Propeksi Mangan di Kec. Timpeh, Kab. Dharmasraya, Provinsi

advertisement
PROSPEKSI MANGAN DI KECAMATAN TIMPEH,
KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT
Kisman, Bambang Pardiarto, dan Edya Putra
Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Kegiatan prospeksi mangan dilakukan di daerah Kecamatan Timpeh, Kabupaten
Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan lapangan dilakukan Juni 2015 meliputi
pengambilan data lapangan berupa pemercontoan geokimia batuan, sedimen sungai aktif dan
konsentrat dulang. Analisis laboratorium meliputi petrografi, mineragrafi, mineral butir dan
geokimia dengan metoda volumetry untuk batuan dan AAS untuk sedimen sungai aktif.
Bentang alam daerah penyelidikan terdiri atas morfologi perbukitan curam, perbukitan
bergelombang rendah dan pedataran. Litologi terdiri atas empat satuan batuan yaitu satuan
batuan meta tufa yang merupakan bagian dari Formasi Kuantan berumur Karbon, satuan
batuan gamping sisipan kuarsit, satuan batuan tufa yang termasuk dalam Kelompok Telisa
Bagian Bawah berumur Miosen dan satuan alluvium. Struktur geologi yang ditemukan di
berupa sesar normal dan sesar geser dengan arah umum baratlaut-tenggara.
Bijih mangan didaerah penyelidikan merupakan jenis manganiferrous yang terbentuk
melalui beberapa phase. Pertama cebakan mangan tipe sedimen syngenetik pada batuan tufa
dengan bentuk cebakan umumnya berupa lensa-lensa tidak beraturan. Kedua cebakan
mangan tipe hidrothermal epigenetik pada batuan meta tufa dengan bentuk cebakan
diperkirakan berupa urat breksiasi dengan fragmen silika dan matrik diisi oleh mangan.
Kemudian proses pengayaan supergen yang menghasilkan kerikil-kerikil bijih mangan dan
yang terakhir adalah cebakan mangan tipe eluvial hasil proses pelapukan dan transportasi
Hasil analisis kimia conto bijih mangan pada satuan batuan tufa memiliki sifat dan
kadar lebih tinggi dibandingkan dengan bijih mangan yang terdapat pada satuan batuan meta
tufa. Bijih mangan pada satuan batuan tufa terdapat dua lokasi yang mempunyai kadar Mn
total masing-masing 58,36% dan 60,42%, SiO2 : 0,35% dan 0,43%, P2O5 : 0% dan 0,01%
serta S : 0%. Hasil analisis mineragrafi dan XRD menunjukkan bahwa jenis mineral bijih
mangan adalah psilomelan dan pirolusit.
PENDAHULUAN
Kegiatan prospeksi adalah salah
satu tahapan dalam kegiatan eksplorasi
dengan jalan mempersempit daerah yang
telah diketahui mengandung endapan
mineral yang potensial dari hasil survey
tinjau. Sehubungan dengan hal tersebut
kegiatan prospeksi ini dilakukan sebagai
implementasi permohonan penelitian dari
Bupati Dharmasraya dengan surat nomor
540/118/GEO/ESDM-2014 tertanggal 20
Juni 2014. Informasi awal yang diperoleh
tim prospeksi menyatakan
bahwa
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya akan
menerbitkan Wilayah Pertambangan
Rakyat (WPR) logam mangan berdasarkan
indikasi keterdapatan logam mangan yang
sudah diketahui.
Berdasarkan informasi tersebut ,
maka Pusat Sumber Daya Geologi melalui
DIPA 2015 melakukan kegiatan prospeksi
logam mangan di wilayah Kabupaten
Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat.
Dari hasil kegiatan prospeksi ini diharapkan
dapat menambah data terbaru bagi Bank
Data Sumberdaya Mineral Nasional dan
membantu pemerintah daerah setempat
dalam menentukan kebijakan pengelolaan
sumberdaya mineral khususnya pada
penyiapan WPR.
