ANALISIS PENDEKATAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PE.R) UNTUK MENILAI HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Tercatat di BEI Tahun 2011-2013) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh Siti Asiah 1111081000053 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M ANALISIS PENDEKATAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PE.R) UNTUK MENILAI HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Tercatat di BEI Tahun 2011-2013) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh Siti Asiah 1111081000053 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Siti Asiah 2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 10 November 1992 3. Usia : 22 tahun 4. Jenis kelamin : Perempuan 5. Alamat : Kp. Palsigunung RT 06/ RW 02 No. 31, Tugu, Cimanggis, Depok. 6. Telepon : 085695598358 7. E-mail : [email protected] 8. Agama : Islam 9. Kewarganegaraan : Indonesia 10. Status II. : Belum Menikah PENDIDIKAN 1. SDN Tugu 8 Tahun 1999-2005 2. SMPN 179 Jakarta Tahun 2005-2008 3. SMAN 64 Jakarta Tahun 2008-2011 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015 III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Kusno 2. Ibu : Syamsiah 3. Alamat : Kp. Palsigunung RT 06/ RW 02 No. 31, Tugu, Cimanggis, Depok. i ABSTRACT Each investor who invests in stocks expected capital gains, and therefore we need a method that may assist investors in assessing the stock in order to obtain the maximum capital gain. This study aimed to analyze the stock price suffered Undervalued (inexpensive) or overvalued (expensive), analyzing the differences in the calculation results with the stock price method Dividend Discounted Model (DDM) and the stock price by the method of Price Earning Ratio (PE.R). The study sample originated Property and Real Estate sectors listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2011-2013. The total sample consisted of 39 companies selected by purposive sampling technique. Data obtained from the Internet Data Exchange (IDX). This study using SPSS 22. The analysis tool used is the Kolmogorov-Smirnov normality test and test different t-test with a significant level (α = 5%). These results indicate that the company's share price the property sector and real estate are assessed using Dividend Discounted Model for the year 2011, six companies assessed undervalued (cheap) because of reasonable price stock> share price formed on the stock market, and seven companies overvalued (expensive ) because the price is reasonable stock <the company's stock price formed on the stock market. In 2012 there were three companies are undervalued (cheap) for a reasonable price stock> share price formed on the stock market, and ten companies overvalued (expensive) because the price is reasonable stock <the company's stock price formed on the stock market. Whereas in 2013 there were five companies Tajun undervalued (cheap) for a reasonable price stock> share price formed on the stock market and the eight companies overvalued (expensive) because the price is reasonable stock <the company's stock price formed on the stock market. The company's stock price of property and real estate sector are assessed using methods Price earning ratio year period 2011-2013 almost all company property and real estate sector experienced a stock position undervalued (cheap) for a reasonable price stock> share price formed on the stock market, only there is one company that is experiencing overvalued (expensive) because the price is reasonable stock <the company's stock price formed on the stock market in 2013, namely PT Jaya Real Property Tbk. Reasonably priced stock using the Dividend Discount Model has no significant difference on the price of the stock fair price earning ratio method. Key word: Stock valuations, Dividend Discount Models, Price Earning Ratio. ii ABSTRAK Setiap investor yang berinvestasi di saham mengharapkan capital gain, maka dari itu diperlukan suatu metode yang dapat membantu investor dalam menilai saham agar dapat mendapatkan capital gain yang maksimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis harga saham yang mengalami Undervalued (murah) atau Overvalued (mahal), menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga saham dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) dan harga saham dengan metode Price Earning Ratio (PE.R). Sampel penelitian ini berasal sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 20112013. Total sampel terdiri dari 39 perusahaan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari Internet data Exchange(IDX). Penelitian ini menggunakan software SPSS 22. Alat analisis yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji beda t-Test dengan tingkat signifikan (α = 5%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga saham perusahaan sector property dan real estate yang dinilai menggunakan metode Dividend Discounted Model untuk tahun 2011, enam perusahaan dinilai undervalued (murah) karena harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham dan tujuh perusahaan overvalued (mahal) karena harga wajar saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham. Pada tahun 2012 terdapat tiga perusahaan undervalued (murah) karena harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham dan sepuluh perusahaan overvalued (mahal) karena harga wajar saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham. Sedangkan pada tajun 2013 terdapat lima perusahaan undervalued (murah) karena harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham dan delapan perusahaan overvalued (mahal) karena harga wajar saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham. Harga saham perusahaan sector property dan real estate yang dinilai menggunakan metode Price earning ratio periode tahun 2011-2013 hampir seluruh perusahaan sector property dan real estate mengalami posisi saham undervalued (murah) karena harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham, hanya terdapat satu perusahaan yang mengalami overvalued (mahal) karena harga wajar saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham pada tahun 2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk. Harga wajar saham menggunakan metode Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang signifikan terhadap harga wajar saham menggunakan metode Price Earning ratio. Kata Kunci: Valuasi Saham, Dividen Discount Model, Price Earning Ratio. iii KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya. Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terimakasih kepada : 1. Orang tua tercinta, bapak saya Kusno dan ibu saya Syamsiah yang telah memberikan dukungan terbaiknya baik berupa moril maupun materil dan doa yang selalu menyertai untuk penulis. Segala sesuatu yang kalian berikan tidak akan tergantikan oleh apapun. 2. Segenap keluarga besar yang telah menyemangati penulis dengan doa yang tak henti. Terutama kepada adik saya Triwahyu Hidayati dan kakak saya Reni Oktiawati beserta keluarga besar yang lain. 3. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Titi Dewi Warnida,S.Ag., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Ahmad Rodoni, Prof. Dr., MM selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi. 6. Ibu Amalia, M.S.M,selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama penulis dalam masa perkuliahan. iv 8. Semua teman-teman Manajemen angkatan 2011, khususnya Manajemen B, Siti Syifa Amalia, Bingah Pangesti Putri, Musyrifah Ratnasari, Suci Romadhona, Puti Khalidia Syadzarin, Abi Nubli Aufar, Gunawan Widiyono dan Manajemen Keuangan, Aditya Pratama, Novian Adi Nugraha, dan yang lainnya, yang mendukung dan membantu proses penulisan skripsi, senang telah menjadi bagian hidup dari kalian semua. Terimakasih telah berbagi waktu dan belajar bersama dalam berbagai keadaan selama masa perkuliahan. 9. Sahabat-sahabat Nathya Chairani, Risma Fauziyah Ramadani, Safira Selviana Yusko, Kattya Fitriyani, Fikry Zakia, Deny Setiawan, Fajar Wahyudin, Ahmad Risandi, Muhamad Arif Furqon, Johan Sulistyo, Yesaya Hebbi, Robertus Christianto Wibisono, Superyadi Syahputra, Takai Satria Utama yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dan mendukung dalam proses penulisan skripsi. 10. KKN KITA 2014, Sheren Utari, Khariroh Maknunah, Ayi Fakhrotun Nisa, Siti Nenden Fauziah, Nur Fika, Citra Kenanga, Eko Siswandanu, Wiza Walady, Zahid Shibghotulloh, Aang Anwar, Halim Pratama, Ghiyats Hanif Iskandar, Awwam Nuryadin, Gini Abdussalam yang selalu memberikan semangat, dukungan dan berjuang bersama- sama dalam menyelasaikan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis menerima segala bentuk masukan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tangerang, 17 September 2015 Penulis v DAFTAR ISI Halaman COVER COVER dalam LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Saham 1. Konsep Saham 2. Harga Pasar B. Penilaian Harga Pasar 1. Konsep Penilaian Harga Saham 2. Analisis Fundamental C. Penelitian Terdahulu D. Kerangka Penelitian E. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Mencari Nilai Intrinsik Saham D. Metode Pengujian Data 1. Analisis Statistik a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov b. Uji Beda t-Test c. Uji Statistik BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian vi i ii iii iv vi viii ix x 1 1 12 13 13 15 15 15 16 17 17 20 28 33 34 35 35 36 37 38 43 43 43 44 45 46 46 46 2. Profil Perusahaan B. Analisis Uji Statistic Deskriptif C. Penilaian Intrinsik Saham D. Analisis Uji Normalitas Kolmogoror-Snirnov E. Hasil Uji Beda t-Test BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii 47 52 59 73 75 78 78 79 81 84 DAFTAR TABEL No. Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Table 4.8 Table 4.9 Tabel 4.10 Table 4.11 Table 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Keterangan Halaman Penelitian Terdahulu Daftar Sampel Penelitian Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) Deskripsi Rata-rata Earning Per Share Deskripsi Rata-rata Dividend Per Share Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio Tingkat Perumbuhan Saham yang Diharapkan Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) Estimasi Deviden Yang Diharapkan Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividend Discounted Model contant growth Estimasi Earning Per Share yang diharapkan Price Earning Ratio (PE.R) Nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Ratio (PE.R) Nilai Intrinsik saham menggunakan Dividen Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio Hasil uji beda t-Test harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model dan harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio viii 28 37 53 54 56 57 59 60 62 64 68 69 70 71 74 74 76 DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Gambar 1.1 Perusahaan Pertambangan yang Mengalami Peningkatan Harga Saham Pada Tahun 2011- 2013 Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 9%- 30% Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 31%- 40% Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 41%- 60% Kerangka penelitian (41) Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 2.2 Halaman ix 8 9 10 11 35 DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman Lampiran 1 Perusahaan Property dan Real Estate yang mengalami peningkatan rata- rata harga saham sebesar 9%- 30% selama 2011-2013 Lampiran 2 Perusahaan Property dan Real Estate yang mengalami peningkatan rata- rata harga saham sebesar 31%- 40% selama 2011-2013 Lampiran 3 Perusahaan Property dan Real Estate yang mengalami peningkatan rata-rata harga saham sebesar 41%- 60% selama 2011-2013 Lampiran 4 Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) Perusahaan Property dan Real Estate Lampiran 5 : Deskripsi Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Property dan Real Estate Lampiran 6 Deskripsi Rata-rata Dividend Per share Lampiran 7 Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio Lampiran 8 Tingkat Perumbuhan Saham yang Diharapkan Lampiran 9 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) Lampiran 10 Estimasi Deviden Yang Diharapkan Lampiran 11 Nilai intrinsic saham dengan menggunakan metode Dividend Discounted Model contant growth Lampiran 12 Estimasi Earnings Per Share yang diharapkan Lampiran 13 Price Earning Ratio (PE.R) Lampiran 14 Nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Ratio (PE.R) Lampiran 15 Nilai Intrinsik saham menggunakan DDM dan PER Lampiran 16 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model Lampiran 17 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio Lampiran 18 Hasil uji beda t-Test harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model dan harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio x 85 85 85 86 86 88 88 89 90 91 91 92 93 93 94 95 96 96 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana- dana jangka panjang. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek- efek perdagangan yang disebut bursa efek. Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistim yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung maupun dengan melalui wakil- wakilnya (Dewi Astuti, 2004: 48). Salah satu instrument yang banyak digemari di pasar modal adalah saham. Saham menurut Dewi Astuti (2004:49) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham adalah sekuritas yang paling sering diperdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama yang paling sering diperdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Investor yang menginvestasikan dananya di saham, tentunya mempunyai harapan yang sama jika diinvestasikan pada instrument investasi lainnya, yaitu harapan surplus/ profit (untung) dari hasil investasinya tersebut. Ada dua keuntungan yang diterima oleh investor apabila berinvestasi di saham, yaitu berupa dividend dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan capital gain adalah selisih antara harga beli dengan harga jual (Martalena dan Maya, 2011:13). Selain itu, untuk berhasil 1 dalam berinvestasi di saham, tidak perlu IQ tinggi, karena menurut Warren Buffet (2006) bahwa apa yang dibutuhkan dalam berinvestasi di saham adalah sebuah kerangka pemikiran untuk membuat keputusan dan kemampuan menjaga emosi dari kerangka tersebut. Maksudnya adalah sangat diperlukan sebuah kerangka analisis sehingga investor mempunyai alasan yang jelas dan rasional terhadap saham yang akan dibeli, dan tentunya selalu disiplin atas apa yang sudah dirancangkan, serta meredam faktor emosi dalam membuat sebuah keputusan investasi. Beragamnya pembeli dan penjual di bursa saham, sehingga mengakibatkan semakin banyak pula persepsi akan penilaian suatu saham, sehingga mengakibatkan perbedaan penilaian harga saham tersebut. Oleh karena itu, harga saham yang terjadi di bursa bisa saja dinilai terlalu mahal, namun dapat pula sebaliknya. Dalam berinvestasi di saham tentunya investor dapat berekspetasi dalam meramalkan harga saham yang akan terbentuk di masa depan. