312 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK Khairul Asri Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: [email protected] Abstrak Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Kontekstual Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Idi Rayeuk Tahun Pelajaran 2014/2015”. Masalah yang dibicarakan apakah dengan dilaksanakan pembelajaran kontekstual pada materi lingkaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur. Penelitian Tindakan kelas imi menggunakan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan atas 2 siklus. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur yang berjumlah 34 orang. Prosedur penelitian berupa siklus yang tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Alat pengumpul data berupa tes tertulis yang berjumlah 30 butir soal essaey dan lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan statistik sederhana. Hasilpenelitianpada siklus I diperoleh 7 siswa yang telah memenuhi nilai KKM atau sebesar 20,6%. Jumlah rata-rata nilai keseluruhan siswa 62,9. Aktivitas siswa juga belum kelihatan. Siswa hanya aktiv pada dua aspek yaitu: bekerja dengan sesama teman sebangku (69,3) dan menulis yang relevan dengan yang ada dipelajari (68,1). Aspek aktivitas siswa rata-rata nilai aktivitas siswa adalah 66,7. Pada siklus II ada 28 siswa yang telah memenuhi nilai KKM atau sebesar 82,4%. Perolehan nilai rata-rata 75,3 dengan persentase ketercapaian sebesar 82,4%. Hasil analisis data observasi aktivitas siswa pada siklus IIadalah75,1. Ada 9 aspek observasi yang telah mencapai kriteria baik atau sebesar 81,8% sedangkan aspek observasi aktivitas yang belum mencapai nilai 75 adalah Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (67,5) dan Menulis yang relevan dengan yang ada dipelajari(68,7). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II sudah menuju ke arah yang lebih baik. Secara keseluruhan sudah mengarah kepada ketercaian hasil belajar yang baik. Kata Kunci: Pembelajaran Lingkaran. Kontekstual, PENDAHULUAN Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satu diantaranya adalah pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran matematika yang terjadi di kelas belum terlaksana dengan baik. Keadaan ini terlihat dari pengalaman penulis selama ini kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika. Selama proses pembelajaran siswa relatif ”tidak bersemangat” mengikuti pelajaran. Siswa kurang memberikan respon setiap kali guru mengajukan pertanyaan. Aktivitas siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan Prestasi Belajar Matematika Materi mengajukan pendapat juga masih sangat rendah. Hanya sekitar satu atau dua orang saja yang mau bertanya tentang materi pelajaran yang tidak dikuasainya. Kurangnya aktivitas belajar siswa juga terlihat di SMPN 1 Idi Rayeuk. Siswa lebih banyak hanya mendengarkan keterangan guru, memperhatikan contoh-contoh soal yang diberikan guru, mengerjakan latihan yang soalnya sama dengan contoh-contoh yang diberikan guru. Akan tetapi untuk mengerjakan soal-soal yang tidak ada contohnya dari guru siswa akan kesulitan sekali. Siswa mengganggap pelajaran matematika itu sulit dan membosankan, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2 menurut siswa matematika penuh dengan rumus-rumus dan tidak bermakna. Penulis mengamati selama ini aktivitas belajar siswa hanya duduk, mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan. Proses pembelajaran yang monoton seperti ini membuat siswa jenuh dalam belajar, sehingga perhatian dan aktivitas belajar siswa semakin berkurang. Guru dalam proses pembelajaran kurang mengaitkan fakta real dalam kehidupan nyata dengan persoalan matematika. Padahal matematika sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa terutama materi Lingkaran. Jika proses pembelajaran yang terjadi masih seperti yang diuraikan di atas maka tujuan pembelajaran matematika tersebut sulit dicapai. Untuk itu guru dituntut menggunakan suatu cara yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan, menemukan dan mengungkapkan ide-ide dari siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pendekatan kontekstual menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 1 Idi Rayeuk pada materi lingkaran?