METODOLOGI
Prospeksi yang dilakukan dengan
cara pengamatan geologi konvensional di
lapangan disertai pengambilan conto
batuan/bijih
mangan
dengan
chip
sampling. Pengambilan conto untuk selain
logam mangan adalah conto sedimen
sungai aktif dengan saringan -80 mesh dan
konsentrat dulang. Uji laboratorium meliputi
analisis kimia menggunakan metoda
volumetry dan AAS, analisis petrografi,
mineragrafi
dan
mineralogi
butir.
Pengolahan hasil analisis conto sedimen
sungai aktif dengan statistik deskripsi
sederhana, serta plotting data di peta
dengan program mapinfo 11.
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
Morfologi daerah penyelidikan
dibagi menjadi tiga satuan morfologi yaitu :
satuan perbukitan curam, perbukitan
bergelombang
rendah
dan
satuan
pedataran. Litologi daerah penyelidikan
tersusun oleh empat satuan batuan dengan
urutan dari satuan yang berumur tua ke
yang muda adalah : (Gambar 2)
Satuan batuan tufa termetakan
(meta tufa) merupakan batuan dasar yang
berada di daerah penyelidikan dengan
sisipan silika yang umumnya berwarna
coklat tua hingga warna gelap. Batuan
meta tufa nampak jelas disisipi oleh silika
dengan arah umum jurus dan kemiringan N
300oE/76o.
Sebagian
ditemukan
perselingan dengan batu pasir dan
lempung. Pada beberapa tempat terlihat
kemiringan
lapisan
agak
tegak
kemungkinan diakibatkan oleh adanya
sesar (Gambar 3). Satuan batuan ini
diperkirakan bagian dari Formasi Kuantan
yang berumur Karbon.
Satuan
batuan
gamping
diendapkan selaras di atas satuan batuan
meta tufa. Satuan batuan dicirikan oleh
gamping kristalin warna putih-abu abu.
Singkapan batugamping yang terdapat di
bagian selatan daerah penyelidikan
menempati morfologi perbukitan curam
dengan arah jurus dan kemiringan
N290oE/83o (Gambar 4).
Satuan batuan tufa umumnya
berwarna putih abu-abu, tampak retakan
terisi oksida besi dan berselingan dengan
batuan breksi teroksidasi warna merah
serta batuan lempung. Breksi tufa dan
silika sekunder umumnya dijumpai dalam
batuan tufa. Satuan batuan ini tersebar di
daerah perbukitan bergelombang rendah.
Satuan aluvium diendapkan di atas
satuan batuan yang lebih tua. Satuan ini
umumnya menempati daerah pedataran di
bagian tengah dari daerah penyelidikan.
Satuan ini terdiri dari lumpur, pasir, kerikil
dan aneka bahan organik.
Struktur geologi yang ditemukan di
daerah penyelidikan umumnya berupa
sesar normal (Gambar 5). Gejala struktur
sesar
dilapangan
adalah
banyak
ditemukannya bongkah breksiasi silika
pada batuan tufa .
Hasil pengamatan di lapangan
secara umum cebakan mangan di daerah
penyelidikan
berupa
manganiferrous
dengan bentuk lensa yang tidak beraturan
. Terdapat dua cirikhas bijih mangan di
daerah penyelidikan. Pertama, bijih
mangan
yang
berwarna
abu-abu
kehitaman sebagian breksiasi tetapi
dominan masif dalam satu bongkahan dan
tidak berbekas bila diusap dengan tangan
dengan bertekstur colloform (Gambar 6)
Kedua, bijih
mangan yang
mengandung silika putih milky hanya
ditemukan pada beberapa tempat yang
diduga berupa urat breksiasi yang berada
pada zona sesar. Silika tampak hadir
sebagai fragmen pada zona breksiasi dan
matrik diisi oleh mangan (Gambar 7),
ANALISIS DAN HASIL
Analisis petrografi pada conto DRT15MN17RS sayatan tipis merupakan
interfingering
batupasir
dengan
batulempung, terlihat saling menjemari
(Gambar 8). Batupasir bertekstur klastik,
kemas terbuka, terpilah buruk, berbutir
sangat halus, terlihat saling menjemari,
berbutiran sangat halus-halus, berukuran
<0,15 mm. Batulempung, bertekstur
klastik,
berbutiran
sangat
halus,
menunjukkan adanya cross laminasi.
Komposisi (% volume) : Batupasir (55),
Batulempung (45).
