerika Serikat Keluar dari TPP,
Tiongkok Dominasi Perdagangan Global
Senin 23/1/2017 | 00:00
http://www.koran-jakarta.com/amerika-serikat-keluar-dari-tpp--tiongkok-dominasi-perdagangan-global/
Foto : istimewa
Kesepakatan perdagangan hanya memuat kepentingan kalangan atas Washington. Tak
relevan lagi bagi RI, pemerintah mesti urungkan niat masuk dalam TPP.
WASHINGTON DC – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald John Trump, berusaha
konsisten dengan janji kampanyenya untuk membatalkan keikutsertaan AS dalam pakta
perdagangan bebas Trans-Pasifik (Trans- Pacific Partnership/TPP).
Sikap Trump itu tertuang dalam rilis yang dimuat situs Gedung Putih, seperti dikutip
Reuters di Washington DC, AS, Sabtu (21/1). Rilis yang diterbitkan setelah pelantikan
Trump menjadi Presiden ke-45 AS itu menyebutkan pemerintah AS telah menyiapkan
berbagai strategi untuk mendorong perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan
bagi warga AS.
Salah satu langkah yang akan diambil adalah menarik diri dari TPP. Pemerintah AS akan
mengambil langkah tegas bagi negara yang melanggar kerja sama perdagangan dan
merugikan tenaga kerja AS.
Trump juga akan kembali menegosiasikan kesepakatan perdagangan bebas Amerika
Utara atau North American Free Trade Agreement (NAFTA). “Strategi dimulai dengan
penarikan diri dari TPP dan memastikan setiap perjanjian baru di bidang perdagangan
harus terkait dengan kepentingan para pekerja Amerika Serikat,” sebut pernyataan itu.
1
Rilis itu juga menegaskan kesepakatan perdagangan yang dilakukan AS kini harus
benar-benar mementingkan warga negara Paman Sam.
Pemerintah AS juga tidak segan menarik diri dari kesepakatan NAFTA apabila hal ini
tidak memberikan keuntungan bagi pekerja AS. “Telah sekian lama masyarakat Amerika
Serikat dipaksa untuk menerima kesepakatan perdagangan yang hanya memuat
kepentingan orangorang kalangan atas Washington,” sebut pernyataan dari Gedung Putih
tersebut.
Sebelumnya dikabarkan, penarikan diri AS dari TPP itu dinilai sebagai sebuah
kemenangan besar bagi Tiongkok. Pengamat ekonomi dan perdagangan dari Institute for
International Economics, Gary Hufbauer, mengingatkan bahwa saat ini Tiongkok juga
tengah menjalin kerja sama dengan beberapa negara anggota TPP, yang artinya jika AS
keluar dari TPP, maka pengaruh Tiongkok atas negara-negara ini akan menjadi lebih
dominan.
Bahkan, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengeluarkan peringatan bahwa TPP akan
menjadi “tak berarti” tanpa partisipasi AS. Abe menyebut jika benar AS menarik diri
dari TPP, Jepang akan berubah haluan dengan lebih memfokuskan Jepang pada
perjanjian perdagangan baru yang melibatkan Tiongkok.
“Tak ada pilihan lain selain membuat poros perdagangan baru bersama Tiongkok melalui
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), jika TPP batal dilakukan,” ujar
Abe menanggapi sikap Trump.
Sebelum dilantik, Trump pada November 2016 mengutarakan niatnya untuk keluar dari
TPP saat ia telah menjabat sebagai presiden. Hal ini diumumkannya melalui pesan video
yang diunggahnya. Selain menarik diri dari TPP, Trump juga berjanji membatalkan
pembatasan produksi energi AS. Kemudian, ia juga hendak memotong sejumlah aturan
tentang bisnis di negara itu.
Ketidakpastian Perdagangan
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Telisa Aulia Valianty, mengemukakan
ketidakpastian perdagangan dunia bakal terjadi menyusul keputusan AS keluar dari TPP.
Sejumlah negara anggota TPP diperkirakan akan berpikir ulang, sementara Tiongkok akan
terus mengembangkan kerja sama perdagangan antarnegara Asia-Pasifik atau Regional
Comprehensive Economic Partnership (RCEP) guna memperluas pengaruhnya.
2
Telisa meminta pemerintah Indonesia menghentikan pembahasan untuk masuk dalam TPP.
Pasalnya, TPP sudah tidak relevan lagi bagi RI. Permintaan itu bukan semata-mata karena
AS memutuskan untuk keluar dari TPP setelah Trump dilantik, tetapi karena memang TPP
tidak meunguntungkan buat RI.
Menurut dia, banyak hal sensitif yang membuat Indonesia tidak tepat untuk masuk ke
TPP. Hal itu seperti masalah governance, procurement atau pengadaan barang, dan usaha
kecil menengah (UKM). “Kita fokus saja ke Asian Economic Community (AEC) dan RCEP,”
ujar dia di Jakarta, Minggu (22/1). YK/Rtr/ahm/uci/ers/WP
3
Download