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika 313 siswa SMP Negeri 1 Idi Rayeuk materi lingkaran. Ada beberapa manfaat dilaksanakannya penelitian ini, yaitu: 1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi guru untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran matematika yang dapat membantu siswa meningkatkan aktivitasnya dan prestasi khususnya dalam belajar matematika. 2. Untuk siswa, penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa variasi pembelajaran matematika yang baru yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan pemahaman dan potensinya dalam menyelesaikan masalah matematika. 3. Sedangkan bagi sekolah, berguna untuk memperoleh alternatif penanggulangan masalah sebagai upaya dalam perbaikan mutu kegiatan belajar mengajar matematika khususnya dalam usaha meningkatkan aktivitas belajar matematik. TINJAUAN PUSTAKA a. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfalisitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan, dan lain sebagainya (Sanjaya, 2006: 174). Aktivitas yang dilakukan guru adalah mengendalikan, memimpin dan mengarahkan proses pembelajaran, sedangkan siswa sebagai pelajar dituntut keaktifannya dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil haruslah melalui berbagai aktivitas pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan hasil belajar diawali dengan meningkatkan aktivitas belajar, harus selalu dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Beberapa usaha dapat dilakukan di antaranya dengan melakukan perubahan/inovasi melalui proses belajar mengajar dan penelitian. Sanjaya (2006: 130) mengemukakan bahwa belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Lebih lanjut Peaget (Nasution, 1995: 89) mengemukakan bahwa, seorang anak berfikir sepanjang ia Khairul Asri, Pembelajaran Kontekstual Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika berbuat, tanpa adanya perbuatan anak tidak akan berfikir. Agar anak dapat berfikir sendiri maka ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berfikir pada taraf verbal akan timbul setelah anak sampai pada taraf perbuatan. Untuk itu siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang bisa mendukung proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran, hal ini sesuai dengan prinsip belajar learning by doing – learning by experience. b. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontesktual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dimana pembelajarannya merujuk pada: - Pembelajaran siswa aktif mengalami sendiri dalam suasana alami dan bermakna - Guru memberikan bantuan berupa strategi pembelajaran yang diperlukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran c. Materi Lingkaran Pengertian lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut jari-jari lingkaran dan titik tertentu disebut pusat lingkaran. Untuk menghitung keliling dan luas lingkaran dapat menggunakan rumus: K = 2πr = πd L = π . r . r = ¼πd d = 2r Sedangkan hubungan antara keliling dan luas lingkaran yakni: K = √(4πL) atau L = K2/4π Di mana: π = 3,14 atau 22/7 r = jari-jari d = diameter Rumus cara mencari luas lingkaran sangat penting untuk Anda pahami karena 314 rumus ini merupakan konsep dasar untuk menguasai materi selanjutnya, misalnya untuk mencari volume tabung, luas permukaan tabung, volume kerucut, luas permukaan kerucut, dan luas juring lingkaran. Bagaimana rumus mencari luas lingkaran? Rumus Mencari Luas Lingkaran Jika JariJari diketahui yakni: L = πr 2 Di mana: L = luas lingkaran π = 3,14 atau 22/7 r = jari-jari lingkaran METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Arikunto (2007: 3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Idi Rayeuk, dipilihnya tempat tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan untuk mencapai tujuan penelitian, dengan didasarkan pada pertimbangan: a) Pendekatan Kontekstual masih jarang digunakan dalam pelajaran Matematika, dan b) jumlah populasi memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Januari s.d Maret 2015. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Idi Rayeuk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015. Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi Aktivitas siswa pada saat awal pembelajaran, tes, dan c.atatan lapangan Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Data aktivitas siswa dalam belajar matematika, ada yang mengalami peningkatan dan ada yang perlu Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2 ditingkatkan. Aktivitas belajar siswa yang telah tinggi yaitu: aktivitas siswa mengumpulkan tugas (59,4%), aktivitas siswa memperhatikan persentasi (63,8%). Sedang aktivitas belajar yang lain perlu ditingkatkan. Dengan demikian rata-rata aktivitas siswa masih rendah yaitu sebesar (36,5%). Data hasil belajar siswa merupakan data pendukung pada penelitian tindakan kelas yang mengacu pada aktivitas belajar siswa. Berdasarkan data hasil relajar siswa. Data hasil belajar siswa setelah siklus I telah memenuhi standar ketuntasan belajar minimum (70) sebesar 73,9%. Nilai siswa tidak menyebar merata, sebagian besar berada pada kisaran 70-79 dengan nilai ratarata 63,1 maka dapat dikatakan pada siklus I belum optimal, oleh karena itu perlu ditingkatkan Sama halnya dengan penelitian pada siklus I, hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II, berupa tiga jenis data yang memuat aktivitas belajar siswa selama tiga kali pertemuan dan satu jenis data hasil belajar siswa sebagai data pendukung penelitian yang diadakan setelah penelitian siklus I berakhir. Data aktivitas siswa mengalami peningkatan untuk semua indikator yaitu aktivitas awal pembelajaran tinggi (70,6%), aktivitas pada saat diskusi kelompok tinggi (64,9%), aktivitas pada saat persentasi tinggi (64,2%), aktivitas pada akhir pembelajaran tinggi (75,4%). Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dan pengamatan observer menunjukkan siswa semakin serius, tekun dan tertib dalam mengikiti proses pembelajaran dalam kelompok untuk menggali pengetahuan. Peneliti juga mencatat, siswa semakin tertib dalam berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan guru maupun teman dalam kelompok dan menanggapi pendapat teman. Data hasil belajar siswa merupakan data pendukung pada penelitian tindakan kelas yang mengacu pada aktivitas belajar siswa. Berdasarkan data hasil belajar siswa. Data persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 86,9%, dengan nilai rata-rata 82,4 hasil belajar siswa sudah dapat dikatakan telah optimal. Secara umum aktivitas siswa belajar matematika pada siklus kedua mengalami 315 meningkat dibanding dengan siklus pertama. Pada siklus kedua ini tampak siswa mengalami peningkatan pemahaman materi yang dipelajari. Kemampuan siswa mengembangkan materi lebih luas tampak dari hasil karya yang dihasilkan. Hal ini menunjukan siswa sudah memahami bagaimana belajar dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa belajar matematika, maka pada siklus kedua ditemukan hal-hal seperti berikut ini. 1. Siswa merasa lebih leluasa berinteraksi dalam kelompok sehingga keberanian mengemukakan pendapat sudah muncul dengan baik 2. Siswa menyampaikan gagasan yang bervariasi sehingga dalam penentuan final yang digunakan dalam memecahkan masalah cukup alot dan memerlukan waktu yang lebih lama. 3. Siswa sudah terbiasa dengan pendekatan kontekstual, sehingga kelangsungan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 4. Pemberian penghargaan kepada siswa/kelompok yang mempunyai aktivitas terbesar menumbuhkan semangat dan mendorong terhadap penguasaan materi. Proses pembelajaran yang sudah dilakukan, telah mengarah pada peningkatan aktivitas siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pertama dan kedua pada penelitian tindakan kelas ini, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa belajar matematika. Informasi yang dapat dilihat ketika kegiatan pembelajaran yang berlangsung diantaranya tingkat aktivitas dan interaksi sisa selama pembelajaran berlangsung sangat baik, siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif, untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Pada beberapa indikator aktivitas siswa, menunjukkan peningkatan secara signifikan dari siklus pertama ke siklus kedua. Peningkatan aktivitas siswa terlihat pada semua indikator ini menunjukkan pendekatan kontekstual berhasil membawa ketertarikan siswa pada materi pembelajaran sudah tumbuh dan semua aktivitas mengalami peningkatan dengan rata-rata 32,5% untuk semua indikator aktivitas Khairul Asri, Pembelajaran Kontekstual Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika siswa, hal ini menunjukkan kelas dalam suasana yang hidup. Hal ini sesuai dengan skenario rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang menekankan kerja sama untuk mengembangkan ketrampilan sosial. Jika dilihat