Hasil analisis mineragrafi sayatan
poles bijih mangan (DRT-15MN17R2) di
bawah mikroskop cahaya pantul, mineral
logam
yang
teridentifikasi
adalah
psilomelan (Gambar 9). Psilomelan,
berwarna putih abu-abu, berbutir kasar (> 5
mm), granular, bersifat anisotrop, tersebar
merata dalam massa batuan, dan terdapat
tekstur colloform. Hidrous Iron Oxide,
berwarna abu-abu dengan refleksi dalam
dominan merah, terdapat menggantikan
psilomelan.
Paragenesa :
Psilomelan
Hidrous Iron Oxide
Komposisi (% volume) : Psilomelan
(50), Hidrous Iron Oxide (5).
Sedangkan hasil analisis kimia
terhadap conto tersebut sebagai berikut :
0,35%SiO2,
3,61%Al2O3, 0,45%Fe2O3,
16,57%MnO, 67,3%MnO2, 58,36%Mntot,
0,62%TiO2, 0%P2O5, 0%S, 0,69%H2O-,
11,81%HD dan Bj/SG: 4,08.
Pada sayatan poles bijih mangan (
DRT-15MN31R) di bawah mikroskop
cahaya pantul, mineral logam yang
teridentifikasi
adalah
pirolusit
dan
psilomelan ( Gambar 10a dan Gambar
10b). Pirolusit, berwarna putih kekuningan
atau krem, berbutir sedang (1 mm s.d 5
mm), bentuk anhedral, bersifat anisotrop
kuat dengan warna biru keabu-abuan,
tersebar tidak merata dalam massa batuan
berupa urat yang saling memotong
(stockwork),
terlihat
cracks/rekahanrekahan, dan terlihat digantikan oleh
psilomelane dengan tekstur colloform.
Psilomelan, berwarna putih abu-abu,
berbutir halus (0,05 mm s.d < 1 mm)
sampai sedang (1 mm s.d 5 mm), bentuk
anhedral,
bersifat
anisotrop,
dan
menunjukkan tekstur colloform. Hidrous
Iron Oxide, berwarna abu-abu dengan
refleksi dalam dominan merah, terdapat
menggantikan mineral manganese.
Paragenesa :
Pirolusit
Psilomelan
Hidrous Iron Oxide
Komposisi (% volume) Pirolusit (3),
Psilomelane (5), Hidrous Iron Oxide (2)
Sedangkan hasil analisis kimia
terhadap conto tersebut sebagai berikut :
20,04%SiO2, 4,18%Al2O3, 29,44%Fe2O3,
2,52%MnO, 34,10%MnO2, 23,50%Mntot,
0,76%TiO2,
0,05%P2O5,
0,02%S,
0,47%H2O-, 9,41%HD dan Bj/SG: 3,57.
Analisis kimia conto batuan
sebanyak 48 conto menghasilkan
beberapa senyawa dan unsur yang
terkait dengan kualitas mangan yang
disajikan dalam grafik pada Gambar 11.
Sedangkan sebaran indikasi endapan
mangan di daerah Kecamatan Timpeh
disajikan pada Gambar 12 Adapun hasil
analisis kimia batuan dan sebarannya
disajikan pada Gambar 13.
Analisis statistik deskriptif terhadap
nilai unsur dari conto sedimen sungai aktif
berupa mean, standar deviasi, jumlah
conto, nilai minimal, nilai maksimal dan
tingkat kepercayaan. Hasil rangkuman
pengolahan statistik deskriptif daerah
penyelidikan disajikan dalam Tabel 1.
Setiap conto dianalisis sebanyak duabelas
unsur logam yaitu : Au, Ag, Cu, Pb, Zn, As,
Sb, Hg, Mn, Fe dan Li. Daerah Timpeh
terkumpul sebanyak 28 conto sedimen
sungai aktif, dengan satuan kadar ppm
kecuali Au dan Hg dalam ppb dan Fe (%).
Penentuan besarnya anomali unsur kimia
dibuat menjadi empat kelas yaitu:
Kelas-1 nilai minimum s.d. mean
Kelas-2 mean s.d. mean + Standar deviasi
Kelas-3 mean + Standar deviasi s.d. mean
+ 2 Standar deviasi
Kelas-4 mean + 2 Standar deviasi s.d. nilai
maksimum.