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah metode analisis yang dapat mendukung harapan investor tersebut. Selain itu metode analisis ini juga bermanfaat untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan- kemungkinan yang dapat terjadi, maksudnya adalah dengan menggunakan metode analisis saham, apabila hasil penilaian saham trsebut positif, maka investor dapat lebih yakin terhadap ekspetasi ke depan saham tersebut, dan apabila hasil penilaian negative maka investor dapat memperkecil kemungkinan kerugian yang akan timbul jika membeli saham tersebut. 2 Motivasi untuk melakukan valuasi saham menurut Scott Hoover (2006) sangatlah beragam. Selain untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan, dapat pula untuk menetapkan kebijakan ekonomi yang efektif, ataupun untuk memahami lebih baik dalam mengelola perusahaan, serta dapat bermanfaat untuk menyampaikan informasi yang akurat untuk public. Selain itu, bermacam- macam pula orang yang menggunakan valuasi saham, mulai dari orang dalam perusahaan yang mengelola perusahaan hingga ekonom yang mengelola perusahaan. Ada dua jenis metode analisis yang sering digunakan dalam menilai harga saham. Pertama adalah analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan studi tentang tindakan atau aksi pasar, dengan bantuan grafik- grafik tertentu. Analisis ini dibuat dengan melihat keadaan harga, fluktuasi pasar serta analisis perkiraan (estimasi) menggunakan pola yang dibentuk oleh grafik dan atau perhitungan matematis mengenai pergerakan harga di waktu yang akan datang (Ahmad Rodoni, 2005:4). Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap instrument investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati- hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:1). Manfaat dari analisis fundamental adalah untuk menentukan berapa nilai intrinsik sebuah saham. Untuk setiap investor tertentu, perkiraan nilai intrinsik merupakan refleksi dari nilai sebenarnya dari 3 suatu aset. Hal tersebut dikarenakan pencarian nilai intrinsik saham berdasarkan pada informasi- informasi yang tersedia, baik itu eksternal (IHSG, Inflasi, PDP) maupun internal (laporan keuangan perusahaan, kebijakan- kebijakan perusahaan, dll). Setelah mendapatkan nilai intrinsik saham tersebut, kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan harga yang terbentuk di bursa. Apabila yang terjadi adalah nilai intrinsik saham lebih kecil daripada harga yang terbentuk di bursa maka kondisi tersebut dinamakan saham tersebut overvalued (mahal). Begitupula sebaliknya, jika nilai intrinsik saham tersebut ternyata lebih besar daripada harga saham tersebut di bursa, kondisi tersebut dinamakan saham tersebut undervalued (murah). Jika sudah diketahui apakah saham tersebut murah, wajar ataukah mahal, maka investor dapat lebih yakin untuk menentukan keputusan investasinya, apakah sahamnya ingin dibeli, ditahan atau dijual. Dalam mencari nilai dari saham tersebut dibutuhkan suatu metode valuasi. Penilaian adalah proses untuk menentukan nilai dari suatu aktiva pada suatu waktu tertentu dengan mempertimbangkan risiko dan pengembaliannya (Sundjaja et al., 2010:103). Saat ini ada beberapa metode valuasi yang berguna untuk mempermudah investor dalam menganalisis saham, salah satunya adalah pendekatan dengan metode Relative Valuation Technique, yakni Price earning Ratio (PE.R). Dibandingkan dengan dua pendekatan sebelumnya, pendekatan PER lebih baik karena model PER ini sudah mempertimbangkan 4 ekspetasi laba di masa yang akan datang (Arifin Zaenal,2005:152). Selain itu ada pendekatan dengan metode DCF (Discounted Cash Flow Model), yakni Dividend Discount Model (DDM) pertumbuhan dividen adalah tetap untuk selamanya. Oleh karena itu model penilaian ini menggunakan pertumbuhan dividen yang tetap untuk selamanya, model ini lebih tepat digunakan untuk penilaian harga saham perusahaan yang pertumbuhannya relative stabil (Damodaran, 2002:208). Dividend Discount Model (DDM) pertumbuhan konstan DDM pertumbuhan konstan merupakan metode penilaian harga saham yang mengasumsikan harga saham setara dengan jumlah seluruh pembayaran dividen masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang. Definisi dan perhitungan kedua metode tersebut berbeda dan tidak berhubungan, namun apakah benar rata-rata kedua metode tersebut berbeda atau tidak secara statistik. Menurut Charumathi (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “The Reabilty Of Dividend Disount Model In Valuation Of Bank Stocks At The Bombay Stock Exchange”, menyimpulkan Hasil dari penelitian ini yaitu dari 14 perusahaan yang diteliti, hanya empat perusahaan yang menunjukkan perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Dividend Discount Model tidak dapat diandalkan oleh perusahaan dalam penilaian saham bank mereka di BSE. Penelitian yang dilakukan oleh Radim Gottwald (2012), yang berjudul “The Use of the P/E Ratio to Stock Valuation”, menyimpulkan bahwa 5 Menggunakan P / E rasio, metode ini memungkinkan penilaian saham tertentu. Teknik ini memungkinkan lagi-list model covenient. Beberapa uji statistik yang digunakan dalam penerapan metode pada data real andal membuktikan kemampuan metode untuk valuate saham. P / E ratio termasuk jenis khusus milik antara indikator penting yang digunakan tidak hanya dalam dasar analisis untuk memperkirakan nilai intrinsik saham. Penelitian yang dilakukan oleh Cameron Truong (2009), yang berjudul “Value investing using price earnings ratio in New Zealand”, menyimpulkan bahwa saham dengan P/E undervalued mengungguli saham P/E overvalued di Selandia Baru. Investor harus menyadari bahwa portofolio P/E rendah dapat sangat didiversifikasi portofolio ini mungkin berisi beberapa saham dari sektor yang sama dengan P/E rendah. Akhirnya, P/E cut-off tingkat harus dipilih tergantung pada berapa banyak saham investor ingin di portofolio dan P/E rata-rata di pasar pada saat itu. Penelitian yang dilakukan oleh Tobias Olweny (2011), yang berjudul “The reability of Dividend Discount model in Valuation of Common Stock at The Nairobi Stock Exchange” menyimpulkan Uji signifikansi menunjukkan bahwa dari delapan belas perusahaan yang diteliti, hanya tiga menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu menyimpulkan bahwa diskon Model dividen tidak dapat diandalkan dalam penilaian saham biasa di Bursa Efek Nairobi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, hanya ada perbedaan sampel penelitian dan periode penelitian. Penelitian ini 6 menggunakan sampel perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011- 2013. Sektor property dan real estate menjadi pilihan peneliti sebagai objek penelitian. Alasan peneliti memilih sektor tersebut karena sektor property dan real estate kinerja sahamnya yang mengalami pertumbuhan sangat pesat seperti yang diungkapkan Indonesia Daily “kinerja saham property dan kostruksi pada Januari-Mei 2013 sangat cemerlang, tumbuh 73,11% atau tertinggi dibursa efek Indonesia (BEI)”. Selain itu dibandingkan dengan sektor lain, perusahaan sektor Property dan Real Estate ada 14 perusahaan yang mengalami peningkatan harga saham pada tahun 2011-2013. Sedangkan seperti sektor pertambangan, hanya ada dua perusahaan yang mengalami peningkatan harga saham pada tahun 2011-2013. Pada perusahaan sektor pertambangan hanya ada dua perusahaan yang mengalami peningkatan harga saham pada tahun 2011-2013, yaitu pada perusahaan PT Cita Mineral Investindo Tbk yang mengalami peningkatan rata- rata harga saham sebesar 19, 23% dan perusahaan PT Eatertainment International Tbk mengalami peningkatan rata- rata harga saham sebesar 44,5%. 7 Gambar 1.1 Perusahaan Pertambangan yang Mengalami Peningkatan Harga Saham Pada Tahun 2011- 2013 Nilai Saham (Rp) Perusahaan Pertambangan yang Mengalami Peningkatan Harga Saham Pada Tahun 2011- 2013 7000 6500 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 5899.985 3650.01 PT Eatertaintment International Tbk 648.8895 315 315 390 2011 2012 2013 PT Cita Mineral investindo Tbk Tahun Sumber: Yahoo.finance.com Berikut adalah perusahaan property dan real estate yang mengalami peningkatan harga saham selama 2011-2013. 8 Gambar 1.2 Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Ratarata Harga Saham Sebesar 9%- 30% Nilai Saham (Rp) Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 9%30% 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2700 2000 1500 1550 1000 500 490 265 89 0 225 2011 4900 3500 1550 610 335 325 143 2012 PT Plaza Indonesia Realty Tbk 1920 PT Ciputra Property Tbk 620 450 340 150 PT Indonesia Prima Property Tbk 2013 Tahun PT Duta Graha Indah Tbk Sumber: Yahoo.finance.com Dari grafik diatas dapat diketahui perusahaan property dan real estate yang mengalami kenaikan rata- rata harga saham sebesar 9%- 30% selama tahun 2011- 2013 yaitu perusahaan PT Plaza Indonesia Realty Indonesia Tbk yang mengalami kenaikan rata- rata harga saham sebesar 9,63%, PT Ciputra Property Tbk sebesar 10,64%, PT Indonesia Prima Property Tbk sebesar 11,18%, kemudian PT Roda Vivatex Tbk sebesar 25,71%, dan PT Royal OAK Development Asia Tbk sebesar 29,27%. 9 Gambar 1.3 Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Ratarata Harga Saham Sebesar 31%- 40% Nilai Saham (Rp) Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 31%- 40% 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 4875 4475 Pt Duta Pertiwi Tbk 3200 2850 PT Lippo Cikarang Tbk 1800 1790 1160 610 485 820 2011 2012 PT Wijaya Karya (Perseo) Tbk PT Pembangunan Perumahan(Persero) 2013 Tahun Sumber: Yahoo.finance.com Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui perusahaan property dan real estate yang mengalami peningkatan rata- rata harga saham selama 20112013 yaitu PT Duta Pertiwi yang mengalami peningkatan rata-rata harga saham sebesar 36,57%, PT Lippo Cikarang Tbk sebesar 39,21%, kemudian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 32,28%, dan PT Pembangunan Perusahaan (Persero) sebesar 35,08%. 10 Gambar 1.4 Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Ratarata Harga Saham Sebesar 41%- 60% Nilai Saham (Rp) Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 41%- 60% 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 8300 PT Fortune Mate Indones'a Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk 2700 660 500 103 59 2011 830 660 235 150 2012 385 285 2013 PT Laguna Cipta Griya Tbk PT Danayasa Arthatama Tbk Tahun Sumber: Yahoo.finance.com Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui perusahaan property dan real estate yang mengalami kenaikan rata- rata harga saham selama 20112013 yaitu PT Fortune Mate Indonesia yaitu sebesar 47,56%, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk yaitu mengalami peningkatan rata- rata harga saham sebesar 46,02%, kemudian PT Laguna Cipta Griya Tbk yaitu sebesar 54,01%, dan PT Danayasa Arthama Tbk yaitu mengalami kenaikan rata- rata harga saham sebesar 54,51%. 11 Berdasarkan ketiga grafik diatas dapat diketahui pula pada tahun 20112012, PT Lippo Cikarang Tbk mengalami peningkatan harga saham tertinggi yaitu sebesar 44,06%. Pada tahun 2012-2013, perusahaan yang mengalami peningkatan harga saham tertinggi yaitu PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk sebesar 92,05%. Sedangkan perusahaan yang mengalami peningkatan rata- rata harga saham tertinggi selama tahun 2011-2013 yaitu PT Danayasa Arthama Tbk yaitu mengalami kenaikan rata- rata harga saham sebesar 54,51%. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka skripsi ini diberi judul “Analisis Pendekatan Metode Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) untuk Menilai Harga Saham (Studi pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Tercatat di BEI Tahun 2011-2013) ”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan beberapa maslah yang nantinya akan dikaji pada penelitian ini agar tidak ada pembahasan yang keluar dari judul. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah harga saham yang dinilai dengan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) mengalami undervalued (murah) atau overvalued (mahal) jika dibandingkan dengan harga yang terbentuk di pasar saham? 12 2. Apakah harga saham yang dinilai dengan Dividend Discount Model (DDM) memiliki beda dengan harga saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio (PE.R)? C. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian ini untuk melihat: 1. Menganalisis harga saham mengalami Undervalued (murah) atau Overvalued (mahal) dari nilai intrinsik yang diperoleh jika dibandingkan dengan harga yang terbentuk di pasar saham. 2. Menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga saham dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) dan harga saham dengan metode Price Earning Ratio (PE.R). D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti/ Akademisi Sebagai pelengkap, penambah, dan pembanding hasil-hasil penelitian yang telah ada, sehingga menambah referensi dan memberikan landasan pijak untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini dapat membantu manajer perusahaan dalam mengevaluasi harga saham perusahaan sehingga perusahaan dapat memahami lebih baik dalam mengelola perusahaan, menyampaikan informasi yang akurat untuk publik sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan dan meminimalisir kerugian bagi perusahaan. 