1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Inceptisol adalah tanah muda dan mulai berkembang, profil pembentukannya agak lambat. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan inceptisol adalah : bahan induk yang sangat resisten terhadap pelapukan, banyak mengandung abu vulkan, dalam bentang yang ekstrim yaitu daerah curam dan lembah, dan permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah baru mulai (Resman dkk., 2006). Selanjutnya Munir (1983) juga menyatakan bahwa inceptisol dapat berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen dan metamorf. Bentuk wilayah dari berombak hingga bergunung, dengan kesuburan tanah yang rendah, dengan kedalaman efektifnya dangkal hingga dalam. Tanah inceptisol memiliki lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal yaitu dari 1,3 – 5 meter. Tekstur seluruh solum ini umumnya liat, struktur remah dan konsistensi adalah gembur. Tanah inceptisol mempunyai daya menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi. Warnanya merah coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan unsur hara pada tanah dapat diketahui dengan melihat warnanya, semakin merah biasanya semakin miskin. Pada umumnya kandungan hara tanah ini rendah. Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah yang penyebarannya cukup luas di Indonesia. Tanah ini tersebar dengan luasan sekitar 70,52 juta ha atau 44,60% dari potensial luas daratan Indonesia (Puslittanak,2003), maka pengembangan tanah ini dalam bidang pertanian memiliki nilai yang cukup prospektif, termasuk pengembangan tanaman sayuran. Masyarakat Bali yang beragama Hindu, bunga merupakan sarana ritual yang sangat penting. Bahkan dapat dikatakan, bunga merupakan sarana persembahan pokok bagi umat Hindu. Bunga merupakan sarana upacara untuk keperluan agama dan adat. Selain itu, bunga digunakan untuk keperluan pariwisata yang salah satunya adalah bunga gumitir. Bunga gumitir berkembang pesat sejak 10 tahun yang lalu, salah satunya disebabkan oleh warna, bentuk bunga yang menarik, dan bunga gumitir yang cukup menjanjikan secara 1 ekonomis. Bunga gumitir sudah banyak dibudidayakan oleh petani terutama di daerah dataran tinggi Provinsi Bali, banyak diusahakan di daerah Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan, dan Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Kebutuhan/ permintaan bunga sangat tinggi menjelang hari Raya Hindu yaitu pada Hari Raya Galungan, Kuningan, dan musim upacara adat dan keagamaan, tidak terkecuali bunga gumitir. Harga bunga gumitir ditingkat petani pada hari biasa relatif yaitu Rp5000/kg, bisa melonjak sampai dengan Rp50.000/kg, pada hari raya. Harga yang tinggi ini menyebabkan petani banyak mengusahakan bunga gumitir. Bunga gumitir yang dibudidayakan mendorong petani mengusahakan tanaman ini. Selain itu persyaratan bunga gumitir yang dapat tumbuh baik di dataran rendah dan tinggi. Produksi hasil gumitir yang didapatkan bisa mencapai + 0,9-1 kg/pohonnya. Budidaya tanaman gumitir sebagian besar menggunakan pupuk kimia yang tinggi yang diberikan baik pada awal tanam maupun pemberian pupuk setiap minggunya. Pemberian pupuk kimia yang sangat tinggi ini disinyalir akan berdampak pada lingkungan. Untuk itu diperlukan pengurangan pupuk kimia dengan cara menambahkan pupuk organik atau pupuk mineral. Tanaman bunga memerlukan unsur hara yaitu unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg), dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu). Umumnya petani bunga hanya menggunakan pupuk N, P, K, unsur hara Ca, Mg yang dibutuhkan tanaman tidak diberikan. Sementara kebutuhan akan Ca, Mg oleh tanaman sangat tinggi terutama dalam pembentukan klorofil dan fotosintesis. Di era globalisasi ini pemupukan kimia dianggap merusak lingkungan, sehingga pemerintah saat ini mengembangkan pertanian organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk organik sangat rendah, dibanding dengan pupuk kimia yang mengandung unsur hara sangat tinggi. Oleh karena itu penggunaan pupuk organik memerlukan dosis yang tinggi (10 ton/ha) dengan harga Rp.2000/kg 2 membutuhkan input usaha tani yang sangat tinggi, dibanding dengan pupuk kimia yang hanya memerlukan 4 kwintal/ha dengan harga Rp.10.000/kg. Baik pupuk kimia maupun pupuk organik sangat sedikit mengandung unsur Ca, Mg. Sementara kedua unsur tersebut sangat diperlukan tanaman. Untuk itu perlu ditambahkan unsur Ca,Mg yang banyak terdapat pada dolomit atau batuan kapur. Penggunaan pupuk mineral plus menunjukkan bahwa pupuk mineral yang mengandung Ca dan Mg tinggi dapat meningkatkan pembentukan klorofil dan permeabilitas dinding sel untuk meningkatkan produksi. Pupuk mineral dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas buah melon dan jeruk (Lanya,2002), dan buah pepaya (Subadiyasa, dkk,2013). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini menguji penanaman gumitir di Kebun Matahari Terbit Sanur yang mewakili dataran rendah, dengan judul penelitian Peranan Pupuk Mineral Plus untuk Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Bunga Gumitir (Tagetes Erecta L) pada Tanah Inceptisol Sanur, dengan berbagai macam pemupukan (organik, mineral, kimia, dan kombinasinya) terhadap tanaman bunga gumitir. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pemupukan (pupuk organik, pupuk mineral, pupuk kimia, dan kombinasinya) terhadap produksi (tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, dan berat bunga); mutu (warna bunga, diameter bunga, kadar air, daya simpan), dan efek sisa sifat kimia tanah sesudah ditanami bunga gumitir? 2. Formula pupuk apakah yang paling baik yang dapat memberikan produksi tertinggi dan mutu bunga terbaik? 1.3 Tujuan 3 1. Untuk menguji berbagai jenis pupuk (pupuk organik, pupuk mineral, pupuk kimia, dan kombinasinya) terhadap produksi (tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, dan berat bunga); mutu (warna bunga, diameter bunga, kadar air, daya simpan), dan efek sisa pemupukan sifat kimia tanah sesudah ditanami bunga gumitir 2. Untuk mengetahui formula pupuk yang dapat meningkatkan produksi tertinggi dan mutu terbaik. 1.4 Manfaat 1. Dapat mengetahui dosis pupuk dan jenis yang tepat untuk digunakan dalam budidaya gumitir 2. Memberikan saran dan masukan dosis dan jenis pemupukan yang tepat kepada petani terkait budidaya tanaman gumitir yang memberikan produksi tertinggi dan kualitas terbaik 5. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kombinasi pemupukan pupuk mineral plus (pupuk organik, pupuk mineral, pupuk kimia) diharapkan mampu memberikan produksi tertinggi dan mutu terbaik pada bunga tanaman gumitir. 4