Rangkuman data statistik deskriptif
sederhana disajikan dalam Tabel 1 dan
korelasi antar unsur pada Tabel 2.
Penggambaran peta sebaran anomali
unsur dibuat berdasarkan kelas yang ada
dengan perbedaan warna dan besar
lingkaran padat pada setiap titik-titik lokasi.
Perbedaan besar lingkaran yang kontras
antar
kelas
dimaksudkan
untuk
memudahkan dalam pencarian anomali
dalam setiap peta (Gambar 15 sampai
Gambar 17).
PEMBAHASAN
Berdasarkan data pada grafik
(Gambar 11) terlihat bahwa kandungan
besi tinggi namun kandungan mangan
rendah. Kondisi demikian dapat dikatakan
jenis bijih mangan didaerah penyelidikan
adalah manganiferrous. Di lapangan bijih
mangan seperti ini
selalu bercampur
dengan batuan limonitik berwarna coklatcoklat kemerahan atau kuning.
Kandungan mineral silika dalam
bijih mangan dapat sebagai
penciri
lingkungan terbentuknya cebakan mangan.
Didaerah
penyelidikan
diperkirakan
terdapat beberapa proses pembentukan
cebakan mangan.
Pertama adalah cebakan tipe
sedimen syngenetik yang terbentuk pada
batuan tufa. Bentuk cebakan umumnya
berupa lensa-lensa tidak beraturan. Bijih
mangan jenis ini kandungan silika rendah
namun kandungan mangannya tinggi bisa
mencapai 58,75% Mn tot, sedangkan
kandungan silika hanya 0,36% SiO2
sebagaimana yang dijumpai pada conto
DRT-15MN17R2. Selain itu terdapat juga
pada conto DRT-15MN01R dengan kadar
Mn tot sebanyak 60,42%, sedangkan
kandungan silika hanya 0,43%. Jenis
mineral
mangan
didominasi
oleh
psilomelane.
Kedua adalah cebakan tipe
hidrothermal epigenetik yang terbentuk
pada batuan meta tufa. Bentuk cebakan
berupa urat breksiasi dengan fragmen
silika dan matrik diisi oleh mangan. Bijih
mangan jenis ini kandungan silikanya relatif
tinggi mencapai 20,04% SiO2, namun
kandungan
mangannya
hanya
23,50%Mntot sebagaimana yang ditemukan
pada
conto
DRT-15MN31R.
Dari
pemeriksaan mineragrafi menunjukkan
terbentuknya stock work pirolusit dan
adanya rekahan pada pirolusit yang
digantikan oleh psilomelan. Kondisi yang
demikian mencerminkan adanya proses
aktifitas hidrothermal.
Ketiga adalah proses pengayaan
supergen baik yang terjadi pada tipe
sedimen syngenetik maupun pada tipe
hidrothermal
epigenetik.
Pengayaan
supergen ini dipengaruhi oleh kegiatan air
tanah yang menghasilkan butiran mangan
berukuran rata-rata 1 cm berbentuk kerikil
membulat sampai menyudut tanggung.
Terakhir adalah cebakan eluvial
dan pengayaan supergen dibawah tanah
penutup batuan tufa. Cebakan mangan tipe
ini dijumpai bongkah berserakan hasil
pelapukan dan transportasi dari lensalensa bijih mangan.
Karakteristik kandungan titanium
(Ti), posfor (P) dan belerang (S) hasil dari
analisis kimia bahwa belerang sangat
rendah kurang dari 0,5%. Posfor sangat
fluktuatif sekali tapi hanya satu conto paling
tinggi mencapai 2%, secara umum masih
rendah karena dibawah 0,5% (Gambar 13).
Terdapat lima conto yang kadar posfornya
di atas 0,5%. Sedangkan kadar titanium
berfluktuasi diantara angka 0,5%-1,0%.
Keterdapatan senyawa posfor dan unsur
belerang dalam mangan yang relatif
rendah meununjukkan bahwa secara
umum untuk proses pengolahannya cukup
baik. Jika kandungan posfornya tinggi hal
ini akan mengurangi kualitas dalam paduan
karena mempunyai sifat korosif dari dalam.