13 3. Investor Sebagai tambahan referensi bagi investor dan calon investor dalam menentukan nilai wajar saham yang tepat, sehingga mendapatkan capital gain yang maksimal agar tidak terjadi risiko yang terlalu banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 A. Saham 1. Konsep Saham Menurut Tandelin (2010:32), saham adalah surat bukti bahwa kepemilikan atas aset perusahaan yang menerbitkan saham . Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Sundjaja et al., 2010:114). Saham menunjukksn bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik suatu saham perusahaan, disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan (Husnan, 2001:285). Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Martalena & Maya, 2011:12). Menurut Dewi Astuti (2014: 49), saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham adalah sekuritas yang paling sering diperdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama yang paling sering diperdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Saham menurut 15 Sunariyah (2006:47) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut saham dapat dikatakan sebagai surat bukti pemilikan terhadap sebagian modal atas perseroan terbatas. Bagi investor, dengan memiliki surat bukti tersebut berarti ia sebagai pemilik perusahaan yang menerbitkan sutrat bukti tersebut dalam hal ini saham. Hal tersebut disebabkan karena untuk mendapatkan surat bukti tersebut investor mengeluarkan dananya yang digunakn untuk kegiatan usaha perusahaan. Oleh karena itu, saham dapat pula dikatakan sebagai tanda penyertaan modal. Imbalan atas modal yang disertakan pada perusahaan tersebut, investor berhak atas dividend atau yang lainnya yang proforsinya sesuai dengan modal yang disetor pada perusahaan. 2. Harga Saham Menurut Kodrat dan Indonanjaya (2010:1) dalam med press team work,1998), harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham. Menurut Martalena dan Maya (2011:57), nilai dari suatu saham dapat memiliki empat konsep, yaitu: a. Nilai nominal Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan akuntansi dan hukum. Nilai ini diperlihatkan pada neraca 16 perusahaan dan merupakan modal disetor penuh dibagi dengan jumlah saham yang sudah diedarkan. b. Nilai buku per lembar saham Nilai buku per lembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih per lembar saham yang merupakan nilai ekuitas dibagi dengan jumlah lembar saham. c. Nilai pasar Nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terbentuk di bursa saham. d. Nilai inrinsik Merupakan harga wajar saham yang mencerminkan harga saham yang sebenarnya. Nilai intrinsik ini merupakan nilai sekarang dari semua arus kas di masa mendatang (yang berasal dari capital gain dan dividen). B. Penilaian Harga Saham 1. Konsep Penilaian Harga Saham Penilaian saham bertujuan untuk memaksimalkan return dan meminimalkan risiko investasi saham sehingga seorang investor harus melakukan analisis penilaian kewajaran harga saham terlebih dahulu terhadap saham–saham yang akan dipilihnya untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan dan disesuaikan dengan harga saham tersebut. Salah satu indikator 17 yang sering dijadikan fokus oleh para investor dalam berinvestasi adalah dengan melihat pergerakan harga atau nilai saham dipasar. Penilaian adalah proses untuk menentukan nilai dari suatu aktiva pada suatu waktu tertentu dengan mempertimbangkan pengembaliannya (Sundjaja et al., 2010:103). Menurut risiko dan Tandelilin (2010:301) penilaian saham akan menghasilkan informasi tentang nilai intrinsik yang selanjutnya akan dibandingkan dengan harga pasar saham untuk menentukan posisi jual atau beli terhadap suatu saham perusahaan. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya atau yang seharusnya terjadi, nilai ini ditentukan oleh beberapa faktor fundamental berupa data keuangan historis perusahaan. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang di tunjukkan oleh harga saham pada periode tertentu di bursa efek.Secara umum, tujuan analisis investasi merupakan hal yang mendasar untuk diketahui oleh para pemodal, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para pemodal akan mengalami kerugian (Sunariyah, 2006:168). Kerugian yang dimaksud adalah saat investor salah memperkirakan dan mengidentifikasi harga saham (misprice). Penilaian saham sangat diperlukan untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat kesalahan dalam mengidentifikasi harga saham. Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar 18 modal guna menentukan saham atau melakukan portofolio yang dapat memberikan return paling optimal. Menurut Husnan (2001:290), penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel- variabel ekonomi tersebut seperti misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba, dan sebagainya. Berdasarkan pernyataan tersebut penilaian saham adalah proses menentukan apakah harga pasar saham wajar saat dibandingkan dengan nilai intrinsik saham tersebut. Menurut Husnan (2001: 288), analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (instrinsic value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut. 1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. 19 2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karenanya seharusnya dijual. 3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. 2. Analisis Fundamental Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap instrument investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu anlisis yang sangat hati- hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:1). Analisis fundamental merupakan suatu metode yang mengukur nilai asset pada saat ini dan waktu yang akan datang berdasarkan kondisi internal asset, ekonomi, politik dan lingkungan lainnya yang mempengaruhi permintaan dan penawaran atas asset tersebut (Ahmad Rodoni, 2005:2). Analisis fundamental, analisis ini menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsic (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsic suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum (Abdul Halim, 2005:21). Analisis fundamental mempraktikan harga saham di masa yang akan 20 datang dengan mengestimasi nilai faktor- faktor fundamental yang memengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel- variabel tersebut (Martalena dan Maya, 2011:47). Menurut Suad Husnan (2001:315), analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Sedangkan menurut Sunariyah (2006:169) menyatakan bahwa analisis ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa tiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Terdapat dua pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan nilai sekarang dan pendekatan laba atau Price Earning Ratio (PER). a. Pendekatan Nilai Sekarang Pendekatan nilai sekarang menganalisis harga saham berdasarkan harga saham saat ini adalah sama dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham (Sharpe, 2006). 21 1) Dividend Discount Model (DDM) Pertumbuhan Konstan (Constant Growth) Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki tahap kedewasaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:275). DDM pertumbuhan konstan merupakan metode penilaian harga saham yang mengasumsikan harga saham setara dengan jumlah seluruh pembayaran dividen masa depan yang penilaian didiskontokan harga saham ke nilai sekarang. menggunakan Formula DDM pertumbuhan konstan yaitu: Nilai intrinsik = D1 r-g Sumber: Damodaran (2002:206) Keterangan: D1 = Dividen pada tahun 2013 r = Required return on equite g = Pertumbuhan Beberapa perusahaan memilih kebijakan dividen yang meningkat secara tetap, dengan demikian dividen yang dibagikan akan meningkat setiap periodenya dengan tingkat 22 kenaikkan yang sama. Dalam keadaan demikian rumus penilaian saham yang dipakai adalah: (Dewi Astuti, 2004:93) P0 = D1 ks – g Rumus penilaian saham untuk constant growth cukup terkenal dan dikenal sebagai rumus Gordon Model. Jika dividen diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke waktu, maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut (Atmaja, 2008:101). Jika g adalah konstan, dan Ks > g, maka P0 = D0 (1+g) ks – g = D1 ks – g Dimana: Po = Nilai/ harga saham biasa pada t = 0 D0 = Dividen terakhir yang dibagikan (dividen yang telah berlaku, tidak akan kita terima jika kita membeli saham sekarang/ pada t = 0). g = growth atau tingkat pertumbuhan dividen. ks = Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham tersebut 23 Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki tahap kedewasaan. Jika dividen diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke waktu, maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut: (David dan Kurniawan, 210:275). Po = D1/(1+Ks)1 + D2/(1+Ks)2 + …. + D∞/(1+Ks)∞ Po = {D0 (1+g)1/(1+ks)1} + {D0(1+g)2/(1+Ks)2} + … + {D0 (1+g) D∞/(1+ks)∞} Po = ∑∞ t 1 D0 (1+g) / (1+ks ) Asumsi-asumsi Dividen Discounted Model (DDM) (Husnan, 2001,293) a. Tidak semua laba dibagi, tetapi ada sebagian ditahan. Proporsi laba yang ditahan (diberi notasi b) diasumsikan konstan. b. Laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali tersebut bisa menghasilkan tingkat keuntungan, disebut Return On Equity, sebesar R. c. Sebagai akibat dari asumsi-asumsi tersebut, maka laba per lembar saham (=E) dan juga dividen (=D) meningkat sebesar bR. Peningkatan ini kita beri notasi g. Dengan kata lain g=bR. 24 Dengan menggunakan asumsi tersebut maka, P0 = D1/(r-g) Model peretumbuhan kontan (constant growth model) karena diasumsikan pertumbuhan laba (dan juga dividen) meningkat secara konstan. Bagi perusahaan yang beroperasi pada industri yang telah berada pada tahap maturity (kedewasaan) pada siklus kehidupan produk, penggunaan model ini mungkin cukup memadai untuk menaksir nilai intrinsik saham (Husnan, 2001:294). Syarat-syarat saham dengan pertumbuhan konstan (Brimingham, 2006:417). 1. Dividen diharapkan akan tumbuh selamanya dengan tingkat yang konstan, g. 2. Harga saham diharapkan akan tumbuh dengan tingkat yang sama. 3. Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan. 4. Imbal hasil keuntungan modal yang diharpkan adalah juga konstan, dan nilainya sama dengan g. 5. Total tingkat pengembalian yang diharapkan, k, adalah sama dengan imbal hasil dividen yang diharapkan plus tingkat pertumbuhan yang diharapkan: k= imbal hasil dividen + g. 25 Model constant growth merupakan model penilaian saham yang paling banyak dikutip. Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan akan tumbuh konstan selamanya. Tingkat pertumbuhan konstan yang dinotasikan dengan g diasumsikan lebih kecil dibandingkan dengan required return, ks. dengan karakteristik dividen seperti ini maka formula akan menjadi (Zaenal Arifin, 2005:150) P0 = D0 (1+g)1 ks – g = D1 ks – g b. Pendekatan Laba Selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai intrinsik saham dapat juga menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Dengan penggunaan metode Relative Valuation Techniques. Melalui pendekatan ini, penulis menggunakan metode Price Earnings Ratio (PE.R). 1) Price Earning Ratio (PE.R) Menurut Darmadji et al., (2006:198), Price Earning ratio (P/E Ratio) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Misalnya, jika suatu saham memiliki PER sebesar 10 kali, berarti pasar menghargai 10 kali atas 26 kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Bagi investor, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah. Selain itu, price earning ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Rumus P/E Ratio dapat djelaskan sebagai berikut : PER = (D1/E1) (k-g) Dimana: D1/E1 = Rasio pembayaran dividen terhadap earnings (disebut dividend payout ratio) k = tingkat keuntungan yang diharapkan g = tingkat pertumbuhan dividen normal Rumus di atas menunjukkan faktor-faktor yang menentukan besarnya P/E Ratio, yaitu: a) P/E Ratio berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings (dividend payout ratio). b) P/E Ratio berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan. c) P/E Ratio berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen. 27 Metode laba atau Price Earnings Ratio (PER) merupakan metode yang menggunakan nilai earnings untuk estimasi nilai intrinsic. Metode PER disebut juga dengan metode multiplier, dalam metode ini investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earnings yang tercermin dalam harga suatu saham (Tandelilin, 2010:320). PER = (D1/E1) (k-g) Sumber: Tandelilin (2010:375) Dimana: D1 = Estimasi deviden tunai/ DPS E1 = Estimasi EPS k = tingkat return yang diharapkan investor g = Expected earnings growth C. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1 Nama Peliti Ananda Rizky (2014) Judul Penelitian Penilaian Harga wajar Saham Dengan Realative Valuation Techiques PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Sampel Alat Penelitian PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Analisis deskriptif, uji normalitas, kolmogorov smirnov dan uji beda t-test Hasil PT Bank Mandiri, Tbk, harga saham dari tahun 2009 sampai dengan 2012 lebih besar dari harga wajar yang dinilai dengan Price Earning Ratio maupun Price Book Value Ratio. Pada PT Bank 28 2 Charumathi (2014) The Reabilty Of Dividend Disount Model In Valuation Of Bank Stocks At The Bombay Stock Exchange 14 bank yang termasuk dalam BSE Bankex. 