lebih jauh proses pembelajaran yang berlangsung secara keseluruhan aktivitas siswa menunjukkan pembelajaran yang melaksanakan keterampilan proses dimana siswasiswa aktif terlibat dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sudah menumbuhkan sikap dan persepsi siswa yang positif terhadap iklim belajar dengan menekankan aspek-aspek internal siswa dengan suasana mental yang kondusif dari pada aspek-aspek eksternal. Aspek internal nampak dengan jelas pada saat diskusi kelompok, penerimaan oleh guru dan teman dalam bentuk kontak mata, pengetahuan, humor, disertai dengan kenyamanan di dalam kelas ketika berdiskusi. Hal ini sangat mendukung persepsi yang positif dalam menghadapi tugas-tugas dengan memberikan pemahaman akan nilai tugas, kejelasan tugas, dan kejelasan sumber. Peningkatan aktivitas siswa belajar matematika dari siklus pertama dan siklus kedua, naik secara tajam. Kenaikan aktivitas ini menunjukkan bahwa: 1. siswa yang lebih pintar sudah berhasil memotivasi teman-temannya yang berada pada level bawah untuk bisa lebih aktif dalam berdiskusi dan bertanya. 2. interaksi antar siswa dalam diskusi semakin baik dan meningkat Aktivitas siswa belajar matematika lebih diinginkan dari aktivitas: sering bertanya, aktif berdiskusi, menanggapi pendapat teman merupakan tanda-tanda peningkatan aktif mental siswa, sehingga siswa tidak merasa takut dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi, namum pembelajaran dengan pendekatan ini perlu diterapkan untuk mencapai proses pembelajaran yang bermakna dan berkualitas di SMP Negeri 1 Idi Rayeuk 316 Data hasil belajar siswa sebesar 5,4% dan persentase peningkatan ketuntasan secara klasikal sebesar 13%. Peningkatan hasil belajar yang terjadi dikarenakan adanya penelusuran proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar matematika secara nyata terlihat dari kegiatan yang dialami untuk semua indikator meningkat secara tajam. Proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan pendekatan kontekstual membuat siswa paham dan bukan hanya sekedar tahu. Dalam proses siswa telah melihat, mendengar, melakukan secara langsung kegiatan pembelajaran sebagai pengalaman pribadi yang membekas sehingga dapat memahami materi pembelajaran secara tuntas. Kemampuan siswa secara individu diperdayakan semaksimal mungkin sesuai dengan perannya. Siswa dengan kemampuan daya serap tinggi mampu menjelaskan materi pada temannya sedang siswa yang berkemampuan daya serap rendah mengoptimalkan pengetahuannya dalam berdiskusi kelompok. Sebagai dampak dari aktivitas yang meningkat terlihat hasil belajarpun meningkat secara tajam. Hal ini di mungkinkan karena adanya perlakukan dalam proses pembelajaran kontekstual. KESIMPULAN Berdasarkan temuan hasil penelitian bahwa pada beberapa indikator aktivitas siswa, menunjukkan peningkatan secara signifikan dari siklus pertama ke siklus kedua. Peningkatan aktivitas siswa terlihat pada semua indikator ini menunjukkan pendekatan kontekstual berhasil membawa ketertarikan siswa pada materi pembelajaran sudah tumbuh dan semua aktivitas mengalami peningkatan dengan rata-rata 32,5% untuk semua indikator aktivitas siswa, hal ini menunjukkan kelas dalam suasana yang hidup Demikian juga peningkatan hasil belajar siswa sebesar 5,4% dan persentase peningkatan ketuntasan secara klasikal sebesar 13%. Peningkatan hasil belajar yang terjadi dikarenakan adanya penelusuran proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, maka Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2 penelitian tindakan kelas dapat ditarik kesimpulan : bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Idi Rayeuk jika dilakukan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual akan terjadi peningkatan aktivitas siswa belajar matematika dan sebagai dampaknya nilai hasil belajarnyapun meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard I. 1997. Classroom instruction and management. New York: McGraw-Hill. Depdiknas. 2004. Materi pelatihan terintegrasi matematika. Jakarta: Depdiknas. Maryunis, Aleks. 1989. Metode pemetaan informasi dalam proses belajar mengajar matematika. Jakarta: Pascasarjana IKIP Jakarta. Nurhadi. 2004. Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Slavin, Robert E. 1994. Educational psychology: theories and practice 4 th Ed. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 317