Berdasarkan hasil analisis kimia
conto sedimen sungai aktif korelasi antar
unsur menunjukkan bahwa Au, As dan Hg
memiliki nilai positif 0,2 dan 0,7. Hal ini
menjadi bahan acuan bahwa selain
mangan terdapat juga potensi cebakan
emas yang lokasinya berada di sisi
baratlaut dari daerah penyelidikan. Hal ini
didukung pula oleh hasil analisis mineral
berat yang menunjukkan adanya zirkon,
epidot dan mineral lainnya.
KESIMPULAN
Bijih mangan didaerah penyelidikan
merupakan jenis manganiferrous yang
terbentuk melalui beberapa phase.
Pertama cebakan mangan tipe sedimen
syngenetik pada batuan tufa dengan
bentuk cebakan umumnya berupa lensalensa tidak beraturan. Kedua cebakan
mangan tipe hidrothermal epigenetik pada
batuan meta tufa dengan bentuk cebakan
diperkirakan berupa urat breksiasi dengan
fragmen silika dan matrik diisi oleh
mangan. Kemudian proses pengayaan
supergen yang menghasilkan kerikil-kerikil
bijih mangan dan yang terakhir adalah
cebakan mangan tipe eluvial hasil proses
pelapukan dan transportasi. Daerah
penyelidikan juga mempunyai potensi
prospek untuk mineralisasi emas yang
berada dibagian barat laut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan
terima
kasih kepada Koordinator Kelompok
Penelitian Mineral dan tim editor yang
telah memberikan saran dan koreksinya
terhadap makalah ini sehingga dapat
diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Logam Mangan di Nagari Taratak Tinggi
Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, Dinas ESDM
Dharmasraya.
Rosidi, H.M.S., S. Tjokrosapoetro, B. Pendowo,S. Gafoer dan Suharsono, 1996, Peta Geologi
Lembar Painan dan Bagian Timurlaut Lembar Muarasiberut, Sumatera, Skala
1:250.000, PPPG, Bandung.
Silitonga P. H. dan Kastowo, 1995, Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera skala 1 : 250.000.
PPPG, Bandung.
Gambarn 1. Lokasi Daerah Prospeksi
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penyelidikan
Gambar 3. Singkapan Batupasir Dengan Perlapisan Tegak (DRT-15MN17RS)
Gambar 4. Singkapan Batugamping Menempati Morfologi Perbukitan Curam Dengan Arah
Jurus dan Kemiringan N290oE/83o
Gambar 5. Singkapan Sesar Naik Pada Satuan Batuan Tufa Pada Koordinat
(101,477 0,83673)
Gambar 6. Bijih Mangan Berwarna Abu-abu Kehitaman, Tekstur Colloform di Nagari Taratak
Tinggi (DRT-15MN17R2)
Gambar 7. Bijih Mangan Dengan Fragmen Breksiasi Silika Putih Milky di Nagari Taratak
Tinggi (DRT-15MN31 R)
Gambar 8. Fotomikrografi : Interfingering Batupasir dengan Batulempung, Batupasir (A-F, 1s/d-9) bertekstur klastik, menunjukkan adanya perlapisan (laminasi), disusun oleh fragmenfragmen kuarsa, kemas terbuka, terpilah buruk. Batulempung (G-K, -1s/d-9), menunjukkan
adanya cross laminasi (DRT-15MN17RS)
Gambar 9. Fotomikrograf Sayatan Poles Psilomelan Dalam Massa Batuan Conto DRT15MN17R2
Gambar 10a. Fotomikrograf Sayatan
Poles Stockwork Pirolusit DRT15MN31R
Gambar 10b. Fotomikrograf Sayatan
Poles Pirolusit Dengan
Cracks/Rekahan-Rekahannya dan
Digantikan Psilomelane Dengan
Tekstur Colloform Dalam Posisi Nikol
Bersilang DRT-15MN31R.
Gambar 11. Grafik Kandungan Fe2O3 t SiO2 dan MntotAnalisis Mineralogi Butir Untuk
Mengetahui Mineral Berat Yang Terdapat Pada Conto Konsentrat Dulang. Hasil analisis
Beberapa Conto Konsentrat Dulang Menunjukkan Mineral Zirkon Cukup Tinggi Mencapai
57% Dari Berat Conto (Gambar 14).