3 Dewi, Rustam, Nila (2014) Penerapan Analisis Fundamental Untuk Penilaian Kewajaran Harga Saham dan Keputusan Investasi Dengan Perusahaan subsektor cosmetic and household yaitu MRAT, TCID dan t– test Rakyat Indonesia, Tbk, harga saham tahun 2009 sampai dengan 2012 lebih besar dari harga wajar yang dinilai dengan Price Earning Ratio maupun Price Book Value Ratio. Hasil pengujian pada signifikansi perbedaan menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan antara harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio dan Price Book Value Ratio terhadap harga saham terdapat pada PT Bank Mandiri, Tbk. Dan pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk juga terjadi perbedaan yang signifikan antara harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio maupun Price Book Value Ratio terhadap harga saham. Hasil dari penelitian ini yaitu dari 14 perusahaan yang diteliti, hanya empat perusahaan yang menunjukkan perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Dividend Discount Model tidak dapat diandalkan oleh perusahaan dalam penilaian saham bank mereka di BSE tahun 2010 saham TCID berada dalam keadaan undervalued sehingga keputusan yang diambil adalah mem beli atau menahan saham tersebut apabila telah 29 Metode Price Earning Ratio (PER) (Studi Pada Perusahaan Cosmetic And Household Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012 ) UNVR 4 Oky, Suhandak, Sri (2014) Penerapan Metode Diskonto Dividen Dengan Model Pertumbuhan Konstan dan Metode Price Earning Ratio (PER) Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai dasar Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20092012) 8 Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponenn ya di Bursa Efek Indonesia 5 Ulfa Yulfita (2013) Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur Yang 14 Sektor yang terdaftar di dimiliki. Tahun 2011 saham MRAT, TCID dan UNVR dalam keadaan overvalued sehingga keputusan yang diambil adalah menjual atau menahan untuk tidak membeli saham tersebut. Sedangkan tahun 2012 saham MRAT dan UNVR berada dalam kondisi undervalued sehingga keputusan yang diambil adalah membeli atau menahan saham tersebut apabila telah dimiliki Metode Diskonto Dividen dengan Model Pertumbuhan Konstan menunjukkan bahwa seluruh sampel penelitian berada pada posisi undervalued, keputusan investasi yang tepat adalah membeli saham-saham tersebut. Kedua, Metode Price Earning Ratio (PER) menunjukkan bahwa saham GJTL dan saham SMSM berada pada posisi overvalued, keputusan investasi yang tepat adalah menjual kedua saham tersebut. Saham ASII, AUTO, BRAM, GDYR, TURI dan UNTR berada pada posisi undervalued, keputusan investasi yang tepat adalah membeli saham-saham tersebut Kedua metode yang digunakan untuk menghitung harga 30 6 Radim (2012) Gottwald 7 Marmono Singgih (2012) Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 2011) Bursa efek Indonesia periode 2009- 2013 The Use of the P/E Ratio to Stock Valuation Harga saham di Standard & Poors Cox-Pesaran-, DavidsonMacKinnondan MizonTes Richard “Penilaian Kewajaran Harga Saham Sebagai Pertimbangan Investasi di Bursa Efek Indonesia” 30 Saham yang listed di Bursa Efek Indonesia regresi crosssection wajar per lembar saham yang diterbitkan setiap sektor tidak terlalu memiliki perbedaan harga, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perbandingan harga wajar saham dengan harga pasar saham, hal ini sebetulnya dapat menjadi perhatian bagi investor dan perusahaan pada posisi harga yang mana keputusan untuk membeli ataupun menjual sahamnya. Menggunakan P/E rasio, metode ini memungkinkan penilaian saham tertentu. Teknik ini memungkinkan lagi-list model covenient. Beberapa uji statistik yang digunakan dalam penerapan metode pada data real membuktikan kemampuan metode untuk valuasi saham. P/E ratio termasuk jenis khusus milik antara indikator penting yang digunakan tidak hanya dalam dasar analisis untuk memperkirakan nilai intrinsik saham. Secara simultan growth of earning dan systematic risk (β) mampu menjelaskan perubahan PER sebesar 26,6%. Uji asumsi dasar klasik menyatakan bahwa regresi cross-section tersebut BLUE (Best Linier Unbiased 31 8 Radim Gottwald (2011) Stock Fundamental Analysis Using P/E Indicator Republik perusahaan CEZ Metode deskriptif dan analitik 9 Tobias Olweny (2011) The reability of Dividend Discount model in Valuation of Common Stock at The Nairobi Stock Exchange 18 perusahaan yang tergolong aktif diperdagang kan t – test Estimator). Valuation model yang diajukan sangat berhasil (highly successfull), dalam menjelaskan perubahan harga saham, akan tetapi kurang berhasil (much less successfull), dalam menyeleksi saham (security selection) yang dapat dibeli atau dijual(investasi) Investor keputusan tentang investasi yang optimal tergantung pada berbagai faktor. Menggunakan analisis fundamental, mereka perlu tahu trend P / E. Indikator ini tidak dapat diandalkan dalam setiap kasus. Namun demikian, banyak investor menghitung nilai intrinsik dari keamanan dengan cara ini. Pertanyaannya adalah predikatif. Kemampuan indikator ini dalam hal indikator yang digunakan lainnya. Itu akan menjadi bersama-sama dengan perbandingan metode penilaian saham lain seperti psikologis dan teknis analisis subyek penelitian selanjutnya. Uji signifikansi menunjukkan bahwa dari delapan belas perusahaan yang diteliti; hanya tiga menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan. AKUM Oleh karena itu menyimpulkan bahwa diskon model dividen tidak dapat diandalkan 32 10 Budi Erianda, Arif Siswanto, Renny Nur’ ainy (2011) Penentuan Harga Wajar Saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan Menggunakan Metode Gordon Growth Model PT Telekomuni kasi Indonesia Tbk 11 Cameron Truong (2009) Value investing using price earnings ratio in New Zealand New Zealand Stock Exchange (NZX) Regresi dalam penilaian saham biasa di Bursa Efek Nairobi. Harga wajar saham PT. Telekomunikasi Tbk. Dengan pendekatan Gordon Growth Model ditemukan sebedar Rp 9.750/ lembar dengan keputusan investasi “buy” bagi investor yang belum memiliki saham dan “hold” bagi investor yang tealh memiliki saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. saham dengan P/E undervalued mengungguli saham P/E overvalued di Selandia Baru. Investor harus menyadari bahwa portofolio P/E rendah dapat sangat didiversifikasi portofolio ini mungkin berisi beberapa saham dari sektor yang sama dengan P/E rendah. Akhirnya, P/E cut-off tingkat harus dipilih tergantung pada berapa banyak saham investor ingin di portofolio dan P/E rata-rata di pasar pada saat itu. Sumber: Hasil Penelitian Terdahulu D. Kerangka Penelitian Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan hubungan variabel independen dengan harga saham di bursa pada perusahaan Property dan Real Estate pada tahun 2011- 2013, sebagai berikut. 33 Gambar 2.2 Kerangka Penelitian Sektor-sektor di BEI Sektor Property dan Real Estate Laporan Keuangan Perusahaan Model DDM Overvalued/Undervalued Model PER Overvalued/Undevalued Normalitas Uji Beda t Interprestasi Kesimpulan E. Hipotesis Penelitian 1. Harga saham yang dinilai dengan Dividen Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) mengalami undervalued (murah). 2. Ada perbedaan harga saham yang dinilai menggunakan Dividen Discount Model (DDM) dengan harga saham yang dinilai menggunakan Price Earning Ratio (PE.R). 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis harga saham mengalami undervalued atau overvalued dari nilai intrinsik yang diperoleh jika dibandingkan dengan harga pasar saham. Menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga saham dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) dan harga saham dengan metode Price Earning Ratio (PE.R). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang berupa laporan keuangan tahunan (annual report). Sumber data yang digunakan adalah data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Data diambil dari Internet data Exchange (IDX) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Ruang lingkup penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen adalah nilai intrinsic yang dihitung dengang Dividen Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R). 2. Variabel dependen adalah harga pasar saham. 3. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftat di Bursa Efek Indonesia. 4. Tahun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2011-2013 35 B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:55). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah perusahaan sector property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2013. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:56). Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling khususnya purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:61). Adapun kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Perusahaan yang termasuk ke dalam sector property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama masa penelitian. 2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah memberikannya ke bursa setiap tahun (dari tahun 2011 sampai dengan 2013). 3. Perusahaan yang memiliki data pergerakan harga saham yang lengkap di bursa dari periode 2011-2013. 4. Memiliki laporan keuangan lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian sejak tahun 2011-2013 yang berakhir pada bulan Desember dan disajikan dalam rupiah. 36 5. Memiliki nilai k (required return on equity) yang lebih besar dari nilai g (growth). 6. Perusahaan- perusahaan yang membagikan deviden secara tunai selama masa penelitian. Berdasarkan kriteria di atas, maka terdapat 13 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dan dapat dijadikan sampel penelitian. Perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 Kode ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS Perusahaan/ Emiten PT. Adhi Karya (Persero) Tbk PT Alam Sutera Realty Tbk PT Ciputra Development Tbk PT Ciputra Property Tbk PT Ciputra Surya Tbk PT Gowa Makassar Turism Development 6 GMTD Tbk 7 GPRA PT Perdana Gapura Prima Tbk 8 JRPT PT Jaya Real Property Tbk 9 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk 10 PUDP PT Pudjiadi Prestige Tbk 11 SMRA PT Sumarecon Agung Tbk 12 TOTL PT. Total Bangun Persada Tbk 13 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Sumber: Situs Resmi Bursa Efek Indonesia C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu: 1. Studi Kepustakaan 37 Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dari teori-teori yang bersumber dari berbagai referensi yang mendukung penelitian ini, meliputi jurnal, skripsi, artikel, literatur, buku-buku dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Internet Research Internet research merupakan cara pengumpulan data dengan cara pengaksesan data melalui internet. Cara ini digunakan untuk mencari jurnal-jurnal serta referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian secara online guna mendukung penelitian ini. Selain itu, laporan keuangan sektor-sektor yang terdaftar di BEI juga diakses melalui internet dengan memasuki website dari BEI tersebut yaitu www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com. D. Mencari Nilai Intrinsik 1. Mencari Nilai Intrinsik Menggunakan Metode Dividend Disount Model (DDM) Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan analisis menggunakan metode DDM dengan model pertumbuhan dividen constant growth: a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) g = ROE × retention rate 38 Return on Equity (ROE) ROE = Net Profit After Tax Stockholder Equity Sumber: Syamsudin (2002:64) Retention rate = 1- Dividend Payout Ratio t (DP ) (EP ) Sumber: Tandelilin (2010:376). Keterangan: b. g = Tingkat pertumbuhan dividen ROE = Laba bersih atas modal sendiri DPS = Dividen yang dibagikan per lembar saham EPS = Earning yang didapatkan per lembar saham Menentukan Estimasi Dividen yang diharapkan di masa depan. Dt = D0 (1+g) Sumber: Tambunan (2007:230). Keterangan: Dt = Estimasi dividen yang diharapkan tahun t D0 =Dividen tahun terakhir diterima/dibagikan g = tingkat pertumbuhan dividen t = tahun ke-t 39 c. Menghitung Tingkat Pengembalian yang diharapkan (required rate of return). D +g P0 k Sumber: Brigham (2006:369). Keterangan: k = Tingkat return yang disyaratkan (required rate of return) D = Dividen terakhir P0 = Harga pasar saat ini g = Tingkat pertumbuhan dividen d. Menghitung Nilai Intrinsik. Ì‚0 P D1 k-g Sumber: Tandelilin (2010:308) Keterangan: Ì‚ = Nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan konstan D1 = Dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama periode pembayaran dividen di masa datang. k = Tingkat return yang disyaratkan g = Tingkat pertumbuhan 2. Menghitung Nilai Intrinsik Menggunakan Metode Price Earning Ratio (PE.R) a. Menghitung expected earning growth (g) g = ROE x b 40 sebelum menghitung (g) terlebih dahulu harus dihitung : ï‚· Return on Equity (ROE) ROE = Net Profit After Tax Stockholder Equity Sumber: Syamsudin (2007:64) ï‚· Dividen Payout Ratio (DPR) DPR ï‚· Retention Ratio (b) b = (1-DPR) Sumber: Tandelilin (2010:376) Keterangan: g = Tingkat pertumbuhan deviden ROE = Laba bersih atas modal sendiri DPS = Dividen yang dibagikan per lembar saham EPS = Earning yang didapatkan per lembar saham b. Menentukan estimated cash earnings per share (EPS) EPS1 = EPS0 (1+g) Sumber: Tambunan (2007:248) Keterangan: EPS1 = Estimasi EPS EPS0 = EPS terakhir dibagikan 41 g c. = Expected earning growth Menentukan return yang diisyaratkan investor (k) k = D1 + g P0 Sumber : Bringham dan Houston (2001:394) Keterangan: D1 = Deviden P0 = Harga pasar saat ini g = Tingkat pertumbuhan deviden d. Menghitung PER (Price Earning Ratio) PER DPR k-g Sumber : Bodie (2006:243) Keterangan: PER = Price Earning Ratio DPR = Dividen Payout Ratio e. k = tingkat return yang diisyaratkan g = expected earnings growth Menghitung nilai intrinsic saham Nilai Intrinsik = Estimasi EPS x PER Sumber: Tandelilin (2010:377) 42 3. Nilai intrinsik kewajaran dibandingkan harga saham. dengan harga pasar untuk menilai Berikut merupakan pedoman untuk membandingkan: 1) Harga saham dikatakan undervalued (mura), jika nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar sekarang, maka saham seharusnya dibeli atau ditahan kalau sudah dimiliki. 2) Harga saham dikatakan overvalued (mahal) saat nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar sekarang, saham dinyatakan seharusnya dihindari membeli atau sebaliknya segera dijual atau ditahan tetapi dalam waktu yang sesingkat mungkin. 