E Sertifikasi dan Kode etik

advertisement
Sertifikasi
• Cara untuk melakukan standar sebuah profesi
• Pengakuan dari suatu organisasi profesi independen
• Alasan pentingnya sertifikasi
– Untuk menuju level yang diharapkan/diinginkan
– Untuk memenuhi capaian standar kinerja tertentu
– Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
pengguna
Jenis Sertifikasi
1.Sertifikasi berorientasi produk
• Microsoft, Corel
• Oracle, CISCO, Novell
• Siemens, Toshiba, dan lain-lainnya
2.Sertifikasi berorientasi profesi
• Sertifikasi Guru/Dosen, IATKI, dan lain-lain
• CompTIA (Computing Technology Industry Association), misal: network
support, Computer Technical
• Sun Microsystems, misal: Java programmer
Pengertian &
Peranan kode etik
Pengertian KODE ETIK (1)
• Kode, yaitu tanda-tanda atau simbolsimbol yang berupa tulisan, gambar,atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud
tertentu
• Kode etik, yaitu norma atau azas yang
diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di
masyarakat maupun di tempat kerja
Pengertian KODE ETIK (2)
• Kode etik, yaitu sistem norma, nilai dan
aturan tertulis yang secara tegas menyatakan
apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik, bagi profesional
• Kode etik, menyatakan tindakan apa
yang benar atau salah, serta perbuatan apa
yang harus dilakukan atau harus dihindari
Tujuan KODE ETIK
• Agar profesional memberikan layanan sebaikbaiknya kepada masyarakat pengguna
• Agar masyarakat pengguna terlindungi dari
tindakan yang tidak profesional
Prinsip Dasar KODE ETIK
– Prinsip integritas
Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi
– Prinsip obyektivitas
Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya
– Prinsip kerahasiaan
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesi dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tanpa persetujuan
– Prinsip perilaku profesional
Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi yang
diembannya
Ruang gerak kode etik Profesi
Menurut Harris [1995]:
Ruang gerak seorang profesional diatur
melalui etika profesi yang distandarkan
dalam bentuk kode etik profesi
Kode etik profesi (K.E.P)
• Aturan atau ketentuan tertulis yang disepakati di dalam
menjalankan suatu profesi
• Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau organisasi
tertentu (profesi, politik, sosial, dll)
• Contoh di Indonesia: IAI, IDI, PII, IPKIN (Ikatan profesi komputer Indonesia),
IATKI (Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia), dll
• Contoh di Mancanegara : ACM (Association for Computing Machinery),
ICCP (Institute for Certification of Computer Programming, DPMA (Data
Processing Management Association), ITAA (Information Technology
Association of America), dll
Menurut UU No. 43/1999
(POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)
• Profesi adalah suatu moral community
(masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan
nilai-nilai bersama
• Kode etik profesi adalah pedoman
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari
Tujuan Kode Etik Profesi
1. Menjunjung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri
CIRI-CIRI Kode Etik Profesi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Singkat
Sederhana
Jelas & konsisten
Masuk akal
Dapat diterima
Realistis
Komprehensif/lengkap
Positif dalam formulasinya
Fungsi Kode Etik Profesi
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan
• Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu
hal yang boleh dia lakukan dan yangtidak boleh dilakukan.
2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan
• Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada
masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi
• Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
Karakteristik K.E.P
• Bukan algoritma sederhana yang dapat menghasilkan
keputusan etis atau tidak etis
• Terkadang bagian-bagian dari kode etik dapat terasa
saling bertentangan dengan kode etik lain
• Menggunakan keputusan yang etis untuk bertindak
sesuai dengan semangat kode etik profesi
• Menggariskan dengan jelas prinsip-prinsip mendasar
yang butuh pemikiran, bukan kepatuhan membuta
Pemilik Kode Etik Profesi
Umumnya adalah organisasi kemasyarakatan
atau organisasi profesi yang bersifat nasional,
misalnya: Ikatan Profesi Komputer Indonesia (IPKIN), Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI), Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI),
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dll.
Orientasi Kode Etik Profesi
1.
Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kendala Penyusunan K.E.P
• Bagaimana kode tersebut akan
digunakan
• Seberapa detail tingkat rinciannya
• Siapa yang menjadi sasaran kode etik
• Kode etik diperuntukkan bagi
kepentingan siapa
Alasan K.E.P Diabaikan
• Pengaruh sifat kekeluargaan
• Pengaruh jabatan
• Pengaruh materialisme
Pelanggaran kode etik Profesi
1. Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya
dijunjung tinggi oleh profesi itu
– Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan
jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan
uang yang berkelebihan
– Menyalahgunakan kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi
2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian
serta yang kurang dapat dipertanggung-jawabkan
menurut standar maupun kriteria profesional
Pelanggaran kode etik Profesi
Nasional Kamis, 27 Jan 2011 09:02 WIB
Dua Lagi Masih Diproses - Empat Dokter di Medan Langgar Kode Etik
MedanBisnis – Medan. Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan Dokter
Indonesia ((MKEK- IDI) Kota Medan telah menyidang 6 dokter
berdasarkan pengaduan masyarakat. Dari 6 orang tersebut, 4 di
antaranya terbukti melakukan pelanggaran kode etik, sedangkan 2
lagi masih dalam proses penyindangan lebih lanjut.
Demikian dikatakan Sekretaris MKEK- IDI Medan, dr Ery Suhaymi
SH kepada wartawan, Rabu (26/1), di Medan. Ia menjelaskan,
kasus yang mereka sidangkan itu merupakan pengaduan dari para
pasien yang mereka terima untuk 2010.
SANKSI PELANGGARAN K.E.P
Sanksi moral & Sanksi dikeluarkan dari organisasi
• Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai
oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk
khusus untuk itu
• Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang
tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuanketentuan profesional, seperti:
– Kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik
– Ketentuan itu merupakan akibat logis dari “self regulation” yang terwujud
dalam kode etik
Download