Gambar 12. Peta Sebaran Indikasi Mangan Daerah Penyelidikan
Gambar 13. Peta Sebaran Hasil Analisis Kimia Conto Batuan/Bijih
Gambar 14. Fotomikrograf butiran mineral Zirkon, merah muda, transparan, prismatik –
membundar tanggung, Piroksen, hijau, transparan, Rutil, hitam, kilap lilin, Kuarsa, tidak
berwarna, transparan, Epidot, kuning kehijauan, transparan, DRT-15MN03P
Perbesaran 63x
Gambar 15. Peta Sebaran Unsur Au Hasil Analisis Kimia Conto Sedimen Sungai Aktif
Gambar 16. Peta Sebaran Unsur As Hasil Analisis Kimia Conto Sedimen Sungai Aktif
Gambar 17. Peta Sebaran Unsur Hg Hasil Analisis Kimia Conto Sedimen Sungai Aktif
Tabel 1. Rangkuman Statistik Deskriptif Sederhana Dari Analisis Conto Sedimen Sungai
Aktif Daerah Kecamatan Timpeh
Descriptive
Cu_ppm
Mean
Standard Error
Median
Mode
Standard Deviation
Sample Variance
Kurtosis
Skewness
Range
Minimum
Maximum
Sum
Count
Confidence Level(95.0%)
12.64
1.12
11.5
8
5.91
34.98
8.43
2.48
30
6
36
354
28
2.29
Pb_ppm
20.04
1.61
20
22
8.53
72.78
3.51
1.11
46
2
48
561
28
3.31
Zn_ppm
Mn_ppm
Ag_ppm
27.29
315.14
2.08
42.69
25
257.5
24
#N/A
11.02
225.89
121.47 51028.35
0.28
1.25
0.83
1.31
43
888
12
52
55
940
764
8824
28
28
4.27
87.59
Li_ppm
0.23
0.06
0.2
0
0.32
0.10
12.07
3.12
1.6
0
1.6
6.3
28
0.13
Fe_%
7.18
0.56
6
6
2.97
8.82
-1.05
0.37
10
3
13
201
28
1.15
1.12
0.08
1.085
#N/A
0.42
0.18
-0.96
0.28
1.41
0.47
1.88
31.35
28
0.16
Au_ppb
4.18
0.84
3
3
4.45
19.78
7.92
2.66
21
0
21
117
28
1.72
As_ppm
Sb_ppm
5.18
1.08
4
4
5.69
32.37
5.61
2.02
26
0
26
145
28
2.21
2.86
0.25
3
3
1.33
1.76
-1.02
0.18
4
1
5
80
28
0.51
Hg_ppb
6.77
1.12
5.55
13
5.95
35.41
1.95
1.23
25
0
25
189.5
28
2.31
Tabel 2. Korelasi Antar Unsur Dari Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif Daerah Kecamatan
Timpeh
Cu_ppm
Pb_ppm
Zn_ppm
Mn_ppm
Ag_ppm
Li_ppm
Fe_%
Au_ppb
As_ppm
Sb_ppm
Hg_ppb
Cu_ppm
Pb_ppm
Zn_ppm
Mn_ppm
Ag_ppm
Li_ppm
1
-0.13481
0.183446
0.150128
-0.0087
-0.27459
-0.02336
0.106706
0.056996
0.059399
-0.03685
1
0.370563
0.141681
0.172578
0.325757
0.376737
0.177482
0.299734
-0.04867
0.157607
1
0.448428
0.189866
0.719217
0.782857
0.433366
0.479321
0.030788
0.479348
1
0.240701
0.292524
0.498707
0.25201
-0.03345
0.190826
0.492122
1
0.218522
0.268603
0.043064
0.178361
-0.07765
0.040977
1
0.590528
0.126487
0.186551
0.138463
0.195036
Fe_%
Au_ppb
As_ppm
Sb_ppm
1
0.283269
1
0.561806 0.175781
1
0.099956 -0.07091
-0.2617
1
0.290683 0.708846 0.097199 0.088617
Hg_ppb
1
Download