3) Jika nilai intrinsik sama dengan harga pasar sekarang, saham tersebut dinilai wajar. E. Metode Pengujian Data 1. Analisis Statistik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik, uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual 43 adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghazali,2011:160). Menurut Santoso (2014) dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya, jika nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai α (0,05) maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan (Santoso,2014:43). b. Pengujian dengan metode Uji Beda t Menurut Ghozali (2011:64), metode ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata- rata yang berbeda. Uji beda t dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata- rata dengan standard error dari perbedaan rata- rata dua sampel tersebut, ataupun secara rumus dapat ditulis sebagai berikut: t = Rata- rata sampel pertama - Rata- rata sampel kedua Standard error perbedaan rata- rata kedua sampel 44 Standar error perbedaan dalam nilai rata- rata terdistribusi secara normal. Jadi tujuan uji beda t-test adalah membandingkan ratarata dua yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata- rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan. c. Uji statistic Pada penelitian ini, pengujian yang akan dilakukan menggunakan software SPPS 22 dan Microsoft Excel. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Harga wajar saham yang dihitung dengan Dividen Discount Model tidak memiliki beda terhadap harga wajar saham yang dihitung dengan Price Earning Ratio. Ha : Harga wajar saham yang dihitung dengan Dividen Discount Model memiliki beda terhadap harga wajar saham yang dihitung dengan Price Earning Ratio. Pengambilan keputusan menurut Ghazali (2011:66) 1. Jika probalitas > 0.05, maka Ho tidak dapat ditolak, jadi variance tidak memiliki beda. 2. Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak, jadi variance memiliki beda. 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan pembahasan dan analisis data yang berhubungan antara Deviden Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (P/E Ratio) dengan harga pasar saham. Bab ini juga akan menjelaskan mengenai pengumpulan data analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda t-Test dengan bantuan program SPSS 22.0, uji beda t-Test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata- rata yang berbeda (Ghozali, 2011:64). Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate. Perusahaan property dan real estate adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan serta pematangan lahan bagi keperluan usaha-usaha industri yang disertai dengan hukum sewa dan kepemilikan. Produk yang dihasilkan perusahaan ini di antaranya adalah perumahan, apartemen, ruko, pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2011-2013. Data ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. 46 Populasi yang digunakan adalah perusahaan property dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun penelitian tahun 2011-2013, yaitu sebanyak 39 perusahaan. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh 13 perusahaan yang layak dijadikan sampel. 2. Profil Perusahaan a. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni 1974 dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat. Kemudian pada tanggal 18 Maret 2004 seluruh saham ADHI telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia) (britama.com 2012). b. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) PT Alam Sutera Realty Tbk didirikan pada tanggal 3 November 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal. Kemudian pada tanggal 19 September 2007 berubah nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk. Perusahaan ini menjadi perusahaan publik dan tercatat di BEI sejak tanggal 18 Desember 2007 (britama.com, 2012). 47 c. Ciputra Development Tbk (CTRA) PT Ciputra Development Tbk didirikan pada tanggal 22 Oktober 1981. Pada tanggal 18 Februari 1994 PT Ciputra Development Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam–LK untuk melakukan IPO perusahaan kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembarnya dengan harga penawaran Rp 5.200 per lembar saham. Saham tersebut kemudian dicatatkan pada BEI pada tanggal 28 Maret 1994 (britama.com, 2012). d. Ciputra Property Tbk (CTRP) PT Ciputra Property Tbk didirikan pada tanggal 22 Desember 1994 dengan nama PT Citraland Property. Pada tanggal 30 Oktober 2007 PT Ciputra Property Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan IPO kepada masyarakat sebanyaka 3.010.000.000 dengan nilai nominal Rp 250 per saham dengan harga penawaran Rp 700 per saham. Saham tersebut kemudian dicatatkan di BEI pada tanggal 7 November 2007 (britama.com, 2012). e. Ciputra Surya Tbk (CTRS) PT Ciputra Surya Tbk didirikan pada tanggal 21 November 1989 dengan nama PT Bumi Citrasurya. Pada tanggal 23 Oktober 1998 PT Ciputra Surya Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam–LK untuk melakukan IPO perusahaan kepada masyarakat sebanyak 420.188.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembarnya. 48 Saham tersebut kemudian dicatatkan pada BEI pada tanggal 15 Januari 1999 (britama.com, 2012). f. Gowa Makassar Turism Development Tbk (GMTD) Gowa Makassar Tourism Development Tbk didirikan tanggal 14 Mei 1991 dengan nama PT Gowa Makassar Tourism Development Corporation dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 21 Juni 1997. GMTD memperoleh pernyataan efektif dari BapepamLK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GMTD (IPO) kepada masyarakat sebanyak 35.538.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Desember 2000 (Britama.com, 2012). g. Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA) PT Perdana Gapuraprima Tbk didirikan tanggal 21 Mei 1987 dengan nama PT Perdana Gapura Mas dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1994. GPRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GPRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 962.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp310,- per saham dan disertai dengan penerbitan 192.400.000 Waran Seri I. Saham Waram Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Oktober 2007 (Britama.com,2012). h. Jaya Real Property Tbk (JRPT) 49 PT Jaya Real Property Tbk didirikan pada tanggal 25 Mei 1979. Pada tanggal 2 Juni 1994 PT Jaya Real Property Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan IPO dan dicatatkan di BEI pada tanggal 29 Juni 1994 (britama.com, 2012). i. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) PT Lippo Karawaci Tbk didirikan pada tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Pada tanggal 3 Juni 1996 PT Lippo Karawaci Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan IPO kepada masyarakat sebanyak 30.800.000 dengan nilai nominal Rp 500 per saham dengan harga penawaran Rp 3.250 per saham. Saham tersebut dicatatkan di BEI pada tanggal 28 Juni 1996 (britama.com, 2012). j. Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) didirikan dengan nama PT Pudjiadi Prestige Limited pada tanggal 11 September 1980 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. PUDP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PUDP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 26.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp2.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Nopember 1994 (Britama.com, 2012). k. Summarecon Agung Tbk (SMRA) 50 PT Summarecon Agung Tbk didirikan pada tanggal 26 November 1975. Pada tanggal 1 Maret 1990 PT Summarecon Agung Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan IPO. Pada tanggal 7 Juli 2007 perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK dalam rangka melaksanakan penawaran umum terbatas I (PUT I/ Right Issue I) kepada Pemegang Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham baru (britama.com, 2012). l. Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Total Bangun Persada Tbk (TOTL) didirikan dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana tanggal 4 September 1970 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1970. TOTL memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atas 300.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp345,- per saham. Sejak tanggal 25 Juli 2006, TOTL mencatatkan saham hasil penawaran tersebut pada Bursa Efek Indonesia (Britama.com, 2012). m. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29 Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. WIKA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan 51 Penawaran Umum Perdana Saham WIKA (IPO) kepada masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp420,- per saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Oktober 2007 (Britama.com, 2012). B. Analisis Uji Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-masing variabel yang menampilkan karakterisitik dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: ratarata sampel (mean), minimum dan maksimum untuk masing-masing variabel. Deskripsi dalam penelitian ini meliputi 4 variabel, yaitu Return On equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Dividen Payout Ratio (DPS). Adapun perhitungan data variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Return On equity (ROE) Return On equity (ROE) digunakan untuk mengukur Rate of Return (tingkat imbal hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harganya (Tambunan, 2007:146). 52 Tabel 4.1 Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) Perusahaan Property dan Real Estate No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum Sumber: idx.co.id ROE (dalam %) 2011 2012 2013 25.8 22.6 34.6 22 25 17 6.4 10.5 15.3 5 8 9 9.8 14.4 16 28 27 22.8 6.88 8 13.3 18.22 19.23 21.63 8 10 10 8.73 8.31 9.52 16.00 21 24 19.71 26.66 25.8 17.11 18.33 19.33 14.74231 16.84846 18.32923 5 8 9 28 27 34.6 Berdasarkan hasil perhitungan return on equity masing-masing perusahaan pada tabel 4.1, diketahui rata-rata tingkat return on equity pada tahun 2011 adalah 14.74%. Tingkat return on equity terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk Tbk sebesar 5% dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 28%. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat return on equity adalah 16,85%. Tingkat return on equity terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 8% dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 53 27%. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat return on equity adalah 18.33%. Tingkat return on equity terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk sebesar 9% dan tertinggi dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 34.6%. Tahun 2011-2013 rata-rata tingkat return on equity mengalami peningkatan setiap tahunnya menunujukkan bahwa penambahan modal sebanding dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa ekuitas yang ditambahkan agar perusahaan dpat meningkatkan laba berjalan efektif. b. Earning Per Share (EPS) Earning per share merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan perlembar saham pemilik. Tabel 4.2 Deskripsi Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA EPS (dalam Rp) 2011 2012 2013 103.64 117.46 225.38 33.68 61.19 44.62 21 39 64 26 49 70 83 139 202 483 634 904.45 11.4 14.43 23.08 131.14 161.82 41.45 32 46 53.94 75.07 71.84 82.74 57.04 114.89 76.4 36.61 51.51 56.98 60.59 77.96 92.84 54 Rata- rata Minimum Maksimum Sumber: idx.co.id 88.78231 121.3923 149.0677 11.4 14.43 23.08 483 634 904.45 Berdasarkan hasil perhitungan earning per share masing-masing perusahaan pada tabel 4.2, diketahui rata-rata tingkat earning per share pada tahun 2011 adalah Rp 88.78231,-. Tingkat earning per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 11.4,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 483,-. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat earning per share adalah Rp 1221.3923,-. Tingkat earning per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 14.43,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 634,-. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat earning per share adalah Rp 149.0677,-. Tingkat earning per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 23.08,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 904.45,-. Earning per share perusahaan property dan real estate selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2011-2013. Peningkatan EPS menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk meningkatkan laba per lembar sahamnya setiap tahun/periode. EPS yang selalu meningkat tiap tahunnya berdampak positif terhadap citra perusahaan terhadap para investor, karena EPS merupakan laba bersih perusahaan perlembar sahamnya. 55 c. Deviden Per Share (DPS) Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen saham. Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata Dividend Per share Perusahaan Property dan Real Estate No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum Sumber: idx.co.id 2011 32.3 4.03 6 7 25 38 1.5 33 4.33 20 23 14.7 7.084 16.61108 1.5 38 DPS 2012 2013 31.1 23.5 6.13 14.6 7 12 8 22 42 60 38 50 2 2 43 53 7.79 11.85 12 12 43 43 44 29.33 17.56 22.32 23.19846 27.35385 2 2 44 60 Berdasarkan hasil perhitungan dividend per share masing-masing perusahaan pada tabel 4.3, diketahui rata-rata tingkat dividend per share pada tahun 2011 adalah Rp 16.61108,-. Tingkat dividend per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 1.5,- dan tertinggi 56 dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 38,-. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat dividend per share adalah Rp 23.19846,-. Tingkat dividend per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 2,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk sebesar Rp 44,-. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat dividend per share adalah Rp 27.35385,-. Tingkat dividend per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima sebesar Rp 2,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Ciputra Surya Tbk sebesar Rp 60,-. Deviden per share perusahaan property dan real estate selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2011-2013. Peningkatan DPS hal tersebut memberikan citra positif bagi perusahaan terhadap investor, sehingga investor lebih tertarik untuk menanamkan dana yang dimilikinya pada perushaanperusahaan yang dapat menghasilkan DPS yang meningkat setiap tahunnya. d. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividen payout ratio menunjukkan besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan kepada investor dari earning yang diperoleh perusahaan. Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio Perusahaan Property dan Real Estate No 1 2 Emiten ADHI ASRI DPR(dalam %) 2011 2012 2013 0.311656 0.264771 0.104268 0.119656 0.10018 0.327208 57 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum Sumber: data diolah 0.285714 0.269231 0.301205 0.078675 0.131579 0.251639 0.135313 0.266418 0.403226 0.40153 0.116917 0.236366 0.078675 0.403226 0.179487 0.163265 0.302158 0.059937 0.1386 0.265727 0.169348 0.167038 0.374271 0.854203 0.225244 0.251095 0.059937 0.854203 0.1875 0.314286 0.29703 0.055282 0.086655 1.278649 0.219689 0.145033 0.562827 0.514742 0.240414 0.333352 0.055282 1.278649 Berdasarkan hasil perhitungan dividend payout ratio masing-masing perusahaan pada tabel 4.4, diketahui rata-rata tingkat dividend payout ratio pada tahun 2011 adalah 0,24%. Tingkat dividend payout ratio terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,08% dan tertinggi dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk sebesar 0,40%. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat dividend payout ratio adalah 0,25%. Tingkat dividend payout ratio terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,06% dan tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 0,85%. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat dividend payout ratio adalah 0,33%. Tingkat dividend payout ratio terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,05% dan tertinggi dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk 1,28%. 58 dividend payout ratio perusahaan property dan real estate selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2011-2013 yang berarti proporsi alokasi laba bersih yang akan diterima pemegang saham meningkat. C. Penilaian Intrinsik Saham 1. Menghitung tingkat pertumbuhan deviden Tabel 4.5 Tingkat Pertumbuhan Saham yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum 2011 0.258 0.22 0.064 0.05 0.098 0.28 0.0688 0.1822 0.08 0.0873 0.16 0.1971 0.1711 ROE 2012 0.226 0.25 0.105 0.08 0.144 0.27 0.08 0.1923 0.1 0.0831 0.21 0.2666 0.1833 2013 0.346 0.17 0.153 0.09 0.16 0.228 0.133 0.2163 0.1 0.0952 0.24 0.258 0.1933 2011 0.688344 0.880344 0.714286 0.730769 0.698795 0.921325 0.868421 0.748361 0.864688 0.733582 0.596774 0.59847 0.883083 B 2012 0.735229 0.89982 0.820513 0.836735 0.697842 0.940063 0.8614 0.734273 0.830652 0.832962 0.625729 0.145797 0.774756 2013 0.895732 0.672792 0.8125 0.685714 0.70297 0.944718 0.913345 -0.27865 0.780311 0.854967 0.437173 0.485258 0.759586 2011 0.177593 0.193676 0.045714 0.036538 0.068482 0.257971 0.059747 0.136351 0.069175 0.064042 0.095484 0.117959 0.151096 0.113371 0.036538 0.257971 g 2012 0.166162 0.224955 0.086154 0.066939 0.100489 0.253817 0.068912 0.141201 0.083065 0.069219 0.131403 0.038869 0.142013 0.121015 0.038869 0.253817 Sumber: data diolah Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan deviden (g) masingmasing perusahaan pada tabel 4.5, diketahui rata-rata tingkat pertumbuhan deviden (g) pada tahun 2011 adalah 0,113371. Tingkat pertumbuhan deviden 59 2013 0.309923 0.114375 0.124313 0.061714 0.112475 0.215396 0.121475 -0.06027 0.078031 0.081393 0.104921 0.125197 0.146828 0.118136 -0.06027 0.309923 (g) terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk sebesar 0,036538 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,257971. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat pertumbuhan deviden (g) adalah 0,121015. Tingkat pertumbuhan deviden (g) terendah dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 0,038869 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,253817. Pada tahun 2013 ratarata tingkat pertumbuhan deviden (g) adalah 0,118136. Tingkat pertumbuhan deviden (g) terendah dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk sebesar 0,06027 dan tertinggi dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 0,309923. 2. Menghitung Tingkat Pengembalian yang diharapkan (r) Tabel 4.6 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate 2011 No 1 Emiten ADHI D 32.3 Po 580 g 0.177593 R 0.233282 2 ASRI 4.03 460 0.193676 0.202437 3 CTRA 6 540 0.045714 0.056825 4 CTRP 7 490 0.036538 0.050824 5 CTRS 25 870 0.068482 0.097218 6 GMTD 38 660 0.257971 0.315547 7 GPRA 1.5 156 0.059747 0.069363 8 JRPT 33 2200 0.136351 0.151351 9 LPKR 4.33 660 0.069175 0.075736 10 PUDP 20 465 0.064042 0.107052 11 SMRA 23 1240 0.095484 0.114032 12 TOTL 0.117959 0.169537 14.7 285 60 13 WIKA 7.084 610 0.151096 0.162709 Rata-rata 0.138916 Minimum 0.050824 Maksimum 0.315547 2012 1 ADHI 31.1 1770 0.166162 0.183732 2 ASRI 6.13 600 0.224955 0.235172 3 CTRA 7 790 0.086154 0.095015 4 CTRP 8 570 0.066939 0.080974 5 CTRS 42 2200 0.100489 0.11958 6 GMTD 38 660 0.253817 0.311393 7 GPRA 2 101 0.068912 0.088714 8 JRPT 43 2900 0.141201 0.156028 9 LPKR 7.79 1000 0.083065 0.090855 10 PUDP 12 500 0.069219 0.093219 11 SMRA 43 1880 0.131403 0.154275 12 TOTL 44 890 0.038869 0.088308 13 WIKA 17.56 1490 0.142013 0.153798 Rata-rata 0.142389 Minimum 0.080974 Maksimum 0.311393 2013 1 ADHI 23.5 1510 0.309923 0.325486 2 ASRI 14.6 430 0.114375 0.148328 3 CTRA 12 750 0.124313 0.140313 4 CTRP 22 620 0.061714 0.097198 5 CTRS 60 1310 0.112475 0.158277 6 GMTD 50 8300 0.215396 0.22142 7 GPRA 2 151 0.121475 0.13472 8 JRPT 53 800 -0.06027 0.005978 9 LPKR 11.85 910 0.078031 0.091053 10 PUDP 12 480 0.081393 0.106393 11 SMRA 43 780 0.104921 0.16005 12 TOTL 29.33 500 0.125197 0.183857 13 WIKA 22.32 1580 0.146828 0.160955 Rata-rata 0.148771 Minimum 0.005978 61 Maksimum 0.325486 Sumber: data diolah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan (r) masing-masing perusahaan pada tabel 4.6, diketahui rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan (r) pada tahun 2011 adalah 0,138916. Tingkat pengembalian yang diharapkan (r) terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk sebesar 0,050824 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,315547. Pada tahun 2012 rata-rata pengembalian yang diharapkan (r) adalah 0,142389. Tingkat pengembalian yang diharapkan (r) terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk sebesar 0,080974 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,311393. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan (r) adalah 0,148771. Tingkat pengembalian yang diharapkan (r) terendah dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk sebesar 0,005978 dan tertinggi dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 0,325486. a. Penilaian intrinsic saham menggunakan metode Dividend Disounted Model 1) Menghitung estimasi deviden yang diharapkan Tabel 4.7 Estimasi Deviden Yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan Real Estate D No Emiten 2011 2012 2013 1 ADHI 32.3 32.3 31.1 2011 1.177593 1+g 2012 1.166162 2013 1.309923 2011 38.03625 d2 2012 37.66702 62 2013 40.73861 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 4 6 7 13 38 1 24 2.88 5 10 7.5 10 Rata- rata Minimum Maksimum 4.03 6 7 25 38 1.5 33 4.33 20 23 14.7 7.08 6.13 7 8 42 38 2 43 7.79 12 43 44 17.6 1.193676 1.045714 1.036538 1.068482 1.257971 1.059747 1.136351 1.069175 1.064042 1.095484 1.117959 1.151096 1.224955 1.086154 1.066939 1.100489 1.253817 1.068912 1.141201 1.083065 1.069219 1.131403 1.038869 1.142013 1.114375 1.124313 1.061714 1.112475 1.215396 1.121475 0.939728 1.078031 1.081393 1.104921 1.125197 1.146828 4.774703 6.274286 7.255769 13.89027 47.8029 1.059747 27.27243 3.079224 5.320209 10.95484 8.384689 11.5319 4.936569 6.516923 7.468571 27.51223 47.64505 1.603368 37.65962 4.689672 21.38438 26.02227 15.27138 8.090019 6.831117 7.870188 8.493714 46.72396 46.18503 2.24295 40.40831 8.397863 12.97671 47.51162 49.50865 20.1383 14.27979 1.059747 47.8029 18.95901 8.090019 47.64505 26.00208 2.24295 49.50865 Sumber: data diolah Berdasarkan hasil perhitungan estimasi deviden yang diharapkan masing-masing perusahaan pada tabel 4.7, diketahui rata-rata tingkat estimasi deviden yang diharapkan pada tahun 2011 adalah 14,27979. Tingkat estimasi deviden yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 1,059747 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 47,8029. Pada tahun 2012 rata-rata estimasi deviden yang diharapkan adalah 18,95901. Tingkat estimasi deviden yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 8,090019 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 47,64505. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat estimasi deviden yang diharapkan adalah 26,00208. Tingkat estimasi deviden yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 2,24295 dan tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 49,50865. 63 2) Menghitung nilai intrinsic saham dengan menggunakan metode Dividend Discounted Model contant growth Table 4.8 Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividend Discounted Model contant growth Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA Closing Price 580 460 540 490 870 660 156 2200 660 465 1240 285 610 Intrinsik 2011 683.0038 545.0033 564.6857 507.9038 483.3812 830.2609 110.2137 1818.162 469.3505 123.6948 590.6087 162.5603 993.0071 Closing Price 1770 600 790 570 2200 660 101 2900 1000 500 1880 890 1490 Intrinsik 2012 2143.75 483.1878 735.4813 532.1357 1441.117 827.5192 80.97008 2539.835 602.0119 891.016 1137.718 308.8984 686.4538 Closing Price 1510 430 750 620 1310 8300 151 800 910 480 780 500 1580 Intrinsik 2013 2617.672 201.1904 491.8867 239.3683 1020.14 7666.716 169.3427 609.9368 644.8992 519.0686 861.8387 843.9933 1425.561 Sumber: data diolah Berdasarkan hasil perhitunga dividend discounted model masing-masing perusahaan pada tabel 4.8, diketahui pada tahun 2011 terdapat enam perusahaan yang mengalami posisi saham undervalued antara lain, PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 683,0038 > Rp 580. PT Alam Sutera Realty Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 545,0033 > Rp 460. PT Ciputra Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 564,6857 > Rp 540. PT Ciputra Property Tbk memiliki nilai 64 intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 507,9038 > Rp 490. PT Gowa Makassar Turism Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 830,2609 > Rp 660. PT. Wijaya karya (Persero) Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 993,0071> Rp 610. Selain itu tujuh perusahaan berada dalam kondisi overvalued yaitu, PT Ciputra Surya Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 483,3812< Rp 870. PT Perdana Gapura Prima Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 110,2137 < Rp 156. PT Jaya Real Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 1818,162 < Rp 2200. PT Lippo Karawaci Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 469,3505< Rp 660. PT Pudjiadi Prestige Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 123,6948< Rp 465. PT Sumarecon Agung Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 590,6087 < Rp 1240. PT. Total bangun Persada Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 162,5603 < Rp285. Pada tahun 2012 terdapat tiga perusahaan berada dalam kondisi undervalued, yaitu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 2143,75 > Rp 1770. PT Gowa Makassar Turism Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 827,5192 > Rp 65 660. PT Pudjiadi Prestige Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 891,016 > Rp 500. Dan sepuluh perusahaan berada dalam kondisi overvalued, yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 483,1878 < Rp 600. PT Ciputra Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 735,4813 < Rp 790. PT Ciputra Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 532,1357 < Rp 570. PT Ciputra Surya Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 1441,117 < Rp 2200. PT Perdana Gapura Prima Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 80,97008 < Rp 101. PT Jaya Real Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 2539,835 < Rp 2900. PT Lippo Karawaci Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 602,0119 < Rp 1000. PT Sumarecon Agung Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 1137,718 < Rp 1880. PT. Total bangun Persada Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 308,8984 < Rp 890. PT. Wijaya karya (Persero) Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 6864538 < Rp 1490. Pada tahun 2013 terdapat lima perusahaan berada dalam kondisi undervalued, yaitu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki 66 nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 2617,672 > Rp 1510. PT Perdana Gapura Prima Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 169,3427 > Rp 151. PT Pudjiadi Prestige Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 519,0686 > Rp 480. PT Sumarecon Agung Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 861,8387 > Rp 780. PT. Total Bangun Persada Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 843,9933 > Rp 500. Selain itu delapan perusahaan berada dalam kondisi overvalued, yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 201,1904 < Rp 430. PT Ciputra Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 491,8867 < Rp 750. PT Ciputra Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 239,3683 < Rp 620. PT Gowa Makassar Turism Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 7666,716 < Rp 8300. PT Jaya Real Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 609 < Rp 800. PT Lippo Karawaci Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 644,8992 < Rp 910. b. Menghitung nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Price (P/E Ratio) 1) Menentukan estimated cash earnings per share (EPS) 67 Tabel 4.9 Estimasi Earnings Per Share Yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum 2011 103.64 33.68 21 26 83 483 11.4 131.14 32 75.07 57.04 36.61 60.59 EPS1 1+g EPS2 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 117.46 225.38 1.177593 1.166162 1.309923 122.0457 136.9774 295.2305 61.19 44.62 1.193676 1.224955 1.114375 40.203 74.955 49.7234 39 64 1.045714 1.086154 1.124313 21.96 42.36 71.956 49 70 1.036538 1.066939 1.061714 26.95 52.28 74.32 139 202 1.068482 1.100489 1.112475 88.684 152.968 224.72 634 904.45 1.257971 1.253817 1.215396 607.6 794.92 1099.265 14.43 23.08 1.059747 1.068912 1.121475 12.08112 15.4244 25.88364 161.82 41.45 1.136351 1.141201 0.939728 149.0211 184.6691 38.95174 46 53.94 1.069175 1.083065 1.078031 34.2136 49.821 58.149 71.84 82.74 1.064042 1.069219 1.081393 79.87761 76.8127 89.47445 114.89 76.4 1.095484 1.131403 1.104921 62.4864 129.9869 84.416 51.51 56.98 1.117959 1.038869 1.125197 40.92846 53.51217 64.1137 77.96 92.84 1.151096 1.142013 1.146828 69.74488 89.03132 106.4715 104.292 142.5937 175.5903 12.08112 15.4244 25.88364 607.6 794.92 1099.265 Berdasarkan hasil perhitungan estimasi earnings per share yang diharapkan masing-masing perusahaan pada tabel 4.9, diketahui rata-rata tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan pada tahun 2011 adalah 104,282. Tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 12,08112 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 607,6. Pada tahun 2012 rata-rata estimasi earnings per share yang diharapkan adalah 142.5937. Tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan 68 terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 15.4244 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 794.92. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan adalah 175.5903. Tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 25.88364 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 1099.265. 2) Menghitung PER Tabel 4.10 Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 2011 5.596295 13.65796 25.71429 18.84615 10.48193 1.36646 13.68421 16.77596 20.625 6.194219 21.73913 7.784758 10.06767 PER 2012 15.06896 9.805524 20.25641 11.63265 15.82734 1.041009 6.999307 17.92115 21.73913 6.959911 16.36348 17.2782 19.11237 2013 6.699796 9.636934 11.71875 8.857143 6.485149 9.176848 6.542461 19.30036 16.8706 5.801305 10.20942 8.775009 17.01853 Berdasarkan hasil perhitungan estimasi price earning ratio masingmasing perusahaan pada tabel 4.10, diketahui pada tahun 2011 tingkat 69 estimasi price earning ratio terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 1,3665 kali dan tertinggi dimiliki oleh PT Ciputra Development Tbk sebesar 25,714 kali. Pada tahun 2012 tingkat estimasi price earning ratio yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 1,041009 kali dan tertinggi dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk sebesar 21,73913 kali. Pada tahun tingkat estimasi price earning ratio terendah dimiliki oleh PT Pudjiadi Prestige Tbk sebesar 5,801305 kali dan tertinggi dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk sebesar 19,30036 kali. Perusahaaan yang mengalami peningkatan estimasi price earning ratio selama tahun 2011-2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk. Sedangkan PT Alam Sutera Realty Tbk, PT Ciputra Development Tbk, PT Ciputra Property Tbk, Pt Perdana Gapura Prima Tbk, dan PT Sumarecon Agung Tbk mengalami penurunan selama tahun 20112013. 3) Menghitung nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Price (P/E Ratio). Table 4.11 Nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP Closing Price 580 460 540 490 Intrinsik 2011 683.0038 549.0909 564.6857 507.9038 Closing Price 1770 600 790 570 Intrinsik 2012 2064.106 734.973 858.0615 608.1551 Closing Price 1510 430 750 620 Intrinsik 2013 1977.984 479.1811 843.2344 658.2629 70 5 6 7 8 9 10 11 12 13 CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 870 660 156 2200 660 465 1240 285 610 929.5793 830.2609 165.3206 2499.973 705.6555 494.7794 1358.4 318.6182 702.1683 2200 660 101 2900 1000 500 1880 890 1490 2421.076 827.5192 107.9601 3309.482 1083.065 534.6096 2127.038 924.5938 1701.599 Berdasarkan hasil perhitungan price earning ratio 1310 8300 151 800 910 480 780 500 1580 1457.343 10087.78 169.3427 751.7826 981.0083 519.0686 861.8387 562.5983 1811.988 masing-masing perusahaan pada tabel 4.11, diketahui pada tahun 2011-2013 seluruh perusahaan sector property dan real estate mengalami posisi saham undervalued, hanya terdapat satu perusahaan yang mengalami overvalued pada tahun 2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk memiliki intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 751,7826 < Rp 800. Table 4.12 Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Tahun 2011 2012 Emiten Undervalued ADHI ASRI CTRA CTRP GMTD WIKA ADHI GMTD DDM Tahun 683.0038 545.0033 564.6857 507.9038 830.2609 993.0071 2143.75 827.5192 2011 Emiten Undervalued ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT PER 683.0038 549.0909 564.6857 507.9038 929.5793 830.2609 165.3206 2499.973 71 2013 2011 2012 2013 PUDP ADHI GPRA PUDP SMRA TOTL 891.016 2617.672 169.3427 519.0686 861.8387 843.9933 Overvalued CTRS GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL ASRI CTRA CTRP CTRS GPRA JRPT LPKR SMRA TOTL WIKA ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD JRPT LPKR WIKA 483.3812 110.2137 1818.162 469.3505 123.6948 590.6087 162.5603 483.1878 735.4813 532.1357 1441.117 80.97008 2539.835 602.0119 1137.718 308.8984 686.4538 201.1904 491.8867 239.3683 1020.14 7666.716 609.9368 644.8992 1425.561 2012 2013 LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 705.6555 494.7794 1358.4 318.6182 702.1683 2064.106 734.973 858.0615 608.1551 2421.076 827.5192 107.9601 3309.482 1083.065 534.6096 2127.038 924.5938 1701.599 1977.984 479.1811 843.2344 658.2629 1457.343 10087.78 169.3427 981.0083 519.0686 861.8387 562.5983 1811.988 Overvalued JRPT 751.7826 Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan dividen discount model dan price earning ratio masing-masing perusahaan pada tabel 4.12, diketahui pada tahun 2011-2013 menggunakan metode dividen discount model pada 72 perusahaan sector property dan real estate terdapat 14 perusahaan yang mengalami posisi saham undervalued, dan terdapat 25 perusahaan yang mengalami overvalued. Sedangkan pada tahun 2011-2013 menggunakan metode price earning ratio terdapat 38 perusahaan yang mengalami undervalued dan satu perusahaan yang mengalami overvalued. D. Analisis Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Kolomogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas dengan membandingkan harga wajar saham yang dinilai dengan dividend discounted model/price earning ratio terhadap harga saham atau distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku merupakan data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Scoredan diasumsikan normal. Penerapan yang dilakukan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji bersifat abnormal (tidak normal), sedangkan jika signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji bersifat normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14 berikut ini: 73 Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model Dari table di atas dapat kita lihat bahwa Asymp. Sig. (2-Tailed) dari harga wajar saham perusahaan sector Property dan Real Estate periode 2011-2013 yang dinilai dengan Dividen Discount Model adalah sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05 (20% > 5%) yang mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal. Tabel 4.14 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio 74 Dari table di atas dapat kita lihat bahwa Asymp. Sig. (2-Tailed) dari harga wajar saham perusahaan sector Property dan Real Estate periode 20112013 yang dinilai dengan Price Earning Ratio adalah sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05 (20% > 5%) yang mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal. E. Hasil Uji Beda t-Test Uji beda t-test dalam penelitian ini membandingkan harga wajar saham yang dinilai dengan Dividen Discount Model dengan harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio apakah mempunyai beda yang signifikan atau tidak. Hipotesis yang dapat diambil adalah : Ho : Harga wajar saham dengan Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang signifikan terhadap harga wajar dengan Price Earning Ratio. Ha : Harga wajar saham dengan Dividen Discount Model memiliki beda yang signifikan terhadap harga wajar saham dengan Price Earning Ratio. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika α > sig pada α 5% Ha diterima jika α < sig pada α 5% Namun sebelum langsung melihat ketahap itu, pengujian ini harus melewati dua tahapan analisis yang dilakukan, yang pertama menguji asumsi dengan menggunakan uji homogenitas atau disebut dengan istilah F-Test. Uji 75 ini dilakukan untuk menguji persamaan varians populasi kedua sampel tersebut apakah sama (equal variances assumed) ataukah berbeda (equal variances not assumed) dengan melihat nilai signifikansi pada l ’s T s for quality of variances. Tabel 4.15 Hasil uji beda harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model terhadap harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio Tabel menunjukkan Sig. pada L ’s T s f q l fV c s sebesar 0,471 yang merupakan lebih besar dari 0,05 (0,471 > 0,05) yang sesuai dengan kriteria yang telah dibuat, bahwa asumsi varians populasi kedua sampel tersebut adalah sama (equal variances assumed). Selanjutnya dilihat pada Sig. (2-tailed) pada equal variances assumed yang hasilnya adalah 0,387 atau lebih besar dari 0,05 (0,387 > 0,05) yang dapat diinterpretasikan bahwa Ho diterima yaitu “Harga saham yang dinilai dengan Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang signifikan terhadap harga saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio”. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2007) yang menyatakan bahwa harga saham yang dihitung dengan Dividen Discount Model tidak 76 memiliki beda yang signifikan terhadap harga saham yang dihitung dengan Price Earning Ratio. 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Harga saham perusahaan sector property dan real estate yang dinilai menggunakan metode Dividend Discounted Model untuk tahun 2011, enam perusahaan dinilai undervalued (murah) dan tujuh perusahaan overvalued (mahal). Pada tahun 2012 terdapat tiga perusahaan undervalued (murah) dan sepuluh perusahaan overvalued (mahal). Sedangkan pada tajun 2013 terdapat lima perusahaan undervalued (murah) dan delapan perusahaan overvalued (mahal). Harga saham perusahaan sector property dan real estate yang dinilai menggunakan metode Price earning ratio periode tahun 2011-2013 hampir seluruh perusahaan sector property dan real estate mengalami posisi saham undervalued (murah), hanya terdapat satu perusahaan yang mengalami overvalued pada tahun 2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk. 2. Harga wajar saham perusahaan sector property dan real estate yang dihitung menggunakan metode Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang signifikan terhadap harga wajar saham yang dihitung menggunakan metode Price Earning Ratio. 78 B. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan metode lain pada analisis fundamental seperti metode Abnormal Earning maupun PBV Ratio. Dengan tujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya, sehingga secara keseluruhan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 2. Kepada investor yang ingin berinvestasi pada saham yang overvalued, sebaiknya harus memperhitungkan premium (country risk, market risk, liquidity risk, financial risk, bussiness risk, beta, dan inflasi) yang akan dihadapinya selama memegang saham tersebut dan mempertimbangkan time horizon (jangka waktu berinvestasi pada saham) untuk menentukan nilai harga saham dengan wajar sesuai dengan tingkat imbal hasil yang diharapkan. dengan pola investasi jangka panjang (long-term investment) serta pelajari pergerakan harganya, sampai dimana harga pasar tersebut dapat ditoleransi dan menggunakan pialang yang bonafit. 3. Investor jangan takut untuk berspekulasi dengan membeli saham pada saat harga sedang naik dan selalu mengharapkan membeli saham dengan harga yang paling rendah dikarenakan investor akan kehilangan kesempatan karena saham yang baik tidak akan turun begitu harganya naik walaupun membeli saham pada harga rendah dan menjualnya pada harga tinggi memang impian setiap orang tetapi seringkali kita tidak pernah tahu kapan titik terendah terjadi dan kapan titik tertinggi dapat diraih. Untuk itulah seorang investor harus 79 menetapkan time horizon dengan investasi jangka panjang untuk menghindari adanya sentimen dan tekanan fluktuasi jangka pendek. 4. Berinvestasi dalam jangka panjang akan menghindari adanya sentimen dan tekanan fluktuasi jangka pendek. Time horizon panjang akan menyebabkan compounding effect dapat bekerja secara optimum. Investasi dalam 1 tahun merupakan pilihan yang cukup baik bagi para investor dan lebih pendek untuk para spekulator. 80 DAFTAR PUSATAKA Arifin, Zaenal. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonosia, 2005. Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia, 2004. Atmaja, Stia, Lukas. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset, 2008. Bodie, Kanie, dkk. Investment. Buku 2. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat, 2006. Brigham, Eugene F. Dasar- dasar Manajen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat, 2006. Charumathi, 2014, The Reability Of Dividend Discount Model In Valuation Of Bank Stocks At The Bombay Stock Exchange. Damodaran Aswath. Investment Valuation, Second Edition, John Willey and Sons,New York, 2002. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Gottwald, Radim, 2012, The Use of the P/E Ratio to Stock Valuation. Gottwald, Radim, 2011, Stock Fundamental analysis using P/E Indicator. Gozali, Imam. 2001. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 22. Badan Penerbit Universitas Diponogoro: Semarang. Halim, Abdul. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat, 2005. Hoover, Scott A. (2006). ck V l : A ss lG Popular Valuation Models. USA: McGraw Hill. W ll ’s M s Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, ed3. Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2001. Khairi, Rizky, 2014, Penilaian Harga Wajar Saham dengan Realative Valuation Techique PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. 81 Kodrat, Sukardi, David dan Indonanjaya, Kurniawan. Manajemen Investasi Pendekaatan Teknikal dan Fundamental untuk analisis Saham, ed1. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Martalena dan Malinda, Maya. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi, 2011. Murhadi, Werner. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta: Indeks, 2009. Olweny,Tobias, 2011, The Reliability of Dividend Discount Model in Valuation of Common Stock at the Nairobi Stock Exchange. Pardoe, James. Sukses Berinvestasi Ala Buffet: 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia. Jakarta: Erlangga, 2006. Rahayu, Hidayat, Nuzula, 2014, Penerapan Analisis Fundamental untuk Penilaian Kewajaran Harga Saham dan Keputusana Investasi dengan Metode Price Earnings Ratio (PER) (Studi Pada Perusahaan Cosmetic and Household yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Riyanto, Suhandak, Rahayu, 2014, Penerapan Metode Diskonto Dividen dengan Model Pertumbuhan Konstan dan Metode Price Earning Ratio (PER) untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi. Rodoni, Dr. Ahmad. Analisis Teknikal dan Fundamental Pada Pasar Modal. Jakarta: CV. Grafika Karya Utama, 2005. Santoso, Singgih. Statistik Parametik. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2014. Sharpe, William F, dkk. Investment, edisi 6, Alih bahasa oleh Kamil.Jakarta: Indeks, 2006. Singgih, Marmono, 2012, Penilaian Kewajaran Harga Saham Sebagai Pertimbangan Investasi di Bursa Efek Indonesia. Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2005. Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, ed5. Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2006. Sundjaja, Ridwan, dkk. Manajemen Keuangan 2, ed6, Bandung: Literata Lintas Media, 2010. Syamsuddin, Lukman, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 82 Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Elex Media Komputindo, Jakarta. Tandelilin, Eduardus. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2010. Truong, Cameron, 2009, Value Investing Using Price Earnings Ratio in New Zealand. Yulfita, Ulfa, 2013, Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2011). http://www.finance.com www.idx.co.id www.britama.com www.dailyindonesia.com 83 LAMPIRAN 84 Lampiran 1 : Perusahaan Property dan real estate yang mengalami peningkatan ratarata harga saham sebesar 9%- 30% selama 2011-2013. No Perusahaan 1 2 3 4 5 PT Ciputra Property Tbk PT Duta Graha Indah Tbk PT Indonesia Prima Property Tbk PT Plaza Indonesia Realty Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Royal OAK Development Asia 6 Tbk Harga Saham 2011 2012 2013 490 610 620 89 143 150 265 335 340 1550 1550 1920 2700 3500 4900 225 325 450 Lampiran 2 : Perusahaan Property dan real estate yang mengalami peningkatan ratarata harga saham sebesar 31%- 40% selama 2011-2013. No Perusahaan 1 Pt Duta Pertiwi Tbk 2 PT Lippo Cikarang Tbk PT Pembangunan 3 Perumahan(Persero) 4 PT Wijaya Karya (Perseo) Tbk Harga Saham 2011 2012 2013 1800 2850 4475 1790 3200 4875 485 610 820 1490 1160 1580 Lampiran 3 : Perusahaan Property dan real estate yang mengalami peningkatan ratarata harga saham sebesar 41%- 60% selama 2011-2013. No Perusahaan 1 PT Fortune Mate Indones'a Tbk PT Gowa Makassar Tourism Development 2 Tbk 3 PT Laguna Cipta Griya Tbk 4 PT Danayasa Arthatama Tbk Harga Saham 2011 2012 2013 103 235 385 660 59 500 660 150 830 8300 285 2700 85 Lampiran 4: Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) Perusahaan Property dan Real Estate No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum ROE (dalam %) 2011 2012 2013 25.8 22.6 34.6 22 25 17 6.4 10.5 15.3 5 8 9 9.8 14.4 16 28 27 22.8 6.88 8 13.3 18.22 19.23 21.63 8 10 10 8.73 8.31 9.52 16.00 21 24 19.71 26.66 25.8 17.11 18.33 19.33 14.74231 16.84846 18.32923 5 8 9 28 27 34.6 Lampiran 5: Deskripsi Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Property dan Real Estate. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP EPS (dalam Rp) 2011 2012 2013 103.64 117.46 225.38 33.68 61.19 44.62 21 39 64 26 49 70 83 139 202 483 634 904.45 11.4 14.43 23.08 131.14 161.82 41.45 32 46 53.94 75.07 71.84 82.74 86 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum 57.04 114.89 76.4 36.61 51.51 56.98 60.59 77.96 92.84 88.78231 121.3923 149.0677 11.4 14.43 23.08 483 634 904.45 Lampiran 6: Deskripsi Rata-rata Dividend Per share Perusahaan Property dan Real Estate. No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum 2011 32.3 4.03 6 7 25 38 1.5 33 4.33 20 23 14.7 7.084 16.61108 1.5 38 DPS 2012 2013 31.1 23.5 6.13 14.6 7 12 8 22 42 60 38 50 2 2 43 53 7.79 11.85 12 12 43 43 44 29.33 17.56 22.32 23.19846 27.35385 2 2 44 60 87 Lampiran 7: Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio Perusahaan Property dan Real Estate. No Emiten 1 ADHI 2 ASRI 3 CTRA 4 CTRP 5 CTRS 6 GMTD 7 GPRA 8 JRPT 9 LPKR 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum DPR(dalam %) 2011 2012 2013 0.311656 0.264771 0.104268 0.119656 0.10018 0.327208 0.285714 0.179487 0.1875 0.269231 0.163265 0.314286 0.301205 0.302158 0.29703 0.078675 0.059937 0.055282 0.131579 0.1386 0.086655 0.251639 0.265727 1.278649 0.135313 0.169348 0.219689 0.266418 0.167038 0.145033 0.403226 0.374271 0.562827 0.40153 0.854203 0.514742 0.116917 0.225244 0.240414 0.236366 0.251095 0.333352 0.078675 0.059937 0.055282 0.403226 0.854203 1.278649 Lampiran 8: Tingkat Perumbuhan Saham yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR 2011 0.258 0.22 0.064 0.05 0.098 0.28 0.0688 0.1822 0.08 ROE 2012 0.226 0.25 0.105 0.08 0.144 0.27 0.08 0.1923 0.1 2013 0.346 0.17 0.153 0.09 0.16 0.228 0.133 0.2163 0.1 2011 0.688344 0.880344 0.714286 0.730769 0.698795 0.921325 0.868421 0.748361 0.864688 B 2012 0.735229 0.89982 0.820513 0.836735 0.697842 0.940063 0.8614 0.734273 0.830652 2013 0.895732 0.672792 0.8125 0.685714 0.70297 0.944718 0.913345 -0.27865 0.780311 2011 0.177593 0.193676 0.045714 0.036538 0.068482 0.257971 0.059747 0.136351 0.069175 g 2012 0.166162 0.224955 0.086154 0.066939 0.100489 0.253817 0.068912 0.141201 0.083065 88 2013 0.309923 0.114375 0.124313 0.061714 0.112475 0.215396 0.121475 -0.06027 0.078031 10 PUDP 11 SMRA 12 TOTL 13 WIKA Rata- rata Minimum Maksimum 0.0873 0.16 0.1971 0.1711 0.0831 0.21 0.2666 0.1833 0.0952 0.24 0.258 0.1933 0.733582 0.596774 0.59847 0.883083 0.832962 0.625729 0.145797 0.774756 0.854967 0.437173 0.485258 0.759586 0.064042 0.095484 0.117959 0.151096 0.113371 0.036538 0.257971 0.069219 0.131403 0.038869 0.142013 0.121015 0.038869 0.253817 Lampiran 9: Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate 2011 No 1 Emiten ADHI D 32.3 Po 580 G 0.177593 r 0.233282 2 ASRI 4.03 460 0.193676 0.202437 3 CTRA 6 540 0.045714 0.056825 4 CTRP 7 490 0.036538 0.050824 5 CTRS 25 870 0.068482 0.097218 6 GMTD 38 660 0.257971 0.315547 7 GPRA 1.5 156 0.059747 0.069363 8 JRPT 33 2200 0.136351 0.151351 9 LPKR 4.33 660 0.069175 0.075736 10 PUDP 20 465 0.064042 0.107052 11 SMRA 23 1240 0.095484 0.114032 12 TOTL 14.7 285 0.117959 0.169537 13 WIKA 7.084 610 0.151096 0.162709 Rata-rata 0.138916 Minimum 0.050824 Maksimum 0.315547 2012 1 ADHI 31.1 1770 0.166162 0.183732 2 ASRI 6.13 600 0.224955 0.235172 3 CTRA 7 790 0.086154 0.095015 4 CTRP 8 570 0.066939 0.080974 5 CTRS 42 2200 0.100489 0.11958 89 0.081393 0.104921 0.125197 0.146828 0.118136 -0.06027 0.309923 6 GMTD 38 660 0.253817 0.311393 7 GPRA 2 101 0.068912 0.088714 8 JRPT 43 2900 0.141201 0.156028 9 LPKR 7.79 1000 0.083065 0.090855 10 PUDP 12 500 0.069219 0.093219 11 SMRA 43 1880 0.131403 0.154275 12 TOTL 44 890 0.038869 0.088308 13 WIKA 17.56 1490 0.142013 0.153798 Rata-rata 0.142389 Minimum 0.080974 Maksimum 0.311393 2013 1 ADHI 23.5 1510 0.309923 0.325486 2 ASRI 14.6 430 0.114375 0.148328 3 CTRA 12 750 0.124313 0.140313 4 CTRP 22 620 0.061714 0.097198 5 CTRS 60 1310 0.112475 0.158277 6 GMTD 50 8300 0.215396 0.22142 7 GPRA 2 151 0.121475 0.13472 8 JRPT 53 800 -0.06027 0.005978 9 LPKR 11.85 910 0.078031 0.091053 10 PUDP 12 480 0.081393 0.106393 11 SMRA 43 780 0.104921 0.16005 12 TOTL 29.33 500 0.125197 0.183857 13 WIKA 22.32 1580 0.146828 0.160955 Rata-rata 0.148771 Minimum 0.005978 Maksimum 0.325486 90 Lampiran 10: Estimasi Deviden Yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan Real Estate D No Emiten 2011 2012 2013 1 ADHI 32.3 32.3 31.1 2 ASRI 4 4.03 6.13 3 CTRA 6 6 7 4 CTRP 7 7 8 5 CTRS 13 25 42 6 GMTD 38 38 38 7 GPRA 1 1.5 2 8 JRPT 24 33 43 9 LPKR 2.88 4.33 7.79 10 PUDP 5 20 12 11 SMRA 10 23 43 12 TOTL 7.5 14.7 44 13 WIKA 10 7.08 17.6 2011 1.177593 1.193676 1.045714 1.036538 1.068482 1.257971 1.059747 1.136351 1.069175 1.064042 1.095484 1.117959 1.151096 1+g 2012 1.166162 1.224955 1.086154 1.066939 1.100489 1.253817 1.068912 1.141201 1.083065 1.069219 1.131403 1.038869 1.142013 2013 1.309923 1.114375 1.124313 1.061714 1.112475 1.215396 1.121475 0.939728 1.078031 1.081393 1.104921 1.125197 1.146828 Rata- rata Minimum Maksimum 2011 38.03625 4.774703 6.274286 7.255769 13.89027 47.8029 1.059747 27.27243 3.079224 5.320209 10.95484 8.384689 11.5319 14.27979 1.059747 47.8029 d2 2012 37.66702 4.936569 6.516923 7.468571 27.51223 47.64505 1.603368 37.65962 4.689672 21.38438 26.02227 15.27138 8.090019 18.95901 8.090019 47.64505 Lampiran 11: Nilai intrinsic saham dengan menggunakan metode Dividend Discounted Model contant growth Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA Closing Price 580 460 540 490 870 660 156 Intrinsik 2011 683.0038 545.0033 564.6857 507.9038 483.3812 830.2609 110.2137 Closing Price 1770 600 790 570 2200 660 101 Intrinsik 2012 2143.75 483.1878 735.4813 532.1357 1441.117 827.5192 80.97008 Closing Price 1510 430 750 620 1310 8300 151 Intrinsik 2013 2617.672 201.1904 491.8867 239.3683 1020.14 7666.716 169.3427 91 2013 40.73861 6.831117 7.870188 8.493714 46.72396 46.18503 2.24295 40.40831 8.397863 12.97671 47.51162 49.50865 20.1383 26.00208 2.24295 49.50865 8 9 10 11 12 13 JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 2200 660 465 1240 285 610 1818.162 469.3505 123.6948 590.6087 162.5603 993.0071 2900 1000 500 1880 890 1490 2539.835 602.0119 891.016 1137.718 308.8984 686.4538 800 910 480 780 500 1580 609.9368 644.8992 519.0686 861.8387 843.9933 1425.561 Lampiran 12: Estimasi Earnings Per Share Yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA Rata- rata Minimum Maksimum 2011 103.64 33.68 21 26 83 483 11.4 131.14 32 75.07 57.04 36.61 60.59 EPS1 1+g EPS2 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 117.46 225.38 1.177593 1.166162 1.309923 122.0457 136.9774 295.2305 61.19 44.62 1.193676 1.224955 1.114375 40.203 74.955 49.7234 39 64 1.045714 1.086154 1.124313 21.96 42.36 71.956 49 70 1.036538 1.066939 1.061714 26.95 52.28 74.32 139 202 1.068482 1.100489 1.112475 88.684 152.968 224.72 634 904.45 1.257971 1.253817 1.215396 607.6 794.92 1099.265 14.43 23.08 1.059747 1.068912 1.121475 12.08112 15.4244 25.88364 161.82 41.45 1.136351 1.141201 0.939728 149.0211 184.6691 38.95174 46 53.94 1.069175 1.083065 1.078031 34.2136 49.821 58.149 71.84 82.74 1.064042 1.069219 1.081393 79.87761 76.8127 89.47445 114.89 76.4 1.095484 1.131403 1.104921 62.4864 129.9869 84.416 51.51 56.98 1.117959 1.038869 1.125197 40.92846 53.51217 64.1137 77.96 92.84 1.151096 1.142013 1.146828 69.74488 89.03132 106.4715 104.292 142.5937 175.5903 12.08112 15.4244 25.88364 607.6 794.92 1099.265 92 Lampiran 13 : Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 2011 5.596295 13.65796 25.71429 18.84615 10.48193 1.36646 13.68421 16.77596 20.625 6.194219 21.73913 7.784758 10.06767 PER 2012 15.06896 9.805524 20.25641 11.63265 15.82734 1.041009 6.999307 17.92115 21.73913 6.959911 16.36348 17.2782 19.11237 2013 6.699796 9.636934 11.71875 8.857143 6.485149 9.176848 6.542461 19.30036 16.8706 5.801305 10.20942 8.775009 17.01853 Lampiran 14: Nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Emiten ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL Closing Price 580 460 540 490 870 660 156 2200 660 465 1240 285 Intrinsik 2011 683.0038 549.0909 564.6857 507.9038 929.5793 830.2609 165.3206 2499.973 705.6555 494.7794 1358.4 318.6182 Closing Price 1770 600 790 570 2200 660 101 2900 1000 500 1880 890 Intrinsik 2012 2064.106 734.973 858.0615 608.1551 2421.076 827.5192 107.9601 3309.482 1083.065 534.6096 2127.038 924.5938 Closing Price 1510 430 750 620 1310 8300 151 800 910 480 780 500 Intrinsik 2013 1977.984 479.1811 843.2344 658.2629 1457.343 10087.78 169.3427 751.7826 981.0083 519.0686 861.8387 562.5983 93 13 WIKA 610 702.1683 1490 1701.599 1580 1811.988 Lampiran 15: Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividen Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate. Tahun 2011 2012 2013 2011 2012 Emiten Undervalued ADHI ASRI CTRA CTRP GMTD WIKA ADHI GMTD PUDP ADHI GPRA PUDP SMRA TOTL DDM Tahun 683.0038 545.0033 564.6857 507.9038 830.2609 993.0071 2143.75 827.5192 891.016 2617.672 169.3427 519.0686 861.8387 843.9933 2011 Overvalued CTRS GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL ASRI CTRA CTRP CTRS 483.3812 110.2137 1818.162 469.3505 123.6948 590.6087 162.5603 483.1878 735.4813 532.1357 1441.117 2012 Emiten Undervalued ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA ADHI ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA JRPT LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA ADHI PER 683.0038 549.0909 564.6857 507.9038 929.5793 830.2609 165.3206 2499.973 705.6555 494.7794 1358.4 318.6182 702.1683 2064.106 734.973 858.0615 608.1551 2421.076 827.5192 107.9601 3309.482 1083.065 534.6096 2127.038 924.5938 1701.599 1977.984 94 2013 GPRA JRPT LPKR SMRA TOTL WIKA ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD JRPT LPKR WIKA 80.97008 2539.835 602.0119 1137.718 308.8984 686.4538 201.1904 491.8867 239.3683 1020.14 7666.716 609.9368 644.8992 1425.561 2013 ASRI CTRA CTRP CTRS GMTD GPRA LPKR PUDP SMRA TOTL WIKA 479.1811 843.2344 658.2629 1457.343 10087.78 169.3427 981.0083 519.0686 861.8387 562.5983 1811.988 Overvalued JRPT 751.7826 Lampiran 16: Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model. 95 Lampiran 17: Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio. Lampiran 18: Hasil uji harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted Model terhadap harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio 96